26
Merintis Usaha Baru dan Model Perkembangannya Dharma Shantini, Apt.

Merintis Usaha Baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hal-hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan.

Citation preview

Merintis Usaha Baru dan Model Perkembangannya

Dharma Shantini, Apt.

Cara memasuki dunia usaha

Merintis Usaha Baru (Starting)

Membeli Perusahaan Orang Lain (Buying)

Kerja Sama Manajemen

(Franchising)

Merintis Usaha Baru

Pendekatan Utama untuk mencari peluang

a. Pendekatan inside-outb. Pendekatan outside-in

Diri kita Ide

Sumber

daya

Produk Pasar Uang Profit

Hal-hal yang harus diperhatikan

1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki

2. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikian yang akan dipilih

3. Tempat usaha yang akan dipilih

Cont…

4. Organisasi usaha yang akan digunakan5. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh

Lingkungan Mikro

Perusahaan

Pemasok

Perantara

pemasaran

Pesaing

Pasar pelangga

n

Masyarakat

Lingkungan Makro

Demografi

Ekonomi

Alam

Teknologi

Politik

Hambatan dalam memasuki industri

Sikap dan kebiasaan pelangganBiaya perubahan (switching

cost)Biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali karyawan dan penggantian alat serta sistem yang lama

Respon dari pesaing

Faktor-Faktor penyebab kegagalan usaha

Data dan informasi

yang tidak

lengkap

Salah perhitung

an

Pelaksanaan

pekerjaan yang salah

Kondisi lingkunga

n

Membeli Perusahaan yang sudah didirikan

Alasan membeli perusahaan yang sudah ada

a. Untuk mengurangi beberapa ketidaktentuan dan

ketidaktahuan yang harus dihadapi dalam memulai sebuah

bisnis dari latar belakang tersebut

b. Untuk memperoleh sebuah bisnis dengan operasi yang

sedang berjalan dan mengembangkan hubungan dengan

pelanggan dan pemasok

c. Untuk mendapatkan bisnis yang telah dikembangkan

dengan harga di bawah biaya untuk memulai sebuah bisnis

baru

Permasalahan yang akan dihadapi

a. Masalah Eksternal, yaitu pengaruh

lingkungan yang menyangkut banyaknya

pesaing dan ukuran peluang pasar

b. Masalah internal, yaitu masalah-masalah

yang ada dalam perusahaan, termasuk

image dan reputasi perusahaan

Hal-hal kritis yang perlu diperhatikan

Menentukan sebuah

bisnis untuk dibeli

Menyelidiki dan

mengevaluasi bisnis yang ada

Mempercayai

pendapat professiona

l

Menyelidiki mengapa

bisnis tersebut

dijual

Memeriksa data

keuangan

Faktor yang dipertimbangkan dalam penilaian sebuah Bisnis

Persaingan Pasar

Pengembangan komunitas di masa yang

akan datang

Komitmen Hukum

Kontrak serikat pekerja Bangunan

Harga produk

Franchising(Kerja sama Manajemen Waralaba)

Franchising adalah suatu sistem pemasaran yang berkisar pada perjanjian sah antara

dua pihak yang salah satunya (franchisee) diberi hak istimewa untuk menjalankan

bisnis sebagai pemilik pribadi, tapi dengan syarat perusahaan dijalankan menurut

metode dan terminologi yang dispesifikasikan oleh pihak yang lain (franchisor).

Sehingga dalan franchising terdapat dua pihak yang mengadakan perjanjian kerja,

yaitu:

a. Franchisee: seorang wirausaha yang kekuatannya dibatasi oleh hubungan kontrak

dengan organisasi franchising

b. Franchisor: salah satu pihak/orang di dalam kontrak franchise yang

menspesifikan metode yang harus diikuti dan terminologi yang harus dipenuhi

oleh pihak lain.

Jenis-jenis Franchise

•Hubungan franchise yang memberikan hak untuk menggunakan produk atau merek yang telah dikenal luas

Franchising produk dan

merek

•Sebuah perjanjian yang karenanya franchisee mendapatkan keseluruhan sistem pemasaran dan petunjuk yang dijalankan oleh franchisor.

Franchising format

Alasan yang menjadikan seseorang menjadi Franchisor

Pengurangan persyaratan

modal

Meningkatkan motivasi dalam

manajemen

Kecepatan ekspansi

perusahaan

Kelebihan Usaha Franchise

Pelatihan formal

Bantuan keuangan

Metode pemasaran yang

telah terbukti

Bantuan manajemen

Jangka waktu permulaan bisnis

lebih cepat

Tingkat kegagalan

keseluruhan lebih rendah

Kekurangan Franchising(sudut pandang Franchisee)

Biaya Franchising

• Upah franchise awal• Kas yang diinvestasikan• Pembayaran royalti• Biaya periklanan

Pembatasan pengoperasian bisnis

• Membatasi daerah penjualan• Meminta daftar lokasi untuk gerai pengecernya dan memaksakan persyaratan yang berkaitan dengan penampilan gerainya• Membatasi barang dan jasa yang ditawarkan untuk dijual• Membatasi periklanan dan jam kerja

Hilangnya kebebasan

Pengurangan pengendalian

• Pengendalian oleh seorang franchisor atas bisnisnya berkurang karena franchisee bukan karyawan.

Pembagian laba

• Hanya bagian laba tertentu yang akan menjadi milik franchisor

Meningkatkan pendukung operasi

• Pada umumnya terdapat lebih banyak biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan hubungan franchise yang sedang berlangsung, khususnya di dalam menyediakan jasa hukum dan akuntansi bila dibandingkan dengan organisasi yang tersentralisasi.

Kekurangan Franchising(sudut pandang Franchisor)

Bisnis Keluarga

Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan lainnya dari dua orang atau lebih anggota keluarga yang sama dalam kehidupan dan fungsi bisnisnya.

Sebuah perusahaan disebut juga sebagai bisnis keluarga, apabila perusahaan tersebut dialihkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dengan demikian bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat di dalam kepemilikan dan atau jabatan/fungsi.

Keuntungan keterlibatan keluarga dalam bisnis

1. Memelihara nilai kemanusian di tempat kerjaBisnis keluarga dapat dengan mudah menunjukkan tngkat perhatian yang lebih tinggi bagi tiap orang, daripada perusahaan-perusahaan pada umumnya

2. Memfokuskan pada pelaksanaan jangka panjangManajer keluarga dapat mengambil pandangan jangka panjang lebih mudah daripada manajer perusahaan yang dinilai hasilnya setiap tahun

3. Memperluas kualitas Karena memiliki taruhan di dalam memelihara reputasi keluarga, anggota keluarga akan mempertahankan tradisi memberikan kualitas dan nilai bagi konsumen.

Budaya bisnis keluarga

1. Pendiri perusahaan menanamkan budaya perusahaan Dalam bisnis keluarga, nilai utama pendiri perusahaan

menjadi bagian dari budaya bisnis dan kode perusahaan, yaitu sesuatu yang dipercaya sebagai anggota keluarga.

2. Pola-pola budaya Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan

keyakinan yang berbeda, sehingga pengamatan yang menyeluruh akan memperlihatkan berbagai pola budaya yang akan membantu di dalam menjelaskan cara berfungsinya suatu perusahaan.

3. Suksesi budaya dan kepemimpinan Proses pengalihan kepemimpinan perusahaan keluarga

dari satu generasi ke generasi berikutnya dikaitkan dengan perubahan di dalam pola bisnis keluarga

Ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga

1. Kebutuhan akan manajemen yang baik Manajemen yang baik diperlukan untuk kesuksesan tiap bisnis

termasuk bagi perusahaan keluarga. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:

a. Merangsang pemikiran dan pemahaman strategi barub. Merekrut dan mempertahankan manajer nonkeluarga yang baikc. Menciptakan organisasi yang fleksibel dan inovatifd. Menciptakan dan melindungi modale. Mempersiapkan pengganti tampuk kepemimpinanf. Mengeksploitasi kelebihan yang unik dari kepemilikan keluarga

2. Karyawan nonkeluarga dalam perusahaan keluarga Hadirnya karyawan nonkeluarga masih dipengaruhi oleh

pertimbangan keluarga, sehingga dalam beberapa kesempatan karyawan ini untuk promosi dipersempit dengan hadirnya anggota keluarga yang memiliki jalur dalam

3. Dewan keluarga Adalah sekumpulan anggota keluarga yang terorganisasi yang

berkumpul secara periodik untuk mendiskusikan masalah keluarga yang berhubungan dengan bisnis.

Profil Usaha Kecil

Batasan usaha kecil di Indonesia, adalah:1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

1.000.000.0003. Jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang yang terdiri dari

pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik, dan pekerja keluarga.

4. Prinsip manajemen, persyaratan modal dan pengoperasiannya bersifat local

Keunggulan usaha kecil: Memiliki kebebasan untuk bertindak Fleksibel Tidak mudah goncang

Kelemahan usaha kecil

1. Kelemahan strukturalKelemahan dalam struktur perusahaan, yang meliputi: bidang manajemen, pengendalian mutu, penguasaan teknologi, permodalan yang kecil, akses pasar

2. Kelemahan culturalKelemahan dalam budaya perusahaan yang kurang mencerminkan perusahaan sebagai “corporate culture”, meliputi:

a. Kurangnya informasi peluang dan cara memasarkan produk

b. Kurangnya informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah dan mudah

c. Kurangnya informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar dalam menjalin hubungan kemitraan untuk memperoleh bantuan permodalan dan pemasaran

d. Kurangnya informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain, kualitas, maupun kemasan

e. Kurangnya informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan yang terjangkau.

Matur Suksma…