28
SALINAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2020 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN TAHUN 2020-2024 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk pengukuran dan peningkatan kinerja yang berdaya saing dan hubungan industrial kondusif serta untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja Kementerian Ketenagakerjaan, perlu menetapkan ukuran keberhasilan berupa indikator kinerja utama Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2020-2024; b. bahwa dengan telah disusunnya rencana strategis Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2020-2024, diperlukan indikator kinerja utama yang selaras dengan perkembangan pembangunan ketenagakerjaan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian Ketenagakeijaaan Tahun 2020-2024;

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SALINAN

MENTERI KETENAGAKERJAAN

REPUBUK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2020

TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN TAHUN 2020-2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk pengukuran dan peningkatan kinerja yang

berdaya saing dan hubungan industrial kondusif serta

untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja Kementerian

Ketenagakerjaan, perlu menetapkan ukuran

keberhasilan berupa indikator kinerja utama

Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2020-2024;

b. bahwa dengan telah disusunnya rencana strategis

Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2020-2024,

diperlukan indikator kinerja utama yang selaras dengan

perkembangan pembangunan ketenagakerjaan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Indikator

Kinerja Utama Kementerian Ketenagakeijaaan Tahun

2020-2024;

Page 2: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

- 2 -

Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4614);

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4890);

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 80);

Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang

Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19);

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Ketenagakeijaan (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 622) sebagaimana telah beberapa

kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2019 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Keija Kementerian

Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2019 Nomor 870);

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun

2018 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Page 3: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

Pemerintah di Kementerian Ketenagakerjaan (Berita

Negera Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 251);

9. Peraturan Menteri Ketenagakeijaan Nomor 12 Tahun

2020 tentang Rencana Strategis Kementerian

Ketenagakerjaan Tahun 2020-2024 (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 773);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN

KETENAGAKERJAAN TAHUN 2020-2024.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Indikator Kinerja Utama Kementerian yang selanjutnya

disebut IKU Kementerian adalah ukuran keberhasilan

dari suatu tujuan dan sasaran strategis Kementerian.

2. Indikator Kineija Utama Unit Jabatan Pimpinan Tinggi

Madya Kementerian yang selanjutnya disebut IKU Unit

JPT Madya Kementerian adalah ukuran yang

mengindikasiksin keberhasilan pencapaian hasil

(outcome) dari suatu program.

3. Kementerian adalah kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

ketenagakerjaan.

4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang ketenagakeijaan.

Pasal 2

Indikator kinerja utama terdiri atas:

a. IKU Kementerian; dan

b. IKU Unit JPT Madya Kementerian.

Pasal 3

IKU Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

huruf a digunakan sebagai dasar untuk men5aisun rencana

kinerja tahunan, rencana kerja dan anggaran, perjanjian

Page 4: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

kinerja, laporan kinerja, dan untuk melakukan evaluasi

pencapaian kinerja Kementerian.

Pasal 4

IKU Unit JPT Madya Kementerian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 huruf b digunakan sebagai dasar untuk

menyusun rencana keija tahunan, rencana keija dan

anggaran, peijanjian kinerja, laporan kinerja, dan untuk

melakukan evaluasi pencapaian kinerja unit jabatan

pimpinan tinggi madya.

Pasal 5

(1) IKU Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2 huruf a tercantum dalam Lampiran 1 yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

(2) IKU Unit JPT Madya Kementerian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 huruf b tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 6

(1) Dalam rangka penyusunan laporan kinerja, setiap

indikator kinerja utama diukur sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai

sistem akuntabilitas pemerintah.

(2) Penyusunan laporan kinerja dan evaluasi pencapaian

kinerja unit jabatan pimpinan tinggi madya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan oleh

setiap pimpinan unit jabatan pimpinan tinggi madya

dan disampaikan kepada Menteri.

(3) Laporan kinerja dan evaluasi pencapaian kineija

Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

disusun oleh Biro Perencanaan dan Manajemen

Kinerja dan disampaikan kepada menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

Page 5: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

Pasal 7

(1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan

Peraturan Menteri ini, dilakukan pengawasan melalui

sistem pengendalian intern pemerintah.

(2) Sistem pengendalian intern pemerintah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan

Menteri Ketenagkaeijaan Nomor 12 Tahun 2017 tentang

Indikator Kinerja Utama Kementerian Ketenagakerjaan

Tahun 2015-2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2017 Nomor 1276), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 9

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Page 6: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

- 6 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 7 September 2020

MENTERI KETENAGAKERJAAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

IDA FAUZIYAH

Diundangkan di Jakarta

pada tan^al 8 September 2020

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 1009

SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA

Pit. KEPALA BIRO HUKUM,

JIDAYANTI

NIP 19720603 199903 2 001

Page 7: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

STRATEGIS

-7-

LAMPIRAN 1

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2020

TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN TAHUN 2020-2024

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Persentase

Produktivitas

Tenaga Keija

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN

SATUAN

persen

DEFINISI

OPERASIONAL

Produktivitas

tenaga keijaadalah hasil

kontribusi

Kementerian

Ketenagakerjaan terhadapproduktivitastenaga kerjanasional

dihitungberdasarkan

upah yangditerima oleh

angkatan kerjayang bekerja.

CARA PERHITUNGAN

PyBnt X w

dimana,

PyBnt = PyBiattas + PyBpenta + Py^PH! + Py^BinwasKeterangan:Ptn adalah persentase produktivitas tenaga kerjahasil kontribusi Kemnaker terhadap produktivitastenaga keija nasional pada tahun t;

adalah jumlah penduduk yang beke:tja yangbekerja hasil intervensi Kemnaker pada tahun t;

PyBiattas adalah total angkatan keija yang dilatihdan bekerja hasil intervensi Direktorat JenderalBinalattas, diukur dengan

Py^Pelatihan Py^Produktivitas

KETERANGAN

Page 8: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

- 8 -

No. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

SATUAN DEFINISI

OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN KETERANGAN

𝑃𝑦𝐵𝑝𝑒𝑛𝑡𝑎 adalah total angkatan Kerja yang bekerja

hasil intervensi Direktorat Jenderal Binapenta dan

PKK, diukur dengan

𝑃𝑦𝐵𝑃𝑒𝑛𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 + 𝑃𝑦𝐵𝑃𝑒𝑟𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛_𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 + 𝑃𝑦𝐵𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛_𝑇𝐾𝐴;

𝑃𝑦𝐵𝑃𝐻𝐼 adalah total angkatan kerja yang bekerja hasil

intervensi Direktorat Jenderal PHI dan Jamsos;

𝑃𝑦𝐵𝐵𝑖𝑛𝑤𝑎𝑠 adalah total angkatan kerja yang bekerja hasil

intervensi Direktorat Jenderal Binwasnaker dan K3, diukur

dengan 𝑃𝑦𝐵𝐹𝑢𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙 + 𝑃𝑦𝐵𝐾3 + 𝑃𝑦𝐵𝐻𝑦𝑔𝑖𝑒𝑛𝑒

𝑃𝑦𝐵𝑡 adalah penduduk yang bekerja pada tahun t (BPS)

�̅� adalah rata-rata upah minimum provinsi pada tahun t

𝑤 adalah rata-rata upah data Sakernas pada tahun

Page 9: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

STRATEGIS

Meningkatnyatata kelola

pemerintahanyang baik

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Indeks

Reformasi

Birokrasi

Indeks SPBE

SATUAN

Nilai

indeks

Opini BPK Opini

DEFINISI

OPERASIONAL

Indeks

Reformasi

Birokrasi

adalah Nilai

hasil evaluasi

reformasi

birokrasi di

Kementerian

Ketenagakeijaan pada tahunn-1

Opini BPKadalah Hasil

pemeriksaanBPK atas

laporankeuanganKementerian

Tahun n-1

Tingkatmaturitas

CARA PERHITUNGAN

Nilai hasil evaluasi reformasi birokrasi pada tahunn-1.

Unsur yg dinilai adalah:1. manajemen perubahaan2. penataan peraturan perundang-undangan3. penataan dan penguatan organisasi4. penataan tata laksana5. penataan sistem manajemen SDM6. penguatan akuntabilitas7. penguatan pengawasan8. peningkatan kualitas pelayanan publik

Nilai hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuanganKementerian Tahun n-1.

Unsur yang dinilai adalah:1. kepatuhan2. standar akuntasi pemerintah3. kecukupan pengungkapan catatan atas laporan

keuangan

KETERANGAN

Sekretariat

Jenderal,InspektoratJenderal

dan

Badan

Perencanaan

dan

Pengembangan

Ketenagakeija

Sekretariat

Jenderal

dan

InspektoratJenderal

Nilai tingkat capaian SPBE (3 Domain, 7 Aspek dan _ ,35 Indikator) pada tahun n-1. arenbang

Page 10: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

No.SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA

,BIRO HUKUM,

AYANTI

'03 199903 2 001

SATUAN

- 10 -

DEFINISI

OPERASIONAL

pemanfaatanTeknologiInformasi dan

Komunikasi

dalam

penyelenggaraan pelayananpemerintahanberbasis

elektronik

bidangketenagakerjaan pada tahunn-1.

CARA PERHITUNGAN KETERANGAN

MENTERl KETENAGAKERJAAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

IDA FAUZIYAH

Page 11: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

-11 -

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2020

TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN TAHUN 2020-2024

INDIKATOR KINERJA UTAMA UNIT JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA KEMENTERIAN

SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

lya Jumlah Tenagasaing Kerja Sektorkeija Prioritas yang

ditingkatkan•kasi Kompetensinya

dan

ditempatkan

Jumlah pekerjayang meningkatDroduktivitasnya

SATUAN

orang

orang

DEFINISI

OPERASIONAL

Jumlah tenaga keijasektor prioritas yangditingkatkankompetensinya danditempatkan yangdinotasikan dengan

PyBpeiatihan adalahjumlah calon pekerjayang telahmendapatkanpelatihan danmendapat pekeijaanpada tahun n.Jumlah pekerja yangmeningkatDroduktivitasnya di

CARA PERHITUNGAN

Py^Pelatihan' tenaga kerja yang telah dilatih

= y = dan mendapatkan pekerjaani=i Total pekerja^ + ••• + Totalpekerjan

Dimana:

i adalah Balai Latihan Kerja (BLK)

KETERANGAN

DitjenPembinaan,Pelatihan dan

Prduktivitas

Page 12: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

Sektor Prioritas

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Indeks PMPRB

Persentase

temuan yang

ditindaklanjuti

Nilai evaluasi

SAKIP

Tingkatmaturitas

SATUAN

Nilai

indeks

Persen

Nilai

Nilai

DEFINISl

OPERASIONAL

sektor prioritas yangdinotasikan dengan

fy^produktivitas adalahjumlah pekerja yangmeningkatproduktivitasnyaadalah pekerja yangmampu menciptakannilai tambah padatahun n

Nilai evaluasi PMPRB

adalah hasil evaluasi

penilaian mandiriterhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di,direktorat jenderalBinalattas tahun n-1.

Kerugian Negara atastemuan BPK adalah

penyimpangan ataspengelolaankeuangan negaraNilai hasil evaluasi

internal atas area

penguatanakuntabilitas

Pelayanan publikdimaksud adalah

CARA PERHITUNGAN

PyBproduktivitas. tenaga kerja yang bekerja

Zdi periisahaan yang mendapatkanpelatihan produktivitas

= Total pekerja^ + —I- Total pekerjaj

Dimana:

i adalah |>erusahaan yang telah mendapatkanpelatihan produktivitas hasil pembinaan DitjenBinalattas.

Nilai hasil evaluasi mandiri terhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di Direktorat Jenderal

Binalattas pada tahun n-1.

Jumlah kerugian negara yang telah ditindaklanjutidibagi akumulasi jumlah sisa kerugian negarasampai dengan tahun berjalan dikali 100 persen

Nilai hasil evaluasi internal atas Capaian Kineijatahun n-1

Tingkat maturitas layanan publik instansipemerintah diukur oleh tim penilai Barenbang

KETERANGAN

Page 13: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

layanan publikinstansi

pemerintah

SATUAN

Meningkatnya Jumlah tenaga OrangJumlah Tenaga keija yangKeija Yang ditempatkan diDitempatkan dalam dan luardan negeriDiberdayakan

- 13 -

DEFINISI

OPERASIONAL

layanan publikberbasis elektronik

yang dikelola olehDitjen Binalattas danmemberikan manfaat

dalam pengelolaanlayanan publik bagiInstansi Pusat

dan/atau PemerintahDaerah.

Jumlah tenaga keijayang ditempatkan didalam dan luar negeriyang dinotasikandengan PyBpenempatanadalah jumlah tenagakerja yangditempatkan baikmelalui sistem

penempatan tenaga

CARA PERHITUNGAN

dengan tingkat penilaian:• Tingkat 1: Sistem pelayanan

menyediakan diseminasi (penyebaranarah).

• Tingkat 2: Sistem pelayananmenyediakan layanan interaksi.

• Tingkat 3: Sistem pelayananmenyediakan layanan transaksi.

• Tingkat 4: Sistem pelayananmenyediakan layanan kolaborasi.

• Tingkat 5: Sistem pelayananmenyediakan layanan optimalisasi.

publiksatu

publik

publik

publik

publik

Data pendukung dapat berupa dokumenpenggunaan aplikasi, screenshot layanan aplikasi,daftar layanan dan fitur aplikasi, dan bukti terkaitlainnva

PyBpenempatan= Jumlah penempatan dalam negeri+ Jumlah penempatan luar negeri

KETERANGAN

DitjenBinapentaPKK

Page 14: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

SATUAN

Jumlah tenaga Orangkerja yangdiberdayakanmelalui programperluasankesempatankerja

- 14 -

DEFINISI

OPERASIONAL

kerja baik di dalammaupun luar negeripada tahun n

Jumlah tenaga keijayang diberdayakanmelalui programperluasankesempatan keijayang dinotasikandengan

^perluasan.kerJaadalah jumlah tenagakerja yangdiberdayakan melaluiskema penciptaanlapangan kerja barudan atau

pengembanganlapangan kerja yangtersedia gunamemberikan nilai

tambah ekonomi bagimasyarakat padatahun n

CARA PERHITUNGAN

^y^Perluasan,Kerja= Jumlah tenaga kerja sukarela+ Jumlah tenaga kerjapadat karya+Jumlah wirausaha baru+ Jumlah wirausaha hasil inkubasi bisnis

KETERANGAN

Page 15: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

MeningkatnyaTata Kelola

ManajemenInternal DitjenPembinaan

PenempatanTenaga Keijadan Perluasan

KesempatanKeija

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Jumlah

angkatan kerjayang

ditempatkanakibat

penggunaan

TKA

Indeks PMPRB

Persentase

temuan yang

ditindaklanjuti

SATUAN

Orang

Nilai

indeks

Persen

- 15 -

DEFINISI

OPERASIONAL

Jumlah angkatankerja yangditempatkan akibatpenggunaan TKAyang dinotasikandengan

^y^penggunaan.TKAadalah jumlahpendamping TKA danatau pencari keijayang ditempatkansebagai akibatpenggunaan TKApada tahun nNilai evaluasi PMPRB

adalah hasil evaluasi

penilaian mandiriterhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di

Direktorat jenderalBinapenta dan PKKtahun n-1.Kerugian Negara atastemuan BPK adalah

penyimpangan ataspengelolaankeuangan negara

CARA PERHITUNGAN

PyBpgjiggunaan TKA= Jumlah pendamping TKA+ Jumlah penambahan tenaga kerja Indonesia yang

dipekerjakan di perusahaan pengguna TKA

Nilai hasil evaluasi mandiri terhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di Direktorat jenderalBinapenta dan PKK pada tahun n-1

Jumlah kerugian negara yang telah ditindaklanjutidibagi akumulasi jumlah sisa kerugian negarasampai dengan tahun berjalan dikali 100 persen

KETERANGAN

Page 16: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

- 16 -

SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Nilai evaluasi

SAKIP

SATUANDEFINISI

OPERASIONALCARA PERHITUNGAN

Nilai hasil evaluasi internal atas Capaian Kinerjatahun n -1

Tingkatmaturitas

layanan publikinstansi

pemerintah

Nilai

Nilai

Meningkatnya Jumlah pekerja orangperan padapengawasan perusahaanketenagakeijaan yangdalam menerapkan

Nilai hasil evaluasi

internal atas area

penguatan

akuntabilitasPelayanan Publikdimaksud adalah

layanan publikberbasis elektronik

yang dikelola olehDitjen Binapenta danmemberikan manfaat

dalam pengelolaanlayanan publik bagiInstansi Pusat

dan/atau PemerintahDaerah.

Jumlah pekerja padaperusahaan yangmenerapkan normaketenagakeijaanfundamental

Tingkat maturitas layanan publik instansipemerintah diukur oleh tim penilai Barenbangdengan tingkat penilaian:• Tingkat 1: Sistem pelayanan publik

menyediakan diseminasi (penyebaran satuarah).

• Tingkat 2: Sistem pelayanan publikmenyediakan layanan interaksi.

• Tingkat 3: Sistem pelayanan publikmenyediakan layanan transaksi.

• Tingkat 4: Sistem pelayanan publikmenyediakan layanan kolaborasi.

• Tingkat 5: Sistem pelayanan publikmenyediakan layanan optimalisasi.

Data pendukung dapat berupa dokumenpenggunaan aplikasi, screenshot layanan aplikasi,daftar layanan dan fitur aplikasi, dan bukti terkaitlainnva.

KETERANGAN

DitjenBinwasnaker

dan K3

Page 17: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

menciptakan normaiklim ketenagakerjaanketenagakeijaan fundamentalyang kondusifdengankepatuhanpenerapan

norma

ketenagakeijaan

Jumlah pekeijapadaperusahaan danstakeholder

yang

menerapkandan mematuhi

SATUAN

orang

- 17 -

DEFINISI

OPERASIONAL

dinotasikan dengan

fundamental •

Perusahaan yangmenerapkan normaketenagakerjaanfundamental adalah

perusahaan yangmenerapkan danmematuhi norma

ketenagakerjaanfundamental (tidakditemukan peketjaanak, keija paksa,diskriminasi,pelanggaran K3 danterjamin kebebasanberserikat) yangdibuktikan dengannota pemeriksaan 1/Laporan HasilPemeriksaan.

Jumlah pekerja padaperusahaan danstakeholder yangmenerapkan danmematuhi Norma K3

dinotasikan denganPyBK2-

CARA PERHITUNGAN

PyBfundamental

" pekerja pada= y - perusahaan yang menerapkan

i=i norma ketenagakerjaan fundamental

= Total pekerja^ H 1- Total pekerja^

Dimana:

i adalah perusahaan yang menerapkan normaketenagakerjaan fundamental hasil pengawasanDitjen Binwasnaker dan K3.

PyBk3" pekerja pada

= y perusahaan danstakeholder yang menerapkan1=1 dan mematuhi norma K3

= Total pekerja^ H 1- Total pekerja^

KETERANGAN

Page 18: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Norma K3

Jumlah pekeijapadaperusahaanyang memenuhidan

menerapkanlingkungankerja yang sehatdan hygieneperusahaan

SATUAN

orang

- 18 -

DEFINISI

OPERASIONAL

Perusahaan yangmenerapkan danmematuhi Norma K3

adalah perusahaanyang mempekerjakan50 orang atau lebihyang telah diperiksadan dibuktikan

dengan notapemeriksaan I /Laporan HasilPemeriksaan

dan/atau memilikisertifikat SMK3

setelah dilakukan

penilaian olehlembaga Audit dalampenerapan SMK3.

Jumlah pekerja padaPerusahaan yangmemenuhi dan

menerapkanlingkungan kerja yangsehat dan hygieneperusahaandinotasikan dengan

^y^hygiene.Perusahaan vane

CARA PERHITUNGAN

Dimana:

i adalah perusahaan dan stakeholder yangmenerapkan dan mematuhi norma K3 hasilpengawasan Ditjen Binwasnaker dan K3.

Py^Hygienen" pekerja pada

= y perusahaan yang memenuhi dan menerapkani=i lingkungan kerja dan hygiene

= Total pekerja^ + ••• + Total pekerja^

KETERANGAN

Page 19: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Indeks PMPRB

SATUAN

Nilai

indeks

DEFINISI

OPERASIONAL

mematuhi dan

menerapkan k3,lingkungan kerja danhygiene perusahaanadalah Perusahaan

yang mempekerjakan50 orang atau lebihyang telahmendapatkanpeningkatankemampuan teknis,penilaian risiko danhygiene diperusahaan sertatelah dilakukan

pengujian olehlembaga penguji K3.Nilai evaluasi PMPRB

adalah hasil evaluasi

penilaian mandiriterhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di

Direktorat Jenderal

Binwasnaker dan K3

tahun n-1.

CARA PERHITUNGAN

Dimana:

i adalahi adalah perusahaan yang memenuhi danmenerapkan lingkungan kerja yang sehat danhygiene hasil pengawasan Ditjen Binwasnaker danK3.

Nilai hasil evaluasi mandiri terhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di Direktorat jenderalBinwasnaker dan K3 pada tahun n-1.

KETERANGAN

Page 20: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

Sistem

Pengawasan

INDIKATOR

ICINERJA

UTAMA

Persentase

temuan yangKetenagakeijaan ditindaklanjuti

Nilai evaluasi

SAKIP

Tingkatmaturitas

Layanan PublikInstansi

Pemerintah

SATUAN

Persen

Nilai

Nilai

- 20 -

DEFINISI

OPERASIONAL

Kerugian Negara atastemuan BPK adalah

penyimpangan ataspengeloiaankeuangan negara.Nilai hasil evaluasi

internal atas area

penguatan

akuntabilitasPelayanan publikdimaksud adalah

layanan publikberbasis elektronik

yang dikelola olehDitjen Binwasnakerdan memberikan

manfaat dalam

pengeloiaan layananpublik bagi InstansiPusat dan/atauPemerintah Daerah.

CARA PERHITUNGAN

Jumlah kerugian negara yang telah ditindaklanjutidibagi akumulasi jumlah sisa kerugian negarasampai dengan tahun beijalan dikali 100 persen.

Nilai hasil evaluasi internal atas SAKIP tahun n-1

Tingkat maturitas layanan publik instansipemerintah diukur oleh tim penilai Barenbangdengan tingkat penilaian:• Tingkat 1: Sistem pelayanan publik

menyediakan diseminasi (penyebaran satuarah).

• Tingkat 2: Sistem pelayanan publikmenyediakan layanan interaksi.

• Tingkat 3: Sistem pelayanan publikmenyediakan layanan transaksi.

• Tingkat 4: Sistem pelayanan publikmenyediakan layanan kolaborasi.

• Tingkat 5: Sistem pelayanan publikmenyediakan layanan optimalisasi.

Data pendukung dapat berupa dokumenpenggunaan aplikasi, screenshot layanan aplikasi,daftar layanan dan fitur aplikasi, dan bukti terkaitlainnya.

KETERANGAN

Page 21: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Jumlah pekeijapadaperusahaanyang

menerapkanperlindunganhak-hak pekeijadan dialog sosial

Indeks PMPRB

SATUAN

orang

Nilai

indeks

-21 -

DEFINISI

OPERASIONAL

Jumlah pekerja padaperusahaan yangmenerapkanperlindungan hak-hak pekerja dandialog sosialdinotasikan denganPyBpHi.Perusahaan yangmenjaminperlindungan hak-hak pekerja adalahPerusahaan yangmempekerjakan 50orang atau lebih yangtelah memiliki

PP/PKB, struktur danskala upah, Bipartitdan menjadi pesertaprogram jaminansosial tenaga kerjayang telah terdaftar diWLKP.Nilai evaluasi PMPRB

adalah hasil evaluasi

penilaian mandiriterhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di

Direktorat Jenderal

CARA PERHITUNGAN

PyBpHi" pekerja pada

= y perusahaan yang menerapkan perlindunganf=i hak —hak pekerja dan dialog sosial

= Total pekerja^ + ••• -I- Total pekerja^

Dimana:

i adalsih perusahaan yang telah menerapkanperlindungan hak-hak pekerja dan dialog sosialhasil pembinaan Ditjen PHI dan Jamsos.

Nilai hasil evaluasi mandiri terhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di Direktorat jenderal PHI danJamsos Tenaga Keija pada tahun n-1.

KETERANGAN

Page 22: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

Industrial dan

Jaminan Sosial

Tenaga Kerja

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

SATUAN

Persentase Persen

temuan yang

ditindaklanjuti

Nilai

SAKIP

evaluasi Nilai

Tingkatmaturitas

iayanan publikinstansi

pemerintah

Nilai

DEFINISI

OPERASIONAL

PHI dan Jamsos

Tenaga Keija tahunn-1.

Kerugian Negara atastemuan BPK adalah

penyimpangan ataspengelolaankeuangan negaraNilai hasil evaluasi

internal atas area

penguatan

akuntabilitasPelayanan Publikdimaksud adalah

Iayanan publikberbasis elektronik

yang dikelola olehDitjen PHI danJamsos dam

memberikan manfaat

dalam pengelolaanIayanan publik bagiInstansi Pusat

dan/atau PemerintahDaerah.

CARA PERHITUNGAN

Jumlah kerugian negara yang telah ditindaklanjutidibagi akumulasi jumlah sisa kerugian negarasampai dengan tahun beijalan dikali 100 persen.

Nilai hasil evaluasi internal atas Capaian Kinerjatahun n-1.

Tingkat maturitas Iayanan publik instansipemerintah diukur oleh tim penilai Barenbangdengan tingkat penilaian:• Tingkat 1: Sistem pelayanan publik

menyediakan diseminasi (penyebaran satuarah).

• Tingkat 2: Sistem pelayanan publikmenyediakan Iayanan interaksi.

• Tingkat 3: Sistem pelayanan publikmenyediakan Iayanan transaksi.

• Tingkat 4: Sistem pelayanan publikmenyediakan Iayanan kolaborasi.

• Tingkat 5: Sistem pelayanan publikmenyediakan Iayanan optimalisasi.

KETERANGAN

Page 23: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Meningkatnya Indekskapasitas, Reformasikineija Birokrasiorganisasi danpelayananinternal

Opini BPK

Nilai

indeks

Opini

DEFINISI

OPERASIONAL

Indeks reformasi

birokrasi adalah nilai

hasil evaluasi

reformasi birokrasi di

Kementerian

Ketenagakerjaan padatahun n-1.

Opini BPK adalahhasil pemeriksanaanBPK atas laporankeuanganKementerian Tahun

n-1.

CARA PERHITUNGAN

Data pendukung dapat berupa dokumenpenggunaan aplikasi, screenshot layanan aplikasi,daftar layanan dan fitur aplikasi, dan bukti terkaitlainnyaNilai hasil evaluasi reformasi birokrasi pada tahunn-1.

Unsur yg dinilai adalah1. manajemen perubahaan2. penataan peraturan perundang-undangan3. penataan dan penguatan organisasi4. penataan tata laksana5. penataan sistem manajemen SDM6. penguatan akuntabilitas7. penguatan pengawasan8. peningkatan kualitas pelayanan publikNilai hasil Pemeriksanaan BPK atas laporankeuangan Kementerian Tahun n-1.Unsur yang dinilai adalah1. kepatuhan2. standar akuntasi pemerintah3. kecukupan pengungkapan catatan atas

laporan keuangancatatan atas

KETERANGAN

Sekretariat

Jenderal

Page 24: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

No.SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Tingkatmaturitas

layananadministrasi

pemerintahanberbasis

elektronik

SATUAN

Nilai

-24 -

DEFINISI

OPERASIONAL

Pelayananadministrasi

pemerintahanberbasis elektronik

dimaksud adalah:

a. layanan naskahdinas

b. layananmanajemenkepegawaian

c. layananmanajemenperencanaan

d. layananmanajemenpenganggaran

layananmanajemenkeuanganlayananmanajemen kinerja

g. layananpengadaan

h. layanandokumentasi dan

informasi hukum

e.

f.

CARA PERHITUNGAN

Tingkat maturitas layanan administrasipemerintahan berbasis elektronik diukur oleh timpenilai Barenbang dengan tingkat penilaian;• Tingkat 1: Sistem Layanan Administrasi

Pemerintahan Berbasis Elektronik menyediakaninformasi

• Tingkat 2: Sistem Layanan AdministrasiPemerintahan Berbasis Elektronik menyediakanlayanan interaksi.

• Tingkat 3: Sistem Layanan AdministrasiPemerintahan Berbasis Elektronik menyediakanlayanan transaksi.

• Tingkat 4: Sistem Layanan AdministrasiPemerintahan Berbasis Elektronik menyediakanlayanan kolaborasi.

• Tingkat 5: Sistem Layanan AdministrasiPemerintahan Berbasis Elektronik menyediakanlayanan optimalisasi.

Data pendukung dapat berupa dokumenpenggunaan aplikasi, screenshot layanan aplikasi,daftar layanan dan fitur aplikasi, dan bukti terkaitlainnya

KETERANGAN

Page 25: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

Meningkatnyakualitas dan

akuntabilitas

pengawasan

internal dalam

mendukunggood governancedi lingkunganKementerian

Ketenagakeijaan

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Opini BPK

Nilai Evaluasi

PMPRB

Kementerian

Ketenagakeijaan

Nilai kinerjamitra kerjapengawasan

internal

Tingkatmaturitas

layanan WhistleBlowing System(WBS)

SATUAN

Opini

Nilai

Nilai

Nilai

- 25 -

DEFINISI

OPERASIONAL

opini BPK adalahhasil pemeriksanaanBPK atas laporankeuanganKementerian Tahun

n-1.

Nilai evaluasi PMPRB

adalah hasil evaluasi

penilaian mandiriterhadap pelaksanaanreformasi birokrasi

Kementerian

Ke tenagakerjaantahun n-1.Rata-rata nilai kineijamitra kerjaPengawasan internalberdasarkan Juklak

Audit Kineija.Layanan WhistleBlowing System(WBS) dimaksudadalah layanan WBSberbasis elektronik

yang dikelola olehItjen.

CARA PERHITUNGAN KETERANGAN

Nilai hasil Pemeriksanaan BPK atas laporan Inspektoratkeuangan Kementerian Tahun n-1. JenderalUnsur yang dinilai adalah:1. kepatuhan2. standar akuntasi pemerintah3. kecukupan pengungkapan catatan atas

laporan KeuanganNilai hasil evaluasi mandiri terhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di KementerianKetenagakeijaan pada tahun n-1.

Jumlah nilai kineija auditi yang telah diperiksadibagi jumlah auditi yang telah diperiksa.

Tingkat maturitas layanan WBS diukur oleh timpenilai Barenbang dengan tingkat penilaian:• Tingkat 1 Informasi: Sistem pelayanan WBS

menyediakan informasi satu arah• Tingkat 2 Interaksi; Sistem pelayanan WBS

menyediakan layanan interaksi dua arah• Tingkat 3 Transaksi: Sistem pelayanan WBS

menyediakan layanan melalui pertukaran

Page 26: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

SATUAN

Nilai Indeks Nilai

Sistem indeks

Pemerintahan

Meningkatnya Nilai 1kualitas Sistem

pelayanan Pemerintalpublik di bidang Berbasisketenagakerjaan Elektroniksecara (SPBE)elektronik.

Meningkatnya Indekskualitas Perencanaan

rencana tenaga dankeria Nasional Peneembanean

Nilai

indeks

DEFINISI

OPERASIONAL

Tingkat maturitaspemanfaatanteknologi informasidan komunikasi

dalam

penyelenggaraanpelayananpemerintahanberbasis elektronik

bidangketenagakerjaan padatahun n-1.Nilai Indeks

Perencanaan dan

PengembanganKetenaeakeriaan

CARA PERHITUNGAN

informasi dan layananTingkat 4 Kolaborasi: Sistem pelayanan WBSmenyediakan layanan melalui integrasi denganWBS lainnyaTingkat 5 Optimalisasi; Sistem pelayanan WBSmenyediakan layanan yang dapat beradaptasiterhadap perubahan kebutuhan di lingkunganinternal dan ekstemal

KETERANGAN

Data pendukung dapat berupa dokumenpenggunaan aplikasi, screenshot layanan aplikasi,daftar layanan dan fitur aplikasi, dan bukti terkaitlainnyaNilai tingkat capaian SPBE (3 Domain, 7 Aspek Badandan 35 Indikator) pada tahun n-1. PerencPerencanaan

dan

Pengembangan

Hasil penjumlahan dari nilai indeks dukunganperencanaan, indeks pengelolaan data daninformasi, indeks pengembangan sistem informasidan indeks penelitian dan pengembangan dengan

Page 27: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

SASARAN

PROGRAM

MeningkatnyaTata Kelola

ManajemenInternal Badan

Perencanaan

dan

PengembanganKe tenagakerjaan

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

Ketenagakerjaan

Indeks PMPRB

SATUAN

Nilai

indeks

DEFINISl

OPERASIONAL

adalah pengukurantingkat perencanaandan pengembanganbidangketenagakerjaan yangdidapatkan dari hasilpenelitian/ kajian,data dan informasi

yang akurat sertapelaksanaanperencanaan tenagakeija pada tahun n-1.Nilai evaluasi PMPRB

adalah hasil evaluasi

penilaian mandiriterhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di

Badan Perencanaan

dan PengembanganKetenagakeijaantahun n-1.

CARA PERHITUNGAN

masing-masing indeks dikalikan dengan bobotyang sudah ditentukan

1{P) = 0.3 i(pr)+0.3 i(di)+0.15 i(si)+0.35i(li)

Nilai hasil evaluasi mandiri terhadap pelaksanaanreformasi birokrasi di Badan Perencanaan dan

Pengembangan Ketenagakerjaan pada tahun n-1.

KETERANGAN

Page 28: MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, · - 10 - DEFINISI OPERASIONAL pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraa n pelayanan pemerintahan berbasis elektronik

- 28 -

No.SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

SATUANDEFINISI

OPERASIONALCARA PERHITUNGAN KETERANGAN

Persentase

temuan yangditindaklanjuti

Persen Kerugian Negara atastemuan BPK adalah

penyimpangan ataspengelolaankeuangan negara

Jumlah kerugian negara yang telah ditindaklanjutidibagi akumulasi jumlah sisa kerugian negarasampai dengan tahun beijalan dikali 100 persen.

Nilai evaluasi

SAKIP

Nilai Nilai hasil evaluasi

internal atas area

penguatan

akuntabilitas

Nilai hasil evaluasi internal atas Capaian Kineijatahun n-1.

SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA

IRQ HUKUM,

AYANTI

NIP 19720603 199903 2 001

MENTERl KETENAGAKERJAAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

IDA FAUZIYAH