Metode Sterilisasi Bioburden

Embed Size (px)

Citation preview

Metode Sterilisasi Bioburden

Metode sterilisasi yang sering digunakan oleh industri produk steril yaitu metode sterilisasi akhir, Menurut Parenteral Drugs Asociation Technocal Monograph (2005) meode sterilisasi akhir diantaranya adalah metode overkill dan sterilisasi bioburden (S. Lukas, 2006).

Metode OverkillMetode overkill adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas pada suhu 1210C selama 15 menit yang mampu memberikan minimal reduksi setingkat log 12 dari mikroorganisme-mikroorganisme yang memiliki nilai D minimal 1 menit.

Metode ini dapat digunakan untuk bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Kriteria sterilitas yang digunakan adalah probabilitas mikroba yang hidup tidak lebih besar dari 1 mikroorganisme dalam 10-6 unit (S. Lukas, 2006).

Sterilisasi Bioburdenmetode sterilisasi yang memerlukan monitoring ketat dan terkontrol terhadap bahan mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilitas yang dipersyaratkan SAL yaitu 10-6 (S. Lukas, 2006).

Sterilisasi bioburden merupakan proses sterilisasi berdasarkan jenis dan konsentrasi isolat bioburden dari sediaan yang telah ditentukan sebelumnya dimana pemanasan akhir yang digunakan tidak lagi harus mencapai 1210C atau selama 15 menit, sehingga produk-produk yang dihasilkan dengan metode ini selain dijamin steril, bebas partikel namun kandungannya tetap stabil serta tidak terurai yang diakibatkan pemanasan yang terlalu tinggi. Dengan demikian infus tetap bermanfaat dan aman untuk diberikan (I. Darmawan, 2007).

Pada sterilisasi bioburden digunakan bakteri Geobacillus stearothermophillus sebagai indikator biologis karena merupakan mikroorganisme yang paling tahan panas pada sterilisasi uap panas (K. Mc Cauley, 2004). Nilai D dari Geobacillus stearothermophillus sebesar 1,5 menit (W. B Hugo dan A. D Russel, 1998).

Sesuai dengan perkembangan kedokteran yang membutuhkan jenis cairan yang lebih beragam contohnya cairan infus yang mengandung nutrisi seperti karbohidrat dan asam amino serta obatobatan yang berasal dari bioteknologi. Metode ini pada umumnya digunakan untuk bahan yang dapat mengalami degradasi kandungan bila dipanaskan suhu terlalu tinggi (S. Lukas, 2006).

STUDI NILAI D ( D-value)Studi untuk menentukan jumlah dan ketahanan panas mikroorganisme dalam produk

STUDI NILAI D ( D-value)Sterilisasi ini dapat dilakukan melalui pendekatan nilai D (D-value). Nilai D adalah waktu dalam menit yang dibutuhkan untuk mengurangi populasi mikroba sejumlah 90% atau 1 log siklus (1/10 bagian yang hidup) pada suhu tertentu.

Nilai D bisa ditentukan dengan menggunakan bakteri dalam bentuk spora yang didapat dari lingkungan produksi atau yang diisolasi dari produk. Jika organisme yang tahan panas telah diketahui siklus sterilisasi dapat ditentukan untuk mendapatkan tingkat jaminan sterilitas. Dengan demikian isolat yang paling tahan panas digunakan sebagai indikator biologis. Setiap mikrorganisme mempunyai Nilai D yang berbeda dan tentunya bergantung pada suhu. (Licas, 2006)

Nilai D sering dugunakan untuk menggambarkan keefektifan suatu proses sterilisasi. Dengan diketahui D maka waktu atau suhu yang diperlukan dalam sterilisasi akan diketahui.

Uji Cemaran MikrobaUji cemaran mikroba diperlukan untuk mengetahui jumlah pertumbuhan dari sediaan yang berguna untuk mengetahui waktu atau suhu yang diperlukan untuk sterilisasi ( Marino dan Benyamin, 1986)

Uji cemaran mikroba dilakukan dengan menginkubasi sampel yang telah dimasukan ke dalam agar pada suhu 370C selama tujuh hari. Zonazona yang terbentuk menunjukkan mikroorganisme yang tumbuh (F. A. Boom, et al, 1991)

Pada sterilisasi Bioburden digunakan bakteri Bacillus stearothermophilus sebagai indikator biologis karena mrp mikroorganisme yang paling tahan terhadap sterilisasi uap panas( Mc Cauley, 2004) Ahli mikrobiologi sependapat bahwa nilai D untuk bakteri Bacillus stearothermophilus sudah menjamin keamanan proses sterilisasi uap. Pada nilai D pertama, jmlh mikroorganisme yang terbunuh 90 %, pada nilai D kedua 99 % bakteri terbunuh, dst hingga pada nila D ke enam, bakteri terbunuh 99,999 % (Likas 2006)

Metode perhitungan nilai D1. Metode Stumbo Murphy Cochran metode ini berdasarkan pada metode analisis statistik MPN. Data yang dibutuhkan untuk menggunakan metode ini adalah jumlah mikroorganisme awall pada setiap ulangan. Perhitungan yang digunakan. D={ t/log 10 No } - 2,303 log 10 n/q T= waktu sterilisasi No = jumlah mikroorganisme awal pada setiap ulangan n = jumlah ulangan q= jumlah ulangan yang sdh steril

2. Metode Spearman Karber Metode ini memberikan perkiraan waktu yang dibutuhkan sampel untuk mencapai keadaan steril. Metode ini dapat memperkirakan variasi yang dapat terjadi (Shirtz, 2008) U = tk d/2 [ d/n ri]

D= u ----------------0,2507 + log 10 No

Tk = wkt terpendek yang dibutuhkan untuk membuat semua ulangan sterilri = jumlah sampel yang steril dari t1 sampai

t k-1 No = jumlah mikroorganisme awal pada setiap ulangan d = peningkatan waktu pemaparan n= jumlah ulangan ( Halls, 1994)

Cara kerja1Penyiapan alat dan ruang steril 2. Pembuatan Medium agar 3. Uji Cemaran Mikroba di LAF, nutrien agar dibiarkan terpapar di LAF (15 menit), inkubasikan 37 C, 30-48 jam 4. Penentuan nilai D(pada suhu 115 C) dengan spore strip berisi indikator biologis Bacillus sterothermophylus ( bakteri tahan panas) disterilkan dalam otoklaf, bila bakteri ini mati maka mikroorganisme lain juga mati dan sediaan steril

Spore strip disterilisasi pada suhu 115 C dengan variasi waktu sterilisasi 10, 15, 20 dan 25 menit, kemudian ditumbuhkan pada media TSB diamati perhari untuk setiap variasi selama 7 hari. Kemudian datanya dimasukkan pada rumus Spearman Karber didapat Nilai D 3,1 menit Kemudian dicoba dengan infus NaCl 0,9 % dihitung dengan rumus t = D(log No log Nt) menggunakan Nilai D3,1 didapat waktu sterilisasi 18,6 menit

Kemudian infus disterilkan pada 115 C , wkt 18,6 menit dibandingkan dgn 121 C wkt 15 menit, kemudian diuji sterilitasnya