Upload
ajay-redab-5784
View
74
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
P U T U S A N ---------------------------------------- NO. 91/ PID.B/ 2008/PN. KPJ.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Kepanjen yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :
N a m a : ABDUL MUKTI.
Tempat lahir : Malang.
Umur/tanggal lahir : 63 tahun/ 15 Agustus 1945.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat tinggal : Dsn. Blandit Tumur RT.11 RW. 03 Ds. Wonorejo, Kec.
Singosari, Kab. Malang.
Agama : Islam.
Pekerjaan : Swasta ( Mantan Kades ).
Pendidikan : SLTA.
Terdakwa didampingi Penasihat Hukum :
1. Chusnul Asjhar, SH. ;
2. Akhmad Siswantoro, SH. ;
3. B u di o n o, SH. ;
Ketiganya Penasihat Hukum beralamat di Jl. Kyai Tamin Gg Buntu no. 3, Kota
Malang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 Pebruari 2008 ;
Terdakwa ditahan di dalam Rumah Tahanan Negara oleh :
1. Penyidik sejak tanggal 06-12-2007 s/d tanggal 25-12-2007 ;
2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 26-12-2007 s/d tanggal 28-01-
2
2008 ;
3. Penuntut Umum sejak tanggal 29-01-2008 s/d tanggal 04-02-2008 ;
4. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 05-03- 2008 s/d tanggal 05-03-2008 ;
5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 06-03-2008 s/d tanggal
04-05-2008
Pengadilan Negeri tersebut ;
Telah membaca dan mempelajari berkas perkara, Penetapan- penetapan
serta surat- surat yang berkaitan dengan perkara ini ;
Telah mendengar Dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang dibacakan di
persidangan;
Telah mendengar keterangan saksi-saksi, dan keterangan Terdakwa di
persidangan ;
Telah memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan ;
Telah mendengar Tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang dibacakan di
persidangan yang pada pokoknya menuntut agar Majelis yang memeriksa dan
mengadili perkara ini memutuskan hal-hal sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa ABDUL MUKTI bersalah telah melakukan tindak
pidana KORUPSI melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 Undang Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana Dakwaan Subsidiair ;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ABDUL MUKTI dengan :
- pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan penjara
potong tahanan ;
3
- denda sebesar Rp 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) subsidiair 6
(enam) bulan kurungan ;
- membayar uang pengganti sebesar Rp. 19.200.000,- (sembilan betas juta
dua ratus ribu rupiah) ;
- jika dalam waktu 1 (satu) bulan setelah perkara mempunyai kekuatan
hukum tetap terdakwa tidak membayar uang pengganti, maka harta
bendanya, dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk membayar uang
pengganti dalam hal terdakwa tidak mempunyai harta yang cukup maka
dipidana penjara selama 3 (tiga) bulan kurungan ;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) buah Petikan Keputusan Bupati Malang Kepala Daerah Tingkat II
Malang Nomor : 554 Tahun1998 Tantang Pengangkatan Kepala Desa
Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang tanggal 7 Desember
1998 dikembalikan kepada terdakwa ;
- 1 (satu) buah buku Rekening SIMPEDES atas nama JUN EKO RB dan
1(satu) lembar kwitansi tanggal 6 Oktober 2005 atas nama penerima
ABDUL MUKTI dikembalikan kepada saksi JUN EKO R. B. ;
- Daftar Usulan Rencana Kegiatan (DURK) Dana Pembangunan Desa
Wonorejo TA 2005 dan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) DPD/K Desa
Wonorejo Tahun 2005 dikembalikan kepada saksi Drs. BAMBANG
PRIANTO ;
- 1 (satu) buah SPM Nomor : 0414/01.031/PAD/BT/2005 tanggal 28
September 2005 kode rekening 2.01.0310.4.04.03.01.2 tentang Bantuan
Pembangunan desa /Kelurahan (DPD/K) Bulan Agustus (TahapV)
untuk Kecamatan Singosari (foto copy) tetap terlampir dalam berkas ;
4
4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.
5000,- ( lima ribu rupiah ) ;
Menimbang, bahwa telah pula mendengar pembelaan (pleidooi) dari
Penasihat Hukum Terdakwa yang disampaikan secara tertulis yang pada
pokoknya tidak sependapat dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan mohon
agar terdakwa dibebaskan dari segala tuntutan hukum dengan alasan bahwa
seharusnya yang harus bertanggung jawab terhadap dana DPD/K Desa
Wonorejo tahun 2005 adalah PJOK yaitu saksi Jun Eko dan terdakwa tidak
pernah menikmati dana DPD/K Desa Wonorejo tahun 2005 dan/atau memberi
putusan yang seringan-ringan dan seadil-adilnya ;
Menimbang, bahwa terhadap pleidooi Penasihat Hukum Terdakwa
tersebut Jaksa Penuntut Umum dalam repliek lisannya menyatakan tetap dengan
tuntutannya, dan Penasihat Hukum Terdakwa dalam dupliek lisannya
menyatakan tetap pada pleidooinya ;
Telah mendengar Dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum sebagaimana
tercantum dalam Surat Dakwaan Nomor: REG. PERKARA PDS-
21/KPJEN/Ft.1/1/2008 yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
PRIMAIR
Bahwa ia terdakwa ABDUL MUKTI selaku Kepala Desa Wonorejo,
Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, yang diangkat berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Daerah Tingkat II Malang Nomor : 554 Tahun 1998 tanggal 7
Desember 1998, pada tanggal 6 Oktober 2005, bertempat di Desa Wonorejo,
Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, atau setidak-tidaknya di sekitar
tempat itu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Kabupaten Malang di Kepanjen, secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
5
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau
perekonomian Negara, perbuatan mana dilakukan t e r d a k w a dengan
cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa pada tahun anggaran 2005 Pemerintah Kabupaten
Malang mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 10 .000.000.000, - (
sepuluh milyard rupiah ) dalam bentuk Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan (DPD/K) buat Desa/Kelurahan yang ada diwilayah
Kabupaten Malang.
- Bahwa sesuai Pedoman Umum, Petunjuk Tehnis dan SK Alokasi
Penggunaan Dana Pembangunan Desa/Kelurahan ( DPD/K ) Tahun
2005 dari Bupati Malang yakni :
1. Peruntukannya, yakni :
- Bantuan peningkatan kapasitas Pemerintahan
Desa/Kelurahan ;
- Bantuan operasional Badan Permusayawaratan Desa (BPD);
- Bantuan operasional Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Desa (LPMD) ;
- Bantuan operasional Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK ) ;
- Bantuan pemberdayaan Dusun/Dukuh ;
- Bantuan Pemberdayaan Rukun Tetangga (RT)/Rukun
Warga (RW).
2. Pelaksanaan Kegiatan, yakni :
- Kepala Desa berperan sebagai Pembina dan pengendali kelancaran
serta keberhasilan pelaksanaan DPD/K ;
- Penanggung Jawab Operasional Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris
Desa atau Perangkat Desa lain yang mampu berdasarkan Keputusan
6
Kepala Desa bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan
keberhasilan seluruhnya pengelolaan DPD/K ;
- Penanggung Jawab Administrasi Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur
Keuangan atau Perangkat Desa pada Sekretariat Desa berdasarkan
Keputusan Kepala Desa bertanggung jawab terhadap administrasi
keuangan DPD/K ;
3. Mekanisme Pengajuan DPD/K yakni :
Musyawarah Desa/Kelurahan yang terdiri dari :
- Kepala Desa berserta perangkatnya ( Sekretaris, Kaur, Kepala Dusun ) ;
- Ketua RT dan RW ;
- Ketua dan anggota BPD ;
- Ketua dan anggota LPMD ;
- Ketua dan anggota TP PKK ;
- Tokoh Masyarakat ;
Membuat daftar Usulan Rencana Kegiatan ( DURK ) kemudian diusulkan
ke Bupati melalui Kecamatan dengan dilampiri ;
- SK Kepala Desa/Kelurahan tentang penunjukan PJOK dan PJAK ;
- Fotocopy rekening PJOK rangkap 4 ( empat ) ;
- Fotocopy KTP PJOK dan Kepala Desa rangkap 4 ( empat ) ;
- Kuitansi penerimaan secara global rangkap 4 ( empat ) diatas materai
Rp. 6.000,-
- Sudah menyelesaikan SPJ dana DPDK th 2004 ;
- Dikirim ke Bagian Kuangan melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat
( BPM ) ;
4. Mekanisme Pencairan dan Penyaluran DPD/K, yakni :
7
Penyaluran dana dilakukan oleh Kas Daerah Kabupaten Malang dengan
cara mentransfer melalui Bank Jatim Cabang Malang untuk diteruskan ke
Bank Jatim Pembantu Cabang Kecamatan yang ada atau BRI Unit
Kecamatan kemudian diteruskan ke Rekening PJOK masing-masing
Desa/Kelurahan ;
- Bahwa setelah dipastikan dana DPD/K Desa Wonorejo dari Bupati akan cair
lalu pada bulan Juli 2005 terdakwa tanpa adanya Musyawarah Desa Wonorejo
langsung membuat Daftar Usulan Rencana Kerja ( DURK ) Desa Wonorejo
tahun 2005 ;
- Adapun DURK Desa Wonorejo tahun 2005 yang dibuat terdakwa yakni :
1. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa Rp. 17.150.000,- dengan rincian
sebagai berikut :
- Pengadaan sarana dan prasarana pelayanan Rp. 3.500.000,-
- Pendataan monografi dan profil desa Rp. 900.000,-
- Pelaksanaan bulan bakti masyarakat Rp. 1.500.000,-
- Pemantauan dan pelaporan hasil pembangunan Rp. 1.500.000,-
- Biaya operasional :
- Perjalanan Kades Rp. 1.800.000,-
- Perjalanan Sekdes Rp. 1.500.000,-
- Perjalanan Perangkat Desa Rp. 1.800.000,-
- Belanja ATK dan fotocopy Rp. 1.000.000,-
- Biaya rapat dan tamu Rp. 2.150.000,-
- Pemeliharaan kendaraan Rp. 1.500.000,-
Jumlah Rp.17.500.000,-
2. Bantuan Operasional BPD Rp. 1.700.000,- perincian sebagai berikut :
- Rapat rutin Rp. 400.000,-
8
- Penjaringan aspirasi masyarakat Rp. 300.000,-
- Operasional :
- Perjalanan Dinas Rp. 850.000,-
- ATK dan fotocopy Rp. 150.000,-
Jumlah Rp. 1 .700.000,-
3. Bantuan Operasional LPMD Rp. 500. 000,- dengann rincian sebagai
berikut :
- Rapat rutin Rp. 150.000,-
- Penjaringan aspirasi masyarakat Rp. 150.000,-
- Operasional :
- Perjalanan Dinas Rp. 100.000,-
- ATK dan fotocopy Rp. 100.000,-
Jumlah Rp. 500.000,-
4. Bantuan Operasional Tim Penggerak PKK Rp. 2.500.000,- dengan rincian
sebagai berikut :
- Pembinaan PKK Rp. 750.000,-
- Pengadaan buku PKK Rp. 500.000,-
- Kegiatan percontohan PKK Rp. 250.000,-
- Refitalisasi Posyandu Rp. 1.000.000,-
Jumlah Rp. 2.500.000,-
5. Pemberdayaan Dukuh/Dusun, Rp. 1.000.000,- dengan rincian sebagai
berikut :
- Pengadaan papan nama Kasum Rp. 200.000,-
- Pengadaan buku administrasi Rp. 400.000,-
- Pembuatan papan monografi Rp. 400.000,-
Jumlah Rp. 1.000.000,-
9
6. Pemberdayaan RT/RW, Rp. 2.500.000,- dengan rincian sebagai
berikut :
- Pengadaan papan nama RT/RW Rp. 850.000,-
- Pengadaan stempel RT/RW Rp. 850.000,-
- Pengadaan buku administrasi Rp. 850.000,-
Jumlah Rp. 2.550.000,-
- Bahwa kemudian oleh terdakwa DURK Desa Wonorejo tersebut diajukan ke
Bupati Malang melalui Camat Singosari ;
- Bahwa selanjutnya pada tanggal 6 Oktober 2005 dana DPD/K Desa Wonorejo
sebesar Rp. 25.400.000,- ( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ) cair
melalui BRI Unit Singosari ;
- Bahwa u n t u k b i s a m e n c a i r k a n d a n a D P D / K D e s a W o n o r e j o
s e b e s a r Rp. 25.400.000,- ( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ) di
BRI Unit Singosari terdakwa mengajak saksi JUN EKO RACHMAD B. selaku
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan ( PJOK ) yang berhak mengambil
dan mencairkan D P D / K D e s a W o n o r e j o di BRI Unit Singosari tersebut;
- B a h w a s e t e l a h d a n a D P D / K D e s a W o n o r e j o s e b e s a r Rp.
25.400.000,- ( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ) di BRI Unit
Singosari oleh saksi JUN EKO RACHMAD B. sudah bisa dicairkan lalu uang
sebesar Rp. 25 .400 .000, - ( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah )
langsung diminta oleh terdakwa dan saksi JUN EKO RACHMAD B. oleh
terdakwa diberi uang transport sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu
rupiah);
- Bahwa kemudian uang sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta
rupiah) oleh terdakwa hari itu juga (tanggal 6 Oktober 2005)
langsung dimasukan ke BRI Unit Lawang atas nama diri terdakwa ;
10
- Bahwa dana DPD/K Desa Wonorejo Tahun 2005 sebesar
Rp.25.400.000,00 yang ada pada terdakwa dan dipergunakan sesuai
DURK Desa Wonorejo tahun 2005 yakni :
- diberikan kepada saksi JUN EKO RB sebesar Rp. 400.000,-
- diberikan pada saksi LIANA (Ketua PKK Desa Wonorejo)
Rp.2.500.000,-
- perjalanan Dinas Kepaia Desa Wonorejo sebesar Rp.1.800.000,-
- pemeliharaan kendaraan dinas Kades Wonorejo Rp.1.500.000,-
Jumlah Rp.6.200.000,-
- dan sisanya sebesar Rp. 19.200.000.- ( sembilan belas juta dua ratus ribu
rupiah) (Rp.25.400.000,- - Rp.6.200.000,- = Rp. 19.200.000,-) habis
dipergunakan untuk kepentingan pribadi terdakwa ;
- Bahwa secara nyata pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
dana DPD/K Desa Wonorejo tahun 2005 sebesar Rp.25.400.000,- (dua
puluh lima juta empat ratus ribu rupiah) sebagaimana tertuang dalam
DURK Desa Wonorejo Tahun 2005 tidak pernah ada kegiatannya ( fiktif );
- Bahwa kemudian pada akhir tahun 2005 terdakwa membuat Laporan
Pertanggungjawaban ( LPJ ) yang berhubungan dengan dana DPD/K
tahun 2005 sebesar Rp.25.400.000,- (dua puluh lima juta empat ratus
ribu rupiah), dimana dalam LPJ tersebut terdakwa melaporkan bahwa
semua kegiatan seolah-olah sudah dilaksanakan sebagaimana yang
tertuang dalam DURK Desa Wonorejo Tahun 2005 ;
Akibat perbuatan terdakwa ABDUL MUKTI tersebut diatas maka
Negara Cq Pemerintah Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang mengalami kerugian sebesar Rp. 19.200.000.- (sembilan belas juta dua
ratus ribu rupiah ) atau setidak-tidaknya sekitar jumlah itu ;
11
Perbuatan terdakwa ABDUL MUKTI telah melanggar dan diancam
pidana sebagaimana Pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;
SUBSIDAIR :
Bahwa ia terdakwa ABDUL MUKTI selaku Kepala Desa Wonorejo,
Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, yang diangkat berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Daerah Tingkat II Malang Nomor : 554 Tahun 1998 tanggal 7
Desember 1998, pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut di atas, dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukannya yang dapat merugikan
keuangan Negara atau perekonomian Negara, perbuatan mana
dilakukan t e r d a k w a dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa pada tahun anggaran 2005 Pemerintah Kabupaten
Malang mengalokasikan anggaran sebesar Rph. 10 .000 .000.000, -
(sepuluh milyard rupiah) dalam bentuk Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ( DPD/K ) buat Desa/Kelurahan yang ada diwilayah
Kabupaten Malang.
- Bahwa sesuai Pedoman Umum, Petunjuk Tehnis dan SK Alokasi
Penggunaan Dana Pembangunan Desa/Kelurahan ( DPD/K ) Tahun
2005 dari Bupati Malang yakni :
1. Peruntukannya, yakni :
12
- Bantuanm peningkatan kapasitas Pemerintahan
Desa/Kelurahan ;
- Bantuan operasional Badan Permusayawaratan Desa (BPD);
- Bantuan operasional Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Desa (LPMD) ;
- Bantuan operasional Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK ) ;
- Bantuan pemberdayaan Dusun/Dukuh ;
- Bantuan Pemberdayaan Rukun Tetangga (RT)/Rukun
Warga (RW),
2. Pelaksanaan Kegiatan, yakni :
- Kepala Desa berperan sebagai Pembina dan pengendali kelancaran
serta keberhasilan pelaksanaan DPD/K ;
- Penanggung Jawab Operasional Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris
Desa atau Perangkat Desa lain yang mampu berdasarkan Keputusan
Kepala Desa bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan
keberhasilan seluruhnya pengelolaan DPD/K ;
- Penanggung Jawab Administrasi Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur
Keuangan atau Perangkat Desa pada Sekretariat Desa berdasarkan
Keputusan Kepala Desa bertanggung jawab terhadap administrasi
keuangan DPD/K ;
3. Mekanisme Pengajuan DPD/K yakni :
Musyawarah Desa/Kelurahan yang terdiri dari :
- Kepala Desa berserta perangkatnya ( Sekretaris, Kaur, Kepala Dusun ) ;
- Ketua RT dan RW ;
- Ketua dan anggota BPD ;
- Ketua dan anggota LPMD ;
13
- Ketua dan anggota TP PKK ;
- Tokoh Masyarakat ;
Membuat daftar Usulan Rencana Kegiatan ( DURK ) kemudian diusulkan
ke Bupati melalui Kecamatan dengan dilampiri ;
- SK Kepala Desa/Kelurahan tentang penunjukan PJOK dan PJAK ;
- Fotocopy rekening PJOK rangkap 4 ( empat ) ;
- Fotocopy KTP PJOK dan Kepala Desa rangkap 4 ( empat ) ;
- Kuitansi penerimaan secara global rangkap 4 ( empat ) diatas materai
Rp. 6.000,-
- Sudah menyelesaikan SPJ dana DPDK th 2004 ;
- Dikirim ke Bagian Kuangan melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat
( BPM ) ;
4. Mekanisme Pencairan dan Penyaluran DPD/K, yakni :
Penyaluran dana dilakukan oleh Kas Daerah Kabupaten Malang dengan
cara mentransfer melalui Bank Jatim Cabang Malang untuk diteruskan ke
Bank Jatim Pembantu Cabang Kecamatan yang ada atau BRI Unit
Kecamatan kemudian diteruskan ke Rekening PJOK masing-masing
Desa/Kelurahan ;
- Bahwa setelah dipastikan dana DPD/K Desa Wonorejo dari Bupati akan cair
lalu pada bulan Juli 2005 terdakwa tanpa adanya Musyawarah Desa Wonorejo
langsung membuat Daftar Usulan Rencana Kerja ( DURK ) Desa Wonorejo
tahun 2005 ;
- Adapun DURK Desa Wonorejo tahun 2005 yang dibuat terdakwa yakni :
1. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa Rp. 17.150.000,- dengan rincian
sebagai berikut :
- Pengadaan sarana dan prasarana pelayanan Rp. 3.500.000,-
14
- Pendataan monografi dan profil desa Rp. 900.000,-
- Pelaksanaan bulan bakti masyarakat Rp. 1.500.000,-
- Pemantauan dan pelaporan hasil pembangunan Rp. 1.500.000,-
- Biaya operasional :
- Perjalanan Kades Rp. 1.800.000,-
- Perjalanan Sekdes Rp. 1.500.000,-
- Perjalanan Perangkat Desa Rp. 1.800.000,-
- Belanja ATK dan fotocopy Rp. 1.000.000,-
- Biaya rapat dan tamu Rp. 2.150.000,-
- Pemeliharaan kendaraan Rp. 1.500.000,-
Jumlah Rp.17.500.000,-
2. Bantuan Operasional BPD Rp. 1.700.000,- perincian sebagai berikut :
- Rapat rutin Rp. 400.000,-
- Penjaringan aspirasi masyarakat Rp. 300.000,-
- Operasional :
- Perjalanan Dinas Rp. 850.000,-
- ATK dan fotocopy Rp. 150.000,-
Jumlah Rp. 1 .700.000,-
3. Bantuan Operasional LPMD Rp. 500. 000,- dengann rincian sebagai
berikut :
- Rapat rutin Rp. 150.000,-
- Penjaringan aspirasi masyarakat Rp. 150.000,-
- Operasional :
- Perjalanan Dinas Rp. 100.000,-
- ATK dan fotocopy Rp. 100.000,-
Jumlah Rp. 500.000,-
15
4. Bantuan Operasional Tim Penggerak PKK Rp. 2.500.000,-- dengan rincian
sebagai berikut :
- Pembinaan PKK Rp. 750.000,-
- Pengadaan buku PKK Rp. 500.000,-
- Kegiatan percontohan PKK Rp. 250.000,-
- Refitalisasi Posyandu Rp. 1.000.000,-
Jumlah Rp. 2.500.000,-
5. Pemberdayaan Dukuh/Dusun, Rp. 1.000.000,-- dengan rincian sebagai
berikut :
- Pengadaan papan nama Kasum Rp. 200.000,-
- Pengadaan buku administrasi Rp. 400.000,-
- Pembuatan papan monografi Rp. 400.000,-
Jumlah Rp. 1.000.000,-
6. Pemberdayaan RT/RW, Rp. 2.500.000,-- dengan rincian sebagai berikut :
- Pengadaan papan nama RT/RW Rp. 850.000,-
- Pengadaan stempel RT/RW Rp. 850.000,-
- Pengadaan buku administrasi Rp. 850.000,-
Jumlah Rp. 2.550.000,-
- Bahwa kemudian oleh terdakwa DURK Desa Wonorejo tersebut diajukan ke
Bupati Malang melalui Camat Singosari ;
- Bahwa selanjutnya pada tanggal 6 Oktober 2005 dana DPD/K Desa Wonorejo
sebesar Rp. 25.400.000,- ( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ) cair
melalui BRI Unit Singosari ;
- Bahwa u n t u k b i s a m e n c a i r k a n d a n a D P D / K D e s a W o n o r e j o
s e b e s a r Rp. 25.400.000,- (dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah) di
BRI Unit Singosari terdakwa mengajak saksi JUN EKO RACHMAD B. selaku
16
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan ( PJOK ) yang berhak mengambil
dan mencairkan D P D / K D e s a W o n o r e j o di BRI Unit Singosari tersebut;
- B a h w a s e t e l a h d a n a D P D / K D e s a W o n o r e j o s e b e s a r Rp.
25.400.000,- ( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ) di BRI Unit
Singosari oleh saksi JUN EKO RACHMAD B. sudah bisa dicairkan lalu uang
s e b e s a r Rp. 25.400.000,- ( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah )
langsung diminta oleh terdakwa dan saksi JUN EKO RACHMAD B. oleh
terdakwa diberi uang transport sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu
rupiah);
- Bahwa kemudian uang sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta
rupiah) oleh terdakwa hari itu juga (tanggal 6 Oktober 2005)
langsung dimasukan ke BRI Unit Lawang atas nama diri terdakwa ;
- Bahwa dana DPD/K Desa Wonorejo Tahun 2005 sebesar
Rp.25.400.000,00 yang ada pada terdakwa dan dipergunakan sesuai
DURK Desa Wonorejo tahun 2005 yakni :
- diberikan kepada saksi JUN EKO RB sebesar Rp. 400.000,-
- diberikan pada saksi LIANA (Ketua PKK Desa Wonorejo)
Rp.2.500.000,-
- perjalanan Dinas Kepaia Desa Wonorejo sebesar Rp.1.800.000,-
- pemeliharaan kendaraan dinas Kades Wonorejo Rp.1.500.000,-
Jumlah Rp.6.200.000,-
- dan sisanya sebesar Rp. 19.200.000.- ( sembilan belas juta dua ratus ribu
rupiah) (Rp.25.400.000,- - Rp.6.200.000,- = Rp. 19.200.000,-) habis
dipergunakan untuk kepentingan pribadi terdakwa ;
- Bahwa secara nyata pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
dana DPD/K Desa Wonorejo tahun 2005 sebesar Rp.25.400.000,- (dua
17
puluh lima juta empat ratus ribu rupiah) sebagaimana tertuang dalam
DURK Desa Wonorejo Tahun 2005 tidak pernah ada kegiatannya ( fiktif );
- Bahwa kemudian pada akhir tahun 2005 terdakwa membuat Laporan
Pertanggungjawaban ( LPJ ) yang berhubungan dengan dana DPD/K
tahun 2005 sebesar Rp.25.400.000,- (dua puluh lima juta empat ratus
ribu rupiah), dimana dalam LPJ tersebut terdakwa melaporkan bahwa
semua kegiatan seolah-olah sudah dilaksanakan sebagaimana yang
tertuang dalam DURK Desa Wonorejo Tahun 2005 ;
Akibat perbuatan terdakwa ABDUL MUKTI tersebut diatas maka
Negara Cq Pemerintah Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang mengalami kerugian sebesar Rp. 19.200.000.- ( sembilan belas juta dua
ratus ribu rupiah ) atau setidak-tidaknya sekitar jumlah itu ;
Perbuatan terdakwa ABDUL MUKTI telah melanggar dan diancam
pidana sebagaimana Pasal 3 jo pasal 18 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut
Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan eksepsi/keberatan dan terhadap
eksepsi tersebut telah diputus dalam putusan sela yang pada pokoknya
eksepsi/keberatan Penasihat Hukum terdakwa dinyatakan tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa di persidangan Jaksa Penuntut Umum mengajukan
barang bukti berupa :
- 1 (satu) buah Petikan Keputusan Bupati Malang Kepala Daerah Tingkat II
Malang Nomor : 554 Tahun1998 Tantang Pengangkatan Kepala Desa
18
Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang tanggal 7 Desember 1998
dikembalikan kepada terdakwa;
- 1 (satu) buah buku Rekening SIMPEDES atas nama JUN EKO RB dan 1(satu)
lembar kwitansi tanggal 6 Oktober 2005 atas nama penerima ABDUL
MUKTI dikembalikan kepada saksi JUN EKO R. B. ;
- Daftar Usulan Rencana Kegiatan (DURK) Dana Pembangunan Desa Wonorejo
TA 2005 dan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) DPD/K Desa Wonorejo
Tahun 2005 dikembalikan kepada saksi Drs. BAMBANG PRIANTO ;
- 1 (satu) buah SPM Nomor :0414/01.031/PAD/BT/2005 tanggal 28 September
2005 kode rekening 2.01.0310.4.04.03.01.2 tentang Bantuan Pembangunan
desa /Kelurahan (DPD/K) Bulan Agustus (TahapV) untuk Kecamatan
Singosari (foto copy) tetap terlampir dalam berkas ;
terhadap barang bukti tersebut telah disita secara sah menurut hukum
berdasarkan ketentuan Pasal 181 ayat (1) KUHAP sehingga mempunyai nilai
yuridis untuk mendukung pembuktian ;
Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum mengajukan saksi-saksi yang
masing-masing telah disumpah menurut agamanya yaitu :
Saksi 1. JUN EKO RACMAD. B, di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K (Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
19
- B a h w a D e s a W o n o r e j o Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, tahun
2005 mendapat dana DPD/K dari Pemda Kab. Malang sebesar Rp. 25.
400.000,- (dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah) ;
- Bahwa pada tanggal 6 Oktober 2005 terdakwa mengajak saksi sebagai
Sekretaris Desa dan juga selaku Penanggung Jawab Operasional Kegiatan
(PJOK) yang berhak mengambil dan mencairkan D P D / K D e s a
W o n o r e j o di BRI Unit Singosari s e b e s a r Rp. 25. 400.000,- (dua puluh
lima juta empat ratus ribu rupiah) karena dana ditransfer ke rekening PJOK,
yaitu atas nama saksi ;
- B a h w a s e t e l a h d a n a D P D / K D e s a W o n o r e j o s e b e s a r Rp.
25.400.000,- (dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah) diterima oleh saksi
lalu uang sebesar Rp. 25.400 .000, - (dua puluh lima juta empat ratus ribu
rupiah) langsung diminta oleh terdakwa dan dimasukkan ke rekening atas
nama terdakwa BRI Unit Lawang dan saksi oleh terdakwa diberi uang sebesar
Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah ) untuk perjalanan dinas dan ada
kwitansinya ;
- Bahwa seharusnya dana tersebut cair apabila telah dibuatkan usulan DURK
(Daftar Usulan Rencana Kegiatan) berdasarkan musyawarah Desa dan
dibuatkan BA Musyawarah Desa serta PJOK yang harus mengelola uang
tersebut ;
- Bahwa rapat untuk menyusun DURK anggotanya adalah Kepala Desa beserta
perangkatnya, BPD, LPMD, Tim Penggerak PKK dan tokoh masyarakat ;
- Bahwa pada tahun 2005 tidak pernah diadakan rapat untuk menyusun DURK,
DURK dibuat sendiri oleh terdakwa dan saksi disuruh terdakwa untuk
tandatangan dalam DURK maupun BA Musyawarah Desa ;
- Bahwa dalam ada 6 kegiatan yang harus dilakukan yakni :
20
1. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa Wonorejo ;
2. Bantuan Operasional BPD ;
3. Bantuan Operesional LPMD ;
4. Bantuan Operasional Tim Penggerak PKK ;
5. Pemberdayaan Dukuh/Dusun ;
6. Pemberdayaan RT, RW ;
- Bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh terdakwa
1. Peningkatan Kapasitas Desa ;
2. Bantuan Operasional BPD ;
3. Bantuan Operasional Tim Penggerak PKK ;
Selebihnya kegiatan tersebut tidak dilaksanakan ;
- Bahwa sesuai DURK, Kepala Desa sebagai Pembina dan pengendali
kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan DPD/K, Penanggung Jawab
Operasional Kegiatan (PJOK) adalah Sekretaris Desa yaitu saksi sendiri,
bertanggung jawab terhadap pengelolaan DPD/K, sedang Penanggung Jawab
Administrasi Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur Kesra, Sanabi, bertanggung jawab
terhadap administrasi keuangan DPD/K ;
- Bahwa terdakwa yang mengelola dan membuat sendiri laporan
pertanggungjawaban dana DPD/K tanpa adanya musyawarah Desa ;
- Bahwa laporan pertanggungjawaban adalah fiktif karena tidak ada kegiatan
dan kwitansi dalam laporan pertanggungjawaban tersebut fiktif, karena
kwitansi yang dimaksud semuanya tidak pernah menerima uang atau
menandatangani kwitansi ;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkan ;
21
Saksi 2. CHUSNAN, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K (Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa Saksi sebagai Kaur Pembangunan Desa Wonorejo dari Tahun 2001
sampai dengan sekarang ;
- B a h w a D e s a W o n o r e j o Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, tahun
2005 mendapat dana DPD/K dari Pemda Kab. Malang sebesar Rp. 25.
400.000,- (dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah), dana tersebut
ditransfer ke rekening PJOK di BRI Unit Singosari dan telah diambil
seluruhnya oleh PJOK yaitu saksi Jun Eko, tetapi uang tersebut kemudian
diminta oleh terdakwa, hal tersebut saksi ketahui dari pemberitahuan saksi
Jun Eko ;
- Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membuat DURK tahun 2005 dan laporan
pertanggungjawabannya tetapi aturannya DURK dibuat berdasarkan
musyawarah desa yang anggotanya adalah Kepala Desa beserta
perangktanya, BPD, LPMD, Tim Penggerak PKK dan tokoh masyarakat ;
- Bahwa sesuai DURK, Kepala Desa sebagai Pembina dan pengendali
kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan DPD/K, Penanggung Jawab
Operasional Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris Desa, Jun Eko, bertanggung
jawab terhadap pengelolaan DPD/K, sedang Penanggung Jawab Administrasi
Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur Kesra, Sanabi, bertanggung jawab terhadap
22
administrasi keuangan DPD/K ;
- Bahwa saksi tidak tahu dana DPD dipergunakan untuk apa oleh terdakwa ;
- Bahwa saksi tidak pernah menandatangani laporan pertanggungjawaban
dana DPD dan tandatangan dalam laporan pertanggungjawaban bukan tanda
tangan saksi ;
- Bahwa ada Pembangunan di Desa Wonorejo tahun 2005 berupa pembuatan
Gapuro, Paving Jalan menuju Desa, dan Paving Jalan menuju SD. Wonorejo,
tetapi saksi tidak tahu asal dananya ;
Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut terdakwa
menanggapi bahwa keterangan saksi ada yang tidak benar yakni Pembangunan
Desa ada 3 macam bukan 2 (dua) dan keterangan Saksi yang lain dibenarkan ;
Saksi 3. SANABI, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K (Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa saksi sebagai Kaur Kesra Desa Wonorejo, menangani masalah Sosial di
Desa Wonorejo, Kec.Singosari, Kab.Malang sejak Tahun 1986 sampai dengan
sekarang ;
- B a h w a D e s a W o n o r e j o Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, tahun
2005 mendapat dana DPD/K dari Pemda Kab. Malang sebesar Rp. 25.400.000,-
(dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah), dana tersebut ditransfer ke
23
rekening PJOK di BRI Unit Singosari dan telah diambil seluruhnya oleh PJOK
yaitu saksi Jun Eko, tetapi uang tersebut kemudian diminta oleh terdakwa dan
saksi Jun Eko diberi Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah), hal tersebut saksi
ketahui dari pemberitahuan saksi Jun Eko;
- Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membuat DURK tahun 2005 dan laporan
pertanggungjawabannya tetapi aturannya DURK dibuat berdasarkan
musyawarah desa yang anggotnya adalah Kepala Desa beserta perangktanya,
BPD, LPMD, Tim Penggerak PKK dan tokoh masyarakat, tahun 2005 tidak
pernah ada rapat desa ;
- Bahwa sesuai DURK, Kepala Desa sebagai Pembina dan pengendali
kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan DPD/K, Penanggung Jawab
Operasional Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris Desa, Jun Eko, bertanggung
jawab terhadap pengelolaan DPD/K, sedang Penanggung Jawab Administrasi
Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur Kesra, Sanabi, bertanggung jawab terhadap
administrasi keuangan DPD/K ;
- Bahwa saksi tidak mengetahui kalau saksi sebagai PJAK karena tidak pernah
diberitahu oleh terdakwa dan saksi tidak pernah membuat laporan
pertanggungjawaban dana DPD tahun 2005, saksi ditunjuk sebagai PJAK
tahun 2003 oleh terdakwa ;
- Bahwa saksi tidak tahu dana DPD dipergunakan untuk apa oleh terdakwa
dan saksi tidak pernah menerima dana dari terdakwa ;
- Bahwa saksi tidak pernah menandatangani laporan pertanggungjawaban
dana DPD tahun 2005 dan tandatangan dalam laporan pertanggungjawaban
bukan tanda tangan saksi ;
- Bahwa ada Pembangunan di Desa Wonorejo tahun 2005 berupa pembuatan
Gapuro Perbatasan Jabung - Singosari, Paving Jalan sepanjang 500 meter lebar
24
200 meter di SDN Wonorejo 2 dan 3, dan gapuro masuk SDN Wonorejo 2 dan
3, tetapi saksi tidak tahu asal dananya dan saksi juga tidak tahu kegiatan
tersebut termasuk yang ada dalam DURK tahun 2005 atau tidak ;
Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkan ;
Saksi 4. PALIL: di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K (Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa saksi sebagai Ketua BPD Desa Wonorejo, sejak Tahun 2002 sampai
dengan Maret 2007 ;
- B a h w a D e s a W o n o r e j o Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, tahun
2005 mendapat dana DPD/K dari Pemda Kab. Malang sebesar Rp. 25.400.000,-
( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ), dana tersebut ditransfer ke
rekening PJOK di BRI Unit Singosari dan telah diambil seluruhnya oleh PJOK
yaitu saksi Jun Eko pada tanggal 6 Oktober 2005, tetapi uang tersebut
kemudian diminta oleh terdakwa, hal tersebut saksi ketahui dari
pemberitahuan saksi Jun Eko ;
- Bahwa yang membuat DURK tahun 2005 dan laporan
pertanggungjawabannya adalah terdakwa, padahal aturannya DURK dibuat
berdasarkan musyawarah desa yang anggotnya adalah Kepala Desa beserta
perangktanya, BPD, LPMD, Tim Penggerak PKK dan tokoh masyarakat, tetapi
tahun 2005 tidak pernah ada rapat desa untuk membahas DURK ;
25
- Bahwa sesuai DURK, Kepala Desa sebagai Pembina dan pengendali
kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan DPD, Penanggung Jawab
Operasional Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris Desa, Jun Eko, bertanggung
jawab terhadap pengelolaan DPD, sedang Penanggung Jawab Administrasi
Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur Kesra, Sanabi, bertanggung jawab terhadap
administrasi keuangan DPD ;
- Bahwa dana DPD sebesar Rp. 25.400.000,- ( dua puluh lima juta empat ratus
ribu rupiah ) dipergunakan tidak sesuai DURK tahun 2005 karena pada tahun
2005 tidak ada kegiatan ;
- Bahwa saksi tidak pernah menerima dana DPD tahun 2005 dari terdakwa dan
tanda tangan dalam laporan pertanggungjawaban dana DPD 2005 sebagai
Ketua BPD tertera nama SATAR padahal ketua BPDnya adalah saksi ;
- Bahwa ada Pembangunan di Desa Wonorejo tahun 2005 berupa pembuatan
Gapuro Perbatasan Jabung – Singosari dananya dari sumbangan KKN
Mahasiswa Universitas Merdeka Malang, Paving Jalan di SDN Wonorejo 2
dan 3 dan gapuro masuk SDN Wonorejo 2 dan 3 dananya berasal dari hasil
Sewa Tanah Bengkok yang disewakan oleh terdakwa ;
- Bahwa pembangunan tersebut tidak sesuai DURK ;
Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut dibenarkan oleh
terdakwa ;
Saksi 5. SUPARDI : di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
26
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K ( Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa saksi sebagai Ketua LKMD Desa Wonorejo, sejak Tahun 2001 sampai
dengan sekarang ;
- B a h w a D e s a W o n o r e j o Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, tahun
2005 mendapat dana DPD/K dari Pemda Kab. Malang sebesar Rp. 25.400.000,-
( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ), dana tersebut ditransfer ke
rekening PJOK di BRI Unit Singosari dan telah diambil seluruhnya oleh PJOK
yaitu saksi Jun Eko pada tanggal 6 Oktober 2005, tetapi uang tersebut
kemudian diminta oleh terdakwa, hal tersebut saksi ketahui dari
pemberitahuan saksi Jun Eko ;
- Bahwa saksi tidak tahu yang membuat DURK tahun 2005 dan laporan
pertanggungjawabannya, aturannya DURK dibuat berdasarkan musyawarah
desa yang anggotnya adalah Kepala Desa beserta perangktanya, BPD, LPMD,
Tim Penggerak PKK dan tokoh masyarakat, tetapi tahun 2005 tidak pernah
ada rapat desa untuk membahas DURK ;
- Bahwa sesuai DURK, Kepala Desa sebagai Pembina dan pengendali
kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan DPD, Penanggung Jawab
Operasional Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris Desa, Jun Eko, bertanggung
jawab terhadap pengelolaan DPD, sedang Penanggung Jawab Administrasi
Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur Kesra, Sanabi, bertanggung jawab terhadap
administrasi keuangan DPD ;
- Bahwa dana DPD sebesar Rp. 25.400.000,- ( dua puluh lima juta empat ratus
ribu rupiah ) dipergunakan tidak sesuai DURK tahun 2005 karena pada tahun
2005 tidak ada kegiatan ;
27
- Bahwa saksi tidak pernah menerima dana operasional LPMD tahun 2005
sebesar Rp.500.000,- dari terdakwa dan tanda tangan dalam laporan
pertanggungjawaban dana DPD 2005 bukan tandatangan saksi ;
- Bahwa ada Pembangunan di Desa Wonorejo tahun 2005 berupa pembuatan
Gapuro Perbatasan Jabung – Singosari dananya dari sumbangan KKN
Mahasiswa Universitas Merdeka Malang, Paving Jalan di SDN Wonorejo 2
dan 3 dan gapuro masuk SDN Wonorejo 2 dan 3 dananya tidak tahu berasal
dari mana ;
- Bahwa pembangunan tersebut tidak sesuai DURK ;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut menurut terdakwa
keterangan saksi banyak yang keliru terutama masalah kegiatan di Kantor Desa
tidak disampaikan dalam persidangan ;
Saksi 6. NASIMIN : di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K ( Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa saksi sebagai Kaur Pemerintahan sejak tahun 2002 sampai dengan
sekarang ;
- B a h w a D e s a W o n o r e j o Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, tahun
2005 mendapat dana DPD/K dari Pemda Kab. Malang sebesar Rp. 25.400.000,-
( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ), dana tersebut ditransfer ke
28
rekening PJOK di BRI Unit Singosari dan telah diambil seluruhnya oleh PJOK
yaitu saksi Jun Eko pada tanggal 6 Oktober 2005, tetapi uang tersebut
kemudian diminta oleh terdakwa, hal tersebut saksi ketahui dari
pemberitahuan saksi Jun Eko ;
- Bahwa saksi tidak tahu yang membuat DURK tahun 2005 dan laporan
pertanggungjawabannya, aturannya DURK dibuat berdasarkan musyawarah
desa yang anggotnya adalah Kepala Desa beserta perangktanya, BPD, LPMD,
Tim Penggerak PKK dan tokoh masyarakat, tetapi tahun 2005 tidak pernah
ada rapat desa untuk membahas DURK ;
- Bahwa sesuai DURK, Kepala Desa sebagai Pembina dan pengendali
kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan DPD, Penanggung Jawab
Operasional Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris Desa, Jun Eko, bertanggung
jawab terhadap pengelolaan DPD, sedang Penanggung Jawab Administrasi
Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur Kesra, Sanabi, bertanggung jawab terhadap
administrasi keuangan DPD ;
- Bahwa dana DPD sebesar Rp. 25.400.000,- ( dua puluh lima juta empat ratus
ribu rupiah ) dipergunakan tidak sesuai DURK tahun 2005 karena pada tahun
2005 tidak ada kegiatan ;
- Bahwa saksi tidak pernah menerima dana Bantuan Peningkatan Sarana dan
prasarana Pelayanan masyarakat sebesar Rp. 17.500.000,- tahun 2005 dari
terdakwa dan tanda tangan dalam DURK dan laporan pertanggungjawaban
dana DPD 2005 bukan tandatangan saksi ;
- Bahwa ada Pembangunan di Desa Wonorejo tahun 2005 berupa pembuatan
Gapuro Perbatasan Jabung – Singosari dananya dari sumbangan KKN
Mahasiswa Universitas Merdeka Malang, Paving Jalan di SDN Wonorejo 2
29
dan 3 dan gapuro masuk SDN Wonorejo 2 dan 3 dananya tidak tahu berasal
dari mana ;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa mengatakan
bahwa keterangan saksi banyak yang keliru terutama masalah kegiatan di Kantor
Desa tidak disampaikan dalam persidangan ;
Saksi 7. S A T A R ; di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K ( Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa saksi sebagai Wakil Ketua BPD sejak tahun 2001 sampai dengan 2006 ;
- B a h w a D e s a W o n o r e j o Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, tahun
2005 mendapat dana DPD/K dari Pemda Kab. Malang sebesar Rp. 25.400.000,-
( dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ), dana tersebut ditransfer ke
rekening PJOK di BRI Unit Singosari dan telah diambil seluruhnya oleh PJOK
yaitu saksi Jun Eko pada tanggal 6 Oktober 2005, tetapi uang tersebut
kemudian diminta oleh terdakwa saksi Jun Eko hanya diberi Rp. 400.000,-, hal
tersebut saksi ketahui dari pemberitahuan saksi Jun Eko ;
- Bahwa saksi tidak tahu yang membuat DURK tahun 2005 dan laporan
pertanggungjawabannya, aturannya DURK dibuat berdasarkan musyawarah
desa yang anggotnya adalah Kepala Desa beserta perangktanya, BPD, LPMD,
30
Tim Penggerak PKK dan tokoh masyarakat, tetapi tahun 2005 tidak pernah
ada rapat desa untuk membahas DURK ;
- Bahwa sesuai DURK, Kepala Desa sebagai Pembina dan pengendali
kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan DPD, Penanggung Jawab
Operasional Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris Desa, Jun Eko, bertanggung
jawab terhadap pengelolaan DPD, sedang Penanggung Jawab Administrasi
Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur Kesra, Sanabi, bertanggung jawab terhadap
administrasi keuangan DPD ;
- Bahwa dana DPD sebesar Rp. 25.400.000,- ( dua puluh lima juta empat ratus
ribu rupiah ) dikelola oleh terdakwa dan dipergunakan tidak sesuai DURK
tahun 2005 karena pada tahun 2005 tidak ada kegiatan ;
- Bahwa saksi tidak pernah menerima dana Bantuan Operasional BPD sebesar
Rp. 1.700.000,- tahun 2005 dari terdakwa dan tanda tangan dalam DURK dan
laporan pertanggungjawaban dana DPD 2005 bukan tandatangan saksi ;
- Bahwa ada Pembangunan di Desa Wonorejo tahun 2005 berupa pembuatan
Gapuro Perbatasan Jabung – Singosari dananya dari sumbangan KKN
Mahasiswa Universitas Merdeka Malang sebesar Rp. 2.000.000,-, Paving Jalan
di SDN Wonorejo 2 dan 3 dan gapuro masuk SDN Wonorejo 2 dan 3 dananya
tidak tahu berasal dari mana dan saksi tidak tahu Pembangunan itu diusulkan
oleh terdakwa atau tidak ;
- Bahwa saksi tidak pernah menerima uang dari terdakwa hanya pada bulan
September tahun 2006 saksi pernah diberi cek sebesar Rp.1.700.000,- (satu juta
tujuh ratus ribu rupiah), tetapi saksi mendengar saran anggota BPD agar uang
tersebut tidak usah dicairkan karena sudah lewat waktu ;
- Bahwa pernah ada rapat desa Wonorejo membahas tentang dana dari Pem.
Kab. Malang yang keluar ;
31
- Bahwa tidak ada perubahan DUK (Daftar Urutan Kegiatan) tahun 2005 ;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa
mengatakan bahwa keterangan saksi banyak yang keliru terutama masalah
kegiatan di Kantor Desa tidak disampaikan dalam persidangan ;
Saksi 7. LIANA ; di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K ( Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa saksi sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Desa Wonorejo ;
- Bahwa saksi sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Desa Wonorejo pernah diberi
dana oleh terdakwa selaku Kades Wonorejo Sebesar Rp.2.500.000,-( dua juta
lima ratus ribu rupiah) pada tahu 2005 untuk kegiatan PKK Desa Wonorejo ;
- Bahwa dana tersebut telah dipakai untuk kebutuhan PKK pada tahun 2005 ;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkan ;
Saksi 8. SULIATI , di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
32
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K ( Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa saksi di Desa Wonorejo hanya sebagai anggota PKK ;
- Bahwa saksi tidak pernah mengetahui mengenai dana DPD/K asalnya dari
mana, penggunaannya dan dana tersebut sekarang ada dimana ;
- Bahwa saksi tidak pernah tanda-tangan dalam laporan pertanggungjawaban
dana DPD/K dan tanda-tangan yang tertera di Laporan Pertanggung-jawaban
itu bukan tanda-tangan saksi ;
- Bahwa saksi tidak pernah menerima uang dari terdakwa ;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi, terdakwa mengatakan bahwa
keterangan saksi ada yang tidak disampaikan yakni di Kantor Desa sering ada
pertemuan PKK ;
Saksi 9. SUMIATI ; di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa saksi bukan Anggota PKK, saksi adalah masyarakat biasa ;
- Bahwa saksi tidak pernah menerima uang dari PKK ;
- Bahwa saksi tidak pernah tanda tangan di Laporan Pertanggung-Jawaban
dana DPD/K dan tanda tangan yang ada di Laporan Pertanggung-Jawaban
tersebut bukan tanda tangan saksi ;
33
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa mengatakan
bahwa sebenarnya saksi adalah Sekretaris BPD di Desa Wonorejo ;
Saksi 10. DRS. TULUS HARIYANTO : di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa saksi sebagai Kepala Bagian Tata Pemerintahan Desa pada Sekretariat
Kab.Malang sejak tanggal 5 Januari 2007 dan pada saat pemeriksaan saksi di
Penyidik Kejaksaan saksi sudah menduduki jabatan tersebut ;
- Bahwa saksi tidak tahu permasalahan terdakwa dan juga mengenai dana
DPD/K Desa Wonorejo karena saksi pada saat itu masih menjabat sebagai
Camat Dampit sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 dan Desa
Wonorejo tidak masuk wilayah Camat saksi ;
- Bahwa prosedur pengangkatan Kepala Desa harus melalui hasil Pemilihan
dan masa bakti Kepala Desa selama 8 (delapan) tahun ;
- Bahwa terdakwa menjabat sebagai Kades Wonorejo sejak tanggal 7 Desember
1998 sampai dengan tanggal 7 Desember 2006 berdasarkan SK Bupati Kepala
Daerah Tinglat II Malang nomor. 554 tahun 1998 tanggal 7 Desember 1998 ;
- Bahwa dana DPD/K yang diberikan kepada Desa Wonorejo oleh
Pemkab.Malang berasal dari APBD Kab. Malang, dan saksi tidak tahu apakah
dana DPD/K tahun 2005 untuk Desa Wonorejo diterima oleh terdakwa ;
- Bahwa sebelum dana DPD/K disalurkan harus ada DURK yang dibuat
melalui musyawarah Desa dan DURK tersebut harus mendapatkan
Persetujuan dari Bupati ;
34
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa membenarkan ;
Saksi 11. DRS. WILLEM PETRUS SALAMENA, MM. : di bawah sumpah pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K ( Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa saksi menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kabupaten Malang sejak tanggal 30 Desember 2006 sampai dengan sekarang ,
dan sebelumnya mulai tahun 2001 sampai dengan 30 Desember 2006 sebagai
Kepala Bagian Keuangan Kabupaten Malang ;
- Bahwa Desa Wonorejo mendapatkan Bantuan Dana Pembangunan Desa
sebesar Rp.25.400.000,-(dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah) ;
- Bahwa dana DPD/K dari Pemkab.Malang/Pemerintah tersebut tidak boleh
dipergunakan peruntukannya untuk yang lain dan harus sesuai dengan
Daftar Urut Kegiatan ;
- Bahwa dalam proses administrasi, semua prosedur administrasi yang
diajukan untuk mendapatkan dana DPD/K Desa Wonorejo sudah memenuhi
syarat dan sudah benar ;
- Bahwa setelah disetujui kemudian dana DPD/K tersebut oleh Pemkab.Malang
dikirim melalui Bank Rakyat Indonesia ke rekening PJOK dan bukti
penerimaan disampaikan kepada saksi ;
35
- Bahwa yang harus menerima dana DPD/K tersebut adalah PJOK, dan yang
mengolola adalah PJOK dan untuk Desa Wonorejo ditarnsfer melalui BRI Unit
Singosari atas nama Jun Eko Rahmat ;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa
membenarkan ;
Saksi 12. DRS. R. BAMBANG PRIANTO : di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K ( Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa jabatan saksi adalah Kepala Bidang Usaha Ekonomi Informal dan
Pendayagunaan Tegnologi Tepat Guna di badan Pemberdayaan Masyarakat (
BPM ) Kab. Malang ;
- Bahwa berdasarkan Pedoman Umum, Petunjuk Tehnis dan SK Alokasi
Penggunaan Dana Pembangunan Desa/Kelurahan ( DPD/K ) tahun
2005 dari Bupati, Kepala Desa sebagai Pembina dan pengendali kelancaran
serta keberhasilan pelaksanaan DPD/K, Penanggung Jawab Operasional
Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris Desa atau Perangkat Desa lain yang
mampu berdasarkan Keputusan Kepala Desa, bertanggung jawab terhadap
pengelolaan dan keberhasilan seluruhnya pengelolaan DPD/K, sedang
Penanggung Jawab Administrasi Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur Keuangan
atau Perangkat Desa pada Seretariat Desa berdasarkan Keputusan Kepala
36
Desa, bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan DPD/K ;
- Bahwa Pemda Kab. Malang tahun 2005 pernah mengalokasikan dana untuk
Desa/Keluarahan se-Kab. Malang sebesar Rp.10.000.000.000,-(sepuluh
milyard) untuk 378 Desa dan 12 Kelurahan termasuk Desa Wonorejo ;
- Bahwa untuk mendapatkan dana DPD/K harus ada Daftar Usulan Rencana
Kegiatan (DURK)yang dibuat berdasarkan musyawarah Desa yang
beranggotakan Kepala Desa beserta perangktanya, BPD, LPMD, Tim
Penggerak PKK dan tokoh masyarakat, dan DURK yang diajukan oleh Desa
Wonorejo sudah sesuai dengan prosedur ;
- Bahwa sebelum mengabulkan usulan rencana kegiatan oleh Desa yang
bersangkutan yang akan mendapatkan bantuan, selain diperiksa
administrasinya juga ada monitoring mengenai Daftar Usulan Rencana
Kegiatan yang disusulkan untuk semua Desa yang mendapatkan Bantuan
Dana tersebut ;
- Bahwa apabila ada perubahan mengenai DURK, mekanismenya harus melalui
musyawarah Desa sebelum dilaksanakan dan dibuatkan berita acaranya,
tanpa adanya musyawarah desa hal tersebut bertentangan dengan peraturan
dan setelah musyawarah desa bisa dilaksanakan tidak perlu menunggu Acc
dari saksi ;
- Bahwa dana DPD/K yang telah cair kemudian oleh PJOK diberikan kepada
masing-masing pelaksana kegiatan sesuai kegiatan dalam DURK ;
- Bahwa aturan tersebut tertuang dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan ;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa
membenarkan ;
37
Saksi 13. EKO MARGIANTO,AP.S.Sos : di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K ( Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa saksi pernah menjadi Pelaksana Harian Camat Singosari dan
sebelumnya menjadi Sekcam Singosari sejak tahun 2003 sampai dengan
sekarang dan pada waktu itu saksi diperiksa oleh Penyidik Kejaksaan ;
- Bahwa Desa Wonorejo tahun 2005 menerima dana DPD/K sebesar
Rp.25.400.000,-(dua puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ) dan dana
tersebut langsung dikelola oleh masing-masing desa termasuk Desa
Wonorejo, saksi tidak berhak untuk mengatur kegiatan yang dilaksanakan
oleh desa dan secara tekhnis kegiatan-kegiatan Desa Wonorejo saksi tidak
tahu dan saksi hanya mengetahui dari LPJ saja ;
- Bahwa untuk mendapatkan dana DPD/K harus ada Daftar Usulan Rencana
Kegiatan (DURK)yang dibuat berdasarkan musyawarah Desa dan DURK
yang diajukan oleh Desa Wonorejo sudah sesuai dengan prosedur dan ada
persetujuan dari camat ;
- Bahwa ada laporan dari BPD Desa Wonorejo bahwa ada penyelewengan dana
DPD/K yang dilakukan Kepala Desa Wonorejo, Abdul Mukti dan saksi
langung turun tangan menengahi masalah tersebut tetapi terdakwa tidak
pernah datang ;
38
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa
membenarkan ;
Saksi 14. RONI HERMAWAN : di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa penyidik, ada memberi keterangan dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta membenarkan semua
isinya ;
- Bahwa benar Terdakwa dihadapkan dalam persidangan karena telah
melakukan penyimpangan dana DPD/K ( Dana Pembangunan
Desa/Kelurahan ) desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ;
- Bahwa prosedur pengajuan DPD/K harus DURK yang dibuat berdasarkan
musyawarah Desa, lalu dibawa ke Kantor Camat dan setelah disetujui
kemudian Daftar Usulan Kegiatan itu turun ;
- Bahwa saksi bertugas menghimpun laporan dari tiap-tiap Desa terhadap
pelaksanaan DUK dan Administrasi pengajuan DURK Desa Wonorejosudah
sesuai dengan prosedur serta laporan yang disampaikan mengenai Kegiatan
yang dilaksanakan di Desa Wonorejo yang diajukan oleh Kepala Desa
Wonorejo, terdakwa sekitar bulan Agustus 2005 saksi tidak pernah mengecek;
- Bahwa terdakwa pernah minta tolong kepada saksi untuk menyusun DURK
Desa Wonorejo dan membuat LPJnya, pada bulan Juli 2005, pada waktu itu
saksi tinggal menyusun karena lampiran-lampirannya telah lengkap ;
- Bahwa yang berhak menerima dan mengelola dana DPD/K adalah PJOK (
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan ) ;
39
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa mengatakan
bahwa yang membuat Laporan Pertanggung Jawaban dana DPD/K Desa
Wonorejo adalah saksi bukan Terdakwa ;
SAKSI A DE CHARGE 1. : LASIM di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa terdakwa adalah mantan Kades Wonorejo ;
- Bahwa saksi adalah warga masyarakat biasa, demikian juga saat terdakwa
masih menjabat menjadi Kades Wonorejo ;
- Bahwa sewaktu terdakwa menjabat menjadi Kades Wonorejo banyak
pembangunan yang dilakukan diantaranya pembangunan kantor desa,
gapuro perbatasan dan paving jalan menuju SDN Wonorejo tetapi saksi tidak
tahu asal dananya;
- Bahwa saksi tidak tahu dana DPD/K maupun DURK tahun 2005 dan saksi
tidak tahu apakah pada tahun 2005 ada rapat membahas DURK ;
- Bahwa saksi tidak tahu apakah tahun 2005 Desa Wonorejo mendapat dana
DPS?K ;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkan ;
SAKSI A DE CHARGE 2. : BUARUM di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa terdakwa adalah mantan Kades Wonorejo ;
- Bahwa saksi adalah warga masyarakat biasa, demikian juga saat terdakwa
masih menjabat menjadi Kades Wonorejo ;
- Bahwa sewaktu terdakwa menjabat menjadi Kades Wonorejo banyak
pembangunan yang dilakukan diantaranya pembangunan kantor desa,
40
gapuro perbatasan dan paving jalan menuju SDN Wonorejo tetapi saksi tidak
tahu asal dananya;
- Bahwa saksi tidak tahu dana DPD/K maupun DURK tahun 2005 dan saksi
tidak tahu apakah pada tahun 2005 ada rapat membahas DURK ;
- Bahwa saksi tidak tahu apakah tahun 2005 Desa Wonorejo mendapat dana
DPS/K ;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkan ;
Menimbang, bahwa untuk mendapatkan keterangan yang seobyektif
mungkin maka di depan persidangan telah pula didengar keterangan Terdakwa
yang pada pokoknya menerangkan tentang hal-hal sebagai berikut :
- Bahwa Terdakwa menjabat Kepala Desa Wonorejo, Kec.Singosari sejak
tanggal 7 Desember 1998 sampai tahun 07 Desember 2006 ;
- Bahwa pada tahun 2005 Desa Wonorejo mendapatkan dana DPD/K dari
Pemkab. Malang sebesarnya Rp. 25.400.000,-( dua puluh lima juta empat ratus
ribu rupiah ) ;
- Bahwa dana tersebut yang mencairkan adalah Saksi Jun Eko ( Sekretaris Desa
) selaku PJOK dan setelah diterima langsung terdakwa minta lalu terdakwa
simpan sejumlah Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta) di BRI Uit Lawang dan
Rp.400.000,- ( empat ratus ribu rupiah ) terdakwa berikan kepada saksi Jun
Eko untuk biaya perjalanan dinas ;
- Bahwa dana DPD/K Desa Wonorejo tahun 2005 sesuai dengan DURK
peruntukannya sebagai berikut :
- Bantuan peningkatan kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan
sebesar Rp. 17.150.000,-;
- Bantuan operasional Badan Permusayawaratan Desa (BPD)
sebesar Rp. 1.700.000,-;
41
- Bantuan operasional Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD) sebesar Rp. 500.000,- ;
- Bantuan operasional Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK )
sebesar Rp. 2.500.000,- ;
- Bantuan pemberdayaan Dusun/Dukuh sebesar Rp. 1.000.000,-;
- Bantuan Pemberdayaan Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga
(RW) sebesar Rp. 2.500.000,-.
- Bahwa dari dana DPD/K Desa Wonorejo yang telah dibagikan terdakwa
sesuai dengan DURK adalah sebagai berikut :
- diberikan kepada saksi JUN EKO RB sebesar Rp. 400.000,-
- diberikan pada saksi LIANA (Ketua PKK Desa Wonorejo)
Rp.2.500.000,-
- perjalanan Dinas Kepala Desa Wonorejo sebesar Rp.1.800.000,-
- pemeliharaan kendaraan dinas Kades Wonorejo Rp.1.500.000,-
Jumlah Rp.6.200.000,-
- Bahwa selebihnya uang itu digunakan untuk :
§ Pembangunan Sebuah Gapuro yang ada di perbatasan antara Desa Jabung
dengan Desa Wonorejo ;
§ Pembangunan sebuah Gapuro di Dusun Blandit Barat ;
§ Pembangunan Jalan Paving yang ada di SDN Wonorejo II dan III dan
kemakam Umum ;
- Bahwa pada waktu terpilih menjadi Kepala Desa Tahun 1998, Kantor Desa
Wonorejo hancur kemudian berangsur-angsur terdakwa membangun Kantor
Desa tersebut, dan dana yang ada tidak cukup sehingga banyak uang
terdakwa yang terpakai untuk membangun Kantor Desa sebelum dana turun
dan uang sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta) dipakai untuk
42
mengganti dana yang dikeluarkan terdakwa selama ini termasuk membangun
Kantor Desa dan sebagainya dan mengenai masalah pengeluaran uang
tersebut sudah pernah dimusyawarakan di Desa ;
- Bahwa pada tahun 2005 Desa Wonorejo setelah mendapatkan bantuan dana
DPD/K terdakwa langsung mengadakan rapat yang dihadiri oleh BPD lalu
perangkat Desa yang ada dan saksi Jun Eko sudah mengerti pengeluaran yang
terdakwa keluarkan selama menjadi Kepala Desa terutama pembangunan
gedung Kantor Desa ;
- Bahwa DURK tahun 2005 dan Laporan Pertanggung Jawaban dana DPD/K
Desa Wonorejo tidak dibuat berdasarkan musyawarah desa tetapi terdakwa
minta tolong kepada saksi Roni Hermawan untuk menyusun ;
- Bahwa terdakwa tidak menyesali perbuatannya dan merasa tidak bersalah
karena terdakwa tidak menikmati uang tersebut secara pribadi tetapi
dipergunakan untuk pembangunan Desa Wonorejo ;
Menimbang, bahwa dari hasil pemeriksaan di depan persidangan
berdasarkan keterangan saksi-saksi dan Terdakwa serta dihubungkan dengan
barang bukti yang diajukan di persidangan, diperoleh fakta-fakta sebagai
berikut:
- Bahwa Terdakwa menjabat Kepala Desa Wonorejo, Kec. Singosari sejak
tanggal 7 Desember 1998 sampai tahun 07 Desember 2006 berdasarkan SK
Bupati Kepala Daerah Tingkat II Malang nomor. 554 tahun 1998 tanggal 7
Desember 1998 ;
- Bahwa pada tahun 2005 Desa Wonorejo mendapatkan dana DPD/K dari
Pemkab. Malang sebesarnya Rp. 25.400.000,- (dua puluh lima juta empat ratus
ribu rupiah) yang bersumber dari APBD Pemerintah daerah Kabupaten
Malang ;
43
- Bahwa untuk mendapatkan dana tersebut harus ada DURK (Daftar Usulan
Rencana Kerja) yang disampaikan kepada Bupati Malang melalui Camat
Singosari dan DURK dibuat berdasarkan musyawarah desa yang dihadiri
Kepala Desa beserta perangkatnya, BPD, LPMD, Tim Penggerak PKK dan
tokoh masyarakat ;
- Bahwa berdasarkan Pedoman Umum, Petunjuk Tehnis dan SK Alokasi
Penggunaan Dana Pembangunan Desa/Kelurahan ( DPD/K ) tahun
2005 dari Bupati, Kepala Desa sebagai Pembina dan pengendali kelancaran
serta keberhasilan pelaksanaan DPD/K, Penanggung Jawab Operasional
Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris Desa atau Perangkat Desa lain yang
mampu berdasarkan Keputusan Kepala Desa, bertanggung jawab terhadap
pengelolaan dan keberhasilan seluruhnya pengelolaan DPD/K, sedang
Penanggung Jawab Administrasi Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur Keuangan
atau Perangkat Desa pada Seretariat Desa berdasarkan Keputusan Kepala
Desa, bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan DPD/K ;
- Bahwa penyaluran dana DPD/K ditransfer melalui Bank Jatim Cabang
Malang untuk diteruskan ke Bank Jatim Cabang Kecamatan atau BRI Unit
Kecamatan kemudian diteruskan ke rekening PJOK masing-masing
Desa/Kelurahan ;
- Bahwa dana DPD/K yang telah cair kemudian oleh PJOK diberikan kepada
masing-masing pelaksana kegiatan sesuai kegiatan dalam DURK ;
- Bahwa penggunaan dana DPD/K diserahkan ke desa yang bersangkutan dan
harus sesuai dengan DUK, apabila ada perubahan penggunaan dana DPD/K
tidak sesuai dengan DURK diperbolehkan tetapi prosedurnya harus melalui
musyawarah desa dan ada berita acaranya ;
- Bahwa pada bulan Juli 2005 terdakwa telah membuat DURK Desa Wonorejo
44
tahun 2005 tanpa melalui musyawarah desa, kemudian DURK tersebut
disampaikan kepada Bupati Malang melalui Camat Singosari, dan setelah
diteliti DURK yang dibuat terdakwa tersebut telah memenuhi syarat
administrasi sehingga disetujui oleh Bupati untuk mendapatkan dana
DPD/K;
- Bahwa dalam DURK tersebut, sebagai Penanggung Jawab Operasional
Kegiatan ( PJOK ) adalah Sekretaris Desa, Jun Eko, dan sebagai Penanggung
Jawab Administrasi Kegiatan ( PJAK ) adalah Kaur Kesra, Sanabi ;
- Bahwa dana DPD/K dari Pemda Kab. Malang sebesar Rp. 25.400.000,- ( dua
puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ) ditransfer ke rekening PJOK yaitu
saksi Jun Eko di BRI Unit Singosari, kemudian pada tanggal 6 Oktober 2005
terdakwa mengajak saksi Jun Eko untuk mengambil uang tersebut, dan
setelah uang tersebut diambil oleh saksi Jun Eko uang tersebut kemudian
diminta seluruhnya oleh terdakwa kemudian dimasukkan ke rekening atas
nama terdakwa di BRI Unit Lawang, sedang saksi Jun Eko hanya diberi Rp.
400.000,- ( empat ratus ribu rupiah ) sebagai uang perjalanan dinas ;
- Bahwa dana DPD/K Desa Wonorejo tahun 2005 sesuai dengan DURK
yang terdakwa buat peruntukannya sebagai berikut :
- Bantuan peningkatan kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan
sebesar Rp. 17.150.000,-;
- Bantuan operasional Badan Permusayawaratan Desa (BPD)
sebesar Rp. 1.700.000,-;
- Bantuan operasional Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD) sebesar Rp. 500.000,- ;
- Bantuan operasional Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK )
sebesar Rp. 2.500.000,- ;
45
- Bantuan pemberdayaan Dusun/Dukuh sebesar Rp. 1.000.000,-;
- Bantuan Pemberdayaan Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga
(RW) sebesar Rp. 2.500.000,-.
- Bahwa dari dana DPD/K Desa Wonorejo yang penggunaannya telah sesuai
dengan DURK adalah sebagai berikut :
- diberikan kepada saksi JUN EKO RB sebesar Rp. 400.000,-
- diberikan pada saksi LIANA (Ketua PKK Desa Wonorejo)
Rp.2.500.000,-
- perjalanan Dinas Kepaia Desa Wonorejo sebesar Rp.1.800.000,-
- pemeliharaan kendaraan dinas Kades Wonorejo Rp.1.500.000,-
Jumlah Rp.6.200.000,-
- Bahwa tanpa melalui musyawarah desa sisa dana DURK sebesar 19.200.000,-
digunakan untuk :
§ Pembangunan Sebuah Gapuro yang ada di perbatasan antara Desa Jabung
dengan Desa Wonorejo ;
§ Pembangunan sebuah Gapuro di Dusun Blandit Barat ;
§ Pembangunan Jalan Paving yang ada di SDN Wonorejo II dan III dan
kemakam Umum ;
- Bahwa dalam laporan pertangungjawaban penggunaan dana DPD/K tahun
2005 yang terdakwa buat semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
DURK dan bukti kuitansi pengeluaran telah diterima oleh masing-masing
yang berhak sesuai DURK, akan tetapi pada kenyataannya tidak ada kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2005 sesuai DURK dan bukti
kuitansi penerimaan tersebut adalah fiktif karena nama-nama yang tertera
dalam kuitansi tersebut tidak pernah menerima dana dari terdakwa dan tidak
pernah menandatangani kuitansi tersebut ;
46
Menimbang, bahwa sekarang MAJELIS HAKIM akan meneliti dan
mempertimbangkan apakah dari fakta-fakta tersebut apa yang dilakukan
terdakwa ABDUL MUKTI merupakan tindak pidana ataukah tidak sebagaimana
dakwaan Jaksa/Penuntut Umum;
Menimbang, bahwa untuk mempersalahkan seseorang telah melakukan
tindak pidana maka semua unsur-unsur dari tindak pidana yang didakwakan
haruslah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum ;
Menimbang, bahwa terhadap pleidooi Penasihat Hukum Terdakwa akan
dipertimbangkan secara bersamaan dan sekaligus dalam pertimbangan berikut ;
Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum
dengan dakwaan subsidaritas, yaitu :
Dakwaan Primair : Melanggar Pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 ;
Dakwaan Subsidair : Melanggar Pasal 3 jo pasal 18 Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 ;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa didakwa dengan dakwaan
subsidaritas maka Majelis akan mempertimbangkan dakwaan primair terlebih
dahulu apabila dakwaan primair terbukti maka dakwaan subsidair tidak perlu
dibuktikan lagi demikian pula sebaliknya ;
47
Menimbang, bahwa Dakwaan Primair melanggar Pasal 2 ayat (1) jo pasal
18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 unsur-unsurnya
adalah sebagai berikut :
1. Setiap Orang ;
2. Secara Melawan Hukum ;
3. Melakukan Perbuatan Memperkaya Diri Sendiri Atau Orang lain Atau Suatu
Korporasi ;
4. Dapat Merugikan Keuangan Negara Atau Perekonomian Negara ;
5. Dijatuhi Pidana Tambahan ;
AD. 1. UNSUR SETIAP ORANG ;
Menimbang, bahwa yang dimaksud “SETIAP ORANG” disini adalah
siapa saja selaku subyek hukum dalam hal ini Terdakwa sebagai manusia atau
persoon yang perbuatannya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan
berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3 UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dalam UU No. 20 Tahun 2001 adalah orang perseorangan atau termasuk
korporasi yaitu setiap orang atau siapa saja sebagai subyek hukum yang mampu
bertanggungjawab secara hukum atas perbuatan pidana yang dilakukannya;
Menimbang, bahwa pada dasarnya kata “SETIAP ORANG” identik
dengan kata “BARANG SIAPA” menunjukkan kepada siapa orangnya yang
harus bertanggung jawab atas perbuatan/kejadian yang didakwakan itu atau
setidak-tidaknya mengenai siapa orangnya yang harus dijadikan terdakwa dalam
perkara ini. Tegasnya, kata “BARANG SIAPA” menurut Buku Pedoman
Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Buku II, Edisi Revisi Tahun 2004,
48
Halaman 208 dari MAHKAMAH AGUNG RI dan PUTUSAN MAHKAMAH
AGUNG RI Nomor: 1398 K / Pid / 1994 tanggal 30 Juni 1995 terminologi kata
“BARANG SIAPA” atau “HIJ” sebagai siapa saja yang harus dijadikan
terdakwa/dader atau setiap orang sebagai subyek hukum (pendukung hak dan
kewajiban) yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam segala tindakannya;
Menimbang, bahwa dengan demikian perkataan “BARANG SIAPA” atau
“SETIAP ORANG” secara historis kronologis manusia sebagai subyek hukum
telah dengan sendirinya ada kemampuan bertanggung jawab kecuali secara
tegas undang-undang menentukan lain ;
Menimbang, bahwa jadi dengan demikian konsekuensi logis anasir ini
maka adanya kemampuan bertanggung jawab (TOEREKENINGS
VAANBAARHEID) tidak perlu dibuktikan lagi oleh karena setiap subyek
hukum melekat erat dengan kemampuan bertanggung jawab sebagaimana
ditegaskan dalam MEMORIE VAN TOELICHTING (MvT) ;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi di depan
persidangan, keterangan terdakwa, barang bukti, Surat Perintah Penyidikan,
Surat Perintah Penahanan dari Kejaksaan terhadap terdakwa ABDUL MUKTI,
Penetapan penahanan Hakim Pengadilan Negeri Kepanjen, yang diperpanjang
oleh Ketua Pengadilan Negeri Kepanjen berikutnya Surat Dakwaan dan Tuntutan
Pidana Jaksa Penuntut Umum, serta pleidooi dari Penasihat Hukum terdakwa di
depan persidangan dan pembenaran terdakwa terhadap pemeriksaan
identitasnya pada sidang pertama sebagaimana termaktub dalam Berita Acara
Sidang dalam perkara ini dan pembenaran para saksi yang dihadapkan di depan
persidangan membenarkan bahwa yang sedang diadili di depan persidangan
Pengadilan Negeri Kepanjen adalah terdakwa ABDUL MUKTI maka jelaslah
sudah pengertian “SETIAP ORANG” yang dimaksudkan dalam aspek ini
49
adalah terdakwa ABDUL MUKTI yang dihadapkan ke depan persidangan
Pengadilan Negeri Kepanjen sehingga Majelis berpendirian unsur “SETIAP
ORANG” terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum;
AD. 2. UNSUR SECARA MELAWAN HUKUM ;
Menimbang, bahwa pengertian “MELAWAN HUKUM” adalah dalam
pengertian formil maupun materiil dimana ajaran sifat melawan hukum yang
formal mengatakan bahwa apabila suatu perbuatan telah mencocoki semua unsur
yang termuat dalam rumusan tindak pidana, perbuatan tersebut adalah tindak
pidana dan ajaran yang materiil mengatakan bahwa di samping memenuhi
syarat-syarat formal, yaitu mencocoki semua unsur yang tercantum dalam
rumusan delik, perbuatan itu harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat
sebagai perbuatan yang tidak patut atau tercela (Vide : Prof. Dr. Ny. Komariah
Emong Sapardjaja, S.H., “Ajaran Sifat Melawan Hukum Materiel Dalam Hukum
Pidana Indonesia (Studi Kasus Tentang Penerapan Dan Perkembangannya Dalam
Yurisprudensi)”, Penerbit PT. Alumni, Bandung, 2001, hlm. 25.);
Menimbang, bahwa sifat melawan hukum formal berarti semua bagian
(tertulis dalam undang-undang) dari rumusan delik telah terpenuhi dan sifat
melawan hukum materiel berarti bahwa karena perbuatan itu, kepentingan
hukum yang dilindungi oleh rumusan delik tertentu telah dilanggar (Vide : Prof,
Dr. D. Schaffmeister, Prof. Dr. N. Keijzer, Mr. E. PH. Sitorus, “Hukum Pidana”,
Editor Penerjemahan Prof. Dr. J.E. Sahetapy, S.H., M.H., Penerbit Liberty,
Yogyakarta, 2003, hlm. 50);
Menimbang, bahwa Profesor Van Hattum mengatakan bahwa : “menurut
ajaran wederrechtelijkheid dalam arti formal suatu perbuatan hanya dapat
dipandang sebagai bersifat wederrechtelijk apabila perbuatan tersebut memenuhi
50
semua unsur yang terdapat di dalam rumusan suatu delik menurut undang-
undang dan menurut ajaran wederrechtelijkheid dalam arti material, apakah suatu
perbuatan itu dapat dipandang sebagai bersifat wederrechtelijk atau tidak,
masalahnya bukan saja harus ditinjau sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum
yang tertulis, melainkan juga harus ditinjau menurut asas-asas hukum umum
dari hukum yang tidak tertulis” (Vide : Drs. P.A.F. Lamintang, S.H., “Dasar-Dasar
Hukum Pidana Indonesia”, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hlm.
351) ;
Menimbang, bahwa dalam praktik peradilan khususnya melalui
perkembangan yurisprudensi pengertian “melawan hukum” terjadi pergeseran
dari perbuatan melawan hukum materiil dengan fungsi positif dan negatif
dimana fungsi negatif sebagai alasan peniadaan pidana guna menghindari
pelanggaran asas legalitas maupun penggunaan analogi yang dilarang oleh
hukum pidana sedangkan pergeseran perbuatan melawan hukum materiil ke
arah fungsi positif melalui kretaria limitatif dan kasuistik berupa perbuatan pelaku
yang tidak memenuhi rumusan delik dipandang dari segi kepentingan hukum yang lebih
tinggi ternyata menimbulkan kerugian yang jauh tidak seimbang bagi masyarakat/negara
dibandingkan dengan keuntungan dari perbuatan pelaku yang tidak memenuhi rumusan
delik tersebut ;
Menimbang, bahwa dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor:
003/PUU-IV/2006 tanggal 25 Juli 2006 menyatakan penjelasan ketentuan Pasal 2
ayat (1) UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 yang mengatur
perbuatan melawan hukum materiil bertentangan dengan UUD 1945 dan telah
pula dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
Menimbang, bahwa pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor:
003/PUU-IV/2006 tanggal 25 Juli 2006 Mahkamah Agung dalam beberapa
51
putusannya (Putusan Mahkamah Agung Nomor 996 K/Pid/2006 tanggal 16
Agustus 2006 atas nama terdakwa Hamdani Amin dan Putusan Mahkamah
Agung RI Nomor 1974 K/Pid/2006 tanggal 13 Oktober 2006 atas nama terdakwa
Prof. Dr. Rusadi Kantaprawira SH.) tetap menerapkan ajaran perbuatan melawan
hukum materiil sebagaimana ketentuan Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 31 Tahun
1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 003/PUU-IV/2006 tanggal 25
Juli 2006 khususnya terhadap eksistensi ketentuan Pasal 2 ayat (1) UU Nomor
31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 dinyatakan bertentangan dengan
UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, maka yang
dimaksud dengan unsur “melawan hukum” menjadi tidak jelas rumusannya.
Oleh karena itu berdasarkan doctrine “Sens-Clair” (la doctrine du senclair)
hakim harus melakukan penemuan hukum dengan memperhatikan ketentuan
Pasal 28 ayat (1) UU Nomor 4 Tahun 2004 yang menentukan, “Hakim wajib
menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup
dalam masyarakat”, karena menurut ketentuan Pasal 16 ayat (1) UU Nomor 4
Tahun 2004, “Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili dan
memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau
kurang jelas, melainkan wajib memeriksa dan mengadilinya”. Selain itu juga Hakim
dalam mencari makna “melawan hukum” seharusnya mencari dan menemukan
kehendak publik yang bersifat unsur pada saat ketentuan tersebut
diberlakukan pada kasus konkrit. Tegasnya, sebagaimana disebutkan
Hamaker bahwa hakim seyogianya mendasarkan putusannya sesuai dengan
kesadaran hukum dan penerapan hukum yang sedang hidup di dalam
masyarakatnya ketika putusan itu dijatuhkan, oleh karena itu menurut I.H.
Hymans hanya putusan hukum yang sesuai dengan kesadaran hukum dan
52
kebutuhan hukum warga masyarakatnya yang merupakan “hukum dalam
makna sebenarnya”. Konklusi dasarnya, sebagaimana dikatakan Lie Oen
Hock bahwa, “apabila kita memperhatikan UU, ternyata bagi kita bahwa UU
tidak saja menunjukan banyak kekurangan-kekurangan, tapi seringkali juga
tidak jelas. Walaupun demikian hakim harus melakukan peradilan. Teranglah,
bahwa dalam hal sedemikian UU memberi kuasa kepada hakim untuk
menetapkan sendiri maknanya ketentuan UU itu atau artinya suatu kata yang
tidak jelas dalam suatu ketentuan UU. Dan hakim boleh menafsir suatu
ketentuan UU secara gramatikal atau historis baik “rechts maupun
wetshistoris”, secara sistimatis atau secara sosiologis atau dengan cara
memperbandingkan hukum.
2. Mahkamah Agung dalam memberi makna unsur “secara melawan hukum”
dalam Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001
memperhatikan doktrin dan Yurispudensi Mahkamah Agung RI yang
berpendapat bahwa unsur “secara melawan hukum” dalam tindak pidana
korupsi adalah mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil
maupun dalam arti materiil dan mengenai perbuatan melawan hukum dalam
fungsi positif dan negatifnya, yang pengertiannya Mahkamah Agung
berpedoman pada :
- Bahwa “Tujuan diperluasnya unsur perbuatan “melawan hukum”, yang
tidak saja dalam pengertian formil, namun meliputi perbuatan melawan
hukum secara materiil, adalah untuk mempermudah pembuktiannya di
persidangan, sehingga suatu perbuatan yang dipandang oleh masyarakat
sebagai melawan hukum secara materiil atau tercela perbuatannya,
dapatlah pelaku dihukum melakukan tindak pidana korupsi, meskipun
perbuatannya itu tidak melawan hukum secara formil.
53
- Bahwa berdasarkan pengertian melawan hukum menurut Pasal 1 ayat (1)
sub a UU Nomor 3 Tahun 1971, tidak hanya melanggar peraturan yang
ada sanksinya melainkan mencakup pula perbuatan yang bertentangan
dengan keharusan atau kepatutan dalam pergaulan masyarakat atau
dipandang tercela oleh masyarakat.
- Bahwa dari butir 2 Surat Menteri Kehakiman RI tanggal 11 Juli 1970
sebagai pengantar diajukannya RUU Nomor 3 Tahun 1971 dapat
disimpulkan pengertian perbuatan melawan hukum secara materiil adalah
dititikberatkan pada pengertian yang diperoleh dari hukum tidak tertulis,
hal ini tersirat dari surat tersebut yang pada pokoknya berbunyi, “Maka
untuk mencakup perbuatan-perbuatan yang sesungguhnya bersifat koruptif akan
tetapi sukar dipidana, karena tidak didahului suatu kejahatan atau pelanggaran
dalam RUU ini dikemukakan saran “melawan hukum” dalam rumusan tindak
pidana korupsi, yang pengertiannya juga meliputi perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan norma-norma yang lazim atau yang bertentangan dengan
keharusan dalam pergaulan hidup untuk bertindak cermat terhadap orang lain,
barang maupun haknya”.
- Bahwa sejalan dengan politik hukum untuk memberantas korupsi dalam
Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 29 Desember 1983 Nomor 275
K/Pid/1983, untuk pertama kalinya dinyatakan secara tegas bahwa
korupsi secara materiil melawan hukum, karena perbuatan tersebut adalah
perbuatan yang tidak patut, tercela dan menusuk perasaan hati
masyarakat banyak, dengan memakai tolok ukur asas-asas hukum yang
bersifat umum menurut kepatutan dalam masyarakat.
- Bahwa yurisprudensi dan doktrin merupakan sumber hukum formil selain
UU dan kebiasaan serta traktat yang dapat digunakan oleh Mahkamah
54
Agung dalam kasus konkrit yang dihadapinya, yurisprudensi tentang
makna perbuatan melawan hukum dalam arti formil dan dalam arti
materiil harus tetap dijadikan pedoman untuk terbinanya konsistensi
penerapannya dalam perkara-perkara tindak pidana korupsi, karena
sudah sesuai dengan kesadaran hukum dan perasaan hukum yang sedang
hidup dalam masyarakat, kebutuhan hukum warga masyarakat, nilai-nilai
hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagaimana tersebut di atas maka MAJELIS HAKIM dalam mengadili perkara
ini tetap menerapkan ajaran perbuatan melawan hukum materiil walaupun
dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 003/PUU-IV/2006 tanggal 25 Juli
2006 perbuatan melawan hukum materiil sebagaimana ketentuan Pasal 2 ayat (1)
UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 dinyatakan bertentangan
dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat ;
Menimbang, bahwa terhadap unsur ad “2” ini maka MAJELIS HAKIM
akan meneliti, mempertimbangkan dan menetapkan pendiriannya sebagaimana
pertimbangan berikut ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yuridis yang terungkap di
persidangan, bahwa untuk mendapatkan dana DPD/K harus ada DURK (Daftar
Usulan Rencana Kerja) yang disampaikan kepada Bupati Malang melalui Camat
dan DURK dibuat berdasarkan musyawarah desa yang dihadiri Kepala Desa
beserta perangkatnya, BPD, LPMD, Tim Penggerak PKK dan tokoh masyarakat ;
Menimbang, bahwa terdakwa telah membuat DURK tahun 2005 tanpa
musyawarah desa dan berdasarkan DURK tersebut kemudian Desa Wonorejo
mendapat dari dana DPD/K (Dana Pembangunan Desa/Kelurahan) yang
berasal dari APBD Kab. Malang sebesar sebesar Rp. 25.400.000,- ( dua puluh lima
55
juta empat ratus ribu rupiah) dan telah diambil oleh PJOK ( saksi Jun Eko ) di BRI
Unit Singosari kemudian uang tersebut diminta terdakwa dan saksi Jun Eko
diberi Rp.400.000,- (empat ratus ribu rupiah) sedang sisanya terdakwa masukkan
ke rekening terdakwa di BRI Unit Lawang ;
Menimbang, bahwa dari dana DPD/K Desa Wonorejo telah terdakwa
serahkan uangnya sesuai dengan DURK adalah sebagai berikut :
- diberikan kepada saksi JUN EKO RB sebesar Rp. 400.000,-
- diberikan pada saksi LIANA (Ketua PKK Desa Wonorejo)
Rp.2.500.000,-
- perjalanan Dinas Kepaia Desa Wonorejo sebesar Rp.1.800.000,-
- pemeliharaan kendaraan dinas Kades Wonorejo Rp.1.500.000,-
Jumlah Rp.6.200.000,-
Menimbang, bahwa berdasarkan Pedoman Umum, Petunjuk Tehnis
dan SK Alokasi Penggunaan Dana Pembangunan Desa/Kelurahan
(DPD/K ) tahun 2005 dari Bupati, Kepala Desa sebagai Pembina dan
pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan DPD/K, dan Penanggung
Jawab Operasional Kegiatan ( PJOK ) bertanggung jawab terhadap pengelolaan
dan keberhasilan seluruhnya pengelolaan DPD/K, sehingga terdakwa tidak
seharusnya yang mengelola uang DPD/K tersebut ;
Menimbang, bahwa sisa dana DURK sebesar 19.200.000,- digunakan oleh
terdakwa untuk :
§ Pembangunan Sebuah Gapuro yang ada di perbatasan antara Desa Jabung
dengan Desa Wonorejo ;
§ Pembangunan sebuah Gapuro di Dusun Blandit Barat ;
§ Pembangunan Jalan Paving yang ada di SDN Wonorejo II dan III dan
kemakam Umum ;
56
Menimbang, bahwa penggunaan dana DPD/K diserahkan ke desa yang
bersangkutan dan harus sesuai dengan DURK, menurut saksi Drs. R. Bambang
Prianto apabila ada perubahan penggunaan dana DPD/K tidak sesuai dengan
DURK diperbolehkan tetapi prosedurnya harus melalui musyawarah desa dan
ada berita acaranya ;
Menimbang, bahwa penggunaan sisa dana DURK sebesar 19. 200.000,-
untuk pembangunan desa tidak tercantum dalam DURK tahun 2005 dan
perubahan penggunaan dana DPD/K tahun 2005 tersebut terdakwa laksanakan
tanpa melalui musyawarah desa dan tidak ada berita acaranya ;
Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa yang mempergunakan dana
ADD/K sebesar Rp. 19.200.000,- (sembilan belas juta dua ratus ribu rupiah) untuk
kepentingan pembangunan desa Wonorejo tidak bertentangan dengan rasa
keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat, akan tetapi
perbuatan Terdakwa tersebut tidak sesuai dengan Pedoman Umum, Petunjuk
Tehnis dan SK Alokasi Penggunaan Dana Pembangunan Desa/Kelurahan
( DPD/K ) Tahun 2005 dari Bupati Malang ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagaimana tersebut di atas MAJELIS HAKIM berpendirian bahwa perbuatan
Terdakwa hakikatnya tidaklah dapat dikategorisasikan sebagai tindakan yang
bertentangan dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam
masyarakat sehingga unsur ad. 2 tentang “SECARA MELAWAN HUKUM”
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum ;
Menimbang, bahwa oleh karena salah satu unsur dalam dakwaan Primair
yaitu unsur ad. 2 tentang “SECARA MELAWAN HUKUM” tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan menurut hukum maka unsur berikutnya tidak perlu
dibuktikan lagi dan Terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan Primair ;
57
Menimbang, bahwa oleh karena DAKWAAN PRIMAIR tidak terbukti,
maka selanjutnya akan diteliti dan dipertimbangkan tentang DAKWAAN
SUBSIDAIR yaitu melanggar Pasal 3 Jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31
tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak Pidana
Korupsi yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
1. setiap orang ;
2. dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi ;
3. menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan ;
4. dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara ;
5. dijatuhkan pidana tambahan ;
Ad. 1. SETIAP ORANG ;
Menimbang, bahwa oleh karena unsur “SETIAP ORANG” telah
dipertimbangkan MAJELIS HAKIM dalam dakwaan primair maka untuk
singkatnya putusan ini segala pertimbangan tersebut kini diambil alih lagi dalam
mempertimbangkan unsur dakwaan subsidair sebagai pertimbangan tersendiri
sehingga merupakan satu kesatuan yang erat dan tidak terpisahkan dalam
putusan ini dan oleh karena itu unsur ad. 1 tentang “SETIAP ORANG” telah
terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum ;
58
Ad. 2. DENGAN TUJUAN MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU
ORANG LAIN ATAU SUATU KORPORASI
Menimbang, bahwa unsur ini bermakna adanya kesengajaan sebagai
maksud/tujuan, di dalam doktrin hukum pidana dapat dikategorisasikan sebagai
Opzet als Oogmerk, sehingga unsur ini bermakna harus adanya unsur kesengajaan
sebagai maksud dan tujuan (Waar men naar Streeft; doel stelling) dari Terdakwa
untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi;
Menimbang, bahwa pengertian kata “menguntungkan” dalam unsur ini
mempunyai arti bahwa terdakwa, orang lain/kroninya atau suatu korporasi
memperoleh aspek materiil maupun immateriil, Sifat “menguntungkan” ini dapat
dilakukan dengan cara korupsi, kolusi dan nepotisme sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 (vide: Dr. Lilik Mulyadi, S.H.,
M.H., Tindak Pidana Korupsi (Normatif, Teoretis, Praktik Dan Permasalahannya),
Penerbit Alumni, Bandung, 2007, hlm. 21) sedangkan Andi Hamzah berpendapat
bahwa pengertian “menguntungkan diri sendiri” adalah suatu unsur yang biasa
dalam hukum pidana, seperti tercantum juga dalam pasal-pasal 378 dan 423
KUHP (vide: Andi Hamzah, “Korupsi di Indonesia, Masalah dan Pemecahannya”,
Penerbit PT. Gramedia, Jakarta, 1984, hlm. 106), sedangkan menurut Sudarto
perkataan “menguntungkan ”suatu badan (korporasi) disitu tidak hanya badan
swasta, misalnya Perseroan Terbatas, yayasan, dan sebagainya, tetapi juga badan
pemerintahan, misalnya kantor/jawatan/dinas dan sebagainya” ;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan menguntungkan dalam pasal
ini, termasuk untuk diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi dijelaskan
Adami Chazawi bahwa unsur menguntungkan tersebut oleh para ahli diartikan
sebagai “memperoleh atau menambah kekayaan dari yang sudah ada”.
Memperoleh keuntungan adalah sama artinya dengan memperoleh kekayaan,
59
karena keuntungan tersebut dalam hubungannya dengan kekayaan (materiil),
bukan keuntungan immateriil seperti kepuasan batin dalam hal seperti mendapat
penghargaan;
Menimbang, bahwa subyek dari perbuatan menguntungkan diri tersebut
dapat terdiri dari “diri sendiri”, “orang lain”, atau “Korporasi”. Pengertian “diri
sendiri” artinya untuk kepentingan pribadinya. “Orang lain” artinya orang selain
pribadinya. Sedangkan “korporasi”, sesungguhnya juga bukan pribadinya seperti
orang lain. Tetapi substansi pengertian korporasi yang berbeda dengan
pengertian orang, seperti yang dijelaskan dalam Pasal 1 butir 1, adalah kumpulan
orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun
bukan badan hukum. Korporasi yang berbentuk badan hukum, ialah korporasi
yang oleh Undang-Undang ditentukan sebagai badan hukum, yang bisa badan
hukum publik dan bisa pula badan hukum privat. Badan Hukum publik
misalnya BUMN yang berbentuk pesero misalnya PTPN, PT. PLN, Garuda
Indonesia. Badan Hukum privat, misalnya suatu Perseroan Terbatas, Koperasi,
Yayasan. Korporasi yang tidak berbentuk badan hukum adalah semua organisasi
yang oleh Undang-Undang tidak ditentukan dan diatur sebagai badan hukum,
misalnya Firma, Usaha Dagang;
Menimbang, bahwa oleh karena unsur “diri sendiri”, “orang lain” , atau
“korporasi” ini bersifat alternatif sehingga tidak semua unsur harus dibuktikan di
persidangan, akan tetapi cukup salah satu yang sesuai dengan fakta di
persidangan, oleh karena itu Majelis Hakim akan mempertimbangkan unsur
yang paling sesuai dengan fakta di persidangan yaitu “diri sendiri” yang
menunjuk pada diri Terdakwa sendiri ;
Menimbang, bahwa pengertian “Korporasi” dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20
60
Tahun 2001 adalah kumpulan orang atau kekayaan yang terorganisasi baik
merupakan Badan Hukum maupun bukan Badan Hukum;
Menimbang, bahwa oleh karena unsur ini bersifat alternatif sehingga tidak
perlu terpenuhi keseluruhan dan unsur ini telah terbukti apabila telah terpenuhi
salah satunya ;
Menimbang, bahwa terdakwa telah membuat DURK tahun 2005 tanpa
musyawarah desa dan berdasarkan DURK tersebut kemudian Desa Wonorejo
mendapat dari dana DPD/K (Dana Pembangunan Desa/Kelurahan) yang
berasal dari APBD Kab. Malang sebesar sebesar Rp. 25.400.000,- ( dua puluh lima
juta empat ratus ribu rupiah) dan telah diambil oleh PJOK ( saksi Jun Eko ) di BRI
Unit Singosari kemudian uang tersebut diminta terdakwa dan saksi Jun Eko
diberi Rp.400.000,- (empat ratus ribu rupiah) sedang sisanya terdakwa masukkan
ke rekening terdakwa di BRI Unit Lawang ;
Menimbang, bahwa dari dana DPD/K Desa Wonorejo telah terdakwa
serahkan uangnya sesuai dengan DURK adalah sebagai berikut :
- diberikan kepada saksi JUN EKO RB sebesar Rp. 400.000,-
- diberikan pada saksi LIANA (Ketua PKK Desa Wonorejo)
Rp.2.500.000,-
- perjalanan Dinas Kepaia Desa Wonorejo sebesar Rp.1.800.000,-
- pemeliharaan kendaraan dinas Kades Wonorejo Rp.1.500.000,-
Jumlah Rp.6.200.000,-
Menimbang, bahwa berdasarkan Pedoman Umum, Petunjuk Tehnis
dan SK Alokasi Penggunaan Dana Pembangunan Desa/Kelurahan
(DPD/K) tahun 2005 dari Bupati, Kepala Desa sebagai Pembina dan
pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan DPD/K, dan Penanggung
Jawab Operasional Kegiatan ( PJOK ) bertanggung jawab terhadap pengelolaan
61
dan keberhasilan seluruhnya pengelolaan DPD/K, sehingga terdakwa tidak
seharusnya yang mengelola uang DPD/K tersebut ;
Menimbang, bahwa sisa dana DURK sebesar Rp. 19.200.000,- dipegang
oleh terdakwa, dan dalam laporan pertangungjawaban penggunaan dana DPD/K
tahun 2005 yang terdakwa buat semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
DURK dan bukti kuitansi pengeluaran telah diterima oleh masing-masing yang
berhak sesuai DURK, akan tetapi pada kenyataannya tidak ada kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2005 sesuai DURK dan bukti
kuitansi penerimaan tersebut adalah fiktif karena nama-nama yang tertera dalam
kuitansi tersebut tidak pernah menerima dana dari terdakwa dan tidak pernah
menandatangani kuitansi tersebut ;
Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan sebagaimana tersebut di
atas maka MAJELIS HAKIM berpendirian perbuatan Terdakwa telah terbukti
mempergunakan dana DPD/K tahun 2005 sebanyak Rp. 19.200.000,- ( sembilan
belas juta dua ratus ribu rupiah ) untuk kepentingan pribadinya, oleh karenanya
unsur ad. 2 tentang “DENGAN TUJUAN MENGUNTUNGKAN DIRI
SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU SUATU KORPORASI” telah terbukti
secara sah dan meyakinkan menurut hukum ;
Ad. 3. MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN, KESEMPATAN ATAU
SARANA YANG ADA PADANYA KARENA JABATAN ATAU
KEDUDUKAN
Menimbang, bahwa unsur ad. 3. merupakan unsur yang bersifat alternatif,
yaitu “MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN”, atau “KESEMPATAN”, atau
“SARANA”, sehingga tidak harus dibuktikan semuanya. Apabila telah terbukti
salah satu, maka unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan ;
62
Menimbang, bahwa secara gradual terminologi
“MENYALAHGUNAKAN” adalah sangat luas cakupan pengertiannya dan tidak
terbatas secara limitatif ketentuan Pasal 52 KUHP, sehingga
“MENYALAHGUNAKAN” dapat diartikan dalam konteks adanya hak atau
kekuasaan yang dilakukan tidak sebagaimana mestinya seperti telah
menguntungkan orang lain, anak, cucu, keluarga dan kroni-kroninya, kemudian
terhadap “MENYALAHGUNAKAN KESEMPATAN” dapat diartikan ada
penyalahgunaan waktu atau kesempatan pada diri pelaku karena eksistensi
kedudukan atau jabatan, sedangkan “MENYALAHGUNAKAN SARANA”
berarti tampak adanya penyalahgunaan perlengkapan atau fasilitas yang ada dan
melekat dari pelaku karena jabatan atau kedudukan ;
Menimbang, bahwa selanjutnya dalam perkara ini, MAJELIS HAKIM akan
mempertimbangkan Unsur yang paling sesuai dengan fakta di persidangan, yaitu
“MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN” yang dikaitkan dengan
kedudukan Terdakwa sebagai Kepala Desa Pelaan dimana pada dasarnya
“KEWENANGAN” hanyalah dimiliki oleh subjek hukum orang pribadi, dan
tidak untuk badan atau korporasi. Kewenangan erat hubungannya dengan
jabatan atau kedudukan yang dimiliki seseorang, berarti secara terselubung
subyek hukum orang ini tidak berlaku untuk semua orang, tetapi hanya berlaku
bagi orang yang memiliki jabatan atau kedudukan tertentu atau orang yang
memiliki kualitas pribadi tertentu;
Menimbang, bahwa dimensi tentang “KEWENANGAN” lazim
ditimbulkan oleh ketentuan hukum maupun kebiasaan. Bila kewenangan ini
digunakan secara salah untuk melakukan perbuatan tertentu, inilah yang disebut
menyalahgunakan kewenangan, jadi menyalahgunakan kewenangan dapat
didefinisikan sebagai melakukan perbuatan oleh orang yang sebenarnya berhak
63
untuk melakukannya, tetapi dilakukan secara salah atau diarahkan pada hal yang
salah , yang bertentangan dengan hukum kebiasaan ;
Menimbang, bahwa oleh karena unsur ini bersifat alternatif sehingga tidak
perlu terpenuhi keseluruhan dan unsur ini telah terbukti apabila telah terpenuhi
salah satunya;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yuridis yang terungkap di
persidangan bahwa Terdakwa selaku Kepala Desa Wonorejo tidak melaksanakan
Pedoman Umum, Petunjuk Tehnis dan SK Alokasi Penggunaan Dana
Pembangunan Desa/Kelurahan ( DPD/K ) tahun 2005 dari Bupati, bahwa
Kepala Desa sebagai Pembina dan pengendali kelancaran serta keberhasilan
pelaksanaan DPD/K, akan tetapi terdakwa telah mengambil alih dana DPD/K
tahun 2005 yang telah dicairkan oleh PJOK, saksi Jun Eko, dan menyimpan dana
tersebut dalam rekening atas nama terdakwa di BRI Unit Lawang ;
Menimbang, bahwa terdakwa telah bertindak sebagai pengelola dan
pelaksana dana DPD/K Desa Wonorejo padahal aturannya saksi Jun Eko sebagai
PJOK setelah mencairkan dana DPD/K kemudian menyerahkan kepada masing-
masing pelaksana kegiatan dalam DURK, tetapi telah terdakwa menyerahkan
sendiri dana DPD/K kepada sebagian pelaksana kegiatan dalam DURK yaitu
sejumlah Rp.6.200.000,- sedang sisanya sebesar Rp. 19.200.000,- digunakan oleh
terdakwa untuk melaksanan kegiatan di luar kegiatan yang ada dalam DURK
tanpa melalui musyawarah desa, sehingga Terdakwa telah menyalahgunakan
kewenangan yang ada padanya selaku Kepala Desa;
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur ad. 3. tentang
“MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN, KESEMPATAN ATAU SARANA
64
YANG ADA PADANYA KARENA JABATAN ATAU KEDUDUKAN” telah
terbukti secara sah dan meyakinkan ;
Ad. 4. DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU
PEREKONOMIAN NEGARA
Menimbang, bahwa dalam ketentuan Pasal 3 Undang - Undang Nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang- Undang
Nomor 20 Tahun 2001, pada bagian Penjelasannya, dijelaskan mengenai kata
“dapat” yang tercantum dalam bunyi Pasal 3 tersebut. Kata “dapat”
menunjukkan bahwa tindak pidana Korupsi merupakan delik formil, yaitu
adanya tindak pidana Korupsi cukup dengan dipenuhinya unsur – unsur
perbuatan yang sudah dirumuskan bukan dengan timbulnya akibat ;
Menimbang, bahwa yang dimaksudkan dengan keuangan negara
merupakan seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan
atau yang tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian kekayaan
negara dan segala hal dan kewajiban yang timbul karena :
1) Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung jawaban pejabat
lembaga Negara, baik di tingkat pusat maupun daerah;
2) Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban BUMN/
BUMD, Yayasan, Badan Hukum, dan perusahaan yang menyertakan modal
pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan negara ;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “PEREKONOMIAN
NEGARA” adalah kehidupan perekonomian yang disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan asas kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara
mandiri yang didasarkan pada kebijakan pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
65
yang berlaku yang bertujuan memberikan manfaat, kemakmuran, dan
kesejahteraan kepada seluruh kehidupan rakyat;
Menimbang, bahwa kerugian bagi keuangan atau perekonomian
negara/kerugian negara bukanlah menjadi syarat untuk terjadinya secara
sempurna suatu tindak pidana Korupsi, melainkan akibat kerugian negara dapat
timbul dari perbuatan menguntungkan diri/memperkaya diri tersebut di atas
oleh karena itu ukuran untuk dapat timbulnya kerugian tersebut didasarkan
pada pengalaman dan logika/akal orang pada umumnya dengan memperhatikan
berbagai aspek sekitar perbuatan yang dikategorikan memperkaya diri tersebut ;
Menimbang, bahwa menurut penjelasan pasal 2 ayat 1 Undang Undang RI
No. 31 Tahun 1999 sebagaiman telah diubah dalam UU No. 20 Tahun 2001 kata
“DAPAT” sebelum frasa “MERUGIKAN KEUANGAN ATAU
PEREKONOMIAN NEGARA” menunjukkan bahwa tindak pidana korupsi
merupakan delik formil yaitu adanya tindak pidana korupsi cukup dengan
dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukan dengan
akibatnya ;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “KEUANGAN NEGARA”
menurut memori penjelasan umum Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999
sebagaiman telah diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 adalah seluruh
kekayaan Negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan atau yang tidak
dipisahkan, termasuk didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala hak
dan kewajiban yang timbul karena :
a. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan atau pertanggungjawaban
pejabat lembaga Negara, baik ditingkat pusat maupun daerah;
66
b. Berada dalam penguasaan, pegurusan , dan pertanggungawaban badan
Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Yayasan, Badan Hukum dan
perusahaan yang menyertakan modal Negara, atau perusahaan yang
menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara.
Sedangkan yang dimaksud dengan Perekonomian Negara adalah kehidupan
perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yang berdasarkan
pada kebijakan pemerintah, baik ditingkat pusat maupun daerah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan
memberi manfaat, kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh kehidupan
rakyat;
Menimbang, bahwa dari fakta yuridis yang terungkap di persidangan
bahwa dana DPD/K tahun 2005 yang diterima oleh Desa Wonorejo bersumber
dari APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Malang dan sebagaimana telah
diuraikan dalam pertimbangan di atas bahwa dana DPD/K Desa Wonorejo
tahun 2005 sebesar Rp 19.200.000,- ( sembilan belas juta dua ratus ribu rupiah )
telah dipergunakan Terdakwa untuk kepentingan Terdakwa sendiri dan untuk
kegiatan yang tidak sesuai dengan DURK yang telah disusun ;
Menimbang, bahwa akibat perbuatan Terdakwa maka Negara cq.
Pemerintah Daerah Kabupaten Malang cq Pemerintah Desa Palaan dirugikan
sebesar Rp 19.200.000,- ( sembilan belas juta dua ratus ribu rupiah ) ;
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur ad. 4. “DAPAT MERUGIKAN
KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA” telah terbukti
secara sah dan meyakinkan;
67
Ad. 5. DIJATUHKAN PIDANA TAMBAHAN
Menimbang, bahwa terhadap unsur ad. 5 tentang “DIJATUHKAN
PIDANA TAMBAHAN” merupakan politik hukum dari kebijakan legislasi yang
merupakan pedoman pemidanaan dari kebijakan aplikasi terhadap setiap orang
yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi in casu dalam perkara ini adalah
terdakwa ABDUL MUKTI sehingga dapat dijatuhkan pidana tambahan
sebagaimana ketentuan Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20
Tahun 2001 selain pidana tambahan sebagaimana dimaksud dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) ;
Menimbang bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan sebagaimana
diuraikan di atas maka seluruh unsur-unsur dari dakwaan SUBSIDAIR yaitu
ketentuan Pasal 3 Jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 jo UU
Nomor 20 Tahun 2001 telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum;
Menimbang, bahwa dengan telah terbuktinya semua unsur-unsur dalam
dakwaan subsidair maka Majelis tidak sependapat dengan pleidooi Penasihat
Hukum Terdakwa ;
Menimbang, bahwa oleh karena MAJELIS HAKIM dalam persidangan
tidak menemukan sesuatu bukti bahwa terdakwa ABDUL MUKTI adalah orang
yang tidak mampu bertanggung jawab atas kesalahannya itu dan tidak
menemukan sesuatu alasanpun, baik alasan pembenar maupun alasan pemaaf
sebagai alasan penghapus pidana bagi terdakwa maka oleh karena itu sudah
selayak dan seadilnya apabila terdakwa ABDUL MUKTI bertanggung jawab atas
kesalahannya tersebut dan patut apabila dipidana ;
Menimbang, bahwa PENUNTUT UMUM dalam Tuntutan Pidananya
meminta kepada MAJELIS HAKIM agar terdakwa ABDUL MUKTI dituntut
68
pidana penjara selama 1 (satu) TAHUN 6 (enam) Bulan dan Pidana Denda
maka kini sampailah kepada berapa lamanya hukuman (sentencing atau
staftoemeting) yang dianggap paling COCOK, SELARAS dan TEPAT yang kira-
kira sepadan untuk dijatuhkan kepada terdakwa PRAYITNO sesuai dengan
tindak pidana dan kadar kesalahan yang telah dilakukannya, apakah permintaan
PENUNTUT UMUM tersebut telah CUKUP MEMADAI ataukah dipandang
terlalu BERAT, ataukah masih KURANG SEPADAN dengan kesalahan terdakwa,
maka untuk menjawab pertanyaan tersebut di sini merupakan kewajiban
MAJELIS HAKIM untuk mempertimbangkan segala sesuatunya selain dari aspek
YURIDIS yang telah dikemukakan di atas, yaitu aspek kejiwaan/psikologis
terdakwa, aspek edukatif dan aspek agamis/religius dimana terdakwa tinggal
dan dibesarkan, aspek policy/filsafat pemidanaan guna melahirkan keadilan
dan menghindari adanya disparitas dalam hal pemidanaan (sentencing of
disparity), dan aspek model Sistem Peradilan Pidana yang ideal bagi
INDONESIA dimana pertimbangan-pertimbangan tersebut Majelis perlu uraikan
dan jelaskan dalam rangka sebagai pertanggungjawaban MAJELIS KEPADA
MASYARAKAT, ILMU HUKUM ITU SENDIRI, RASA KEADILAN DAN
KEPASTIAN HUKUM, NEGARA DAN BANGSA SERTA DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ;
Menimbang, bahwa dikaji dari aspek KEJIWAAN/PSIKOLOGIS
Terdakwa ABDUL MUKTI ternyata sepanjang pengamatan dan penglihatan
Majelis terdakwa tidaklah menderita gangguan kejiwaan seperti gejala
SOSIOPATIK atau DEPRESI MENTAL hal mana tersirat selama persidangan
dalam hal terdakwa menjawab setiap pertanyaan Majelis, begitu pula dari aspek
phisik ternyata terdakwa tidak ada menderita sesuatu penyakit sehingga secara
69
yuridis terdakwa dapat dipertanggungjawabkan terhadap perbuatan yang telah
dilakukannya.
Menimbang, bahwa dikaji dari aspek EDUKATIF dan
AGAMIS/RELIGIUS DIMANA TERDAKWA TINGGAL dan DIBESARKAN
seharusnya aspek tersebut tidaklah membentuk tingkah laku negatif dimana
pada dasarnya pendidikan yang dimiliki terdakwa seharusnya tidak menjadikan
diri terdakwa melakukan suatu tindak pidana ;
Menimbang, bahwa dikaji dari aspek POLICY/FILSAFAT
PEMIDANAAN GUNA MELAHIRKAN KEADILAN DAN MENCEGAH
ADANYA DISPARITAS DALAM HAL PEMIDANAAN (SENTENCING OF
DISPARITY) yang dianut sistem hukum Indonesia maka pada dasarnya pidana
dijatuhkan semata-mata bukan bersifat pembalasan sebagaimana diintrodusir
TEORI RETRIBUTIF akan tetapi pidana dijatuhkan hendaknya juga berorientasi
kepada aspek dan dimensi REHABILITASI atau PEMULIHAN dan KEGUNAAN
bagi diri si pelaku tindak pidana sebagaimana hakekat TEORI REHABILITASI,
TEORI DETTERENCE dan DOEL THEORIE. Konkretnya pidana harus
dijatuhkan dalam kerangka sesuai TEORI RETRIBUTIF, TEORI REHABILITASI,
TEORI DETTERENCE dan DOEL THEORIE sebagaimana dalam Ilmu Hukum
Pidana modern dikenal dengan terminologi “FILSAFAT INTEGRATIF”. Pada
asasnya secara global dan representatif aspek POLICY/FILSAFAT
PEMIDANAAN hendaknya melahirkan keadilan dan menghindari adanya
disparitas dalam hal pemidanaan (sentencing of disparity) antara pelaku tindak
pidana dengan pelaku lainnya yang kapasitas peran dalam tindak pidana,
karakter dan motivasi melakukan tindak pidana tersebut relatif homogen. Dari
dimensi demikian ini maka walaupun setiap perkara bersifat kasuistik
hendaknya sedapat mungkin menurut hukum pidana modern tidak terjadi
70
DISPARITAS dalam pemidanaan (Sentencing of disparity) sehingga dalam
penegakan hukum telah timbul adanya keadilan bagi terdakwa satu dengan
terdakwa lainnya dan untuk itu putusan dijatuhkan hakikatnya tidak menjadikan
adanya disparitas dalam hal pemidanaan.
Menimbang, bahwa apabila dikaji dari perspektif model SISTEM
PERADILAN PIDANA yang ideal bagi INDONESIA maka hendaknya dianut
ASPEK MODEL KESEIMBANGAN KEPENTINGAN ATAU “DAAD-DADER
STRAFRECHT”, bukanlah mengacu pada sistem hukum AMERIKA dengan
orientasi CRIME CONTROL MODEL (CCM), DUE PROCESS MODEL (DPM)
atau FAMILY MODEL. Pada asasnya menurut PROF. Dr. MULADI, S.H. dalam
bukunya : “KAPITA SELEKTA HUKUM PIDANA”, halaman 4 maka CRIME
CONTROL MODEL tidak cocok karena model ini berpandangan tindakan
bersifat represif sebagai terpenting dalam melaksanakan proses peradilan pidana,
DUE PROCESS MODEL tidak sepenuhnya menguntungkan karena bersifat “anti-
authoritarian values”, sedangkan MODEL FAMILY atau “FAMILY MODEL” dari
GRIFFITHS kurang memadai karena terlalu “offender oriented” sehingga korban
relatif kurang diperhatikan secara serius. Oleh karena itu, dengan dimensi yang
demikian Majelis menyadari sepenuhnya model hukum pidana INDONESIA
yang dianut seperti halnya model hukum BELANDA yang bersifat “dader-
strafrecht oriented” atau orientasi pada pelaku atau untuk IUS
CONSTITUENDUM apabila mengacu dengan sistem model AMERIKA
hakekatnya relatif kurang memadai sehingga Majelis Hakim dalam aspek ini
telah melakukan penemuan hukum (RECHTSVINDING) dengan melakukan
penjatuhan pidana berdasarkan model “DAAD-DADER STRAFRECHT”, yaitu
model Sistem Peradilan Pidana yang mengacu kepada adanya keseimbangan
kepentingan i.c. putusan pemidanaan Majelis ini sanksinya berorientasi kepada
71
perlindungan kepentingan NEGARA, KEPENTINGAN MASYARAKAT,
KEPENTINGAN INDIVIDU, KEPENTINGAN PELAKU TINDAK PIDANA DAN
KEPENTINGAN KORBAN KEJAHATAN ;
Menimbang, bahwa jika dilihat dari fakta dan kenyataan sehari-hari akibat
dari perbuatan yang dilakukan terdakwa banyak dampak dan akibat negatif yang
ditimbulkannya maka Majelis berpendirian bahwa tindak pidana yang dilakukan
terdakwa ABDUL MUKTI haruslah dihukum dengan tujuan pemidanaan
tersebut bukanlah merupakan pembalasan sesuai dengan TEORI RETRIBUTIF
melainkan sebagai usaha PREEMATIF, PREVENSI dan REPRESIF atau lebih
tegas lagi pidana dijatuhkan bukan untuk menurunkan martabat seseorang akan
tetapi bersifat EDUKATIF, KONSTRUKTIF dan MOTIVATIf agar tidak
melakukan perbuatan tersebut lagi sesuai TEORI/FILSAFAT INTEGRATIF dan
juga prevensi bagi masyarakat lainnya ;
Menimbang, bahwa dengan bertitik tolak dari ASPEK
KEJIWAAN/PSIKOLOGIS TERDAKWA, ASPEK EDUKATIF DAN ASPEK
AGAMIS/RELIGIUS DIMANA TERDAKWA TINGGAL DAN DIBESARKAN,
ASPEK POLICY/FILSAFAT PEMIDANAAN GUNA MELAHIRKAN
KEADILAN DAN MENCEGAH ADANYA DISPARITAS DALAM HAL
PEMIDANAAN (SENTENCING OF DISPARITY), DAN ASPEK MODEL SISTEM
PERADILAN PIDANA YANG IDEAL BAGI INDONESIA atau lebih tegasnya
lagi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari aspek YURIDIS,
SOSIOLOGIS, FILOSOFIS dan PSIKOLOGIS atau dari aspek LEGAL JUSTICE,
MORAL JUSTICE, dan SOSIAL JUSTICE maka Majelis berpendirian bahwa
TUNTUTAN PIDANA JAKSA PENUNTUT UMUM atas diri terdakwa ABDUL
MUKTI menurut hemat MAJELIS HAKIM RELATIF CUKUP BERAT sehingga
tentang lamanya hukuman yang akan dijatuhkan atas diri terdakwa sebagaimana
72
disebutkan dalam ammar putusan di bawah ini menurut hemat Majelis TELAH
CUKUP ADIL, MEMADAI, ARGUMENTATIF, MANUSIAWI, PROFORSIONAL
dan sesuai dengan kadar kesalahan yang telah dilakukan terdakwa ABDUL
MUKTI ;
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan CLEMENSIE PENASIHAT
HUKUM TERDAKWA, TUNTUTAN PIDANA DARI JAKSA PENUNTUT
UMUM maka Majelis sebelum menjatuhkan pidana juga mempertimbangkan hal-
hal yang memberatkan dan hal - hal yang meringankan sebagai berikut :
HAL - HAL YANG MEMBERATKAN :
- Bahwa perbuatan terdakwa dapat meresahkan masyarakat.
- Bahwa perbuatan terdakwa merugikan Negara dan terdakwa telah
menikmati hasilnya.
- Terdakwa tidak merasa bersalah dan tidak menyesali perbuatannya ;
HAL - HAL YANG MERINGANKAN : .
- Sepanjang penglihatan Majelis terdakwa cukup sopan di depan
persidangan.
- Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga.
- Terdakwa belum pernah dihukum.
- Terdakwa mengakui perbuatannya.
Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa ABDUL MUKTI dijatuhi
pidana maka haruslah dibebankan membayar biaya perkara sesuai ketentuan
Pasal 197 ayat (1) huruf I dan Pasal 222 ayat (1) KUHAP.
Menimbang, bahwa sehubungan dengan perkara ini terdakwa ditahan
sejak tanggal 06 Desember 2007 sampai dengan sekarang maka Majelis
73
memandang perlu memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan
sebagaimana ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf k KUHAP;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang dihadapkan di depan
persidangan sebagaimana terdapat pada daftar barang bukti dan telah disita
secara sah menurut hukum dalam perkara ini maka perintah penyerahan barang
bukti tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 196 ayat (1) KUHAP selengkapnya
terperinci sebagaimana dalam ammar putusan di bawah ini;
MENGINGAT DAN MEMPERHATIKAN: Hukum yang berlaku dari
Undang-Undang yang bersangkutan khususnya Pasal 3 Jo 18 UU 31/1999 Jo UU
20/2001, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP), Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang
Peradilan Umum, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman dan peraturan-peraturan lain yang bersangkutan dengan perkara ini.
M E N G A D I L I :
1. Menyatakan Terdakwa ABDUL MUKTI tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan
dalam dakwaan Primair ;
2. Membebaskan oleh karena itu kepada terdakwa ABDUL MUKTI dari
dakwaan Primair tersebut ;
3. Menyatakan terdakwa ABDUL MUKTI terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan “TINDAK PIDANA KORUPSI” ;
4. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan PIDANA PENJARA selama 1
(SATU) TAHUN dan PIDANA DENDA sebesar Rp. 50.000.000,00 dan apabila
74
PIDANA DENDA tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan
pengganti PIDANA DENDA selama 3 (TIGA) BULAN ;
5. Menghukum terdakwa MEMBAYAR UANG PENGGANTI sebesar Rp.
19.200.000,- (sembilan belas juta dua ratus ribu rupiah ) paling lama dalam
waktu 1 (SATU) BULAN sesudah putusan telah memperoleh kekuatan
hukum tetap dan apabila tidak dibayar harta benda terdakwa disita dan
dilelang untuk menutupi UANG PENGGANTI tersebut serta dalam hal
terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk
MEMBAYAR UANG PENGGANTI maka dipidana dengan PIDANA
PENJARA selama 1 (SATU) TAHUN ;
6. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalankan terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
7. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan;
8. Menetapkan barang bukti berupa:
- 1 (satu) buah Petikan Keputusan Bupati Malang Kepala Daerah Tingkat II
Malang Nomor : 554 Tahun1998 Tantang Pengangkatan Kepala Desa
Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang tanggal 7 Desember
1998 dikembalikan kepada terdakwa ;
- 1 (satu) buah buku Rekening SIMPEDES atas nama JUN EKO RB dan
1(satu) lembar kwitansi tanggal 6 Oktober 2005 atas nama penerima
ABDUL MUKTI dikembalikan kepada saksi JUN EKO R. B. ;
- Daftar Usulan Rencana Kegiatan (DURK) Dana Pembangunan Desa
Wonorejo TA 2005 dan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) DPD/K Desa
Wonorejo Tahun 2005 dikembalikan kepada saksi Drs. BAMBANG
PRIANTO ;
75
- 1 (satu) buah SPM Nomor :0414/01.031/PAD/BT/2005 tanggal 28
September 2005 kode rekening 2.01.0310.4.04.03.01.2 tentang Bantuan
Pembangunan desa /Kelurahan (DPD/K) Bulan Agustus (Tahap V)
untuk Kecamatan Singosari (foto copy) tetap terlampir dalam berkas ;
9. Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,-
(lima ribu rupiah ) ;
Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Kepanjen pada hari SENIN tanggal 28 APRIL 2008 oleh kami
Dr. LILIK MULYADI SH. MH. sebagai Hakim Ketua, RIANTO ADAM PONTOH,
SH. dan EMY TJAHJANI W., SH. masing-masing sebagai Hakim Anggota.
Putusan mana diucapkan pada hari SELASA tanggal 29 APRIL 2008 dalam
persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua didampingi Hakim-
Hakim Anggota tersebut di atas dengan dibantu oleh IRNAIS, SH sebagai
Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Kepanjen dan dihadiri oleh GAGUK,
SH. selaku Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kepanjen serta
Terdakwa dengan didampingi Penasihat Hukumnya.
Hakim Anggota, Hakim Ketua,
Ttd Ttd
RIANTO ADAM PONTOH, SH. Dr. LILIK MULYADI, SH. MH.
Ttd
EMY TJAHJANI W., SH.
Panitera Pengganti,
ttd
IRNAIS, SH