158
BAB I KONSEP DASAR MENYIMAK I. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa diharapkan memiliki wawasan keilmuan mengenai konsep dasar menyimak yang meliputi (1) pengertian menyimak, (2) karakteristik keterampilan menyimak, (3) tujuan menyimak, (4) jenis menyimak, (5) menyimak kritis, dan (6) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak. II. Materi Pembelajaran Keterampilan berbahasa dikelompokkan menjadi empat, yaitu menulis, membaca, menyimak, dan berbicara. Keempat keterampilan yang saling terkait dan saling mendukung tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu keterampilan yang bersifat produktif dan keterampilan yang bersifat reseptif. Keterampilan yang bersifat memproduksi bahasa atau produktif adalah berbicara dan menulis, sedangkan keterampilan yang bersifat reseptif bahasa adalah menyimak dan membaca. 1

materi menyimak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: materi menyimak

BAB I

KONSEP DASAR MENYIMAK

I. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa diharapkan memiliki wawasan keilmuan mengenai konsep

dasar menyimak yang meliputi (1) pengertian menyimak, (2) karakteristik

keterampilan menyimak, (3) tujuan menyimak, (4) jenis menyimak, (5) menyimak

kritis, dan (6) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak.

II. Materi Pembelajaran

Keterampilan berbahasa dikelompokkan menjadi empat, yaitu menulis,

membaca, menyimak, dan berbicara. Keempat keterampilan yang saling terkait

dan saling mendukung tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,

yaitu keterampilan yang bersifat produktif dan keterampilan yang bersifat reseptif.

Keterampilan yang bersifat memproduksi bahasa atau produktif adalah berbicara

dan menulis, sedangkan keterampilan yang bersifat reseptif bahasa adalah

menyimak dan membaca.

Berdasarkan media yang digunakan, keterampilan berbahasa dibedakan

atas keterampilan berbahasa dengan media bahasa tulis (menulis dan membaca)

dan keterampilan berbahasa dengan media bahasa lisan (berbicara dan

menyimak). Wacana tulis adalah wacana yang disampaikan secara tertulis dan

melalui media tulis. Untuk memahami wacana tersebut, sang penerima harus

membacanya. Wacana lisan (spoken discourse) adalah wacana yang disampaikan

1

Page 2: materi menyimak

secara lisan dan melalui media lisan. Untuk memahami wacana ini, sang penerima

harus menyimak dan mendengarkan.

Kegiatan berkomunikasi dengan media bahasa lisan merupakan kegiatan

berkomunikasi yang paling banyak dilakukan. Hal ini sesuai dengan hakikat

bahasa sebagai satuan bunyi yang bermakna. Hampir setiap orang dihadapkan

pada kegiatan berbicara dan menyimak sepanjang harinya. Meskipun demikian,

tidak semua orang merupakan pembicara dan penyimak yang baik. Dalam forum

seminar dan diskusi sering dijumpai orang yang kurang pandai mengemukakan

pendapatnya. Hal ini bisa karena pilihan katanya tidak tepat, penyampaian

gagasannyaa tidak runtut, kalimatnya tidak efektif, maupun karena faktor yang

lain. Lebih dari itu, banyak pula orang yang kurang berani mengemukakan

pendapatnya di depan umum. Demikian halnya dengan menyimak. Kesalahan

menangkap inti pembicaraan juga sering terjadi. Dalam suatu seminar sering

dijumpai peserta yang mengajukan pertanyaan yang sebenarnya telah dijelaskan

oleh penyaji atau bahkan melenceng dari topik pembicaraan. Laporan hasil

seminar yang distulis oleh notulis atau peserta satu dan lainnya juga sering

berbeda.

Kemampuan menyimak dalam kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat

maupun di sekolah memegang peranan penting. Berbagai informasi dapat

diperoleh dengan terampil menyimak. Keterampilan menyimak juga memiliki

pengaruh terhadap keterampilan berbahasa lainnya seperti berbicara, membaca,

dan menulis. Kemampuan menyimak pun secara langsung akan mempengaruhi

hasil belajar yang akan dicapai siswa. Oleh karena itu, keterampilan menyimak

perlu mendapat pembinaan yang baik.

2

Page 3: materi menyimak

A. Pengertian Menyimak

Ada sejumlah istilah yang terkait dengan menyimak. Istilah yang sering

terdengar sehari-hari adalah mendengar dan mendengarkan. Mendengar diartikan

dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga, tidak tuli (Alwi, 2001). Dalam

konteks komunikasi sehari-hari, mendengar juga diartikan proses kegiatan

menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja.

Misalnya dalam kalimat “Saat sedang belajar, saya mendengar suara langkah kaki

adik masuk ke dalam rumah”. Mendengarkan diartikan oleh Alwi (2001)

mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik

untuk mendengar. Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa

yang dilakukan dengan sengaja, tetapi belum ada unsur pemahaman .

Menyimak merupakan kata bentukan dari kata simak. Kata tersebut

sebenarnya diambil dari kata sami’a-yasma’u-sam’an yang berarti mendengar.

Padanan kata menyimak dalam bahasa Arab adalah kata istima’ yang berarti

mendengar dengan penuh perhatian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), menyimak diartikan mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang

diucapkan atau yang dibaca orang (Alwi, 2001). Kata menyimak dipungut dari

bahasa Arab melalui bahasa Jawa nyemak dan juga sema’an yang lazim dipakai

dalam kata sema’an Al Quran. Apabila diurutkan dari tingkatan aktivitas

berfikirnya, urutan istilah tersebut adalah mendengar, mendengarkan, dan

menyimak.

Berdasarkan pengertian istilah-istilah tersebut berarti tidak semua kegiatan

mendengar berarti menyimak. Peristiwa mendengar biasanya terjadi secara

3

Page 4: materi menyimak

kebetulan, tiba-tiba, dan tidak diduga sebelumnya, sedang peristiwa

mendengarkan lebih tinggi tarafnya dari pada mendengar. Apabila dalam

mendengar belum ada faktor kesengajaan maka dalam peristiwa mendengarkan

sudah ada faktor kesengajaan, sedangkan faktor pemahaman, berfikir memahami

isi simakan tidak setinggi dalam menyimak karena tujuan dalam menyimak telah

ditetapkan secara jelas. Apabila menyimak dibandingkan dengan mendengar dan

mendengarkan, menyimak mempunyai taraf yang tertinggi. Dalam menyimak

sudah ada faktor kesengajaan dan lebih tinggi lagi karena dalam menyimak

terdapat faktor pemahaman, berfikir memahami isi simakan. Faktor berfikir dan

memahami makna, pesan, dan gagasan merupakan unsur utama dalam setiap

peristiwa menyimak. Bahkan lebih dari itu, faktor perhatian dan penilaian selalu

terdapat dalam perstiwa menyimak. Oleh karena itu, menyimak dikatakan sebagai

proses yang rumit dan kompleks.

Menyimak merupakan salah satu metode yang digunakan manusia untuk

memahami sekitarnya. Melalui proses menginterpretasikan apa yang didengar dari

suara di sekitarnya, manusia dapat memahami orang lain dan lingkungan.

Menyimak merupakan suatu proses mengorganisir apa-apa yang didengar dan

menetapkan unit-unit verbal yang berkoresponden sehingga dapat ditangkap

makna tetentu dari apa yang didengar.

Wolvin dan Coakley (dalam Tompkins, 1991) menjelaskan ada tiga tahap

utama dalam proses menyimak, yaitu menerima pesan, mendatangi pesan, serta

menetapkan makna terhadap pesan tersebut. Pada tahap pertama, penyimak

menerima pesan-pesan aural atau visual dari seorang pembicara. Penyimak

berusaha memusatkan perhatian pada pesan-pesan tersebut dan mengabaikan

4

Page 5: materi menyimak

suara-suara lain yang didengar. Pada tahap kedua, penyimak memusatkan

perhatian terhadap apa yang disampaikan pembicara. Tahap ketiga, penyimak

menginterpretasi pesan yang ditangkap untuk dipahami atau ditetapkan maknanya.

Penyimak dalam hal ini mengumpulkan pesan tersebut, mengelompokkan,

membandingkan dan mengaitkannya dengan pengetahuan sebelumnya. Menurut

Wolvin dan Coekley (dalam Tomkins, 1991), tahap ketiga ini meliputi suatu

strategi prediksi-konfirmasi yang cepat. Bahkan dalam perkembangannya, seorang

penyimak dapat meragukan validitas informasi yang dia dengar atau menolaknya.

Dengan demikian, proses menyimak merupakan proses yang aktif, bukan pasif.

Soedjiatno (1989) menjelaskan bahwa proses menyimak secara teoritis

dimulai dengan penangkapan/penyerapan rentetan bunyi bahasa melalui indera

telinga. Rentetan bunyi tersebut melalui syaraf sentripetal diteruskan menuju otak

untuk diproses dan dianalisis. Dalam pemrosesan dan penganalisisan digunakan

sejumlah alat. Alat itu ialah kegiatan otak dalam berolah fikir terhadap

permasalahan tuturan, pengetahuan bahasa, kompetensi komunikatif, pengetahuan

budaya, dan pengetahuan tentang topik. Apabila pemrosesan atas rentetan bunyi

bahasa (unsur-unsur bahasa: gejala fonetik, kosakata, struktur) itu berhasil maka

berarti penyimak mengerti atau paham akan makna pesan atau isi informasi yang

terkandung dalam rentetan bunyi bahasa atau lambang bahasa mentah, melainkan

lambang bahasa yang telah terproses menjadi konsep. Selanjutnya, melalui syaraf

sentrifugal hasil pemrosesan itu dikirim ke otak kecil untuk di retensi.

Dari uraian tersebut dapat diidentifikasi unsur-unsur yang terlibat dalam

proses menyimak, yaitu pengetahuan kebahasaan baik berupa unsur linguistik dan

ekstra linguistik, kegiatan otak dalam memahami konsep, dan ingatan.

5

Page 6: materi menyimak

Unsur pengetahuan linguistik dan ekstralinguistik dalam menyimak

berkaitan dengan permasalahan intonasi, fonetik, kosakata, struktur, kompetensi

komunikatif, dan kultur/budaya dalam berbicara. Permasalahan intonasi dan

fonetik meliputi bunyi segmental dan nonsegmental. Pemahaman kosakata dalam

menyimak harus diselaraskan dengan konteks.

Pemahaman terhadap permasalahan kultur/budaya masyarakat dalam

bertutur juga merupakan unsur yang penting dalam menyimak. Pemahaman

terhadap isi kalimat dalam kegiatan menyimak hendaknya juga diselaraskan

dengan konteksnya. Pemahaman terhadap tuturan wacana simakan dengan cara

menginteraksikan semua unsur seperti diuraikan di muka sangat esensial dalam

kegiatan menyimak.

Unsur menyimak berikutnya adalah mengingat. Mengingat adalah

kegiatan menyimpan konsep pemahaman dalam ingatan jangka panjang. Unsur

mengingat ini dibedakan atas mengingat dengan retensi jangka pendek, mengingat

dengan retensi jangka panjang, dan mengingat tanpa retensi (Soedjiatno, 1986).

Mengingat tanpa retensi artinya pemahaman yang diperoleh dari aktivitas

menyimak tidak perlu disimpan dahulu dalam ingatan. Hal ini terjadi apabila

penyimak telah dapat menerima pesan ujaran yang disimak kemudian

melaksanakan perintah sesuai dengan pesan ujaran tersebut, misalnya dalam

situasi tanya jawab. Mengingat dengan retensi jangka pendek adalah kemampuan

mengecamkan pesan dan menyimpannya, kemudian diikuti dengan respon

terhadap pesan tersebut. Mengingat dengan retensi jangka panjang adalah

mengingat dengan kemampuan mengecamkan, menyimpan dan memproduksi

pesan-pesan wacana.

6

Page 7: materi menyimak

Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu (1) menyimak

sebagai alat, (2) menyimak sebagai keterampilan, (3) menyimak sebagai proses,

(4) menimak sebagai respon, dan (5) menyimak sebagai pengalaman kreatif.

1. Menyimak sebagai Alat

Meyimak sebagai alat berhubungan erat dengan tujuan mengapa

seseorang itu menyimak suatu tuturan. Tujuan menyimak adalah mendapatkan

ide, fakta, inspirasi, dan alat untuk menghibur diri. Ini berarti, menyimak

merupakan alat untuk menerima informasi dalam berkomunikasi.

2. Menyimak sebagai Keterampilan

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang sangat esesnsial.

Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai bahasa. Menyimak

menjadi dasar berbicara karena berbicara diawali dengan menirukan bunyi-bunyi

yang disimaknya. Bahasa yang digunakan dalam seseorang berbicara pada

umumnya bahasa yang disimaknya. Keterampilan menyimak juga mejadi faktor

penting bagi kesuksesan seseorang dalam belajar membaca yang juga menjadi

dasar untuk keberhasilan menulis.

3. Menyimak sebagai Proses

Menyimak adalah suatau proses besar yang meliputi (1) mendengarkan

lambang lisan, (2) memahami, (3) menginterpretasi. Dalam menyimak terdapat

proses mental dalam berbagai tingkatan mulai dari (1) mengidentifikasi bunyi, (2)

7

Page 8: materi menyimak

proses pemahaman dan penafsiran, (3) proses penggunaan hasil pemahaman dan

penafsiran, serta (4) proses penyimpanan hasil pemahaman dan penafsiran bunyi.

4. Menyimak sebagai Respon

Menyimak dikatakan sebagai respon karena respon merupakan faktor

penting dalam menyimak. Frekuensi terbesar tujuan pembicara adalah untuk

memperoleh respon dari penyimak. Seorang penyimak akan memberikan respon

efektif apabila dia memiliki sensori yang memadai, ketertarikan, kemampuan

menafsirkan pesan, hasrat, dan kemampuan menghubung-hubungkan. Wujud

respon itu bermacam-macam, dapat berbentuk anggukan atau gelengan kepala,

kerutan dahi, sikap tidak setuju, atau bahkan berbentuk tindakan atau perubahan

tingkah laku.

5. Menyimak sebagai Pengalaman Kreatif

Menyimak bukan sekedar pemerolehan pengalaman secara pasif dan

bukan keterampilan reseptif belaka. Menyimak merupakan keterampilan kreatif.

Dalam menyimak, mula-mula seseorang menangkap bunyi-bunyi yang tertangkap

oleh alat pendengarnya, menangkap kata-kata mentah, menyusunnya, menyusun

bunyi yang bergelombang dan kata-kata mentah tersebut. Menyimak kreatif ini

bersangkutan secara total terhadap pengalaman seseorang yang diwarnai

kesenangan, kesukaran, dan kepuasan.

8

Page 9: materi menyimak

B. Karakteristik Keterampilan Menyimak

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa reseptif lisan. Berbeda

dengan membaca yang bersifat reseptif tulis, media lisan bersifat fana, begitu

terdengar langsung musnah. Sebaliknya materi membaca dapat dilihat, diamati,

dan dibaca berulang kali. Dalam satu unit waktu, penyimak hanya mampu

menangkap klausa sedangkan dalam membaca, pembaca dapat menangkap

kalimat dalam satuan waktu yang sama (Mahfudz, 2000).

Karena menggunakan media bahasa lisan, materi simakan alpa tanda baca.

Tanda-tanda baca seperti dalam bahasa tulis, dalam bahasa lisan dikenali melalui

intonasi, yang meliputi jeda, nada, tempo, dan dinamik yang menentukan irama

pembicara. Wacana lisan juga bersifat lebih spontan sehingga kurang tertata

secara baik. Hal ini berbeda dengan bahasa tulis yang dihasilkan melalui sebuah

proses penyiapan hingga pengeditan. Akibatnya, koherensi dalam wacana lisan

pun tidak sebaik wacana tulis. Bahkan dalam tuturan lisan kadangkala koherensi

terabaikan karena cepatnya suatu topik berkembang atau berganti dengan topik

yang lain karena adanya interupsi atau pertanyaan dari mitra tutur. Oleh karena

itu, penyimak harus berkonsentrasi penuh agar ia dapat memahami tuturan bahasa

lisan tersebut dengan baik.

Dalam menyimak, unit organisasi bahasa yang dapat ditangkap oleh

seorang penyimak dalam satu unit waktu terbatas pada klausa (Machfudz, 2000).

Hal ini disebabkan materi bahasa lisan bersifat fana, begitu terdengar langsung

musnah. Ini berbeda dengan kegiatan membaca yang materinya berupa bahasa

tulis. Unit organisasi bahasa yang bisa ditangkap oleh seorang pembaca dalam

satu satuan waktu terhadap konsep adalah kalimat. Oleh karena itu, dalam

9

Page 10: materi menyimak

menyimak sangat diperlukan kemampuan menyimak pesan secara tepat pada

waktu yang tepat. Dengan memahami karakteristik menyimak yang demikian,

materi simakan hendaknya bukan wacana yang panjang.

Pemahaman terhadap teks lisan dapat dipermudah dengan adanya

karakteristik-karakteristik tertentu dari bahasa lisan seperti keraguan dalam

berbicara, perulangan, parafrase, menyampaikan maksud dalam unit-unit klausa,

dan bukan dalam bentuk kalimat utuh, dan juga dibantu dengan isyarat-isyarat

ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat

ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat situasional

(Joiner dalam Mujianto dan Gatut, 2010). Pendengar juga dapat meminta

penjelasan, meminta mitra bicaranya untuk menjelaskan atau mengulang

informasi untuk memfasilitasi pemahamannya terhadap bahasa lisan yang

dilisankan mitra tuturnya apabila memungkinkan.

Coakley dan Wolvin (dalam Mujianto dan Gatut, 2010) menunjukkan

dalam menyimak bahasa pertama, sebanyak 93% dari total makna yang ada dalam

sebuah pesan didapatkan dari isyarat-isyarat visual, seperti ekspresi wajah, postur,

gerak tubuh dan penampilan dari penutur. Untuk model bahasa lisan bebas tetapi

terencana didapati bahwa pemahaman terhadap bahasa lisan yang diproduksi

secara bebas dan terencana ini memiliki banyak kesamaan ciri dengan

pemahaman terhadap bahasa bebas spontan, tetapi ada penekanan yang lebih besar

untuk menyampaikan topik tertentu, seperti misalnya kesehatan, pendidikan,

ekonomi, dan kondisi sosial. Percakapan secara bebas terencana ini dilakukan

secara kolaboratif dengan menggunakan berbagai macam fungsi bahasa (meminta

10

Page 11: materi menyimak

informasi, mengungkapkan pendapat pribadi, menyatakan sesuatu, mengevaluasi

sesuatu).

Dari segi proses, urutan menyimak dimulai dengan menyerap rentetan

bunyi bahasa melalui telinga. Melalui saraf sentrifugal, rentetan bunyi bahasa

tersebut diteruskan menuju otakmenuju otak pada bagian yang disebut ”perangkat

ingatan jangka pendek” untuk diproses dan dianalisis. Alat itu adalah pengetahuan

bahasa dan perangkat budayanya. Apabila pemrosesan atas rentetan bunyi bahasa

(unsur-unsur bahasa: gejala fonetik, kosakata, struktur) itu berhasil, berarti

penyimak mengerti atau paham akan makna pesan atau isi informasi yang

terkandung dalam rentetan bunyi bahasa tersebut. Selanjutnya, isi informasi atau

pesan tadi disimpan dalam bagian otak yang lain yang disebut ”perangkat ingatan

jangka panjang”. Oleh karena itu, yang disimpan bukan lagi rentetan bunyi bahasa

atau lambang bahasa mentah, melainkan lambang bahasa yang telah terproses

menjadi konsep (Soedjiatno, 1989:73—79).

C. Tujuan Menyimak

Secara umum, tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan informasi.

Informasi yang dimaksud dapat berupa paparan ide, gagasan, pesan komunikator.

Informasi dapat juga berupa peristiwa, fakta, data, dan pengetahuan lainnya.

Informasi ini sangat penting agar seseorang mengetahui peristiwa yang sedang

menjadi perhatian banyak orang dan kecenderungan yang sedang terjadi sehingga

seseorang tidak dikatakan ketinggalan informasi. Informasi tersebut juga sangat

penting sebagai bahan untuk menganalisis suatu persoalan maupun untuk

11

Page 12: materi menyimak

mendapatkan ide. Seringkali melalui kegiatan menyimak, seseorang memiliki ide

untuk ditulis.

Tujuan menyimak untuk mendapatkan informasi tersebut sangat kental

pada kegiatan menyimak berita, menyimak ceramah, menyimak khutbah,

menyimak dialog, menyimak wawancara, dan menyimak pidato. Selain untuk

mendapatkan informasi, menyimak juga memiliki tujuan-tujuan yang khas sesuai

karakteristik wacana lisan yang disimak dan orientasi penyimaknya.

Tujuan menyimak sekunder tersebut misalnya untuk mendapatkan

hiburan. Menyimak untuk mendapatkan hiburan terjadi pada kegiatan menyimak

lawak, drama, atau dongeng. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan rekreatif.

Hampir sama dengan tujuan ini adalah menyimak untuk mengapresiasi. Misalnya

seorang menyimak pembacaan puisi atau nyanyian untuk mendapatkan

kenikmatan melalui bait-bait puisi yang dibacakan atau dinyanyikan. Tujuan

apresiatif ini dapat bergeser menjadi menyimak evaluatif apabila penyimak

mendengarkan lagu dengan tujuan menganalisis kemenarikan atau kekhasannya.

D. Jenis menyimak

Secara garis besar, menyimak dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu

menyimak intensif dan menyimak ekstensif. Menyimak intensif lebih

menekankan pada kemampuan memahami bahan simakan secara detail atau

mendalam.

Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi agar

makna yang dikehendaki dapat ditangkap dengan baik. Menyimak intensif

biasanya digunakan untuk memahami bahasa lisan formal, seperti menyimak

12

Page 13: materi menyimak

kuliah, ceramah, dan khutbah. Melalui menyimak intensif, seorang penyimak

tidak hanya mendapatkan informasi yang mendalam terhadap materi simakan,

tetapi juga bisa mengevaluasi materi simakannya.

Menyimak ekstensif lebih menekankan pada faktor sosial, seperti

menyimak yang dilakukan oleh masyarakat secara umum dalam kehidupan sehari-

hari. Menyimak ekstensif ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman secara

garis besar terhadap bahan simakan. Tujuan menyimak ekstensif adalah agar

seseorang tidak ketinggalan informasi. Dalam konteks sosial, seorang menyimak

tuturan orang lain agar tercipta hubungan yang harmonis. Dengan menyimak

secara ekstensif, seseorang dapat mengambil sikap yang tepat untuk merespon

segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.

E. Menyimak Kritis

Menyimak kritis merupakan menyimak intensif tingkat tinggi. Menyimak

kritis ialah menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk

memberikan penilaian secara objektif, menentukan kebenaran dan kelebihan, serta

kekurangan-kekurangannya. Misalnya dalam menyimak kritis berita, seorang

penyimak dapat menyimpulkan kebenaran berita tersebut berdasarkan data-data

yang digunakan untuk mendukung berita tersebut. Seorang penyimak kritis dapat

membedakan antara fakta dan opini dalam bahan simakan.

Dalam menyimak kritis, penyimak hendaknya dapat menyimak secara

objektif. Penyimak harus dapat menilai dengan teliti apa-apa yang dituturkan

seorang pembicara, apakah informasi-informasi tersebut terpercaya, terandalkan,

ataukah tidak. Seseorang dikatakan dapat menyimak secara kritis apabila ia

13

Page 14: materi menyimak

mampu menghubungkan apa yang dikatakan pembicara dengan pengalamannya

sendiri. Ketika ia menyimak rentetan-rentetan pikiran akan segera ia kaitkan

dengan pendapatnya sehingga ia segera terangsang untuk berpikir secara

konstruktif. Ia boleh saja setuju dengan pendapat pembicara dalam beberapa

masalah sebab ia telah memiliki beberapa pengalaman yang sama, tetapi ia bisa

saja juga menolak beberapa hal lain sebab hasil pengalamannya telah membawa

kepada suatu konklusi yang berbeda.

Dalam menyimak kritis, penyimak meninjau dan menyusun apa yang

dikatakan pembicara dengan pikirannya sendiri dengan membuat ikhtisar dan

membuat sintesis secara keseluruhan. Ia memikirkan lebih dulu apa yang

dikemukakan pembicara dan meramalkan bagaimana pembicara akan

mengembangkan tema sentralnya.

Lebih jauh penyimak yang kritis akan menganalisis dan mengevaluasi

apa yang disimaknya. Ia menyimak pembicaraan untuk memahami maksudnya,

namun ia harus mengerjakan lebih jauh dari itu. Ia harus menganalisis, memberi

pembobotan atas apa yang dikatakan oleh pembicara. Baik percaya ataupun tidak

atas apa yang dikatakan oleh pembicara, ia harus menyimaknya dengan kritis.

Untuk itu penyimak mengadakan analisis dengan membedakan ide-ide, atas ide-

ide pokok, ide bawahan, ataupun alat-alat penunjangnya. Kemudian ia adakan

pembobotan atas pernyaataan pembicara itu untuk menguji kekuatan bukti,

validitas alasan, dan menentukan kebenaran tujuan pembicaraan.

Anderson (1972) mengemukakan secara terperinci kegiatan-kegiatan

yang tercakup dalam menyimak kritis, yaitu (a) memperhatikan kebiasaan-

kebiasaan ujaran yang tepat, kata, pemakaian kata, dan unsur-unsur kalimat

14

Page 15: materi menyimak

lainnya; (b) menyimak untuk menentukan alasan “mengapa”; (c) menyimak untuk

memahami makna-makna petunjuk-petunjuk konteks; (d) menyimak untuk

membedakan antara fakta dan fantasi, antara yang relevan dan yang tidak relevan;

(e) menyimak untuk menarik kesimpulan-kesimpulan; (f) menyimak untuk

membuat keputusan-keputusan; (g) menyimak untuk menemukan jawaban-

jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah tertentu yang

memerlukan pemikiran serta konsentrasi; (h) menyimak untuk menentukan

informasi baru atau informasi tambahan mengenai suatu topik; (i) menyimak

untuk menafsirkan, menginterpretasikan ungkapan-ungkapan, dan bahasa-bahasa

yang belum jelas; daan (j) menyimak secara objektif dan penuh penilaian untuk

menentukan keaslian, kebenaran atau hadirnya prasangka dan ketidaktelitian-

ketidaktelitiaan.

F. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak seseorang.

Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor dari dalam diri penyimak, maupun dari

luar diri penyimak.

Dari segi penyimak, faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak

dapat dikelompokkan menjadi faktor fisik, kompetensi linguistik, pengetahuan

tentang topik, dan faktor mental. Faktor fisik berkaitan dengan kesiapan fisik

penyimak untuk menyimak, yaitu penyimak tidak mengalami cacat pada alat

pendengarannya dan dalam kondisi yang sehat.

Menyimak memerlukan indera pendengar yang baik karena rangsang yang

diterima berupa suara. Masalah cacad pada indera pendengar atau kemunduran

15

Page 16: materi menyimak

fungsi indera pendengar hanya dapat diatasi secara medis. Apabila gangguan ada

pada salah satu dari dua indera pendengar yang dimiliki, penyimak dapat

mengatur posisi sehingga rangsang dapat diterima dengan baik. Misalnya seorang

yang mengalami cacad pada indera pendengar bagaian kanan, dalam suau forum

ia dapat mengambil posisi duduk di sebelah kanan agar dapat menyimak dengan

baik dengan indera pendengar bagian kiri.

Masalah kesehatan fisik secara keseluruhan juga sangat menentukan

kualitas hasil simakan. Seorang yang sedang sehat tentu lebih siap menjadi

penyimak daripada seorang yang terganggu kesehatannya. Lebih dari itu, posisi

duduk yang lebih tegap juga dianggap lebih baik bagi penyimak. Dengan posisi

yang lebih tegap berarti penyimak lebih siaga dan siap dalam menerima rangsang

suara atau lebih berkonsentrasi.

Faktor berikutnya yang sangat penting bagi penyimak adalah kompetensi

kebahasaan. Dalam memahami pesan lisan, dibutuhkan keaktivan dan kekreativan

penyimak untuk mengolah dan memadukan sejumlah unsur, yakni unsur linguistik

yang berupa unsur segmental dan suprasegmental. Faktor segmental meliputi

pemahaman terhadap kosakata, struktur kebahasaan, dan sebagainya. Faktor

suprasegmental di antaranya berkaitan dengan kompleksitas pemahaman makna

yang terkandung pada unsur intonasi, mimik, dan gesture. Di samping itu, untuk

sampai pemahaman yang utuh dan penuh terhadap materi yang disimak, penyimak

juga harus mengaitkan unsur ekstralinguistik, yakni yang berkaitan dengan

wawasan pengetahuan sosiolinguistik.

Faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam

menyimak adalah pengetahuan seseorang atas topik. Seseorang yang menyimak

16

Page 17: materi menyimak

berita tentang sepakbola akan sangat mudah meahami apabila dia memiliki

pengetahuan yang baik tentang teknik bermain sepakbola, klub-klub sepakbola,

kejuaraan-kejuaraan sepakbola, dan profil pemain-pemain sepakbola.

Faktor mental berkaiatan dengan kondisi kejiwaan penyimak, motivasi,

dan sikap penyimak. Kondisi kejiwaan yang baik untuk menyimak, yaitu

penyimak tidak dalam suasana yang dapat mengganggu konsentrasinya seperti

tidak dalam keadaan sedih atau bergembira berlebihan. Kesedihan atau

kegembiraan yang berlebihan cenderung membuat seseorang mengabaikan hal-hal

lain di luar dirinya sehingga ia tidak dapat menyimak dengan baik. Oleh karena

itulah setiap orang perlu memiliki teknik untuk mengelola emosinya. Dengan

demikian, apabila terjadi hal-hal yang di luar dugaan seseorang dapat

mengatasinya dengan baik.

Motivasi atau orientasi seseorang dalam menyimak juga sangat

menentukan keberhasilan dalam menyimak. Motivasi akan memberi arahan

terhadap kegiatan dalam menyimak sehingga penyimak mendapatkan hasil sesuai

tujuannya.

Faktor mental juga berkaitan dengan sikap penyimak terhadap materi

simakan atau pembicara. Ketertarikan penyimak terhadap topik yang sedang

disimak dan pandangan penyimak terhadap topik pembicaraan akan memberi

sumbangan yang positif terhadap keberhasilan menyimak. Seorang yang tertarik

dengan sepakbola dan memilliki pandangan yang positif terhadap sepakbola akan

sangat mudah memahami berita-berita tentang sepakbola.

17

Page 18: materi menyimak

Sikap yang menentukan keberhasilan dalam menyimak juga berkaiatan

dengan sikap penyimak terhadap pembicara. Adanya prasangka, rasa suka atau

tidak suka akan memberi pengaruh pada objektivitas seseorang dalam menyimak.

Keberhasilan menyimak juga tergantung pada lingkungan tempat

berlangsungnya kegiatan menyimak. Faktor lingkungan berkaitan dengan situasi

dan kondisi tempat berlangsungnya proses menyimak. Tempat yang lapang dan

kedap tentu lebih mendukung proses menyimak. Demikian pula situasi yang

tenang, sunyi, jauh dari kebisingan lebih memungkinkan untuk menyimak dengan

baik daripada situasi yang sebaliknya. Media komunikasi yang baik juga dapat

dikatagorikan ke dalam faktor lingkungan. Media komunikasi ini meliputi

pengeras suara dan penghantar suara. Pengeras suara yang mampu menghasilkan

suara yang berkualitas tentu sangat penting bagi penyimak agar mudah

menangkap suara pembicara. Lingkungan yang bising, banyak orang yang berlalu

lalang, sempit memungkinkan munculnya ganguan konsentrasi penyimak.

Dari segi pembicara, keberhasilan menyimak sangat ditentukan oleh

kualitas seorang pembicara. Pembicara yang baik akan menghasilkan tuturan yang

baik. Kualitas seorang pembicara dapat ditinjau dari aspek penguasaaannya

terhadap materi pembicaraan dan kemampuannya menyampaikan kepada audien.

Penguasaan yang baik atas materi merupakan faktor yang penting karena sebagian

besar kegiatan menyimak dimaksudkan untuk mendapatkan informasi, yaitu

informasi yang benar, lengkap, dan jelas. Penguasaan materi oleh pembicara

tercermin dari kedalaman dan keruntutan materi yang disampaikan. Penguasaan

yang baik juga akan mempengaruhi kepercayaan diri seorang pembicara sehingga

ia dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada para audien.

18

Page 19: materi menyimak

Kualitas suara yang baik, kinesik yang mendukung, penguasaan panggung

yang baik, dan pembicaraan yang sistematis juga akan memudahkan penyimak

dalam menangkap isi tuturan yang disampaikan. Sebaliknya, pembicara yang

tidak prima secara fisik atau memiliki cacat pada alat artikulasinya akan

menyulitkan penyimak dalam memahami tuturannya karena kualitas tuturannya

yang kurang bagus. Demikian pula penguasaan yang buruk atas panggung akan

menghasilkan kinesik yang mengganggu penyimak dalam berkonsentrasi.

III. Rangkuman

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.

Dalam menyimak terdapat tujuan yang jelas sehingga menyimak dari segi makna

memiliki taraf yang lebih tinggi dari pada mendengar dan mendengarkan.

Karena rangsang dalam menyimak berupa tuturan lisan maka unsur-unsur

kebahasaan dalam bahasa lisan tidak sejelas dalam bahasa tulis. Unsur-unsur

kebahasan dapat dicermati melalui penggunaan intonasi. Dalam menyimak, jika

penyimak tidak dapat menangkap informasi penting pada saatnya, ia akan

ketinggalan informasi.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menyimak, di

antara faktor dari dalam diri si penyimak, faktor lingkungan, dan faktor

pembicara. Faktor dalam diri penyimak meliputi faktor fisik, faktor mental, dan

pengetahuan penyimak. Faktor lingkungan berkaitan dengan situasi, kondisi, dan

media dalam menyimak. Faktor pembicara berkaitan dengan kualitas tuturan yang

dihasilkan oleh seorang pembicara.

19

Page 20: materi menyimak

IV. Latihan

Jawablah pertayaan-pertanyaan berikut berdasarkan pemahaman Anda terhadap

konsep dasar menyimak!

1. Jelaskan perbedaan istilah mendengar, mendengarkan, dan menyimak!

2. Setujukah Anda dengan pernyataan yang menyatakan bahwa menyimak

merupakan kegiatan yang bersifat pasif? Berikan alasan!

3. Jelaskan hubungan menyimak dengan tiga keterampilan berbahasa yang lain!

4. Mengapa faktor pembicara sangat menentukan kualitas hasil simakan?

5. Setujukan Anda dengan anggapan bahwa jenis kelamin membedakan kualitas

hasil simakan?

20

Page 21: materi menyimak

BAB II

BENTUK-BENTUK LATIHAN MENYIMAK SEDERHANA

I. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa memiliki wawasan mengenai bentuk-bentuk latihan

menyimak sederhana, praktik menyimak dengan bentuk-bentuk latihan menyimak

sederhana, dan dapat merancang latihan menyimak sederhana untuk

meningkatkan kemampuan menyimak.

II. Materi Pembelajaran

Menyimak merupakan suatu keterampilan yang memerlukan latihan.

Artinya, keterampilan seseorang dalam menyimak dapat ditingkatkan dengan

banyak berlatih menyimak bermacam-macam wacana lisan. Wacana lisan yang

banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah berita, cerita, wawancara,

dialog, ceramah, pidato, dan khutbah. Sebelum berlatih menyimak ragam wacana

lisan yang telah disebutkan tersebut, berikut ini disajikan kegiatan latihan

menyimak sederhana. Materi dalam latihan ini berupa wacana lisan pendek dan

menghibur. Dalam pembelajaran menyimak, latihan seperti ini dapat digunakan

sebagai kegiatan awal atau kegiatan pemanasan sebelum memasuki kegiatan

menyimak simakan yang lebih formal.

A. Mengulang satuan kebahasaan yang diperdengarkan

Latihan ini berupa mengulang kembali secara lisan atau tulis satuan

linguistik yang diperdengarkan. Wujudnya dapat berupa kata, frasa, klausa,

21

Page 22: materi menyimak

kalimat tunggal, maupun kalimat majemuk yang tidak terlalu panjang. Latihan ini

penting sebagai latihan untuk meningkatkan daya ingat penyimak. Apabila

dikaitkan dengan konsep kebermaknaan, latihan ini sebaiknya berupa kalimat.

Tingkat kesukaran dan panjang pendeknya kalimat yang diperdengarkan

disesuaikan dengan tingkat kemahiran berbahasa pembelajar.

Kegiatan mengulang kembali satuan kebahasaan yang diperdengarkan ini

dapat diatur dalam bentuk berbagai permainan berikut ini.

1. Bisik Berantai

Bisik berantai merupakan kegiatan yang bernuansa permainan. Dalam

bisik berantai memang sulit dikenali kemampuan menyimak secara perseorangan.

Akan tetapi, kegiatan ini sangat baik sebagai kegiatan apersepsi dalam kelas

menyimak karena dapat menghidupkan kelas. Bisik berantai dapat dilakukan

dalam bentuk perlombaan. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan

membentuk barisan. Siswa pada deretan pertama membaca sebuah kalimat pada

secarik kertas apabila tidak tersedia rekaman untuk memastikan tidak terjadi

perbedaan kualitas materi yang diperdengarkan antarkelompok. Kalimat yang

dibaca selajutnya disampaikan secara beranting hingga anggota kelompok terakhir

yang harus menulis kembali kalimat yang dibisikkan temannya dalam secarik

kertas.

Penilaian bisik berantai didasarkan atas ketepatan kalimat yang diulang.

Ketepatan ini bisa didasarkan atas kesamaan kalimat dan atau ketepatan informasi

yang dirantingkan. Bila kalimat tersebut cukup pendek, keberhasilan menyimak

didasarkan atas kesamaan kalimat yang diulang. Apabila kalimat terlalu panjang,

22

Page 23: materi menyimak

keberhasilan menyimak didasarkan atas ketepatan pesan yang ada dalam kalimat.

Berikut contoh peritah dalam permainan bisik berantai!

Bentuklah kelompok! Atur anggota kelompok secara berderet atau

berbaris! Anggota kelompok pertama membaca kalimat berikut

(kalimat dapat ditulis dalam secarik kertas). Rantingkan hingga pada

anggota kelompok terakhir. Anggota kelompok pada deret/baris

terakhir harus menuliskan kalimat yang didengarnya pada secarik

kertas!

Setiap warga negara Indonesia seharusnya bangga menggunakan

bahasa Indonesia.

2. Dikte

Dikte pada dasarnya sama dengan mengungkapkan kembali apa yang

didengar, hanya saja pengungkapan tersebut dalam bentuk tulisan. Dikte efektif

untuk melatih kemampuan menyimak, mengingat, dan menulis dengan cepat.

Dikte dapat dilakukan dengan membaca kalimat dan meminta siswa menuliskan

kembali kalimat tersebut. Kesesuaian kalimat yang disimak dan ditulis menjadi

acuan penilaian. Berikut ini disajikan contoh perintah dikte.

23

Page 24: materi menyimak

Tulislah kalimat-kalimat yang dibacakan berikut dalam selembar

kertas!

1) Sejak masa keemasan lagu anak-anak pada tahu 90-an berlalu,

kita kekurangan lagu anak-anak yang berkualitas.

2) Pemimpin seharusnya memiliki keberanian mengambil keputusan

dengan tegas.

3) Bangunan di angkasa mengiaskan pemikiran yang tidak realistis,

penuh fantasi, dan angan-angan.

4) Presiden, selaku kepala negara dan kepala pemerintahan

mengepalai para menteri, mengangkat kepala staf AD, kepala staf

AU, kepala staf AL, dan kepala kepolisian RI.

5) Pemerintah seringkali sibuk memikirkan dirinya sendiri sehingga

mengabaikan berbagai kepentingan masyarakat.

B. Menebak Deskripsi

Deskripsi berkaitan dengan gambaran yang terekam oleh indra.

Deskripsi berkaitan dengan cirri-ciri fisik yang dapat diamati, didengar, diraba,

dirasa, dan dicium. Deskripsi dalam permainan ini bisa berupa ciri-ciri fisik objek

dan hal-hal yang berhubungan dengan objek. Objek dapat berupa

benda/orang/tumbuhan/binatang. Permainan ini sama dengan bermain tebak-

24

Page 25: materi menyimak

tebakan. Misalnya tebak tokoh, tebak kota, tebak binatang, tebak buah-buahan,

dan sebagainya.

Kemampuan menebak sangat berkaitan dengan kemampuan menangkap

kata kunci dalam setiap deskripsi. Oleh karena itu, objek yang ditebak hendaknya

objek yang sudah banyak dikenal sehingga penyimak dapat menabak bukan

semata-mata karena luasnya pengetahuan, tetapi memang karena kejelian

penyimak menangkap dan menafsirkan kata kunci yang disebut dalam deskripsi

yang diperdengarkan.

Contoh 1

Tebaklah nama kota berikut!

Kota ini terkenal dengan udaranya yang sejuk.

Hamparan gunung, bukit, dan lembahnya sangat indah.

Kota ini terletak di pulau Sumatera bagian barat.

Taman yang mengabadikan kecantikan Siti Nurbaya ada di kota ini.

Kota ini juga dikenal sebagai kota kelahiran sastrawan HAMKA.

Rumah khas kota ini adalah rumah gadang.

Kota ini bernama _________

25

Page 26: materi menyimak

Contoh 2

Tebaklah nama benda berikut!

Aku bersisik

Aku bukan ikan

Aku banyak mengandung vitamin C

Aku berasa manis asam

Aku berwarna kuning kemerahan

Aku bermahkota

Aku sering digunakan sebagai bahan es buah

Aku banyak digunakan sebagai bahan baku selai

Aku adalah _______________

26

Page 27: materi menyimak

Contoh 3

Tebaklah nama tokoh berikut!

Aku seorang humoris

Aku juga seorang pengusaha

Aku juga sering disebut pengamat budaya

Aku sangat dekat dengan dunia politik

Tapi, aku bukan politikus

Aku berkawan dengan banyak politisi

Gus Dur adalah sahabat kentalku

Aku adalah penggagas Museum Rekor Indonesia (MURI)

Aku adalah _________________

C. Menyeleksi satuan kebahasaan yang diperdengarkan (kata atau frasa)

Dalam latihan ini diperdengarkan sebuah wacana pendek. Penyimak

diminta menyebutkan berapa kata sebuah kata atau frasa dalam wacana yang

diperdengarkan. Contoh latihannya adalah sebagai berikut.

27

Page 28: materi menyimak

Dengarkan wacana berikut! Sebutkan berapa kali frasa Ratu

Sima disebut dalam wacana ini!

Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan pada masa abad ke -7

yang dipimpin seorang perempuan bernama Ratu Sima. Ratu Sima

memerintah kerajaan Kalingga yang terletak di pantai utara Jawa

tersebut setelah suaminya wafat. Meskipun seorang perempuan, Ratu

Sima merupakan ratu yang tegas. Hukum dijalankan Ratu Sima tanpa

memandang status. Dalam pemerintahan Ratu Sima, tidak ada seorang

pun yang kebal hukum.

Dalam sebuah cerita disebutkan Ratu Sima menghukum

putera mahkotanya dengan memotong tangannya karena sang putera

memungut sebuah bungkusan di jalan. Hukuman ini bagi Ratu Sima

sudah cukup ringan karena seharusnya sang putera menjadi teladan

bagi semua rakyat. Menurut Ratu Sima hukuman yang pantas untuk

sang putera adalah hukuman mati.

D. Mengidentifikasi Kalimat Topik

Kecermatan menangkap inti pesan dalam wacana lisan amat penting.

Salah satu indikator kemampuan menangkap inti pesan adalah kemampuan

28

Page 29: materi menyimak

menangkap kalimat topik. Kalimat topik merupakan kalimat yang dijelaskan oleh

kalimat-kalimat lain yang merupakan kalimat bawahan atau kalimat penjelas.

Contoh

Dengarkan wacana yang diperdengarkan berikut! Catatlah

kalimat topik yang Anda temukan!

Selain hadir melalui tuturan lisan, cerita rakyat juga diwariskan

dalam bentuk tulisan. Berbagai cerita rakyat dari seluruh Indoneisa

telah dikumpulkan dan ditranskrip dalam berbagai bentuk. Ada yang

dalam bentuk naratif, cerita bergambar, dan komik. Penulis-penulis

cerita rakyat juga banyak dikenal. Dengan demikian, penyebaran

cerita rakyat dapat menjangkau kawasan yang lebih luas.

E. Menceritakan Kembali Cerita

Cerita yang dimaksudkan di sini adalah sama seperti halnya bentuk

prosa yang lain. Hanya saja, untuk keperluan latihan menyimak sederhana dapat

digunakan cerita-cerita yang pendek dan menarik, seperti pengalaman menarik,

humor, atau cerita rakyat yang jenaka. Cerita-cerita semacam sangat baik sebagai

penggerak semangat karena unsur kelucuan yang ada di dalamnya. Berbeda

dengan cerpen atau dongeng, cerita jenaka, pengalaman menarik, atau humor juga

tidak terlalu panjang untuk diceritakan.

29

Page 30: materi menyimak

Contoh:

Ceritakan kembali humor berikut ini!

Murah Hati

Ada seorang remaja yang sedang duduk-duduk di taman. Tidak

lama kemudian, ada seorang nenek yang datang meminta-minta

padanya. Remaja itu merasa kasihan padanya dan dengan segera

membuka dompetnya dan memberikan Rp1000,00.

Tiba-tiba, seorang Bapak yang duduk di sampingnya menepuk

pundaknya sambil memberikan uang Rp 50.000,00 kepada remaja

tersebut. Remaja tersebut tersenyum. Ia merasa kagum dengan

kemurahan hati Bapak tersebut. Dengan segera diberikannya uang itu

kepada si nenek pengemis.

Tak lama kemudian, si Bapak yang duduk di sampingnya

menepuk pundaknya sambil berkata “Nak, uang Rp 50.000,00 tadi

jatuh dari dompetmu”. Sang remaja yang lagi bokek hanya bisa

terbengong-bengong.

F. Menjelaskan inti informasi

Informasi yang digunakan sebagai latihan dasar dalam menyimak adalah

informasi-informasi pendek tentang hal-hal yang menarik dalam kehidupan

sehari-hari. Informasi tersebut dapat berupa sebuah berita kontroversial. Latihan

30

Page 31: materi menyimak

ini dapat meningkatkan kepekaan penyimak untuk mengenali bagian informasi

yang penting.

Contoh

Tulis kembali inti informasi berikut ini secara singkat (maksimal

12 kata)!

Berkaiatan dengan usia Aisyah saat menikah, Yusuf Hanafi,

kolumnis dan dosen agama di Universitas Negeri Malang yang gerah

terhadap komentar tentang pernikahan dini menyebutkan bahwa

dalam suatu riwayat dikatakan Aisyah lahir sebelum masa kenabian.

Dengan demikian bila nabi menikahi beliau bebrapa tahun setelah

kematian istri pertamnya, Khatidjah, usia Aisyah tidak mungkin 8

tahun, seperti disebutkan dalam beberapa buku. Lebih lanjut, Yusuf

Hanafi menjelaskan pernikahan dini sarat dengan berbagai persoalan.

Ketidaksiapan fisik dan mental merupakan hal yang paling utama.

Oleh karena itu, dia menyarankan semua pihak melihat pernikahan

dari berbagai sudut pandang.

G. Menjawab Pertanyaan

Latihan ini merupakan latihan yang paling banyak ditemukan dalam

pembelajaran menyimak. Kepada penyimak diperdengarkan sebuah wacana,

selanjutnya sejumlah pertanyaan terkait wacana lisan tersebut diajukan kepada

31

Page 32: materi menyimak

penyimak. Dalam latihan awal, wacana lisan yang dipergunakan haruslah wacana

lisan yang pendek dan menarik.

Contoh

Simaklah informasi berikut ini dan jawablah pertanyaan tentang

informasi tersebut!

Kebiasaan mengonsumsi obat flu harus diwaspadai. Hal ini

karena obat sakit flu mengandung phenil propanolamin (PPA) yang

dapat memicu munculnya stroke. Ketentuan dosisnya tidak boleh

melebihi 15 miligram. Bila dosisinya lebih dari itu, obat sakit flu

sangat berbahaya dikonsumsi.

Pertanyaan

1. Sebutkan kandungan dalam obat sakit flu yang dapat memicu

stroke!

2. Berapa dosis maksimal kandungan zat tersebut dalam obat sakit

flu?

H. Melaksanakan perintah sesuai deskrpsi

Bentuk latihan menyimak ini hampir sama dengan tebak-tebakan. Hanya

saja, dalam latihan ini, penyimak tidak menebak deskripsi yang disebutkan, tetapi

melaksanakan perintah sesuai deskripsi. Kejelian menangkap kata kunci dalam

setiap perintah akan membantu penyimak dalam menafsirkan perintah.

32

Page 33: materi menyimak

Contoh

Laksanakan sesuai perintah berikut!

Ambillah selembar kertas

Samakan panjang semua sisi kertas

Lipat kertas dengan menyatukan sisi atas dan bawah, kanan dan kiri

Tandailah bagian tengah kertas dengan memberi tanda titik

I. Menandai informasi yang salah dan benar

Latihan ini menuntut kecermatan penyimak dalam membedakan materi

simakan yang benar dan salah. Latihan ini dapat digunakan untuk meningkatkan

konsentrasi penyimak. Agar kegiatan tidak mengarah pada kegiatan menguji

pengetahuan penyimak, tetapi benar-benar melatih kemampuan mneyimak, bahan

latihan hendaknya berisi informasi yang sudah dekat dengan penyimak. Penyimak

dapat diminta menghitung bagian yang salah dari suatu informasi atau memberi

tanda (B) jika informasi benar dan menandai (S) jika informasi salah.

33

Page 34: materi menyimak

Contoh 1

Catatlah bagian yang salah pada informasi berikut!

Setiap manusia memiliki dua tangan, dua jari, dua telinga, dua kaki,

dan dua mata. Tangan digunakan untuk melakukan banyak kegiatan,

seperti berjalan, makan, mengambil sesuatu, dan menghasilkan suatu

karya.

Contoh 2

Berilah tanda B (benar) atau S (salah) pada setiap nomor informasi

yang disampaikan!

1. Jakarta ibukota Indonesia terletak di pulau Jawa

2. Madura adalah salah satu propinsi di Indonesia.

3. Ayam berkembang biak dengan melahirkan anaknya.

4. Air laut lebih banyak mengandung garam daripada air sungai.

5. Lele merupakan jenis ikan air payau.

J. Memberi Komentar

Latihan ini termasuk dalam latihan menyimak kritis. Sebagai latihan

awal, penyimak dapat dihadapkan pada sejumlah informasi yang kontroversial

sehingga mereka dengan mudah menangkap bagian informasi yang perlu

mendapat sorotan. Kejelian mereka dalam menangkap bagian ini merupakan hal

34

Page 35: materi menyimak

terpenting. Hal ini tercermin pada hal apa yang dikomentari dan bukan bagimana

komentarya.

Contoh

Akhir-akhir ini banyak diberitaan kasus tentang remaja putri yang

“diculik” oleh rekan barunya yang dikenal lewat jejaring sosial. Hal

ini tentunya snagat memprhatinkan. Oleh karena itu, banyak pihak

yang menilai teknologi internet yang semakin canggih perlu

diwaspadai. Lebih dari itu, internet seharusnya dilarang karena dapat

merusak generasi muda.

III. Rangkuman

Latihan menyimak sangat diperlukan untuk meningkatkan keterampilan

seseorang dalam menyimak. Sebelum latihan menyimak wacana lisan yang lebih

formal, seperti berita, khutbah, pidato, ceramah, dongeng, dan sebaginya, kita

dapat berlatih menyimak wacana-wacana ringan. Selain untuk mengendurkan

syaraf sehingga siap menyimak, kegiatan juga dapat dilakukan untuk kegiatan

awal sebelum memasuki kegiatan menyimak wacana formal dalam suatu

pembelajaran menyimak.

35

Page 36: materi menyimak

IV. Latihan

1. Tebaklah nama tokoh berikut ini!

Dia seorang sastrawan

Sastrawan ini sempat menghebohkan dunia sastra pada tahun 1954 karena

tuduhan penjiplakan pada karyanya.

H.B. Jassin sangat berperan sebagai pembela yang membesarkan namanya.

H.B. Jassin menyebutnya sebagai pelopor angkatan 45.

Sastrawan ini meninggal karena sakit

Sastrawan ini meninggal dalam usia muda

Karya sastra yang ditulisnya lebih banyak berupa puisi

Karya terken al sastrawan ini adalah “Aku”

Sastrawan ini adalah _____________

2. Tebaklah nama benda berdasarkan deskripsi berikut!

Aku termasuk dalam kelompok alat tulis

Aku berbentuk padat

Aku berwarna warni

Aku dimiliki oleh hampir semua anak sekolah TK

Anak-anak SD juga tidak ketinggaan pasti memiliki aku

Bentukku bermacam-macam

Aku sangat beguna bila ada tulian yang salah

Aku adalah --------------------

.

36

Page 37: materi menyimak

3. Tuliskan kata yang diperdengarkan berikut ini!

a. Kota Wamena dahulu bernama Ahumpua.

b. Pelabuhan Malahayati terletak di Banda Aceh.

c. Tari Seudati merupakan tarian tradisional dari Aceh.

d. Burung cendrawasih merupakan fauna khas Papua.

e. Sumatera Barat yang beribukota Padang terkenal dengan masakan

rendangnya.

4. Simaklah inforasi berikut dan tuliskan kembali informasi tersebut dengan

bahasa Anda sendiri (maksimal 12 kata)!

Setiap orang menggosok gigi. Ada yang pagi dan sore setiap mandi,

ada yang setiap selesai makan. Hal ini tergantung pada keyakinan masing-

masing mengenai merawat gigi dengan baik. Namun bila diperhatikan tidak

ada kemajuan yang berarti pada pasta gigi dari waktu ke waktu. Ini terutama

pada kemasan, rasa atau tekstur, dan cara promosinya.

Kemasan pasta gigiyang kita kenal selama ini yang juga sudah dikenal

oleh kakek bahkan kakek buyut kita adalah tube yang cara kerjanya

berlawanan dengan tujuannya. Di dunia ini tidak ada seorang pun yang akan

berhasil menggunakan seluruh pasta yang dikemas dalam tube. Ketika kita

membuang tube karena mengganggap pastanya telah habis, di dalamnya masih

ada pasta gigi untuk satu atau dua kali sikat gigi.

Pasta gigi, bagaimanapun rasa dan teksturnya adalah pasta. Hijau,

putih bergars merah, atau puti saja tetap saja pasta gigi benda asing di mulut

37

Page 38: materi menyimak

kita. Wangi-wangian dan aneka rasa yang ditambahkan pada pasta gigi yang

konon dimaksudkan untuk menambah enak menyikat gigi bukanlah jawaban

yang tepat. Jika tidak dapat ditelan apa gunanya dibuat wangi dan terasa enak.

Iklan pasta gigi dari dulu hingga sekarang juga banyak yang

menyesatkan. Gigi putih dengan kilat mneyilaukan tentu tidak akan pernah kita

miliki, meski kita menyikat gigi sepuluh kali semalam. Selain itu, senyum

model yang selalu memperlihatkan semua gigi tentu bukan senyum yang baik.

5. Ceritakan humor berikut dengan bahasa Anda sendiri!

Jual Roti

Saat penjual roti meneriakkan daganga rotnya, Nunung yang sedang duduk di

teras rumah menghentikannya.

Nunung : Jual roti apa Bang?

Penjual roti :Ya macam-macam lah, Neng!

Nunung : Ini apa Bang?

Penjual roti : Kalau itu strawberry.

Nunung : Kalau yang ini?

Penjual roti : Itu nanas.

Nunung : Kalau yang ini Bang?

Penjual roti : Yang itu sih srikaya.

Nunung : Lho rotinya mana sih Bang. Kok dari tadi buah-buahan

saja?

Penjual roti : Dasar rada edan!!!

38

Page 39: materi menyimak

6. Dengarkan secara selektif! Berapa kali kata kota disebut dalam berita berikut!

Kota Malang merupakan kota yang dikenal sebagai kota pendidikan. Di kota

Malang terdapat puluhan perguruan tinggi. Hal inilah yang mendorong tinggiya

arus urbanisasi di kota Malang. Setiap tahun, kota Malang dibanjiri oleh

belasan ribu calon mahasiswa yang hendak menempuh ilmu di belasan

peruruan tinggi yang ada.

7. Dengarkan informasi berikut dan tuliskan kalimat topiknya!

Film menjadi saluran bagi bermacam ide, gagasan, konsep, serta dapat

memunculkan pluralitas efek dari penayangannya yang akhirnya mengarah

pada pengarahan pada masyarakat. Film merupakan salah satu jenis media

massa. Pengauh film tergantung pada proses negosiasi makna oleh khalayak

terhadap pesan dari film tersebut dan mengacu pada keberhasilan khalayak

dalam proses negosiasi makna dari pesan yang disampaikan. Jika negosiasi

makna yang dilakukan khalayak lemah akan semakin besar pengaruh tayangan

film tersebut.

39

Page 40: materi menyimak

BAB III

MENYIMAK BERAGAM WACANA LISAN

I. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa memahami teknik menyimak berbagai wacana lisan dan

terampil menyimak berbagai wacana lisan yang meliputi berita, pengumuman,

iklan, dongeng, pidato, ceramah, khutbah, dan wawancara.

II. Materi Pembelajaran

Wacana lisan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu wacana lisan

searah dan dua arah. Wacana lisan searah merupakan wacana lisan yang

dihasilkan seorang pembicara yang tidak bersifat interaktif. Dalam kontek

komunikasi tersebut, seorang pembicara menyampaikan gagasannya dalam

sebuah wacana lisan tanpa pelibatan pendengar untuk memberikan pertanyaan

atau balikan secara langsung. Dalam konteks ini, pembicara merupakan

penyampai informasi utama sehingga tidak ada penggantian peran antara

komunikan (penyimak) dan komunikator (pembicara).

Wacana lisan searah ini biasanya terencana. Artinya, pembicara biasanya

telah menyiapkan apa yang hendak disiapkan. Bahkan dalam penyampaian berita,

seorang pembicara tinggal membacakan teks yang telah disusun. Dalam wacana

lisan seperti ini, bahasa pembicara lebih tertata dengan baik daripada wacana lisan

yan tidak terencana.

Wacana lisan dua arah merupakan wacana lisan yang melibatkan dua

pihak, yaitu nara sumber dan pewawancara. Sebagai contoh, dalam wawancara

40

Page 41: materi menyimak

berlangsung bercakapan antara pewawancara dan narasumber. Kedua pihak

bergantian peran menjadi komunikan (penyimak) dan komunikatr (pembicara).

Dalam sebuah dialog, pihak yang terlibat antara lain pembawa acara dan beberapa

nara sumber sekaligus.

A. Menyimak Wacana Lisan Searah

1. Menyimak Berita

1) Karakteristik Wacana Lisan Berita

Berita dapat disejajarkan dengan informasi atau kabar. Berita diartikan

sebagai suatu fakta peristiwa yang memiliki nilai berita, disampaikan kepada

orang lain, baik kepada seseorang maupun sekelompok orang (publik), melalui

mediator baik media cetak maupun elektronik. Fakta peristiwa itu dapat berwujud

fakta pendapat (pernyataan) atau fakta kejadian (Mono, 2000:18)

Dalam setiap kehidupan bermasyarakat selalu ada kejadian-kejadian. Akan

tetapi, tidak semua fakta peristiwa itu dapat dituangkan menjadi sebuah berita.

Hanya peristiwa yang memiliki nilai berita atau news value sajalah yang patut

ditulis sebagai berita.

F. Fraser Bond (dalam Mono, 2000) mengatakan bahwa nilai berita harus

mencakup 4 unsur pokok, yaitu:

a) timeliness : aktualitas atau sifat kebaruan fakta peristiwanya,

b) proximity : jarak antara tempat peristiwanya dengan lingkup berita,

c) size : bobot fakta peristiwanya karena factor keluarbiasaannya, dan

d) importance : bobot fakta peristiwanya penting atau tidak penting.

Berita dapat disusun dengan prinsip piramida terbalik. Susunan berita

menurut pola ini dimulai dari fakta peristiwa yang sangat penting (the gist), baru

41

Page 42: materi menyimak

menyusul yang cukup penting, dan yang terakhir yang tidak begitu penting.

Kelengkapan berita, secara umum, dipandu dengan rumus 5W + 1 H.

a) What (apa) : fakta peristiwa apa yang terjadi

b) Who (siapa) : siapa yang terlibat/terkena fakta peristiwa itu.

c) Where (Dimana): Dimana fakta peristiwa terjadi

d) When (kapan) : kapan fakta peristiwa itu terjadi

e) Why (mengapa) : Mengapa fakata peristiwa itu bisa terjadi

f) How (bagaimana) : Bagiamana fakta peristiwa itu terjadi

Penulisan berita harus dimulai dengan menginformasikan hal-hal yang

terpenting dari suatu fakta peristiwa. Paparan tentang perihal yang terpenting itu

diletakkan pada bagian tulisan yang disebut teras berita (lead/intro). Tentang

penulisan teras berita ini, Masmiar Mangiang (dalam Mono, 2000) memberikan 4

persyaratan, yaitu: (1) merangsang orang untuk membaca; (2) cepat, tepat, dan

mengungkapkan fakta terpenting; (3) menyangkut kepentingan umum; dan (4)

kepentingan pembaca atau pemirsa harus dudahulukan.

Berita harus disampaikan dalam ragam bahasa yang mudah difahami oleh

semua orang dari berbagai kalangan. Berita menggunakan bahasa ragam

jurnalistik yang tidak lain ialah ragam bahasa Indonesia yang dipakai oleh media

massa yang bercirikan luas, singkat, menarik, tidak bermakna ganda, dan hemat.

Berita dapat dikelompokkan berdasarkan empat hal, yaitu berdasar sifat

kejadian, cakupannya, jarak kejadian, isinya, dan opini penulisnya.

Berdasarkan sifat kejadian berita atau sifat terjadinya berita ada (1) berita

yang diduga, (2) berita-berita yang sudah diduga akan terjadi, dan (3) berita-berita

42

Page 43: materi menyimak

yang tidak terduga, yakni berita-berita yang kejadiannya tidak terduga sama

sekali.

Jenis berita berdasarkan masalah atau soal yang dicakupnya, yaitu berita

politik, berita ekonomi, berita kejahatan, berita kecelakaan/kebakaran, berita

olahraga, berita militer, berita ilmiah, berita pendidikan, berita agama, berita

pengadilan, berita ”dunia wanita”, dan berita ”manusia dan peristiwa”.

Berdasarkan jarak kejadian dan publikasi berita, ada berita lokal, regional,

nasional, dan internasional.

Berdasarkan isi berita terdapat (1) straight news, yaitu berita yang bersifat

langsung, langsung apa adanya; (2) depth news, berita yang dikebnagkan dg

pendalaman hal-ahal yang ada di bwh suatu permukaaan; (3) investigation news;

(4) interpretatif news.

Berdasarkan interpretasi penulis, berita dikelompokkan dalam (1) opinion

news, dan (2) pendapat ahli, cendikiawan, sarjana, pejabat tentang peristiwa’

43

Page 44: materi menyimak

Berdasarkan media yang digunakan, berita dapat disajikan melalui media

massa cetak dan elektronik. Media massa elektronik meliputi radio, televisi, dan

internet. Masing-masing media menuntut model pemberitaan yang berbeda.

Penulisan berita untuk dibaca di media massa cetak berbeda dengan penulisan

berita untuk dibaca di internet. Demikian pula naskah berita untuk dibacakan di

radio berbeda juga dengan naskah berita untuk dibaca pembawa acara berita

televisi.

Berita di media televisi dapat disampaikan dalam berbagai format. Hal ini

disesuaikan dengan ketersediaan gambar dan momen terjadinya peristiwa atau

perkembangan peristiwa yang akan diberitakan. Arismunandar (2007) merinci

beberapa format penulisan berita untuk televisi.

1. Reader

Reader merupakan format berita TV yang paling sederhana. Reader hanya

berupa lead in atau teras berita yang dibaca presenter. Reader tidak disertai

gambar maupun grafik. Format ini dipilih karena naskah berita dibuat begitu dekat

dengan saat deadline dan tidak sempat dipadukan dengan gambar.

2. Voice Over (VO)

VO adalah format berita TV yang lead in berita dan tubuh beritanya

dibacakan oleh presenter seluruhnya. Ketika presenter membaca tubuh berita,

gambar pun disisipkan sesuai dengan konteks isi berita.

44

Page 45: materi menyimak

3. Natsound (natural sound, suara lingkungan)

Suara yang terekam dalam gambar bisa dihilangkan, tetapi dalam natsound

tetap dipertahankan untuk membangun suasana peristiwa yang diberitakan.

Sebelum menulis naskah berita, tentunya reporter harus melihat dulu gambar yang

sudah diperoleh karena tetap saja berita yang ditulis harus cocok dengan visual

yang ditayangkan. VO durasinya sangat singkat (20-30 detik saja).

4. Voice Over-Grafik

VO-Grafik adaah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya

dibacakan oleh presenter seluruhnya. Akan tetapi, ketika presenter membaca

tubuh berita, tidak ada gambar yang menyertainya kecuali hanya grafik atau

tulisan saja. Hal ini dilakukan karena peristiiwa yang diberitakan sedang

berlangsung dan redaksi belum menerima kiriman gambar peliputan yang dapat

ditayangkan.

5. Sound on Tape (SOT)

SOT adalah format berita TV yang hanya berisi lead in dan soundbite

dari narasumber. Presenter hanya membacakan lead in berita kemudian disusul

oleh pernyataan narasumber (soundbite). Format ini dipilih jika pernyataan

narasumber dianggap lebih penting ditonjolkan daripada disusun dalam bentuk

uraian.

6. Voice-Over on Tape (VO-SOT)

45

Page 46: materi menyimak

Format berita yng memadukan voice over dan sound on tape. Lead in dan

isi tubuh berita dibacakan presenter. Di akhir uraian dimunculkan soundbite dari

narasumber sebagai pelengkap berita yang telah dibacakan sebelumnya. Format

ini dipilih jika gambar yang ada kurang menarik atau kurang dramatis, namun ada

pernyataan narasumber yang perlu ditonjolkan untuk untuk melengkapi uraian.

7. Package (PKG)

Package adalah format berita TV yang hanya lead in –nya yang

dibacakan oleh presenter, tetapi isi berita merupakan paket terpisah yang

ditayangkan begitu presenter selesai membaca lead in. Paket berita sudah dikemas

jadi satu kesatuan yang utuh dan serasi antara gambar, uraian, soundbite, dan

bahkan grafis. Lazimnya tubuh berita ditutup dengan uraian. Format ini dipilih

jika data yang diperoleh sudah lengkap, juga gambarnya dianggap cukup menarik

dan drmatis.

8. Live on Cam

Ini adalah format berita TV yang disiarkan langsung dari lapangan atau

lokasi peliputan. Sebelum reporter di lapangan menyampakan laporan, presenter

lebih dulu membacakan lead in, kemudian ia memanggil reporter di lapangan untk

menyampaikan hasil iputannya secara lengkap. Laporan ini juga bisa disisipi

gambar yang relevan. Karena siaran langsung memerlukan biaya telekomunikasi

yang mahal, tidak semua berita perlu disiarkan secara langsung.

9. Live on Tape (LOT)

46

Page 47: materi menyimak

Live on tape adalah format berita TV yang direkam secara langsung di

tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay). Jadi, reporter merekam dan

menyusun laporannya di tempat peliputan, dan penyiarannya baru dilakukan

kemudian.

Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di

tempat peristiwa. Akan tetapi, siaran tidak bisa dilakukan secara langsung karena

pertimbangan teknis dan biaya.

10. Live by Phone

Live by phone adalah format berita TV yang disiarkan secara langsung

dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in berita

dibacakan presesnter dan kemudian ia memanggil reporter yang ada di lapangan

untuk menyampaikan laporannya. Wajah reporter dan peta lokasi peristiwa

biasanya dimunculkan dalam bentuk grafis atau gambar diri reporter yang telah

ada.

11. Phone record

Ini adalah format berita TV yang direkam secara langsung dari reporter

meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara tunda (delay). Format ini

sebetulnya hampir sama dengan live by phone, hanya teknik penyiarannya secara

tunda. Format ini jarang digunakan jika diperkirakan akan ada gangguan teknis

saat berita dilaporkan secara langsung.

12. Visual news

47

Page 48: materi menyimak

Ini adalah format berita TV yang hanya menayangkan (rolling) gambar-

gambar yang menarik dan dramatis. Presenter cukup membacakan lead in dan

kemudian visual ditayangkan tanpa tambahan narasi apapun, seperti apa adanya.

Contoh berita yang dapat ditayangkan dengan format ini adalah menit-menit

pertama terjadinya tsunami di Aceh.

2) Prosedur Menyimak Berita

Berita yang disiarkan dari radio atau televisi merupakan wacana lisan yang

terencana. Artinya, wacana lisan tersebut telah disiapkan sebelumnya atau ditulis

sehingga penyampai berita tinggal membacakannya. Perbedaan paling menonjol

antara berita radio dan televisi dengan berita dalam media massa cetak adalah

panjang berita. Berita untuk diperdengarkan lebih singkat dan menkankan pada

inti beita. Berita dalam media massa cetak lebih detail dan dilengkapi dengan

lebih banyak keterangan tambahan.

Karakteristik wacana berita yang digambarkan dengan piramida terbalik

mengharuskan penyimak berkonsentrasi penuh pada bagian awal wacana. Dengan

menyimak bagian awal berita, paling tidak seorang pendengar sudah mendapatkan

informasi pokok dari keseluruhan berita tersebut. Informasi yang lebih lengkap

dapat diperoleh melalui pemberitaan berikutnya.

Kekritisan dalam menyimak berita dapat diarahkan pada isi maupun teknik

penyampaiannya. Kekritisan diarahkan pada kelengkapan dan ketepatan berita

yang disampaikan, nilai sebuah berita, dan objektivitas penyampainnya. Indikator

untuk menilai kelengkapan berita adalah rumus 5W + 1 H. Nilai berita dapat

dinilai berdasarkan rumus yang diberikan oleh Bond, yang meliputi timeliness,

48

Page 49: materi menyimak

proximity, size, importance. Objektivitas dapat dinilai melalui bukti yang

disajikan berupa deskripsi peristiwa yang didukung dengan liputan secara

langsung terhadap persitiwa yang terjadi, kesaksian seseorang. Objektivitas juga

berkaitan dengan ketidakberpihakan pemberitaan yang tercermin dari sudut

pandang pemberitaan dan pilihan bahasa yang digunakan.

Contoh Berita yang Disajikan oleh Media Massa Elektronik

Keresahan masyarakat di berbagai daerah akibat isu telepon dan sms

santet mengundang keprihatinan sejumlah kalangan.

Isu santet dan sms melalui handphone atau HP yang terjadi sejak awal Mei

ini mencerminkan kepicikan masyarakat kita sehingga mudah termakan isu-isu

yang tidak rasional. Pakar telematika, Roy Suryo, menganggap telepon dan sms

santet sebagai hal yang tidak masuk akal, bahkan lucu. Pernyataan tersebut

dipertegas oleh paranormal Ki Joko Bodo dengan mengatakan bahwa santet tidak

dapat dilakukan melalui telepon. Keprihatinan juga diungkapkan oleh ketu MUI

pusat, Umar Sihab. Ketua MUI mengatakan bahwa mati dan hidup seseorang di

tangan Allah. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa mempercayai isu tersebut sama

dengan sirik.

(Ditranskrip dengan perubahan dari Liputan 6 Petang SCTV, 2 Mei 2009)

3) Penilaian dalam Menyimak Berita

Penilaian dalam menyimak berita harus didasarkan pada tujuan

menyimak tersebut. Tujuan yang paling penting terkait dengan kegiatan

menyimak berita adalah mendapat kabar atau informasi terkait peristiwa yang

49

Page 50: materi menyimak

diberitakan. Oleh karena itulah, penilain dalam menyimak berita harus ditekankan

pada kelengkapan dan ketepatan informasi yang diterima penyimak. Kedua aspek

ini harus mendapat bobot yang lebih tinggi daripada aspek lain. Aspek lain yang

perlu diperhatikan terkait dengan kegiatan menyampaikan kembali isi berita

adalah kesesuain struktur berita yang disampaikan kembali oleh penyimak dengan

strktur berita yang diperdengarkan dan bahasa penyimak dalam menyampaikan

kembali isi berita.

Penilaian penting sebagai bagian wacana jurnalistik yang rentan

dimanfaatkan berbagai pihak untuk berbagai kepentingan adalah kekritisan

penyimak dalam menyikapi berita tersebut. Kekritisan tercermin dari komentar

yang diberikan penyimak terhadap isi berita yang tentunya dipengaruhi oleh

teknik pemberitaannya. Penilaian komentar diarahkan pada ketepatan claim

(pernyataan penting) dan alasan yang dikemukakan oleh penyimak. Selain itu,

ketajaman juga menjadi sesuatu yang penting dalam sebuah komentar. Ketajaman

mencerminkan kecermatan seseorang menangkap sesuatu yang controversial

dalam sebuah berita dan banyaknya informasi yang dimiliki penyimak terkait

berita.

Instrumen yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang

dalam menyimak berita antara lain perintah meyampaikan kembali ringkasan

berita secara lisan atau tulis atau dengan sejumlah pertanyaan terkait berita.

Instrumen ini dipergunakan untuk mengetahui kelengkapan dan ketepatan

informasi yang ditangkap penyimak. Selain itu, instrument seperti teks rumpang

juga dapa digunakan sebagai alat untuk mengetahuai hasil simakan penyimak.

Bagian yang dirumpangkan adalah bagian-bagian penting berita.

50

Page 51: materi menyimak

Instrumen untuk mengetahui kekritisan penyimak dalam menyimak

berita adalah dengan meminta penyimak menuliskan tanggapan dalam sebuah esai

tertulis atau mendiskusikannya dalam sebuah forum. Berikut ini disajikan

berbagai alternatif latihan untuk meningkatkan kemampuan menyimak berita.

a. Menentukan topik berita berdasarkan kutipan berita

Latihan ini sangat baik untuk meningkatkan kepekaan penyimak terhadap

informasi terpenting dalam sebuah pemberitaan dan meningkatkan kemampuan

penyimak dalam menyimpulkan isi berita yang utama. Selain itu, kemampuan

menebak topic berita berdasarkan kutipan berita ini juga mencerminkan

keintensifan perhatian seorang penyimak terhadap berbagai kejadian yang tengah

menimpa masyarakat. Kutipan yang dijadikan bahan latihan dapat berupa bagaian

awal berita, tengah berita, atau akhir berita.

Contoh

Tentukan topik berita berdasarkan kutipan berita berikut!

Penurunan permukaan tanah secara signifikan di Jakarta semakin luas.

Kondisi tersebut terjadi akibat kian banyaknya pembangunan fisik yang disertai

penyedotan air tanah secara tidak terkendali akibat bangunan-bangunan tersebut.

Naiknya permukaan laut sebagai dampak pemanasan global menyebabkan

wilayah Jakarta yang terendam rob atau genangan saat air laut pasang kian luas.

Tim dari kelompok keilmuan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang

melakukan penelitian permukaan tanah di 23 titik di sekitar Jakarta

51

Page 52: materi menyimak

menyimpulkan penurunan permukaan tanah bervariasi 2 Centi Meter hingga lebih

dari 12 Centi Meter selama sepuluh tahun sejak tahun 1997 hingga 2007...

(Ditranskrip dari berita Radio Bima Sakti FM 13 Oktober 2010, pkl 18.00 WIB).

b. Menjawab pertanyaan 5W + H tentang isi berita.

Karena isi berita merupakan jawaban dari pertanyaan 5W + H maka

instrumen paling mudah untuk mengetahui seberapa baik seseorang dalam

menyimak berita dapat digunakan keenam kata tanya tersebut untuk menanyakan

isi berita atau sebagai panduan diskusi tentang isi berita.

Contoh

Simaklah berita berikut dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan

isi berita tersebut!

Petugas Departemen Kesehatan dan Makanan Taiwan melakukan razia

mendadak ke beberapa toko dan menyita mi instan Indomie produksi Indonesia

awal Oktober. Mereka menyatakan mi instan buatan Indofood tersebut

mengandung dua bahan yang tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam

makanan dan dilarang diperjualbelikan. Kedua bahan tersebut adalah bahan

pengawet hydroxy methyl benzoate pada minyak dan benzoic acid pada

bumbunya.

Kepala administrasi bagian medicine food, Wang Shu Fen menyatakan

hydroxy methyl benzoate biasanya dipakai untuk bahan kosmetik. Taiwan sendiri

52

Page 53: materi menyimak

melarang memakai bahan pengawet ini di dalam makanan. Adapun benzoid acid

dipakai untuk bahan pengawet makanan, tetapi dilarang dipakai di mi instan.

Bahan pengawet ini jika dikonsumsi berkepanjangan akan merusak kinerja liver,

sakit maag, muntah, dan keracunan asidosis metabolik.

Dalam rekaman sebuah berita di Taiwan tampak sejumlah petugas

menyegel kardus indomie dan mengambil mi instan dari rak-rak toko. Konsumen

yang sempat membeli mi instan tersebut pun kaget begitu razia dilakukan.

Saat dihubungi Kompas-com, pihak Indofood Consumer Brand Product

(ICBP) selaku produsen mi instan tersebut akan mngecek situasi di taiwan terkait

razia tersebut. Indofood tidak yakin mi yang terkena razia adalah prodk yang

diekspor resmi ke Taiwan karena selama ini perusahaan telah memenuhi aturan

yang berlaku di sana.

(Ditranskrip dari berita Radio Bima Sakti FM, 13 Oktober 2010, Pukul 18.00

WIB)

Pertanyaan isi Berita

1. Peristiwa apa yang diberitakan dalam berita tersebut?

2. Siapa yang melakukan razia terhadap mi instan produk Indonesia?

3. Dimana razia mi instan dilakukan?

4. Kapan razia mi instan dilakuakan?

5. Mengapa mi instan produk Indonesia disita?

6. Bagaimana razia mi instan dilakukan?

53

Page 54: materi menyimak

c. Mengisi teks berita rumpang

Teks berita rumpang merupakan transkrip berita yang dihilangkan pada

bagian-bagian tertentu. Bagian yang dihilangkan dalah bagian penting berita.

Transkrip sangat membantu penyimak mengingat kembali inti berita. Oleh karena

itu, instrumen ini baik digunakan untuk pembelajar yang masih lemah dalam

menyimak berita.

Contoh

Simak berita yang dibacakan berikut ini dan isilah teks rumpang tentang

berita tersebut!

Bagi Anda yang ingin menikmati keunikan tingkah satwa dapat

menjadikan tempat wisata alam hutan bambu yang ada di Lumajang ini sebagai

alternatif. Lokasi wisata ini terletak di Desa Sumber Mujur, kecamatan Candi

Puro, Kabupaten Lumajang. Hutan ini dihuni ratusan monyet yang dapat diajak

bercengkrama karena telah terbiasa berhubungan dengan pengunjung.

Suasana hutan seluas kurang lebih 10 Hektar ini selalu ramai oleh

pengunjung, terutama pada hari-hari libur. Suasana hutan yang rindang dan

berhawa sejuk melengkapi kenyamanan pengunjung menikmati tingkah hewan

primata yang sering bergerombol seolah menyapa para pengunjung.

Para pengunjung juga dapat menikmati berbagai jenis ikan yang

berenang di kolam. Air yang jernih menjadikan berbagai jenis ikan, seperti ikan

mas terlihat keanggunannya. Gemericik air dalam kesejukan alam gunung

Semeru ini dapat menjadi alternatif liburan Anda.

54

Page 55: materi menyimak

(Ditranskrip dengan perubahan dari ”Jatim dalam Berita”, TVRI, 16 Oktober

2009)

Teks Rumpang

Bagi Anda yang ingin menikmati keunikan tingkah satwa dapat

menjadikan tempat wisata alam hutan bambu yang ada di Lumajang ini sebagai

alternatif. Lokasi wisata ini terletak di Desa ...,Kecamatan ...Kabupaten

Lumajang. Hutan ini dihuni ratusan ...yang dapat diajak bercengkrama karena

telah terbiasa berhubungan dengan pengunjung.

Suasana hutan seluas kurang lebih ... ini selalu ramai oleh pengunjung,

terutama pada hari-hari libur. Suasana hutan yang rindang dan berhawa sejuk

melengkapi kenyamanan pengunjung menikmati tingkah hewan primata yang

sering bergerombol seolah menyapa para pengunjung.

Para pengunjung juga dapat menikmati berbagai jenis ikan yang

berenang di kolam. Air yang jernih menjadikan berbagai jenis ikan, seperti ikan

mas terlihat keanggunannya. Gemericik air dalam kesejukan alam ...ini dapat

menjadi alternatif liburan Anda.

d. Menandai informasi yang sesuai dengan isi berita

Latihan ini dipergunakan untuk membantu penyimak mengingat kembali

informasi dalam berita tanpa mereka bersusah payah mengungkapkan kembali isi

berita. Penyimak dapat diminta menandai pernyataan yang sesuai isi berita dengan

tanda S (sesuai) dan pernyataan yang tidak sesuai isi berita dengan TS (tidak

sesuai).

55

Page 56: materi menyimak

Contoh

Dengarkan berita berikut!

Air minum PDAM kabupaten Malang tidak akan habis jika

masyarakat terus melakukan penanaman pohon atau kemiriisasi.

Menurut M. Hasan, direktur PDAM Kabupaten Malang yang akan segera

mengakhiri jabatannya, untuk ke depan sebaiknya direktur PDAM yang baru

dapat mengelola dan mempertahankan 39 sumber air yang saat ini sudah

dipelihara. Selain itu diharapkan direktur PDAM yang baru juga memperbanyak

penanaman pohon kemiri. Pohon kemiri memiliki banyak manfaat, seperti dapat

menghasilkan air bawah tanah dan menghasilkan buah yang harganya relatif

mahal. Pohon kemiri cepat besar dan daunnya tidak rawan dimakan binatang

ternak krena mengandung fosfor. Oleh karena itu, selain membeli lahan

masyarakat yang kemudian dilestarikan, PDAM juga melakukan kerjasama yang

dapat menguntungkan kedua belah pihak. Kalau kita menanam 2 pohon, buah

kemiri hanya dapat dijadikan sebagai konsumsi pribadi. Apabila pohon yang

ditanam ribuan maka buahnya dapat dijual dan dimanfaatkan warga sekitar

sebagai penunjang penghasilan keluarga” kata M. Hasan.

(Ditranskrip dari berita “Seputar Malang Hari Ini”, Radio Pass FM, 08 Oktober

2010 pukul 16.00 WIB)

56

Page 57: materi menyimak

Berilah tanda S (Sesuai) pada pernyataan yang sesuai isi berita dan TS

(Tidak Sesuai) pada informasi yang tidk sesuai isi berita yang

diperdengarkan!

( ... ) M. Hasan akan segera mengakhiri masa jabatannya sebaga direktur PDAM

kota Malang.

( ... ) Sumber air yang telah dikelola dan dilestaraikan PDAM Kabupaten Malang

sebanyak 39 sumber.

( ... ) Program penanaman pohon yang dilakukan PDAM Kabupaten Malang

disebut dengan reboisasi.

( ... ) Daun pohon kemiri mengandung fosfor sehingga sangat baik untuk makanan

ternak.

( ... ) Pohon kemiri termasuk jenis pohon yang cepat tumbuh besar.

B. Menyimak Pengumuman

1. Karakeristik Pengumuman

Pengumuman biasa diartikan sebagai pesan atau informasi yang

disampaikan kepada masyarakat atau khalayak umum. Sebuah pengumuman dapat

dibuat dengan tujuan untuk memberikan suatu informasi kepada khalayak ramai

atau masyarakat tentang suatu hal agar masyarakat tahu dan mengerti tentang hal

yang disampaikan oleh si pembuat pengumuman.

Pengumuman dapat menggunakan media lisan maupun tulis. Pengumuman

lisan biasanya mengharapkan respon yang cepat dari pihak yang dituju dalam

57

Page 58: materi menyimak

pengumuman dan jangkauan pengumuma terbatas pada suatu lokasi atau wilayah

tertentu. Pengumuman lisan dapat pula merupakan pengumuman tulis yang

dibacakan untuk sekelompok orang atau khalayak agar mereka mengetahui

pengumuman tulis yang dicetak terbatas. Berdasarkan asal pengumuman,

pengumuman dapat dibedakan atas (1) pengumuman dinas, yaitu pengumuman

yang berasal dari lembaga atau instansi pemerintah, seperti pengumuman tentang

pemadaman listrik, pengumuman tentang pembayaran pajak, pengumuman libur

sekolah, dan sebagainya; (2) pengumuman bisnis, yaitu pengumuman yang

berasal dari sebuah layanan umum atau lembaga bisnis, seperti kurs mata uang,

daftar harga kebutuhan pokok, dan sebagainya; dan (3) pengumuman pribadi,

yaitu pengumuman yang berasal dari perseorangan, seperti pengumuman

dukacita, pengumuman kehilangan, dan sebagainya.

Bahasa yang digunakan dalam pengumuman memiliki ragam yang

berbeda-beda. Pengumuman dapat menggunakan ragam bahasa resmi, dapat pula

menggunakan bahasa tidak resmi. Ragam bahasa resmi digunakan oleh lembaga

atau intansi pemerintah serta lembaga formal lain. Di sekolah, seringkali terdapat

pengumuman secara lisan seperti pengumuman agar ketua kelas berkumpul di

suatu ruangan. Ragam bahasa tidak resmi digunkan apabila konteks pengumuman

itu tidak formal, seperti pengumuman penyelenggaraan konser atau pengumuman

di sela-sela suatu acara.

2. Teknik Menyimak Pengumuman

Menyimak pengumuman berarti menyimak informasi atau pesan yang

ingin disampaikan oleh pihak yang membuat pengumuman. Pengumuman

58

Page 59: materi menyimak

biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat. Pesan terkait dengan pokok-

pokok informasi yang disampaikan dalam pengumuman. Untuk memahami isi

pengumuman, seorang penyimak harus memperhatikan topik yag diumumkan.

Pengumuman selalu diawali dengan salam pembuka dan kalimat pembuka

meskipun kalimat tersebut pendek. Kalimat pembuka biasanya terdiri atas

permohonan kepada pihak yang dituju dalam pengumuman agar memperhatikan

isi pengumuman. Setelah kalimat pembuka, barulah pembaca pengumuman

membacakan isinya dan menutupnya dengan kalimat penutup dan salam.

Hal yang harus diperhatikan terkait isi pengumuman sangat tergantung

dari jenis informasi yang diumumkan. Bila informasi berupa pelaksanaan suatu

kegiatan maka seorang penyimak harus memperhatikan bentuk kegiatannya,

waktu pelaksanaannya secara lengkap (hari, tanggal, dan jam), tempat

pelaksanaan, panitia yang menangani dan informasi lain yang perlu seperti panitia

yang menangani atau dapat dihubungi. Suatu pengumuman lisan yang

disampaikan di suatu area sebenarnya memungkinkan seorang penyimak

melakukan konfirmasi kepada penyampai penumuman apabila ada yang tidak

jelas, tetapi penyimak seringkali lebih senang meminta konfirmasi kepada sesama

penyimak.

Contoh pengumuman dengan bahasa resmi

Pengumuman dari petugas PJKA di stasiun kota Malang, Senin, 14 Maret 2011,

pukul 10.30 WIB

59

Page 60: materi menyimak

Pengumuman ditujukan kepada para penumpang kereta Api ”Penataran”

dengan tujuan Blitar, Ngunut, Tulungagung, dan Kediri bahwa kereta api akan

memasuki jalur 2.

Contoh pengumuman dengan bahasa tidak resmi

Pengumuman penarikan kupon saat peringatan hari kemerdekaan RI ke 66 di desa

Tegalgondo, Karangploso, kabupaten Malang, Minggu tanggal 30 Juni 2011.

Bagi Bapak-bapak, Ibu-ibu, adik-adik yang ingin mendapatkan hadiah

mendekat ke panggung ya. Panitia akan bagi bagi banyak hadiah nich! Ada jam

dinding, payung, perabot dapur, tas, dan lain-lain. Perhatikan baik-baik ya, nomor

yang disebut dimohon naik ke panggung!

3. Penilaian dalam Menyimak Pengumuman

Ketepatan dan kelengkapan informasi yang diterima seorang penyimak

merupakan aspek utama yang dinilai dalam menyimak pengumuman. Ketepatan

berkaitan dengan kesesuain informasi yang disampaikan dalam pengumuman dan

yang diingat penyimak. Kelengkapan berkaitan dengan hal-hal yang

diinformasikan dalam pengumuman yang dapat diresepsi oleh penyimak.

Jenis informasi yang dapat diumumkan bermacam-macam. Di tengah

semakin berkembangnya budaya tulis, pengumuman lisan biasanya berupa

pengumuman yang meminta reaksi segera dari pihak yang dituju dalam

pengumuman.

60

Page 61: materi menyimak

Kemampuan menyimak pengumuman dapat dilatih dengan berbagai

latihan. Berikut ini disajikan berbagai alternatif latihan untuk meningkatkan

kemampuan menyimak pengumuman.

a. Menentukan topik pengumuman berdasarkan kutipan pengumuman

Kemampuan ini sangat penting karena kemampuan menentukan topik

pengumuman akan memberi arahan terhadap proses menyimak si penyimak.

Dengan mengetahui topik yang diumumkan seorang penyimak akan lebih mudah

berkonsentrasi terhadap hal yang akan disampaikan berikutnya.

Contoh

Dengarkan kutipan pengumuman berikut dan tentukan topik yang

diumumkan!

Kepada seluruh siswa kelas II SMK As Syarief Kediri diharapkan hari ini

berkumpul di lapangan pada pukul 14.00 WIB untuk mengikuti latihan upacara

untuk memperingati hari kemerdekaan RI ke 66. Petugas yaang telah dipilih

diminta untuk mempersiapkan perlengkapan upacara yang dibutuhkan.

b. Menjawab pertanyaan terkait isi pengumuman

Menjawab pertanyaan merupakan latihan yang dapat digunakan untuk

mengetahui kemampuan menyimak seseorang apapun jenis wacana lisannya.

Untuk mengetahui kemampuan penyimak pengumuman, pertanyaan dapat

diarahkan pada isi pengumanan.

Contoh

61

Page 62: materi menyimak

Dengarkan pengumuman berikut dan jawablah pertanyaan terkait isi

pengumuman!

Pengumuman

Dalam rangka Hari Ulang Tahun SMK As Syarief Kediri, semua siswa kelas

diharapkan mengikuti acara tebar balon pada hari Kamis tanggal 08 Sseptember

2011. Semua siswa diharapkan mengenakan seragam olahraga dan membawa

balon untuk diterbangkan minimal 1 buah.

Pertanyaan

1) Ditujukan pada siapa pengumuman tersebut!

2) Kapan hari ulang tahun SMK As Syarief Kediri dilaksanakan?

3) Bagaimana warga SMK As Syarief memperingati hari ulang tahun

sekolahnya?

C. Menyimak Iklan

1. Karakteristik Wacana Lisan Iklan

Iklan adalah pesan atau penawaran suatu produk atau jasa yang ditujukan

kepada khalayak lewat suatu media (Rachmadi, 1993). Iklan dari segi konteksnya

adalah bentuk pernyataan yang memuat pesan mengenai gagasan, produk, atau

jasa yang ditawarkan oleh perseorangan atau perusahaan dan lembaga, baik

swasta maupun pemerintah.

Pentingnya peranan iklan mulai terasa pada awal abad ke-20 setelah

terjadi revolusi industri yang memperluas kegiatan perdagangan di Eropa sekitar

pertengahan sampai akhir abad ke-19. Melonjaknya produksi pabrik sehingga

62

Page 63: materi menyimak

barang harus mencari pembeli, munculnya persaingan diantara para produsen

yang menghasilkan barang yang sejenis, dan semakin banyaknya negara industri,

kian memperbesar peranan iklan dalam dunia usaha. Kemudian iklan tidak hanya

bermunculan di negara produsen, melainkan menyebar ke negara-negara

konsumen karena perusahaan-perusahaan multinasional raksasa memerlukan

media kampanye untuk memperkenalkan barang mereka ke seluruh dunia.

Ciri-ciri iklan menurut Anwar (1983) adalah (1) bahasanya singkat, padat,

dan menarik; (2) bersifat persuasif karena berusaha mempengaruhi konsumen; dan

(3) bersifat komersial.

Menurut Boove dan Arens (dalam Kuntari, 1997) iklan merupakan

komunikasi nonpersonal yang memberikan informasi. Iklan dibuat untuk

mempersuasi secara meyakinkan mengenai produk, jasa, atau ide-ide dengan cara

menguatkan sponsor melalui berbagai media. Iklan dikatakan komunikasi

nonpersonal karena iklan disampaikan kepada khalayak secara umum, bukan

komunikasi dengan cara bersetatap dalam situasi yang alamiah. Iklan dibuat dan

dibayar oleh sponsor dan bertujuan untuk memperkenalkan produk/jasa dari

sponsor tersebut.

Secara umum iklan berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi sasaran iklan

untuk menyetujui dan pada kahirnya mengikuti apa yang diiklankan. Secara

khusus iklan setidaknya mempunyai enam fungsi, yakni sebagai berikut.

1) Iklan sebagai alat komunikasi antara penjual dan calon konsumen sehingga

keinginan penjual dan calon konsumen terpenuhi.

63

Page 64: materi menyimak

2) Iklan untuk membujuk dan mempersuasi masyarakat terutama kepada calon

konsumen potensial dengan cara meyakinkan bahwa produk yang diiklankan

lebih baik dari produk lain atau layak dikonsumsi.

3) Iklan menciptakan image atau anggapan tertentu terhadap barang atau jasa

yang diiklankan sehingga masyarakat memahami mutu produk yang

diiklankan.

4) Iklan memberikan nilai tambah suatu produk barang jasa dengan memberikan

informasi tentang barang yang diklankan sehingga masyarakat akan tahu dan

mau mengonsumsinya.

5) Iklan dapat sebagai alat untuk merangsang penggunaan dan distribusi produk

baru.

6) Iklan merupakan sarana untuk menawarkan pilihan produk baru dan

membangun kesetiaan terhadap produk tersebut.

Penjenisan iklan sangat beragam, tergantung sudut pandang yang

berbeda-beda dalam memandang iklan. Perreault (1995) membagi jenis iklan

menjadi dua macam, yaitu iklan produk dan iklan institusional. Iklan produk

adalah iklan yang berusaha menjual suatu produk dan ditujukan kepada pemakai

akhir.

Iklan produk dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu iklan perintisan

(pioneering), iklan kompetitif (competitif), dan iklan pengingat (reminder). Iklan

perintisan ialah iklan yang berusaha membangun permintaan primer atas katagori

produk tertentu dan bukan atas suatu merk trtentu. Iklan perintisan

menginformasikan kepada pelanggan-pelanggan potensial tentang produk baru

dan membantu mereka menjadi pengguna.

64

Page 65: materi menyimak

Iklan kompetitif ialah iklan yang mencoba mengembangkan permintaan

selektif atas merk tertentu. Iklan ini dibagi menjadi dua macam yaitu iklan

langsung dan tak langsung. Iklan langsung ialah iklan yang ditujukan untuk

mendorong tindakmembeli segera sedangkan iklan tak langsung adalah iklan yang

menonjolkan keunggulan-keunggulan produk untuk mempengaruhi keputusan

membeli yang akan datang.

Iklan dapat disajikan melalui berbagai media, seperti radio dan televisi.

Munculnya internet tidak menenggelamkan fungsi radio sebagai salah satu media

pilihan konsumen. Oleh karena itu, iklan di radio teap perlu untuk

dipertimbangkan sebagai media promosi suatu produk atau jasa. Selain televisi,

radio merupakan pilihan yang tepat untuk menjangkau konsumen di daerah

tertentu, termasuk pedalaman. Dengan memilih tipe program dan segmen radio

yang sesuai, pengiklan dapat lebih fokus untuk mempromosikan produk atau jasa

sesuai tipe pendengar yang lebih beragam, baik dari segi usia, etnik, maupun gaya

hidup tertentu.

Iklan radio yang efektif adalah yang mampu melibatkan pendenganya. Hal

ini dapat dilakukan dengan pemilihan kata yang menarik, penggunaan musik,

maupun sound effect lainnya. Ada kalanya radio juga menawarkan jasa untuk

membacakan naskah iklan oleh penyiarnya.

Berbeda dengan media massa cetak, iklan di radio dan televisi lebih efektif

untuk menyela perhatian penenga atau penonton dan menciptakan minat tanpa

pedengar atau penonton beralih ke siaran lain. Iklan televisi dan radio memiliki

sifat yang berbeda dengan iklan yang lain. Perbedaan tersebut karena sifat

65

Page 66: materi menyimak

khalayaknya yang sebagian dari khalayak itu sama sekali tidak mau disuguhi

iklan, tetapi sebagian yang lain memang konsumen komersial.

2. Teknik Menyimak Iklan Radio/Televisi

Iklan merupakan sajian media massa cetak maupun elektronik yang unik.

Hampir tidak ada satu orang pun yang secara khusus menyimak iklan. Oleh

karena itulah, iklan selalu dibuat semenarik mungkin sehingga dapat mempersuasi

khalayak. Bahkan, terkadang iklan menggunakan segala cara agar tujuan

pembuatannya tercapai. Oleh karena itu, dalam menyimak iklan harus dilakukan

dengan prosedur sebagai berikut.

1) Penyimak harus menyadari bahwa iklan bersifat persuasif. Iklan adalah

karya seni untuk mempersuasi orang. Persuasi iklan radio dapat melalui

pilihan kata, musik, atau sound effect lainnya, dan pilihan tokoh atau model

dalam iklan. Iklan televisi ditambah dengan demonstrasi produk secara

visual sehingga jauh lebih menarik.

2) Peyimak harus bersikap objektif, mampu membedakan fakta dan opini

dalam iklan.

3) Penyimak harus mengecek kebenaran fakta dan opini dalam iklan dengan

sumber yang lain. Misalnya dengan mengecek objek aslinya, mencari

informasi dari orang yang berkompeten (misalnya untuk iklan produk

kesehatan, penyimak dapat meminta dokter memberi rekomendasi).

4) Penyimak harus memperhatikan apakah produk atau jasa memenuhi aturan

yang berlaku atau tidak. Produk berupa barang harus memilki ijin produksi,

66

Page 67: materi menyimak

rekomendasi BPOM, dan rekomendasi halal. Usaha di bidang jasa harus

memenuhi ijin usaha.

Contoh iklan dalam radio

Ki Jalak : Ono opo Ki? Kok nglamun wae? (datang sambil sedikit

menggertak)

Mr. X : Ki jalak, kaget aku, ora ngelu ning rasane tiung...tiung... mergo

ora duwe duit, butuh ngge nyekolahne anak, undangan manten,

sunatan, durung ngeneki dagangan entek, nanging ora iso

kulakan. Sirahku tiung...tiung Kang!

Ki Jalak : KSP Citra Abadi Kang solusine. Sampeyan butuh duit 15

menit langsung cair, kredit prosese cepet, bungane ringan, tur

syarate yo gampang Kang...

Narator

Duit...Duit...

Anda perlu uang Dapatkan hanya di KSP Citra Abadi

Jalan HOS Cokroaminooto 186 Kediri Tlp 683023

Sebelah barat pertigaan Mburengan Kediri

3. Penilaian dalam Menyimak Iklan Radio/Televisi

Oleh karena karakteristik iklan sangat berbeda dengan tuturan lisan yang

lain, penyimak iklan yang baik adalah penyimak yang menyadari bahwa iklan

adalah media promosi. Penyimak harus menyadari bahwa iklan adalah karya seni

67

Page 68: materi menyimak

yang dimaksudkan untuk menarik minat perhatian orang. Dalam memaknai iklan,

seorang penyimak harus bijak dan objektif.

Hal-hal yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang

dalam menyimak iklan adalah (1) penyimak dapat menafsirkan iklan sesuai

kehendak pengiklan dan menyadari bahwa iklan bersifat persuaif, (2) penyimak

harus dapat membedakan fakta dan opini dalam iklan sehingga mengetahui

kelemahan produk atau jasa dalam iklan, dan (3) penyimak dapat memberikan

pendapat sesuai dengan interpretasi dan latar belakangnya.

Iklan radio atau telecisi merupakan wacana yang unik karena khalayak

sebenarnya sebagian besar tidak ingin diajak berkomunikasi. Khalayak sasaran

pada dasarnya tidak ingin mendengar atau menonton iklan. Oleh karena itu, iklan

dibuat semenarik mungkin. Berbagai latihan untuk meningkatkan kemampuan

penyimaknagar dapat menyimak iklan secara objektif dapat dilakukan dengan

latihan berikut.

a. Membedakan fakta dan opini dalam iklan

Iklan sarat dengan daya persuasi. Segala sesuatu yang disajikan dalam

iklan dimaksudkan untuk mempengaruhi penyimak atau penonton. Oleh karena

itu, penyimak harus hati-hati dalam mengapresiasi iklan. Penyimak harus jeli

membedakan antara fakta dan opini.

b. Menganalisis bagian-bagian iklan dan fungsi persuasifnya

Iklan menggunakan semua aspek dalam penyajiannya untuk

mempengaruhi khalayak. Iklan radio menggunakan pilihan kata tertentu untuk

mendekatkan dirinya dnegan khalayak. Demikian pula musik dan soud effect lain

digunakan semata-mata untuk menarik empati dan perhatian khalayak. Bahkan

68

Page 69: materi menyimak

pilihan model dalam iklan pun didasarkan pada keefektifan pencapain tujuan

pengiklan. Iklan terkadang juga melakukan demonstrasi yang berlebihan semata-

mata untuk menunjukkan kelebihan produk atau jasa yang diiklankan. Oleh

karena itu, seorang penyimak atau penonton harus dapat melakukan negosiasi

terhadap daya persuasi iklan. Salah satunya dengan menganalisis daya persuasi

iklan tersebut.

D. Menyimak Dongeng

1. Karakteristik Dongeng

Ekspresi masyarakat pada masa lampau, umumnya, disampaikan secara

lisan. Sepanjang sejarahnya, manusia selalu butuh berkomunikasi dan berekspresi

sebagai salah satu manifestasi eksistensi diri dan kelompok sosialnya. Karena

pada masa lalu belum dikenal tulisan, ekspresi secara lisan merupakan satu-

satunya sarana paling efektif untuk maksud-maksud tersebut. Cerita dan berbagai

bentuk yang kini dikenal berkatagori kesastraan pun diekspresikan secara lisan.

Oleh karena itulah, cerita rakyat biasa dimaknai sebagai cerita dari zaman dahulu

yang di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan (Alwi, 2001:210)

Secara umum, kesastraan menurut Stewig (dalam Nurgiyantoro, 2005)

dapat dibedakan dalam dua katagori, yaitu (1) sastra rekaan dan (2) sastra

tradisional. Sastra rekaan adalah karya sastra yang sengaja ditulis dan dikreasikan

oleh seseorang dengan mengikuti aturan-aturan tertentu, diciptakan sebagai suatu

bentuk karya seni, ditulis untuk mengekspresikan gagasan, dan secara sengaja

pula dimaksudkan untuk memperoleh kesenangan.

69

Page 70: materi menyimak

Sastra tradisional, di pihak lain, adalah suatu bentuk tuturan lisan yang

muncul dan berkembang (secara turun-temurun) secara tidak sengaja untuk

mengungkapkan berbagai gagasan yang sudah muncul sebelumnya yang pada

umumnya lebih dimaksudkan sebagai sarana untuk memberikan pesan moral.

Sastra tradisional, umumnya, tidak diketahui pengarangnya karena

kemunculannya pun tidak disengaja dan berlangsung dari waktu ke waktu. Jadi,

sastra tradisional adalah milik masyarakat atau sering disebut sebagai folklore.

Cerita rakyat terbagi atas mite, legenda, dan dongeng (Bascom dalam

Soedjiono, 2006). Mite adalah salah satu jenis cerita lama yang sering dikaitkan

dengan dewa-dewa atau kekuatan supranatural yang lain yang melebihi batas-

batas kemampuan manusia. Legenda adalah salah satu jenis atau bentuk cerita

rakyat yang oleh masyarakat pemiliknya dianggap sebagai cerita fakta dan

dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah. Sedangkan, dongeng dapat dipandang

sebagai cerita fantasi atau yang tidak benar-benar terjadi.

2. Teknik Menyimak Dongeng

Menyimak dongeng termasuk dalam katagori menyimak apresiatif atau

rekreatif. Seorang penyimak dongeng diharapkan mendapatkan hiburan dan

mendapatkan nilai-niai dari dongeng yang disimak.

Karena dongeng berisi rangkaian peristiwa yang membentuk cerita,

seorang penyimak harus memperhatikan peristiwa-peristiwa penting dalam sebuah

cerita. Di dalam peristiwa tersebut selalu melibatkan tokoh dan setting. Dengan

demikian, seorang penyimak yang memperhatikan peristiwa penting dalam suatu

70

Page 71: materi menyimak

cerita juga akan mengatahui siapa saja yang terlibat dlam peristiwa tersebut dan

mengetahui setting waktu, tempat, dan sosial yang elatari terjadinya peristiwa.

Peristiwa penting dalam suatu dongeng biasanya diatur secara kronologis

mulai peristiwa pendahuluan, konfilk, klimak, hingga peleraian. Dengan demikian

menyimak dongeng lebih mudah daripada menyimak pembacaan cerita

kontemporer karena alurnya yang kronologis tersebut. Hal ini karena kegiatan

mendongneg pada mulanya diperuntukkan oleh orang tuakepada anak-anak.

Dengan demikiann dongneg disusun secara sederhana juga disampaikan di waktu

senggag, seperti saat menjelang tidur.

Bagian penting yang harus mendapat perhatian dari sebuah dongeng

adalah bagian klimaks atau bagian tengah cerita. Bagian ini merupakan akumulasi

permasalahan. Tema dongneg tersebut biasanya disimpulkan dari bagian ini.

3. Penilaian dalam Menyimak Dongeng

Indikator penilaian dalam menyimak dongeng ditentukan oleh tingkat

apresiasi yang diharapkan dari penyimak. Dalam menyimak dongeng, seorang

penyimak harus memahami isi dongeng tersebut. Penilain untuk kepentingan ini

meliputi pemahaman mereka terhadap peristiwa-peristiwa yang diceritakan,

tokoh-tokoh yang terlibat, dan setting yang melatari peristiwa.

Penilaian menyimak dongeng, selain ditekankan pada aspek pemahaman

adalah kemampuan penyimak menyimpulkan tema dongeng yang diperdengarkan.

Kemampuan berikutnya yang dituntut dari seorang penyimak dongeng adalah

kemampuan menangkap nilai-nilai yang ada dalam dongeng. Kemampuan ini

merupakan kemmapuan menyimpulkan isi dongeng dan memetik pelajaran dari

71

Page 72: materi menyimak

dongeng tersebut. Kemampuan memetik pelajaran ini penting karena dongeng

hadir di tengah masyarakat sebagai media untuk menanamkan nilai.

Kemampuan apresiatif yang paling tinggi dari seorang penyimak adalah

kemampuan mengevaluasi kemenarikan dongneg dan kebermanfaatn nilai dalam

dongeng. Kemenarikan dongeng dapat dikaitkan dengan kemenarikan unsur-unsur

intrinsi dongeng yang diperdengarkan. Kebermanfatan dongeng berkaitan dengan

kesesuaian nilai dalam dongeng dengan realitas kehidupan saat ini.

Contoh dongeg

Asal Mula Kota CianjurAsal Mula Kota Cianjur

Pada zaman dahulu, di daerah Jawa Barat, ada seorang lelaki yang

sangat kaya. Seluruh sawah dan ladang di desanya menjadi miliknya.

Penduduk desa itu, akhirnya, hanya menjadi buruh tani di sawah dan ladang

lelaki kaya itu. Orang kaya itu dijuluki Pak Kikir oleh orang-orang sedesa.

Ia mempunyai seorang putra lelaki. Terhadap anak tunggalnya ini pun,

Pak Kikir berlaku pelit. Akan tetapi, anaknya berwatak baik. Tanpa

sepengetahuan ayahnya, dia sering membantu tetangganya yang kesusahan.

Pada suatu hari, Pak Kikir harus mengadakan pesta selamatan.

Menurut anggapan penduduk, jika pesta dilaksanakan dengan baik, hasil panen

akan melimpah. Karena takut hasil panen berikutnya gagal, Pak Kikir terpaksa

mengadakan pesta selamatan. Semua penduduk desa diundang oleh Pak Kikir.

Para penduduk mengira akan mendapatkan makanan yang enak-enak dalam

selamatan itu. Perkiraan mereka ternyata meleset. Pak Kikir hanya

menyediakan makanan dengan lauk pauk sederhana. Itupun tidak cukup untuk

72

Page 73: materi menyimak

menjamu semua penduduk. Banyak di antara penduduk desa tidak mendapatkan

makanan. Mereka akhirnya hanya mengelus dada atas sikap Pak Kikir.

“Huh! Sudah berani mengundang orang ternyata ternyata tak dapat

menyediakan makanan. Sungguh keterlaluan! Buat apa hartanya yang segudang

itu?” umpat seorang warga.

“Tuhan tidak akan memberikan berkah pada hartanya yang banyak

itu,” kata warga lainnya.

Pergunjingan dan sumpah serapah dari orang-orang miskin mewarnai

selamatan yang diadakan Pak Kikir.Pada saat selamatan berlangsung, datanglah

seorang nenek tua meminta sedekah kepada Pak Kikir.

“Tuan berilah saya sedekah, walau hanya dengan sesuap nasi...,” rintih

nenek itu.

“Apa? Sedekah? Kau kira untuk menanak nasi tidak diperlukan jerih

payah, hah?” hardik Pak Kikir.

“Tidak! Cepat pergi dari sini, kalau tidak aku akan menyuruh tukang

pukulku menghajarmu!” Pak Kikir mengusir nenek tua itu. Nenek tua itu

tampak mengeluarkan air mata. Nenek tua itu tidak diberi sedekah, tetapi diusir

dengan kasar oleh Pak Kikir. Tak dapat dibayangkan, betapa sedihnya nenek

itu. Dia segera meninggalkan halaman rumah Pak Kikir.

Putra Pak Kikir sedih melihat kejadian itu. Diam-diam dia mengambil

makanan, lalu, dikejarnya nenek tua yang sudah sampai di ujung desa. Ia

berikan makanan itu kepada si nenek pengemis.

73

Page 74: materi menyimak

Sepasang mata nenek itu berbinar senang. Ia mengucapkan terimakasih

sambil berdoa.

“Sungguh baik engkau Nak. Semoga kelak hidupmu menjadi mulia.”

Nenek itu segera melahap makanan pemberian putra Pak Kikir hingga habis.

“Maaf ya Nek, saya harus segera kembali ke rumah,” kata putra Pak

Kikir.

“Baik Nak, sekali lagi aku mengucapkan terima kasih atas kebaikanmu

ini,” ujar si nenek tua.

Setelah putra Pak Kikir pergi, nenek tua melanjutkan perjalanannya.

Sampai di sebuah bukit, dia berhenti sejenak. Dari atas bukit itu, ia melihat

rumah Pak Kikir. Rumah itu paling bagus dan paling besar di desa itu. Rumah

di sekitarnya tampak memprihatinkan. Nenek pengemis itu marah melihat

kelakuan Pak Kikir.

“Ingat-ingatlah Pak Kikir! Keserakahan dan kekikiranmu akan

menenggelamkan dirimu sendiri! Tuhan akan melimpahkan hukuman

kepadamu!” kata nenek tua. Itulah doa si nenek tua, pengemis tua yang telah

disia-siakan oleh Pak Kikir.

Nenek tua itu menancapkan tongkatnya ke tanah. Lalu, dicabutnya lagi

tongkat itu. Dari lubang bekas tancapan itu, air memancar sangat deras.

Semakin lama, air itu semakin banyak dan mengalir menuju desa.

“Banjir!”

74

Page 75: materi menyimak

“Banjir!” teriak beberapa orang desa yang melihat air bah datang dari

atas bukit. Penduduk desa menjadi panik melihat air bah itu. Putra Pak Kikir

segera menganjurkan penduduk meninggalkan rumah mereka.

“Cepat tinggalkan desa ini! Larilah Kalian ke atas bukit yang aman!”

perintah putra Pak Kikir.

“Tapi sawah dan ternak kita? ” tanya warga.

“Kalian pilih harta atau jiwa? Sudah tidak ada waktu untuk membawa

harta Kalian! “

Watak manusia memang mencintai harta bendanya. Dalam keadaan

yang kritis seperti itu, masih ada saja orang yang tetap bermaksud membawa

harta dan ternak mereka.

Padahal, air banjir yang datang semakin besar. Rumah mereka sudah

terendam air setinggi lutut.

Putra Pak Kikir yang bijak itu masih terus berteriak-teriak

mengingatkan penduduk desa. Ia juga membujuk ayahnya agar segera lari ke

atas bukit.

“Ayah, cepat tinggalkan rumah ini, kita harus segera menyelamatkan

diri!”

“Apa? lari begitu saja? Tolol! Aku harus mengambil peti harta yang

kusimpan di ruang bawah tanah.”

75

Page 76: materi menyimak

Karena tak ada waktu lagi, putra Pak Kikir segera berlari

menyelamatkan diri. Pak kikir masih terus mengumpulkan harta bendanya. Dia

terlambat menyelamatkan diri. Pak Kikir tenggelam dalam arus air bah.

Sebagian besar penduduk desa dan putra Pak Kikir selamat. Mereka

sedih melihat desanya tenggelam. Kemudian, mereka memutuskan untuk

mencari daerah baru. Mereka mengangkat putra Pak Kikir sebagai pemimpin

desa baru mereka.

Putra Pak Kikir menganjurkan penduduk untuk mengolah tanah yang

telah dibagi rata. Pemimpin desa baru itu mengajari penduduk menanam padi

dan bagaimana mengairi sawah secara baik. Desa itu kemudian disebut desa

Anjuran. Penduduk desa selalu mematuhi anjuran pimpinannya. Lama

kelamaan, desa itu berkembang menjadi kota kecil yang disebut Cianjur. Ci

berarti air. Cianjur berarti daerah yang cukup mengandung air. Anjuran

pemimpin desa dijadikan pedoman para petani dalam mengolah sawah. Hingga

sekarang ini beras Cianjur terkenal enak dan gurih.

Naskah diambil dari “Kumpulan Cerita Rakyat, Legenda Nusantara” tulisan Rahimsyah

F. Menyimak Pidato, Ceramah, dan Khutbah

1. Pengertian Ceramah, Pidato, Khutbah

Ceramah dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disamakan dengan

pidato, yaitu pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu

hal, pengetahuan, dan sebagainya (Alwi, 2001:209). Pidato diartikan sebagai

76

Page 77: materi menyimak

pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang

banyak; wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak.

Apabila dilihat dari segi pembicaranyan, ceramah selalu dilakukkan oleh

orang yang memiliki wawasan tentang topik yang diceramahkan. Dari segi ini

dapat disimpulkan, ceramah adalah sajian lisan yang disampaikan oleh seseorang

karena kompetensinya. Contoh ceramah, seorang kepala Puskesmas memberi

ceramah tentang pencegahan penyakit demam berdarah, seorang pakar pendidikan

memberi ceramah tentang kurikulum. Berikut ini disajikan contoh transkrip

ceramah seorang ahli kesehatan.

Contoh Ceramah

77

Page 78: materi menyimak

Waspada Flu BurungPada tahun 2000-an seluruh dunia, termasuk Indonesia

dikejutkan oleh merebaknya penyakit sejenis influenza yang kemudian dikenal dengan nama flu burung. Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian influenza.

Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam, sakit tenggorokan. batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan adalah virus influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu; dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C.

Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit. Penularan Flu burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas satu pertenakan, bahkan dapat menyebar dari satu pertenakan ke peternakan daerah lain. Sedangkan penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekreta unggas terserang Flu Burung. Adapun orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas.

Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan dari manusia ke manusia. Disamping itu, belum bukti adanya penularan pada manusia melalui daging unggas yang dikonsumsi. Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan tindakan sebagai berikut. Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang) Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik ( ditanam / dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya. Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80°C selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64°C selama 5 menit. Melaksanakan kebersihan lingkungan. Melakukan kebersihan diri.

78

Page 79: materi menyimak

Contoh pidato, seorang kepala sekolah berpidato saat peringatan hari

pendidikan nasional, ketua OSIS berpidato saat pelantikan pengurus OSIS.

, sedangkan pidato selalu dikaitkan dengan seseorang dengan jabatan

tertentu. sedangkan pidato sajian lisan yang disampaikan seseorang karena jabatan

sosialnya.

Khutbah merupakan bentuk pidato yang khusus karena bagian dari

serangkaian ritual keagamaan (ibadah Jumat). Khutbah memiliki rukun (hal yang

harus dipenuhi) yang berbeda dengan pidato atau ceramah umumnya. Rukun

khutbah meliputi (1) membaca hamdalah, (2) membaca sholawat Nabi

Muhammad S.A.W., (3) berwasiat atau mengajak untuk meningkatkan

ketakawaan kepada Allah, (4) Membaca ayat Al Quran yang berkaitan dengan isi

khutbah, (5) berdoa memohon ampun untuk orang-orang mukmin dalam khutbah

kedua (Khulaifi dan Wahab, 2007).

Dalam berceramah/pidato/khutbah, hal yang perlu diperhatikan

pembicara adalah isi ceramah/khutbah/pidatonya. Agar isi

ceramah/khutbah/pidato terarah sesuai tujuan, pembicara harus menguasai forum.

Pembicara harus dapat menyesuaikan dengan pendengarnya, tempat berceramah,

dan yang lebih penting menguasai topik ceramah. Agar pembahasan tidak

melenceng, pembicara perlu memegang teguh pokok-poko isi

ceramah/khutbah/pidato yang akan disampaikan. Pokok-pokok isi ceramah dapat

79

Page 80: materi menyimak

ditulis secara khusus sebagai pegangan yang akan memandu penyampaian secara

lisan.

2. Teknik Menyimak Ceramah/Khutbah/Pidato

Penyimak yang baik adalah penyimak yang mampu menyesuaikan diri

dengan pembicara. Artinya, ia bisa menerima kelemahan pembicara, seperti

pembicara yang banyak kinesik, yang bersuara sengau, dan sebagainya sehingga

ia tetap terfokus pada isi ceramah/khutbah/pidato.

Secara umum, dalam menyimak ceramah/khutbah/pidato, hal yang harus

diperhatikan adalah pesan yang disampaikan oleh pembicara. Pesan pembicara

dalam ceramah/pidato, biasanya, disampaikan setelah pembicara menunjukkan

fakta-fakta,data-data, dan alasan yang menunjukkan pentingnya suatu topic.

Struktur ceramah, pidato, dan khutmah adalah salam, sapaan, pembuka,

isi, penutup, dan salam penutup. Menyimak ceramah dan pidato dapat diarahkan

pada pesan yang berupa simpulan, penilaian, dan saran. Pesan tersebut didukung

oleh suatu rasioanaltas mengapa pesan disampaikan. Seorang pakar pendidikan

yang menyatakan bahwa pembelajaran harus bersifat kooperatif, tentu, memiliki

dasar yang kuat. Misalnya, karena kelas bersifat heterogen maka guru perlu

merancang strategi pembelajaran yang mampu mengaktifkan semua siswa di

dalam kelas. Semua siswa di dalam kelas harus bisa bekerja sama. Semua siswa di

dalam kelas harus sukses. Siswa yang pandai tidak boleh melejit sendiri

meninggalkan teman-temannya, tetapi juga tidak boleh dihambat. Siswa yang

kurang pandai harus ditumbuhkan rasa percaya dirinya.

80

Page 81: materi menyimak

Pesan dalam ceramah agama adalah segala nilai kebaikan yang

diserukan dan nilai kebathilan yang harus dijauhi. Pesan tersebut biasanya

didukung oleh ayat atau hadist sebagai pembenaran, selain alasan rasional yang

dekat dengan penyimak. Dalam menyimak ceramah agama ketiga hal tersebut

(pesan, rasionalitas/alasan, dan sandaran ayat/hadist) harus diperhatikan secara

khusus. Hal yang sama juga harus diperhatikan dalam khutbah. Hanya saja, dalam

khutbah ada tambahan rukun yang harus diperhatikan. Ketidaklengkapan rukun

khutbah menyebabkan tidak sahnya khutbah yang berarti juga tidak sahnya ibadah

Jumat.

Contoh pidato

Naskah Pidato/ceramah/khutbah yang Diperdengarkan

Pidato Drs. Peni Suparto, M.Ap (Walikota Malang) dalam Pembukaan Acara

“Malang Tempoe Doeloe” tahun 2006.

Assalamualaikum Wr. Wb.Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara,

81

Page 82: materi menyimak

Kata-kata orang bijak “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Bapak-bapak dan ibu-ibu sesepuh yang sekarang berada di tengah-tengah kita ikut serta mengukir sejarah berdirinya kota Malang. Saya atas nama seluruh warga kota Malang menyampaikan rasa hormat dan terimakasih atas perjuangan dan pengorbanan yang selama ini Bapak dan Ibu serahkan pada bangsa dan negara. Marilah kita berjuang keras untuk mengisi kemerdekaan ini dengan membangun kota Malang sehingga kota Malang menjadi kota yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kertoraharjo. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau nasib suatu bangsa kalau bangsa itu tidak berjuang keras untuk memperjuangkan nasibnya sendiri.

Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara sekalian yang sangat saya cintai.

Sampailah saat ini kita berada di penghujung acara, yaitu acara “Malang Tempoe Doeloe”. Masih banyak kekurangan-kekurangan bahkan kesalahan-kesalahan. Hal itu bukan kesengajaan, tetapi itu merupakan suatu kelemahan dan kekurangan diri kami. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua kalangan sangat kami harapkan agar pelaksanaan acara “Malang Tempoe Doeloe” di masa-masa yang akan datang akan lebih baik lagi.

Pada akhirnya, kepada seluruh warga kota Malang yang sangat saya cintai, marilah kita tingkatkan persatuan dan kesatuan kita. Marilah kita bangun kerukunan kita untuk menata kembali untuk Malang supaya lebih maju, lebih sejahtera, lebih adil, lebih makmur dalam alam yang ijo royo-royo.

Akhirnya, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam acara “Malang Tempoe Doeloe” ini.

Assalamualakum Wr. Wb.

Contoh khutbah

Khutbah Jumat oleh Ustad M. Farhad dan Ustad Abdullah Farouk

Assalamualikum Wr. Wb.

Hadirin, jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Melalui mimbar khutbah pada kesempatan yang berbahagia ini, saya

berwasiat kepada hadirin jamaah Jumat sekalian, marilah kita senantiasaa

berusaha lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.

Ketakwaan dan keimanan itu kita wujudkan dengan melaksanakan segala

perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta meningkatkan kehati-

82

Page 83: materi menyimak

hatian di dalam hidup dan kehidupan ini agar tidak mudah terjebak pada perilaku

yang dilarang oleh agama. Dengan begitu, mudah-mudahan kita benar-benar

menjadi hamba Allah yang bertakwa yang mendapatkan keridhaann-Nya.

Mulut adalah anugerah Allah swt yang besar. Dengan mulut, seseorang

bisa berbicara dan berkomunikasi antara yang satu dan yang lain sehingga

melahirkan hubungan dan interaksi antara sesama manusia. Fungsi berbicara dan

sarana komunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Karena mulut, manusia bisa celaka dan karena mulut pula, manusia bisa

selamat.

Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa menjaga mulut agar tidak mengucapkan

serta memasukkan sesuatu yang haram ke dalamnya. Al Quran dan Al Hadis

memberi perhatian besar mengenai pentingnya menjaga mulut. Di dalam Al

Quran surat Ash-Shaff: 2—3 disebutkan sebagai berikut.

“Hai orang-oang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu

perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa

yang tiada kamu kerjakan.

Sebagai sarana komunikasi antara sesama manusia, mulut memiliki peranan yang

sangat vital. Kesalahan ucapan dapat membawa akibat fatal. Oleh karenanya,

Rosulullah saw ketika ditanya oleh sahabat Sufyan bin Abdillah: “Ya Rasulullah,

apa yang paling Tuan khawatirkan pada diri saya?” Beliau menunjuk pada

mulutnya dan bersabda “Ini (mulut)”.

Sebagai muslim kita harus benar-benar berhati-hati dalam menjaga mulut.

Jangan sampai kita ceroboh dan latah. Pembicaraan yang kita lakukan hendaklah

didasarkan atas kebenaran dan kemaslahatan yang ditimbulkannya. Ada saatnya

83

Page 84: materi menyimak

memang kita harus berbicara dan ada pula saatnya kita harus diam. Seorang

muslim dibenarkan berbicara bila dari pembicaraannya itu dapat menimbulkan

kebaikan dan menarik kemaslahatan atau menghindarkan kemudharatan.

Mengakhiri khutbah kali ini, perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini.

“Wahai Ibnu Jabal, tidaklah menjerumuskan manusia ke dalam neraka, kecuali

buah dari mulutnya”

Demikianlah khutbah yang saya sampaikan dalam kesempatan kali ini.

Mudah-mudahan Allah swt memberikan kekuatan batin kepada kita semua untuk

tetap berpijak kepada kebenaran yang diantaranya tercermin pada komitmen kita

kepada fungsi alat ucap, mulut dan sarana komunikasi lainnya yang dapat

menimbulkan kebaikan dan kemaslahatan yang akan mengantarkan kita kepada

keselamatan dan kebahagiaan hidup baik dunia dan di akhirat, amin.

3. Penilaian dalam Menyimak Ceramah, Pidato, atau Khutbah

Hal-hal yang dapat dijadikan indikator bagi penyimak pidato yang baik

adalah pemahaman mereka atas informasi yang disampaikan oleh nara sumber.

Kemampuan mereka mengemukakan kembali pokok-pokok informasi menjadi

indikator utama kemampuan dalam menyimak ceramah, pidato dan khutbah.

Pokok-pokok informasi berkaitan dengan pesan-pesan penting dalam

ceramah, pidato, dan khutbah. Pokok informasi biasanya disampaikan oleh

pembicara setelah memberi pengantar. Dari pengantar yang disampaikan, seorang

penyimak yang baik dapat memprediksi pokok pembicaraan yang akan

disampaikan oleh nara sumber.

84

Page 85: materi menyimak

Kemampuan menyimak ceramah, pidato, dan khutbah dapat dilakukan

dengan latihan menyimak cermah, pidato, atau khutbah secara utuh maupun

kutipan-kutipan saja. Latihaan tersebut misalnya menebak topik yang akan

dibahas oleh pembicara, menyampaikan kembali inti pembicaran, atau

menyimpulkan isi ceramah, pidato, dan khutbah.

Instrumen yang dapat dipergunakan misalnya kepada pendengar

disajikan kutipan bagian awal sebuah ceramh kemudian penyimak diminta

menebak topik yang akan dibahas. Apabila kutipan berupa pidato, penyimak dapat

diminta menebak konteks pidato tersebut, misalnya pidato dilakukan dalam acara

apa.

Beberapa contoh instrumen untuk menguji kemmapuan seseorang

menyimak ceramah, khutbah, dan pidato disajikan berikut ini.

1. Mengisi Teks Rumpang

Isilah teks rumpang berikut sesuai isi ceramah tentang Kraeng Galesung yang

akan diperdengarkan!

Kraeng Galesung adalah kerabat Kesultanan Kerajaan _________ pada masa

pemerintahan Sultan ________________. Kraeng Galesung menentang

perjanjian _______________ pada tahun __________yang menandai kekalahan

pihak kesultanan atas __________.

Kraeng Galesung menentang perjanjian tersebut hingga tersingkit di pesisir Pulau

Jawa dan bergabung dengan pasukan _______________ yang wilayah

kekuasaannya hingga wilayah Kediri.

Catatan sejarah tentang Kraeng Galesung tidak diketahui hingga akhir hayatnya

hingga pada tahun 1990-an Gus Dur mengisyaratkan sebuah makam di daerah -

85

Page 86: materi menyimak

________________ sebagai makam Kraeng Galesung. Makam tersebut selama ini

dikenal masyarakat sebagai makam ______________ Kesimpulan Gus Dur

didasarkan atas ________________________________________________

Dalam dokumen tersebut disebutkan tentang seorang pejuang di desa

_____________

Pada tahun 2003 Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan Dinas Kepurbakalaan

menetapkan lokasi makam Kraeng Galesung. Sebagai bentuk penghormatan di

pintu masuk desa tersebut dibangun gerbang bertuliskan Kraeng Galesung.

Ceramah tentang Jejak Kraeng Galesung

Pejuang adalah seorang yang telah mengorbankan jiwa, raga, dan

hartanya untuk negara. Karena perjuangan, seorang pejuang bisa terpisah sangat

jauh dengan keluarganya, terusir dari tanahnya, bahkan tertangkap musuh hingga

tak diketahui nasibnya. Oleh karena itulah, meskipun pejuang merupakan orang

yang sangat berjasa pada negara, jejak seorang pejuang dalam sejarah tidak selalu

mudah ditelusuri. Salah satunya adalah jejak Kraeng Galesung, pejuang pada

masa Kesultanan Hasanuddin dari Goa, Sulawesi Selatan.

Kraeng Galesung adalah kerabat kesultanan Goa. Kraeng Galesung

menentang perjanjian Bongaya tahun 1667 yang menandai kekalahan kesultanan

Goa atas VOC/Belanda. Kraeng Galesung pun akhirnya tersingkir hingga pesisir

Pulau Jawa. Jejak Kraeng Galesung sampai wafatnya tidak diketahui. Catatan

dalam buku-buku Sejarah hanya menyebutkan Kraeng Galesung akhirnya

bergabung dengan Pasukan Trunojoyo yang menguasai wilayah Madura dan

sebagian Jawa.

86

Page 87: materi menyimak

Titik terang mengenai pelarian Kraeng Galesung dari Sulawesi ini

datang pada tahun 1990-an. Saat itu, Abdurrahman Wachid (Gus Dur) yang

pernah menempuh pendidikan di Belanda menyebutkan salah satu transkrip

sejarah Indonesia yang tersimpan di salah satu museum di Belanda menyebutkan

tentang seorang pejuang di desa Hantang. Hal tersebut diutarakan pada salah satu

koleganya saat berkunjung ke salah satu wilayah di Malang yang dikenal dengan

nama Ngantang.

Pada awal tahun 2000-an, saat Abdurrahman Wachid menjadi presiden,

secara khusus ia memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan

Dinas Kepurbakalaan untuk menelusuri kebenaran jejak tersebut. Dalam

penelusuran tersebut disertakan pula transkrip yang disebutkan oleh Abdurrahman

Wachid.

Pada tahun 2003, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan Dinas

Kepurbakalaan menetapkan makam yang dikenal masyarakat sebagai makam

“Mbah Raja” sebagai makam Kraeng Galesung. Temuan tersebut juga

ditindaklanjuti oleh Bupati Goa dengan membangun gapura di pintu masuk lokasi

makam sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan Kraeng Galesung.

Demikianlah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para

pahlawannya.

(Disusun berdasarkan “Selalu Ingat Nama Kyai yang telah Meninggal” tulisan

Neny Fitrin, Jawa Pos, 1 Januari 2010)

2. Menuliskan inti ceramah

87

Page 88: materi menyimak

Simak ceramah yang akan diperdengarkan berikut dan tuliskan inti ceramah

dalam sebuah paragraf!

Bahaya Timah Hitam

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kepala sekolah, guru, karyawan dan adik-adik pelajar yang saya banggakan.

Sejak hampir sepuluh tahun terakhir, peningkatan jumlah kendaraan

bermotor seolah tidak terkendali. Peningkatan tersebut, tentu, membawa banyak

dampak. Meskipun dampak yang ditimbulkan tidak semuanya buruk, namun kita

harus tetap mempertimbangkan dampak negatif yang ditimbulkan sehingga kita

bisa lebih arif dan bijaksana dalam memanfaatkan kemajuan teknologi, termasuk

kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar bensin atau solar yang

mengharuskan adanya pembuangan sisa pembakaran, yaitu asap kendaraan. Asap

kendaraan sebagai limbah atau sisa pembakaran yang dikeluarkan mesin

kendaraan bermotor kaya timah hitam yang sangat berbahaya. Timah hitam dapat

merusak paru-paru, mengganggu fungsi jantung, dan menurunkan kecerdasan. Hal

tersebut sudah dibuktikan sejak lama.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1996 oleh Jamal Hisyam,

peneliti kesehatan masyarakat dari Malaysia membuktikan bahwa anak-anak yang

berada di lingkungan yang terpajan timah hitam memiliki kecerdasan yang lebih

rendah daripada anak-anak yang tinggal jauh dari jalan raya.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan kadar timah hitam dalam darah

anak-anak yang tinggal di lingkungan yang dekat jalan raya lebih tinggi daripada

anak-anak yang tinggal di daerah yang jauh dari keramaian. Dalam penelitian

88

Page 89: materi menyimak

tersebut, dipilih anak-anak dengan kondisi sosial ekonomi dan asupan gizi yang

sama. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa penyebab perbedaan kecerdasan

tersebut karena anak-anak yang tinggal dekat jalan raya lebih banyak

terkontaminasi timah hitam.

Berkaitan dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor tersebut dapat

dibayangkan betapa banyaknya sisa pembakaran yang ada di udara. Hal ini harus

menjadi perhatian kita bersama agar dampak buruk timah hitam dapat diperkecil.

Kita bisa memulainya dari diri kita masing-masing. Kita bisa mengurangi

kuantitas kita dalam menggunakan kendaraan bermotor. Mislanya dengan lebih

memilih menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi,

menggunakan sepeda, menggunakan kendaraan yang hemat energi, dan berjalan

kaki, terutama untuk jarak yang dekat.

Apabila semua orang menyadari pentingnya lingkungan yang bersih,

termasuk udara yang bersih, kehidupan yang lebih sehat, tentu, akan dapat kita

miliki. Berbagai penyakit akan dapat kita hindari dengan gaya hidup yang ramah

lingkungan.

(Disusun berdasarkan artikel “Tudingan Baru Dampak Asap” tulisan AK, Ahmad

Latif, dan Yunizar Djoenaid, Gatra, 15 November 1997)

3. Menjawab pertanyaan tentang isi khutbah

Berbakti kepada Orangtua

Assalamualaikum Wr. Wb.

Hadirin, jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

89

Page 90: materi menyimak

Melalui mimbar khutbah pada kesempatan yang berbahagia ini, saya

berwasiat kepada hadirin jamaah Jumat sekalian, marilah kita senantiasaa

berusaha lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Ketakwaan dan keimanan itu kita wujudkan dengan melaksanakan segala

perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta meningkatkan kehati-

hatian di dalam hidup dan kehidupan ini agar tidak mudah terjebak pada perilaku

yang dilarang oleh agama. Dengan begitu, mudah-mudahan kita benar-benar

menjadi hamba Allah yang bertakwa yang mendapatkan keridhaann-Nya.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Islam memerintahkan kepada kita agar berbuat baik kepada kedua

orangtua atau yang lebih dikenal dengan istilah birrul walidain. Perintah berbuat

baik kepada orangtua ini berulangkali disebutkan dalam Al Quran dan Hadis Nabi

SAW. Dalam Al Quran, perintah berbuat baik kepada orangtua itu dirangkai

setelah perintah bersyukur dan menyembah kepada Allah SWT, seperti firman

Allah SWT dalam QS An Nisaa ayat 36. Perintah berbakti kepada orangtua juga

terdapat dalam suarat Luqman, ayat 14.

Ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya berbuat baik dan berbakti

kepada orangtua sehingga perintah itu disebut setelah perintah menyembah

kepada Allah. Setelah kekuasaan Tuhan yang Maha Menciptakan, kedua

orangtualah yang menjadi perantara kelahiran kita di dunia dan keduanya juga

yang telah merawat kita sejak kecil hingga dewasa.

Semenjak dalam kandungan, ibu telah banyak berjuang dan berkorban

demi keselamatan anaknya. Ketika berbuat apapun, ibu selalu berhati-hati dengan

90

Page 91: materi menyimak

pertimbangan keselamatan anaknya. Begitu pula ketika mengerjakan sesuatu pun,

seorang ibu yang sedang hamil selalu sangat berhati-hati demi keselamatan dan

kebaikan bayi yang dikandungnya. Seorang ibu juga secara rutin

memeriksakannya ke bidan atau dokter untuk menjaga kondisi kesehatannya.

Setelah bayi yang dikandungnya lahir, bukan berarti tugas seorang ibu

telah usai. Sebaliknya, tugas ibu bertambah berat. Ia harus menyusui, merawat,

mendidik, dan melindunginya. Semua itu dilakukan dnegan sennag hati dan

ikhlas, meskipun harus bersusah payah.

Perjungan seorang ayah juga tak bisa dipandang ringan. Tanggung jawab

dan pengorbanannya juga begitu besar dalam mencari nafkah, melindungi

keluarga, dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan dengan ikhlas demi kebaikan

dan keselamatan anak dan keluarganya.

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat jumat rahimakumullah

Berkaiatan dengan berbakti kepada orangtua ini, Imam Bukhari dan

Muslim meriwayatkan, bahwa ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW,

“Ya, Rasulullah, siapakah oaring yang paling berhak untuk aku pergauli dengan

baik?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Orang tersebut bertanya lagi, “Lalu siapa?”

Beliau menjawab, “Ibumu.”. Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau

bersabda “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Lalu, siapa lagi?” Beliau bersabda,

“Ayahmu”.

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat jumat rahimakumullah

91

Page 92: materi menyimak

Berbakti kepada orangtua diwujudkan dengan senantiasa berbuat baik

kepada mereka. Allah melarang kita berkata kasar, meskipun itu hanya ”Ah”

apalagi sampai mengomeli dan memukul. Tentu yang demikian itu akan sangat

dimurkai Allah. Oleh karena itulah kita harus hati-hati dan sabar, terlebih apabila

mereka telah berusia lanjut. Allah dalam firmannya QS Al Isra 23 menyebutkan

sebagai berikut.

“Dan Tuhan memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia

dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu sebaik-baiknya. Jika salah

seorang di antaranya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dan dalam

pemeliharanmu, maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan kepada keduanya

dengan perkataan “Ah” dan janganlah pula kamu membenatk mereka. Dan

ucapkannlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat jumat rahimakumullah

Demikianlah khutbah yang saya sampaikan dalam kesempatan kali ini. Mudah-

mudahan Allah SWT memberikan kekuatan batin kepada kita semua untuk tetap

berpijak kepada kebenaran yang diantaranya tercermin pada perbuatan baik kita

kepada orangtua. Amin.

(Khutbah Jumat oleh Mohammad Farhad dan Abdullah Farouk)

Pertanyaan

1. Sebutkan ayat yang berisi perintah berbakti kepada orangtua?

2. Jelaskan keutamaan berbakti kepada ibu berdasar hadits Bukhori-Muslim?

92

Page 93: materi menyimak

3. Jelaskan keutamaan perintah berbakti kepada orangtua dibandingkan dengan

perintah beramal baik yang lain!

4. Jelaskan pentingnya peran seorang ibu dalam kehidupan seorang anak!

5. Jelaskan pentingnya peran seorang ayah dalam kehidupan seorang anak!

G. Menyimak Wawancara

Wawancara merupakan bentuk komunikasi dua arah yang melibatkan

pewawancara dan nara sumber wawancara. Komunikasi tersebut dilakukan dalam

bentuk tanya jawab tentang suatu topic. Wawancara dalam dunia jurnalistik

dikenal sebagai strategi untuk menggali informas atau data dari seorang

narasumber.

Dalam menyimak wawancara harus diperhatikan inti pertanyaan. Inti

pertanyaan ini akan mengarahkan penyimak mengenai pokok-pokok penjelasan

yang akan disampaikan nara sumber.

Narasumber merupakan orang yang menjadi sumber informasi yang

digali dalam sebuah wawancara, sedangkan orang yang mewawancarai disebut

dengan pewawancara.

Dalam mendengarkan penjelasan narasumber harus diperhatikan (1)

tujuan wawancara, (2) informasi penting yang disampaikan narasumber. Bila

penjelasan terkait dengan sebuah topik, hendaknya dari awal pewawancara atau

penyimak sudah mempelajari topik tersebut atau sudah mengetahui topic

wawancara sehingga terpandu dalam mendengarkan penjelasan narasumber. Hal-

hal penting dalam informasi yang disampaikaan oleh narasumber adalah kata

93

Page 94: materi menyimak

kunci atau kata utama yang berupa kalimat utama tau kalimat paling penting

diantara penjelasan-penjelasan tersebut.

Laporan wawancara dapat disusun dalam bentuk transkrip atau

penyalinan kalimat per kalimat yang disampaikan oleh narasumber dan penanya.

Selain itu laporan wawancara juga dapat disusun dalam bentuk yang lebih

menarik dengan cara menyususn laporan wawancara dalam bentuk uraian yang

dikemukakan dengan gaya pelapor sendiri dan dilengkapi dengan judul.

Contoh Wawancara

Flu burung dapat Dicegah dengan Menjaga Kebersihan

Tujuan Wawancara : Mengetahui informasi tentang flu burung

Narasumber : Kepala Puskesmas Tegalgondo, Karangploso,

Malang

Selamat siang. Apa kabar Bu?

Saya tidak mengganggu tugas ibu sebagai kepala Puskesmas, kan?

Pagi juga. Baik-baik saja. Tentu saja tidak mengganggu. Ada apa, ya?

Kami ingin mendapatkan informasi tentang flu burung. Mengapa

penyakit tersebut dinamakan flu burung?

Karena penyebabnya memang virus influensa unggas (kelompok burung).

Bagaimana tanda-tanda flu burung?

Gejalanya macam-macam dan bergantung pada penderitanya. Artinya,

gejala antara orang satu dan lainnya bisa berbeda. Secara umum,

gejalanya seperti flu biasa, tetapi cepat memburuk menjadi radang paru-

paru.

94

Page 95: materi menyimak

Jadi, gejalanya demam, pilek dan batuk?

Iya! Gejalanya demam, pilek, batuk, sakit kepala, sakit tenggorok, sesak,

muntah, nyeri perut, dan nafsu makan berkurang.

Apakah flu burung dapat menular, Bu?

Dapat. Penularan flu burung dari unggas ke manusia. Penularan

antarmanusia belum terbukti.

Bagaimana mencegah flu burung, Bu?

Flu burung dapat dicegah dengan membiasakan hidup bersih dan sehat.

Biasakan mencuci tangan dengan sabun. Terlebih setelah memegang

binatang, kamu harus cuci tangan dengan sabun atau cairan antikuman.

Selain itu, jika sedang berurusan dengan unggas, kamu harus

menggunakan pelindung. Paling tidak, pakailah masker atau penutup

hidung.

Sebelum pamit, adakah pesan Ibu untuk adik-adik?

Adik-adik harus dapat menjadi duta kesehatan. Biasakan hidup bersih.

Selain itu, rajin belajar agar pintar!

Terima kasih, Bu!

III. Rangkuman

Tujuan utama menyimak adalah mendapatkan informasi dari wacana

lisan yang disimak. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan menyimak

dapat dilakukan dengan memperbanyak latihan menyimak dan mengulang

kembali inti menyimak.

95

Page 96: materi menyimak

Teknik menyimak yang baik sangat tergantung dari karakteristik wacana

lisan yang disimak. Wacana lisan berita berisi penyampaian informasi singkat

tentang suatu peristiwa. Oleh karena itu, perhatian penyimak tentang peristiwa

apa, siapa yang terlibat dalam peristiwa, kapan dan dimana terjadinya peristiwa,

mengapa peristiwa terjadi, dan bagaimana peristiwa tersebut terjadi menjadi hal

utama yang harus diperhatikan penyimak.

Dalam menyimak pengumuman, pemahaman penyimak terhadap situasi

yang melatari diumumkannya pengumuman itu sangat penting. Dalam pembacaan

pengumuman lisan, seorangpenyimak hendaknya memfokuskan perhatiannya

pada aspek-aspek yang diumumkan.

Dalam menyimak iklan, penyimak harus memiliki kesadaran penuh

bahwa iklan adalah wacana yang bersifat persuasif. Kesadaran tersbeut penting

agar seorang penyimak tidak mudah terpersuasi iklan yang disimaknya.

Menyimak ceramah, pidato, dan khutbah dimaksudkan untuk

mendapatkan informasi tentang topik yang disampaikan. Oleh karena itu perhatian

pada pesan ceramah, pidato, dan khutbah harus menjadi perhatian utama seorang

penyimak.

IV. Latihan

1. Dengarkan sebuah berita dalam sebuah acara berita di radio dan tulis kembali

inti berita tersbeut dalam sebuah paragraf.

2. Dengarkan sebuah ceramah dalam salah satu acara di radio dan laporkan

simakan Anda dalam bentuk rangkuman!

3. Saksikan acara dialog di televisi, laporkan dalam bentuk ringkasan!

96

Page 97: materi menyimak

97

Page 98: materi menyimak

BAB IV

PENGAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK

I. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa diharapkan dapat merancang pembelajaran menyimak dengan

memperhatikan karakteristik menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa

yang bersifat reseptif.

II. Materi Pembelajaran

A. Pertimbangan dalam Mengajarkan Menyimak

Menyimak dapat dikatakan sebagai sebuah sarana untuk memulai produksi

bahasa lisan. Akan tetapi, Rivers (dalam Mudjianto dan Susanto, 2010)

menyatakan bahwa menyimak terletak pada satu level yang sama dengan tiga

keterampilan berbahasa lainnya (berbicara, membaca, dan menulis) dan

keempatnya saling berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu, keempat

kemampuan dianggap harus diajarkan secara bersamaan agar praktik pada

kemampuan yang satu dapat menguatkan dan mengembangkan kemampuan yang

lain.

Menyimak juga dipandnag sebagai sumber utama dari input linguistic

yang mengaktifkan/memicu terjadinya proses pembelajaran bahasa (Mudjianto

dan Susanto, 2010). Prinsip yang mendasari pandnagan ini adalah bahwa setiap

siswa pertama-tama harus mengembangkan kemampuan untuk memahami dan

mengolah bahasa lisan sebelum diminta berbicara. Input bahasa lisan yang masuk

ke dalam diri siswa ini akan mengaktifkan/memicu terjadinya proses-proses

98

Page 99: materi menyimak

mental internal dalam diri siswa dan ini selanjutnya akan menciptakan system

bahasa dalam pikiran siswa yang bisa muncul dalam bentuk ucapan-ucapan

spontan. Pandangan seperti ini terfokus pada masalah pemahaman dengan cara

menekankan adanya kemiripan antara pemerolehan bahasa pertama dengan

pembelajaran bahasa kedua.

Tingkat kemahiran dalam menyimak juga dapat dikelompokkan atas

beberapa tingkatan seperti halnya dalam pembeaharan bahasa ummnya, yaitu

pemula, mengah, lanjut, dan superior. Hal ini berarti bahan ajar menyimak untuk

tiap tingkat penguasaan bahasa berbeda. Perbedaan tersebut didasarkan atas

berbagai criteria yang terkait dengan jenis wacana lisan, kesesuaian topic,

kesederhanan kalimat, pilihan kata, dan jenis respon yang diminta.

Lund (1990) menetapkan lima unsur yang harus dipertimbangkan dalam

merancang tugas-tugas menyimak. Unsur-unsur tersebut meliputi (1) aspek-aspek

dari pesan yang bisa jadi berisaha diproses oleh pendengar: identifikasi pesan,

orientasi pesan, pemahaman terhadap ide utama dari pesan, pemahaman terhadap

rincian-rincian dari pesan, pemahaman secara penuh terhadap pesan, dan

replikasi; (2) respon yang diberikan oleh pendengar; (3) tipe teks, seperti iklan,

berita, percakapan, bertelefon; (4) topic teks, seperti makanan, pakaian,

perjalanan; dan (5) metode penyajian teks, seperti kegiatan pramenyimak,

rekaman audio, atau video.

Richards (1983) juga menegaskan bahwa guru perlu memperhatikan

fungsi-fungsi interaksional dan fungsi-fungsi transaksional dari bahasa.

Penggunaan bahasa secara interaksional adalah penggunaan bahasa untuk

keperluan social dari bahasa seperti member salam, member pujian, bergurau,

99

Page 100: materi menyimak

menggunakan penanda-penanda jarak social antarpenutur dan melakukan

percakapan serius atau sekedar ngobrol bersama teman untuk melewatkan waktu.

Sementara penggunaan bahasa secara transakksional adalah ketika bahasa

digunakan untuk menyampaikan informasi, seperti misalnya memberi petunjuk,

member nasehat, meminta sesuatu, memberikan kuliah tentang topic tertentu dan

memberikan informasi tentang berita tertentu.

Lebih lanjut, Richards (1983) menekankan bahwa perlu dibuat kriteria-

kriteria untuk mengevaluasi cocok tidaknya kegiatan menyimak tertentu dengan

tingkat kemampuan siswa dan untuk mengetahui apakah konteks materi

menyimak yang diberikan realistis. Kriteria-kriteria tersebut dirancang dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1) Apakah kegiatan menyimak itu memerlukan keterampilan dan perilaku bahasa

yang memiliki hubungan dengan kemampuan menyimak dalam dunia nyata

dan bukan hanya sekedar dilakukan siswa berdasarkan kemampuan lain

(seperti kemampuan deskriminasi visual atau tingkat kecerdasan umum)?

2) Apakah kegiatan menyimak itu benar-benar tertuju pada proses menyimak itu

sendiri dan bukan pada kemampuan siswa untuk mengingat fakta, rincian atau

kejadian sehingga lebih terkait dengan kemampuan mengahafal siswa?

3) Apakah tugas menyimak itu (seperti yang menggunakan teknik cloze, pilihan

ganda, membuat ringkasan lisan atau tertulis) adalah kegiatan yang

biasa/umum/sering terjadi dalam situasi-situasi dunia nyata?

4) Apakah tugas menyimak itu diberikan sebagai sebuah strategi pengajaran

(misalnya untuk memeriksa tingkat pemahaman siswa dalam tahap

pramenyimak) ataukah dimaksudkan untuk menguji kemmapuan siswa

100

Page 101: materi menyimak

(misalnya mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemahaman setelah siswa

mendengarkan teks)?

5) Sejauh mana teks yang digunakan dalam kegiatan menyimak itu mirip dengan

bahasa yang digunakan penutur asli dalam dunia nyata?

B. Tahapan-tahapan dalam Pembelajaran Menyimak

Mujdianto dan Susanto (2009) menyajikan sebuah rencana berurutan

dalam empat tahap yang dapat digunakan untuk mengarahkan siswa dalam

menguasai profisiensi menyimak secara global. Rencana ini didasarkan pada

sebuah model menyimak dari Philips (1984) yang mengintegrasikan keterampilan

menyimak dengan keterampilan kognitif. Rencana ini tidak hanya berisi kegiatan

menyimak saja melainkan juga melibatkan bidang-bidang lain seperti berbicara

dan menulis. Rencana tersebut terbagi dalam empat tahap, yaitu (1) tahap

persiapan, (2) tahap menyimak secara sekilas, (3) tahap pemahaman, dan (4) tahap

transfer.

Tahap persiapan atau prapengajaran merupakan tahap siswa

mendengarkan sebuah pengantar singkat tentang teks ynag akan diperdengarkan.

Pada tahap ini, siswa dapat diberitahu tentang judul teks, kalimat pertama dari

teks atau beberapa kutipan dari teks, kemudian siswa diminta mendiskusikan apa

kira-kira isi teks, apa kira-kira kosakata yang digunakan dalam teks, bagaimana

strukturnya, dan bagaimana kira-kira cara pengorganisasian teks. Dengan cara ini,

siswa mengaktifkan pengetahuan latar belakang, schemata atau skrip yang

dimilkinya.

101

Page 102: materi menyimak

Tahap menyimak secara sekilas (skimming dan scanning) merupakan

tahap siswa mendnegarkan teks dengan tujuan untuk menangkap garis besar teks

itu tanpa perlu menangkap semua rinciannya, misalnya ketika siswa

mendnegarkan berita, pengumuman, wawancara, atau iklan. Dapat pula siswa

diminta mencari informasi tertentu dalam teks yang diperdengarkan, misalnya

seberapa besar kemungkinan terjadinya hujan menurut sebuah berita cuaca, lokasi

penjualan pakaian dnegan diskon yang disiarkan dalam iklan, atau nama-nama

orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa yang diberitakan.

Pada tahap pemahaman, siswa menerima masukan yang diberikan

dengan cara memerikasa pemahaman siswa terhadap keseluruhan teks. Latihan-

latihan pemahaman ini bisa menggunakan berbagai macam metode respon, baik

lisan maupun tulis, seperti misalnya siswa diminta untuk menulis ringkasan,

memilih judul yang tepat, atau menentukan ide utama dari teks, mengisi

diagram/bagan/gambar dengan menggunakan informasi yang didapatkan dari teks

lisan).

Tahap terakhir adalah tahap transfer. Integrasi keterampilan pada tahap

ini semakin penting karena pemahaman terhadap materi yang disimak hanya dapat

diketahui dari respon yang diberikan penyimak. Pada tahap ini siswa dapat

menjabarkan teks yang ia dengar ke dalam bahasa lisan atau tulis dengan cara

mengungkapkan perasaan dan sikap mereka mengenai topik.

Respon pascamenyimak tidak hanya dalam bentuk lisan dan tulis, tetapi

dapat juga berupa tindakan atau respon fisik seperti yang dideskripsikan Lund

(1990). Pendengar dapat memberikan respon lewat salah satu dari sembilan

kemungkinan reaksi berikut, yaitu (1) memberikan reaksi secara fisik dengan

102

Page 103: materi menyimak

melakukan sesuatu, (2) memberi reaksi dengan memilih sesuatu (dari beberapa

alternative seperti memilih gambar, memilih objek, memilih tindakan yang akan

diambil atau memilih grafik), (3) member reaksi dengan mentransfer (yaitu

menerima informasi dalam bnetuk tertentu, kemudian mengungkapkannya ke

dalam bnetuk gambar atau dengan membuat peta), (4) member reaksi dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang teks, (5) member reaksi dengan

memampatkan pesan, seperti dengan membuat ringkasan atau membuat abstrak

secara tertulis, (6) member reaksi dengan memperluas teks seperti membuat

penutup/kesudahan dari sebuah cerita yang belum lengkap atau menentukan

pemecahan dari suatu masalah, (7) menduplikasi pesan ke dalam bentuk lain,

misalnya menulis dengan didikte, mengulang secara lisan atau menterjemahkan

pesan, (8) membuat laporan tentang sebuah cirri tertentu dari teks seperti misalnya

intonasi-intonasi yang digunakan dalam teks itu atau mencoba untuk contoh

serupa dari keseluruhan teks, misalnya membuat laporan cuaca berdasarkan berita

cuaca yang didengar dari radio, dan (9) bercakap-cakap secara interaktif dengan

rekan mengenai isi dari teks lisan.

Urutan empat tahap untuk menyarikan makna wacana lisan tersebut

memungkinkan siswa untuk menerapkan berbagai strategi kognitif yang diarahkan

untuk menemukan pesan dari penutur. Dengan cara ini, menurut Rixon (dalam

Mudjianto dan Susanto, 2009) diharapkan penyimak dapat (1) memprediksi atau

mengantisipasi materi dari pesan ketika mereka melakukan tahap pramenyimak

atau persiapan, (2) memantau kesenjangan-kesenjangan/kekurangan-kekurangan

pada pesan yang didengar berdasarkan makna yang disiapkan selama tahap

menyimak sekilas atau pada tahap pemahaman, (3) menentukan mana aspek-

103

Page 104: materi menyimak

aspek yang relevan dan mengabaikan aspek-aspek yang tidak relevan dari pesan

selama tahap pemahaman, dan (4) memerikasa akurasi dari pemahaman dan tahap

transfer/integrasi.

III. Rangkuman

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.

Pembelajaran menyimak dapat dilakukan secara massal. Dalam pembelajaran

menyimak, sebuah wacana lisan dapat diperdengarkan untuk semua siswa dala

kelas. Dengan demikian, daam pembelajaran menyimak waktu dapat diefektifkan

sehingga dalam sebuah pembelajaran menyimak siswa dapat berlatih menyimak

beberapa wacana sekaligus.

IV. Latihan

1. Bacalah standar isi salah satu kelas pada salah satu jenjang pendidikan

(misalnya kelas 1 SMK) dan daftarlah kompetensi dasar menyimak yang ada!

2. Ambil salah satu kompetensi dasar menyimak pada salah satu kelas pada salah

satu jenjang pendidikan dan rancanglah latihan menyimak terkait kompetensi

dasar tersebut!

104

Page 105: materi menyimak

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khaidir. 1984. Fungsi dan Peranan Bahasa. Yogyakarta: Gajahmada Universty Press.

Anderson, P.S. 1972. Language Skills in Elementary Education. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.

Farhad, M dan Farouk, A. 2005. Khutbah Jumat, Sepanjang Masa. Menuju Bahagia Dunia Akhirat. Surabaya: Amelia.

Fitrin, N. 1 Januari 2010. Selalu Ingat Nama Kyai yang telah Meninggal. Jawa Pos, hlm. 21 dan 31.

Khulaifi dan Wahhab. 2007. Kumpulan Khutbah Jum’at. Surabaya: Arkola.

Kries. 2009. Pengertian Berita (online) (online) http://www.kries07.blogspot

Mono, Henny. 2001. Praktik jurnalistik, Teknik Meliput dan Menulis Berita. Malang: Forum Kajian Indonesia.

Arismunandar, S. 2007. Teknik Penulisan Berita untuk Media TV (Bagian 1). Netsains.Com. Diakses 14 Oktober 2011.

Oka, I.G.N dan Basuki. Retorika, Kiat Bertutur. ---. Malang: YA3.

Rachmadi, F. 1992. Public Relation dalam Teori dan praktik: Aplikasi dalam Badan

Soedjiatno. 1986. Menyimak Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Sunaryo dan Sunarjo, Djoenasih S. 1983. Komunkasi, Persuasi danRetorika. Yogyakarta: Liberty.

Tarigan, H.G. 1990. Menyimak Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

105

Page 106: materi menyimak

MENYIMAK

SEBUAH KETERAMPILAN BERBAHASA

Oleh

Azizatuz Zahro

UNIVERSITAS NEGERI MALAG

FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

Agustus 2011

106

Page 107: materi menyimak

107