Metode Sampling(1)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    1/18

    Laporan Responsi Hari, tanggal : Senin, 21 Maret 2016

    Metode Inspeksi Pangan PJP : Ir. CC. Nurwitri, DAA

    Asisten : Susi Afrianti, A. Md.

    METODE SAMPLINGDAN FOOD RECALLPADA PRODUK

     MAYONNAISE 

    B P1 / Kelompok 4

    Gayrinda Yuniare M. J3E114005

    Evi Nur Diana Sari J3E114011

    M. Bagus Sinatrya O. J3E114060

    Fitria Nurul Husna J3E214117

    Ghina Octovia Tamtomo J3E214103

    SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

    PROGRAM DIPLOMA

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2016

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    2/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang kontak langsung

    dengan tubuh manusia.Apabila pangan yang dikonsumsi tidak memiliki mutu

    yang baik maka itu berpotensi mempengaruhi kesehatan manusia. Produk

    pangan yang kini beredar di masyarakat tidak sepenuhnya telah memenuhi

    persyaratan keamanan pangan.sistem produksi yang baik tidak menutup

    kemungkinan ketika produk beredar dimasyarakan terdapat cemara fisik, kimia

    dan mikrobiologi akibat proses pengolahan yang tidak sempurna. 

    Food samplingdan food recalling  merupakan tindakan yang harus

    dilakukan apabila produk pangan telah beredar dipasaran dan terjadi

    ketidaksesuaian produk akibat proses produksi. Food sampling dilakukan setelah

    proses produsi dilakukan dan merupakan tindakan apabila terjadi keluhan oleh

    konsumen. Apabila setelah dilakukan food sampling  produk positif terdapat

    ketidaksesuain maka harus segera dilakukan food recalling. Food recalling harus

    segera dilakukan setelah diketahui bahwa produk tersebut tidak layak atau

    berbahaya bagi konsumen bertujuan agar produk tersebut tidak sampai

    ketangan konsumen sehingga produk tersebut jika diproduksi kembali dalam

    kondisi sesuai masih dapat dipercaya konsumen. Ketidaksesuaian produk selain

    membahayakan kesehatan juga dapat merugikan secara mutu, maka dari itu

    perlu proses penarikan produk dari pasaran. 

    Penetapan food recalling tidak hanya dilakukan oleh perusahaan tetapi

     juga melibatkan lembaga independen atau instansi terkait dalam

    pelaksanaannya. Penetapan recall harus diringi dengan adanya penelusuran

    terhadap ketidaksesuain produk untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi

    beserta tindakan koreksi atau perbaikannya yang akan dilakukan. Penelusuran

    dilakukan dengan cara mengidentifikasi produk seluruh aspek dengan melihat

    barcode pada kemasan.

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    3/18

    1.2. Tujuan

    Tujuan dilakukannya food sampling dan penetapan food recalling yaitu

    untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan dalam penarikan produk,

    menentukan kendala yang terjadi saat proses recall, dan mengetahui dampak

    negatif dari produk yang di recall. 

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    4/18

    BAB II

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    2.1. Identitas Produk

    a. Nama Produk : mayonnaise 

    b. Nama Dagang : Mayumi

    c. Berat Bersih : 20 g

    d. Nomor Registrasi : BPOM RI MD 256213006037

    e. Nama Produsen : PT Ajinomoto Indonesia

    f. Alamat Produsen : Mojokerto 61352

    g. Komposisi : minyak nabati, air, gula, kuning telur, garam,

    maltodekstrin, cuka, penguat rasa (monosodium

    glutamat, dinatrium sinosinat), pengatur

    keasaman asam sitrat, mustard, pengentam gum

    xantan, bawang merah, bawang putih, pengawet

    kalium sorbat, sekuesteran kalsium dinatrium

    EDTA, kadar lemak 70%

    h. Kode Produksi : 061215 B

    2.2. SNI MAYONNAISE 

    Tabel 1: SNI Mayonnaise 

    Jenis Uji Satuan Persyaratan

    Keadaan - Normal

    Bau - Normal

    Rasa - Normal

    Warna - Normal

    Tekstur - Normal

     Air %b/b Maks. 30

    Protein %b/b Maks. 0,9

    Lemak %b/b Maks. 65

    Karbohidrat %b/b Maks. 65

    Kalori %b/b Maks. 4

    Pengawet Sesuai SNI 01-0222-1995

    Cemaran Logam Sesuai SNI 01-4473-1998

    Cemaran Arsen mg/kg Maks. 0,1

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    5/18

    Cemaran Mikroba

     Angka Lempeng Total Koloni/gram Maks. 104

    Bakteri bentuk coli APM/gram Maks. 10

    E. coli Koloni/10

    gram

    -

    Salmonella  -

    Sumber: Standar Nasional Indonesia

    2.3. Metode Sampling 

    Tabel 2: Hasil Analisis Metode Sampling pada Produk Mayonnasie 

    No Indikator Penilaian Keterangan

    1. Nama dan alamat orang yang

    memerlukan contoh

     Nama : Suherman

     Alamat: Jalan Soekarno Hatta 85,

    Menteng, Jakarta Pusat

    2. Nama dan alamat pihak yang

    berwenang

     Nama : Badan Pengawas Obat

    dan Makanan

     Alamat: Jalan Percetakan Negara

    23 Kota Jakarta Pusat

    3. Tanggal, tempat dan waktu

    pengambilan contoh

     - Tempat: Ruang produksi PT

     Ajinomoto Mookerto

    - Tanggal : 20 April 2016

     - Tempat : Gudang produk PT

    Sinar Matahari

    - Tanggal : 21 April 2016

    - Waktu : Pukul 10.00

     - Tempat: Gudang penyimpanan

     Agen Cahaya Terang- Tanggal : 21 April 2016

    - Waktu : Pukul 11.00

     - Tempat: Pasar Swalayan Rejeki

    Baru

    - Tanggal: 21 April 2016

    - Waktu: Pukul 10.00

    4. Alasan pengambilan contoh Untuk mengetahui penyebab kasus

    diare masal yang dialami

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    6/18

    masyarakat yang mengonsumsi

    sosis bakar menggunakan

    mayonnaise yang dibeli dari

    Swalayan Rejeki Baru saat pesta

    ulang tahun

    5. Jenis dan sifat bahan pangan  Jenis : makanan semi padat

    (emulsi)

     Sifat bahan pangan : mudah rusak

     jika terkena panas dan tekanan

    fisik

    6. Nama pabrik pembuat, importer,

    penjual, atau pembeli

    PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto,

    61352 - Indonesia

    7. Jumlah dan ukuran unit lot 20.000.000 unit

    8. Jumlah dan besarnya lot 400 ton

    9. Tipe dan identitas alat angkut  Tipe : Mitsubishi Box

     Spesifikasi : P. 425xL. 200 xT. 190

    cm

     SystemPressMouldingpaneling  

    10. Asal pengiriman PT Ajinomoto11. Tujuan pengiriman  Nama : PT Sinar Matahari

     Alamat: Jalan Kartini 11, Sunter,

    Jakarta Utara

    12. Tanggal pengiriman dan kedatangan

    lot

     Tanggal Pengiriman: 20 April 2016

     Tanggal Penerimaan: 22 April

    2016

    13. Jumlah keseluruhan lot (sesuai

    kontrak)

    2000 lot

    14. Metode pengambilan contoh SNI 19-0429-1989

    15. Suhu produk saat pengambilan

    contoh

    19-20C

    16. Maksud pengangkutan contoh ke

    laboratorium dan oleh siapa

     Tujuan pengiriman contoh

    Menguji jumlah mikroba pada

    mayonnaise sehingga penyebab

    kasus diare massal dapat

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    7/18

    diidentifikasi

     Pengirim : Andi (RnD)

    17. Nama dan alamat laboratorium yang

    menganalisis contoh

     Nama : Unity Microbiology

    Laboratory

     Alamat : Jalan Sekar Wangi 99,

    Jakarta Pusat

    18. Uji yang dilakukan SNI 01-4473-1998

     Uji Escherichia coli 

    Dalam menjalankan kegiatan distribusi suatu produk pangan ,perlu adanya

    suatu pengawasan mutu dari setiap produk yang dihasilkan. Pengawasan mutudapat dilakukan dengan melakukan pengontrolan setiap kegiatan

    produksi.Pengecekan mutu produk tidak dapat dilakukan pada suatu jumlah

    populasi produk.Alasan perlunya pengambilan sampel adalah keterbatasan

    waktu, tenaga, dan biaya; lebih cepat dan lebih mudah; memberikan informasi

    yang lebih banyak dan dalam; dan dapat ditangani lebih teliti (Nasution, 2003).

    Pengambilan sampel dilakukan secara random, sehingga semua memiliki

    peluang untuk menjadi objek sampel yang akan dipilih. Pemilihan dan

    penunjukkan sampel bergantungpada keputusan yang akan dilakukan oleh

    peneliti. Dengan cara ini, bias pemilihan dapa diminimalisasikan sekecil mungkin.

    Dalam kegiatan perindustrian, metode sampling  merupakan metode yang

    diterapkan untuk menekan biaya pengawasan, termasuk menekan biaya

    produksi. Sehingga dengan adanya metode sampling, suatu industri pangan

    akan merasa sangat diuntungkan.

    Dalam melakukan metode sampling, jenis bahan yang akan diambil

    sebagai bahan percobaan harus diperhatikan. Wujud dari benda ada 4, yaitu gas,

    padat, cairan, dan semi padat.Mayonnaise  “Mayumi” tergolong ke dalam

    makanan semi padat yang masih dapat dialirkan.Di Indonesia, aturan tentang

    cara pengambilan sampel semi padat dan cairan diatur dalam SNI 19-0429-1989.

    Pengambilan sampel dapat dilakukan dalam bentuk kemasan atau dalam bentuk

    curah.

    Dalam kasus ini dilakukan pengambilan sampel karena mendapatkan

    pengaduan dari warga yang mengalami diare masal setelah mengonsumsi

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    8/18

    mayonnaise pada sebuah acara yang diadakan oleh warga.Metode pengambilan

    sampel dilakukan di beberapa titik yang diduga masih terikat pada rantai

    distribusi produksi tersebut, diantaranya sampel diambil di Swalayan Rejeki Baru,

    Gudang Agen Cahaya Terang sebagai pihak distributor, PT Sinar Matahari

    sebagai cabang induk Jakarta, dan ruang produksi di PT Ajinomoto yang terletak

    di Mojokerto. Pengambil sampel melakukan metode sampling  dengan

    menerapkan aturan yang tercantum dalam SNI 19-0429-1989.

    Pengambilan sampel dilakukan dengantetap mempertahankan suhu bahan

    di atas titik bekunya. Jumlah volume yang diambil harus sama pada masing-

    masing sampel. Pengambilan sampel dalam bentuk kemasan dilakukan pada 9

    titik sampel secaradiagonal pada sebaran lot. Berikut tabel acuan dalam metodepengambilan sampel:

    Tabel 3: Jumlah sampel yang harus diambil

    Jumlah kemasan kecil Jumlah kemasan kecil untuk sampel

    100.000 400

    Sumber: Standar Nasional Indonesia 19-0428-1998

    Tabel 4: Jumlah sampel yang harus diambil jika dalam kemasan kartonJumlah contoh per lot karung/peti Jumlah contoj yang diambil karung/peti

    s/d 10 Semua contoh

    11-25 5

    26-50 7

    51-100 10

    >100 Akar pangkat dari jumlah contoh

    >1000 Maksimal 30 peti

    Sumber : Standar Nasional Indonesia 19-0428-1998

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    9/18

    Oleh karena jumlah karton yang dikirimkan selama satu bulan kerja adalah 2000

    karton, maka aturan yang diikuti adalah aturan yang terakhir dengan jumlah

    sampel yang diambil maksimal 30 peti.Pengambilan sampel pada bagian peti

     juga dilakukan secara random.Jika sampel dalam kemasan kecil.Dalam satu

    karton mayonnaise, terdapat 96 kemasan mayonnaise.Oleh karena itu, aturan

    pengambilan sampel dilakukan berdasarkan aturan yang pertama, yaitu sejumlah

    16 kemasan diambil sebagai sampe. Pengambilan sampel dari kemasan kecildari

    kemasan sekunder menggunakan tabel sebagai berikut:

    Tabel 4: Pengambilan sampel pada kemasan kecil

    Jumlah kemasan kecil dalam karton Maksimum jumlah kemasan kecil yang

    diambil dari masing-masing karton>24 16

    12-24 10

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    10/18

    5. Melakukan tindakan koreksi

    Waktu: 24 jam setelah ditemukan kasus

    Penanggung jawab recall produk:

    QualityAssurance 

    Prosedur:

    1. Rapat untuk menetapkan agenda penarikan produk

    2. Menentukan jadwal penarikan produk

    3. Pengecekan jaringan distribusi

    4. Penarikan produk yang tidak sesuai

    5. Menentukan sumber masalah penyebab terjadinya ketidaksesuaian

    6. Menangani keluhan konsumen dengan memberikan kompensasi sesuai

    dengan tingkat ketidaksesuaian produk

    7. Melakukan tindakan perbaikan agar ketidaksesuaian tidak terjadi

    kembali

    8. Dokumentasi penarikan produk

    9. Melapor ke instansi terkait jika ketidaksesuaian memberikan dampak

    yang membahayakan konsumen

    10. Memberikan tindakan lanjut terhadap product recall 

    DISPOSISI NAMA JABATAN PARAF

    Dibuat Oleh Ria Nirmalasari Quality Assurance

    Diperiksa Oleh Dodit Iriyanto Manajer Mutu

    Disetujui Oleh Wahyu

    Suhendra

    Direktur Operasional

    FORMULIR PENCATATAN JARINGAN DISTRIBUSI

    Produsen PT Ajinomoto Indonesia

    Sebaran distribusi Jakarta, Bogor, dan Bekasi

    Jumlah produk yangdidistribusikan

    1 bulan kerja=2.000.000 kemasan

    Lama waktu distribusi 1. Mojokerto-Jakarta

    Distribusi dilakukan selama 2 hari kerja

    dan satu minggu dilakukan 2 kali

    distribusi

    2. Jakarta-Bogor/Bekasi

    Distribusi dilakukan selama 4 jam dan

    dalam satu minggu dilakukan 4 kali

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    11/18

    distribusi ke agen-agen besar,

    sedangkan distribusi ke swalayan

    dilakukan 1 kali dalam seminggu

     Alat distribusi Truk container

    Penanggung jawab distribusi 1. Mojokerto-Jakarta: Ali

    2. Jakarta-Bogor/Bekasi: Dani

    FORMULIR PENARIKAN PRODUK

    Target tempat recall product  1. Swalayan Rejeki Baru tempat produk

    mayonnaise dibeli

    2. Seluruh tempat yang masuk daftar

    distribusi produk mayonnaise 

    Jumlah produk yang ditarik 74000 kemasan

    Kondisi penarikan produk Terdapat kebocoran pada bagian ujung

    seal kemasan produk

     Alasan penarikan produk Bagian dalam produk masih bagus, namun

    tidak dapat lagi dikonsumsi karena

    kemasan sudah mengalami kebocoran

    yang memungkinkan mikroba

    mengontaminasi karena mayonnaise

    termasuk produk rentan mikroba

    FORMULIR LAYANAN KELUHAN KONSUMEN

    Nama pengadu Chairil Yusuf

     Alamat pengadu Jalan Perjuangan 33, Kemayoran, Jakarta

    Pusat

     Alasan pengaduan Terjadi kasus diare masal setelah

    mengonsumsi mayonnaise pada acara

    yang diselenggarakan oleh salah seorangwarga

    Penanganan keluhan 1. Meninjau seluruh informasi yang masuk

    tentang keluhan atau laporan tersebut

    2. Melakukan pemeriksaan atau

    pengujian terhadap contoh yang

    diterima bila perlu memeriksa juga

    contoh pertinggal bets yang

    bersangkutan

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    12/18

    3. Meneliti kembali semua data dan

    dokumentasi yang berkaitan, termasuk

    catatan bets, catatan distribsi, dan

    catatan hasil pengujian

    Tindak lanjut penanganan keluhan Penarikan kembali semua produk jadi

    yang diproduksi yang telah ditelusuri

    melalui barcode dan dilakukan analisis

    FORMULIR TINDAKAN KOREKSI

    Jenis ketidaksesuaian Kemasan bocor sehingga menyebabkan

    kontaminasi mikroba

    Kategori Berbahaya jika tetap dikonsumsi

    Tindak lanjut Produk dimusnahkan oleh pihak produsen

    dan memperbaiki sistem produksi dengan

    penerapan sanitasi yang dapat

    mendukung terciptanya suatu produk yang

    memiliki mutu bagus, mulai mutu fisik

    hingga mutu mikrobiologis

    Penarikan kembali (recall) adalah kegiatan menarik kembali produk darisemua mata rantai distribusi apabila ditemukan adanya produk yang tidak

    memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan dapat menyebabkan kerugian

    berupa gangguan kesehatan. Produk akan di-recall  jika terjadi keluhan dan

    laporan konsumen yang berkaitan dengan mutu yang menyangkut keadaan fisik,

    kimia, dan biologi dari suatu produk. Penarikan kembali suatu produk harus

    didasarkan pada beberapa kategori, yaitu kategori recall karena ketidaksesuaian

    yang dapat mengancam jiwa manusia, ketidaksesuaian yang berpotensi

    mengancam jiwa manusia, dan ketidaksesuaian yang berpotensi mengakibatkan

    mutu tidak sesuai.

    Dalam analisis masalah recall  ini, produk mayonnaise  “Mayumi” yang

    diproduksi oleh PT Ajinomoto Indonesia mengalami recall  karena adanya

    ketidaksesuaian yang dapat mengancam jiwa manusia. Produk mengalami recall 

    karena adanya keluhan dari konsumen yang melaporkan bahwa terjadi diare

    masal setelah mengonsumsi sosis bakar yang diberi mayonnaise  pada suatu

    acara yang dilakukan oleh salah seorang warga. Dalam melakukan penarikan

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    13/18

    kembali suatu produk, hal yang perlu dilakukan adalah mengecek jaluran

    distribusi, menarik produk dari pasaran, melakukan analisis masalah, menangani

    keluhan konsumen, dan melakukan tindakan koreksi.

    Jaringan distribusi mayonnaise “Mayumi” adalah daerah Jakarta, Bogor,

    dan Bekasi.Sistem produksi yang diterapkan di PT Ajinomoto adalah produk

    diproduksi di Mojokerto dan disebarkan di beberapa tempat cabang PT

     Ajinomoto yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.Jakarta merupakan

    salah satu jaringan induk distribusi produk tersebut.Produk jadi dari Mojokerto

    didistribusikan ke Jakarta dalam bentuk kemasan siap jual dan diditribusikan di

    cabang induk PT Ajinomoto di Jakarta.Kegiatan pemasaran dan distribusi

    selanjutnya dilakukan di Jakarta.Sebaran distribusi dari cabang induk Jakartaadalah Jakarta, Bogor, dan Bekasi. Jadi peredaran produk yang berasal dari

    Jakarta akan disebarkan di ketiga wilayah tersebut.

    Dalam kasus ini, penelusuran jaringan distribusi dilakukan dengan sistem

    traceability treasure  melalui wawancara dengan konsumen yang

    mengadu.Konsumen memberikan informasi bahwa mayonnaise yang digunakan

    berasal dari Swalayan Rejeki Baru yang dibeli 2 hari sebelum acara.Dari

    swalayan tersebut, didapatkan informasi tentang agen yang menjadi supplier

    produk tersebut hingga didapatkan informasi pusat, yaitu di induk cabang

    Jakarta. Proses penelusuran jaringan distribusi juga dibantu dengan adanya

    barcodeyang berada di balik kemasan. Identifikasi barcodePetugas yang

    melakukan recall  adalah Quality Assurance  dari perusahaan mayonnaise

    tersebut. Setelah ditelusuri di swalayan tersebut, beberapa jenis mayonnaise 

    dibawa ke Unity Microbiology Laboratorium karena diduga bahwa terdapat

    kontaminan berupa mikroba pada produk tersebut.

     Angka yang tertera pada barcode  tersebut adalah 8992770110251.

    Pembacaan dari barcode tersebut adalah sebagai berikut:

    a. 899 menunjukkan kode negara produsen, yaitu kode Indonesia

    b. 277 menunjukkan bahwa produk tersebut tergolong dalam jenis

    makanan

    c. 01 dapat didefiniskan sebagai shift  produk tersebut diproduksi, yaitu

    saat shift ke-1

    d. 1 menunjukkan bahwa mayonnaise tersebut diproduksi pada batch ke-1

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    14/18

    e. 02 didefiniskan sebagai line produksi

    f. 51 merupakan jaringan cabang induk produsen produk, yaitu kode

    Jakarta

    PT Ajinomoto dapat memproduksi produk dalam sehari yaitu 100000 kemasan

    dengan berat bersih satu kemasan yaitu, 20 g. Dalam sehari, total produksi

    “Mayumi” adalah 20 ton mayonnaise. Total 20 ton tersebut dibagi menjadi 3 shift 

    kerja, yaitu shift 1 (06.00-14.00), shift 2 (15.00-22.00), dan shift 3 (23.00-05.00).

    Masing-masing shiftakan memproduksi sebanyak 3 batch  dan dari masing-

    masing batch memiliki 3 line produksi. Jumlah total hari kerja yaitu 20 hari kerja

    dan total produk yang akan dihasilkan salam 1 bulan kerja adalah 20 juta

    kemasan yang siap didistribusikan ke seluruh Indonesia.

    Jumlah produk yang ditarik bergantung pada jumlah ketidaksesuaian produk

    yang disesuaikan dengan barcode  sebagai petunjuk penarikan.Dari barcode,

    dapat ditelusuri produk yang mengalami ketidaksesuaian.Hal yang penting dalam

    pertimbangan penarikan produk adalah masalah biaya penarikan yang meliputi

    wilayah Jakarta, Bekasi, dan Bogor. Seluruh jaringan distribusi tersebut akan

    ditarik produknya sesuai petunjuk yang tercantum dalam barcode produk. Setiap

    kemasan produk “Mayumi” memiliki harga pokok sebesar Rp1250,00 dan dalam

    satu bulan kerja, jumlah uang yang diterima oleh perusahaan adalah sebesar 2,5

    triliun rupiah. Penetapan harga tersebut belum termasuk biaya administrasi dan

    biaya distribusi.Jika terdapat ketidaksesuaian pada produk dan perlu adanya

    penarikan produk, maka biaya yang harus dikeluarkan meliputi biaya angkut,

    biaya administrasi pengangkutan, dan biaya pengujian sebesar 1/3 dari jumlah

    penjualan mayonnaise, yaitu sebesar Rp833.000.000,00.

    Penentuan mutu suatu produk harus menjadi perhatian yang sangat penting

    karena jika terjadi penarikan produk, maka banyak pihak yang dirugikan, salah

    satunya yaitu perusahaan produk pangan tersebut. Kerugian yang dapat

    ditimbulkan karena adanya penarikan produk adalah nama perusahaan menjadi

    buruk di mata konsumen, sehingga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan

    konsumen terhadap perusahaan tersebut. Biaya yang dikeluarkan oleh

    perusahaan juga harus diperhitungkan karena penarikan produk yang sudah

    sampai di konsumen akanmembutuhkan biaya yang sangat banyak.

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    15/18

    Perusahaan seharusnya mempertimbangkan bagaimana sifat bahan dan

    prduk yang nantinya akan diproduksi sehingga perusahaan tersebut akan lebih

    awareness  terhadap potensi-potensi yang dapat menyebabkan penurunan mutu

    produk yang dihasilkan.Tindakan koreksi yang harus dilakukan oleh perusahaan

    adalah membenahi sistem produksi dan memperketat pengawasan mutu,

    terutama mayonnaise yang memiliki sifat rentan terhadap mikroba. Pengawasan

    mutu seharusnya diterapkan mulai dari kegiatan produksi hingga distribus.

    Terdapat beberapa kendala yang terjadi saat proses recalling. Kendala

    beberapa kendala tersebut, antara lain jaringan distribusi yang luas. Selain itu

    biaya yang dikeluarkan untuk proses recalling cukup tinggi. Biaya tersebut

    berkaitan dengan biaya transportasi dan maupun biaya jasa. Penarikan produk juga dapat memberikan dampak negatif, terutama bagi perusahaan. Kerugian

    akibat penarikan produk dapat terjadi dari segi keungan. Biaya yang dikeluarkan

    untuk proses recalling membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, akibat dari

    penarikan produk tingkat penjualan berkurang karena krisis kepercayaan dari

    konsumen sehingga tidak banyak orang yang membeli produk tersebut. Adanya

    kasus penarikan produk nama perusahaan akan tercemar dan merusak reputasi

    perusahaan.

    Perbaikan mutu merupakan tindakan yang harus dilakukan setelah

    penarikan produk. Perbaikan ketidaksesuain produk dilakukan oleh PT Ajinomoto

    dan diawasi oleh badan khusus yang terkait setelah produk di tarik. Pemusnahan

    merupakan sebagai tindakan untuk mengeleminasi produk yang tidak sesuai dan

    terbukti dapat membahayakan kesehatan dan jiwa manusia. Tindakan perbaikan

    yang dapat dilakukan yaitu melakukan dugaan faktor apa saja yang

    menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian. Selanjutnya dilakukan verifikasi di

    industri tersebut untuk mengetahui apakah faktor sudah sesuai dengan SOP atau

    aturan baku industri. Dalam kegiatan verifiaksi ini akan diperoleh faktor-faktor

    yang diduga kuat menjadi penyebab masalah.

    Untuk memudahkan perbaikan mutu, perusahaan harus memiliki prosedur

    dan catatan yang lengkap dari penerimaan barang, proses pengolahan,

    kebersihan pabrik hingga proses distribusi. Tindakan perbaikan yang lainnya

    yaitu melakukan promosi dengan cara menurunkan harga produk, menciptakan

    trade mark baru maupun inovasi kemasan sehingga konsumen masih dapat

    tertarik untuk membeli produk tersebut.

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    16/18

    Tidak hanya itu, perusahaan dapat melakukan tindakan pencegahan agar

    kasus tersebut tidak terulang kembali. Pencegahan dilakukan dengan cara

    menerapkan sistem manajemen dan SDM yang baik. Selain itu, dapat dilakukan

    audit atau pemerikasaan berkala sehingga perusahaan dapat mengurangi resiko

    ketidaksesuain produk.

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    17/18

  • 8/17/2019 Metode Sampling(1)

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    Nasution, R. 2003. Teknik Sampling. (Online), (tersedia:

    http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf, diakses pada 14 Mei

    2016).