Upload
zaenal-arifin
View
380
Download
84
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bridge
Citation preview
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka memberikan kemudahan kepada pegawai dan memerhatikan kondisi eksisting halaman parkir dan jalan keluar gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Jl. Jenderal Sudirman No.510 Palembang, maka diperlukan pembangunan mini fly over untuk menghubungkan antara halaman gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang.
Mini fly over tersebut difungsikan untuk dilalui oleh kendaraan kecil dari halaman Jl. Jenderal Sudirman menuju halaman Jl. Mayor Ruslan guna mempermudah kendaraan yang keluar untuk masuk ke Jl. Jenderal Sudirman..
1.2 Maksud dan Tujuan
Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jembatan untuk menghubungkan antara halaman gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan perencanaan teknik jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat keandalan yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan akses yang diinginkan dapat tercapai.
1.3 Sasaran
Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :
1. Tersedianya perencanaan teknik jembatan untuk menghubungkan antara halaman gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang.
2. Tercapainya penyelesaian penanganan masalah sehingga tingkat pelayanan jembatan yang diinginkan selama umur rencana dapat tercapai.
3. Ketersediaan dokumen perencanaan teknik jalan/jembatan serta dokumen pelelangan
1.4 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan yang berada di lingkungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Jl. Jenderal Sudirman No.510 Palembang.
1
Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam Kegiatan ini meliputi :
1) Survey Pendahuluan
Pekerjaan survai ini meliputi peninjauan lapangan terhadap rencana lokasi jembatan tersebut di atas, penentuan relokasi atau duplikasi.
2) Pekerjaan Perencanaan Teknis.
Pekerjaan ini meliputi pengukuran topograpi jembatan, penyelidikan tanah jembatan, desain bangunan bawah jembatan, (sub structure), perhitungan volume dan biaya pelaksanaan, pembuatan spesifikasi, dokumen tender, laporan-laporan dan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan untuk selanjutnya masing - masing pekerjaan tersebut akan diuraikan secara detail dalam syarat - syarat dan uraian.
3) Waktu Pelaksanaan.
Waktu pelaksanaan yang disediakan untuk pekerjaan ini, sesuai dengan time schedule pelaksanaan pekerjaan dengan biaya sudah termasuk PPn.
1.5 Kriteria Perencanaan
1) Untuk perencanaan jalan masuk ke jembatan (jalan pendekat) memakai standar Tata Cara perencanaan Geometrik Jalan Kota yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga No.038/BM/1997
Ketentuan mengenai kelas jalan dan pemilihan tipe jembatan ditetapkan bersama-sama dengan Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sumatera Selatan. Perencanaan tebal perkerasan jalan masuk ke jembatan supaya mengikuti buku Peraturan penentuan Tebal Perkerasan (Flexibel) Jalan Raya Direktorat Jenderal Bina Marga No. 01/PD/BM/83*) menggunakan flexibel pavement atas dasar nilai CBR subgrade menurut perkiraan beban lalu lintas selama periode 10 tahun. Material untuk lapisan-lapisan perkerasan hendaknya dipilih sesuai dengan quarry yang tersedia/ada disekitar lokasi kegiatan.
2) Perencanaan struktur jembatan mengacu kepada :
a. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS’92 dengan revisi pada :
Bagian dua dengan pembebanan untuk Jembatan (SK-SNI T-02-2005), sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005.
Bagian 6 dengan perencanaan struktur Beton untuk Jembatan (SK.SNI T-12-2004), sesuai Kepmen PU No. 260/KPTS/M/2004.
Bagian 7 dengan perencanaan struktur baja untuk jembatan (SK.SNI T-03-2005), sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005.
b. Standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan (Revisi SNI 03-2883-1992), juga dapat mengikuti manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design manual) BMS’92.
c. Perencanaan jalan dan Oprit harus mengacu kepada :
Standar Perencanaan Jalan pendekatan jembatan (Pd T-11-2003)
2
Standar-standar perencanaan jalan yang berlaku.
d. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti ketentuan Panduan Analisa Harga Satuan No. 008/BM/2008, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum
e. Ketentuan-ketentuan lain yang relevan bila tidak tercakup dalam ketetntuan-ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan pemberi tugas.
1.6 Lokasi Kegiatan
Lokasi Kegiatan berada di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Jl. Jenderal Sudirman No.510 Palembang.
Gambar 1.1 Lokasi Kegiatan
3
BAB 2 PENGALAMAN PERUSAHAAN
Pengalaman kerja sejenis yang telah dilaksanakan oleh PT. Multi Kharisma Guna Karya adalah
sebagai berikut.
No Pengguna Jasa Pekerjaan Tahun Kerja Sama Operasional
1 Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII
SID Checkdam Sub Das Komering (Sungai Saka) Kecamatan Muara Dua Agung Kabupaten OKU Selatan
2009 -
2 PBalai Wilayah Sungai Kalimantan III, Kalimantan Timur
SID Sudetan Kanal Baru Juwatan Laut Kota Tarakan
2010 -
3 SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sumatera Selatan
Perencanaan Teknik Jembatan PR-02
2015 PT. Nasuma Putra
4 SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Lampung
Perencanaan Teknik Jembatan PR-02
2015 PT. Nasuma Putra
4
BAB 3 PEMA
HAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP
KERANGKA ACUAN KERJA
3.1 Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses/Mini Fly Over
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan ini dimaksudkan untuk dapat
menjadi panduan bagi Konsultan agar dalam penyelenggaraan pelaksanaan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dapat terarah dan terkoordinasi dengan baik, sehingga sasaran yang
diharapkan dapat tercapai.
Dalam rangka melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses/Mini Fly Over Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, PT Multi Kharisma Guna Karya akan
selalu mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang dikeluarkan oleh pengguna jasa.
Dengan adanya Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, maka Konsultan dapat mengetahui secara
ringkas dan jelas sasaran pekerjaan, lingkup pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan serta
kebutuhan personil yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Dengan demikian
diharapkan dalam pelaksanaannya, Konsultan dapat menyusun item-item kegiatan
pelaksanaan pekerjaan beserta teknis pelaksanaannya secara sistematis untuk mencapai
sasaran dan standar kualitas pekerjaan seperti dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK).
3.1.1 Nama Pekerjaan
Nama pekerjaan ini adalah Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses/Mini Fly Over Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan.
3.1.2 Maksud dan Tujuan Pekerjaan
Sebagaimana disebutkan di dalam Bab 1, bahwa maksud dari pekerjaan ini adalah untuk
membantu Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dalam rangka
melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jembatan untuk menghubungkan antara halaman
gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan perencanaan teknik jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat keandalan yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan akses yang diinginkan dapat tercapai.
5
untuk menyiapkan studi kelayakan untuk pengembangan infrastruktur jembatan yang
terintegrasi di sekitar bendung Walahar, sedangkan tujuannya adalah :
3.1.3 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan yang berada di lingkungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Jl. Jenderal Sudirman No.510 Palembang.
Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam Kegiatan ini meliputi :
1) Survey Pendahuluan
Pekerjaan survai ini meliputi peninjauan lapangan terhadap rencana lokasi jembatan tersebut di atas, penentuan relokasi atau duplikasi.
2) Pekerjaan Perencanaan Teknis.
Pekerjaan ini meliputi pengukuran topograpi jembatan, penyelidikan tanah jembatan, desain bangunan bawah jembatan, (sub structure), perhitungan volume dan biaya pelaksanaan, pembuatan spesifikasi, dokumen tender, laporan-laporan dan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan untuk selanjutnya masing - masing pekerjaan tersebut akan diuraikan secara detail dalam syarat - syarat dan uraian.
3) Waktu Pelaksanaan.
Waktu pelaksanaan yang disediakan untuk pekerjaan ini, sesuai dengan time schedule pelaksanaan pekerjaan dengan biaya sudah termasuk PPn.
3.1.4 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan studi ini adalah 45 (empat
puluh lima) hari kalender terhitung sejak diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).
3.1.5 Kebutuhan Tenaga Ahli
Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses/Mini Fly Over Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Sumatera Selatan akan dipimpin oleh seorang Team Leader. Team Leader akan
dibantu oleh Tenaga Ahli yang berpengalaman pada bidangnya masing-masing serta Tenaga
Pendukung. Secara keseluruhan personil yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut:
1) Ketua Tim/Ahli Struktur
Ketua tim merupakan sarjana S1/S2 Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan
jembatan minimal 5 (lima) tahun.
2) Ahli Jembatan
6
Ketua tim merupakan sarjana S1 Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan
jembatan minimal 5 (lima) tahun.
3) Ahli Geodesi
Ahli geodesi merupakan sarjana S1 Teknik Geodesi lulusan perguruan tinggi negeri atau
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan bidang
geodesi minimal 5 (lima) tahun.
4) Ahli Geoteknik
Ahli geoteknik merupakan sarjana S1 Geologi/Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi negeri
atau swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan bidang
geoteknik minimal 5 (lima) tahun.
3.2 Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Setelah mempelajari dan mengkaji semua uraian yang ada di dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK), Konsultan PT. Multi Kharisma Guna Karya menganggap sebagian besar uraian
pekerjaan sudah cukup jelas dan dapat dimengerti, sehingga PT Multi Kharisma Guna Karya
merasa mampu dan siap untuk melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan yang
berada di lingkungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dengan
sebaik-baiknya.
7
BAB 4 METODOLOGI
4.1 Umum
Secara umum pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan ini (mimi flyover akses menuju Jl.
Mayor Ruslan) yang terletak pada lingkungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Sumatera Selatan, akan dilaksanakan berdasarkan prosedur teknis perencanaan jembatan yang
lazim dilakukan.
Memerhatikan kondisi eksisting pada saat ini, maka kegiatan pekerjaan perencanaan yang
akan dilakukan meliputi :
1. Pengumpulan data sekunder
2. Survei dan penyelidikan lapangan
3. Pengolahan data survei
4. Penggambaran
5. Penyusunan Dokumen Pelelangan
Untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis ini, Konsultan akan membagi proses
perencanaan menjadi 2 (dua) tahap, yaitu :
1. Tahap Pertama : Melakukan survei pendahuluan atau kunjungan lapangan untuk
memahami kondisi lapangan yang sesungguhnya dengan maksud agar tercapai perencanaan
yang baik
Kegiatan Tahap Pertama merupakan kegiatan dasar yang terdiri atas kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
a. Persiapan dan Mobilisasi,
b. Koordinasi Dengan Instansi Terkait,
c. Kajian Data Sekunder
d. Survei Pendahuluan,
e. Survei Lapangan
2. Tahap Kedua : Melakukan perencanaan teknis terinci meliputi struktur perkerasan
badan dan bahu jalan, drainase, rambu, marka jalan, bangunan pelengkap, perkiraan volume/
kuantitas pekerjaan dan biaya serta dokumen kontrak
Kegiatan pada Tahap Kedua lebih menjurus kepada pekerjaan perencanaan/desain dan
persiapan dokumen terdiri atas kegiatan- kegiatan sebagai berikut :
8
a. Perencanaan geometri jembatan dan alinyemen yang berbasis pada studi sebelumnya
dengan penyesuaian terhadap kondisi lapangan
b. Perencanaan sistem drainase
c. Perencanaan struktur atas bangunan jembatan pada kondisi yang direncanakan
d. Perencanaan struktur bawah jembatan pada kondisi yang direncanakan
e. Perencanaan struktur fondasi pada kondisi yang direncanakan.
f. Perencanaan marka dan kelengkapan jalan lainnya.
g. Gambar Rencana/Desain.
h. Estimasi kuantitas/volume pekerjaan dan biaya konstruksi.
i. Penyiapan Laporan Final.
j. Penyiapan dokumen kontrak.
Sesuai ketentuan di dalam kerangka acuan kerja tentang tahapan dan aktivitas utama
pekerjaan, kegiatan-kegiatan pada tahap pertama dan tahap kedua tersebut di atas.
4.2 Persiapan Pelaksanaan Desain
4.2.1 Persiapan
Pada tahap ini konsultan menyiapkan personil inti dan personil pendukung, peralatan untuk
pengujian jembatan, alat ukur dan formulir standar untuk menunjang pelaksanaan survei.
Alat-alat ukur dan peralatan pengujian jembatan sudah dikalibrasi dan dalam keadaan siap
untuk dipergunakan. Pelaksanaan pekerjaan dikoordinasi oleh Team Leader dibantu oleh
anggota tim.
4.2.2 Rencana Kerja Terinci
Konsultan akan menyiapkan semua tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Rencana kerja
ini akan digunakan sebagai acuan untuk memantau kemajuan pekerjaan. Rencana Kerja
Terinci harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Rencana Kerja Terinci memuat
uraian tentang :
1. Aktivitas kegiatan dan waktu yang dibutuhkan
2. Tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
3. Alokasi waktu untuk melakukan koordinasi dengan instansi terkait yang berhubungan
dengan pekerjaan.
4. Personil yang bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan.
5. Penyajian dalam bentuk Bar Chart
9
4.2.3 Koordinasi Dengan Instansi Terkait
Mengingat dalam struktur organisasi Satker Perencanaan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Lampung terdiri antara perencanaan dan pelaksanaan maka koordinasi antar instansi akan
sangat mudah dilakukan.
Kegiatan koordinasi dan konsultansi antar instansi ini telah diatur dalam kerangka acuan
kerja, yang bertujuan menyamakan misi dan visi antara instansi perencanaan dan pelaksanaan.
Dalam kegiatan ini termasuk mengumpulkan informasi harga satuan/upah yang berlaku di
sekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
4.2.4 Kajian Data Sekunder
Tim Konsultan akan melakukan kajian terhadap data sekunder meliputi :
1. Laporan-laporan yang berkaitan dengan wilayah yang di pengaruhi atau mempengaruhi
kondisi jembatan yang direncanakan.
2. Data-data teknis yang tersedia seperti titik-titik kontrol horizontal maupun vertikal yang
ada sebagai referensi pekerjaan pengukuran.
3. Data fasilitas umum yang mungkin terkena kegiatan konstruksi.
4. Data harga satuan pekerjaan di daerah pekerjaan, di sekitar daerah pekerjaan yang
dirinci menurut harga dasar material, upah dan peralatan.
Data sekunder ini sangat penting artinya bagi konsultan untuk mengetahui secara detail
tentang kondisi ekisting jembatan beserta bangunan pelengkapnya.
4.3 Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan ini harus dilakukan agar konsultan benar-benar dapat memahami kondisi
lapangan. Pelaksanaan survei pendahuluan ini dilakukan oleh personil inti yaitu Team
Leader beserta beberapa tenaga ahli.
Team Leader akan memberikan penjelasan dan arahan kepada tim tenaga ahli dalam rangka
persiapan survei, agar pekerjaan survei membuahkan hasil yang akurat dan optimal untuk
perencanaan. Untuk menunjang kegiatan survei, Tim Konsultan harus telah melakukan
pengumpulan dan melakukan kajian terhadap data sekunder dari instansi terkait.
Cakupan kegiatan Survei Pendahuluan yang akan dilaksanakan oleh Tim Konsultan adalah
sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi menyangkut jembatan dan bangunan struktur yang ada,
termasuk data sekunder dari berbagai sumber yang relevan sebagai rujukan untuk survei
detail berikutnya.
2. Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada perkerasan
maupun pada pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar perkerasan, seperti : bahu jalan,
drainase, stabilisasi lereng galian/timbunan, perbaikan geometri jalan/jembatan,
bangunan struktur lainnya dan peningkatan keselamatan jalan.
10
4.4 Survey Geologi dan Geoteknik
Survei geologi dan geoteknik di sini merupakan bagian dari penyelidikan tanah yang
mencakup seluruh penyelidikan lokasi proyek berdasarkan klasifikasi jenis tanah yang
didapat dari hasil tes dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data tanah dan
material guna menentukan jenis/tipe fondasi yang tepat dan sesuai tahapan kegiatannya,
sebagai berikut :
1. Mengadakan penyelidikan tanah dan material di lokasi proyek jembatan yang akan
dibangun dengan menetapkan lokasi titik-titik bor yang diperlukan langsung di lapangan.
2. Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air/sub-surface sehubungan dengan fondasi
jembatan yang akan dibangun.
3. Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar lokasi proyek kemudian
dituangkan dalam bentuk penggambaran peta termasuk sarana lain yang ada seperti jalan
pendekat/oprit, bangunan pelengkap/pengaman dan sebagainya.
4. Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran (umumnya terhadap undisturbed
sampling) dimaksudkan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium untuk
mendapatkan informasi yang yang lebih teliti tentang parameter-parameter tanah dari
pengetesan Index Properties (Besaran Indeks) dan Engineering Properties (Besaran
Struktural Indeks).
Gambar 4.1 Pengambilan Contoh Tanah
5. Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum dilaksanakan di lingkungan Bina
Marga dengan bentang > 60 m (relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan
bor mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana kapasitas kedalaman bor
dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon sampler untuk Standard Penetration Test
(SPT) menurut AASHTO T 206–74. Sedangkan untuk bentang < 60m (relatif dari 25 m
s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan peralatan utama lapangan yang terdiri atas :
a. Alat sondir dengan bor tangan (digerakkan dengan tangan). Pengeboran harus
dilakukan sampai kedalaman yang ditentukan (bila tidak ditentukan lain) untuk
11
mendapatkan letak lapisan tanah dan jenis batuan beserta ukurannya dan harus
mencapai tanah keras/batu dan menembus sedalam kurang lebih 3.00 m.
b. Boring dan sampling harus dikerjakan dengan memakai ”Manual Operated Auger”
dengan kapasitas sampai dengan kedalaman 10 m.
c. Alat tes sondir type “Gouda” atau sejenisnya, antara lain “Dutch Cone
Penetrometer” yang memakai sistem metrik dan harus dilengkapi dengan “Friction
Jacket Cone”, kapasitas tegangan konus minimum 250 kg/cm2 dan kapasitas
kedalamannya dapat mencapai 25 m.
Gambar 4.2 Contoh Konus dengan Selimut Friksi
6. Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah yang dibutuhkan pada masing-masing lokasi
rencana fondasi harus sudah menetapkan penggunaan jenis bor dan posisi lubang bor
yang direncanakan serta jumlah titik bor minimal satu titik boring, yaitu satu titik bor
mesin atau satu set bor tangan dan sondir, tergantung bentang rencana jembatannya. Hal
ini tergantung pada kondisi area (alam dan lokasi), kepentingan struktur dan tersedianya
peralatan pengujian beserta teknisinya.
7. SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m untuk diambil contohnya
(undisturbed dan disturbed).
12
Gambar 4.3 Konsep Standard Penetration Test
8. Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk mendapatkan undisturbed sample
yang diinginkan dengan baik, dapat digunakan mata bor steel bit untuk tanah clay, silt
dan mata bor jenis core barrel.
9. Digunakan casing (segera) bilamana tanah yang dibor cenderung mudah runtuh.
10. Untuk menentukan besaran index dan structural properties dari contoh-contoh tanah, baik
yang terganggu (disturbed) maupun yang asli (undisturbed) tersebut di atas dan contoh
material (quarry), maka pengujian di laboratorium dikerjakan berdasarkan spesifikasi
SNI, SK SNI, AASHTO, ASTM, BS dengan urutan terdepan sebagai prioritas
pertamanya.
11. Laporan penyelidikan tanah dan material harus pula berisi analisis dan hasil daya dukung
tanah serta rekomendasi jenis fondasi yang sesuai dengan daya dukung tanah tersebut.
Hasil bor log dituangkan dalam bentuk tabel/ formulir bor log dan formulir drilling log
yang dilengkapi dengan keterangan/data di antaranya tentang tipe bor yang digunakan,
kedalaman lapisan tanah, tinggi muka air tanah, grafik log, uraian lithologi, jenis sample,
nilai SPT, tekanan kekuatan (kg/cm2), liquid/plastic limit, perhitungan pukulan dan
sebagainya.
4.5 Perencanaan Geometrik dan Alinyemen Jembatan
Perencanaan geometrik dan alinyemen jembatan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan
jembatan bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan desain geometrik (alinyemen
horizontal dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan
pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar (jarak, azimuth, kemiringan dengan
helling meter) dan membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertikal secara
khusus untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan trase yang dipilih akan
13
dapat memenuhi persyaratan geometrik yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan
penampang memanjang rencana trase jalan.
2. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi-lokasi
galian dan timbunan
3. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan dalam
pemilihan lokasi jembatan dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.
4. Di lapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda berupa patok dan tanda anjir dengan diberi
tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam
melakukan survei detail selanjutnya.
5. Dari hasil survei recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung perkirakan volume
pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara
sederhana dan diharapkan dapat mendekati final desain.
Tabel 2.1 Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia
Zona Batas Zona Meridian Tengah
46 90-96 93
47 96-102 99
48 102-108 105
49 108-114 111
50 114-120 117
51 120-126 123
52 126-132 129
53 132-138 135
54 138-144 141
4.6 Penentuan Lebar dan Bentang Jembatan
4.6.1 Bentang Jembatan
Diisi panjang jembatan yang diukur dari as perletakan kepala jembatan 1 (satu) ke as
perletakan kepala jembatan 2 (dua), untuk jembatan yang hanya mempunyai 1 (satu) bentang
dan untuk jembatan dengan bentang ganda, panjang bentang diukur dari as perletakan kepala
jembatan 1 (satu) ke as perletakan pilar 1 (satu), as perletakan pilar ke as perletakan pilar atau
as perletakan pilar ke as perletakan kepala jembatan.
14
4.6.2 Lebar Jembatan
Lebar lantai kendaraan (m) Diisi lebar antara kereb ke kereb, seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.4 Catatlah keterangan ini untuk setiap bentang.
Gambar 4.4 Lantai kendaraan jembatan dan lebar trotoar
Lebar trotoar (m) Diisi jumlah lebar 1 (satu) atau kedua trotoar (jika ada lebih dari satu
trotoar).
4.6.3 Tinggi Ruang Bebas
Tinggi ruang bebas (m) Diisi batasan tinggi vertikal antara lantai kendaraan dan bagian bawah
komponen atas jembatan (ikatan angin atas atau portal ujung jembatan) untuk lewat
kendaraan, atau apabila pada bagian bawah jembatan berupa lintasan jalan (Gambar 4.5),
maka jarak ruang bebas harus dicatat dengan ketelitian 0,10 meter.
Gambar 4.5 Pengukuran tinggi ruang bebas jembatan
4.7 Perencanaan Struktur Atas Jembatan
Perencanaan struktur atas jembatan harus direncanakan sesuai dengan aturan- aturan yang
ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92 atau
peraturan lain yang relevan yang disetujui oleh pemberi tugas. Prinsip-prinsip dasar untuk
perencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau Rencana Keadaan Batas, dengan
memperhatikan beberapa faktor berikut ini :
Pembebanan pada struktur atas jembatan harus dihitung berdasarkan kombinasi dari semua
jenis beban yang secara fisik akan bekerja pada komponen struktur jembatan.
15
Kekuatan struktur atas jembatan harus direncanakan berdasarkan analisis struktur dan cara
perhitungan gaya-gaya dalam yang ditetapkan di dalam standar/peraturan yang disebut di atas
dan khususnya berhubungan dengan material yang dipilih.
Deformability, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus dihitung dengan
cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar tidak melampaui nilai batas
yang diizinkan oleh standar/peraturan yang digunakan.
Umur layan jembatan harus direncanakan berdasarkan perilaku jangka panjang material dan
kondisi lingkungan di lokasi jembatan yang diaplikasikan pada rencana komponen struktur
jembatan khususnya selimut beton, permeabilitas beton, atau tebal elemen baja, terhadap
risiko korosi ataupun potensi degradasi material.
4.8 Perencanaan Struktur Bawah Jembatan
Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan dukung
dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan tekanan tanah vertikal ataupun horizontal
dan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan
(Bridge Design Code) BMS ’92 dan SK SNI T-02-2005, faktor- faktor yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Struktur bawah jembatan harus direncanakan untuk menanggung beban struktur atas
melalui komponen tumpuan, yang sudah merupakan kombinasi terbesar dari semua
beban struktur atas, beserta beban-beban yang bekerja pada struktur bawah yaitu :
tekanan tanah lateral, gaya-gaya akibat aliran air, tekanan air, gerusan, tumbukan serta
beban-beban sementara lainnya yang dapat bekerja pada komponen struktur bawah.
2. Kekuatan struktur bawah harus ditentukan berdasarkan analisis struktur dan cara
perencanaan kekuatan yang ditetapkan di dalam peraturan yang berhubungan dengan
material yang digunakan.
3. Perletakan jembatan harus direncanakan berdasarkan asumsi yang diambil di dalam
modelisasi struktur dengan memperhatikan kekuatan dan kemampuan deformasi
komponen perletakan seperti karet elastomer yang mengacu kepada SNI 03-4816-1998
“Spesifikasi bantalan karet untuk perletakan jembatan”
4. Deformasi yang potensial terjadi khususnya penurunan harus diperhatikan di dalam
perencanaan struktur bawah. Penurunan harus diantisipasi dan dihitung dengan cara
analisis yang benar berdasarkan data geoteknik yang akurat, untuk mana pengaruh dari
potensial penurunan diferensial dari struktur bawah, bila ada harus diperhitungkan dalam
perencanaan struktur atas.
5. Jika gerusan dapat mengakibatkan terkikisnya sebagian tanah timbunan di atas atau di
samping bagian struktur bawah jembatan maka pengaruh stabilitas dari massa tanah
harus diperhitungkan secara teliti.
6. Umur layan rencana struktur bawah harus direncanakan berdasarkan perilaku jangka
panjang material dan kondisi lingkungan khususnya bila berada di bawah air yang
16
diaplikasikan pada rancangan komponen struktur bawah khususnya selimut beton,
permeabilitas beton atau tebal elemen baja terhadap risiko korosi ataupun potensi
degradasi material.
4.9 Perencanaan Fondasi Jembatan
Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan dukung
dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan beban struktur atas dan harus mengikuti
aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code)
BMS ’92, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :
1. Analisis dapat dilakukan terpisah atau terintegrasi dengan analisis struktur jembatan.
Penggunaan paket software komersial, harus dilakukan validasi terlebih dahulu dengan
menggunakan contoh dari text book dan dicek secara manual untuk mendapatkan
keyakinan.
2. Fondasi jembatan pada umumnya dapat dipilih dari jenis :
a. Fondasi dangkal/fondasi telapak
b. Fondasi caisson
c. Fondasi tiang pancang (jenis end bearing atau friction )
d. fondasi Tiang Bor
e. fondasi jenis lain yang dianggap sesuai.
3. Penentuan jenis dan kedalaman fondasi dilakukan berdasarkan kondisi lapisan tanah dan
kebutuhan daya dukung untuk struktur bawah serta batasan penurunan fondasi. Secara
umum kondisi dan kendala lapangan yang harus dipertimbangkan adalah:
a. Pembebanan dari struktur jembatan
b. Daya dukung fondasi yang dibutuhkan
c. Daya dukung dan sifat kompresibilitas tanah atau batuan
d. Penurunan yang diizinkan dari struktur atas/bawah jembatan
e. Tersedianya alat berat dan material fondasi
f. Stabilitas tanah yang mendukung fondasi
g. Kedalaman permukaan air tanah
h. Perilaku aliran air tanah
i. Perilaku aliran air sungai serta potensi gerusan dan sedimentasi
j. Potensi penggalian atau pengerukan di kemudian hari yang berdekatan dengan
fondasi
4. Khususnya untuk penggunaan fondasi tiang penentuan jenis dan panjang tiang harus
dilakukan berdasarkan kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan khususnya kondisi
17
planimetri serta berdasarkan atas evaluasi yang cermat dari berbagai informasi
karakteristik tanah yang tersedia, perhitungan kapasitas statik vertikal dan lateral, dan /
atau berdasarkan riwayat / pengalaman sebelumnya.
4.10 Perencanaan Sarana Utilitas
Perencanaan sarana utilitas (fasilitas umum) yang menyangkut kepentingan masyarakat
banyak yang mempunyai sifat pelayanan lokal maupun wilayah di luar bangunan pelengkap
dan perlengkapan jembatan. Yang termasuk dalam fasilitas umum ini, antara lain jaringan
listrik, jaringan telkom, jaringan air bersih, jaringan distribusi gas dan bahan bakar lainnya,
jaringan sanitasi dan sejenisnya, oleh sebab itu pembangunan sarana utilitas harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan teknis sebagai berikut :
1. Utilitas atau struktur pendukungnya yang diletakkan pada jembatan baja tidak boleh
dilakukan dengan mengelas pada struktur jembatan; penempatan klem-klem pengikat
atau penggantung dapat dilakukan dengan melubangi hanya pada bagian sekunder;
membuat lubang hanya diperbolehkan dengan alat bor;
2. Utilitas pada jembatan beton hanya penempatan klem-klem pengikat atau penggantung
dapat dilakukan dengan melubangi (bor); bila lubang-lubang bor pada beton jambatan
dibuat, maka lubang-lubang tersebut harus ditutup kembali dengan bahan sekurang-
kurangnya sesuai dengan kualitas bahan semula. Pembobokan terhadap jembatan baik
pada gelagar maupun bangunan bawah, harus dihindarkan.
3. Penempatan utilitas pada jembatan kayu harus menggunakan klem-klem penjepit, tidak
diperbolehkan melakukan pekerjaan las atau melubangi bagian jembatan. Butir 1, 2, & 3
poin 2.13 dapat dilihat pada Gambar 4.6 sampai dengan Gambar 4.11.
4. Agar tidak terjadi pembebanan secara berlebihan terhadap jembatan, pembina jalan dapat
mengizinkan penempatan pipa dengan diameter maksimal 150 mm untuk pipa air bersih
ataupun gas dengan menggantung atau menggandeng pada struktur jembatan. Jembatan
khusus harus dipasang untuk menopang utilitas apabila diameter pipa melebihi 150 mm
atau beban yang ditimbulkan oleh utilitas terhadap jembatan dianggap memberikan
beban lebih sehingga struktur jembatan tidak mampu untuk menopang utilitas tersebut
(lihat Gambar 4.6).
18
Gambar 4.6 Penempatan Kabel Telkom/Listrik Pada Semua Tipe Jembatan Gelagar
Gambar 4.7 Penempatan Pipa Air/Gas pada Jembatan Gelagar Beton
19
Gambar 4.8 Pemasangan Pipa Air/Gas Pada Jembatan Gelagar Beton
Gambar 4.9 Penempatan Pipa Air/Gas Pada Gelagar Jembatan Komposit
20
Gambar 4.10 Penempatan Pipa Air/Gas Pada Semua Tipe Jembatan Gelagar
Gambar 4.11 Penempatan Tiang Listrik/Penerangan Pada Jembatan
21
4.11 Perencanaan Bangunan Pelengkap Jembatan
1. Perencanaan komponen bangunan pelengkap dan pengaman dalam pekerjaan
perencanaan jembatan ini harus tetap mengikuti aturan-aturan yang ditentukan di dalam
acuan :
a. Undang-undang RI No.14 tahun 1992 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan
b. Pedoman marka jalan, Pd T-12-2004-B
2. Perencanaan komponen pelengkap dan pengaman jembatan meliputi :
a. Rambu dan marka pada jembatan
b. Pagar pengaman jembatan
c. Lampu penerangan pada jembatan
d. Struktur pengaman pada pilar jembatan terutama untuk menghindar tumbukan
langsung dengan pilar jembatan (seperti fender pengaman atau sejenisnya)
4.12 Penggambaran Rencana Konstruksi Jembatan
Gambar rencana harus ditampilkan dalam format yang sesuai dengan petunjuk dari pengguna
jasa dan/atau instansi yang kompeten untuk pengesahan dokumen perencanaan. Gambar
rencana harus ditampilkan dalam format A3 untuk dokumen lelang dan untuk keperluan
kegiatan pelaksanaan konstruksi di lapangan. Gambar rencana harus terdiri dari urutan
sebagai berikut :
1. Sampul luar dan sampul dalam
2. Daftar isi
3. Peta lokasi jembatan yang dilengkapi dengan peta jaringan jalan eksisiting dan petunjuk
arah utara mata angin
4. Daftar simbol (legenda) dan singkatan
5. Daftar rangkuman volume pekerjaan
6. Potongan memanjang, potongan melintang dan denah jembatan dengan skala 1:100
7. Gambar detail dengan skala 1:20, yang mencakup pelat lantai kendaraan, struktur atas,
struktur bawah dan fondasi jembatan.
8. Gambar standar.
4.13 Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Analisis harga satuan pekerjaan menggunakan metode Bina Marga dan acuan lain yang baku
berdasarkan faktor-faktor : tenaga, material, peralatan, sosial, pajak, overhead, dan
keuntungan yang berlaku di daerah setempat.
22
Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisis ini dibandingkan dengan proyek-proyek lainnya
di daerah sekitar lokasi.
4.14 Perhitungan Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya
Pada bagian ini Konsultan memerlukan ketelitian sehingga penyimpangan volume dan biaya
konstruksi dapat ditekan sekecil mungkin saat hasil perencanaan ini diaplikasikan di
lapangan.
1. Perhitungan Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan disiapkan dari perhitungan desain, gambar-gambar dan spesifikasi,
dalam sebuah format dan pada sebuah tingkatan rinci. Hal ini ditinjau seteliti mungkin
dari jumlah atau volume dari pekerjaan yang diperlukan untuk masing-masing jenis
pekerjaan.
Setiap paket pekerjaan yang direncanakan dihitung volume pekerjaan untuk tiap bagian
sesuai masing-masing kontrak pelaksanaannya dan dikelompokkan dalam beberapa
pekerjaan.
2. Perkiraan Biaya
Analisis harga satuan menggunakan metode Bina Marga dan acuan lain yang baku
berdasarkan faktor-faktor : tenaga, material, peralatan, sosial, pajak, overhead, dan
keuntungan yang berlaku di daerah setempat.
Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisis ini dibandingkan dengan proyek-proyek
lainnya di daerah sekitar lokasi.
3. Penggunaan Program Komputer
Konsultan menggunakan program komputer dalam perhitungan Analisis Harga Satuan
Pekerjaan serta penggambaran dengan mempergunakan program CAD.
4.15 Spesifikasi Teknik
Penyusunan spesifikasi teknik harus mengacu kepada gambar rencana dan harus
memperhatikan semua aspek pelaksanaan konstruksi serta dapat menjelaskan secara rinci
metode dan urutan pelaksanaan termasuk jenis dan mutu material yang digunakan, atau
mempergunakan spesifikasi yang berlaku pada saat ini.
23
BAB 5 RENCANA KERJA
Rencana kerja pada “Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses/Mini Fly Over Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Sumatera Selatan” ini diuraikan sebagai berikut.
5.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan
24
5.2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini direncanakan akan diselesaikan dalam waktu 45 (empat puluh
lima) hari kalender dengan rincian sebagai berikut.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1. Survei Geologi Teknik
a. Bor Inti (SPT dan UDS) - 1 titik
3. Perencanaan Teknis
b. Sondir Ringan
2.00c. Mobilisasi dan Demobilisasi
No Uraian PekerjaanDurasi (hari)
Hari Kerja
- Pengeboran dan Uji SPT 7.00
7.00
7.00
7.00
4.00
Pelaporan
Perencanaan Jembatan (Flyover) 24.00
14.00
7.00
- Core Box
- Undisturbed Sample
- Pengujian Laboratorium
4.00
Perencanaan Tapak dan Lansekap 24.00
2.00d.
c.
Diskusi dan Asistensi
Gambar Desain
2. Survei Topografi
d. Pelaporan dan Dokumentasi
14.00
b.
a.
b.
25
5.3 Struktur Organisasi Konsultan
Struktur organisasi konsultan yang ditugaskan untuk menyeesaikan pekerjaan ini dituangkan
dalam diagram berikut.
5.4 Alamat Kantor dan Mess Konsultan
Alamat kantor Konsultan berada di Kota Bandung, dengan perwakiran di Palembang yaitu
di :
Kantor : Jl. Samarinda 34 Antapani Bandung
Studio : Komplek Griya Bahagia, Alang-Alang Lebar, Palembang (KM 10,5)
Tlp/Fax : 022-7272320 / email : [email protected]
26
Team Leader
Ahli Jembatan Ahli Geodesi
Surveyor
Tenaga Pendukung
Ahli Geoteknik
BAB 6 PENUTUP
Dalam bab-bab sebelumnya telah disajikan tentang pemahaman Konsultan terhadap pekerjaan
yang sedang ditawarkan ini dan rencana pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
Konsultan jika Konsultan dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Dengan uraian yang telah disajikan sebelumnya, dan didukung oleh pengalaman Konsultan
(terutama tenaga-tenaga ahli yang diajukan oleh Konsultan), serta dengan kesungguhan
Konsultan untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik, Konsultan percaya bahwa
pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan hasil sesuai dengan yang diharapkan oleh Pihak
Pemilik Pekerjaan.
27