78
BAB I PENCARIAN KEBENARAN A. Dapatkah Manusia Mencapai Kebenaran? Pada zaman dahulu orang beranggapan bahwa kebenaran itu tidak bisa dimiliki oleh manusia. Kebenaran adalah milik Tuhan. Namun ada beberapa kelompok yang berbeda pendapat. Kelompok yang berbeda ini ada dua kelompok yaitu kelompok Agnotisisme dan Notisisme. Kelompok Notisisme beranggapan bahwa setiap manusia memiliki keterbatasnya, dan untuk mencapai suatu kebenaran maka kebenaran yang kan didapatkan adalah kebenaran yang relatif. Sedangkan kelompok Agnotisisme menjelaskan bahwa kebenaran yang akan dicapai manusia adalah kebenaran yang absolute dan pasti tidak akan berubah sampai kapanpun. B. Cara Mencari Kebenaran Manusia akan selalu berkembang disaat mekera menyadari bahwa ada sesuatu hal yang tidak diketahui didalam diriny. Hal itulah yang membuat manusia ingin selalu mencari kebenaran dengan kata lain manusia selalu ingin mencari “sesuatu” dan sesuatu inilah yang menjadikan manusia selalu memiliki rasa keingi tahuan untuk mengambangkan ilmu pengetahuan dan untuk mencari sebuah kebenaran. Perkembangan manusia yang menggunakan nalar untuk mencari pengetahuan. Ada beberapa hal yang mendasari bahwa nalar dan ilmu pengetahuan berhubungan untuk menemukan sebuah kebenaran. Secara prinsip, penggunaan kedua hal ini memiliki perbedaan dari beberapa sisi. Pertama, ilmu pengetahuan dikembangkan melalui strukter- struktur teori dan diuji konsistensi internalnya. Hal ini 1

Metode Penelitian Ilmu Sosial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Metode Penelitian Ilmu Sosial

BAB I

PENCARIAN KEBENARAN

A. Dapatkah Manusia Mencapai Kebenaran?

Pada zaman dahulu orang beranggapan bahwa kebenaran itu tidak bisa dimiliki oleh

manusia. Kebenaran adalah milik Tuhan. Namun ada beberapa kelompok yang berbeda

pendapat. Kelompok yang berbeda ini ada dua kelompok yaitu kelompok Agnotisisme dan

Notisisme. Kelompok Notisisme beranggapan bahwa setiap manusia memiliki keterbatasnya,

dan untuk mencapai suatu kebenaran maka kebenaran yang kan didapatkan adalah kebenaran

yang relatif. Sedangkan kelompok Agnotisisme menjelaskan bahwa kebenaran yang akan

dicapai manusia adalah kebenaran yang absolute dan pasti tidak akan berubah sampai

kapanpun.

B. Cara Mencari Kebenaran

Manusia akan selalu berkembang disaat mekera menyadari bahwa ada sesuatu hal

yang tidak diketahui didalam diriny. Hal itulah yang membuat manusia ingin selalu mencari

kebenaran dengan kata lain manusia selalu ingin mencari “sesuatu” dan sesuatu inilah yang

menjadikan manusia selalu memiliki rasa keingi tahuan untuk mengambangkan ilmu

pengetahuan dan untuk mencari sebuah kebenaran. Perkembangan manusia yang

menggunakan nalar untuk mencari pengetahuan. Ada beberapa hal yang mendasari bahwa

nalar dan ilmu pengetahuan berhubungan untuk menemukan sebuah kebenaran. Secara

prinsip, penggunaan kedua hal ini memiliki perbedaan dari beberapa sisi.

Pertama, ilmu pengetahuan dikembangkan melalui strukter-struktur teori dan diuji

konsistensi internalnya. Hal ini berbeda dengan nalar sehat yang sangat sulit untuk mencari

struktur teorinya. Kedua, dalam upaya mengembangkan struktur teori tersebut dalam ilmu

pengetahuan, dilakukan tes maupun pengujian empiris, yang dapat dilakukan semua orang.

Seandainya dilakukan uji mepiris hasil antara orang yang satu dengan orang yang lainnya

berbeda, tergantung kemampuan daya nalar yang bersangkutan. Ketiga, dalam ilmu

pengetahuan, pengujian-pengujian dilakukan dengan menggunakan berbagai prasyarat yang

berfungsi untuk memberikan kontrol. Keempat, berbeda dengan pengunaan nalar sehat, ilmu

pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadra dan sistematis.

Pola hubungan yang dilakukan tidak dilakukan secara asal-asalan.

Dalam penjelasan sebelumnya dijelaskan bahwa manusia dalam hidupnya selalu

berusaha untuk mencari sesuatu yang dianggapbenar yaitu kebenaranitu sendiri. banyak cara

yang dilakukan untuk mendapatkan kebenaran dari mulai menggunakan cara yang tidak

disengaja (secara kebeltulan) ataupun dengan model yang dapat dipertanggungjawabkan

1

Page 2: Metode Penelitian Ilmu Sosial

secara ilmiah. Proses pencarian kebenaran dapat dilakukan dengan cara kebetulan, trial dan

eror, melalui otoritas, metode problem solving, berpikir kritis berdasarkan pengalaman,

melalui penyelidikan ilmiah. Berikut adalah beberapa pamaparan mengenai masing-masing

cara.

1. Secara Kebetulan

Secara kebetulan bisa juga diartikan bahwa bagaimana kita menemukan sebuah

kebenaran atau sebuah ilmu pengetahuan secra tidak sengaja. Contohnya adalah

penemuan yang secra tidak sengaja kemudian diteliti secara intensif. Peristiwa

seorang ilmuan yang tercengang saat masuk kedalambak mandinya (bathtub) dan

melihat air keluar dari bak mandi saat dirinya masuk dan berendam. Peristiwa itu

diulangi berkali-kali hingga akhirnya dia bisa menemukan sebuah teori ilmu fisika

dan ilmuan itu bernama Archimedes yang secara gemilang menemukan hukum yang

sekarang kita kenal dengan hukum Archimedes.

2. Trial dan Eror

Model Trial dan Eror adalah model untuk mendaptkan sebuah kebenaran dimana

naluri manusia untuk manemukan kebenaran yang belum mengetahuinya. Motode ini

bisa juga disebut dengan model spekulasi atau biasa disebut sebagai model untung-

untungan karena lebih banyak mengandlakn faktor keberuntngan. Model trial dan eror

ini bisa dilakukan dengan cara terus mencoba dan jika melakukan kegagalan maka

pengalaman sebelumnya dapat dijadikan sebuah pelajaran. Namun, metode ini hanya

bisa dikatakan mengandalkan naluri manusia saja bukan secara ilmiah. Jadi metode

ini sebaiknya dihindari.

3. Melalui Otoritas

Otoritas dapat dimaknai sebagai kekuasaan atau wewenang. Dalam artian orang yang

mempunyai kekuasaan yang bisa mendapatkan sebuah kebenaran atau dapat

mengeluarkan sebuah kebenaran. Namun, otoritas ini memiliki kelamahan karena

hanya berpihak pada kelompok tertentu yang memiliki otoritas. Dalam artian hanya

mementingkan golongan. Sehingga, penentuan kebenaran tidak dapat dipertanggung

jawabkan.

4. Metode Problem Solving

Metode problem solving yang dikembangkan oleh Karl. Popper pada tahun 1937

merupan variasi moden trial dan eror. Metode ini menunjukkan skema sebagai

berikut.

P1-TS-EE-P2

2

Page 3: Metode Penelitian Ilmu Sosial

P1: Problem awal

TS : Solusi tentatif - teori yang dicoba ajukan

EE : “eror diminution” evaluasi dengan tujuan menemukan dan membuang

kesalahan

P2 : Situasi baru yang diakibatkan oleh evaluasi kritis atas solusi tentatif terhadap

problem awal sehingga timbul problem baru.

5. Berpikir Kritis/ Berdasarkan Pengalaman

Contoh dari metode berpikir kritis berdasarkan pengalaman adalah berpikir secara

induktif dan deduktif yang diciptakan olrh Francis Bacon. Secara deduktif artinya

berpikir dari hal yang umum ke yang khusus, dam berpikir induktif adalah berpikir

yang khusus ke umum. Metode deduktif dan induktif merupakan cara berpikir dan

bukan metode untuk menganalisis data.

6. Melalui Penyelidikan Ilmiah

Bagi kalangan akademis, kebenaran inilah yang dikedepankan, yaitu kebenaran yang

didasari pada temuan empiris ilimiah, bukan nebenaran spekulasi tentatif. Kebenaran

ilmiah memungkinkan orang untuk melacak dan membuktikan benar atau tidaknya

ungkapan teori yang diajukan.

C. Kriteria Kebenaran

1. Teori Koherensi

Teori koherensi yaitu bahwa suatu pernyataan dianggap bila pernyataan tersebut

bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang

dianggap benar. Dalam materi geografi dijelaskan bahwa bumi bulat. Pernyataan ini

benar sebab pernyataan terdahulu juga menyebutkan hal yang sama.

2. Teori Korespondensi

Tokoh utama teori korespondensi adalah Bertrand Ussel. Dalam teori ini suatu

pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung

berkorespondensi dengan objek yang dituju pernyataan tersebut.

3. Teori Pragmatis

Tokoh dari teori pragmatis adalah Charle S. Piere. Pemahaman yang dimunculkan

dalam teori ini adalah bahwa kebenaran adalah suatu pernyataan ukur melalui kriteria

apakah pernyataan tersebut bersifat fungsiaonal dalam kehidupan praktis. Secara

sederhana dijelaskan bahwa seseuatu itu dianggap benar jika hal itu memiliki

kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.

3

Page 4: Metode Penelitian Ilmu Sosial

BAB II

KONSEP DASAR PENELITIAN

A. Asumsi Ilmu Pengetahuan

1. Klasifikasi

Ilmu pengetahuan berasumsi bahwa objek-objek itru dapat diklasifikasikan menurut

jenis, bentuk, dan fungsinya. Dengan mengklasifikasikan objek seperti ini,

selanjutnya dapat digunakan untuk membandingkan antara objek yang stu dengan

objek yang lain. Pengklasifikasian ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan peneliti

untuk mengenali objek yang ditelitinya.

2. Tidak Ada yang Berubah Dalam Jangka Waktu Tertentu

Biasanya saat melakukan penelitian yang bersifat nonlaboraturium data atau obejk

yang akan diteli akan dapat berubah-ubah sehingga menyulitkan peneliti. Oleh karena

itu diasumsikan bahwa objek yang akan diteliti tidak akan mengalami perubahan

dalam jangka waktu tertentu.

3. Determinisme

Dalam penelitian dapat diasumsikan bahwa adanya suatu gejala karena adanya sebuah

kebetulan, tetapi ada penyebabnya. Dengan demikian, seorang peneliti memahami

bahwa munculnya suatu variabletertentu dapat diakibatkan atau justru mengakibatkan

munculnya variable lain.

B. Karakteristik Suatu Penelitian

Proses penelitian harus berdasarkan pada prinsip-prinsip dan cara berpikir yang ilmiah

yaitu rasional, sitematis, dan empiris. Menurut Tuckman (1982), karakteristik proses

penelitian adalah:

Sitematis

a. Model Penelitian Kuantitatif

1. Peneutuan Variabel yang akan diuji

Penentuan variable akan memudahkan peneliti untuk melakuakn penelitiannya.

Namun, sebelum menentukan variable hendaknya peneliti melakukan perhitungan

terseebih dahulu mengenai hubungan dari objek sehingga akan memudahkan

penelitian.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan titik tuju aktivitas penelitian sebab rumusan masalah

inilah yang hendak diketahui jawabannya. Sehingga, jalan penelitian akan terarah dan

fokus terhadap rmusan masalah yang sejak awal telah ditentukan.

4

Page 5: Metode Penelitian Ilmu Sosial

3. Pelacakan Informasi tentang Penelitian Terdahulu

Pelacakan informasi terdahulu ini berfungsi agar pada saat melakukan penelitian tidak

ada yang namanya persamaan atau dublikasi tema yang nantinya akan dilanjutkan ke

tahap penelitain.

4. Pengajuan Teori yang Akan Digunakan Sebagai Model (Fisikalisasi Teori)

Pengajuan teori ini difungsikan sebagai landasan pada saat akan melakukan

penelitian. Sehingga nantinya peneliti akan menemukan teori baru yang setidaknya

berkaitan dengan landasan teori. Tentu saja teori yang dibangun ini adalah model

yang akan digunakan pada saat penelitian secara empiris.

5. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis dibuat atas landasan teori yang telah diajukan sebelumnya. Selanjutnya

hipotesis akan diuji secara empiris untuk membuktikan kebenarannya atau tidak.

6. Penentuan Desain Penelitian

Penentuan desain penelitian ini difungsikan agar nantinya peneliti akan memperoleh

data yang akurat yang didalamnya terdapat penjelasan desain penelitian yang nantinya

akan disampaikan, teknik pengumpulan data teknik sampling dan teknik analisis data

serta yang terakhir adalah penarikan kesimpulan.

7. Pengujian Hipotesis yang Diajukan

Setelah menentukan hipotesis maka proses selanjunya adalah menguiji hipotesis

tersebut. Biasanya penelitian yang menggunakan uji hipotesis dan menggunakan teori

adalah penelitian yang bersifat kuantitatif. Namun, tidak selalu bahwa pengujian

hipotesis menghasilkan jawaban benar, jika mendapatkan hasil yang salah maka

penelitian yang dilakukan dianggap gagal.

8. Penarikan Kesimpulan Berdasarkan Hasil Uji Hipotesis

Setelah pengujian hipotesis dilakukan, maka langkah selanjtnya adalah melakukan

interpretasi dan membuat kesimpulan berdasarkan pada hasil uji hipotesis yang telah

dilakukan.

b. Model Penelitian Kualitatif

1. Penentuan Tema Penelitian

Tema dalam penelitian kualitatif sangatlah penting. Hal ini dikarenakan tema akan

menentukan arah penelitian yang akan kita lakukan selanjtnya. Sehingga diawal

penelitian peneliti menerti apa yang harus dilakukan pada saat penelitian sedang

berjalan

5

Page 6: Metode Penelitian Ilmu Sosial

2. Penentuan Fokus Penelitian

Peneliti harus menentukan maslah atau tema dari penelitian yang kan dilakukan . Dari

fokus penelitian ini kemudian akan diajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang

sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

3. Pelacakan Informasi tentang Penelitian Terdahulu

Pelacakan informasi terdahulu adalah yang sama saat melakukan penelitian kualitatif.

Namun, fokus dalam pelanacakan informasi ini adalah hal yang sesuai dengan tema.

4. Pengambilan Data dan Reduksi Data

Proses pengambilan data dan reduksi data dalam penelitian kualitatif tidak harus

menunggu data terkumpul semuanya. Bisa saja pada saat pertemuan pertama dengan

subjek peneliti sudah banyak menemukan data. Maka bisa dilakukan reduksi data.

Proses ini dilakkan utuk lebih memfokuskan masalah pada apa yang diinginkan.

5. Penerikan Kesimpulan Sesuai Konteks Penelitian

kesimpulan pada penelitian kualitatif terbatas pada konteks yang sesuai dengan hal

yang ditelitinya.

Logis

Kareakteristik proses penelitian selanjtnya adalah logis. Langkah-langkah penelitian

yang sitematis itu urutannya harus logis pada setiap tahap atau pada setiap bagian sehingga

validitas internal secara relatif dapat terpenuhi. Ketidaklogisan pada proses pelaksanaan

penelitian terlihat pada data yang diperoleh dan ketidaksesuaian konsep atau teori yang

diajukan dengan tema ataupun model penelitian serta proses pengambilan kesimpulan yang

keliru.

Empiris Rasional

Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti haruslah empiris. Penelitian yang

dikatakan empiris adalah penelitian yang dapat diindra oleh manusia dan terjadi dalam

kehidupan atau realitas yang nyata. Namun, penelitian tidak hanya dilakukan secara empiris

tetapi juga harus rasional. Dimana penelitian yang dilakukan dapat dipahami secara rasional

oleh masyarakat luas.

Bersifat Reduktif

Proses reduksi sebenarnya merupakan bagian usaha untuk menterjemahkan realita

menjadi pernyataan yang bersifat konseptual sehingga dapat digunakan untuk memahami

hubungan kejadian sesuatu dengan yang lainnya untuk melakukan prediksi bagaimana

kejadian itu akan berlangsung. Redukdi data baik itu penelitian kualitatif dan penelitian

kuantitatif tetap harus dilaksanakan terutama pada pendekatan penelitian kualitatif yang lebih

6

Page 7: Metode Penelitian Ilmu Sosial

banyak menggunakan model wawancara dan observasi. Dengan dua model pengumpulan

data tersebut seorang peneliti kualitatif akan banyak mendapatkan data yang mungkin saja

tidak terkait sehingga perlu dilakukan reduksi data.

Bersifat Replicable

Penelitian itu bersifat ilmiah, maka penelitian itu harus dapat diulangi oleh orang lain.

Sehingga dalam pembuatan laporan penelitian harus sistematis dan didalamnya harus terdapat

instrumen tertentu yang menjelaskan detail penelitian.

Bersifat Transmitable

Penelitian harus bersifat transmitable dalam artian hasil penelitian berguna atau dapat

dibagi dengan dengan orang lain. Dengan kata lain, penelitian tidak hanya untuk diri sendiri

melainkan juga dibuat agar orang lain mengerti tentang keilmuan yang diperoleh dari hasil

penelitian.

Berencana dan Sesuai dengan Konsep Ilmiah

Berencana artinya penelitian sudah dirancang atau disiapkan sebelumnya. Sehingga

ketika dilapangan peneliti tidak harus bingung untuk melakukan apa, dan juga penelitoian

harus sesuai dengan konsep ilmiah.

C. Rangkaian Kegiatan Penelitian

1. Peneliti dihadapkan pada Suatu Kebutuhan atau Tantangan

Adanya kebutuhan atau tantangan itu membuat penliti menjadi lebih berfikir untuk

melakukan sesuatu sebagai upaya untuk mengatasi tantangan tersebut.

2. Merumuskan Masalah

Hasil dari tantangan tersebut haruslah dibuat sebuah rumusan masalah sehingga

batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk pemcahan maslah tersebut. Dalam

penelitian kualitatif rumasan masalah hendaklah didahului dengan identifikasi

masalah.

3. Menetapkan Hipotesis

Penetapan hipotesis harus didasari dengan teori teori yang terkait dengan hipotesis

yang akan dibuat. Namun, tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis. Hanya saja

penelitian kuantitatif saja yangbiasanya selalu menggunakan hipotesis.

4. Mengumpulkan Data untuk Uji Hipotesis

Dalam menguji hipotesis seorang peneliti harus mengumpulkan data terlebih dahulu.

Data yang didapkan harus sesuai dengan hipotesis yang telah kita buat. Sehingga

didalam pengujian hasil yang meleset tidak jauh berbeda dengan hipotesis.

7

Page 8: Metode Penelitian Ilmu Sosial

5. Menarik Kesimpulan

Setelah kita melakukan pengumpulan data dan pengujian, maka langkah selanjtnya

dalah menarik kesimpulan yang akhirnya membuat penelitian kita menjadi sebuah

loenelitian yang ilmiah.

D. Jenis-Jenis Penelitain

1. Penelitian menurut bidangnya: administrasi, sejarah, ekonomi, teknologi, pendidikan,

psikologi dan seterusnya.

2. Penelitian menurut tempatnya: lapangan dan laboratorium

3. Penelitian menurut tujuan umunya: eksploratif, pengembangan, verifikasi.

4. Penelitian menurut pemakaiannya: penelitian murni dan penelitian terapan

5. Penelitian menurut tarafnya: penelitian deskriptif dan inferensial

6. Penelitian menurut pendekatannya: penelitian cross sectional, longitudinal dan

eksperimen.

E. Beberapa Pengertian Dasar

1. Konsep

Konsep adalah definisi yang ajan digunakanuntuk menggambarkan gejala secara

abstrak.

2. Contruc (Konsepsi)

Contruc (Konsepsi) adalah konsep yang diciptakan dan digunakan dengan

kesengajaan dan kesadaran untuk tujuan-tujuan ilmiah tertentu.

3. Proposisi

Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Ada dua yaitu aksioma atau

posultat yaitu proposisi yang kebenarannya sudah tidak ada lagi dalam penelitian. Dan

Teorema yaitu proposisi yang dideduksikan dari aksioma

4. Teori

Teori adalah rangkaian asumsi , konsep, konstruk, dan definisi, dan proposisi untuk

menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan

antar konsep (Kerlinger, 1986). Karakteristik konsep yaitu harus konsisten dengan

teori-teori sebelumnya dan harus cocok dengan fakta-fakta empiris.

5. Logika Ilmiah

Logika ilmiah adalah gabungan antara logika deduktif dan induktif yang didalamnya

terdapat rasionalisme dan empirisme bersama-sama dalam suatu sistem dengan

mekanisme korektif.

8

Page 9: Metode Penelitian Ilmu Sosial

6. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti.

7. Variable

Variable adalah kontruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dpelajari dan memiliki

variasi nilai.

8. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur atau

memanipulasi suatu variable.

9

Page 10: Metode Penelitian Ilmu Sosial

BAB III

DUA PENDEKATAN PENELITIAN

A. Karakteristik Penelitian Kualitatif

1. Bersifat Alamiah

Penelitian kualitatif berlangsung secara alamiah yaitu sebagaimana adanya (natural

setting).

2. Bersifat Dinamis dan Berkembang

Fenomena yang dilihat peneliti adalah dinamis dan terus berkembang oleh karena itu

peneliti harus mengikuti subjek dalam kurun waktu yang cukup lama.

3. Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian sering digunakan dengan istilah lainnya

adalah rumusan masalah.

4. Bersifat Deskriptif

Penelitian kualitatif memiliki sifat penggambaran secara mendalam tentang situasi

atau proses yang diteliti. Sehingga, penelitian kualitatif tidak membutuhkan hipotesis.

5. Sasaran Penelitian Berlaku sebagai Subjek Penelitian

Subjek penelitian istilahnya adlah informan atau key informan. Dalam hal ini peneliti

harus memperlakukan informan sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya.

6. Data Penelitian Bersifat Deskriptif

Data penelitian kualitatif berupa cerita, penuturan informan, dokumen-dokumen

pribadi, seperti foto, catatan pribadi/ diary (buku harian), perilaku, gerak tubuh, mimic

dan banyak hal lain yang tidak didominasi oleh angka-angka sebagaimana penelitian

kuantitatif.

7. Berfokus pada Proses dan Interaksi Subjek

Fokus utama penelitian kualitatif terletak pada proses interaksi dan subjek. Dengan

begitu, segala aktivitas gerak, perilaku, sikap, ungkapan verbal ataupun non verbal

menjadi fokus peneliti.

8. Subjek Terbatas

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah orang-orang yang dianggap tahu

dengan fenomena yang diteliti dan dipilih berdasarkan pada kriteria yang disepakati

peneliti sendiri sehingga subjeknya terbatas.

10

Page 11: Metode Penelitian Ilmu Sosial

9. Pemilihan Subjek Dilakukan Secara Purposive

Dalam penelitian kualitatif pemilihan subjek secara acak akan dihindari, dan lebih

memilih seseorang key person yang dianggap mengetahui semua tentang fenomina

yang akan diteliti.

10. Kontak Personal Secara Langsung

Kegiatan lapangan merupakan hal utama dalam penelitian kualitatif, dalam proses

pengambilan datanya peneliti mengembangan hubungan personal secara langsung

dengan subjek.

11. Human Instrumen

Pada penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri yang

disebut sebagai human instrument atau key instrument. Kemampuan peneliti akan

berpengaruh terhadap hasil data.

12. Mengutamakan Data Langsung

Penelitian kualitatif seorang peneliti terjun langsung ke lapangan sehingga peneliti

akan beruasaha mendapatkan data langsung dari sumber asli, bukan sumber ke dua.

13. Pengumpulan Data dengan Observasi Terlibat

Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi secara langsung

dan terlibat dalam pros yang sedang dialami oleh subjek penelitian.

14. Hubungan antara Peneliti dengan Informan Terjalin Akrab

Interaksi antara peneliti dengan subjek penelitian terjalin akrab dan setara. Jika

terjalin hubungan yang akrab dan setara akan lebih mudah bagi peneliti untuk

menggali indormasi sebanyak-banyaknya pada informan.

15. Prespektif Holistik

Penelitian kualitatif bersifat holistic, meliputi seluruh isi kehidupan subjek yang

diteliti, sehingga akan memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan utuh.

16. Baerorientasi pada kasus Unik

Kasus unik yang dimaksudkan adalah setiap fenomena yang diteliti ada kasus-kasu

tertentu yang sifatnya khas dan unik untuk situasi seperti itu.

17. Netralitas Empatik

dalam konteks netralitas mengacu pada sikap peneliti terhadap temuan-temuan

penelitiannya dan empatik mengacu pada sikap peneliti terhadap subjek penelitiannya.

18. Keabsahan Data

Peneliti harus menunjukkan bahwa datnya valid da reliable, dengan cara memilih

pihak ketiga untuk memperoleh keabsahan data dan memprjelas hasil penelitian.

11

Page 12: Metode Penelitian Ilmu Sosial

19. Analisis Data Dilakukan Secara Induktif

Analisis induktif dilakukan dengan memulai serangkaian observasi khusus yang

kemudian memunculkan tema-tema atau kategori-kategori, serta pola-pola hubungan

yang nantinya akan dapat ditemukan kenyataan-kenyataan ganda.

20. Kebenaran Emik

Kebenaran emik adalah sisi kebenaran kualitatif yang terletak lebih pada sisi

informan.

21. Simpulan Bersifat Subjektif

Simpulan analisis bersifat subjektif. Hal ini dikarenakan sifatnya yang subjektif

individual emik.

22. Bersifat Lentur (fleksible)

Penelitian kualitatif bersifat lentur dikarenakan proses pengambilan makna berjalan

melalui proses yang berkesinambungan dan kumulatif.

23. Pentingnya Makna Terdalam (Depth Meaning)

Makna-makna muncul ketika ditemukan berbagai symbol, artefak, perilaku, sikap,

ataupun bahasa-bahasa non verbal yang ada disekitar informan yang haris dipahami.

24. Proses Pengumpulan dan Analisis Data Stimultan

Pengumpulan data dan analisis data bisa dilakukan secara bersamaan saat

pengumpulan data dilakukan, saat itu pula dilakukan analisis data dan reduksi data

sehingga data berikutnya akan diketahui.

B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif

1. Rinci

Dalama pembuatan proposal penelitian kuantitatof semuanya harus dijelsakan secara

terperinci, luas dan banyak menggunakan literature sebagai pendukung.

2. Penelitian Diorientasikan untuk Melihat Variable, Menguji Teori, dan Mencari

Generalisasi Bernilai Positif

Penelitian kuantitatif meilihat fenomena berdasarkan pada teori yang dimilikinya, dan

orientasi akhir adlah simpulan yang digeneralisasikan secra luas.

3. Desain Spesifik, Jelas, Rinci dan Ditentukan Sejak Awal

Desain penelitiannya telah sejak awal dirancang lebih spesifik, memiliki kejelasan

arah, dan telah terinci secara jelas sejak awal yang nantinya akan dijadikan pegangan

pada saat melakukan penelitian.

12

Page 13: Metode Penelitian Ilmu Sosial

4. Menggunakan Logika Eksperimen

Menggunakan logika eksperimen yaitu dengan cara melakukan manipulasi terhadap

variable-variable penelitian yang dapat diukur secara kuantitatif.

5. Mencari Hukum Universal yang Dapat Meliputi Semua Kasus

walaupan dengan pengolahan statistik decapai tingkat probabailitas dengan

mementingkan sample untuk generalisasi, penlitian kuantitatif berupaya mencari

hukum universal yang dapat meliputi semua kasus.

6. Data Berupa Angka

Dalam penelitian kuantitatif data yang didapatkan banyak berupa angka. Sehingga

untuk melakukan pengukuran validitas dilakukan perhitungan statistika.

7. Subjek Banyak

Subjek yang dilakukan pada penelitian kuantitatif jumlahnya harus banyak. Hal ini

dikarenakan hasil penelitian kuantitatif harus digeneralisasikan.

8. Menggunakan Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data pada penelitian kuantitatif

adalah angket, tes, wawancara, quistionare’s guide, chek list dan lain sebaginya.

Sebelum disebarkan alat pengumpul data ini terlebih dahulu dilakukan uji instrument.

9. Netralitas dalam Pelaksanaan penelitian

proses netralitas ini hanya dengan dilakukan pengamatan yang hanya menaliti gejala-

gejala yang dapat diamati secara langsung dan mengabaikan apa yang tidak diamati

dan diukur dengan instrument yang valid dan reliable. Cara menetukan netralitas

adalah dengan cara memfokuskan apa yang sedang diteliti.

10. Bersifat Otomatis

Bersifat otomatis yaitu memecah kenyataan dalam bagian bagian yang kecil dan

mencari hubungan antar bagian (antar variable).

11. Bersifat Reduksi

Proses penelitian kuantitatif didalmnya melakukan penyederhanaan (simplikasi)

terhadap kenyataan (reduksi dilakukan dengan cara mengambil salah satu bagian

terkecil dari kehidupan subjek) kemudian dilakukan generalisasi.

12. Bersifat Deterministik

Peneliti kuantitatif telah melakukan pola deterministik sejak awal terkait dengan

variable yang akan ditelitinya.

13

Page 14: Metode Penelitian Ilmu Sosial

13. Ada Intervensi terhadap Subjek

Dalam upaya memperoleh data bagi penelitiannya akan melakukan intervensi

terhadap aktivitas subjek dengan harapan akan memunculkan respon yang diharapkan

peneliti. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memeberikan perlakuan (treatment), baik

berupa pemberian angket, kuisioner, skala ataupaun pengkondisian perilaku.

14. Menguji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan banyak menggunakan formula statistik sedangkan

ukuran ataupun kriteria telah ditetapkan sejal awal oleh penliti.

15. Generalisasi Berdasarkan Sample

Generalisasi berdasarkan sample lebih kecil daripada populasi dilakukan dengan

asumsi gejala yang terjadi pada sample juga terjadi pada populasinya. Berdasarkan

atas asumsi inilah, peneliti melakukan generalisasi bukan ats nama sample tetapi

generaliasi atas nama populasi.

16. Interaksi Peneliti dengan Subjek Jauh

Hubungan peneliti dengan subjek jauh, dalam artian tanpa ada kontak. Hal ini yang

menyebabkan hasil penelitian kuantitatif lebih objektif.

17. Analisis Data Setelah Data Terkumpul

Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul dengan melakukan uji analisis

statistik dengan konsep deduktif.

18. Kebenaran Bersifat Etik

Untuk membuktikan benar atau tidaknya penelitianyang dilakukan peneliti akan

mengacu pada teori yang digunakannya.

C. Keterbatasan Penelitian Kualitatif

1. Kualitas Tergantung Pada Pengalaman Peneliti

Dalam penelitian kualitatif telah dijelaskan bahwa peneliti bertindak sebagai

instrument penelitian. Bagi peneliti yang masih awal biasanya menggunakan teknik

pengumpulan data dengan wawancara. Namun, hasil yang didapatkan terkadang tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan. Sedangkan peneliti yang sudah memiliki

pengalaman melakukan penelitian dengan teknik quisioner’s guide yang sebelumnya

telah dirancang. Sehingga jawaban yang didapatkan sesuai dengan apa yang

diharpakan.

14

Page 15: Metode Penelitian Ilmu Sosial

2. Subjektivitas Tinggi

Dalam penelitian kualitatif peneliti dan subjek memiliki hubungan yang erat dan

terkadang menimbulkan kekhawatiran bahwa data yang didapatkan tidak objektif.

Padahal, peneliti biasanya mengatasi hal itu dengan melakukan triangulasi.

3. Perubahan Perilaku Informan

Perubahan perilaku informan ini terjadi ketika informan menyadari bahwa dirinya

sedang diteliti. Sehingga terkadang jawaban yang didapatkan tidak natural.

4. Waktu Pengumpulan Data Lama

Dalam penelitian kualitatif dalam mendapatkan data yang diinginkan peneliti harus

memperpanjang masa observasi atau wawancara sehingga nantinya akan

mendaptakan kevalidan data. Namun, dengan melakukan penelitain dengan cara

memperpanjang masa observasi peneliti sendiri juga merasa bosan.

5. Tidak Ada Prosedur Standar

Penelitain kualitatif memiliki sifat yang lentur dan prosedur penelitiannya dapat dibah

pada saat melakukan penelitian dilapangan, sehingga penelitian ini tidak ada standar

yang ketat.

6. Kesulitan Mandapatkan Informan Kunci

Peneliti awal maupun senior terkadang sulit untuk menentukan infoman kunci, hal ini

dikarenakan pengamatan yang dilakukan peneliti belum sepenuhnya menjelaskan

tentang diri si informan.

7. Interpretasi Beda Antar Peneliti

Interpretasi yang dilakukan peneliti mungkin berbeda dengan peneliti yang lainnya.

Hal ini dikarenakan kemampuan untuk mengkritisi dan kepekaan terhadap apa yang

dimiliki peneliti berbeda.

8. Sulit Mengeneralisasikan (Tidak Dimaksudkan untk Generalisasi)

Penlitian kualitatif memiliki pendekatan emik. Bukan pendekatan etik. Sehingga

sangat sulit untuk melakukan generalisasi. Namun, format penelitian di Indonesia

mengharuskan penelitian kualitatif harus memilki hasil akhir kesimpulan.

9. Sulit Mengabaikan Teori yang Dimiliki Peneliti

Salah satu cirri penelitian kualitatif adalah peneliti harus turun langsung kelapangan

dengan mengabaikan konsep-konsep teori yang telah ditentukan yang nantinya

penelitian kualitatif yang dilakukan sarat bias.

15

Page 16: Metode Penelitian Ilmu Sosial

10. Keterbatasan Peneliti

Penelitian kualitatif mengharapkan kedalaman informasi yang nantinya akan

dibuatnya. Sehingga dibutuhkan beberapa subjek. Namun, keterbatasan peneliti tidak

akan bisa mengamati perkembangan objek dalah waktu yang bersamaan dan tempat

yang berbeda.

D. Keterbatasan Penelitian Kuantitatif

1. Lama Proses Perencanaan

Proses penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan positivistik cenderung

mempersiapkan pelaksanaan secara ketat. Pelaksanaan ini dituangkan kedalam bentuk

proposal yang harus dibuat dengan sempurna yang akan memakan waktu lebih lama.

2. Sulit Memperdalam Data

Dalam desain penelitian kuantitatif peneliti melakukan penelitian menggunakan

anget/ skala/ test. Hasil penelitian hanya terbatas pada hal itu saja. Jika peneliti

menemukan hal yang menarik maka peneliti akan kesulitan untuk memperdalam data.

3. Kelemahan Angket/ Skala/ Test

a. Responden tidak dapat mengkomunikasikan hal-hal yang penting diluar

angket tersebut.

b. Peneliti dan responden menjaga jarak. Sehingga interaksi yang terjalin bersifat

kaku.

c. Ada kecenderungan responden mengisi angket hanya untuk kesenangan

peneliti saja. Sehingga terjadi bias data.

d. Dalam menjawab angket yang diberikan rsponden cenderung melihat faktor-

faktor sosial. Dalam artian menjawab pernyataan dengan melihat jawaban

mayoritas bukan atas jawabannya sendiri.

e. Dalam menjawab angket terkadang peneliti memberikan obsi lima jawaban.

Sehingga responden akan cenderung lebih mengamankan dririnya dengan

memilih jawaban atau opsi yang ditengah (central tendency)

f. Jika angket berasal dari luar maka peneliti akan melakukan penerjemahan

secara berulang-ulang melihat kondisi adat dan budaya lokal. Hal ini akan

memakan waktu yang lama dan akan merepotkan peneliti.

g. Angket digunakan sebagai instrument penting dalam mendapatkan data. Bagi

pemula akan kesulitan membuat angket yang baik. Sehingga kemungkinan

data yang didapatkan akan tidak berguna.

16

Page 17: Metode Penelitian Ilmu Sosial

BAB IV

MERENCANAKAN PENELITIAN

A. Ktriteria Proposal Penelitian yang Baik

Penelitian dimulai dari beberapa tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil

penelitian. Hal-hal yang dlakukan saat persiapan adalah proses pemilihan tema, menntukan

fokus dan masalah penelitian, merumuskan hipotesis (jika ada), menyusun landasan

penelitian dan kajian pustaka, menentukan subjek penelitian, mengumpulkan instrument

pengumpulan data, dan menentukan teknik analisis data yang kemudian dituangkan kedalam

proposal. Tentang proposan yang baik, Robson (1993) memberi arahan dengan rangkaian

kalimat berikut:

1. A good proposal is direct and straight forward

2. A good proposal communicates well

3. A good proposal a well organized

B. Komponan Proposal Penelitian Kuantitatif

1. Latar Belakang Penelitian

Latar belakang mengungkapkan tentang rasionalisme, mencakup permasalahan. Bisa

dimulai dengan menjelaskan tentang variable dependen terlebih dahulu kemudian

menghubungkannya dengan variable bebasnya.

2. Identifikasi Masalah Penelitian

Mengidentifikasi masalah secara tidak langsung memetakan tema yang akan diteliti

dan terkait dengan judul penelitian.

3. Batasan dan Perumusan Masalah

Dari semua identifikasi tidak semua dapat dijadikan rumusan masalah, perlu adanya

batasan-batasan sehingga penelitian tetap fokus.

4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Setelah menentukan masalah penelitian, peneliti membuat tujuan penelitian yang

berhubungan dari rumusan masalah. Kemudian menjelaskan kegunaan penelitian

yang dilihat dari sudut akademi (ilmiah) dan sisi praktis bagi lembaga tempat

dilaksanakannya peneliti atau lembaga asal peneliti atau juga masyarakat umum.

Bentuk tujuan penelitian merujuk pada:

Pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab

Hipotesis yang akan diuji sehingga menjadi arah

Tujuan penelitian merujuk pada:

17

Page 18: Metode Penelitian Ilmu Sosial

Unit yang seharusnya diobservasi

Komponen yang harusnya diobservasi

Proses pengobservasiannya

Beberapa hal penting tentang tujuannya adalah:

Sasaran penelitian yang akan dilaksanakan

Mengetahui tentang permasalahan penelitian

Akar permaslahan penelitian

Faktor yang menjadi penyebabnya

Penangannya

Tujuan akan mempengaruhi desain

5. Penelitian Terdahulu

Dengan mencantumkan pnelitian terdahulu peneliti akan mengetahui posisi dirinya

dalam wacana tema yang akan ditelitinya baik sebagai replikasi tema, pembaharuan

atau gagasan baru atas rangkaian penelitian yang sama.

6. Landasan Teori

Peneliti harus menjelaskan teori-teori yang digunakan untuk landasan penelitian.

7. Perumusan Hipotesis

Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Penelitian yang akan menguji teori

saja yang menggunakan hipotesis. Hipotesis ditulis dalam kalimat berita.

8. Metode Penelitian

Menjelaskan tentang subjek penelitian, proses penentuan sample, jumlah sample, cara

mengumpulkan data, penyusuna alat ukur/ skala/ instrument/ angket, teknik uji

rehabilitas dan validitas alat dan teknik analisis data.

C. Komponen Proposal Penelitian Kualitatif

1. Latar Belakang Masalah

Mengungkapkan alasan yang rasioanl yang menjadikan tema itu menarik untuk

diteliti.

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam kualitatif adalah istilah lain rumusan masalah.

3. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan yang dibuat tetap dengan tujuan memfokuskan penelitian yang akan

dilakukan. Ada beberapa pertanyaan penelitian, namun fokus tetap satu.

4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dan kegunaan penelitian sama halnya dengan penelitian kuantitatif.

18

Page 19: Metode Penelitian Ilmu Sosial

5. Penelitian Terdahulu

Prinsipnya untuk mencantukan penelitian yang terdahulu adalah jangan menyatkan

penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan

sebelumnya.

6. Konsep Teoritis

Istilah lainnya adalah erangka teoritis. teori-teori yang diajukan bukanlah teori-teori

mati yang akan dibawanya kedalam seluruh kegiatan penelitian.

7. Metode Penelitian

Bagian bahsan yang diteliti dalam metode penelitian adalah subjek (informan), alat

pengumpul data dan teknik analisis data.

D. Masalah Penelitian

1. Aktualitas Masalah

Permasalahan yang diangkat haruslah permasalah yang sedang hangat dibicarakan

didunia keilmuan, disarankan tidak memilih permaslahan yang sudah usang.

2. Kemudahan dalam Melaksanakan

Dalam melakukan penelitian harus memikirkan tentang kemudahan dalam

pelaksanaanya sesuia dengan kemampuan peneliti. Sehingga nantinya hasil yang

didapatkan sesuai dengan harapan peneliti.

3. Ketersediaan Data

Peneliti seharusnya sudah memprediksikan terlebih adahulu ketersediaan data yang

dibutuhkan pada saat penelitian sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan

penelitian.

4. Signifikasi Masalah

Penting tidaknya sebuah penelitian terlihat dari informasi yang didapatkan dalam

penelitian tersebut.

5. Menarik untuk Diteliti (Interested)

Menarik untuk diteliti sebenarnya tergantung pada peneliti. Namun, menarik dan

tidaknya bisa dilihat dari sifatnya yang khas, unik, serta mengandung peluang untuk

dilakukannya diskusi dan pemecahan terhadap masalah yang diteliti.

E. Sumber Masalah Penelitian

1. Dari Pengalaman

19

Page 20: Metode Penelitian Ilmu Sosial

Pengalaman peneliti sangat berpengaruh terhadap penelitian. Hal ini dilihat dari segi

setiap peneliti yang menguasai sebuah bidang maka bidang tersebut digunakan

sebagai hal untuk melakukan penelitian. Jika, peneliti tidak menguasai bidang yang

akan ditelitinya maka akan menyulitkan peneliti itu sendiri.

2. Dari Teori

Masalah dari teori muncul karena setiap melakukan penelitian peneliti harus memakai

teori-teori yang digunakan sebagai dasar. Sehingga penelitian yang dilakukan tidak

asal-asalan.

3. Dari Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti diharus membaca hasil penelitian terdahulu. Sehingga peneliti akan

mendapatkan banyak masukan mengenai penelitian yang akan dilakukan.

F. Perumusan Judul Penelitian

Untuk penelitian kuantitatif peneliti harus memuat unsur-unsur sebagai berikut:

1. Sifat penelitian

2. Variable penelitian

3. Subjek penelitian

4. Lokasi penelitian

5. Jenis Penelitian

6. Waktu Penelitian

Untuk penulisan judul yang baik sebaiknya:

1. Judul harus mencantumkan topik penelitian

2. Judul harus jelas dan mudah dipahami

3. Judul tidak perlu puitis

4. Judul ditulis singkat

5. Judul ditulis dalam kalimat berita

6. Judul ditulis secara logis

7. Hindari menggunakan singkatan

8. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

G. Perumusan Masalah Penelitian

Ada beberapa macam masalah penelitian:

1. Bila peneliti hanya mempermaslahkan satu variable saja maka penelitian yang

dilakukan bersifat deskriptif.

2. JIka peneliti ingin membuat dua hubungan, maka diklsifikasikan penelitian korelatif

(simetris maupun kaisalitas)

20

Page 21: Metode Penelitian Ilmu Sosial

3. Peneliti menekankan perbedaan variable maka, permaslahan termasuk dalam kategori

komparatif.

H. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tidak berisi tujuan subjektif dari peneliti, melainkan tujuan utama

dilaksanakannya penelitian.

I. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian juga berisi manfaat peneliti dalam melaksanakan penelitian dan

dilihat dari sisi kelembagaan atau bidang ilmu yang ditekuni peneliti.

J. Penelitian Terdahulu dan Keaslian Penelitian

Mencari penelitian terdahulu dan keaslian penelitian sangat menguntungkan peneliti,

karena hal ini akan menghindarkan peneliti dari adanya dublikasi.

K. Perumusan Hipotesis

Ada beberapa syarat dalam penulisan hipotesis antara lain:

1. Dirumuskan dalam kalimat berita

2. Tidak bermakna ganda

3. Dirumuskan secara operasional

BAB V

ISTILAH PENELITIAN KUALITATIF

21

Page 22: Metode Penelitian Ilmu Sosial

A. Studi Kasus

Bogdan (1990) mendefinisikan studi kasus sebagai kajian yang rinci atas peristiwa

tertentu. Robson (1993) lebih memposisikan studi kasus sebagai strategi untuk melakukan

penelitian. Ary (1982) bahwa studi kasus adalah suatu penyelidikan secara intensif terhadap

orang-orang tertentu. Ada tipe studi kasus yaitu:

1. Studi Kasus Intrinsik

Studi kasus yang menekankan pada pemahaman yang mendalam terhadap kasus

tunggal.

2. Studi Kasus Instrumental

Menekankan pada kasus tunggal untuk mendeskripsikan atau menguraikan secara

detail ataupun memperbaiki teori.

3. Studi Kasus Kolektif

Mempelajari kasus secara bersamaan, agar dapat meneliti fenomena, populasi atau

kondisi umum.

B. Fenomenologi

Berasal dari Edmund Husserl yang meyakini objek ilmu itu tidak terbatas pada hal

yang empiris saja, tetapi juga yang berasal dari luar yaitu presepsi, pemikiran, kemauan.

C. Etnomologi

Oleh Harold Garfinkel yang merujuk pada memepelajari perilaku sosial sebagimana

adanya yang menekankan pada interaksi secara wajar.

D. Etnografi

Mendeskripsikan kebudayaan dan aspek-aspek kebudayaan. Etnografi memiliki

karakteristik:

1. Menekankan pada penggalian alamiah sosial yang khusus tanpa maksud menguji

hipotesis.

2. Cenderung bekerja dengan data terstruktur dan rancangan penelitian bersifat terbuka

3. Peneliti bertindak sebagai instrument

4. Kasus cenderung sedikit dan dikaji secara mendalam

5. Analisis tentang fungsi dan makna perilaku manusia ditafsirkan secara eksplisit dalam

bentuk deskripsi dan penjelasan verbal.

6. Tidak menggunakan analisis statistik, namun tidak menolak data yang berupa angka.

BAB VI

DATA KUALITATIF

22

Page 23: Metode Penelitian Ilmu Sosial

A. Pengertian Data dan Fakta

Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang berkaitan dengan

tujuan penelitian. Fakta adalah ralita atau kenyataan yang tampak dalam bentuk fenomega

atau gejala yang merupakan kejadian-kejadian yang khas, informasi gejala tersebut berbentuk

abstraksi.

B. Berbagai Macam Data Penelitian Kualitatif

1. Catatan Lapangan

Merupakan catatan yang ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam yang

diperoleh peneliti dengan cara wawancara dan observasi.

a. Catatan Lapangan Deskriptif

Merupakan deskripsi yang sedang diamati oleh peneliti. Catatan deskriptif mencakup

bidang-bidang seperti:

1. Gambaran tentang subjek: meliputi penampilan fisik, pakaian, perilaku khas,

gaya bicara dan tindaknnya.

2. Rekronstuksi Dialog: upaya mencatat isi percakapan peneliti dan subjek.

3. Deskripsi latar fisik: mencatat bemua benda disekitar subjek dan

menggambarkannya dalam bentuk sketsa sebagai latar fisik.

4. Catatan mengenai kejadian-kejadian khusu: deskripsi teantang pihak-pihak

yang terkait dalam kejadian, dengn cara bagaiman dan sifat perbuatan tindaknnya.

5. Tingkah laku pengamat: berfungsi menilai adanya pengaruh-pengaruh yang tidak

menguntukngkan dalam penelitian.

b. Catatan Lapangan Reflektif

Catatan lapangan reflektif yaitu catatan yang memiliki unsur intervensi penelti berupa

perasaan dan pikiran pengamat yang berfungsi memperjelas data deskriptif. Catatan

ini meliputi:

1. Refleksi tentang analisis: catatan berupa tema yang muncul dilapangan,

keterkaitan data, pengembangan gagasan, dan pikiran yang muncul.

2. Refleksi tentang metode: memuat tentang bahan mengenai prosedur atau strategi

yang digunakan dalam penelitian.

3. Refleksi tentang dilemma etik dan konflik: refleksi yang ditimbulkan dari

penelitianya karena peneliti hidup dan tinggal bersama subjek.

4. Refleksi tetang kerangka pikiran pengamat: ketika dilapangan peneliti akan

membandingkan asumsi yang dimiliknya dengan kenyataan dilapangan.

23

Page 24: Metode Penelitian Ilmu Sosial

5. Informasi lain: informasi lain adalah informasi yang mendukung antara subjek

ataupun tema penelitian.

c. Bentuk Catatan Lapangan

Membahan tentang judul atau tema, waktu dan aktivitas terjadi, siapa yang terlibat

dalam aktivitas, menjelakan aktivitas yang sedang terjadi, dan tempat kejadian.

d. Penulisan Catatan Lapangan

Dalam penulisan catatan lapangan memuat beberapa tahapan yaitu segera mencatat

informasi yang didapatkan saat melakukan obsevasi lapanga, menunda diskusi tentang

hasil amatan sebelum semuanya ditulis secara terperinci, dalam menulis catatan

lapangan haruslah dimulai dengan catatan singkat yang memuat hal-hal yang penting,

tahapan selanjutnya adalah mengurutkan peristiwa yang terjadi selama penelitian,

langkah selanjutnya adalah menuliskan seluruh rangkaian kejadian secara apa adanya,

dan tahapan selanjutnya adalah berpikiran bahwa catatan lapangan bukan hasil ahkir

penelitian dan perlu diakukan hal lain yang mendukung hasil penelitian.

2. Sumber Data Tertulis dan Rekaman

a. Dokumen pribadi: surat pribadi, buku harian dan autobiografi (pemikiran,

perasaan ataupun aktivitas subjek).

b. Dokumen instansi/ kantor: berfungsi untuk memperoleh kejelasan data tentang

arah tujuan organisasi yang bersangkutan.

c. Fotografi: foto hasil temuan (foto yang dihasilkan oleh orang lain) dan foto hasil

peneliti

d. Film: memberikan gambaran yang lebih dinamis tentang subjek yang diteliti.

e. Audio Cassette: berisi suara atau hasil wawancara dengan subjek.

f. Statistik Kantor

3. Oral History

Oral history adalah sejarah lisan yang merupakan catatan peristiwa yang dituturka

oleh pelaku sejarah atau orang yang mengetahui seluk beluk sejarah tersebut.

4. Sejarah Hidup

Sejarah hidup berhubungan dengan pelaku sejarah, data bisa berupa lisan atau tulisan

seperti autobiografi.

5. Family Stories

24

Page 25: Metode Penelitian Ilmu Sosial

Falimy stories ada;ah sejarah sebuah keluarga yang bersangkutan yang dijadikan

subjek penelitian.

6. Jurnal

Jurnal yang digunakan adalah jurnal yang biasanya dimuat secara berkala dan ditulis

oleh para ahli kemudia dipilih yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

7. Material Culture

Material culture adalah sebuah teks tertulis yang dilengkapi dengan symbol-simbol

tertentu yang kemudian diwujudkan dalam bentuk barang atau benda ataupun karya

manusia. Merupakan bukti diam yang meiliki kekayaan makna tersembunyi.

BAB VII

25

Page 26: Metode Penelitian Ilmu Sosial

VARIABLE dan DATA KUANTITATIF

A. Macam-Macam Variable

1. Variable Diskrit

Istilah lain dari variable ini adalah variable nominal atau variable katagorik. Artinya

pemilihan variable berdasarkan penggolongan atau tidak tumpang tindih antara

kategori satu dengan kategori yang lainnya.

2. Variable Kontinum

Memiliki beberapa cirri-ciri yaitu, mempunyai cirri bersambung, dapat dibuat

klasifikasi berdasarkan kualitas, penggumpulan data menggunakan atal ukur,

diperolah dari data ordial, interval dan rasio. Berdasarkan penciriannya, variable

kontinum dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Variable Ordinal: variable yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut

tertentu atau variable yang menunjukkan jenis-jenis tingkatan.

b. Variable Interval: variable yang dihasilkan dari hasil pengukuran. Contohnya

jarak Semarang- Yogyakarta 120 km.

c. Variable Rasio: variable rasio adalah variable perbandingan.

B. Variable Dalam Penelitian Eksperimen

1. Variable Indeendent

Istilah lainnya adalah variable stimulus, variable prediktor, variable antecedent,

vadiable eksogen dan dalam istilah yang lebih umum adalah variable bebas. Variable

bebbas ini merupakan sebab hadirnya variable terkait.

2. Variabele Dependent

Istilah lainnya adalah variable output, variable kriteria, variable konsekuen, variable

endogen dan dalam istilah yang lebih umum adalah variable terkait. Variable terkait

ini adalah variable yang dipengaruhi atau variable yang menjadi akibat karena adanya

variable bebas.

3. Variable Moderator

Variabl moderator adalah variable yang mempengaruhi (memperkuat atau

memperlemah) hubungan antara variable bebas dan variable terkait.

4. Variable Interving

Merupakan variable yang secara teoritis mempngaruhi hubungan antara variable

bebas dan terkait.

5. Variable Kontrol

26

Page 27: Metode Penelitian Ilmu Sosial

Variable control adalah variable yang sebelumnya telah ditetapkan oleh peneliti

sebagai variable perbandingan.

6. Variable Laten

Variable laten merupakan bentuk teoritis atau hipotesis utama yang tidak dapat diukur

secara langsung.

7. Variable Terukur

Variable terukur adalah variable yang datanya harus dicari melalui penelitian

lapangan misalnya melaui instrument-instrument penelitian.

C. Mendefinisikan Variabe Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang lebih operasional tentang variable itu

sendiri dan tentu saja bagaimana mengukur variable itu, agar variable lebih spesifik.

D. Data Penelitian Kuantitatif

1. Menurut Asalnya

a. Data Literer: data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis, seperti buku,

majalah, koran dan tulisan internet.

b. Data Dokumenter: data dokumenter tertulis (relief candi), data dokumenter

terekam, data dokumenter verbal (norma, budaya, agama), data dokumenter

material budaya (senjata, rumah pakaian adat).

c. Data Laboratoris: data yang diperoleh dari hasil penelitian laboratorium.

d. Data Empiris: data yang diperoleh langsung dari sumber di lapangan.

2. Menurut Pengukurannya

a. Data Kuantitatif: data yang didominasi oleh angka (panjang, lebar volume).

b. Data Kualitatif: data merujuk pada kualitas objek (istimewa, baik, buruk)

3. Menurut Derajat Sumbernya

a. Data Primer: data yang diperoleh dari informan asli.

b. Data Sekunder: data yang diperoleh dari sumber ke dua.

4. Menurut Penggolonggannya

a. Data Diskrit: data yang ditetapkan atas dasar penggolongan (pria-wanita)

b. Data Kontinum: terdiri dari data ordinal (data berdasar pada jenjang), data

interval (terdapat satuan pengukuran), data rasio (data memiliki skala

prbandingan).

BAB VIII

27

Page 28: Metode Penelitian Ilmu Sosial

SUBJEK PENELITIAN

A. Pengertian Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi

yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Biasanya lebih dikenal dengan

sebutan responden atau informan.

B. Penentuan Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif pemilihan subjek penelitain dapat menggunakan criterion-

based selection (Muhajir, 1993). Selain itu dalam menentukan informasn dapat juga

digunakan snowball sampling.

C. Populasi dan Sample

Cara populasi dilakukan apabila pengambilan subjek penelitian meliputi keseluruhan

populasi yang ada. Cara sample adalah mengambil sebagian dari populasi yang ada.

D. Ukuran Sample Penelitian

1. Unit Analisis: sautuan subjek yang dijadikan populasi penelitian (guru, siswa)

2. Pendekatan atau Model Penelitian: dalam penelitian kualitatif subjek yang

dijadikan informan sedikit, dan pada penelitian kuantitatif subjek yang dijadikan

penelitian banyak.

3. Banyaknya Karakteristik Khusus (Ciri Utama) Populasi: semakin banyak

karakteristik khusus (ciri utama) populasi maka semakin banyak pula informannya.

4. Keterbatasan Peneliti: keterbatasan peneliti harus dipertimbangkan dalam

menentukan jumlah sample ataupun populasinya.

5. Teknik Sampling

a. Cluster Sampling (Sampling Kelompok): teknik ini digunakan apabila dalam

meneliti terdapat kelompok-kolompok yang memliki cirri-ciri sendiri.

b. Stratified Sampling: teknik bertingkat ini digunakan apabila terdapat kelompok-

kelompok subjek yang diteliti memiliki tingkatan.

c. Purposive Sampling: teknik pengambilan sampling yang digunakan peneliti jika

memiliki pertimbangan pertimbangan tertentu dalam pengambilan subjek.

d. Area Sampling: berhubungan dengan penelitian yang mempertimbangkan

wilayah-wilayah tertentu.

e. Duble sampling: mengharuskan peneliti mengambil sejumlah dua kali ukuran

sample yang ditentukan (peneliti mengambi 50 sample maka harus jadi 100

sample).

28

Page 29: Metode Penelitian Ilmu Sosial

f. Quota Sampling: digunakan jika peneliti ingin terlebih dahulu menentukan

sample penelitiannya karena keterbatasan quota.

g. Incidental Sampling: aplikasinya dalah peneliti menganalisis unit analisisnya

kemudian membagikan skala, angket kepada subjek. Setelah mendapat jawaban

tersebut batu ditentukan samplenya.

h. Propotional Sampling: teknik pengambilan sample yaitu berdasarkan

pertimbangan jumlah masing-masing kelompok subjek.

i. Random Sampling: pengambilan secara acak (sampling acak sederhana,

sampling acak beraturan, sampling acak dengan bilangan random).

j. Snow Ball Sampling: jumblah subejk yang awlanya ditentukan sedikit maka lama

kelamaan akan bertambah banyak.

k. Multi Stage Sampling: teknik ini merupakan gabungan dari beberapa teknik

pengambilan sample. Hal ini digunakan karena untuk menentukan

pengelompokan berdasarkan kroteria sulit sehingga dilakukan teknik ini.

29

Page 30: Metode Penelitian Ilmu Sosial

BAB IX

ALAT PENGUMPUL DATA

A. Mengenal Alat Pengumpul Data

1. Angket: daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar

orang tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan.

a. Angket Tertutup:yaitu angket yang disajikan dengan serangkaian alternatif

sedangkan responden hanya memberikan tanda silang, melingkar maupaun

mencentang pad jawabn yang sesuai dengan dirinya.

b. Angket Terbuka: responden disajikan berbagai pernyataan yang nantinya

akan dijawab sesuai dengan dri responden.

c. Angket Campuran: adalah gabungan antara angket terbuka dengan angket

tertutup.

2. Daftar Cocok (Check List): daftar cocok yang cara menjawabnya dicentang

maupaun disilang sesuai dengan perintah yang diajukan.

3. Skala (Scale): bentuk pernyataanya saama dengan angket tertutup. Namun, pilihan

jawabannya merupakan perjenjangan. Biasanya menggunakan 5 alternatif yaitu sangat

setuju, setuju, ragi-ragu, tidak setuju dan sanagt tidak setuju.

B. Teknik Observasi

Observasi merupakan proses pencatatan fenomena yang dilakukan secara sitematis.

Beberapa keunggulan teknik ini menurut Guba & Lincon (1991) adalah:

1. Teknik pengamatan ini didasarkan pada pengalaman secara langsung.

2. Teknik ini juga memungkinkan untuk melihat, mengamati dan kemudian mencatan

hal apa saja yang termasuk dalam keadaan sebenarnya.

3. Kemungkinan dalam pengamatan mendapatkan sebuah peristiwa dalam situasi yang

berkaitan pengetahuan langsung yang diperoleh dari data.

4. Terkadang penliti merasa ragu-ragu sehingga diadakan penelitian ulang.

5. Pengamatan mengungkinkan peneliti mengerti stuasi-situasi yang rumit.

6. Dalam kasus tettentu pengamatan bisa menjadi hal yang sangat bermanfaat.

Jehoda dkk. (1958) memberi batasan keilmiahan teknik ini. Selama masih

menggunakan kaidah, teknik ini dianggap ilmiah yaitu:

1. Mengapdi pada tujuanpada tujuan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

2. Direncanakan secra sistematis bukan secara tidak terukur.

3. Dicatat dan dihubungkan dengan proporsi-proporsi yang lebih umum, tidak hanya

dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu belaka.

30

Page 31: Metode Penelitian Ilmu Sosial

4. Dapat dicek dan dikontrol valditas dan reliabilitas ketelitiannya sebagaimana data

ilmiahnya.

Dalam melaksanakan observasi harus diperhatikan beberapa hal:

1. Mencari selengkap lengkapnya tentang hal-hal yang ingin diobservasi.

2. Pahami tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang sedang dilakukan, focus

penelitian, pertanyaan-pertanyaan penelitian beru kemudian ditentukan materi atau

objek yang hendak diobservasi.

3. Batasi ruang lingkup serta materi atau objek yang akan diobservasi sehingga tidak

melebar.

4. Mencatat hasil observasi sedetail mungkin.

5. Transipkan segera hasil rekaman.

Ada beberapa pola dalam observasi yaitu:

1. Pengamatan secara lengkap: pengemat menjadi anggota masyarakat yang diamati

secara penuh.

2. Pemeran Serta Sebagai Pengamat: peneliti tidak sepenuhnya menjadi pemeran hal

ini dikarenakan peneliti harus melakukan pengamatan yang lainnya.

3. Pengamatan Sebagai Pemeran Serta: peranan pengamat telah se[enuhnya diketahui

oleh subjek bahkan didukung oleh subjek.

4. Pengamatan Penuh: dalam proses ini peneliti bebas mengamati semua aktivitas dan

semua gerak gerik subjek tanpa diketahui oleh subje. Sehingga peneliti perlu menjaga

jarak dengan subjek.

C. Teknik Wawancara

Model wawancara dapat yang dapat dilakukan meliputi wawancara tak berencana

yang berfokus dan wawancara sambil lalu. Wawancara tak berencana berfokus ad;ah

pertanyaan yang diajukan tidak secara terstruktur, namun selalu berpusat pada pokok

permasalahan tertentu. Wawancara sambil lalu adlah wawancara yang dituju pada orang-

orang yang dipilih tanpa memalui seleksi terlebih dahulu secara teliti, tetapi dijumpai secara

kebetulan (Koentjaraningrat, 1986; Danandjaja, 1988).

1. Etika Wawancara: memberi tahu topic penelitian, melindungi identitas subjek

(informan), menghormati hal-hal yang dianggap “Tabu”, memahami bahasa dan

budaya informan, gunakan penerjemah (interpreter), informan sebagai pemandu

peneliti, memperhatikan penampilan diri, tidak menjelaskan secara detail kepada

informan tentang topic penelitian dan keinginan peneliti, tidak mengalihkan focus

31

Page 32: Metode Penelitian Ilmu Sosial

pembicaraan, harus bersikap netral, memposisikan informan sebagai yang paling tahu,

dan ikuti pandangan dan pemikiran informan.

2. Jenis Wawancara: wawancara terstruktur (peneliti menyipakan terlebih dahulu

bahan pertanyaan), wawancara tidak terstruktur (bisanya dalam penelitian kualitatif),

wawancara kelompok (pertanyaan diajukan secra simultan antara oleh indivu yag

telah dipilih dalam suatu kelompok), wawancara bergender (pengelompokkan

berdasarkan status peran ex. pria dan wanita), wawancara berbingkai (wawancara

dengan cara membuat bingkai terlebih dahulu kerarah topic pembicaraan), wawancara

interpreting (menginpretasikan kembali apa yang diucapkan oleh informasn nauman

tidak mengubah informasi asli).

D. Focus Group Discussion

Focus Group Discussion adalah diskusi kelompok terfokus. Tujuannya adalah

mendapatkan informasi sebanyak banyaknya tentang satu tema yang menjadi focus

penelitian.

1. Pedahuluan

a. Mengucapkan terima kasih pada peserta yang hadir

b. Memperkenalkan diri kemudian memperkenalkan semua peserta

c. Menginagtkan peserta tetang pentingnya peran masing-masing individu

2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Memulai dengan mengungkapkan tema diskusi

b. Menyampaikan agar peserta tertarik memberikan saran dan komentar

c. Menyampaikan perbolehan jika terjadi perbedaan pendapat

d. Setiap peserta boleh menyampaikan pendapat tanpa harus menunggu giliran

e. Ada kemungkinan topic diskusi akan berkembang ke topic utama

f. Setelah satu topic selesai dibahas maka akan membahas topic selanjutnya

3. Materi Diskusi

Bagian pertama membicarakan tentang:

a. Masalah yang timbul

b. Penyebab timbulnya masalah

c. Presepsi masyarakat tentang timbulnya masalah tersebut

d. Akibat maslah tersebut

32

Page 33: Metode Penelitian Ilmu Sosial

4. Penutup Diskusi

Menyamppaikan hasil ringkasan diskusi dan hal-hal yang penting. Masih

memperbolehkan jia masih ada peserta yang ingin berpendapat. Menyampaikan

terimakasih pada peserta yang sudah mau hadir dan berpartisipasi.

E. Human Instrument

Dalam penelitian kualitatif biasa dikenal istilah human instrument yaitu peneliti

bertidak langsung selaku instrument penelitian. Kelemahannya adalah peneliti tidak bisa

berada dalam situasi yang berbeda.

33

Page 34: Metode Penelitian Ilmu Sosial

BAB X

MENGEMBANGKAN INSTRUMEN

A. Proses Pengembangan Instrumen

Fernandes (1994) mengajukan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang

pmbuat instrument meliputi, specification of purpose, translating the purpose in operational

terms, formulating the objectives in behavioral terms, test blue print, intem format and item

writing revision, item try out and analysis, assembly of final test, standardization

administration for norms, directions, time limit, scoring, attributes of test score reability,

validity norms. Mengacu pada paparan sebelumnya tahapan proses pengembangan

isntrumen secara singkat yaitu:

1. Pendefinisian Alat Ukur: merumuskan tujuan digunakannya alat ukur (eksploratif,

konseling, diagnostik), juga mengenali ranah yang diukur, dasar konseptual teoritis

yang digunakan, dan subjek yang dikenai instrument.

2. Memilih Model Skala yang Digunakan: Murphy dan Davidshofer (1991), ada tiga

model skala yang bisa digunakan yaitu, penskalaan rasional, penskalaan empiris, dan

skala analisis factor.

3. Menuliskan Pernyataan atau Pertanyaan: Murphy dan Davidshofer (1991)

menuliskan ada 3 rambu dalam menuliskan pertanyaan atau pernyataan yaitu,

panjangnya butir pernyataan (tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek),

penggunaan kosakata dalam penulisan butir pernyataan, jenis kelamin, rasa tau bahasa

yang kasar.

4. Uji Coba Instrument: tujuan uji coba instrument yaitu, mengidentifikasikan soal-

soal yang lemah, mengidentifikasikan taraf kesukaran soal, mengindentifikasikan

kemampuan daya beda soal, menentukan lamanya waktu mengerjakan soal-soal

tersebut, untuk menghindari adanya bias dala setiap soal.

5. Analisis Butir Soal: beberapa informasi yang didapatkan dari analisis butir soal

adalah, tingkat validitas butir soal, tingkat reabilitas, tingkat kesukaran butir soal, ICC

(grafik menggambarkan hubungan antara peluang jawaban), indeks diskriminasi soal

(kemampuan soal dalam membedakan anatara orang yang memiliki skor pada

kelompok atas dan pada kelompok bawah), tingkat keberfungsian pengecoh.

6. Revisi Butir Pernyataan: tujuan revisi ini adalah, mengidentifikasikan butir soal

yang dianggap kurang dan apa yang dapat seharusnya diukur (lemah), mendeteksi dan

memperbaiki soal yang lemah tersebut, membuang soal yang dianggap tidak

34

Page 35: Metode Penelitian Ilmu Sosial

memenuhi persyaratan, membuang soal yang memiliki kesulitan tinggi atapun rendah,

mengganti pengecoh yang kurang berfungsi atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.

7. Pemberian Norma: pedoman untuk menuliskan norma yaitu, karakteristik yang

ditentukan instrument haruslah berurutan, instrument mencerminkan definisi

operasional, sebaran pertanyaan dari rendah ke tinggi, kelompok yang digunakan

sebagau dasar penyusunan statistik deskriptif harusnya sesuai dengan deskriptif dan

tujuannya, data hendaknya tersedia untuk kelompok.

8. Pemberian Skor: menentukan penggunaan skor apakah skor mentah, skor persentil,

ataupun skor baku.

9. Standarisasi Instrumen: tujuannya adalah mengeleminasi sebanyak mungkin

hadirnya variable luar yang mempengaruhi penampilan instrument.

10. Publikasi Instrumen: ada beberpa hal yang dilakukan oleh pengembang instrument

yaitu, menggunakan subjek tersebut pada subjek yang berbeda, mencatat hasil

kegiatan pada butir, tentang validitas, reabilitas, subjek, jumlah peserta dan kapan hal

tersebut dilakukan.

B. Adaptasi Instrumen Dari Luar Negeri

1. Ekuivalensi Translasi: model ekuivalensi translasi dapat dilakukan dengan cara,

menerjemahkan instrument secara tepat satu kata memiliki satu terjemahan yang tepat

dalam bahasa local, kemudian dari terjemahan tersebut kembali dilakukan terjemahan

ulang kedalam bahasa asli isntrumen tersebut, seandainya hasilnya tetap sama msks

kesalahan dalam menerjemahkan ataupun ada satu kata dalam instrument awal yang

memiliki makna ganda dalam bahasa local akan menyebabkan rendahnya validitas

instrument tersebut.

2. Ekuivalensi Konsep: penggunaan bahasa ataupun kata kata dalam budaya barat agar

bisa digunakan oleh peneliti di Indonesia peneliti harus mengartikan bhasa tersebut

agar nantinya intrumen dapat diterima karena sesuai dengan kultur dan budaya

masyarakat Indonesia.

3. Ekuivalensi Matrik: yaitu kesetaraan pengukuran yang digunakan. Hal ini dilakukan

kaitannya dengan skala pengukuran yang biasa digunakan oleh budaya setempat.

35

Page 36: Metode Penelitian Ilmu Sosial

BAB XII

KESAHIHAN DAN KETERANDALAN

A. Validitas Alat Ukur Kuantitatif

1. Pengertian Validitas

Pengertian valid dapat dilihat dari dua segi. Pertama, bila dalam menyusun suatu

instrument penusun berusaha menyusun soal-soal yang logis diperkirakan dapat mengukur

apa yang mau diukur, hal ini baik didapatkan dari pikiran sendiri atau pertukaran pikiran

dengan orang lain atau para ahli maka hal yang didapatkan bisa dikatakan content validity.

Dalam artian isiny diperkirakan sesuai dengan apa yang seharusnya diukur. Kedua, adlah bila

instrument yang digunakan telah dibandingkan dengan instrument yang sebelumnya telah

digunakan maka hasilnya bisa dikatakan empiral validity, yang artinya intrumen tersebut

telah dianggap valid. Konsep valid sebuah instrument pada akhirnya akan juga menentukan

valid tidaknya data yang diperoleh oleh peneliti, akan merujuk setidaknya pada ketepatan alat

yang nantinya akan digunakan oleh peneliti. Dalam bidang psikologi ada tiga konsep

validitas yaitu:

a. Validitas Penelitian: bermakna adanya kesesuaian hasil-hasil simpulan sebuah

penelitian dengan kondisi nyatanya dilapangan. Validitas ini mencakup dua sisi yaitu

validitas internal (menyangkut kesesuaian hasil penelitian dengan kondisi sebenarnya)

dan validitas eksternal (kesesuaian generalisasi hasil penelitian dengan keadaan

sebenarnya).

b. Validitas Item (Butir Soal): tingkat korelasi antara skor buti soal (item) dengan skor

total (seluruh).

c. Validitas Test: merujuk pada kemampuan alat ukur untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Untuk mengetahui kemapuan alat ukur bisa dilihat dari:

1. Validitas Isi: merujuk pada sejauh mana isi sebuah tes/ skala/ instrument mngukur

apa yang seharusnya diukur. Sebagai contoh mengukur motivasi.

2. Validitas Konstruk: mengacu pada teori yang digunakan oleh seorang peneliti,

bukan banyaknya pendapat para ahli tentang atribut atau variable yang akan

diteliti. Untuk mengetahui validitas konstruk sebuah skala dapat dilakukan dengan

tiga cara yaitu analisis factor (teknik untuk menganalisis pola interkorelasi diantara

banyak variable yang memisahkan dimensi-dimensi untuk memisahkan pola

tersebut), dan analisis multi traid multi method (digunakan untuk menentukan valid

tidaknya suatu instrument tertentu yang telah dibuat oleh peneliti), selanjutnya

adalah criterion related validity (dilakukan dengan cara membandingkan

36

Page 37: Metode Penelitian Ilmu Sosial

berdasarkan criteria, caranya dapat menggunakan angka determinan yang

merupakan kuadrat hasil korelasi antara dua perangkat alat ukur).

B. Menghitung Validitas

Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

ri=∑j=1

n

( xij−x i) (t j−t)

√∑j=1

n

¿¿¿¿

Keterangan:

x ij = skor responden ke-j pada butir pertanyaan ix i = rata-rata skor butir pertanyaan it j = total skor seluryh pertanyaan untuk responden ke-jt = rata-rata total skorri = kolerasi antara butir pertanyaan ke-I dengan total skor

C. Harga Validitas yang Diterima

Biasanya harga validitas ditunjukan dengan besarnya harga korelasi. Umumnya satu item

dinyatakan valid jika memiliki harha diatas 3.0. meskipun demikian, ada juga pakar yang

menyatakan bahwa harga validitas item dapat sebesar 0,25. Kedua harga ini dapat saja

digunakan sebagai patokan untuk menyatakan valid tidaknya satu item tertentu.

D. Reabilitas Alat Ukur Kuantitatif

1. Pengertian Reabilitas

Reabilitas adalah tingkat kejekan saat digunakan kapan dan oleh siapa saja sehingga

akan cenderung menghasilkan data yang sama atau hamper sama dengan sebelumnya.

2. Faktor yang Mempengaruhi Reabilitas

a. Kondisi yang terkait dengan alat ukur: bisa berupa panjang tes dan kualitas butir

soalnya.

b. Kondisi yang terkait Testee: bagaimana peneliti mengambil subjek sebagai sample

penelitiannya. Jika subjek yang diambil memiliki tingkat heterogen yang tinggi

cenderung akan menghasilkan reabilitas yang tinggi dibandingkan jika diujicobakan

pada kelompok tertentu yang homogeny.

c. Kondisi yang berhubungan dengan penyelenggara tes: proses penyelenggaraan tes

bersifat administratif akan banyak mempengaruhihasil tes. Beberapa hal diantaranya

adalah ada atau tidaknya petunjuk mengerjakan tes, pengawasan yang tertib dan

teratur dan lingkungan tenpat tes.

37

Page 38: Metode Penelitian Ilmu Sosial

3. Mode Estimasi Reliabilitas

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa reabilitas sekaligus juga menunjukkan

derajat kesalahan pengukuran tak dapat ditentukan secra pasti, melainkan hanya dapat

diestimasi. Untuk mengestimasi reabilitas dapat digunakan tiga pendekatan yaitu:

a. Test-Retest Reability: metode ini digunakan untuk menilai konsistensi pengukuran

yang dilakukan antar waktu yang berbeda, namun masih ada jeda waktu pengukuran.

Jadi diharuskan melakukan dua kali pengukuran.

b. Parallel-Forms Reability: mengharuskan menggunakan dua alat ukur yang

memenuhi unsure pararel. Pararel bermakna bahwa kedua alat tersebut memiliki

kesamaan dalam tingkat penyekoran daya diskriminan, jumlah item, dan lain-lain.

c. Single Trial Administration: metode ini mengunakan seperangkat tes kepada

sekelompok subjek sebanyak satu kali kemudian akan menghasilkan informasi

tentang tingkat konsistensi internal alat ukur. Beberapa metode eksistensi internal

adalah:

1. Split Half Method (Belah Dua): pembelaha soal skor ganjil genap (menggolongkan

ganjil dalam satu kelompok dan genap dalam satu kelompok sendiri), pembelahan

skor soal awal akhir.

2. Metode Rumus Flanagan: membelah alat ukur tes menjadi dua bagian yang sama.

3. Metode Rulon: mengembangkan formula reabilitas sederhana, yakni saat intrumen

dibagi dalam dua bagian genap ganji, jika terjadi perbedaan diantara skor-skor

tersebut dapat diindikasikan adanya kesalahan pengukuran.

4. Teknik KR20: yang dikembangkan oleh Kuder dan Richrdson mengembangkan titik

reabilitasnya berdasarkan pada statistik butir soal.

5. Teknik KR21: pengembangan dari teknik KR20

6. Metode Analisis Varians: beberapa langkah untuk menentukan harga reabilitasnya

adalah, mencari jumlah kuadrat testee, mencari jumlah kuadrat item, mencari jumlah

kuadrat total, mencari jumlah kuadrat residu, mencari varian testee dan varian residu

dengan melihat tabel anava, menghitung harga reabilitas.

E. Keabsahan Data Kualitatif

Salah satu syarat bagi analisis data adalah dimilikinya data yang valid dan reliable.

Dengan mengacu asa Moleong (1994), untu membuktikan validitas data ditentukan oleh

kredibilitas temuan dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang

dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetuji oleh subjek penelitian. Cara

38

Page 39: Metode Penelitian Ilmu Sosial

yang digunakan antara lain, memperpanjang obsevasi, pengamatan yang teru neberus,

triangulasi, membicarakan hasil temuan dengan orang lain, menganalisis kasus negative,

menggunakan bahan refrensi. Dalam penelitian kualitatif juga dikenal dengan data jenuh

yaitu pada saat memperpanjang waktu penelitian informan tetap mengeluarkan jawaban yang

sama pada saat itu juga penelitian bisa dihentikan.

39

Page 40: Metode Penelitian Ilmu Sosial

BAB XII

ANALISIS DATA KUALITATIF

A. Pengelolaan Data

Dalam penelitian kualitatif melibatkan banyak data verbal. Jumlah data kualitatif yang

banyak itu perlu diperkecil dan dikelompokkan dalam kategori-kategori yang ada. Mengingat

proses analisisnya terkadang tidak langsung dilakukan pada data tersebut, maka perlu

dilakukan proses penyimpanan dan suatu saat diharapkan data tersebut dapat dikonstruksikan

dengan baik sesuai dengan tema yang dianalisis.

B. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

Huberman dan Miles mengajukan model analisis data yang disebutnya sebagai model

interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data

dan kesimpulan. Proses analisis interaktif ini merupakan proses siklus dan interaktif. Artinya

peneliti harus siap bergerak diantara empat sumbu kumparan itu yaitu:

1. Pengumpulan Data: dalam penelitian kualitatif banyak sekali data yang akan

didapatkan dari hasil penelitian tidak hanya dalam bentuk kata-kata melainkan bisa

dari dokumen pribadi, foto, pengalaman pribadi jurnal, sejarah hidup dan lain

sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti bisa menjadi partisipan observarian, dalam

artian peneliti terlibat langsung dalam proses pengambilan data dilapangan. Untuk

wawancara dengan informan kunci peneliti harus mengajukan pertanyaan yang

mengcakup 5W+1H yang dikembangkan secara lebih detail. Beberapa hal yang

mungkin dapat dijadikan pedoman saat pengambilan data yaitu, focus pada objek

penelitian (melakukan penyempitan lingkup pengumpulan data), tentukan jenis

penelitian (apakah merupakan kasus organisasi, studi pengamatan atau riwayat

hidup), membuat pertanyaan analitis (pertanyaan yang dapat menghantarkan peneliti

kepada suatu konsep yang menjadi dasar masing-masing suatu kajian), memulai dari

yang makro (dalam proses penelitian nantinya harus dimulai dari hal yang makro

kemudian menuju hal yang lebih mikro), mengomentari gagasan (dalam penelitian

gagasan yang muncul bisa dikomentari oleh peneliti), memo untuk diri sendiri

(menulis memo untuk diri sendiri tentang hal-hal yang telah ditemukan dan

dipelajari).

2. Tahap Reduksi Data : Tahap Reduksi data bisa diartikan sebagai sebagai proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi

data kasar yang muncul pada catatan-catatan yang tertulisa dari lapangan. Reduksi

40

Page 41: Metode Penelitian Ilmu Sosial

data berlangsung secara terus menerus sejalan dengan penelitian yang sedang

berlangsung. Dalam penelitian kualitatif meskikun data masih tergolong sedikit harus

segera dilakukan reduksi data agar memudahkan peneliti dalam mengelompokkan

data sesuai dengan topic penelitian.

3. Display Data

Display data bisa dikatakan sebagai proses penyampaian data. Miles dan Huberman

(1992) menyatakan bahwa penyajian data adalah sekumpulan informasi yang

tersususn memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pegambilan

tindakan.

4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Bisa juga diartikan sebagai penarikan arti terhadap data yang telah ditampilkan.

Pemberian ini akan memberikan interpretasi bagi peneliti dalam prose penarikan

kesimpulannya. Miles dan Huberman (1992) menyatakan bahwa dari permulaan

pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda,

mencatat keteratoran, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin

ada, alur sebab akibat dan proposisi.

C. Analisis Maju Bertahap James Spradley

Spradley (1990) mengajukan model lain dalam penelitian kualitatif, yang disebutnya

dengan analisis maju bertahap yang terdiri dari, analisis domain, analisis taksonomi, dan

analisis kompensional. Analisis ini dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Hal yang menarik dalam penelitian adalah observasi terlibat, wawancara mendalam, dan

analisis data yang dilakukan secara maju dan bertahap. Dengan mengajukan model yang

digunakan oleh Spradley focus pengamatan dilakukan terhadap tiga komponan utama yaitu,

ruang (tempat), actor (pelaku), dan aktivitas (kegiatan). Adapun yang masuk dalam analisis

kegiatan a=yaitu analisisi domain, analisis taksonomi, dan analisis komponensial.

D. Analisis Domain

Analisis domain adalah suatu kategori pengertian budaya yang memasukkan kategori-

kategori yang lebih kecil lainnya. Domain-domain budaya dibentuk oleh tiga unsure yaitu:

1. Cover Term

Merupakan istilah atau perilaku terselubung yang melekat pada subjek penelitian.

Contoh bapak adalah laki-laki dari suami yang melahirkan saya. Istilah bapak yang

umum digunakan di Indonesia bukan berarti sama maknanya dengan konteks diatas.

2. Included Term

41

Page 42: Metode Penelitian Ilmu Sosial

Includen term (istilah/ bagian perilaku), yaitu nama untuk seluruh kategori kecil yang

telah tercakup dalam domain. Misalnya dosen senior, mahasiswa berprestasi.

3. Semantic Relationship

Merupakan penghubunga antara cover term dan included term. Domain utama

ditentukan oleh tiga jenis cover term dan included term, yaitu sebagai berikut:

a. Folk domain (domain peserta), terdiri atas istilah-istilah yang berasal dari orang-

orang pada situasi social yang sedang diteliti.

b. Analitic domain (domain analitis), terdiri atas bahasa peneliti berdasarkan gagasan

yang disimpulkan melalui pengamatan tentang apa yang dilakukan dan dikatakan

orang-orang dan berkaitan dengan barang-barang yang digunakan.

c. Mixed domain (domain campuran), terdiri atas istilah peserta dan analitis yang

digunakan secara umum.

E. Langkah Analitis Domain

1. Pilih salah satu hubungan simantik. Ada 9 hubungan simantik dalam rentang budaya

yang luas yaitu, termasuk, spasial/bagian, sebab-akibat, rasional/alasan, lokasi untuk

tindakan, fungsi, alat-tujuan, uruta, memberi atribut/cirri-ciri.

2. Siapkan lembar analisis domain pertama.

3. Pilih satu sample catatan lapangan, dari catatan lapangan yang dibuat terakhir.

4. Cari kemungkinan cover term dan included term yang sesuai dengan hubungan

semantic dari sample catatan lapangan dan tuliskan domain domain yang ditentukan

pada lembar analisis domain kedua.

5. Ulangi usaha pencarian domain yang ditemukan.

F. Analisis Taksonomi

Analisis taksonomi digunakan untuk memperjelas istilah atau bagian perilaku dalam

domain khusus serta untuk menemukan bila dan bagaiamanakan istilah/perilaku tersebut

secara sistematis dihubung-hubungkan atau diorganisasikan. Langkah untuk melakukan

pengamatan terfokus adalah:

1. Membuat daftar domain yang terpilih secara tentative untu pengamatan terfokus.

2. Menuliskan pertanyaan-pertanyaan structural yang berkaitan dengan domain tersebut.

3. Menemukan tempat untuk melakukan pengamatan terfokus.

4. Mengidentifikasi kegiatan ditempat peneliti berpartisipasi.

5. Melakukan observasi terfokus dan membuat catatan lapangan.

G. Langkah Analisis Taksonomi

1. Pilih satu domain terlebih dahulu untuk dianalisis.

42

Page 43: Metode Penelitian Ilmu Sosial

2. Cari kesamaan atas dasar hubungan semantic yang sama, yang digunakan untuk

domain terpilih.

3. Cari tanbah istilah bagian.

4. Caro domain yang lebih besar dan lebih inklusif, barangkali dapat dimasukkan

sebagai subdomain yang sedang dianalisis.

5. Bentuk taksonomi sederhana.

6. Adakah pengamatan terfokus yang mengecek analisis yang telah dilakukan.

7. Bangun taksonomi secara lengkap.

H. Analisis Komponensial

Analisis komponensial adalah pencarian secra sistematis atribut-atribut yang

berhubungan dengan kategori budaya, yakni dengan mengkobtraskan antar elemen dalam

domain yang diperoleh dari hasil pengamatan terseleksi dan wawancara kontras. Pada bagian

pembahsan tentang wawancara telah diungkap adanya dua model pertanyaan kontras yaitu:

pertanyaan kontras dyadic, yaitu pertanyan yang membandingkan dua anggota dari suatu

domain dengan menanyakan,”dengan cara bagian dua hal tersebut berbeda?”. Pertanyaan

kontras triadic yaitu pertanyaan yang menggunakan tiga istilah atau kategori dalam waktu

yang sama dan menanyakan,” dua manakah yang sama, namuan berbeda dengan yang

ketiga?”. Pertanyaan kontras dengan katu pemisah, yaitu pertanyaan yang digunakan untuk

lebih mempermudah melihat perbedaan yang ada diantara kategori-kategori budaya.

I. Langkah Analisis Komponensial

1. Memilih dan menentukan domain yang dianalisis.

2. Menginventearisasi seluruh kontras (beda) yang ditemukan.

3. Menyiapkan dan membuat lembar paradigmatic.

4. Mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai.

5. Menggabungkan dimensi kontras yang saling berkaitan.

6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk cirri yang tidak ada.

7. Mengadakan observasi yang selektif untuk menemukan informasi yang hilang.

8. Menyiapkan lembar peradigma yang lengkap.

J. Tema Budaya

Tema budaya adalah prinsip yang terdapat dalam sejumlah domain yang berfungsi

sebagai hubungan antar-subsistem dari pengertian budaya. Adapun atas tema itu sendiri, ada

yang secra eksplisit tampak, namun adapula yang implisit.

K. Langkah Ketentuan Tema Budaya

1. Bergaul dengan masyarakat dalam proses penelitian berlangsung.

43

Page 44: Metode Penelitian Ilmu Sosial

2. Menganalisis istilah istilah tersembunyi.

3. Melakukan pencarian domain yang lebih luas.

4. Menguji dimensi-dimensi yang kontras ditemukan.

5. Meidentifikasi domain yang telah terorganisasi.

6. Membuat skema tentang budaya setempat.

44

Page 45: Metode Penelitian Ilmu Sosial

BAB XIII

ANALISIS DATA KUANTITATIF

A. Tahapan Analisis Data

Sarlito (dalam Bugin dan Widjajati, 1992:229) menyebutkan dua langkah dalam

menganalisis data yaitu, pencatatan hasil penelitian da prosedur pengolahan dan interpretasi

data. Sementara itu Suharsimi Arikunto menyebut langkah yang sama menjadi tiga bagian

yaitu persiapan, tabulasi dan penerpan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Penjelasan

tentang tahapan Suharsimi adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Cek identiras responden sesuai dengan informasi yang diharapkan.

b. Cek kelengkapan data yang akan diterima (isi instrument, jumlah instrument yang

seharusnya ada).

c. Cek jawaban responden terhadap variable-variable yang utama.

2. Tabulasi

Kegiatan tabulasi adalah kegiatan memasukkan data dalam tabel-tabel yang telah

dibuat (biasanya dengan sistem tally, yaitu menghitung frekuensi atau jumlah atau

memberi tanda coret atau garis tally) dan mengatur angka-angka yang dapat

dianalisis. Kegiatan tabulasi adalah sebagai berikut:

a. Scoring terhadap item-item yang diberi skor.

b. Koding, yaitu memberi kode0kode tertentu terhadap item yang bersangkutan tidak

diberi skor.

3. Penerapan Data Sesuai dengan Pendekatan Penelitian

Pada tahapan ini peneliti melakukan tahapan analisis data yang ada sesuai dengan enis

penelitian. Tentunya dalam kajian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif

dibedakan atas analisis yang isfatnya deskriptif dan analisis uji interensial atau lebih

dikenal dengan uji hipotesis. Adapun uji inferensial merupakan cara menguji hipotesis

yang diajukan pneliti. Hipotesis biasanya ditandai dengan adanya uji H1 atau H0.

Kemudian peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan konteks

penelitian. Setelah pertanyaan tersebut dapat terjawab maka akan dapat b=dilakukan

teknik analisis data menggunakan beberapa cara seperti berikut:

a. Distribusi frekuensi adalah teknik analisis statistik yang digunakan untuk

mendeskripsikan kondisi angka-angka suatu gejala dengan menggunakan dasar

45

Page 46: Metode Penelitian Ilmu Sosial

frekuensi kemunculan angka atau data yang ada dalam suatu rentangan kelas.

Distribusi frekunsi dibagi menjadi dua seperti berikut:

1. Distribusi frekuensi relatif: jika angka-angka frekuensinya tidak dinyatakan dalam

bentuk angka-angka yang absolute, tetapi dalam bentuk angka relatif/ presentase.

2. Distribusi frekuensi kumulatif: jika angka-angka frekuansinya dinyatakan dalam

bentuk ukukan “kurang dari” atau “lebih dari”.

b. Ukuran gejala pusat merupakan suatu bilangan yang menunjukkan sekitar mana

bilangan-bilangan yang ada dalam sekumpulan data itu tersebar. Oleh karena it,

ukuran gejala pusat sering disebut dengan harga rata-rata. Ukuran gejala pusat

meliputi median, modus, kuartil, desil, presentil.

c. Pengukuran variasi merupakan pengukuran yang muncul karena penerapan

pengukuran sipersi yang digunakan untuk membandingkan variabilitas nilai-nilai

observasi data lainnya. Pengukuran variasi meliputi, range (jarak), deviasi rata-rata

(rata-rata harga mutlak), standar deviasi, koefisien variasi (rasio), standart score (alat

untuk menilai besarnya harga).

B. Cara Pemaknaan Data

1. Penggunaan rumus Statistik dalam Pendekatan Kuantitatif

Teknik statistik ini digunakan jika peneliti akan menguji hipotesis, baik berupa

hubungan, pengaruh, ataupun komparasional.

2. Analisis Statistik Deskriptif

Dalam menganalisis dengan menggunakan alanisis statistik deskriptif, biasanya

formula yang digunakan adalah mencakup keseluruhan atau setidaknya terdiri dari

mode, mean, presentase dan standar deviasi, selanjutnya akan digunakan sebagai cara

untuk mengelompokkan variable yang diteliti.

3. Statistik Inferensial (Digunakan untuk Menguji Hipotesis)

a. Mencari Hubungan 1 Variable Bebas dan 1 Variable Terkait

Untuk mencari hubungan satu variable bebas dan 1 variable terkait bisa menggunakan

analisis korelasi. Analisis korelasi adalah sekumpulan teknik statistika yang

digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variable. Untuk itu peneliti

melakukan uji hipotesis. Sebelum dapat melakukan pengujian terhadap data yang

diperoleh, untuk menggunakan analisis korelasi, seorang penliti harus menggunakan

uji asumsi terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa asumsi yang harus terpenuhi

sebagai uji syarat untuk menentukan analisis korelasi yaitu, data harus berdistribusi

normal, samplenya harus random, hubungan antara variable X dan Y merupakan garis

46

Page 47: Metode Penelitian Ilmu Sosial

lurus atau hubungan linier. Rumus yang bisa digunakan adalah (rumus halus, peta

korelasi dan angka kasar).

b. Mencari Hubungan Dua Variable Bebas dengan 1 Variable Terkait

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan analisis korelasi adalah

untuk mencari hubungan antara dua variable atau lebih. Pada korelasi sederhana,

variable bebasnya terdiri dari salah satu variable saja. Sementara itu, pada analisis

korelasi ganda jumlah variable bebas dua atau lebih.

c. Mencari Hubungan dengan 2 Variable Bebas dengan 1 Variable Terkait dengan

Cara Mengeliminasi Salah Satu Variable Bebas

Korelasi ganda erat hubungannya dengan korelasi parsial. Sama halnya dengan

korelasi ganda, dalam korelasi parsial terdapat variable terikat Y dan beberapa

variable bebas X. Tujuan menggunakan analisis korelasi parsial (dengan pengontrolan

terhadap variable bebas lainnya) adalah untuk menemukan harga korelasi murni,

terlepas dari variable-variable bebas lainnya.

d. Mencari Pengaruh 1 Variable Berbas terhadap 1 Variable Terkait

Mencari pengaruh 1 variable berbas terhadap 1 variable terkait, erat hubungannya

dengan regresi. Ada dua macam regresi yaitu regresi linier sederhana, dan yang kedua

adalah regresi linier ganda. Bagi regresi linier sederhana, satu variable dipengaruhi

(dependent) oleh variable lainnya. Variable yang mempengaruhi ini disebut variable

bebas (independent) atau dalam kajian regresi disebut predictor. Selanjutnya, variable

yang dipengaruhi ini disebut dengan variable tak bebas atau variable terikat. Tugas

analisis regresi yaitu, mencari korelasi antara variable bebas dan variable terkait,

menguji apakah korelasi itu signifikan, mencari persamaan garis regresinya,

menemukan sumbangan relative antara sesame predictor jika prediktorya lebih dari

satu.

Mencari Pengaruh 2 Variable Bebas atau Lebih terhadap 1 Variable Terikat

Agresi linier sederhana dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variable

bebas terhadap satu variable terikat. Apabila ingin mengetahui pengaruh variable bebas

terhadap variable terikat, formula statistika yang sesuai adalah analisis regresi linier ganda.

Membandingkan Antarvariable atau Kelompok

Banyak penelitin yang membandingkan atara dua keadaan atau tepatnya dua

kelompok sample, yang pada akhirnya digeneralisasikan pada opulasi. Untuk keperluan itu

digunakan daftar distribusi sampling mengenai selaisih yaitu selisih rata-rata.

47

Page 48: Metode Penelitian Ilmu Sosial

Membandingkan Lebih Dari 2 Variable (Kelompok)

Teknik analisis yang digunakan untuk membandingkan mean lebih dari dua buah

adalah analisis varians. Analisis varians dibagi menjadi tiga macam yaitu, analisis varians

satu jalur, analisis varians dua jalur, analisis varians tiga jalur. Analisis variansi adalah suatu

teknik untuk menganalisis atau menguraikan seluruh variansi antar bagian-bagiannya yang

bermakna. Model efek tetap adalah suatu model yang perlakuannya ditetapkan sesuai dengan

tujuan untuk melakukan percobaan.

48

Page 49: Metode Penelitian Ilmu Sosial

BAB XIV

LAPORAN PENELITIAN

A. Pentingnya Laporan Penelitian

Laporan Penelitain memiliki makna penting bagi peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Laporan tersebut menunjukkan bahwa peneliti telah selisai melakukan penelitian.

2. Temuan-temuan dilapangan harus dibukukan dalam sebuah karya ilmiah.

3. Karya ilmiah tersebut menjadi hak peneliti.

4. Dengan adanya laporan penelitian akan menambah kajian ilmi yang digelutinya.

5. Bagi para praktisi kemungkinan akan menerapkan penelitian dalam lingkup lebih luas

6. Bagi para peneliti lebih lanjut dapat digunakan sebagi rujukan.

B. Isi Laporan Penelitian

1. Pendahuluan

Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian,

tujuan penelitian (mencari jawaban persoalan yang ingin diketahui), dan manfaat penelitian.

2. Konsep Teoritis

Tentang sumber bagi penulisan konsep teoritis, dan dapat digunakan pustaka cetak

seperti buku ilmiah umum, buku-buku teoritis, skripsi, tesis, disertasi, dan jurnal ilmiah.

Sedapat mungkin gunakan jurnal ilmiah sebagai acuan karena jurnal ini telah dipublikasi

sehingga bernilai ilmiah tinggi. Saat ini informasi yang ada dalam dunia elektronik begitu

banyak, terutama dari jaringan internet. Untuk itu peneliti, peneliti juga harus memberi

perhatian pada kajian-kajian yang dilakukan di dunia maya tersebut, sebab mungkin saja

artikel yang di upload justru memiliki kabaharuan yang tinggi.

3. Metode Penelitian

Pada bagian metode ini dijelaskan tentang variable yang ada pada penelitian yang

dilakukan. Penjelasan ini maksudnya adalah memberikan definisi operasionalmasing-masing

variable, serta kedudukan variable dalam kontruk penelitian yang dilakukan. Selain itu dalam

penelitian ini dijelaskan metode penelitian yang digunakan kualitatif atau kuantitatif, dan juga

dijelaskan populasi dan sampling, serta teknik pengambilan sampling dan juga teknik analisis

data.

4. Hasil Penelitian

Semua hasil penemuan dalam penelitian dituliskan, dan juga menjelaskan tentang

metode-metode statistik yang digunakan dalam melakukan alnalisis data. Setelah

49

Page 50: Metode Penelitian Ilmu Sosial

mendapatkan hasil, maka peneliti juga harus memaparkan pembahasan secara terperinci dari

hasil penelitian.

5. Kesimpulan, Diskusi, Saran

Kesimpulan akhir dibuat setelah semuanya selesai dan merupakan hal yang harus

sesuai dengan rumusan masalah. Hal ini dilakukan agar kesimpulan yang dibuat focus dan

tidak melebar kemana-mana. Diskusi ini mengungkap hal-hal yang menarik yang didapatkan

dilapangan. Dalam konteks diskusi inilah saran dibahas, sehingga saran yang diajukan

merupakan saran yang kongkret. Saran tersebut haruslah relevan dengan hasil diskusi. Saran

dibuat untuk bebrapa implikasi yaitu implikasi secara teoritis, saran praktis, dan saran untuk

peneliti lebih lanjut.

6. Kelengkapan Laporan Penelitian

Kelengkapan laporan penelitian antara lain, kata pengantar, daftar isi, Abstrak/

intisari, lembar pernyataan keaslian penelitian, lembar pengesahan, daftar pustaka,

keterangan pelaksanaan penelitian, lampiran, aturan penulisan daftar pustaka (nama penulis

karya, tahun terbit karya, judul buku, tempat terbit, nama penerbit, penulisan daftar pustaka

dibuat secara alfabetis, gelar kesarjanaan penulis tidak perlu ditulis).

50