15
Pendahuluan Ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia pada pertengahan 1997, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Meskipun perekonomian Indonesia pada saat itu mengalami penurunan pertumbuhan sekitar 13,68%, namun sektor pertanian justru mengalami pertumbuhan sebesar 0,22% (Arham, 2008). Oleh karena itu, dalam krisis finansial global yang sedang melanda dunia saat ini, pertanian dianggap sebagai penyelamat perekonomian bangsa dari keterpurukan. Sebagai negara dengan kekayaan plasma nutfah kedua terbesar di dunia, keragaman flora yang dimiliki berpotensi mendukung pengembangan bidang pertanian di Indonesia. Berbagai kekayaan sumber daya genetik tumbuhan merupakan suatu komoditas yang sangat berharga bagi pengembangan pertanian Indonesia. Hal ini ditunjang dengan keberadaan sumber daya manusia yang sangat melimpah dan berbagai penelitian bidang pertanian yang menghasilkan teknologi- teknologi mutakhir. Dengan potensi yang dimilikinya, sudah sepantasnya pertanian menjadi leading sector dalam pembangunan nasional. Namun, pada kenyatannya prestasi pertanian kita belum sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Indonesia sebagai negara agraris bukan merupakan produsen hasil-hasil pertanian, namun sebaliknya bahkan menjadi negara pengimpor terbesar produk pertanian (Yohana, 2005). Hal ini disebabkan karena masing-masing sumber daya yang dimiliki belum terintegrasi secara sinergis dalam membangun pertanian di 1

Membangun Stabilitas Perekonomian Indonesia Melalui Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Membangun Stabilitas Perekonomian Indonesia Melalui Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

Pendahuluan

Ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia pada pertengahan 1997, sektor pertanian

merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan dibandingkan dengan sektor-sektor

lainnya. Meskipun perekonomian Indonesia pada saat itu mengalami penurunan

pertumbuhan sekitar 13,68%, namun sektor pertanian justru mengalami pertumbuhan

sebesar 0,22% (Arham, 2008). Oleh karena itu, dalam krisis finansial global yang sedang

melanda dunia saat ini, pertanian dianggap sebagai penyelamat perekonomian bangsa dari

keterpurukan.

Sebagai negara dengan kekayaan plasma nutfah kedua terbesar di dunia, keragaman

flora yang dimiliki berpotensi mendukung pengembangan bidang pertanian di Indonesia.

Berbagai kekayaan sumber daya genetik tumbuhan merupakan suatu komoditas yang

sangat berharga bagi pengembangan pertanian Indonesia. Hal ini ditunjang dengan

keberadaan sumber daya manusia yang sangat melimpah dan berbagai penelitian bidang

pertanian yang menghasilkan teknologi-teknologi mutakhir. Dengan potensi yang

dimilikinya, sudah sepantasnya pertanian menjadi leading sector dalam pembangunan

nasional.

Namun, pada kenyatannya prestasi pertanian kita belum sesuai dengan sumber daya

yang dimiliki. Indonesia sebagai negara agraris bukan merupakan produsen hasil-hasil

pertanian, namun sebaliknya bahkan menjadi negara pengimpor terbesar produk pertanian

(Yohana, 2005). Hal ini disebabkan karena masing-masing sumber daya yang dimiliki

belum terintegrasi secara sinergis dalam membangun pertanian di Indonesia. Oleh karena

itu, diperlukan satu sistem yang terstruktur dan terencana untuk mengintegrasikan seluruh

potensi dan sumber daya yang ada sehingga pembangunan sektor pertanian di Indonesia

dapat dilakukan secara optimal.

Peran Startegis dan Prospek Industri Bisnis Pertanian

Para pemikir ekonomi pembangunan telah lama menyadari bahwa sektor pertanian

memiliki peranan yang besar dalam perekonomian. Menurut Kuznets (1964, dalam

Harianto 2007), kontribusi pertanian dalam pembangunan perekonomian antara lain adalah

(1) menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan masyarakat untuk menjamin

ketahanan pangan, (2) menyediakan bahan baku industri, (3) sebagai pasar potensial bagi

produk-produk yang dihasilkan oleh industri, (4) sumber tenaga kerja dan pembentukan

modal, serta (5) sumber perolehan devisa. Sementara itu, dalam pembangunan

1

Page 2: Membangun Stabilitas Perekonomian Indonesia Melalui Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

perekonomian di Indonesia, pertanian memiliki peran yang strategis terutama dalam hal

peningkatan PDB dan penyerapan tenaga kerja.

Salah satu sektor pertanian yang memilki potensi besar unuk dikembangkan di

Indonesia adalah agribisnis. Dalam kaitannya dengan peran strategis pertanian, agribisnis

menjadi sektor utama dalam meningkatkan PDB dan menyerap tenaga kerja. Sektor

agribisnis merupakan penyumbang nilai tambah (value added) terbesar dalam

perekonomian nasional, diperkirakan sebesar 45 persen total nilai tambah dalam

pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor agribisnis juga merupakan sektor

yang menyerap tenaga kerja terbesar, sekitar 74 persen dari total penyerapan tenaga kerja

nasional. Selain itu, sektor agribisnis juga berperan dalam penyediaan pangan masyarakat

dan menciptakan ketahanan pangan (Asmara, 2004).

Terjadinya gejolak makroekonomi pada pertengahan 2007 sejalan dengan fluktuasi

harga energi dan komoditas lainnya. Fluktuasi tersebut disusul dengan krisis finansial yang

memukul lembaga keuangan dunia. Pada pertengahan 2008, hal tersebut berimplikasi pada

penurunan pertumbuhan ekonomi dunia dan Indonesia. Estimasi tahun 2009 yang

dikeluarkan oleh LMFEUI menunjukkan bahwa perekonomian dunia mengalami

pertumbuhan ekonomi stagnan bahkan minus (LMFEUI, 2009).

Selanjutnya, LMFEUI mengelompokkan perkembangan PDB menurut lapangan

usaha atau sektoral. Perkembangannya tersebut dapat dikelompokkan atas tiga periode

antara lain periode pertumbuhan ekonomi tinggi, periode krisis, dan periode pemulihan.

Periode pertumbuhan ekonomi tinggi terjadi pada periode 1992–1996, sementara periode

krisis terjadi pada periode 1998–2000, dan periode pemulihan terjadi pada periode 2001–

2007 (LMFEUI, 2009). Melalui pengelompokkan tersebut, kita dapat melakukan

identifikasi terhadap tingkat sensitivitas berbagai sektor ekonomi di Indonesia.

Perkembangan sektor ekonomi berdasarkan pengelompokkan tersebut dapat dilihat melalui

gambar di bawah ini.

Gambar 1. Perkembangan Sektor Ekonomi2

Page 3: Membangun Stabilitas Perekonomian Indonesia Melalui Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

Pada pemetaan Gambar 1, terlihat bahwa sektor pertanian adalah sektor yang paling

stabil pada segala kondisi perekonomian, atau tidak elastis terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berbeda halnya dengan sektor kontruksi (properti) yang merupakan sektor yang paling

sensitif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, meskipun cenderung lebih

stabil, sektor manufaktur dan pertambangan sama-sama bergerak sesuai pertumbuhan

ekonomi. Oleh karena itu, dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa industri bisnis

pertanian memiliki prospek yang sangat strategis untuk dikembangkan dalam menghadapi

pertumbuhan ekonomi yang stagnan bahkan minus akibat krisis financial global yang

sedang melanda dunia.

Potensi dan Permasalahan Pengembangan Industri Bisnis Pertanian

Sumber Daya Alam

Indonesia memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Keanekaragaman

hayati dalam pertanian mencakup keragaman hewan, tanaman dan mikrorganisme yang

berguna bagi pertanian. Selain itu, Indonesia terbagi atas kawasan-kawasan yang

mempunyai potensi biologis dan karakter fisiko kimia serta sumberdaya alam yang berbeda

dan khas. Masing-masing karakter dapat dipandang menurut landskap ekosistem yang

memiliki potensi, karakter dan sejarah evolusi kehidupan yang unik. Oleh karena itu,

pengembangan industri bisnis pertanian seharusnya dilakukan berdasarkan potensi lokal

yang dimiliki oleh daerah.

3

Page 4: Membangun Stabilitas Perekonomian Indonesia Melalui Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

Akan tetapi, pembangunan bisnis pertanian yang ada masih belum memperhatikan

aspek keunggulan komparatif yang dimiliki wilayah. Pembangunan cenderung dilakukan

secara universal tanpa memperhatikan karakter dan potensi pertanian lokal yang dimiliki

oleh suatu kawasan. Hal ini dapat tercermin dalam program BIMAS (Bimbingan Massal)

pada masa orde baru, dimana pembangunan pertanian diarahkan sepenuhnya pada

komoditas padi dengan standardisasi teknologi yang disebut dengan panca usaha tani.

Padahal lahan kering di Nusa Tenggara memiliki potensi lokal hasil pertanian non-padi

seperti jagung dan kentang. Begitu juga dengan lahan rawa di Sumatra atau lahan gambut

di Kalimantan, memiliki karakteristik lahan yang dapat dikembangkan menjadi industri

pertanian berdasarkan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, pembangunan agribisnis

seharusnya tidak didasarkan pada uniformity akan tetapi didasarkan kepada keunggulan

kawasan.

Sumber Daya Manusia

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya manusia yang luar biasa. Sebagai negara

agraris, tentu mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah bertani. Selain itu,

potensi sumber daya manusia yang unggul dalam penelitian bidang pertanian juga

menunjukkan prestasi yang cukup membanggakan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai

macam penemuan bidang pertanian baik yang dilakukan oleh Universitas maupun Badan

Litbang secara intensif. Dengan kekayaan sumber daya manusia yang dimilikinya, sudah

sepantasnya sektor pertanian menjadi sektor utama dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia.

Namun, pada umumnya petani sebagai pelaku utama bisnis dalam bidang pertanian

sejauh ini belum memiliki kualitas yang memadai untuk dapat merencanakan dan

melaksanakan kegiatan pertanian secara sehat. Sebagian besar petani kita memiliki tingkat

pendidikan yang rendah. Selain itu, kebanyakan petani hanya melaksanakan kegiatannya

secara tradidional, dengan teknologi turun temurun tanpa disertai inovasi baru untuk

meningkatkan produktivitas pertaniannya. Tentu menjadi hal yang sangat ironi mengingat

Indonesia telah menghasilkan banyak peneliti dan ahli pertanian dengan inovasi

teknologinya.

Belum terintegrasinya pelaku pertanian di Indonesia, terutama antara para peneliti

dan ahli pertanian pemilik inovasi dan teknologi dengan para petani yang notabene

menjadi pelaku utama dalam bisnis pertanian menjadi sebab mengapa inovasi teknologi

yang dihasilkan tidak pernah teraplikasi secara optimal. Masih ada missing link yang

menjadi gap sehingga berbagai macam teknologi dan inovasi yang dilakukan hanya 4

Page 5: Membangun Stabilitas Perekonomian Indonesia Melalui Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

menjadi wacana pada pengembangan bisnis pertanian. Oleh karena itu, perlu adanya satu

sistem yang menjadi jembatan penghubung antara gap ini sehingga pemilik teknologi dan

inovasi dapat berinteraksi dengan pelaku utama industri sehingga wacana-wacana

pengembangan bisnis pertanian dapat teraplikasi secara optimal.

Sumber Daya Teknologi

Teknologi merupakan salah satu kunci peningkatan produksi pertanian. Melalui

lembaga-lembaga pertanian dan juga universitas, Indoensia telah menghasilkan teknologi

pengembangan pertanian yang luar biasa. Contohnya dalam bidang bioteknologi, melalui

Rekayasa Biologis, Indonesia telah mampu menghasilkan kedelai setinggi 2,5 m dengan

produksi 3-4 kali lebih banyak. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang

mengenai potensi lahan rawa dan juga lahan gambut yang mengandung berbagai macam

mineral layak dikembangkan menjadi industri dalam bisnis pertanian. Melalui teknologi

dan penemuan yang telah dihasilkannya sektor agribisnis memiliki prospek yang besar

dalam pencapaian ketahanan pangan.

Akan tetapi, paket teknologi yang dihasilkan Indonesia tidak mempunyai dampak

yang signifikan dalam kapasitas produksi pertanian. Hal ini disebabkan karena rendahnya

pendidikan petani Indonesia sehingga menyebabkan munculnya kesenjangan penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibat kesenjangan tersebut, sistem alih teknologi di

Indonesia menjadi lemah sehingga hasil-hasil penelitian yang diperoleh kurang dapat

diserap dan dimanfaatkan oleh petani kita. Selain itu, penerapan teknologi sering kali

kurang berorientasi pada keunggulan wilayah sehingga teknologi yang diterapkan kurang

tepat sasaran. Oleh karena itu, diperlukan satu usaha yang terstruktur dan terencana dalam

distribusi informasi dalam kaitannya dengan teknologi dan inovasi pertanian yang berbasis

pada potensi dan keunggulan wilayah.

Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah sebagai Alternatif Solusi

Dengan potensi yang dimilikinya, Indonesia memiliki prospek yang besar dalam

mengembangkan industri bisnis pertanian demi terwujudnya ketahanan pangan. Selain itu,

dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, potensi pertanian yang merupakan sektor

riil dapat menjadi penyelamat dalam menghadapi krisis global yang sedang melanda dunia.

Akan tetapi, pembangunan yang berlangsung selama ini belum berhasil mengangkat sektor

pertanian pada posisi yang seharusnya. Hal ini disebabkan karena belum adanya satu

program yang mengintegrasikan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan

sumber daya teknologi dalam sistem pembanguanan pertanian di Indonesia.5

Page 6: Membangun Stabilitas Perekonomian Indonesia Melalui Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

Pembangunan pertanian perlu dilakukan secara paripurna, terintegrasi dan sinergis.

Setiap unsur yang menjadi potensi pembangunan pertanian perlu dikembangkan secara

optimal. Unsur-unsur pertanian pokok dan merupakan potensi strategis dalam

pengembangan pertanian Indonesia terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia,

dan sumber daya teknologi. Ketiga unsur ini merupakan satu kesatuan yang saling terkait

dan mempengaruhi. Oleh karena itu, diperlukan satu usaha yang konsisten yang dapat

mengintegrasikan ketiga unsur tersebut secara paripurna dan sinergis. Salah satu usaha

yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan petani mengenai teknologi

pertanian terkini melalui pendidikan pertanian berbasis keunggulan wilayah.

Yang dimaksud dengan pendidikan pertanian berbasis keunggulan wilayah adalah

satu sistem pendidikan pertanian dengan orientasi pada optimalisasi keragaman sumber

daya lokal. Pendidikan dilakukan melalui sebuah lembaga setingkat desa dengan tenaga

pengajar professional yang ahli dalam bidangnya. Materi pelajaran yang diajarkan meliputi

pengenalan karakteristik wilayah dan potensinya dalam pengembangan bidang pertanian,

sosialisasi inovasi teknologi baru dan pendampingan alih teknologi.

Konsep pendidikan pertanian berbasis keunggulan wilayah adalah integrasi antara

ketiga unsur pertanian melalui satu sistem pendidikan formal yang konsisten. Hal ini

dilakukan melalui sistem pendidikan pertanian dengan materi pengajaran berbasis

kompetensi daerah, penggunaan teknologi tepat guna dan dukungan sistem insentif dalam

implementasi produksi komoditas unggulan wilayah. Melalui sistem ini, optimalisasi

sumber daya alam unggulan, sinergisitas pemilik dan pengguna inovasi teknologi, serta

alih teknologi berdasarkan keunggulan lokal akan dapat dilakukan secara paripurna.

Integrasi tersebut dapat digambarkan melalui gambar di bawah ini.

Gambar 2. Karakteristik Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

6

+

=

+

Pelajaran Intarkurikuler Sekolah

(Fun Learning, Fun Teaching)

Potensi Wilayah

Sumber daya alam

Page 7: Membangun Stabilitas Perekonomian Indonesia Melalui Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

\

Melalui sistem pendidikan ini, potensi wilayah dapat dikembangkan secara lebih

optimal. Berbeda dengan sitem BIMAS yang melakukan penyeragaman terhadap usaha

alih teknologi, pengajaran inovasi teknologi dilakukan dengan berorientasi pada

keragaman karakteristik lahan dan potensi wilayah yang dapat dikembangkan sebagai

komoditas. Oleh karena itu, materi pengajaran akan berbeda antara satu wilayah dengan

wilayah yang lain, tergantung pada karakteristik dan potensi kawasan. Misalnya, materi

pengajaran di Nusa Tenggara dengan sebagian besar terdiri dari lahan kering akan berbeda

dengan materi pengajaran yang dilakukan di Kalimantan dengan lahan gambutnya atau di

Sumatra dengan karakteristik rawanya.

Melalui sistem ini, kesenjangan antara pemilik teknologi dan pelaku pertanian secara

langsung juga dapat diminimalisir. Dengan pengajar yang professional dan terdiri dari ahli-

ahli teknologi dan para peneliti diharapkan akan terjadi interaksi sehingga distribusi

informasi mengenai inovasi dan temuan teknologi dapat dilakukan secara optimal.

Informasi yang diajarkan didasarkan pada kerakteristik wilayah dengan

mempertimbangkan kompetensi daerah. Alih teknologi dilakukan melalui pendampingan

secara konsisten. Dengan sistem ini, diharapkan sumber daya ahli pertanian dapat

terberdayakan dan hasil inovasi teknologi tidak lagi menjadi suatu wacana.

Selain itu, melalui sistem ini, diharapkan alih teknologi yang dilakukan dapat

dilakukan tepat sasaran. Dengan berorientasi pada keunggulan wilayah, pengajar dapat

menentukan materi yang dibutuhkan dan teknologi yang sesuai untuk dapat diaplikasikan

dalam mengembangkan keunggulan lokal. Misalnya, di Nusa Tenggara dengan

7

Keunggulan Lokal

Kompetensi Daerah

Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Teknologi

Pendidikan Pertanian Berbasis

Keunggulan Wilayah

Page 8: Membangun Stabilitas Perekonomian Indonesia Melalui Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

karakteristik lahan yang kering, maka teknologi yang tepat dikembangkan adalah inovasi

komoditas lahan kering seperti jagung dan kentang. Sistem ini juga memungkinkan

pemberdayaan teknologi yang tepat untuk digunakan pada lahan rawa berdasarkan

karakteristik asamnya. Misalnya, padi gogo untuk lahan dengan karakteristik sulfat masam,

kedelai untuk lahan gambut, dan kelapa untuk lahan salin.

Dengan pendidikan pertanian berbasis keunggulan wilayah, akan dihasilkan satu

produk unggul berdasar potensi daerah. Dengan karaktersitik wilayah yang berbeda-beda,

maka kandungan mineral dan zat hara di setiap wilayah juga berbeda-beda. Setiap

kandungan dalam kawasan tertentu, tentu berimplikasi pada kandungan dari produk

pertanian yang dihasilkannya. Optimalisasi yang berorientasi pada karaktersitik kawasan

ini akan memungkinkan dihasilkannya bahan makanan fungsional yang kaya akan satu zat

gizi tertentu. Misalnya dihasilkannya gandum rice yang kaya akan kandungan zat besi.

Penutup

Pendidikan pertanian berbasis keunggulan wilayah merupakan salah satu alternatif solusi

dalam menjawab permasalahan industri bisnis pertanian yang bersumber dari kurang

sinergisnya optimalisasi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya

teknologi di Indonesia. Melalui sistem ini, usaha pengembangan sumber daya alam

unggulan berbasis potensi wilayah, sinergisitas pemilik dan pengguna inovasi teknologi

berdasar kompetensi daerah, serta alih teknologi berdasarkan keunggulan lokal dapat

dilakukan secara paripurna. Dengan pendidikan pertanian berbasis keunggulan wilayah,

diharapkan industri bisnis pertanian dapat dikembangkan secara optimal sehingga terwujud

satu sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya lokal. Hal ini

akan berimplikasi pada stabilitas pembanguanan ekonomi di Indonesia mengingat industri

bisnis pertanian memiliki peran yang strategis dalam menghadapi krisis finansial global

yang sedang melanda dunia.

Daftar Pustaka

Arham, Ihsan. 2008. Potensi Strategis Pertanian dalam Membangun Perekonomian

Indonesia. Diakses dari

http://ihsanarham.multiply.com/journal/item/25/Potensi_Strategis_Pertanian_dala8

Page 9: Membangun Stabilitas Perekonomian Indonesia Melalui Pendidikan Pertanian Berbasis Keunggulan Wilayah

m_Membangun_Perekonomian_Indonesia pada tanggal 29 September 2010 pukul

15.43

Asmara, Rosihan. 2004. Makalah: Sumbangan untuk Menteri Pertanian. Malang:

Universitas Brawijaya

Dedenia. 2009. Potensi Pertanian Indonesia. Diakses dari

http://dedenia72.wordpress.com/2009/08/10/potensi-pertanian-indonesia/ pada

tanggal 29 September 2010 pukul 15.55

Harianto. 2007. Peran Pertanian dalam Ekonomi Pedesaan. Bogor: Pusat Studi

Pembangunan Pertanian dan Perdesaab IPB

Kamaruddin & Azis ,Mansur. 2006. Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian di Jepang dan

Indonesia. Sinar Tani Edisi 13 Desember 2006

Jamal, E., Syahyuti, & Hurun, A. M. 2002. Reforma Agraria dan Masa Depan Pertanian.

Bogor: Jurnal Litbang Pertanian

Simatupang, P. & Adimihardja, A. 2004. Peranan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Lahan Rawa Mendukung Pembangunan Agribisnis Wilayah.

Palembang: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Makalah disampakan pada

Seminar dan Lokakarya Nasional

Subejo. 2005. Globalisasi dan Isu-isu Strategis dalam Pembangunan Pertanian di

Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Paper untuk Studium General

Study on Rural Empowerment (SORem) 2005

Sugiharto, Dedi. 2009. Potensi Pertanian Indonesia. Diakses dari

http://novyan83.wordpress.com/2009/01/05/potensi-pertanian-indonesia/ pada

tanggal 29 September 2010 pukul 14.32

Sulistyaningsih, Yohana C. 2005. Tinjauan Tentang Petani dan Pertanian Indonesia.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

_______. 2010. Program Unggulan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Barat. Dinas Pertanian NTB.

_______. 2009. Proyeksi Makroekonomi Indonesia 2009 – 2013. Depok: Biro Riset

LMFEUI

______. 2009. Pertanian Menyelamatkan Bangsa dari Krisis Kapitalisme Global. Diakses

dari http://www.spi.or.id/?p=862 tanggal 29 September 2010 pukul 15.03 WIB

9