86
METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA MELATI BAMBU APUS JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ilmu Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) Oleh Ida Nurfarida NIM: 104052001978 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU

DI PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA MELATI

BAMBU APUS

JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Ilmu Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh

Ida Nurfarida

NIM: 104052001978

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

ii

METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK

TUNARUNGU DI PANTI SOSIAL BINA RUNGU

WICARA MELATI

BAMBU APUS - JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh

Ida Nurfarida

104052001978

Di Bawah Bimbingan:

Drs. Mahmud Jalal, M.A

NIP. 19520422 198103 1 002

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 3: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (SI) di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN (Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah) Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) Jakarta.

Jakarta, 01 September 2009

Ida Nurfarida

Page 4: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

iv

ABSTRAK

Ida Nurfarida

Metode Bimbingan Agama Bagi Anak Tunarungu di Panti Sosial Bina Rungu

Wicara Melati Bambu Apus, Jakarta Timur

Tunarungu adalah penyandang cacat yang paling mengalami kesulitan

dalam memahami agama. Karena pendengaran yang merupakan alat penerima

transformasi ilmu agama tidak bekerja semestinya. Maka itu, metode bimbingan

agama sangat urgen diteliti, hal ini untuk mengetahui metode apa yang tepat untuk

digunakan bagi tunarungu, dan sejauhmana keberhasilan metode tersebut dalam

bimbingan Agama. Hal inilah yang diteliti dalam skripsi ini, dengan mengambil

sekolah tunarungu yang dikelola Departeman Sosial sebagai objek dalam

penelitian ini.

Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” adalah sekolah khusus bagi

siswa yang mengalami kelainan/kekurangan dalam hal pendengaran. Oleh karena

itu siswa tunarungu dalam menerima bimbingan agama harus dibedakan

penanganannya agar tercapai maksud dari pemberian bimbingan agama tersebut.

Untuk memberikan bimbingan agama pada siswa tunarungu diperlukan metode

khusus karena keterbatasan mereka dalam berkomunikasi dan menerima

rangsangan agar mudah difahami.

Tujuan atau metode penelitian ini untuk dapat memberikan bimbingan

agama pada siswa tunarungu yang diperlukan metode yang mudah mereka

tangkap dan dengan bahasa yang mudah mereka fahami. Rumusan masalah dalam

penulisan ini adalah bagaimana metode bimbingan agama bagi anak tunarungu di

Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati”. Tujuannya adalah untuk mengetahui

metode yang digunakan oleh sekolah dalam memberikan bimbingan ibadah

maghdhah untuk siswa tunarungu. Teori yang ada di dalamnya adalah bimbingan

agama, metode bibingan agama dalam setiap aspek, bentuk bimbingan ibadah.

Juga ada teori tentang tunarungu, karakteristik tunarungu, media komunikasi

tunarungu, dan perkembangan anak tunarungu.

Metode yang digunakan dalam pemberian bimbingan agama di Panti

Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” adalah: (1) syahadat ; metode meniru,

mengenal ciptaan Allah dan ceramah, (2) shalat ; metode ceramah, praktek, shalat

jamaah, nonton dan gambar, (3) Iqra; metode meniru dan demonstrasi, (4) puasa ;

metode ceramah, buka bersama, bertanya dan simulasi, (5) akhlak; metode

ceramah, metode meniru.

Page 5: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

v

KATA PENGANTAR

Pujian Yang Luhur hanya milik Dzat Yang Maha Agung, Allah SWT. Dia

Maha Mendengar dan Maha Melihat, Dia mengaruniakan penglihatan dan

pendengaran pada hamba-hambaNya, agar hamba-hamba tersebut bersyukur, dan

Dia menguji hamba-hambanNya, agar mereka bersabar.

Penelitian ini bertujuan mengungkap dan mendeskripsikan metode

bimbingan Agama bagi tunarungu di salah satu tempat sosial di Jakarta.

Dipilihnya tempat tersebut, karena ia merupakan tempat sosial yang dikelola oleh

pemerintah, di bawah naungan departemen sosial. Harapannya, dengan

mengadakan penelitian di tempat tersebut, dapat mempresentasikan tempat sejenis

yang ada di indonesia.

Dalam proses penelitian ini, pastinya tidak sedikit rintangan dan hambatan

yang penulis temukan, akan tetapi tantangan dan hambatan yang ada dapat penulis

lalui dengan dengan tidak sukar. Ini karena bantuan dan dorongan dari dosen,

kawan dan keluarga penulis yang selalu mendorong dan memotivasi penulis untuk

segera menyelesaikan penelitian ini. Maka itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapan terima kasih kepada

1. Dr.Arief, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs.

Mahmud Jalal, M.A selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. Dan juga

Drs.Study Rizal, M.Ag. selaku Pembantu Dekan III (PUDEK III)

2. Drs.M.Lutfi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

(BPI) besarta Dra.Nasichah, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan BPI.

3. Segenap pimpinan karyawan dan staf-staf serta bapak/ibu dosen Fakultas

Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan bantuan, ilmu, dan

pengalaman. Dan juga Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan

Page 6: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

vi

Perpustakaan Utama UIN Syarief Hidayatullah Jakarta yang telah fasilitas

memadai atas buku-bukunya.

4. Pimpinan dan Pembimbing Panti Sosial Bina Rungu Wicara MELATI Jakarta

Timur Ibu Sri Wuwuh P.Msi, ibu Sri Mulyati yang memberikan kesempatan

pada penulis, untuk ikut serta mengabdi dan berdiskusi dengan siswa-siswi

tunarungu.

5. Orang tua penulis Bpk. H. Drs Kusnadi, dan Ibu tercinta Hj. Rusydah, mereka

berdua adalah pendorong kuat bagi penulis untuk selalu bersemangat

menyelesaikan penelitian ini.

6. Kakak-kakak penulis khususnya Kak Aang Saeful Milah, M.A, Hj. Nendah

Nurjanah S.Sos, M. Alwi Fachrurazi ST, Sari Rahmayanti.S.Pd.I, yang

senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis hingga

selesainya skripsi ini.

7. Suamiku Fuad Hasan S.Ip atas pengertian yang diberikan kepada penulis,

penulis haturkan terima kasih.

8. Kawan-kawan penulis Ade, Ciah, Dika, Amira, Luthfi, dan Saqy yang selalu

bersedia menjadi kawan diskusi di setiap saat. Jazakumullah khairal jaza’[]

Jakarta, 01 Agustus 2009

Penulis

Ida Nurfarida

Page 7: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR …………………………………………………… v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................... 10

D. Metodologi Penelitian................................................... 11 E. Tinjauan Pustaka........................................................... 14

F. Sistematika Penulisan..................................................... 15

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Metode........................................................... 16

B. Bimbingan Agama……………………………............. 17 C. Metode Bimbingan AgamaTunarungu.......................... 20

D. Tunarungu..................................................................... 22

BAB III GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL BINA RUNGU

WICARA

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya………………. 30

B. Visi, Misi, dan Tujuan……………………………... ... 31

C. Program Panti………………………………………… 33

D. Sarana dan Prasarana ……………………………...... 36 E. Organisasi Pengurus………………………………… 41

BAB IV METODE BIMBINGAN AGAMA ANAK TUNARUNGU

DI PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA MELATI

A. Identifikasi Informasi………………………………… 40 B. Pelaksanaan Bimbingan Agama ………………….. 43

C. Metode Bimbingan Agama Berdasarkan Klasifikasi

Siswa ……………………………………………… 48

D. Metode Bimbingan Agama Berdasarkan Materi……... 54

E. Faktor Pendukung dan Penghambat………………. … 62

Page 8: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

viii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………….. 64

B. Saran………………………………………………… 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

ix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Jakob Sumardjo, manusia adalah satu (mankeind is one), artinya

kemanusiaan itu satu, dari dulu sampai sekarang. Karena pada dasarnya setiap

manusia memiliki potensi atau daya-daya yang sama. Manusia itu memiliki

perasaan, pikiran, insting dan kemauan. Tetapi meskipun demikian, dalam

perkembangannya tidaklah sama, dan inilah yang menyebabkan manusia

berkembang menjadi dirinya sendiri yang unik, yang beda dengan manusia

lainnya. Namun perbedaan-perbedaan itu masih memiliki dasar yang sama,

misalnya, manusia tidak menyukai kebohongan, pembunuhan, keserakahan dan

kemunafikan.1

Manusia adalah makhluk mulia dan unik, yang diciptakan Allah SWT

untuk beribadah pada-Nya. Dalam perjalanan hidup di dunia, manusia tidak akan

terlepas dari berbagai ujian, baik itu yang menyenangkan maupun yang tidak

menyenangkan. Apapun bentuk ujiannya, manusia diharapakan oleh Allah SWT

untuk bersabar dalam menghadapinya. Dalam pandangan agama Islam,

keberadaan ujian adalah hal yang pasti bagi seluruh manusia, Allah SWT

menyebutkan bentuk-bentuk ujian-Nya dalam firman-Nya; �� ء��� ��� و��

� �� ا���ال وا��� وا����ات و��� ا������� � ا�"�ف وا� �ع و

1 Jakob Sumardjo, Menjadi Manusia, (Bandung; Rosda, 2001), h.74.

Page 10: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

x

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,

kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira

kepada orang-orang yang sabar. (QS al-Baqarah [2] : 155)

Di antara ujian yang kerap dialami oleh sebagian manusia adalah

kekurangan pada fungsi bagian organ tubuh, seperti kurang dalam pendengaran,

penglihatan dan penciuman.

Tidak sedikit masyarakat khususnya di Indonesia yang diuji dengan

kurangnya fungsi pendengaran pada organ tubuhnya. Menurut data tahun 2000 M,

populasi penduduk Indonesia lebih kurang 220.000.000, enam juta diantaranya

adalah penyandang tunarungu (bisu-tuli dan kurang mendengar) dari usia balita

hingga lansia. Data ini menunjukkan presentasi populasi penyandang cacat cukup

besar seiring pertambahan penduduk setiap tahun.

Jika bayi sejak lahir menyandang tunanetra, ia akan belajar melalui

pendengarannya, disebabkan kesulitannya memahami gerak suatu benda dan

mengenal warna. Karenanya dalam mengenal sesuatu ia menggunakan

pendengarannya, tentu saja hasilnya sangat terbatas. Dari sisi proses belajar,

terdapat perbedaan yang mencolok antara tunanetra dan tunarungu. Bagi

penyandang Tunanetra, setelah besar ia akan mengetahui nama-nama benda,

meski ia sendiri tidak melihatnya. Lain halnya dengan orang yang sejak lahir

menyandang tunarungu, ia amat kesulitan menyebut nama-nama benda.

Page 11: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xi

Karenanya pendengaran adalah anugerah teragung yang diberikan Allah

SWT kepada manusia. Ini sesuai dengan Firman Allah SWT;

وا����ر ا�1�2 �� وج,0 ش.-� (,���ن + أ�*�(� �)�ن �� أخ�ج� وا#

(��ون �,�� وا�6-5ة

"Dan Allâh mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatu apapun dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (QS: An-Nahl: 78)

Setiap bayi yang lahir dari rahim ibunya, belum memiliki pengetahuan

apa-apa tentang alam yang baru ditempatinya. Allâh SWT dengan kuasa dan kasih

sayang-Nya membekalinya pendengaran, penglihatan dan hati. Kemudian

dilengkapi dengan akal, agar ia mengenal dan memahami hakikat kehidupan.

Dengan mendengar, seseorang dapat belajar bahasa, khususnya bahasa

lisan. Sehingga dengan kemampuan itu manusia dapat berkomunikasi,

bersosialisasi, dan belajar dengan baik, yang akhirnya dapat digunakan untuk

mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya. Ini sangat urgen karena pelaku

utama atau pembuat sejarah di atas hamparan bumi ini adalah manusia. Tanpa

diciptakannya manusia oleh Allah SWT tidak akan ada bahasa, pakaian, komputer

dan lainnya, dengan kata lain jika tidak ada manusia tidak akan ada peradaban.2

Komunikasi adalah suatu bagian penting dalam hidup. Dengan

berkomunikasi, kita berbagi informasi dengan orang lain, berbicara dan

mendengarkan. Anak-anak belajar berkomunikasi sejak saat mereka dilahirkan.

2 Nurcolis Madjid, Masyarakat Religius, (Jakarta; Paramadina 2000), h. 8-22

Page 12: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xii

Mereka mendengarkan dan mereka dapat mengenali suara orang tua mereka.

Mereka juga belajar berbicara dengan meniru, bunyi-bunyi yang mereka, dengar.

Anak-anak dengan gangguan pendengaran akan mengalami kesulitan dalam

berkomunikasi, karena mereka tidak bisa mendengar semua atau sebagian dari

bunyi-bunyi di sekitarnya, termasuk suara mereka sendiri. Untuk lebih memahami

pentingnya komunikasi dalam masyarakat,

Keterbatasan dalam pendengaran yang dialami oleh para penyandang

tunarungu, adalah salah satu masalah besar yang dialami mereka dalam menjalani

kehidupan yang penuh dengan informasi dan teknologi. Karena akibat

ketunarunguannya, mereka sulit mengembangkan kemampuan berbahasa untuk

berkomunikasi secara efektif dan kreatif, salah satu faktornya adalah indera

pendengarannya tidak dapat dimanfaatkan secara penuh. Sehingga ini merupakan

kendala berarti dalam mengembangkan kepribadian, kecerdasan, dan

penampilannya sebagai makhluk sosial.

Kehidupan anak-anak tunarungu tidak bisa terlepas dari kehidupan anak-

anak pada umumnya. Mereka pada intinya memiliki perasaan dan kebiasaan yang

sebetulnya sangatlah menarik untuk diperhatikan. Disamping mereka memiliki

rasa temperamental yang sangat tinggi, mereka juga memiliki rasa kepedulian

yang luhur terhadap teman-teman mereka, karena mereka mengetahui dan

merasakan masalah yang sama.

Jika diamati lebih mendalam, penyandang tunarungu mengalami

permasalahan-permasalahan yang tidak terlepas manusia normal yang hidup

Page 13: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xiii

berdampingan dengan mereka. Pada umumnya anak tunarungu banyak mengalami

masalah yang kompleks, yang berlatar belakang pada ketunaan yang

disandangnya, disamping itu masih banyaknya pandangan orang tua terhadap

anaknya yang menyandang ketunarunguannya itu sebagai beban yang berat, atau

mereka yang bersikap apatis bahkan over protective. Sesungguhnya sikap-sikap

yang demikian akan menghambat proses sosialisasi anak tunarungu untuk

berinteraksi aktif di masyarakat, sehingga mereka akan merasa terasing di

lingkungannya.

Masalah lain yang muncul akibat ketunarunguannya, yakni yang berkaitan

dengan masalah kejiwaan. Dimana pada anak tunarungu seringkali dihinggapi

perasaan kegoncangan akibat keterbatasan yang dimilikinya. Mereka beranggapan

bahwa dirinya tidak berguna lagi, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.

Dalam dunia sunyi, para tunarungu berjuang melawan kebodohan,

keterbelakangan, kemiskinan dalam persaingan keras di tengah masyarakat umum

yang majemuk berlapis-lapis status sosialnya, ruang geraknya sangat terbatas dan

sempit sehingga para tunarungu "terpinggir". Dengan susah payah bertatih-tatih

menggeluti pendidikan hingga berhasil menggapai gelar kesarjanaan. Sejak itu

hingga saat ini telah berkembang pesat alumni SLB-B di Indonesia telah mampu

mengenyam pendidikan terpadu di sekolah menengah umum dan perguruan

tinggi. Namun itu belum cukup karena mereka itu pada umumnya berasal dari

keluarga golongan menengah ke atas sementara masih meluas golongan miskin

tidak mampu bersaing. Untuk berprestasi apapun mesti melalui persaingan keras

padahal di negeri ini aksesibilitas sarana komunikasi kurang memadai.

Page 14: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xiv

Kegoncangan pada diri seseorang merupakan hambatan dan gangguan di

dalam beraktivitas bagi penyandangnya. Tentu saja hal tersebut dapat

menghambat perluasan pengalaman, gangguan emosi, dan perkembangan

inteligensinya. Karena itu, anak tunarungu membutuhkan bantuan yang lebih

dibandingkan dengan anak normal. Salah satu bentuk dari bantuan tersebut adalah

berupa pemberian bantuan bimbingan agama.

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus-menerus

dan sistematis kepada individu dalam masalah yang dihadapinya. Agar tercapai

kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya

sesuai dengan potensi dan kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri

dengan lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat .3

Bimbingan juga merupakan media yang memegang peranan penting dalam

proses pendidikan terutama dalam rangka menumbuhkan rasa percaya diri.

Menerima keadaan diri sebagai modal untuk menggali potensi serta

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Salah satu hak hidup yang dimiliki oleh setiap manusia tidak terkecuali

oleh anak yang mempunyai kebutuhan khusus adalah hak untuk mendapatkan

pengajaran dan bimbingan. Hak untuk mendapatkan pengajaran dapat diperoleh di

sekolah. Selain itu sekolah juga merupakan tempat pembentukan karakter serta

sarana bersosialisasi untuk mempersiapkan diri menuju jenjang yang lebih tinggi.

3 M.Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Cet

Ke 1, h.12

Page 15: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xv

Untuk memfasilitasi sekolah bagi anak berkebutuhan khusus termasuk

tunarungu untuk mendapatkan pendidikan yang layak, maka pemerintah dibantu

oleh pihak swasta membentuk sekolah luar biasa yang biasa disingkat SLB.

Sekolah ini mempunyai cara serta kurikulum yang disesuaikan bagi anak

berkebutuhan khusus agar dapat mandiri serta mensejajarkan diri dengan anak

normal.

Pendidikan luar biasa bertujuan membantu anak didik yang menyandang

kelainan fisik atau mental atau kelainan perilaku agar mampu mengembangkan

sikap pengetahuan, dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat

supaya mereka dapat memiliki kehidupan lahir dan batin yang baik.

Dari pihak pemerintah, terlihat ada upaya untuk mensejahterakan para

penyandang cacat dan menempatkan mereka dalam posisi yang sama dengan

orang normal lainnya, salah satunya dengan adanya hari internasional penyandang

cacat atau yang disingkat dengan HIPENCA yang diperingati setiap tanggal 3

Desember yang ditetapkan melalui resolusi Dewan Perserikatan Bangsa-bangsa

nomor 4713 1992.

Tujuan diselenggarakanya HIPENCA adalah mengoptimalkan kerjasama

yang sinergis dalam rangka upaya mengukuhkan konsistensi dan kesadaran

bersama untuk mewujudkan kesetaraan hak kedudukan dan peranan serta peluang

yang lebih bermakna bagi penyandang cacat sebagai subjek di tengah

masyarakat4.

4 Majalah Peduli Umat, Mewujudkan Kesetaraan Penyandang Cacat dan Masyarakat,

Edisi 8/tahun 2003, h. 5.

Page 16: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xvi

Namun tidak cukup di situ saja, karena para penyandang cacat

membutuhkan perhatian yang kongkrit dalam bentuk bimbingan yang intensif

bagi mereka, karena bimbingan agama bertujuan untuk membantu pemecahan

problem perseorangan dengan melalui keimanan menurut agamanya5.

Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, maka diperlukan adanya

bimbingan agama yang dilakukan dengan kesabaran dan metode khusus dengan

menggunakan bahasa-bahasa yang sederhana, agar dapat mudah dimengerti oleh

anak tunarungu tesebut. Salah satu sarana dan prasarana untuk menunjang

keberhasilan bimbingan agama tersebut, dapat berbentuk suatu lembaga formal

maupun nonformal, seperti Pusat Sosial Bina Rungu Wicara “MELATI” Jakarta

Timur ( selanjutnya dalam skripsi ini disebut PSBRW MELATI )

PSBRW MELATI merupakan suatu media bimbingan rehabilitasis anak

penyandang cacat yang bukan hanya dalam bimbingan umum, namun juga pada

bimbingan agama, mental dan spriritual. Dengan demikian anak tersebut selain

memiliki pengetahuan umum yang luas juga memiliki agama yang kuat.

Bimbingan agama yang dimaksud dalam skripsi ini adalah upaya yang dilakukan

dalam kegiatan bimbingan agama melalui proses belajar mengajar, dimana

bimbingannya dilakukan oleh Pembimbing Agama.

Wacana ini sungguh sangat menarik untuk diteliti, disamping karena

berkenaan dengan penyandang tunarungu, juga karena berkaitan dengan

bimbingan agama, sesuai dengan studi yang penulis tempuh. Untuk itu penulis

tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode bimbingan agama

5 H. M. Arifin, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, (Jakarta: Golden Trayon Press,

1994), Cet Ke-1, h.19.

Page 17: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xvii

melalui kegiatan mengajar yang dilakukan oleh Pembimbing Agama di PSBRW

MELATI Cipayung Jakarta Timur.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas, banyak hal

yang patut dikaji dan ditemukan jawabannya, kemudian dideskripsikan dalam

skripsi ini baik dari sisi bimbingan agama dan metodenya, juga berkaitan dengan

PSBRW MELATI.

Dalam penelitian awal penulis, diketahui bahwa di dalam PSBRW

MELATI terdapat ragam bimbingan, diantaranya bimbingan agama, bimbingan

sosial, dan bimbingan keterampilan. Tentunya tidak semua bimbingan tersebut

diteliti oleh penulis, karenanya penulis perlu membatasi masalah ini, yaitu sekitar

bimbingan agama. Untuk itu dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti metode

bimbingan agama yang dilakukan pembimbing Agama di PSBRW MELATI.

Pembimbing Agama yang di maksud adalah pembimbing yang melakukan

bimbingan pada tingkat SMA. Dalam istilah objek tempat penelitian penulis

disebut dengan kelompok kelas A.

Dilihat dari kelompok bimbingan agama, ada tiga tingkat dalam

pendidikan, yaitu; tingkat SMA, SMP, SD atau yang belum pernah sekolah

sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis tidak akan meneliti seluruh tingkatan di

atas, melainkan penulis hanya akan meneliti kelompok anak tunarurungu pada

tingkat SMA saja, yaitu kelompok A yang berjumlah 20 orang.

Page 18: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xviii

2. Perumusan Masalah

Mengacu pada pembatasan masalah di atas, penulis membuat rumusan

masalah yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah; Bagaimanakah

pelaksanaan metode bimbingan agama anak tunarungu di PSBRW MELATI

Cipayung, Jakarta Timur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari sisi bidang ilmu pengetahuan yang penulis tempuh, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui metode apa yang digunakan pembimbing

dalam pelaksanaan bimbingan agama pada anak asuh tunarungu, tentunya di

PSBRW MELATI cipayung jakarta timur. Penelitian ini pastinya memiliki

manfaat yang banyak, baik bagi penulis maupun masyarakat secara umum.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

a. Teoritis

Secara teoritis penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi

acuan bagi para peneliti selanjutnya, khususnya penelitian yang

berkaitan dengan ilmu bimbingan anak tunarungu

b. Praktis

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat menambah ilmu

dan wawasan masyarakat tentang metode bimbingan agama anak

Page 19: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xix

tunarungu. Sehingga dalam penelitian ini menjadi bahan rujukan dan

pertimbangan bagi para pembimbing agama.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Penulis beralasan karena data dan informasi yang di

teliti adalah sekitar metode bimbingan agama pada anak tunarungu, penulis hanya

mendeskripsikan metode-metode bimbingan agama yang dilaksanakan, kemudian

menganalisanya secara kualitatif.

Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati.6

2. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang

dapat memberikan informasi. Didalam penelitian ini penulis mengambil subjek

penelitian, mereka terdiri dari 1 orang Kepala Panti Sosial Bina Rungu Wicara

yaitu Dra. Ign. Sri Wuwuh, P. Msi, 1 orang Pembimbing Agama Ibu Sri Mulyati,

dan 2 Anak Tunarungu kelas A Yaitu Yogi, dan Norma.

b. Obyek Penelitian

6 Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 1998)ect, Ke-

21, h. 4.

Page 20: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xx

Obyek dari penelitian ini adalah pelaksanaan metode bimbingan agama

PSBRW MELATI, Cipayung Jakarta Timur. Jl. Gebangsari No.38 Bambu Apus

Cipayung Jakarta Timur 13890. Telepon.021-8444274 Fax. 021-8454320.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian

ini meliputi:

Pertama; Observasi7, dalam penelitian ini penulis mendatangi langsung yang

menjadi tempat penelitian, kemudian memilih, dan melakukan pengamatan

langsung di PSBRW MELATI, guna menyelami dan memperoleh gambaran yang

jelas tentang pelaksanaan metode bimbingan agama dalam proses bimbingan di

PSBRW MELATI, dalam penelitian ini penulis melakukan observasi selama 4

bulan untuk mengikuti proses bimbingan agama anak tunarungu.

Kedua; Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara dialaog

dan tanya jawab kepada orang-orang yang berkompeten dan mempunyai kaitan

dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara langsung secara mendalam

dengan pembimbing yang ada di PSBRW MELATI, untuk mendapat data yang

dibutuhkan. Penulis mewawancarai 1 kepala panti yaitu ibu Ign Sri Wuwuh, 1

Pembimbing Agama, yaitu ibu Sri Mulyati, dan 20 orang anak asuh.

7 Karl Weick seperti di kutip Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan observasi sebagai

pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang

berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Lihat Jalaluddin

rakhmat, M.Sc, Metode Penelitian komunikasi, Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2004), h. 83

Page 21: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxi

Ketiga; Dokumentasi, yaitu penulis mencari keterangan dan bacaan yang

dibutuhkan mengenai masalah terkait, melalui sumber-sumber yang ada, juga

menelaah dokumen dan arsip yang dimilki PSBRW MELATI cipayung jakarta

timur.

4. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data hasil observasi dan wawancara, penulis

menginterpretasikan catatan yang ada, kemudian menyimpulkannya, setelah itu

menganalisa kategori-kategori yang tampak pada data tersebut. Dimana seluruh

data yang penulis peroleh dari hasil pengamatan dan wawancara, lebih dulu

penulis kelompokkan sesuai dengan pesoalan yang telah ditetapkan lalu

menganalisanya secara otomatis. Sedangkan teknis penulisan skripsi ini, penulis

berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan

disertasi) yang dikeluarkan oleh CeQDA tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Ada berbagai hasil penelitian yang mempunyai hubungan dengan judul

penulis, dan tidak terdapat judul yang sama dengan yang penulis ambil, yaitu

Bimbingan Agama Anak Tunarungu Di PSBRW Melati Jakarta Timur . Adapun

hasil penelitian yang mempunyai hubungan dengan judul penulis itu adalah:

Pertama: oleh Nining yuningsih, dengan judul skripsi “Metode

Bimbingan Agama Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Siswa Tunarungu Di SLB

Islam As-syafi’iyah Jati Waringin”, hasil penelitian ini dari Jurusan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam UIN Jakarta Tahun 2006 bahwa kesimpulan di dalam

Page 22: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxii

skripsi ini ialah menggunakan metode individual, demonstrasi, oral, isyarat, dan

dari hasil metode ini telah memberikan kontribusi dalam pembinaan akhlak siswa

tunarungu;

Kedua: oleh Fitriyani dengan judul skripsi: “Metode Bimbingan Islam

Dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim Di Panti Asuhan YAKIIN Larangan

Tangerang”, hasil penelitian ini dari Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Tahun 2008, bahwa di dalam skripsi ini melakukan dengan dua metode yaitu

inidividual dan kelompok. Pengguanaan metode individual dilakukan dengan

menggunakan teknik wawancara dan observasi kegiatan, sedangkan penggunaan

metode kelompok dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah, dialog atau

tanya jawab dan pembagian kelompok; Ketiga: oleh Badriah dengan judul skripsi,

“Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Dengan Kesehatan Mental Siswa MAN

12 Duri Kosambi Cengkareng jakarta Barat” hasil penelitian ini dari Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta

Tahun 2008, bahwa di dalam skripsi ini tidak terdapat hubungan antara layanan

bimbingan dan konseling dengan kesehatan mental siswa MAN 12

F. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian dalam skripsi ini akan disusun dalam

beberapa bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub-bab yang sesuai dengan

keperluan kajian yang akan dilakukan.

Page 23: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxiii

BAB I. Pendahuluan. Berisi tentang kerangka umum penulisan skripsi,

yaitu latar belakang masalah, Identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan

Signifikansi penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. Landasan Teoritis. Dalam bab ini akan dikaji mengenai metode

bimbingan agama (Pengertian metode, pengertian bimbingan, dan pengertian

agama), metode bimbingan agama, Tunarungu, (pengertian tunarungu dan ciri-ciri

tunarungu).

BAB III. Gambaran Umum Panti Sosial Binarungu Wicara, Jakarta Timur.

Dalam bab ini akan dideskripsikan sejarah berdiri dan perkembangan panti sosial

Melati, visi dan misi dan tujuan panti sosial bina rungu wicara “Melati” jakarta

timur.

BAB IV Berisi tentang gambaran umum informan yang menjadi objek

penelitian, kemudian dalam bab ini penulis mendeskripsikan metode bimbingan

agama panti sosial bina rungu wicara “Melati” Jakarta Timur.

BAB V Penutup: berisi kesimpulan dan saran

Page 24: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxiv

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Metode

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan apa yang dikehendaki, dan juga merupakan

cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang direncanakan.8Sehubungan dengan upaya untuk dapat

memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.9

Kata ‘metode’ berasal dari bahasa latin, methodus yang bermakna, cara

atau jalan.10

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa yunani yang

bermakna jalan11

. Kata ini terdiri dari dua suku kata; metha dan hodas yang

berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.12

Menurut Arif Burhan,

“Metode menunjukkan pada proses, prinsip serta prosedur yang kita gunakan

untuk mendekati masalah dan mencari jawaban atas masalah tersebut”.13

Senada

dengan Arif Burhan, M. Arifin mengatakan bahwa metode secara harfiyah adalah

jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan Dari

definisi di atas dapat difahami bahwa metode dapat

8 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet.Ke-1, Edisi ke Tiga, h. 740. 9 Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta:PT.Gramedia,

1983),h 81. 10

Asman Ralby, Kamus Internasional, (Jakarta: Bulan Bintang: 1956), h. 318. 11

Mulia Tsg, Dkk, Ensiklopedia Indonesia jilid II, (Bandung: Van hoeve), h. 928. 12

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), Cet. Ke-1, h. 50 13 Arif Burhan, Pengantar Metode Kualitatif, (Surabaya: Usaha nasional, 1992), h. 17.

Page 25: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxv

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan14

B. Bimbingan Agama

1. Definisi Bimbingan Agama

Bimbinngan agama terdiri dari dua kata yaitu Bimbingan dan Agama.

bimbinngan memiliki arti menuntun atau menjadi petunjuk jalan,15 merupakan hal

yang urgen bagi manusia. Karena sebaik dan sepintar apapun manusia itu, tidak

akan terlepas dari bimbingan, untuk itu setiap manusia dipastikan membutuhkan

pembimbing. Hal senada juga diungkapkan Sukardi bahwa;

“Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada seseorang

agar mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri,

mengatasi persoalan-persoalan sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan

hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung kepada orang lain”.16

Tidak sampai di situ, untuk menemukan makna bimbingan, Prayitno

memaknai bimbingan sebagai pemberian bantuan yang dilakukan orang yang ahli

kepada seseorang atau beberapa orang individu baik anak-anak, remaja, maupun

dewasa, agar orang yang di bimbing dapat mengembangkan kemampuannya

14 Syahidin, Metode Pendidikan Qur’ani: Teori dan Aplikasi, (Jakarta:Misaka Galiza,

1999), Cet. Ke-1, h. 39

15

Khairul Umam dan A.Achyar Aminudin, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung:

CV.Pustaka setia, 1998), Cet-1, h. 9

16

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Surabaya: Usaha

nasional, 1983), h. 65

Page 26: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxvi

sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang

ada, dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.17

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil beberapa definisi bimbingan

agama sebagai berikut: Pertama, bimbingan merupakan suatu proses yang

berkesinambungan sehingga bantuan ini diberikan secara sistematis, berencana,

terus-menerus, dan terarah kepada tujuan. Dengan demikian kegiatan bimbingan

bukanlah kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, insidental, sewaktu-waktu,

tidak sengaja atau kegiatan yang asal-asalan. Kedua, bimbingan merupakan proses

membantu individu. Dengan kata “membantu” berarti dalam kegiatan bimbingan

tidak terdapat adanya unsur paksaan. Dalam kagiatan bimbingan pembimbing

tidak tidak memaksa individu untuk menuju ke suatu tujuan yang ditetapkan oleh

pembimbing, melainkan pembimbing membantu mengarahkan anak bimbing ke

arah suatu tujuan yang ditetapkan bersama-sama, sehingga anak bimbing dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Ketiga, bahwa bantuan

diberikan kepada setiap individu yang memerlukannya di dalam proses

perkembangannya. Hal ini mengandung arti bahwa bimbingan memberikan

bantuannya kepada setiap individu, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun

orangtua.18

Dengan demikian dari beberapa definisi bimbingan agama di atas, maka

penulis simpulkan bahwa bimbingan adalah proses membantu seorang individu

17 Prayitno, dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimibingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka

Cipta), Cet. Ke-1, hal. 28. 18 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press), Cet. Ke-1, h. 6.

Page 27: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxvii

yang mengalami permasalahan yang berhubungan dengan psikis, dimana

dilakukan secara terus-menerus dan memiliki tujuan untuk membantu individu

agar individu menemukan potensinya sehingga individu itu dapat hidup secara

optimal dan mengatasi masalah-masalahnya secara mandiri serta mampu

beradaptasi dengan baik bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Adapun agama memiliki dua pengertian, yaitu secara subyektif (pribadi

manusia) dan secara obyektif: (a) Aspek Subyektif atau pribadi manusia. agama

mengandung pengertian tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh nilia-nilai

keagamaan berupa getaran batin, yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah

laku tersebut pada pola hubungan dengan masyarakat serta alam sekitar. Dari

aspek inilah manusia dapat tingkah lakunya itu merupakan perwujudan

(manifestasi) dari “pola hidup” yang telah membudaya dalam batinnya. Dimana

nilai-nilai keagamaan telah membentuknya menjadi rujukan (referensi) dari sikap,

dan orientasi hidup sehari-hari (b) Aspek Obyektif, agama dalam pengertian ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat menuntun manusia kearah

tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran tersebut19

. Agama dalam pengertian

ini belum masuk ke dalam batin manusia atau belum membudaya dalam tingkah

laku manusia, karena masih berupa dokrin (ajaran) yang obyektif yang berada di

luar manusia. Oleh karena itu, secara formal, agama dilihat dari aspek obyektif

dapat diartikan sebagai peraturan yang bersifat ilahi (dari Tuhan) yang menuntun

19 H.M Arifin, Pedoman Bimbingan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT. Golden Trayon

Press, 1994), Cet. Ke-5, h.1.

Page 28: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxviii

orang-orang berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup di

dunia, dan memperoleh kebahagiaan di akhirat20

.

Dengan demikian, bimbingan agama adalah pemberian bantuan secara sistematis

kepada individu yang mengalami permasalahan menyangkut masa kini dan masa

depan dimana bantuan ini dalam bentuk pembinaan mental spiritual dengan

pendekatan keagamaan melalui kekuatan iman dan taqwa pada Tuhan YME.

Sehingga sasarannya adalah untuk membangkitkan daya rohaniahnya.

C. Metode Bimbingan Agama

Dalam bimbingan agama Islam banyak metode yang dapat dipergunakan:

a. Metode Ceramah

Metode caramah adalah suatu metode didalam bimbingan dengan

cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan

penuturan secara lisan oleh pembimbing terhadap anak bimbing. Dalam

mempelajari peraturan-peraturannya pembimbing dapat menggunakan

alat-alat bantu, seperti: gambar, sket, peta, dan alat lainnya. Metode ini

banyak sekali dipakai, karena metode ini mudah dilaksanakan.

b. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang

guru atau pembimbing mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak

bimbing tentang bahan pelajaran yang telah mereka baca sambil

memperhatikan proses-proses berfikir diantara anak-anak bimbing.

20 Ibid. h. 2.

Page 29: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxix

Dengan metode tanya jawab diharapkan agar anak bimbing menjawab

pertanyaan dengan jawaban tepat, berdasarkan fakta.

c. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana

seorang pembimbing memberikan tugas-tugas tertentu kepada anak

bimbing, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh pembimbing dan anak

bimbing mempertanggungjawabkannya. Dalam pelaksanaan metode ini

anak bimbing dapat mengerjakannya di rumah, perpustakaan, laboratorium

atau di tempat lain untuk dipertanggungjawabkan pada pembimbing di

kelas

d. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama adalah suatu cara penyajian bahan dengan cara

memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun

kenyataan. Metode ini digunakan dalam bimbingan agama islam,

terutama tentang akhlak dan ilmu sejarah. Dengan metode ini anak

bimbing kebih bisa menghayati tentang pelajaran yang diberikan,

misalnya dalam menerangkan sikap seorang muslim terhadap fakir

miskin atau dalam merekonstruksikan peristiwa sejarah islam,

umpamanya tentang peristiwa di zaman nabi.

e. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar yang pada umumnya

penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan

Page 30: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxx

barang atau benda. Didalam bimbingan agama metode ini banyak

digunakan terutama dalam menerangkan tentang cara mengerjakan

suatu ibadah, misalnya shalat, haji, tayamum dan sebagainya.21

Pemakaian metode-metode di atas, seorang pembimbing dapat memilih

metode yang sesuai dengan bahan atau materi yang akan disampaikan.

D. Tunarungu

1. Pengertian Tunarungu

Tunarungu adalah peristilahan secara umum yang diberikan kepada anak

yang mengalami kehilangan atau gangguan pendengaran, sehingga ia mengalami

gangguan dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari.

Kata Tunarungu menunjukkan kesulitan pendengaran dari yang ringan

sampai yang berat, yang digolongkan kedalam bagian tuli dan kurang dengar.

Orang tuli bisa bisu tetapi orang bisu belum tentu tuli, sedangkan orang tuli

disebut tuna rungu. Tuna rungu terdiri dari dua kata, yaitu tuna dan rungu. Tuna

artinya luka, rusak, kurang, dan tiada memiliki. Sedangkan rungu berarti tidak

dapat mendengar atau tuli.22

Menurut Moores, definisi ketunarunguan ada dua

kelompok. Pertama, seorang dikatakan tuli (deaf) apabila kehilangan kemampuan

mendengar pada tingkat 70 dB Iso atau lebih, sehingga ia tidak dapat mengerti

pembicaraan orang lain melalui pendengarannya baik dengan ataupun tanpa alat

21 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulis, 2001), Cet.

Ke-3, h.108

22

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet, Ke-2,

h. 971

Page 31: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxxi

bantu mendengar. Kedua, seseorang dikatakan kurang dengar (hard of hearing)

bila kehilangan pendengaran pada 35 dB Iso sehingga ia mengalami kesulitan

untuk memahami pembicaraan orang lain melalui pendengarannya baik tanpa

maupun dengan alat bantu mendengar.23

Menurut Subarto, anak tunarungu adalah anak yang mengalami

kekurangan atau kehilangan pendengarannya, yang terjadi pada anak sebelum atau

sesudah ia dapat berbahasa (pralingual atau pun postlingual), sehingga akibatnya

ia tidak dapat berkomunikasi secara verbal. Karenanya dalam proses pendidikan,

meskipun tuna rungu telah dibantu alat bantu dengar, anak tersebut tetap

membutuhkan pelayanan pendidikan khusus oleh orang yang ahli dibidangnya24.

Anak tuna rungu terdiri dari jenis, tuli dan yang mendapat kekurangan

pendengaran. Menurut Suheri HN dan Edi Purwanto, yang dimaksud dengan tuli

adalah orang yang mengalami kesulitan dalam pendengaran, sehingga anak tidak

mampu mengolah isi percakapan yang masuk melalui pendengaran sekalipun

menggunakan alat bantu dengar. Adapun yang dimaksud kurang pendengaran

adalah anak yang memerlukan alat bantu dengar, tetapi ia masih mampu

mengolah isi percakapan yang masuk melalui pendengaran.25

Kauffman

menjelaskan lebih lanjut bahwa tuli adalah seseorang yang kehilangan

kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui

pendengaran baik memakai alat maupun tidak memakai alat. Kurang mendengar

23 Akhmad Sudrajad, Model Pembelajaran Tunarungu, (Jakarta: 2004), h. 2

24 BR. Anton Subarto, Penanganan anak Tunarungu pada Usia Sekolah: Makalah

Simposium Sehari Lustrum IV SLB/B Santi Rama, (Jakarta: 29 September 1990), h.1 25

Suheri HN dan Edi Purwanta, Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa, (Depdikbud:

1996), h, 10

Page 32: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxxii

adalah seseorang menggunakan alat bantu dengar sisa pendengarannya yang

cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui alat

pendengaran26.

Secara medis, menurut Sastrawinata ketunarunguan berarti kekurangan

atau kehilangan pendengaran atau kemampuan mendengar yang disebabkan oleh

perasaan dari sebagian atau seluruh alat-alat pendengaran. Sedangkan secara

pedagogis tuna rungu adalah kekurangan atau kehilangan pendengaran yang

mengakibatkan hambatan dalam perkembangan sehingga memerlukan bimbingan

dan pendidikan khusus.27

Dari definisi yang dikemukakan para ahli di atas, penulis memahami

bahwa anak tunarungu adalah mereka yang kurang mampu atau tidak mampu

mendengar suara atau bunyi pada batas tertentu, ini disebabkan dari tidak

berfungsinya indera pendengarannya, yang didapat sejak lahir atau didapat dalam

kehidupannya kemudian (setelah dewasa), dengan atau tanpa alat bantu dengar.

2. Faktor-faktor Penyebab Tunarungu

Menurut Abdoerahman, ketunarunguan bisa disebabkan oleh dua hal.

Pertama, tuli akibat adanya gangguan atau kelainan pada telinga luar dan tengah.

Kedua, akibat adanya gangguan pada telinga bagian dalam yang berhubungan

dengan otak. Jelas tuli yang pertama bisa terjadi karena adanya kelainan bawaan,

kecelakaaan, ada benda-benda asing di telinga. Sedang jenis tuli yang kedua bisa

26 Sri Sunny Sundari, Orped Umum II, Diktat, (Jakarta: Milik Pribadi, 2006), h. 6.

27 Emon Sastrawinata, Pendidikan Anak Tunarungu, (Jakarta: P dan K, 1997), h. 10.

Page 33: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxxiii

terjadi karena anak dilahirkan oleh ibu yang menderita Syphilis, ketidakserasian

golongan darah ibu dan anak, faktor rhesus, dan kekurangan enzim dalam sel

darah merah anak28.

Sedangkan menurut Mugiarsih CH.Widodo faktor-faktor penyebab

tunarungu diantaranya: Pertama, Sebelum anak dilahirkan: Kelainan pendengaran

karena faktor keturunan, terserang penyakit campak dan cacar air, waktu ibu

mengandung mengalami infeksi atau keracunan darahnya. Kedua, Saat dilahirkan:

rhesus ibu dan anak tidak sama, sel-sel darah ibu akan membentuk antibodi yang

justru merusak sel darah anak, yang dapat mengakibatkan kelainan pendengaran,

bayi pada waktu lahir dapat pertolongan dengan menggunakan alat tang, jepitan

tang yang keras pada bagian penting dapat menyebabkan kerusakan susunan

syaraf pendengaran, bayi yang prematur. Ketiga, Sesudah anak dilahirkan: infeksi

atau luka-luka pada alat pendengaran, terserang penyakit panas yang tinggi yang

dapat mempengaruhi fungsi pendengaran, misalnya malaria tropika, tyhpus,

influenza, dan lain-lain29

.

3. Ciri-ciri Khusus Tunarungu

Meskipun secara fisik anak tunarungu hampir sama dengan anak normal

pada umumnya, namun anak tunarungu mempunyai ciri-ciri yang sering terjadi

pada mereka. Dalam hal ini, Nur’aeni menyebutkan ciri-ciri tersebut di antaranya,

Sering tampak bingung atau melamun, sering bersikap tak acuh, kadang bersikap

28 M. Hartono Abdoerahman, Penyebab Tuli Pada Anak, dalam Majalah Ayah Bunda,

(Mei, 1986), h. 30 29

Mugiarsih CH. Widodo, Perbedaan Media Komunikasi Total dan Oral Terhadap

Keterampilan Membaca dan Menulis Siswa di Kelas I SLB Bagian Tunarungu, Tesis Sarjana

Psikologi, (Jakarta: Perpustakaan UI, 1995), h.4

Page 34: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxxiv

agresif, perkembangan sosialnya terbelakang, sering meminta agar mau

mengulangi kalimatnya dan jika bersuara sering membuat suara-suara tertentu30

.

Anak tunarungu juga mempunyai karakteristik yang khas dan sukar untuk

diuraikan satu persatu secara mendetail. Walaupun demikian ada beberapa ciri

khusus pada anak tunarungu yang dapat dilihat melalui aktivitasnya sehari-hari di

antaranya: Pertama, dilihat dari segi Fisik: Cara berjalannya kaku dan agak

membungkuk, Gerakan kaki dan tangannya cepat atau lincah, Gerakan mata cepat

dan agak beringas, Pernafasannya pendek dan agak terganggu31

. Kedua, segi

Emosi dan sosial: karena kecacatan yang dimilkinya, seringkali anak tunarungu

menafsirkan sesuatu secara negatif, sehingga hal tersebut sering mengakibatkan

tekanan pada emosinya, yang membuat mereka menampilkan sikap menutup diri,

Menunjukkan sikap kebimbangan dan keragu-raguan. Dalam segi sosial, anak

tunarungu mempunyai karakteristik kurang bergaul, mempunyai perasaan rendah

diri, merasa diasingkan oleh keluarga atau masyarakat, serta mempunyai perasaan

curiga terhadap orang lain32.

Ketiga; kepribadian: Mereka kurang mempergunakan bahasa verbal

sehingga mereka mengalami hambatan dalam mengekspresikan dirinya dalam

kehidupan di masyarakat. Keempat, Perkembangan bahasa: Kemampuan bahasa

terutama bahasa verbal amat erat dengan kemampuan mendengar, melalui bahasa

verbal anak belajar mengekspresikan diri menemukan kejadian, tukar pikiran

30 Nur’aeni, Intervensi Dini Bagi Anak-anak Tunarungu Untuk SGPLB, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-1, h. 119. 31

Depdikbud, Pendidikan Anak-anak Tunarungu Untuk SGPLB, (Bandung: Masa Baru,

1977), h. 14. 32

Jaenuddin, Terapi Bicara Pada Anak Tunarungu: Seminar dan Lokakarya Pendidikan

Tunarungu Se-Jawa Barat, (Bandung: 17 Januari, 1991), h. 4.

Page 35: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxxv

serta menerima nilai sosial lainnya. Kelima, Perkembangan Intelegensi:

Perkembangan intelek sejalan dengan perkembangan bahasa. Terhambatnya

perkembangan bahasa mengakibatkan keterbatasan informasi dan menghambat

pencapaian pengetahuan secara teratur. 33

Dalam bentuk yang singkat Sastrawinata menyebutkan beberapa

karakteristik anak tunarungu, diantaranya: Cara berjalannya agak kaku dan

bungkuk, gerakan matanya cepat, agak beringas, gerakan kaki, tangannya sangat

cepat dan lincah, pernafasannya pendek dan sangat terganggu, emosinya selalu

bergejolak, kurang dapat bergaul, mudah marah dan berlaku agresif.34

4. Klasifikasi Tunarungu

Klasifikasi tunarungu ini sangat penting bagi orangtua, guru, atau lembaga

lainnya yang mempersiapkan atau memberikan bimbingan tentang sesuatu hal

pada anak tunarungu, dalam menentukan langlah-langkah, untuk membantu

mengurangi masalah-masalah yang dihadapi anak tunarungu, sesuai dengan taraf

ketunarunguannya. Adapun klasifikasi tunarungu menurut para ahli, yaitu:

Klasifikasi tunarungu menurut Sastrawinata adalah sebagai berikut, A.

Ketunarunguan pada taraf 14-25 db (desibel), yaitu ketunarunguan taraf ringan/

anak tunarungu pada taraf ini dapat belajar bersama anak-anak umumnya dengan

pemakain alat bantu dengar, penempatan yang benar dan pemberian-pemberian

33 Usup Ahlim Madyasukmana, Himpunan Tentang Disaudia, (Jakarta: Akademi Terapi

Wicara, Yayasan Institut Rehabilitasi Medis, 1991), h. 33. 34

Emon Sastrawinata, Pendidikan Anak Tunarungu , (Jakarta: P dan K, 1997), h. 15.

Page 36: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxxvi

bantuan lainnya. B. Ketunarunguan pada taraf 26-50 db, yaitu ketunarunguan

pada taraf sedang, anak tunarungu pada taraf ini sudah memerlukan pendidikan

khusus dengan latihan bicara, membaca ujaran, latihan mendengar dengan

menggunakan alat bantu dengar. C. Ketunarunguan pada taraf 51-75 db, yaitu

ketunarunguan taraf berat. Anak tunarungu pada taraf ini sudah harus mengikuti

program pendidikan di Sekolah Luar Biasa, dengan mengutamakan pelajaran

bahasa, bicara, dan membaca ujaran. Alat bantu dengar tidak dapat digunakan

untuk bunyi klakson dan suara bising lainnya. D. Ketunarunguan pada taraf 76 db

ke atas, yaitu ketunarunguan taraf sangat berat. Anak tunarungu pada taraf ini

lebih memerlukan program pendidikan kejuruan, meskipun pelajaran bahasa dan

bicara masih dapat diberikan kepadanya. Penggunaan alat bantu dengar sudah

tidak bermanfaat lagi baginya.35

Menurut Moores, definisi ketunarunguan ada dua

kelompok. Pertama, seorang dikatakan tuli (deaf) apabila kehilangan kemampuan

mendengar pada tingkat 70 dB Iso atau lebih, sehingga ia tidak dapat mengerti

pembicaraan orang lain melalui pendengarannya baik dengan ataupun tanpa alat

bantu mendengar. Kedua, seseorang dikatakan kurang dengar (hard of hearing)

bila kehilangan pendengaran pada 35 dB Iso sehingga ia mengalami kesulitan

untuk memahami pembicaraan orang lain melalui pendengarannya baik tanpa

maupun dengan alat bantu mendengar.

Adapun Klasifikasi Tunarungu menurut LC de Vreede dalam bukunya

Speech Terapi Jilid I menguraikan sebagai berikut:

35 Mardiati Busono, Pendidikan Anak Tunarungu, ( Ikip Yogyakarta: 1993), h. 29

Page 37: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxxvii

Derajat Kehilangan Intensitas bunyi Inplikasi Pendidikan

Ringan 27 – 40 dB Mempunyai kesulitan

dengan bunyi dari

kejauhan dan butuh

tempat duduk yang baik

serta terapi bicara.

Sedang 41 – 55 dB Mengerti percakapan,

tetapi tidak dapat diskusi

kelas. Membutuhkan alat

bantu dengar dan terapi

bicara

Berat 71 – 90 dB Hanya mendengar bunyi

yang sangat dekat.

Kadang-kadang dianggap

tunarungu. Membutuhkan

pendidikan luar biasa

yang intensif, alat bantu

dengar dan latihan bahasa

Page 38: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxxviii

bicara.

Mendalam 91 dB Sadar akan adanya bunyi

dan getaran dianggap

tunarungu.36

36 Madyasukmana, Himpunan Tentang Disaudia, h. 14

Page 39: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xxxix

BAB III

GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA MELATI

BAMBU APUS JAKARTA TIMUR

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya

Tidak diragukan lagi, penyandang cacat rungu wicara adalah merupakan

bagian dari anggota masyarakat, karenanya mereka juga mempunyai hak dan

kesempatan yang sama dalam berkarya di masyarakat, untuk itu tidak dibenarkan,

jika hak dan kesempatan tersebut dibatasi atau tidak dihiraukan oleh siapa pun.

Dewasa ini sejatinya masyarakat lebih menerima dan memperhatikan keberadaan

mereka, tentunya dengan meningkatkan kepeduliannya serta ikut mendukung dan

memfasilitasi kebutuhan penyandang cacat rungu wicara, agar mereka lebih

merasa berarti dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, sehingga bakat dan

kreativitas mereka dapat disalurkan pada tempatnya. Terlebih ini juga merupakan

amanat UU No.4 tahun 1997 tentang penyandang cacat, sebagaimana tertuang

dalam Bab III Pasal 5 dan 6 yang berbunyi : ‘Setiap penyandang cacat memiliki

hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan’.

Untuk itu, penyandang cacat memiliki hak kemandirian yang sama dengan

yang lainnya, khususnya dalam mencapai taraf hidup kesejahteraan sosial yang

layak, normatif, dan manusiawi. Tentunya dengan cara mengembalikan dan

meningkatkan kemampuan penyandang cacat dalam masalah kesejahteraan sosial,

sehingga mereka memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mengarungi

kehidupan ini. Itu sebabnya, permasalahan di atas, patut untuk dipikirkan lebih

Page 40: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xl

lanjut, yaitu harus adanya lembaga yang khusus memperjuangkan hak-hak

mereka, dan mengelolanya secara profesional, sehingga harapan-harapan para

penyandang cacat dapat dipenuhi dengan baik.

Di antara lembaga-lembaga yang konsen dalam menangani penyandang

cacat, adalah lembaga rehabilitasi sosial penyandang cacat rungu wicara, PSBRW

(Panti Sosial Bina Rungu Wicara) MELATI, ini merupakan unit Pelaksanaan

Tekhnis (UPT) Departemen Sosial, yang berdiri pada bulan Juni tahun 1994,

berdasarkan surat Keputusan Menteri Sosial No:6/HUK/199437, dengan tugas

pokok; memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi Sosial yang bersifat

kuratif, Rehabilitasi, Promotif dalam bentuk pelayanan dan bimbingan fisik,

mental, sosial, latihan keterampilan, resosialisasi serta bimbingan lanjut. Di

samping itu juga, lembaga ini merupakan pelaksana proses pengkajian dan

penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan. Sehingga setelah

anak asuh mengikuti program di PSBRW MELATI, diharapkan mereka dapat

melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik sesuai dengan kemampuan yang

mereka miliki38

.

B. Visi, Misi, dan Tujuan

Layaknya sebuah lembaga profesional, lembaga ini juga memiliki Visi dan

Misi yang jelas dan profesional.

37 TIM Melati, Buku Pedoman Panti Sosial Bina Rungu Wicara “MELATI”( Jakarta:

2003), h. 2. 38 Ibid. h.4.

Page 41: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xli

a. Visi

Visinya adalah PSBRW (Panti Sosial Bina Rungu wicara) MELATI siap

memfasilitasi penyandang cacat rungu wicara, sehingga menjadi manusia yang

mandiri, mampu bersaing dan berkompetisi dalam sagala aspek kehidupan dan

penghidupan pada tahun 2017.

b. Misi

Ini dapat tercapai, tentunya dengan misi yang berkualitas, di antara

misinya adalah lembaga ini merupakan gerbang langkah pertama menuju dunia

kerja yang syarat dengan persaingan kompetitif. Ini dibuktikan dengan tersedianya

aksesibilitas fisik maupun nonfisik, peningkatan pelayanan yang prima dan tepat

sasaran, pemerataan jangkauan pelayanan, terciptanya penerima manfaat yang

mampu bersaing dalam dunia usaha/kerja, dan tersedianya SDM yang

profesional.

c. Tujuan

Sebagai sebuah lembaga unit pelaksanaan tekhnis Departemen Sosial,

yang merupakan salah satu program pemerintah, maka tujuan didirikannya

lembaga ini adalah agar terlaksananya proses rehabilitasi sosial vokasional dengan

maksimal dan pelayananan prima secara maksimal, Sehingga kemampuan dan

kemandirian anak asuh terlaksana dengan baik. Di sisi lain, lembaga ini juga

berupaya keras agar masyarakat ikut berperan aktif dalam pelayanan rehabilitasi

Page 42: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xlii

sosial penyandang cacat rungu wicara, sehingga pelayanan yang diberikan akan

terasa lebih bermanfaar dan berkualitas39

.

C. Program Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Cipayung Jakarta

Timur.

Sebuah lembaga profesional, tentunya memiliki program-program

kegiatan yang sesuai dengan visi dan misinya. Dan program-program tersebut

sepatutnya termanaje dengan baik, dengan memanaje urusan yang terkait, maka

mengukur sebuah keberhasilan akan mudah dilakukan. Hal inilah mungkin yang

mendorong lembaga penyandang cacat ini, membuat program-program bimbingan

bagi mereka.

Di lembaga PSBRW MELATI ini terdapat beberapa bimbingan bagi anak

asuh, ada bimbingan fisik dan agama, ada juga bimbingan sosial dan terakhir

bimbingan keterampilan atau kerja. Untuk bimbingan pertama, yaitu fisik dan

agama, lembaga ini menggunakan cara-cara jitu agar tujuan yang telah ditetapkan

mudah tercapai, antara lain

1. Kegiatan bimbingan fisik dan mental meliputi: Belajar Agama, budi

pekerti, kecerdasan, bahasa isyarat, pancasila dan kewiraan, bimbingan

disiplin, bimbingan kebersihan diri dan lingkungan, speech therapy/bina

wicara, bimbingan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

2. Melaksanakan pengelompokkan anak asuh untuk kegiatan bimbingan

berdasarkan : Tingkat pendidikan, tingkat kecacatan anak asuh, hasil

39 Ibid, h. 3

Page 43: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xliii

assesment. Pengelompokkan ini di maksudkan agar pembimbing tepat

dalam memberikan bimbingan fisik dan mental sesuai dengan

kemampuan si anak asuh. 40

3. Membuat rencana kegiatan setiap bulan. Rencana kegiatan tiap bulan ini

agar para pembimbing dapat mengevaluasi tiap kegiatan yang terjadi

sebelumnya.

4. Melaksanakan monitoring kegiatan bimbingan. Monitoring ini bertujuan

untuk melihat kemajuan dan keberhasilan anak asuh dalam kegiatan

bimbingan fisik dan mental yang diberikan oleh pembimbing.

5. Melaksanakan rapat/pertemuan setiap bulan untuk bahan evaluasi dan

perencanaan bimbingan.

6. Mengadakan test setiap tiga bulan untuk mengetahui data perkembangan

anak asuh dalam menerima bimbingan. Ketujuh, menyelenggarakan sidang

kasus anak asuh yang sedang mengalami penyimpangan perilaku dalam

bimbingan fisik dan agama, sebagai penanggung jawab kegiatan Kepala

Seksi Rehabilitasi sosial.

7. Mengadakan absensi anak asuh setiap bimbingan, sehingga apa yang

terjadi pada anak asuh, akan mudah terpantau.

Bimbingan selanjutnya yang dilakukan dalam lembaga ini adalah

bimbingan sosial, bimbingan sosial ini meliputi bimbingan kepramukaan,

bimbingan kesenian, bimbingan perkoperasian, bimbingan karya wisata. Dalam

40 Wawancara Pribadi dengan Sri Mulyati, Pembimbing Agama Tunarungu PSBRW

melati, Jakarta, 14 Juli 2008.

Page 44: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xliv

bimbingan tersebut, digunakan langkah-langkah komprehensif dalam mengasuh

anak didik, langkah-langkah ini meliputi pengelompokkan anak asuh untuk

kegiatan bimbingan berdasarkan: tingkat pendidikan, tingkat kecacatan, hasil

assesment. Pengelompokkan ini bertujuan sama dengan bimbingan fisik dan

mental. Untuk itu maka diperlukan perencanaan kegiatan bulanan dan memonitor

kegiatan bimbingan tersebut secara intensif. Setelah itu para pengasuh

melaksanakan rapat/pertemuan setiap bulan sebagai bahan evaluasi dan

perencanaan program bimbingan. Dan bagi anak asuh diadakan tes tiap tiga bulan

untuk mengetahui data dan perkembangan anak asuh dalam menerima bimbingan.

Dan apabila dalam proses pembinaan terdapat kasus penyimpangan perilaku

dalam bimbingan sosial, maka penanggung jawab kegiatan, Kepala Seksi Program

dan Advokasi Sosial patut kerjasama dalam mengatasinya.

Bimbingan yang tidak kalah pentinganya adalah bimbingan keterampilan

atau kerja, keterampilan yang dilaksanakan dalam lembaga ini adalah berupa

keterampilan menjahit putra/putri, keterampilan kerajinan tangan, keterampilan

pertukangan kayu, keterampilan salon kecantikan/tata rias wajah, keterampilan

komputer, dan keterampilan Las. Dalam pelaksanaannya dilakukan

pengelompokkan anak asuh untuk kegiatan bimbingan ini, yang berdasarkan pada:

Hasil assesment atau vokasional, tingkat pendidikan anak asuh, tingkat kecacatan

yang di sandang anak asuh.

Dalam bimbingan ini, para pengasuh membuat perencanaan kegiatan

bimbingan setiap bulan dan melaksanakan monitoring pada kegiatan bimbingan

tersebut, agar lebih terkontrol, para pengasuh membuat catatan perkembangan

Page 45: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xlv

kemampuan anak asuh dalam menerima materi keterampilan. Dan selanjutnya

mereka mengadakan rapat pertemuan setiap bulan untuk bahan evaluasi dan

perencanaan program bimbingan. Dan bagi anak asuh diadakan test setiap tiga

bulan untuk mengetahui data dan perkembangan anak asuh dalam menerima

bimbingan. Jika dalam proses bimbingan terdapat penyimpangan perilaku dalam

bidang sosial, maka para penanggungjawab akan bermusyawarah untuk mencari

solusi yang terbaik. Di samping membuat perencanaan setiap bulan, secara umum

bimbingan sosial dan keterampilan ini telah dijadwalkan selama satu tahun.41

D. Sarana, Prasarana, dan Organisasi

1. Sarana Prasarana

Agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien,

maka disediakan sarana dan prasarana sebagai penunjang, antara lain: Pertama;

Fasilitas Ruangan yang ada di panti sosial bina rungu wicara “MELATI” meliputi:

Ruangan Kantor, Asrama Pria 4 Lokal, Asrama putri 3 lokal, Aula/ ruang

serbaguna, Ruang Keterampilan 8 lokal, Ruang Belajar 3 lokal, Ruang makan,

Ruang pamer, Work shop, Poliklinik, Guest house, Musholla, Pos satpam, Rumah

dinas 7 lokal, Rumah pimpinan, Peralatan Speach Therapy, Peralatan tes

pendengaran, Peralatan assesment, Sarana olah raga, MCK, Fasilitas listrik dan

air. Sejumlah peralatan seperti: peralatan asrama, kantor, dapur, peralatan

pelatihan keterampilan, peralatan kesenian, olah raga, ibadah, belajar, dan lain-

41 Buku Pedoman Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati, Jakarta: 2003

Page 46: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xlvi

lain42

. Selain fasilitas di atas, ada fasilitas yang tidak kalah pentingnya bagi anak

asuh, yaitu: Tempat tinggal atau asrama, pakaian seragam, permakanan anak asuh,

pelayanan kesehatan.Dalam proses kegiatan dalam lembaga ini, tentunya lembaga

ini memerlukan SDM yang berkualitas dan dana yang cukup bagi proses

bimbingan. Itu semua diperoleh dari APBN dan bantuan masyarakat yang peduli

akan keberlangsungan penyandang cacat, agar mereka mendapatkan hak yang

sama dengan yang lainnya.

E. Organisasi Panti Sosial Bina Rungu Wicara “MELATI”

1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Instalasi Produksi Panti Sosial Bina Rungu

42 Buku Pedoman Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati”, Jakarta: 2003

Kepala

Dra. Ign Sri Wuwuh P.Msi

Nip.1959911081989032001

Kasub. Bagian Tata Usaha

Drs. Bambang Achmad

Yoganata

Nip. 196610301997021001

Kasi. Program dan Advokasi

Sosial

Bambang Wibowo, SH

Nip. 170028655

Kelompok Jabatan Fungsional

1. Dra. Istiqomah

Nip. 1700132213

2. Sri Mulyati

Nip. 170024991

3. Suminah

Nip. 170029079

Kasi. Seksi Rehabilitasi Sosial

Rustaman.SSt.M.Si

Nip. 196801201990031002

Page 47: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xlvii

Setiap lembaga sudah tentu memiliki orang-orang yang bertugas dalam

bidangnya masing-masing, adapun orang-orang yang memiliki tugas dalam

lembaga PSBRW MELATI Jakarta Timur ini, meliputi: Pertama, Kepala Panti.

Kepala panti ini bertugas melaksanakan tugas-tugas manajerial dan teknis

operasional pelayanan dan rehabilitasi sosial sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Kedua, Kepala Sub bagian Tata Usaha bertugas

melakukan urusan surat-menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan rumah

tangga serta kehumasan. Ketiga, Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial

bertugas penyusunan dan program, pemberian informasi dan advokasi, pengkajian

dan penyiapan standar pelayanan serta melakukan pemantauan, evaluasi dan

penyusunan laporan pelayanan dan rehabilitasi sosial.

Keempat, kepala seksi Rehabilitasi Sosial bertugas melakukan registrasi,

observasi, identifikasi, pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnosa, perawatan,

bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, mental, sosial, fisik, keterampilan,

resosialisasi, penyaluran, dan bimbingan lanjut.43 Kelima, kepala Instalasi

Produksi. Kepala instalasi produksi ini kedudukannya di bawah perintah kepala

43 Buku Pedoman Panti Sosial Bina Rungu Wicara “MELATI”, (Jakarta: 2003), h. 16

Page 48: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xlviii

seksi rehabilitasi sosial. Keenam, Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok

jabatan fungsional adalah orang-orang yang terjun langsung dalam mengurus

pelayanan anak, yang bisa di sebut juga sebagai pembimbing dari bimbingan yang

ada di PSBRW MELATI.44

44 Wawancara Pribadi dengan Sigit. jakarta, 30 Desember 2008

Page 49: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

xlix

BAB IV

METODE PEMBIMBING DALAM MEMBIMBING ANAK TUNARUNGU

DI PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA MELATI

A. Identifikasi Informan

Dalam meneliti pelaksanaan metode bimbingan agama bagi tunarungu di

sekolah Melati, penulis menggali informasi dari beberapa informan, antara lain;

1. Kepala Panti PSBRW MELATI.

Nama : Dra. Ign. Sri Wuwuh P. M.Si

T.tgl. lahir : Denpasar 8 November 1959

Pendidikan : S2 STIP Widuri

Di tahun 2009 ini, Ibu Sri ini baru satu tahun menjabat sebagai kepala

panti di PSBRW MELATI, meskipun demikian beliau telah mengajar bertahun-

tahun di PSBRW MELATI. Sehingga beliau sudah banyak mengenal dan

mengetahui bagaimana karakter anak-anak tunarungu di PSBRW MELATI.

Dilihat dari latar belakang pendidikannya pun beliau memang pantas menjabat

sebagai kepala panti di PSBRW MELATI, terlebih beliau memiliki pengalaman

dan ilmu yang mumpuni di bidangnya. Ibu Sri Wuwuh bertempat tinggal di

komplek perumahan dekat dengan PSBRW MELATI. Kedekatan tempat tinggal

ini, akan lebih memudahkannya dalam berkomunikasi dan memonitoring

perkembangan anak tunarungu yang merupakan anak didiknya.

Page 50: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

l

2. Pembimbing Agama

Nama : Sri Mulyati

T.tgl. Lahir : Cirebon, 24 September 1962

Pendidikan : D3 bidang studi Tarbiyah, IAIN Cirebon.

Panggilan akrabnya adalah bu Mul, nama itulah yang biasa digunakan di

lingkungan sekolah Melati, untuk memudahkan orang lain berkomunikasi

dengannya. Enam belas tahun beliau sudah menjadi pekerja sosial sebagai

pembimbing Agama di PSBRW MELATI, karenanya secara umum beliau sudah

menguasai, dan memahami bagaimana harus bersikap kepada anak didiknya.

Sehingga anak didik pun lebih mudah mamahami apa yang diajarkan bu Mul, dan

hasil dari bimbingan agama yang bu Mul ajarkan selama ini kepada para anak

didiknya, hasilnya antara lain; anak didik dapat membedakan mana yang baik dan

mana yang buruk, mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh

dilakukan. Dilihat dari pengalamannya dalam mengajar yang mencapai belasan

tahun lamanya sebagai pembimbing agama dan juga berdasarkan latar belakang

pendidikan agama yang beliau ambil, dapat disimpulkan bahwa bu Mul adalah

seorang guru yang berkompeten dalam mengajar, mendidik, membimbing dan

mentransformasi ilmu pengetahuan pada anak tunarungu.45

3. Anak didik atau siswa dari laki-laki dan perempuan, yang dari segi

umur,

45 Wawancara Pribadi dengan Ria, Orang Tua Anak Tunarungu PSBRW Melati . Jakarta,

14 Agustus 2008

Page 51: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

li

pekerjaan orang tua dan status sosialnya berbeda. Mereka adalah;

a. Siswa dari laki-laki bernama Yogi, Yogi adalah anak pertama dari dua

bersaudara. Orang tuanya yang meminta Yogi untuk masuk PSBRW MELATI.46

Saat ini usia yogi adalah dua puluh dua [22] tahun. Ketulian Yogi terdeteksi

ketika memasuki usia lima tahun, dimana Yogi mengalami panas tinggi dan

kejang-kejang. Dari sisi klasifikasi sebab ketunarunguan, Yogi ini tergolong pada

penyebab sesudah melahirkan, karena terserang penyakit panas yang tinggi yang

dapat mempengaruhi fungsi pendengaran Yogi.47

Secara medis tingkat ketulian

Yogi berkisar 40 db, ini tergolong tunarungu sedang, dimana pada taraf ini

memerlukan pendidikan khusus dengan latihan bicara, membaca ujaran, dan

latihan mendengar dengan menggunakan alat bantu dengar.48

Yogi sudah

menamatkan sekolah di SMU umum, dari pendidikan tersebut Yogi mampu

menangkap materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing agama dengan

mudah, selain cerdas Yogi juga mempunyai jiwa kepemimpinan dan rasa toleransi

yang tinggi, sehingga Yogi dijadikan sebagai ketua kelas. Dalam pergaulan

dengan guru dan teman-temannya Yogi cukup baik.49 Ayah Yogi bekerja sebagai

seorang PNS di Jakarta, dari segi ekonomi keluarga Yogi termasuk keluarga yang

mampu.

46 Wawancara Pribadi dengan Sri Mulyati, Pembimbing Agama Anak Tunarungu

PSBRW Melati, 14 Agustus 2008 47

Mugiarsih CH.Widodo, Perbedaan Media Komunikasi Total dan Oral Terhadap

Keterampilan Mmbaca dan Menulis Siswa di Kelas 1 SLB Bagian Tunarungu, Tesis sarajan

Psikologi, (Jakarta: Perpustakaan UI, 1995), h.4 48

Emon Sastrawinata. Pendidikan Anak Tunarungu. (Jakarta: P dan K, 1997), h.10 49

Wawancara pribadi dengan Sri Muyati, Pembimbing Agama Anak Tunarungu PSBRW

Melati, 4 September 2008

Page 52: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lii

b. Informan dari siswi adalah Norma, tempat tanggal lahir di Bekasi, pada

14

Desember, usia Norma sekarang 19 tahun. Norma mengalami ketulian sejak lahir.

Konon ini disebabkan sejak dalam kandungan, ibunya sering jatuh dan hipertensi,

dengan penyebab tersebut telinga bagian dalam yang behubungan dengan otak

Norma mengalami gangguan.50

Akibat ia mengalami cacat rungu total, sehingga

penggunaan alat bantu dengarpun sudah tidak bermanfaat lagi baginya.51

Meskipun demikian ia mampu mengikuti pelajaran bahasa, bicara, dan membaca

ujaran, karena sebelumnya Norma adalah tamatan SMP LB. Dalam hal pemberian

materi agama Norma agak sulit menangkap dengan cepat dan mudah, sehingga

pembimbing harus memberikan materi yang berulang-ulang hingga Norma

mampu memahami materi tersebut.52

Orang tua Norma termasuk kurang mampu,

ayah Norma bekerja sebagai Petani, dan ibu Norma bekerja sebagai pedagang nasi

uduk. Dalam pergaulan dengan guru dan teman-temannya Norma sedikit pemalu

dan kurang percaya diri (PD).

B. Pelaksanaan Bimbingan Agama Pada Anak Tunarungu

1. Subyek; subyek dari bimbingan Agama di PSBRW MELATI ini

adalah

50 M. Hartono Abdoerahman, Penyebab Tuli Pada Anak, dalam Majalah Ayah Bunda,

(Mei, 1986), h. 30 51

Murdiati Busono, Pendidikan Anak Tunarungu, (Ikip Yogyakarta, 1993), h. 29 52

Wawancara pribadi dengan Sri Muyati, Pembimbing Agama Anak Tunarungu PSBRW

Melati, 4 September 2008

Page 53: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

liii

pembimbing atau guru Agama. Secara profesionalitas, idealnya pembimbing

agama adalah orang yang memilik kemampuan, keahlian di bidang agama. Ini

dimaksudkan agar apa yang diajarkan tidak menyimpang dari ajaran yang benar.

Selain menguasai di bidang agama, ia juga mesti menguasai metode komunikasi

yang tepat bagi siswa tunarungu. Karena pastinya, akan sangat berbeda cara

komunikasi antara tunarungu dan bukan tunarungu. Dalam hal ini, sebagai mana

yang penulis jelaskan di awal, bahwa pembimbing agama di PSBRW Melati

adalah Ibu Mul, sejauh pengamatan penulis beliau adalah sosok yang mumpuni

dalam tugas mulia ini.

2. Obyek bimbingan; obyek dari bimbingan Agama di PSBRW Melati ini

adalah

pelaksana metode bimbingan agama di PSBRW MELATI bagi anak tunarungu.

3. Materi bimbingan

Materi dari bimbingan agama ini adalah Tauhid, Fiqih; yang meliputi

shalat,

zakat dan puasa, Akhlak dan Iqra (baca al-Qur’an).

4. Metode bimbingan

a. Metode individu

Metode individual ini adalah metode bimbingan yang dilakukan

pembimbing dengan peserta bimbingan yang hanya seorang. Metode individual

ini dilakukan, jika materi yang akan disampaikan memerlukan konsentrasi dan

Page 54: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

liv

ketelitian, seperti pada bimbingan baca al-Qur’an atau Iqra’. Dan juga jika

didapati siswa yang membutuhkan penanganan khusus.

Metode ini digunakan ketika pembimbing agama yaitu bu Mul sedang

mengajarkan bacaan Iqra. Pelaksanaannya dilakukan dengan perorangan karena

bacaan iqra itu sulit apabila dilakukan secara berkelompok. Contohnya pada saat

anak tunarungu menulis materi fiqih, bu Mul memanggil satu-persatu anak

tunarungu untuk membaca iqra.

Dengan menggunakan metode individual, anak didik akan melihat bibir bu

Mul, dan juga sebaliknya bu Mul melihat apa yang digerakkan mimik anak

tunarungu. Apakah sudah benar atau belum. Jika belum, maka diulang pada hari

berikutnya, dan jika anak tunarungu sudah mampu membaca iqra dengan benar,

maka bu Mul memberikan materi iqra selanjutnya. Jadi metode ini sangat efektif

dilakukan walaupun membutuhkan waktu yang lama. Karena sesuai dengan

kemampuan mereka, sebagaimana diketahui bahwa kemampuan mereka berbeda-

beda ada yang cepat, sedang dan lambat.53

b. Metode kelompok

Metode kelompok ini dilakukan oleh pembimbing agama yaitu Ibu Mul,

jika materi yang akan diajarkan dapat dilakukan secara bersama-sama, metode ini

banyak dilakukan oleh Ibu Mul. Di antara kelebihannya, ketika proses

pelaksanaan bimbingan, antara satu siswa dengan siswa lain dapat saling

53 Wawancara pribadi dengan Sri Mulyati, Pembimbing Agama, 2008

Page 55: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lv

memperhatikan dan membetulkan, jika ditemukan kesalahan pada kawannya,

seperti dalam praktek shalat.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan,

PSBRW MELATI secara organisasi dan personal memiliki kualitas yang kreatif.

Dalam proses pelaksanaan bimbingan agama, PSBRW MELATI berusaha

bertindak sebagai orangtua. Pertama yang pembimbing lakukan adalah

mendekatkan diri secara personal dengan melakukan metode individual agar anak

tunarungu mendapatkan bimbingan agama secara jelas dan dapat di fahami oleh

anak tunarungu.

Para pembimbingpun melakukan bimbingan dengan metode kelompok

inipun bisa dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan, seperti yang

ada dalam program kegiatan, misalnya program bimbingan agama yang mulai dari

pagi sampai siang hari. Program keterampilan dan kursus-kursus, demonstrasi,

ceramah dan tanya jawab yaitu penyampaian materi oleh pembimbing dengan

cara memotivasi para anak tunarungu sehingga mereka mampu mencurahkan dan

menanyakan masalah yang dirasakan belum mengerti, baik masalah kehidupan

maupun masalah belajar.

Dengan metode personal, diharapkan pembimbing dapat memberikan

bimbingan dan penanganan yang tepat bagi anak tunarungu. Seperti memberikan

teori yang sesuai dengan kemampuan anak tunarungu.

Mengenai materi bimbingan agama yang diberikan pembimbing cukup

bervariasi dan disesuaikan dengan keadaan anak tunarungu. Seperti, membaca

Page 56: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lvi

iqra, kegiatan berjemaah seperti sholat berjemaah, aqidah, fiqih, akhlak, dan

pengetahuan umum. Sedangkan materi pokok yang diberikan pembimbing

bersumber dari Al-Qur’an dan hadits.

Dengan metode personal dan kelompok ini, PSBRW MELATI

menggunakan dua pendekatan yaitu berupa kekeluargaan dan pemahaman

terhadap agama. Kekeluargaan dalam arti agar lebih intens dalam mendengar,

mengarahkan dan membimbing anak tunarungu dalam belajar agama.

Pemahaman agama dimaksudkan agar pemahaman tentang agama dan

sikap anak tunarungu dapat dikontrol dan didisiplinkan dengan nilai-nilai agama

sehingga perilakunya dapat lebih santun dan bermartabat54

.

5. Waktu Bimbingan Agama

Pelaksanaan bimbingan agama dilakukan pada tiap hari selasa pukul 08.00

WIB. Bimbingan hanya dibimbing oleh satu orang pembimbing yaitu ibu Mul, ibu

Mul bertugas memberikan materi bimbingan agama selama dua jam.

6. Tempat Bimbingan Agama

Tempat merupakan komponen yang paling mendasar dari suatu aktivitas

atau kegiatan bimbingan dan pembinaan. Adapun tempat yang digunakan untuk

melaksanakan program bimbingan agama di PSBRW MELATI berpusat di dua

tempat, yaitu aula dan ruang belajar. Aula digunakan sebagai pusat bimbingan

54 Wawancara pribadi dengan Sri Mulyati, Pembimbing Agama, 14 Desember

2008

Page 57: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lvii

agama dalam aspek ceramah, sedangkan ruang belajar digunakan untuk kegiatan

pemberian materi dalam bentuk iqra, fiqih, dan lain sebagainya.

C. Metode Bimbingan Agama Berdasarkan Klasifikasi Siswa

Klasifikasi ini penting untuk diteliti, sebagai gambaran awal tentang kondisi

siswa- siswi tunarungu di PSBRW MELATI. Sehingga dengan mengetahui

kondisi sesungguhnya, pola bimbingan agama pun dapat disesuaikan dan

dibedakan antara satu kondisi dengan kondisi siswa lainnya.

1. Anak Asuh Kelas A Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 15 Orang

2 Perempuan 5 Orang55

Dari data di atas, diketahui bahwa anak asuh Kelas A PSBRW MELATI di

tahun 2007/2008 lebih banyak laki-laki daripada siswi perempuan. Keseluruhan

anak asuh di PSBRW MELATI tahun 2007/2008 berjumlah 100 orang, dari 100

anak asuh itu anak laki-laki berjumlah 65 orang, dan anak asuh perempuan

berjumlah 35 orang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa laki-laki lebih banyak

dibandingkan perempuan. Menurut informasi yang penulis dapati, hal ini terjadi

karena orangtua yang memiliki anak tunarungu lebih banyak mendaftarkan anak

laki-lakinya dari pada anak perempuan. Ini dikarenakan kebanyakan dari orang

55 Buku Absensi Anak Tunarungu Kelas A, tahun 2008

Page 58: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lviii

tua merasa anak perempuan lebih pantas berada di rumah, untuk membantu ibu

mereka, dari pada berada di Panti.

Di PSBRW MELATI, dalam proses bimbingan Agama, anak laki-laki dan

anak perempuan disatukan dalam satu kelas, proses bimbingannya pun tidak

dibedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa dalam proses bimbingan agama bagi anak tunarungu tidak dibatasi oleh

gender. Hal ini berbeda dengan proses bimbingan keterampilan, dalam bimbingan

ini anak laki-laki dan anak perempuan tidak disamakan, karena keterampilan yang

harus dimiliki oleh mereka memiliki perbedaan-perbedaan.

Dari sisi peraturan, setiap siswa memiliki pandangan beragam tentang

peraturan yang ditetapkan oleh pembimbing di PSBRW MELATI. Menurut

sebagian anak laki-laki aturan yang ada di PSBRW adakalanya menyenangkan

dan adakalanya juga tidak menyenangkan. Menurut mereka, di antara peraturan

yang tidak menyenangkan adalah dilarangnya setiap siswa dari PSBRW

MELATI. Adapun peraturan yang mereka anggap menyenangkan adalah bolehnya

siswa melakukan pacaran dengan anak asuh perempuan PSBRW MELATI.

Pandangan laki-laki tersebut, sedikit berbeda dengan pandangan para siswi,

sebagian anak perempuan lebih pasrah menerima segala peraturan dan mereka

siap mengikuti semua peraturan yang ada. Dari sisi kebijakan dan peraturan yang

ditetapkan panti terhadap anak asuh laki-laki dan perempuan sama, misalnya

dalam hal kedisiplinan waktu, anak laki-laki dan perempuan semuanya wajib tepat

waktu dalam semua kegiatan yang mereka ikuti. Oleh karena itu dari keseluruhan

Page 59: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lix

kebijakan yang ada di panti memang tidak dibedakan, agar tidak adanya

kesenjangan sosial antara anak laki-laki dan perempuan.56

2. Anak Asuh Berdasarkan usia

No Usia Jumlah

1 18 7

2 19 3

3 20 3

4 21 2

5 22 1

6 23 2

7 24 1

8 25 157

Dari data di atas, diketahui bahwa anak tunarungu di PSBRW Melati

berusia antara 18 sampai 25 tahun. Sebagian besar berusia 18 tahun, tentu saja

secara normal usia antara 16-18 tahun adalah setingkat SMA. Namun tidaklah

demikian dengan siswa yang penulis teliti, karena mereka adalah anak abnormal

yang usianya berkisar antara 18 tahun sampai dengan 25 tahun.

Secara umum, usia antara 18 tahun hingga 25 tahun seharusnya telah

duduk di Perguruan Tinggi. Karena mereka anak abnormal maka siswa PSBRW

cipayung jakarta timur ini perlu dibimbing, karena meskipun usia mereka sesuai

56 Wawancara pribadi dengan Ign Sri Wuwuh. Jakarta, 4 september 2008

57 Data pribadi anak asuh kelas A, tahun 2008

Page 60: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lx

dengan anak yang duduk di SMA dan Perguruan Tinggi namun kemampuannya

tidak sesuai dengan anak tingkat SMA secara umum. Meskipun usia mereka

termasuk usia dewasa dini58 (dimana dewasa dini 17-22 tahun) secara fisik, dan

bentuk tubuhnya tampak seperti orang dewasa. Akan tetapi, secara mental mereka

belum memiliki tanggung jawab penuh, terlebih secara ekonomi mereka masih

sangat tergantung dari orangtuanya.

Sedangkan mereka yang berusia 22-28 tahun, umumnya sudah

menyelesaikan pendidikan formal, kemudian berkarir sesuai dengan minat bakat

dan kemampuannya.59

Secara keseluruhan usia anak asuh di PSBRW MELATI

dibatasi, yaitu mulai usia 15 tahun hingga usia 35 tahun. Dalam hal ini, kepala

panti beralasan bahwa usia 15-35 tahun adalah usia yang masih bisa berproduksi

dan berkarir.60

Memang pada prinsipnya alam membatasi usia reproduksi wanita

hingga sekitar 40 tahun,61 sedangkan untuk laki-laki tidak terbatas. Secara umum,

sesungguhnya usia mereka sudah termasuk dalam kategori usia berkarir. Pada usia

30 keatas seharusnya mereka bisa membangun karirnya dan membentuk rumah

tangga.62

Maka itu dalam metode bimbingan Agama pun, tentunya disesuaikan

dengan usia dan kemampuannya. Akan tetapi meskipun usianya sudah dewasa,

58 Hurlock membagi masa dewasa menjadi 3 fase, yaitu; (1). masa dewasa dini, dimulai

umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, (2). masa dewasa madya, dimulai umur 40 tahun sampai 60

tahun, (3). masa dewasa lanjut usia (lansia), dimulai pasa umur 60 tahun sampai kematian. Lihat

Kartini Kartono, Pengantar Psikologi Perkembangan, h. 39 59

Dariyo.A, Psikologi perkembangan dewasa muda, (jakarta: Grasindo), 2003 60

Wawancara Pribadi dengan Ign Sri Wuwuh, Kepala Panti PSBRW Melati, pada tanggal

4 September 2008 61

Kristiono. “Manipulasi Jam Biologis.” Artikel diakses pada 20 maret 2009 dari

http://www.kabarindonesia.com/2008/04/23 62 Dariyo, 2003

Page 61: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxi

jika kemampuan dalam bidang agamanya masih rendah, maka yang diajarkan pun

adalah materi yang sesuai dengan kemampuannya.

3. Klien berdasarkan kelompok

No Kelompok Jumlah

1 A 20

2 B 20

3 C 6063

Dari data di atas, diketahui bahwa Anak Asuh PSBRW Cipayung Jakarta

Timur adalah kelas A sampai dengan kelas C, dan sebagian besar kelas C. Kelas C

ini hampir setingkat dengan SD. Kelas C lebih banyak dibandingkan dengan kelas

lain, karena memang kebanyakan dari mereka hanya lulusan SD atau tidak pernah

sekolah sebelumnya. Pembagian kelompok ini memang diperlukan agar anak asuh

mampu menerima materi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka.

Karena tingkat pendidikan menunjang kemampuan inteligensi mereka, sehingga

pembimbing pun membedakan dalam hal materi yang disampaikan.

Dari sisi tingkat kesulitan dalam proses bimbingan, dari ketiga kelompok

ini, kelas C adalah kelas yang memiliki penanganan yang lebih berat, karena

mayoritas mereka belum mengetahui apa-apa, sehingga pembimbing

membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengajari mereka. Kegiatan diskusi

dan tanya jawab antara pembimbing dengan anak asuh biasanya terjadi pada saat

63 Observasi Penulis Anak Tunarungu di PSBRW Melati, 12 Juli 2008

Page 62: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxii

bimbingan mental berlangsung. Dan biasanya waktu ini juga digunakan oleh

pembimbing untuk mengajarkan nilai-nilai Agama kepada siswa tunarungu.

4. Pekerjaan orang tua klien

No Pekerjaan

Orang Tua

Jumlah

1 PNS 8

2 Pensiun 3

3 Wiraswasta 5

4 Petani 464

Sesungguhnya data di atas, tidak ada kaitannya secara langsung dengan

proses bimbingan Agama, namun ada pepatah mengatakan bahwa; ‘buah tidak

jauh dari pohonnya’. Maka itu, penulis menganggap penting untuk menganalisa

sejauh mana pengaruh latar belakang orang tua terhadap bimbingan agama bagi

anak-anaknya, khususnya sebelum mereka memasukkanya ke Panti. Dari data di

atas, dapat diketahui bahwa mayoritas orang tua dari anak tunarungu PSBRW

adalah PNS (pegawai negeri sipil), artinya dari sisi ekonomi orang tua siswa

PSBRW termasuk dari kalangan orang yang mampu, dengan kata lain termasuk

pada golongan menengah ke atas.

Dari beberapa pekerjaan orangtua di atas, intensitas kunjungan orangtua

berbeda-beda. Anak asuh yang orang tuanya bekerja sebagai PNS intensitas

kunjungannya lebih terkontrol dan lebih sering dibandingkan dengan orangtua

64 Data Pribadi Anak Tunarungu PSBRW MELATi, Th 2008

Page 63: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxiii

yang pekerjaannya pensiunan, wiraswasta, dan petani. Data ini penulis dapatkan

dari buku kunjungan keluarga anak asuh. Orangtua yang menjalani pekerjaannya

sebagai PNS memang terlihat lebih sering intensitas kunjungannya di PSBRW

MELATI, karena mereka memiliki waktu luang yang luas dan materi yang cukup

untuk mengunjungi anaknya di PSBRW MELATI.65

D. Metode Bimbingan Agama

Bentuk materi yang disampaikan oleh bu Mul dalam bimbingan agama

bermacam-macam mulai dari membaca Iqra, ilmu Tauhid, dan Fiqih. Materi akan

berganti jika anak tunarungu sudah memahami materi tersebut. Jika belum, maka

materi terus berlanjut sampai anak tunarungu memahami materi yang

disampaikan oleh bu Mul.66

1. Bimbingan Tauhid

Ajaran tauhid adalah ajaran inti dalam agama, ia mestilah dijadikan materi

pokok dalam setiap bimbingan agama. Karena iman adalah syarat diterima dan

sahnya ibadah.67

Karenanya para utusan Allah SWT baik itu Nabi dan Rasul, di

antara tugas pokoknya adalah menyampaikan tauhid, bahwa Allah SWT adalah

Esa, dan Ia satu-satunya yang wajib disembah, tidak ada tuhan selain Allah SWT;

ini berdasarkan firmannya;

65 Hasil penelitian Bulan Juni-Oktober 2008

66 Wawancara pribadi dengan Sri Mulyati.

67 Untuk mengetahui lebih mendalam tentang materi tauhid, lihat Abdullah dan al-

Mushlih dan Shalah al-Shawi, Prinsip-prinsip Islam untuk kehidupan, (Jakarta: Yayasan al-

Haramin 1998), Cet. Ke-1, h. 10

Page 64: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxiv

5�ا�)�>�ت واج;� �ا ا# ا: 5وا أن رس�+ أ�8 آ0 �6 �,��� و�

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat

(untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thagut’

(syaithan)”

[QS An-Nahl: 36]

Dalam membimbing siswa memahami materi tauhid ini, pembimbing di

PSBRW MELATI menggunakan beberapa metode, antara lain;

a. Metode meniru

Metode meniru di sini adalah dengan melalui ucapan, misalnya latihan

pengucapan lafal syahadat, tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan

Allah. Metode ini dilakukan dengan menirukan lafal syahadat yang diucapkan

pembimbing. Latihan ini adalah dengan menggunakan bahasa bibir. Metode ini

dilakukan di ruang artikulasi. Artikulasi adalah ruang di mana di situ terdapat

cermin besar yang digunakan untuk bercermin (melihat pengucapan atau bahasa

bibir/gerakan bibir) metode ini dilakukan Karena yang dibimbing adalah anak

tunarungu yang mempunyai kekurangan pada pendengarannya. Sehingga

menjadikan mereka kesulitan dalam mengucapkan sesuatu yang benar.

Metode ini dilakukan dengan panduan tulisan, yaitu pada saat latihan itu

pembimbing dan anak melihat tulisan lafal syahadat. Kemudian di situ

pembimbing membacakan lafal syahadat dengan intonasi dan gerakan bibir yang

benar, kemudian siswa menirukan bacaan syahadat tersebut, dengan bahasa bibir.

Yang dilakukan di depan cermin pada ruang artikulasi. Latihan pengucapan lafal

syahadat ini dilakukan berulang-ulang, agar anak benar-benar dapat mengucapkan

lafal syahadat dengan cepat walaupun dengan bahasa bibir.

Page 65: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxv

b. Metode mengenal ciptaan Allah

Untuk memahami kekuasaan Allah SWT dan keesaannya, pembimbing

terkadang menggunakan metode mengenal ciptaan Allah. Dalam metode ini,

pembimbing menyebutkan dan membawa salah satu contoh ciptaan Allah SWT,

kemudian menjelaskannya dengan sederhana. Misalnya pembimbing

menunjukkan sebuah pohon, kemudian mengatakan;

“pohon ini tidak muncul begitu saja”

Kemudian dengan media pohon tersebut, pembimbing menjelaskan

tentang sesuatu itu ada, karena ada yang menciptakan. Dengan kata lain, tidak

mungkinpohon muncul begitu saja tanpa ada yang mencitakannya. Kelebihan

metode ini adalah mudahnya siswa melihat objek pembahasan, sehingga siswa

dapat lebih mudah dalam memahami apa yang disampikan oleh pembimbing.

c. Metode ceramah

Bimbingan syahadat dengan melaui cermah ini, masih juga menjelaskan

bahwa tidak ada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah SWT dan Nabi

Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT.

“Tujuan dari pemberi materi tentang syhaadat ini tidak ke

ucapan, namun untuk membawa anak pada pemahaman

tentang syahadat”68

Di sini pembimbing berhadapan langsung dengan anak. Metode ini

dilakukan dengan bahasa bibir, dan bila diperlukan juga bahasa isyarat untuk

membantu penjelasan dengan bahasa bibir. Karena yang digunakan adalah bahasa

bibir, jadi dalam pengucapan setiap kata harus jelas dan mudah ditangkap oleh

para anak tunarungu. Inti dari pemberian materi tentang syhadat ini tidak pada

68 Wawancara Penulis dengan Sri Mulyati. 04 September 2008

Page 66: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxvi

ucapan atau lafal syahadat itu sendiri, namun dengan praktek akan membawa

siswa pada pemahaman tentang syahadat, yaitu pengakuan tidak ada tuhan selian

Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Dalam metode ceramah ini, secara spontanitas anak akan dijelaskan bahwa

walaupun kita sebagai manusia dihidupkan oleh Allah dan dapat tumbuh dengan

makan, yang mana makanan itu pada awalnya berasal dari yang menciptakan,

yaitu Allah SWT.

2. Bimbingan Shalat

Shalat adalah bagian penting dalam agama, dalam materi ini, yang

diajarkan adalah gerakan shalat dan bacaan-bacaan yang dibaca ketika

menunaikan shalat. Untuk mentransformasi pengetahuan tentang shalat tersebut,

pembimbing menggunakan beberapa metode, antara lain;

a. Metode ceramah

Selain bimbingan agama yang dilaksanakan tiap hari selasa, penulis

melihat ada bimbingan agama yang dilaksanakan pada tiap rabu malam.

Pembimbing lebih banyak dibandingkan bimbingan agama pada hari selasa pagi,

yakni berjumlah 6 orang tiap malamnya, dan beraganti tiap minggunya.

Kebanyakan pembimbing berasal dari luar panti, yakni ustad atau ustadzah yang

berkompeten dalam bidang agama. Bimbingan agama malam ini lebih banyak

menggunakan metode ceramah.

Metode ini diberikan kepada seluruh anak tunarungu di PSBRW MELATI

tanpa terkecuali anak tunarungu yang non muslim. Materi yang disampaikan lebih

bersifat umum tidak memihak kepada satu agama saja, contohnya larangan

Page 67: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxvii

mencuri, larangan membunuh, dan lain sebagainya.69

Dalam metode ini,

penceramah dibantu oleh berbgai pembimbing untuk menymapaikan dengan

isyarat.

b. Metode praktek/demonstasi

Metode demonstrasi digunakan untuk penyampaian materi bagi anak yang

susah menerima materi tersebut. Contohnya seperti gerakan dan bacaan sholat

mereka (anak tunarungu) tidak tahu apa-apa yang sedang dikerjakan oleh bu Mul

akan tetapi dengan mendemonstrasikan si anak tahu bahwa itu gerakan sholat dan

bacaan sholat.70

“salah stu siswa disuruh praktek shalah dari satu pada satu gerakan

dikatakan baru satu rakaat. Kalau du arakaat berarti harus dua kali dari ini.”71

c. Metode shalat jamaah

Metode shalat jamaah ini dilakukan dengan beberapa cara, antara lain;

1. Praktek shalat jamaah

Praktek sholat jamaah ini untuk seluruh murid yang sesuai dengan materi

pelajarannya, para siswa diminta untuk menunaikan shalat secara berjamaah, dan

pembimbing melihat dan mengontrol setiap gerakan dan bacaan yang dilakukan

69 Wawancara Pribadi dengan Muhidin, Pembimbing Agama Anak Tunarungu PSBRW

Melati, 10 November 2008 70

Wawancara pribadi dena Sri Mulyati, Pembimbing Agama, 14

Desember 20 71

Wawancara pribadi dengan bu Mul, Pembimbing Agama PSBRW Melati,14 Desember

2008

Page 68: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxviii

oleh para siswa, jika ditemukan kesalahan, maka pembimbing langsung

meluruskannya.

2. Sholat jamaah

Setelah siswa dilatih untuk praktek shalat jamaah, maka mereka langsung

mempraktekkannya ketika menunaikan shalat wajib. Sehingga ketika hendak

menunaikan shalat, mereka diwajibkan untuk menunaikan secara berjamaah.

d. Metode Media Visual

Media visual adalah media yang terbaik dalam megajarkan praktek

gerakan shalat, karena siswa dapat melihat langsung gerakan yang benar. Metode

ini digunakan oleh pembimbing sesekali waktu, dengan cara memutarkan film,

atau video yang berkenaan dengan praktek shalat.

e. Metode gambar

Metode ini pun tidak jauh berbeda dengan metode menonton, hanya saja

metode ini lebih mudah didapatkan, karena dewasa ini banyak ditemukan gambar-

gambar gerakan shalat. Siswa hanya melihat gambar dan menirukannya. Biasanya

gambar-gambar ini diletakkan di dinding-dinding, agar siswa dapat lebih mudah

melihatnya, dan kemudian mempraktekkannya sehari-hari.

3. Bimbingan puasa

a. Metode ceramah

Page 69: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxix

Sesungguhnya materi puasa adalah materi aplikasi, namun sebelum siswa

menjalankan ibadah puasa, pembimbing memberitahukan apa-apa yag boleh dan

tidak dilakukan selama menjalankan ibadah puasa. Dalam menyampaikannya,

pembimbing menggunakan metode ceramah.

b. Metode buka bersama

Metode ini sangat mudah, pembimbing hanya mengajak para siswa untuk

melaksankan buka bersama, selama menunggu buka puasa, pembimbing

melakukan kegiatan Tanya jawab yang berkenaan dengan ibadah puasa.

c. Metode Tanya jawab

Untuk menghindari terjadinya pasif ketika pelaksanaan bimbingan agama

berlangsung, metode ini digunakan oleh bu Mul atau pembimbing agama lainnya

ketika menunggu waktu berbuka puasa. Bu Mul atau pembimbing agama yang

lain memberikan kesempatan kepada anak tunarungu untuk bertanya sekitar

materi yang telah dibahas, kemudian bu Mul atau pembimbing memberikan

jawabannya. Sebaliknya, bu Mul bertanya untuk kemudian anak tunarungu

menjawab. Metode tanya jawab ini mampu membuat anak tunarungu memahami

materi yang sedang dibahas. Metode Tanya jawab ini dilakukan setelah metodae

ceramah, untuk mengetahui daya serap siswa.

d. Metode simulasi

Page 70: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxx

Simulasi adalah metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam

bentuk tiruan. Maksud metode simulasi disini adalah siswa disuruh membaca atau

mempraktekkan apa yang dia dapatkan.

“Niat puasa seperti apa, ruku puasa seperti apa, terus diacak

dan anak mengambil dan dan disuruh membaca. Disitu untuk

menanamkan tentang rukun puasa, syarat puasa. Disampaikan

seperti ini agar menarik, agar mudah ditangkap dan

mengesankan. Agar ada sesuatu yang tertinggal di benak

mereka”72

Penyampaian dengan metode simulasi ini adalah: pembimbing membuat

Tulsan yang jumlahnya menunjukkan rukun puasa, syarat puasa, hal-hal yang

membatalkan puasa. Setelah itu kemudian anak mengambil kertas tulisan yang di

acak itu kemudian disuruh maju k depan dan membaca kertas tulisan yang ia

dapatkan tadi. Metode ini menarik dan mudah.

4. Bimbingan Akhlak

Akhlak adalah sebuah sitem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-

karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa.

Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan

membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai-nilai yang cocok dengan

dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda73

.

72 Wawancara pribadi dengan bu Mul, Pembimbing Aagama 5

september 2008 73 Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia (Jakarta: Gema Insani, 2004) Cet.ke-1, h.26

Page 71: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxi

Adapaun metode bimbingan yang digunakan dalam materi akhlak adalah

metode meniru, ceramah, dan Tanya jawab. Bukankah Rasulullah pun ketika

mengajarkan sahabat tentang akhlak, ia mempraktekkannya terlebih dahulu.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam pengamatan penulis, faktor pendukung dan penghambat dalam

proses bimbingan agama ini perlu dimunculkan, agar pembaca dan peneliti

lainnya dapat mengetahui kendala-kendala yang mesti diselesaikan, guna

terlaksananya bimbingan agama yang baik bagi siswa tunarungu di kemudian

harinya

1. Faktor Pedukung

a. Pada umumnya anak yang datang ke panti tersebut sudah megetahui

tentang agama, sehingga pembimbing tinggal memperjelas, dan

menambahi saja.

b. Anak penurut, sehingga lebih mudah diarahkan.

c. Adanya ruang artikulasi untuk melatih anak bahasa bibir.

d. Adanya sarana, prasarana, seperti ruang artikulasi, musholla,

TV(VCD) dan alat peraga seperti timbangan.

2. Faktor Penghambat

a. Seringkali pembimbing memberikan bimbingannnya secara

individual, meskipun sudah dijelaskan secara berkelompok. Hal ini

disebabkan karena tingkat pemahaman dan daya tangkap anak

berbeda-beda, tergantung pada ukuran sisa pendengarannya.

Page 72: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxii

b. Kesulitan pembimbing dalam memberikan materi karena tingkat sisa

ukuran pendengaran siswa berbeda-beda.

c. Pembimbig hanya mengembangkan potensi yang dimilIki anak, bukan

untuk mengubahnya. Hanya bisa mengembangkan potensi yang ada

yaitu sisa pendengaran dan pengucapan yang dimiliki anak.

d. Keterbatasan waktu, karena bimbingan tersebut hanya diberikan pada

saat pelajaran agama islam, itupun apabila ada materi dalam buku.

e. Meskipun ada waktu khusus (waktu tersendiri) dalam memberikan

bimbingan agama, namun hal itu dirasa belum cukup, karena hanya

terjadi pada seminggu sekali74

.

74 Wawancara pribadi dengan bu Mul, Pembimbing Agama PSBRW Melati,14 Desember 2008

Page 73: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxiii

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengadakan penelitian di Panti Sosial Bina Rungu Wicara

“MELATI”. Pada dasarnya metode yang digunakan pembimbing dalam

melaksanakan bimbingan agama, tidak jauh berbeda dengan metode yang

dilakukan dengan anak normal lainnya (secara teori). Hanya saja metode

penyampaian komunikasinya yang membedakan, yaitu metode isyarat, oral dan

komunikasi total (penggabungan isyarat dan oral).

Komunikasi yang digunakan oleh pembimbing dan juga anak asuh dalam

pelaksanaan bimbingan agama menggunakan oral, isyarat, dan komtal

(komunikasi total). Dimana isyarat ialah melambangkan huruf atau kalimat yang

ingin disampaikan kepada lawan bicara, isyarat ini biasa dilakukan bagi anak yang

tidak menguasai bahasa oral. Oral melatih anak asuh untuk berbicara normal, juga

melatih pendengaran agar sampai pada penguasaan bahasa. Komtal (komunikasi

total) ialah komunikasi yang berusaha menggabungkan berbagai bentuk

komunikasi untuk mengembangkan konsep dan bahasa pada anak tunarungu.

Tercakup didalamnya gerakan-gerakan, suara yang diperkeras, ejaan jari, bahasa

isyarat, membaca dan menulis. Semua komunikasi di atas digunakan oleh

pembimbing agama, dan diberikan sesuai dengan kemampuan anak asuh dalam

berkomunikasi.

Dari penelitian itulah penulis menyimpulkan beberapa hal:

Page 74: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxiv

1. Subyek: subyek dari bimbingan agama di PSBRW MELATI ini adalah

pembimbing atau guru agama.

2. Obyek; obyek dari bimbingan agama di PSBRW MELATI ini adalah

pelaksanaan metode bimbingan agama anak tunarungu yang dilakukan

di PSBRW MELATI

3. Materi: materi dari bimbingan agama ini adalah bimbingan Tauhid,

Fiqih; yang meliputi bimbingan sholat, bimbingan zakat, bimbingan

puasa dan Akhlak serta Iqra’ (baca al-Qur’an).

4. Metode bimbingan agama yang digunakan oleh pembimbing meliputi

metode meniru, metode mengenal ciptaan Allah, metode ceramah,

metode praktek atau demonstrasi, metode sholat jamaah, metode

nonton (visual), metode gambar, metode buka bersama, metode

bertanya, dan metode simulasi.

Adapun dalam pandangan penulis, metode yang dianggap lebih efektif dan

efisien yang dapat digunakan pada anak tunarungu adalah metode demonstrasi

(karena anak akan lebih mudah menerimanya) dan metode ceramah (karena yang

digunakan adalah komunikasi yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa bibir dan

bahasa isyarat.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak sedikit kekurangan-

kekurangan yang akan ditemukan dalam skripsi ini, baik dari sisi objek penelitian

maupun hasil dari penelitian ini. Maka itu, penulis menyarankan kepada para

Page 75: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxv

peneliti untuk memperdalam dan meneliti hal-hal yang belum diteliti dalam

penelitian ini. Misalnya tempat-tempat tunarungu yang dikelola oleh swasta,

artinya individu masyarakat, tanpa campur tangan pemerintah. Ini penting, karena

tempat-tempat hasil swadaya masyarakat akan mengalami problematika yang

tidak ringan.

Dari sisi pendekatan, peneliti dapat mengkaji penelitian ini lebih

mendalam, sehingga pondasi penelitian yang berkenaan dengan motede

bimbingan agama bagi tunarungu lebih kuat.

Untuk memhami metode yang efektif bagi anak tunarungu, langkah yang

pertama adalah pembimbing memahami segala karakteristik anak tunarungu

terutama dalam segi bahasa dan langkah yang kedua adalah ciri khas anak

tunarungu adalah visual dan pemata. Dalam pembelajaran pembimbing tidak perlu

menggunakan kata-kata yang sulit untul difahami anak tuanrungu, apalagi

menggunakan kata yang abstrak, akan tetapi pembimbing menggunakan kata-kata

yang singkat, jalas dan nyata. Dalam proses bimbingan segala sesuatu yang

diucapkan pembimbing atau diisyaratkan harus berada di jangkauan mata anak

asuh tunarungu. Karena jika tidak dapat dilihat oleh anak asuh maka bimbingan

agama tidak ada manfaatnya. Secara umum penulis menyarankan;

1. Diharapkan pembimbing bersama staf yang lain membuat pedoman

tentang pemberian bimbingan agama tersebut yang berguna untuk mempermudah

dalam memberikan materi bimbingan agama dan mempermudah megukur tingkat

keberhasilan atau ketidakberhasilan dalam memberikan bimbingan agama.

Page 76: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxvi

2. Perlunya pembimbing lebih focus ketika memberikan bimbingan agama

karena agama yang baik sangat diperlukan dalam kehidupan sekarang yang telah

global.

3. Perlunya perhatian pembimbing yang lebih luas terhadap

pengembangan bimbingan agama tersebut. Serta perlunya kerjasama yang baik

antara pembimbing dan guru lainnya.

Page 77: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxvii

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan islam. Jakarta: Ciputat

press, 2002

Arifin, H.M. Pedoman penyuluhan Agama. Jakarta: PT.Golden Trayon Press,

1994

--------------.Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta:

Bulan Bintang, 1997

--------------. Teori-teori konseling Agama dan Umum. Jakarta: Golden Trayon

Press, 1994

--------------. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta:

Golden Trayon Press, 1998

A, Dariyo. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grafindo, 2003

Abdoerahman, M,Hartono. “Penyebab Tuli Pada Anak Luar Biasa.” Dalam

Majalah Ayah Bunda. Mei, 1986

A. Hallen. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam. Jakarta: Ciputat Press, 2002

------------, Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Press, 2002

Amti, Erman, dan Prayitno. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta

Page 78: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxviii

Aminudin, A.Achyar, dan Umam, Khairul. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung:

CV.Pustaka Setia, 1998

Burhan, Arif. Pengantar Metode Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional, 1992

Busono, Murdiati. Pendidikan Anak Tunarungu. IKIP: Yogyakarta, 1993

Bintoro, Totok, Pengaruh Tingkat Ketunarunguan Terhadap Kemampuan

Komunikasi Siswa Tunarungu Kelas D-5 di SLB di DKI. Jakarta:

Lembaga Penelitian UNJ, 2001

Buku Pedoman Panti Sosial Bina Rungu Wicara “MELATI”. Jakarta, 2003

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bani Pustaka, 1988

--------------. Pendidikan Anak-anak Tunarungu Untuk SGLB. Bandung: Masa

baru, 1977

Faqih, Ainur Rahim. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta: UI

Press, 2001

Jaenudin. “Terapi Bicara Pada Anak Tunarungu.” Dalam seminar dan Lokakarya

Pendidikan Tunarungu Se-Jawa barat. Bandung: 15-17 januari 1991

Koentjoroningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.Gramedia,

1983

Lismidar. “Tuntutan Rohani Islam Dalam Memenuhi Kebutuhan Spiritual

Pasien.” Dalam Makalah Penataran Dakwah Ke RS. Jakarta, 1993

Page 79: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxix

Madjid, Nurcholis. Masyarakat Religius. Jakarta: Paramadina, 2000

Majalah Peduli Umat. “Mewujudkan Kesetaraan Penyandang Cacar dan

Masyarakat. Edisi 8 tahun, 2005

Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Segi Aspeknya. Jakarta: UI Press

Nurihsan, A.Juntika, dan Yusuf Syamsu. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: PT.Rosda Karya, 2006

Nasrulloh. “Penyuluh Agama.” artikel di akses pada 14 Mei 2009. Dari nasrulloh-

one-blog-spot.com/2009/03/-metode-penyuluhan-agama-29.html-119k-

Nur’aeni. Intervensi Dini Bagi Anak-anak Tunarungu Untuk SGPLB. Jakarta:

PT.Rineka Cipta, 1997

Purwanta, Edi, dan Suheri.HN. Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa.

Depdikbud, 1996

Rahmad, Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1997

-------------------------. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis

Statistik. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004

Ralby, Asman. Kamus Internasional. Jakarta: Bulan Bintang, 1956

Roberston, Roland. Agama Dalam Analisis dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta:

Rajawali Press, 1999

Sumardjo, Jakob, Menjadi Manusia. Bandung: Rosda, 2001

Page 80: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxx

Shihab, M.Quraish. Mukjizat Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 2003

Sundari, Sri Sunny. Orped Umum II, Diktat. Jakarta: Milik pribadi, 2006

Sudrajat, Akhmad. Model Pembelajaran Tunarungu. Jakarta, 2004

Sartono, dan M.Umar. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Setia, 1998

Subarto, BR.Anton. “Penanganan Anak Tunarungu Pada Usia Sekolah” dalam

Makalah Simposium Sehari Lustrum IV SLB/B Santi Rama. Jakarta, 1990

Sastrawinata, Emon. Pendidikan Anak Tunarungu. Jakarta: P dan K, 1997

Syahidin. Metode Pendidikan Qur’ani: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Misaka

Galiza, 1999

Sukardi, Dewa Ketut. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: Usaha

Nasional, 1983

Tumanggo, Rusmin. Sosiologi Dalam Perspektif Islam. Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2004

Tim Penyusun. Kamus Pusar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988

Tsg, Mulia, DKK. Ensiklopedia Indonesia Jilid II. Bandung: Van Hoeve

Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Madrasah. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada, 2007

Page 81: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxxi

LAMPIRAN

Pemberian materi bimbingan agama

Page 82: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxxii

Anak bimbing sedang mengikuti proses bimbingan agama

Anak bimbing sedang mengikuti proses bimbingan agama

Anak bimbing sedang mengikuti proses bimbingan agama

Page 83: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxxiii

PENGGUNAAN ABJAD JARI SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA

Pembimbing sedang mengajarkan iqra

Anak bimbing sedang mengikuti proses bimbingan agama

Page 84: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxxiv

Page 85: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxxv

WAWANCARA DENGAN ANAK ASUH PANTI SOSIAL BINA RUNGU

WICARA “MELATI” CIPAYUNG JAKARTA TIMUR

Nama : Yogi

Jabatan : Anak asuh

Waktu : Kamis, 4 September 2008/ Jam 11.15

1. T : Materi apakah yang diberikan oleh ibu pembimbing Agama dalam

bimbingan agama?

J : Baca Iqra, Fiqih, Tauhid, terus apa lagi yah..banyak....

2. T : Berapa jam materi bimbingan agama yang kamu terima setiap hari selasa?

J : Hanya 2 Jam, selanjutnya bimbingan keterampilan

3. T : Perlu atau tidak jam bimbingan agama di tambah?

J : Saya rasa cukup karena habis itu ada lagi bimbingan-bimbingan yang lain,

jadi cape kalau banyak-banyak...he....he...

4. T : Metode bimbingan agama yang kamu ketahui apa?

J : Wawancara sama ceramah aja....

5. T : Di antara metode tersebut, mana yang kamu sukai?

J : Wawancara....karena saya jadi lebih fokus sama apa yang disampaikan

oleh pembimbing

Interview Interver

Yogi Ida Nur Farida

Page 86: METODE BIMBINGAN AGAMA BAGI ANAK TUNARUNGU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/317/1/IDA... · Juga ada teori tentang tunarungu, ... KATA PENGANTAR ... salah

lxxxvi