26
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Leukemia Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai “darah putih” pada tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoetik. 18 Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada satu atau banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal akan tertekan pada waktu sel leukemia bertambah banyak sehingga akan menimbulkan gejala klinis. 19 Keganasan hematologik ini adalah akibat dari proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik. 20 Leukemia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal dengan jumlah yang berlebihan, 21 dapat menyebabkan kegagalan sumsum tulang dan sel darah putih sirkulasinya meninggi. 22 2.2. Morfologi dan Fungsi Normal Sel Darah Putih Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh 23 , yaitu berfungsi melawan infeksi dan penyakit lainnya. Batas normal jumlah sel darah putih berkisar dari 4.000 sampai 10.000/mm 3 . 18 Universitas Sumatera Utara

Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Leukemia

Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai “darah putih”

pada tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan

proliferasi sel induk hematopoetik.18

Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada

satu atau banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal akan

tertekan pada waktu sel leukemia bertambah banyak sehingga akan menimbulkan

gejala klinis.19 Keganasan hematologik ini adalah akibat dari proses neoplastik yang

disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoetik

sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum

tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik.20

Leukemia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai

bentuk leukosit yang lain daripada normal dengan jumlah yang berlebihan,21 dapat

menyebabkan kegagalan sumsum tulang dan sel darah putih sirkulasinya meninggi.22

2.2. Morfologi dan Fungsi Normal Sel Darah Putih

Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh23, yaitu

berfungsi melawan infeksi dan penyakit lainnya. Batas normal jumlah sel darah putih

berkisar dari 4.000 sampai 10.000/mm3.18

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentuk intinya, sel darah

putih digolongkan menjadi 2 yaitu : granulosit (leukosit polimorfonuklear) dan

agranulosit (leukosit mononuklear).24

2.2.1. Granulosit

Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula sitoplasma.

Berdasarkan warna granula sitoplasma saat dilakukan pewarnaan terdapat 3 jenis

granulosit yaitu neutrofil, eosinofil, dan basofil.25

a. Neutrofil

Neutrofil adalah garis pertahanan pertama tubuh terhadap invasi oleh

bakteri,26 sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai di jaringan

terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus atau agen

penyebab infeksi lainnya.25

Neutrofil mempunyai inti sel yang berangkai dan kadang-kadang seperti

terpisah- pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus (granula). Granula

neutrofil mempunyai afinitas sedikit terhadap zat warna basa dan memberi

warna biru atau merah muda pucat yang dikelilingi oleh sitoplasma yang

berwarna merah muda26 (gambar 2.3. hapusan sumsum tulang dengan

perbesaran 1000x). 27

Neutrofil merupakan leukosit granular yang paling banyak, mencapai

60% dari jumlah sel darah putih.25 Neutrofil merupakan sel berumur pendek

dengan waktu paruh dalam darah 6-7 jam dan jangka hidup antara 1-4 hari

dalam jaringan ikat, setelah itu neutrofil mati.24

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

b. Eosinofil

Eosinofil merupakan fagositik yang lemah. Jumlahnya akan meningkat

saat terjadi alergi atau penyakit parasit. Eosinofil memiliki granula sitoplasma

yang kasar dan besar.25 Sel granulanya berwarna merah sampai merah jingga18

(gambar 2.4. hapusan sumsum tulang dengan perbesaran 1000x).27

Eosinofil memasuki darah dari sumsum tulang dan beredar hanya 6-10

jam sebelum bermigrasi ke dalam jaringan ikat, tempat eosinofil

menghabiskan sisa 8-12 hari dari jangka hidupnya.26 Dalam darah normal,

eosinofil jauh lebih sedikit dari neutrofil, hanya 2-4% dari jumlah sel darah

putih.24

c. Basofil

Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu kurang

dari 1% dari jumlah sel darah putih. Basofil memiliki sejumlah granula

sitoplasma yang bentuknya tidak beraturan dan berwarna keunguan sampai

hitam25 (gambar 2.5. hapusan sumsum tulang dengan perbesaran 1000x).27

Basofil memiliki fungsi menyerupai sel mast, mengandung histamin

untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan heparin untuk

membantu mencegah pembekuan darah intravaskular.25

2.2.2. Agranulosit

Agranulosit merupakan leukosit tanpa granula sitoplasma. Agranulosit terdiri

dari limfosit dan monosit.25

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

a. Limfosit

Limfosit adalah golongan leukosit kedua terbanyak setelah neutrofil,

berkisar 20-35% dari sel darah putih, memiliki fungsi dalam reaksi imunitas.25

Limfosit memiliki inti yang bulat atau oval yang dikelilingi oleh pinggiran

sitoplasma yang sempit berwarna biru18 (gambar 2.6. hapusan sumsum tulang

dengan perbesaran 1000x).27

Terdapat dua jenis limfosit yaitu limfosit T dan limfosit B. Limfosit T

bergantung timus, berumur panjang, dibentuk dalam timus. Limfosit B tidak

bergantung timus, tersebar dalam folikel-folikel kelenjar getah bening.

Limfosit T bertanggung jawab atas respons kekebalan selular melalui

pembentukan sel yang reaktif antigen sedangkan limfosit B, jika dirangsang

dengan semestinya, berdiferesiansi menjadi sel-sel plasma yang menghasilkan

imunoglobulin, sel-sel ini bertanggung jawab atas respons kekebalan

hormonal.18

b. Monosit

Monosit merupakan leukosit terbesar. Monosit mencapai 3-8% dari sel

darah putih, memiliki waktu paruh 12-100 jam di dalam darah.24 Intinya

terlipat atau berlekuk dan terlihat berlobus, protoplasmanya melebar, warna

biru keabuan yang mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan18,28 (gambar

2.7. hapusan sumsum tulang dengan perbesaran 1000x).27

Monosit memiliki fungsi fagositik dan sangat aktif, membuang sel-sel

cedera dan mati, fragmen-fragmen sel, dan mikroorganisme.24, 25

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

Gambar 2.1. Sel darah putih27 Gambar 2.2. Leukemia27

Granulosit

Gambar 2.3. Neutrofil27 Gambar 2.4. Eosinofil27 Gambar 2.5. Basofil27

Agranulosit

Gambar 2.6. Limfosit27 Gambar 2.7. Monosit27

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

2.3. Patofisiologi

Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh

terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol

sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih

pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel

darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel

darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak

produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel

tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.29

Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi

kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat

meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh

kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali),

delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah

bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan

mulainya proliferasi sel abnormal.18

Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih

mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan

tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan

genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian

normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi

ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat

dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal,

dan otak.30

2.4. Klasifikasi Leukemia

Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel

dan tipe sel asal yaitu :31

2.4.1. Leukemia Akut

Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat

terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang

disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain.32 Leukemia akut memiliki perjalanan

klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6

bulan.33

a. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

LLA merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi

dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan

organomegali (pembesaran alat-alat dalam) dan kegagalan organ.19

LLA lebih sering ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur

dewasa (18%).21 Insiden LLA akan mencapai puncaknya pada umur 3-7

tahun. Tanpa pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah

terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum tulang19

(gambar 2.8. hapusan sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa perbesaran

1000x).27

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

Gambar 2.8. Leukemia Limfositik Akut

b. Leukemia Mielositik Akut (LMA)

LMA merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang

akan berdiferensiasi ke semua sel mieloid. LMA merupakan leukemia

nonlimfositik yang paling sering terjadi.31

LMA atau Leukemia Nonlimfositik Akut (LNLA) lebih sering

ditemukan pada orang dewasa (85%) dibandingkan anak-anak (15%).20

Permulaannya mendadak dan progresif dalam masa 1 sampai 3 bulan dengan

durasi gejala yang singkat. Jika tidak diobati, LNLA fatal dalam 3 sampai 6

bulan.18(gambar 2.8. hapusan sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa

perbesaran 1000x).27

Gambar 2.9. Leukemia Mielositik Akut

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

2.4.1. Leukemia Kronik

Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi

neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan

hematologi.22

a. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T).

Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang

berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang.34(gambar 2.8. a dan

b. hapusan sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa perbesaran 1000x).27

LLK cenderung dikenal sebagai kelainan ringan yang menyerang

individu yang berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk

laki-laki.35

a b Gambar 2.10. Leukemia Limfositik Kronik

b. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK)

LGK/LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan

produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang.34

LGK/LMK mencakup 20% leukemia dan paling sering dijumpai pada orang

dewasa usia pertengahan (40-50 tahun). Abnormalitas genetik yang

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

dinamakan kromosom philadelphia ditemukan pada 90-95% penderita

LGK/LMK.36(gambar 2.8. hapusan sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa

a. perbesaran 200x, b. perbesaran 1000x).27

Sebagian besar penderita LGK/LMK akan meninggal setelah memasuki

fase akhir yang disebut fase krisis blastik yaitu produksi berlebihan sel muda

leukosit, biasanya berupa mieloblas/promielosit, disertai produksi neutrofil,

trombosit dan sel darah merah yang amat kurang.21

a b Gambar 2.11. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik

2.5. Epidemiologi

2.5.1. Distribusi Frekuensi Leukemia

a. Berdasarkan Orang

a.1. Umur

Berdasarkan data The Leukemia and Lymphoma Society (2009) di

Amerika Serikat, leukemia menyerang semua umur. Pada tahun 2008,

penderita leukemia 44.270 orang dewasa dan 4.220 pada anak-anak. Biasanya

jenis leukemia yang menyerang orang dewasa yaitu LMA dan LLK sedangkan

LLA paling sering dijumpai pada anak-anak.12

Menurut penelitian Kartiningsih L.dkk (2001), melaporkan bahwa di

RSUD Dr. Soetomo LLA menduduki peringkat pertama kanker pada anak

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

selama tahun 1991-2000. Ada 524 kasus atau 50% dari seluruh keganasan

pada anak yang tercatat di RSUD Dr. Soetomo, 430 anak (82%) adalah LLA,

50 anak (10%) menderita nonlimfoblastik leukemia, dan 42 kasus merupakan

leukemia mielositik kronik.19

Penelitian Simamora di RSUP H. Adam Malik Medan tahun2004-2007

menunjukkan bahwa leukemia lebih banyak diderita oleh anak-anak usia <15

tahun khususnya LLA yaitu 87%. Pada usia 15-20 tahun 7,4%, usia 20-60

tahun 20,4%, dan pada usia >60 tahun 1,8%.17

a.2. Jenis Kelamin

Insiden rate untuk seluruh jenis leukemia lebih tinggi pada laki-laki

dibanding perempuan. Pada tahun 2009, diperkirakan lebih dari 57% kasus

baru leukemia pada laki-laki.10 Berdasarkan laporan dari Surveillance

Epidemiology And End Result (SEER) di Amerika tahun 2009, kejadian

leukemia lebih besar pada laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan

57,22%:42,77%.38

Menurut penelitian Simamora (2009) di RSUP H. Adam Malik Medan,

proporsi penderita leukemia berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada laki-

laki dibandingkan dengan perempuan (58%:42%).17

a.3. Ras

IR di negara barat adalah 4 per 100.000 anak-anak di bawah usia 15

tahun. Angka kejadian terendah terdapat di Afrika (1,18-1,61/100.000) dan

tertinggi di antara anak-anak Hispanik (Costa Rica 5,94/100.000 dan Los

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

Angeles 5,02/100.000). IR ini lebih umum pada ras kulit putih (42,1 per

100.000 per tahun) daripada ras kulit berwarna (24,3 per 100.000 per tahun).19

Berdasarkan data The Leukemia and Lymphoma Society (2009),

leukemia merupakan salah satu dari 15 penyakit kanker yang sering terjadi

dalam semua ras atau etnis. Insiden leukemia paling tinggi terjadi pada ras

kulit putih (12,8 per 100.000) dan paling rendah pada suku Indian

Amerika/penduduk asli Alaska (7,0 per 100.000).10

b. Berdasarkan Tempat dan Waktu

Menurut U.S. Cancer Statistics (2005) terdapat 32.616 kasus leukemia

di Amerika Serikat, 18.059 kasus diantaranya pada laki-laki (55,37%) dan

14.557 kasus lainnya pada perempuan (44,63%). Pada tahun yang sama

21.716 orang meninggal karena leukemia (CFR 66,58%).39

Berdasarkan laporan kasus dari F. Tumiwa dan AMC. Kaparang (2008)

menyebutkan bahwa IR tertinggi LMK terdapat di Swiss dan Amerika (2 per

100.000) sedangkan IR terendah berada di Swedia dan Cina (0,7 per

100.000).40

LMK merupakan leukemia kronis yang paling sering dijumpai di

Indonesia yaitu 25-20% dari leukemia. IR LMK di negara barat adalah 1-1,4

per 100.000 per tahun.31

Berdasarkan data dari International Pharmaceutical Manufacturers

Group (IPMG) penderita leukemia pada anak-anak di RSK Dharmais terus

bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2007 terdapat 6 kasus leukemia pada

anak dan pada tahun 2008 bertambah menjadi 16 kasus.15

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

Di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2004 terdapat 30 penderita

(18,52%), tahun 2005 terdapat 39 penderita (24,07%), tahun 2006 terdapat 35

penderita (21,61%) dan pada tahun 2007 terdapat 58 penderita (35,8%).17

2.5.2. Determinan Penyakit Leukemia

Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut

hasil penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko

timbulnya penyakit leukemia.

a. Host

a.1. Umur, jenis kelamin, ras

Insiden leukemia secara keseluruhan bervariasi menurut umur. LLA

merupakan leukemia paling sering ditemukan pada anak-anak, dengan puncak

insiden antara usia 2-4 tahun, LMA terdapat pada umur 15-39 tahun,

sedangkan LMK banyak ditemukan antara umur 30-50 tahun. LLK

merupakan kelainan pada orang tua (umur rata-rata 60 tahun).36 Insiden

leukemia lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita. Tingkat insiden

yang lebih tinggi terlihat di antara Kaukasia (kulit putih) dibandingkan dengan

kelompok kulit hitam.10

Leukemia menyumbang sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang

9 dari setiap 100.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun. Orang dewasa 10

kali kemungkinan terserang leukemia daripada anak-anak. Leukemia terjadi

paling sering pada orang tua. Ketika leukemia terjadi pada anak-anak, hal itu

terjadi paling sering sebelum usia 4 tahun.41

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

Penelitian Lee at all (2009) dengan desain kohort di The Los Angeles

County-University of Southern California (LAC+USC) Medical Centre

melaporkan bahwa penderita leukemia menurut etnis terbanyak yaitu hispanik

(60,9%) yang mencerminkan keseluruhan populasi yang dilayani oleh LCA +

USA Medical Center. Dari pasien non-hispanik yang umum berikutnya yaitu

Asia (23,0%), Amerika Afrika (11,5%), dan Kaukasia (4,6%).42

a.2. Faktor Genetik

Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20

kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat

menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia akut juga meningkat pada

penderita dengan kelainan kongenital misalnya agranulositosis kongenital,

sindrom Ellis Van Creveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi,

sindrom Wiskott Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D.31

Pada sebagian penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat

dalam keluarga. Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara

kandung penderita naik 2-4 kali.19 Selain itu, leukemia juga dapat terjadi pada

kembar identik.9

Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case

control menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga positif

leukemia berisiko untuk menderita LLA (OR=3,75 ; CI=1,32-10,99) artinya

orang yang menderita leukemia kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat

keluarga positif leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menderita

leukemia.10

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

b. Agent

b.1. Virus

Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada

binatang. Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai

salah satu penyebab leukemia yaitu enzyme reserve transcriptase ditemukan

dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui enzim ini ditemukan di

dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang

menyebabkan leukemia pada binatang.31

Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi

terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus jenis

cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel pasien

dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T yang umum pada propinsi

tertentu di Jepang dan sporadis di tempat lain, khususnya di antara Negro

Karibia dan Amerika Serikat.9

b.2. Sinar Radioaktif 21

Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat

menyebabkan leukemia. Angka kejadian LMA dan LGK jelas sekali

meningkat setelah sinar radioaktif digunakan. Sebelum proteksi terhadap sinar

radioaktif rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai risiko menderita

leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja di bagian

tersebut. Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom

atom tahun 1945 mempunyai insidensi LMA dan LGK sampai 20 kali lebih

banyak. Leukemia timbul terbanyak 5 sampai 7 tahun setelah ledakan tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

terjadi. Begitu juga dengan penderita ankylosing spondylitis yang diobati

dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai insidens 14 kali lebih banyak.

b.3. Zat Kimia

Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol,

fenilbutazon) diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.18 Sebagian

besar obat-obatan dapat menjadi penyebab leukemia (misalnya Benzene),

pada orang dewasa menjadi leukemia nonlimfoblastik akut.19

Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control

menunjukkan bahwa orang yang terpapar benzene dapat meningkatkan risiko

terkena leukemia terutama LMA (OR=2,26 dan CI=1,17-4,37) artinya orang

yang menderita leukemia kemungkinan 2,26 kali terpapar benzene

dibandingkan dengan yang tidak menderita leukemia.10

b.4. Merokok

Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya

leukemia. Rokok mengandung leukemogen yang potensial untuk menderita

leukemia terutama LMA.19

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan

risiko LMA. Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control

memperlihatkan bahwa merokok lebih dari 10 tahun meningkatkan risiko

kejadian LMA (OR=3,81; CI=1,37-10,48) artinya orang yang menderita LMA

kemungkinan 3,81 kali merokok lebih dari 10 tahun dibanding dengan orang

yang tidak menderita LMA. Penelitian di Los Angles (2002), menunjukkan

adanya hubungan antara LMA dengan kebiasaan merokok. Penelitian lain di

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

Canada oleh Kasim menyebutkan bahwa perokok berat dapat meningkatkan

risiko LMA. Faktor risiko terjadinya leukemia pada orang yang merokok

tergantung pada frekuensi, banyaknya, dan lamanya merokok.10

c. Lingkungan (pekerjaan)10

Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan

pekerjaan dengan kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan

di Jepang, sebagian besar kasus berasal dari rumah tangga dan kelompok

petani. Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control meneliti

hubungan ini, pasien termasuk mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, petani

dan pekerja di bidang lain. Di antara pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa,

19% adalah ibu rumah tangga, dan 17% adalah petani. Berdasarkan hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang bekerja di pertanian atau

peternakan mempunyai risiko tinggi leukemia (OR = 2,35, CI = 1,0-5,19),

artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,35 kali bekerja di

pertanian atau peternakan dibanding orang yang tidak menderita leukemia.

2.6. Gejala Klinis

Gejala klinis dari leukemia pada umumnya adalah anemia, trombositopenia,

neutropenia, infeksi, kelainan organ yang terkena infiltrasi, hipermetabolisme.42

2.6.1. Leukemia Limfositik Akut

Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan kegagalan

sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah, letargi,

pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu juga ditemukan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

anoreksi, nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme.21 Nyeri tulang bisa dijumpai

terutama pada sternum, tibia dan femur.34

2.6.2. Leukemia Mielositik Akut21

Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang disebabkan

oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. perdarahan biasanya terjadi dalam bentuk

purpura atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat tinggi (lebih dari

100 ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran, sesak napas, nyeri dada dan

priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan metabolisme yaitu hiperurisemia

dan hipoglikemia.

2.6.3. Leukemia Limfositik Kronik21

Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK yang

mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat

badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan penurunan

kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi semakin

parah sejalan dengan perjalanan penyakitnya.

2.6.4. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik21

LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase krisis blas.

Pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat kenyang akibat desakan

limpa dan lambung. Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit berlangsung

lama. Pada fase akselerasi ditemukan keluhan anemia yang bertambah berat, petekie,

ekimosis dan demam yang disertai infeksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

2.7. Pencegahan

2.7.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan

kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi.43

a. Pengendalian Terhadap Pemaparan Sinar Radioaktif44

Pencegahan ini ditujukan kepada petugas radiologi dan pasien yang

penatalaksanaan medisnya menggunakan radiasi. Untuk petugas radiologi

dapat dilakukan dengan menggunakan baju khusus anti radiasi, mengurangi

paparan terhadap radiasi, dan pergantian atau rotasi kerja. Untuk pasien dapat

dilakukan dengan memberikan pelayanan diagnostik radiologi serendah

mungkin sesuai kebutuhan klinis.

b. Pengendalian Terhadap Pemaparan Lingkungan Kimia44

Pencegahan ini dilakukan pada pekerja yang sering terpapar dengan

benzene dan zat aditif serta senyawa lainnya. Dapat dilakukan dengan

memberikan pengetahuan atau informasi mengenai bahan-bahan karsinogen

agar pekerja dapat bekerja dengan hati-hati. Hindari paparan langsung

terhadap zat-zat kimia tersebut.

c. Mengurangi frekuensi merokok

Pencegahan ini ditujukan kepada kelompok perokok berat agar dapat

berhenti atau mengurangi merokok. Satu dari empat kasus LMA disebabkan

oleh merokok.45 Dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang

bahaya merokok yang bisa menyebabkan kanker termasuk leukemia (LMA).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

d. Pemeriksaan Kesehatan Pranikah46

Pencegahan ini lebih ditujukan pada pasangan yang akan menikah.

Pemeriksaan ini memastikan status kesehatan masing-masing calon mempelai.

Apabila masing-masing pasangan atau salah satu dari pasangan tersebut

mempunyai riwayat keluarga yang menderita sindrom Down atau kelainan

gen lainnya, dianjurkan untuk konsultasi dengan ahli hematologi. Jadi

pasangan tersebut dapat memutuskan untuk tetap menikah atau tidak.

2.7.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghentikan perkembangan penyakit

atau cedera menuju suatu perkembangan ke arah kerusakan atau ketidakmampuan.43

Dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan pengobatan yang

cepat dan tepat.47

a. Diagnosis dini

a.1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik untuk jenis LLA yaitu ditemukan splenomegali

(86%), hepatomegali, limfadenopati, nyeri tekan tulang dada, ekimosis, dan

perdarahan retina. Pada penderita LMA ditemukan hipertrofi gusi yang mudah

berdarah. Kadang-kadang ada gangguan penglihatan yang disebabkan adanya

perdarahan fundus oculi. Pada penderita leukemia jenis LLK ditemukan

hepatosplenomegali dan limfadenopati. Anemia, gejala-gejala

hipermetabolisme (penurunan berat badan, berkeringat) menunjukkan

penyakitnya sudah berlanjut. Pada LGK/LMK hampir selalu ditemukan

splenomegali, yaitu pada 90% kasus. Selain itu Juga didapatkan nyeri tekan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

pada tulang dada dan hepatomegali. Kadang-kadang terdapat purpura,

perdarahan retina, panas, pembesaran kelenjar getah bening dan kadang-

kadang priapismus.31, 41

a.2. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi

dan pemeriksaan sumsum tulang.

a.2.1. Pemeriksaan darah tepi

Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan

kadang-kadang leukopenia (25%).48 Pada penderita LMA ditemukan

penurunan eritrosit dan trombosit.31 Pada penderita LLK ditemukan

limfositosis lebih dari 50.000/mm3,48 sedangkan pada penderita LGK/LMK

ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3. 18

a.2.2. Pemeriksaan sumsum tulang

Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut

ditemukan keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti sel

leukemia (blast), terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang

matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast minimal 30% dari sel

berinti dalam sumsum tulang.20 Pada penderita LLK ditemukan adanya

infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari 40% dari total sel yang

berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh peningkatan limfosit

B.47 Sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan keadaan hiperselular

dengan peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas granulopoeisis. Jumlah

granulosit lebih dari 30.000/mm3.16

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

b. Penatalaksanaan Medis

b.1. Kemoterapi

b.1.1. Kemoterapi pada penderita LLA

Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua

fase yang digunakan untuk semua orang.

a. Tahap 1 (terapi induksi)

Tujuan dari tahap pertama pengobatan adalah untuk membunuh

sebagian besar sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang.29

Terapi induksi kemoterapi biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit

yang panjang karena obat menghancurkan banyak sel darah normal dalam

proses membunuh sel leukemia.9 Pada tahap ini dengan memberikan

kemoterapi kombinasi yaitu daunorubisin, vincristin, prednison dan

asparaginase.19

b. Tahap 2 (terapi konsolidasi/ intensifikasi)

Setelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi intensifikasi

yang bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah

relaps dan juga timbulnya sel yang resisten terhadap obat. Terapi ini

dilakukan setelah 6 bulan kemudian.21

c. Tahap 3 ( profilaksis SSP)

Profilaksis SSP diberikan untuk mencegah kekambuhan pada SSP.

Perawatan yang digunakan dalam tahap ini sering diberikan pada dosis

yang lebih rendah.29 Pada tahap ini menggunakan obat kemoterapi yang

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

berbeda, kadang-kadang dikombinasikan dengan terapi radiasi, untuk

mencegah leukemia memasuki otak dan sistem saraf pusat.9

d. Tahap 4 (pemeliharaan jangka panjang)

Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi.

Tahap ini biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun.29

Angka harapan hidup yang membaik dengan pengobatan sangat

dramatis. Tidak hanya 95% anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi 60%

menjadi sembuh. Sekitar 80% orang dewasa mencapai remisi lengkap dan

sepertiganya mengalami harapan hidup jangka panjang, yang dicapai

dengan kemoterapi agresif yang diarahkan pada sumsum tulang dan SSP.18

b.2.1. Kemoterapi pada penderita LMA21

a. Fase induksi

Fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif, bertujuan untuk

mengeradikasi sel-sel leukemia secara maksimal sehingga tercapai remisi

komplit. Walaupun remisi komplit telah tercapai, masih tersisa sel-sel

leukemia di dalam tubuh penderita tetapi tidak dapat dideteksi. Bila

dibiarkan, sel-sel ini berpotensi menyebabkan kekambuhan di masa yang

akan datang.

b. Fase konsolidasi

Fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi.

Kemoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus kemoterapi

dan menggunakan obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih besar

dari dosis yang digunakan pada fase induksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

Dengan pengobatan modern, angka remisi 50-75%, tetapi angka rata-

rata hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya

10%.18

b.3.1. Kemoterapi pada penderita LLK

Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena menetukan strategi

terapi dan prognosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah

klasifikasi Rai:20

a. Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sumsum tulang

b. Stadium I : limfositosis dan limfadenopati.

c. Stadium II : limfositosis dan splenomegali/ hepatomegali.

d. Stadium III : limfositosis dan anemia (Hb < 11 gr/dl).

e. Stadium IV : limfositosis dan trombositopenia <100.000/mm3

dengan/tanpa gejala pembesaran hati, limpa, kelenjar.21

Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan terapi

bersifat konvensional, terutama untuk mengendalikan gejala.20 Pengobatan

tidak diberikan kepada penderita tanpa gejala karena tidak memperpanjang

hidup. Pada stadium I atau II, pengamatan atau kemoterapi adalah

pengobatan biasa. Pada stadium III atau IV diberikan kemoterapi intensif.9

Angka ketahanan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25%

pasien dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan sradium 0 atau 1

dapat bertahan hidup rata-rata 10 tahun. Sedangkan pada pasien dengan

stadium III atau IV rata-rata dapat bertahan hidup kurang dari 2 tahun.32

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

b.4.1. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK

a. Fase Kronik

Busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yag mampu

menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama. Regimen

dengan bermacam obat yang intensif merupakan terapi pilihan fase kronis

LMK yang tidak diarahkan pada tindakan transplantasi sumsum tulang.35

b. Fase Akselerasi,

Sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons sangat rendah.

b.2. Radioterapi

Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-

sel leukemia. Sinar berenergi tinggi ini ditujukan terhadap limpa atau bagian

lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel leukemia. Energi ini bisa menjadi

gelombang atau partikel seperti proton, elektron, x-ray dan sinar gamma.

Pengobatan dengan cara ini dapat diberikan jika terdapat keluhan pendesakan

karena pembengkakan kelenjar getah bening setempat.21

b.3. Transplantasi Sumsum Tulang

Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum

tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang

rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain

itu, transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah

yang rusak karena kanker.49 Pada penderita LMK, hasil terbaik (70-80%

angka keberhasilan) dicapai jika menjalani transplantasi dalam waktu 1 tahun

setelah terdiagnosis dengan donor Human Lymphocytic Antigen (HLA) yang

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Mengapa Laki2 lebih sering, Leukemia-Lengkap

sesuai.33 Pada penderita LMA transplantasi bisa dilakukan pada penderita

yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan dan pada penderita usia

muda yang pada awalnya memberikan respon terhadap pengobatan.30

b.4. Terapi Suportif

Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yag ditimbulkan

penyakit leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah

untuk penderita leukemia dengan keluhan anemia, transfusi trombosit untuk

mengatasi perdarahan dan antibiotik untuk mengatasi infeksi.36

2.7.3. Pencegahan Tertier

Pencegahan tertier ditujukan untuk membatasi atau menghalangi

perkembangan kemampuan, kondisi, atau gangguan sehingga tidak berkembang ke

tahap lanjut yang membutuhkan perawatan intensif.43 Untuk penderita leukemia

dilakukan perawatan atau penanganan oleh tenaga medis yang ahli di rumah sakit.

Salah satu perawatan yang diberikan yaitu perawatan paliatif dengan tujuan

mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas penyakit.

Selain itu perbaikan di bidang psikologi, sosial dan spiritual. Dukungan moral dari

orang-orang terdekat juga diperlukan.41

Universitas Sumatera Utara