Upload
truongnhan
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
METODE PENDETEKSIAN TEPI SOBEL DAN CANNY UNTUK
PENGUKURAN DIAMETER SERAT NONWOVEN
POLYCARBOSILANE
Slamet Pribadi, Pranjono, Triarjo, Deni Mustika, Jan Setiawan
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN, Tangerang Selatan, Indonesia,
ABSTRAK
METODE PENDETEKSIAN TEPI SOBEL DAN CANNY UNTUK PENGUKURAN DIAMETER
SERAT NONWOVEN POLYCARBOSILANE. Telah dilakukan pemrosesan citra digital berupa
pendeteksian tepi metode Sobel dan Canny pada citra serat Nonwoven Polycarbosilane (PCS) yang dibuat
dengan menggunakan teknik electrospinning. Pemrosesan citra berupa pendeteksian tepi dilakukan untuk
pengukuran diameter serat. Pemrosesan citra dan pengukuran diameter dilakukan dengan menggunakan
aplikasi ImageJ. Pengukuran diameter dilakukan dengan pengukuran langsung jarak antara dua garis tepi
serat. Hasil pendeteksian tepi dari metode Canny menunjukkan hasil pendeteksian tepi yang lebih baik
dengan kesalahan piksel yang lebih rendah dibandingkan metode Sobel. Dari distribusi diameter serat
Nonwoven Polycarbosilane yang teramati diperoleh rata-rata sebesar 6,732 ± 2,102 µm.
Kata Kunci: diameter, serat nonwoven, PCS, metoda pendeteksian tepi.
ABSTRACT
SOBEL AND CANNY EDGE’S DETECTION METHOD FOR DIAMETER MEASUREMENT OF
POLYCARBOSILANE NONWOVEN FIBERS. Edge detection digital image process by Sobel and Canny
method of Polycarbosilane nonwoven fibers images produced by electrospinning process has been done.
Image processing for diameter measurement has been done. Image processing and diameter measurement
has been done by direct distances measurement of two lines corresponding to the edge’s of the fiber. The
result of the Canny edge’s detection show better lines with low pixel error compared to the Sobel method.
The distribution of diameter the nonwoven polycarbosilane fibers show the average diameter value at 6,732
± 2,102 µm.
Keywords: diameter, nonwoven fiber, PCS, edge detection method.
PENDAHULUAN
Serat nonwoven merupakan rajutan
serat berupa lembaran yang ikatannya
disebabkan oleh gaya gesekan dan/atau
kohesi maupun adhesi [1]. Beberapa
kesulitan dalam pengukuran diameter serat
nonwoven antara lain: Bagaimana
memperoleh citra yang baik untuk dianalisis,
bagaimana mendesain algoritma yang praktis
untuk memperoses citra serat nonwoven [2].
Citra yang diperoleh dari mikroskop
perlu dilakukan proses image processing
dengan tujuan untuk memperoleh informasi
citra yang akurat [3]. Gonzales (2002) dalam
[3] menunjukkan beberapa cara pemrosesan
signal digital untuk meningkatkan kualitas
citra seperti: pengaturan brightness dan
contrast, pendeteksian tepi, noise reduction,
pengaturan fokus, motion blur reduction dan
lainnya. Untuk penentuan diameter serat
nonwoven, pemrosesan signal digital yang
perlu dilakukan adalah pendeteksian tepi [4-
6]. Pendeteksian tepi merupakan proses
untuk menentukan tepi dari sebuah citra
[3,7]. Tepi mengandung sifat yang istimewa
dan mengandung informasi penting.
Pendeteksian tepi dilakukan bertujuan untuk
mengurangi jumlah data secara signifikan
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 248
_____________________
dan memilah informasi yang tidak relevan
dengan mempertahankan karakteristik
struktur yang penting dari sebuah citra.
Pendeteksian tepi dapat mengeliminasi
redudansi data pada citra [3].
Metode Sobel merupakan metode
pendeteksian tepi berupa operator diferensial
turunan pertama yang melakukan komputasi
pendekatan dari gradien fungsi intensitas
citra yang dikembangkan oleh Sobel dan
Feldman tahun 1968 [3]. Pendeteksian tepi
metode Sobel yaitu mengukur gradien pada
spasial 2-D sebuah citra dan menguatkan
daerah dengan frekuensi spasial yang tinggi
yang berkorespondensi dengan tepi. Metode
Sobel menggunakan mask gradien 3×3.
Dimana mask ini yang akan mengganti nilai
piksel pada citra mulai baris awal hingga
baris terakhir [3,8].
Metode Canny merupakan
pendeteksian tepi yang dikembangkan oleh
John F. Canny tahun 1986, yang
menggunakan algoritma multi tingkat untuk
mendeteksi tepi sebuah citra pada rentang
yang lebar. Metode ini merupakan
pendeteksi tepi turunan kedua . Pendeteksian
tepi Canny merupakan pendeteksi tepi yang
kompleks dimana citra yang diproses
dilakukan proses noise reduction. Saat
algoritma Canny diaplikasikan, sudut (arah)
dan besar gradien citra yang diperoleh akan
digunakan untuk menentukan bagian tepi.
Titik tepi dalam metode ini didefinisikan
sebagai titik yang memiliki gradien dengan
nilai maksimum lokal dalam arah gradiennya
[3,7].
Dalam kajian ini dilakukan
pendeteksian tepi serat dari citra mikroskop
yang diperloeh menggunakan metode Sobel
dan Canny. Hasil pendeteksian tepi tersebut
akan digunakan sebagai batas tepi dalam
pengukuran diameter citra serat nonwoven
polycarbosilane. Serat nonwoven
polycarbosilane ini akan digunakan sebagai
bahan pengisi dalam pembuatan komposit
kelongsong bahan bakar nuklir.
TATA KERJA
Serat nonwoven PCS dibuat dengan
melarutkan polycarbosilane (PCS) dengan
toluena dan N,N-dimethylformamide (DMF).
Pengadukan larutan dilakukan selama 36
jam. Larutan PCS diumpankan ke peralatan
electrospinning dari Nabond dengan susunan
vertikal. Parameter proses yang diberikan
untuk proses pembuatan serat, laju larutan
umpan sebesar 3 mL/jam, tegangan listrik
sebesar 10 kV dan jarak antara ujung jarum
ke kolektor sejauh 120 mm. Kolektor yang
digunakan untuk menampung serat
digunakan kawat kisi sebesar 150 mm × 150
mm dengan ukuran kisi sebesar 5 mm × 5
mm seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Serat nonwoven PCS hasil
electrospinning.
Gambar 2. Mikroskop Optik Nikon Epiphot.
Dari kolektor dilakukan pencuplikan
serat dan ditaruh diatas kaca preparat ukuran
20 × 20 mm dengan dasarnya diberi warna
hitam. Sampling serat diamati dengan
menggunakan mikroskop optik Nikon
Epiphot yang dilengkapi dengan kamera
digital seperti pada Gambar 2 untuk merekam
citra. Pengamatan serat pada mikroskop
optik dilakukan pada perbesaran 100 kali.
Untuk menentukan ukuran serat dalam satuan
mikrometer dilakukan pengambilan citra tile
yang merupakan kalibrator satuan panjang
yang akan digunakan sebagai kalibrator
satuan panjang saat pengukuran diameter
serat menggunakan aplikasi ImageJ [9,10].
Proses pengolahan citra dalam aplikasi
ImageJ diawali dengan mengubah citra
menjadi citra hitam-putih dengan kedalaman
8 bit dengan fasilitas process-binary dalam
aplikasi ImageJ. Pengubahan citra dengan
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 249
_____________________
proses tersebut tingkat threshold ditentukan
dengan menganalisis citra secara
keseluruhan.
Pendeteksian tepi serat dilakukan
menggunakan metode Sobel yang merupakan
metode dasar yang digunakan pada fasilitas
process-find edges dalam aplikasi ImageJ.
Sedangkan metode Canny merupakan plugins
yang dapat ditambahkan dalam aplikasi
ImageJ. Dalam analisis pendeteksian citra
yang menggunaan kedua metode tersebut
dilakukan pengamatan terhadap histogram
citra untuk melihat jumlah piksel pada citra.
Pengukuran diameter serat pada citra
dilakukan dengan terlebih dahulu penentuan
skala gambar dengan kalibrator tile yang
akan membantu dalam mengubah piksel ke
satuan panjang mikrometer. Penentuan
diameter serat dibuat garis tegak lurus
terhadap garis yang mewakili tepi serat yang
dihasilkan dari proses pendeteksian tepi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari pengamatan mikroskop optik
diperoleh citra serat nonwoven PCS seperti
ditampilkan pada Gambar 3.
(a)
(b)
Gambar 3. Citra mikroskop optik serat
nonwoven PCS.
Gambar 3.a dan 3.b merupakan citra
mikroskop optik serat nonwoven PCS hasil
electrospinning dengan perbesaran 100 kali.
Orientasi serat yang acak dan jalinan serat
yang tidak rapat terlihat pada Gambar 3,
sehingga terlihat pori (ditunjukkan oleh tanda
panah) di dalam lembaran. Morfologi pada
serat tunggalnya secara keseluruhan
menunjukkan tidak ada pori. Dari Gambar 3,
citra mikroskop optik serat menunjukkan
citra dengan piksel yang terlalu rumit
sehingga sulit untuk dianalisis. Oleh karena
itu, dilakukan pendekatan pendeteksian tepi
agar dapat ditentukan tepi serat sehingga
dapat dilakukan penggukuran diameter. Dua
metode pendeteksian tepi yang digunakan
dalam kajian ini, yaitu metode Sobel dan
Canny. Pada Gambar 4 disajikan
perbandingan pendeteksian tepi antara
penggunaan metode Sobel dengan Canny
terhadap citra mikroskop optik dari Gambar
3.b.
(a)
(b)
Gambar 4. Hasil pendeteksian tepi citra serat
PCS menggunakan metode (a) Sobel dan (b)
Canny, pada aplikasi ImageJ
Pedeteksian tepi yang dilakukan
dengan kedua metode terlihat menunjukkan
hasil pendeteksian yang relatif serupa.
Perbedaan dari kedua metode tersebut secara
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 250
_____________________
grafis terlihat hasil pendeteksian tepi
menggunakan metode Sobel terlihat adanya
kelebihan piksel pada area deteksi yang sama
dengan model Canny. Kelebihan piksel
tersebut ditunjukkan oleh tanda panah pada
Gambar 4.a. Piksel yang dihasilkan dari
pendekatan tepi metode Sobel, merupakan
hasil dari matriks mask dimana tiap
elemennya merupakan pendekatan hasil
penjumlahan dari elemen horizontal dan
elemen vertikalnya. Hasil grafis yang
menunjukkan piksel yang lebih banyak
dibandingkan metode Canny, disebabkan
pada daerah tersebut memiliki frekuensi
spasial yang tinggi sehingga dianggap tepi
[3]. Berbeda dengan metode Canny yang
melakukan pendeteksian tepi dengan
meminimalisir signal to noise ratio (SNR),
kesalahan posisi piksel tepi yang serendah-
rendahnya dengan melakukan penentuan tepi
yang tepat, dan apabila muncul kesalahan
posisi piksel maka akan dipisahkan. Metode
Canny hanya akan memperlakukan tepi
dengan satu piksel [4].
Gambar 5. Citra serat nonwoven PCS yang
telah dilakukan pendeteksian tepi dan
pengukuran diameter serat menggunakan
aplikasi ImageJ.
Pada Gambar 5 disajikan pengukuran
diameter serat dengan menggunakan metode
langsung dalam aplikasi ImageJ. Hasil
pendeteksian tepi dengan kedua metode yang
relatif serupa, dipilih hasil pendeteksian tepi
metode Canny untuk pengukuran diameter
serat. Pengukuran jarak antara dua tepi yang
berdekatan dilakukan dengan
menghubungkan dua tepi tersebut dengan
garis lurus. Nilai panjang garis ditentukan
oleh aplikasi yang sebelumnya telah
dikalibrasi dengan skala gambar yang ada.
Perolehan nilai diameter untuk sepuluh garis
dari serat berbeda sehingga dapat terlihat
distribusi diameter serat seperti yang
disajikan pada Tabel 1. Pendeteksian tepi
dari kedua metode yang digabungkan dengan
citra mikroskop optik pada Gambar 5 terlihat
tidak semua serat dapat dibedakan gradasi
tepinya. Serat yang tidak dapat dibedakan
ditunjukkan dengan tanda panah. Pada
daerah tersebut bila dilakukan pengukuran
langsung akan menghasilkan nilai diameter
yang jauh lebih besar. Oleh karena itu,
penentuan diameter dengan metode langsung
dilakukan dengan mengeliminasi nilai
diameter pada daerah tersebut. Tabel 1. Nilai diameter serat dari pengukuran
langsung dengan pendeteksian tepi metode
Canny.
No.
Sudut antara garis
penanda diameter
terhadap sumbu-x (o)
Diameter serat
(µm)
1. 45,000 9,037
2. 53,973 8,691
3. 29,745 2,576
4. 75,964 3,952
5. 48,366 7,536
6. 41,186 6,935
7. 43,264 7,536
8. 21,251 5,933
9. 70,201 8,625
10. 31,430 6,502
Hasil pengukuran serat nonwoven
PCS pada Tabel 1 menunjukkan orientasi
serat relatif terhadap sumbu-x dan diameter
serat. Orientasi serat yang terlihat tidak
saling tegak lurus satu dengan yang lainnya,
melainkan membentuk sudut tertentu antara
satu dengan yang lainnya. Nilai diameter
serat terlihat nilainya relatif bervariasi. Hal
ini menunjukkan serat yang diproduksi dari
proses electrospinning memiliki diameter
yang tidak homogen yang dapat dipengaruhi
oleh karakteristik larutan dan laju alir larutan
dan orientasi serat yang acak akan
menunjukkan karakteristik isotropik.
Namun, dari pengukuran diameter dengan
memilih sepuluh serat, terdapat dua serat
yang nilai diameternya kurang dari 5 µm.
Nilai diameter yang diperoleh tersebut
kemungkinan merupakan nilai diameter serat
sebenarnya atau bukan, sangat mungkin citra
serat yang dianalisis tidak berbentuk silinder
x
y
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 251
_____________________
sempurna, melainkan berupa pita [9]. Ketika
bentuknya berupa pita maka akan terjadi
pelebaran disalah satu sisi dan di sisi lain
akan mengalami penipisan. Orientasi serat
yang acak akan membuat penampakan serat
yang tidak mudah untuk diamati. Dari
distribusi diameter serat pada Tabel 1,
ditentukan rata-rata diameter serat diperoleh
sebesar 6,732 µm dengan standar deviasi
sebesar 2,102 µm.
KESIMPULAN
Pendeteksian tepi pada citra
mikroskop optik dari serat PCS
menggunakan metode Canny diperoleh citra
pendeteksian tepi yang lebih baik
dibandingkan dengan metode Sobel, terlihat
dari kelebihan piksel dalam pendeteksian
tepinya. Untuk keperluan pengukuran
diameter serat hasil pendeteksian tepi kedua
metode masih dapat digunakan. Dari
pengukuran jarak antara dua tepi yang
dihasilkan dari pendeteksian tepi diperoleh
rata-rata diameter serat nonwoven sebesar
6,732 ± 2,102 µm.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sinha, M.K., Das, B.R., Mishra, R.,
Ranjan, A., Srivastava, A., and Saxena,
A.K. “Study of electrospun
polycarbosilane (PCS) nanofibrous web
by needle-less technique”. Fashion and
Textiles, 1(2). pp . 2014
2. Chen Zeyun, Wang Rongwu, Zhang
Xianmiao and YinBaopu. “Study on
Measuring Microfiber Diameter in Melt-
blown Webbased on Image Analysis”.
Procedia Enginnering, 15, Pp 3516-
3520. 2011.
3. Vincent, O.R., and O. Folorunso. “A
Descriptive Algorithm for Sobel Imag
edge Detection”. Proceedings of
informing Science & IT Education
Conference (InSiTE), pp 97 - 107. 2009.
4. Oznergiz, E., yasar Emre Kiyak,
Mustafa E. Kamasak, and Isa Yildirim.
“Automated Nanofiber Diameter
Measurement in SEM Images Using a
Robust Image Analysis Method”.
Journal of Nanomaterials, vol. 2014,
Article ID 738490, 6 pages, 2014.
doi:10.1155/2014/738490.
5. Eun Ho Shin, Kwang Soo Cho, Moon
Hwo Seo and Hyungsup Kim.
“Determination of Electrospun Fiber
Diameter Distributions Using Image
Analysis Processing”. Macromolecular
Research, 16(4), pp 314-319. 2008.
6. Pourdeyhimi, B., and R., Dent.
“Measuring Fiber Diameter Distribution
in Nonwovens”. Textile Res. J. 69(4), pp
233-236. 1999.
7. Canny, J., “A Computational Approach
To Edge Detection”, IEEE Trans.
Pattern Analysis and Machine
Intelligence, 8(6):679–698. 1986.
8. Apriyana, Delta Sri Maharani, Shinta
Puspasari, dan Renni Angreni.
Perbandingan Metode Sobel, Metode
Prewitt dan Metode Robert Untuk
Deteksi Tepi Objek Pada Aplikasi
Pengenalan Bentuk Berbasis Citra
Digital. 2013.
http://eprints.mdp.ac.id/795/1/JURNAL
%20Apriyana%20dan%20Delta.pdf.
akses online: 20 Agustus 2015.
9. Setiawan, J. Sintesis Komposit Matriks
Keramik Silikon Karbida Berbasis
polycarbosilane dan Karakteristik
Panasnya Sebagai Bahan Penukar
Kalor. Disertasi. 2015.
10. Setiawan, J, S. Pribadi, Pranjono, S.
Poertadji, and Sigit. “Study on
morphology of Electrospun SiOC”,
Advanced material Research Vol 1123,
pp223-226. 2015.
TANYA JAWAB
Pertanyaan
Apa yang melatar belakangi penelitian tersebut? (Dwi Priyantoro)
Jawaban
Untuk mendapatkan teknik pengukuran diameter serat (nonwoven) yang cukup baik antara metode Sobel dan Cammy.
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 252
_____________________