146
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PRA, INTRA DAN PASKA OPERASI OLEH : NURCHAMID

Materi Ujian Pak Nur Khamid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aa

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PRA, INTRA DAN PASKA OPERASI

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PRA, INTRA DAN PASKA OPERASI

OLEH :NURCHAMID

MENEJEMEN KAMAR OPERASI.Kamar Operasi / Kamar Bedah merupakan ruangan khusus yang dipergunakan untuk melakukan pembedahan yang membutuhkan keadaan suci hama atau steril. (Puruhito, Rubingah, 1995).Untuk menciptakan ruangan yang Aseptik, diperlukan pengelolaan kamar operasi yang baik dan benar sesuai dengan standart Departemen Kesehatan RI.

Syarat syarat dasar ruang pembedahanBangunan harus strategis, sehingga mudah dijangkau oleh bagian lain.Jauh dari tempat pembuangan sampah/kotoran.Lantai tidak boleh ada celah / nat.Dua pertiga dinding bagian bawah harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air dan tidak bersudut.Sistem penerangan di dalam kamar operasi harus memakai lampu pijar putih dan mudah dibersihkan, lampu operasi arah dan fokusnya dapat diatur, tidak menimbulkan panas, cahaya terang dan tidak menyilaukan serta tidak menimbulkan bayangan.Sistem ventilasi dikamar bedah sebaiknya memakai sistem pengatur suhu sentral ( AC Sentral )Sistem listrik di dalam kamar operasi sebaiknya tersedia 2 macam voltage, yaitu 110 dan 220 volt, semua tombol listrik dipasang pada ketinggian 1,40 m dari lantai.Sistem komunikasi dikamar operasi adalah sangat vital, terutama bila ada keadaan yang darurat maka mudah untuk berkonsultasi.Semua peralatan yang ada harus mobile yaitu mempunyai roda sehingga mudah dipindah/digeser ketempat lain, dan peralatan tersebut terbuat dari bahan stailess steel.Standart peralatan yang harus ada di dalam kamar operasi.Meja operasiPesawat anesthesiLampu operasi yang tergantung tetap diatas meja operasiMonitor EKGAlat DiatermiSuction Pump ( alat penghisap lendir/darah )Standart infusBaskom tempat instrumen kotor dan standarnyaTempat alat tenun kotor berodaTempat sampah medis dan non medisJam dindingLampu penerang, tilpun, dll.

Pembagian Daerah Sekitar Kamar OperasiDaerah Publik, yaitu daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa ada syarat khusus, misal ; kamar tunggu, gallery disekitar kamar operasi.Daerah Semi Publik, yaitu daerah yang hanya boleh dimasuki olh orang-orang tertentu saja dan sudah ada pembatasan tentang jenis pakaian petugas.Daerah Aseptik, daerah dalam kamar operasi yang hanya boleh dimasuki oleh personil yang langsung berhubungan dengan kegiatan pembedahan.Daerah Aseptik dibagi berdasar :Daerah Aseptik 0, yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukan pembedahan.Daerah Aseptik 1, daerah memakai gaun operasi steril, linen dan instrumen steril, tempat mengatur dan mempersiapkan instrumen steril.Daerah Aseptik 2, yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk, daerah sekitar ahli anesthesi didalam kamar operasi.Aseptik 1Aseptik 0Daerah PublikDaerah Semi publikAseptik 2SKEMA DASAR PEMBAGIAN DAERAH KAMAR OPERASIKoridor pasienAseptik 2Ruang cuci tangan

Aseptik 1

SpoelhokSerambi alat-alatPintu keluar/masukPenentuan jumlah kamar operasi.Jumlah kamar operasi tergantung dari beberapa hal, yaitu :Jumlah dan lama waktu operasi yang dilakukanJumlah dokter bedah dan macam spesialisasi Perimbangan antara operasi berencana dan operasi segeraJumlah kebutuhan waktu pemakaian kamar operasi baik jam perhari maupun perminggunyaSistem dan prosedur yang ditetapkan untuk arus pasien, petugas dan penyediaan peralatan.Pembersihan kamar Operasi3 cara pembersihan kamar operasi :Pembersihan rutin/harian.Semua permukaan peralatan yang terdapat didalam kamar operasi harus dibersihkan dengan larutan desinfektanPermukaan meja operasi dan matrasnya harus dibersihkan dari bekas noda darahPlastik pada tempat sampah harus diganti yang baruSemua peralatan yang digunakan pada pembedahan harus dibersihkanNoda-noda yang ada di dinding harus dibersihkan

Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan larutan desinfektanAlat tenun bekas pasien dikeluarkanLampu operasi dibersihkan setiap hari dan dalam keadaan dinginAlas kaki dibersihkan setiap hariPembersihan MingguanDilakukan setiap minggu sekaliSemua peralatan yang ada didalam kamar operasi dikeluarkan dan diletakkan dikoridorPeralatan ( meja operasi, matras ) dicuci dengan larutan desinfektanPermukaan dinding dicuci dengan bahan desinfektanLantai disemprot, disikat dengan menggunakan ditergen, dibilas dan dikeringkanSetelah lantai kering, peralatan diatur kembali dikamar operasi.Pembersihan SewaktuDilakukan bila kamar operasi digunakan untuk tindakan pembedahan kasus infeksi.Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh meliputi lantai, dinding dan semua peralatan di dalam kamar operasiSemua alat/instrumen bekas pakai harus dipindahkan dan tidak boleh tercampur dengan alat lain sebelum didesinfeksiPemakaian kamar bedah untuk tindakan pembedahan berikutnya diijinkan setelah pembersihan menyeluruh dan sterilisasi ruangan selesai.

Penanganan Limbah Pembuangan dan penanganan limbah kamar operasi tergantung dari jenis limbah dengan prinsip; limbah padat dan cair ditangani secara terpisah.Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan yang dialirkan ketempat pengelolaan limbah rumah sakitLimbah padat/anggota tubuh, ditempatkan dalam kantong/tempat tertutup yang selanjutnya dibakar/dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku atau diserahkan pada keluargaLimbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat tertutup dan selanjutnya dibuang ditempat pembuangan RS.Limbah infeksi ditempatkan pada tempat tertutup dan tidak mudah bocor serta diberi label merah untuk dimusnahkan.

KepustakaanDixon Eileen, ( 1983 ), Nurses Aids Series Theatre Technique, 5 th Ed, Bailiere Tindal, London.Tim Departemen Kesehatan RI, ( 1993 ), Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi, Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Cetakan I, Jakarta.Puruhito dan Rubingah, ( 1995 ), Dasar-Dasar Tata Kerja dan Pengelolaan Kamar Operasi, Cetakan kedua, Airlangga University, SurabayaTurkanto, ( 2003 ), Managemen Kamar Operasi, Instalasi Bedah Pusat GBPT RSU DR Soetomo, Surabaya.ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PRA, INTRA DAN PASKA BEDAHBedah merupakan salah satu bentuk terapi medisSetiap tindakan bedah dapat mendatang kan stres bagi seseorangRasa nyeri sering menyertai dalam tindakan pembedahanperawat membantu klien dalam upaya penyesuaian diri terhadap stresorPengaruh bedah terhadap pasienTindakan bedah merupakan ancaman potensial/aktual bagi integritas seseorangDapat membangkitkan reaksi stress baik fisiologis maupun psikologisReaksi stress fisiologis ada hubungan langsung dengan pembedahanReaksi stress psikologis sesungguhnya tidak ada hubungan langsung dengan pembedahan, tetapi terkadang jauh lebih besar dari reaksi fisiologis.Efek positif respon patofisiologi terhadap pembedahanTindakan pembedahan berpengaruh terhadap respon saraf simpati vasokontriksi output cardiak, aktifitas GIRespon hormonal retensi sodium, sekresi ADH, produksi trombositKedua respon diatas mempertahankan tekanan darah dan keseimbangan cairan, pembekuan darah memungkinkan penutupan pembuluh darah yang rusakRespon metabolik katabolisme protein, lemak dan karbohidrat peningkatan suplai asam amino dan peningkatan energi untuk penyembuhan.Faktor-faktor resiko terhadap pembedahanUsia NutrisiPenyakit-penyakit kronisperokokPersiapan Pra BedahPemeriksaan laboratoriumPemeriksaan radiologiPemeriksaan jantungKonsultasiDiitPersiapan kulitPersetujuan tindakanDiagnosa keperawatanCemas b/d ancaman maut, ancaman terhadap peranan fungsi, ancaman kebutuhan tidak terpenuhiTakut b/d anesthesi bedah, kehilangan bagian tubuh, nyeri yang akan datang, perubahan cara hidupPotensial untuk infeksi b/d kurang pengetahuan, nutrisi menurunPotensial untuk cidera, trauma b/d defisit penginderaanKurang pengetahuan b/d kurang perhatian, kurang informasi, salah tanggapan, gangguan kognitif, kecemasan yang parah.Konsep-konsep Dasar Keperawatan di Kamar BedahFase pra bedah dimulai sejak terjadi ketentuan dari intervensi bedah menjadi kepastian dan berakhir bila pasien ditranfer ke meja bedah.Fase intra bedah dimulai sejak psien ditranfer ke meja bedah dan berakhir bila pasien ditranfer ke ruang pemulihan.Fase paska bedah dimulai sejak pasien memasuki wilayah ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.Anggota Tim Asuhan pasien Intra OperatifTim bedah Anggota sterilAhli bedah utamaAsisten ahli bedahPerawat yang sudah mencuci tangan bedah/tehnisiAnggota tim yang tidak sterilAhli anesthesi/pelaksana anesthesiPerawat omloop/perawat kelilingYang lainPerawat Steril Tugas perawat steril terdiri dari :Persiapan pengadaan bahan-bahan dan alat steril yang diperlukan untuk operasiMembantu ahli bedah dan asisten bedah waktu melakukan prosedurPendidikan bagi staf baru yang berkualifikasi bedahMembantu jumlah kebutuhan jarum, pisau bedah, kassa, dan instrumen lain yang diperlukan

Perawat KelilingMemegang peranan dalam keseluruhan pengelolaan ruang operasiBertanggungjawab terhadap tindakan asuhan keperawatan. Kegiatan perawat keliling :Mengkaji, merencanakan, implementasi dan evaluasi aktifitas keperawatanMenciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasienMeyiapkan bantuan kepada tiap anggota tim menurut kebutuhanMemelihara komunikasi antar anggota tim dan keluarga

WILAYAH RUANG BEDAHProtektif : Ruang locher, tempat lalu lalang, kantor tempat penerimaan pasien.Bersih : Daerah bersih, daerah mencuci tangan, ruang pemulihan.Steril : Kamar operasi, tempat penyimpanan alat steril.Kotor : Daerah pembuangan bahan-bahan bekas.Dasar-dasar peraturan aseptisHanya barang-barang steril dipakai di daerah steril.Pakaian dari anggota tim steril dianggap steril disebelah depan mulai dari bahu sampai pinggang dan lengan baju sampai 2 mm diatas siku.Meja-meja alas dianggap steril pada permukaannya saja.Permukaan hanya boleh kontak dengan alat-alat steril saja.Pinggir-pinggir dari bungkusan atau alat tempat menyimpan sesuatu dianggap tidak steril.Lapangan yang steril harus diciptakan sedekat mungkin pada waktu pemakaian.Penghalang2 yang tembus / kotor dianggap terkontaminasi.

PAKAIAN KAMAR BEDAH DAN KEBIASAAN PETUGASBaju seragamTutup kepalaMasker/topengPenutup sepatuMencuci tanganMemakai celemekMemakai sarung tanganKESELAMATAN DAN PERLINDUNGAN PASIENPenerimaan pasien didaerah ruang operasi Tugas perawat keliling :Minta agar pasien menyebutkan namanyaMncocokan nama pasien dengan status pasienMemeriksa kelengkapan persyaratan operasi; surat ijin operasi, pemeriksaan fisik, laboratorium, x-ray, lembar konsul, persiapan darah dll.Periksa bila ada perhiasan, gigi palsu dll.Tanyakan sekali lagi apakah pasien makan atau tidak, sedangkan ia harus puasa.Pengaturan posisi pasien di kamar bedahPosisi yang baik di atas meja operasi harus :Dapat mempermudah daerah operasiPasien mudah dilakukan anesthesi dan pemasangan infus/obat-obatanTidak banyak mengganggu sirkulasi akibat tekanan tubuhMempertahankan kelancaran fungsi pernafasanMenjamin etika susila dengan menutup badan yang baikPosisi pasien saat operasiSupine/telentang : Rata pada punggung lengan disamping, telapak tangan kebawah, kaki lurus, telapak kaki agak terpisah perbaikan hernia, laparatomi dll.Telungkup : Pasien tidur diatas perut mengarah kesamping bedah punggung dan spinal.Trendelenburg : Kepala dan badan direndahkan dan ditahankan dengan bahu yang memakai ganjal dan ikatan, dengkul dilipat dengan tempat potongan meja bedah abdomen bagian bawah dan pelvis.Lithotomy : bedah rektal, vaginal dll.Lateral : Pasien dimiringkan, meja dilengkungkan pada bagian tengah bedah renal.

Persiapan operasi dikamar bedahMembersihkan dan menyiapkan kulit. Tujuan : Membuat bersih daerah yang akan dioperasi dari kotoran, lemak kulit, mikroba.Penutupan daerah yang sterilTujuan : membuat steril daerah disekitar operasiTuala / doek lubang dipakai untuk menutup langsung daerah disekitar operasi

ANESTHESIA

Macam AnesthesiaUmum : Memblok pusat kesadaran pada otak, menghilangkan kesadaran, menimbulkan relaksasi inhalasi, intra vena uap dari cairan dan gas dalam tekanan dengan memakai masker, obat diberikan langsung kedalam vena.Regional : Meniadakan proses kejutan pada ujung atau serabut saraf, hilang rasa pada bagian tubuh tertentu tapi pasien tetap sadar blok daerah spinal (menyuntikkan obat kedalam ruang subarachnoid dari sumsum belakang), blok epidural (suntikan keruang seputar duramater tanpa merusak membran dural).Lokal : Memblok transmisi impuls saraf pada daerah yang akan dilakukan kegiatan, pasien tetap sadar topikal menyuntikkan obat kedalam jaringan pada daerah insisi. Pengaruh AnesthesiAmnesia : hilang daya mengingatAnalgesia : tidak merasa nyeriHipnosis : dibuat mengantuk buatanRelaksasi ototTingkatan AnesthesiTingkat 1. Berlangsung dari mulai pemberian obat sampai permulaan hilang kesadaran.Tingkat 2. Berlangsung dari permulaan hilang kesadaran sampai hilang reflek kelopak mata ( gelisah, delirium ).Tingkat 3. Berlangsung sejak hilang reflek kelopak mata sampai berhentinya upaya bernafas (tidak sadar, otot-otot berelaksasi, reflek-reflek hilang).Tingkat 4. Tingkat kebanyakan dosis, berbahaya, bisa meninggal bila anesthesi tidak segera dihentikan.Pemindahan pasien keruang pemulihan.Pemindahan harus hati-hatiPosisi yang dapat mempertahankan kebebasan saluran nafas dan melancarkan sirkulasiObservasi sangat pentingCatatan pasien dan peralatan yang diperlukan harus lengkap.INTERVENSI PASCA BEDAHFase Pasca AnesthesiPeriode setelah anesthesi adalah gawatPemindahan pasien keruang pemulihan harus disertai oleh ahli anesthesiPerawat ruang pemulihan mengkaji status pasien, menerima laporan dan mencatat perkembangan pasienAsuhan keperawatan yang diberikan tergantung dari jenis operasi.Mempertahankan ventilasi pulmonariKepatenan saluran nafasMengatur posisiSaluran nafas buatanMembuang sekretLatihan bernafasTerapi oksigenMempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolitPemberian infusPemantauan cairan perinfusMempertahankan keamanan dan kenyamananPencegahan cideraMengusahakan kenyamanan fisikMengusahakan kenyamanan psikologisPasien keluar dari ruang pemulihanGejala vital stabil dan fungsi respiratori serta sirkulasi baikPasien sudah bangun atau mudah bangun Komplikasi pasca bedah telah dievaluasi dengan cermat dan terkendaliSetelah anesthesi regional fungsi motor dan sebagian sensori telah pulih kembali pada daerah yang terkena anesthesiPersiapan bangsal untuk pasien yang kembali dari kamar bedahMenyiapkan tempat tidur terbukaDisiapkan cukup selimutPerintang-perintang harus dipindahkanPersiapan perlengkapan :Tiang infus OksigenSuctionDll sesuai pesanan perawat ruang pemulihanPengkajian pasien sekembalinya dari ruang pemulihanStatus respiratoriKebebasan saluran nafas, kedalaman bernafas, kecepatan, adakah bunyi nafas tambahanStatus sirkulasiNadi, tekanan darah, suhu, warna kulit, pengisian kapilerStatus neurologis tingkat kesadaranBalutanTerdapat drain, slang yang harus disambung dengan drainKenyamananTerdapat nyeri, mual, muntah, sikap tidar yang nyamanPeralatanSuction, standart infus, ECG monitor, sistem drainage dll

Kemungkinan diagnosa keperawatan pasca bedahCemas b/d ancaman thd konsep diri, ancaman perubahan status kesehatan, status sosial ekonomi, peranan fungsi, kebutuhan yang tidak terpenuhiKonstipasi b/d anesthesi, kurang gerakan, tidak sempurna nutrisi, stressPola nafas tidak efektif b/d peningkatan jumlah lendir pada sal. nafas, sekret kering yang lengket, pemekaran thorak berkurang, nyeri, pembalut yang ketat, distensi abdomen, akibat obatNyeri b/d sirkulasi kurang lancar, akibat torehan, distensi abdomen, kandung kencing penuhPerubahan kenyamanan b/d anesthesi, narkotika, ketidak seimbangan elektrolit Peningkatan volume cairan b/d intake volume cairan berlebihanPotensial luka ternganga b/d banyak batuk, distensi, dehidrasi, obesitasPotensial cidera/jatuh b/d kelemahan, pusing, imobilisasi terlalu lamaKurang pengetahuan, langkah pencegahan, kebutuhan asuhan khusus b/d salah tanggap, jarang bergaul, salah memahami informasiGangguan mobilisasi fisik b/d nyeri, kekuatan dan ketahanan menurun, berbagai macam slangPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia, nyeri, lemah, mualPotensial gangguan integritas jaringan b/d kurang kegiatan, pembalut yang ketatRetensio urine b/d anesthesia, narkotika, bedah pelvisPerencanaan : Hasil yang diharapkan dari pasienTidak terjadi cidera selama dirumah sakitLuka torehan sembuh normal tanpa infeksiTidak ada infeksiPola eliminasi pulih kembaliKehilangan berat badan minimal atau sudah pulihPasien melaksanakan aktifitas kebutuhan sehari-hari secara optimal

Menjelang keluar, pasien dan keluarga dapat :Pengobatan yang harus dikerjakan dirumah bila adaObat-obatan yang harus diminum dirumahPerubahan diet akibat bedahKegiatan dibatasi dan program latihan yang harus dijalankan dirumahKapan kontrol dan dimana harus kontrol

Intervensi untuk memperlancar penyembuhan pasienMemperlancar intake makanan tinggi protein dan vitamin C.Melaksanakan usaha memperlancar sirkulasi.Pencegahan infeksi dengan cara :Segera mengganti pembalut yang kotor dan basah.Laksanakan tehnik asepsis bila mengganti pembalut.Menutup balutan yang basah dengan yang kering dan steril.Irigasi luka yang baik guna membuang kotoran.Mempertahankan kateter/drain untuk mengeluarkan cairan.

Intervensi nyeri pasien pasca bedahMengurangi kecemasan dan keragu-raguanMengosongkan kandung kemih yang penuhMengendurkan pembalut yang ketatMendorong pasien agar mau bergerak ditempat tidur/ambulatoriMenggerakkan yang cidera secara keseluruhanMenunjang anggota gerak bila digerakkanLatih pasien untuk relaksasiMemberikan obat-obatan sesuai petunjuk.

Distensi abdominal dan nyeri karena gasIntervensi :AmbulatoriMencegah pemberian cairan yang panas atau dinginLatihan menggerakkan udara dari kiri ke kanan untuk mencegah penumpukan udara :Berbaring telentang kaki diluruskan dipasang bantalLipatan dengkul kanan digerakkan kearah abdomenTempatkan tangan pada dengkul dan tarik kebawah kearah abdomenTahan posisi selama hitungan sampai sepuluhKebawahkan kaki perlahan-lahanMenarik nafas dalam perlahan-lahanUlangi gerakan dengan kaki kiriUlangi langkah a sampai g 3 sampai 4 kali.

Menggerakkan pelvis untuk merangsang peristaltik :Berbaring telentangKeluarkan nafas perlahan-lahan pada waktu menegangkan otot perut, bersamaan dengan itu menekan punggung kepada tempat tidurIstirahat, kemudian mengulangi gerakan beberapa kaliMenghangatkan perut untuk merangsang peristaltik usus.Masase perut untuk menekan gas di sepanjang colon :Membuat tinju dengan kedua tanganLetakkan tinju kanan pada perut bawah kanan, kemudian gerakkan secara meng gelinding keatasLetakkan tinju pertama pada tempatnya, letakkan tinju kedua diatasnya dan gelindingkan keatasKalau perlu dipasang huknah untuk merangsang peristaltik.

Rasa nyeri pasca operasiRasa nyeri selalu mengikuti setiap tindakan bedah, dan disebabkan karena:Akibat torehanManipulasi jaringan dan organStimulasi ujung saraf oleh bahan kimiaIschemi jaringan akibat gangguan suplai darahRasa nyeri pasca operasi disebabkan karena :InfeksiSpasme otot disekitar torehanPembalut yang ketatdistensi

PEMBALUTAN DAN PEMASANGAN BIDAI GIPS

Oleh

NURCHAMIDPEMBALUTANDefinisi Pembalutan adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu.Tujuan Pembalutan Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-hal berikut: Menahan sesuatu, seperti :Menahan penutup lukaMenahan pita traksi kulitMenahan bidaiMenahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan pergeseranMenahan rambut kepala ditempatMemberikan tekanan, seperti pada :Kecenderungan timbulnya perdarahanTimbulnya pembengkakanMelindungi bagian tubuh yang cederaMemberikan support terhadap bagian tubuh yang cedera

Prinsip-Prinsip PembalutanBalutan harus rapat tapi jangan terlalu erat karena dapat mengganggu sirkulasiJangan terlalu kendor sehingga mudah tergeser atau lepasUjung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya gangguan sirkulasiBila ada keluhan balutan terlalu erat, hendaknya sedikit dilonggarkan tapi tetap rapat, kemudian evaluasi keadaan sirkulasiSyarat-syarat pembalutanMengetahui tujuan pembalutan yang akan dikerjakan Mengetahui seberapa batas fungsi bagian tubuh tersebut yang dikehendaki dengan balutanTersedia bahan-bahan yang memadai sesuai dengan tujuan pembalutan, bentuk serta besarnya bagian tubuh yang akan dibalutMacam-macam bahan pembalutPembalut segitiga (mitella)Terbuat dari kain tipis, lemas, kuat, biasanya berwarna putih, bentuk segitiga sama kakiCara memakainya biasanya dilebarkan atau dilipat-lipatTerdapat 3 macam pembalut segitiga : segitiga biasa, plantage, fundaPembalut bentuk pitaPembalut kasa gulungPembalut elastikPembalut tricotPembalut cepatPembalut martinPembalut gipsLain-lainPlester Terbuat dari pita berperekat.Plaster Cast Tehnik Pemasangan Bidai Gips DefinisiBidai adalah suatu alat yang dipakai untuk mempertahankan (immobilisasi) kedudukan tulang yang patah. Bidai sama dengan spalk/ splintPlaster cast/ gips adalah suatu alat untuk immobilisasi, memberi istirahat pada tulang sendi, otot dan untuk mencegah serta mengoreksi deformitasTujuanImmobilisasi tulang yang patah sehingga memberikan kesempatan untuk kesembuhan tulang tersebutMengurangi rasa nyeriMenstabilkan patah tulang yang unstable.

Plaster of Paris(POP) = Gips Gips dibuat dari hemihydrate calsium sulfat yang dibumbuhi crinoline, rumus kimianya (CaSO4)2H2O. Apabila bahan ini dicelupkan dalam air, akan bereaksi melepaskan panas dan terbentuk calsium sulfat hydrate, sehingga saat dipegang terasa hangat. (CASO4)2H2O + 3H2O 2(CaSO4.2H2O) + panas. Dengan adanya panas akan timbul penguapan, maka gips menjadi kering dan mengeras secara fisis. Diperlukan waktu sekitar 7 menit untuk menunggu. Persiapan Kulit Kulit ditempat yang akan dipasang harus bersih dan kering, bila ada luka,dirawat dengan baik dan ditutup kassa steril. Persiapan alatPlaster of paris (gips)Padding (velband) berupa kapas tipis (stockinette)Bebat elastisAir dalam waskomGunting gipsProtective boots bagi pemasang gipsBeberapa perlengkapan lain.Syarat PemasanganBidai gips harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi Tidak boleh terlalu erat Tehnik pemasangan Plaster of ParisPlaster of paris dapat dipergunakan dalam dua bentuk yaitu Round and round bandage (circulair gips)Longitudinal strip (slabs)Plaster Slabs/Longitudinal SripsDibuat melalui 2 cara :Slaps kering.Slaps basah. Merupakan satu kesatuan homogen. Semasih basah, ditempelkan pada ekstremitas dan dilingkari dengan kasa (verband) atau elastik bandage. Selama pemasangan, ekstremitastidak boleh bergerak, tunggu sampai kering dan keras.Gips Circulair (Round and Round)Sebelum pemasangan gips, diinformasikan pada pasien tujuan pemasangan, dan akhir pemasangan gips akan terasa hangat beberapa menitTehnik pemasangan Circulair GipsTentukan ujung rol daripada plaster agar tidak kesulitan pada awal pemasanganPeganglah kedua tepi rol plasterMasukkan seluruh rol plaster kedalm air, sampai keluar semua gelembung gelembung udara kemudian plaster diangkat dari dalam air dan kedua tepi rol diremas agar selama pemasangan bentuk rol tidak rusak(telescoping)Tungkai yang akan dipasang cast, dipasang kapas gulung (padding)/bantalanBoleh dimulai dari ujung distal menuju ke proksimal atau sebaliknya

Tiap melingkarkan plaster (rolling) secara spiral, permukaannya dihapus untuk meratakan (dihaluskan searah dengan arah melintang pemasangan plaster)Rolling dengan hati-hati tidak boleh dengan keras menjirat, cukup digulirkan sajapada permukaan secara lepas (loose)Kedua pembantu memegang tungkai dimana fraktur sudah dipersiapkan dengan telapak tangan yang terbuka dan mempertahankan posisi fraktur, tidak boleh bergerak baik pada garis fraktur ataupun sendi, agar plaster tidak mengalami kerusakan/patah pada saat terjadi interlocking kristal-kristal gipsum.Posisikan persendian sesuai dengan tujuan terapi, jangan sendi difleksikan setelah dipasang gips bisa mengakibatkan bendungan (kompartement) dan atau menekan kulit dengan akibat necrosisLama proses pengerasan plaster tergantung dari jenis plaster (7 menit)Setelah plaster cast keras, tepi-tepi yang tidak rata dan menonjol, berlebihan, dipotong, kulit yang terkontaminasi plaster dibersihkanBeri tanda lokasi fraktur, tanggal pembuatan

CatatanMembersihkan tangan yang mengandung plaster dengan air dalam waskom yang tersedia, jangan mencuci tangan pada air keran sebab bisa membuntu saluran akibat endapan gipsum.Begitu juga janga membuang air waskom yang mengandung gipsum kedalam bak keran (wastafel).Post Plastering, perlu diperhatikan :Adanya tanda-tanda kompartemen sindromTungkai bawah dielevasi dengan 1 bantal selama 2-3 hari agar oedema tidak bertambahJangan digunakan untuk jalan agar plaster cast tidak rusak/patah, tunggu sampai kering dan keras betul (24-48 jam), jangan ditutupi selimutBagian distal (jari-jari tangan atau kaki) digerak-gerakkan setelah pemasangan plasteratau setelah sadar dari pembiusan, warna kulit diperhatikan, pengisian kapiler. Pada anak-anak, gerakan ini dilakukan secara pasifPlaster cast diperhatikan jangan rusak (keropos, patah), jangan kena air, kemasukan benda asing spt pasir, lidi, jepit dll, dan jangan sekali-kali digaruk dengan lidi.Bila plaster cast sudah kering, mobilisasi dengan dua tongkat dan sesering mungkin melakukan latihan otot.Komplikasi plasteringDini : sindroma kompartementDalam masa plaster cast :Pressure sores (decubitus)Oedema bagian distal dari plaster castDermatitisNerve palsy (tekanan)Atrofi otot-otot Osteoporosis (lokal)Kaku sendiBerbaring lama : hypostatik pneumonia, decubitus, urinary tract infection, gangguan defekasi, gangguan psychis. Sindroma KompartemenSuatu keadaan akibat dari kenaikan tekanan dalam rongga yang terbatas sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan gangguan fungsi daripada jaringan yang terdapat dalam rongga tersebut. Gejala dan tanda kompartemen syndromNyeri yang hebatSyaraf : akibat tekanan yang meningkat dan ischaemia:Paraesthesia (sensoris)Paralysis (motoris)Tungkai tampak oedema yang hebatKomplikasi kompartemen syndromKontrakturGagal ginjalInfeksi post fasciotomyEMERGENCY Segera datang ke dokter orthopedik ,tidak boleh ditunda bila ada tanda-tanda sindroma kompartemen.Penderita dirawat dirumah sakitCast segera dibuka total sampai tampak kulitObservasi ketat dan berkalaBila dalam 1 jam tidak ada kemajuan, dilakukan tindakan operasi (fasciotomy) Membuka plaster Tindakan membuka plaster dikerjakan apabila :Penggantian plasterBerhenti memakai plasterPada kompartemen syndrom yang membakatMembuat jendela pada plaster cast Tujuan :Mempermudah observasi keadaan luka Mempermudah perawatan luka.

TRAKSITujuan :Imobilisasi pada frakturMenghilangkan spasme dari otot pada penyakit sendi dan tulangMrngurangi/menghilangkan oedemaDua jenis pemasangan traksi, yaitu :Traksi Kulit (Skin Traction) Menggunakan gips lebar yang direkatkan pada kulit dan diperkuat dengan elastik. Jenis Traksi Kulit :Traksi Ekstensi dari Buck Plaster melekat secara sederhana dengan memakai katrol. Merupakan traksi sementara pada orang dewasa sebelum dilakukan reposisi terbuka.Traksi Dunlop, dipergunakan pada fraktur suprakondiler humeri anak-anak.Traksi Bryant/Gallow, dipergunakan pada fraktur femur anak-anak usia kurang dari 2 tahun.Traksi Russel Hamilton, digunakan pada anak usia lebih dari 2 tahun dan kurang dari 10 tahun.

Indikasi Traksi kulitTerapy pilihan pada fraktur femur dan beberapa fraktur suprakondiler humeri anak-anakMerupakan pengobatan sementara pada fraktur sambil menunggu terapy definitifFraktur-fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabilPada spasme otot/kontraktur sendi (sendi lutut dan panggul)Pada kelainan tulang belakang (Hernia Nukleus Purposus/spasme otot-otot tulang belakang)KomplikasiAbrasiInfeksiAllergi pada kulitTraksi pada Tulang Biasanya menggunakan kawat Kirschner (K-Wire) atau batang dari steinmann pada lokasi tertentu :Proksimal tibiaKondilus femurOlekranonBag. Distal metakarpalTrokanter mayor

TEKNIK HEACTING DAN PEMBIDAIANMenjahit luka adalah mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankannya dengan benang atau jahitan.Dilakukan pada luka terbuka dimana untuk penutupannya diperlukan pendekatan dari tepi-tepi luka.Teknik dalam penjahitan lukaLuka baru yang belum memasuki masa kontaminasi, dirawat secara primer :Pembersihan lapangan sekitar lukaPembersihan luka itu sendiriPembuangan debris atau kotoranPenjahitan luka secara sempurna

Luka yang telah melampaui masa kontaminasi, dirawat secara sekunder :Pembersihan lapangan sekitar lukaPembersihan luka dari kotoran/debrisMelakukan eksisi dari luka Menjahit luka secara longgarSubkutan dan kulit harus dijahit lapis demi lapisTepi luka harus dibuat eversiTepi-tepi luka harus sama tebalnyaJaringan dibawah kulit dan subkutan dijahit dengan benang yang bisa diserap, sedangkan kulit dijahit dengan benang yang tidak diserap

Macam instrumenPincet chirurgieNaald voerder/pemegang jarumJarum dan benangPisau/mesGunting benangKlem untuk hemostasis

Prinsip dalam penjahitan lukaBekerja secara aseptikBuang jaringan yang matiHindari ruang mati (dead space) dan tegangan (tension)Bekerja secara halusGunakan instrumen yang kecilUsahakan diseksi jaringan secara tajam dengan menggunakan pisau atau guntingPertahankan jaringan selalu lembabGunakan jarum dan benang yang halus untuk menghindari timbulnya suture mark.Jangan terlalu banyak membuang jaringan yang sebetulnya masih hidupSeminimal mungkin menggunakan drainSetelah penjahitan, bagian tubuh tersebut diistirahatkan dan diusahakan dielevasiJangan mengandalkan efek dari antibiotikaKomplikasi PerdarahanInfeksiTerbentuknya suture markTerbentuknya keloidMenghindari timbulnya suture mark Suture mark adalah scar yang secara permanen timbul pada permukaan kulit akibat bekas jahitan.Lepas jahitan jangan terlalu lamaHindari timbulnya tension dan jahitan yang terlalu ketatJarak jahitan dengan tepi luka sedekat mungkinHindari timbulnya infeksi pada tempat masuknya benangPEMBIDAIANPengertian Memasang alat untuk mempertahankan kedudukan tulangDilakukan pada patah tulang terbuka/tertutupTujuan :Mencegah pergerakan tulang yang patahMengurangi nyeriMencegah cidera lebih lanjutMengistirahatkan daerah patah tulangMengurangi perdarahan

Prinsip pembidaianPastikan ABC amanKontrol perdarahanPasien sadar ; informasikan adanya nyeriBuka daerah yang akan dibidaiPeriksa dan catat PMS (pulse, motor, sensasi) sebelum dan sesudahLuka terbuka, tutup dengan kasa sterilBidai mencakup sendi atas dan bawah cideraBerikan bantalan yang lunakBila ragu-ragu apakah ada fraktur/tidak, lakukan bidai untuk pencegahanJenis dan tehnik pembidaianBidai kaku (rigit splint) : cardboard, plastik kaku, kayu, vacum splint.Bidai lunak (soft splint) : air splint, bantal sling.Sling dan bebat (sling and swathe) : anggota tubuh diikat dan digantung keanggota tubuh.Bidai tarik (traction splint) : alat khusus untuk fraktur femur untuk membidai sekaligus menarik pada kaki.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FRAKTUR, TRAUMA AMPUTASI

OLEH

NURCHAMIDTo 880 FRAKTURKeadaan dimana terjadi hilangnya kontinuitas jaringan tulangSetiap retak atau patah pada tulang yang utuhLebih sering terjadi pada orang laki-laki: pekerjaan, olah raga, kecelakaanPada lansia lebih sering terjadi pada wanita: meningkatnya osteoporosis karena penurunan estrogen saat menopouse81GEJALA DAN TANDA FRAKTUR

Nyeri dan kemerahanPembengkakanDeformitas / kelainan bentukKrepitasiKeterbatasan gerak sendiBone exposePerdarahan pada open fraktur

82Hal-hal Penting Dalam FrakturPerluasan : Komplet, inkompletBentuk garis patah : transversal (melintang), oblik (arah miring), bentuk T atau bentuk YHubungan antara frakmen :Undisplaced (tanpa perubahan letak)Displaced (dengan perubahan letak)Hubungan dengan dunia luarFraktur tertutupFraktur terbukaLokalisasiUntuk tulang panjang, terbagi : 1/3 proksimal, 1/3 tengah, 1/3 distalUntuk tulang klavikula terbagi : 1/4 medial, 1/2 bagian tengah, 1/4 lateralDengan atau tanpa komplikasi83Delayed Union Kegagalan tulang untuk menyambung oleh karena penurunan suplai darah ke tulangNon Union Kegagalan memproduksi sambungan yang lengkap, kuat dan stabil setelah 6-9 bulan. Mal Union Penyambungan tulang yang ditandai dengan peningkatan tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas)

84Penyebab Union yang lambanCallus putus atau remuk karena aktifitas berlebihanOedema pada lokasi fraktur, akan menahan penyaluran nutrisi kelokasiImmobilisasi yang tidak efisienInfeksi terjadi pada lokasiKondisi gizi pasien yang buruk

85PenatalaksanaanPertolongan darurat (emergency).Pemasangan Bidai (splint) :Mencegah kerusakan lebih lanjut pada jaringan.Mengurangi rasa nyeri.Menekan kemungkinan terjadinya emboli lemak dan shock.Memudahkan transportasi dan mengambil foto.B. Pengobatan Definitif.Reposisi secara tertutup :Manipulasi secara tertutup untuk mereposisi.Traksi dengan melakukan tarikan pada ekstremitas bagian distal.86Reposisi secara terbuka :Melakukan reposisi dengan jalan operasi, kemudian melakukan immobilisasi dengan menggunakan fiksasi interna berupa plat, pen atau kawat.Immobilisasi :Gips (Plaster of paris).Traksi secara kontinue dengan Traksi kulit atau traksi tulang.

87Rehabilitasi :Tujuan utama :Mempertahankan ruang gerak sendiMempertahankan kekuatan ototMempercepat proses penyembuhan frakturMempercepat pengembalian fungsi penderita.Latihan terdiri dari :Latihan ototLatihan berjalan88PATAH TULANG TERBUKAAdalah patah tulang yang berhubungan dengan dunia luar, dapat terjadi karena ;Penyebab rudapaksa merusak kulit, jar. Lunak dan tulang.Frakmen tulang merusak jar. Lunak dan menembus kulit.Klasifikasi patah tulang terbuka ( Gatilo dan Anderson) :Patah tulang derajat I :Garis patah sederhana dengan luka kurang atau sama dengan 1 cm, bersihPatah tulang derajat II :Garis patah sederhana dgn luka lebih 1 cm, bersih tanpa kerusakan jar. Lunak yang luasPatah tulang derajat III :Patah tulang yang disertai dengan kerusakan jar. Lunak yang luas termasuk kulit, otot, syaraf, pembuluh darah.

89Secara sistematis, derajat III dibagi mjd :III A : bila patah tulang masih dapat ditutup dgn jar. Lunak.III B : tulang terbuka, tdk dapat ditutup dg jar. Lunak terjadi kontaminasi serius.III C : terdapat kerusakan pembuluh darah arteri.90Prinsip penanganan patah tulang terbukaPenanganan Life Saving (ABC)Semua patah tulang terbuka adalah kasus Gawat Darurat. Ingat Golden Period (6 jam sejak terjadi patah tulang)Pemberian antibiotikDebrideman dan IrigasiStabilisasiPenutupan luka91PENGKAJIANABC (Airway, Breathing, Circulation)Mekanisme terjadinya cideraCidera lain : kepala, cervikal, spine, thorak, abdomen, ekstremitas atas dan bawahPeriksa dan catat PMS (pulse, motorik,sensasi)

92Pengkajian Sistem MuskuloskeletalInspeksi (look) :Raut muka pasien, cara berjalan / duduk / tidurLihat kulit, jaringan lunak, tulang dan sendiPalpasi (feel) :Suhu kulit panas atau dinginDenyutan arteri teraba/tidakAdakah spasme ototKekuatan otot (power) :Grade 0,1, 2, 3, 4, 5 (lumpuh s/d normal)Pergerakan (move) :ROM (range of movement)Pergerakan sendi ; abduksi, adduksi, ekstensi, fleksi, dll.93Pain :Pasien meringis, menunjukkan rasa nyeriRasa nyeri menetap atau tidakPallor :Pengisian kapiler tidak normal bila lebih 2 detikTeliti warna kulit bawah kuku, pucat bila ditekanApa warna dapat kembali dg cepat jika tekanan dilepaskanBandingkan bagian yang retak dengan bagian yang tidak untuk menentukan perubahan warna kulitPemeriksaan Status Sirkulasi Dan Neurologis (5P)-194Pemeriksaan Status SirkulasiDan Neurologis (5P)-2

Paralysis :Suruh pasien menggerakkan jari-jari pada lengan atau kaki yang retakBila pasien tidak mampu, lakukan gerakan pasif 15-30 menit untuk memudahkan sirkulasiParesthesia :Mati rasa, kesemutan, rasa spt ditusuk-tusukAdanya imobilisasi; gips, balutan yang terlalu kencangOedema kelebihan cairan menyebabkan tekanan pada syarafPulselessnessPeriksa denyut, temperatur, warna kulit daerah yang retakBila ada temperatur dingin, adanya kerusakan sirkulasi.

95DAMPAK MASALAHKlien.BiologisPeningkatan metabolisme untuk penyembuhan tulangPerubahan asupan nutrisi melebihi kebutuhan terutama kalsium dan zat besiPsikologisCemasPerubahan gaya hidupKehilangan peran dalam kelg dan masyarakatSosioKehilangan peran baik dalam keluarga dan masyarakatSpiritualGangguan kebutuhan spiritual sesuai dengan keyakinannyaKeluargaKecemasan akan keadaan klienBiaya perawatanDll.96Meliputi 5 tahapan; pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.Pengkajian :Pengumpulan DataAnamnesa Identitas klienKemungkinan peyebab frakturKeluhan utamaProvoking insident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor pencetus nyeriQuality of pain : seperti apa rasa nyeri yg dirasakan klien; spt terbakar, menusuk, berdenyutRegion : apakah rasa sakit menjalar/menyebar, bisa reda apa tidak, dan dimana rasa sakit terjadiSeverity (scale) of pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klienTime : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah nyeri pada malam/siang hari.

ASUHAN KEPERAWATAN(1) 97Riwayat penyakit sekarangKronologis terjadinya fraktur/mekanisme terjadinya kecelakaanRiwayat penyakit dahuluSbg petunjuk berapa lama tulang akan menyambungPenyakit yang menghambat proses penyembuhanRiwayat penyakit keluargaFaktor predisposisi terjadinya fraktur (DM, Osteoporosis, Kanker tulang)Riwayat psikososialRespon emosi klien terhadap penyakitPeran klien dalam keluarga dan masyarakat

ASUHAN KEPERAWATAN(2) 98Pola-pola fungsi kesehatanPola persepsi dan tata laksana hidup sehatPola nutrisi dan metabolismePola eliminasiPola tidur dan istirahatPola aktifitasPola hubungan dan peranPola persepsi dan konsep diriPola sensori dan kognitifPola reproduksi dan seksualPola penanggulangan stressPola tata nilai dan keyakinan992. Pemeriksaan FisikDibagi menjadi 2, pemeriksaan umum (status generalisata) dan pemeriksaan setempat (lokalis)Pemerisaan diagnostik

3. Pemeriksaan radiologis, untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi (AP, LAT)MRI, menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur100ANALISA DATA DAN DX KEPERAWATAN

Resiko terjadinya infeksi b/d adanya trauma terbukaGangguan mobilitas fisik b/d patah tulangGangguan rasa nyaman nyeriGangguan integritas kulitGangguan nutrisi kurang dari kebutuhanResiko terjadinya shock b/d perdarahan internal101Rencana Keperawatan Gangguan rasa nyaman nyeri b/d kerusakan jar. Lunak/keras, saraf akibat trauma jaringan/tulang.Data penunjang :Nyeri saat digerakkanBengkak pada lokasi frakturSpasme ototTujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi.Kriteria :Klien tidak mengeluh nyeriPembengkakan berkurang/hilangOtot relaksasi102Rencana tindakan :Identifikasi keadaan lokasi, intensitas, lamanya nyeri, dll.Batasi pergerakan pada daerah fraktur dan pasang bidai.Tinggikan dan sokong pada ekstremitas yang mengalami fraktur.Berikan alternatif perubahan posisi secara periodik.Ajarkan pasien tehnik relaksasi nafas dalam dan tehnik distraksi.Observasi perubahan tanda vital.Berikan penjelasan setiap prosedur yang dilakukan.Kolaborasi dg tim medis : pemberian obat analgesik.103 Pengelolaan FrakturPenanganan cedera muskuloskeletal yang baik dan benar akan mengurangi nyeri, kecacatan, dan menghindari komplikasiAntisipasi syock perdarahan pada kasus fraktur femurSelalu catat PMS sebelum dan sesudah pembidaian Perawatan luka, pencegahan infeksi, dan tetanusFraktur terbuka harus tangani perdarahannyaGunakan balut tekanJangan gunakan torniquet kerusakan neurovaskuler AMPUTASI

Amputasi lebih ke proksimal akan mengancam jiwa karena perdarahan.Pada umumnya perdarahan akan berhenti dengan penekanan pada ujung stump.Bila perdarahan masif tidak terkontrol dengan balutan tekan, dapat dipilih pemasangan torniquet.Torniquet dapat dilakukan sedistal mungkin.Usahakan menemukan bagian amputee dan bawa sertaBagian ini bila mungkin disambung kembali atau menjadi bagian untuk graff

105 Jangan memberikan sugesti bahwa amputasi dapat disambung kembali Reinplantasi dapat dilakukan pada kondisi luka dan fasilitas tertentu Cara membawa amputee : bagian amputee dimasukkan dalam kantong plastik yang bersih dan kering, kmdn masukkan dalam tempat yang lebih besar yang diisi es batu. 106TourniquetTourniquet sebaiknya hanya digunakan pada keadaan ; amputasi (crush injury)Sebagai alternatif terakhir untuk mengontrol perdarahan ketika semua cara gagalTourniquet dapat menghentikan seluruh aliran darah pada anggota gerak, gunakan hanya pada ujung anggota gerak sudah teramputasi(terpotong)Tourniquet menyebabkan kerusakan yang menetap pada syaraf, otot dan pembuluh darah dan mungkin berakibat hilangnya fungsi dari anggota gerak tersebut.107Cara Pemasangan TourniquetPilih perban yang lebarnya 4 inci dan buatlah 6-8 lapisLilitkan disekeliling anggota gerak, deproksimal lukaTalikan simpul pada perban, kemudian tempatkan sebuah batang kecil/pencildiatasnya, talikan batang pencil pada perbanPutar batang pencil sampai perdarahan berhenti, kemudian kunci batang pada posisinyaTourniquet setiap jam dilepas dan catat waktunya.Back 2108KETEPATAN DALAM PEMASANGAN TRAKSIKuliah D-3 / S 1 Ilmu KeperawatanJanuari 2010

OlehNurchamid, S. Kep. Ns.PENDAHULUANTraksi salah satu pengobatan konservatif dokter untuk mereduksi fraktur atau spasme otot.Menggunakan gaya yang bekerja pada benda/tubuh manusia: - vertikal- horizontal- bentuk sudut bidang horizontal/vertikal

TUJUAN OBYEKTIFDidapatkan panjang ekstremitas, aligment dan immobilisasi pada daerah fraktur.Didapatkan mobile joint sambil mempertahankan aligment dari fraktur.Dihilangkan spasme otot pada penyakit sendi dan tulang.Menghilangkan/menguragi odemMATERIAL UTAMATempat tidur yang kuatBalok yang ditempatkan pada kaki tempat tidurTempat tidur yang dapat dielevasikan pada kepala atau kakiPeralatan traksi: bar, pulleys, ropes, weight hangar, skeletal traksi apparatus, plester, dll.MACAM TRAKSI Traksi menetap (fixation traction): untuk fiksasi sekaligus traksi dengan Thomas splint.Traksi berimbang (sliding traction): traksi bertahap untuk memperoleh reduksi tertutup sekaligus immobilisasi pada daerah yang dimaksud.JENIS PEMASANGAN TRAKSITraksi kulit (skin traction)

Taksi skeletal (skeletal traction)1. TRAKSI KULITTerapi definitive atau terapi sementaraKekuatan traksi kulit diteruskan pada tulang melewati fasia superfisial, bagian dalam fasia dan otot.Berat beban maksimum 10 pounds tergantung umur dan berat penderita.Aman sampai 4-6 minggu.Indikasi traksi kulit:Fraktur femur dan suprakondiler humeri pada anak.Reduksi tertutup dimana manipulasi dan immobilisasi tidak dapat dilakukan.Pengobatan sementara sambil menunggu terapi definitif.Fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabilTraksi pada spasme otot atau kontraktur sendi lutut dan panggulTraksi kelainan tulang belakang seperti HNP atau spasme ototTeknik Pemasangan Traksi Kulit:Cukur rambut ekstremitas, cuci dan keringkan pada area yang disiapkan.Hindari pemasangan plester pada tulang menonjol. Jika harus diplester, beri bantalan sebelum diplester.Gunakan adhesive straps yang baik atau unit traksi kulit yang dijual secara paket.Gunakan straps memanjang pada 2 sisi berlawanan dengan kulit yang bebas diantaranya untuk cegah efek torniquet.Bantalan kaki untuk cegah odem dan iritasi nekrosis pada tumit.Jenis-jenis Traksi Kulit:Traksi ekstensi dari BuckTraksi dari DunlopTraksi dari Gallow atau traksi dari BryantTraksi dari Russel2. TRAKSI SKELETALTraksi skeletal adalah traksi yang dilakukan pada tulangAlat yang dibutuhkan:1. K-wire: mudah, kerusakan jaringan minimal, dapat rotasi, dapat mengiris tulang yng osteoporosis.2. Steinman pins: lebih besar, kuat, bisa langsung traksi tanpa menegangkan seperti K-wireIndikasi traksi skeletal:Bila diperlukan traksi yang lebih beratPada anak yang lebih besarFraktur yang tidak stabil, oblik atau kominutifFraktur tertentu pada sendiFraktur terbuka dengan luka sangat jelek dimana fiksasi interna tidak dapat dilakukanTraksi langsung pada traksi yang sangat berat, misalnya dislok panggul lama sebagai persiapan terapi definitif.Teknik pemasangan traksi skeletalInformed consentPemeriksaan status neuro vaskuler, perlu pengetahuan anatomi spesifik. Hukum: memasukkan pin harus dimulai pada sisi yang mempunyai struktur penting.Preparasi kulit, bebas infeksi, aseptikAnestesi lidokain 1 %Incisi kulit sebelum pin dimasukkanHand drillPin ditempatkan pada metafiseJangan ganggu hematom yang ada pada frakturJangan menembus sendiDaerah spesifik yang perlu diperhatikan:Metacarpal pin traksi: pd fr. kom. radius distalOlecranon pin traksi: pd fr. Suprakondiler humerusDistal femur: pd dislok hip yang tidak tereposisi, fr. Supratrochanter temurProksimal tibia: pd fr. Femur 1/3 tengahDistal tibia: pd fr. Tibia plateu, fleksi kontraktif lutut

Kalkaneal: pd fr. Kalk. Dengan hilangnya tuber-joint angle, open fr. Luas pd tibia dan fibula, traksi lebih kuat pd fr. hipProksimal femur: dp fraktur dislokasi sentral hipProksimal ulna dan distal forearm: pd fr. Gabungan humerus, radius dan ulna

STABILISASI DAN TRANSPORTASINURCHAMID, S.Kep.NsUNIT TRAUMA/PAV. ASOKA BAPELKES RSUD JOMBANGPENGERTIANSTABILISASIAdalah proses untuk menjaga kondisi dan posisi penderita/ pasien agar tetap stabil selama pertolongan pertama

TRANSPORTASIAdalah proses usaha untuk memindahkan dari tempat satu ke tempat lain tanpa atau mempergunakan alat. Tergantung situasi dan kondisi di lapangan

PADA DASARNYA PROSES STABILISASI DAN TRANSPORTASI BERJALAN BERSAMA-SAMAPrinsip Stabiliasi :Menjaga korban supaya tidak banyak bergerak sehubungan dengan keadaan yang dialamiMenjaga korban agar pernafasannya tetap stabilMenjaga agar posisi patah tulang yang telah dipasang bidai tidak berubahMenjaga agar perdarahan tidak bertambah. Menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk lagiPersiapan TransportasiPenderita Tempat TujuanSarana AlatPersonilPenilaian Laik PindahA Airway (jalan napas)B Breathing (pernapasan) C Circulation (aliran darah)D Disability (kesadaran)Kondisi StabilMengangkat yang aman

Digunakan otot yang kuat antara lain : otot paha,otot pinggul dan otot bahuIkuti cara-cara berikut :Pikirkan cara masak-masak sebelum mengangkat korbanBerdiri sedekat mungkin dengan pasien atau alat-alat angkatPusatkan kekuatan pada lututAtur punggung tegak namun tidak kakuGunakan kaki untuk menopang tenaga yang diperlukanSelanjutnya bergeraklah secara halus tahanlah si pasien atau alat angkut dekat ke saudaraAturan dalam penanganan dan pemindahan korbanPemindahan korban dilakukan apabila diperlukan betul dan tidak membahayakan penolongTerangkan kepada korban secara jelas tentang apa yang akan dilakukan sehingga korban kooperatifLibatkan penolong lain. Yakinkan penolong lain mengerti apa yang akan dikerjakanPertolongan pemindahan korban dibawah satu komando agar dapat dikerjakan bersamaanPakailah cara mengangkat korban dengan teknik yang benar agar tidak menyebabkan cidera punggung si penolongPerlengkapan Pertolongan PertamaPerlengkapan dasar- Tempat/ kotak tak tembus air- Berbagai ukuran pembalut- Kassa steril- Pembalut segi tiga- Peniti- Sarung tanganPerlengkapan tambahan- Pembalut elastis- Gunting- Desinfektan- Kapas- Plester perekat- alat tulis dan tabel- Alat pelindung diri- Selimut, alas dari plastik, lampu dengan bateraiTanpa AlatProses pemindahan dilakukan oleh satu penolong, dua penolong atau lebih tanpa menggunakan alat.- oleh satu orang : diseret, dipapah, ditimang, digendong- Oleh dua penolong : . Dua tangan menyangga paha, dua tangan menyangga punggung . Satu penolong mengangkat korban dari punggung, penolong yang lain menyangga tungkai- Oleh tiga/ empat orang diangkat bersama-sama posisi korban terbaring 1. Cara Menolong Satu OrangCara mengangkat yang aman :- Pikir masak-masak sebelum mengangkat/ konsentrasi- Berdiri sedekat mungkin dengan korban- Pusatkan kekuatan pada lutut- Atur punggung tegak namun tidak kaku- Gunakan kaki untuk menopang tenaga yang diperlukan- Selanjutnya bergeraklah secara halusA. Human CrutchBerdiri disamping korban disisi yang cidera atau yang lemah, rangkulkan satu lengan pasien pada leher penolong dan gaitlah tangan korban atau pergelangannyaRangkulkan tangan penolong yang lain dari arah belakang menggait pinggang korbanBergeraklah pelan-pelan majuSelanjutnya selundupkan kedua tongkat masing-masing di kiri dan kanan tepi kanvas yang sudah dilipat dan dijahitAngkat dan angkut korban hati-hati

B. Cara Drag (diseret)Jongkoklah dibelakang korbanSusupkan kedua lengan penolong di bawah ketiak kiri dan kanan korban, gapai dan pegang kedua pergelangan tangan korbanBila korban pakai jaket buka semua kancingnya

TIDAK BOLEH DILAKUKAN PADA KORBAN CIDERA PUNDAK, KEPALA DAN LEHERC. Cara Cradle (dipopong)Jongkoklah dibelakang korban letakkan satu lengan penolong merangkul dibawah punggung korban sedikit diatas pinggang.Letakkan tangan yang lain dibawah paha korban tepat dilipatan lutut. Berdirilah pelan-pelan dan bersamaan mengangkat korban D. Cara Pick A Back (Ngaplok di Punggung)Jongkoklah didepan korban dengan punggung menghadap korban. Anjurkan korban meletakkan kedua tangannya merangkul diatas pundak penolongGapai dan peganglah paha korban, pelan-pelan angkat keatas menempel pada punggung penolong2. Tenaga Penolong 2 OrangCara Ditandu dengan kedua lengan penolong ( Cara The Two Handed Seat )1. Kedua penolong jongkok dan saling berhadapan disamping kiri dan kanan korban, lengan kanan penolong kiri dan lengan kiri penolong kanan menyilang dibelakang punggung korban, menggapai dan menarik ikat pinggang korban2. Kedua tangan penolong yang menerobos dibawah lutut korban saling bergandengan dan mengait dengan cara saling memegang pergelangan tangan 3. Makin mendekatlah para penolong. Tahan dan atur punggung penolong tegap. Angkatlah korban perlahan-lahan bergerak keatasB. Cara The Fore and Aft CarryDudukkan pasien. Kedua lengan menyilang di dada. Rangkul dengan menyusupkan lengan penolong dibawah ketiak korbanPegang pergelangan tangan kiri pasien oleh tangan kanan penolong. Dan tangan kanan penolong ke tangan kiri korbanPenolong yang lain jongkok disamping korban setinggi lutut dan mencoba mengangkat kedua paha korbanBekerjalah secara koordinatif3. Cara Penolong 4 OrangMemakai Tandu/ Stretcher- Peraturan umum membawa korban dengan usungan kepala korban diarah belakang, Kecuali keadaan2 tertentu :a. korban kedinginan yang amat sangat, kerusakan tungkai berat, menuruni tangga/ bukit.b. korban stroke, trauma kepala, letak kepala harus lebih tinggi dari letak kaki Setiap pengangkat siap di keempat sudut, Apabila hanya ada 3 penolong dua penolong berada di bagian kepalaMasing-masing pengangkat jongkok dan menggapai masing-masing pegangan dengan kokohDibawah komando salah satu pengangkat di bagian kepala, keempat mengangkat bersamaanSelanjutnya komando berikutnya pengangkat bergerak maju perlahan-lahanUntuk menurunkan usungan, keempat pengangkat berhenti bersamaan dan perlahan-lahan menurunkan usungan. Dengan bantuan alatBisa dilakukan oleh dua/ empat orang dengan menggunakan alat bantu :Dengan menggunakan kursi kayuDengan menggunakan tandu/ usunganDengan menggunakan kursi beroda atau tandu berodaDapat menggunakan kendaraan bermotor.Prinsip Melakukan Immobilisasi Tulang & Log RollLong Spine Board dengan tali pengikatIn Line Immobilisasi kepala leher kolar servikal semi rigidLengan penderita diluruskan dan diletakkan disamping badanTungkai bawah diluruskan dalm posisi kesegarisan,kedua pergelangan kaki diikat satu sama lain dengan plesterGerakan Log RollSpine board hanya untuk transfer penderitaBantal pasir dikiri dan kanan kepala leher dan diikatBahaya pemakaian long spine board lebih dari 2 jam dikubitus di oksiput,skapula,sakrum,tumitKorban terkapar, tidak sadarHelm masih melekat erat dikepalanyaBagaimana cara melepaskan helm ??Call for help !!Cari tenaga bantuan, jangan sendirian menolong korbanMelakukan log rollDengan komando dari pemegang kepalaPerhatikan posisi tangan para penolong, tangan saling menyilang

Korban terlentangPenolong diposisi kepala tetap melakukan in - linePenolong dikepala mulai melepas in lineDigantikan penolong kedua

Peran Komunikasi1. Pelayanan gawat darurat sehari-hari,rujuk-merujuk pasien2. Kondisi bencanaEarly warning-mobilisasi3. Pengusir rasa terisolasiCara transportasi dan rujukan yang baikDokter yang merujukInformasi petugas pendampingDukumentasiSebelum dirujuk dilakukan Stabilisasi