Upload
trinhdang
View
255
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
1
MENANGKAP DAN MEMAKNAI
FUNGSI PENOMORAN BERITA ACARA SIDANG
DALAM PRAKTEK PERADILAN
1. Latar Belakang.
Penomoran berita acara sidang telah dijelaskan oleh Bapak Ketua
Pengadilan Tinggi Agama Pontianak (Drs. H. Maslihan Saifurrozi, SH, MH)
dalam berbagai kesempatan, baik dalam pembinaan di lingkungan Pengadilan
Tinggi Agama Pontianak maupun setiap kunjungan pembinaan ke Pengadilan
Agama di wilayah Kalimantan Barat. Dari intensitas penyampaian gagasan baru
tersebut, harus ditangkap dan dimaknai sebagai instruksi yang harus ditindak
lanjuti meskipun secara formal belum dikeluarkan perintah resmi melalui surat
keputusan.
Ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam merespon penomoran
berita acara sidang antara lain :
a. Gagasan masih bersifat global, belum menyentuh pada praktek di lapangan.
b. Timbulnya berbagai bentuk praktek dalam mengimplentasikan gagasan
tersebut.
c. Timbulnya persepsi yang berbeda antara Hakim Tinggi sebagai Hakim
Pembina dan Pengawas Daerah dengan Pengadilan Agama yang merupakan
obyek pembinaan dan pengawasan dalam merespon gagasan dimaksud.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, penulis merasa
terpanggil untuk urun rembug mengenai praktek penomoran berita acara sidang.
Harapan kita, gagasan, ide dan praktek penomoran berita acara sidang yang
tepat adalah disampaikan secara tertulis pula oleh aparat peradilana agama di
wilayah Kalimantan Barat guna kesempurnaan penomoran berita acara sidang.
2. Fungsi Penomoran Berita Acara Sidang.
3
Penomoran pada halaman isi buku, surat resmi yang lebih dari satu
lembar atau dokumen, termasuk di dalamnya adalah berita acara sidang menjadi
hal yang lazim dan merupakan suatu keniscayaan.
Setidaknya, ada dua fungsi penomoran yang dapat diutarakan :
Pertama : Fungsi kemudahan. Suatu buku atau dokumen yang jumlah halaman
cukup banyak, akan menyulitkan bagi pembaca maupun penggunanya untuk
mengingat suatu pokok pikiran terletak pada halaman berapa. Berbeda apabila
diberi nomor halaman, akan segera tahu dan ingat suatu pokok pikiran berada
pada halaman sekian.
Kedua : Fungsi keamanan. Suatu dokumen dapat memberikan informasi yang
lengkap dan akurat manakala semua halaman yang seharusnya berada dalam
dokumen tersebut lengkap, tidak ada yang kurang atau tercecer satu lembarpun.
Dengan demikian, dalam suatu dokumen harus tergambar halaman berapa dari
jumlah halaman yang harus ada dalam sebuah dokumen, misalnya Halaman 7
dari 78 Halaman.
3. Praktek Penomoran.
Dalam petunjuk Buku II, Edisi Revisi Tahun 2014, halaman 31, angka 6)
menerangkan bahwa nomor halaman berita acara sidang dibuat secara
bersambung dari sidang pertama sampai sidang terakhir dan diletakkan di
sebelah kanan bawah. Dari ketentuan Buku II tersebut akan menimbulkan
beberapa pemahaman, antara lain :
a. Yang wajib diberi nomor urut halaman hanyalah berita acara sidang yang
dibuat oleh Panitera Pengganti.
b. Surat-surat yang dianggap bukan berita acara sidang tidak wajib diberi
nomor urut halaman.
c. Surat-surat sebelum berita acara sidang pertama tidak perlu diberi nomor
urut halaman.
Untuk menjawab ketiga permasalahan tersebut, harus kembali dan
berpegang pada kepada fungsi penomoran sebuah dokumen, yaitu fungsi
kemudahan dan fungsi keamanan.
3
Pertama : surat yang dianggap bukan merupakan berita acara sidang
karena bukan dibuat oleh Panitera Pengganti, seperti relaas panggilan yang
datang sebelum pembuatan berita acara sidang, harus difahami bahwa relaas
panggilan tersebut termasuk berita acara sidang oleh karena sebelum memeriksa
pokok perkara, Hakim harus memeriksa relaas panggilan terlebih dahulu.
Langkah Hakim memeriksa relaas panggil, merupakan peristiwa yang terjadi
dalam sidang dan kejadian tersebut harus dimasukkan ke dalam berita acara
sidang. Yang dimaksud dengan masuk berita acara sidang adalah, Hakim
memeriksa relaas panggilan sebagai berikut dengan Z cross, lembar berikutnya
relaas panggilan dan lembar selanjutnya redaksi berita acara sidang. Pada intinya
relaas panggilan tersebut berada dalam berita acara sidang, yang terletak
sebelum penutup dan tanda tangan berita acara sidang.
Kedua : surat-surat sebelum berita acara sidang pertama, karena Buku II,
halaman 31 tidak memberi ketegasan pemberian nomor urut halaman, namun
mengingat fungsi penomoran dokumen diatas, perlu mengacu kepada
penomoran dalam penyusunan sebuah buku atau karya ilmiah. Yakni diberi
nomor urut halaman dengan menggunakan huruf Romawi kecil. Dengan
penomoran ini dapat diketahui dengan jelas ada berapa lembar atau halaman
yang termuat dalam berkas sebelum berita acara sidang pertama tersebut.
Apabila surat bukti terdiri dari beberapa lembar atau halaman, maka demi
kemudahan dan keamanan setiap lembar alat bukti tertulis tersebut diberi nomor
urut halaman. Disamping itu, untuk kerapian penomoran tersebut dilakukan
dengan teknik komputerisasi, namun apabila tidak mungkin dapat ditulis dengan
tangan dan diberi paraf oleh Panitera Pengganti yang bersangkutan.
Pontianak, 1 Desember 2017
Ali Masykuri Haidar
SURAT GUGATAN
Kepada ............................., .........................
Yth. Bapak Ketua Pengadilan Agama
........................................................
di
..................................................
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
.............................. bin/binti ......................................, Umur ........ tahun, Agama
Islam, Pekerjaan .............................., Tempat kediaman di Jalan
......................., Gang ..............., RT...../RW...., Desa ......................,
Kecamatan ......................, Kabupaten..............., sebagai Penggugat;
dengan ini mengajukan gugatan terhadap :
.............................. bin/binti ......................................, Umur ........ tahun, Agama
Islam, Pekerjaan .............................., Tempat kediaman di Jalan
......................., Gang ..............., RT...../RW...., Desa .......................,
Kecamatan ......................, Kabupaten..............., sebagai Penggugat;
Adapun alasan atau dlil Penggugat adalah sebagai berikut :
i
SLIP PEMBAYARAN BANK
ii
SURAT KUASA UNTUK MEMBAYAR
( S K U M )
iii
PENETAPAN MAJELIS HAKIM
( P M H )
iv
PENUNJUKAN PANITERA PENGGANTI
( PP )
v
PENUNJUKAN JURUSITA/JURUSITA PENGGANTI
( JS / JSP )
vi
PENETAPAN HARI SIDANG
( PHS )
vii
1
BERITA ACARA SIDANG
Nomor ............/Pdt.G/20......./PA.........
Sidang Pertama
Sidang Pengadilan Agama ............. yang memeriksa dan mengadili
perkara tertentu pada tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang sidang
Pengadilan Agama tersebut pada hari .............. tanggal ................., dalam perkara
................. antara :
....................................., umur .... tahun, agama Islam, pekerjaan ..............,
pendidikan ..................... tempat kediaman di RT. ....... RW. ......
Desa ............................., Kecamatan ......................, Kabupaten
............................, dalam hal ini memberikan kuasa khusus kepada
..........................., Advokat/Penasehat Hukum, dari .........................
yang berkantor di .............................., berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal ................., yang terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama ............... sebagai Penggugat;
melawan
......................................., umur .... tahun, agama Islam, pekerjaan ..............,
pendidikan ..................... bertempat tinggal di RT. ....... RW. ......
Desa ............................., Kecamatan ..........................., Kabupaten
........................, sebagai Tergugat;
Susunan majelis yang bersidang :
........................................., Hakim Ketua;
........................................., Hakim Anggota;
........................................., Hakim Anggota;
dan dibantu ...................., Panitera Pengganti;
Setelah sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua
Majelis, para pihak yang berperkara dipanggil masuk ke ruang sidang;
Penggugat menghadap sendiri didampingi Kuasanya;
2
Tergugat menghadap sendiri;
Kemudian Ketua Majelis memeriksa Surat Kuasa, Berita Acara Sumpah,
Kartu Tanda Pengenal Advokat dari Kuasa Penggugat sebagai berikut :
3
SURAT KUASA PENGGUGAT
4
BERITA ACARA SUMPAH
ADVOKAT PENGGUGAT
5
FOTO KOPI
KARTU TANDA PENGENAL ADVOKAT PENGGUGAT
6
Ketua Majelis, lalu menyatakan bahwa Surat Kuasa, Berita Acara Sumpah,
Kartu Tanda Pengenal Advokat dari Kuasa Penggugat adalah benar dan sesuai
dengan aslinya, kemudian Ketua Majelis memeriksa relaas panggilan bagi
Penggugat dan Tergugat sebagai berikut :
7
RELAS PANGGILAN PENGGUGAT
8
RELAAS PANGGILAN TERGUGAT
9
Ketua Majelis menyatakan bahwa Penggugat dan Tergugat telah dipanggil
secara resmi dan patut;
Ketua Majelis mendamaikan Penggugat dan Tergugat, namun tidak
berhasil. Selanjutnya Ketua Majelis menjelaskan kepada para pihak bahwa
sebelum pemeriksaan perkara dimulai, para pihak diwajibkan untuk menempuh
mediasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan;
Kemudian Ketua Majelis menjelaskan pengertian dan tata cara mediasi
dengan menyatakan :
1. Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan bahwa pada hari sidang yang telah
ditentukan dan dihadiri para pihak maka para pihak wajib menempuh proses
mediasi;
2. Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan
untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh Mediator;
3. Manfaat mediasi adalah menyelesaikan sengketa secara lebih sederhana,
cepat dan biaya ringan, sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan, serta
menjaga hubungan baik;
4. Para pihak yang bersengketa wajib menghadiri langsung pertemuan mediasi
dengan iktikad baik. Apabila tidak hadir tanpa alasan yang sah maka
dikategorikan tidak beriktikad baik dan dikenakan sanksi membayar biaya
mediasi;
5. Dalam proses mediasi, para pihak dapat memilih mediator hakim atau
mediator nonhakim. Jika memilih mediator nonhakim maka biaya
ditanggung oleh para pihak;
6. Apabila proses mediasi mencapai kesepakatan yang dituangkan dalam
Kesepakatan Perdamaian, maka para pihak dapat memilih Kesepakatan
Perdamaian akan dikuatkan dengan Akta Perdamaian atau mencabut
gugatan;
7. Apabila para pihak sudah memahami dan mengerti, silahkan menanda
tangani formulir penjelasan tentang mediasi;
10
Atas penjelasan Ketua Majelis tersebut, selanjutnya para pihak
menyatakan telah memahami penjelasan tersebut dan bersedia untuk
menempuh mediasi dengan beriktikad baik;
Kemudian para pihak menandatangani formulir penjelasan mediasi yang
memuat pernyataan bahwa para pihak telah mendapatkan penjelasan tentang
tata cara mediasi dan bersedia untuk menempuh mediasi dengan iktikad baik,
sebagai berikut :
11
PERNYATAAN PARA PIHAK
TENTANG PENJELASAN MEDIASI
Pada hari ini ............... tanggal ......................., kami selaku pihak-pihak
berperkara perdata Nomor ........ /Pdt.G/ 20...... /PA.... di depan persidangan
menyatakan bahwa Hakim Pemeriksa Perkara telah memberikan penjelasan
tentang prosedur pelaksanaan mediasi menurut Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang meliputi :
a. pengertian dan manfaat mediasi;
b. kewajiban para pihak untuk menghadiri langsung proses mediasi, berikut
akibat hukum atas perilaku tidak beriktikad baik para pihak dalam proses
mediasi;
c. biaya-biaya yang mungkin timbul akibat penggunakan mediator nonhakim
dan bukan pegawai pengadilan;
d. tata cara dan biaya pemanggilan para pihak dalam proses mediasi;
e. pilihan menindaklanjuti Kesepakatan Perdamaian dengan Akta Perdamaian,
pencabutan atau perubahan gugatan termasuk penjelasan bahwa
Kesepakatan Perdamaian yang dikuatkan dengan Akta Perdamaian tunduk
pada ketentuan keterbukaan informasi di pengadilan; dan
f. kewajiban para pihak untuk menanda tangani formulir penjelasan mediasi
dalam hal para pihak telah diberi penjelasan secara lengkap dan
memperoleh pemahaman yang baik tentang prosedur mediasi.
Atas penjelasan Hakim Pemeriksa Perkara tersebut, kami telah
memahami dengan baik tentang kewajiban menempuh mediasi dan bersedia
untuk melaksanakannya secara beriktikad baik;
Demikian pernyataan ini dibuat dan ditanda tangani oleh kami di hadapan
Hakim Pemeriksa Perkara.
Penggugat, Tergugat,
-------------------------- -------------------------
12
Kemudian Ketua Majelis memberikan penjelasan kepada para pihak
tentang prosedur mediasi dan pemilihan Mediator, baik Mediator yang ada di
Pengadilan Agama .............. maupun Mediator dari luar (Mediator Non Hakim
bersertifikat), yang terdaftar di Pengadilan Agama .........., selanjutnya para pihak
menyerahkan sepenuhnya pemilihan Mediator kepada Majelis Hakim;
Majelis Hakim bermusyawarah, kemudian Ketua Majelis mengucapkan
penetapan perintah melakukan mediasi dan penunjukan Mediator sebagai
berikut :
13
PENETAPAN
Nomor ...…../Pdt.G/ …...… /PA…..
Majelis Hakim Pengadilan Agama ..............;
Membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Agama ................... tanggal
.................................. tentang Penunjukan Majelis Hakim dalam perkara Nomor
.…./Pdt.G/….. /PA…..;
Membaca Surat Penetapan Ketua Majelis Nomor .…./Pdt.G/ ….. /PA…..
tentang hari sidang;
Membaca surat gugatan tanggal ................................ Nomor …./Pdt.G/…..
/PA….., dalam perkara antara :
....................................., umur .... tahun, agama Islam, pekerjaan ..............,
pendidikan ..................... tempat kediaman di RT. ....... RW. ......
Desa ...................., Kecamatan ...................... Kabupaten
............................ dalam hal ini memberikan kuasa khusus kepada
..........................., Advokat/Penasehat Hukum, dari
................................... yang berkantor di ..............................,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal ................., sebagai
Penggugat;
melawan
......................................., umur .... tahun, agama Islam, pekerjaan ..............,
pendidikan ..................... bertempat tinggal di RT. ....... RW. ......
Desa ...................., Kecamatan ...................... Kabupaten
......................... sebagai Tergugat;
Menimbang bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan,
Penggugat/Kuasa Penggugat dan Tergugat hadir di persidangan;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 154 RBg jouncto
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan, dalam hal Para Pihak hadir pada hari sidang yang telah ditentukan,
14
Hakim Pemeriksa Perkara mewajibkan Para Pihak untuk mengupayakan
perdamaian dengan menempuh mediasi, maka dalam upaya mendamaikan Para
Pihak tersebut, Majelis Hakim menerangkan bahwa Para Pihak dapat memilih
Mediator yang terdaftar dalam Daftar Mediator di Pengadilan Agama ..............;
Menimbang, bahwa Para Pihak sepakat memilih Mediator saudara
..................... /gagal memilih Mediator dalam jangka waktu yang telah ditentukan
/sepakat untuk menyerahkan kepada Majelis Hakim untuk menunjuk Mediator
dari Daftar Mediator Pengadilan Agama ................*;
Menimbang, bahwa oleh karena itu perlu dibuat penetapan yang
memerintahkan kepada Para Pihak untuk melakukan mediasi dan Penunjukan
Mediator sebagaimana tersebut dalam amar penetapan ini;
Memperhatikan ketentuan Pasal 20 ayat (5) Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
serta peraturan lain yang bersangkutan;
MENETAPKAN
1. Memerintahkan kepada Para Pihak dalam perkara Nomor .…./Pdt.G/…..
/PA…..untuk menempuh mediasi;
2. Menunjuk Saudara ........................... (Mediator bersertifikat yang beralamat
di ............../Hakim Pengadilan Agama ................) sebagai Mediator dalam
perkara Nomor .…./Pdt.G/….. /PA…..;
3. Menetapkan proses mediasi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung
sejak tanggal penetapan ini;
4. Memerintahkan kepada Mediator untuk melaporkan hasil mediasi kepada
Majelis Hakim;
Ditetapkan di : …………………..….
Pada tanggal : .………..……..……..
Hakim Ketua,
---------------------------
15
Selanjutnya, untuk memberi kesempatan kepada para pihak melakukan
mediasi maka sidang ditunda pada hari dan tanggal yang akan ditentukan
kemudian;
Atau dengaan redaksi :
Berhubung karena itu, Majelis Hakim bermusyawarah untuk menunda
sidang, selanjutnya Ketua Majelis menetapkan sidang yang akan datang pada
hari ...................... tanggal ............ dengan acara laporan hasil mediasi, serta
memberitahukan penundaan tersebut kepada para pihak agar hadir pada hari
sidang yang telah ditetapkan itu tanpa dipanggil lagi;
(apabila dalam perkara perceraian sudah ditentukan sidang berikutnya,
maka klausul 30 hari dalam penetapan dihilangkan);
Setelah penundaan sidang tersebut diumumkan, selanjutnya Ketua
Majelis menyatakan sidang ditutup;
Demikian berita acara sidang ini dibuat yang ditanda tangani oleh Ketua
Majelis dan Panitera Pengganti;
Panitera Pengganti, Ketua Majelis,
-------------------------- -------------------------
16
BERITA ACARA SIDANG
Nomor ............/Pdt.G/20......./PA.........
Lanjutan
Sidang Pengadilan Agama ............. yang memeriksa dan mengadili
perkara tertentu pada tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang sidang
Pengadilan Agama tersebut pada hari .............. tanggal ................., dalam perkara
................. antara :
............................................., sebagai Penggugat;
melawan
............................................., sebagai Tergugat;
Susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang yang lalu;
Setelah sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua
Majelis, para pihak yang berperkara dipanggil masuk ke ruang sidang;
Penggugat menghadap sendiri didampingi Kuasanya;
Tergugat menghadap sendiri;
Selanjutnya Ketua Majelis mendamaikan Penggugat dan Tergugat, namun
tidak berhasil;
Kemudian Ketua Majelis menanyakan hasil proses medisi yang telah
dilakukan oleh Penggugat dan Tergugat melalui Mediator ......................;
Atas pertanyaan Ketua Majelis, Penggugat dan Tergugat sama-sama
menyatakan bahwa proses mediasi tidak berhasil;
Kemudian Ketua Majelis membacakan laporan hasil mediasi yang dibuat
dan ditanda tangani oleh Mediator ......................... perkara Nomor
........./Pdt.G/20.../PA... tanggal ................... sebagai berikut :
17
.............................., .......................
Kepada
Yth. Ketua Majelis Hakim
Perkara Nomor ....../Pdt.G/20.../PA.....
di Pengadilan Agama ........................
Lampiran : 1 (satu Lembar.
Perihal : Laporan Mediator.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini kami, selaku Mediator dalam perkara Nomor
......../Pdt.G/20.../PA....., melaporkan bahwa upaya perdamaian
dalam proses mediasi telah berhasil/berhasil sebagian/tidak
berhasil mencapai kesepakatan/ tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana pernyataan para pihak terlampir, karena:
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
..............................
Demikian laporan ini kami sampaikan untuk dapat
ditindak lanjuti sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Mediator,
------------------------
18
PERNYATAAN
Pada hari ini ..................., tanggal .................., bertempat di
........................... dalam proses mediasi perkara perdata ......... Nomor
…./Pdt.G/…../PA…... antara :
…………………………………, Penggugat;
lawan
....………………………………, Tergugat;
Dengan ini kami para pihak dan Mediator menyatakan bahwa mediasi
dalam menyelesaikan perkara Nomor ……/Pdt.G/……../PA……. yang dilaksanakan
pada tanggal ........... dan tanggal ............ tidak berhasil mencapai kesepakatan
perdamaian /berhasil sebagian/tidak berhasil mencapai kesepakatan. (jika
berhasil/berhasil sebagian harap dicatat secara rinci)
Demikian pernyataan kami buat dengan sebenarnya untuk menjadikan
bahan periksa.
Penggugat, Tergugat,
----------------------------- ---------------------------
Mediator
-----------------------------
19
Lalu sidang dinyatakan tertutup untuk umum, (jika perkara
perceraian) dan dibacakan surat gugatan Penggugat tertanggal
................ yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama
.................. pada tanggal ................... dengan Nomor
....../Pdt.G/20..../PA................ sebagai berikut :
Kutip posita dan petitum gugatan
20
Atas pertanyaan Ketua Majelis isinya tetap dipertahankan oleh
Penggugat dan tidak ada perubahan;
Kemudian pemeriksaan dilanjutkan dengan pertanyaan sebagai
berikut :
Kepada Penggugat :
(Hakim dapat menanyakan posita yang ketikannya salah atau belum
jelas maksudnya. Sehingga Penggugat, Hakim dan tergugat satu
persepsi terhadap surat gugatan.
Kepada Tergugat :
Isi tahap jawab menjawab secara lisan :
- Dalam jawabannya, Tergugat menyanggah dalil Penggugat;
- Dalam repliknya, Penggugat tetap pada gugatannya;
- Dalam dupliknya, Tergugat tetap pada jawwabannya;
Setelah Tergugat mengajukan duplik secara lisan, Ketua Majelis
menyatakan bahwa tahap jawab menjawab sudah selesai;
Atas pertanyaan Ketua Majelis, Penggugat menyatakan bahwa
pada hari ini, ia telah siap mengajukan alat surat dan saksi-saksi, dan
selanjutnya Penggugat mengajukan bukti surat berupa :
1. Fotokopi ................... Nomor .......................... tanggal ...............
yang dikeluarkan oleh ......................, telah diberi meterai cukup
dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh
Ketua Majelis diberi tanda P.1;
2. Fotokopi ................... Nomor .......................... tanggal ...............
yang dikeluarkan oleh ......................, telah diberi meterai cukup
dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata tidak sesuai,
lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.2;
3. Fotokopi ................... Nomor .......................... tanggal ...............
yang dikeluarkan oleh ......................, telah diberi meterai cukup
21
dan tidak dicocokkan dengan aslinya karena Penggugat tidak
menunjukkan aslinya, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.3;
4. Dst.
Adapun bukti-bukti surat tersebut adalah sebagai berikut :
22
FOTO KOPI AKTA NIKAH
23
FOTO KOPI AKTA KELAHIRAN
24
Selanjutnya atas pertnyaan Ketua Majelis, Penggugat menyatakan
telah cukup dengan bukti suratnya;
Ketua Majelis memberi kesempatan kepada Tergugat untuk memeriksa
bukti-bukti surat yang diajukan oleh Penggugat tersebut;
Atas pertanyaan Ketua Majelis, Penggugat mengajukan .... orang saksi;
Selanjutnya dipanggil masuk ke persidangan saksi Penggugat yang
pertama dan atas pertanyaan Ketua Majelis, saksi mengaku bernama :
........................... bin ........................, umur ...... tahun, agama
................., pekerjaan ................. tempat kediaman di ......................... RT......
RW............ Desa ..................................., Kecamatan ............................, Kabupaten
.................................;
Saksi menerangkan bahwa ia tidak ada hubungan darah atau semenda
atau pekerjaan dengan Penggugat dan Tergugat serta bersedia
bersumpah/berjanji menurut agamanya;
Selanjutnya, saksi tersebut bersumpah/berjanji menurut tata cara
agamanya bahwa ia akan menerangkan yang benar dan tidak lain kecuali yang
sebenarnya;
Kemudian Majelis mengajukan pertanyaan kepada saksi sebagai
berikut:
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Setelah Majelis Hakim selesai mengajukan pertanyaan kepada saksi, lalu
Ketua Majelis memberi kesempatan kepada Penggugat untuk mengajukan
pertanyaan kepada saksi;
Atas kesempatan yang diberikan oleh Ketua Majelis, Penggugat
menyatakan tidak akan mengajukan pertanyaan;
Atau :
Atas kesempatan yang diberikan oleh Ketua Majelis, Penggugat
mengajukan pertanyaan kepada saksi, melalui Ketua Majelis sebagai berikut :
Pertanyaan ....................... dst. Jawaban ...................... dst.
25
Setelah Penggugat selesai mengajukan pertanyaan kepada saksi, lalu
Majelis Hakim memberi kesempatan kepada Tergugat untuk mengajukan
pertanyaan kepada saksi;
Atas kesempatan yang diberikan oleh Ketua Majelis, Tergugat
menyatakan tidak mengajukan pertanyaan kepada saksi;
Setelah pemeriksaan terhadap saksi pertama selesai, kemudian dipanggil
masuk ke persidangan saksi kedua Penggugat dan atas pertanyaan Ketua Majelis
mengaku bernama :
........................... bin ........................, umur ...... tahun, agama
................., pekerjaan ................. tempat kediaman di ......................... RT......
RW............ Desa ............................., Kecamatan ............................, Kabupaten
.................................;
Saksi menerangkan bahwa ia tidak ada hubungan darah atau semenda
atau pekerjaan dengan Penggugat dan Tergugat serta bersedia
bersumpah/berjanji menurut agamanya;
Selanjutnya, saksi tersebut bersumpah/berjanji menurut tata cara
agamanya bahwa ia akan menerangkan yang benar dan tidak lain kecuali yang
sebenarnya;
Kemudian Majelis mengajukan pertanyaan kepada saksi sebagai
berikut:
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Setelah Majelis Hakim selesai mengajukan pertanyaan kepada saksi, lalu
Ketua Majelis memberi kesempatan kepada Penggugat untuk mengajukan
pertanyaan kepada saksi;
Atas kesempatan yang diberikan oleh Ketua Majelis, Penggugat
menyatakan tidak akan mengajukan pertanyaan;
Atau :
Atas kesempatan yang diberikan oleh Ketua Majelis, Penggugat
mengajukan pertanyaan kepada saksi, melalui Ketua Majelis sebagai berikut :
26
Pertanyaan ....................... dst. Jawaban ...................... dst.
Setelah Penggugat selesai mengajukan pertanyaan kepada saksi, lalu
Majelis Hakim memberi kesempatan kepada Tergugat untuk mengajukan
pertanyaan kepada saksi;
Atas kesempatan yang diberikan oleh Ketua Majelis, Tergugat
menyatakan tidak mengajukan pertanyaan kepada saksi;
Setelah pemeriksaan terhadap saksi kedua dari Penggugat selesai, Ketua
Majelis memerintahkan kepada para saksi untuk keluar meninggalkan ruang
sidang;
Atas pertanyaan Ketua Majelis, Tergugat menyatakan cukup dan tidak
akan mengajukan bukti surat maupun saksi;
Kemudian Penggugat mengajukan kesimpulan sebagai berikut :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
dan Tergugat mengajukan kesimpulan sebagai berikut :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Selanjutnya Ketua Majelis menyatakan sidang terbuka untuk umum
dan menyatakan sidang ditunda pada hari ................... tanggal ............................,
jam .............. untuk musyawarah Majelis Hakim dan memberitahukan kepada
kedua pihak supaya menghadap ke persidangan yang telah ditetapkan tersebut
tanpa dipanggil lagi;
Setelah penundaan sidang tersebut diumumkan, selanjutnya Ketua
Majelis menyatakan sidang ditutup;
Demikian berita acara sidang ini dibuat yang ditanda tangani oleh Ketua
Majelis dan Panitera Pengganti;
Panitera Pengganti, Ketua Majelis,
-------------------------- -------------------------
27
BERITA ACARA SIDANG
Nomor ............/Pdt.G/20......./PA.........
Lanjutan
Sidang Pengadilan Agama ............. yang memeriksa dan mengadili
perkara tertentu pada tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang sidang
Pengadilan Agama tersebut pada hari .............. tanggal ................., dalam perkara
................. antara :
............................................., sebagai Penggugat;
melawan
............................................., sebagai Tergugat;
Susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang yang lalu;
Setelah sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua
Majelis, para pihak yang berperkara dipanggil masuk ke ruang sidang;
Penggugat menghadap sendiri didampingi Kuasanya;
Tergugat menghadap sendiri;
Selanjutnya Ketua Majelis mendamaikan Penggugat dan Tergugat, namun
tidak berhasil dan selanjutnya Ketua Majelis menyatakan sidang disekors untuk
musyawarah Majelis Hakim dan para pihak diperintahkan keluar sidang;
Kemudian, setelah skors dicabut, Penggugat dan Tergugat dipanggil
menghadap ke persidangan, Ketua Majelis membacakan putusan yang amarnya
sebagai berikut :
MENGADILI
1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;
2.
3.
4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara
sejumlah Rp.................,00 ( .............................);
28
Setelah pembacaan putusan tersebut, Ketua Majelis menyatakan sidang
selesai dan ditutup;
Demikian berita acara sidang ini dibuat dan ditanda tangani oleh Ketua
Majelis dan Panitera Pengganti;
Panitera Pengganti, Ketua Majelis,
....................................... ........................................