Upload
vuongkien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu data diambil
pada satu periode waktu secara bersamaan dengan sampel yang berbeda.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Ciomas yang terdiri dari 3 Desa di
Kecamatan Ciomas yaitu Desa Ciomas, Ciomas Rahayu, dan Pagelaran.
Pemilihan tempat dan contoh dilakukan secara sengaja (purposive sampling)
berdasarkan kemudahan akses dan penderita penyakit TB paru kedua terbanyak
di Kabupaten Bogor setelah Cileungsi (Gerduda TB 2000). Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan April sampai dengan November 2010 yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, serta analisis data.
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Populasi penelitian ini adalah seluruh subjek atau contoh yang terpilih di
salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Ciomas. Kriteria
contoh yaitu anggota keluarga (orang tua) sebagai penderita penyakit TB paru.
Populasi contoh tersebar berdasarkan 4 UPT Puskesmas Kecamatan Ciomas
yang kemudian disebut cluster area yaitu Puskesmas Kota Batu, Ciomas,
Laladon, dan Ciapus. Selanjutnya secara purposive terpilih Puskesmas Ciomas
sebagai contoh cluster pemilihan dengan pertimbangan kemudahan akses dan
karakteristik contoh yang cukup banyak dibanding puskesmas lain. Puskesmas
ini membawahi tiga desa, yaitu Desa Ciomas, Desa Ciomas rahayu, dan Desa
Pagelaran. Jumlah contoh dari tiga desa terpilih yaitu 49 orang yang aktif berobat
TB paru ke Puskesmas Ciomas dan bersedia diwawancarai.
Gambar 2 Cara Pengambilan Contoh
Populasi : Keluarga dengan TB paru di Kecamatan Ciomas
Cluster Area
Puskesmas Ciomas
Puskesmas Laladon
Puskesmas Ciapus
Puskesmas Kota Batu
Desa Ciomas, Ciomas Rahayu, dan Pagelaran (n=49 keluarga)
24
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer
yaitu data yang berasal langsung dari objek penelitian, yang diperoleh dengan
survey (wawancara kepada contoh dan pasangan dengan kuesioner terstruktur)
dan observasi. Sedangkan data sekunder meliputi data pasien aktif Puskesmas
Ciomas, gambaran umum lokasi penelitian, penelusuran pustaka dan lain-lain.
Tabel 1 Peubah, Jenis Data, dan Cara Pengumpulan Data
Peubah Jenis Data Cara Pengumpulan Data Skala dataPerilaku Hidup Sehat Primer Wawancara ordinalRiwayat Kesehatan Primer Wawancara nominalKarakteristik Keluarga Pekerjaan Primer Wawancara nominal Pendidikan Primer Wawancara ordinal Pendapatan keluarga Primer Wawancara rasio Usia Primer Wawancara rasio Besar keluarga Primer Wawancara rasio Sanitasi Primer Wawancara dan observasi ordinalTingkat Kecemasan Primer Wawancara ordinalMekanisme koping Primer Wawancara ordinalKelentingan Keluarga Primer Wawancara ordinalKeadaan Umum Lokasi Penelitian
Sekunder Kantor Desa -
Tabel 2 Kategori Variabel Penelitian
No. Variabel Kategori Keterangan
Kelentingan Keluarga1. Family Cohesion Kebersamaaan
Keseimbangan Kedekatan loyalitas Aktivitas Kemandirian
2. Family Belief System
Kemampuan untuk memaknai kesulitan
Pandangan positif Spiritual atau transedensi
3. Komunikasi Kejelasan pesan Keterbukaan penyampaian emosi Kolaboratif dalam pemecahan
masalah
Mackay (2003) & Sixbey (2005) diacu dalam Lum C (2008)
Mekanisme Koping Keluarga4. Problem-focused
coping5. Emotion-focused
coping
Folkman (1986) &
Mekanisme Koping Kesehatan Keluarga6. Family Integration,
Kerjasama, dan Optimisme
7. Dukungan Sosial,
Mc.Cubbin & Mc.Cubbin (1979)
25
Penghargaan Diri, dan Psychological Stability
8. Komunikasi dan konsultasi kesehatan
Dukungan Sosial9. Dukungan
Emosional10. Dukungan
Penghargaan 11. Dukungan
Instrumental 12. Dukungan
Informatif
Smet (1994) dan Sarafino (1998) & Permatasari (2006)
Stres13. Tingkat Kecemasan Normal
Ringan-sedang Berat Ekstrim
Zung (1971)
Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga14. Usia 19-29 tahun
30-49 tahun 50-69 tahun
Hurlock (1993)
15. Pendidikan Tidak sekolah Tidak tamat SD SD SMP SMA Diploma Sarjana Pasca sarjana
Ketentuan peneliti
16. Pekerjaan Tidak bekerja Petani Pedagang Buruh PNS/ABRI/Polisi Wiraswasta Karyawan swasta Lainnya
Ketentuan peneliti
17. Besar keluarga Kecil (≤4 orang) Sedang (5-7 orang) Besar (≥8 orang)
Hurlock (1993)
18. Pendapatan keluarga
< Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000,00 Rp. 1.500.000,00 – Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00 > Rp. 2.500.000,00
Ketentuan peneliti
SanitasiKondisi Fisik Rumah19. Kepemilikan rumah Milik sendiri
kontrak Sewa Lainnya
Ketentuan Peneliti
26
20. Jenis lantai Seluruhnya tanah Tanah dan Semen Lantai keramik Lainnya
BPS (2000)
21. Dinding Bambu/triplek/kayu Tembok plester/tanpa plester Lainnya
BPS (2000)
22. Ventilasi Tidak ada Ada, tetapi tertutup Ada, terbuka
BPS (2000)
23. Atap Ijuk Seng Genteng Lainnya
BPS (2000)
24. Jendela Tidak ada Ada, tetapi hanya di beberapa
ruangan Ada, hampir setiap ruangan
BPS (2000)
25. Luas ruangan per orang
Baik (> 8m2/orang) Sedang ( 5-8m2/orang) Kurang (< 5m2/orang)
BPS (2000)
Sarana Rumah Tangga26. Ketersediaan
kamar mandi Ya Tidak
Ketentuan peneliti
27. Kondisi kamar mandi
Tanah dan Semen Lantai keramik Lainnya
Ketentuan peneliti
28. Ketersediaan jamban
Ya (septic tank/tanpa septic tank) Tidak (sungai/empang) Lainnya
Ketentuan peneliti
29. Pembuangan sampah
Sungai TPS Lainnya
Ketentuan peneliti
30. Pembuangan air limbah
Sungai Selokan Lainnya
Ketentuan peneliti
Sumber Air31. Sumber air minum Air hujan/sungai
Mata air/sumur PAM/ledeng Lainnya
Sukarni (1994)
32. Sumber air bersih Air hujan/sungai Mata air/sumur PAM/ledeng Lainnya
Sukarni (1994)
Perilaku Hidup Sehat33. Pemisahan alat
makan dan minum Ya Tidak
Depkes (2007)
34. Menjemur kasur, bantal, dan guling
1 minggu sekali 2 minggu sekali 1 bulan sekali Lainnya
Depkes (2007)
35. Waktu tidur Kurang (< 8 Jam) Cukup (> 8 jam)
Depkes (2007)
27
36. Kebiasaan merokok Ya Tidak
Depkes (2007)
37. Olahraga 1 minggu sekali 2 minggu sekali 1 bulan sekali Lainnya
Depkes (2007)
38. Tindakan pengobatan
Dokter/mantri Puskesmas/klinik/rumah sakit Obat warung/Obat tradisional
Ketentuan peneliti
39. Diet Ya Tidak
Depkes (2007)
40. Menggunakan alat untuk batuk dan meludah
Ya Tidak Depkes (2007)
Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji validitas
Uji validitasnya dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor tiap item
dengan skor total. Teknik uji validitas dalam penelitian ini menggunakan
rumus korelasi product moment dari Pearson, yaitu :
rxy =
NYXXY
NYYNXX
/))(()(
/()/( 2222
keterangan :rxy = koefisien korelasi antara skor X (item) dengan skor Y (total) ∑XY = jumlah perkalian antara skor X (item) dengan skor Y (total) ∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total N = jumlah subjek
Uji signifikansi untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item adalah
dengan cara membandingkan rhitung dengan rtabel untuk tingkat signifikansi
0,05 dan N=49, maka rtabel=0,282. Jika rhitung > rtabel , maka pernyataan
tersebut valid. Berdasarkan hasil uji coba validitas dengan program SPSS
16.0 diperoleh uji validitas instrumen:
a. mekanisme koping kesehatan keluarga (CHIP), nilai terendah 0,885 dan
nilai tertinggi 0,896.
b. mekanisme koping keluarga, nilai terendah 0,912 dan nilai tertinggi 0,923.
c. kelentingan keluarga, nilai terendah 0,885 dan nilai tertinggi 0,904.
d. tingkat kecemasan, terdapat beberapa butir pernyataan yang dihapus
yaitu nomor 5, 18 dan 19 karena butir tersebut terbukti tidak valid. Adapun
butir pernyataan yang valid memiliki nilai terendah 0,646 dan nilai tertinggi
0,734.
28
e. dukungan keluarga terdapat beberapa butir pernyataan yang dihapus
yaitu nomor 5, 12, 25, 27, 29, 30, dan 34 karena butir tersebut terbukti
tidak valid. Adapun butir pernyataan yang valid memiliki nilai terendah
0,653 dan nilai tertinggi 0,711.
2. Uji reliabilitas
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik uji reliabilitas alpha yang
dikembangkan oleh Cronbach, dengan rumus :
r11 =
21
2
11
b
k
k
Keterangan :r11 = reliabilitas instrumenk = jumlah item1 = bilangan konstan∑σb
2 = jumlah varians butirσ1
2 = varians total
Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha diperoleh nilai
r11=0,892 untuk instrumen mekanisme koping kesehatan keluarga (CHIP),
sebesar 0,918 untuk instrumen mekanisme koping keluarga, sebesar 0,895
untuk instrumen kelentingan keluarga, sebesar 0,701 untuk instrumen tingkat
kecemasan, sebesar 0,701 untuk instrumen dukungan sosial. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa skala tersebut adalah reliabel karena rhitung > 0,6
sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur.
Tabel 3 Interpretasi Realibilitas
Nilai realibilitas (rhitung) Interpretasi0,801 – 1,00
0,601 – 0,8000,401 – 0,6000,201 – 0,4010,001 – 0,200
BaikCukupAgak kurangKurangSangat kurang
Sumber: Arikunto (2002) diacu dalam Permatasari (2006)
Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2002) diacu dalam Marwiati (2005), agar analisa
penelitian menghasilkan informasi yang benar, ada 4 tahap yang digunakan
peneliti yaitu :
1. Editing, merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isi kuesioner
yang telah lengkap, jawaban dan tulisannya jelas untuk dibaca, relevan
dengan pertanyaan, serta konsisten.
29
2. Koding, merupakan kegiatan mengubah data dari berbentuk huruf
menjadi data yang berbentuk bilangan, sehingga akan mempermudah
pada saat analisis dan entri data.
3. Processing, merupakan langkah pemrosesan data agar dapat dianalisis,
yaitu dilakukan dengan cara memasukkan data dari kuesioner ke program
komputer.
4. Clearing, yaitu membersihkan data dan merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah dientri di komputer.
Data yang terkumpul, ditabulasi, dan dianalisis secara deskriptif. Hasil
pengolahan data, selanjutmya dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis
statistik menggunakan uji korelasi untuk menguji hubungan antar variabel, serta
uji regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada
kelentingan keluarga. Selain itu, diperlukan uji beda untuk menguji perbedaan
lama sakit dengan kemungkinan adaptasi atas situasi krisis.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyajian
data dalam bentuk persentase, tabel, dan grafik. Sajian data tersebut kemudian
dirumuskan dalam bentuk teks sebagai interpretasinya. Data yang bersifat
kualitatif digambarkan dengan kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori
untuk memperoleh hasil. Selanjutnya kategori tersebut dikuantitatifkan ke dalam
bentuk persentase. Dengan rumus sebagai berikut (Arikunto 2002) diacu dalam
Marwiati (2005):
P = N
nx 100 %
Keterangan :P = Persentasen = skor riilN = Total skor
Adapun instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Karakteristik contoh, yang terdiri dari 3 pertanyaan terbuka yaitu pekerjaan,
pendidikan, dan usia.
2. Karakteristik keluarga, yang terdiri dari 2 pertanyaan terbuka yaitu:
pendapatan keluarga dan besar keluarga.
3. Riwayat kesehatan penderita dan keluarga, dengan 2 item pertanyaan
terbuka yaitu deskripsi dan dampak.
30
4. Sanitasi, yang terdiri dari 3 item yaitu: kondisi fisik rumah, sarana dalam
rumah tangga, dan sumber air dengan 12 pertanyaan tertutup dan 3
pertanyaan terbuka.
5. Perilaku hidup sehat, yang terdiri dari 7 pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan
terbuka.
6. Mekanisme koping kesehatan keluarga, kuesioner diadaptasi dari teori
Mc.Cubbin & Mc.Cubbin (1979) yang disusun dalam 45 butir pernyataan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan skala likert yaitu: sangat
membantu/menolong (skor 4), membantu/menolong (skor 3), kurang
membantu/menolong (skor 2), tidak membantu/menolong (skor 1). Skor yang
dihasilkan yaitu antara 45-180, sehingga dapat dibuat rentangan 180 – 45 =
135. Hasil rentangan tersebut akan dikategorikan menjadi 5 kriteria yaitu
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Nilai interval
persentase yaitu 180
135= 75, sehingga
5
75= 15, maka didapat angka 15
sebagai intervalnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4 Kriteria Mekanisme Koping Kesehatan Keluarga (CHIP), Mekanisme Koping Keluarga, Kelentingan Keluarga, dan Dukungan Sosial
Interval Persentase (%) Kriteria25,00 – 40,00 Sangat rendah41,00 – 55,00 Rendah56,00 – 70,00 Sedang71,00 – 85,00 Tinggi86,00 – 100,0 Sangat tinggi
7. Mekanisme koping keluarga, kuesioner diadaptasi dari teori Folkman (1986)
yang disusun dalam 66 butir pernyataan. Skala pengukuran yang digunakan
adalah dengan skala likert yaitu: sangat membantu/menolong (skor 4),
membantu/menolong (skor 3), kurang membantu/menolong (skor 2), tidak
membantu/menolong (skor 1). Skor yang dihasilkan yaitu antara 66-264,
sehingga dapat dibuat rentangan 264 – 66 = 198. Hasil rentangan tersebut
akan dikategorikan menjadi 5 kriteria yaitu sangat rendah, rendah, sedang,
tinggi, dan sangat tinggi. Nilai interval persentase yaitu 264
198= 75, sehingga
5
75= 15, maka didapat angka 15 sebagai intervalnya. Hasilnya dapat dilihat
pada Tabel 4.
8. Kelentingan keluarga, kuesioner diadaptasi dari teori Mackay (2003) dan
Sixbey (2005) yang disusun dalam 33 butir pernyataan. Skala pengukuran
31
yang digunakan adalah dengan skala likert, dengan pemberian skor yaitu:
sangat setuju (SS)=4, setuju (S)=3, kurang setuju (KS)=2, tidak setuju
(TS)=1. Skor yang dihasilkan yaitu antara 33-132 sehingga dapat dibuat
rentangan 132 – 33 = 99. Hasil rentangan tersebut akan dikategorikan
menjadi 5 kriteria yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat
tinggi. Nilai interval persentase yaitu132
99= 75, sehingga
5
75= 15, maka
didapat angka 15 sebagai intervalnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.
9. Tingkat kecemasan, kuesioner diadaptasi dari Zung Self Rating Anxiety Scale
(ZRAS) (1971) yang terdiri dari 17 butir pernyataan. Skala pengukuran yang
digunakan adalah dengan skala likert, dengan pemberian skor yaitu: selalu
(skor 4), sering (skor 3), kadang-kadang (skor 2), tidak pernah (skor 1). Skor
yang dihasilkan yaitu antara 17-68 sehingga dapat dibuat rentangan 68 – 17
= 51. Hasil rentangan tersebut akan dikategorikan menurut Zung (1971) yaitu
dibagi 4 kriteria, yaitu normal, ringan-sedang, berat, dan ekstrim. Nilai interval
persentase yaitu 68
51= 75, sehingga
4
75= 18,75, maka didapat angka 18,75
sebagai intervalnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5 Kriteria Tingkat Kecemasan
Interval Persentase (%) Kriteria25,00 – 43,75 Normal43,76 – 62,50 Ringan – Sedang62,51 – 81,25 Berat81,26 – 100,0 Ekstrim
10. Dukungan sosial, kuesioner diadaptasi dari Permatasari (2006) yang didasari
oleh teori Smet (1994) dan Sarafino (1998), terdiri dari 27 butir pernyataan
favorable dan unfavorable. Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan
skala likert, dengan skor sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS),
sangat tidak sesuai (STS). Skor yang dihasilkan yaitu antara 27-108
sehingga dapat dibuat rentangan 108 – 27 = 81. Hasil rentangan
dikategorikan menjadi 5 kriteria yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,
dan sangat tinggi. Nilai interval persentase yaitu 108
81= 75, sehingga
5
75= 15,
maka didapat angka 15 sebagai intervalnya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel
4. Untuk jawaban pernyataan favorable, sangat sesuai (SS)=4, sesuai (S)=3,
tidak sesuai (TS)=2, sangat tidak sesuai (STS)=1. Sedangkan jawaban
pernyataan unfavorable, sangat sesuai (SS)=1, sesuai (S)=2, tidak sesuai
32
(TS)=3, sangat tidak sesuai (STS)=4. Perincian skala dukungan sosial dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Skala Dukungan Sosial
Jumlah ItemNo. Aspek
Fav UnfavTotal
1 Dukungan emosional 8 4 122 Dukungan penghargaan 3 4 73 Dukungan Instrumental 2 1 34 Dukungan informatif 5 0 5
Total 18 9 27
Definisi Operasional
Keluarga dengan TB Paru adalah kumpulan orang yang terdiri dari suami, istri,
atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan
anaknya yang memiliki ikatan pernikahan, darah, atau adopsi yang
salah satu dari orang tua (ayah atau ibu) menderita penyakit TB
Paru.
Karakteristik sosial ekonomi keluarga adalah karakteristik keluarga dengan
TB Paru yang meliputi pendapatan keluarga, pendidikan, pekerjaan,
usia, dan besar keluarga.
Pendapatan keluarga adalah suatu jumlah uang yang diperoleh dari pekerjaan
pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota
keluarga lainnya yang dinyatakan dalam rupiah perkapita perbulan.
Pendidikan adalah pengajaran formal yang terakhir yang pernah diperoleh
contoh yang meliputi SD, SMP, SMA, Diploma, Sarjana, Pasca
sarjana.
Pekerjaan adalah sumber pendapatan keluarga dapat berupa pekerjaan tetap
atau tidak tetap sesuai dengan bidang dan keahlian contoh.
Usia adalah lama waktu hidup (dalam tahun) orang tua sejak lahir sampai waktu
pengambilan data penelitian.
Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang hidup serumah yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak serta anggota keluarga lainnya
selama minimal 3 bulan.
Sanitasi adalah suatu pengelolaan kondisi lingkungan keluarga yang dapat
diukur melalui kondisi fisik rumah, sarana rumah tangga, dan
sumber air.
33
Perilaku hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan
sehari-hari yang mencerminkan upaya hidup sehat dalam
memelihara kesehatan keluarga dengan TB Paru, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati secara
langsung oleh pihak luar, meliputi kebersihan anggota keluarga,
kebersihan makanan dan peralatan makan, kebiasaan olahraga,
dan kebiasaan tidak merokok.
Kelentingan Keluarga adalah karakteristik, dimensi, dan sumber daya keluarga
dalam menghadapi perubahan dan adaptasi terhadap situasi krisis.
Kelentingan keluarga diukur berdasarkan aspek kelentingan
keluarga meliputi: family cohesion, family belief system, dan
communication. Semakin tinggi skor yang diperoleh didalam skala,
maka semakin lenting keluarga tersebut dan sebaliknya.
Tingkat Kecemasan adalah suatu persepsi tentang perasaan yang tidak
menyenangkan dan reaksi fisiologis, kecemasan dapat
dikategorikan menjadi 4 yaitu: normal, ringan-sedang, berat, dan
ekstrim.
Mekanisme Koping adalah usaha kognitif dan perilaku yang dibuat oleh
seseorang untuk mengorganisasikan tuntutan dari perbedaan
harapan dan kenyataan. Mekanisme koping diukur dengan
menggunakan skala berdasarkan jenisnya, yaitu: emotion focus
coping dan problem focus coping.
Dukungan sosial adalah dukungan yang diperoleh dari hubungan interpersonal
yang mengacu pada kesenangan, ketenangan, bantuan
bermanfaat, yang berupa informasi verbal maupun non verbal yang
diterima seseorang dari orang lain atau kelompok lain yang
membawa efek perilaku bagi penerimanya. Dukungan sosial ini
diukur dengan menggunakan skala dukungan sosial yang dibuat
berdasarkan jenis dukungan sosial meliputi: dukungan emosional,
penghargaan, intrumental, dan informatif. Semakin tinggi skor yang
diperoleh didalam skala, maka semakin tinggi dukungan yang
diterima dan sebaliknya.