43
MATERI INTI 5 ASESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING I. DESKRIPSI SINGKAT Proses pendidikan yang sedang ditempuh seorang mahasiswa seringkali tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Mahasiswa mungkin harus menghadapi dan berupaya untuk menyelesaikan berbagai permasalahannya, sehingga dikhawatirkan dapat menghambat penyelesaian studinya. Dibutuhkan layanan bimbingan dan konseling untuk membantu mahasiswa tersebut. Pemahaman terhadap latar belakang permasalahan mahasiswa diperlukan agar efektivitas layanan dapat dirasakan. Untuk itulah diperlukan kegiatan asesmen dalam layanan bimbingan dan konseling yang merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data tentang mahasiswa dan lingkungannya. Melalui kegiatan asesmen dapat diperoleh data yang diperlukan untuk membantu mengenal, melengkapi dan mendalami pemahaman tentang mahasiswa, sehingga layanan bimbingan dan konseling yang akan diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang akan tertuang dalam program bimbingan dan konseling. Kegiatan asesmen tidak hanya dilakukan kepada mahasiswa namun dilakukan pula pada lingkungan. Asesmen pada lingkungan terkait dengan mengetahui harapan dari lembaga pendidikan -pendidikan tinggi kesehatan- dan masyarakat, sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan program 1

Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

  • Upload
    anddy

  • View
    127

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manjddjbhhfbbc ndnhdbbdhdndhfhbhjfn

Citation preview

Page 1: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

MATERI INTI 5

ASESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

I. DESKRIPSI SINGKAT

Proses pendidikan yang sedang ditempuh seorang mahasiswa seringkali tidak

berjalan sebagaimana yang diharapkan. Mahasiswa mungkin harus menghadapi

dan berupaya untuk menyelesaikan berbagai permasalahannya, sehingga

dikhawatirkan dapat menghambat penyelesaian studinya. Dibutuhkan layanan

bimbingan dan konseling untuk membantu mahasiswa tersebut. Pemahaman

terhadap latar belakang permasalahan mahasiswa diperlukan agar efektivitas

layanan dapat dirasakan. Untuk itulah diperlukan kegiatan asesmen dalam

layanan bimbingan dan konseling yang merupakan proses mengumpulkan,

menganalisis, dan menginterpretasikan data tentang mahasiswa dan

lingkungannya. Melalui kegiatan asesmen dapat diperoleh data yang diperlukan

untuk membantu mengenal, melengkapi dan mendalami pemahaman tentang

mahasiswa, sehingga layanan bimbingan dan konseling yang akan diberikan

dapat sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang akan tertuang dalam program

bimbingan dan konseling. Kegiatan asesmen tidak hanya dilakukan kepada

mahasiswa namun dilakukan pula pada lingkungan. Asesmen pada lingkungan

terkait dengan mengetahui harapan dari lembaga pendidikan -pendidikan tinggi

kesehatan- dan masyarakat, sarana dan prasarana yang mendukung

pelaksanaan program bimbingan dan konseling, ketersediaan dan kualifikasi

tenaga bimbingan dan konseling serta kebijakan lembaga pendidikan.

Informasi tentang kondisi mahasiswa dan lingkungan yang diperoleh melalui

asesmen akan digunakan sebagai dasar dalam perancangan program bimbingan

dan konseling di perguruan tinggi kesehatan.

Sebagai tenaga pengajar yang berperan sebagai pembimbing akademik di

lingkungan pendidikan tinggi kesehatan yang selalu berinteraksi dengan

mahasiswa, pengetahuan tentang asesmen dalam Bimbingan dan Konseling

tampaknya diperlukan untuk lebih mengenal dan memahami mahasiswa dan

lingkungan agar dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling yang

1

Page 2: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan dalam perancangan program

bimbingan dan konseling.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU )

Setelah pembelajaran selesai peserta mampu mengajarkan dan menerapkan

asesmen dalam Bimbingan dan Konseling

B. Tujuan Pembelajaran Khusus ( TPK )

Setelah pembelajaran selesai peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep dasar asesmen dalam Bimbingan dan Konseling.

2. Menjelaskan instrumen non tes wawancara .

3. Menjelaskan instrumen non tes observasi.

I. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:

A. Konsep Dasar Asesmen dalam Bimbingan dan Konseling

Sub pokok bahasan :

1. Pengertian dan tujuan asesmen.

2. Kedudukan asesmen dalam BK.

3. Bentuk-bentuk asesmen.

4. Perbedaan asesmen teknik nontes dan teknik tes.

5. Kode Etik penggunaan asesmen.

B. Instrumen non tes wawancara

Sub pokok bahasan:

1. Pengertian dan tujuan wawancara.

2. Jenis-jenis wawancara

3. Peran pewawancara.

4. Prosedur pelaksanaan wawancara.

5. Kelebihan dan kekurangan wawancara

2

Page 3: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

C. Instrumen non tes observasi

Sub Pokok Bahasan:

1. Pengertian dan tujuan observasi

2. Jenis-jenis observasi

3. Peran observer

4. Alat pencatat observasi

5. Prosedur pelaksanaan observasi

6. Kelebihan dan kekurangan observasi

II. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Terdapat 3 ( tiga ) pokok bahasan yang akan dibahas yaitu tentang konsep dasar

asesmen dalam Bimbingan dan Konseling, instrumen non tes wawancara dan

instrumen non tes observasi. Selanjutnya kepada peserta latih diberikan

penugasan berupa latihan membuat atau menyusun pedoman wawancara dan

pedoman observasi.

Pada pokok bahasan 1 tentang konsep dasar asesmen dalam Bimbingan dan

Konseling, pembahasan meliputi: pengertian dan tujuan, kedudukan asesmen

dalam Bimbingan dan Konseling, bentuk - bentuk, perbedaan asesmen teknik

non tes dan teknik tes, dan kode etik penggunaan asesmen.

Pada pokok bahasan 2, tentang instrumen non tes wawancara , pembahasan

meliputi : pengertian dan tujuan, jenis, peran pewawancara, prosedur

pelaksanaan dan kelebihan dan kekurangan wawancara.

Pada pokok bahasan 3, tentang instrumen non tes observasi, pembahasan

meliputi : pengertian dan tujuan, jenis, peran observer, alat pencatatan, prosedur

pelaksanaan dan kelebihan dan kekurangan observasi.

Selanjutnya diberikan penugasan sebagai latihan membuat pedoman wawancara

dan pedoman observasi.

1. Membuat pedoman wawancara terstruktur

2. Membuat pedoman wawancara tidak terstruktur

3. Membuat pedoman observasi dengan catatan anekdot

3

Page 4: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

Langkah 1 :Pengantar, perkenalan dan penjelasan tujuan pembelajaran.

Fasilitator memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan

pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.

Langkah 2: Pembahasan tentang konsep dasar

asesmen dalam Bimbingan dan Konseling

Proses pembelajaran di awali dengan melakukan curah pendapat

tentang konsep dasar asesmen dalam BK. Selanjutnya fasilitator

menjelaskan materi tentang konsep dasar asesmen dalam BK

dengan menggunakan power point dan memberikan kesempatan

tanya jawab kepada peserta latih.

Langkah 3: Pembahasan tentang instrumen non

tes wawancara.

Pembahasan diawali dengan curah pendapat tentang konsep dasar

instrumen non tes wawancara, dan dilanjutkan dengan penjelasan

tentang materi dengan menggunakan power point dan memberikan

kesempatan tanya jawab kepada peserta latih.

Langkah 4: Pembahasan tentang instrumen non

tes observasi.

Pembahasan diawali dengan curah pendapat tentang konsep dasar

instrumen non tes observasi, dan dilanjutkan dengan penjelasan

tentang materi dengan menggunakan power point dan memberikan

kesempatan tanya jawab kepada peserta latih.

Langkah 5: Latihan membuat pedoman

wawancara dan pedoman observasi.

Tahapan :

1. Peserta dibagi dalam 6 kelompok

2. Tiap kelompok mengerjakan tugas yang diberikan

3. Kelompok 1 dan 2 : membuat pedoman wawancara terstruktur

Kelompok 3 dan 4 : membuat pedoman wawancara tidak terstruktur

Kelompok 5 dan 6 : membuat pedoman observasi dengan catatan anekdot

4

Page 5: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

4. Presentasi hasil kerja kelompok dan feedback dari fasilitator

Secara bergantian pasangan-pasangan kelompok mempresentasikan hasil

kerja kelompok. Salah satu sebagai kelompok penyaji, dan 1 kelompok

lainnya sebagai kelompok pendamping. Tugas kelompok pendamping adalah

melengkapi informasi yang kurang atau belum disampaikan oleh kelompok

penyaji tentang tugas yang dikerjakan.

Setelah kelompok penyaji menyampaikan presentasi, diberikan kesempatan

kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapannya, selanjutnya

fasilitator memberikan feedback. Demikian seterusnya sampai semua

kelompok menyampaikan presentasinya.

III. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN :

A. KONSEP DASAR ASESMEN DALAM BK

1. PENGERTIAN ASESMEN

Asesmen merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan meng-

interpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan

lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran

tentang berbagai kondisi individu dan lingkungannya sebagai bahan dasar

untuk memahami individu dan untuk pengembangan program layanan

bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan.

Melalui asesmen yang dilakukan kepada mahasiswa, akan diperoleh data-

data yang berguna untuk lebih mengenal dan memahami kondisi

mahasiswa. Data-data yang dikumpulkan adalah : identitas mahasiswa

seperti nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, alamat tempat

tinggal, pendidikan; latar belakang keluarga; karakteristik mahasiswa,

seperti aspek-aspek fisik terkait dengan kesehatan dan keberfungsiannya,

kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya

terkait dengan pilihan studi lanjutan, bidang pekerjaan, olah raga, seni, dan

keagamaan, masalah-masalah yang dialami, kepribadian, atau tugas-tugas

perkembangannya.

5

Page 6: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

TUJUAN ASESMEN

Tujuan asesmen adalah untuk mendapatkan data- data tentang

mahasiswa secara lebih luas, lengkap, dan mendalam sehingga diperoleh

gambaran tentang mahasiswa tersebut secara komprehensif.

2. KEDUDUKAN ASESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Asesmen memiliki kedudukan yang strategis dalam kerangka kerja

bimbingan dan konseling. Karena memiliki posisi sebagai dasar dalam

perancangan program bimbingan dan konseling yang sesuai kebutuhan,

dimana kesesuaian program dan gambaran komprehensif mahasiswa

dapat mendorong pencapaian tujuan pelayanan bimbingan dan konseling

yang diberikan. Melalui asesmen yang dilakukan kepada mahasiswa akan

diperoleh gambaran permasalahan yang dihadapi mahasiswa yang

mencerminkan adanya kebutuhan yang diperlukan, sehingga dapat

dijadikan acuan untuk menyusun suatu program layanan bimbingan dan

konseling yang berorientasi pada kebutuhan mahasiswa. Demikian pula

dengan asesmen yang dilakukan terhadap lingkungan pendidikan

mahasiswa diharapkan dapat memperoleh informasi tentang kebutuhan

lingkungan mahasiswa terhadap layanan bimbingan dan konseling. Data-

data yang dapat dikumpulkan antara lain tentang: harapan lembaga

pendidikan dan masyarakat (tenaga pengajar dan orang tua mahasiswa),

sarana dan prasarana pendukung program bimbingan dan konseling,

kompetensi yang diharapkan dimiliki mahasiswa melalui layanan

bimbingan dan konseling, kualifikasi tenaga bimbingan yang tersedia, dan

kebijakan lembaga pendidikan.

3. BENTUK - BENTUK ASESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Asesmen dalam bimbingan dan konseling dibedakan menjadi asesmen

teknik nontes dan asesmen teknik tes. Asesmen teknik nontes lebih sering

digunakan oleh petugas bimbingan dan konseling karena prosedur

perancangan, pengadministrasi-an, pengolahan, analisis dan

penafsirannya relatif lebih sederhana bila dibandingkan dengan asesmen

teknik tes. Bentuk-bentuk asesmen nontes adalah : Daftar Cek Masalah

( DCM ), Alat Ungkap Masalah ( AUM ), Alat Ungkap Masalah Belajar

6

Page 7: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

(AUM PTSDL), Sosiometri, Wawancara, Observasi, dan Inventori Tugas

Perkembangan ( ITP ).

Sedangkan asesmen tenik tes digunakan oleh petugas bimbingan dan

konseling yang telah memiliki sertifikat untuk menggunakan asesmen

teknik tes. Kondisi ini bukan berarti petugas bimbingan dan konseling yang

belum/tidak memiliki sertifikat tidak dapat menggunakannya, upaya yang

dapat dilakukan adalah dengan cara bekerjasama atau melakukan referal

kepada lembaga psikologi yang memiliki kewenangan tersebut. Lembaga

psikologi akan melakukan tes psikologis sesuai dengan kebutuhan dan

akan menyerahkan hasil analisisnya.

Bentuk-bentuk asesmen tes seperti tes kecerdasan, tes bakat, tes minat,

tes kepribadian, tes kemampuan kerja dan tes kematangan sosial dan lain

lain.

4. PERBEDAAN ASESMEN TEKNIK NONTES DAN TEKNIK TES

Asesmen teknik nontes tidak memerlukan prosedur penyusunan yang

terstandar. Dapat dibuat atau dirancang oleh petugas bimbingan dan

konseling sesuai dengan kebutuhan. Beberapa diantaranya dirancang

dengan melalui tahap uji coba untuk mengetahui tingkat kesahihan dan

tingkat keterandalannya atau validitas dan reliabilitasnya.

Berbeda dengan asesmen teknik non tes, asesmen teknik tes memiliki

beberapa karakteristik antara lain:

a. Standardisasi, instrumen tersebut memiliki keseragaman cara

penyelenggaraan dan penskorannya. Suatu tes yang terstandard

memiliki buku dan manual tes yang berisi petunjuk rinci bagi

penyelenggaraan setiap tes.

b. Bersifat obyektif, penyelenggaraan, penilaian, dan interpretasi skor

berdasarkan hasil yang diperoleh dan tidak dipengaruhi oleh penilaian

subyektif penguji.

c. Reliabel atau andal, artinya tes harus memiliki konsistensi terhadap

hasilnya.

7

Page 8: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

d. Valid, tes tersebut mampu mengukur apa yang memang hendak diukur,

menggambarkan sejauh mana tes tersebut mampu memenuhi

fungsinya.

5. KODE ETIK PENGGUNAAN ASESMEN

Pelaksanaan kegiatan asesmen dalam BK hendaknya mengikuti aturan

dan ketentuan yang berlaku dalam kode etik penggunaan asesmen dalam

BK. Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) merupakan

kode etik testing, yaitu suatu jenis tes hanya diberikan oleh petugas

bimbingan dan konseling yang berwenang menggunakan dan menafsirkan

hasilnya.

Kode etik tersebut adalah :

a. Testing dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat atau

cirri kepribadian subjek untuk kepentingan pelayanan.

b. Konselor wajib memberikan orientasi yang tepat kepada konseli dan

orangtua mengenai alasan digunakannya tes di samping arti dan

kegunaannya.

c. Penggunaan suatu jenis tes wajib mengikuti secara ketat pedoman atau

petunjuk yang berlaku bagi tes tersebut.

d. Data hasiln testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain yang telah

diperoleh dari hasil konseli sendiri atau dari sumber lain. Dalam hal ini

data hasil testing wajib diperlakukan setara denga data dan informasi

lain tentang konseli.

e. Hasil testing hanya dapat diberitahukan kepada pihak lain sejauh ada

hubungan dengan usaha bantuan kepada konseli.

POKOK BAHASAN :

B. INSTRUMEN NONTES WAWANCARA

1. PENGERTIAN DAN TUJUAN WAWANCARA

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui komunikasi langsung dengan individu yang diwawancara atau

sumber data. Agar wawancara dapat dilaksanakan secara efektif maka

perlu direncanakan dan disusun secara sistematis. Pewawancara atau

8

Page 9: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

interviewer (pembimbing akademik) mengajukan pertanyaan-pertanyaan

secara langsung tanpa perantara kepada individu yang diwawancarai atau

interviewee (mahasiswa) dan interwiewee memberikan jawaban langsung

dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan dapat tentang diri mahasiswa ataupun tentang

segala sesuatu yang berhubungan dengan mahasiswa.

Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk mendapatkan data yang

diperlukan tentang diri mahasiswa atau hal lain yang berhubungan dengan

mahasiswa.

Wawancara dalam Bimbingan dan Konseling dilakukan oleh petugas

bimbingan dan konseling untuk mendapatkan dan mengumpulkan data

tentang mahasiswa terkait dengan permasalahan yang sedang dihadapi

sehingga dapat memahami berbagai potensi, sikap, pikiran, perasaan,

pengalaman, harapan dan masalahnya serta memahami potensi dan

kondisi lingkungannya baik lingkungan pendidikan, masyarakat maupun

lingkungan kerjanya secara mendalam sehingga diperoleh informasi yang

menyeluruh tentang kondisi mahasiswa.

Wawancara yang dilakukan selain mengumpulkan informasi tentang

mahasiswa secara mendalam, wawancara dapat pula dilakukan untuk

mengumpulkan data tentang kondisi lingkungan mahasiswa. Data atau

informasi yang diperoleh dipergunakan untuk mengidentifikasi struktur

program bimbingan dan konseling di lembaga pendidikan. Data atau

informasi tersebut seperti: siapa saja petugas yang melaksanakan program

bimbingan dan konseling, fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, apa

kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki mahasiswa setelah mendapat

layanan bimbingan dan konseling, siapa saja target dari program,

bagaimana pengaturan atau pengelolaan program bimbingan dan

konseling di lembaga pendidikan ini.

2. JENIS-JENIS WAWANCARA

Jenis-jenis wawancara dapat dikelompokkan menurut responden dan

menurut prosedur.

9

Page 10: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

a. Wawancara menurut responden

Dapat dibedakan menjadi wawancara langsung dan wawancara tidak

langsung. Wawancara langsung dilakukan dengan berhadapan

langsung dengan mahasiswa yang ingin diketahui data-datanya.

Wawancara tidak langsung dilakukan secara langsung tetapi dengan

orang lain yang diharapkan dapat memberikan data atau informasi

tentang mahasiswa yang ingin diketahui data-datanya. Misalkan: dapat

mewawancarai orang tua, teman, tetangga, dan lain lain.

b. Wawancara menurut prosedur

Dapat dibedakan menjadi wawancara terstruktur, tidak terstruktur dan

kombinasi keduanya.

Wawancara terstruktur : ketika melakukan wawancara, pewawancara

telah menyusun pedoman wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan

secara terinci.

Wawancara tidak terstruktur : ketika melakukan wawancara,

pewawancara menggunakan pedoman wawancara yang berisi pokok-

pokok pertanyaan saja, dan mengembangkan sendiri pertanyaan-

pertanyaan sesuai dengan data atau informasi yang diinginkan.

Wawancara kombinasi : pewawancara dapat menggunakan sekaligus

kedua jenis wawancara dengan tujuan untuk mendapatkan data atau

informasi yang maksimal dari individu.

3. PERAN PEWAWANCARA

Keberhasilan melakukan wawancara sangat ditentukan oleh peran dari

pewawancara. Peran dimulai sejak awal, pertengahan hingga akhir dari

wawancara yang dilakukan. Keberhasilan melakukan wawancara akan

menghasilkan data atau informasi yang lengkap, mendalam, obyektif dan

akurat. Pewawancara hendaknya dapat membawa suasana wawancara

berjalan secara terbuka, akrab dan menyenangkan sehingga wawancara

dapat berjalan lancar dan tujuan wawancara tercapai.

Di awal wawancara pewawancara hendaknya mampu membangun

hubungan baik dengan individu dengan menjelaskan terlebih dahulu tujuan

10

Page 11: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

dari wawancara yang akan dilakukan, lama wawancara, dan menjelaskan

adanya asas kerahasiaan terhadap seluruh informasi yang akan diberikan.

Selanjutnya pada bagian inti wawancara, pewawancara mengajukan

pertanyan-pertanyaan yang telah disiapkan melalui pedoman wawancara

yang telah disiapkan dengan hati-hati, teliti dan menggunakan kalimat yang

sederhana dan jelas. Agar individu dapat menangkap dan memahami serta

memberikan informasi sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

Selama proses wawancara berlangsung, dapat dilakukan pencatatan

terhadap hasil wawancara melalui alat rekam yang telah disiapkan dengan

terlebih dahulu memberitahukan kepada individu bahwa alat rekam hanya

digunakan untuk kepentingan wawancara dan kepentingan individu agar

seluruh informasi yang telah diberikan dapat secara lengkap diketahui dan

dipahami secara menyeluruh. Namun apabila individu menolak maka

pencatatan dapat segera dilakukan setelah wawancara selesai.

Pada tahap penutupan, pewawancara mengakhiri proses wawancara

dengan membuat kesimpulan dari wawancara yang dilakukan, dan apabila

masih diperlukan wawancara berikutnya dapat membuat kesepakatan

bersama dengan individu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pewawancara dalam bidang

Bimbingan dan Konseling, adalah bahwa proses wawancara yang

dilakukan selain bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi

tentang individu atau mahasiswa secara mendalam sehubungan dengan

permasalahan yang sedang dihadapi, sekaligus dapat digunakan untuk

membangun hubungan baik atau rapport dengan individu, meningkatkan

intensitas hubungan, mendorong kemampuan untuk membuka diri,

meningkatkan pemahaman, dan mengembangkan kemampuan dalam

menerima, dan mengembangkan kepercayaan antara pewawancara

dengan mahasiswanya. Sehingga diharapkan adanya keterbukaan pada

diri mahasiswa terhadap permasalahan-permasalahan yang sedang

dihadapi dan memudahkan pembimbing akademik untuk mengetahui dan

memahami dengan benar permasalahan yang sedang dihadapi mahasiswa

yang dibimbingnya.

11

Page 12: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

4. PROSEDUR PELAKSANAAN WAWANCARA

Pelaksanaan wawancara hendaknya memperhatikan prosedur sebagai

berikut:

a. Penyusunan Pedoman Wawancara

b. Pelaksanaan Wawancara

c. Analisis Hasil Wawancara

1. Penyusunan Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara perlu disusun agar proses wawancara dapat terarah

dan data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Langkah

penyusunan pedoman wawancara yaitu:

a. Menetapkan tujuan wawancara.

b. Menetapkan pertanyaan.

c. Membuat butir pertanyaan yang jelas agar mudah dipahami individu.

d. Pertanyaan harus fokus pada informasi yang diinginkan.

e. Pertanyaan jangan memiliki makna ganda.

f. Pertanyaan hendaknya tidak mengandung unsur SARA, dan sugestif.

g. Apabila bentuk wawancara terstruktur maka pertanyaan-pertanyaan

harus disusun secara rinci, dan bila tidak terstruktur dapat dituliskan

pokok-pokok pertanyaannya saja.

2. Pelaksanaan Wawancara

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum wawancara dilakukan:

a. Menetapkan individu yang akan diwawancarai

b. Menetapkan jadwal dan tempat wawancara

c. Menghubungi individu yang akan diwawancarai

d. Melaksanakan wawancara

e. Melakukan verbal setting sebelum wawancara dilakukan dengan

memberikan penjelasan tentang tujuan wawancara, informasi apa

yang dibutuhkan, lama wawancara dilakukan dan jaminan akan

adanya kerahasiaan .

f. Selama proses wawancara, pewawancara hendaknya mampu

melakukan attending skill, mampu bertanya dengan baik, mampu

mendengar aktif dan mampu mencatat hasil wawancara dengan

lengkap.

g. Menutup wawancara dengan membuat kesimpulan hasil wawancara.

12

Page 13: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

3. Analisis Hasil Wawancara

Hasil wawancara yang diperoleh segera dianalisis dengan mengikuti

beberapa tahap di bawah ini:

a. Mengidentifikasi dan mengelompok-kan jawaban individu berdasarkan

pokok pikiran pada pedoman wawancara dan pencapaian tujuan

wawancara.

b. Menganalisis dan mensintesakan hasil jawaban individu sesuai

dengan tujuan wawancara

c. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil sintesis dari berbagai jawaban

individu.

5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN WAWANCARA

1. Kelebihan Wawancara

a. Pertanyaan-pertanyaan yang belum dipahami dapat segera diperjelas

oleh pewawancara hingga individu dapat memahami maksud

pertanyaan tersebut dan memberikan jawaban yang sesuai dengan

pertanyaan.

b. Melalui tatap muka langsung, dapat memberikan peluang untuk

terbinanya hubungan baik diantara pewawancara dengan individu

yang akan besar pengaruhnya bagi kelancaran wawancara.

2. Kekurangan Wawancara

a. Membutuhkan waktu dan tenaga untuk memperoleh data/informasi

b. Diperlukan keahlian dan pengalaman untuk dapat menjadi

pewawancara, khususnya pewawancara di bidang Bimbingan dan

Konseling.

c. Hasil wawancara dapat bersifat subyektif apabila telah terbentuk

prasangka.

d. Hasil wawancara sangat tergantung dengan keterampilan

pewawancara dalam menggali, mencatat dan menganalisa setiap

jawaban individu.

13

Page 14: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

PEDOMAN WAWANCARA

Contoh Pedoman Wawancara Terstruktur

Untuk Asesmen Mahasiswa

Nama : …………………………… L/PPendidikan : ………...…………………….Wawancara ke : ………………………………Tempat : ………………………………Masalah : Hubungan dalam keluarga

yang kurang harmonis

Tujuan : Mendapatkan informasi

tentang kehidupan mahasiswa siswa di rumah

No Pokok

Pertanyaan

Butir Pertanyaan Jawaban

1. Jumlah anggota

keluarga dan

status dalam

keluarga

1. Berapa orang

tinggal di dalam

rumah Anda ?

2. Siapa saja

mereka ?

3. Bagaimana status

hubungannya

dalam keluarga

termasuk status

mahasiswa dalam

keluarga.

4. Dan lain-lain

2. Latar belakang 1. Apakah kedua

14

Page 15: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

sosial ekonomi

keluarga

orang tua Anda

bekerja ?

2. Dimana ayah

Anda bekerja ?

3. Dimana ibu Anda

bekerja ?

4. Siapa saja

anggota keluarga

yang bekerja ?

5. Dimana mereka

bekerja ?

6. Dimana alamat

Anda tinggal ?

7. Apakah rumah

yang ditempati

keluarga milik

sendiri ?

8. Bila kontrak/

sewa, berapa

biaya kontrak 1

tahun ?

9. Siapa yang

menanggung

biaya

kontrak/sewa

15

Page 16: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

rumah ?

10.Apakah keluarga

anda memiliki

kendaraan pribadi

?

11.Apa jenis

kendaraan

tersebut ?

12. Dan lain- lain

3. Pengaturan

pembagian tugas

rumah tangga

dalam keluarga

1. Apakah keluarga

Anda mempunyai

pembantu rumah

tangga ?

2. Berapa orang ?

3. Kalau tidak

mempunyai PRT,

bagaimana

pengaturan

pembagian tugas

rumah tangga ?

4. Anda mendapat

tugas/tanggung

jawab apa ?

5. Apakah semua

anggota keluarga

16

Page 17: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

mendapatkan

tugas ?

6. Menurut Anda

siapa yang paling

banyak

mendapatkan

tugas ?

7. Anda mendapat

tugas apa ?

8. Dan lain-lain

4. Pengaturan

waktu mahasiswa

di rumah

1. Bagaimana anda

mengatur waktu

agar dapat

mengerjakan

semua tugas

tersebut ?

2. Bagaimana

perasaan anda

ketika

mengerjakan

tugas –tugas itu ?

3. Apakah ada yang

membantu Anda

menyelesaikan

tugas itu ?

17

Page 18: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

Siapa ?

4. Kapan Anda

belajar? Berapa

lama ?

5. Dan lain-lain

5. Sikap orang tua

terhadap

mahasiswa

1. Bagaimana sikap

orang tua anda

melihat anda

bekerja ?

2. Pernahkah

mereka melarang

anda bekerja ?

3. Pernahkah

mereka

mengingatkan

waktu belajar

Anda?

4. Dan lain-lain

6. Cara belajar

mahasiswa di

rumah

7. Hubungan sosial

antara anggota

keluarga

8. Dll.

18

Page 19: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

Kesimpulan wawancara :

………………………………………………………...…………………………………………………….......

Jakarta, ......................

Pewawancara,

( )

Contoh PEDOMAN WAWANCARA TIDAK TERSTRUKTUR

UNTUK ASESMEN MAHASISWA

Nama : ……………………………………..L/P

Tempat, tanggal lahir : …...…………………...

Pendidikan : ……………………………………

Wawancara ke : ….……………………………

Permasalahan : Tidak menyukai studi lanjutan di Poltekes.

Tujuan Wawancara : Mengetahui latar belakang permasalahan mahasiswa.

No. Pokok-pokok Pertanyaan Jawaban

1. Kronologis mahasiswa memilih

studi lanjutan di Poltekes

2. Harapan orang tua terhadap

mahasiswa

3. Upaya yang sudah dilakukan

mahasiswa

4. Prestasi belajar yang dicapai

di Poltekes

5. Keinginan dan harapan

19

Page 20: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

mahasiswa terhadap masa

depannya

6. Dan seterusnya …

Kesimpulan Wawancara:

………………………………………………………

………………………………………………………

Jakarta,.…………………

Pewawancara,

( )

POKOK BAHASAN :

C. INSTRUMEN NONTES OBSERVASI

1. PENGERTIAN DAN TUJUAN OBSERVASI

Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan

pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki.

Tujuan observasi atau pengamatan adalah mendapatkan data dari obyek

pengamatan yang sesuai dengan tujuan dilakukannya observasi.

Observasi atau pengamatan dalam bimbingan dan konseling perlu

memperhatikan beberapa hal diantaranya :

1. Observasi yang bertujuan untuk melakukan analisis individual harus fokus

pada satu orang.

2. Observasi hendaknya dilakukan secara intens atau sering dengan terlebih

dahulu menetapkan kriteria spesifik terhadap tujuan observasi. Misalnya

ingin mengobservasi sikap seorang mahasiswa ketika mengikuti

perkuliahan. Maka perlu ditetapkan secara spesifik apa yang dimaksud

dengan sikap tersebut, apakah mahasiswa tersebut mengikuti perkuliahan

dengan sikap positif atau sikap negatif, dan harus dirumuskan dalam

bentuk tingkah laku yang spesifik. Seperti sikap positif yang ditunjukkan

20

Page 21: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan ditandai dengan turut serta

memberikan sumbangan pemikiran, mengajukan pertanyaan kepada

dosen, dan sikap negatif yang ditunjukkan seperti: diam menundukkan

kepala sambil memainkan pena, mengobrol dengan teman sebelah,

melamun, dan lain lain.

3. Pengamatan hendaknya dilakukan pada beberapa periode waktu.

Meskipun tidak ada ketentuan khusus namun semakin sering dan semakin

lama pengamatan dilakukan, maka hasil pengamatan akan lebih baik dan

dapat dipercaya.

4. Pengamatan hendaknya dilakukan dalam situasi-situasi yang berbeda dan

natural. Karena pada situasi natural akan tampak tingkah laku yang

natural pula. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada situasi

berbeda akan diketahui bahwa beberapa tingkah laku tidak akan muncul

karena terhambat oleh situasi atau lingkungan tertentu.

5. Saat pengamatan dilakukan pengamat hendaknya tidak mengabaikan

berbagai kondisi interaksi dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

tingkah laku.

6. Data yang diperoleh melalui hasil observasi hendaknya diintegrasikan

bersama dengan data yang diperoleh melalui instrumen lain agar dapat

dianalisa secara komprehensif.

7. Kondisi pengamatan harus dalam keadaan baik, seperti kondisi pengamat

dan situasi pengamatan agar hasil pengamatan tidak bias.

2. JENIS-JENIS OBSERVASI

Terdapat beberapa jenis observasi berdasarkan pengelompokkannya yaitu:

1. Berdasarkan keterlibatan pengamat: observasi partisipasi, observasi non

partisipasi dan observasi quasi partisipasi.

2. Berdasarkan perencanaan: observasi sistematis/terstruktur,observasi non

sistematis/tidak terstruktur

3. Berdasarkan situasi: observasi bebas, observasi yang dimanipulasi,

observasi yang merupakan perpaduan antara keduanya.

21

Page 22: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

Penjelasan:

1. Observasi partisipasi

Pada observasi ini , observer turut ambil bagian atau melibatkan diri

dalam situasi kehidupan individu yang sedang diamati. Misalkan turut

berpartisipasi pada saat berolah raga, pada saat kerja kelompok,

sehingga dapat mengamati setiap gejala yang menjadi obyek

pengamatan.

2. Observasi non partisipasi

Pada observasi ini observer tidak turut mengambil bagian dalam situasi

individu yang sedang diamati, dan berperan sebagai penonton. Observer

dapat mengamati secara langsung gejala-gejala yang ditampilkan oleh

individu yang sedang diamati. Misalnya mengamati perilaku seorang

mahasiswa ketika sedang mengikuti perkuliahan.

3. Observasi quasi partisipasi

Pada observasi ini observer seolah-olah turut berpartisipasi, namun

sebenarnya hanya berpura-pura atau tidak benar-benar berpartisipasi.

4. Observasi sistematis/terstruktur

Pada observasi ini telah ditetapkan kerangka pengamatan secara

sistematis, seperti: tujuan pengamatan, individu yang akan diamati,

tempat dan waktu pengamatan, frekuensi pengamatan yang akan

dilakukan, metode pencatat pengamatan yang akan

digunakan,menentukan siapa yang akan menjadi pengamat, gejala,

tingkah laku apa yang akan diamati telah ditetapkan kategorinya,

sehingga pengamat tinggal melakukan pengecekan .

5. Observasi non sistematis/tidak terstruktur

Pada obervasi ini, perencanaan tetap dilakukan, namun pembatasan

kategorisasi tidak ditetapkan, sehingga observer diberikan kebebasan

untuk mencatat beberapa hal penting dan menonjol dari gejala-gejala

yang tampak.

6. Observasi bebas

Observasi dilakukan pada situasi bebas yang diikuti oleh individu yang

sedang diamati. Misalnya mengamati aktivitas individu dalam berbagai

situasi di dalam kampus.

22

Page 23: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

7. Observasi yang dimanipulasi

Pada observasi ini situasinya sengaja dikondisikan dengan sengaja agar

perilaku yang diinginkan terjadi.

Jenis pengamatan ini memiliki beberapa ciri yaitu:

a. Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga individu yang diamati tidak

mengetahui sedang dilakukan pengamatan.

b. Dibuat variasi situasi untuk menimbulkan tingkah laku tertentu.

c. Pengamatan dihadapkan pada situasi yang seragam.

d. Faktor-faktor yang tidak diinginkan pengaruhnya dikontrol dengan

cermat

e. Semua reaksi yang muncul dari individu yang diamati dicatat secara

teliti.

Misalkan ingin diketahui bagaimana perilaku kerja sama seorang

mahasiswa dalam kelompoknya. Maka direncanakan program

kegiatannya, tujuan yang ingin dicapai, siapa saja yang akan dilibatkan

dalam kerja kelompok, apa yang harus dilakukan oleh kelompok,

berapa lama kegiatan kelompok dilakukan, dimana kegiatan kelompok

dilakukan, situasi apa yang perlu diciptakan, apa peran observer, dan

selama observasi berlangsung tidak boleh ada intervensi dari pihak

lain.

8. Observasi perpaduan antara observasi bebas dan manipulasi

Pada observasi ini sebagian situasi sengaja dikondisikan agar tetap

terkontrol, dan sebagian tetap dalam situasi bebas.

3. PERAN OBSERVER

Pada pelaksanaan observasi, observer memiliki peran penting yang harus

dilaksanakan. Beberapa peran tersebut adalah:

a. Persiapan, yaitu menetapkan tujuan pengamatan, tingkah laku yang akan

diamati, waktu dan tempat pengamatan, berapa kali pengamatan akan

dilakukan, berapa orang pengamat yang akan dilibatkan, menyiapkan alat

pencatat pengamatan.

b. Pelaksanaan, perlu diperhatikan agar kehadiran observer tidak diketahui

oleh siapapun termasuk oleh subyek pengamatan. Maksudnya adalah

agar tingkah laku yang menjadi tujuan pengamatan dapat ditimbulkan

23

Page 24: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

secara natural dan observer dapat melakukan pengamatan secara

bebas,memusatkan perhatian dan mencatat setiap gejala yang tampak

secara cermat.

c. Pencatatan, selama pengamatan berlangsung hasil pengamatan harus

segera dicatat sesuai alat pencatat yang digunakan secara cermat dan

teliti. Untuk menjaga validitas hasil pencatatan, maka diusahakan agar

observer tidak memasukkan pendapat, pandangan dan penilaian apapun

terhadap situasi dan tingkah laku yang diamati. Selanjutnya hasil

pengamatan dapat didokumentasikan untuk menjaga kerahasiaan dan

hanya digunakan untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling.

d. Penutup, pada tahap ini observer mengakhiri proses pengamatan dengan

melakukan pengecekan terhadap pencatatan yang telah dilakukan atau

melakukan diskusi dengan beberapa pengamat yang terlibat, untuk

menghindari faktor lupa dan obyektifitas hasil pencatatan serta membuat

laporan hasil pengamatan dan mendokumentasikan.

4. ALAT PENCATAT OBSERVASI

Terdapat beberapa alat pencatat observasi, diantaranya adalah catatan anekdot

.

a. Catatan Anekdot

Merupakan alat pencatat pengamatan yang dapat digunakan untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan secara obyektif tingkah laku yang

ditampilkan dan ucapan yang didengar pada situasi tertentu apa adanya.

Deskripsi tersebut seolah-olah merupakan foto dalam bentuk kata-kata.

Beberapa keuntungan untuk penggunaan catatan anekdot:

1. Deskripsi tingkah laku dari individu yang diamati dalam berbagai

situasi akan membantu observer memahami individu dengan lebih

baik.

2. Deskripsi yang akurat tentang tingkah laku individu menghindarkan

observer melakukan penilaian dan generalisasi tanpa fakta dan data.

Memperhatikan beberapa keuntungan dari penggunaan catatan

anekdot sebagai alat pencatat hasil pengamatan maka pada

pelaksanaannya perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

24

Page 25: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

a. Hasil pengamatan harus secara jelas dideskripsikan sesuai konteks

kejadian secara obyektif.

b. Saat mendeskripsikan kejadian,perhatian dipusatkan pada tingkah

laku atau ucapan individu yang diamati, reaksi orang lain

disekitarnya dan konteks kejadiannya. Hindarkan dari prasangka

dan pendapat subyektif pribadi.

c. Batasi deskripsi tingkah laku hanya pada kejadian tertentu saja,

dengan tetap memperhatikan detail penting.

d. Lakukan interpretasi dengan memfokuskan pada hal yang

mengandung arti psikologis.

e. Rekomendasi dibuat berdasarkan hasil pengamatan dan

pengetahuan observer. Rekomendasi berisi tindak lanjut yang perlu

dilakukan bertujuan untuk melihat perkembangan tingkah laku

individu yang diamati.

f. Cantumkan identitas observer dan subyek observasi.

g. Pencatatan hasil pengamatan dengan menggunakan catatan

anekdot pelu dilakukan beberapa kali atau beberapa orang

observer pada berbagai situasi pada jangka waktu tertentu. Hal ini

untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh sebagai dasar

untuk membuat interpretasi secara komprehensif tentang tingkah

laku individu yang diobservasi.

h. Pencatatan observasi dengan menggunakan catatan anekdot perlu

melakukan kerjasama dengan beberapa rekan sejawat untuk

memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang subyek yang

diobservasi.

25

Page 26: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

Contoh CATATAN ANEKDOT

Nama Mahasiswa : Siska

Pendidikan : Semester III Jurusan Kebidanan

Situasi : Perkuliahan Praktek I

Tempat : Ruang Praktek

Deskripsi :

Pada saat pelajaran praktek dimulai, ketika dosen pembimbing tengah

memberikan penjelasan dan memperagakan bagaimana melakukan injeksi

kepada pasien kepada seluruh mahasiswa praktek yang menjadi

bimbingannya, terlihat Siska turut mendengarkan penjelasan dosen praktek

sambil membolak-balik sebuah buku catatan. Sesekali Siska melihat wajah

dosen praktek, namun lebih sering Siska membaca buku catatan yang

dipegangnya. Tampak satu kali dosen pembimbing menegur Siska agar

memperhatikannya, dan Siska merespon dengan menutup buku catatannya.

Kemudian terlihat Siska berbisik-bisik dengan teman didekatnya, namun

teman tersebut tampak diam saja tidak merespon apapun. Secara bergantian

dosen pembimbing memberi kesempatan kepada seluruh mahasiswa

melakukan simulasi melakukan injeksi kepada pasien. Pada giliran Siska, ia

menolak untuk melakukan simulasi dengan berdiam diri saja di tempat

duduknya. Beberapakali dosen praktek menyuruhnya namun Siska tetap

menolak dengan berdiam diri.

Interpretasi:

1. Apakah perilaku yang ditampilkan tersebut mengindikasikan Siska tidak

berani melakukan injeksi kepada pasien?

2. Apakah Siska ingin menarik perhatian orang lain?

3. Apakah Siska tidak siap mengikuti perkuliahan praktek I ?

4. ……………………………………………………………………………………

…………

5. ……………………………………………………………………………………

…………

26

Page 27: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

Rekomendasi:

Perlu diobservasi kembali pada perkuliahan praktek I dan perkuliahan praktek

lainnya.

Jakarta, ……….……

2012

Observer

(

)

5. PROSEDUR PELAKSANAAN OBSERVASI

1. Penyusunan Pedoman Pengamatan

Sebelum melakukan observasi, konselor perlu merancang pedoman

observasi terlebih dahulu. Tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan tujuan observasi

b. Menetapkan bentuk format pencatat hasil observasi sesuai dengan tujuan.

c. Membuat format pencatat hasil observasi, apakah akan digunakan catatan

anekdot, daftar cek, dan skala penilaian.

2. Pelaksanaan observasi

Sebelum pelaksanaan dimulai, observer perlu memperhatikan beberapa hal:

a. Menetapkan individu yang akan diobservasi

b. Menetapkan jadwal dan tempat dilakukannya observasi

c. Menetapkan jumlah individu yang akan diobservasi

d. Menetapkan petugas atau observer sesuai dengan kebutuhan

e. Mempersiapkan format pencatat hasil observasi

f. Menetapkan posisi yang aman tidak terlihat oleh individu yang diobservasi

g. Selama proses observasi, hendaknya fokus melakukan pengamatan

terhadap situasi dan tingkah laku yang diamati. Segera mencatat pada

format alat pencatat yang telah disiapkan, semua situasi dan tingkah laku

yang terjadi, apa adanya dengan tidak memasukkan pendapat, penilaian

pribadi. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan semua hasil pengamatan

perlu didokumentasikan.

27

Page 28: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

h. Menutup pengamatan dengan membuat kesimpulan hasil observasi atau

melakukan diskusi apabila observasi melibatkan beberapa petugas.

Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan semua hasil pengamatan perlu

didokumentasikan.

6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OBSERVASI

1. Kelebihan Observasi

a. Memberikan data yang tidak diperoleh dari instrumen lain.

b. Melengkapi data yang telah diperoleh melalui instrumen lain.

c. Mengetahui tingkah laku nyata yang mungkin tak terlihat saat observasi

berlangsung.

2. Kekurangan Observasi

a. Observasi tidak dapat dilakukan pada beberapa situasi atau beberapa

individu secara bersamaan.

b. Hasil observasi pada suatu kejadian tidak dapat diulang pada waktu lain.

c. Observasi memerlukan waktu panjang , apabila ingin mendapatkan

gambaran yang menyeluruh tentang individu.

d. Kesimpulan dan hasil analisis observasi seringkali bersifat subyektif,

sehingga memerlukan beberapa petugas.

IV. REFERENSI

1. Darnadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung

2. Komalasari, Gantina, Eka Wahyuni, dan Karsih. 2011. Assesmen Teknik Nontes dalam Perspektif BK Komprehensif. Jakarta: PT. Indeks

3. Lesmana, Jeanette Murad. 2005. Dasar-Dasar Konseling. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta: UI-Press

4. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia Bandung

5. Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Prenada Media Group

6. Sukmadinata, Syaudih Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

28

Page 29: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

V. LAMPIRAN

Latihan membuat pedoman wawancara dan pedoman observasi

Tugas Kelompok:

1. Buatlah pedoman wawancara terstruktur dan pedoman wawancara tidak

terstruktur untuk mahasiswa. Tentukan terlebih dahulu permasalahan yang

sedang dihadapi mahasiswa dan kemudian tentukan tujuan melakukan

wawancara.

2. Buatlah pedoman observasi dengan menggunakan catatan anekdot sebagai

alat pencatat hasil observasi.

Tahapan :

1. Peserta dibagi dalam 6 kelompok

2. Tiap kelompok mengerjakan tugas yang diberikan

3. Kelompok 1 dan 2: membuat pedoman wawancara terstruktur

Kelompok 3 dan 4: membuat pedoman wawancara tidak terstruktur

Kelompok 5 dan 6: membuat pedoman observasi dengan catatan anekdot

4. Kerjakan tugas dengan memperhatikan langkah-langkahnya

Langkah-langkah tugas wawancara :

a. Tetapkan permasalahan yang dihadapi mahasiswa

b. Tetapkan faktor-faktor yang memiliki relevansi dengan permasalahan

mahasiswa

c. Tentukan tujuan melakukan wawancara

d. Tentukan individu yang akan diwawancarai

e. Susun/buat pokok-pokok pertanyaan, dan butir-butir pertanyaan yang

relevan dengan pokok-pokok pertanyaan.

29

Page 30: Materi Inti 5 Assesmen Dlm Bk

Langkah-langkah tugas observasi :

a.Tetapkan permasalahan yang dihadapi mahasiswa.

b. Tetapkan tujuan observasi.

c.Tetapkan situasi dilakukannya observasi.

d.Tetapkan individu yang akan diobservasi.

e.Tetapkan jadwal dan tempat dilakukannya observasi.

5. Presentasi hasil kerja kelompok dan umpan balik dari fasilitator meliputi :

a) Secara bergantian pasangan-pasangan kelompok memaparkan hasil kerja

kelompoknya.

b) Kelompok lain menanggapi dengan mengajukan pertanyaan dan dijawab

oleh kedua kelompok penyaji.

c) Fasilitator memberikan umpan balik.

d) Demikian berjalan hingga seluruh kelompok tampil.

30