12
Mengobral Modal Dasar? PRODUKSI DAN EKSPOR BATU BARA INDONESIA Oleh: Article 33 Indonesia REKOMENDASI Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian perlu menerapkan mekanisme transparansi dan rekonsiliasi data produksi dan penjualan batu bara antara kementerian/ lembaga serta organisasi perangkat daerah terkait; Kementerian Perdagangan khususnya Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri perlu memprakarsai upaya verifikasi secara bilateral maupun multilateral antara pencatatan ekspor batu bara Indonesia dengan pencatatan impor di negara tujuan; Kementerian ESDM perlu memperketat tertib pelaporan dan kepatuhan terhadap pembatasan produksi dan ekspor pada setiap badan usaha pertambangan; Bappenas dengan masukan DEN & KLHK perlu menyusun kebijakan pengurasan batu bara yang mempertimbangkan keamanan pasokan dalam negeri, target penurunan emisi gas rumah kaca, serta daya dukung dan daya tampung lingkungan daerah tambang Pertumbuhan produksi dan peredaran batu bara global didorong meningkatnya permintaan pasar pembangkit listrik lepas pantai, terutama dari Tiongkok dan India. Pertambangan batu bara di Indonesia pun melejit dalam dua dasawarsa terakhir. Produksi batu bara Indonesia meningkat pesat setiap tahun lalu relatif stabil sekitar 2013-2016. Peningkatan produksi 12% membuat Indonesia menyandang gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli, 2010). Pada 2011, ekspor batu bara Indonesia melampaui Australia sehingga menempati peringkat pertama. Volume ekspor 2015 yang pada 12 tahun sebelumnya diperkirakan hanya akan berkisar di bawah 100 juta ton (EIA, 2003) ternyata melonjak empat kali lipat. Ekspor batu bara Indonesia menempati peringkat 1-2 dunia, sedangkan peringkat produksi hanya 4-6. Sementara cadangan semakin menipis, hanya kurang dari 20 persen yang dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri. Tanpa pengendalian produksi dan ekspor yang tepat, industri batu bara Indonesia hanya akan terombang- ambing oleh permainan harga pasaran dunia. Ditulis oleh Kanti dan Umi Purnamasari, berdasarkan riset Rantai Nilai Perdagangan Batu Bara Article 33 Indonesia, 2017 Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan Pelayanan Dasar CATATAN KEBIJAKAN No. 18, November 2017

Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

Mengobral Modal Dasar?

PRODUKSI DAN EKSPOR BATU BARA INDONESIA

Oleh: Article 33 Indonesia

REKOMENDASI

• Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian perlu menerapkan mekanisme transparansi dan rekonsiliasi data produksi dan penjualan batu bara antara kementerian/ lembaga serta organisasi perangkat daerah terkait;

• Kementerian Perdagangan khususnya Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri perlu memprakarsai upaya verifikasi secara bilateral maupun multilateral antara pencatatan ekspor batu bara Indonesia dengan pencatatan impor di negara tujuan;

• Kementerian ESDM perlu memperketat tertib pelaporan dan kepatuhan terhadap pembatasan produksi dan ekspor pada setiap badan usaha pertambangan;

• Bappenas dengan masukan DEN & KLHK perlu menyusun kebijakan pengurasan batu bara yang mempertimbangkan keamanan pasokan dalam negeri, target penurunan emisi gas rumah kaca, serta daya dukung dan daya tampung lingkungan daerah tambang

Pertumbuhan produksi dan peredaran batu bara global

didorong meningkatnya permintaan pasar pembangkit

listrik lepas pantai, terutama dari Tiongkok dan India.

Pertambangan batu bara di Indonesia pun melejit dalam dua

dasawarsa terakhir. Produksi batu bara Indonesia meningkat

pesat setiap tahun lalu relatif stabil sekitar 2013-2016.

Peningkatan produksi 12% membuat Indonesia menyandang

gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005

(Lucarelli, 2010). Pada 2011, ekspor batu bara Indonesia

melampaui Australia sehingga menempati peringkat pertama.

Volume ekspor 2015 yang pada 12 tahun sebelumnya

diperkirakan hanya akan berkisar di bawah 100 juta ton (EIA,

2003) ternyata melonjak empat kali lipat.

Ekspor batu bara Indonesia menempati peringkat 1-2

dunia, sedangkan peringkat produksi hanya 4-6.

Sementara cadangan semakin menipis, hanya kurang dari 20

persen yang dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri.

Tanpa pengendalian produksi dan ekspor yang tepat,

industri batu bara Indonesia hanya akan terombang-

ambing oleh permainan harga pasaran dunia.

Ditulis oleh Kanti dan Umi Purnamasari, berdasarkan riset Rantai Nilai Perdagangan Batu Bara Article 33 Indonesia, 2017

Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan Pelayanan Dasar

CATATANKEBIJAKAN

No. 18, November 2017

Page 2: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

Catatan Kebijakan No. 18, 2017

0,0

25.000,0

50.000,0

75.000,0

100.000,0

125.000,0

150.000,0

Berat bersih (000 ton)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

0,01.000,02.000,03.000,04.000,05.000,06.000,07.000,08.000,0

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: BPS, diolah dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB)

Gambar 1. Volume & Nilai Free on Board Ekspor Batu Bara

Menurut Negara Tujuan Utama, 2002-2015

Berdasarkan letak geografis, pasar batu bara terbagi menjadi pasar Atlantik dan pasar Pasifik.

Sebagai eksportir pasar Pasifik, Indonesia bersaing dengan Australia dan Tiongkok.

Importir utama pasar Pasifik adalah Jepang, Korea, Taiwan, Tiongkok, India, Hongkong

(Bowden, 2012; Clark, 2006; Ekawan, Duchêne, & Goetz, 2006a; Ekawan et al., 2006b).

Harga di pasar Atlantik umumnya lebih cair mengikuti indeks, sementara di pasar

Pasifik setiap negara punya kebijakan masing-masing. Ada yang menggunakan harga

tetap (India), ada yang memasang harga acuan sendiri dengan mengandalkan kontrak jangka

panjang (Jepang), ada yang melakukan negosiasi setiap tahun dengan menyelenggarakan

tender dari masing-masing area (Korea, Taiwan). Namun, seiring dengan perkembangan

pasar dunia, kebanyakan kebijakan negara mulai berubah mengikuti harga indeks.

Jika harga di pasar Pasifik meningkat, produsen Atlantik mampu bersaing untuk menjual ke

konsumen Pasifik.

2

Nilai FoB (000 000 US$)

Page 3: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

Dari proyeksi gambar 1, rata-rata permintaan negara Asia Timur (Jepang, Hongkong, Taiwan)

stabil, sedangkan permintaan dari negara ASEAN (Malaysia, Filipina, Thailand) diperkirakan

terus meningkat perlahan tapi pasti. Kebijakan Jepang untuk memotong emisi gas rumah kaca

akan menurunkan permintaan bahan bakar fosil, namun bencana Fukushima 2011 membuat

batu bara masih menjadi pilihan terbaik pengganti nuklir. Pasar Thailand selain untuk

konsumsi pembangkit listrik, batu bara dijual secara eceran ke industri. Vietnam membuka diri

dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, hanya saja infrastruktur pelabuhan belum

memungkinkan kapal besar untuk bersandar. India berusaha meningkatkan produksi domestik

800 juta ton, namun pasokan pesisir tetap impor karena lebih ekonomis.

Selama kurun 2001-2003 Tiongkok sempat menjadi saingan ekspor, tetapi berhubung

konsumsi pesisir cukup besar, impor batu bara dari Indonesia dianggap lebih menguntungkan.

Dapat dilihat pada gambar 1, tercatat lonjakan impor batu bara Tiongkok sangat luar biasa.

Pada 2010, Tiongkok menyuntikkan 1.3 triliun dolar untuk bursa saham di logistik

pertambangan. Namun, pada 2012 turun drastis secara bertahap, berdampak pada turunnya

harga batu bara dunia rata-rata 15% per tahun sejak 2012 dan mencapai dasarnya pada 2015.

Pengaruh Tiongkok sangat besar menyetir harga ekspor batu bara. Bila harga pasar

global mahal, pemerintah menghentikan impor sehingga harga pasar global terkoreksi kembali

menurun. Bila pengadaan dalam negeri menjadi mahal, pemerintah melonggarkan jam kerja

produksi dan membuka keran impor sehingga harga pasar global pun melonjak kembali,

sebagaimana terjadi di pertengahan 2016. Dengan demikian, Tiongkok masih jadi kartu liar

dan memiliki pengaruh komersial terbesar bagi perdagangan batu bara laut.

3

Sumber: Carbon Brief, 2016

Gambar 2. Alur Ekspor-Impor Batu Bara Dunia

Page 4: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

100000

JAWA SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA

Terkira Terbukti

0

20000

40000

60000

80000

100000

JAWA SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA

Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur

Catatan Kebijakan No. 18, 2017

Gambar 3. Neraca Sumber Daya dan Cadangan Batu Bara Indonesia

Sumber: Badan Geologi Kementerian ESDM, 2017

Sebagai salah satu negara pengekspor terbesar dunia, mengapa Indonesia tidak dapat

mengendalikan harga pasar melalui pengendalian produksi dan ekspor?

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pasal 5

ayat (1) mengamanatkan bahwa untuk kepentingan nasional, pemerintah setelah berkonsultasi

dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dapat menetapkan kebijakan

pengutamaan mineral dan/atau batu bara untuk kepentingan dalam negeri. Kepentingan

nasional tersebut dapat dilakukan dengan pengendalian produksi dan ekspor. Dalam

pelaksanaannya Pemerintah berwenang untuk menetapkan jumlah produksi tiap-tiap

komoditas per tahun setiap provinsi. Pemerintah daerah wajib mematuhi ketentuan jumlah

yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Pengendalian produksi dan ekspor batu bara diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 23 Tahun 2010, yakni Menteri melakukan pengendalian produksi (pasal 89) dan

penjualan (pasal 92) mineral dan batu bara yang dilakukan oleh pemegang IUP Operasi

Produksi mineral atau batu bara dan IUPK Operasi Produksi mineral atau batu bara.

Pengendalian produksi mineral dan batu bara dilakukan untuk:

a. memenuhi ketentuan aspek lingkungan;

b. melakukan konservasi sumber daya mineral dan batu bara;

c. mengendalikan harga mineral dan batu bara.

Pengendalian penjualan mineral atau batu bara dilakukan untuk:

a. memenuhi pasokan kebutuhan mineral dan batu bara dalam negeri; dan

b. stabilitas harga mineral dan batu bara.

4

(juta ton)

Page 5: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

Pemerintah memperkirakan batu bara Indonesia dapat memenuhi kebutuhan sampai 70 tahun

lagi, namun tanpa eksplorasi baru atau terobosan teknologi, jumlah yang dapat ditambang

dengan kapasitas produksi saat ini hanya cukup untuk kurang dari 30 tahun lagi.

Volume ekspor pertambangan kurun 2011-2015 cukup signifikan berkisar antara 24%-35%

dari total ekspor nasional. Nilai ekspor batu bara mencapai 10%-13% dari total nilai ekspor

nasional. Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai Free on Board yang tercatat di Kementerian

Perdagangan maupun BPS bergerak mengikuti fluktuasi HBA, namun pada dasarnya tidak ada

pengendalian volume ekspor demi mengatasi perubahan harga; naik turun volume ekspor tetap

bergerak sesuai permintaan pasar.

Meskipun ada kecenderungan permintaan ekspor menurun, produksi batu bara secara

menyeluruh dianggap tidak terpengaruh oleh tekanan penurunan harga batu bara internasional

karena kebutuhan dalam negeri dijanjikan akan terus meningkat.

Sekitar 80% pasokan dalam negeri batu bara diserap oleh sektor kelistrikan. Kebijakan dan

target pemerintah melalui program elektrifikasi dari 10.000 MW tahap I dan II kemudian

35.000 MW yang sebagian besar merupakan PLTU batu bara diharapkan menjadi penyelamat

usaha pertambangan batu bara ke depannya. Namun, mempertimbangkan melambatnya

ekonomi Indonesia dengan pertumbuhan konsumsi energi per kapita sekitar 5% compound

annual growth rate (CAGR) dari 7,5% yang diharapkan, diragukan bahwa konsumsi elektrisitas

akan meningkat sebesar kapasitas yang direncanakan. Sehingga kebutuhan batu bara dalam

negeri tidak dapat menjadi jaminan untuk menyerap produksi saat ini.

Gambar 4. Data transaksi FoB ekspor batu bara Indonesia

Sumber: Kementerian Perdagangan dan Badan Pusat Statistik

5

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Daglu FoB (Miliar USD) BPS FoB (Miliar USD)

0

20

40

60

80

100

120

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

HBA

Page 6: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

0,0

100,0

200,0

300,0

400,0

500,0

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Data Produksi dan Ekspor Batu Bara Indonesia

EIA penjualan WCI produksi . . . . . . . . . . . ESDM produksi . . . . . . . . Bappenas produksi BPS produksi

0,0

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

300,0

350,0

400,0

450,0

500,0

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

EIA ekspor . WCI ekspor . IHS Markit ekspor ESDM ekspor . Daglu ekspor . Bappenas ekspor . BPS ekspor .

EIA produksi

Catatan Kebijakan No. 18, 2017

Dengan membandingkan data yang dipegang kementerian dan lembaga dengan data

internasional, diduga tidak sedikit terjadi perdagangan ilegal yang menyebabkan besarnya

pengeluaran devisa untuk impor yang tidak tercatat dan besarnya potensi perolehan devisa

ekspor yang hilang. Nilai ekspor 16 komoditas SDA selama 5 tahun (2010-2014) pada catatan

impor negara tujuan rata-rata per tahun lebih besar US$ 47,30 miliar daripada yang tercatat di

Indonesia sehingga mungkin terjadi transfer pricing, dengan selisih tertinggi dipegang

komoditas batu bara (selisih US$ 12,98 miliar).

Perencanaan kebijakan dan pengawasan pengendalian produksi dan penjualan disusun

berdasarkan umpan data yang harus terjamin akurat. Pemerintah menganjurkan untuk

berpegang pada Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai penanggung jawab penyelarasan data.

Namun, dapat dilihat pada gambar 5, data produksi BPS yang diperoleh dari survei perusahaan

tambang di daerah sering lebih rendah daripada data ekspor BPS yang dijumlahkan dari

Pemberitahuan Ekspor Barang. Sementara itu, data produksi ESDM sering masih mengandalkan

data provisional dari akumulasi Rencana Kerja Anggaran Biaya perusahaan, bukan kompilasi

laporan hasil produksi perusahaan. Data yang dipaparkan oleh Menteri ESDM pun dalam suatu

kesempatan dapat berbeda dengan data paparan Dirjen Minerba.

Gambar 5. Diskrepansi data produksi dan penjualan batu bara Indonesia

Sumber: Diolah dari data-data United States Energy Information Administration, World Coal Association, IHS Markit, Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan, Bappenas, BPS.

Data 2017 adalah rencana produksi

6

Page 7: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

Terdapat diskrepansi data sebesar 9-14% antarkementerian terkait, sehingga

menyulitkan dalam melakukan perencanaan yang melibatkan lintaslembaga karena

masing-masing berpegang pada data yang berbeda. Dalam kurun 2007-2016 antara

World Coal Association dengan ESDM terdapat selisih data produksi sebesar 310 juta ton,

sementara selisih data ekspor antara BPS dengan ESDM sebesar 432 juta ton, setara dengan

produksi batu bara Indonesia dalam setahun. Jika selisih data tersebut dikalikan dengan harga

patokan batu bara jenis terendah dan tertinggi di rata-rata tahun berjalan, maka dalam kurun

2007-2016 diduga terjadi kehilangan sekitar 9,6-20,9 milyar dolar AS. Dengan demikian,

perkiraan akumulasi PNBP yang tidak terpungut dalam satu dasawarsa akibat selisih

pendataan tersebut sekitar 10,9-23,7 triliun rupiah.

Penelitian lebih lanjut Indonesia Corruption Watch (ICW) juga mengindikasikan bahwa dalam

periode 2006-2016 nilai transaksi perdagangan batu bara yang kurang dilaporkan atau

dilaporkan secara tidak wajar mencapai 27 miliar dolar AS, berdampak pada kerugian negara

sebesar 133 triliun rupiah: dari pajak 95,2 triliun rupiah dan royalti 38,5 triliun rupiah.[1] Yang

cukup menarik diperhatikan adalah bahwa data perdagangan Indonesia lebih tinggi daripada

data negara tujuan, artinya ada pengapalan dengan tujuan akhir bukan yang tercantum dalam

dokumen kepabeanan, atau terjadi penyelundupan di negara tujuan. Namun, dalam analisis

tingkat kewajaran biaya transportasi, pengapalan dari Australia ke Tiongkok bisa jadi hanya

sepertiga biaya pengapalan dari Kalimantan ke Tiongkok padahal jaraknya lebih jauh.

Permasalahan ini pun diakui oleh pihak Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

Ketidaksamaan data perpajakan sektor pertambangan mineral dan batu bara yang disediakan

sejumlah lembaga, turut mempengaruhi upaya penegakan hukum lembaga tersebut.[2]

Saat ini perusahaan tambang diwajibkan melakukan pembayaran royalti di muka. Jika

diperkirakan hendak melakukan ekspor sebesar sekian dalam setahun, PNBP bayar di depan

sekian persen dari perkiraan tersebut, lalu dicicil setiap pengapalan. Jika terjadi lebih bayar,

sisa kelebihan tersebut ditambahkan sebagai pembayaran di muka untuk pengapalan

selanjutnya. Untuk memastikan jumlah pembayaran telah sesuai dengan penjualan, dan tidak

ada manipulasi data setelah pengapalan, data produksi dan ekspor yang resmi perlu dibuka

secara terperinci untuk dapat diperbandingkan antarlembaga.

[1] https://bisnis.tempo.co/read/1032668/icw-ada-indikasi-kerugian-negara-rp-133-t-dari-ekspor-batu-bara

[2] https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171120180157-532-256936/djp-akui-kekacauan-data-pajak-pertambangan-minerba

7

Page 8: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

92,31 106,63 124,86 133,61 151,87

332,70 325,40 311,40 307,00 293,30

0

100

200

300

400

500

2015 2016 2017 2018 2019

Renstra ESDM domestik

Renstra ESDM ekspor

102 111 121 131

240

323 308 292 275

160

RPJMN domestik

RPJMN ekspor

87 101 118 133178

295 248 214 199154

APBI domestik

APBI ekspor

95,8 125,9 138,2 151,4 167,1

365,8 288,1 274,8 251,6 232,9

2015 2016 2017 2018 2019

RUEN domestik

RUEN ekspor

Catatan Kebijakan No. 18, 2017

Gambar 6. Rencana produksi dan penjualan batu bara nasional

Jatuhnya harga batu bara tidak berdampak pada upaya pengetatan kuota produksi

maupun ekspor, justru cenderung sebaliknya produksi dan ekspor digenjot demi

mencapai target keuntungan perusahaan dan penerimaan negara.

Pada 2017, Kementerian ESDM mengajukan penambahan kuota produksi batu bara dari

rencana sebelumnya sebesar 413 juta ton menjadi 477,9 juta ton melalui surat ke Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).[3] RPJMN dianggap hanya ditentukan di atas

kertas dalam upaya memenuhi mandat ketahanan energi namun tidak menampung aspirasi

pelaku usaha. Di sisi lain, renstra ESDM pun masih meleset. Banyak pemegang PKP2B dan IUP

eksplorasi yang sudah saatnya meningkat ke tahap operasi produksi pada tahun ini belum

diperhitungkan. Hal ini bertentangan dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)

yang merancang pembatasan produksi di bawah 400 juta ton.

Bappenas menganjurkan untuk mengikuti perencanaan yang sudah ditetapkan. Namun, jika

produksi dibatasi, ditengarai Australia atau produsen dari Atlantik akan untung karena dapat

mengambil alih pasar batu bara Asia. Dengan pertimbangan kebutuhan menambal penerimaan

negara yang defisit, tampaknya peningkatan kuota tetap dapat dikabulkan.

Jika kebiasaan ini berlanjut, dikhawatirkan sebelum masa peralihan sumber energi yang

direncanakan, batu bara Indonesia telanjur habis terlebih dahulu sehingga PLTU batu bara

yang kini sedang dibangun, pada masa operasinya justru akan membutuhkan pasokan impor.

Padahal, pembangkit listrik harus bertahan selama 20-30 tahun. Peralihan sumber energi tidak

dapat terjadi cepat. Amanat undang-undang untuk mengendalikan produksi dan ekspor

tampak belum diupayakan secara strategis.

[1] https://industri.kontan.co.id/news/produksi-batubara-naik-menjadi-477-juta-ton

8

Sumber: RPJMN 2015-2019, Renstra ESDM, APBI 2015, RUEN Perpres 22/2017

Realisasi produksi

(juta ton)

Proyeksi ESDM 2017

Page 9: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

Berkurangnya permintaan pasar ekspor yang mencapai dasarnya pada 2015 menjatuhkan

harga cukup drastis sehingga membuat beberapa usaha tambang skala kecil gulung tikar.

Namun, anjloknya harga batu bara tidak serta-merta berdampak signifikan pada penerimaan

negara bukan pajak, karena beberapa perusahaan besar masih terikat kontrak penjualan jangka

panjang dengan harga yang memadai atau segera menekan biaya produksi dengan strategi

menurunkan nisbah kupas.

Khususnya pada 2014, walaupun nilai produksi dan ekspor menurun, penerimaan royalti,

iuran tetap, dan penjualan hasil tambang batu bara menjulang tinggi. Hal ini ditengarai

merupakan hasil optimasi penerimaan negara terhadap pelanggaran kurang bayar PNBP tahun

sebelumnya. Namun pada 2015 dan 2016, rencana peningkatan PNBP terlalu optimis dengan

proyeksi kenaikan tarif royalti, sehingga sempat mengakibatkan lebih salur yang disusul

kegagalan pembiayaan pembangunan di beberapa daerah penghasil batu bara utama akibat

penyaluran DBH tahap berikutnya tersendat. Dengan susulan penyaluran jatah tahun

sebelumnya, jumlah DBH PNBP minerba yang disalurkan tetap lebih tinggi daripada nilai

PNBP yang diperoleh pada tahun yang sama.

Pengendalian produksi dan ekspor batubara dapat mengurangi pendapatan APBN/APBD

dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang diharapkan meningkatkan pendapatan

pajak melalui kegiatan industri dalam negeri dipicu keamanan pasokan listrik dan upaya

peningkatan nilai tambah.

5,8779,511 10,369

12,64616,369 15,877

18,62 19,3 17,683 15,7572,823

2,9895,077

5,905

7,874 8,136

9,789

16,166

11,94811,396

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Iuran Tetap + Royalti (Mineral + Batubara)

Penjualan Hasil Tambang (Batubara)

DBH Pertambangan Umum

Gambar 7. Penerimaan Negara Bukan Pajak Mineral Batu Bara Indonesia

Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat – Kementerian Keuangan

9

Page 10: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

Catatan Kebijakan No. 18, 2017

Sektor mineral dan batu bara mencapai sekitar 6% Produk Domestik Bruto dan berkisar

6%-10% penerimaan negara. Di daerah penghasil utama, persentase tersebut lebih tinggi

sehingga cukup mempengaruhi perencanaan pembangunan. Banyak kegiatan ekonomi yang

menjadi sumber pendapatan asli daerah sesungguhnya masih sangat berkelindan dengan

sektor pertambangan. Ketika sektor pertambangan tiarap, kegiatan ekonomi tersebut ikut

tumbang, PAD tidak dapat dijadikan pegangan.

Perubahan kebijakan berbagai negara ke arah peningkatan energi terbarukan juga

menyebabkan penurunan harga batu bara dunia. Isu lingkungan menjadi salah satu faktor

pengendali ekspor-impor batu bara di Tiongkok. Sebaliknya, kebijakan pengendalian produksi

dan ekspor batu bara di Indonesia belum secara langsung terintegrasi dengan pertimbangan

lingkungan. Jatah kuota produksi dan ekspor disusun berdasarkan AMDAL masing-masing

perusahaan, belum tampak mempertimbangkan sektor pertambangan dan ekonomi dalam

lingkup regional dan nasional secara menyeluruh.

Beberapa upaya penyelarasan kebijakan dengan perhitungan daya dukung dan daya tampung

lingkungan terhadap kegiatan pertambangan telah diterapkan pada 2016. Di Kalimantan Timur

sebagai salah satu daerah penghasil batu bara terbesar, sekitar 50% pembukaan lahan tambang

terletak pada lahan dengan jasa ekosistem penyedia air, jasa ekosistem tata aliran air dan

banjir, serta jasa ekosistem pendukung keanekaragaman hayati dalam kategori tingkat tinggi

dan sangat tinggi.

Kontribusi nasional yang diniatkan/ditetapkan Indonesia dalam upaya penurunan emisi gas

rumah kaca seharusnya juga menjadi pertimbangan saksama dalam upaya pengendalian

produksi dan konsumsi batu bara sebagai salah satu penghasil emisi.

Jika negara-negara pengimpor dapat membuka dan menutup keran impor batu bara

berdasarkan pertimbangan lingkungan, Indonesia sebagai negara pengekspor utama juga sudah

saatnya tegas menyusun kebijakan pengurasan batu bara untuk mengendalikan produksi dan

ekspor berdasarkan pertimbangan lingkungan dan transisi menuju ekonomi berkelanjutan.

10

Page 11: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

11

DAFTAR PUSTAKA

Bowden, B. (2012) ‘A history of the Pan-Pacific coal trade from the 1950s to 2011: Exploring the long-term effects of a buying cartel’, Australian Economic History Review, 52(1), pp. 1–24. doi: 10.1111/j.1467-8446.2012.00338.x.

Clark, M. (2006) ‘“Bound out for Callao !” The Pacific Coal Trade, 1876-1896: Selling coal or selling lives? Part 1’, The Great Circle, 28(2), pp. 26-45. http://www.jstor.org/stable/41563218

Clark, M. (2007) ‘“Bound out for Callao !” The Pacific Coal Trade, 1876-1896: Selling coal or selling lives? Part 2’, The Great Circle, 29(1), pp. 3–21. http://www.jstor.org/stable/41563232

Ekawan, R., Duchêne, M. and Goetz, D. (2006) ‘The evolution of hard coal trade in the Pacific market’, Energy Policy, 34(14), pp. 1853–1866. doi: 10.1016/j.enpol.2005.01.007.

Ekawan, R., Duchêne, M. and Goetz, D. (2006) ‘The evolution of hard coal trade in the Atlantic market’, Energy Policy, 34(14), pp. 1487–1498. doi: 10.1016/j.enpol.2004.11.008.

International Energy Agency (2017) Market Report Series: Coal 2017 Analysis and Forecasts to 2022. France: International Energy Agency. webstore.iea.org/market-report-series-coal-2017

Kanti, Asri Nuraeni Elfarabyan, dan Meliana Lumbantoruan (2015) ‘Mendorong Transparansi Data Produksi Mineral Batu Bara untuk Optimasi Penerimaan Negara’, Catatan Kebijakan 10. Jakarta: Article 33 Indonesia.

Lucarelli, Bart (2010) ‘The History and Future of Indonesia’s Coal Industry.’ Program on Energy and Sustainable Development Working Paper No.93. Stanford: Freeman Spogli Institute for International Studies.https://pesd.fsi.stanford.edu/publications/the_history_and_future_of_indonesias_coal_industry_impact_of_politics_and_regulatory_framework_on_industry_structure_and_performance

Nugroho, Hanan (2017) ‘Batubara Sebagai Pemasok Energi Nasional: Apa yang Perlu Disiapkan?’ Jurnal Perencanaan Pembangunan, 24(1). Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia. http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/opac/themes/bappenas4/templateDetail.jsp?id=170917

Thurber, M., & Morse, R. (Eds.) (2015) The Global Coal Market: Supplying the Major Fuel for Emerging Economies. Cambridge: Cambridge University Press. doi:10.1017/CBO9781316136058

Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik, dan Badan Informasi Geospasial (2014) Cetak Biru Satu Data untukPembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan. http://opengovindonesia.org/download/15/cetak-biru-satu-data-untuk-pembangunan-berkelanjutan

US Energy Information Administration (2017) International Energy Outlook. www.eia.gov/ieo

Page 12: Mendorong Peningkatan Tata Kelola Sumber Daya Alam dan ... · dengan pencatatan impor di negara tujuan; ... gelar pengekspor batu bara termal terbesar dunia sejak 2005 (Lucarelli,

Article 33 Indonesia http://www.article33.or.id