Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODEBERCERITA DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
KELOMPOK B DI RA GERHANA ALAUDDIN KECAMATANTAMALATE KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
ICA MULIANI
105450001115
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tidak penting seberapa lambat saya melaju, selagi saya tidak berhenti
(Ica Muliani)
Kuperuntukkan Karya ini untuk:
Kedua orang tuaku, adekku, dan sahabat terhebat,
yang meraih tanganku saat aku terjatuh.
Keikhlasan dan doa merekalah sehingga penulis
dapat mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
ABSTRAK
Ica Muliani.2019.Meningkatkan Kemampuan Menyimak Melalui MetodeBercerita dengan Penggunaan Media Audio Visual Kelompok B di RA GerhanaAlauddin Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan GuruPendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar. Pembimbing I Andi Adam dan pembimbing II NurAlim Amri.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana MeningkatkanKemampuan Menyimak Melalui Metode Bercerita dengan Penggunaan MediaAudio Visual Kelompok B di RA Gerhana Alauddin Kecamatan Tamalate KotaMakassar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Kemampuan MenyimakMelalui Metode Bercerita dengan Penggunaan Media Audio Visual Kelompok Bdi RA Gerhana Alauddin Kecamatan Tamalate Kota Makassar.Jenis penelitian iniadalah penelitian tindakan kelas (Class Action Reaserch) yang terdiri dari duasiklus dimana setiap siklus di laksanakan sebanyak dua kali pertemuan.prosedurpenelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.Subjek penelitian ini adalah Kelompok B di RA Gerhana Alauddin KecamatanTamalate Kota Makassar sebanyak 18 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan menyimakMelalui Metode Bercerita dengan Penggunaan Media Audio Visual Kelompok Bdi RA Gerhana Alauddin Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Peningkatankemampuan menyimak menekankan pada perkembangan bahasa anak yangmeliputi 3 indikator menyimak.mampu melakukan perintah secara sederhana,mampu menjawab pertanyaansecara sederhana (apa, siapa dan dimana),menceritakan kembali apa yang didengarnya dengan kosakata terbatas.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa KemampuanMenyimak Melalui Metode Bercerita dengan Penggunaan Media Audio VisualKelompok B di RA Gerhana Alauddin Kecamatan Tamalate Kota Makassar.Mengalami peningkatan.
Kata kunci : Menyimak, Metode Bercerita, Media Audio Visual
KATA PENGANTAR
Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakkili
atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas
anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio
pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari deretan berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi
kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada kedua orang tua Mustata dan Ma’ani yang telah berjuang,
berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses
pencarian ilmu. Kepada saudaraku Fajriatul Koriah, Pipit Anggriani, dan yang
telah berjuang membantu penulis dalam proses pencarian ilmu. Kepada kakak
Sepupu Fikratul Akbar, Fariah, Anita, Nursaedah dan Aburrahman. Demikian
pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada para keluarga yang tak hentinya
memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada bapak
Andi Adam S.Pd., M.Pd., dan bapak Nur Alim Amri S.Pd., M.Pd., selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan serta
motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada; bapak Prof. Dr.
H. Abd. Rahman Rahim, S.E.,M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan bapak Tasrif Akib,
S.Pd.,M.Pd., ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Kepala Sekolah, guru RA Gerhana Alauddin, dan Sitti Suriani S.Pd.I selaku guru
kelompok B di TK tersebut yang telah memberikan izin dan bantuan untuk
melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para
sahabat seperjuanganku Afia, Jumriani, Fitri, Ani (Sahabat Hijrah), Rusnaningsih
Arif Munandar, M.Haryanto, Nurdina, Fitriyani, Murni, Suci Anggriani S.Pd,
Nurfadiatu S.T, Ayu Aryani S.Pd, dan Desi Tamsi Putri, yang selalu menemaniku
dalam suka dan duka, teman-teman terkasih serta seluruh rekan mahasiswa
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Angkatan 2015 atas segala
kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi
pelangi dalam hidupku.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikkan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, November 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
D. Manfaat Penilitian .......................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................... 8
A. Kajian Pustaka................................................................................ 8
1. Kemampuan Basaha Anak Usia Dini....................................... 8
a. Aspek-aspek Kemampuan Bahasa ...................................... 8
b. Fungsi bahasa Bagi Anak Usia Dini ................................... 9
2. Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini ................................. 10
a. Pengertian Kemampuan Menyimak .................................... 10
b. Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini ............................ 11
c. Tujuan Menyimak Anak Usia Dini...................................... 12
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak ................... 14
e. Indikator Kemampuan Menyimak ....................................... 15
3. Metode Bercerita ....................................................................... 16
a. Pengertian Bercerita............................................................. 16
b. Manfaat Metode Bercerita ................................................... 19
c. Tujuan Bercerita .................................................................. 21
4. Media Audio Visual .................................................................. 22
a. Pengertian Media Pembelajaran .......................................... 22
b. Manfaat Media Pembelajaran .............................................. 22
c. Pengertian Audio Visual...................................................... 23
d. Manfaat Audio Visual.......................................................... 24
e. Jenis-jenis Audio Visual ...................................................... 25
f. Langkah-langkah Metode Bercerita .................................... 26
B. Kerangka Pikir................................................................................ 27
C. Hipotesis......................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 30
A. Jenis Penelitian.............................................................................. 30
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................................ 30
C. Faktor Yang Diselidiki .................................................................. 30
D. Prosedur Penelitian........................................................................ 31
E. Instrumen Penelitian...................................................................... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38
G. Teknik Analisis Data..................................................................... 40
H. Indikator Keberhasilan .................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 44
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 44
1. Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................... 44
2. Motivasi Anak Untuk Menyimak Cerita ................................. 45
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus I................................................ 46
4. Pelaksanaan Tindakan Siklus II .............................................. 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 69
A. Simpulan........................................................................................ 69
B. Saran.............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
3.1 Kisi-kisi Instrumen Observasi Tingkat Pencapaian Kemampuan menyimak
anak melalui metode cerita ........................................................................................ 37
3.2 Rubrik Penilaian kemampuan Menyimak dalam Perkembangan Bahasa.................... 38
3.3 Kategori Kemampuan Menyimak ................................................................................ 41
4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Menyimak Siklus I ................................... 53
4.2 Tabel Rekapitulasi Observasi Kemampuan Menyimak Siklus II ................................. 64
DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................................................... 29
3.1 Prosedur Penelitian........................................................................................................ 31
4.1 Gambar Grafik Hasil Kemampuan Menyimak Pada Siklus I ....................................... 54
4.2 Gambar Grafik Hasil Kemampuan Menyimak Pada Siklus II...................................... 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan anak pada rentang usia 0-6 tahun. Pada usia
tersebut sangat menentukan bagi anak mengembangkan seluruh potensi. Anak
usia dini adalah individu unik yang memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,sosial, emosional, kreativitas, Bahasa
dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahap yang sedang dilalui oleh anak
tersebut. Anak usia juga di sebut usia emas atau golden Age dan setelah
berkembang dengan optimal apabila distimulasi atau diberi rangsangan yang
sesuai dengan tahap perkembangannya.
Pendidikan anak usia dini merupakan periode awal yang paling penting
dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
manusia. Dan menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan
perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-
tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Anak Usia Dini di Indonesia tertulis pada pasal 28 ayat 1
yang berbunyi “pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir
sampai dengan enam tahun dan merupakan prasyaratan untuk mengikuti
1
2
pendidikan dasar” , lebih lanjut pada Bab 1, pasal 1, butir 14 dijelaskan di bawah
ini :
‘’Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yangditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yangdilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantupertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilikikesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini atau biasa disebut STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang
dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup
aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,
serta seni dan kreativitas.
Bahasa merupakan lambang bunyi yang melambangkan pikiran, persaan,
serta sikap manusia dalam mengadakan hubungan dengan orang lain. Bahasa anak
adalah bahasa yang di pakai oleh anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran,
harapan, permintaan, dan lain-lain untuk kepentingan pribadinya (Suhartono,
2005: 8). Anak pada umumnya memakai bahasa dalam kehidupannya untuk
memenuhi, keinginan individu anak itu sendiri. Bahasa anak usia dini perlu
difasilitasi agar perkembangan bahasanya berkembang secara optimal.
Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek yang perlu
dikembangkan pada anak usia dini karena bahasa merupakan sarana untuk
berkomunikasi sehingga anak dapat mengekspresikan ide, pikiran, dan
perasaannya kepada orang lain. Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi
dalam empat aspek yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan
3
aspek-aspek tersebut seseorang akan lebih mudah untuk melakukan interaksi
dengan sesama sekaligus akan lebih mudah untuk mendapatkan pengetahuan serta
pengalaman-pengalaman baru. Dari keempat aspek tersebut, kemampuan
menyimak merupakan kemampuan paling awal sebelum anak bisa berbicara,
membaca, dan menulis.
Pengertian menyimak menurut Russel & Russell (Henry Guntur Tarigan,
2008: 30) merupakan kegiatan mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
perhatian serta apresiasi. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Kelompok B di RA Gerhana
Alauddin Kecamatan Tamalate Kota Makassar, terlihat bahwa masih terdapat
masalah yang berkaitan dengan rendahnya kemampuan Menyimakpada anak.
Hal itu dapat terlihat dari beberapa indikasi sebagai berikut:1. sebagian
besar anak tidak memperhatikan guru jika guru memberikan pelajaran dimana
terlihat masih banyak anak-anak bercerita dan bermain sendiri ketika guru sedang
menyampaikan materi pelajaran.2. anak kurang merespon pertanyaan yang di
ajukan guru jika pelajaran diberikan.
Pada saat pembelajaran berlangsung, penggunaan metode bercerita belum
secara optimal digunakan guru, dimana strategi dan teknik bercerita belum sesuai
penerapannya. Selama ini guru dalam menyampaikan cerita, masih dalam bentuk
4
metode ceramah sehingga anak terlihat bosan. Pembelajaran hanya berfokus pada
aspek perkembangan yang lebih menitikberatkan pada aspek perkembangan
kognitif dan motorik halus. Dalam kegiatan menyimak guru hanya menggunakan
gambar yang ada di LKA sebagai media, belum terdapat media yang dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam bercerita. Hal ini membuat anak menjadi
lebih memilih berbicara dengan teman sebangkunya daripada melihat gambar
yang ada di LKA. Selain itu motivasi dari diri anak sendiri untuk melakukan
kegiatan pembelajaran juga masih rendah. Hal ini penerapan metode cerita
melalui penggunaan media Audio Visual, yang dimana media audio visual
terdapat dua unsur yaitu unsur gambar dan unsur melihat. cerita yang diambil
haruslah cerita yang terkait dengan dunia anak, kegiatan diusahakan dapat
memberikan perasaan gembira dan lucu. Moeslichatoen, (1996:152) menjelaskan
tentang pengertian metode bercerita.
“Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran anak usia dini mempunyaibeberapa manfaat penting bagi pencapaian pendidikan anak usia dini. Bagianak usia dini mendengaran cerita yang menarik yang dekat denganlingkungannya merupakan kegiatan yang mengasikkan. Guru anak usia diniyang terampil bertutur dan kreatif dalam bercerita dapat menggetarkanperasaan anak. Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untukmenanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dansikap-sikap positif lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dandi luar sekolah.”
Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih
mendengarkan. Melalui mendengarkan anak memperoleh bermacam-macam
informasi tentang pengetahuan, nilai, dan sikap untuk di hayatidan di terapkan
dalam kehidupan sehari-hari memberi pengalam belajar dengan menggunakan
metode bercerita memungkinkan anak mengembangkan pengetahuan kognitif,
afektif, maupun psikomotor masing-masing anak. Bila anak terlatih untuk
5
mendengarkan dengan baik, maka ia akan terlatih untuk menjadi pendengar yang
kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu memberikan pemikiran-
pemikarn yang baru berdasarkan apa yang di dengarkannya. Pendengar yang kritis
mampu menemukan ketidaksesuaian antara apa yang di dengar dengan apa yang
di pahami.
Dari permasalahan di atas, menjadi pendorong utama untuk melakukan
penelitian dengan judul. “ Meningkatkan Kemampuan Menyimak Melalui Metode
Bercerita dengan Penggunaan Media Audio Visual Kelompok B di RA Gerhana
Alauddin Kecamatan Tamalate Kota Makassar”. Alasan peneliti menggunakan
metode Bercerita dengan Penggunaan Media Audio Visual yaitu jenis media ini
Auditif (Mendengar) dan Visual (Melihat), Gambar yang di tampilkan di Audio
Visual dapat menarik perhatian anak sehingga kemampuan Menyimak pada anak
meningkat. Salah satu cara untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan
memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan belajar
mengajar, guru menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan
menggunakan media yang lebih kreatif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah peneliti ini
adalah: “Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Menyimak Melalui Metode
Bercerita dengan penggunaan Media Audio Visual pada anak Kelompok B diRA
Gerhana Alauddin Kecamatan Tamalate Kota Makassar?
6
C. Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini, adalah: “Untuk meningkatkan Kemampuan
Menyimak Melalui Metode Bercerita dengan penggunaan Media Audio Visual
pada anak Kelompok B di RA Gerhana Alauddin Kecamatan Tamalate Kota
Makassar?
D. Manfaat Masalah
1. Manfaat Teoritis
a. untuk menambah referensi, bahan literatur atau pustaka, tentang cara
meningkatkan kemampuan menyimak pada anak TK.
b. untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa dan
memperkaya khazanah penelitian tentang cara meningkatkan
kemampuan menyimak pada anak TK.
2. Manfaat Praktis
a. bagi peserta didik, anak akan lebih baik mendengarkan percakapan
yangdisajikan oleh guru, menambah kemampuan anak untuk
menyimakperkataan orang lain bertambah baik dan anak menjadi senang,
aktif dan kreatif
b. bagi guru, Guru dapat menganalisis masalah dan menemukan
penyebabnya, memperoleh metode yang benar untuk karakteristik anak
usia dini serta meningkatkan kreatifitas guru dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Bagi pembaca
d. Bagi peneliti
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Kemampuan bahasa anak usia dini
a. Aspek-aspek kemampuan bahasa
Seseorang dapat dikatakan terampil berbahasa dengan baik, apabila orang
itu mampu menguasai beberapa aspek dalam bahasa dengan sama baiknya.
Martini Jamaris (dalam Indah 2017: 13) menyatakan bahwa terdapat beberapa
karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun.Beberapa karakteristik
kemampuan bahasa tersebut antara lain:
“Karakteristik kemampuan bahasa a. Sudah dapat mengucapkan lebih dari2.500 kosakata.b.Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anakmenyangkut: warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan,suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan (kasar-halus). c. Anakusia 5-6 sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yangbaik.d.Dapat nerpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapatmendengarkan orang lain berbicara dan menganggapi pembicaraantersebut.e.Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahunmenyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan olehdirinya dan orang lai, serta apa yang dilihatnya. Anak pada usia 5-6 tahunsudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca, dan bukanberpuisi.”
Dari karakteristik di atas, maka akan terlihat jelas kemampuan bahasa yang
harus dimiliki anak pada usia tersebut. Setiap anak tumbuh dan kembang secara
berbeda. Ada kemungkinan perkembangan bahasa bisa lebih cepat dari rentang
usia yang di sebutkan atau bahkan lebih lambat dari rentang tersebut. Berbagai
faktor mampu mempengaruhi laju perkembangan bahasa anak, misalnya tingkat
intelegensi bawaan dan paparan interaksi sosial.
7
8
Nurjamal dkk., (dalam Indah 2017: 13) mengemukakan kemampuan
berbahasa terdiri dari empat aspek yaitu:
“a. Menyimak, merupakan kemampuan yang pertama kali yang dikuasaioleh anak. Anak sudah mulai belajar menyimak sejak dalam kandungan.Proses belajar menyimak terus-menerus dilakukan dengan mendengarkanataupun merekam kata-kata yang didengarnya dalam kehidupan sehari-hari,b.Berbicara, merupakan kemampuan yang harus dikuasai setelah anakbelajar menyimak. Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yangpaling efektif. Anak sebaiknya memperbanyak aktivitas menyimak danmembaca supaya dapat berbicara dengan baik. c.Membaca merupakankemampuan setelah anak belajar menyimak dan berbicara. Menyimak danmembaca merupakan aktivitas yang merupakan kunci dimana anak dapatmendapatkan banyak informasi dan pengetahuan. d. Menulis merupakankemampuan akhir dalam kemampuan berbahasa. Anak akan belajar menulissetelah anak belajar menyimak, berbicara dan membaca. Membaca danmenulis mempunyai hubungan yang sangat erat. Pada saat anak belajarmenulis, secara tidak langsung anak akan belajar membaca.”
1) Menyimak yang di maksud di atas di mana kemampuan yang pertama kali
yang dikuasai oleh anak. Anak sudah mulai belajar menyimak sejak dalam
kandungan. Proses belajar menyimak terus-menerus dilakukan dengan
mendengarkan ataupun merekam kata-kata yang didengarnya dalam
kehidupan sehari-hari. Anak belajar berbicara melalui proses
mendengarkan, tepatnya mengulang ucapan sebuah kata bermakna yang
sederhana. Proses pembelajaran berbahasa mulai dari menyimak sampai
dengan berbicara awal merupakan proses alamiah-universal. Hal itu berarti
bahwa anak mengalami proses pembelajaran menyimak-berbicara dari
orang disekelilingnya.
2) Berbicara merupakan kemampuan yang harus dikuasai setelah anak belajar
menyimak. Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling
efektif. Anak sebaiknya memperbanyak aktivitas menyimak dan membaca
9
supaya dapat berbicara dengan baik. Selain itu, cara terbaik untuk
mendorong perkembangan bahasa anak-anak adalah menyisihkan waktu
untuk berbicara dengan anak-anak. Anak-anak belajar kata-kata baru dengan
mendengar kata-kata atau pembicaraan orang dewasa atau anak lain.
3) Membaca merupakan kemampuan setelah anak belajar menyimak dan
berbicara. Menyimak dan membaca merupakan aktivitas yang merupakan
kunci dimana anak dapat mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan.
Pengembangan minat dan kebiasaan membaca yang baik harus dimulai
sedini mungkin pada anak-anak.
4) Menulis merupakan kemampuan akhir dalam kemampuan berbahasa. Anak
akan belajar menulis setelah anak belajar menyimak, berbicara dan
membaca. Membaca dan menulis mempunyai hubungan yang sangat erat.
Pada saat anak belajar menulis, secara tidak langsung anak akan belajar
membaca.
b. Fungsi Bahasa Bagi Anak Usia Dini
Dalam membahas fungsi bahasa bagi anak taman kanak-kanak, dapat dilihat
dari beberapa sudut pandang. Hal ini, terutama ditujukan pada fungsi secara
langsung pada anak itu sendiri. Ada beberapa sumber yang telah mencoba
memberikan penjabaran dari fungsi bahasa anak taman kanak-kanak, di antaranya
menurut Depdiknas (2000), fungsi pengembangan bahasa bagi anak prasekolah
adalah:
“Fungsi pengembangan bahasa bagi anak prasekolah a.Sebagai alat untukberkomunikasi dengan lingkungan b.Sebagai alat untuk mengembangkankemampuan inteletual anak c.Sebagai alat untuk mengembangkan eksperi
10
anak dan d. Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikirankepada orang lain.”
Dari penjelasan fungsi pengembangan bahasa bagi anak prasekolah yaitu
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan baik dengan lingkungan
keluarga maupun di masyarakat, selain sebagai alat untuk berkomunikasi fungsi
pengembangan bahasa juga dapat di katakan sebagai alat untuk mengembangkan
kemampuan inteletual anak dan sebagai alat untuk menyatakan perasaan anak
kepada orang lain.
2. Kemampuan Menyimak anak usia dini
a. Pengertian Kemampuan Menyimak
Menurut kamus besar bahasa indonesia (pusat bahasa, 2008) menyimak
adalah mendengarkan (memperlihatkan) baik-baik apa yang di ucapkan atau di
baca orang.
H. G Tarigan dan Djago Tarigan dalam Astawan (2013) menyatakan,
keterampilan berbahasa meliputi empat aspek, yaitu : “a. Keterampilan
mendengar, untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan b.
Keterampilan berbicara, untuk mengungkapkan diri secara lisan c. Keterampilan
membaca, untuk memahami bahasa yang diungkapkan secara tertulis d.
Keterampilan menulis, untuk mengungkapkan diri secara tertulis.”
Keterampilan mendengar (maharah al-istima/listening skill) adalah
kemampuan seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang
diajarkan oleh mitra bicara atau media tertentu. Kemampuan ini sebenarnya dapat
dicapai dengan latihan yang terus menerus untuk mendengarkan perbedaan-
perbedaan bunyi unsur-unsur kata (fonem) dengan unsur-unsur lainnya menurut
11
makraj huruf yangbetul baik langsung dari penutur aslinya (al-nathiq al-ashli)
maupun melalui rekaman.
Menyimak adalah suatu keterampilan yang hingga sekarang agak
diabaikan dan belum mendapat tempat yang sewajarnya dalam pengajaran bahasa.
Masih kurang sekali materi buku teks dan sarana lain, seperti rekaman yang
digunakan untuk menunjang tugas guru dalam pengajaran mendengar untuk
digunakan di Indonesia.
Sebagai salah satu keterampilan reseptif, keterampilan menyimak menjadi
unsur yang harus lebih dahulu dikuasai oleh pelajar. Memang secara alamiah
pertama kali manusia memahami bahasa orang lain lewat pendengaran, maka
dalam pandangan konsep tersebut, keterampilan bahasa Asing yang harus
didahulukan adalah mendengar. Sedangkan membaca adalah kemampuan
memahami yang berkembang pada tahap selanjutnya.
b. Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini
Manyimak ada berbagai macam jenis, namun beberapa jenis tersebut di
bedakan berdasarkan kriteria tertentu, yakni berdasarkan sumber suara,
berdasarkan bahan simak dan berdasarkan pada titik pandang aktivitas menyimak.
Retno,(dalam Sarifah 2018:10), sebagai berikut.
1. Berdasarkan Sumber Suara
Berdasarkan sumber suara yang di simak, dikenal dua jenis nama penyimak,
yaitu intrapersonal listening (menyimak intra pribadi) dan interpersonal listening
(menyimak antar pribadi). Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita
sendiri. Ini terjadi disaat seseorang menyendiri merenungkan nasib diri, menyesali
12
perbuatan sendiri atau berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang
seperti inilah yang disebut intrapersonal listening. Sumber suara yang di simak
dapat pula berasal dari diri luar penyimak. Menymak yang seperti inilah yang
paling banyak kita lakukan,misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan
sebagainya. Jenis menyimak seperti ni disebut interpersonal listening.
2. Berdasarkan Cara Menyimak
Berdasarkan cara menyimak, dibagi menjadi dua ragam, yakni menyimak
intensif dan ekstensi.
a) Menyimak intensif, menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan
penuh perhatian, ketentuan da ketelitian, sehingga penyimak memahami
secara mendalam.
b) Menyimak ekstensif, menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang di
lakuakan dalam kehidupan sehari-hari seperti; menyimak radio, televisi,
percakapan orang dipasar, pengunguman dan sebagainya. Menyimak di
akhiri dengan kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang di pahami
secara lisan maupun tulis.
c. Tujuan Menyimak Anak Usia Dini
Menyimak merupakan kemampuan bahasa yang bersifat reseptif untuk
memperoleh informasi yang disampaikan secara lisan untuk mencapai suatu
tujuan.Kegiatan menyimak dilakukan dengan tujuan dan maksud tertentu. Logan
dan Shrope (dalam Indah, 2017:20) membagi tujuan menyimak menjadi 8 yaitu :
13
1. Menyimak untuk belajar
Menyimak untuk belajar yang dimaksudkan adalah menyimak dengan
tujuan utama untuk memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara.
2. Menyimak untuk menikmati
Menyimak untuk menikmati yaitu menyimak dengan penekanan pada
penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan
atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3. Menyimak untuk mengevaluasi
Menyimak untuk mengevaluasi yaitu menyimak dengan maksud agar dia
dapat menilai sesuatu yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur,
logistak logis, dan lain-lain).
4. Menyimak untuk mengapresiasi
Menyimak untuk mengapresiasi yaitu menyimak agar dapat menikmati
dan menghargai sesuatu yang disimaknya (misalnya, pembicaraan, cerita,
pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide
Menyimak dalam hal ini bertujuan agar orang yang menyimak dapat
mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan-perasaan kepada
orang lain dengan lancar dan tepat.
6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi
Menyimak dalam hal ini bertujuan untuk membedakan bunyi-bunyi
dengan tepat, mana unyi yang membedakan arti (distingif), mana bunyi yang tidak
14
membedakan arti, biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar
bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7. Menyimak untuk memecahkan masalah
Menyimak dalam hal ini bertujuan agar dapat memecahkan masalah secara
kreatif dan analisis, sebab dari pembicara, dia mungkin memperoleh banyak
masukan berharga.
8. Menyimak untuk menyakinkan
Menyimak dalam hal ini bertujuan untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan, dengan perkataan lain
dia menyimak secara persuasif.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan menyimak adalah
untuk memperoleh informasi, pengetahuan serta memahami makna komunikasi
yang hendak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran. Namun tujuan yang
bersifat umum tersebut dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai
dengan aspek tertentu yang ditekankan.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan menyimak pada
anak adalahfaktor fisik, faktor ini berkaitan dengan telinga anak. Telinga yang
kurang sehat karena penyakit atau ketuaan akan mempengaruhi proses
mendengarkan.Tarigan, (1986: 99-107) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor
yang dapatmempengaruhi keberhasilan menyimak.
“faktor yang dapatmempengaruhi keberhasilan menyimak yaitu faktor fisik,psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, dan yang lainnya.Telinga yang kurang sehat karena penyakit atau ketuaan akanmempengaruhi proses mendengarkan. Begitu juga bila kita berprasangka
15
buruk atau kurangnya simpati terhadap pembicara; egois terhadap masalahpribadi; berpandangan sempit terhadap isi pembicaraan; kebosanan ataukejenuhan yang menyebabkan tidak adanya perhatian terhadap pokokpembicaraan; dan sikap tidak senang terhadap pembicara akanmempengaruhi proses mendengarkan”.
Seseorang yang memiliki pengalaman yang luas terhadap isi pembicaraan
dan ditambah dengan penguasaan kosa kata yang lebih akan dapat melakukan
proses mendengarkan dengan baik. Sikap sikap menerima atau sikap menolak
akan mempengaruhi proses menyimak. Orang akan bersikap menerima pada hal-
hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi ia akan bersikap menolak
pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya. Kedua hal ini
memberi dampak pada pendengar yaitu dampak positif dan negatif. Apabila
seseorang yang memiliki motivasi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu, maka
dapat diharapkan hasilnya sangat memuaskan. Begitu pula halnya dengan
mendengarkan. Dalam proses menyimak kita melibatkan sistem penilaian diri.
Bila kita menilai bahwa isi pembicaraan itu berharga bagi kita, maka kita akan
bersemangat mendengarkannya.
e. Indikator Kemampuan Menyimak
MenurutPermen Nomor 146 Tahun 2014 Pengembangan Kurikulum 2013
pendidikan anak usia dini kemampuan menyimak pada anak Taman Kanak-Kanak
adalah sebagai berikut:
1. Anak mampu melakukan perintah secara sederhana anak mampu
2. menjawab pertanyaan secara sederhana (apa, siapa dan dimana)
3. Menceritakan kembali apa yang didengarnya dengan kosakata terbatas
16
3. Metode Bercerita
a. Pengertian Bercerita
Metode bercerita menurut Moeslichatun dalam Bachtiar S. Bachri (2005:
10) adalah salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman
Kanakkanak melalui cerita yang disampaikan secara lisan.
Menurut Mustakim M. Nur Mustakim (2005: 20) metode bercerita dapat
digunakan untuk mengajarkan daftar informasi yang panjang, terutama untuk
mengingat urutan tertentu dengan menggunakan asosiasi setiap bagian seperti
sebuah rantai. Pendapat lain mengenai pengertian metode bercerita dikemukakan
oleh
Nurbiana Dhieni, dkk., (2005: 6.5), yaitu cara penyampaian atau penyajian
materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik
Taman Kanak-kanak. Menurut (Novi mulyani, 2016:146). “metode bercerita
adalah suatu kegiatan yang di lakukan seseorang untuk menyampaikan suatu
pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka, yang biasa di lakukan secara lisan
atau tertulis”.“ Cara penurutan cerita tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga”.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode bercerita
merupakan suatu upaya pemberian pengalaman belajar dari guru kepada anak
melalui cerita yang disampaikan secara lisan agar anak memahami isi pesan atau
informasi yang disampaikan guru.Dalam penelitian ini metode bercerita
digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak salah
satunya kemampuan menyimak.
17
Adapun beberapa macam tehnik bercerita menurut Moeslichatoen,
(2004:137). yang dapat di pergunakan antara lain guru dapat membaca langsung
dari buku, bercerita dengan menggunakan ilustrasigambar dari buku, dan
menceritakan dongeng,
a. Membaca langsung dari buku cerita
Salah satu teknik bercerita yang umumnya digunakan oleh orang tua
kepada anaknya adalah membacakan buku cerita. Meskipun konvensional, cara ini
masih sangat ampuh untuk membuat anak penasaran dengan isi buku yang
dibaca.Dengan begitu, anak akan termotivasi untuk belajar membaca. Selanjutnya,
anak akan tertarik untuk membaca karena merasa akan menemukan hal-hal baru
dari buku tersebut. Anak akan memiliki memori membaca buku cerita sebagai
suatu pengalaman yang menyenangkan.Kesulitan dari pelaksanaan teknik ini
adalah pencerita kurang bisa berimprovisasi. Biasanya, pencerita dalam hal ini
orang tua atau guru akan sulit mengembangkan cerita karena terpaku pada alur
cerita yang tertulis di buku.Keuntungannya adalah anak memperoleh kosakata
baru dari cerita yang dibacakan. Biasanya, sarana tulis seperti buku memiliki
ragam bahasa yang lebih terstruktur daripada lisan. Kosakata yang dihadirkan
juga lebih formal sehingga menambah pengalaman baru bagi anak.
b. Bercerita dengan Ilustrasi Gambar
Bila cerita yangdisampaikan pada anak TK terlalu panjang dan terinci
dngan menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik perhatian
anak, maka tehnik bercerita ini akan berfungsi dengan baik. mendengarkan cerita
18
tanpa ilustrasi gambar menuntut pemusatan perhatian yang lebih bsar
dibandingkan bila anak mendengarkan cerita dari buku bergambar.
c. Menceritakan Dongeng
Cerita dongeng merupakan bentuk ksenian yang paling lama. Mendoneng
merupakan cara meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi yang
berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan-psan
kebajikan kepada anak. Oleh karena iyu, seni dongeng perlu dipertahankan dari
kehidupan anak.
d. Bercerita dengan barang-barang di sekitar
Teknik bercerita berikutnya yang cukup mudah, yaitu dengan bantuan
barang-barang disekitar. Misalnya menggunakan sepatu, botol minum, keran cuci
tangan, baju, atau benda benda lainnya yang ada di sekitar anak. Bercerita dengan
bantuan benda-benda sekitar sekaligus mengajarkan kearifan lokal kepada anak
Anda.Manfaat lainnya adalah membiasakan anak untuk hidup dengan teratur dan
mencintai lingkungan. Misalnya, membiasakan anak untuk meletakkan sepatu
pada tempatnya setelah pulang sekolah. Anda dapat berpura-pura menjadi sepatu
yang menangis karena tidak disimpan dengan baik oleh pemiliknya.
Itulah beberapa teknik bercerita yang dapat Anda praktikkan agar anak
tertarik mendengarnya. Sebetulnya, setiap anak pasti senang dengan cerita atau
dongeng.Dongeng memang memiliki manfaat untuk membentuk karakter dan
mental anak. Dengan teknik yang tepat, bukan hanya karakter kuat yang akan
terbentuk, tetapi juga kesan mendalam yang akan terus diingatnya hingga dewasa
kelak.Pada dasarnya, bercerita sangat penting untuk membangun budaya literasi
19
sejak dini. Artinya, anak tidak hanya dijejali dengan gawai dan televisi setiap hari,
tetapi juga dikenalkan dengan buku. Dengan membiasakan bercerita, anak akan
tertarik untuk membaca, bahkan menuliscerita.
b. Manfaat Metode Bercerita
Metode Bercerita adalah suatu cara untuk menarik perhatian anak biasanya
cerita yang disukai oleh anak. Metode cerita ini biasanya di gunakan di taman
kanak-kanak, salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak.cerita yang di ambil haruslah cerita yang terkait
dengan dunia kehidupan anak, kegiatan diusahakan dapat memberikan perasaan
gembira dan lucu. Moeslichatoen, (1996:152) menjelaskan tentang pengertian
metode bercerita di bawah ini:
“Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran anak usia dini mempunyaibeberapa manfaat penting bagi pencapaian pendidikan anak usia dini. Bagianak usia dini mendengaran cerita yang menarik yang dekat denganlingkungannya merupakan kegiatan yang mengasikkan. Guru anak usia diniyang terampil bertutur dan kreatif dalam bercerita dapat menggetarkanperasaan anak. Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untukmenanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dansikap-sikap positif lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dandi luar sekolah.”
Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih
mendengarkan. Melalui mendengarkan anak memperoleh bermacam-macam
informasi tentang pengetahuan, nilai, dan sikap untuk di hayati dan di terapkan
dalam kehidupan sehari-hari memberi pengalam belajar dengan menggunakan
metode bercerita memungkinkan anak mengembangkan pengetahuan kognitif,
afektif, maupun psikomotor masing-masing anak. Bila anak terlatih untuk
mendengarkan dengan baik, maka ia akan terlatih untuk menjadi pendengar yang
20
kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu memberikan pemikiran-
pemikarn yang baru berdasarkan apa yang di dengarkannya. Pendengar yang kritis
mampu menemukan ketidak sesuaian antara apa yang didengar dengan apa yang
di pahami. Bila menurut anggapannya yang didengar itu salah, maka ia berani
menyatakan dengan adanya kesalahan tersebut. Keberanian menyatakan pendapat
yang berbeda misalnya dalam pernyataan: “saya kalau di rumah tidak begitu bu
guru”. Atau dalam pernyataan “saya kalau mengerjakan begini bu guru”.
Karena kegiatan bercerita itu memberikan pengalam belajar yang unik dan
menarik, serta dapat menggetarkan perasaan, membangkitkan semangat, dan
menimbulkan keasikan tersendiri, maka kegiatan bercerita memungkinkan
pengembangan dimensi perasaan anak TK. Guru yang pandai bertutur dalam
kegiatan bercerita akan menjadikan perasaan anak larut dalam kehidupan
imajinatif dalam cerita tersebut. Ia merasa sedih bila tokoh dalam cerita itu di
sakiti, merasa senang sekali bila ada tokoh lain yang melindungi, yang baik hati,
dan yang suka menolong.
Metode bercerita di pergunakan guru untuk memberikan informasi tentang
kehidupan sosial anak dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dengan
bermacam pekerjaan. Orang-orang itu melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan
bermacam pekerjaan: buruk, bedagang, petani, tukang pos, tukang sayur, supir,
tentara, polisi, maka informasi itu dapat memberikan wawasan yang luas tentang
bermacam peran yang di lakukan seseorang dalam masyarakat dan bermacam
layanan jasa yang dapat di berikan kepada anggota masyarakat.
21
c. Tujuan Kegitan Bercerita
Sesuai dengan penggunaan metode bercerita bagi anak TK yang telah di
kemukakan, kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang tempuh guru untuk
memberikan pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita
yang di sampaikan lebih baik.
Dalam kegiatan bercerita anak di bimbing mengembangkan kemampuan
untuk mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
menanamkan nilai-nilai sosial, moral, dan keagamaan, pemberian informasi
tentang fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik itu meliputu segala sesuatu
yang ada di sekitar anak, dalam kaitan lingkungan fisik melalui bercerita anak
memperoleh informasi tentang binatang, peristiwa yang terjadi dari lingkungan
anak, bermacam-macam makanan, pakaian, tanaman yang terdapat di halaman
rumah, sekolah, kejadian di rumah dan di jalan. Sedang informasi tentang
lingkungan sosial meliputi: orang yang ada dalam keluarga, di sekolah, dan di
masyarakat.
Bermacam nilai sosial, moral, dan agama dapat di tanam melalu kegiatan
bercerita. Nilai-nilai sosial yang dapat di tanamkan kepada anak TK yakni
bagaimana seharusnya sikap sesorang dalam hidup bersama dengan orang lain.
Dalam hidup bersama orang lain harus di tanamkan sikap saling menghoramti,
saling menhargai hak orang lain, saling membutuhkan, menyadari tanggung jawab
bersama, saling menolong dan sebagainya.
22
4. Media Audio Visual
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah salah satu komponen pembelajaran yang
memiliki peranan sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar. Penggunaan media pembelajaran juga dapat memberi rangsangan bagi
siswa untuk terjadinya proses belajar. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat
Yusufhadi Miarso (dalam Indah, 2017: 48) yang menyatakan media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan sehingga mendorong terjadinya proses
belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
Rayandra Asyhar (dalam Indah, 2017: 48) menjelaskan tentanng
pengertian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan
atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses
belajar secara efisien dan efektif.
Dari pendapat diatas dapat simpulkan bahwa media pembelajaran adalah
komponen pembelajaran yang memiliki peranan sangat penting dalam menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar, dengan adanya media siswa dapat
merangsang pikiran dan perasaan serta dapat mendorong minta belajar.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran juga mampu memberikan manfaat yang sangat besar
terhadap tercapainya kemampuan-kemampuan belajar anak di TK yang
23
diharapkan. Adapun manfaat media pembelajaran, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan
situasi pembelajaran yang lebih efektif.
2) Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar. Hal ini
mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran anak dapat
menangkap bahwa tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
3) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Pada umumnya hasil belajar anak dengan menggunakan
media pembelajaran lebih tahan lama mengendap dalam pikirannya
sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
c. Pengertian Audio Visual
Media audio visual merupakan kombinasi dari media audio dan media.
visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media
audio visual ini maka penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan
optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan
peran dan tugas guru.Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai
penyampaian materi karena penyajian materi bisa diganti oleh media.Peran guru
bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi anak
untuk belajar.Contoh dari media audio visual ini di antaranya program
televisi/Film, video pendidikan atau audio visual gerak dan sebagainya. Ahmad
Husen, 2014
24
Media audio visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Asyhar (2011: 45) mendefinisikan tentang Media audio visual, Media audiovisualadalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajarandengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satuproses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melaluimedia ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baikpenglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio visualadalah film,video, program TV dan lain-lain.”
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media Auditif (Mendengar) Visual (Melihat). Media audio visual
merupakan sebuah alat bantu yang berarti bahan atau alat yang di pergunakan
dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang di ucapkan dalam
menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
d. Manfaat Audio Visual
Manfaat audio visual antara lain adalah:a. membantu memberikan konsep
pertama atau kesan yang benar b. mendorong minat c. meningkatkan pengertian
ang lebih baik d. melengkapi sumber belajar yang lain e. menambah variasi
metode mengajar f. menghemat waktu g. meningkatkan keingin tahuan intelektual
h. cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu membuat
ingatan terhadap pelajaran yang lebih lama i. dapat memberikan konsep baru dari
sesuatu di luar pengalamanbiasa.
25
e. Jenis-jenis Audio Visual
1. Audio Visual Gerak
media audio visua gerak adalah media intruksional modern yang sesuai
dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi)
karena meliputi penglihatan, pendengarandan gerakan, serta menampilkan unsur
gambar yang bergerak.
2. Film
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana
frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga
pada layar terlihat gambar itu hidup. Kemampuan film melukiskan gambar hidup
dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada umumnya
digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka
dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep
yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu,
dan mempengaruhi sikap.
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik mamiliki ciri-ciri
sebagi berikut: a). Dapat menarik minat anak; b).Benar dan autentik; c). Up to
date dalam setting, pakaian dan lingkungan; d). Sesuai dengan tingkatan
kematangan audien; e).Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar;f).
Kesatuan dan squence-nya cukup teratur; g). Teknis yang dipergunakan cukup
memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.
3. Video
26
Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama
semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat bersifat fakta
(kejadian/ peristiwa penting, berita), maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa
bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film dapat
digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film. Masing-masing memiliki keterbatasan dan kelebihan sendiri.
f. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Bercerita (dalam Richa Oktari,
2018:1)
1. Tahap persiapan yang dilakukan guru yakni menyiapkan RKH dan
memilih cerita
2. Media yang di gunakan laptop dan speacer
3. Guru menjelaskan pula apa yang harus dilakukan peserta didik selama
menyaksikan program video.
4. Mengamati anak didik dalam menyimak vidio/cerita yang di tampilkan
5. Guru menanyakan kembali kepada anak didik apa isi cerita yang di
tampilkan
27
B. Kerangka Pikir
Menyimak (mendengar, memperhatikan) mempunyai makna dengan
menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat
pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita
mendegar suara itu tanpa unsur kesengajaan, proses mendengar terjadi tanpa
perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu
mungkin menrik perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak
merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang di sajikan melalui ujaran.
Menyimak adalah proses mendengarkan dengan penuh perhatian.
Menyima adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interprestasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah di sampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan.
Sebagai salah satu keterampilan reseptif, keterampilan mendengar menjadi
unsur yang harus lebih dahulu dikuasai oleh pelajar. Memang secara alamiah
pertama kali manusia memahami bahasa orang lain lewat pendengaran, maka
dalam pandangan konsep tersebut, keterampilan bahasa Asing yang harus
didahulukan adalah mendengar. Sedangkan membaca adalah kemampuan
memahami yang berkembang pada tahap selanjutnya.
Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran anak usia dini mempunyai
beberapa manfaat penting bagi pencapaian tujuan pendidikan anak usia dini. Bagi
anak usia dini mendengarkan cerita yang menarik yang dekat dengan
28
lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Guru anak usia dini yang
terampil bertutur dan kreatif dalam bercerita dapat menggetarkan perasaan anak.
Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan kejujuran,
keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan sikap-sikap positif lain dalam
kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dan di luar sekolah.
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media Auditif (Mendengar) Visual (Melihat). Kualitas dan kuantitas
materi kemampuan menyimak anak, juga salah satu menjadi pertimbangan guru,
agar materi yang diajarkan dapat di praktekkan sesuai dengan kemampuan anak.
Hal tersebut dapat diberikan lewat bercerita melalui penggunaan media audio
visual dalam mengembangkaan kemampuan menyimak di taman kanak-kanak RA
Gerhana Alauddin Kecamatan, Tamalate Kota Makassar.
Berdasarkan paparan diatas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat
di gambarkan sebagai berikut.
29
Bagan 2.1 kerangka berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan penelitian ini adalah “melalui Metode Cerita
dengan Penggunaan Media Audio Visual maka kemampuan menyimak anak
meningkat Kelompok B di RA Gerhana Alauddin Kecamatan. Tamalate Kota
Makassar.
Aspek anak
Aspek bahasa anak masihrendah
KemampuanMenyimak anak di RAGerhana AlauddinMeningkat
Indikator
Kelompok B Usia 5-6 Tahun
1. Anak mampu melakukan perintah secara sederhana2. Anak mampu menjawab pertanyaan secara sederhana
(apa, siapa dan di mana)3. Menceritakan kembali apa yang di dengarnya dengan
kosakata terbatas
Langkah-Langkah Penerapan Metode Bercerita
a) Tahap persiapan yang dilakukan guru yakni menyiapkanRKH dan memilih cerita
b) Media yang di gunakan laptop dan speacerc) Guru menjelaskan pula apa yang harus dilakukan peserta
didik selama menyaksikan program video.d) Mengamati anak didik dalam menyimak vidio/cerita yang
di tampilkane) Guru menanyakan kembali kepada anak didik apa isi
cerita yang di tampilkan
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitiantindakan
kelas(PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu prosespenyelidikan ilmiah
dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalamsituasi pendidikan tertentu
dengan tujuan memperbaiki pemahaman dan keadilan tentang situasi atau praktik
pendidikan, memahami tentang praktikyang dilakukan, dan situasi-situasi dimana
praktik itu dilaksanakan (Arifin,2012:98).
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah di RA Gerhana Alauddin kecamatan.
Tamalate, Kota Makassar. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini
adalah anak kelompok B sebanyak 18 anak.
C. Faktor Yang Di Selidiki
Faktor yang peneliti diselidiki di RA Gerhana Alauddin kecamatan.
Tamalate, Kota Makassar. adalah faktor peningkatan kemampuan
Menyimakdalam melatih Perkembangan Bahasa anak kelompok B, dan
mengamati guru dalam proses pembelajaran (langkah-langkah kegiatan bercerita
dengan penggunaan media audio visual).peneliti mengamati perkembangan
Bahasa anak dalam kegiatan Bercerita melalui penggunaan Media Audio Visual.
30
31
D. Prosedur penelitian
Penelitian tindakan kelasberasal dari bahasa inggris (ClassAction
Research) yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk
mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu obyek penelitian dikelas
tersebut dirancang dalam dua siklus, sebagai berikut (Kardiawarman,2007:6).
Bagan 3.1 prosedur penelitian oleh Kardiawarmandalam buku penelitian tindakan kelas
PERENCANAN
SIKLUS I
PENGAMATAN
PELAKSANAANREFLEKSI
PERENCANAAN
SIKLUS II
PENGAMATAN
PELAKSANAANREFLEKSI
32
Siklus 1
1. perencanan
a) Menentukan tema
b) Menyusun RKH
c) Menyiapkan Rubrik penilaian untuk anak dan guru
d) Menyiapkan bahan
e) Menyiapkan alat dokumentasi
2. Pelaksanaan
a) Guru memperlihatkan cerita kepada anak melalui media audio visual
dengan judul cerita yang menarik dan anak mendengar, memperhatikan.
Dan dapat mengikuti cerita sampai selesai.
b) Menginstruksikan kepada anak agar anak mau memperhatikan cerita yang
di tampilkan melalui audio visual sampai selesai
c) Setelah Guru memperlihatkan cerita, guru menyuruh anak untuk
menceritaka kembali apa yang dia dengar
d) Peneliti melakukan Penilaian, pengawasan dan bimbingan
3. Pengamatan
a) Peneliti mengamati dan mencatat perkembangan kemampuan bahasa anak
menyimak (mendengar, memperhatikan) sesuai dengan instrumen
observasi yang telah ditentukan
b) Mencatat data yang diperoleh
c) Melakukan pendokumentasian
33
d) Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
4. Refleksi
a) Melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran dan perkembangan
anak, berdasarkan hasil observasi dan pencatatan
b) Mengambil keputusan untuk melakukan siklus ke II untuk melakukan
perbaikan terhadap masalah-masalah yang muncul dan menentukan
langkah tindakan selanjutnya
Siklus II
Alasan mengambil keputusan untuk melalukan siklus ke II yaitu pada awal
siklus ke I anak belum berkembang sesuai harapan, maka dari itu peneliti
melakukan tindakan lanjutan ke siklus ke II.
1.Perencanaan
a) Menentukan tema
b) Menyusun RKH
c) Menyiapkan Rubrik penilaian untuk anak dan guru
d) Menyiapkan bahan
e) Menyiapkan alat dokumentasi
f) Peneliti memberikan motivasi kepada anak, agar anak lebih semangat
2. Pelaksanaan
a) Menginstruksikan kepada anak agar anak mau memperhatikan cerita yang
di tampilkan melalui audio visual sampai selesai.
34
b) Guru memperlihatkan cerita kepada anak melalui media audio visual
dengan judul cerita yang menarik dan anak mendengar, memperhatikan.
Dan dapat mengikuti cerita sampai selesai.
c) Setelah guru memperlihatkan cerita melalui audio visual,anak mampu
menceritakan kembali cerita dan mampu menjawab pertanyaan dari guru
(menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita).
d) Guru dan peneliti membimbing, memotivasi agar anak merasa percaya diri
dan lebih bersemangat dalam mendengarkan cerita (mendengar dan
memperhatikan).
3. Pengamatan
a) Peneliti mengamati dan mencatat perkembangan kemampuan
Menyimakanak sesuai dengan instrumen observasi yang telah ditentukan
b) Mencatat data yang diperoleh
c) Melakukan pendokumentasian
d) Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
4. Refleksi
Peneliti dan guru melakukan penilaian dan evaluasi hasil pengamatan
dan hasil pencatatan.
Mengambil keputusan bersama untuk melakukan evaluasi terhadap
kemampuan Menyimak anak mengalami peningkatan, sehingga tindakan
diberhentikan padasiklus II.
Penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan Menyimak
anak melalui penggunaan media Audio Visual dimulai dari perencanaan,
35
pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi yang selanjutnya disebut
dengan satu siklus. Dengan menggunakan model siklus, apabila dalam awal
pelaksanaan kurang baik hasilnya maka dapat dilakukan tindakan pada siklus
selanjutnya sampai target yang di inginkan tercapai. Langkah-langakah penilaian
yang akan dilakukan melalui 4 tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Rencana Tindakan
a) Menentukan tema, sub tema, dan indikator kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
b) Membuat Satuan Kegiatan Harian (dengan cerita melalui penggunaan audio
visual)
c) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai (cerita melalui
penggunaan audio visual)
d) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang digunakan.
e) Menyiapkan alat dokumentasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan panduan perencanaan yang
telah dibuat dan pelaksanaanya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-
perubahan selama proses pembelajaran berlangsung. Pendidik menggunakan
acuan Rancangan Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat. Peneliti melakukan
pengamatan terhadap aktivitas anak dalam proses pembelajaran yang berkaitan
dengan Perkembangan Bahasa. Peneliti terlibat langsung dalam kegiatan selama
proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan
36
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Adapun pelaksanaan yang
dilakukan antara lain:
a) Menyiapkan anak berbaris di depan kelas, kemudian masuk keruang kelas.
b) Kegiatan awal, semua anak diajak duduk melingkar memberi salam dan
berdo’a bersama-sama.
c) Menyanyi dan menanyakan kabar anak.
d) Apersepsi.
e) Guru menjelaskan dan meperlihatkan semua bahan yang akan dipakai dalam
kegiatan cerita melalui penggunaan audio visual)
f) Guru melakukan observasi dan bimbingan kepada anak selama proses
pembelajaran.
g) Setelah selesai, peneliti mendokumentasikan hasil kegiatan anak.
h) Kegiatan akhir, kegiatan ini digunakan untuk bercakap-cakap serta
mendengarkan cerita anak tentang asyiknya kegiatan bercerita di kelas.
i) Penutup, kegiatan ini ditutup dengan berdo’a bersama.
3. Pengamatan
a) Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi
dilakukan untuk melihat langsung bagaimana kemampuan Menyimak anak
dalam kegiatan cerita melalui penggunaan audio visual pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Peneliti mengamati dan mencatat perkembangan kemampuan kreativitas
anak sesuai dengan instrumen observasi yang telah direncanakan
b. Mencatat data yang diperoleh
37
c. Melakukan pendokumentasian
Dalam penelitian ini untuk pendokumentasian dan mendukung catatan
kemampuan anak, maka peneliti melakukan pendokumentasian berupa foto.
4. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dianalisis kemudian dilaksanakan
refleksi. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan pengamatanhasil akhiryang di mana anak menceritakan
kembali isi cerita dengan kosakata sederhana dan dengan melakukan
penilaian proses yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang
berkaitan dengan tindakan yang dilakukan.
b. Mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin terjadi agar
dapat dibuat rencana perbaikan
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik ceklist berupa
mencatat kemampuan menyimak pada anak melalui metode cerita dengan
penggunaan media audio visual.
Tabel 3.1.Kisi-kisi Instrumen Observasi Tingkat Pencapaian Kemampuanmenyimak anak melalui metode cerita dengan penggunaan media audioVisual pada Anak Usia 5-6 Tahun.
Variabel Sub Variabel Indikator
Kemampuan Menyimak
anak
Memahami bahasareseptif mendengar danmelihat
1. Anak mampu menjawabpertanyaan secarasederhana (apa, siapa dandi mana)
38
Tabel 3.2. Rubrik Penilaian kemampuan Menyimak dalam Perkembangan Bahasa
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pekerjaan peneliti yang harus dilakukan
dalam kegiatan penelitian, adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Teknik Observasi
2. Anak mampu melakukanperintah secara sederhana
3. Menceritakan kembali apayang di dengarnya dengankosakata terbatas
No Kriteria Deskripsi
1 Anak mampu menjawab pertanyaan
secara sederhana (apa, siapa dan di
mana)
Jika anak mampumenjawab pertanyaan-
pertanyaan yang di berikan oleh guru maka
kemampuan Menyimak anak sudah
meningkat. Pertanyaan yang di berikan seperti
menanyakan siapa tokoh-tokoh yang terlibat
dalam cerita yang di tampilkan.
2 Anak mampu melakukan perintah
secara sederhana
Jika anak mau maju ke depan ketika di suruh oleh
guru untuk menceritakan kembali cerita yang
sudah di tampilkan melalui media audio visual
tapi anak malu untuk maju ke depan.
3 Menceritakan kembali apa yang di
dengarnya dengan kosakata terbatas
Jika anakmampu menceritakan kembali cerita
walalupun dengan kosa kata terbatas
39
Menurut Wardhani dan Wihardhit (2008: 2.23) “menjelaskan bahwa
observasi adalah pengamatandan pencatat secara sistematik terhadap unsur-
unsur yang tampak dalam suatu gejala/gejala-gejala dalam objek penelitian”.
Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat kegiatan berlangsung.Menurut
Suharsimi Arikunto (2006: 157) menjelaskan bahwa observasi terdapat dua
jenis meliputi:
1. Observasi non-sistematis adalah yang dilakukan oleh pengamat
dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
2. Observasi sistematis adalah yang dilakukan pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. Pedoman.
3. observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul
akan diamati. Dalam proses observasi, observasi
(pengamatan)tinggal memberikan tanda atau tally pada kolom
tempat peristiwa muncul sering disebut dengan tanda (sign system).
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan oleh guru untuk
mendapatkan informasi untuk mendapatkan data-data untuk dapat mengetahui
perkembangan anak dan permasalahan yang dimiliki oleh anak. Observasi yang
dilakukan oleh guru dengan cara mengamati atau pengamatan pada anak didik.
2. Teknik Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:103) “dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya”. Metode dokumentasi
yang dilakukan peneliti adalah dengan cara melihat buku hasil belajar siswa dari
40
awal sekolah sampai ketika akan diteliti, satuan kegiatan harian, foto anak dan
buku penghubung anak.
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran,
perlu dilakuakan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan
analisis data deskriptif kualitatif, analisis deskriptif adalah menganalisis data
kuantitatif yang berupa nilai hasil dari belajar anak. Data kualitatif adalah data
yang berupa informasi berbentuk kalimaat yang memberikan gambaran tentang
tingkat pemahaman anak, pandangan atau sikap anak terhadap metode
pembelajaran yang baru, dan partisipasi anak dalam mengikuti pembelajaran.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dala penelitian tindakan kelas diarahkan untuk mencari dan
menemukan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa
Sanjaya (2011:106) teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
deskriptif Kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Dari hasil penelitian makadilakukan analisis untuk mengetahui sejauh
mana perkembangan kemampuan Menyimak anak dengan menggunaan metode
bercerita melalui audio visual. Dalam analisis pertama yaitu deskriptif kualitatif
ini akan didapatkan klasifikasi tingkat perkembangan kemampuan anak, yaitu:
1. Belum Berkembang
2. Mulai Berkembang
3. Berkembang Sesuai Harapan
4. Berkembang Sangat Baik
41
Analisis kedua yaitu deskriptif kuantitatif dimana dari empat klasifikasi
kemampuan diatas dibuat dalam bentuk skor. Skor yang telah dikumpulkan tadi
akan diolah menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P= angka presentase
F= Frekuensi sedang dicari presentasenya
N= jumlah frekuensi/banyaknya individu dari indikator
Sudjono (dalam Isnani 2013:59)
Menurut Yoni (dalam Rosita 2019:57), kemudian data tersebut
dipresentasekan dalam 4 tingkatan yaitu:
1. Kriteria Sangat Baik, yaitu anatara 76%-100%
2. Kriteria Baik, yaitu antara 51%-75%
3. Kriteria Sedang, yaitu antara 26%-50%
4. Kriteria Kurang, yaitu antara 0%-25%
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Keberhasilan Anak
No Kriteria Persentase
1 BB (Belum Berkembang) 0%-25%
2 MB (Mulai Berkembang) 26%-50%
3 BSH (Berkembang Sesuai Harapan) 51%-75%
4 BSB (Berkembang Sangat Baik) 76%-100%
= 100
42
Keterangan :
1. (BB) artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan
bimbingan atau dicontohkan oleh guru;
2. (MB) artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus
diingatkan atau dibantu oleh guru;
3. (BSH) artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat
melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau
dicontohkan oleh guru;
4. (BSB) artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat
melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang
belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang diharapkan
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalm penelitian ini adalah apabila ada peningkatan
aktivitas anak dalam mengikuti kegiatan, “Peningkatan Kemampuan
MenyimakAnak Dengan Metode Cerita melalui Penggunaan Media Audio
Visual”dan dalam melatih kemampuan Perkembangan Bahasa. Penelitian ini
dianggap berhasil apabila 76% dari anak kelompok B berkembang sangat baik.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RA Gerhana Alauddin kecamatan tamalate
kota makassar.
RA Gerhana alauddin ini memiliki beberapa ruangan yaitu ruang kantor,
ruang kelas 2, tempat bermain, kamar mandi, dan dapur. Didalam kantor terdapat
lemari dan meja kepala sekolah, sedangkan masing-masing kelas memiliki 10
meja dan 10 kursi, 2 kipas angin, 1 meja guru dan 1 kipas papan tulis. Diluar
ruangan terdapat beberapa mainan yaitu: ayunan, jungkat-jungkit, seluncuran, dan
panjatan.
RA Gerhana alauddin memiliki 4 tenaga kerja yang terdiri dari 3 orang
guru, 1 orang operator, 2 yang merangkap sebagai tenaga kerja serta 1orang
kepala sekolah. Kualifikasi pendidikan kepala sekolah adalah S2 PG PAUD,
sedang tenaga lain memiliki S1 Pendidikan Agama Islam.
Para guru mengajar 32 anak didik yang terbagi 2 kelompok, kelompok A
berjumlah 14 orang anak didik sedangkan kelompok B berjumlah 18 orang anak.
peneliti melakukan tindakan penelitian pada kelompok B beralamatkan di
alauddin kecamatan tamalate kota makassar dengan jumlah 18 orang anak
didik,laki-laki berjumlah 8 sedangkan yang perempuan berjumlah 10 orang anak
didik.
43
44
Adapun visi misi sekolah RA Gerhana
a. Visi
Mewujudkan Generasi Muslim Berakhlak Mulia, Mandiri, Tampil Cerdas dan
Kreatif
b. Misi
a) Menerapkan Perilaku Islami Dalam Kehidupan Sehari Hari
b) Mengembangkan Kemandirian
c) Melatih Dan Mengembangkan Kecerdasan Anak Dalam Berfikir Dan
Berucap
d) Menyelenggarakan Proses Pembelajaran Yang Kreatif Dan Menyenangkan
2. Motivasi Anak Untuk Menyimak Cerita
Motivasi belajar anak pada siklus 1 dan siklus II yaitu anak sangat antusias
mengikuti pelajaran pada pertemuan pertama dan terakhir tetapi pada pertemuan
pertama masih ada beberapa anak yang belum termotivasi pada kegitan berikutnya
anak sangat antusias. Pada saat siklus II dirubah menjadi sistem igame dengan
sistem ini anak-anak semakin antusias apalagi cerita yang ditampilakan berbeda
setiap pertemuan. Cerita yang ditampilkan seperti cerita sikancil dan pak tani,
malin kundang, kelinci dan kura-kura dan pengembala domba. Ketertarikan anak
dalam menyimak yaitu cerita yang ditampilkan sangat menarik. Pada saat
pelaksanaan tindakan, anak sangat tertarik untuk menyimak cerita, setelah
menyimak cerita anak belomba-lomba maju kedepan untuk menceritakan kembali
cerita yang ditampilkan dan pada saat temannya di depan anak-anak yang lain
ikut menyemangati sambil menunggu giliran.
45
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua siklus pembelajaran setiap
siklus pembelajaran dilakukan dua kali pertemuan.
Adapun langkahlangkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan
penelitian pada silus I.
a) Melakukan koordinasi dengan guru kelas yang bertindak sebagai
kolaborator penelitian dimana guru sebagai pelaksana tindakan
b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
c) Mempersiapkan media atau alat yang akan digunakan dalam penelitian
(Laptop, Speacer)
d) Menyiapkan lembar instrumen, checklist, dan alat dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Kegiatan Siklus I Pertemuan Pertama
Kegiatan siklus I pertemuan pertama dilakukan pada hari Rabu
tanggal 20 November 2019 dengan tema Binatang sub tema Serangga.
Jumlah anak pada pertemuan pertama ini sebanyak 15 orang anak, terdiri
dari 7 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan. Adapun proses
kegiatan pembelajaran yang dapat kita lihat dalam peningkatan kemampuan
Menyimak dengan media audio visual terlihat pada kegiatan inti yang
berlangsung kurang lebih 45 menit dengan uraian sebagai berikut.
Kegiatan awal yaitu ketika bel masuk berbunyi pada pukul 07.30,
anak berbaris di halaman sekolah. Salah satu anak memimpin untuk
46
menyiapkan barisan kemudian kembali masuk ke barisan anak melakukan
senam irama yang dipimpin oleh guru dilanjut dengan menyanyi lagu
“Lonceng Berbunyi” dan anak-anak masuk ke kelas. Pada kegiatan awal ini,
di dalam kelas guru mengajak anak untuk berdoa bersama, menyanyi.
Sebelum guru memulai kegiatan, guru melakukan presensi untuk
mengetahui jumlah anak yang berangkat dan tidak. Kemudian guru
melakukan apersepsi kepada anak. Apersepsi dilakukan dengan memberikan
pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari dan dikaitkan
dengan tema pembelajaran yaitu “Binatang” dengan sub tema “Serangga”.
Anak-anak menyampaikan apa yang mereka ketahui serangga. Selanjutnya
guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu
Langkah-langkah guru dalam pelaksanaan pembelajaran; Menyiapkan
media untuk menyiapkan cerita, guru memperlihatkan dan menjelaskan
media dalam kegiatan bercerita pada peserta didik, guru menjelaskan pada
peserta didik bahwa akan menyaksikan program vidio/cerita yang akan
ditampilkan, guru menjelaskan apa yang harus dilakukan peserta didik
selama menyaksikan vidio, mengamati anakdidik dalam menyimak cerita,
guru menanyakan kembali kepada anak apa isi cerita yang ditampilkan.
Kegiatan inti pertama yaitu menyimak cerita “(Semut dan Gajah)
”Kegiatan yang dilakukan anak ketika menyimak cerita adalah
mendengarkan cerita.
Kegiatan kedua setelah anak mendengarkan cerita,guru menyuruh anak
maju kedepan satu persatu untuk menceritakan kembali cerita yang disimak.
47
Setelah anak mengikuti perintah sederhana dari guru untuk mau maju kedepan,
guru mulai bertanya kepada anak cerita yang di tampilkan tadi, seperti
menanyakan apa, siapa, dan dimana atau tokoh-tokoh yang ada pada cerita
tersebut, walaupun dengan kosakata terbatas. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
menstimulasi kemampuan menyimak anak. Media yang akan digunakan dalam
bercerita adalah media audio visual.
Kegiatan penutup anak-anak mencuci tangan kemudian bersiap makan
bekal bersama. Setelah selesai makan bersama, guru melakukan recalling
kegiatan yang sudah dilakukan pada hari itu. Guru memberikan pertanyaan
kepada anak mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari itu. Kemudian anak-
anak membereskan alat tulisnya dan bersiap untuk berdoa sebelum pulang.
Sebelum mengucapkan salam, guru memberikan pesan kepada anak-anak
mengenai hal-hal yang harus dilakukan ketika dan setelah pulang sekolah.
Setelah itu guru mengucapkan salam dan satu persatu anak menutup gambar
pada papan presensi, berjabat tangan dengan guru, lalu pulang.
2. Kegiatan Siklus I Pertemuan Kedua
Kegiatan siklus I pertemuan kedua ini dilakukan pada hari Rabu tanggal
21 November 2019 dengan tema Binatang dan Sub Tema Binatang Darat.
Jumlah anak dalam pertemuan kedua ini 14 anak yang terdiri dari 5 laki-laki
dan 9 perempuan . adapun proses kegiatan pembelajaran yang dapat kita lihat
dalam peningkatan kemampuan menyimak dengan media audio visual terlihat
pada kegiatan inti yang berlangsung kurang lebih 45 menit dengan uraian
sebagai berikut.
48
Kegiatan awal yaitu ketika bel masuk berbunyi pada pukul 07.30, anak
berbaris di halaman sekolah. Salah satu anak memimpin untuk menyiapkan
barisan kemudian kembali masuk ke barisan anak melakukan senam irama
yang dipimpin oleh guru dilanjut dengan menyanyi lagu “Lonceng Berbunyi”
dan anak-anak masuk ke kelas. Pada kegiatan awal ini, di dalam kelas guru
mengajak anak untuk berdoa bersama, menyanyi. Sebelum guru memulai
kegiatan, guru melakukan presensi untuk mengetahui jumlah anak yang
berangkat dan tidak. Kemudian guru melakukan apersepsi kepada anak.
Apersepsi dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan
dengan pengalaman sehari-hari dan dikaitkan dengan tema pembelajaran yaitu
“Binatang” dengan sub tema “Binatang Darat”. Anak-anak menyampaikan apa
yang mereka ketahui binatang darat. Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan pada hari itu.
Langkah-langkah guru dalam pelaksanaan pembelajaran; Menyiapkan
media untuk menyiapkan cerita, guru memperlihatkan dan menjelaskan media
dalam kegiatan bercerita pada peserta didik, guru menjelaskan pada peserta
didik bahwa akan menyaksikan program vidio/cerita yang akan ditampilkan,
guru menjelaskan apa yang harus dilakukan peserta didik selama menyaksikan
vidio, mengamati anakdidik dalam menyimak cerita, guru menanyakan
kembali kepada anak apa isi cerita yang ditampilkan.
49
Kegiatan inti pertama yaitu menyimak cerita “( Kura-kura dan Kelinci)
”Kegiatan yang dilakukan anak ketika menyimak cerita adalah mendengarkan
cerita.
Kegiatan kedua setelah anak mendengarkan cerita,guru menyuruh anak
maju kedepan satu persatu untuk menceritakan kembali cerita yang disimak.
Setelah anak mengikuti perintah sederhana dari guru untuk mau maju kedepan,
guru mulai bertanya kepada anak cerita yang di tampilkan tadi, seperti
menanyakan apa, siapa, dan dimana atau tokoh-tokoh yang ada pada cerita
tersebut, walaupun dengan kosakata terbatas. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
menstimulasi kemampuan menyimak anak. Media yang akan digunakan dalam
bercerita adalah media audio visual.
Kegiatan penutup anak-anak mencuci tangan kemudian bersiap makan
bekal bersama. Setelah selesai makan bersama, guru melakukan recalling
kegiatan yang sudah dilakukan pada hari itu. Guru memberikan pertanyaan
kepada anak mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari itu. Kemudian anak-
anak membereskan alat tulisnya dan bersiap untuk berdoa sebelum pulang.
Sebelum mengucapkan salam, guru memberikan pesan kepada anak-anak
mengenai hal-hal yang harus dilakukan ketika dan setelah pulang sekolah.
Setelah itu guru mengucapkan salam dan satu persatu anak menutup gambar
pada papan presensi, berjabat tangan dengan guru, lalu pulang.
50
c. Pengamatan Siklus I
Pada tahap ini, dilakukan observasi pada saat pembelajaran dengan
mengamati hasil dari tindakan yang dilakukan anak dalam pembelajaran
menyimak cerita menggunakan media raudio visual yang meliputi tiga
indikator yaitu anak mampu mengikuti perintah secara sederhana, menjawab
pertanyaan secara sederhana (apa, siapa dan dimana), dan menceritakan
kembali apa yang di dengarnya dengan kosakata terbatas. Fokus pengamatan
pada indikator tersebut telah dijelaskan dalam rubrik penilaian dalam lembar
observasi sehingga memudahkan dalam melakukan penilaian. Dalam observasi
peneliti tidak hanya mengamati anak dalam kegiatan menyimak cerita, peneliti
juga mengamti proses guru dalam mnyiapkan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran, sehingga memudahkan anak dalam kegiatan mnyimak. Pada
akhir setiap pembelajran peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk
mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran pada hari ini. Kegiatan hari ini
menunjukkan bahwa anak-anak antusias mengikuti pembelajaran dengan
media audio visual.
a. Anak mendengarkan penjelasan guru
Pada pertemuan pertama anak mulai antusias saat guru menjelaskan
tentang kegiatan yang akan di lakukan yaitu menyimak cerita dengan
menggunakan media audio visual. Pertemuan selanjutnya, anak juga msih
antusias untuk mendengarkan tentang benda apa yang akan di gunakan.
Namun, terdapat beberapa anak yang kurang memperhatiakan karena sibuk
dengan kegiatannya.
51
b. Keaktifan anak dalam kegiatan Menyimak
Pada pertemuan pertama,terdapat beberapa anak yang tidak fokus ketika
kegiatan menyimak berlangsung. terdapat pula ada anak yang kurang merespon
pertanyaan yang di ajukan oleh guru. Pada pertemuan selanjutnya dengan
cerita yang menarik anak sudah mulai merespon, namun masih beberapa anak
yang belum sepenuhnya menjawab pertanyaan dari guru dan masih butuh
bimbingan guru agar dapat bercerita didepan dengan kosakata terbatas.
c. Ketertariakan anak dalam menyimak menggunakan media audio visual
Pada saat pelaksanaan tindakan, anak sangat tertarik untuk melaksanakn
kegiatan, saat melakukan kegiatan anak belomba-lomba maju kedepan untuk
menceritakan kembali cerita yang ditampilakan, pada saat temannya di depan
anak-anak yang lain ikut menyemangati.
Hasil Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas anak dalam mengikuti kegiatan
menyimak dengan media audio visual di dalam kelompok B. Unsur yang
diamati dalam Pelaksanaan Siklus I dari pertemuan pertama sampai dengan
pertemuan kedua adalah kemampuan anak mampu melakukan perintah secara
sederhana, menjawab pertanyaan secara sederhana (apa, siapa dan dimana),
dan menceritakan kembali apa yang didengarnya dengan kosakata terbatas.
Dan mengamati pelaksanaan guru dalam pembelajaran, pada siklus ini guru
belum terlalu memperhatikan langkah-langkah pembelajaran, seperti guru tidak
terlalu menjelaskan media dan tema cerita yang akan ditampilkan, sehingga
kemampuan menyimak anak belum mencapai indikator keberhasilan Dengan
52
menggunakan data dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, maka peneliti
dan guru mampu melihat kemampuan masing-masing anak melalui kegiatan
yang dilakukan pada setiap pelaksanaan penelitian yang telah sesuai dengan
rencana. Hasil observasi digunakan untuk melihat sejauh mana peningkatan
kemampuan menyimak.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Menyimak Siklus I
Kriteria Siklus I/ Pertemuan Ke
I II
Jumlah anak Presentase Jumlah anak Presentase
BB 5 33,33% 0 0MB 8 53,33% 4 28,57%BSH 2 13,33% 6 42,85%BSB 0 0 4 28,57%
Hasil observasi siklus I menunjukkan bahwa kemampuan menyimak anak
masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas dapat
diketahui bahwa rata-rata kemampuan menyimak melalui kegiatan bercerita
dengan menggunakan media audio visual pada siklus I pertemuan pertama dengan
kriteria BB sejumlah 5 anak apabila di presentasekan sebesar 33.33%, kriteria
MB sejumlah 8 anak apabila di prosentasekan sebesar 53.33%, kriteria BSH ada 2
anak apabila di prosentasekan sebesar 13.33%. Sedangkan untuk kriteria BSB
belum ada , karena anak belum mencapai pada tahap perkembengen dengan baik.
Sedangkan pada pertemuan kedua kriteria BB tidak ada. Hal itu terlihat
dari anak telah mampu menyimak dengan baik dan pencapaian indikator. Kerteria
53
MB ada 4 anak atau sekitar 28.57%, kriteria BSH ada 6 anak atau sekitar 42.85%,
dan untuk kriteria BSB ada 4 anak atau 28.57%.
Hasil siklus I dari keseluruhan kemempuan menyimak yang dikembangka
n terlihat bahwa anak yang mendapat skor tertinggi yaitu terdapat 4 orang anak,
dengan skor tertinggi 10,11 dan 12. sedangkan anak yang mendapat skor terendah
adalah 3 orang dengan jumlah skor 7 atau 8.
Merujuk pada tabel rekapitulasi diatas siklus I kemampuan Menyimak pada
siklus I dapat di perjelas dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Hasil Kemampuan Menyimak Pada Siklus I
d. Refleksi Siklus I
Kegiatan refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peneliti
setelah melakukan kegiatan menyimak. Kegiatan refleksi dilakukan untuk
mengevaluasi dan memperbaiki kekurang pada siklus sebelumnya dengan
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
BB MB BSH BSB
Pres
ents
e
Tahap Pelaksanaan
PERTEMUAN I
PERTEMUAN II
54
harapan, dapat memberikan perubahan yang lebih baik dalam melakukan siklus
selanjutnya. Siklus I menyimak menggunakan media audio visual sangat menarik
untuk anak. Anak-anak antusias mencoba untuk melaksanakan perintah dari guru.
Pada pelaksanaan siklus I, meskipun sudah terjadi peningkatan
kemampuan menyimak pada anak, namun belum mencapai indikator keberhasilan
yang diharapkan, sehingga perlu adanya perbaikan agar kemampuan menyimak
anak meningkat sesuai target yang ingin dicapai. Beberapa hal yang kurang dan
perlu diperbaiki antara lain:
a. Anak-anak kurang penasaran terhadap isi cerita.
b. Anak-anak tidak menyimak dengan baik, guru membacakan cerita
hanya 1 kali. Setelah itu guru langsung memberi pertanyaan kepada
anak sehingga anak-anak kesulitan dalam mengingat cerita yang
disimaknya.
c. Guru tidak menjelaskan media dan tema cerita dengan jelas
Hal-hal diatas harus diperbaiki ke arah yang lebih baik pada siklus II.
Untuk mengatasi kebiasaan yang salah dalam menyimak dapat dilakukan dengan
cara memberi penjelasan kepada anak mengenai cara menyimak yang benar.
Berdasarkan kelima hal yang telah dipaparkan di atas, maka akan dilakukan
langkah-langkah berikut untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I::
a. Mengulang cerita minimal 2 kali sebelum anak-anak diminta untuk
bercerita kembali. Hal ini dilakukan agar anak-anak dapat mengingat
dengan baik isi dan alur cerita yang disimaknya.
55
b. cerita yang ditampilkan haruslah menarik. Hal ini akan membuat anak-
anak semangat untuk menyimak
c. Metode bercerita menggunakan 2 strategi pengembangan kegiatan
bercerita diantaranya penceritaan kembali (reproduksi) dan melanjutkan
sebagian cerita yang telah didengar.
d. Memfokuskan strategi pengembangan kegiatan bercerita hanya pada
penceritaan kembali, sehingga anak-anak dapat dengan mudah
mengungkapkan cerita yang telah disimaknya.
e. Guru melakukan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pelaksanaan penelitian siklus I telah sesuai dan memperoleh data
kemampuan yang meningkat namun belum sesuai kriteria keberhasilan yang
diharapkan, maka peneliti berlajut pada Siklus II. Dalam pelaksanaan
penelitian ini setiap siklus dilakukan dalam 2 pertemuan. Berikut ini
disampaikan tahap perencanaan pada siklus II antara lain:
1. Melakukan koordinasi dengan guru kelas untuk melaksanakan tindakan
dengan menentukan tema dan Sub Tema yang akan dilakukan dan
tindakan apa yang harus dirubah agar dapat mencapai kriteria yang
tentukan.
2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajran harian (RPPH) yang akan
digunakan dalam penelitian bersama dengan guru kelas.
56
3. Menyiapkan lembar observasi yang digunakan untuk memperoleh data
selama penelitian.
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
tindakan penlitian.
5. Menyiapkan Langkah-Langkah Kegiatan Media AudioVisual
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Pertama
Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari senin
25 November 2019 dengan tema Tanaman Sub Tema Sayur. Pada pertemuan
pertama ini jumlah anak yang mengikuti kegiatan yaitu 14 anak yang terdiri
dari 6 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Dalam melaksanakan kegiatan
menyimak sedikit berbeda dengan siklus I, pada siklus I anak menyimak cerita
hanya satu kali. Observasi dalam kegiatan pembelajran telah dilakukan untuk
melihat kemampuan anak dalam mengikuti perintah secara sederhana,
menjawab pertanyaan (apa, siapa dan dimana). Observasi berkaitan dengan tiga
hal akan dilihat pada kegiatan inti yang akan dijabarkan sebagai berikut.
Sebelum masuk kelas anak terlebih dahulu berbaris di luar kelas. Ketika anak-
anak telah semua masuk berada dalam kelas guru terlebih dahulu
melaksanakan apresepsi mengenai tema dan menjelaskan kegiatan apa saja
yang akan dilaksanakan pada hari ini ketika anak-anak paham maka anak
melakukan kegiatan ketika masuk kegiatan inti.
Kegiatan awal yaitu ketika bel masuk berbunyi pada pukul 07.30, anak
berbaris di halaman sekolah. Salah satu anak memimpin untuk menyiapkan
57
barisan kemudian kembali masuk ke barisan anak melakukan senam irama
yang dipimpin oleh guru dilanjut dengan menyanyi lagu “Lonceng Berbunyi”
dan anak-anak masuk ke kelas. Pada kegiatan awal ini, di dalam kelas guru
mengajak anak untuk berdoa bersama, menyanyi. Sebelum guru memulai
kegiatan, guru melakukan presensi untuk mengetahui jumlah anak yang
berangkat dan tidak. Kemudian guru melakukan apersepsi kepada anak.
Apersepsi dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan
dengan pengalaman sehari-hari dan dikaitkan dengan tema pembelajaran yaitu
“Tanaman” dengan sub tema “Sayur”. Anak-anak menyampaikan apa yang
mereka ketahui binatang darat. Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan pada hari itu.
Langkah-langkah guru dalam pelaksanaan pembelajaran; Menyiapkan
media untuk menyiapkan cerita, guru memperlihatkan dan menjelaskan media
dalam kegiatan bercerita pada peserta didik, guru menjelaskan pada peserta
didik bahwa akan menyaksikan program vidio/cerita yang akan ditampilkan,
guru menjelaskan apa yang harus dilakukan peserta didik selama menyaksikan
vidio, mengamati anakdidik dalam menyimak cerita, guru menanyakan
kembali kepada anak apa isi cerita yang ditampilkan.
Kegiatan inti pertama yaitu menyimak cerita “( Sayur yang Bijaksana)
”Kegiatan yang dilakukan anak ketika menyimak cerita adalah mendengarkan
cerita. Kegiatan yang dilakukan anak ketika menyimak cerita adalah
mendengarkan cerita kemudian anak menceritakan kembali cerita yang
didengar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi kemampuan
58
menyimak anak. Kondisi kelas tiba-tiba menjadi hening ketika guru
menampilkan cerita yang baru dan menarik, terlihat anak-anak lebih tertarik
karena pada siklus ini. Pada siklus ini berbeda dengan siklus yang sebelumnya,
seperti yangdi refleksikan pada siklus I kali ini cerita harus diputar ulang
minimal 2 kali sebelum anak-anak diminta untuk bercerita kembali. Hal ini
dilakukan agar anak-anak dapat mengingat dengan baik isi dan alur cerita yang
disimaknya.
Kegiatan inti kedua selesai menyimak cerita, guru meminta anak untuk
menceritakan kembali cerita yang didengarnya. Ada 12 anak yang mengajukan
dirinya untuk bercerita di depan. Ketika guru meminta untuk bercerita kembali,
12 anak tersebut menceritakan kembali cerita yang disimak dengan kosakata
terbatas. Mereka hanya menceritakan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.
Anak-anak masih distimulasi guru untuk mengawali bercerita kembali. 2 anak
yang menceritakan kembali cerita yang didngarnya, rata-rata mereka
menggunakan kata-kata tidak berimbuhan misalnya, “sayul yang bijak” yang
seharusnya “sayur yang bijaksana”.
Kegiatan penutup anak-anak mencuci tangan kemudian bersiap makan
bekal bersama. Setelah selesai makan bersama, guru melakukan recalling
kegiatan yang sudah dilakukan pada hari itu. Guru memberikan pertanyaan
kepada anak mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari itu. Kemudian anak-
anak membereskan alat tulisnya dan bersiap untuk berdoa sebelum pulang.
Sebelum mengucapkan salam, guru memberikan pesan kepada anak-anak
mengenai hal-hal yang harus dilakukan ketika dan setelah pulang sekolah.
59
Setelah itu guru mengucapkan salam dan satu persatu anak menutup gambar
pada papan presensi, berjabat tangan dengan guru, lalu pulang.
2. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Kedua
Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari rabu 27
November 2019 dengan tema Tanaman Sub Tema Bunga. Pada pertemuan
kedua ini anak yang mengikuti kegiatan yaitu 15 anak yang terdiri dari 5 anak
laki-laki dan 10 anak perempuan. Dalam melaksanakan kegiatan menyimak
pertemuan kedua ini masih sama dengan pertemuan pertama. Observasi dalam
kegiatan pembelajran telah dilakukan untuk melihat kemampuan anak dalam
mengikuti perintah secara sederhana, menjawab pertanyaan (apa, siapa dan
dimana). Observasi berkaitan dengan tiga hal akan dilihat pada kegiatan inti
yang akan dijabarkan sebagai berikut.
Kegiatan awal yaitu ketika bel masuk berbunyi pada pukul 07.30, anak
berbaris di halaman sekolah. Salah satu anak memimpin untuk menyiapkan
barisan kemudian kembali masuk ke barisan anak melakukan senam irama
yang dipimpin oleh guru dilanjut dengan menyanyi lagu “Lonceng Berbunyi”
dan anak-anak masuk ke kelas. Pada kegiatan awal ini, di dalam kelas guru
mengajak anak untuk berdoa bersama, menyanyi. Sebelum guru memulai
kegiatan, guru melakukan presensi untuk mengetahui jumlah anak yang
berangkat dan tidak. Kemudian guru melakukan apersepsi kepada anak.
Apersepsi dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan
dengan pengalaman sehari-hari dan dikaitkan dengan tema pembelajaran yaitu
“Tanaman” dengan sub tema “Bunga”. Anak-anak menyampaikan apa yang
60
mereka ketahui binatang darat. Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan pada hari itu.
Langkah-langkah guru dalam pelaksanaan pembelajaran; Menyiapkan
media untuk menyiapkan cerita, guru memperlihatkan dan menjelaskan media
dalam kegiatan bercerita pada peserta didik, guru menjelaskan pada peserta
didik bahwa akan menyaksikan program vidio/cerita yang akan ditampilkan,
guru menjelaskan apa yang harus dilakukan peserta didik selama menyaksikan
vidio, mengamati anakdidik dalam menyimak cerita, guru menanyakan
kembali kepada anak apa isi cerita yang ditampilkan.
Kegiatan inti pertama yaitu menyimak cerita “( Mawar yang Sombong )
”Kegiatan yang dilakukan anak ketika menyimak cerita adalah mendengarkan
cerita. Kegiatan yang dilakukan anak ketika menyimak cerita adalah
mendengarkan cerita kemudian anak menceritakan kembali cerita yang
didengar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi kemampuan
menyimak anak. Ketika guru membawa media (laptop dan speacer) anak-anak
tanpa diperintah dahulu secara serentak duduk menghadap guru dengan sikap
baik. Hanya ada 2 anak yang belum bersedia duduk dengan sikap yang baik.
Kegiatan bercerita dimulai dengan guru menggali pengalaman anak dan
mengkaitkannya dengan cerita dalam pembelajaran. Anak-anak mengutarakan
pendapat yang berbeda-beda mengenai cerita yang ditampilkan guru.
Kemudian guru mengulang cerita 2 kali, Hal tersebut dilakukan agar anak-anak
mengingat cerita tersebut.
61
Kegiatan inti kedua, pada kegiatan ini raeat-rata anak sudah aktif dalam
menyimak, Semua anak antusias menjawab pertanyaan yang diberikan guru
dan anak menjawab dengan kata yang tepat sesuai pertanyaan yang diberikan.
Dari 15 anak, ada 13 anak yang menceritakan kembali cerita yang disimak
secara runtut dan kata-kata yang dipilih sebagian besar sudah sesuai dengan
situasi cerita dengan durasi 9 menit. Sedangkan 2 orang anak hanya bercerita
sebagian yang ditampilkan. Tapi mereka berada dikategori berkembang sesuai
harapan.
Kegiatan penutup anak-anak mencuci tangan kemudian bersiap makan
bekal bersama. Setelah selesai makan bersama, guru melakukan recalling
kegiatan yang sudah dilakukan pada hari itu. Guru memberikan pertanyaan
kepada anak mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari itu. Kemudian anak-
anak membereskan alat tulisnya dan bersiap untuk berdoa sebelum pulang.
Sebelum mengucapkan salam, guru memberikan pesan kepada anak-anak
mengenai hal-hal yang harus dilakukan ketika dan setelah pulang sekolah.
Setelah itu guru mengucapkan salam dan satu persatu anak menutup gambar
pada papan presensi, berjabat tangan dengan guru, lalu pulang.
3. Pengamatan Siklus II
Bedarkan pelaksanaan tersebut, peneliti beserta guru kelas melaksnakan
observasi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kelas terhadap
pelaksanaan tindakan siklus II, di peroleh hasil :
62
a) Proses belajar
Bedasarkan observasi pada pada siklus II peneliti mengamati proses
peningkatan kemampuan menyimak anak dengan memperhatiakan ha-hal
sebagai berikut:
b) Anak mendengarkan penjelasan guru
Anak semakin antusias saat guru menampilkan cerita yang menarik dan
cerita yang berbeda.
c) Keaktifan anak dalam dalam kegiatan menyimak
d) guru Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan Pembelajaran menggunakan
media audio visual.
Hasil Pengamatan Siklus II
Hasil pengamatan aktifitas anak dalam mengeikuti kegiatan menyimak
dengan adanya guru menyiapkan langkah-langkah kegiatan menggunakan
media audio visual hal ini menunjukkan bahwa peningkatan unsur yang
diaamati dalam pelaksanaan siklus II masih sama dengan siklus I dari
pertemuan pertama sampai pertemuan kedua adalah mampu melakukan
perintah secara sederhana, mampu menjawab pertanyaan secara sederhana
(apa,siapa dan dimana), dan menceritakan kembali apa yang didengar dengan
kosakata terbatas. Dengan menggunakan data dari hasil observasi yang
dilakukan dimana pada pertemuan pertama kriteria belum berkembang 0%,
kriteria mulai berkembang 14,28%, kriteria berkembang sesuai harapan
terdapat 6 anak atau 42,85 %, dan kriteria berkembang sangat baik terdapat 6
anak atau 42,85 %, pada pertemuan kedua kriteria belum berkembang 0%,
63
kriteria mulai berkembang 0%, kriteria berkembang sesuai harapan 2 anak atau
13.33% kriteria berkembang sangat baik terdapat 13 anak atau 86,67%. Di
bawah ini akan di tampilkan tabel hasil penelitian siklus II dari pertemuan
pertama sampai pertemuan kedua
Tabel 4.2 Rekapitulasi Observasi Kemampuan Menyimak Siklus II
Kriteria Siklus II/ Pertemuan Ke
I II
Jumlah anak Presentase Jumlah anak Presentase
BB 0 0 0 0MB 2 14,28% 0 0BSH 6 42,85% 2 13,33%
BSB 6 42,85% 13 86,67%
Merujuk dari tabel rekapitulasi di atas siklus II kemampuan menyimak
pada Siklus II dapat di perjelas menggunakan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Hasil Kemampuan Menyimak Pada Siklus II
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
BB MB BSH BSB
Pres
enta
se
Tahap Pelaksanaan
pertemuan I
pertemuan II
64
4. Refleksi Siklus II
Berdasarkan data yang sudah diperoleh dari observasi pada setiap
pertemuan, kemampuan menyimak anak kelompok B di RA Gerhana
Alauddin, mengalami peningkatan, bukan cuman anak yang mengalami
peningkatan tapi juga guru. Kegiatan refleksi ini dilakukan oleh peneliti dan
guru kelas dengan bekerja sama pada setiap kegiatan pembelajaran. Peneliti
dan guru bekerja sama untuk mendiskusikan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan pada siklus II. Setelah dilakukan diskusi, peneliti melakukan
perbandingan data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I dan siklus II.
Pada siklus II ini, kegiatan menyimak berjalan dengan lancar. Anak-anak
sangat antusias ketika guru menampilkan cerita dan bersemangat ketika
diminta untuk menyimak serta bercerita kembali. Pada awal tindakan siklus
II, anak-anak terlihat lebih tertarik dengan cerita pada media audio visual
yang digunakan guru. Secara umum suasana kelas dapat dikondisikan. Cerita
yang menarik dan media yang menarik juga menjadi salah satu faktor
pendorong meningkatnya kemampuan menyimak anak, khususnya pada
indikator satu, dua dan tiga, yaitu mampu melakukan perintah secara
sederhana, mampu menjawab (apa, siapa dan dimana) dan menceritakan
kembali cerita yang didengarnya dengan kosakata terbatas.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklius terdiri dari perencanaan, tindakan &
observasi, refleksi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil dari
65
tindakan yang diberikan peneliti untuk meningkatkan kemampuan menyimak
anak. Kemampuan menyimak kelompok B di RA Gerhana Alauddin mengalami
peningkatan pada setiap pertemuan dan setiap siklusnya.
Penelitian ini dilakukan selama dua siklus dimana setiap siklus dilakukan
dua kali tindakan. Hasil penelitian tindakan kelas ini akan dijabarkan sebagai
berikut pada pra tindakan kriteria belum berkembang terdapat 8 anak atau
53.33%, kriteria mulai berkembang terdapat 5 anak atau 33.33%, kriteria
berkembang sesuai harapan 2 atau 13.33%, kriteria berkembang sangat baik 0%.
Mengacu hasil pratindakan maka mulailah dilakukan tindakan untuk
meningkatkan kemampuan menyimak.
Siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan hasil penelitian berikut.
Pada siklus I pada pertemuan Pertama kriteria belum berkembang terdapat 5 anak
atau 33.33%. Kriteria mulai berkembang terdapat 8 anak atau 53.33%, kriteria
berkembang sesuai harapan0 2 atau 13.33%, kriteria berkembang sesuai harapan
0%. Pada pertemuan kedua kriteria belum berkembang 0%, kriteria mulai
berkembang terdapat 4 anak atau 28.57%, kriteria berkembang sesuai harapan
terdapat 6 anak atau 42.85%, berkembang sangat baik terdapat 4 anak atau
28.57%.
Pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
menyimak namun belum sesuai dengan kriteria yang ditentukan melihat kondisi
yang demikian maka dilaksanakn siklus II dengan hasil penelitian sebagai berikut.
Pada siklus II pada pertemuan Pertama kriteria belum berkembang 0%. Kriteria
mulai berkembang 2 atau 14.85%, kriteria berkembang sesuai harapan terdapat 6
66
anak atau 42.85%, kriteria berkembang sesuai harapan terdapat 6 anak atau
42.85%,. Pada pertemuan kedua kriteria belum berkembang 0%, kriteria mulai
berkembang 0%, kriteria berkembang sesuai harapan terdapat 2 anak atau 13.33%,
berkembang sangat baik terdapat 13 anak atau 86.67%.
Berdasarkan hasil yang dicapai pada tindakan siklus I dan II, dapat
ditegaskan bahwa peningkatan kemampuan menyimak anak dapat ditingkatkan
dengan metode bercerita salah satunya dengan strategi penceritaan kembali
(reproduksi). Hal ini sesuai dengan pernyataan Muh. Nur Mustakim (2005: 187)
yang menjelaskan beberapa strategi dalam menyampaikan cerita salah satunya
dengan strategi penceritaan kembali. Strategi penceritaan kembali adalah kegiatan
anak setelah memahami cerita dan kemudian menceritakan kembali isi cerita,
dengan menyimak anak dapat memperbanyak informasi dan pengetahuan. Dari
hasil observasi juga terlihat bahwa dengan kegiatan menyimak membantu anak
untuk membayangkan tentang apa yang didengarnya sehingga pada saat guru
menampilkan cerita anak bertanya tentang cerita yang dikaitkan dengan
kehidupan anak sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Moeslichatoen,
(1996:152) menjelaskan bahwa metode bercerita dalam kegiatan pengajaran anak
usia dini mempunyai beberapa manfaat penting bagi pencapaian pendidikan anak
usia dini. Bagi anak usia dini mendengaran cerita yang menarik yang dekat
dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasikkan. Guru anak usia
dini yang terampil bertutur dan kreatif dalam bercerita dapat menggetarkan
perasaan anak. Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan
67
kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan sikap-sikap positif
lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dan di luar sekolah.
Peneliti menggunakan media pembelajaran berupa media audio visual
dalam kegiatan menyimak pada setiap siklusnya. Hasil yang dicapai dalam
penggunaan media audio visual (Auditif/melihat) dan (Visual/Melihat) media ini
terbukti dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak. Karena dengan media
pembelajaran ini, kegiatan pembelajaran menjadi lebih jelas dan mengarahkan
perhatian anak sehingga menimbulkan motivasi belajar yang tinggi. Hal ini di
jelaskan Azhar Arsyad (2011: 26 -27) yang menyatakan bahwa manfaat media
pembelajaran adalah dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar, dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, dapat
memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa
dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan
guru, masyarakat.
Berdasarkan data hasil penelitian, kemampuan menyimak setiap anak
mengalami peningkatan secara bertahap pada tiap siklusnya. Hasil tersebut
menegaskan bahwa metode bercerita dengan media audio visual dapat dijadikan
salah satu alternatif bagi guru untuk menstimulasi kemampuan menyimak anak
didiknya.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasrkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan dapat
disampaikan bahwa kemampuan menyimak anak kelompok B RA Gerhana
AlauddinKecamatan Tamalate Kota Makassar mampu ditingkatkan dengan media
audio visual. Langkah-langkah dalam proses menyimak yang dilakukan antara
lain anak menyimak cerita yang ditampilkan guru, anak mengerti dan memahami
dengan baik isi cerita. Setelah anak memahami cerita, anak menginterpretasikan
dan mengevaluasi penyampaian guru terhadap cerita dengan anak bercerita
kembali apa yang di dengarnya dengan kosakata terbatas.
Peningkatan kemampuan Menyimak yang terjadi dapat dilihat dari hasil penelitian
pada setiap tahap dilaksanakan oleh peneliti yaitu tahap Pra Tindakan, tahap
Siklus I, dan tahap Siklus II. Penelitian pada siklus I dilaksanakan dengan cara
anak mampu melakukan perintah secara sederhana, mampu menjawab (apa, siapa
dan dimana), dan menceritakan kembali apa yang didengar dengan kosakata
terbatas, dengan menggunakan media Audio visual.
Melihat hasil Penelitian pada siklus II pertemuan ke II maka dapat
diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan kemampuan anak dalam menyimak
pada setiap siklus mengalami peningkatan dan peningkatan pada siklus II ini telah
mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan.
B.Saran
Bedasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
68
69
1. Bagi Guru Taman Kanak-kanak
Guru dapat memberikan program pengembangan kemampuan menyimak
dengan menggunakan media audio visual atau menyediakan speacer dan
laptop.
2. Bagi Kepala Sekolah
Sekolah perlu menambah beberapa sumber kegiatan yang menarik untuk
anak dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan mislnya : menyediakan
buku-buku kumpulan cerita, sehingga metode pembelajaran yang ada
dapat lebih bervariatif.
3. Bagi Peneliti
Penelitian selanjutnya di sarankan untuk mengembangkan audio visual
sebagai media untuk meningkatkan kemampuan Menyimak di RA. Selain
itu juga diharapkan dapat mengembangkan kegiatan lain untuk
meningkatkan kemampuan menyimak anak mengingat kemampuan
menyimak merupakan dasar perkembangan ilmu bahasa selanjutnya.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arifin .2012.Metode Penelitian.Jakarta: PT BumiAksra .
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Pendidikan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Pratik. (Edisi. Revisi)Jakarta: Rineka Cipta
Azhar, Arsyad.2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Depdiknas.2000. Fungsi Pengembangan Bahasa Bagi Anak Prasekolah. Jakarta:Dirjen Pembinaan Taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar
Ermalinda.2016. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta
Isnani. 2013. Peningkatan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Usia 5-6 tahunmelalui Metode Outbond Di Tk Kemala Bhayangkari Kecamatan Ngawenkabupaten Blora, Skripsi (Online), (lib.unes.ac.id.diakses pada 25september 2019).
Indah, 2017. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Melalui MetoeBercerita Dengan Media Ritaton Pada Anak Kelompok B di TK Pertiwijapanan 1 Klaten./Skripsi (Online), Diakses pada tanggal 25 Oktober 2019
Moeslichatoen.1996. Metode Pengajaran di Taman Kanak –Kanak. Jakarta:Rineka Citpa.
Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.
Muh. Nur Mustakim.2005. Peranan Cerita dalam Pembentukan PerkembanganAnak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat JenderalPerguruan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikandan Ketenagaan Perguruan Tinggi
Musfiroh Tadkiroatun.2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.Jakarta. Depdiknas
Muliyani, Nova. 2016. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogakarta:Kla imedia
Nurbiana Dhieni, dkk. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: UniversitasTerbuka
Permen Nomor 146 Tahun 2014. .Pengembangan Kurikulum 2013 pendidikananak usia dini
70
71
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137,2014.tentang Standar Nasional Pendidikan PAUD. Jakarta :DinasPendidikan.
Richa Oktari, 2011.Penerapan Metode Bercerita Pada Anak Usia 5-6 Tahun diTK Kemala Bayangkari 14./Jurnal (Online), Diakses pada 20 Agustus 2019.
Rosita Irma Tri.2019. peningkatan Kepercayaan Diri Anak Melalui Metode ShowAnd Tell Di Kelompok B2 Raudhatul Athfal Perwanda KemangsenBalongbendo Sidoarjo. Skripsi (Online), (digilib.uinsby.ac.id.di akses 20september 2019).
Sarifah. 2018. Pengaruh Kemampuan Menyimak Melalui Metode BerceritaGambar Pada Anak Taman Kanak-Kanak Yaspiblemoa KecamatanBontolempangan Kabupaten Gowa./Sripsi tidak di terbitkan. UniversitasNegri Makassar
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Kencana.Suhartono. 2005 . Pengembangan Keterampilan Becara Anak Usia Dini.Jakarta:
Departemen Pendidika N9asional
Suyadi , M. Pd.I.2013. Konsep dasar PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakakarya.
Tadkiroatun Musfiroh. 2008. Cerita untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara
Wacana
Tarigan, H. G. 2013. Menulis Sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:Angkasa.
Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya. 2008. Penelitian tindakan Kelas.Jakarta :Unisversitas
71
LAMPIRANI
Tabel Hasil Kemampuan Menyimak Anak Siklus I Pertemuan I
NO Nama Anak INDIKATOR Skor
Kriteria
Bahasa Reseptif (Menyimak)
Anak mampumelakukan perintahsecara sederhana
Anak mampu menjawabpertanyaan secarasederhana (Apa, Siapadan dimana)
Menceritakan kembali apayang didengarnya dengankosakata terbatas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 MuhAbysar
Ataullah
√ √ √ 6 BB
2 MuhammadNaisar
√ √ √ 7 MB
3 Muh SyabilAssyargi
√ √ √ 8 MB
4 AmalulMuqniAlnafi
√ √ √ 9 BSH
5 SitiKhumairahRamadhan
√ √ √ 9 BSH
6 CahyanaAssyfa
√ √ √ 5 BB
7 AdibaKansa
√ √ √ 6 BB
8 AdellaWidi
Farzona
√ √ √ 8 MB
9 LaizaAgiba
√ √ √ 8 MB
10 AdilahSaferaSyam
√ √ √ 6 BB
11 Kamila Bila √ √ √ 8 MB12 Nur Annisa √ √ √ 5 BB
13 Nur AnnisaNur
Anggriani
√ √ √ 6 BB
14 Faiza Reski √ √ √ 6 BB
Dalam penelitian ini, peneliti membuat kriteria penilaian Kemampuan Menyimak
Anak menjadi empat kriteria dengan skor minimal 4 dan skor maksimal 12.
Adapun kriteria tersebut adalah:
1. Belum berkembang (BB), apabila anak mencapai skor 4-6
2. Mulai berkembang (MB), apabila anak mencapai skor 7-8
3. Berkembang sesuai harapan (BSH), apabila anak mencapai skor 9-10
4. Berkembang sangat Baik (BSB) ,apabila anak mencapai skor 11-12
Rekapitulasi Hasil Observasi siklus 1 pertemuan ke 1 Kemampuan Menyimak
Anak.
Kriteria Siklus I / pertemuan IJumlah Anak Persentase (%)
BSB 0 0
BSH 2 13.33%
MB 8 53.33%
BB 5 33.33%
Ramadhan15 Febrianto √ √ √ 6 BB16 Lathifa √ √ √ 8 MB
17 Muh.Nizam
√ √ √ 7 MB
18 MaryamJamila
√ √ √ 8 MB
Jumlah 0 5 10 0 0 7 8 0 0 13 2 0
Presentase% 0 33.33%
66.67% 0 0 46.67% 60% 0 0 86.67% 13.33% 0
Tabel Hasil Kemampuan Menyimak Siklus I pertemuan ke II
NO Nama Anak INDIKATOR Skor
Kriteria
Indikator Bahasa Reseptif (Menyimak)
Anak mampumelakukan perintahsecara sederhana
Anak mampu menjawabpertanyaan secarasederhana (Apa, Siapa dandimana)
Menceritakan kembali apayang didengarnya dengankosakata terbatas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 MuhAbysar
Ataullah
√ √ √ 9 BSH
2 MuhammadNaisar
√ √ √ 11
BSB
3 Muh SyabilAssyargi
8 MB
4 AmalulMuqniAlnafi
√ √ √ 12
BSB
5 SitiKhumairahRamadhan
9 BSH
6 CahyanaAssyfa
√ √ √ 5 BB
7 AdibaKansa
√ √ √ 9 BSH
8 AdellaWidi
Farzona
√ √ √ 8 MB
9 LaizaAgiba
√ √ √ √ 10
BSH
10 AdilahSaferaSyam
√ √ √ 11
BSB
11 Kamila Bila √ √ √ 11
BSB
12 Nur Annisa √ √ √ 9 BSH
13 Nur AnnisaNur
Anggriani
√ √ √ 7 MB
14 Faiza Reski √ √ √ 7 MB
Dalam penelitian ini, peneliti membuat kriteria penilaian Kemampuan Menyimak
Anak menjadi empat kriteria dengan skor minimal 4 dan skor maksimal 12.
Adapun kriteria tersebut adalah:
1. Belum berkembang (BB), apabila anak mencapai skor 4-6
2. Mulai berkembang (MB), apabila anak mencapai skor 7-8
3. Berkembang sesuai harapan (BSH), apabila anak mencapai skor 9-10
4. Berkembang sangat Baik (BSB) ,apabila anak mencapai skor 11-12
Rekapitulasi Hasil Observasi siklus I pertemuan ke II Kemampuan Menyimak
Anak.
Kriteria Siklus I / pertemuan IIJumlah Anak Persentase (%)
BSB 4 28.57%
BSH 6 42.85%MB 4 28.57%
BB 0 0
Ramadhan15 Febrianto √ √ √ 7 MB16 Lathifa √ √ √ 9 BSH
17 Muh.Nizam
√ √ √ 10
BSH
18 MaryamJamila
√ √ 8 MB
Jumlah 0 0 7 7 0 4 7 3 0 5 8 1
Presentase% 0 0 50% 50% 0 28,57%
50% 21,42%
0 35,71% 57,14% 1,4
Tabel Hasil Kemampuan Menyimak Siklus II pertemuan ke I
NO Nama Anak INDIKATOR Skor
Kriteria
Indikator Bahasa Reseptif (Menyimak)
Anak mampumelakukanperintah secarasederhana
Anak mampu menjawabpertanyaan secara sederhana(Apa, Siapa dan dimana)
Menceritakan kembali apayang didengarnya dengankosakata terbatas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 MuhAbysar
Ataullah
√ √ √ 9 BSH
2 MuhammadNaisar
√ √ √ 11
BSB
3 Muh SyabilAssyargi
√ √ √ 9 BSH
4 AmalulMuqniAlnafi
√ √ √ 12
BSB
5 SitiKhumairahRamadhan
√ √ √ 11
BSB
6 CahyanaAssyfa
√ √ √ 8 MB
7 AdibaKansa
√ √ √ 11
BSB
8 AdellaWidi
Farzona
√ √ √ 10
BSH
9 LaizaAgiba
√ √ √ 11
BSB
10 AdilahSaferaSyam
√ √ √ 12
BSB
11 Kamila Bila √ √ √ 11
BSB
12 Nur Annisa √ √ √ 9 BSH
13 Nur AnnisaNur
Anggriani
√ √ √ 9 BSH
14 Faiza Reski √ √ √ 7 MB
Dalam penelitian ini, peneliti membuat kriteria penilaian Kemampuan Menyimak
Anak menjadi empat kriteria dengan skor minimal 4 dan skor maksimal 12.
Adapun kriteria tersebut adalah:
1. Belum berkembang (BB), apabila anak mencapai skor 4-6
2. Mulai berkembang (MB), apabila anak mencapai skor 7-8
3. Berkembang sesuai harapan (BSH), apabila anak mencapai skor 9-10
4. Berkembang sangat Baik (BSB) ,apabila anak mencapai skor 11-12
Rekapitulasi Hasil Observasi siklus I pertemuan ke I Kemampuan Menyimak
Anak
Kriteria Siklus I / pertemuan IJumlah Anak Persentase (%)
BSB 6 42.85%
BSH 6 42.85%MB 2 14.28%BB 0 0
Ramadhan15 Febrianto √ √ √ 9 BSH16 Lathifa √ √ √ 9 BSH
17 Muh.Nizam
√ √ √ 10
BSH
18 MaryamJamila
√ √ 8 MB
Jumlah 0 0 7 7 0 4 11 2 0 3 6 5
Presentase% 0 0 50%
50% 0 28,57%
78.57%
14.28%
0 21.42% 42.85%
35.72%
Tabel Hasil Kemampuan Menyimak Anak Siklus II Pertemuan ke II
NO Nama Anak INDIKATOR Skor
Kriteria
Indikator Bahasa Reseptif (Menyimak)
Anak mampumelakukan perintahsecara sederhana
Anak mampu menjawabpertanyaan secara sederhana(Apa, Siapa dan dimana)
Menceritakan kembaliapa yang didengarnyadengan kosakataterbatas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 MuhAbysar
Ataullah
√ √ √ 11 BSB
2 MuhammadNaisar
√ √ √ 12 BSB
3 Muh SyabilAssyargi
√ √ √ 10 BSH
4 AmalulMuqniAlnafi
√ √ 12 BSB
5 SitiKhumairahRamadhan
√ √ √ 12 BSB
6 CahyanaAssyfa
√ √ √ 11 BSB
7 AdibaKansa
√ √ √ 12 BSB
8 AdellaWidi
Farzona
√ √ √ 10 BSH
9 LaizaAgiba
√ √ √ 11 BSB
10 AdilahSaferaSyam
√ √ √ 12 BSB
11 Kamila Bila √ √ √ 11 BSB12 Nur Annisa √ √ √ 12 BSB
13 Nur AnnisaNur
Anggriani
√ √ √ 12 BSB
14 Faiza Reski √ √ √ 11 BSB
Dalam penelitian ini, peneliti membuat kriteria penilaian Kemampuan Menyimak
Anak menjadi empat kriteria dengan skor minimal 4 dan skor maksimal 12.
Adapun kriteria tersebut adalah:
1. Belum berkembang (BB), apabila anak mencapai skor 4-6
2. Mulai berkembang (MB), apabila anak mencapai skor 7-8
3. Berkembang sesuai harapan (BSH), apabila anak mencapai skor 9-10
4. Berkembang sangat Baik (BSB) ,apabila anak mencapai skor 11-12
Rekapitulasi Hasil Observasi siklus I pertemuan ke I Kemampuan Menyimak
Anak
Kriteria Siklus II / pertemuan IIJumlah Anak Persentase (%)
BSB 13 86,67%
BSH 2 13.33%MB 0 0BB 0 0
Ramadhan15 Febrianto √ √ √ 12 BSB16 Lathifa √ √ √ 11 BSB
17 Muh.Nizam
√ √ √ 12 BSB
18 MaryamJamila
√ √ √ 12 BSB
Jumlah 0 0 5 10 0 4 1 14 0 0 2 13
Presentase% 0 0 33.33%
66.67%
0 26.67%
6.67% 93.33% 0 0 13.33% 86.67%
Rubrik Penilaian Anak Dalam Kemampuan Menyimak
Anak mampu melakukan perintah secara sederhana:
1) Anak belum mampu melakukan perintah secara sederhana pada saat melakukan
kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio visual walaupun dengan
bantuan guru.
2) Anak mampu melakukan perintah secara sederhana pada saat melakukan
kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio visual walaupun dengan
bantuan guru.
3) Anak sudah Anak mampu melakukan perintah secara sederhana pada saat
melakukan kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio visual tanpa
bantuan guru.
4) Anak mampu melakukan perintah dari guru dalam kegiatan bercerita melalui
penggunaan media audio visual secara mandiri
Anak mampu menjawab pertanyaan secara sederhana (apa, siapa dan di
mana):
1) Anak belum mampu menjawab pertanyaan secara sederhana (apa, siapa dan di
mana)pada saat melakukan kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio
visual walaupun dengan bantuan guru.
2) Anak mampu menjawab pertanyaan secara sederhana (apa, siapa dan di
mana)pada saat melakukan kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio
visual walaupun dengan bantuan guru.
3) Anak sudah mampu menjawab pertanyaan secara sederhana (apa, siapa dan di
mana)pada saat melakukan kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio
visual tanpa bantuan guru.
4) Anak mampu menjawab pertanyaan (apa, siapa dan di mana)pada saat melakukan
kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio visual secara mandiri
Menceritakan kembali apa yang di dengarnya dengan kosakata terbatas
1) Anak belum mampu Menceritakan kembali apa yang di dengarnya pada saat
melakukan kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio visual walaupun
dengan bantuan guru.
2) Anak mampu Menceritakan kembali apa yang di dengarnya pada saat melakukan
kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio visual walaupun dengan
bantuan guru.
3) Anak sudah mampu Menceritakan kembali apa yang di dengarnya pada saat
melakukan kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio visual tanpa
bantuan guru.
4) Anak mampu Menceritakan kembali apa yang di dengarnya dengan kosakata
terbatas pada saat melakukan kegiatan bercerita melalui penggunaan media audio
visual secara mandiri
Keterangan:
BB : Belum berkembang
MB : Mulai berkembang
BSH : Berkembang sesuai harapan
BSB : Berkembang sangat baik
LEMBAR OBSERVASI PTK KOMPETENSI GURU
Nama Guru : Sitti Suriani S.Pd.I
Kelompok : B
Kegiatan : Menyimak cerita (Semut dan Gajah)
Hari/Tanggal :Senin, 21 Oktober 2019
Petunjuk : berilah tanda ceklist (√) pada kolom penilaian sesuai denganhasil pengamatan
NoLangkah-langkah
PenilaianKeterangan1 2 3
1 Guru menyiapkan media untukmenyimak cerita
√ Sebelum kegiatanmenyimak di mulai, guruterlebih dahulu menyiapkanmedia Audio visual untukbercerita, medianya terdiridari speacer laptop
2 Guru memperlihatkan danmenjelaskan media danmenyimak cerita pada pesertadidik
√ Guru memperlihatkan danmnjelaskan media yangakan digunakan dalamproses menyimak
3 Guru menjelaskan pada pesertadidik bahwa akan menyaksikanprogram vidio/cerita yang akan ditampilkan
√ Guru menyampaikan judulcerita yang akan ditampilkan pada pesertadidik
4 Guru menjelaskan pula apa yangharus dilakukan peserta didikselama menyaksikan programvideo.
√ Guru menjelaskan kepadaanak apa yang harusdilakukan anak selamaproses kegiatan
5 Mengamati anak didik dalammenyimak vidio/cerita yang ditampilkan
√ Guru dan penelitimengamati anak didikselama proses kegiatanmenyimak berlangsung
6 Guru menanyakan kembalikepada anak didik apa isi ceritayang di tampilkan
√ Setelah kegiatan menyimakselesai Guru menanyakankembali pada anak didik apayang didengarnya.
Jumlah 0 10 3
Presentase% 0 16.66%
50%
Keterangan:
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
LEMBAR OBSERVASI PTK KOMPETENSI GURU
Nama Guru : Sitti Suriani S.Pd.I
Kelompok : B
Kegiatan : Menyimak cerita (Kura-kura dan Kelinci)
Hari/Tanggal :Kamis, 21 November 2019
Petunjuk : berilah tanda ceklist (√) pada kolom penilaian sesuai denganhasil pengamatan
NoLangkah-langkah
PenilaianKeterangan1 2 3
1 Guru menyiapkan media untukmenyimak cerita
√ Sebelum kegiatanmenyimak di mulai, guruterlebih dahulu menyiapkanmedia Audio visual untukbercerita, medianya terdiridari speacer laptop
2 Guru memperlihatkan danmenjelaskan media danmenyimak cerita pada pesertadidik
√ Guru memperlihatkan danmnjelaskan media yangakan digunakan dalamproses menyimak
3 Guru menjelaskan pada pesertadidik bahwa akan menyaksikanprogram vidio/cerita yang akan ditampilkan
√ Guru menyampaikan judulcerita yang akan ditampilkan pada pesertadidik
4 Guru menjelaskan pula apa yangharus dilakukan peserta didikselama menyaksikan programvideo.
√ Guru menjelaskan kepadaanak apa yang harusdilakukan anak selamaproses kegiatan
5 Mengamati anak didik dalammenyimak vidio/cerita yang ditampilkan
√ Guru dan penelitimengamati anak didikselama proses kegiatanmenyimak berlangsung
6 Guru menanyakan kembalikepada anak didik apa isi ceritayang di tampilkan
√ Setelah kegiatan menyimakselesai Guru menanyakankembali pada anak didik apayang didengarnya.
Jumlah 0 4 12
Presentase% 0 66.66%
200%
Keterangan:
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
LEMBAR OBSERVASI PTK KOMPETENSI GURU
Nama Guru : Sitti Suriani S.Pd.I
Kelompok : B
Kegiatan : Menyimak cerita (Sayur yang Bijaksana)
Hari/Tanggal :Senin, 25 November 2019
Petunjuk : berilah tanda ceklist (√) pada kolom penilaian sesuai denganhasil pengamatan
NoLangkah-langkah
PenilaianKeterangan1 2 3
1 Guru menyiapkan media untukmenyimak cerita
√ Sebelum kegiatanmenyimak di mulai, guruterlebih dahulu menyiapkanmedia Audio visual untukbercerita, medianya terdiridari speacer laptop
2 Guru memperlihatkan danmenjelaskan media danmenyimak cerita pada pesertadidik
√ Guru memperlihatkan danmnjelaskan media yangakan digunakan dalamproses menyimak
3 Guru menjelaskan pada pesertadidik bahwa akan menyaksikanprogram vidio/cerita yang akan ditampilkan
√ Guru menyampaikan judulcerita yang akan ditampilkan pada pesertadidik
4 Guru menjelaskan pula apa yangharus dilakukan peserta didikselama menyaksikan programvideo.
√ Guru menjelaskan kepadaanak apa yang harusdilakukan anak selamaproses kegiatan
5 Mengamati anak didik dalammenyimak vidio/cerita yang ditampilkan
√ Guru dan penelitimengamati anak didikselama proses kegiatanmenyimak berlangsung
6 Guru menanyakan kembalikepada anak didik apa isi ceritayang di tampilkan
√ Setelah kegiatan menyimakselesai Guru menanyakankembali pada anak didik apayang didengarnya.
Jumlah 0 2 15
Presentase% 0 33,33%
250%
Keterangan:
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
LEMBAR OBSERVASI PTK KOMPETENSI GURU
Nama Guru : Sitti Suriani S.Pd.I
Kelompok : B
Kegiatan : Menyimak cerita (Mawar yang Sombong)
Hari/Tanggal :Rabu, 27 November 2019
Petunjuk : berilah tanda ceklist (√) pada kolom penilaian sesuai denganhasil pengamatan
NoLangkah-langkah
PenilaianKeterangan1 2 3
1 Guru menyiapkan media untukmenyimak cerita
√ Sebelum kegiatanmenyimak di mulai, guruterlebih dahulu menyiapkanmedia Audio visual untukbercerita, medianya terdiridari speacer laptop
2 Guru memperlihatkan danmenjelaskan media danmenyimak cerita pada pesertadidik
√ Guru memperlihatkan danmnjelaskan media yangakan digunakan dalamproses menyimak
3 Guru menjelaskan pada pesertadidik bahwa akan menyaksikanprogram vidio/cerita yang akan ditampilkan
√ Guru menyampaikan judulcerita yang akan ditampilkan pada pesertadidik
4 Guru menjelaskan pula apa yangharus dilakukan peserta didikselama menyaksikan programvideo.
√ Guru menjelaskan kepadaanak apa yang harusdilakukan anak selamaproses kegiatan
5 Mengamati anak didik dalammenyimak vidio/cerita yang ditampilkan
√ Guru dan penelitimengamati anak didikselama proses kegiatanmenyimak berlangsung
6 Guru menanyakan kembalikepada anak didik apa isi ceritayang di tampilkan
√ Setelah kegiatan menyimakselesai Guru menanyakankembali pada anak didik apayang didengarnya.
Jumlah 0 0 18
Presentase% 0 0% 300%
Keterangan:
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
LAMPIRAN
II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RA GERHANA ALAUDDIN
Semester / Minggu ke : I / III
Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun
Tema / Sub Tema : Binatang / serangga
Hari / Tanggal : Rabu, 20 November 2019
Kompetensi Dasar : 1.1-2.2-4.1-3.10-4.10-2.5-2.6-2.7
Materi Kegiatan :
Mempercayai adanya Tuhan melalui Ciptaannya Hafalan surah-surah pendek Tanya jawab tentang Binatang Darat Menyimak cerita yang di tampilkan (Semut Dan Gajah) Mampu melakukan perintah secara sederhana Mampu menjawab pertanyaan secara sederhana (apa,siapa dan dimana) Menceritakan kembali apa yang di dengar dengan kosakata terbatas Menyanyikan lagu Potong bebek angsa
Alat dan Bahan :
Laptop speacer
Proses Kegiatan :
A. Pembukaan Penerapan SOP pembukaan Hafalan doa sehari-hari Hafalan surah-surah pendek Tanya jawab tentang Binatang Darat
B. Inti Menyimak cerita yang di tampilkan (Semut Dan Gajah) Mampu menjawab pertanyaan secara sederhana (apa,siapa dan
dimana)
Menceritakan kembali apa yang di dengar dengan kosakata terbatas
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RA GERHANA ALAUDDIN
Semester / Minggu ke : I / III
Kelompok / Usia : B/ 5-6 Tahun
Tema / Sub Tema : Binatang / binatang darat (berkaki empat)
Hari / Tanggal : Kamis, 21 November 2019
Kompetensi Dasar : 1.1-2.2-3.2-4.1-3.10-4.10-2.5-2.6-2.7
Materi Kegiatan :
Mempercayai adanya Tuhan melalui Ciptaannya Hafalan surah-surah pendek Tanya jawab tentang Binatang Darat (berkaki empat) Menyimak cerita yang di tampilkan (Kura-kura dan Kelinci) Mampu melakukan perintah secara sederhana Mampu menjawab pertanyaan secara sederhana (apa,siapa dan dimana) Menceritakan kembali apa yang di dengar dengan kosakata terbatas
Alat dan Bahan :
Laptop speacer
Proses Kegiatan :
A. Pembukaan Penerapan SOP pembukaan Hafalan doa sehari-hari Hafalan surah-surah pendek Menyebutkan nama-nama hewan berkaki empat Menceritakan pengalaman anak tentang bitang berkaki empat
B. Inti Menyimak cerita yang di tampilkan (Kura-kura dan Kelinci) Mampu menjawab pertanyaan secara sederhana (apa,siapa dan
dimana) Menceritakan kembali apa yang di dengar dengan kosakata terbatas
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RA GERHANA ALAUDDIN
Semester / Minggu ke : I / III
Kelompok / Usia : B/ 5-6 Tahun
Tema / Sub Tema :Tanaman/Bunga
Hari / Tanggal : Rabu 27, November 2019
Kompetensi Dasar : 1.1-2.2--4.1-3.10-4.10-2.5-2.6-2.7
Materi Kegiatan :
Mempercayai adanya Tuhan melalui Ciptaannya Hafalan surah-surah pendek Menyebutkan anggota keluarga Menyimak cerita yang di tampilkan (Bunga Mawar Yang Sombong) Mampu melakukan perintah secara sederhana Mampu menjawab pertanyaan secara sederhana (apa,siapa dan dimana) Menceritakan kembali apa yang di dengar dengan kosakata terbatas
Alat dan Bahan :
Laptop speacer
Proses Kegiatan :
A. Pembukaan Penerapan SOP pembukaan Hafalan doa sehari-hari Hafalan surah-surah pendek Menyebutkan anggota keluarga
B. Inti
Menyimak cerita yang di tampilkan (Bunga Mawar YangSombong)Mampu melakukan perintah secara sederhana
Mampu menjawab pertanyaan secara sederhana (apa,siapa dandimana)
Menceritakan kembali apa yang di dengar dengan kosakata terbatas
LAMPIRAN
III
DOKUMENTASI PENELITIAN
(Media Pembelajaran)
Siklus I Pertemuan I
(Kegiatan awal)
Kegiatan Menyimak (Semut dan Gajah)
(Kegiatan Penutup)
Pertemuan ke II
(kegiatan Awal)
Kegiatan menyimak (Kura-kura dan Kelinci)
Siklus II
Pertemuan I
(Kegiatan Awal)
Kegiatan menyimak (Sayur yang Bijaksana)
Pertemuan II
(Kegiatan Awal)
Kegiatan Menyimak (Bunga Mawar Yang Sombong)
LAMPIRAN
IV
RIWAYAT HIDUP
Ica Muliani. Dilahirkan di Bajo Kabupaten Bima (NTB) pada
tanggal 2 September 1997, dari pasangan Ayahanda Mustata.
dan Ibunda Ma’ani. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun
2004 di SDN Sarita Kabupaten Bima (NTB) dan tamat tahun
2009, tamat SMP Negri 6 Soromandi tahun 2012, dan tamat SMA Negri 1
Soromandi tahun 2015. Pada tahun yang sama (2015), penulis melanjutkan pada
program Strata satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.