Upload
afief-mulya-wijaya
View
15
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mekanisme sistem saraf
Citation preview
Tuesday, November 10, 2015 Mekanisme Penyembuhan Tulang
Neurosains
Mekanisme Impuls Saraf May 30, 2010 Medicinesia 9 Comments impuls, muskarinik, nikotinik,
potensial aksi, reseptor, Saraf, sinaps
Artikel ini sudah dibaca 180678 kali!
Impuls Saraf
Sel-sel di dalam tubuh dapat memiliki potensial membran akibat adanya
distribusi tidak merata dan perbedaan permeabilitas dari Na , K , dan anion
besar intrasel. Potensial istirahat merupakan potensial membran konstan
ketika sel yang dapat tereksitasi tidak memperlihatkan potensial cepat. Sel
saraf dan otot merupakan jaringan yang dapat tereksitasi karena dapat
mengubah permeabilitas membran sehingga mengalami perubahan
potensial membran sementara jika tereksitasi. Ada dua macam perubahan
potensial membran:
1. Potensial berjenjang yakni sinyal jarak dekat yang cepatmenghilang. Potensial berjenjang bersifat lokal yang terjadi dalamberbagai derajat. Potensial ini dipengaruhi oleh semakin kuatnya
kejadian pencetus dan semakin besarnya potensial berjenjang
Review Standards ofMedical Care inDiabetes – 2015
American Diabetes Association
pada Januari 2015 telah
mengeluarkan pedoman
pelayanan diabetes mellitus yang
terbaru. Apa saja update dan
perubahan yang dicanangkan?
World Cancer Day
Latest:
+ +
HOME BASIC MEDICINE CLINICAL ASPECTS JOURNAL AND NEWS
kejadian pencetus dan semakin besarnya potensial berjenjangyang terjadi. Kejadian pencetus dapat berupa:
1. Stimulus2. Interaksi ligan-reseptor permukaan sel saraf dan otot3. Perubahan potensial yang spontan (akibat
ketidakseimbangan siklus pengeluaran pemasukan/kebocoran-pemompaan)
Apabila potensial berjenjang secara lokal terjadi pada membran sel saraf
atau otot, terdapat potensial berbeda di daerah tersebut. Arus (secara pasif
)mengalir antara daerah yang terlibat dan daerah di sekitarnya (di dalam
maupun di luar membran). Potensial berjenjang dapat menimbulkan
potensial aksi jika potensial di daerah trigger zone di atas ambang.
Sedangkan jika potensial di bawah ambang tidak akan memicu potensial
aksi.
Daerah-daerah di jaringan tempat terjadinya potensial berjenjang tidak
mempunyai bahan insulator sehingga terjadi kebocoran arus dari daerah
aktif membran ke cairan ekstrasel (CES) sehingga potensial semakin jauh
semakin berkurang. Contoh potensial berjenjang:
1. Potensial pasca sinaps2. Potensial reseptor3. Potensial end-plate4. Potensial alat pacu
Potensial aksi merupakan pembalikan cepat potensial membran akibat
perubahan permeabilitas membran. Potensial aksi berfungsi sebagai sinyal
jarak jauh.
Istilah-istilah:
1. Polarisasi (potensial istirahat) à membran memiliki potensial danterdapat pemisahan muatan berlawanan
2. Depolarisasi à potensial lebih kecil daripada potensial istirahat(menuju 0 mV)
3. Hiperpolarisasi à potensial lebih besar daripada potensial istirahat(potensial lebih negatif dan lebih banyak muatan yang dipisahdibandingkan dengan potensial istirahat)
Selama potensial aksi, depolarisasi membran ke potensial ambang
menyebabkan serangkaian perubahan permeabilitas akibat perubahan
konformasi saluran-saluran gerbang-voltase. Perubahan permeabilitas ini
menyebabkan pembalikan potensial membran secara singkat, dengan
influks Na (fase naik; dari -70 mV ke +30 mV) dan efluks K (fase turun: dari
puncak ke potensial istirahat). Sebelum kembali istirahat, potensial aksi
menimbulkan potensial aksi baru yang identik di dekatnya melalui aliran
arus sehingga daerah tersebut mencapai ambang. Potensial aksi ini
Dengan data statistik yang
menunjukkan risiko peningkatan
kasus baru sebanyak 70% dalam
dua dekade ke depan, tidak salah
jika banyak orang yang takut
akan vonis mati sang kanker.
Apakah mitos tersebut benar?
Mari kita kupas tuntas
rahasianya.
Pengunjung Kami
+ +
menyebar ke seluruh membran sel tanpa menyebabkan penyusutan. Cara
perambatan potensial aksi:
1. Hantaran oleh aliran arus lokal pada serat tidak bermielin àpotensial aksi menyebar di sepanjang membran
2. Hantaran saltatorik yang lebih cepat di serat bermielin à impulsmelompati bagian saraf yang diselubungi mielin
Pompa Na -K memulihkan ion-ion yang berpindah selama perambatan
potensial aksi ke lokasi semula secara bertahap untuk mempertahankan
gradien konsentrasi. Bagian membran yang baru saja dilewati oleh potensial
aksi tidak mungkin dirangsang kembali sampai bagian tersebut pulih dari
periode refrakternya. Periode refrakter memastikan perambatan satu arah
potensial aksi menjauhi tempat pengaktifan semula. Potensial aksi timbul
secara maksimal sebagai respon terhadap rangsangan atau tidak sama
sekali (all or none). Variasi kekuatan rangsang dlihat dari variasi frekuensi,
bukan dari variasi kekuatan (besarnya) potensial aksi.
Sinaps dan Integrasi Neuron
Susunan saraf memiliki banyak neuron yang saling berhubungan
membentuk jaras konduksi fungsional (functional conducting pathway).
Sinaps merupakan tempat dua neuron yang berdekatan satu sama lain dan
terjadi komunikasi interneuronal. Potensial aksi di neuron prasinaps
menyebabkan pengeluaran neurotransmitter yang berikatan dengan
reseptor di neuron pascasinaps. Sinaps berdasarkan letak:
1. Sinaps aksodendritik2. Sinaps aksosomatik3. Sinaps aksoaksonik
Jenis sinaps:
a. Sinaps Kimiawi
Permukaan yang berhadapan dengan perluasan akson terminal dan neuron
disebut membran prasinaptik dan pascasinaptik yang dipisahkan oleh
celah sinaptik. Membran prasinaptik dan pascasinaptik menebal dan
sitoplasma meningkat densitasnya. Prasinaptik terminal banyak
mengandung vesikel-vesikel prasinaptik yang berisi neurotransmiter.
Vesikel-vesikel bergabung dengan membran prasinaptik dan mengeluarkan
neurotransmiter ke celah sinaptik melalui melalui proses eksositosis.
Mitokondria berperan dalam menyediakan ATP untuk sintesis
neurotransmiter baru. Sebagian besar neuron hanya menghasilkan dan
melepaskan neurotransmitter utama di semua ujung-ujung sarafnya.
Misalnya, asetilkolin digunakan di susunan saraf pusat dan susunan saraf
tepi, sedangkan dopamin di substansia nigra. Glisin ditemukan terutama di
+ +
sinaps-sinaps medulla spinalis.
Neurotransmitter dilepaskan dari ujung saraf ketika datang impuls saraf
(potensial aksi). Potensial aksi menyebabkan influks K yang menyebabkan
vesikel sinaptik bergabung dengan membran prasinaptik. Kemudian
neurotransmitter dikeluarkan ke celah sinaps. Ketika berada di celah
sinaptik, neurotransmiter mencapai sasarannya dengan meningkatkan atau
menurunkan potensial istirahat (resting potential) pada membrane
pascasinaptik untuk waktu yang singkat. Protein reseptor pada membran
sinaptik mengikat neurotransmitter dan melakukan penyesuaian dengan
membuka kanal ion, membangkitkan Excitatory Postsynaptic Potential
(EPSP) atau Inhibitory Postsynaptic Potential (IPSP). Eksitasi cepat
diketahui menggunakan asetilkolin (nikotinik) dan L-glutamat atau inhibisi
menggunakan GABA. Reseptor protein lain mengikat neuromodulator dan
mengaktifkan sistem messenger kedua, biasanya melalui transduser
molekuler, protein G. Reseptor ini memiliki periode laten yang lebih lama,
berlangsung selama beberapa menit atau lebih. Contoh neuromodulator
adalah asetilkolin (muskarinik), serotonin, histamin, neuropeptida, dan
adenosin.
Efek eksitasi atau inhibisi pada membran pascasinaps neuron bergantung
pada jumlah respons pascasinaps pada sinaps yang berbeda. Jika efek
keseluruhannya adalah depolarisasi, neuron akan terstimulasi dan
potensial aksi akan dibangkitkan pada segmen inisial akson dan impuls
saraf dihantarkan sepanjang akson. Sebaliknya, jika efek keseluruhannya
adalah hiperpolarisasi, neuron diinhibisi dan tidak timbul impuls saraf.
Distribusi neurotransmitter bervariasi di berbagai bagian susunan saraf.
Misalnya asetilkolin yang ditemukan di taut neuromuskular, ganglia
autonom, dan ujung-ujung saraf simpatis. Pada susunan saraf pusat,
kolateral neuron motorik sampai sel-sel Renshaw, hippocampus, ascending
reticular pathway, serta serabut aferen sistem penglihatan dan
pendengaran memiliki neurotransmitter kolinergik. Norepinefrin
ditemukan pada ujung-ujung saraf simpatis dan ditemukan dalam
konsentrasi tinggi di hipotalamus. Dopamin terdapat dalam konsentrasi
tinggi di berbagai bagian di sistem saraf pusat, misalnya di nucleus basalis
(ganglia basalis).
Efek neurotransmitter dipengaruhi oleh destruksi atau reabsorpsi
neurotransmitter tersebut. Misalnya pada asetilkolin, efeknya dibatasi oleh
enzim asetilkolinesterase (AChE) dengan mendegradasi asetilkolin. Namun,
efek katekolamin dibatasi dengan kembalinya neurotransmitter ke ujung-
ujung saraf prasinaps.
Neuromodulator merupakan zat selain neurotransmitter yang dikeluarkan
dari membran prasinaps ke celah sinaps, mampu memodulasi dan
+
memodifikasi aktivitas neuron pascasinaps. Neuromodulator dapat
ditemukan bersama dengan neurotransmitter utama di sebuah sinaps
tunggal. Biasanya neuromodulator terdapat di dalam vesikel prasinaps yang
berbeda. Pelepasan neuromodulator ke celah sinaps tidak memberikan efek
langsung pada membran pascasinaps. Neuromodulator berperan
menguatkan, memperpanjang, menghambat, atau membatasi efek
neurotransmitter utama di membrane pascasinaps. Neuromodulator
bekerja melalui sistem messenger kedua yang biasanya melalui transducer
molecular, protein G, dan mengubah respons reseptor terhadap
neurotransmitter. Di daerah sistem saraf pusat tertentu, berbagai neuron
aferen yang berbeda dapat melepaskan beberapa neuromodulator
berlainan yang diambil oleh neuron pascasinaps. Susunan tersebut dapat
menimbulkan berbagai respon berbeda tergantung pada input dari neuron
aferen.
b. Sinaps Elektrik
Sinaps elektrik merupakan gap junction berupa kanal dari sitoplasma
neuron prasinaps ke neuron pascasinaps. Neuron-neuron berkomunikasi
secara elektrik dan tidak ada transmitter kimia. Ion mengalir dari suatu
neuron ke neuron lain melalui kanal-kanal penghubung. Penyebaran
aktivitas yang cepat dari satu neuron ke neuron lain menunjukkan
sekelompok neuron melakukan suatu fungsi bersama-sama. Sinaps elektrik
dapat berjalan dua arah sedangkan sinaps kimiawi hanya satu arah. Sinaps
elektrik memiliki respon yang cepat sehingga penting untuk gerakan refleks.
Reseptor Neurotransmitter
Reseptor berupa protein kompleks transmembran yang sebagian
menonjol ke lingkungan ekstrasel dan bagian lain yang menonjol ke
lingkungan intrasel. Reseptor neurotransmitter menangkap
neurotransmitter yang dilepaskan dan menyalurkan pesan yang dibawa
neurotransmitter ke intrasel. Reseptor tersebut mempunyai tempat
pengikatan yang multipel (binding site).
Klasifikasi reseptor neurotransmitter:
1. Reseptor Ionotropik (ligand-gated ion channel)
Reseptor ionotropik merupakan transmitter-gated channels.
Neurotransmitter berikatan dengan reseptor yang menempel pada pintu
masuk kanal ion dan menyebabkan kanal ion terbuka. Reseptor ionotropik
mempunyai aksi sangat cepat, waktu pengikatan neurotransmitter pada
reseptor dan respon sangat pendek, respon singkat.
Reseptor neurotransmitter Kolinergik
Setiap neurotransmitter menimbulkan efek di membran postsinaptik bila
berikatan dengan reseptor spesifik. Dua neurotransmitter tidak akan
berikatan pada satu reseptor yang sama, meskipun satu neurotransmitter
dapat berikatan dengan reseptor yang berbeda. Hal ini disebut sebagai
subtipe reseptor. Asetilkolin bekerja pada dua subtipe reseptor yang
berbeda. Satu tipe berada di otot skeletal (nikotinik) dan tipe lain berada di
otot jantung (muskarinik).
Reseptor Nikotinik Asetilkolin (Ach)
Reseptor ini berperan dalam penyaluran sinyal listrik dari suatu motor
neuron ke serat saraf otot. Asetilkolin yang dilepaskan oleh neuron motorik
berdifusi ke membran plasma sel miosit dan terkait pada reseptor
asetilkolin. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan konformasi reseptor
dan akan menyebabkan kanal ion membuka. Pergerakan muatan positif
akan mendepolarisasi membran plasma yang menyebabkan kontraksi.
Pembukaan kanal hanya berlangsung sebentar meskipun asetilkolin masih
menempel pada reseptor (periode desensitisasi). Reseptor nikotinik
asetilkolin yang matang terdiri atas 2 α, β, γ, dan δ. Berbeda dari yang ada di
otot, struktur reseptor nikotinik asetilkolin di neuron hanya terdiri atas
subunit α&β (α β ).
Reseptor Muskarinik
Reseptor muskarinik yang terdapat pada otot jantung mempunyai subunit
α β . Setelah asetilkolin berikatan dengan reseptor muskarinik, timbul sinyal
dengan mekanisme berbeda. Misalnya, bila reseptor M atau M diaktifkan,
reseptor ini akan mengalami perubahan konformasi dan berinteraksi
dengan protein G yang selanjutnya akan mengaktifkan fosfolipase C.
akibatnya terjadi hidrolisis fosfatidilinositol-(4,5)-bifosfate (PIP ) yang
menyebabkan peningkatan kadar Ca2+ intrasel. Selanjutnya kation ini akan
berinteraksi memacu atau menghambat enzim-enzim, menyebabkan
hiperpolarisasi, sekresi, atau kontraksi. Sebaliknya, aktivasi reseptor subtype
M pada otot jantung memacu potein G yang menghambat adenilsiklase
dan mempertinggi konduksi K sehingga denyut jantung dan kontraksi otot
jantung menurun.
Amino Acid-Gated Channels
Amino Acid-Gated Channels memediasi sebagian besar transmisi cepat
sinapsis di CNS (Cerebral Nervous System). Fungsinya lebih terbatas yakni
pada sistem sensorik, memori, dan penyakit.
Reseptor GABA
Reseptor GABA mempunyai beberapa tempat pengikatan untuk berbagai
neuromodulator. Reseptor ini merupakan target yang baik untuk obat
3 2
3 2
1 2
2
2
+
A
A
Glutamate-Gated Channels
Reseptor agonis glutamate adalah AMPA (alpha-amino-3-hydroxy-5-
methylisoxazole-4-propionic acid), NMDA (N-methyl D-aspartate), dan
Kainate. AMDA dan NMDA berperan dalam transmisi sinaps eksitator yang
cepat di otak sedangkan KAINATE fungsinya belum diketahui. AMPA-gated
channels permeabel terhadap Na dan K dan tidak permeabel terhadap
Ca Sedangkan reseptor NMDA permeabel terhadap Na ,K dan Ca .
1. Reseptor Metabotropik (G protein-coupled)
Metabotropik merupakan reseptor yang berikatan dengan
neurotransmitter dan membentuk second messenger sebagai salah satu
jalur transduksi sinyal. Neurotransmitter yang berikatan yakni amin biogenic
(dopa, dopamine, serotonin, adrenalin, noradrenalin, histamine), hormone
peptide (angiotensin II, somastosin, TRH). Ligan yang berikatan bukan dari
golongan neurotransmitter adalah eikosanoid. Biasanya reseptor jenis ini
merupakan reseptor G-potein-coupled yang mempunyai 3 subunit (α, β, γ)
dan memiliki 7 kompartemen.
Transduksi sinyal pada reseptor metabotropik G-protein-coupled
Pada keadaan inaktif, subunit α potein G mengikat GDP. Saat diaktivasi oleh
reseptor G-protein-coupled, GDP beruba menjadi GTP. Kemudian potein G
akan terpecah menjadi Gα (subunit GTP) dan Gβγ yang akan mengaktifkan
protein efektor. Secara perlahan subunit Gα akan melepas PO dari GTP
sehingga berubah menjadi GDP yang menyebabkan aktifitas berhenti.
Taut Neuromuskular pada Otot Rangka
Setiap serabut saraf bermielin yang masuk ke otot rangka membentuk
banyak cabang yang jumlahnya tergantung pada ukuran unit motoriknya.
Cabang akan berakhir pada otot rangka di tempat yang disebut taut
neuromuskular (neuromuscular junction) atau motor-end-plate. Sebagian
besar serabut-serabut otot hanya dipersarafi oleh satu motor end-plate.
Saat mencapai serabut otot, saraf kehilangan selubung mielin dan pecah
menjadi cabang-cabang halus. Masing-masing saraf berakhir sebagai akson
yang terbuka dan membentuk unsur neural motor end-plate. Pada motor
end-plate, permukaan serabut otot sedikit meninggi serta membentuk
unsur otot (sole plate). Elevasi terjadi akibat akumulasi sarkoplasma
granular di bawah sarkolema serta banyak inti dan mitokondria.
Akson terbuka yang melebar terletak pada alur permukaan serabut otot
yang dibentuk oleh lipatan sarkolema ke dalam (junctional fold = dasar alur
dibentuk oleh sarkolema yang membentuk lipatan-lipatan). Junctional fold
berfungsi memperluas area permukaan sarkolema yang terletak di dekat
+ +
2+. + + 2+
4
akson yang melebar. Di antara membran plasma akson (aksolema atau
membran prasinaps) dan membran plasma serabut otot (sarkolema atau
membran pascasinaps) terdapat celah sinaps.
Saat potensial aksi mencapai membran prasinaps motor end-plate, kanal
voltage-gated Ca terbuka dan Ca2+ masuk ke dalam akson. Hal ini
menstimulasi penggabungan vesikel sinaptik dengan membran prasinaps
dan menyebabkan pelepasan asetilkolin ke celah sinaps. Kemudian
asetilkolin menyebar dan mencapai reseptor Ach tipe nikotinik di
membran pascasinaps junctional fold. Setelah pintu kanal terbuka,
membran pascasinaps lebih permeabel terhadap Na yang mengalir ke
dalam sel-sel otot dan terjadi potensial lokal (end-plate potential). Pintu
kanal Ach permeabel terhadap K yang keluar dari sel namun dalam jumlah
yang lebih kecil. Jika end-plate potential cukup besar, kanal voltage-gated
untuk Na terbuka dan timbul potensial aksi yang menyebar sepanjang
permukaan sarkolema. Gelombang depolarisasi diteruskan ke serabut otot
oleh sistem tubulus T menuju miofibril yang kontraktil. Hal ini menyebabkan
pelepasan Ca dari retikulum sarkoplasma yang akan menimbulkan
kontraksi otot.
Disusun oleh Lyriestrata Anisa
REFERENSI
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC;2001. p.78-100
2. Snell RS. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisike-5. Jakarta: EGC; 2001.p.54-8;106-9
3. Ibrahim N. Neurophysiology. Bahan Kuliah Modul NeurosainsFKUI. 2010
4. Mudjihartini N. Neurobiologi Molekuler Sel Saraf. Bahan KuliahModul Neurosains FKUI. 2010
5. Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI. KumpulanKuliah Farmakologi. Jakarta: EGC;p.338-9
2+
+
+
+
2+
← Konsep Nyeri dan Nyeri Neuropati
Hormon Hidrofilik dan Lipofilik →
Artikel Terkait:Fisiologi Penghidu dan Pengecapan Oleh Elisabet Lana A.K.Penghidu dan pengecap merupakan aktivitas yang membutuhkanmolekul kimia sebagai rangsangannya karena sel saraf keduapengindera…Fisiologi Pendengaran Telinga secara anatomis terbagi menjaditiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar dantengah berperan dalam transmisi…Hipersensitivitas Tipe 2: Sitotoksik Oleh Arini Purwono Responimun, baik nonspesifik maupun spesifik pada umumnyamenguntungkan bagi tubuh, berfungsi protektif terhadap infeksiatau pertumbuhan…Gangguan Neuromuskular Junction dan Gaya Berjalan (Gait) OlehRahmanu Reztaputra A. Gangguan Neuromuscular Junction 1.Myasthenia Gravis Myasthenia Gravis merupakan penyakitautoimun pada neuromuscular junction. Pada penyakit ini…Hipersensitifitas TIpe 1: Reaksi Anafilaktik atau Reaksi… Reaksihipersensitifitas menurut Robert Coombs dan Philip HH Gell dibagimenjadi 4 tipe yaitu: Tipe 1: Reaksi IgE atau reaksi…
Medicinesia
Johny Bayu Fitantra, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
http://proy-rio.blogspot.com priyowah, ini baru lengkap informasinya..namanya juga web nya dokter..hehehehe…
tema blog saya memang kesehatan juga, tapi saya bukan apa selain calon
perwat pak dokter…hehehe, jadi malu…. kunjung balik ke blog saya jika
berkenan.terima kasih.
Johannis W.DTerimakasih atas situs DOKTER KITA yang telah memberikan info jelas mengenai
materi saraf. Saya mohon bantuan tentang masalah pembahansan pengaruh
kelelahan kerja fisik terhadap saraf motorik perifer. serta referensi, karena saya
sedang menyelesaikan studi di FK S3 dan membutuhkan materi tersebut beserta
dengan referensi buku. Trims
John. Dapat dikirim melaui email [email protected]
http://neurotransmitters-disorders.blogspot.com/ AnDgEmang bener…tampilan blog DOKTER KITA ini beda dari yang lain, informasinya
menarik dan lengkap saya jadi pengen terus tiap hari ngunjungin Blog DOKTER
KITA ini. Aduh saya jadi malu sama DOKTER KITA, saya punya artikel Blog
tentang penyakit atauGangguan Neurotransmitters, Serotonin dan Dopamine,
Brain of GABA, Amino Acid, dll tapi isi materinya hanya sedikit.
http://www.dokter-kita.com Fitantrakami hanya berusaha berbagi ilmu saja. Tentunya masih bnyak kekurangan.
mohon koreksinya jika ada materi yang mungkin tidak sesuai dengan sumber
lain yang Anda dapat.
terima kasih..
Waldi_rahman93 tolong kirim ke @mail yua
John Mohon bisa dikirimkan tentang artikel tsb ke email dtr_trk@ yahoo.com saya
membutuhkannya terimakasih GBU
Bharis Energy sudikah berbagi no hp kepada saya.
no hp saya 081911016451
http://www.bharisenergi.com Bambang Hari Susantomohon dimaafkan atas tidak peduli saya pada Permohonan Anda semuanya di
sebabkan kesibukan yang menyita saya untuk selalu bisa di hadapan laptop,
sekalgi mohon saya di maafkan kontak di no hp saya 081911016451 trimakasih,
http://www.bharisenergi.com Bambang Hari Susantosaya mohon di maafkan karena ketidak pedulian saya terhadap permohonan
Anda semua ini disebabkan tidak konsistennya saya di depan leptop karena
kesibukan menyita saya, sekali lagi saya mohon untuk dimaafkan hub di no hp
saya 081911016451.trimakasih