Mengatasi Masalah Pengangguran Di Desa Tamanan

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah Kita tahu bahwa pada tahun belakangan ini Indonesia banyak mengalami berbagai macam kejadian yang semua kejadian berurutan terjadi seperti pemutaran film, dalam kenyataan ini Indonesia umumnya dan kita khususnya telah mengalami krisis kepercayaan terhadap pemerintah yang berkuasa sampai krisis moneter /ekonomi yang tlah membuat rakyat menderita. Krisis ekonomi berarti suatu keadaan dimana negara kita Indonesia, keadaan ekonominya sedang terpuruk dan bagi masyarakat kecil krisis moneter juga berarti harga-harga kebutuhan pokok akan naik memaksa mereka untuk mengikat-ikat pinggang lebi kencang lagi. Ramalan pengamat eknomi yang menciutkan harapan masyarakat karena diperkirakan krisis ekonomi yang terjadi sekarang ini akan berlangsung lama dan Indonesia akan sukar jika kembali ke keadaan semula. Hampir semua bank swasta terkena likuidasi dan itu

mengakibatkan banyak pengangguran. Tidak hanya di bank-bank melainkan di perusahaan-perusahaan yang tidak tahan akan goncangan krisis sehingga memaksa mereka gulung tikar. Kita dapat membayangkan jika satu perusahaan bangkrut dan biasanya perusahaan besar maka karyawannya akan banyak pula. Jadi dapat kita hitung jika karyawan dalam perusahaan tersebut 500 orang itu berarti akan ada 500 orang pengangguran. Itu baru satu perusahaan padahal di Jakarta bahkan di seluruh Indonesia perusahaan yang bangkrut tidak hanya satu. Karena itu janganlah heran jika kita melihat di TV orang-orang berdemonstrasi meminta hak mereka. Mereka berteriak-teriak menyerukan permintaan mereka, mereka tidak peduli itu panas atau hujan karena yang paling penting bagi mereka adalah bagaimana mereka menghidupi kehidupan mereka dan juga keluarga mereka.

[1]

Saya

merasa

terharu

melihat

perjuangan

mereka

yang

memperjuangkan hak-hak yang telah dicampakkan begitu saja. Sedangkan orang-orang yang berkuasa sepertinya masa bodoh saja seakan-akan mereka tidak mendengar. Apakah ini yang namanya adil ? dimana keadilan mereka saat ini ? karena itu masalah pengangguran dan cara penanggulangannya menjadi topik atau masalah utama yang akan saya teliti. Tapi untuk saat ini saya mencakup lingkup yang kecil yaitu pengangguran masalah remaja karena tidak hanya orang-orang pintar saja seperti mereka diatas yang mendapat titel pengangguran, tetapi juga sekarang para remaja juga banyak yang menganggur. Entah itu karena keadaan yang memaksa/kemauan mereka sendiri. Bagi saya untuk meneliti hal tersebut dan pemecahannya sangatlah menarik. Karena itu saya mengambil topik PENGANGGURAN REMAJA pada penelitian kali ini.

2. Pemilihan Masalah Sesuai degan tugas yang dibebankan kepada saya, maka saya memilih topik PENGANGGURAN REMAJA pada penelitian saya kali ini. Seperti yang telah saya jelaskan pada latar belakang masalah, saya memilih topik ini karena pengangguran di Indonesia semakin menarik dan relevan untuk diteliti ataupun dibicarakan. Karena seperti masalah pengangguran tidak akan ada habisnya untuk dikupas ataupun dibahas. Di dalam pemilihan ini saya juga mempunyai harapan agar saya mengetahui lebih banyak bahwa masalah atau kondisi sekaligus solusi untuk menanggulangi pengangguran remaja tersebut. Selain itu saya juga ingin menghimbau kepada para pembaca laporan saya ini agar jika dilingkungan anda terdapat pengangguran berikanlah jalan keluar yang terbaik bagi mereka agar mereka dapat hidup lebih baik dan berguna. Itulah alasan saya memilih topik PENGANGGURAN REMAJA sehingga saya berharap kita semua dapat mengambil manfaat ataupun hikmah dalam laporan kali ini.

[2]

3. Rumusan Masalah a) Berapa % remaja menganggur di Dusun Potronanggan ? b) Apa penyebab terjadinya pengangguran ? c) Pada usia berapa umumnya remaja menganggur ? d) Bagaimana tingkat pendidikan generasi muda menganggur di Dusun Potronanggan ? e) Bagaimana status sosial dan ekonomi generasi muda yang menganggur ? f) Apa akibat yang ditimbulkan pengangguran itu? g) Bagaimana upaya untuk menanggulangi remaja menganggur?

4. Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui berapa % remaja Potronanggan. b) Untuk mengetahui apa penyebab terjadinya pengangguran. c) Untuk mengetahui pada usia berapa umumnya remaja menganggur. d) Untuk mengatahui bagaimana tingkat pendidikan generasi muda menganggur di Dusun Potronanggan. e) Untuk mengetahui bagaimana status sosial dan ekonomi generasi muda yang menganggur. f) Untuk mengetahui apa akibat yang ditimbulkan pengangguran itu. g) Untuk mengetahui upaya guna menanggulangi remaja menganggur. h) Untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pelajaran bahasa Indonesia di kelas XI IPA SMAN 1 BANTUL. yang menganggur di Dusun

5. Manfaat Penelitian a) Bagi penulis bermanfaat untuk menambah wawasan dan cakrawala berfikir terutama yang berkaitan dengan mengatasi masalah

pengangguran di kampung Potronanggan. b) Bagi pembaca bermanfaat untuk meningkatkan tingkat kesadaran penyebab dan akibat remaja menganggur.

[3]

c) Bagi remaja dapat mengetahui dan menghindari akibat negatif remaja menganggur. d) Bagi pemerintah setempat menjadi bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dan program mengatasi remaja menganggur.

[4]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Remaja 1.1. Pengertian Remaja Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.

1.2. Ciri-ciri Remaja Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya : Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain : a) Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahanperubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. b) Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. c) Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.

[5]

d) Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. e) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut. f) Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita. g) Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab.

2. Pengangguran2.1. Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya

disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam[6]

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatanmasyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya 2.2. Jenis dan Macam Pengangguran a) Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. b) Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian. c) Pengangguran Siklikal Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

[7]

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan teknik wawancara dan studi pustaka. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dan mendalam tentang aspek yang diperlukan dan berhubungan dengan permasalahan penelitan yaitu remaja pengangguran di Dusun Potronanggan, Kelurahan Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.

2. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi Sampel adalah sebagian anggota populasi merupakan jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diteliti (Sugiyono 1998: 62). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. ((Sugiyono 1998:57) Di dalam melakukan penelitian ini,metode yang dipakai dalam pengambilan sampel adalah metode sampling bertujuan (purpose sampling), yaitu pemilihan responden yang berdasarkan pertimbangan tertentu (Arikunto, 1998:128) Dalam pengambilan samping, penulis mengambil orang kunci (key person) yaitu orang yang menguasai dalam bidang masing-masing dan dianggap dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis. Adapun responden yang dipilih yaitu : Bapak Mardi selaku Kepala Dusun Potronanggan, Kelurahan Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.

3. Teknik Analisa Data Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk

[8]

menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. (Suharsini Arikunto. 1998: 195)

4. Sumber data yang dipergunakan adalah: a) Pustaka b) Internet c) Wawancara

[9]

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

Remaja yang menganggur Menurut Bapak Mardi selaku kepala dusun Potronanggan, jumlah seluruh remaja di kampung potronanggan adalah 21 orang. Dari jumlah tersebut remaja yang menganggur berjumlah 8 orang. Dengan demikian maka remaja yang menganggur di Dusun Potronanggan adalah 38,1%. Mereka tidak memiliki kegiatan yang jelas, dalam keseharian hanya mondar-mandir dan nongkrong di angkringan.

2. Penyebab terjadinya pengangguran Menurut Bapak Mardi, rata-rata remaja yang menganggur orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah sehingga mereka harus meninggalkan sekolah. Hal ini disebabkan karena hampir seluruh orang tua remaja yang menganggur bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan mereka sangat kecil yang hanya dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, itupun masih kurang. Sehingga orang tua tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Kebanyakan remaja di Dusun Potronanggan yang pengangguran tidak mempunyai prestasi yang menonjol. Dengan demikian orang tua beranggapan sia-sia untuk menyekolahkan anaknya apalagi harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

3. Usia Remaja Menganggur Sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Mardi maka usia remaja menganggur di Dusun Potronanggan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1. Data Umur Remaja yang Menganggur

[10]

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Total

Kategori Umur 14 th 15 th 16 th 17 th 18 th 19 th 20 th

Jumlah 0 1 2 1 2 1 1 8

Persentase 0% 12,5% 25% 12,5% 25% 12,5% 12,5% 100%

Dari data tersebut maka dapat dilihat bahwa remaja yang paling rentan menganggur adalah anak yang berumur 16 tahun karena pada usia ini mereka sudah menyelesaikan SLTP dan mereka telah menyelesaikan Wajib Belajar. Biasanya saat lulusan SLTP dan ingin masuk SLTA

terbentur pada masalah ekonomi.Hal yang sama terjadi pada anak yang berumur 18 tahun. Biasanya saat lulus SLTA, mereka tidak dapat melanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena faktor ekonomi. Hal ini sangat disayangkan mengingat usia mereka yang masih produktif. Sumber daya mereka sangat dibutuhkan negara kita di masa yang akan datang sehingga mereka mampu bersaing di era globalisasi . 4. Tingkat Pendidikan Remaja Pengangguran Kebanyakan dari mereka berpendidikan SLTP dan SLTA. Hal ini disebabkan karena latar belakang ekonomi keluarga mereka yang hanyalah pas-pasan sehingga mereka lebih senang diam di rumah. Kebanyakan dari mereka tidak mempunyai keterampilan khusus sehingga tidak ada pekerjaan yang dapat mereka kerjakan selain diam di rumah. Biaya untuk SLTA sangat mahal dan kebanyakan dari orang tua mereka tidak mampu membayar bahkan mereka diperlukan tenaganya untuk membantu orang tua mereka di sawah. Ada juga dari sekian remaja yang menganggur beranggapan bahwa sekolah hanya membuang duit karena

[11]

pada akhirnya mereka tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dan putus sekolah. 5. Status Sosial dan Ekonomi Remaja Pengangguran

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Pak Mardi, kebanyakan orang tua para remaja yang menganggur bekerja sebagai buruh tani. Ratarata penghasilan orang tua dari mereka belum cukup untuk membiayai sekolah hingga selesai. Mereka yang tidak dapat bersekolah akhirnya hanya menjadi pengangguran karena kemampuan mereka yang kurang diasah. Tetapi pengangguran juga dapat disebabkan karena lapangan

pekerjaan yang kurang memadahi. Kondisi ini disebabkan karena semakin banyaknya angka kelahiran yang sulit dicegah.

6.

Akibat yang Ditimbulkan Remaja Pengangguran Kriminalitas dilingkungan sekitar

Remaja yang menganggur biasannya sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk tetap bertahan hidup biasanya mereka melakukan tindakan-tindakan kriminalitas seperti mencuri, memalak, dan mengganggu ketentraman umum. Mereka juga gemar mencorat-coret tembok dan mengotori lingkungan dusun. Pada siang hari mereka lelap tertidur sedangkan pada malam hari mereka memulai aktifitas mereka seperti main gitar sampai larut malam. Akibatnya mereka dapat mengganggu aktifitas warga sekitar.

Mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Mereka para remaja yang menganggur tidak dapat ikut memajukan perekonomian negara. Bahkan mereka dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi negara. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian

menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan

[12]

demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian.Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita citakan.Hal ini terjadi karena pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian.

7. Upaya yang dapat direalisasikan untuk Menanggulangi Remaja Menganggur

Sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak RT membuka lapangan pekerjaan sederhana dapat menanggulangi masalah pengangguran remaja, contoh lapangan pekerjaan sederhana seperti:

1. Membuat kolam lele yang dirawat dan dipanenkan oleh para remaja pengangguran. Uang hasil dari penjualan lele tersebut, dapat digunakan untuk membeli bibit lele. Sehingga ini memotivasi mereka untuk terus memelihara dan merawat kolam lele tersebut.

2. Membuat warung, mereka dapat bersama-sama memodali warung tersebut dan menjaga secara bergantian sehingga semua anggota terlibat. Jika warung mengalami keuntungan maka keuntungan tersebut dapat dibagi adil sesuai dengan jumlah modal yang di sumbangkan.

3. Yang mempunyai lahan dapat menanam pohon pisang. Pohon pisang paling mudah untuk di tanam, paling mudah pemeliharaannya tapi hasilnya paling cepat di petik. Modal tunas dipinjam dari uang kas dusun dan para

[13]

remaja yang menganggur dapat mengelola sekaligus menjualnya. Hasil dari panen pohon pisang dapat digunakan untuk kebutuhan mereka dan sebagian untuk mengangsur dana modal tunas.

4. Membuat industri rumah tangga yang sederhana.Membuat kandang burung/ayam dari bambu dapat dilakukan mengingat modal di kampung Potronanggan sangat murah dan sudah tersedia bahannya. Jika sudah jadi dapat menjadi kegiatan yang sangat positif. Dan tentu saja mereka tidak perlu meminta uang jajan kepada orang tua mereka.

[14]

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan Berdasarkan penjabaran saya pada bagian sebelumnya saya menyimpulkan bahwa pengangguran pada remaja yang berusia 16 tahun dan 18 tahun lebih banyak frekuesinya yaitu 25% dibandingkan dengan usia remaja lainnya. Remaja yang menganggur biasanya orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah sehingga mereka harus meninggalkan sekolah. Kebanyakan dari mereka berpendidikan SLTP dan SLTA. Pengangguran juga dapat disebabkan oleh lapangan kerja yang kurang memadahi. Untuk menanggulanginya mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

2. Saran Sebaiknya para remaja tersebut tidaklah harus menjadi pengangguran, mereka bisa saja menjadi orang yang lebih baik dan berguna bagi masyarakat dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Saya juga menghimbau kepada para orang tua mendorong putra-putrinya untuk melanjutkan sekolah bukannya malah mendorong untuk berhenti sekolah. Karena saya merasa bahwa, pendidikan sangatlah penting bagi masa depan mereka. Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan tentang masalah pengangguran yang ada disekitar masyarakat. Sebaiknya mereka menciptakan lapangan pekerjaan sendiri yang sederhana.

[15]

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Ciptahttp://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/12/03/ciri-ciri-remaja/ (diakses 27 April 2011) http://erabaru.net/kehidupan/54-keluarga/12886-memahami-sifat-pemberontakremaja (diakses 27 April 2011) (diakses 27 April

http://www.canboyz.co.cc/2010/06/pengertian-definisi-remaja.html 2011)

http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/ (diakses 28 April 2011)

[16]