46
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PENUTUR ASING Awalnya media merupakan alat bantu mengajar guru (teaching aids), dapat berupa alat bantu visual atau alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret pada siswa. Sekarang media merupakan suatu alat yang terintegrasikan dalam proses belajar mengajar, karena fungsinya sebagai pengantara pesan. Pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan dalam hal ini guru dan penerima pesan atau siswa. Menurut Rivai (1978: 11) beberapa tokoh pendidikan berpendapat bahwa pemakaian media pengajaran di dalam interaksi edukatif bukan suatu penghayatan tambahan, akan tetapi media tersebut adalah merupakan bagian dari keseluruhan situasi dan proses interaksi itu. Bahkan menurut Thomas (Rivai, 1978:11) media memiliki makna yang lebih luas lagi, bahwa penggunaan media pembelajaran merupakan kesatuan yang diintegrasikan dengan materi pelajaran, merupakan kesatuan bulat yang tidak bisa dipisah-pisahkan, media juga merupakan bentuk perantara yang dipakai untuk menyebarkan ide-idenya sehingga gagasan itu sampai pada penerima (Hamidjojo, 1977: 1).

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PENUTUR ASING

Awalnya media merupakan alat bantu mengajar guru (teaching aids), dapat berupa alat

bantu visual atau alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret pada siswa. Sekarang

media merupakan suatu alat yang terintegrasikan dalam proses belajar mengajar, karena

fungsinya sebagai pengantara pesan. Pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan dalam hal ini

guru dan penerima pesan atau siswa.

Menurut Rivai (1978: 11) beberapa tokoh pendidikan berpendapat bahwa pemakaian

media pengajaran di dalam interaksi edukatif bukan suatu penghayatan tambahan, akan tetapi

media tersebut adalah merupakan bagian dari keseluruhan situasi dan proses interaksi itu.

Bahkan menurut Thomas (Rivai, 1978:11) media memiliki makna yang lebih luas lagi, bahwa

penggunaan media pembelajaran merupakan kesatuan yang diintegrasikan dengan materi

pelajaran, merupakan kesatuan bulat yang tidak bisa dipisah-pisahkan, media juga merupakan

bentuk perantara yang dipakai untuk menyebarkan ide-idenya sehingga gagasan itu sampai pada

penerima (Hamidjojo, 1977: 1).

Pengertian Media Pembelajaran BIPA

Media merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah memiliki makna

perantara atau pengantar. Kata ini berasal dari bahasa Latin dan secara gramatikal memiliki

makna sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Sadiman,

2005: 6). Sementara menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/

NEA) media merupakan bentuk-bentuk komunikasi, baik tercetak maupun audiovisual serta

peralatannya. Media hendaknnya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca

(Sadiman 2005: 7). Dalam dunia pendidikan media diartikan sebagai suatu komponen atau alat

Page 2: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

fisik yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Media dalam pembelajaran BIPA disiapkan agar dapat mempermudah pengajar untuk

mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing. Penutur asingpun dapat dengan mudah

memahami materi yang dipelajari.

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran BIPA

Dalam kegiatan pembelajaran yang ditujukan bagi penutur asing, media lebih banyak

bertindak sebagai bahan ajar. Media yang disiapkan dalam setiap pembelajaran dapat

mempertinggi hasil belajar yang akan dicapai karena informasi yang disampaikan kepada

penutur asing akan lebih mudah dicerna. Hal ini sesuai dengan fungsi dan manfaat media itu

sendiri. Oleh karena itu, kita perlu tahu fungsi dan manfaat dari media pendidikan itu sendiri

(Wirasasmita, 2002: 4-6).

Pertama, media pendidikan mempunyai fungsi edukatif sesuai dengan konotasi yang

berkenan dengan tujuan pendidikan. Media pula dapat dikategori sebagai salah satu stimuli

komunikasi, yaitu kekuatan yang digunakan untuk membina, mangun, atau mendidik manusia

dengan tujuan untuk mengubah sikapnya.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pendidikan dapat membangun

sikap positif bagi peserta didik, dalam hal penutur asing. Media yang digunakan oleh seorang

guru dapat memotivasi peserta didik karena sifatnya yang impresif dan dramatis, sehingga dapat

mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

Kedua, media pendidikan mempunyai fungsi sosial, karena media berperan dalam

menyampaikan berbagai informasi, konsep, gagasan, serta pengalaman belajar yang diterima

oleh setia pembelajar secara bersamaan.

Ketiga, media pendidikan memiliki fungsi ekonomi dalam pengertian efisien pencapaian

Page 3: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

tujuan instruksional daripada proses belajar mengajar, terhadap sejumlah kelompok besar

pembelajar dimungkinkan.

Keempat, media pendidikan mempunyai fungsi politis, dalam hal keseragaman misi yang

diemban oleh lembaga pendidikan mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah.

Kelima, media pendidikan mempunyai fungsi seni budaya dalam hal mempercepat

penyebarluasan informasi mengenai hasil seni budaya, ciptaan-ciptaan baru sebagai produk

kemajuan yang dicapai di bidang ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi.

Penutur asing akan sangat tertarik untuk mempelajari suatu materi apabila di dalam

materi pembelajarannya disisipkan muatan seni budaya. Selain pembelajar dapat belajar bahasa

Indonesia, mereka pun dapat mengenal sisi budaya Indonesia yang lain.

Selain fungsinya, media pendidikan memiliki banyak manfaat. Manfaat dari media

pendidikan itu sendiri dapat ditinjau dari segi:

a. Content atau isi pelajaran, misalnya dalam menyampaikan suatu konsep yang luas, seorang

pengajar dapat menyederhanakannya dengan menampilkan sebuah diagram atau grafik.

b. Jumlah pembelajar, dapat dicapai dalam jumlah yang besar dengan menggunakan media

pendidikan. Media dapat membantu pemahaman dengan optimal.

c. Waktu, dalam menyampaikan materi pelajaran yang singkat kadangkala tidak seimbang

dengan banyaknya materi yang harus disampaikan. Media pendidikan akan membantu guru

dalam penyampaian materi yang banyak dengan optimal dalam waktu yang singkat.

d. Psikologis, dengan penyampaian materi pelajaran melalui media pendidikan yang baik akan

dapat menimbulkan kesan nyata, dramatis, impresif sehingga pembelajar lebih menaruh

perhatian kepada pelajaran karena menarik perhatian mereka. Media pendidikan dapat

menimbulkan kesan nyata, meyakinkan, menarik perhatian, dan menyenangkan, sehingga

dapat meningkatkan motivasi belajar pembelajar.

Keempat manfaat dari media pendidikan ini telah dibuktikan oleh beberapa penelitian.

Page 4: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Melihat dari manfaat-manfaat media pendidikan, penyampaian materi dengan mengintegrasikan

media dalam kegiatan belajar mengajar, akan optimalkan penyerapan materi pembelajar.

Ada juga usaha lain untuk mengklasifikasikan kesamaan atau karakteristik media

pendidikan. Beberapa usaha ke arah taksonomi media tersebut antara lain seperti dalam uraian

selanjutnya.

MEDIA PEMBELAJARAN

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH ICT DALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

DESI PANDORA 20092512013

VERA ANGELA 20092512015

Page 5: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

RAINI ANDALUSIA 20092512016

Dosen Pengampuh :

Prof. Dr. ZULKARDI, M. I. Komp., M. Sc

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah,

perantara, atau pengantar (Azhar Arsyad, 2007 : 3). Association of Education and

Communication Technology (AECT) memberikan definisi media sebagai segala bentuk dan

saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi (Richey : 1994). Pendapat

lain mengemukakan bahwa media adalah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan

Page 6: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

pesan dari seorang komunikator kepada komunikan (Suranto, 2005:18). Sedangkan Trini

Prastati (2005:3) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat menyalurkan informasi

dari sumber informasi ke penerima informasi.

Heinich dan kawan-kawan (1996:8) mengartikan media sebagai perantara yang

mengantar informasi dari sumber kepada penerima. Dengan demikian televisi, film, foto,

radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya

adalah tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang

mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.

Secara lebih khusus Briggs (1979) mengatakan media sebagai sarana fisik untuk

menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana fisik tersebut dapat berupa buku,

tape rekorder, kaset, kamera video, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan kompuiter.

Sependapat dengan Briggs, Wang Qiyun & Cheung Wing Sum (2003), menyatakan bahwa

dalam konteks pendidikan, media biasa disebut sebagai fasilitas pembelajaran yang

Page 7: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

membawa pesan kepada pembelajar. Media dapat dikatakan pula sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya, sehingga media dapat

dimanipulasi, dilihat, dibaca, dan didengar.

Dengan demikian media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat-alat grafis,

photografis, atau elektronis, yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal atau dapat disimpulkan bahwa media

merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran berkembang dari waktu ke waktu, seiring dengan perkembangan

teknologi. Beberapa ahli menggolongkan macam-macam media pembelajaran dari sudut

Heinich (1996) menjabarkan media pembelajaran dalam bukunya meliputi : nonprojected

Page 8: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

media, projected media, audiomedia, motionmedia, computer mediated instruction, computer

based multimedia and hypermedia, media radio and television. Nonprojected media berupa

photographs, diagrams, displays, dan models. Projected media terdiri dari slides, filmstrips,

overhead transparencies, dan computer projection. Audiomedia berupa cassettes dan

compact discs, sedangkan motionmedia berupa video dan film.

Azhar Arsyad (2007:29) mengelompokkan meda pembelajaran menjadi empat kelompok,

yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual, media hasil teknologi

komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Sementara Seels & Glasgow (1990 : 181-183) membagi media berdasarkan

perkembangan terknologi, yaitu media dengan teknologi tradisional dan media dengan

teknologi mutakhir. Media dengan teknologi tradisional meliputi : (a) visual diam yang

diproyeksikan berupa proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides,

filmstrips; (b) visual yang tidak diproyeksikan berupa gambar, poster, foto, charts, grafik,

Page 9: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

diagram, pameran, papan info; (c) audio terdiri dari rekaman piringan dan pita kaset; (d)

penyajian multimedia dibedakan menjadi slide plus suara dan multi image; (e) visual dinamis

yang diproyeksikan berupa film, televisi, video; (f) media cetak seperti buku teks, modul, teks

terprogram, workbook, majalah ilmiah, berkala, dan hand out; (g) permainan diantaranya

teka-teki, simulasi, permainan papan; (h) realita dapat berupa model, specimen (contoh),

manipulatif (peta, miniatur, boneka).

Sedangkan media dengan teknologi mutakhir meliputi dibedakan menjadi : (a) media

berbasis telekomunikasi diantaranya adalah telekonfrence dan distance learning; (b) media

berbasis mikroprosesor terdiri dari CAI (Computer Assisted Instruction, Games, Hypermedia,

CD (Compact Disc), dan Web Pembelajaran (Web Based Learning)

Penggolongan media yang lebih aktual dikemukakan oleh William W. Lee & Diana L.

Owen (2004:55-56) dengan delapan tipe media pengiriman. Kedelapan media tersebut adalah

Page 10: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

instructor-led, computer-based, distance broadcast, web-based, performance support systems

(PSS), dan electronic performance support systems (EPSS).

Berdasarkan macam-macam media tersebut di atas, menunjukkan bahwa media

pembelajaran senantiasa mengalami perkembangan seiring kemajuan ilmu dan teknologi.

Perkembangan media pembelajaran juga mengikuti tuntutan dan kebutuhan pembelajaran,

sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Levie & Lents dalam Azhar Arsyad (2007) mengemukakan empat fungsi media

pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian

siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual

yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Media gambar atau animasi yang

diproyeksikan melalui LCD dapat memfokuskan dan mengarahkan perhatian mereka kepada

Page 11: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

pelajaran yang akan mereka terima. Hal ini berpengaruh terhadap penguasaan mater

pelajaran yang lebih baik oleh siswa.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat keterlibatan emosi dan sikap siswa

pada saat menyimak tayangan materi pelajaran yang disertai dengan visualisasi. Misalnya,

tayangan video gambar simulasi kegiatan kantor, video penggunaan mesin-mesin kantor, dan

Fungsi kognitif media visual terlihat dari kajian-kajian ilmiah yang mengemukakan

bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami

dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Sedangkan fungsi

kompensatoris dari media pembelajaran dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa media visual

membantu pemahaman dan ingatan isi materi bagi siswa yang lemah dalam membaca.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, media pembelajaran sangat dirasakan

manfaatnya dalam proses belajar mengajar. Secara umum, media pembelajaran bermanfaat

Page 12: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

untuk memperlancar interaksi dosen dan mahasiswa, dengan maksud membantu mahasiswa

1) OHP (Overhead Projection)

OHP merupakan jenis perangkat keras yang sangat sederhana, terdiri atas sebuah kotak

dengan bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan transparansi.Cahaya

yang amat terang dari lampu proyektor amat kuat menyorot dari dalam kotak kemudian

dibiaskan oleh sebuah lensa khusus, yaitu lensa fresnel,melewati sebuah transparan

ukuran 20 x 25 cm yang ditempatkan di atas landasan tersebut. Sebuah sistem pemantul

cahaya dari cermin dan lensa, yang di tempatkan di atas kotak landasan, menghasilkan

berkas cahaya berbelok 90---0. Dengan lampunya yang amat terang dan sistem optiknya

menghasilkan

banyak

dipergunakan di ruangan biasa tanpa penggelapan.

1. Overhead Projector Model 5088 (portable)

Page 13: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Alat ini tidak bersuara, tapi membutuhkan tegangan listrik antara 110/220 Volt dengan

daya 480 Watt/ 50 Hz. Berat keseluruhan 9,07 kg, dengan panjang kabel 4,5 m. Ukuran 322 x

343 x 38 mm, tinggi dengan head lens 45,7 cm. ON-OF switch tidak diperlukan, sebab lampu

lansung terhubung dengan udara luar.Projection stage 254 x 254 mm (10” x 10”), dengan

focal length 366 mm. Single optical menghasilkan cahaya yang terang rata-rata sekitar 1800

lumens dan dapat memproyeksikan kurang dari 100 sampai lebih dari 350.

2. Overhead Projector Model 213 (large body)

Alat ini hampir tidak bersuara (suara kipas sangat halus). Tegangan listrik yang diperlukan

220 Volt/ 50Hz, dengan daya yang dibutuhkan sekitar 360 Watt. Berat keseluruhan 13,9 kg;

panjang kabel 5 m, dengan tempat penyimpanan secara khusus. Ukuran badan 380 x 405

x 240 mm, juga dapat ditambah dengan memasang roll attachment. Sistem penyinaran dan

pendinginan tidak lansung dari lampu ke atas transparansi film. Panas ruangan dinetralisasi

Page 14: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

oleh adanya kipas angin. Penyinaran menggunakan sistem articulate head optic yang

menghasilkan cahaya terang dan rata, dengan focal length 355 mm (14,2”). Terangnya

cahaya sekitar 2300 lumens. Pengaturan cahaya dapat memproyeksikan transparansi film

dari 0o-30o dengan jarak antara 1,5 m – 3,5 m. projection stage 267 x 267 mm dengan

sistem pengaman ganda. Kipas angin sebagai alat pendinginan dilengkapi dengan thermostat

otomatis; dan dilengkapi pula dengan switch pengaman lampu sewaktu penggantian lampu.

Penggantian lampu mudah dilakukan serta kontak ON-OFF juga mudah dijangkau.

3. Overhead Projector Model 213 (semi portable)

Alat ini tidak bersuara. Menggunakan aliran listrik sebesar 220 Volt, 360 Watt, 50 Hz,

panjang kabel 5 m ada tempat penyimpanan khusus, berat 13,3 kg, ukuran 355 x 400 x 200

mm dengan tambahan dipasang roll attachment. Sistem pendinginan lampu tidak lansung ke

alas transparansi, ruang panas dilokalisasi, pada ruangan tersebut ada kipas angin. Standard

doublet optic yang menghasilkan cahaya terang dan rata. Focal length 355 mm (14,2”),

Page 15: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

terang cahaya 2300 lumens dan rata. Ada pengatur cahaya yang dapat memproyeksikan

transparansi film 00-250, proyeksi amat baik antara 1,5 sampai 4,5 m. Projection stage 254

x 254 mm (10” x 10”) dengan sistem pengamanan ganda thermostat otomatis untuk kipas

angin dan jika pintu tempat penggantian lampu dibuka, otomatis arus listrik terputus. ON-OFF

switch mudah dijangkau; penggantian lampu mudah dan cepat. Alas untuk transparansi terdiri

atas lensa plastik yang biasa disebut fresnellens 3 mm yang dilapisi dua kaca yang kuat serta

mudah dibersihkan dan tidak menyilaukan.

4. Overhead Projector Model 6202 (portable)

Alat ini membuthkan tegangan listrik 220 Volt, daya 200 Watt; dengan berat 10,4

kg. Panjang kabel 3,05 m. Sistem pendinginan tidak diperlukan sebab lampu lansung

berhubungan dengan udara luar dan pemakaian daya kecil. Triplet optical projection head

317 mm; projection stage 285 x 285 mm, terang 2100 lumens. Berbagai macam overhead

Page 16: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

ini harus diproyeksikan setelah sinar menyala dari overhead projector. Sinar dari overhead

projector akan diterima oleh layar atau yang disebut layar portable matte white dan akan

tampak jelas bahan-bahan yang ditulis dalam transparansi.

Dalam merancang media, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Kesederhanaan (Simplicity)

Untuk OHP, maka peta gambar maupun diagram harus sederhana dan dibatasi pada hal-

hal yang penting saja. Konsep materinya (isi pesan) harus mudah ditangkap dan dipahami.

Tulisannya harus jelas dan mudah dibaca, mudah ditangkap dan mudah dipahami.

Kalimatnya sederhana dan bermakna. Huruf yang dipakai biasanya huruf yang sederhana

dan jelas, bukan huruf artistik yang dapat membingungkan.

Kekompakan mengandung makna ada jalinan yang harmonis antara bagian-bagian visual

dalam kesatuan fungsinya secara keseluruhan. Jalinan hubungan bagian dapat dinyatakan

dalam bentuk tanda-tanda penunjuk seperti panah dan tanda-tanda visual seperti garis,

Page 17: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

bentuk, warna, dan ruangan.

Kadang diperlukan penonjolan tertentu hingga menjadi pusat perhatian. Ini dapat

dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan memperbesar, memperjelas , mewarnai,

menghilangkan informasi pada unsur atau bagian lain. Dalam teknik penyajian hal ini

juga dapat dilakukan dengan cara menutup bagian yang lain, meletakkan pointer dan

d. Keseimbangan (Balance)

ada dua bentuk keseimbangan, yaitu keseimbangan formal dan keseimbangan informal.

Suatu desain dikatakan mempunyai keseimbangan formal bila dapat dibayangkan adanya

garis yang membagi bentuk visual secara simetris. Keseimbangan formal memberi kesan

statis dan resmi untuk menata huruf pada caption atau titling. Desain yang mempunyai

keseimbangan informal biasanya menganut pola asimetris atau diagonal. Keseimbangan

informal memberikan kesan dinamis dan biasanya mempunyai daya penarik perhatian yang

Page 18: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Penggunaan dalam Pendidikan

Overhead projector yang memudahkan mudah murah lingkungan interaktif bagi para

pendidik. Bahan pengajaran pra-dapat dicetak pada lembaran plastik, atas mana pendidik

dapat langsung menulis dengan menggunakan non-permanen, dicuci spidol warna. Ini

menghemat waktu, karena transparansi dapat pra-dicetak dan digunakan berulang-ulang, dan

bukannya materi ditulis secara manual sebelum setiap kelas.

Overhead biasanya ditempatkan pada ketinggian yang nyaman untuk menulis pendidik

dan memungkinkan pendidik untuk menghadapi kelas, memfasilitasi komunikasi yang lebih

baik antara siswa dan guru. Fitur pembesaran proyektor memungkinkan pendidik untuk

menulis skrip kecil yang nyaman dalam posisi menulis alam daripada menulis dalam naskah

yang terlalu besar di papan tulis dan harus terus memegang tangannya di udara untuk

Fungsi OHP (Overhead Projector)

Over Head Proyektor secara umum digunakan untuk:

Page 19: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

1. Pengganti papan tulis dengan menggunakan pen khusus yang dituliskan pada lembar

transparansi/gulungan transparansi

2. Tempat memproyeksikan transparan yang telah disiapkan.

3. Tempat menunjukkan bayangan (silhoutte) suatu benda.

4. Tempat menunjukkan model-model kecil baik dalam bentuk gerak atau diam.

5. Untuk mendemonsrasikan suatu percobaan, contoh: bagaimana cara magnet bekerja

6. Untuk menunjukkan diagram aliran suatu sistem tertentu, contoh: dengan filter khusus

dapat ditunjukkan diagram suatu aliran.

7.Untuk memperlihatkan suatu sistem tertentu, contoh: kecepatan membukanya rana

pada alat photo/tustel model S.L.R (Single Lens Reflect)

Jenis-jenis Over head proyektor

1. OHP Type Standart (Standart Lecture Head Type)

Page 20: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

2. OHP Type Portable (dapat dilihat, dan ringan dibawa)

lampu terang dan efisien, sistem optik menghasilkan begitu banyak cahaya pada layar.

Over Head Proyektor dapat digunakan dengan pencahayaan normal pada ruangan

dioperasikan

penonton, memungkinkan kontak mata langsung melihat hasil kelayar OHP. .

dari

3. Kemudahan penggunaan.

Over Head Proyektor yang paling ringan dan portabel semua mudah dioperasikan.

dapat

buram yang kecil, dan banyak jenis transparansi.

1. Tidak diprogram sebelumnya, sehingga efektivitas proyeksi Over Head Proyektor

presentasinya sangat bergantung pada presenter.

2. Tidak membuat pembelajaran diri. Sistem Over Head Proyektor tidak membuat diri untuk

Page 21: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

.3. Proses produksi yang dibutuhkan.

bahan cetak dan transparan item lain, seperti ilustrasi majalah, tidak dapat diproyeksikan

yang

mungkin

sistem Over Head Proyektor bahan tersebut harus dibuat menjadi transparansi

melalui beberapa proses produksi.

2) Liquid Crystal Display (LCD)

Didesain untuk digunakan dengan perangkat lunak presentasi grafis, liquid crystal display

(LCD) panel proyeksi gambar ke komputer yang setara-layar elektronik dari transparansi

overhead. Sebuah panel LCD dicolokkan ke dalam komputer dan ditempatkan ke panggung

sebuah proyektor overhead intensitas tinggi.

LCD panel juga tersedia secara terpisah, berdiri bebas unit-data proyektor-yang tidak

Page 22: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

memerlukan sebuah overhead sebagai sumber cahaya mereka.

1. Pilahan foto, keuntungan besar panel LCD yang memungkinkan Anda untuk proyek apa

pun yang muncul di monitor komputer Anda teks, data, atau visual ke layar besar.

2. Kapasitas besar, komputer dapat menyimpan sejumlah hampir tak terbatas visual, yang

dapat dipanggil dengan menekan tombol.

1. Kurangnya Penerangan. Ruang harus lebih gelap daripada proyeksi overhead

2. Keterbacaan. LCD resolusi rendah membuat presentasi kelompok paling cocok ukuran

Istilah slide mengacu pada format-kecil foto transparansi yang dipasang secara individual

untuk proyeksi satu di suatu waktu. ukuran standar slide adalah 2x2 inci (5 x 5 cm) diukur oleh

dimensi terluar. Jenis populer lainnya slide film yang dikirim untuk diproses, sudah terpasang

dalam bingkai 2 inci. dimensi sebenarnya dari gambar itu sendiri akan berbeda dengan jenis

1. Sekuensing, maksudnya slide dapat diatur dalam urutan yang berbeda, mereka lebih

2. Kamera otomatis. sebagai peralatan fotografi terus disempurnakan dan disederhanakan,

Page 23: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

3. Proyektor otomatis, perakitan program slide akan difasilitasi oleh proyektor saat ini, set slide

dapat dilihat dalam sebuah sajian secara berurutan.

1. Disorganitation (tidak terorganisasi). karena slide, filmstrip berbeda, datang sebagai unit

individu, mereka dengan mudah dapat menjadi teratur.

2. Kemacetan, maksudnya karton, plastik, dan kaca bergeser dari ketebalan yang beragam

3. Rentan terhadap kerusakan. slide dapat dengan mudah mengumpulkan-debu dan sidik

kecerobahan pengguna juga dapat menyebabkan kerusakan permanen.

Gagne, Robert M. and Leslie J. Briggs. (1979) Priciples of instructional design. New York :

Rinehart and Winston.

Heinich, R., Molenda, M., Russel, J. D., & Smaldino, S. E. (1996). Instructional media and

technologies for learning (5th ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc., A Simon &

Schuster Company.

http://sataaswelputra.blogspot.com/2008/06/ohp-overhead-projector.html

http://loudy92.blogspot.com/2010/07/ohp-overhead-projector-oht-overhead.html

Page 24: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

http://en.wikipedia.org/wiki/File:OHP-sch.JPG

Lee, Willian W. & Owen, Diana L. (2004). Multimedia Based Instruktional Design. San Fransisco :

Pfeiffer.

Sunaryo Sunarto (September 2002). Pengembangan media pembelajaran berbasis TI. Makalah

disajikan dalam Lokakarya Desain Pembelajaran, di Universitas Muhammadiyah

Purworejo

Teka-teki silang untuk pembelajaran

September 8th, 2009 admin

Mengisi teka teki silang atau biasanya lebih dikenal dengan sebutan TTS, memang sungguh mengasyikkan, selain juga berguna untuk mengingat kosakata populer, secara tidak langsung juga berguna untuk meningkatkan pengetahuan yang bersifat umum dengan cara yang santai.

Page 25: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Melihat karakteristik teka-teki silang yang lebih mengedepankan perbedaan dan persamaan kata, sangat sesuai kalau seandainya dipergunakan sebagai sarana untuk latihan para siswa dikelas, shingga latihan yang diberikan oleh guru tidak bersifat monoton hanya berupa pertanyaan-pertanyaan baku saja, tetapi bisa juga berupa teka-teki silang yang tentu saja akan mengasyikkan untuk dijawab oleh siswa.

Ada banyak software yang bisa membantu kita untuk membuat teka-teki silang bagi siswa dikelas, cara yang paling mudah untuk menemukannya adalah dengan cara mencarinya melalui Google, dengan kata kunci “CROSSWORD”. Google akan membantu kita mengarahkan pada beberapa website tertentu yang menyediakan fasilitas membuat teka-teki silang sesuai dengan keinginan kita.

Bahkan ada sebuah website yang selain membantu kita dalam membuat teka-teki silang, website ini akan menampilkan teka-teki silang yang kita buat, agar bisa juga diakses oleh orang lain dari seluruh dunia, berikut juga dengan pengisiannya dapat dilakukan secara online.

Klik disini untuk membuat teka-teki silang secara online.

Sumber : klik disini

Hasil pencarian menuju artikel ini:

pengertian teka-teki silang, pengertian teka teki silang, teka teki pendidikan, teka teki silang online, tts pendidikan, teka-teki pendidikan, model pembelajaran teka teki silang, latihan teka-teki, pengertian puzzle, METODE PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE, metode teka teki silang, pengertian crossword puzzle, media teka-teki silang, TTS sains, teka teki pengetahuan, pengertian TTS, media pembelajaran teka teki silang, teka teki silang, teka teki silang untuk pembelajaran, definisi teka-teki, definisi teka teki silang, teka teki silang pendidikan, TTS UMUM, membuat tts online, media pembelajaran TTS, membuat tts, TTS dalam pembelajaran, teka teki silang dalam pembelajaran, pengertian teka teki, model pembelajaran teka-teki silang, media teka teki silang, pembelajaran teka-teki silang, metode crossword puzzle, media pembelajaran teka-teki silang, media pembelajaran teka-teki, metode crossword, teka teki tentang pendidikan, latihan teka teki silang, tts santri, pengertian teka-teki, teka teki silang pengertian, model pembelajaran crossword puzzle, teka teki silang pengetahuan, persamaan kata tts, definisi teka-teki silang, metode pembelajaran teka teki silang, gambar teka teki silang, teka teki silang online pendidikan, teka teki silang pembelajaran, teka teki silang pelajaran sd, teka teki silang online sains, Teka teki silang dalam pembelajaran sains, teka teki silang online untuk SD, teka teki silang dari mata pelajaran, teka teki selain ?, permainan teka-teki silang dalam pembelajaran, program teka teki silang, program teka teki silang untuk pembelajaran, puzzles tts, situs teka-teki silang, teka teki sebagai alat pembelajaran kosa kata, Software TTS selain crossword, strategi crossword puzzle (teka-teki silang), teka

Page 26: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

silangt kata sains, teka teki dalam sains, teka teki latihan, teka teki pemgetahuan, teka teki pengetahuan umum, teka teki persamaan kata, persamaan kata usaha tts, teka teki, permainan crossword puzzle sebagai media pembelajaran kosa kata, teka teki silang pembelajaran sains, teka-teki umum tingkat SMA, teka-teki untuk pembelajaran, tekatekisilang, tekatekisilang com, tekatekisilang matapelajaran, teknik pembelajaran crossword, teknik penggunaan TTS untuk pembelajaran di SD, tips belajar sains dengan metode teka teki silang, tts kata umum, tts online, TTS PEMBELAJARAN, tts PENGETAHUAN, tts pengetahuan teknologi, TTS tentang pelajaran, TTS tentang pendidikan, TTS untuk pembelajaran, tts untuk pendidikan, teka-teki silang tentang pendidikan, teka-teki silang teknologi, teka-teki silang pengetahuan umum online, teka teki silang pengetahuan umum, TEKA TEKI SILANG PENGETAHUAN UMUM SD, teka teki silang persamaan kenyal, teka teki silang

Media Pembelajaran

Pengertian

Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi

(AECT, 1977:162).

Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalahinstructional media (media pendidikan atau media pembelajaran).

Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.

Page 27: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian media yaitu :

orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, 1982:3)

saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru, 1988:11)

komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989:142)

media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6)

alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar,grafik,televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas,dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.

Klasifikasi

Dari segi perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir (Seels & Glasgow dalam Arsyad, 2002:33).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pilihan media tradisional dapat dibedakan menjadi

Page 28: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

1.visual diam yang diproyeksikan, misal proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrips

2.visual yang tidak diproyeksikan, misal gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pemaran, papan info

3. penyajian multimedia, misal slide plus suara (tape), multi-image

4.visual dinamis yang diproyeksikan, misal film, televisi, video

5.cetak, misal buku teks, modul, teks terprogram, workbook,majalah ilmiah/berkala, lembaran lepas (hand-out)

6.permainan, misal teka-teki, simulasi, permainan papan

7.realia,misal model, specimen (contoh), manipulatif (peta,boneka).

Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir dibedakan menjadi

-media berbasis telekomunikasi,misal teleconference,kuliah jarak jauh.

-media berbasis mikroprosesor,misal computer-assistted instruction,permainan komputer,sistem tutor intelejen,interaktif,hypermedia,dan compact (video) disc.

Tujuan

Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran membaca puisi. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah

Page 29: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna

2) untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada anak didik

3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik

4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik,

5) untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik. Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah

-pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi

-bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

-metode mengajar akan lebih bervariasi

-siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah (

efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar,

meningkatkan motivasi belajar siswa,

variasi metode pembelajaran,

peningkatan aktivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Manfaat

Page 30: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Secara umum manfaat penggunaan media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu

(1) media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan

(2) media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosil ekonomi

(3) media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain

(5) media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan

(6) media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan

(7) media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) (Latuheru, 1988:23-24).

Sedangkan menurut Sadiman, dkk. (2002:16), media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya

1) obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model

2) obyek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar,

Page 31: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

3) gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography

4) kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun VCD

5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain,

6) konsep yang terlalu luas (misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran, yaitu

1) pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam kelas, yaitu media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas

2) pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar kelas, meliputi

(a) pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak diharuskan kepada pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan dad pembuat atau pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan pola tertentu

Page 32: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

(b) pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan dalam serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran pemakai (populasi target) tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur pembelajaran tertentu hingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut,

3.pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal, meliputi (

a) pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja)

b) pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang) maupun kelompok besar (9—40 orang),

4) media dapat juga digunakan secara massal, artinya media dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan secara bersama-sama.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa seorang guru

dalam memanfaatkan suatu media untuk digunakan dalarn proses belajar mengajar harus memperhatikan beberapa hal, yaitu

- tujuan pembelajaran yang akan dicapai

- isi materi pelajaran

- strategi belajar mengajar yang digunakan

-karakteristik siswa yang belajar. Karakteristik siswa yang belajar yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan siswa terhadap media yang digunakan, bahasa siswa, artinya isi pesan yang disampaikan melalui media harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan berbahasa atau kosakata yang dimiliki siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi materi yang disampaikan melalui media. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan jumlah siswa. Artinya media yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan jumlah siswa yang belajar.

Prinsip-prinsip Pemilihan Media

Page 33: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan adanya beraneka ragam media yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah (

-harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa,

-pemilihan media hams secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa

-tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu

-pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar

-untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media

-pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan. Sedangkan Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain (

1) sebelum memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran

2) pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan

Page 34: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

3) pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat

a) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

b) ketersediaan bahan media

c) biaya pengadaan

d) kualitas atau mutu teknik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran adalah

(1) media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar), (

2) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap tiap media pembelajaran,

3) pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa,

4) pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar.

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diturunkan sejumlah faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar dalam kegiatan pemilihan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah

(1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Page 35: MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

(2) karakteristik siswa atau sasaran

(3) jenis rangsangan belajar yang diinginkan

(4) keadaan latar atau lingkungan

(5) kondisi setempat

(6) luasnya jangkauan yang ingin dilayani (Sadiman 2002:82).

Pemilihan media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran berbasis kompetensi membaca puisi juga harus berpedornan pada prinsip-prinsip pemilihan media yang dilatari oleh sejumlah faktor di atas.

Pemilihan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan tujuan instruksional membaca puisi yang akan dicapai, isi materi pelajaran pembelajaran membaca puisi, metode mengajar yang akan digunakan, dan karakteristik siswa.

Sehubungan dengan karakteristik siswa, guru harus memiliki pengetahuan tentang kemampuan intelektual siswa usia SMA, agar guru dapat memilih media yang benar-benar sesuai dengan siswa yang belajar. Ketepatan dalam pemilihan media akan dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar membaca puisi sehingga guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.