49
STEP 7 HIPERKES 1. Definisi dan tujuan? Hiperkes adalah lapangan kesehatan yang meliputi pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja melalui pengobatan,perawatan serta menciptakan higiene perusahaan yang memenuhi syarat. Higiene perusahaan merupakan spesialisasi kesehatan lingkungan yang meliputi tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap faktor-faktor pengganggu kesehatan karyawan yang bersifat medis. tujuan higiene perusahaan Hakikatnya adalah o sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, yang dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja o sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi Dari situ dapat dirinci mengenai tujuan utama Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.

Miranti Lbm 5 Skn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Kesehatan Nasional

Citation preview

Page 1: Miranti Lbm 5 Skn

STEP 7

HIPERKES

1. Definisi dan tujuan?

Hiperkes adalah lapangan kesehatan yang meliputi pemeliharaan dan

peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja melalui pengobatan,perawatan serta

menciptakan higiene perusahaan yang memenuhi syarat. Higiene perusahaan

merupakan spesialisasi kesehatan lingkungan yang meliputi tindakan pencegahan

dan pengendalian terhadap faktor-faktor pengganggu kesehatan karyawan yang

bersifat medis.

tujuan higiene perusahaan

Hakikatnya adalah

o sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-

tingginya, yang dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja

o sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada

meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam

produksi

Dari situ dapat dirinci mengenai tujuan utama Higiene Perusahaan dan

Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan

produktif.

Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung

Agung

Jakarta

o Tujuan :

Page 2: Miranti Lbm 5 Skn

Agar masyarakat pekerja (karyawan perusahaan, pegawai negeri, petani,

nelayan, pekerja2 bebas dsb) dapat mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosialnya.

Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya2

pengotoran oleh bahan2 yang berasal dari perusahaan.

Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan

masyarakat konsumennya.

Agar efisiensi kerja dan daya produktivitas para karyawan meningkat

dan dengan demikian akan meningkatkan pula produksi perusahaan.

Entjang, Indan, “Ilmu Kesehatan Masyarakat”, 2000

2. Usaha / program yg dilakukan hiperkes?

Pencegahan dan pemberantasan penyakit2 dan kecelakaan2 akibat

kerja.

Pemeliharan dan peningkatan kesehatan kerja.

Pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktivitas

tenaga manusia.

Pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja.

Pemeliharaan dan peningkatan higiene dan sanitasi perusahaan pada

umumnya seperti kebersihan ruangan2, cara pembuangan sampah/

sisa2 pengolahan dsb.

Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar

terhindar dari pengotoran oleh bahan2 dari perusahaan yang

bersangkutan.

Page 3: Miranti Lbm 5 Skn

Perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya2 yang

mungkin ditimbulkan oleh hasil2 produksi perusahaan.

Entjang, Indan, “Ilmu Kesehatan Masyarakat”, 2000

3. Kebijakan pemerintah tentang hiperkes?

Undang- Undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan- Ketentuan

Pokok Mengenai Tenaga Kerja, yang memuat ketentuan2 pokok tentang

tenaga kerja, mengatur higiene higiene perusahaan dan kesehatan kerja

sbb :

a) Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,

kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang

sesuai dengan martabat manusia dan moral agama (pasal 9)

b) Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup :

Norma kesehatan kerja dan higiene perusahaan

Norma keselamatan kerja

Norma kerja

Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal

kecelakaan kerja.

4. Apa yg dimaksud dengan lingkungan kerja , alat2 yg digunkan untuk

mengukur higenitas perusahaan?

Lingkung kerja; fisik, kimia(bahn yg igunkn dipt), biologi dan

social( sesame pekerja dan masyarakat sekitar)

Alat2 yg digunakan:

Page 4: Miranti Lbm 5 Skn

-termometer

- sound survey meter u/ mengukur kebisingn

-lux meter u/pencahayaan

- personal dust sampler u/ debu

- gas kromatograf u/ mengukur gas dan uap

5. Apa ruang lingkup hiperkes?

Ruang lingkup Hiperkes?

Pengamanan bahan baku produksi dan hasil produksi

Pengamanan proses produksi

Penyesuaian alat dan tenaga kerja

Kesehatan kuratif dan preventif

o sasaran adalah lingkungan kerja yaitu sebagai upaya

pencegahan timbulnya penyakit akibat kerja dan pencemaran

lingkungan akibat produksi perusahaan.

o bersifat teknik

Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar”.Jakarta : Rineka Cipta

6. Aspek2 utama dalam hiperkes?

a. Pengenalan lingkungan bermanfaat guna mengetahui secara kualitatif

bahaya potensial di tempat kerja, menentukan lokasi, jenis dan metode

pengujian yang perlu dilakukan.

Page 5: Miranti Lbm 5 Skn

b. Penilaian / evaluasi lingkungan dilakukan pengukuran, pengambilan

sampel dan analisis di laboratorium. Melalui penilaian lingkungan dapat

ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta

membandingkan hasil pengukuran dan standar yang berlaku, sehingga

dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau

tidak korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan

lingkungannya, serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja.

c. Pengendalian metode teknik untuk menurunkan tingkat faktor bahaya

lingkungan sampai batas yang masih dapat ditolerir dan sekaligus pekerja.

- Pengendalian lingkungan (Environmental Control Measures)

Disain dan tata letak yang adekuat

Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada

sumbernya.

Pengendalian perorangan (Personal Control Measures)

Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan alternatif lain

untuk melindungi pekerja dari bahaya kesehatan. Namun alat

pelindung perorangan harus sesuai dan adekuat .

Pembatasan waktu selama pekerja terpajan terhadap zat tertentu

yang berbahaya dapat menurunkan risiko terkenanya bahaya

kesehatan di lingkungan kerja.

Kebersihan perorangan dan pakaiannya, merupakan hal yang

penting, terutama untuk para pekerja yang dalam pekerjaannya

berhubungan dengan bahan kimia serta partikel lain.

Page 6: Miranti Lbm 5 Skn

7. Apa saja yang berperan dalam menjalankan hiperkes?

8. Apa manfaat hiperkes?

- Meningkatkn derajat kesehatan

- Meingkayt produktifitas dan efiseisi kerj akryamean

- menurunkan kecelakaan akibat kerja

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Apa tujuan kesehatan dan keselamatan kerja?

Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan

kecelakaan akibat kerja

Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja

Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja

Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta

kenikmatan kerja

Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar

dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan

tersebut

Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin

ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan

Page 7: Miranti Lbm 5 Skn

Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar”.Jakarta : Rineka Cipta

2. Definisi kesehatan & keselamtan kerja?

Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat

atau aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja

dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk

memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,

mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan

perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif dan

kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan

akibat kerja atau lingkungan kerja.

Secara implisit rumusan atau batasan ini, bahwa hakikat kesehatan kerja

mencakup dua hal, yakni pertama, sebagai alat untuk mencapai derajat

kesehatan tenaga kerja yang. setinggi-tingginya. Kedua, sebagai alat

untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningkatnya

efisiensi dan produktivitas.

Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar”.

Jakarta : Rineka Cipta

3. Program 2 kesehatan & keselamatan kerja?

Program pemeriksaan kesehatan pendahuluan pada calon tenaga kerja.

Bertujuan memeriksa kesehatan fisik dan mental, terutama untuk

seleksi tenaga kerja yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang tersedia,

di samping itu juga mengumpulkan data sebagai data dasar bagi

Page 8: Miranti Lbm 5 Skn

pemerintahan kesehatan berikutnya, setelah menjadi tenaga kerja tetap

di perusahaan tersebut.

Program pemeriksaan kesehatan berkala yang langsung dilakukan saat

tenaga kerja melakukan kegiatan pada bidang pekerjaannya. Program ini

bertujuan mengamati/supervisi berdasarkan data dasar tentang

kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan. Dalam pengamatan

tersebut, terutama diamati sikap menyal dalam melakukan pekerjaan,

dan keadaan kesehatan menyeluruh saat melakukan pekerjaan. Tujuan

utamanya adalah mengamati segala kemungkinan yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan kelancaran pekerjaan mereka.

Program pengobatan jalan, perawatan, pertolongan gawat darurat

dirumah sakit dan sub unitnya lainnya.

Program pengembangan ketrampilan serta pengetahuan tenaga unit

kesehatan kerja, dan juga program pengembangan perangkat teknis

kedokteran, dll

Program penyuluhan kesehatan. Merupakan program yang berintikan

tindakan pencegahan yang dapat dilakukan tenaga kerja sendiri,

misalnya tata kehidupan dan pekerjaan yang sesuia dengan kaidah

kesehatan, terutama yang menyangkut kebersihan, penggunaan alat

pelindung/pengaman (helm, masker, air plug dll) yang mampu

melindungi gangguan kesehatan serta kecelakaan. Program penyuluhan

terutama diarahkan pada berbagai masalah yang ditemukan dari hasil

pengamatan/supervisi. Pelaksanaan program penyuluhan dapat

dilakukan secara masal ataupun pada saat supervisi.

(Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, dr. Dainur)

Page 9: Miranti Lbm 5 Skn

4. Apa Ruang lingkupnya?

Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat

pekerja di semua lapangan kerja setinggi2nya baik fisik, mental maupun

kesejahteraan sosialnya

Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja

yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerja

Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerjaannya dari

kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor2 yang

membahayakan kesehatan

Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta

Sebagai bagian spesifik keilmuan dalam ilmu kesehatan, kesehatan kerja

lebih menfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup

tenaga kerja melalui penerapan upaya kesehatan yang bertujuan untuk :

Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja

Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan

akibat lingkungan kerja atau pekerjaannya

Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja

Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental, dan

pendidikan atau ketrampilannya

Budiono, A.M.S., 2005. “Bunga Rampai Hiperkes dan KK”. Semarang :

UNDIP

Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat

pekerja disemua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik,mental

amupun kesejahteraan sosialnya.

Page 10: Miranti Lbm 5 Skn

Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja

yang diakibatkan oleh keadaan lingkungan kerja.

Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja didalam

pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan faktor yang

membahaykan kesehatan

Menempatkan dan memeihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan

yang sesuai dengan kemampuan fisik,dan psikis pekerjaanya.

http://www.depkes.go.id

5. Faktor2 K3?

Tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah untuk mencapai kesehatan

masyarakat pekerja dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Untuk

mencapai itu diperlukan suatu prakondisi yang menguntungkan bagi

masyarakat pekerja tersebut. Prakondisi inilah yang penulis sebut sebagai

diterminan kesehatan, kerja, yang mencakup tiga faktor utama, yakni:

beban kerja, beban tambahan akibat dari lingkungan kerja, dan

kemampuan kerja.

1. Beban kerja

Setiap pekerjaan apa pun jenisnya apakah pekerjaan tersebut

memerlukan kekuatan otot. atau pemikiran, adalah merupakan beban

bagi yang melakukan. Dengan sendirinya beban ini dapat berupa beban

fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan

si pelaku. Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban

kerja para karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau

mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja. Misalnya alat

Page 11: Miranti Lbm 5 Skn

untuk mengangkat barang yang berat diciptakan gerobak, untuk

mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan mesin ketik, untuk

membantu mengurangi beban hitung-menghitung diciptakan kalkulator

atau komputer, dan sebagainya.

2. Beban tambahan

Di samping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja atau karyawan,

pekerja sering atau kadang-kadang memikul beban tambahan yang

berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi

pelaksanaan pekerjaan. Disebut beban tambahan karena lingkungan

tersebut mengganggu pekerjaan, dan harus diatasi oleh pekerja atau

karyawan yang bersangkutan. Beban tambahan ini dapat dikelompokkan

menjadi 5 faktor yakni:

Faktor fisik, misalnya: penerangan / pencahayaan yang tidak

cukup, suhu udara yang panas, kelembapan yang, tinggi atau

rendah, suara yang bising, dan sebagainya.

Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbulkan

gangguan kerja, misalnya: bau gas, uap atau asap, debu, dan

sebagainya.

Faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuhan-

tumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak dan

mengganggu misalnya: nyamuk, lalat, kecoa, lumut, taman yang

tak teratur, dan sebagainya.

Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan

ukuran tubuh atau anggota badan misalnya: meja atau kursi yang

terlalu tinggi atau pcndek.

Page 12: Miranti Lbm 5 Skn

Faktor social-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis

misalnya: adanya klik, gosip, cemburu, dan sebagainya.

3. Kemampuan Kerja

Kemampuan seseorang dalam melakukan pckerjaan berbeda dengan

seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan pengalamannya sama,

dan bekerja pada suatu pekerjaan atau tugas yang sama. Perbedaan ini

disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda. Kapasitas adalah

kemampuan yang dibawa dari lahir oleh seseorang yang terbatas.

Artinya kemampuan tersebut dapat berkembang karena pendidikan

atau pengalaman tetapi sampai pada batas-batas tertentu saja. Jadi,

dapat diumpamakan kapasitas ini adalah suatu wadah kemampuan yang

dipunyai oleh masing-masing orang.

Kapasitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: gizi dan

kesehatan ibu, genetik, dan lingkungan. Selanjutnya kapasitas ini

mempengaruhi atau menentukan kemampuan seseorang. Kemampuan

seseorang dalam melakukan pekerjaan di samping kapasitas juga

dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kesehatan, kebugaran, gizi,

jenis kelamin, dan ukuran-ukuran tubuh. Kemampuan tenaga kerja pada

umumnya diukur dari keterampilannya dalam melaksanakan pekerjaan.

Semakin tinggi keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin

efisien badan (anggota badan), tenaga dan pemikiran (mentalnya) dalam

melaksanakan pekerjaan. Penggunaan tenaga dan mental atau jiwa yang

efisien, berarti beban kerjanya relatif rendah. Peningkatan kemampuan

tenaga kerja ini akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan

produktivitas kerja. Program perbaikan gizi melalui pemberian makanan

Page 13: Miranti Lbm 5 Skn

tambahan bagi tenaga kerja, terutama bagi pekerja kasar misalnya,

adalah merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan

produktivitas kerja.

(Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo)

KECELAKAAN KERJA

1. Macam 2 kecelakaan kerja?

Diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan yakni :

a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :

Terjatuh

Tertimpa benda

Tertumbuk atau terkena benda2

Terjepit oleh benda

Gerakan2 melebihi kemampuan

Pengaruh suhu tinggi

Terkena arus listrik

Kontak bahan2 berbahaya atau radiasi

b. Klasifikasi menurut penyebab :

Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergaji

kayu,dsb

Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air

Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi

pendingin, alat2 listrik, dsb

Bahan2, zat2, dan radiasi misalnya bahan peledak, gas, zat2 kimia,dsb

Page 14: Miranti Lbm 5 Skn

Lingkungan kerja (diluar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah

tanah)

Penyebab lain yg belum masuk tsb diatas

c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan :

Patah tulang

Dislokasi (keseleo)

Regang otot (urat)

Memar dan luka dalam yg lain

Amputasi

Luka di permukaan

Gegar dan remuk

Luka bakar

Keracunan2 mendadak

Pengaruh radiasi

Lain2

d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh :

Kepala

Leher

Badan

Anggota atas

Anggota bawah

Banyak tempat

Letak lain yg tdk termasuk dlm klasifikasi tsb

(SOEKIDJO, IKM)

Page 15: Miranti Lbm 5 Skn

2. Faktor2 yang menyebabkan kecelakaan kerja?

A. Penyebab langsung

adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan dirasakan

langsung, yang dibagi dalam 2 kelompok :

a) Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu tingkah laku, tindak

tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan

dalam konsep MSM (modern safety management) diganti

substandard acts / substandard practices.

b) Kondisi-kondisi yang tidak aman (unsafe conditions) yaitu keadaan

yang akan menyebabkan kecelakaan dalam konsep MSM (modern

safety management) diganti substandard conditions.

Contoh-contoh dari substandard acts / substandard practices :

Mengoperasikan alat / peralatan tanpa wewenang.

Gagal untuk memberi peringatan.

Gagal untuk mengamankan.

Bekerja dengan kecepatan yang salah.

Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.

Memindahkan alat-alat keselamatan.

Menggunakan alat yang rusak.

Menggunakan alat dengan cara yang salah.

Kegagalan memakai alat pelindung / keselamatan diri secara benar.

Membongkar secara salah.

Menempatkan / menyusun secara salah.

Mengangkat secara salah.

Mengambil posisi yang salah.

Page 16: Miranti Lbm 5 Skn

Memperbaiki alat/ peralatan yang sedang jalan / hidup / bergerak.

Bersenda-gurau di tempat kerja.

Mabuk karena minuman beralkohol dan atau minuman / obat keras

lainnya.

Contoh-contoh dari substandard conditions :

Peralatan pengaman / pelindung / rintangan yang tidak memadai

atau tidak memenuhi syarat.

Bahan, alat-alat / peralatan rusak.

Terlalu sesak / sempit.

Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai.

Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan.

Kerapihan / tata letak (housekeeping) yang jelek.

Lingkungan berbahaya / beracun : gas, debu, asap, uap, dan lain-

lainnya.

Bising.

Paparan radiasi.

Ventilasi dan penerangan yang kurang

B. Penyebab dasar

Terdiri dari 2 faktor yaitu faktor manusia / pribadi (personal factor) dan

faktor kerja / lingkungan kerja (job / work environment factor).

i. Faktor manusia / pribadi antara lain karena :

Kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi.

Kurangnya / lemahnya pengetahuan dan keterampilan /

keahlian.

Stres.

Page 17: Miranti Lbm 5 Skn

Motivasi yang tidak cukup / salah.

ii. Faktor kerja / lingkungan antara lain karena :

Tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan.

Tidak cukup rekayasa (engineering).

Tidak cukup pembelian / pengadaan barang.

Tidak cukup perawatan (maintenance).

Tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan barang-barang /

bahan-bahan.

Tidak cukup standar-standar kerja.

Penyalahgunaan.

3. Pencegahan untuk kecelakaan kerja?

o Substitusi

Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-

bahan yang kurang atau tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan

maupun mutunya

o Isolasi

Yaitu dengan mengisolir (menyendirikan) proses-proses yang berbahaya

dalam perusahaan.Misalnya menyendirikan mesin-mesin yang sangat

gemuruh, atau proses-proses yang menghasilkan gas atau uap yang

berbahaya.

o Ventilasi umum

Yaitu dengan mengalirkan udara sebanyak perhitungan ruangan kerja, agar

kadar bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini akan lebih

rendah dari nilai ambang batasnya

Page 18: Miranti Lbm 5 Skn

o Ventilasi keluar setempat

Yaitu dengan menghisap udara dari suatu ruang kerja agar bahan-bahan

yang berbahaya dihisap dan dialirkan keluar. Sebelum dibuang ke udara

bebas agar tidak membahayakan masyarakat, udara yang akan dibuang ini

harus diolah terlebih dahulu.

o Mempergunakan alat pelindung perseorangan

Para karyawan dilengkapi dengan alat pelindung sesuai dengan jenis

pekerjaannya. Misalnya: masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, dll

o Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja

Para karyawan atau calon karyawan diperiksa kesehatannya (fisik dan

psikis) agar penempatannya sesuai dengan jenis pekerjaan yang

dipegangnya secara optimal

o Penerangan atau penjelasan sebelum kerja

Kepada para karyawan diberikan penerangan/penjelasan sebelum kerja

agar mereka mengetahui, mengerti dan mematuhi peraturan-peraturan

serta agar lebih berhati-hati

o Pemeriksaan kesehatan ulangan pada para karyawan secara berkala

Pada waktu-waktu tertentu secara berkala dilakukan pemeriksaan ulangan

untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit akibat kerja pada tingkat awal

agar pengobatan dapat segera

o Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja

Para karyawan diberikan pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja

secara kontinyu dan teratur agar tetap waspada dalam menjalankan

pekerjaannya

Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung Agung

Page 19: Miranti Lbm 5 Skn

Jakarta

4. Kerugian dari kecelakaan kerja?

kerusakan pada tubuh si korban

o Kerusakan pada tubuh dapat berlangsung dan terlihat (luka, patah,

luka bakar dll)

o Kerusakan baru dapat terlihat setelah waktu yang lama (penyakit

akibat kerja yang tidak segera terlihat gejala-gejalanya).

kerusakan pada harta benda.

Demikian juga kerusakan pada harta benda, ada yang terlihat langsung dan

ada juga baru akan memberikan akibat setelah beberapa lama kemudian.

Misalnya stress yang berlebihan pada sesuatu alat baru akan memberikan

akibat setelah beberapa lama kemudian.

timbulnya biaya kecelakaan yang biasanya sangat besar yang menjadi

beban negara maupun rakyat seluruhnya

i. biaya langsung

yaitu biaya atas PPPK, pengobatan, dan perawatan, biaya rumah sakit,

biaya angkutan, upah selama pekerja tak mampu bekerja, kompensasi

cacat, dan biaya atas kerusakan bahan-bahan, alat,dan mesin.

ii. biaya tersembunyi

misalnya biaya yang timbul karena berhentinya operasi perusahaan oleh

karena pekerja-pekerja lainnya tertarik oleh peristiwa kecelakaan

tersebut

5. Penyakit yg diakibatkan kerja?

Page 20: Miranti Lbm 5 Skn

a. Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral.

b. Penyakit paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu logam

keras.

c. Penyakit paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu kapas,

vlas, henep, dan sisal.

d. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitasi dan zat

perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

e. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat

penghirupan debu organik.

f. Penyakit yang disebabkan oleh berilium.

g. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium.

h. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor.

i. Penyakit yang disebabkan oleh krom.

j. Penyakit yang disebabkan oleh mangan.

k. Penyakit yang disebabkan oleh arsen.

l. Penyakit yang disebabkan oleh raksa.

m. Penyakit yang disebabkan oleh timbal.

n. Penyakit yang disebabkan oleh fluor.

o. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.

p. Penyakit yang disebabkan oleh deriva halogen.

q. Penyakit yang disebabkan oleh benzena.

r. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena.

s. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin.

t. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol / keton.

u. Penyakit yang disebabkan oleh gas / uap penyebab asfiksia.

Page 21: Miranti Lbm 5 Skn

v. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.

w. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik.

x. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan

tinggi.

y. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan mengion.

z. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi /

biologik.

aa.Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,

minyak mineral, antrasena.

bb. Kanker paru yang disebabkan oleh asbes.

cc. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri / parasit yang didapat

dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.

dd. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi / rendah / panas radiasi /

kelembaban udara tinggi.

ee.Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

(UNDIP, HIPERKES & KK, 2005)

ERGONOMI

1. Definisi?

Ergonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergon = kerja dan

Nomos = peraturan/hukum

Page 22: Miranti Lbm 5 Skn

Ergonomi merupakan suatu ilmu terapan yang mempelajari dan mencari

pemecahan persoalan yang menyangkut faktor manusia dalam proses

produksi.

Ramandhani, A.S., 2005. “Bunga Rampai Hiperkes dan KK”. Semarang : UNDIP

2. Sasaran dari ergonomic?

Manusia yg bekerja dlm satu lingkungn disesuaikn antara pekerjaan dan

kondisi tubuh

3. Tujuan dari ergonomic?

a. Memaksimalkan efisiensi karyawan

b. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja

c. Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman, dan bersemangat

d. Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan

Ergonomi manusia peralatan dan lingkungan, dr.gempur santoso,2004

4. Prinsip ergonomic?

a. Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh

bentuk, susunan, ukuran, dan penempatan mesin-mesin,

penempatan alat-alat petunjuk,cara-cara harus melayani mesin

(macam gerak, arah, kekuatan,dsb.)

b. Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil

ukuran terbesar sebagai dasar, serta diatur denagn cara tertentu, shg

ukuran tersebut dapat dikecilkan atau dibesarkan/ dilebarkan.

Page 23: Miranti Lbm 5 Skn

Misalnya: tempat duduk yang dapat dinaikturunkan dan dimajukan /

diundurkan.

c. Ukuran-ukuran antropometri yang dapat dijadikan dasar untuk

penempatan alat-alat kerja al :

i. Berdiri : tinggi badan ,tinggi bahu, tinggi saku, tinggi

pinggul,panjang lengan.

ii. Duduk : tinggi duduk, panjang lengan atas , panjang lengan

bawah, jarak lekuk lutut.

d. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan dengan berdiri , tinggi kerja

sebaiknya 5-10 cm dibawah tinggi siku.

e. Dari segi otot , sikap duduk ayng paling baikadalah sedikit

membungkuk. Sedangkan dari sudut tulang dianjurkan duduk

tegak, agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak

lemas.

f. Tempat duduk yang baik :

i. Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang

sesuai dengan tinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan

datar.

ii. Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm

iii. Papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan menekan

pada punggung.

g. Arah pengliahtan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37 derajat

kebawah, sedangkan untuk pekerjaan duduk arag penglihatan antara

32-44 derajat kebawah.Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap

kepala istirahat.

Page 24: Miranti Lbm 5 Skn

h. Kemampuan beban fisik maksimal oleh ILO ditentukan sebesar 50 kg.

i. Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam per hari. Lebih dari

itu efisiensi dan kualitas kerja menurun.

Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo

a. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk,

susunan, ukuran, dan penempatan mesin-mesin , penempatan alat-

alat petunjuk, cara-cara harus melayani mesin(macam gerak, arah

dan kekuatan)

b. Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat-alat industri harus diambil

ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara ,

sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh

tenaga kerja yang lebih kecil contoh:kursi dapat dinaik turunkan ,

tempat duduk yang dapat distel maju mundur dll

c. Ukuran-ukuran antropemetri terpenting seperti dasar ukuran-ukuran

dan penempatan alat-alat industri:

d. Ukuran –ukuran kerja

Suma’mur, Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

5. Ruang lingkup ergonomic?

Ergonomi fisik; berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,

anthropometri, karakteristik fisiologi dan biomekanika yang

berhubungan dengan aktivitas fisik

Page 25: Miranti Lbm 5 Skn

Ergonomi kognitif; brrkaitan dengan proses mental manusia,

termasuk didalamnya; persepsi,ingatan, dan reaksi sebagai akibat

dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen system

Ergonomi organisasi ; berkaitan dengan optimalisasi system

sosioteknik, termasuk struktur organisasi, kebijakan dan proses

Ergonomi lingkungan; berkaitan dengan pencahayaan, temperature,

kebisingan dan getaran

6. Metode ergonomic?

o Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi

tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist

dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai

dari yang sederhana sampai kompleks.

o Treatment, pcmecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar

pada. saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi

meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai, membeli furniture

sesuai dengan dimensi fisik pekerja

o Follow up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya

dengan menanyakan kenyamanan bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan

siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan

parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-

lain

www.digilib.go.id

Page 26: Miranti Lbm 5 Skn

7. Penerapan ergonomic?

a. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk,

susunan, ukuran, dan penempatan mesin-mesin , penempatan alat-

alat petunjuk, cara-cara harus melayani mesin(macam gerak, arah

dan kekuatan)

b. Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat-alat industri harus diambil

ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara ,

sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh

tenaga kerja yang lebih kecil contoh:kursi dapat dinaik turunkan ,

tempat duduk yang dapat distel maju mundur dll

c. Ukuran-ukuran antropemetri terpenting seperti dasar ukuran-ukuran

dan penempatan alat-alat industri:

d. Ukuran –ukuran kerja

Suma’mur, Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

TOKSIOLOGI

1. A. Pengertian

Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu

zat/bahan kimia pada organism hidup atau ilmu tentang racun. Toksikologi

industri membahas tentang berbagai bahan beracun yang digunakan diolah atau

dihasilkan oleh industry.

1. B. Pengenalan Bahaya Bahan Kimia

Page 27: Miranti Lbm 5 Skn

Terdapat ribuan jenis bahan kimia yang dihasilkan dalam industry sehingga perlu

diupayakan :

1. Survai pendahuluan untuk mengenal bahan kimia yang terdapat di industri

dan merencanakan program evaluasi risiko bahaya serta tindak lanjutnya.

Suatu ceklis yang mencakup pendataan tentang, nama bahan baku dan

bahan sampingan, jenis bahan yang diperkirakan beracun.

2. Mengenal proses produksi dengan mempelajari alur proses mulai dari

tahap awal sampai akhir, sumber bahaya kimia dan keluhan kesehatan oleh

pekerja serta memanfaatkan indera kita untuk mengidentifikasi lingkungan

kerja.

3. Mempelajari MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Bahan

Kimia yakni suatu dokumen teknik yang memberikan informasi tentang

komposisi karakteristik, bahaya fisik dan potensi bahaya kesehatan cara

penanganan dan penyimpanan bahan yang aman, tindakan pertolongan

pertama dan prosedur khusus lainnya.

Klasifikasi Toksisitas

Menurut sifat fisiknya klasifikasi toksisitas dikenal sabagai berikut :

1. Gas : Tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan

tekanan normal, tidak berbau pada konsentrasi rendah dan dapat berubah

menjadi cair atau padat dengan perubahan suhu dan tekanan.

2. Uap : Bentuk gas dari zat yang dalam keadaan biasa berujud cair.

Page 28: Miranti Lbm 5 Skn

3. Debu : Partikel zat padat yang terjadi oleh karena kekuatan alami.

4. Kabut : Titik cairan halus di udara yang terjadi akibat kondensasi bentuk

uap.

5. Fume : Partikel zat padat yang terjadi oleh kondensasi bentuk gas,

biasanya setelah penguapan benda padat yang dipijarkan.

6. Asap : Partikel zat karbon yang berukuran kurang dari 0,5 mikron,

sebagai akibat pembakaran tidak sempurna bahan yang mengandung

karbon.

7. Awan : Partikel cair sebagai hasil kondensasi fase gas. Ukuran

partikelnya antara 0,1 – 1 mikron.

Sedangkan bahan kimia di udara menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi :

1. Bahan bersifat partikel : debu, awan, fume, kabut

2. Bahan bersifat non partikel : gas, uap

Terhadap tubuh bahan-bahan kimia dapa digolongkan menjadi :

1. Bahan partikel bersifat : Perangsang (kapas, sabun, bubuk beras), Toksik

(Pb, As, Mn), Allergen (tepung sari, kapas), Fibrosis (asbes, kwarts),

Menimbulkan demam (fume, Zn O), Inert (aluminium, kapas)

2. Bahan non partikel bersifat : Asfiksan (metan, helium), Perangsang

(amoniak, HCl, H2S), Racun anorganik, organic (TEL, As H3), Mudah

menguap yang : berefek anesthesi (Trichloroetilen), merusak alat dalam (C

Cl4), merusak darah (Benzene), merusak saraf (Parathion)

Page 29: Miranti Lbm 5 Skn

Menurut lama terjadinya pemajanan, dapat dibedakan dalam akut, contoh

kecelakaan kerja/keracunan mendadak, subkronik misalnya proses kerja dengan

bahan kimia selama 1 tahun/lebih atau kronik missal bekerja untuk jangka waktu

lama dengan bahan kimia.

Penilaian Toksisitas

Toksisitas suatu bahan beracun ditentukan melalui berbagai cara, melalui

percobaan binatang, yang ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif toksisitas

suatu racun. Suatu zat beracun dengan dengan LD50 (lethal dose 50) lebih kecil

menunjukkan bahwa zat tersebut relatif beracun.

Dalam penerapan toksikologi industry diperlukan standar lain terutama barkaitan

dengan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penetapan

Occupational Exposure Limit (OEL) atau Batas Pemajanan Kerja (BPK), mengacu

pada prinsip dasar dalam toksikologi yang mempertimbangkan factor dosis dan

dalam pemajanan serta keberadaan bahan kimia di udara tempat kerja.

Oleh ACGIH (American Conference of Govermental and Industrial Hygienist)

dikembangkan konsep TLV (Threshold Limit Value) atau Nilai Ambang Batas (NAB)

yang menunjukkan suatu kadar yang manusia dapay menghadapinya secara

fisiologik tanpa terganggu kesehatannya.

Terdapat 3 kategori NAB, yakni :

1. NAB rata-rata selama jam kerja atau TLV-TWA (Thershold Limit Value –

Time Weighted Average) yakni kadar bahan kimia di udara tempat kerja

selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu yang hampir semua tenaga kerja

Page 30: Miranti Lbm 5 Skn

dapat terpajan berulang kali sehari-hari dalam melakukan pekerjaan tanpa

terganggu kesehatannya.

2. NAB batas pemajanan singkat atau PSD (Pemajan Singkat yang

Diperkenankan) yakni kadar bahan kimia yang diperkenankan untuk

pemajana tidak lebih dari 15 menit atau tidak lebih dari 4 kali pemajanan

per hari. Interval antara dua periode pamajanan tidak boleh kurang dari 60

menit.

3. NAB tertinggi yakni kadar tertinggi bahan kimia di udara tempat kerja yang

tidak boleh dilewati selama melakukan pekerjaan.

Pada bahan kimia yang bersifat karsinogen terdiri dalam kategori sebagai berikut:

A – 1 Terbukti karsinogen pada manusia

A – 2 Diperkirakan karsinogen pada manusia

A – 3 Karsinogen terhadap binatang

A – 4 Tidak diklasifikasikan karsinogen pada manusia

A – 5 Tidak diperkirakan karsinogen terhadap manusia

Dikenal juga BEI (Biological Exposure Indices) atau Indeks Pemajanan Biologik

yang merupakan standar pemajanan untuk menilai dampak pada kesehatan

pekerja.

Pengaruh Bahan Kimia Pada Manusia

Page 31: Miranti Lbm 5 Skn

Faktor yang mempengaruhi toksisitas

Toksisitas tergantung dari berbagai factor, yakni :

1. Sifat fisik misalnya : gas, uap, debu, fume, asap mist/kabut atau fog.

2. Sifat kimia misalnya : jenis senyawa, besar molekul, konsentrasi dan daya

larut. Contohnya, gas yang mudah larut dalam air (ammonia dan sulfur

oksida) bila terhirup meskipun dengan kadar rendah akan meniritasi

saluran nafas atas. Sedangkan gas tidak mudah larut dalam air (nitrogen

dioksida, ozon, dan fosgen) dapat mencapai saluran nafas yang lebih dalam.

3. Port d’entrée (cara masuk dalam tubuh).

Zat kimia masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan (per inhalasi), saluran

cerna (per oral) dan kulit (per dermal). Inhalasi merupakan cara masuk yang

paling sering dalam industri.

1. Faktor individu seperti usia, jenis kelamin, ras, status gizi, kesehatan, factor

genetic dan kebiasaan lain miaslnya merokok, minum-minuman keras, dan

sebagainya.

Hubungan Disis dan Respon

Toksisitas suatu zat atau respon suatu tubuh timbul tergantung pada kuantitas zat

tersebut yang terkumpul pada organ tubuh. Selanjutnya konsentrasi dalam organ

tubuh tergantung pada lama pemajanan sehingga dapat diketahui pula adanya

hubungan sebab akibat antara dosis dan respon tubuh.

Interaksi Bahan Kimia

Page 32: Miranti Lbm 5 Skn

Antara satu zat kimia dengan zat kimia lain dapat menimbulkan interaksi atau

saling berpengaruh satu sama lainnya. Efek yang terjadi :

a). Efek aditif yaitu pengaruh yang saling memperkuat akibat kombinasi dari dua

zat kimia atau lebih.

b). Efek sinergi yaitu suatu keadaan dimana pengaruh gabungan dari dua zat kimia

jauh lebih besar dari jumlah masing-masing efek bahan kimia. Sebagai contoh

karbon tetraklorida dan etanol keduanya toksik terhadap hati tetapi bila

seseorang keracunan kedua zat tersebut secara bersamaan akan terjadi

kerusakan hati yang jauh lebih parah.

c). Potensiasi yaitu apabila suatu zat yang seharusnya tisak memiliki efek toksik

akan tetapi bila zat ini ditambahkan pada zat kimia lain maka akan mengakibatkan

zat kimia lain menjadi toksik.

d). Efek antagonis yakni apabila dua zat kimia yang diberikan bersamaan, maka

zat kimia yang satu akan melawan efek zat kimia yang lain.

Proses Zat Kimia dalam Tubuh

Cara masuk bahan beracun ke dalam tubuh sangat besar pengaruhnya terhadap

kemungkinan keracunan. Di dalam tubuh, melalui proses enzimatik terjadi

perubahan bentuk secara biokimia (biotransformasi) yang terjadi dalam hati.

Proses demikian dapat terjadi pada ginjal, patu dan kulit.

Page 33: Miranti Lbm 5 Skn

Biotransformasi mengupayakan agar terbentuk bahan yang kurang beracun yang

dikenal sebagai detoksikasi. Sebaliknya mungkin terjadi hasil yang lebih beracun

dari zat asalnya misalnya pada berbagai zat penyebab terjadinya kanker.

Pengeluaran atau ekskresi proses tersebut dengan dilakukannya melalui air seni

(urin) dan feses, sebagian melalui udara pernafasan dan keringat. Pada hewan

percobaan diketahui adanya ekskresi melalui air susu. Rambut sering pula disebut

sabagai kemungkinan proses ekskresi, meskipun air raksa atau arsen yang

dijumpai pada rambut umumnya masih dalam bentuk asal.

Efek Terhadap Kesehatan

Tergantung dari organ target, bahan kimia bisa bersifat neurotoksik (meracuni

saraf), hematotoksik (meracuni liver/hati), nefrotoksik (meracuni ginjal),

hematotoksik (meracuni darah), sistemik (meracuni seluruh fungsi tubuh) dan

sebagainya.

Ditinjau dari lama atau waktu timbulnya gejala, efek bahan kimia bisa terjadi

secara akut atau kronik. Efek akut terjadi pada pemajanan bahan kimia dalam

waktu singkat (kurang dari 2 minggu) pada kadar yang tinggi. Sedangkan efek

kronik timbul setelah pemajanan berulang kali selama tiga bulan atau lebih.

Tanda atau gejala yang terjadi akibat keracunan bahan kimia bisa bervariasi dari

gejala yang umum atau non spesifik dan spesifik. Untuk membedakan gejala yang

spesifik ataupun spesifik diperlukan konsultasi dan komunikasi dengan dokter.

Berikut berbagai bahan kimia yang berpengaruh pada kesehatan :

Page 34: Miranti Lbm 5 Skn

• Asphyxian

Asphyxian ialah zat kimia yang menyebabkan asfiksia (kekurangan oksigen).

Simple asphyxian mengakibatkan tubuh mengalami kekurangan oksigen karena

berkurangnya tekanan parsiil oksigen dalam darah. Sedangkan pada chemical

asphyxian, kekurangan oksigen terjadi karena adanya zat kimia yang mengikat

hemoglobin sehingga pengangkutan oksigen ke sel jaringan oleh hemoglobin

menjadi tergangggu. Contoh zat kimia penyebab asfiksia :

Chemical asphyxian Simple aspyxian

Asetonitril Asetilen

Karbon monoksida Karbon dioksida

• Irritan

Zat irritant akan mengakibatkan iritasi atau rangsangan atau menimbulkan

inflamasi/peradangan pada mata, kulit, saluran nafas atau saluran cerna. Contoh :

asam asetat,kalsium oksida, arsen, aseton, asam fosfat. Beberapa zat irritan

seperti amonia, klor, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon dan fosgen

berpengaruh pada saluran nafas dan mengakibatkan bronchitis, sabab paru atau

kerusakan jaringan paru. Diketahui juga berbagai zat kimia yang bersifat

karsinogenik (menimbulkan kanker) seperti asbestos, benzene, krom, nikel, vinyl

klorida, berefek teratogen (mengakibatkan kelainan janin) mutagen

(menimbulkan mutasi atau perubahan genetic).

F. Prinsip Pencegahan atau Pengendalian Bahaya Kimia

Page 35: Miranti Lbm 5 Skn

Mengingat bahaya bahan kimia di tempat kerja diperlukan pencegahan dan

pengendaliam yang prinsip penerapannya sesuai Higiene Perusahaan Kesehatan

dan Keselamatan Kerja berupa “Hierarchi of Control” yakni :

Eliminasi, Substitusi, Pengendalian teknis, Pengendalian administrative dan Alat

Pelindung Diri. Sedangkan pada pekerja dilakukan pengujian atau pemantauan

kesehatan, higiene perorangan, pengujian atau pemantauan biodemik disertai

pelatihan tentang bahaya bahan kimia.

Pemantauan Biodemik

Pemantauan biodemik dilakukan untuk mendeteksi kelainan fungsi organ tubuh

atau penyakit akibat kerja. Melalui pemeriksaan urin dapat dideteksi absorpsi

bahan beracun dan aktivitas enzim yang mungkin dipengaruhi oleh bahan

beracun. Pemantauan biodemik akan memberi gambaran yang lebih dapat

dipercaya daripada pengukuran kadar bahan kimia di udara. Keuntungan lain

adalah mampu memperhitungkan absorpsi zat kimia melalui kulit dan saluran

cerna, pengaruh beban kerja dan pemajanan diluar tempat kerja serta

mengidentifikasi pekerja yang rentan.

Kesimpulan

Toksik atau racun merupakan bahan kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan

atau jiwa manusia. Sedangkan toksisitas atau derjat racun yang merupakan

kemampuan suatu bahan toksik untuk menimbulkan kerusakan pada organisme

hidup. Sehingga semua bahan kimia sangat berbahaya jiwa kita bahkan dapat

mengancam jiwa kita . Banyak efek-efek yang ditimbulkan dari bahan kimia,

Page 36: Miranti Lbm 5 Skn

bahan kimia dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari , maka dari itu kita

dalam sehari-harinya harus hidup yang sehat dan menjaga kekbalan tubuh kita

sendiri.

http://uchanyuslan.wordpress.com/2012/01/19/toksikologi-industri/