13
MILIARIA PROFUNDA Dikie Mustofadijaya, S.ked Bagian Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin., SH Sukabumi Pendahuluan Indonesia merupakan negara tropis sehingga memungkingkankan terjadinya biang keringat atau miliaria karena cuacah yang panas sangat berpengaruh terhadap kejadian miliaria. Miliaria merupakan suatu penyakit akibat penyumbatan saluran keringat, biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak akan tetapi tidak menutup kemungkinan dewasa juga mempunyai kecenderungan untuk menderita miliaria sekitar 40%. 1 Didalam kondisi tropis yang ektrim dan kronis, jumlah dari orang dewasa yang terkena miliaria terbukti meningkat dari 70% menjadi 90% dan lebih dari 40% pada kondisi panas yang sedang. 2 Terdapat tiga jenis dari miliaria yaitu miliaria kristalina, miliaria rubra, dan miliaria profunda. 3 Pada bahasan penulis akan membatasi mengenai miliaria profunda yaitu kelainan kulit yang ditandai dengan papul putih keras tanpa disertai gatal. 3 Kejadian miliaria profunda sangat jarang kecuali didaerah yang tropis. 3 Pada penelitian lain menjelasakan miliaria profunda biasanya terjadi sangat singkat dan menghilang sangat cepat dalam 1

miliria profunda

Embed Size (px)

DESCRIPTION

IKKK

Citation preview

7

MILIARIA PROFUNDA

Dikie Mustofadijaya, S.ked

Bagian Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin., SH Sukabumi

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara tropis sehingga memungkingkankan terjadinya biang keringat atau miliaria karena cuacah yang panas sangat berpengaruh terhadap kejadian miliaria. Miliaria merupakan suatu penyakit akibat penyumbatan saluran keringat, biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak akan tetapi tidak menutup kemungkinan dewasa juga mempunyai kecenderungan untuk menderita miliaria sekitar 40%.1 Didalam kondisi tropis yang ektrim dan kronis, jumlah dari orang dewasa yang terkena miliaria terbukti meningkat dari 70% menjadi 90% dan lebih dari 40% pada kondisi panas yang sedang.2

Terdapat tiga jenis dari miliaria yaitu miliaria kristalina, miliaria rubra, dan miliaria profunda.3 Pada bahasan penulis akan membatasi mengenai miliaria profunda yaitu kelainan kulit yang ditandai dengan papul putih keras tanpa disertai gatal.3 Kejadian miliaria profunda sangat jarang kecuali didaerah yang tropis.3 Pada penelitian lain menjelasakan miliaria profunda biasanya terjadi sangat singkat dan menghilang sangat cepat dalam waktu beberapa jam, tidak cukup tampak terlihat dan laporan kasus yang sangat jarang.4Miliaria Profunda

Definisi

Miliaria profunda adalah bentuk kelain kulit akibat retensi keringat, biasanya terjadi pada daerah tropis, ditandai dengan papula putih, keras, berukuran 1-3 mm dan tidak gatal juga tidak terdapat eritema, biasanya timbul setelah miliria rubra. Predikleksinya terdapat di badan dan ekstrimitas.3,5-6 Miliaria rubra biasanya terjadi pada orang yang tidak terbiasa pada daerah yang tropis, biasanya terlihat papul eritema atau papul vesikuler ekstrafolikular yang sangat gatal dan pedih.3,5-6EpidemiologiUmumnya, miliaria terdapat pada bayi juga anak-anak. Namun, seiring dengan pertumbuhan anak, kemungkinannya berkurang sehingga hanya sekitar 40% dewasa yang mempunyai kecenderungan untuk terkena miliaria. Hal ini tampaknya mencerminkan peningkatan kekuatan stuktur dari saluran ekrin berdasarkan umur, sehingga disamping perkembangan dari penutupan pori dan anhidrosis, ruptur saluran gagal terjadi dan tidak terdapat bentuk vesikel dari miliaria. Di dalam kondisi tropis yang ekstrim dan kronik, jumlah dari orang dewasa yang kemungkinan terkena miliaria terbukti meningkat dari 70% menjadi 90%, dan lebih dari 40% pada kondisi panas yang sedang.1 Pada penelitian menjelasakan miliaria profunda biasanya terjadi sangat singkat dan menghilang sangat cepat dalam waktu beberapa jam, tidak cukup tampak terlihat dan laporan kasus yang sangat jarang.4Faktor Predisposisi

Tidak ada predisposisi berdasarkan jenis kelamin ataupun ras dan kondisi ini didapatkan pada semua umur. Paparan panas dalam jangka waktu lama, lingkungan yang lembab, seperti terdapat pada daerah tropis dan pekerjaan yang berhubungan dengan hal itu, memungkinkan untuk terkena miliaria.3 Miliaria bisa kambuh berulang-ulang, terutama ketika suhu udara sedang panas.7EtiologiEtilogi dari miliria profunda pada umumnya yaitu: 3,5-61. Immaturitas dari saluran ekrin : Neonatus mempunyai saluran ekrin yang immatur yang memudahkan terjadinya ruptur ketika keringat keluar. Ruptur ini mengakibatkan terjadinya miliaria.

2. Kurangnya penyesuaian diri terhadap iklim : Miliaria biasanya terjadi pada individu yang pindah dari iklim tidak tetap ke iklim tropis. Kondisi ini biasanya berubah setelah individu tinggal di kondisi panas dan lembab selama beberapa bulan.

3. Kondisi panas dan lembab : Iklim tropis, perawatan neonatus di inkubator, dan demam mungkin dapat menyebabkan miliaria.

4. Latihan : Beberapa stimulus untuk berkeringat dapat menyebabkan miliaria.

5. Bakteri : Staphylococci berhubungan dengan miliaria.PatogenesisPatogensisi dari miliaria belum diketahui secara pasti, namum terdapat dua pendapat, yaitu hiperhidrosis dan perubahan kualitatif, disebabkan karena terdapat ruptur keratin setinggi atau dibawah dermalepidermal junction menyebabkan sumbatan pada duktus sehingga terbentuk papul.3,5-6

Gambar 1. Patogenesis Miliaria ProfundaGambaran Klinis

Bentuk ini agak jarang kecuali pada daerah tropis.3 Miliaria profunda biasanya timbul setelah miliaria rubra dengan ciri-ciri tidak gatal, berwarna seperti kulit, lebih dalam, dan papul yang putih berukuran 1 3 mm.3,6 Gejala biasanya asimptomatik kurang dari 1 jam setelah kepanasan yang berlebihan, dan terfokus pada tubuh dan ekstremitas.3 Selain wajah, aksila, tangan, dan kaki, dan kemungkinan merupakan kompensasi dari hiperhidrosis, semua kelenjar keringat tidak berfungsi. Oklusi terdapat pada bagian atas dermis.6

Gambar 2. Lesi Papular pada Miliaria Profunda

Predileksi

Tempat predileksi dari miliaria profunda bisa terjadi pada wajah, aksila, ekstrimitas, dan tubuh.3,6,8PemeriksaanMiliaria mempunyai banyak perbedaan secara klinis, oleh karena itu, beberapa tes laboratorium cukup diperlukan.Pemeriksaan HistopatologiPada miliaria profunda, terlihat sumbatan pada daerah taut dermoepidermal dan pecahnya saluran keringat pada dermis bagian atas dan juga adanya edema intraseluler periduktal pada epidermis (spongiosis) serta infiltrat radang kronis.8 Pemeriksaan Patologi Klinik

Pada pemeriksaan ini, tidak didapatkan hasil pemeriksaan yang abnormal.8

Gambar 3. Gambaran Skematis Patologi Miliaria Profunda

Diagnosis Banding Miliaria rubra

Merupakan kelainan kulit akibat retensi keringat, yang ditandai dengan adanya papula eritema atau papula vesicular ekstrafolikular yang sangat gatal dan pedih.3,9,10 Biasanya terjadi pada orang yang tidak biasa pada daerah tropis.3 Miliaria rubra terjadi penyumbatan saluran kelanjar keringat pada epidermis yaitu pada stratum spinosum sehingga keringat keluar dan masuk ke dalam epidermis bagian bawah.3,11 Tempat yang paling sering terkena adalah fossae antrecubital dan popliteal, batang tubuh, area inframammari, abdomen, dan region inguinal. Tempat tersebut sering menjadi tersumbatnya karena penguapan uap keringat yang terhalang.6

Gambar 3. Miliaria Rubra Prurigo

Prurigo adalah erupsi papular kronik dan rekurens. Gambaran klinisnya mirip dengan miliaria yaitu papul berbentuk kubah dengan vesikel pada puncak papulnya atau papul berkrusta, kadang disertai dengan lepuh. Prurigo lebih mudah diraba dari pada dilihat dan disertai dengan gatal. Predileksi nya di bagian ektremitas bagian ekstensor simetris, dapat meluas ke bokong dan perut.2-3

Gambar 4. Prurigo FolikulitisRadang pada folikel rambut, dengan lesi pustul folikular kecil berbentuk kubah, biasanya lesi banyak meskipun lesi tunggal sering terjadi masing-masing lesi saling terpisah diantara kulit normal tanpa adanya kecenderungan unutk gabungan, biasanya disertai nyeri, suhu butuh meningkat. Predileksi biasanya terdapat di kepala pada anak, jengggot ketiak ekstremitas, dan bokong.3,5

Gambar 5. Folikulitis

PenatalaksaanNonmedikamentosa

Menghindari banyak berkeringat, menghindari panas dan kelembapan yang berlebihan, mengusahakan meregulasi suhu yang baik dengan menggunakan pakain yang tipis dan menyerap keringat, mandi mengunakan air dingin dan memakai sabun.12Medikamentosa

topikal

Dapat diberikan lotio kalamin dengan atau tanpa mentol 0,25%, dapat pula resorsin 3% dalam alkohol.3ProgosisQuo ad vitam

: bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanamtionam: bonamKesimpulan

Miliaria profunda adalah kelainan kulit akibat retensi keringat, biasanya terjadi pada daerah tropis, ditandai dengan papula putih, keras, berukuran 1-3 mm dan tidak gatal juga tidak terdapat eritema, biasanya timbul setelah miliria rubra. Miliaria profunda biasanya terjadi sangat singkat dan menghilang sangat cepat dalam waktu beberapa jam.1-7

Patogenesis belum diketahui pasti, terdapat dua pendapat yaitu perubahan kualitatif dan banyak keringan penyebabkan adanya sumbatan keratin pada muara kelenjar keringat juga karena kadar garam yang tinggi spongiosis pada muara kelenjar keringat miliaria profunda terjadi Tempat predileksi dari miliaria profunda bisa terjadi pada wajah, aksila, ekstrimitas, dan tubuh. Diagnosis bandingnya adalah miliaria rubra, prurigo, dan folikulitis.3-10

Penatalaksanan terbagi menjadi dua yaitu nonmedikamentosa dengan memberikan edukasi kepada pasien, dan medikamentosa yaitu pemberian obat topikal yaitu lotio kalamin dengan atau tanpa mentol 0,25% atau dengan memberikan resorsin 3% dalam alkohol.11-12 Progonosis pada umumnya baik.Daftar Pustaka1. Moschella, Samuel L., Hurley, Harry J., The Eccrine Sweat Glands. Dalam : Dermatology. Volume 2. Edisi ke3. Philadelphia : W.B. Saunders Company ; 1992. p. 1526-29.2. Siregar RS. Miliaria. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi Ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Universitas Indonesia. EGC; 2005: hlm. 501.3. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Cetakan 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007. Hlm. 276-7.

4. Al-Hilo MM, Al-Saedy, Alwan AI. Atypical Presentation of Miliaria in Iraqi Patients Attending Al-Kindy Teaching Hospital in Baghdad: A Clininical Descriptive Study. AJDV. 2012,1(3): hlm. 416. [Diunduh pada tanggal 14 November 2014]. Tersedia dari : www.sapub.org.5. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA. Et al. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Edisi ke-7. New York: McGraw-Hill, 2008. hlm. 182930.

6. James WD Berger TG, Eston DM. Andrews diseases of the skin, Edisi ke-10. Canada: WB Saunders Company, 2006. hlm. 24.7. Sekartini R. Miliaria, Mengenal, dan Mencegahnya. IDAI. [Diunduh pada tanggal 17 November 2014]. Tersedia dari : http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/miliaria-mengenal-dan-mencegahnya.html.8. Amiruddin, Muh Dali, Miliaria pada Anak. In : Ilmu Penyakit Kulit. Makassar : Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK Unhas. 2003. p.404-8.9. Shimizu H. dalam Shimizus Texbook of Dermatology. Japan: Deparment of Dermatology Hokkaido University; 2006. Chapter 19, disorder of The Skin Appendages; hlm. 3156.

10. Allevato MA. Miliaria. Act Terap Dermatol. 2004, 27: hlm. 292 [Diunduh pada tanggal 17 November 2014]. Tersedia dari : www.atdermae.com/pdfs/atd_27_04_07.pdf 11. Daili ESS, Menaldi ES, Wismu IM. Penyakit Kulit Yang Umum di Indonesia. Jakarta: PT Medical Multimedia Indonesia; 2005: hlm 103.

12. Sugito TL, Hakim L, Suseno LSU, Toruan T, Alam TN, Editor. Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Jakarta: Perdoski, 2011. hlm. 26-7. EMBED MSPhotoEd.3

1

_1160357674.bin