Upload
duer
View
160
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Materi Pertemuan III. Penggolongan, tarif dan sanksi pajak. PENGGOLONGAN PAJAK. Langsung. Golongan. Tidak Langsung. Pusat/Negara. Pemungut. PAJAK. Daerah. Subjektif. Sifat. Objektif. Jenis Pajak. Jenis Pajak. Jenis Pajak........ lanjutan. Tarif Pajak. Metoda Penghitungan. - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
Materi Pertemuan III
Penggolongan, tarif dan sanksi pajak
PENGGOLONGAN PAJAK
PAJAK Pemungut
Golongan
Sifat
Pusat/Negara
Tidak Langsung
Langsung
Subjektif
Daerah
Objektif
Jenis Pajak
No Jenis pajak Golongan
1 Pajak Penghasilan (PPh) Langsung, Pusat, Subjektif
2 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
Tidak Langsung, Pusat, Objektif
3 Bea Materai Langsung, Pusat, Objektif
4 Bea Masuk dan Bea Cukai Langsung, Pusat, Objektif
5 Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
Langsung, Daerah Prop., Objektif
6 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
Langsung, Daerah Prop., Objektif
7 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Langsung, Daerah Prop., Objektif
8 Pajak Air Permukaan Langsung, Daerah Prop., Objektif
No Jenis pajak Golongan
9 Pajak Hotel Tidak Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
10 Pajak Restoran Tidak Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
11 Pajak Hiburan Tidak Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
12 Pajak Reklame Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
13 Pajak Penerangan Jalan Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
Jenis Pajak
Jenis Pajak........lanjutan
No Jenis pajak Golongan
14 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
15 Pajak Parkir Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
16 Pajak Air Tanah Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
17 Pajak Sarang Burung Walet Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
18 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
19 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Langsung, Daerah Kab./Kota, Objektif
Tarif Pajak
Tarif
Tetap Proporsional Progresif Degresif
Proporsional Progresif Degresif Proporsional Progresif Degresif
Metoda Penghitungan
Tidak berlapisBerlapis
Tarip PPh WP Badan dan BUT(Ps 17 UU No. 36 Th 2008) Tarif tunggal: 28% Pada tahun 2010, tarif tersebut turun menjadi
25%
WPDN yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% lebih rendah dari yang seharusnya (PMK No 238/PMK. 03/2008).
Tarip PPh WP Pribadi (Ps 17 UU No. 36 Th 2008)
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
sampai dengan Rp50.000.000 5%
di atas Rp50.000.000 sampai dengan Rp250.000.000
15%
di atas Rp250.000.000 sampai dengan Rp500.000.000,00 25%
di atas Rp500.000.000,00 30%
Tarip PPh WP Pribadi (Ps 17 UU No. 36 Th 2008) Tarif tertinggi sebagaimana dimaksud pada
ketentuan tersebut dapat diturunkan menjadi paling rendah 25% yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Sanksi Pajak dapat berupa:
Administrasi
Pidana
Sanksi Pajak
Sanksi Administrasi
Sanksi Administrasi dapat berupa:
Sanksi Denda
Sanksi Bunga
Sanksi Kenaikan
Sanksi Pidana
Sanksi Pidana dapat berupa: Pidana Penjara
karena adanya tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja;
Pidana Kurungan karena adanya tindak pidana yang dilakukan karena kealpaan
Pidana Penjara Terhukum menjalani di gedung atau di rumah penjara Batas maksimum hukuman penjara ialah seumur
hidup Pekerjaan yang harus dilakukan oleh para tahanan
penjara biasanya lebih banyak dan lebih berat Kebebasan para tahanan penjara amat terbatas Dibagai atas kelas-kelas menurut kualitas dan
kuantitas kejahatan dari yang tergolong berat sampai dengan yang teringan
Tidak dapat menjadi pengganti hukuman denda
Pidana Kurungan Selain dipenjara negara, dalam kasus-kasus tertentu
terhukum mungkin diizinkan menjalaninya di rumah sendiri dengan pengawasan yang berwajib
Batas maksimum hukuman kurungan ialah 1 tahun Pekerjaan yang harus dilakukan oleh para tahanan
kurungan biasanya lebih sedikit dan lebih ringan Kebebasan para tahanan kurungan lebih banyak. Pada dasarnya tidak ada pembagian atas kelas-
kelas Dapat menjadi pengganti hukuman denda
Contoh: Pidana Kurungan
Alasan: Kealpaan (Ps 38 UU No 28/2007) Tidak menyampaikan SPT; atau Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar
atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
Sanksi: Dipidana kurungan antara 3 bulan - 1 tahun dan atau denda antara 1-2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar (bila dilakukan pertama kali, maka tidak ada sanksi pidana)
Contoh: Pidana Kurungan
Alasan: Kealpaan (Ps 41 UU No 28/2007) Pejabat yang tidak memenuhi kewajiban
merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan oleh Wajib Pajak
Sanksi: dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah
Contoh: Pidana Penjara
Tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan NPWP; atau Tidak menyampaikan SPT; atau Menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak
benar atau tidak lengkap; atau Menolak untuk dilakukan pemeriksaan; atau Menolak memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau
dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; atau
Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan atau dokumen lainnya; atau
Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
Alasan: Disengaja (Ps 39 UU No 28/2007)
Contoh: Pidana Penjara
Sanksi: Dipidana antara 2-6 tahun dan atau denda antara 2-6 kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar