15
47 Metode UPT merupakan metode yang memanfaatkan perkembangan teknologi, baik perkembangan teknologi kamera digital maupun teknologi piranti lunak komputer. Pengambilan data di lapangan banya berupa foto-foto bawah air yang dilakukan dengan pemotretan menggunakan kamera digital bawah air. Foto- foto basil pemotretan tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan piranti lunak komputer untuk mendapatkan data-data yang kuantitatif. Beberapa keuntungan dari penggunaan metode UPT antara lain dapat mempersingkat waktu pengambilan data di lapangan sehingga penyelam tidak perlu berlama-lama melakukan penyelaman di bawah air. Selain ito, hasil foto tersebur juga dapat digunakan sebagai foto I) Pusat Penelitian Oseanografi LIP!. Jakarta Terdapat beragam metode pengambiJan sampel pada penelitian untuk penilaian kondisi terumbu karang (Loya, 1978; Moll. 1983; Mundy, 1990; English et ai., 1997; DeVantier et al., 1998;Longel al., 2004; Oliver el aL, 2004; Hill & Wilkinson, 2004; Lam et al., 2006, Alquezar & Boyd, 2007; Leujak & Ormond, 2007; Burt et al., 2008; Burt et al., 2009a; Burt et al., 2009b; Giyanto et al., 2010; Giyanto, 20 12a; Giyanto, 20 12b). Salah satunya adalah metode Transek Foto Bawab Air (Underwater Photo Transect = UPT) (Giyanto et 01., 2010; Giyanto,2012a; Giyanto, 2012b). PENDAHULUAN UNDERWATERPHOTOTRANSECfMEmOD FOR ASSESSING TBE CONDmON OF CORAL REEFS. There are many methods to assess the condition of coral reefs. One of them is the Underwater Photo Transect (UP1). This method gets the advantage in the technology development, both camera digital and computer software for photo analysis. UPT method can shorten diving time to collect data in thefield Furthermore, the resulted photos also can be as documentation or archive which can be retrieved anytime. There are three options ofUPT method depend on the objectives of the research and the various abilities of human resource. The technique of UPT method including three options of UPT are reviewed in this article. ABSTRACT Giyanto 1) Oleb METODE TRANSEK FOTO BAWAH AIR UNTUK PENILAIAN KONDISI TERUMBU KARANG ISSN 0216-1877 Oseana, Volume XXXVln, Nomor 1, Tahun 2013: 47-61

METODE TRANSEK FOTO BAWAHAIR UNTUK PENILAIAN …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

47

Metode UPT merupakan metode yangmemanfaatkan perkembangan teknologi, baikperkembangan teknologi kamera digital maupunteknologi piranti lunak komputer. Pengambilandata di lapangan banya berupa foto-foto bawahair yang dilakukan dengan pemotretanmenggunakan kamera digital bawah air. Foto­foto basil pemotretan tersebut selanjutnyadianalisis menggunakan piranti lunak komputeruntuk mendapatkan data-data yang kuantitatif.Beberapa keuntungan dari penggunaan metodeUPT antara lain dapat mempersingkat waktupengambilan data di lapangan sehinggapenyelam tidak perlu berlama-lama melakukanpenyelaman di bawah air. Selain ito, hasil fototersebur juga dapat digunakan sebagai foto

I) Pusat Penelitian OseanografiLIP!. Jakarta

Terdapat beragam metodepengambiJan sampel pada penelitian untukpenilaian kondisi terumbu karang (Loya, 1978;Moll. 1983; Mundy, 1990; English et ai., 1997;DeVantier et al., 1998; Longel al., 2004; Oliverel aL,2004; Hill&Wilkinson, 2004; Lam et al.,2006, Alquezar & Boyd, 2007; Leujak &Ormond, 2007; Burt et al., 2008; Burt et al.,2009a; Burt et al., 2009b; Giyanto et al., 2010;Giyanto, 20 12a;Giyanto, 20 12b). Salah satunyaadalah metode Transek Foto Bawab Air(Underwater Photo Transect = UPT) (Giyantoet 01.,2010; Giyanto,2012a; Giyanto, 2012b).

PENDAHULUAN

UNDERWATERPHOTOTRANSECfMEmOD FOR ASSESSING TBE CONDmONOF CORAL REEFS. There are many methods to assess the condition of coral reefs. One ofthem is the Underwater Photo Transect (UP1). This method gets the advantage in thetechnology development, both camera digital and computer software for photo analysis.UPT method can shorten diving time to collect data in thefield Furthermore, the resultedphotos also can be as documentation or archive which can be retrieved anytime. Thereare three options ofUPT method depend on the objectives of the research and the variousabilities of human resource. The technique of UPT method including three options ofUPT are reviewed in this article.

ABSTRACT

Giyanto 1)

Oleb

METODE TRANSEK FOTO BAWAH AIRUNTUK PENILAIAN KONDISI TERUMBU KARANG

ISSN 0216-1877Oseana, Volume XXXVln, Nomor 1, Tahun 2013: 47-61

48

Gambar 1. Kamera digital: a. tanpa pelindung; b. dengan pelindung

ganjil (1,3,5, ...) diambil pada bagian sebelabkiri garis transek (Gambar 2a), sedangkan untuk.framedengan nomor genap (2, 4, 6, ...) diambilpada bagian sebelah kanan garis transek(Gambar 2b). Gambar 3 merupakan ilustrasidalam penarikan sampel dengan metodeTransek Foto Bawah Air. Angka yang terdapatdalam kotak pada Gambar 3 itu meounjukkannomor framenya, sekaligus menunjukkan padameter keberapa foto tersebut diambil pada garistransek.

Untuk praktisnya, agar luasan bidangfoto yang nantinya akan dianalisis memiliki luasseragam sesuai dengan luas bidang yangdiinginkan, maka dapat digunakan.frameyangterbuat dari besi dengan ukuran panjang danlebar tertentu (ukuran akan dibahas pada bagianselanjutnya). Jadi pengambil data hanyamemotret substrat seluas ukuran frame besitersebut, dan menganalisis fotonya banya padabagian yang ada di dalamframe besi.

Untuk karang keras yang berukuran kecilatau tempatnya agak tersembunyi sehinggadiduga akan sulit untuk diidentifikasi dari foto,dapat dilakukan pemotretan kembali denganjarak yang lebih dekat sebagai foto bantu untukmengidentifikasi nama jenisnya. Identifikasilangsung di bawah air juga dapat dilakukandengan mencatat nama beserta nomorframenyapada kertas khusus bawah air untukmempermudah saat menganalisis foto. Jikamasih dirasakan sulit, maka diambil sampelnyauntuk diidentifikasi di laboratorium.

Pengambilan data di- lapangan denganmetode Transek Foto Bawah Air (UPT)dilakukan dengan pemotretan bawah airmenggunakan kamera digital bawah air ataukamera digital biasa yang dilengkapi denganpelindung untuk pemakaian bawah air (housing)sehingga taban terbadap rembesan air laut(Gambar 1). Pemotretan dilakukan tegak Juruspada jarak sekitar 60 em dari dasar substrat disetiap rentangjarak 1rn sepanjang garis transekyang telah ditentukan sebelumnya. Pemotretandimulai dari meter ke-I pada bagian sebelah kirigaris transek (bagian yang lebib dekat dengandaratan) sebagai "Frame 1" (Gambar 2a),dilanjutkan dengan pengambilan foto pada meterke-2 pada bagian sebelah kanan garis transek(bagian yang lebihjauh dengan daratan) sebagai"Frame 2" (Gambar 2b), dan seterusnya hinggaakhir transek. Jadi untuk.frame dengan nomor

METODE TRANSEK FOTO BAWAH AIR

dokumentasi atau arsip yang sewaktu-waktudapat dilihat kern bali (Giyanto et al., 2010;Giyanto, 2012b). Meskipun dernikian, terdapatbeberapa kekurangan dari penggunaan rnetodeUPT ini, antara lain adanya ketergantungan padapenggunaan kamera untuk pengambilan datalapangan (terutama bila ada kerusakan kamerasaat sedang digunakan sehlngga perlu membawakamera cadangan) serta waktu analisls fotoyang lebih lama, terutama bila menggunakanteknik menghitung luas area.

49

beberapa piranti lunak untuk pemrosesananalisis foto, antara lain Sigma Scan Pro,lmageJ ataupun CPCe.

Sigma Scan Pro, merupakan pirantilunak komersil, yang harus dibeli untukmendapatkannya. Image J dan CPCemerupakan piranti lunak yang bisa diunduh(download) secara bebas. Image J, dapatdigunakan untuk mengbitung luas area,sedangkan CPCe selain dapat menghitung luasarea juga dapat dipakai untuk pemilibansampling titik. Menurut pengalaman penulis,penggunaan CPCe lebib mudah dibandingkandengan Image J. Oleh karena ito, untuk prosesanalisis foro pada penelitian ini digunakanCPCe (Kohler and Gill, 2006).

Foro-foto basil pemotretan bawah air disepanjang interval 1 m garis transek tersebutselanjutnya dianalisis untuk mendapatkandata-data yang kuantitatif seperti persentasetutupan masing-masing biota atau substrat.Dahulu, sebelum berkembangnya piranti lunakuntuk analisis foto, objek yang akan difotodiberiframe yang terbagi atas beberapa kotakkecil-kecil (grid) agar bisa diperkirakan luasan/persentase tutupannya (atau bila pemotretantanpa menggunakan frame, maka persentasetutupan koloni dilakukan secara manual darifoto yang dihasilkan). Dengan berkembangpesatnya teknologi komputer, kini terdapat

ANALISIS FOTO

Gambar3. llustrasi dalam penarikan sampel dengan metode TransekForo BawahAir (UPT) (Giyanto, 20128; Giyanto, 20 12b)

Gambar2. Pengambilan foto dj lapangan dengan metode UPT;(a) Posisi pita berskala padaFrame Idanframe bemomer ganjil(b) Posisi pita berskala pada Frame 20 danframe bemomer genap

Gambar 5. Perhitungan luas area dari masing-masing kategori

Gambar 4. Pemilihan sampel titik acak

biota dan substrat yang terdapat dalam foto,sedangkan sampeJnya adalah titik-titik yangdipilih secara acak pada foto tersebut.Dengan eara ini, data yang dicatat hanyalahbiota dan substrat yang berada tepat padaposisi titik yang telah ditentukan secara acakoleh software CPCe.

2. Menghitung luas area dari masing-masingkategori biota dan substrat. (Gambar 5).

Dengan menggunakan program CPCe,setiap biotalsubstrat digambarkan (deliniated)batas-batasnya sehingga dapat dihitung luasareanya.

Untuk mendapatkan data-datakuaotitatif berdasarkan foto-foto bawah airyang dihasilkan dari metode UPT ini, analisisdata dilakukan terhadap setiap frame denganeara:1. Pemilihan sampel titik acak (Gambar 4).

Teknik ini digunakan denganmenentukan banyaknya titik acak (randompoint) yang dipakai untuk menganalisis foto, ,misalnya ditentukan 10 atau 30 titik. Teknikini merupakan aplikasi dari penarikansampel, dengan populasinya adalab semua

51

Terdapat tiga pilihan dalam penggunaanmetode UPT untuk peniLaian kondisi terumbukarang, disesuaikan dengan tujuan dankemampuan sumberdaya manusia yang ada(Giyanto, 2012b). Ketiga pilihan tersebutadalah sebagai berikut:1. Pilihan A: digunakan untuk menduga

persentase tutupan karang keras saja.Pengambilan data di lapangan

diJakukan dengan menggunakan panjangtransek 30 m Pemotretan ditakukan setiaprentang jarak 1 m mulai meter ke-I hinggameter ke-IO dan dilanjutkan meter ke-20hingga meter ke-30 sehingga diperoleh 20frame foto yang setiap frame fotonyamemiliki luas bidang pemotretan minimal(40 x 30) em2 = 1.200 em1• Untuk setiapframe foto tersebut dianalisis menggunakanteknik pemilihan 10 sampel titik acak,

PILIHAN PENGGUNAAN METODE UPT

2. Karang mati (DS= Dead Scleractinia),terdiri dari karang yang baru mati (masihberwarna putih), dan karang mati yang telabditumbubi alga (karangnya sudah mati dantidak berwarna putih lagi, tapi masih terlihatbentuknya dan belum ban yak ditumbuhioleh turf algae).

3. Alga (ALG=Algae), merupakan kelompokyang terdiri dari makro alga (seperti algadari marga Padina, Sargasum dansebagainya), corallinealgae, Halimeda danjuga alga balus (turf algae) yang banyaktumbuh pada wang yang telah mati.

4. Fauna lain (OF=Other Fauna), meliputiwang lunak (soft coral), Spons (sponge),gorgonian, dan biota laut lainnya sepertilili laut (crinoid), bulu babi (echinoid), dansebagainya.

5. Abiotik (ABI=Abiotic), seperti pasir,pecahan karang (rubble) dan komponeoabiotik lainnya.

Kategori biota dan substrat yang dicatatseperti dalam English, et. al. (1997) yangdikelompokkan ke dalam lima kelompok(Lampiran) yaitu:

I. Karang keras (HC=HardCoral),yang seringdisebut sebagai "wang" saja. Kelompokini hanya untuk jenis karang yang dalamkeadaan hidup, sehingga kadang disebutjuga sebagai karang hidup (live coral).Bentuk karang yang keras dan menyerupaibatu membuat kelompok inikadang disebutjuga sebagai karang batu (stony coral).Termasuk dalam kelornpok ini adalabkarang-karang dari marga "Acropora"maupun "Non-Acropora" yang memilikibentuk hidup (lifeform) yang beragamseperti bereabang (branching), merayap(encrusting), lembaran (foliose), masif,ataupun bentuk yang lainnya.

KATEGORI BIOTA DANSUBSTRAT

(2). Untuk foto yang dianalis dengan teknikmenghitung luas area:

Persentase tutupan kategori =

jumlab area katelori tersebut It 100 %luas area frame foto

Berdasarkan proses analisis foro yangdilakukan terhadap setiap frame foto yangdilakukan, maka dapat diperoleh nilaipersentase tutupan kategori untuk setiap framedihitung berdasarkao rumus sebagai beriJcut:

(1). Untuk foto yang dianalisis denganpemilihan sampel titik aeak:

Persentase tutupao kategori =jumlab titik kate tori tersebut x 100 %

banyaknya titik aeak

52

Ketiga pilihan di atas seeara ringkasdapat digambarkan seperti dalam Tabel 1.Pilihan A merupakan pilihan dengan teknispelaksanaan yang terendah atau sederbana,sedangkan pilihan C merupakan pilibandengan teknis pelaksanaan yang lebih tinggiatau rumit. Adanya perbedaan piliban tersebuttergantung pad a tujuan penelitian. Jikadisyaratkan untuk menggunakan metode UPTdengan tingkat teknis pelaksanaan yangterendah, maka tetap dimungkinkan untukmenggunakan metode UPT dengan pilihantingkat teknis pelaksanaan yang lebib tinggi,tetapi tidak sebaliknya. Misalnya jika banyaingin mengetahui tutupan karang hidup (HC)saja, maka cukup menggunakan pilihan A,meskipun memungkinkan untukmenggunakan pilihan yang lebih tinggitingkatannya (piliban B atau C). Tetapi jikaingin mengetahui perbandingankeanekaragaman antar stasiun penelitian, makahanya dimungkinkan penggunaan pilihan C,bukan pilihan A atau B.

Selain dari tujuan penelitian,perbedaan pilihan yang digunakan dalammetode UPT juga sangat ditentukan olehkemampuan penganalisis foto. Jikapenganalisis foto hanya dapat membedakanantara karang hidup dan bukan karang bidup,maka hanya pilihan A saja yang dapatdigunakan. Tetapi jika penganalisis fotomemiliki kemampuan untuk membedakannama jenis karang maka peogguoaan pilihanC tetap memungkinkan, meskipun perIu jugadipertimbangkan tujuan penelitiannya untukefisiensi waktu. Waktu yang diperlukan untukmenganalisis foto pada UPT pilihan C jauhlebih lama dibandingkandengan pilihanB atauA (Giyanto et al., 2010).

2. Pilihan B: digunakan untuk mendugasemua kelompok biota dan substratsekaligus.

Pengambilan data di lapangandilakukan dengan menggunakan panjangtransek 50 m dan pemotretan dilakukansetiap rentang jarak 1 m mulai meter ke-Ihingga meter ke-50 sebingga diperoleh 50frame foto yang setiap frame fotonyamemiliki luas bidang pemotretan minimal(40 x 30) em' = 1.200 em". Untuk setiapframe foto tersebutdianalisismenggunakanteknik pemilihan 30 sampel.

3. Pilihan C: selain untuk menduga semuakelompok biota dan substrat sekaligus,pilihan ini juga digunakan untuk menduganilai keanekaragaman karang keras sepertijumlah jenis (S), indeks keanekaragamanShannon (H') dan indeks kemerataanPiellou (J').

Pengambilan data di lapangandilakukan dengan menggunakan panjangtransek 50 m dan pemotretan dilakukansetiap rentang jarak 1 m mulai meter ke-Ibingga meter ke-50 sehingga diperoleh 50frame foto. Setiap frame toto tersebutmemiliki luas bidang pemotretan minimal(58 x 44) em' = 2.552 em", Setiap framefoto dianalisis menggunakan teknikpenghitungan luas area. Karena padapili han C ini ingin dihitung nilaikeanekaragaman karang keras, makaanalisis foto karang kerasnya harusdilakukan hingga ke jenis. Untukpenamaan jenis karang keras mengacukepada pada Veron (2000a, 2000b, 2000c).

53

Burt. J.; A. Bartholomew & P. Usseglio. 2008.Recovery of corals a decade after ableacbing event in Dubai, United ArabEmirates. Mar. Bioi. 154:27-36.

Burt, J.; A. Bartholomew; A. Bauman; A. Sill& P.F. Sale 2009a. Coral recruitmentand early benthic communitydevelopment on several materials usedin the construction of artificial reefsand breakwaters. J. Exp. Mar. Bioi.Ecol. 373: 72-78.

Burt, J.; A. Bartholomew; P. Usseglio; A.Bauman & P.F. Sale 2009b. Areartificial reefs surrogates of naturalhabitats for corals and fish in Dnbai,United Arab Emirates? CoralReefs28:663-675.

DeVantier,LM; G.De'ath; TJ. Done&E. Turak,1998. Ecological assessment of acomplex natural system: A case studyfrom the Great Barrier Reef. EcolApplications 8(2): 480-496.

English, S; C. Wilkinson & V. Baker. 1997.Survey Manual for Tropical MarineResources. Ed ke-2. Townsville:AIMS. 390p.

Alquezar, R. &W. Boyd. 2007. Developmentof rapid, cost effective coral surveytechniques: tools for management andconservation planning. J. CoastConserv. 11:105-119.

DAFfAR PUSTAKA

Metode Transek Foto Bawab Air(Underwater Photo Transect = UPT)merupakan salah satu metode alternatif untukpenilaian kondisi terumbu karang. Penggunaanmetode UPT antara lain dapat mempersingkatwaktu pengambilan data di lapangan sehinggapenyeJam tidak perlu berlama-Iama melakukanpeoyeJaman di bawah air. Selain itu, hasilfotonya juga dapat sebagai foro dokumentasiatau arsip yang sewaktu-waktu dapat dilibatkembali. Pada penggunaaan UPT, terdapat tigapilihan disesuaikan dengan tujuan dankemampuan sumberdaya manusia yang ada.

PENUrUP

Teknik analisis foto yangdigunakan

Luas area minimum (cml)setiapfotonya

JUmlahframe foto yangdiambil

Titik meter pengambilanfoto

Panjang garis transek

Tutupan (%)yang ingindiduga

Piliban UPTA B C

Semua lcatcgori biota Seperti piliban B tetapidengan penambahan nilaiHanyaHC dan substrat (He, os, indeks keanekaragaman (S,ALG, OF, ABI) H' and J')

0-10 m dan I-50 m 50m20-3Om1 -10 dan

I - 50 I-5021- 30

20 50 50

(40x30)=1200 (41hl0)=1200 (58x44) =2552

10 sampel titik 30 sampel titik acak Menghitung luas areaacak

Keterangan

Tabel 1. Pilihan penggunaan metode UPT

54

Leujak, W. & R.F.G. Ormond. 2007.Comparative accuracy and efficiencyof six coral community surveymethods. J. Exp, Mar. Btol. Ecol.351:168-187.

Long, B.G.; G. Andrew; Y.G. Wang &Subarsono. 2004. Sampling accuracyof reef resource inventory technique.Coral Reefs 23:378-385.

Loya, Y. 1978. Plotless and transect methods.Didalam: Stoddart DR, Johannes RE,editor. Coral Reefs: ResearchMethods. Paris: UNESCO. p.197-217.

Moll, H. 1983. Zonation and diversity ofScleractinia on reefs off S.W.Sulawesi, Indonesia. Alblasserdam:Drukkery Kanters B.V. lOOp.

Mundy, C.N. 1990. Field and Laboratoryinvestigations of the Line InterceptTransect technique for monitoring theeffects of the Crown-of-thorns starfish,Acantbaster planci. Townsville:AIMS. 42p.

Oliver, J; P. Marshall; N. Setiasih&L. Hansen.2004. A global protocol forassessment and monitoring of coralbleaching. [penang]: WorldFishCenter and WWF Indonesia. 35p.

Veron. lE.N. 2000a. Corals of the world. Vol1.Townsville: AIMS. 463p.

Veron. lE.N. 2000b. Corals of the world. Vol2. Townsville: AIMS. 429p.

Veron, J.E.N. 2000c. Corals of the world. Vol3. Townsville: AIMS. 49Op.

Giyanto; B.H. Iskandar; D. Soedharma &Suharsono. 2010. Effisiensi danakurasi pada proses analisis foto bawabair untuk menilai kondisi terumbukarang. Oseanologi dan Limnologi diIndonesia 36 (1): 111-130.

Giyanto. 2012a. Kajian tentang panjang transekdan jarak antar pemotretan padapenggunaan metode transek fotobawah air. Oseanologi dan Limnologidi Indonesia 38 (1): 1-18.

Giyanto. 2012b. Penilaian Kondisi TerurnbuKarang Dengan Metode Transek FotoBawab Air. Oseanologi dan Limnologidi Indonesia 38 (3): 377-390.

Hill, J. & C. Wilkinson. 2004. Methods forEcological Monitoring of Coral Reefs.Versi ke- J, A Resources for Managers.Townsville: AIMS. 117p.

Kohler, K.E &M. Gill. 2006. Coral Point Count. .with Excel extensions (CPCe): a visualbasic program for the determination ofcoral and substrate coverage usingrandom point count methodology.Comput. Geosci. 32(9):1259-1269.

Lam, K; P.K.S. Shin; R. Bradbeer; D. Randall;K.K.K. Ku; P. Hodgson &S.G. Cheung.2006. A comparison of video and pointIntercept transect methods formonitoring subtropical coralcommunities. J. Exp. Mar. Bioi. Ecol.333(1): 115-128.

55

Echinopora horridaPorites cyllndrica

Seriatopora hystrixMillepora tenella

Acropora micraphlhalmaAcropora palifera

Acropora IrumiliJAcropora ocuminata

Lampi" •. Contoh pengelompokan kategori biota dan substrat

1. Keloropokwang keras (He;;Hard Coral)

56

Lobophyllia hemprichliTurbinaria mesenterina

Pachyser!s speciosaEchinopora lamellosa

Pavona cactusPectinia iactuca

Pachyseris rugosaPlerogyra simplex

Lampino (Janjulon)

S7

Sandalolitha robustaFungia horrida

Ctenactts echinataGaniopora lobata

Leptoria phrygiaDiploastrea heliopora

Lobophyllia corymbosaFavites paruflexuosa

L.mpiraa (Ianjutan)

58

Alga halus (hJ1j'a/gae)Alga halus (lUif algae)

Turbinaria sp.Dictyota sp.

Caulerpa racemosaHalimeda sp.

Lampln. (/anjutan)

3. Kelompok alga (ALG=Algae)

Sargassum sp.Podina gymnospora

59

Sponge (Spon)Sponge (Spon)

AscidianAscidian

HydroidGorgonian

GorgonianCrinoid (kiri) dan gorgonian (kanan)

Lampirao (/anjufan)

4. Kelompok fauna lain (OF = Other FOlino)

Karang lunak (soft coral)Karang lunak (soft coral)

Lampiran (fanjutan)

AnemonKarang lunak (soft coral)

61

Pasir (sand)

Pecahan karang (rubble)Pecahan karang (rubble)

5. Kelompok abiotik (ASI =Abiotic)