97
METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB NASHAIHUL IBAD KARYA SYEIKH NAWAWI AL BANTANI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.) Oleh : RIFYAL MAHMUDIN 1110024000021 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H

METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

  • Upload
    hathu

  • View
    278

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA

TERHADAP KITAB NASHAIHUL IBAD KARYA

SYEIKH NAWAWI AL BANTANI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.)

Oleh :

RIFYAL MAHMUDIN

1110024000021

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 2: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah

dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya bukan hasil karya asli atau

jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

UIN Syarif Hidayatullah.

Tangerang, 05 Januari 2015

Rifyal Mahmudin NIM: 1110024000021

Page 3: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA

TERHADAP KITAB NASHAIHUL IBAD KARYA

SYEIKH NAWAWI AL BANTANI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.)

Oleh :

RIFYAL MAHMUDIN

1110024000021

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Achmad Satori Ismail, MA. Drs. Ahmad Syatibi, M.Ag.

Nip: 195512061992031003 Nip: 195507031986031002

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 4: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Metode Penerjemahan Fuad Kauma Terhadap Kitab

Nashaihul Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani yang ditulis oleh RIFYAL

MAHMUDIN, NIM 1110024000021. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah pada tanggal 06 Januari

2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sastra (S.S.) pada program studi Tarjamah.

Ciputat, 06 Januari 2015

Sidang Munaqasyah

TIM PENGUJI TANDA TANGAN

Dr.Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum ( )

(Ketua Sidang) Tgl.

Umi Kulsum, MA ( )

(Sekretaris Sidang) Tgl.

Prof. Dr. Achmad Satori Ismail, MA ( )

(Pembimbing 1) Tgl.

Drs. Ahmad Syatibi, M.Ag ( )

(Pembimbing 2) Tgl.

.

Dr. Akhmad Saehudin, M.Ag ( )

(Penguji 1) Tgl.

Karlina Helmanita, M.Ag ( )

(Penguji 2) Tgl.

Page 5: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

i

ABSTRAK

RIFYAL MAHMUDIN

Metode Penerjemahan Fuad Kauma Terhadap Kitab Nashaihul Ibad Karya

Syeikh Nawawi Al Bantani

Di zaman sekarang ini banyak sekali buku-buku agama yang di

terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kegiatan menerjemahkan mempunyai

manfaat yang besar bagi pengembangan pengetahuan serta pertukaran kebudayaan

antar bangsa. Kitab Nashaihul Ibad merupakan kumpulan nasehat-nasehat yang

bersandar dari Rasulullah, para sahabat, dan para ulama yang cukup dalam kajian

tasawufnya yang ditulis oleh Syeikh Nawawi Al Bantani yang kemudian di

terjemahkan oleh Fuad Kauma ke dalam bahasa Indonesia. Buku ini sangat

penting untuk dijadikan sebagai acuan hidup manusia menyongsong kehidupan

akhirat.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana metode yang digunakan

penerjemah dalam menerjemahkan buku ini. Melalui analisis diketahui bahwa

hasil terjemahan yang diteliti adalah menggunakan terjemahan harfiyah

(terjemahan yang setia terhadap teks sumber). Kesetiaan digambarkan oleh

ketaatan penerjemah terhadap tata bahasa teks sumber, bentuk frase, bentuk

kalimat dan lain sebagainya.

Kebanyakan penerjemah memilih metode ini, dikarenakan buku yang

diterjemahkan berhubungan dengan masalah keagamaan. Jika penerjemahannya

dilakukan terlalu bebas, bisa terjadi penyimpangan makna, karena mungkin ada

kata-kata yang dihilangkan atau dibuang pada saat menerjemahkan. Padahal kata-

kata itu, kemungkinan merupakan maksud atau pesan yang ingin disampaikan

oleh penulis bahasa sumber.

Page 6: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

ii

PRAKATA

Puji Syukur kepada Allah SWT. Yang dengan izin serta karuniaNya,

sehingga penulisan skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta ini dapat diselesaikan.

Shalawat serta salam tercurah limpahkan kepada junjungan besar baginda

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga

zaman terang benderang, yang telah mengenalkan kebenaran kepada kita sebagai

umatnya, sehingga mampu untuk mengetahui apa itu kebathilan.

Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin haturkan terima kasih kepada:

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Prof. Dr. Oman Faturrahman, M. Hum selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora, Dr. Moch. Syarif Hidayatullah M. Hum selaku Ketua Jurusan

Tarjamah, Umi Kulsum MA selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah, dan kepada

seluruh dosen-dosen yang telah mendidik serta memberikan berbagai macam ilmu

dan pengetahuan kepada penulis. Semoga segala ilmu yang telah diberikan dapat

bermanfaat bagi umat khususnya bagi penulis sendiri.

Secara khusus penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Prof. Dr. Achmad Satori Ismail, MA dan Drs. Ahmad Syatibi, M. Ag

selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya

serta kesabarannya untuk membaca, mengoreksi, serta memotivasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, kepada Dr. Akhmad Saehudin M.Ag dan Karlina

Page 7: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

iii

Helmanita, M.Ag selaku dosen penguji skripsi yang senantiasa menyempurnakan

dalam penulisan skripsi ini serta kepada Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag dan Dr.

Akhmad Saehudin M.Ag selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

mendidik dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa.

Kepada orang tua tercinta, Machfudoh dan Muhaemin dua sosok yang

paling berjasa selama ini. Terima kasih ibu dan bapak atas do‟a dan motivasi yang

tiada hentinya yang telah kalian berikan, serta kakak dan adik-adik tercinta

Rofiatul Mahmudah, Rifki Fahrudin dan Rafli Zaenal Mutaqin yang selalu

menghibur dan menyemangati penulis sampai penulisan skripsi ini selesai.

Kepada kawan seperjuanganku Sri Mustika Mutiara , Wahyu Hidayat,

Alva Dino Syukra, terima kasih kalian sudah menemaniku di perpustakaan sampai

skripsi ini benar-benar selesai walaupun selalu saja banyak godaan yang harus kita

tempuh terlebih godaan segarnya sop duren.

Kepada teman – teman jurusan Tarjamah angkatan 2010 penulis haturkan

terima kasih khususnya Ahmad Syafaat, Zulfikar Fadhil, Kaula Fahmi, Arif

Azami, Syarif Hidayat, Uwes Al Kurni, Syafa‟at Maulana, Ahmad Farhan, Holis,

Halimah, Humairoh, Eva Fauziah, Nia Damayanti, Makhfiyah, Imam, Asiah,

Novi, Hany, Rosyid, Agus, Lukman, Hanifah, Lily. Terima kasih banyak kawan

atas segala motivasi, waktu, serta ide-ide yang diberikan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Kepada teman-teman Sabil 2011 penulis uacapkan terima kasih khususnya

kepada Ahmad Nugraha, Ari Armadi, dan yang lainnya yang penulis tidak bisa

sebutkan satu persatu. Terimakasih kalianlah yang memberikan siraman rohani

Page 8: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

iv

dan jasmani ketika penulis sedang galau. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih

kepada sahabatku Lukmanul Hakim dan Ray Syahri Hikmahtiar yang sudah

meminjamkan buku terjemahan kitab yang penulis teliti serta selalu meluangkan

waktunya untuk penulis ketika penulis membutuhkan semangat untuk sekedar

minum, makan sambil berbincang.

Yang terakhir untuk Ciputatku kota nan indah penuh dengan sensasi dan

kejutan. Disini lah penulis menemukan arti kehidupan yang sebenarnya. “Dan

Ciputat bukan hanya masalah teritorial dan letak geografis semata. lebih dari itu,

melibatkan perasaan”.

Semoga skripsi yang masih banyak kekurangan ini dapat bermanfaat untuk

kita semua, khususnya bagi penulis sendiri serta orang-orang yang berkecimpung

dalam dunia penerjemahan.

Tangerang, 05 Januari 2015

Penulis

Page 9: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………..…….……………. i

PRAKATA …………………………………………………..…………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………….…….………………... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ……………….…………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1

B Batasan dan Rumusan Masalah …………………………………….. 6

C Tujuan Penelitian ……........................………………………..…… 6

D Tinjauan Pustaka ………………………..……………………..…… 7

E Metodologi Penelitian ……………………………………….…….. 7

F Sistematika Penulisan ………………………………………………. 9

BAB II KERANGKA TEORI

A. Gambaran Umum Penerjemahan ……………………………...…..…. 10

1. Definisi Penerjemahan………………….………………………….. 10

2. Proses Penerjemahan Secara Global…………………………..…… 12

3. Penilaian Terjemahan ………….............………………..………… 14

4. Unsur Linguistik dan Non Linguistik Penerjemahan ……………... 17

5. Jenis Penerjemah ……………………………………...………...… 19

B. Metode Penerjemahan …………………………......................………. 21

1. Penekanan Pada Bahasa Sumber…......................................……… 21

2. Penekanan Pada Bahasa Sasaran …............………………............ 25

Page 10: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

vi

BAB III GAMBARAN UMUM DAN GAMBARAN METODE

TERJEMAHAN KITAB NASHAIHUL IBAD, BIOGRAFI SYEIKH

NAWAWI AL-BANTANI DAN BIOGRAFI FUAD KAUMA

A. Gambaran Umum dan Gambaran Metode Terjemahan Kitab

Nashaihul Ibad …………....……...............................................…...... 30

B. Biografi Syeikh Nawawi Al-Bantani…...................………………….. 33

1. Kelahiran dan Perkembangannya …………………..……………... 33

2. Riwayat Pendidikan dan Pengajarannya …………………..……… 35

3. Posisi Strategis Syeikh Nawawi Bagi Dunia dan Indonesia….….... 38

4. Karya-karyanya …………………………………………………… 41

C. Biografi Fuad Kauma ............................................................................ 48

1. Kelahiran dan Perkembangannya...................................................... 48

2. Karya Terjemahan Fuad kauma........................................................ 49

3. Buku Karya Fuad Kauma.................................................................. 50

4. Penerbit yang Pernah Menerbitkan Karyanya................................... 51

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN KITAB NASHAIHUL

IBAD

A. Analisis Metode Hasil Terjemahan …………………………….....….. 52

B. Analisis Bentuk .………..…………………………………......…....…. 64

C. Analisis Makna ……………………………………………….…..…... 68

a. Semantik Leksikal................................................................................ 69

Page 11: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

vii

b. Semantik Gramatikal ……………………………………….....……... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………... 75

B. Saran.............................. ………………………………….………….. 76

DAFTAR PUSTAKA …………………………..……….………..……………… 78

Page 12: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini merujuk pada

pedoman transliterasi arab-latin yang ditetapkan berdasarkan keputusan dari

Kementrian Agama Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987. Berikut

pedoman transliterasi yang digunakan tersebut.

1. Konsonan

No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin

ṭ ط Tak berlambang 16 ا 1

ẓ ظ B 17 ب 2

„ ع T 18 ت 3

G غ Ś 19 ث 4

F ف J 20 ج 5

ḥ ح 6 Q ق 21

K ك kh 22 خ 7

L ل D 23 د 8

M م Ż 24 ذ 9

N ن R 25 ر 10

H هـ Z 26 ز 11

W و S 27 س 12

ء Sy 28 ش 13

ṣ ص 14 Y ي 29

ḍ ض 15

Page 13: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

ix

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab sama seperti vokal pada bahasa Indonesia. Vokal

bahasa Arab terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau

diftong.

a. Vokal Tunggal (monoftong)

Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harokat yang

transliterasinya dapat diuraikan sebagai berikut:

TANDA NAMA HURUF

LATIN NAMA

Fathah a A ــــ

Kasrah i I ــــ

Dhammah u U ـــــ

Contoh:

sabbuurah : سبورة kataba : كتـب

yadzhabu : يذهـب mimsahah : ممسحت

b. Vokal Rangkap (diftong)

Vokal rangkap bahasa Arab lambangnya berupa gabungan antara harokat

dengan huruf, transliterasinya sebagai berikut:

TANDA NAMA HURUF LATIN NAMA

Fathah dengan Ya ai a dan i ــــ ي

Fathah dengan Wau au a dan u ــــ و

Contoh:

kaifa : كيف

haula : هول

Page 14: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

x

3. Maddah (Vokal Panjang)

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harokat dan huruf,

transliterasinya adalah sebagai berikut:

TANDA NAMA HURUF LATIN NAMA

Fathah dengan Alif A Ŷ ــــ ا

Kasrah dengan Ya I I ــــ ي

Dhammah dengan Wau U U ـــــ و

Contoh:

yaquulu : يقول faa’ala : فاعـل

kariim : كزيم

4. Ta’ marbuthah

Ada dua macam transliterasi untuk ta‟ marbuthah, yaitu:

a. Ta‟ marbuthah hidup

Ta‟ marbuthah yang hidup atau yang mendapat harokat fathah, kasrah,

dan dhammah, maka transliterasinya adalah (t).

b. Ta‟ marbuthah mati

Ta‟ marbuthah yang mati atau mendapat harokat sukun dibelakangnya,

transliterasinya adalah (h).

Contoh :

thalhah : طلحت

Page 15: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

xi

c. Jika pada kata terakhir dengan ta‟ marbuthah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang “al” serta bacaan yang kedua terpisah, maka

ta‟ marbuthah itu ditransliterasikan menjadi (h).

Contoh:

raudhatul jannah : روضت الجنت

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid dalam sistem tulisan bahasa Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda syaddah. Dalam transliterasi tanda syaddah dilambangkan

dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:

rabbanaa : ربـنا

rabbi : ربى

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem bahasa Arab dilambangkan dengan huruf “al”

baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qomariyah. Penulisannya ditulis

secara terpisah dari kata yang mengikutinya dan hubungkan dengan tanda (-).

Contoh:

Al-rajulu : الزجل

Al-ma’in : المائن

Page 16: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

xii

7. Hamzah

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, hamzah ditransliterasikan

dengan apostrof. Tetapi itu hanya berlaku bagi hamzah yang diletaknya ditengah

dan diakhir kata. Apabila letaknya diawal kata, maka hamzah tidak

dilambangkan. Karena dalam tulisan arab berupa alif.

Contoh:

syai’un : شـيئ

umirtu : أمزث

Page 17: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar

belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Penerjemahan adalah upaya

mengalihkan pesan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Oleh karena itu, kita

tidak dapat melihat terjemahan sebagai sekedar upaya menggantikan teks

dalam satu bahasa ke dalam teks bahasa yang lain. Jadi penerjemahan adalah

suatu upaya mengungkapkan kembali pesan suatu bahasa ke dalam bahasa

yang lain.1

Tak salah jika kegiatan penerjemahan didedikasikan dalam rangka alih

ilmu pengetahuan yang termaktub dalam bahasa asing ke dalam bahasa target.

Pendek kata, alih bahasa berarti alih ilmu pengetahuan. Dan ini penting bagi

kemajuan, terlebih lagi dalam era globalisasi yang ditandai dengan akses

informasi kian terbuka. Seiring dengan ini, rasa ingin tahu suatu bangsa akan

budaya bangsa lain juga mengemuka. Penerjemahan bias menjadi kunci untuk

membuka ruang komunikasi antar bangsa yang lebih luas. Sebab, bahasa asing

masih menjadi a barrier to international communication „sekat bagi

komunikasi antar bangsa‟.2

1 Frans Sayogi, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah), 2008. h. 7. 2 M. Zaka Al Farizi, M. Hum, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (bandung : PT

Remaja Rosdakarya 2011) h. 5.

Page 18: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

2

Dua buah tuturan bisa disebut sebagai dua bahasa yang berbeda

berdasarkan dua buah patokan, yaitu patokan linguistik dan patokan politis.

Secara linguistik dua buah tuturan dianggap sebagai dua buah bahasa

berbeda, kalau anggota-anggota dari dua masyarakat tuturan itu tidak saling

mengerti. Misalnya, seorang penduduk asli dari lereng gunung Slamet Jawa

Tengah tidak akan mengerti tuturan penduduk asli yang datang dari gunung

Galunggung Jawa Barat karena bahasa yang digunakan di lereng gunung

slamet dan yang digunakan di lereng gunung Galunggung sangat berbeda,

baik kosa katanya maupun fonologinya. Sebaliknya kalau si penduduk dari

lereng gunung Slamet tadi berjumpa dengan seorang penduduk dari tepi

bengawan solo, baik di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur, dia akan dengan

mudah dapat berkomunikasi. Mengapa? Karena perbedaan yang terdapat di

antara bahasa di lereng gunung Slamet dan di tepi Bengawan Solo itu hanya

bersifat dialektis saja.

Oleh karena itu, meskipun bahasa tidak pernah lepas dari manusia, dalam

arti, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa, tetapi karena

“rumitnya” menentukan suatu parole bahasa atau bukan, hanya dialek saja

dari bahasa yang lain, maka hingga kini belum pernah ada angka yang pasti

berapa jumlah bahasa yang ada di dunia ini. Begitu juga dengan jumlah

bahasa yang ada di Indonesia.3

Transmisi pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia di era sekarang ini

memang melalui berbagai transmisi. Salah satu jalur transmisi yang paling

3 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007) h. 32.

Page 19: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

3

domain sejak paruh kedua sejak abad kedua puluh adalah jalur penerjemahan

buku-buku Timur Tengah berbahasa Arab. Namun demikian, fenomena

penerjemahan buku berbahasa Arab di Indonesia tidak berlangsung secara

linear. Artinya ragam atau metode penerjemahan, bahasa sasaran yang

digunakan, tema buku yang diterjemahkan, penerbit buku terjemahan maupun

distribusi dan sasaran pembaca buku terjemahan menunjukan pergeseran dari

waktu ke waktu. Pergeseran-pergeseran tersebut tentu menarik untuk dikaji

secara mendalam guna mengetahui bagaimana sesungguhnya dinamika

intelektualisme Islam di Indonesia yang tercermin dalam kegiatan

penerjemahan buku berbahasa Arab berlangsung selama paruh kedua abad

kedua puluh.4

Jika membaca buku-buku terjemahan Arab-Indonesia yang ada,

interferensi struktur bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia sering kali begitu

terasa. Interferensi ini sesungguhnya dapat dihindari manakala penerjemah

menguasai bahasa Arab dengan baik, dan bahasa Indonesia dengan lebih baik

lagi. Penguasaan bahasa Indonesia yang sangat baik bias membantu

penerjemah melepaskan diri dari belenggu struktur bahasa Arab. Jika tidak, ia

akan kerepotan saat mengalihkan pesan ke dalam bahasa Indonesia. Hasilnya

bisa dipastikan terjemahan yang kurang baik. Di samping itu, penerjemah

juga idealnya adalah seorang bikultural. Ia tidak saja memainkan peran

sebagai pengalih bahasa, tetapi juga sebagai pengalih budaya. Jadi, dalam

proses penerjemahan berlangsung transaksi dua budaya. Bahkan, aspek

budaya juga sebenarnya turut membentuk perilaku penerjemahan itu sendiri.

4 Abdul Munip, Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia, (Jakarta : Puslitbang

Lektur Keagamaan, 2010) h. 7.

Page 20: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

4

Dalam kaitan inilah penerjemah Arab-Indonesia dituntut untuk memahami

konsep-konsep kebudayaan yang terdapat dalam dua bahasa tersebut dengan

baik.

Untuk menganalisis suatu terjemahan hendaknya penerjemah memiliki

pengetahuan tentang model terjemahan yang umum digunakan yaitu :

terjemahan kata demi kata, terjemahan terikat harfiah, dan terjemahan bebas.

Masing-masing terjemahan tersebut memiliki kelemahan dan kelebihannya.

Terjemahan kata demi kata yaitu suatu metode yang sering kali

digambarkan sebagai terjemahan antarbaris dengan bahasa target berada

langsung di bawah kata-kata bahasa sumber. Metode ini berfokus pada kata

demi kata bahasa sumber, dan sangat terikat pada tataran kata.5

Terjemahan harfiah yaitu metode penerjemahan dengan mengalihkan

konstruksi gramatika bahasa sumber ke dalam konstruksi gramatika bahasa

target yang memiliki padanan paling dekat. Namun demikian, unsur leksikal

yang ada tetap diterjemahkan satu per satu tanpa mengindahkan konteks yang

melatarinya. Jadi seperti halnya pada metode penerjemahan kata demi kata,

pada metode ini pun pemadanan dilakukan masih terlepas dari konteks.6

Berbeda dengan terjemahan bebas, jenis penerjemahan bebas berupaya

mereproduksi materi tertentu tanpa menggunakan cara tertentu. Dalam hal ini,

penerjemah mereproduksi isi semata tanpa mengindahkan bentuk. Akibatnya,

5 M. Zaka Al Farizi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung : Remaja

Rosdakarya 2011) h. 53. 6 M. Zaka Al Farizi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, h. 54.

Page 21: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

5

metode ini menghasilkan teks target yang tidak lagi mengandung gaya atau

bentuk teks sumber.7

Berdasarkan metode terjemahan di atas penulis akan mencoba untuk

menganalisis salah satu hasil terjemahan buku yang berjudul Nashaihul Ibad

(Nasihat-nasihat untuk para hamba) karya Syeikh Nawawi Al Bantani.

Buku Nashaihul Ibad adalah salah satu karangan Syeikh Muhammad

Nawawi bin Umar ibnu Arabi bin Ali al-Jawi al-Bantani atau yang biasa kita

sebut Syeikh Nawawi Al Bantani yang kemudin yang beliau adopsi dari kitab

Munabbihat „Alal „Isti‟daad Li Yaumil Ma‟aad karya Ibnu Hajar Al Asqolani

dan diterjemahkan menjadi “Nasihat-Nasihat Untuk Para Hamba”. Nama

Syeikh Nawawi tidak asing lagi bagi dunia Islam terutama dalam lingkungan

ulama-ulama salafiyah. Ulama ini sangat terkenal karena banyak karangannya

yang dikaji pada setiap zaman dari dahulu sampai sekarang. Beberapa

karyanya adalah sebagai berikut : Targiibul Mustaqiin, Fathus Samadil

Aa‟lim, Syarh Miraqil „Ubudiyah, Madariijus Su‟uud „ila Iktisaail Buruud

dan masih banyak lagi karangan-karangan beliau yang sudah digunakan dan

bermanfaat bagi umat islam di dunia terutama di Indonesia.

Karena berbagai keistimewaan yang penulis dapat dari buku ini baik dari

segi isi maupun gaya bahasa yang disampaikan oleh pengarang, maka sejalan

dengan itu penulis tertarik untuk mengkaji buku ini dengan meneliti karya

terjemahannya untuk mendalami secara spesifik metode terjemahan yang

7 M. Zaka Al Farizi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, h. 56.

Page 22: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

6

digunakan oleh penerjemah dan untuk mengetahui apakah terjemahan ini

sesuai dengan maksud teks aslinya atau tidak.

Untuk lebih lanjut dan berkembang, dalam pembahasan ini penulis

mencoba menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Metode

Penerjemahan Fuad Kauma Terhadap Kitab Nashaihul Ibad Karya Syeikh

Nawawi Al Bantani.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini akan mengkaji metode penerjemahan, kelebihan dan

kekurangannya. Karena kitab ini terdiri dari beberapa bab yang yang memiliki

banyak sub judul maka penulis akan membatasi permasalahan analisis ini

hanya berkonsentrasi pada halaman 71-136 dari bab 2.

Dan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana metode penerjemahan yang digunakan oleh Fuad kauma

dalam buku Nashaihul Ibad karya Syeikh Nawawi Al Bantani?

2. Apa kekurangan dan kelebihan metode penerjemahan Fuad Kauma?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka tujuan umum yang ingin

dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui metode penerjemahan dan

menganalisis terjemahannya dalam kitab Nashaihul Ibad karya Syeikh

Nawawi Al Bantani. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui metode penerjemahan apa yang digunakan Fuad

Kauma dalam kitab tersebut.

Page 23: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

7

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada

metode penerjemahan Fuad Kauma.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis meneliti dan menelaah berbagai karya-karya ilmiah baik

dalam buku terjemahan, internet, perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora

maupun perpustakaan UIN syarif hidayatullah Jakarta. Sepengetahuan penulis

ada beberapa kajian skripsi yang memiliki kesamaan subtansi dengan

penelitian penulis, diantaranya adalah skripsi yang berjudul Analisis

terjemahan buku Asy-“Syafaat Al-Akhirat Baina An-Naql wa Al-Aql” karya

yusuf Qardhawi, Analisis model terjemahan buku ”Al-Shabr wa Al-Dzauq

(Akhlak Al-Mu‟min) (Sabar dan Bahagia), model terjemahan Arab-Indonesia

dalam novel “Gadis Jakarta”, karya Najib Al-kaelani. Analisis pungtuasi

dalam terjemahan buku Nashaihul Ibad karya Syeikh Nawawi Al Bantani.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh sumber-sumber data dari

studi kepustakaan, seperti perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dan

perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan sumber data lainnya seperti buku-

buku penerjemahan yang terkait dengan tema skripsi yang penulis ambil.

E. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif, dengan

pendekatan terjemahan deskrptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

mengumpulkan data terkait dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan

untuk mengungkap fakta yang ada dan menemukan data-data baru. Kemudian

Page 24: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

8

penulis mendeskripsikan masalah tersebut sesuai dengan data yang ada

sehingga dapat mencapai maksud dan tujuan penelitian.

Dalam pencarian data, penulis membaca dan mengkaji buku-buku yang

mengupas tuntas mengenai penerjemahan, kamus ekabahasa dan dwibahasa

dan internet. Untuk mengetahui metode penerjemahan Fuad Kauma serta

kelebihan dan kekurangan terjemahannya. Penulis melakukan analisis pada

karya terjemahan Fuad Kauma, yaitu kitab Nashaihul Ibad karya Syeikh

Nawawi Al Bantani.

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan kajian pustaka (library

research) untuk mencari informasi mengenai: definisi penerjemahan, proses

penerjemahan, unsur linguistik dan non lingustik penerjemahan, penilaian

terjemahan, metode serta teori-teori penerjemahan, yang tertulis dalam Bab II.

Kemudian penulis juga mencari data mengenai Pengarang dan Penerjemah

kitab melalui wawancara dengan alat komunikasi yaitu telepon, menganalisis

metode hasil terjemahan kitab tersebut baik dalam segi bentuk ataupun

maknanya untuk menjadi acuan dalam penulisan Bab III dan IV.

Adapun secara keseluruhan, teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 25: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

9

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini agar lebih sistematis, dan

melihat persoalan dengan lebih objektif, maka penulis menyusun skripsi ini ke

dalam 5 bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian

dan sistematika penulisan.

Bab II : Kerangka Teori, meliputi gambaran umum penerjemahan, proses

penerjemahan secara global, penilaian terjemahan, unsur linguistik dan non

linguistik penerjemahan, jenis penerjemah, dan metode penerjemahan.

Bab III : Gambaran Umum kitab Nashaihul Ibad, Biografi Syeikh Nawawi

Al Bantani dan Biografi Fuad Kauma meliputi gambaran umum dan gambaran

metode terjemahan kitab Nashaihul Ibad, Biografi Fuad Kauma, kelahiran dan

perkembangan Syeikh Nawawi Al Bantani, riwayat pendidikan dan

pengajarannya, posisi strategis Syeikh Nawawi bagi Dunia dan Indonesia dan

karya-karyanya.

Bab IV : Analisis terhadap terjemahan kitab Nashaihul Ibad, meliputi

analisis metode hasil terjemahan, analisis bentuk, analisis makna, (semantik

leksikal dan gramatikal).

Bab V : Penutup, meliputi kesimpulan dan rekomendasi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

10

Page 27: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A. GAMBARAN UMUM PENERJEMAHAN

1. Definisi Penerjemahan

Meskipun menerjemahkan adalah pekerjaan yang melibatkan

sekumpulan teori atau ilmu, tetapi kemampuan menerjemahkan dengan

baik adalah seni. Menerjemahkan, dengan demikian adalah keterampilan

yang melibatkan lebih banyak seni (bakat) dari pada upaya dan teori.

Lantas apakah menerjemah itu? Menerjemah menurut bahasa adalah tafsir.

Sedangkan menurut istilah menerjemah adalah memindahkan atau

menyalin gagasan, ide, pikiran, pesan atau informasi lainnya dari satu

bahasa (disebut bahasa sumber atau bahasa asli) ke dalam bahasa lain

(disebut bahasa sasaran atau bahasa target).8 Hal ini, seperti ditegaskan

oleh Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, harus dilakukan dengan cara

sedekat dan sehalus mungkin baik pengertian atau makna maupun gaya

yang digunakan oleh bahasa aslinya.9

Namun demikian, kita tidak dibenarkan menafikan upaya, latihan dan

teori-teori tentang menerjemahkan. Sebab betapapun kuat dan baiknya

bakat dan rasa bahasa seseorang, jika tidak dibarengi dengan latihan,

praktik yang terus menerus dan berkelanjutan, dan teori (meski tanpa

8 Kaserun AS. Rahman, Buku Pintar Menerjemahkan Bahasa Indonesia (Surabaya:

Pustaka Progresif, 2007), h. 6. 9 Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, The Theory and Practice of Translation (Leiden:

United Bible Societies, 1974), h. 12.

Page 28: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

11

disadari). Jadi, keduanya, bakat dan latihan yang baik itu, sama

pentingnya.

Pada hakikatnya penerjemahan itu merupakan kegiatan mereproduksi

amanat atau pesan bahasa sumber dengan padanan yang paling dekat dan

wajar di dalam bahasa penerima, baik dilihat dari segi arti maupun gaya.

Idealnya terjemahan tidak akan dirasakan sebagai terjemahan. Namun,

untuk mereproduksi amanat itu, mau tidak mau, diperlukan penyesuaian

gramatis dan leksikal. Penyesuaian ini janganlah menimbulkan struktur

yang tidak lazim di dalam bahasa penerima.10

Dari berbagai definisi terjemah di atas kita bisa menyimpulkan bahwa

terjemah merupakan seni tentang memindahkan makna dan uslub dari satu

bahasa ke bahasa yang lain, dimana pembaca yang berbahasa sasaran

melihat teks terjemahan dan merasakannya seperti melihat pembicara

aslinya dan merasakan teks-teks aslinya.

Bila ta’rif di atas dianggap benar atau mendekati kebenaran maka

kaidah-kaidah pokok yang menjadi landasan seni terjemah adalah sebagai

berikut :

a. Terjemah harus mengandung gambaran yang benar tentang konsep

yang terkandung dalam teks asli.

b. Harus menjaga uslub atau gaya bahasa aslinya sebaik mungkin.

c. Kehalusan susunan kalimat terjemahan tidak kurang dari kehalusan

susunan-susunan kalimat dalam teks asli.

10

Syihabuddin, Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung:

Humaniora, 2005), h. 10.

Page 29: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

12

Terjemahan selain perlu menggunakan kata-kata indah, maknanya

juga harus memindahkan uslub dan jiwa pengarang teks asli. Atas dasar

ini, penerjemah harus membaca teks berulang-ulang sebelum memulai

menerjemahkannya, agar bias menyelami jiwa teks dan jiwa

pengarangnya.11

2. Proses Penerjemahan Secara Global

Setelah teks Arab yang hendak diterjemah dapat ditentukan, maka

proses kerja menerjemah pada dasarnya bisa dimulai. Secara garis besar,

ada sedikitnya tiga tahapan kerja dalam proses menerjemah, yaitu :

a. Penyelaman naskah sumber

Tahap pertama dari proses menerjemah adalah memahami secara

global arah dan isi buku yang hendak diterjemahkan. Hal ini dapat

dilakukan dengan beberapa cara. Misalnya, melalui pembacaan judul

secara cermat, dengan mengeja setiap kata yang membentuk judul

tersebut. Seringkali judul sangat membantu mengantarkan penerjemah

kepada gambaran global sebuah buku. Lebih-lebih, judul buku-buku

berbahasa Arab umumnya cenderung bersifat direct dibandingkan

kebiasaan judul buku-buku berbahasa indonesia.

Langkah berikutnya adalah memperoleh pemahaman tentang posisi

buku. Sebuah buku atau karya tulis tentu berada pada posisi tertentu

11

Achmad Satori Ismail, Problematika Terjemah (Arab-Indonesia) (Jakarta : Adabia

Press, 2011), h. 6.

Page 30: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

13

terhadap gagasan-gagasan, pandangan, ataupun ide dari buku-buku

lain. Pendek kata, suatu gagasan atau pemikiran tidak lahir dari ruang

hampa. Sebuah karya bisa saja ditulis sebagai sanggahan atau

menguatkan madzab pemikiran tertentu dalam bidang tertentu, yang

ditulis dalam sebuah buku atau bentuk karya tulis lain.

Langkah terakhir pada tahap ini adalah membaca buku tersebut

secara serius, mulai awal hingga akhir, sambil mencari makna kata-

kata yang belum diketahui melalui kamus. Jangan tergesa-gesa dalam

menerjemahkan setiap teks yang dibaca.

b. Penuangan pesan ke bahasa sasaran

Terjemahan ideal adalah yang tidak hanya berupaya mentransfer

pesan, namun juga seluruh teks sebagai totalitas, mulai bentuk

linguistik seperti susunan frase, susunan dan bentuk kalimat sampai

kepada suasana batin teks. Penuangan padanan teks sumber ke dalam

teks sasaran semaksimal mungkin inilah yang menjadi inti dari tahap

penuangan. Penuangan tidak melulu menungkan ide, pikiran dan

gagasan teks sumber. Bila dimungkinkan, penuangan harus pula

menyangkut aspek-aspek lainnya.

c. Editing

Setelah tahap penuangan selesai, maka secara kasar kerja

menerjemah sesungguhnya dapat dikatakan selesai. Namun ada satu

hal yang tidak boleh dilupakan, yakni mengedit kembali hasil

terjemahan sebelum diserahkan kepada editor penerbit atau editor yang

Page 31: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

14

lain. Hal ini penting mengingat hasil penerjemahan tersebut

sesungguhnya adalah produk suasana psikologi kebahasaan dari

penerjemah yang masih fii manzilah baina al manzilatain, atau dalam

satu titik kesadaran diantara dua kesadaran, yakni antara kesadaran

suasana bahasa sumber dan bahasa sasaran.12

3. Penilaian Terjemahan

Menilai kualitas terjemahan merupakan salah satu aktivitas penting

dalam penerjemahan. Ada tiga alasan menilai kualitas terjemahan: (1)

untuk melihat keakuratan; (2) untuk mengukur kejelasan; (3) untuk

menimbang kewajaran suatu terjemahan. Keakuratan berarti sejauh mana

pesan dalam Tsu disampaikan dengan benar dalam Tsa. Kejelasan berarti

sejauh mana pesan yang dikomunikasikan dalam Tsa dapat dipahami

dengan mudah oleh pembaca Tsa. Kewajaran berarti sejauh mana pesan

dikomunikasikan dalam bentuk yang lazim, sehingga pembaca Tsa merasa

bahwa teks yang dibacanya adalah teks asli yang ditulis dalam Bsa.

Karenanya, aspek yang dinilai adalah: (1) pesan terterjemahkan atau tidak;

(2) kewajaran dan ketepatan pengalihan pesan; (3) kesesuaian hal-hal

teknis dalam kerja penerjemahan dengan tata bahasa dan ejaan yang

berlaku.

Sesuai dengan tujuan tersebut, ada beberapa teknik penilaian yang

dapat digunakan, seperti yang ditawarkan oleh Machali, Hoed, dan Lubis.

12

Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab

(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2004), h. 35.

Page 32: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

15

Syarif Hidayatullah mencoba menawarkan metode lain yang mungkin

lebih sederhana. Menurut Syarif Hidayatullah, penilaian terhadap kualitas

terjemahan selain dapat dilakukan secara langsung dengan mengamati dan

membaca secara cermat, juga dapat dilakukan dengan cara memberi

penilaian secara matematis. Meski penilaian terhadap hasil terjemahan itu

bersifat subyektif-relatif, tetapi penilaian secara matematis perlu

dilakukan, misalnya, untuk memberi penilaian kepada hasil terjemahan

mahasiswa atau penerjemah pemula. Penilaian ini juga bisa diterapkan

oleh penerbit untuk menilai apakah suatu hasil terjemahan layak

dikonsumsi atau tidak. Pedoman penilaian yang Syarif Hidayatulllah

tawarkan adalah sebagai berikut:

1. Kalimat yang tidak diterjemahkan, berakibat pada pengurangan skor

sebanyak 10 poin.

2. Metode yang dipilih tidak sesuai dengan peruntukan teks, berakibat

pada pengurangan 9 poin.

3. Klausa yang tidak diterjemahkan, berakibat pada pengurangan skor

sebanyak 8 poin.

4. Terjemahan tidak sesuai topik, berakibat pada pengurangan 7 poin.

5. Padanan budaya tidak tepat, berakibat pada pengurangan 6 poin.

6. Nama diri, peristiwa sejarah, dan kata-kata asing yang tidak tepat,

berakibat pada pengurangan 5 poin.

7. Tata bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah BSa, berakibat pada

pengurangan 4 poin.

Page 33: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

16

8. Terjemahan frasa, idiom, atau makna figuratif tidak tepat, berakibat

pada pengurangan 3 poin.

9. Diksi, konotasi, atau kolokasi tidak tepat, berakibat pada pengurangan

2 poin.

10. Kesalahan ejaan, penyingkatan, dan tanda baca, berakibat pada

pengurangan 1 poin.

Untuk menggunakan model penilaian tersebut, penilai harus

memperhatikan beberapa hal di bawah ini:

a. Penilaian pada hasil terjemahan yang telah berbentuk buku dapat

dilakukan dengan cara mengambil beberapa halaman.

b. Setiap lembar halaman terjemahan diberi skor awal 100 poin.

c. Setelah itu, hitunglah skor kesalahan sesuai dengan pedoman di atas.

d. Lalu, jumlahkan semua skor kesalahan dalam setiap halaman yang

dinilai.

e. Skor awal setiap halaman kemudian dikurangi skor kesalahan.

f. Skor setiap halaman dijumlahkan, lalu dibagi dengan jumlah halaman.

g. Hasil skor rata-rata menjadi nilai akhir dari terjemahan yang dinilai.

h. Setelah itu, nilai akhir itu dipergunakan untuk menilai apakah

terjemahan tersebut termasuk terjemahan istimewa (90-100), sangat

baik (80-89), baik (70-79), sedang (60-69), (50-59), buruk (0-49).13

13

Syarif Hidayatullah, Tarjim Al- An cara mudah menerjemahkan Arab Indonesia

(Tangerang: Dikara, 2010), h. 71.

Page 34: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

17

4. Unsur Linguistik dan Nonlinguistik dalam Penerjemahan

Untuk menajamkan kepekaan dalam menyelami Bsu dan kepiawaian

mengalihkannya ke dalam BSA, seorang penerjemah seorang penerjemah

harus memiliki pengetahuan terkait dengan unsur linguistik dan

nonlinguistik dalam penerjemahan. Unsur linguistik berkaitan dengan

aspek kebahasaan dalam penerjemahan, sementara unsur nonlinguistik

berkaitan dengan aspek di luar bahasa yang diperlukan pada saat

penerjemahan. Unsur linguistik dalam penerjemahan adalah sebagai

berikut:

a. Makna kamus

Unsur ini terkait dengan konsep kata dan kosakata; bahasa yang

merupakan kumpulan kosakata; dan memilih makna kosakata, apakah

itu makna kamus (lexical meaning), makna tekstual (tekstual

meaning), dan makna konotatif (connotative meaning).

b. Makna morfologis

Unsur ini terkait dengan bentuk, struktur, dan pola kata. Unsur ini

dalam bahasa Arab bias dilihat pada kasus seperti bentuk fi’il tsula:tsi:

(verba trikonsonantal), fi’il ruba:’i: (verba kuadrikonsonantal), tashri:f

lughawi: (derivasi), tashrif isthila:hi (infleksi), tambahan huruf seperti

pada kasus ta’diyyah (transitif), mutha:wa’ah (menerima akibat;

afektif), dn musya:rakah (resiprokal); jenis ism (ism fa:’il [partisipel

aktif], ism maf’u;l [partisipel pasif], ism tafdhi:l [komperatif dan

superlatif], dan shigah muba:laghah [penyangatan]); bentuk mufrad

(singular), mutsanna: (dual), jam’ (plural); nakirah (taktakrif;

Page 35: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

18

indefinite) dan ma’rifah (takrif; definite); jenis, makna dan harf (kata

tugas).

c. Makna sintaksis

Unsur ini terkait dengan posisi ism dalam kalimat yang mempunyai

posisi I’ra:b. seorang penerjemah harus mampu mencermati makna

bagian dari teks sumber yang menjadi mubtada’ (subjek), khabar

(predikat), maf’u:l bihi awwal (objek), maf’u:l bihi tsa:ni:

(komplemen), tarki:b idha:fi: (frasa nominal; aneksi), tarki:b washfi:

(frasa ajektival), tauki:d (empatik), dan yang lain. Makna sintaksis

juga berhubungan dengan jumlah fi’liyyah (kalimat verbal) dan jumlah

ismiyyah (kalimat normal).

d. Makna retoris

Unsur ini terkait dengan maja:z (metafora), alegori, idiom, i:ja:z,

ithna:b, tasybi:h, kina:yah, sehingga penerjemah dapat

mengalihbahasakan pesan dan ide yang tersembunyi di balik retorika

penulis Tsu.

Selain itu, unsur nonlinguistik dalam penerjemahan adalah sebagai

berikut:

a. Latar belakang topik dan pengetahuan yang luas

Keterangan atau pengetahuan yang sama masalahnya atau erat

hubungannya dengan masalah topik yang diterjemahkan, juga harus

dikuasai oleh seorang penerjemah.

Page 36: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

19

b. Konteks

Penerjemah harus memiliki pengetahuan dan wawasan terkait

bagian suatu kalimat (uraian) atau situasi yang dapat menambah

kejelasan makna kata dalam suatu teks.

c. Konotasi

Tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika

berhadapan dengan sebuah kata dalam Tsu, juga harus dikenali oleh

seorang penerjemah.14

5. Jenis Penerjemah

Penerjemah terbagi menjadi dua. Pertama, interpreter (juru bahasa;

tarjuman), baik yang konsekutif (tanpa jeda) maupun yang simultan

(berjeda). Objek yang diterjemahkan interpreter adalah nonteks. Dengan

kata lain, ia mengalihbahasakan secara langsung bunyi yang didengarnya

dalam Bsu ke dalam bunyi Bsa. Seorang interpreter bias menekuni

beberapa profesi berikut: (1) interpreter konferensi (juru bahasa acara-

acara konferensi); (2) interpreter pemandu (juru bahasa tamu dari

mancanegara yang ber-Bsu); (3) interpreter hukum (juru bahasa pada

masalah hukum, seperti di persidangan); (4) interpreter medis (juru

bahasa urusan medis); (5) interpreter tanda bahasa (juru bahasa terkait

tanda bahasa, seperti konteks historis,, nuansa budaya, lirikan mata, dan

gerak tubuh).

14

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 172.

Page 37: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

20

Kedua, translator (penerjemah; mutarjim). Objek yang diterjemahkan

oleh seorang translator berupa teks, seperti yang sudah banyak ornag

ketahui. Seorang translator bisa menekuni beberapa profesi berikut: (1)

translator hukum (penerjemah urusan hukum, seperti dokumen hukum);

(2) translator kesusastraan (penerjemah naskah fiksi maupun non fiksi);

(3) translator lokalisasi (penerjemah untuk produk yang dipasarkan di

suatu wilayah); (4) translator medis (penerjemah urusan medis, seperti

nama obat-obatan).

Bila dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya, penerjemah bisa

dibagi lagi menjadi tiga: (1) penerjemah di perusahaan atau biro

penerjemahan; (2) penerjemah paruh waktu; (3) penerjemah bebas.

Penerjemahan perusahaan atau biro penerjemahan berarti seseornag yang

hanya punya pekerjaan tetap sebagai penerjemah penuh. Penerjemah paruh

waktu berarti seseorang yang sudah mempunyai pekerjaan tetap, tetapi

meluangkan waktu untuk menerjemahkan. Penerjemah bebas berarti

penerjemah yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, namun bekerja sebagai

penerjemah lepas baik di penerbit maupun di biro penerjemahan. 15

15

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 175.

Page 38: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

21

B. METODE PENERJEMAHAN

Dalam literatur barat, metode penerjemahan dikaji dan diklasifikasikan

secara lebih rinci. Newmark, misalnya, memandang bahwa metode

penerjemahan dapat ditilik dari segi penekanannya terhadap bahasa sumber

dan bahasa sasaran.

1. Penekanan pada Bahasa Sumber

Ada empat metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa

sumber. Keempat metode tersebut ialah metode penerjemahan kata demi

kata (word for word translation), metode penerjemahan literal (literal

translation), metode penerjemahan setia (faithful translation), dan metode

penerjemahan semantis (semantic translation).16

a. Penerjemahan kata demi kata

Penerjemahan kata demi kata ini sering kali digambarkan sebagai

terjemahan antarbaris dengan bahasa target berada langsung di bawah

kata-kata bahasa sumber. Metode ini berfokus pada kata demi kata

bahasa sumber, dan sangat terikat pada tataran kata. Penerjemah hanya

mencari padanan kata-kata dalam bahasa target yang pas dengan yang

terdapat dalam bahasa sumber.susunan kata-kata pada teks sumber

dipertahankan sedemikian rupa; kata-kata diterjemahkan satu per satu

ke dalam makna yang paling umum tanpa mengindahkan konteks

pemakaiannya. Sampai-sampai kata-kata yang memiliki nuansa

16

Peter Newmark, A Textbook of Translation (London: Prentice Hall International, 1988),

h. 45.

Page 39: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

22

budaya pun diterjemahkan secara harfiah. Metode ini digunakan untuk

memahami cara operasi bahasa sumber dan untuk memecahkan

kesulitan nas, sebagai tahap awal kegiatan penerjemahan. Dalam

tradisi pesantren, penerjemahan demikian dikenal dengan istilah

penerjemahan “jenggotan”.17

Contoh :

dan di sisiku tiga buku-buku

b. Penerjemahan harfiah

Penerjemahan harfiah dilakukan dengan mengalihkan konstruksi

gramatika bahasa sumber ke dalam konstruksi gramatika bahasa target

yang memiliki padanan paling dekat. Namun demikian, unsur leksikal

yang ada tetap diterjemahkan satu per satu tanpa mengindahkan

konteks yang melatarinya. Jadi seperti halnya pada metode

penerjemahan kata demi kata, pada metode ini pun pemadanan

dilakukan masih terlepas dari konteks. Metode penerjemahan harfiah

ini juga sangat patuh pada teks sumber. Persoalan konteks tak

terlampau dihiraukan. Struktur bahasa sumber diperhatikan.

Akibatnya gejala interferensi acap kali tak terhindarkan. Karena

terlalu mengutamakan bentuk, sangat mungkin matra makna

17

M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris (Yogyakarta: Pustaka

pelajar, 2003), h. 30.

Page 40: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

23

terkesampingkan, sehingga pesan tidak sampai kepada pembaca teks

terjemah. Selain itu, hasil terjemahan juga terasa kaku dan kurang

natural karena penerjemahan terlalu memaksakan kaidah-kaidah tata

bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Metode ini pun digunakan

sebagai tahap awal dari kegiatan penerjemahan untuk memecahkan

kerumitan struktur nas.18

Contoh :

Datang seorang laki-laki baik ke Yogyakarta untuk membantu korban-

korban gempa bumi.

c. Metode penerjemahan setia

Dengan metode ini penerjemah berupaya setia mungkin

mengalihkan makna kontekstual bahasa sumber meskipun melanggar

gramatika bahasa target. Dalam penerjemahan setia ini kosakata

kebudayaan ditransfer, dan urutan gramatika dalam terjemahan

dipertahankan sedemikian rupa. Dengan kata lain, metode ini

berupaya untuk setia (faithful) sepenuhnya kepada maksud dan

realisasi teks bahasa sumber penulisnya. Artinya penerjemahan setia

mencoba mereproduksi makna kontekstual bahasa sumber dengan

18

M. Zaka Al farisi, Pedoman Penerjamahan Arab Indonesia, h. 61.

Page 41: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

24

masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya. Di sini kata-kata yang

bermuatan budaya dialihbahasakan, tetapi penyimpangan dari segi tata

bahasa dan pilihan kata masih tetap dibiarkan. Penerjemahan ini

berpegang teguh pada maksud dan tujuan bahasa sumber, sehingga

hasil terjemahan kadang-kadang terasa kaku dan asing.

Contoh :

dia (laki-laki) dermawan karena banyak abunya.

d. Metode penerjemahan semantis

Metode penerjemahan semantis berfokus pada pencarian padanan

pada tataran kata, tetapi tetap terikat budaya bahasa sumber. Namun

begitu, penerjemah berusaha mengalihkan makna kontekstual bahasa

sumber sedekat mungkin dengan struktur sintaksis dan semantik

bahasa target. Penerjemahan semantis sangat memperhatikan nilai

estetika teks bahasa sumber, kompromi makna agar selaras dengan

asonansi, serta permainan dan pengulangan kata yang menggetarkan.

Berbeda dengan penerjemahan setia, metode penerjemahan semantis

lebih luwes dan memperkenankan intuisi penerjemah untuk berempati

dengan teks sumber. 19

Contoh :

19

A.Widyamartaya, Seni Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 22.

Page 42: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

25

Saya melihat si muka dua di depan kelas

Perbedaan antara metode penerjemahan kata per kata dan metode

penerjemahan setia yaitu terletak pada kata-kata yang bermuatan

budaya. yaitu metode penerjemahan kata per kata ini kosakata

kebudayaan tidak ditransfer, dan penerjemah hanya mencari padanan

kata-kata dalam bahasa target yang pas dengan yang terdapat dalam

bahasa sumber, sedangkan dalam metode penerjemahan setia kosakata

kebudayaan ditransfer, dan urutan gramatika dalam terjemahan

dipertahankan.

2. Penekanan pada Bahasa Sasaran

Berbeda dengan kelompok pertama, pada kelompok kedua ini metode

penerjemahan lebih berorientasi pada bahasa target. Yang belakangan ini,

seperti halnya yang pertama, juga terbagi ke dalam empat metode.

Diantaranya adalah metode penerjemahan adaptasi (adaptation), metode

penerjemahan bebas (free translation), metode penerjemahan idiomatis

(idiomatic translation), dan metode penerjemahan komunikatif

(communicative translation).

a. Metode penerjemahan adaptasi

Metode penerjemahan adaptasi merupakan penerjemahan teks yang

paling bebas. Penerjemah berusaha mengubah dan menyelaraskan

Page 43: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

26

budaya bahasa sumber dalam bahasa target. Metode ini terutama

digunakan dalam menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap

mempertahankan tema, karakter, dan alur cerita. Budaya bahasa

sumber dikonversi ke dalam budaya bahasa target. Teks tersebut

kemudian ditulis ulang. Oleh karena itu, hasil penerjemahan umumnya

dipandang bukan sebagai suatu terjemahan. Hasil terjemahan

sesungguhnya lebih merupakan penulisan kembali pesan teks bahasa

sumber dalam bahasa target.

Contoh :

Ketika bulan purnama bersinar

b. Metode penerjemahan bebas

Penerjemahan bebas berupaya mereproduksi materi tertentu tanpa

menggunakan cara tertentu. Dalam hal ini, penerjemah mereproduksi

isi semata tanpa mengindahkan bentuk. Akibatnya, metode ini

menghasilkan teks target yang tidak lagi mengandung gaya atau bentuk

teks sumber. Dalam praktiknya, penerjemahan bebas tidak terikat

dengan pencarian padanan pada tataran kata atau kalimat. Pencarian

padanan cenderung terfokus pada teks sebagai satu kesatuan. Biasanya,

metode ini merupakan parapfrase yang lebih panjang daripada bahasa

aslinya. Hasil penerjemahan bebas sering kali bertele-tele, berpretensi,

dan sama sekali bukan merupakan terjemahan.

Page 44: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

27

Terdapat perbedaan antara metode adaptasi dan metode

penerjemahan bebas. Yang terakhir ini tetap mempertahankan pesan

sesuai dengan pesan yang termaktub dalam teks bahasa sumber. Selain

itu pada metode adaptasi, penerjemah diperkenankan untuk membuat

sejumlah modifikasi, misalnya mengubah nama pelaku dan tempat

kejadian.20

Contoh :

Harta Sumber Malapetaka

c. Metode penerjemahan idiomatis

Metode penerjemahan idiomatis berusaha mereproduksi pesan

bahasa sumber, tetapi cenderung mendistorsi nuansa makna. Hal ini

disebabkan penerjemah lebih menyukai pemakaian aneka kolokial dan

idiom-idiom yang tidak terdapat dalam bahasa sumber.

Contoh :

Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian

20

Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006),

h. 58.

Page 45: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

28

d. Metode penerjemahan komunikatif

Metode penerjemahan komunikatif ini berupaya mengungkapkan

makna kontekstual bahasa sumber secara tepat. Pengungkapan

dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga isi dan bahasanya

berterima dan mudah dipahami pembaca target. Hasil terjemahan

diupayakan mempunyai bentuk, makna, dan fungsi yang selaras dalam

bahasa target. Sebab, boleh jadi suatu kalimat terjemahan sudah benar

secara sintaksis, tetapi maknanya tidak logis; bentuk dan maknanya

boleh jadi sudah sesuai, tetapi secara pragmatik penggunaanya tidak

pas dan tidak alamiah.21

Contoh :

Kita tumbuh dari mani, segumpal darah, dan kemudian segumpal

daging (awam)

Kita berproses dari sperma, lalu zigot, dan kemudian embrio

(terpelajar)

Lebih lanjut Newmark mengomentari delapan metode penerjemahan tadi.

Menurutnya, hanya dua metode yang dianggap memenuhi tujuan utama

penerjemahan, yaitu penerjemahan semantis dan penerjemahan komunikatif.

Secara umum, penerjemahan semantis lebih memberi penekanan pada aspek

21

Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 83.

Page 46: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

29

linguistik bahasa sumber. Dengan demikian penerjemahan sebisa mungkin

dilakukan sesuai dengan bentuk teks aslinya. Ungkapan-ungkapan dan idiom-

idiom yang terdapat dalam teks sumber tetap dipertahankan sesuain dengan

aslinya seraya diberi keterangan. Bentuk kalimat juga dipertahankan, misalnya

kalimat majemuk tetap dipertahankan sebagai kalimat majemuk dalam

penerjemahannya. Metode penerjemahan semacam ini memang baik jika

dilihat dari segi bentuk dan struktur kalimat karena sesuai dengan teks asli.

Biasanya, metode ini digunakan untuk menerjemahkan karya sastra atau teks-

teks keagamaan.22

Di lain pihak, penerjemahan komunikatif lebih menekankan pada

kenyamanan pembaca teks bahasa target. Penerjemahan diupayakan untuk

memberikan penjelasan yang memadai kepada pembaca dengan tujuan amanat

dari penulis teks sumber dapat tersampaikan. Ungkapan-ungkapan yang

terdapat dalam bahasa sumber dialihkan ke dalam ungkapan-ungkapan yang

ada dalam bahasa target. Bentuk kalimat pun tidak dipertahankan jika

dianggap dapat menimbulkan ketaksaan informasi. Dalam metode ini makna

sangat ditekankan, sehingga pembaca terjemahan dapat lebih mudah

memahami maksud dan pesan si penulis teks sumber. Biasanya metode ini

digunakan untuk menerjemahkan teks-teks yang bersifat informatif.

22

Peter Newmark, A Textbook of Translation (London: Prentice Hall International, 1988),

h. 47.

Page 47: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

30

BAB III

GAMBARAN UMUM DAN GAMBARAN METODE TERJEMAHAN

KITAB NASHAIHUL IBAD, BIOGRAFI SYEIKH NAWAWI AL BANTANI

DAN BIOGRAFI FUAD KAUMA

A. GAMBARAN UMUM DAN GAMBARAN METODE

TERJEMAHAN KITAB NASHAIHUL IBAD

Kitab Nashaihul Ibad, karya Muhammad Nawawi bin „Umar Al-Jawi

merupakan pedoman dan rujukan berperilaku sesuai tuntunan islami yang

dapat membawa umat Islam ke arah kebaikan dan menjadikan umat Islam

berbudi pekerti santun dan berjiwa lembut. Kandungannya begitu dalam dan

hakikatnya begitu tinggi, sehingga bila dipahami secara mendalam dan

dipraktekkan dengan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari, dapat mengantarkan

kita pada kebersihan hati, kesucian jiwa, dan kesantunan budi pekerti, serta

dapat mengingatkan kita mempersiapkan diri menghadap Sang Mahakuasa

dengan membawa berbagai amal kebaikan dan budi pekerti yang baik.

Berbagai macam sikap dan perilaku yang dicontohkan dalam buku ini,

yang berasal dari sabda Nabi dan aśar para sahabat serta nasihat para ulama

dan ahli hikmah, nilainya sangat tinggi. Kata-kata hikmah yang terkandung di

dalamnya banyak dijadikan rujukan buku-buku terkenal, seperti Jangan

Bersedih, Cambuk Hati, dll. Sehingga tidak diraguan lagi kebaikan isinya.

Page 48: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

31

Kitab ini membimbing kita untuk bersikap santun dan bijak, baik terhadap

Allah, Rasul-Nya, maupun sesama manusia.26

Kitab ini sangat cocok untuk dibaca dan dikaji oleh masyarakat modern

dewasa ini, yang sudah banyak kehilangan jati dirinya akibat rapuhnya rohani

mereka yang tidak pernah diisi oleh nilai-nilai spiritual karena tersibukkan

dalam pemburuan materi yang membabi buta dalam rangka memermak dan

mengkonstruksi diri untuk mencari kebahagiaan semu.

Dalam kitab ini juga disinggung bahwa kebahagiaan hakiki bukan terletak

pada materi, jabatan, status sosial, dan kedudukan-kedudukan yang lain,

melainkan terletak pada kebersihan dan kesucian hati dalam bertwajjuh

kepada Allah. Kitab ini juga sangat cocok untuk menjadi obat bagi hati

mereka yang sedang mengalami benturan berbagai masalah keduniawian.

Selain itu, banyak fatwa para sahabat dan para orang bijak yang menjelaskan

makna kehidupan dan kebahagiaan yang hakiki.27

Kegiatan menerjemahkan adalah kegiatan yang tidak saja mengharuskan

para penerjemah untuk berpengetahuan luas tentang bahasa dan budaya kedua

bahasa sumber dan bahasa sasaran. Dan juga dengan kreatifitasnya, para

penerjemah harus memilih dari sekian banyak alternatif padanan

penerjemahnya. Selain itu, setiap penerjemah dituntut mempertimbangkan

gaya bahasa yang akan digunakan dalam konteks penerjemahnya. Baik

26

Imam Nawawi Al Bantani, Naṣ iḥ ul ‘Ibaad. Penerjemah Fuad Kauma (Bandung

: IBS, 2012), h. 6.

27

Imam Nawawi Al Bantani, Naṣ iḥ ul ‘Ibaad. Penerjemah Fuad Kauma (Bandung

: IBS, 2012), h. 26.

Page 49: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

32

tidaknya bahasa terjemahan dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia

khususnya dari bahasa Arab, tergantung kepada kemampuan penerjemah

dalam menguasai bidang terjemahnnya, seperangkat kaidah dan pola yang ada

dalam kedua bahasa tersebut.

Setiap penerjemah pasti berharap penerjemahannya dibaca oleh orang lain.

Dengan demikian, pihak pembaca perlu mendapat perhatian. Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya ditujukan dan bagaimana tingkat

kemampuan seseorang yang belum ahli dalam memahami teks terjemahan

yang ada kaitannya dalam bidang ilmu yang mereka geluti. Apabila

terjemahannya ditujukan kepada pembaca yang bukan ahli disiplin ilmu yang

diterjemahkan, penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang

berkonstruksi rumit tanpa menghilangkan pesan yang terkandung dalam

bahasa sumber. Artinya yang terpenting dalam penerjemahan adalah pesan

atau amanat yang akan disampaikan oleh pengarang.

Banyak metode penelitian yang bisa digunakan di dalam meneliti karya

terjemahan, tetapi yang jelas semua metode ini bersifat deskriftif, bisa dalam

kategori kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian mengenai hasil terjemahan

adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan terutama untuk menghubungkan

teori penerjemahan dan praktek penerjemahhan. Kadangkala suatu konsep bisa

dengan mudah dideskripsikan dalam uraian dan teori. Akan tetapi, bila sudah

berada dalam tataran praktek, mungkin sekali konsep-konsep ini sulit

dibedakan atau bahkan dikenali secara jelas.

Page 50: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

33

Di zaman sekarang ini banyak sekali buku-buku agama yang di

terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kegiatan menerjemahkan

mempunyai manfaat yang besar bagi pengembangan pengetahuan serta

pertukaran kebudayaan antar bangsa. Salah satunya kitab nashaihul Ibad,

Kitab Nashaihul Ibad merupakan kumpulan nasehat-nasehat yang bersandar

dari Rasulullah, para sahabat, dan para ulama yang cukup dalam kajian

tasawufnya yang ditulis oleh Syeikh Nawawi Al Bantani yang kemudian di

terjemahkan oleh Fuad Kauma ke dalam bahasa Indonesia. Buku ini sangat

penting untuk dijadikan sebagai acuan hidup manusia menyongsong

kehidupan akhirat.

B. BIOGRAFI SYEIKH NAWAWI AL-BANTANI

1. Kelahiran dan Perkembangannya

Syeikh Nawawi al-Bantani al-Jawi itulah namanya. Beliau adalah salah

satu ulama besar dari Nusantara yang banyak berjasa dalam perkembangan

ajaran Islam melewati aktivitas dakwah dan pemikiran-pemikirannya yang

mendunia. Beliau lahir di desa Tanara, kecamatan Tirtayasa, Banten

bagian utara tepatnya pada tahun 1230 H atau 1814 M. Desa Tanara

terletak kira-kira 30 km di sebelah utara kota Serang. Dari beberapa

referensi yang penulis baca, terutama yang berbicara tentang perjalanan

hidup Syeikh Nawawi al-Bantani, tidak disebutkan mengenai tanggal

berapa Syeikh Nawawi ini dilahirkan.Yang disebutkan di beberapa

referensi hanya bulan dan tahun kelahirannya saja yaitu pada bulan

Page 51: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

34

Muharram (dalam kalender Hijriyah) dan bulan Desember(dalam kalender

Masehi). Terdapat beberapa versi pula tentang tahun kelahiran Syeikh

Nawawi, versi yang pertama yaitu yang muncul dari seorang penulis

bernama Chaidar yang menyebutkan bahwa Syeikh Nawawi lahir pada

tahun 1230 H yang bertepatan dengan tahun 1813 M.28

Syeikh Muhammad bin Umar Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, adalah

ulama Indonesia bertaraf internasional, lahir di Kampung Pesisir, Desa

Tanara, Kecamatan Tanara, Serang, Banten, 1815. Sejak umur 15 tahun

pergi ke Makkah dan tinggal di sana tepatnya daerah Syi‟ab Ali, hingga

wafatnya 1897, dan dimakamkan di Ma‟la. Ketenaran beliau di Makkah

membuatnya di juluki Sayyidul Ulama Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz).

Daerah Hijaz adalah daerah yang sejak 1925 dinamai Saudi Arabia

(setelah dikudeta oleh Keluarga Saud).

Diantara ulama Indonesia yang sempat belajar ke Beliau adalah

Syaikhona Khalil Bangkalan dan Hadratusy Syeikh KH Hasyim Asy‟ari.

Kitab-kitab karangan beliau banyak yang diterbitkan di Mesir, seringkali

beliau hanya mengirimkan manuscriptnya dan setelah itu tidak

mempedulikan lagi bagaimana penerbit menyebarluaskan hasil karyanya,

termasuk hak cipta dan royaltinya. Selanjutnya kitab-kitab beliau itu

menjadi bagian dari kurikulum pendidikan agama di seluruh pesantren di

Indonesia, bahkan Malaysia, Filipina, Thailand, dan juga negara-negara di

Timur Tengah. Begitu produktifnya beliau dalam menyusun kitab

28

http://www.pondokpesantren.net/ponpren/index.php?option=com_content&task=view&

id=107 (data ini diakses pada tanggal 28 Agustus 2014).

Page 52: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

35

(semuanya dalam bahasa Arab) hingga orang menjulukinya sebagai Imam

Nawawi kedua. Imam Nawawi pertama adalah yang membuat Syarah

Shahih Muslim, Majmu‟ Syarhul Muhadzdzab, Riyadlush Shalihin, dll.

Namun demikian panggilan beliau adalah Syeikh Nawawi bukan Imam

Nawawi.

Tidak seperti sufi Indonesia lainnya yang lebih banyak porsinya dalam

menyadur teori-teori genostik Ibnu Arabi, Nawawi justru menampilkan

tasawuf yang moderat antara hakikat dan syariat. Dalam formulasi

pandangan tasawufnya tampak terlihat upaya perpaduan antara fiqh dan

tasawuf. Ia lebih Gazalian (mengikuti Al-Ghazali) dalam hal ini. Dalam

kitab tasawufnya Salalim al-Fudlala, terlihat Nawawi bagai seorang sosok

al-Gazali di era modern. Ia lihai dalam mengurai kebekuan dikotomi fiqh

dan tasawuf.

2. Riwayat Pendidikan dan Pengajaran

Semenjak kecil Syeikh Nawawi al-Bantani mendapat pendidikan

tentang keislaman langsung dari ayahnya yang bernama K.H. Umar. K.H.

Umar ini juga dikenal sebagai salah satu ulama yang tinggal di desa

Tanara. Jadi sebelum Kiai Nawawi al-Bantani ini menerima pelajaran dari

orang lain, ia terlebih dahulu dibekali ilmu pengetahuan oleh sang ayah

yang juga dikenal sebagai ulama‟. Selanjutnya beliau berguru kepada Kiai

Sahal dan setelah itu beliau berguru kepada Kiai Yusuf di Purwakarta,

Jawa Barat, hingga ia mencapai usia yang kelima belas. Bersama Kiai

Yusuf, beliau banyak belajar tentang ilmu alat, seperti Bahasa Arab

Page 53: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

36

berikut ilmu Nahwu dan Sharafnya. Namun hal ini tak menafikan bahwa

beliau juga belajar ilmu-ilmu yang lainnya, hanya saja beliau lebih

terfokus kepada ilmu-ilmu alat tersebut.

Setelah usianya mencapai 15 tahun beliau pun pergi ke tanah suci

Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan kemudian bermukim di sana

serta berguru kepada para Ulama‟ terkemuka seperti Syeikh Nahrawi,

Syeikh Ahmad Zaini Dahlan dan Syeikh Ahmad Dimyati, ini berlangsung

pada tahun 1830-1833 M. Jika kita perhatikan, bahwa kepergian beliau ke

tanah suci Mekah itu terjadi pada saat usia beliau masih sangat muda. Dan

di usia muda seperti ini, beliau telah belajar bersama para Ulama terkenal

seperti yang telah penulis sebutkan di atas. Tak hanya itu, beliau juga

berguru kepada Syeikh Muhammad Khatib al-Hanbali di Madinah. Setelah

menimba ilmu selama tiga tahun dan usia beliau genap mencapai 18 tahun,

dikatakan bahwa beliau sempat pulang ke kampung halaman, membantu

sang ayah mengajarkan ilmu-ilmu keislaman di pesantren. Nampaknya

kondisi lingkungan yang sedang dikuasai oleh para penjajah Belanda tidak

menyambut hangat kepulangan Syeikh Nawawi ke Banten. Oleh karena

itu, beliau pun merasa tak betah untuk berlama-lama berada di Banten, dan

segera memutuskan untuk kembali ke Mekah. Sebagian mengatakan

bahwa beliau tinggal di Banten hanya beberapa bulan saja, sementara yang

lain mengatakan bahwa beliau tinggal sampai tiga tahun, kemudian

kembali ke Mekah dan kemudian tinggal di sana sampai akhir hayatnya.

Sekembalinya ia ke Mekah, ia pun terus berguru kepada para ulama‟,

baik itu yang berasal dari Jawi maupun Timur tengah sampai tahun 1860.

Page 54: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

37

Di antara guru-gurunya yang dikenal adalah Syeikh Ahmad Khatib

Sambas, Syaikh Abdul Gani Bima, Syaikh Yusuf Sumbulawani, dan

Syeikh Abd al-Hamid Daghestani (berasal dari Daghestan). Syeikh Ahmad

Khatib Sambas yang menjadi salah satu guru beliau adalah seorang ulama

yang berasal dari daerah Sambas (Kalimantan Barat). Syeikh Ahmad

Khatib Sambas ini memiliki empat orang murid, ke empat murid itu adalah

Syeikh Nawawi al-Bantani, Syeikh Mahfudz at-Tarmisi, Syeikh Abdul

Karim al-bantani dan yang terakhir adalah Syeikh Muhammad Khalil yang

akhirnya menetap di daerah Bangkalan Madura dan wafat di sana.

Dikatakan bahwa di antara ke empat murid Syeikh Sambas tersebut,

Syeikh Nawawilah yang paling senior. Karena di samping beliau adalah

sahabat seperguruan mereka, terkadang beliau juga menjadi guru mereka

dalam hal-hal tertentu.

Setelah 30 tahun lamanya beliau menimba ilmu bersama para ulama

terkemuka, akhirnya beliaupun mengabdikan dirinya sebagai seorang

pengajar sekaligus imam di Masjid al-Haram Mekah, kurang lebih selama

10 tahun. Dan selebihnya hari-hari beliau banyak dihabiskan untuk

mengarang kitab dan mengajar serta mendidik para santri di rumahnya

hingga akhir hayatnya.29

29

http://alhikmahdua.net/biografi-syeikh-nawawi-al-bantani// (data ini diakses pada

tanggal 28 Agustus 2014).

Page 55: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

38

3. Posisi Strategis Syeikh Nawawi bagi Dunia dan Indonesia

a. Syeikh Nawawi Al-Bantani adalah satu dari tiga ulama Indonesia

yang mengajar di Masjid Al-Haram di Makkah Al-Mukarramah pada

abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dua yang lain ialah muridnya,

Ahmad Khatib Minangkabau dan Kiai Mahfudz Termas. Ini

menunjukkan bahwa keilmuannya sangat diakui tidak hanya di

Indonesia, melainkan juga di semenanjung Arab. Syekh Nawawi

sendiri menjadi pengajar di Masjid al-Haram sampai akhir hayatnya

yaitu sampai 1898, lalu dilanjutkan oleh kedua muridnya itu. Wajar,

jika ia dimakamkan berdekatan dengan makam istri Nabi Khadijah di

Ma‟la.

b. Syeikh Nawawi Al-Bantani mendapatkan gelar “Sayyidu Ulama‟

al-Hijaz” yang berarti “Sesepuh Ulama Hijaz” atau “Guru dari Ulama

Hijaz” atau “Akar dari Ulama Hijaz”. Yang menarik dari gelar di atas

adalah beliau tidak hanya mendapatkan gelar “Sayyidu „Ulama al-

Indonesi” sehingga bermakna, bahwa kealiman beliau diakui di

semenanjung Arabia, apalagi di tanah airnya sendiri. Selain itu, beliau

juga mendapat gelar “al-imam wa al-fahm al-mudaqqi” yang berarti

“Tokoh dan pakar dengan pemahaman yang sangat mendalam”.

Snouck Hourgronje memberi gelar “Doktor Teologi”.

c. Pada tahun 1870, Syeikh Nawawi diundang para ulama Universitas

Al-Azhar dalam sebuah seminar dan diskusi, sebagai apresiasi

terhadap penyebaran buku-buku Syeikh Nawawi di Mesir. Ini

Page 56: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

39

membuktikan bahwa ulama al-Azhar mengakui kepakaran Syeikh

Nawawi al-Bantani.

d. Paling tidak terdapat 34 karya Syeikh Nawawi yang tercatat dalam

Dictionary of Arabic Printed Books. Namun beberapa kalangan

lainnya malah menyebut karya-karyanya mencapai lebih dari 100

judul, meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti tauhid, ilmu kalam,

sejarah, syari‟ah, tafsir, dan lainnya. Sebagian karyanya tersebut juga

diterbitkan di Timur Tengah. Dengan kiprah dan karya-karyanya ini,

menempatkan dirinya sebagai alim terpandang di Timur Tengah,

lebih-lebih di Indonesia.

e. Kelebihan dari Syeikh Nawawi al-Bantani adalah menjelaskan

makna terdalam dari bahasa Arab, termasuk sastra Arab yang susah

dipahami, melalui syarah-syarahnya. Bahasa yang digunakan Syeikh

Nawawi memudahkan pembaca untuk memahami isi sebuah kitab.

Wajar jika syarah Syeikh Nawawi menjadi rujukan, karena dianggap

paling otentik dan paling sesuai maksud penulis awal. Bahkan, di

Indonesia dan beberapa negara lain, syarah Syekh Nawawi paling

banyak dicetak yang berarti paling banyak digunakan dibandingkan

dengan buku yang terbit tanpa syarahnya.

f. Syeikh Nawawi hidup di zaman di mana pemikiran Islam penuh

perdebatan ekstrim antara pemikiran yang berorientasi pada syari‟at

dan mengabaikan hal yang bersifat sufistik di satu sisi (seperti

Wahabi) serta sebaliknya pemikiran yang menekankan sufisme lalu

mengabaikan syari‟at di sisi lain (Seperti tarekat aliran Ibn Arabi).

Page 57: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

40

Kelebihan dari Syeikh Nawawi adalah mengambil jalan tengah di

antara keduanya. Menurutnya, syari‟at memberikan panduan dasar

bagi manusia untuk mencapai kesucian rohani. Karena itu, seseorang

dianggap gagal jika setelah melaksanakan panduan syari‟at dengan

baik, namun rohaninya masih kotor. Hal sama juga berlaku bagi

seorang sufi. Mustahil ia akan mencapai kesucian rohani yang hakiki,

bukan kesucian rohani yang semu, jika ia melanggar atau malah

menabrak aturan syari‟at. Selain itu, di masa itu juga muncul

pemikiran yang secara ekstrem mengutamakan aqli dan mengabaikan

naqli atau sebaliknya mengutamakan naqli dan mengabaikan aqli.

Namun Syeikh Nawawi berhasil mempertemukan di antara keduanya,

bahwa dalil naqli dan aqli harus digunakan secara bersamaan. Namun

jika ada pertentangan di antara kedunya, maka dalil naqli harus

diutamakan.

g. Dalam konteks Indonesia, Syeikh Nawawi merupakan tokoh

penting yang memperkenalkan dan menancapkan pengaruh Teologi

„Asy‟ariyah. Teologi ini merupakan teologi jalan tengah antara

Teologi Qadariyah bahwa manusia mempunyai kebebasan mutlak

dengan teologi Jabariyah yang menganggap manusia tidak

mempunyai kebebasan untuk berbuat baik atau berbuat jahat.

h. Cara berpikir jalan tengah ini kemudian diadopsi dengan baik oleh

Nahdlatul Ulama (NU). Karena itu, banyak kalangan yang

berpandangan bahwa NU merupakan institusionalisasi dari cara

berpikir yang dianut oleh Syeikh Nawawi al-Bantani. Apalagi pendiri

Page 58: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

41

NU, KH. Hasyim „Asy‟ari merupakan salah satu murid dari Syekh

Nawawi al-Bantani.

i. Dalam konteks penjajahan, Syeikh Nawawi al-Bantani berpendapat

bahwa bekerja sama dengan penjajah Belanda adalah haram

hukumnya. Karena itu, murid-murid Syekh Nawawi al-Bantani

merupakan bagian terpenting dari sejarah perjuangan memperebutkan

kemerdekaan Indonesia. Pemberontakan Petani Banten di abad 18

yang sangat merugikan Belanda, misalnya, merupakan salah satu

contoh dari karya murid Syeikh Nawawi. Karena itu, wajar jika

Syeikh Nawawi menjadi salah satu objek “mata-mata”.

j. Berdasarkan penelitian Martin Van Bruinesen (Indonesianis dari

Belanda) setelah mengadakan penelitian di 46 pesantren terkemuka di

Indonesia ia berkesimpulan bahwa 42 dari 46 pesantren itu

menggunakan kitab-kitab yang ditulis Syeikh Nawawi al-Bantani.

Menurut Martin, sekurang-kurangnya 22 karangan Nawawi yang

menjadi rujukan di pesantren-pesantren itu.30

4. Karya-Karyanya

Dalam menyusun karyanya Nawawi selalu berkonsultasi dengan

ulama-ulama besar lainnya, sebelum naik cetak naskahnya terlebih dahulu

dibaca oleh mereka. Dilihat dari berbagai tempat kota penerbitan dan

seringnya mengalami cetak ulang sebagaimana terlihat di atas maka dapat

dipastikan bahwa karya tulisnya cepat tersiar ke berbagai penjuru dunia

sampai ke daerah Mesir dan Syiria. Karena karyanya yang tersebar luas

30

http://www.pondokpesantren.net/ponpren/index.php?option=com_content&task=view&

id=107 (data ini diakses pada tanggal 28 Agustus 2014).

Page 59: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

42

dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan padat isinya ini

nama Nawawi bahkan termasuk dalam kategori salah satu ulama besar di

abad ke 14 H/19 M. Karena kemasyhurannya ia mendapat gelar: A‟yan

„Ulama‟ al-Qarn aI-Ra M‟ „Asyar Li al-Hijrah,. AI-Imam al-Mul1aqqiq

wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq, dan Sayyid „Ulama al-Hijaz.

Kesibukannya dalam menulis membuat Nawawi kesulitan dalam

mengorganisir waktu sehingga tidak jarang untuk mengajar para pemula ia

sering mendelegasikan siswa-siswa seniornya untuk membantunya. Cara

ini kelak ditiru sebagai metode pembelajaran di beberapa pesantren di

pulau Jawa. Di sana santri pemula dianjurkan harus menguasai beberapa

ilmu dasar terlebih dahulu sebelum belajar langsung pada kiai agar proses

pembelajaran dengan kiai tidak mengalami kesulitan.

Karya-karya besar Nawawi yang gagasan pemikiran pembaharuannya

berangkat dari Mesir, sesungguhnya terbagi dalam tujuh kategorisasi

bidang; yakni bidang tafsir, tauhid, fiqh, tasawuf, sejarah nabi, bahasa dan

retorika. Hampir semua bidang ditulis dalam beberapa kitab kecuali

bidang tafsir yang ditulisnya hanya satu kitab. Dari banyaknya karya yang

ditulisnya ini dapat jadikan bukti bahwa memang Syeikh Nawawi adalah

seorang penulis produktif multidisiplin, beliau banyak mengetahui semua

bidang keilmuan Islam. Luasnya wawasan pengetahuan Nawawi yang

tersebar membuat kesulitan bagi pengamat untuk menjelajah seluruh

pemikirannya secara komprehensif-utuh.

Sejalan dengan prinsip pola fikir yang dibangunnya, dalam bidang

teologi Nawawi mengikuti aliran teologi Imam Abu Hasan al-Asyari dan

Page 60: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

43

Imam Abu Manshur al-Maturidi. Sebagai penganut Asyariyah Syekh

Nawawi banyak memperkenalkan konsep sifa-sifat Allah. Seorang muslim

harus mempercayai bahwa Allah memiliki sifat yang dapat diketahui dari

perbuatannya, karena sifat Allah adalah perbuatanNya. Dia membagi sifat

Allah dalam tiga bagian : wajib, mustahil dan mumkin. Sifat Wajib adalah

sifat yang pasti melekat pada Allah dan mustahil tidak adanya, dan

mustahil adalah sifat yang pasti tidak melekat pada Allah dan wajib tidak

adanya, sementara mumkin adalah sifat yang boleh ada dan tidak ada pada

Allah. Meskipun Nawawi bukan orang pertama yang membahas konsep

sifatiyah Allah, namun dalam konteks Indonesia Nawawi dinilai orang

yang berhasil memperkenalkan teologi Asyari sebagai sistem teologi yang

kuat di negeri ini.

Kemudian mengenai dalil naqliy dan „aqliy, menurutnya harus

digunakan bersama-sama, tetapi terkadang bila terjadi pertentangan di

antara keduanya maka naql harus didahulukan. Kewajiban seseorang untuk

meyakini segala hal yang terkait dengan keimanan terhadap keberadaan

Allah hanya dapat diketahui oleh naql, bukan dari aql. Bahkan tiga sifat di

atas pun diperkenalkan kepada Nabi. Dan setiap mukallaf diwajibkan

untuk menyimpan rapih pemahamannya dalam benak akal pikirannya.31

Di samping digunakan untuk mengajar kepada para muridnya, seluruh

kehidupan beliau banyak dicurahkan untuk mengarang beberapa kitab

besar sehingga tak terhitung jumlahnya. Konon saat ini masih terdapat

31

alhikmahdua.net/biografi-syeikh-nawawi-al-bantani/ (data ini diakses pada tanggal 28

Agustus 2014)

Page 61: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

44

ratusan judul naskah asli tulisan tangan Syekh Nawawi yang belum sempat

diterbitkan.

Kitab-kitab karangan beliau banyak yang di-terbitkan di Mesir,

seringkali beliau hanya mengirim-kan manuskripnya dan setelah itu tidak

memperduli-kan lagi bagaimana penerbit menyebarkan hasil karyanya,

termasuk hak cipta dan royaltinya, selanjutnya kitab-kitab beliau itu

menjadi bagian dari kurikulum pendidikan agama di seluruh pesantren di

Indonesia, bahkan Malaysia, Filipina, Thailand dan juga negara-negara di

Timur Tengah. Menurut Ray Salam T. Mangondana, peneliti di Institut

Studi Islam, Universitas of Philippines, ada sekitar 40 sekolah agama

tradisional di Filipina yang menggunakan karya Nawawi sebagai

kurikulum belajarnya. Selain itu Sulaiman Yasin, dosen di Fakultas Studi

Islam Universitas Kebangsaan di Malaysia juga menggunakan karya

beliau untuk mengajar di kuliahnya. Pada tahun 1870 para ulama

universitas Al-Azhar Mesir pernah mengundang beliau untuk memberikan

kuliah singkat di suatu forum diskusi ilmiah. Mereka tertarik untuk

mengundang beliau, karena sudah dikenal di seantero dunia.

Karya-karya Syeikh Nawawi al-Bantani antara lain adalah sebagai

berikut:

a. Targhibul Musytaqin, selesai Jumaat, 13 Jamadilakhir 1284

Hijrah/1867 Masehi. Cetakan awal Mathba‟ah al-Miriyah al-Kainah,

Mekah, 1311 Hijrah.

Page 62: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

45

b. Fat-hus Shamadil `Alim, selesai awal Jamadilawal 1286 Hijrah/1869

Masehi. Dicetak oleh Mathba‟ah Daril Kutubil Arabiyah al-Kubra,

Mesir 1328 Hijrah.

c. Syarah Miraqil `Ubudiyah, selesai 13 Zulkaedah 1289 Hijrah/1872

Masehi. Cetakan pertama Mathba‟ah al-Azhariyah al-Mashriyah,

Mesir 1308 Hijrah.

d. Madarijus Su‟ud ila Iktisa‟il Burud, mulai menulis 18 Rabiulawal

1293 Hijrah/1876 Masehi. Dicetak oleh Mathba‟ah Mustafa al-Baby

al-Halaby, Mesir, akhir Zulkaedah 1327 Hijrah.

e. Hidayatul Azkiya‟ ila Thariqil Auliya‟, mulai menulis 22 Rabiulakhir

1293 Hijrah/1876 Masehi, selesai 13 Jamadilakhir 1293 Hijrah/1876

Masehi. Diterbitkan oleh Mathba‟ah Ahmad bin Sa‟ad bin Nabhan,

Surabaya, tanpa menyebut tahun penerbitan.

f. Fat-hul Majid fi Syarhi Durril Farid, selesai 7 Ramadan 1294

Hijrah/1877 Masehi. Cetakan pertama oleh Mathba‟ah al-Miriyah al-

Kainah, Mekah, 1304 Hijrah.

g. Bughyatul `Awam fi Syarhi Maulidi Saiyidil Anam, selesai 17 Safar

1294 Hijrah/1877 Masehi. Dicetak oleh Mathba‟ah al-Jadidah al-

„Amirah, Mesir, 1297 Hijrah.

h. Syarah Tijanud Darari, selesai 7 Rabiulawal 1297 Hijrah/1879

Masehi. Cetakan pertama oleh Mathba‟ah `Abdul Hamid Ahmad

Hanafi, Mesir, 1369 Masehi.

i. Syarah Mishbahu Zhulmi `alan Nahjil Atammi, selesai Jamadilawal

1305 Hijrah/1887 Masehi. Cetakan pertama oleh Mathba‟ah al-

Page 63: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

46

Miriyah al-Kainah, Mekah, 1314 Hijrah atas biaya saudara kandung

pengarang, yaitu Syeikh Abdullah al-Bantani.

j. Naṣ aa iḥ ul „Ibaad, selesai 21 Safar 1311 Hijrah/1893 Masehi.

Cetakan kedua oleh Mathba‟ah al-Miriyah al-Kainah, Mekah, 1323

Hijrah.

k. Al-Futuhatul Madaniyah fisy Syu‟bil Imaniyah, tanpa tarikh. Dicetak

di bahagian tepi kitab nombor 10, oleh Mathba‟ah al-Miriyah al-

Kainah, Mekah, 1323 Hijrah.

l. Hilyatus Shibyan Syarhu Fat-hir Rahman fi Tajwidil Quran, tanpa

tarikh. Dicetak oleh Mathba‟ah al-Miriyah, Mekah, 1332 Hijrah.

m. Qatrul Ghaits fi Syarhi Masaili Abil Laits, tanpa tarikh. Dicetak oleh

Mathba‟ah al-Miriyah, Mekah, 1321 Hijrah.

n. Mirqatu Su‟udi Tashdiq Syarhu Sulamit Taufiq, tanpa tarikh. Cetakan

pertama oleh Mathba‟ah al-Miriyah, Mekah 1304 Hijrah.

o. Ats-Tsimarul Yani‟ah fir Riyadhil Badi‟ah, tanpa tarikh. Cetakan

pertama oleh Mathba‟ah al-Bahiyah, Mesir, Syaaban 1299 Hijrah.

Dicetak juga oleh Mathba‟ah Mustafa al-Baby al-Halaby, Mesir, 1342

Hijrah.

p. Tanqihul Qaulil Hatsits fi Syarhi Lubabil Hadits, tanpa tarikh. Dicetak

oleh Mathba‟ah Dar Ihya‟ al-Kutub al-„Arabiyah, Mesir, tanpa tarikh.

q. Bahjatul Wasail bi Syarhi Masail, tanpa tarikh. Dicetak oleh

Mathba‟ah al-Haramain, Singapura-Jeddah, tanpa tarikh.

r. Fat-hul Mujib Syarhu Manasik al- „Allamah al-Khatib, tanpa tarikh.

Dicetak oleh Mathba‟ah at-Taraqqil Majidiyah, Mekah, 1328 Hijrah.

Page 64: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

47

s. Nihayatuz Zain Irsyadil Mubtadi-in, tanpa tarikh. Diterbitkan oleh

Syarikat al-Ma‟arif, Bandung, Indonesia, tanpa tarikh.

t. Al-Fushushul Yaqutiyah `alar Raudhatil Bahiyah fi Abwabit

Tashrifiyah, tanpa tarikh. Dicetak oleh Mathba‟ah al-Bahiyah, Mesir,

awal Syaaban 1299 Hijrah.32

Dari karya-karya tulis Syeikh Nawawi di atas, dapat diketahui bahwa

cakupan disiplin ilmunya sangat beragam dan luas sekali, mulai dari ilmu

tafsir, ilmu hadis, ilmu sejarah, ilmu fikih, ilmu tauhid, ilmu akhlak, ilmu

tasawuf, dan ilmu bahasa. Hampir seluruh kitab tersebut kini dipelajari di

pondok-pondok pesantren salafi maupun majlis-majlis taklim, bahkan sering

dijadikan sebagai pegangan utama, misalnya kitab-kitab fikih dan akhlak.

Beberapa keistimewaan dari karya-karya beliau telah ditemukan oleh para

peneliti, di antaranya kemampuan menghidupkan isi karangan sehingga dapat

dijiwai oleh pembacanya, pemakian bahasa yang mudah dipahami sehingga

mampu menjelaskan istilah-istilah yang sulit dan keluasan isi karangannya.

Buku-buku karangannya juga banyak digunakan di timur tengah.

Semua kitab fikih karya Syeikh Nawawi merujuk kepada madzhab fikih

syafi‟I, karena memang beliau bermadzhab syafi‟i. inilah barangkali salah

satu faktor kuatnya madzhab sayfi‟I di kalangan umat islam Indonesia.

Melalui kisah-kisah inilah santri jawa dengan mudah dapat diyakinkan dan

memperoleh kesan mendalam, dikarenakan cara-cara tersebut sederhana dan

sejalan dengan publik interest pada saat itu, khususnya bagi masyarakat jawa

32

http://www.pondokpesantren.net/ponpren/index.php?option=com_content&task=view&

id=107 (data ini diakses pada tanggal 28 Agustus 2014).

Page 65: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

48

yang tidak bisa melepaskan diri dari mitos-mitos yang mereka lihat dalam

kehidupan.

Di samping itu, tokoh-tokoh yang biasa digunakan Syeikh Nawawi untuk

menampilkan kepahlawanan santri adalah model-model mereka. Lagi pula,

harus dihargai bahwa penulis abad 19 era kolonial ini telah mencerna dan

menyegarkan kembali karya-karya terpenting ulama abad pertengahan.

Tugas tersebut tidak dapat secara efektif dilakukan seandainya Syeikh

Nawawi bukan seorang murid multidisipliner yang memusatkan perhatiannya

terhadap dunia akademik berupa belajar, mengajar dan menulis yang

menghasilkan banyak karya. Kitab-kitab Syeikh Nawawi yang telah

memadukan karya-karya standar Imam Syafi‟I dalam berbagai bidang

merupakan alasan lain mengapa Syeikh Nawawi menduduki tempat spesial

dalam tradisi intelektual santri jawa.

C. BIOGRAFI FUAD KAUMA

1. Kelahiran, Pendidikan dan Perkembangannya

Fuad Kauma nama aslinya adalah Muhammad Fuad, lahir di Jombang

49 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 19 Maret 1965. Fuad Kauma

pernah mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)

Jombang, Pondok Qur‟an Kudus dan pendidikan terakhirnya Madrasah

Muallimin Atas (MMA) Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras

Jombang. Kemudian beliau menikah dengan Isnaeni Fuad dan dikaruniai

dua putra, yang pertama Muhammad Alfitra Haqiqi yang berumur 12

tahun pendidikannya kelas 1 Madrasah Muallimin Atas Pondok pesantren

Page 66: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

49

Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, yang kedua Aiman Nauril Haqiqi

yang berumur 5 tahun pendidikannya masih Taman Kanak-kanak (TK). 33

Awal menulis buku pada tahun 1991 dengan judul Menelanjangi

Yahudi (buku politik) yang diterbitkan oleh Dunia Ilmu Surabaya. Sampai

sekarang sudah banyak judul buku yang ditulis mulai dari bidang politik,

fiqih, tasawwuf, pernikahan, akhlak, sosial, remaja, kamus hadis, kamus

nikah, sejarah para sahabat dan tokoh-tokoh ulama salaf, biografi Ulama

nusantara dan lain-lain.

Fuad Kauma pernah mengajar di pondok-pondok pesantren dan

sekarang sedang menyelesaikan penulisan Kamus Fiqih setebal 1800

halaman, mudah-mudahan cepat selesai dan segera diterbitkan. Beliau

sengaja menyembunyikan identitas diri agar tidak diketahui oleh publik

dengan berbagai alasan, diantara alasannya agar beliau bebas melakukan

penelitian mengenai berbagai bidang tanpa campur tangan dari pihak lain,

kemudian agar beliau bisa tenang menyelesaikan semua karya tulisnya.

Profesi Fuad Kauma sekarang adalah seorang Wirausaha, Penulis dan

Penerjemah buku.34

2. Karya Terjemahan Fuad Kauma

Selain Penulis, Fuad Kauma adalah seorang Penerjemah dan sudah

banyak kitab-kitab kuning yang diterjemahkan olehnya, diantara kitab-

kitab yang pernah diterjemahkan oleh Fuad Kauma adalah sebagai berikut:

33

Wawancara Pribadi dengan Fuad Kauma melalui telepon, 30 Januari 2015. 34

Wawancara Pribadi dengan Fuad Kauma melalui telepon, 30 Januari 2015.

Page 67: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

50

a. Tahun 1993 menerjemahkan kitab At Tadzhib, Daqoiqul Akhbar

dan Tafsir Surat yasin.

b. Tahun 2005 menerjemahkan kitab Ayyuhal Walad, Nashaihul Ibad

dan Silsilah Ummahatul Mu‟minat.

c. Tahun 2007 menerjemahkan kitab Tafsir Ayat Kursi.

d. Tahun 2008 menerjemahkan kitab Muhtashar Ihya‟ Ulumuddin.

e. Tahun 2009 menerjemahkan kitab Majlisus Saniyah, Mauidzatul

Usfuriyah dan Qurratul Uyun.

3. Buku Karya Fuad Kauma

Fuad Kauma juga menulis buku-buku Islam dan sudah banyak

dikonsumsi oleh kalangan akademisi dan non akademisi, diantara buku-

buku karyanya adalah sebagai berikut :

a. Adu Domba

b. Noda-Noda Ulama

c. Air Mata Rasulullah

d. Indahnya Taman Surga

e. Rasulullah Mencintai Binatang

f. Bunga-Bunga di Taman Hati Rasulullah

g. 50 Mukjizat Rasul

h. Wajah Rasulullah Pribadi Menawan Hati

i. Biografi Ulama Nusantara

j. Buah Hati Rasulullah

k. Langit pun Terguncang

l. Kisah-Kisah Akhlaq Terpuji

Page 68: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

51

m. Tamsil Al Qur‟an

n. Air Mata Penghapus Dosa

o. Senyum-Senyum Rasulullah

4. Penerbit yang Pernah Menerbitkan Karyanya

Adapun diantara penerbit yang pernah menerbitkan buku-buku Fuad

Kauma adalah sebagai berikut :

a. Penerbit GIP (Gema Insani Press Depok)

b. Penerbit Al Kautsar Jakarta

c. Penerbit Qisti Press Jakarta

d. Penerbit Kalam Mulia Jakarta

e. Penerbit Pedoman Ilmu Jaya Jakarta

f. Penerbit Hikmah Jakarta (anak perusahaan MIZAN bandung)

g. Penerbit Mantiq Solo

h. Penerbit Aneka Solo

i. Penerbit Al Hidayah Bandung

j. Penerbit Irsyad Baitus Salam (IBS) Bandung

k. Penerbit Toha Putra Semarang

l. Penerbit Mitra Pustaka Yogyakarta

m. Penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta

n. Penerbit Hikmah Perdana Surabaya

o. Penerbit Dunia Ilmu Surabaya

p. Penerbit Lintas Media Jombang

q. Penerbit Darul Hikmah Kediri

Page 69: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

52

BAB IV

ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN KITAB

NASHAIHUL IBAD

A. Analisis Metode Hasil Terjemahan

Kegiatan menerjemahkan adalah kegiatan yang tidak saja mengharuskan

para penerjemah untuk berpengetahuan luas tentang bahasa dan budaya kedua

bahasa sumber dan bahasa sasaran. Dan juga dengan kreatifitasnya, para

penerjemah harus memilih dari sekian banyak alternatif padanan

penerjemahnya. Selain itu, setiap penerjemah dituntut mempertimbangkan

gaya bahasa yang akan digunakan dalam konteks penerjemahnya. Baik

tidaknya bahasa terjemahan dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia

khususnya dari bahasa Arab, tergantung kepada kemampuan penerjemah

dalam menguasai bidang terjemahnnya, seperangkat kaidah dan pola yang ada

dalam kedua bahasa tersebut.

Setiap penerjemah pasti berharap penerjemahannya dibaca oleh orang lain.

Dengan demikian, pihak pembaca perlu mendapat perhatian. Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya ditujukan dan bagaimana tingkat

kemampuan seseorang yang belum ahli dalam memahami teks terjemahan

yang ada kaitannya dalam bidang ilmu yang mereka geluti. Apabila

terjemahannya ditujukan kepada pembaca yang bukan ahli disiplin ilmu yang

diterjemahkan, penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang

Page 70: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

53

berkonstruksi rumit tanpa menghilangkan pesan yang terkandung dalam

bahasa sumber. Artinya yang terpenting dalam penerjemahan adalah pesan

atau amanat yang akan disampaikan oleh pengarang.

Banyak metode penelitian yang bisa digunakan di dalam meneliti karya

terjemahan, tetapi yang jelas semua metode ini bersifat deskriftif, bisa dalam

kategori kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian mengenai hasil terjemahan

adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan terutama untuk menghubungkan

teori penerjemahan dan praktek penerjemahan. Kadangkala suatu konsep bisa

dengan mudah dideskripsikan dalam uraian dan teori. Akan tetapi, bila sudah

berada dalam tataran praktek, mungkin sekali konsep-konsep ini sulit

dibedakan atau bahkan dikenali secara jelas.

Dari pernyataan di atas, penulis mencoba untuk menganalisis metode

penerjemahan Kitab Nashaihul Ibad yang dikarang oleh Syeikh Nawawi Al

Bantani dan diterjemahkan oleh Fuad Kauma.

Untuk mempermudah dalam analisis ini, penulis terlebih dahulu

menampilkan karya asli (Bsu) dan karya terjemahan Fuad Kauma (Bsa) dan

versi penulis sendiri setelah itu diikuti oleh analisis.

Page 71: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

54

Teks

(BSU)

Terjemahan Fuad

Kauma

(BSA)

Penulis

Melakukan syikayah

(pengaduan) atas nasib

buruk yang di alami

seseorang kepada orang

lain termasuk pertanda

tidak ridha atas bagian

yang telah di berikan

oleh Allah. Kita tidak

boleh melakukan

syikayah, kecuali

kepada Allah, sebab

syikayah kepada Allah

termasuk bentuk doa.33

Kita tidak boleh

mengadu, kecuali

kepada Allah, sebab

mengadu kepada Allah

termasuk bentuk doa.

Pengaduan atas nasib

buruk yang dialami

seseorang kepada orang

lain termasuk pertanda

tidak ridha atas bagian

yang telah diberikan

oleh Allah”.

Pada kata oleh penerjemah diartikan melakukan syikayah

(pengaduan), pada kata syikayah ini belum diartikan melainkan hanya

dipadankan dalam bahasa Arab ke dalam kata bahasa Indonesia, menurut

penerjemah kata syikayah sudah menjadi kata serapan dari bahasa Arab

sehingga dia meletakan kata “pengaduan” di dalam kurung. Yang seharusnya

lagsung saja pada awal kalimat jadi tidak perlu lagi menggunakan kata

syikayah sehingga merusak tata bahasa Indonesia. Dan setelah penulis

mencari di berbagai referensi ternyata kata syikayah tidak ada dalam bahasa

Indonesia. Yang ada hanyalah pengaduan. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia kata pengaduan adalah penyabungan, proses, perbuatan mengadu,

33

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad. Penerjemah Fuad Kauma (Bandung : IBS,

2012), h. 72.

Page 72: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

55

ungkapan rasa tidak senang atau tidak puas akan hal hal yang tidak begitu

penting, tetapi perlu diperhatikan.34

Dan disini penerjemah terlebih dahulu menerjemahkan kalimat akhir atau

kalimat yang kedua yang seharusnya kalimat itu di terjemahkan di awal,

sehingga penulis sulit menemukan terjemahan kalimat tersebut.

Bila kita mengacu pada metode penerjemahan bebas, dapat dilihat bahwa

model ini bersifat bebas, bukan berarti penerjemah boleh menerjemahkan

sekehendak hatinya sehingga esensi terjemahan itu sendiri hilang. Bebas di

sini berarti penerjemah dalam menjalankan misinya tidak terlalu terikat oleh

bentuk maupun struktur kalimat yang terdapat pada naskah berbahasa

sumber. Ia boleh memodifikasi kalimat dengan tujuan agar pesan atau

maksud penulis naskah berbahasa sumber. Ia boleh memodifikasi kalimat

dengan tujuan agar pesan atau maksud penulis naskah mudah dimengerti

secara jelas oleh pembacanya. Namun pada kenyataannya penerjemahan yang

dilakukan oleh penerjemah buku tersebut tetap mengikuti pada struktur

kalimat, yang kemudian disesuaikan dengan bahasa sasaran.

Seperti halnya kalimat berikut :

Menurut Fuad Kauma kalimat di atas diterjemahkan sebagai berikut :

34

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai pustaka, 1988), h. 9.

Page 73: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

56

1. Betapa banyak manusia yang dihukum secara berangsur-angsur melalui

kesenangan, yang diberikan kepadanya.

2. Betapa banyak manusia yang mendapat cobaan melalui pujian orang lain

kepadanya.

3. Betapa banyak manusia yang teperdaya karena kelemahannya

disembunyikan oleh Allah.35

Teks

(BSU)

Terjemahan Fuad

Kauma

(BSA)

Penulis

1. Bersikap

simpatik dengan

orang lain adalah

bagian dari

kecerdasan akal

2. Bertanya dengan

cara baik adalah

bagian dari ilmu

3. Dan kepandaian

memanage

adalah bagian

dari

penghidupan.36

1. Bersimpatik

terhadap orang

lain adalah

bagian dari

kecerdasan.

2. Bertanya dengan

cara yang baik

adalah bagian

dari ilmu,

3. Dan kepandaian

mengatur adalah

bagian dari

kehidupan.

Pada tabel di atas penerjemah menggunakan metode penerjemahan

kata per kata, bisa kita lihat pada kata penerjemah mengartikan

dengan “bagian dari kecerdasan akal” penerjemah juga menambahkan arti

yang tidak ada dalam teks tersebut. seperti kata kecerdasan. Untuk itu penulis

mengganti kata kecerdasan dengan kepandaian dan membuang kata akal.

35

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad Penerjemah Fuad Kauma , h. 79.

36

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad. Penerjemah Fuad Kauma, h. 76.

Page 74: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

57

Karena tidak semua akal itu cerdas. Sehingga terjemahan tersebut menjadi

“bersikap simpatik dengan orang lain adalah bagian dari kepandaian”. dan

pada kata penerjemah mengartikan memanage, menurut penulis

penerjemah belum menggunakan diksi yang baik karena memanage bukan

berasal dari bahasa Indonesia yaitu bahasa inggris yang di serap ke dalam

bahasa Indonesia. Sehingga penulis menggantinya dengan mengatur. Serta

kata penerjemah mengartikannya dengan bagian dari

penghidupan. Menurut penulis lebih tepatnya lagi diganti dengan kehidupan.

Karena dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata penghidupan adalah

pemeliharaan hidup, pencaharian. Sedangkan kata kehidupan adalah keadaan

atau hal hidup.37

Sehingga terjemahan kalimat di atas menjadi “dan

kepandaian mengatur adalah bagian dari kehidupan”

37

Badudu-Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan,2001), h. 400.

Page 75: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

58

Teks

(BSU)

Terjemahan Fuad Kauma

(BSA)

Diceritakan dalam suatu riwayat

dahulu pada masa kaum bani israil

terdapat seorang lelaki punya 80

buah peti yang penuh dengan kitab-

kitab ilmu yang telah dibacanya,

namun ia tidak beroleh manfaat

dari ilmunya. Allah pun

menurunkan wahyu kepada Nabi-

Nya untuk menyampaikan kepaga

lelaki tersebut: “meskipun engkau

mengumpulkan ilmu yang banyak,

niscaya ilmu itu tidak akan

memberi manfaat bagimu, kecuali

engkau mengerjakan tiga hal

berikut :

1. Jangan engkau mencintai

dunia, karena dunia bukan

tempat orang-orang beriman

menerima pahala-Nya.

2. Jangan berteman dengan

setan, karena setan bukan

teman orang-orang beriman.

3. Jangan mengganggu

seseorang, karena

mengganggu orang lain

bukanlah pekerjaan orang-

orang beriman.38

38

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad. Penerjemah Fuad Kauma , h. 90.

Page 76: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

59

Dari tabel di atas, bila kita mengacu pada penerjemahan kata per kata,

secara tidak langsung penerjemahan ini dilakukan sebagimana adanya, yaitu

mengacu pada pengalihan atau pemindahan kata yang ada dalam bahasa

sumber. Seperti halnya pada kalimat yang seharusnya diartikan sebagai

“sesungguhnya”, namun pada kenyataannya penerjemah tidak mencantumkan

arti tersebut pada kalimat itu, meskipun kata dalam pembahasan ilmu

balaghah termasuk ke dalam khabar thalabi yang membutuhkan taukid atau

penguat, karena mukhatab sedikit merasa ragu, dan tampak pada dirinya

keinginan yang kuat untuk mengetahui hakikat, atau berita yang disampaikan.

Contoh :

Sesungguhnya bangunan itu bila hancur suatu sisinya, maka tidak dapat

dijamin bahwa manusia tidak akan meruntuhkan sisanya.39

Begitu juga pada kalimat penerjemah juga

menggunakan metode penerjemahan kata per kata sehingga artinya “meskipun

engkau mengumpulkan ilmu yang banyak” di sini penerjemah tidak banyak

keluar dari teks bahasa sumbernya sehingga arti dan tujunannya tidak

menyimpang sesuai yang diinginkan penulis kitab tersebut.

39

Ali Al-Jarim, Al-Balaghah al-Wadhihah, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2011), h.

218.

Page 77: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

60

Kemudian pada kalimat penerjemah mengartikan sebagai

“jangan mengganggu seseorang” disini penerjemah menggunakan metode

penerjemahan kata per kata, karena menurut penulis kalimat ini lebih cocok

diartikan sebagai “jangan menyakiti seseorang” karena kalau hanya

mengganggu belum tentu menyakiti. Tetapi disini penerjemah bertahan

dengan mengikuti dari kalimat Bsu tersebut.

Teks

(BSU)

Terjemahan Fuad Kauma

(BSA)

Nama asli Abu Sulaiman Ad Darani

adalah Abdurrahman bin Athiyah,

sedangkan Ad Darani berasal dari

kata daran, yakni nama sebuah

tempat di kota Damaskus-Syiria.

Beliau meninggal pada tahun 215

Hijriyah. Beliau pernah berkata

dalam mnajatnya kepada Allah

sebagai berikut :

1. “wahai Tuhanku, jika Engkau

menuntunku karena dosaku,

maka aku akan mencari-Mu

karena ampunan-Mu (sebab

ampunan-Mu jauh lebih luas

daripada dosaku).

2. Jika Engkau menuntutku

karena kekikiranku, maka

aku akan mencari-Mu karena

kemurahan-Mu.

3. Jika Engkau melemparkanku

ke dalam neraka, maka aku

akan memberitahukan kepada

penduduk neraka bahwa aku

mencintai-Mu.” 40

40

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad. Penerjemah Fuad Kauma , h. 90.

Page 78: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

61

Pada tabel di atas penerjemah tidak mengartikan kata yang dalam

kalimat lengkapnya

1. “wahai Tuhanku, jika Engkau menuntunku karena dosaku, maka aku akan

mencari-Mu karena ampunan-Mu (sebab ampunan-Mu jauh lebih luas

daripada dosaku).

2. Jika Engkau menuntutku karena kekikiranku, maka aku akan mencari-Mu

karena kemurahan-Mu.

3. Jika Engkau melemparkanku ke dalam neraka, maka aku akan

memberitahukan kapada penduduk neraka bahwa aku mencintai-Mu.”41

Disini penulis sangat luwes dalam menuangkan ke dalam teks Bsa karena

yang biasa penerjemah pada umumnya lakukan yaitu mengartikan kata

dengan arti “dan”, tetapi disni penerjemah tidak melakukannya. Menurut

penulis langkah yang dilakukan penerjemah sangatlah efektif karena sangat

tersusun rapih dan mudah dipahami, disini terlihat sekali penerjemah

menerjamahkan tidak mengikuti kaidah gramatika Bsu seperti menerjemahkan

huruf (dan). Karena dalam gramatika bahasa Indonesia adanya kata

penghubung, cukup diberi tanda koma, kecuali pada akhir kalimat. Tetapi

41

Imam Nawawi Al Bantani, Naṣ iḥ ul ‘Ibaad. Penerjemah Fuad Kauma , h. 91.

Page 79: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

62

disini penerjemah mengklasifikasikannya menjadi beberapa poin dengan

menggunakan simbol angka.

Apabila kita mengacu pada terjemahan harfiyah, seperti dikutip oleh

hanafi, menyebutkan terjemahan harfiyah sebagai faithful translation.42

Ini

didasarkan bahwa pada konsepsi penerjemah hendaknya berlaku setia kepada

naskah aslinya, atau sejalan dengan bentuk naskah aslinya. Sebagaimana yang

telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa penerjemah harfiyah adalah

terletak antara penerjemahan kata demi kata dan bebas. Yaitu dengan cara

melakukan terjemahan kata demi kata, yang kemudian penerjemah

menyesuaikan kata dalam kalimat terjemahannya yang sesuai dengan susunan

dalam bahasa sasaran.

Sebelum penulis jabarkan lebih lanjut, perlu diketahui bahwa dalam

struktur bahasa Arab banyak kita temukan jumlah fi’liy h, yaitu jumlah yang

terdiri dari fi’il dan fa’il, atau kalimat yang diawali dengan fi’il sebagai

permulaan kalimat sehingga kalimat itu dimulai dengan predikat, sedangkan

subjeknnya berada di belakang.

Namun walaupun kalimat itu berbentuk jumlah fi’liy h, tetapi padanannya

dalam bahasa Indonesia adalahh jumlah ismiyah, sehingga kalimat itu

diterjemahkan seperti jumlah ismiyah pula. Seperti contoh berikut ini :

42

A.Widyamartaya, Seni menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 56.

Page 80: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

63

“Bagaimana keadaan kalian ketika memasuki pagi hari?” mereka menjawab:

“kami berada dalam keadaan beriman kepada Allah.” Beliau bertanya:

“apakah tanda-tanda keimanan kalian?” mereka menjawab :

1. “kami bersabar terhadap musibah,

2. Bersyukur atas nikmat kelapangan,

3. Dan menerima semua ketetapan Allah.”

Beliau bersabda: “kalau begitu, kalian benar-benar orang mukmin, demi

Tuhan pemilik ka’bah.”43

Apabila kita bandingkan antara kaidah di atas dengan hasil terjemahan ini,

maka kita akan menemukan jawabannya, bahwa terjemahan ini menggunakan

metode penerjemahan harfiyah dengan tanpa menjabarkan satu persatu atau

menerjemahkan secara kata demi kata terlebih dahulu. Karena dengan sedikit

pengetahuan yang kita miliki terjemahan ini dengan apa yang telah

digambarkan di atas. Karena struktur yang digunakan adalah jumlah fi’liyah,

yaitu dengan mendahulukan predikat di awal yang kemudian diikuti

dengan fa’ilnya yaitu dhomir sedangkan pada subtansinya penerjemah

menerjemahkan dengan struktur bahasa Indonesia atau jumlah ismiyah .

43

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad. Penerjemah Fuad Kauma , h. 102.

Page 81: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

64

B. Analisis Bentuk

Dalam konsep analisis bentuk, penulis lebih mrngacu pada tataran struktur

jumlah, dalam hal ini ilmu an-Nahwu dan as-Sharf akan lebih berperan dalam

menentukan hasil terjemahan. Karena an-Nahwu adalah ilmu yang

mempelajari tentang gramatikal dan struktur kalimat bahasa Arab, sedangkan

as-Sharf adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk kata, dari satu

bentuk kata kepada bentuk kata yang lain.44

Karya terjemahan akan terlihat

sempurna apabila gramatika bahasa sasaran dapat diterapkan dalam bentuk

bahasa penerima. Dalam artian maksud dan amanat pengarang akan

tersampaikan dengan jelas, serta terbukti apa dan bagaimana tujuan pengarang

sebenarnya.

Berkenaan dengan bentuk dalam bahasa sumber, baik struktur maupun

kata dapat direalisasikan sebagai kalimat dalam bahasa penerima. Syarat

utama dalam membentuk kalimat bahasa Indonesia adalah harus terdiri dari

subjek dan predikat, atau dalam bahasa Arab yang sering kita kenal dengan :

namun diantara kata kerja yang ada, ada kata kerja yang

membutuhkan objek atau dalam bahasa Indonesia sering kita kenal dengan

transitif, dan dalam bahasa Arab, dan kata kerja yang tidak

membutuhkan objek yang disebut dengan intransitive dalam bahasa Indonesia,

dan dalam bahasa Arab. Sedangkan keterangan yang lainnya

44

Mochamad Anwar, Ilmu as Sharf, (Bandung : Sinar baru, 1986), h. 5.

Page 82: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

65

seperti keterangan tempat dan keterangan waktu hanyalah sebagai pelengkap

kalimat saja.

Adapun perbedaan gramatika dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi kita, namun kemahiran seorang

penerjemah dalam membedakan dan meletakan antara keduanya adalah

menjadi suatu keharusan, karena akan sangat membantu dalam melakukan

kegiatan penerjemah.

Kiranya dalam analisis bentuk inilah yang akan menentukan sejauh mana

hasil terjemahan itu akan mengikuti kaidah yang telah ditentukan dalam

bahasa sumber. Karena akan terlihat janggal atau tidak tersampaikannya suatu

amanat dalam bahasa sumber apabila kedudukan subjek dalam bahasa sumber

(Bsu) diletakan sebagai objek dalam bahasa penerima atau sebaliknya. Penulis

akan terlebih dahulu menampilkan teks asli terjemahan.

Sebelum kita mengetahui lebih lanjut hasil karya terjemahannya, terlebih

dahulu penulis akan menguraikan beberapa keterangan yang berkaitan dengan

struktur jumlah dalam bahasa sumber, yang mugkin akan membantu dalam

menentukan pola kalimat bahasa sasaran khususnya dalam analisis ini.

Apabila mengalami kesesuaian antara Bsu dan Bsa, maka sudah kita pastikan

bahwa hasil terjemahan tersebut sudah mendekati aslinya, artinya pesan yang

tersimpan dalam bahasa sumber bisa tersampaikan.

Page 83: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

66

Kata pada konteks ini adalah sebagai mubt d ’, (kata

benda yang terdapat di awal kalimat). Mubtada bisa disebut juga sebagai

sesuatu yang diterangkan, sedangkan sesuatu yang menerangkan adalah

disebut dengan khabar. Suatu kalimat akan mudah dimengerti apabila

memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya. Seperti kata

kata dalam kalimat ini akan dimengerti dengan baik apabila

dibarengi dengan kata . karena dengan tidak adanya kata kita

akan kebingungan dalam menginterpretasikan kata kedudukan

sebagai yang diterangkan, sedangkan kata sebagai yang menerangkan.

Dengan demikian arti yang sesuai dengan kalimat tersebut di atas adalah

mobil itu bagus, bukan bagusnya mobil.

Sedangkan yang menjadi khabar dalam konteks kalimat di atas, atau yang

menerangkan kata adalah jumlah fi’liy h (Kalimat Verba),

yaitu . Dengan demikian

jelaslah bahwa kedudukan kalimat pada paragraf pertama di atas adalah :MD

Page 84: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

67

atau DM, menerangkan diterangkan atau diterangkan menerangkan.

Sebagimana yang telah diterjemahkan oleh penerjemah sebagai berikut.

Tobat nashuha adalah tobat yang sesudah tobatnya itu tidak mengulangi

berbuat maksiat, baik yang sembunyi-sembunyi maupun yang terang-

terangan.45

Contoh pada kalimat yang laninnya sebagai berikut :

Pada konteks kalimat di atas kita temukan kaana, yang bertugas

merafa’kan isim dan menasabkan khabarnya. Pada kalimat di atas, kata

berkedudukan sebagai isim kaana yang dirafa’kan oleh kaana, dan yang

menjadi khabarnya adalah . penulis sengaja menguraikannnya dari yang

sekecil-kecilnya, karena untuk mempermudah dalam menganalisis bentuknya.

Sehingga penerjemah mengartikannya sebagi berikut :

Apabila perkataan seseorang dalam kebaikan nilainya seperti perak, maka

diam dari berkata buruk nilainya seperti emas. 46

Pada kalimat lain adalah sebagai berikut :

45

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad. Penerjemah Fuad Kauma , h. 119. 46

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad. Penerjemah Fuad Kauma , h. 112.

Page 85: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

68

Berbeda dengan kalimat di atas, pada kalimat ini penulis temukan bentuk

yang lain, yaitu isim inna yang diakhirkan ( ) akibat khabar inna

yang dikedepankan ( م ), adapun yang berposisi sebagai

adalah frasa Sedangkan nya adalah

kasus seperti ini terjadi apabila khabarnya dalam bentuk .

Dan penerjemah menerjemahkannya sebagai berikut :

Dari sekian banyak nikmat dunia, cukuplah islam sebagai nikmatmu.47

Dari rangkaian kalimat di atas penulis melihat bahwa adanya relevansi

antara struktur kalimat yang ada dalam bahasa sumber dengan hasil terjemahan

penerjemah yang tentunya menggunakan struktur bahasa sasaran, kendati tidak

secara utuh dalam menyampaikan amanat bahasa sumber.

C. Analisis Makna

Apabila kita membicarakan konsep dasar mengenai bahasa yang berkaitan

dengan penerjemahan, maka secara tidak langsung kita akan membicarakan

tentang makna. Hal ini penting, karena pada dasarnya pendekatan yang kita

gunakan adalah bahwa setiap teks merupakan tindak komunikasi, bukan teks

47

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad. Penerjemah Fuad Kauma , h. 78.

Page 86: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

69

yang lahir dalam keadaan kosong tanpa tujuan dan maksud apapun.48

Dalam

mempelajari makna, berarti mempelajari makna, berarti mempelajari

bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa bisa saling

mengerti. Karena tataran makna dalam analisis semantik setiap bahasa

memiliki cara sendiri dalam membentuk makna setiap katanya. Untuk itu

seorang penerjemah harus mengurai makna-makna tersebut agar mampu

memilih kata yang benar-benar bisa mewakili makna yang ingin disampaikan.

Selain itu penerjemah juga harus memperhatikan konteks jika ingin

mendapatkan padanan yang sesuai. Bahkan, seorang penerjemah seringkali

harus pula melakukan penyesuaian leksikal, bukan sekedar mengambil

padanan harfiah dari suatu kata Bsu. Karena sebuah kata dalam Bsu mungkin

memiliki banyak padanan dalam Bsa.49

Beberapa orang ahli linguistik seperti Larson, 50

membagi semantik ke

dalam beberapa jenis makna, namun di bidang linguistik yang meneliti arti

atau makna, secara garis besar semantik dapat dibedakan menjadi dua bagian,

yaitu : semantik leksikal dan semantik gramatikal.

a. Semantik Leksikal

Leksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina

leksikon (kosa kata, perbendaharaan kata). Sedangkan semantik leksikal

adalah suatu bentuk bahasa yang bermakna, atau dapat pula dikatakan

bahwa makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi

48

Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 23 49

Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 87 50

Larson Mildred I, Penerjemahan Berdasar Makna. Penerjemah Kencanawati Taniran

(Jakarta: Arcan, 1989), h. 57

Page 87: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

70

alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan

kita.

Umpamanya adalah tikus makna leksikalnya adalah sebangsa binatang

pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Makna ini

tampak jelas dalam kalimat “tikus itu mati diterkam kucing”, kata tikus

pada kalimat di atas hanya merujuk pada binatang tikus, bukan pada yang

lainnya, seperti halnya dalam konteks “yang menjadi tikus di gudang kami

ternyata berkepala hitam”, kata tikus dalam kalimat tersebut bukanlah

termasuk pada makna leksikal karena tidak merujuk pada tikus melainkan

kepada seseorang manusia yang perbuatannya mirip seperti perbuatan

tikus.51

Penerjemahan makna leksikal terhadap teks Arab-Indonesia atau

Indonesia-Arab merupakan langkah awal di dalam menerjemahkan, karena

dengan menggunakan makna leksikal seorang penerjemah akan mampu

memahami arti yang sebenarnya, hanya saja butuh proses penyesuaian

dalam penggunaan bahasa yang benar-benar sesuai dengan bahasa sasaran.

Berikut ini adalah contoh kalimat yang diterjemahkan secara leksikal,

sehingga kalimat-kalimat tersebut dapat dipahami.

51

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007) h.

60

Page 88: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

71

Tiga ciri keberuntungan

Yahya bin mu’adz Ar-Razi pernah berkata : “sungguh beruntung orang

yang :

1. Meninggalkan harta sebelum harta meninggalkannya,

2. Membangun kuburan sebelum ia memasukinya, dan

3. Membuat ridha Tuhannya sebelum ia menemui-Nya.

Yang dimaksudkan dengan meninggalkan harta sebelum harta

meninggalkan dirinya adalah harta tersebut digunakan untuk berbagai

kabaikan sebelum harta tersebut lenyap dari dirinya.

Yang dimaksudkan dengan membangun kubur sebelum memasukinya

adalah senantiasa melakukan amal yang bisa membuat dirinya nyaman di

dalam kubur kelak, yakni amal shalih dan ketaatan kepada Allah.

Yang dimaksud dengan membuat ridha Tuhannya adalah melaksanakan

perintah-Nya dan menjauhi laranggan-Nya.

Yang dimaksud dengan sebelum menemuinya adalah sebelum dia mati.52

Kalau kita perhatikan dari semua kata yang ada dalam teks bahasa

sumber, penerjemah buku itu telah melakukan penerjemahan secara

leksikal, karena pada dasarnya semua yang ada dalam bahasa sumber

betul-betul membutuhkan makna asli yang sebenarnya dan bukan makna

merujuk pada sesuatu yang lain.

52

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad. Penerjemah Fuad Kauma , h. 93.

Page 89: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

72

b. Semantik Gramatikal

Kalau pada semantik leksikal lebih ditekankan pada makna referennya

yang sesuai, makna semantik gramatikal ini adalah makna yang hadir

sebagai akibat adanya proses gramatika, atau makna yang terbentuk akibat

susunan kata-kata dalam frase, klausa, atau kalimat.

Contoh dalam teks terjemahan :

Kita dapat melihat, bahwa dalam penggunaan gramatika bahasa Arab

tidak sedikit yang menggunakan kata kerja idiom dengan kata sambung

(harf jar) yang berbeda. Seperti misalnya kata dengan harf jar

seperti pada kalimat di atas yang terjemahnnya :

Jaga lisanmu, jangan sampai engkau berkata sembarangan kepada orang

lain, kecuali hal-hal yag baik.53

Oleh sebab itu kata dengan kata memiliki dua

arti yang berbeda. Perbedaan kata inilah yang menyebabkan perubahan

makna yang sangat signifikan mempunya arti “menjaga atau

53

Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad. Penerjemah Fuad Kauma, h. 89.

Page 90: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

73

menahan diri dari sesuatu” , sedangkan mempunyai arti

"berpegang pada atau menggenggam, merebut, menangkap".54

Oleh sebab itu, apabila kita akan melakukan kegiatan penerjemahan

khususnya Indonesia-Arab, kita juga harus memperhatikan hal-hal yang

sangat penting. Sehingga akan menjadikan sebuah produk karya

terjemahan yang kualitatif, dan tidak terjadi kerancuan. Seperti halnya

pada kalimat di atas yang benar-benar mengikuti kaidah secara umum.

Dari gramatikal yang telah penulis paparkan pada tahap analisis makna,

yang diikuti juga dengan contoh-contoh teks terjemahan pada kitab

“Naṣ iḥ ul ‘Ibaad”, terlihat jelas, bahwa setiap huruf atau kata yang

terdapat dalam bahasa sumber tidaklah harus diterjemahkan secara leterlek

ke dalam bahasa sasaran. Karena ini harus dilihat apakah huruf atau kata

tersebut dapat diterjemahkan atau tidak, karena untuk menghindari

kalimat-kalimat yang kaku atau kalimat yang tidak enak dibaca. Ini

menunjukan bahwa setiap makna yang terdapat dalam bahasa sumber

harus memiliki relefansi yang tepat dalam peletakkannya pada bahasa

sasaran. Atau juga sudah menjadi kaidah umum dalam penerjemahan,

selama penerjemah itu tidak menyimpang dari pesan yang disampaikan

penulis.

Contoh :

54

A.W Munawwar, Kamus Al- Munawwir Arab-Indonesia h. 1335

Page 91: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

74

”saya melihat bangku-bangku yang ada di kelas”.

Huruf ( ) dan ( ) pada kalimat di atas tidak diterjemahkan. Karena

apabila diterjemahkan dengan mengikuti struktur bahasa Arab, maka

terjemahannya menjadi “saya melihat apa-apa yang ada di kelas dari

bangku”. Hal ini jelas akan menjadi produk terjemahan yang interpretable,

artimya masih membutuhkan asumsi-asumsi yang jelas, dan sudah pasti

kalimat tersebut terlihat janggal, karena tidak efektif dan sangat kaku.

Page 92: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan analisis yang mendalam terhadap terjemahan

Nashaihul Ibad karya Syeikh Nawawi Al Bantani penulis dapat mengambil

kesimpulan. Bahwa dalam penerjemahan ini, penerjemah tidak berpegang

pada salah satu metode terjemahan saja. Penulis menemukan beberapa metode

terjemahan yang sering digunakan oleh penerjemah. Yaitu metode harfiyah,

kata demi kata dan beberapa terjemahan bebas.

Dalam setiap ragam terjemahan pasti memiliki kelebihan dan kelemahan,

baik terjemahan bentuk kata demi kata, harfiah, ataupun bebas. Berdasarkan

hasil terjemahan pada buku Nashaihul Ibad karya Syeikh Nawawi Al

Bantani, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kelebihan dan

kekurangan.

Di antara kelebihan yang bisa dipetik antara lain dapat dinyatakan sebagai

berikut :

1. Struktur dan bentuk kalimat dalam bahasa sasaran lebih mengikuti pola

dan bentuk bahasa sumber kendati tidak secara utuh. Dengan demikian

penerjemah bukan semat-mata sebagai penerjemah saja, bahkan sekaligus

ia berlaku sebagai transformer.

Page 93: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

76

2. Gaya terjemahannya sangat sederhana, sehingga mudah dipahami dan

dimengerti.

Adapun diantara kelemahan-kelemahannya adalah sebagai berikut :

1. Karena penekanan jatuh pada bentuk dan struktur kalimat bahasa sumber,

maka secara tidak langsung makna dalam bahasa sasaran akan menjadi

rancu kalau ditinjau dari konteks kalimat.

2. Adanya pengulangan kata sehingga terjadi pemborosan kata.

3. Kurang setia terhadap bahasa sumber, terkadang teks ada yang tidak

diterjemahkan dan dalam hasil terjemahan, penerjemah banyak

menggunakan kata yang ditambah-tambahkan.

B. Saran

Dalam menerjemahkan suatu teks Arab, sebaiknya penerjemah dapat

menentukan metode apa yang tepat untuk diterapkan. Contohnya ketika akan

menerjemahkan buku novel, metode apakah yang paling tepat, apakah metode

komunikatif atau metode adaptasi atau dan lain-lain.

Jadi alangkah baiknya jika dalam pembahasan metode penerjemahan,

dibahas juga teknik dan sistematika penerjemahan yang tepat bagi suatu

naskah Tsu. Misalnya dalam menerjemah jurnal ilmiah suatu kampus,

diterapkan dengan metode adaptasi dan komunikatif dengan tambahan

informatif yang berupa kutipan, footnote, dan lainnya.

Penelitian ini belum komprehensif, karena penulis baru melakukan kajian

terhadap metode penerjemahan, kekurangan dan kelamahan penerjemahan.

Page 94: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

77

Penulis tidak membahas secara spesifik hal-hal yang terkait dengan unsur

linguistik, sintaksis, morfologi dan semantik pada terjemahan buku ini. Oleh

karenanya aspek-aspek linguistik yang belum dibahas dalam penelitian ini,

dapat dilakukan penelitian lanjutan.

Page 95: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

78

DAFTAR PUSTAKA

.

Al Bantani, Nawawi Imam. Naṣ iḥ ul ‘Ibaad. Bandung : IBS, 2012.

Al Farizi, Zaka M. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2011.

Al-Jarim, Ali. Al-Balaghah al-Wadhihah. Bandung : Sinar Baru Algesindo, 1994.

Anwar, Mochamad. Ilmu as Sharf. Bandung : Sinar baru, 1986.

Burdah, Ibnu. Menjadi Penerjemah wawasan dan metode menerjem

Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2004.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta, 2007.

Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta,

2007.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai pustaka, 1988.

Hidayatullah, Syarif dan Abdullah. Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern.) Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Hidayatullah, Syarif. Tarjim Al- An cara mudah menerjemahkan Arab Indonesia.

Tangerang: Dikara, 2010.

Hoed, Hoedoro Benny. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya,

2006.

Ismail, Satori Achmad. Problematika Terjemah (Arab-Indonesia). Jakarta :

Adabia Press, 2011.

Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Bandung: kaifa PT mizan

pustaka, 2009.

Page 96: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

79

Munawwar, A.W. Kamus Al- Munawwir Arab-Indonesia

Munip, Abdul. Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia. Jakarta :

Puslitbang lektur keagamaan, 2010.

Nababan, Rudolf M. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta: pustaka

pelajar, 2003.

Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi). Jakarta : CeQDA (Center of Quality Development and

Assurance), 2010.

Newmark, Peter. A Textbook of Translation. London: Prentice Hall International,

1988.

Nida, A Eugene dan Taber, R Charles. The Theory and Practice of Translation.

Leiden: United Bible Societies, 1974.

Rahman, Kaserun AS. Buku Pintar Menerjemahkan Bahasa Indonesia. Surabaya:

Pustaka Progresif, 2007.

Sayogi, Frans. Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Syihabuddin. Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek). Bandung:

Humaniora, 2005.

Widyamartaya, A. Seni menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Zain, Badudu. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan,2001.

Page 97: METODE PENERJEMAHAN FUAD KAUMA TERHADAP KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30687/1/RIFYAL... · No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin 1 ا Tak

80

Sumber Dari Internet :

http://alhikmahdua.net/biografi-syeikh-nawawi-al-bantani// (data ini diakses pada

tanggal 28 Agustus 2014)

http://www.pondokpesantren.net/ponpren/index.php?option=com_content&task=

view&id=107 (data ini diakses pada tanggal 28 Agustus 2014)