67
MINI PROJECT TINGKAT PENGETAHUAN IBU IBU POSYANDU TENTANG PENYAKIT KULIT PADA BAYI DAN BALITA DI DESA PADANG GUCI

mini project internship dermatologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dermatologi

Citation preview

MINI PROJECT

TINGKAT PENGETAHUAN IBU IBU POSYANDU TENTANG PENYAKIT KULIT

PADA BAYI DAN BALITA DI DESA PADANG GUCI

PENDAHULUANLatar Belakang• Proyek mini dibentuk dan dilaksanakan sebagai pemenuhan syarat

pelaksanaan program Kemenkes RI, internsip, sebagai batu pijakan menuju penerbitan SIP (Surat Izin Praktik) dokter.

• . Latar dari proyek mini ini adalah PKM Padang Guci, Kecamatan Kaur Utara.

• Topik yang dipilih dalam proyek mini ini adalah ”tingkat pengetahuan ibu ibu posyandu tentang penyakit kulit pada balita di desa padang guci”

• . Alasan pemilihan topik ini adalah menyelaraskan misi sesuai target kesehatan nasional yang tercantum dalam Millennium Development Goals (MDG) 2015, yang salah satu poinnya berbunyi “menurunkan angka kematian anak”.

• Laporan ini merupakan laporan kegiatan pelaksanaan proyek mini dan pembahasan hasil proyek mini secara analitik.

Masalah Kesehatan kulit Balita di Padang Guci

• Dari 441 Kabupaten/Kota dari total 497 Kabupaten/Kota di Indonesia yang tercakup dalam Riskesdas 2010, Kabupaten Kaur merupakan kabupaten yang termasuk dalam Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK). Salah satu permasalahan kesehatan yang paling disorot adalah permasalahan kesehatan balita dalam hal ini penyakit kulit dan kebersihan kulit yang terutama berfokus pada tingkat partisipasi pemeriksaan kelainan kulit dan kebersihan kulit di posyandu ataupun puskesmas yang masih tergolong sangat rendah.

• Di Desa Padang Guci, jumlah balita yang datang adalah 240 jiwa (110 jiwa laki-laki dan 130 jiwa perempuan), 2Rendahnya partisipasi masyarakat dalam kedatangan balita secara rutin di posyandu ataupun puskesmas disinyalir berkontribusi terhadap tingkat kesehatan kulit yang merupakan pertanda awal kesehatan tubuh seutuhnya di kabupaten ini. Salah satu faktor utama rendahnya kesadaran akan kesehatan adalah tingkat pengetahuan.

Pernyataan Masalah

• Apakah upaya yang mampu laksana untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kulit pada balita dan anak di posyandu?

Tujuan Mini Project

• Tujuan Umum• Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

penyakit kulit pada balita dan anak di posyandu• Tujuan Khusus• Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat

terhadap penyakit kulit pada balita dan anak di posyandu dalam bentuk nilai pretest dan posttest

Manfaat Mini Project

• Manfaat bagi Penulis• Merupakan sarana pelatihan melakukan diagnosis komunitas

dan penyuluhan• Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan

sistematis dalam mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat

• Melatih kerja sama timManfaat bagi Instansi Kesehatan• Sebagai upaya peningkatan pelayanan Puskesmas Padang

Guci Kec. Kaur Utara pada tingkat posyandu• Turut menggerakkan Densus 89½ dalam mencapai target-

target MDG kesehatan• Mewujudkan atmosfer akademik dokter pendamping dan

dokter internsip

Manfaat mini project

• Manfaat bagi Masyarakat• Masyarakat mendapat informasi mengenai pentingnya

menjaga kesehatan kulit• Masyarakat mendapat informasi mengenai tingkat

pengetahuan ibu-ibu terhadap penyakit kulit pada balita sebelum dan sesudah pelaksanaan tes

• Masyarakat mendapat informasi mengenai wilayah Kabupaten Kaur yang termasuk sebagai Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK)

Tinjauan pustaka

• PENDAHULUAN• Penyakit kulit pada anak anak adalah hal yang

penting untuk dapat disadari dan diketahui oleh orang tua dan kita sebagai petugas kesehatan,berikut penyakit penyakit kulit yang tersering pada anak,adapun pengelompokanya adalah sebagai berikut:

• Penyakit kulit Alergi:• 1.Dermatitis atopik• 2.Dermatitis kontak( akibat popok/ruam popok)• B. Penyakit kulit infeksi• 1. Virus• -campak• -varicella/cacar air• 2.Bakteri• -impetigo• -furunkolosis• 3.Parasit• -cutaneus larva migrans(cacing)• -skabies(tungau)• C.Penyakit kulit lain nya• 1.Nevus pigmentosus(tai lalat)• 2.Miliaria( biang keringat)

Dermatitis Atopik Pada Anak

• Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit reaksi inflamasi yang didasari oleh faktor herediter dan faktor lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala eritema, papula, vesikel, kusta, skuama dan pruritus yang hebat..

FAKTOR-FAKTOR PENCETUS

• Makanan• Alergen hirup• Infeksi kulit

Diagnosis banding• Dermatitis Kontak Alergi• Dermatophytosisataur dermatophytids• Sindrom defesiensi imun• Sindrom Wiskott-Aldrich• Sindrom Hyper-IgE• Penyakit Neoplastik• Langerhans’ cell histiocytosis• Penyakit Hodgkin• Dermatitis Numularis• Skabies

pengobatan• Perawatan Kulit Hidrasi adalah terapi DA yang esensial. Dasar hidrasi yang

adekuat adalah peningkatan kandungan air pada kulit dengan cara mandi dan menerapkan sawar hidrofobik. untuk mencegah evaporasi. Mandi selama 15-20 menit 2 kali sehari tidak menggunakan air panas dan tidak menambahkan oil (minyak) karena mempengaruhi penetrasi air. Sabun dengan moisturizers

• Pada pasien kronik diberikan 3-4 kali sehari dengan water-in-oil moisturizers sediaan lactic acid.

• . Untuk mengatasi peradangan dapat diberikan krim kortikosteroid.. Untuk daerah muka sebaiknya digunakan krim hidrokortison 1%..

• Antihistamin Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antihistamin (H1) seperti difenhidramin atau terfenadin, atau antihistamin nonklasik lain

• Identifikasi dan eliminasi faktor-faktor eksaserbasi Sabun dan baju yang bersifatiritatif dihindari. Baju iritatif dari wol dihindari. Demikian juga keringat dapat juga mengiritasi kulit. Stres sosial dan emosional juga harus dihindari. Eliminasi alergen makanan, binatang dan debu rumah

Ruam popok

• DefinisiDermatitis popok adalah peradangan pada kulit yang ditutupi oleh popok yang disebabkan oleh overhidrasi kulit, maserasi, dan kontak yang terlalu lama dengan urin, feses serta sabun yang masih tertinggal pada popok

etiologi

• Gesekan kulit dengan bahan popok. Hal ini akan semakin berat pada bayi/ anak yang gemuk apalagi bila ukuran popok yang digunakan tidak sesuai dengan yang seharusnya (terlalu kecil)b. Enzim yang terdapat di feses ( tinja/ kotoran ) bayi/ anakc. Pemakaian deterjen dan pelembut pakaian ( jika kurang bersih saat melakukan pembilasan waktu mencuci popok kain )d. Diare. Perlu diketahui juga, ternyata angka kejadian dermatitis popok akan meningkat jika bayi atau anak menderita diare

Penatalaksanaan•

Prinsip yang harus diingat adalah jaga agar kulit tetap kering. Untuk itu sebaiknya:a. Gantilah segera popok yang basah dengan popok yang bersih dan kering.

• b. Saat mengganti popok, sebaiknya bersihkan daerah popok, cukup dengan air hangat dan keringkan dengan lembut dan jangan digosok. Usahakan agar daerah popok terkena angin selama kurang lebih 5 menit sebelum bayi dipakaikan popok yang baru.c. Hindari pemakaian tissue basah terlalu sering karena mengandung alkohol yang juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit.d. Gunakan salep yang diberikan dokter untuk mencegah dan mengobati jika dermatitis popok itu telah terjadi.

• obat• pilihan untuk dermatitis popok adalah zinc oksida atau produk lain yang

mengandung zinc oksida. Jika inflamasi yang berat terjadi hydrocortisone 1% dapat digunakan pada 1-2 hari pertama..

scabies

• Gejala utama skabies adalah gatal, yang secara khas terjadi di malam hari. Terdapat duatipe utama lesi kulit pada skabies, yaitu terowongan dan ruam. Terowongan terutamaditemukan pada tangan dan kaki, khususnya bagian samping jari tangan dan kaki, sela-sela jari, pergelangan tangan dan punggung kaki. Masing- masing terowongan panjangnya beberapa millimeter hingga beberapa centimeter, biasanya berliku- liku danada vesikel pada salah satu ujung yang berdekatan dengan tungau yang sedang menggaliterowongan, seringkali disertai eritema ringan

. Diagnosis• • , diagnosis ditegakkan jika terdapat setidaknya dua dari empattanda

kardinal skabies yaitu• :1.Pruritus nokturna, yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan

karena aktivitas tungauini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

• 2.Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok.• 3.Adanya terowongan pada tempat- tempat predileksi yang berwarna

putih atau keabu-abuan, berbentuk lurus atau berkelok, rata- rata panjang 1cm, dan pada ujung terowonganitu ditemukan papul atau vesikel. Tempat predileksinya adalah tempat- tempat denganstratum korneum yang tipis seperti jari- jari tangan, pergelangan tangan bagian volar,umbilikus, genetalia pria dan perut bagian bawah

• .4.Menemukan tungau. Untuk menemukan tungau atau terowongan, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:a. Kerokan kulit

CLM

• DEFINISI• Kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear

atau berkelok – kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing4.

• ETIOLOGI• Penyebab umum dari CLM adalah;

– Ancylostoma braziliense (cacing pada anjing dan kucing), penyebab paling sering.

– Ancylostoma caninum (anjing) penyebab paling banyak kedua setelah a.braziliense.

– Uncinaria stenocephala (anjing ) • Bunostomum phlebotomum (sapi)

DIAGNOSIS

• Berdasarkan bentuk yang khas, yakni terdapatnya kelainan seperti benang yang lurus atau berkelok – kelok, menimbul dan terdapat papul atau vesikel di atasnya4.

• DIAGNOSIS BANDING• 1. Skabies: Pada skabies terowongan yang terbentuk tidak

sepanjang seperti pada penyakit ini• 2. Dermatofitosis : Bentuk polisiklik menyerupai dermatofitosis• 3. Dermatitis insect bite : Pada permulaan lesi berupa papul,

yang dapat menyerupai insect bite• 4. Herpes zooster : Bila invasi larva yang multipel timbul

serentak, papul – papul lesi dini dapat menyerupai herpes zooster4

PENATALAKSANAAN

• LANGKAH – LANGKAH PENCEGAHAN• Modalitas topikal seperti spray etilklorida, nitrogen

cair, fenol, CO2 snow, piperazine citrate, dan elektrokauter umumnya tidak berhasil sempurna, karena larva sering tidak lolos atau tidak mati..

• SISTEMIK (ORAL)• sistemik.• 1 Albendazol (Albenza), dosis 400mg dosis tunggal,

diberikan tiga hari berturut – turut4.• 2. Ivermectin (Stromectol)

TINEA

• Tinea atau dermatofitosis adalah nama sekelompok penyakit kulit yang disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok jamur yang tumbuh di lapisan kulit mati (keratin).

KLASIFIKASI

• Penamaan tinea mengikuti bagian tubuh yang terpengaruh, yaitu:

• Tinea barbae (jenggot)• Tinea capitis (kepala)• Tinea corporis (tubuh)• Tinea cruris (pangkal paha/selangkangan)• Tinea faciei (wajah)• Tinea manuum (tangan)• Tinea pedis (kaki)• Tinea unguium (kuku)

• Tinea faciei (wajah)• Tinea feciei hanya menyerang wajah. Gejala tinea faciei termasuk

bercak bulat kemerahan yang gatal dan terlihat menonjol dan kasar, memiliki batas bersisik dan mungkin tampak lebih gelap dari kulit di sekitarnya.

• Tinea manuum (tangan)• Tinea manuum biasanya bersamaan dengan tinea pedis dan hanya

mempengaruhi satu tangan. Lesinya kemerahan dan menonjol.• Tinea pedis (kaki)• Disebut juga penyakit kaki atlet (athelete’s foot), tinea pedis

memengaruhi sela-sela jari kaki sehingga terasa gatal, terbakar dan pecah-pecah. Tanpa perawatan, kaki atlet bisa memburuk dan menyebabkan kulit mengelupas.

Pengobatan• misalnya ketoconazole, miconazole, dan

econazole. Oleskan krim pada area yang terinfeksi sampai beberapa hari atau minggu. .

• Untuk kulit yang sangat meradang, dokter mungkin meresepkan krim antijamur yang dikombinasi dengan krim steroid ringan

Pencegahan• Orang meningkatkan risiko mendapatkan infeksi jamur ketika kulit mereka tetap basah untuk

waktu yang lama. Jamur tumbuh dengan cepat di area yang hangat dan lembab. Pakaian, ubin kamar mandi, dan dek kolam renang adalah tempat umum bagi jamur untuk tumbuh.

• Mandilah dua kali sehari. Cuci pangkal paha Anda dengan bersih, pastikan benar-benar kering setiap kali selesai mandi. Pengeringan mungkin adalah hal paling penting. Banyak orang mengenakan pakaian ketika pangkal paha belum cukup kering. Selangkangan basah adalah tempat ideal bagi jamur untuk berkembang biak.

• Ganti pakaian setiap hari. Jamur dapat berkembang biak dalam bentuk serpihan kulit di pakaian kotor.

• Jangan berbagi handuk dengan orang lain. Cucilah handuk dengan sering.• Jauhkan handuk Anda sendiri ketika Anda memiliki infeksi kulit jamur untuk mengurangi

kesempatan menularkan jamur ke orang lain.• Jangan berjalan tanpa alas kaki di gym, kamar mandi, loker, kolam renang, atau kamar hotel. Jamur

yang menyebabkan kaki atlet mungkin ada di lantai. Untuk melindungi kaki Anda, pakailah sandal kamar mandi atau sandal jepit.

• Bila Anda berisiko tinggi terkena kaki atlet, taburkan bubuk anti-jamur pada kaki Anda dan di dalam sepatu.

• Jangan memakai sepatu orang lain.• Cuci kaki Anda setiap hari dengan sabun, dan benar-benar keringkan kaki Anda.• Kenakan kaus kaki yang terbuat dari kain yang cepat kering atau menjaga kelembaban kulit. Jangan

lupa untuk mengganti kaus kaki Anda setiap hari, dan cepat mengganti jika kaus kaki basah.

PTRIASIS VERSICOLOR

• Definisi• adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan

adanya makula di kulit, skuama halus, disertai rasa gatal. Infeksi jamur superfisialis yang kronis dan asimtomatis disebabkan oleh Malassezia furfur menyerang stratum korneum dari epidermis.

• Gejala yang biasanya timbul adanya bercak-bercak entah itu putih, coklat atau merah, tergantung warna kulit. Kemudian teraba seperti bersisik halus. Sisik itu bila digaruk, akan keluar putih-putih kecil seperti butiran bedak. Selain itu, bila sedang berkeringat akan terasa sangat gatal.

• Penyebab dan pencetus• Malassezia furfur (dahulu dikenal sebagai Pityrosporum

orbiculare, Pityrosporum ovale) merupakan jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel rambut manusia saat masa pubertas dan di luar masa itu.

• Faktor-faktor tersebut antara lain:• 1. Kecenderungan (predisposition) genetik.

2. Lingkungan yang lembab, hangat.3. Immunosuppression.4. Malnutrition.5. Cushing disease.

TERAPI• Agen topikal yang efektif untuk mengobati panu misalnya:

1. selenium sulfide lotion, Diberikan pada kulit yang terkena panu setiap hari selama 2 minggu. Biarkan obat ini di kulit selama setidaknya 10 menit sebelum dicuci. Pada kasus yang resisten, pemberian malam hari dapat membantu.

4. azole Topical azole antifungals dapat diaplikasikan setiap malam selama 2 minggu.

• Terapi oral yang juga efektif untuk panu:1. Ketoconazole Dosis: 200-mg setiap hari selama 10 hari dan sebagai dosis tunggal 400 mg.2. Fluconazole Dosis: dosis tunggal 150-300 mg setiap minggu selama 2-4 minggu.3. Itraconazole Dosis: 200 mg/hari selama 7 hari..

impetigo

• IMPETIGO • Impetigo adalah infeksi permukaan kulit, di mana

penyakit ini merupakan salah satu bentuk pioderma (infeksi kulit akibat bakteri Staphylococcus, Streptococcus, atau keduanya) yang sangat menular. Impetigo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu impetigo yang ditandai dengan keropeng (impetigo krustosa), dan impetigo yang ditandai dengan benjolan berisi cairan (impetigo bulosa). Sebanyak 70% impetigo adalah bentuk keropeng.

• PENGOBATAN• Pengobatan impetigo dapat berupa antibiotik yang

dioleskan pada kelainan kulit (antibiotik topikal), antibiotik tablet, dan cairan pembersih (desinfektan).

• Menjaga kebersihan kulit yang terinfeksi sangat penting. Kulit yang terinfeksi perlu dicuci dengan air dan sabun, atau ditambahkan cairan desinfektan serperti gentian violet.

• . Antibiotik topikal yang umumnya digunakan untuk impetigo adalah Mupirocin atau Asam Fusidat karena efektif dan dapat ditoleransi dengan baik. Antibiotik ini dioleskan pada kulit yang terinfeksi 3 kali sehari setelah dibersihkan selama 3-5 hari.

• . Antibiotik tablet yang dapat diberikan antara lain Eritromisin, Amoksilin, dan golongan Sefalosporin selama 10 hari.

• ing

varicella

• DefinisiVaricella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zoster. Varicella pada anak, mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi kult yang tidak berkembang sampai vesikel.Normalnya pada anak, gejala sistemik biasanya ringan.

• .Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol.Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya: kulit dicuci sesering mungkin dengan ait dan sabun, menjaga kebersihan tangan, kuku dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih.Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin).

• Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.

• Pemberian oral asiklovir, valasiklovir, dan famsiklovir ditujukan untuk pengobatan

Nevus Pigmentosus

Dalam bahasa Indonesia Nevus Pigmentosus disebut juga “ tahi lalat “, terdapat 6 jenis tahi lalat ( Nevus Pigmentosus ) yang di jelaskan sebagai berikut.

• Nevus Pigmentosus• Junctional Naevi• Sel nevus terdapat pada kedua sisi epidermal junction, lesi

berbatas tegas, permukaannya rata atau sedikit meninggi, dijumpai terutama pada bayi, dapat mengenai seluruh tubuh, tetapi tersering di telapak tangan, kaki atau organ kela*min ( pada perhubungan dermis dengan epidermis ).Warnanya muda hingga coklat. Sering menjadi ganas dan ukuran lesi dari beberapa mm hingga cm.

• Tindakan bedah biasanya di lakukan apabila • Junctional naevu terletak pada membran mukosa, genitalia

atau daerah yang sering terkena iritasi ( rangsangan ) berulang.

• Pada kehamilan, bila junctional naevi baru timbul atau lesih yang ada bertambah besar.

• Junctional naevi yang terjadi pada usia tua• Terdapat tanda-tanda peradangan, warna bertambah hitam,

pigmen tersebar keluar dari lesi, eritema mengelilingi lesi, perdarahan atau ulserasi. Penanganannya dengan elektrolisis atau elektrodesikasi, dan eksisi radikal.

• MILIARIAMiliaria adalah suatu keadaan tertutupnya pori-pori keringat sehingga menimbulkan retensi keringat di dalam kulit. Berdasarkan lokasi tersembutnya, miliaria terbagi dalam beberapa tipe :• Miliaria kristalina, sumbatan berada di dalam stratum korneum.• Miliaria rubra, sumbatan terletak di dalam epidermis.• Miliaria profunda, sumbatan ada di dalam dermo-epidermal junction.Pada semua tipe, pecahnya saluran keringat di bawah sumbatan akan menghasilkan retensi, yang mengakibatkan gatal, papula, papula vesikula dan eritematus.

• 2. PenyebabBiang keringat terjadi karena penyumbatan kelenjar atau saluran keringat oleh daki, debu, dan kosmetik. Tidak ada penyebab genetik. Biang keringat biasanya menyerang orang yang tinggal di daerah tropis, yang kelembapannya terlalu tinggi. Di Indonesia, tingkat kelembapannya mencapai 90 persen. Berbeda dengan negara lain, seperti Arab Saudi. Walaupun negara ini beriklim tropis, kelembapannya sangat rendah sehingga tidak keluar keringat, tidak terjadi biang keringat dan tidak ada bintik merah.Menurut pakar, bintik merah biasanya terjadi pada daerah kulit yang banyak berkeringat, seperti dahi, leher, punggung, dan dada. Orang awam biasanya menyebut bintik-bintik merah yang gatal itu dengan biang keringat atau keringat buntet. Bahasa kedokterannya miliaria. Biang keringat disebabkan oleh panas dan kelembapan yang tinggi pada lapisan atas kulit. Ada beberapa faktor yang menyebabkan keringat keluar berlebihan dan tersumbatnya saluran keringat, yaitu udara panas dan lembap disertai ventilasi ruangan yang kurang baik, pakaian terlalu tebal, dan ketat, aktivitas yang berlebihan dan setelah demam.1. Miliaria kristalina, sumbatan berada di dalam stratum korneum.2. Miliaria rubra, sumbatan terletak di dalam epidermis.3. Miliaria profunda, sumbatan ada di dalam dermo-epidermal junction

• Pengobatan• Pencegahan dan pengobatan Miliaria terutama mengendalikan

kondisi panas dan kelembaban sehingga produksi keringat tidak terangsang. Langkah mungkin melibatkan mengobati penyakit demam, menghilangkan pakaian yang menyerap panas, membatasi kegiatan, menyediakan AC, atau sebagai pilihan terakhir pasien pindah ke iklim yang lebih dingin.

• - Perawatan topical yang telah dianjurkan melibatkan lotion yang mengandung losio, asam borat, atau mentol, kompres sejuk basah-kering, sering mandi dengan sabun (walaupun beberapa tidak menyarankan penggunaan sabun yang berlebihan), topikal kortikosteroid dan antibiotik topikal.

• - • Topikal terapi

• Lanolin anhydrous• Calamine (Caladryl)

CAMPAK

• adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramixovirus.

• Gejala• Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu

berupa: -• * Panas badan* Nyeri tenggorokan* pilek Coryza* Batuk ( Cough )*

Bercak Koplik* Nyeri otot* Mata merah ( conjuctivitis ) 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan kaki, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.

• Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.

PENGOBATAN

• Meredakan gejala atau simtomatik:• Paracetamol bila demam• Antitusif bila batuk• Anti histamin bila flu• Dan vitamin c

furunkulosis

• Furunkolosis namanya, adalah salah satu bentuk daripada pioderma.

• Yaitu infeksi bakteri pada kulit yang terutama mengenai bagain folikel rambut

• Etiologi / Penyebab• Etiologinya kebanyakan oleh Staphylococcus aureus, merupakan

sel-sel berbentuk bola atau coccus Gram positif yang berpasangan berempat dan berkelompok.

• Faktor Predisposisi yang mempengaruhi munculnya penyakit ini• Faktor host• higinis yang jelek• diabetes militus• kegemukan• sindrom hiper Ig E

pengobatan• Tentang Penatalaksanaan / Pengobatannya• Topical diberikan salep yang mengandung basitrasin dan

neomisin, asam fusidat , natrium fusidat atau yang mengandung mupirosin. Bila terjadi ulkus atau lesi masih eksudatif dilakukan kompres terbuka dengan larutan permanganas kalikus 1/ 5000, larutan rivanol 0,1% atau povidin iodine 5%-10%.

• Sistemik diberikan antibiotic, seperti• Koksasilin 3 x 500 mg per oral/ hari selama 5-7 hari atau• Sefadroksil 2 x 500 mg peroral/ hari selama 10-14 hari• Bila alergi terhadap penisilin diberikan eritromisin• Pada furunkel maligna diberikan sefotaksim 1 gram intramuskuler

per 8 jam selama 10 hari.

METODEMINI PROJECT

• Desain Proyek• Proyek mini ini dibuat dengan terlebih dahulu menentukan diagnosis

komunitas atau permasalahan kesehatan • topik kemudian dibuat. • Dalam proyek ini, perlu dilakukan intervensi dengan tujuan menyelesaikan

permasalahan yang diangkat dari diagnosis komunitas.• Intervensi yang dilakukan kemudian akan dianalisis hasilnya dan dibuat

pembahasannya dalam sebuah laporan. • Hasil dilaporkan dalam bentuk nilai pretest (sebelum penyuluhan) dan

stelahnya dilakukan penyuluhan kemudian dilakukan postest.• Penilaian pengisian kuesioner disesuaikan dengan jawaban yang telah

ditetapkan dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner sesuai dengan tinjauan pustaka yang relevan dengan topik penyuluhan.

• Nilai-nilai peserta kemudian dicari reratanya. • Kedua hasil rerata ini kemudian dibandingkan dan dibahas perbedaan

pada peningkatan/penurunan yang diperoleh.•

• Tempat dan Waktu Penelitian• Proyek mini ini dilaksanakan di Desa Padang Guci,

Kecamatan Kaur Utara, Kabupaten Kaur sejak tanggal 13 Oktober 2014 hingga 15 Oktober 2014 bersamaan dengan pelaksanaan jadwal imunisasi pada minggu posyandu di Puskesmas Padang Guci, Kecamatan Kaur Utara. Data diambil dari hasil pretest yang dilakukan sebelum dan postest sesudah penyuluhan secara berturut-turut di posyandu-posyandu terpilih di Desa Padang Guci. Intervensi dilakukan pada 3 dusun yang dipilih secara acak dari kunjungan ke posyandu di seluruh dusun di Desa Padang Guci, Kaur Utara dalam minggu posyandu di Puskesmas Padang Guci, Kecamatan Kaur Utara.

Populasi dan Sampel

• Populasi target penelitian ini adalah ibu ibu yang mempunyai anak bayi dan anak yang berusia di bawah 5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Padang Guci, Kecamatan Kaur Utara.

• Populasi target proyek mini ini adalah ibu ibu yang mempunyai anak bayi dan anak yang berusia di bawah 5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Padang Guci, Kecamatan Kaur Utara dan datang ke posyandu saat dilaksanakan penyuluhan.

• Sampel diambil dari populasi terjangkau melalui pengisian kuesioner sebelum penyuluhan

• Cara Pengumpulan Data• Alokasi Subjek• Subjek proyek berasal dari hasil nilai tes sebelum

penyuluhan dan sesudah penyuluhan di 3 posyandu terpilih Desa Padang Guci, Kaur Utara pada tanggal 13 – 15 oktober 2014.

• Pengukuran• Nilai yang diperoleh dari pengisian kuesioner tes yang

dilakukan terdiri dari nilai pengisian kuesioner sebelum penyuluhan yang disebut nilai pretest dan postest

Definisi Operasional

• Nilai Kuesioner Pretest• Nilai kuesioner pretest merupakan nilai yang diperoleh dari

pengisian kuesioner yang disebar sebelum penyuluhan. Nilai kuesioner pretest ini kemudian digunakan sebagai representasi dari tingkat pengetahuan sampel

• Nilai Kuesioner Postest• Nilai kuesioner postest merupakan nilai yang diperoleh dari

pengisian kuesioner yang disebar setelah penyuluhan. Nilai kuesioner postest ini kemudian digunakan sebagai representasi dari tingkat pengetahuan sampel setelah dilakukan penyuluhan dan sebagai tanda kesuksesan penyuluhan

• Data Khusus• Total Responden• Dusun A : 15orang• Dusun B : 25 orang• Dusun C : 20 orang• Total : 60

• Sebaran Nilai PreTest

02468

10121416

0 2 4 6

nilai peserta

jum

lah

pese

rta

jumlahXY (Scatter) 2XY (Scatter) 3

Frekuensi pre testNilai 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Peserta

1 4 16 15 13 11 0 0 0 0 0

60

11.513.415.316.24.1 188/60 3,1

Sebaran post test

0

5

10

15

20

25

5 6 7 8 9

NILA PESERTA

JUMLAH

3-D Column 2

3-D Column 3

Frekuensi post testNilai

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Peserta

0 0 0 0 0 1 14 18 25 2 0

60

2.925.818.714.65.1 433/60 =7,2

Perbandingan rerata nilai posttest dan pretest 7,2 : 3,1 = 2,3 atau 230%

• Pendekatan melalui Penyuluhan• Pendekatan kepada masyarakat yang dipilih penulis adalah penyuluhan,• Pendekatan ini lebih bersifat kekeluargaan karena dilaksanakan dalam

bentuk komunikasi dua arah kepada peserta yang merupakan partisipan aktif dalam kegiatan imunisasi di posyandu.

• Komunikasi dua arah juga dinilai efektif dalam mengedukasi masyarakat dengan tingkat sosioekonomi dan tingkat edukasi yang masih tergolong rendah.

• Nilai Tes• Nilai rerata yang diperoleh pada pre-test (nilai sebelum dilakukan

intervensi) adalah 3,1..• Nilai rerata yang diperoleh merupakan nilai yang didapat dari maksimal

nilai 10,0. • Nilai ini menunjukkan penguasaan pengetahuan mengenai penyakit

kulit dan kesehatan kulit anak pada badan masyarakat khususnya ibu ibu di posyandu sebesar 30 % sebelum intervensi

KESIMPULAN DAN SARAN• • Kesimpulan• Pendekatan penyuluhan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat

sebesar 2,3 kali lipat tentang penyakit dan kesehatan kulit pada anak anak balita

• Tingkat pengetahuan masyarakat sebelum dilakukan intervensi penyuluhan adalah 30%

• Saran• Untuk mencapai MDG kesehatan, diperlukan peningkatan yang lebih konkrit

berupa peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemeriksaan rutin anak anaknya yang mengalami penyakit kulit ke posyandu atau puskesmas

• Diperlukan usaha lebih lanjut untuk menilai keefektifan penyuluhan sebagai usaha untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penegtahuan tentang penyakit kulit pada anak anak balita

• TERIMA KASIH