Upload
lamnhi
View
238
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENYEBAB
STANTINGKekurangan gizi dalam waktu yang lama dan infeksi penyakit berulang pada 1000 hari pertama kehidupan.
Intervensi Spesifik• suplemen makanan ibu • suplemen mikronutrien atau fortifikasi • untuk ibu dan anak • ASI dan makanan pendamping ASI • Feeding - perilaku dan stimulasi . • Manajemen kasus akut Malnutrisi • Pencegahan dan manajemen penyakit
Intervensi sensitif
• Air dan sanitasi• Pertanian dan ketahanan pangan• Program jaminan kesehatan• Keluarga Berencana• Pemberdayaan perempuan
Ada bukti ilmiah yang kuat dari biaya yang paling intervensi gizi yang efektif (Lancet 2008; 2013) , yaitu intervensi yang spesifik, dan intervensi sensitive.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan pencegahan stanting, melalui Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Peningkatan Percepatan Gizi dengan fokus pada kelompok usia pertama 1000 hari kehidupan.
Di 11 provinsi, 64 kabupaten dan sekitar 6000 desa• PKGBM adalah program yang
komprehensif dan berkelanjutan untuk mencegah stanting di area tertentu.
Pemerintah RI didukung MCA-Indonesia menyelenggarakan Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stanting (PKGBM)
Tujuan• Mengurangi dan mencegah berat badan
lahir rendah, kurang gizi, dan stanting padaanak-anak di wilayah proyek
• Meningkatkan pendapatan rumah tanggalewat penghematan biaya, pertumbuhanproduktivitas dan pendapatan lebih tinggi
Penguatanpemberdayaanmasyarakatmelalui PNPM Generasi
Penguatankapasitaspelayanankesehatan
KampanyePerubahanPerilaku danMonev
1. Bantuan teknis oleh fasilitator2. Perencanaan partisipatif3. Pelaksanaan BLM
1. Pelatihan petugas dan kader tentang PMBA dan PemantauanPertumbuhan
2. Penyediaan Gizi Mikro untuk Ibu Hamil dan Anak 6-23 bulan3. Pemicuan Sanitasi dan higen4. Pengembangan kemitraan Pemerintas-Swasta5. Penyediaan Anthro Kit
1. Kampanye Perubahan Perilaku2. Monitoring dan evaluasi
Meningkatkan kapasitasmasyarakat untukmendapatkan kemudahanpelayanan kesehatan danpendidikan
Meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan melalui peningkatan kapasitas petugas dan kader dan pengenalan intervensi gizi “cost effective”
Meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan komitmenmasyarakat dan pemangkukepentingan tentangpencegahan stunting
1
2
3
KEGIATAN TUJUAN RINCIAN KEGIATAN
Gizi anak, menyusui dan stanting• Kurang gizi, termasuk menyusui yang tidak optimal,
merupakan penyebab 45% dari seluruh kematian anak balita setiap tahunnya.
• Stanting, yang merupakan bentuk yang paling umum dari malnutrisi, ditemukan sejak lahir dan terus meningkat dengan cepat sampai bayi berusia 24 bulan. Peluang emas untuk untuk mengurangi stanting adalah pada 1000 hari pertama kehidupan, dari pembuahan sampai usia 2 tahun
• Investasi awal dalam pencegahan berat badan lahir rendah, pencegahan stanting dan inisiasi menyusui dini, sertaASI eksklusif, berkontribusi dalam mengurangi risiko obesitas dan penyakit kronis di kemudian hari.
Menyusui dan Perbaikan Ekonomi• Kerugian upah senilai USD 1,34 miliar per
tahun dapat dicegah dengan meningkatkan pemberian ASI dan kemudian kemampuan belajar anak.
• Tidak menyusui dikaitkan dengan kerugian ekonomi adalah sekitar USD 302 miliar/tahun atau 0,49% dari pendapatan nasional bruto dunia.
• Indonesia menghemat USD 256,4 juta daripengeluaran sistem kesehatan setiap tahun dengan menghilangkan kejadiandiare dan pneumonia yang disebabkanmenyusui yang tidak optimal.
• 14% pendapatan bulanan bisa diselamatkan oleh keluarga Indonesia dengan tidak harus membeli susu formula
Menyusui dan Perbaikan Ekonomi• Kerugian upah senilai USD 1,34 miliar per
tahun dapat dicegah dengan meningkatkan pemberian ASI dan kemudian kemampuan belajar anak.
• Tidak menyusui dikaitkan dengan kerugian ekonomi adalah sekitar USD 302 miliar/tahun atau 0,49% dari pendapatan nasional bruto dunia.
• Indonesia menghemat USD 256,4 juta daripengeluaran sistem kesehatan setiap tahun dengan menghilangkan kejadiandiare dan pneumonia yang disebabkanmenyusui yang tidak optimal.
• 14% pendapatan bulanan bisa diselamatkan oleh keluarga Indonesia dengan tidak harus membeli susu formula
ASI EksklusifSekitar 55% responden tidak memberikan ASI eksklusif 6 bulan dengan alasan ASI-nya tidak keluar, anggapan bahwa bayi yang terus menangis adalah karena lapar, ibu harus bekerja, dan bayi diasuh orang lain
Sumber: studi formatif MCA-Indonesia
Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif rendah, ada anggapan bahwa susu formula sama baiknya dengan ASI. 43% Ibu masih menganggap ASI tidak cukup untuk memenuhi Gizi anak
Masih ditemui adanya anjuran pemberian susu formula sebagai makanan/minuman pralaktal oleh bidan.
Makanan yang Diberikan pada anak usia < 6 bulanLebih dari 40% bayi sudah diberikan makanan/
minuman selain ASI dalam 3 hari pertama.
Alasannya adalah agar bayi kenyang, tenggorokan
bayi basah, untuk meningkatkan ketahanan tubuh,
ASI belum keluar dan atas saran orangtua.
Sumber: studi formatif MCA-Indonesia
60.4%
29.5%
18.0%
12.0%
5.5%
1.6%
1.4%
1.4%
1.2%
0.9%
0.3%
0% 20% 40% 60% 80%
Susu formula bayi
Air putih
Madu
Air gula
Makanan lumat
The
Susu lain
Kopi
Air tajin
Makanan padat
Sari buah
Apa yang dilakukan PKGBM?• Revitalisasi posyandu• Melatih tenaga kesehatan untuk Pemberian
Makanan Bayi dan Anak, Sanitasi dan Pemantauan Pertumbuhan
• Pemberian suplemen gizi mikro untuk ibu dan anak• Fasilitasi keluarga untuk memiliki dan menggunakan
jamban sehat