Embed Size (px)
Citation preview
MATERI 6TRANSPORTASI SEL GAMET DAN
FERTILISASI
MK. ILMU REPRODUKSI
1LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
SUB POKOK BAHASAN
• Transport spermatozoa pada organ reproduksi jantan (tubuli seminiferi, epididimis dan ejakulasi)
• Transport spermatozoa pada organ reproduksi betina ( servik, uterus, oviduk)
• Perubahan fungsi spermatozoa (Sebelum kapasitasi, kapasitasi dan reaksi akrosom)
• Peristiwa ovulasi• Maturasi dan transport ovum• Proses fertilisasi (tahapan fertilisasi)• Fertilisasi in vivo
2LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Testis & Saluran Reproduksi jantan
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
3
Perubahan fisiologis spermatozoa dalam organ betina dan barier
trasport
• Perjalanan Spermatozoa pada organ Reproduksi Betina
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
4
Macam Bentuk Spermatozoa
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
5
Anatomi Spermatozoa
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
6
Struktur Spermatozoa
Ada 3 bagian:1.Head (Kepala)2. Middle Piece (Leher)3. Principle Piece (Ekor)4.End Piece (Tidak diselimuti membran)
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
7
Struktur Kepala spermatozoa
Sebagian kepala diselubungi olehAkrosom yg didalamnya terdapatEnzim-enzim yang berguna untukFertilisaasi (pro acrosin)
Enzim ini diaktifkan saat terjadinya reaksi akrosom
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
8
Ekor Spermatozoa
Bagian Midle piece terdapat mitochondrial sheat yg berfungsi menghasilkan energi untuk menggerakkan spermatozoa
Terdapat axonema yg berfungsi un menggerakkan yg terdiri dari mikrotubulus yg berpola 9+ 2 sehingga memgungkinkan spermatozoa bergerak sliding
Semua bagian spermatozoa di selubungi membran kecuali pada end piece
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
9
Axonema
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
10
Axonema SEM
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
11
Spermatozoa abnormal
Mitochondria pada leher spermatozoaLABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB 12
Membran spermatozoa perlu dijaga
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
13
Uji Integritas Membran dgn Metode Host Test
A. Integritas Membran Jelek
B. Integritas Membran Baik
Membran mempunyai peran yg Besar dalam menentukan Viabilitas
Bila membrannya bagus maka apaBila cairan mempunyai tekananOsmose rendah dapat masuk tetapiTidak bisa keluar shg ekor melingkar dan menggelembung
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
14
Uji Viabilitas dengan Eosin Negrosin
Merah Mati dan Transparan Hidup
Apabila permeabilitas tidak berfungsiMaka pewarna bisa masuk tanpa terkontrol, sedang bila membran bagusTidak bisa shg transparans
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
15
Kapasitasi Spermatozoa MenggunakanCTC
Utuh : Belum Kapasitasi
Separo : Kapasitasi
Band I tengah : Reaksi Akrosom
Pendaran Fluorescent menunjukkan adanya ion calsium pada
membran LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
16
Reaksi Akrosom dengan metode FITC
Utuh
Reaksi Akrosom
Adanya D-Mannosa Pada Inner Membran
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
17
Tahapan Hilangnya ion Kalsium Padaproses reaksi akrosom
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
18
Gambaran kerusakan membran spermatozoa
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
19
Spermatozoa manusia diamatiDengan Scanning ElectroneMicroskop
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
20
Spermatozoa manusia diamatiDengan Scanning ElectroneMicroskop
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
21
Spermatozoa manusia
Spermatozoa tikus
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
22
Spermatozoa Manusia yang diWarnai dengan 3 macamBahan Fluorescent
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
23
Prof. DR.Ir.Trinil Susilawati,MS
Lab. Reproduksi Ternak
Fakultas Peternakan- Universitas Brawijaya24
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti Pokok Bahasan ini mahasiswa dapat memahami tentang proses
menjelang , saat dan setelah fertilisasi pada kajian seluler dan molekuler
Sub. Pokok Bahasan :
- - Proses penarikan spermatozoa untuk mendekati
- oosit
- - Proses penetrasi spermatozoa pada oosit
- - Perubahan fisiologi oosit setelah fertilisasi
- - Singami dan Cleavage
-Fertilisasi in vivo sebagai dasar untuk
pengembangan fertilisasi in vitro.
-
25LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
1.
Pada modul ini menjelaskan tentang tahapan penempelan spermatozoa dengan
ovum, proses masuknya spermatozoa ke dalam ovum, hingga bersatunya materi genetik
Jantan dan Betina atau yang disebut dengan Syngami. Setelah mempelajari kegiatan ini
maka diharapkan saudara dapat memahami Proses terjadinya fertilisasi secara alami
Pengantar
26LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Uraian
Proses fertilisasi dimulai dari penetrasi spermatozoa pada lapisan terluar
oosit yaitu kumulus oophorus yang melibatkan proses enzimatis,
selanjutnya adalah penetrasi spermatozoa ke dalam lapisan terluar dari
oosit yaitu zona pellusida, peristiwa penyerangan spermatozoa pada zona
pellusida, Bagaimana reseptor-reseptor spermatozoa pada zona dan
reseptor-reseptor zona saling berinteraksi satu dengan yang lainnya?.
Proses penetrasi spermatozoa dalam menembus zona pellusida.
Kejadian-kejadian setelah terjadinya fusi antara spermatozoa dengan sel
telur.
27LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Spermatozoa setelah melakukanpenetrasi oosit, menyebabkan aktivasidari oosit, selanjutnya terjadi proses
exocytosis granula-granula cortical danterjadi proses penghambatan
polysperma. Sedangkan proses fertilisasitersebut diakhiri dengan terjadinyadekondensasi nucleus spermatozoa
dalam sitoplasma.
28LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Penetrasi oosit oleh sperma
29LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Penempelan spermatozoa pada oosit
30LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Proses fertilisasi pada Babi
31LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
PROSES FERTILISASI PADA SAPI
32LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Awal Fertilisasi
• Proses fertilisasi diawali dengan penempelan spermatozoa pada zona pelusida yang reseptornya terdapat pada ZP3
• Pada saat penempelan, terjadi reaksi akrosom yaitu keluarnya enzim akrosin dan hialuronidase yang melisiskan zona pelusida juga terjadi reaksi zona.
• Sebagai bukti bahwa ZP3 sebagai reseptor spermatozoa adalah pada slide berikut yang menggambarkan bila diberi anti ZP3 maka tidak terjadi fertilisasi.
33LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
34LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Proses penempelan spermatozoa dengan oosit
35LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
36LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Setelah penempelan
• Setelah penempelan terjadi suatu proses biokimia untuk melisiskan zona pelusida, akan tetapi untuk masuknya spermatozoa ke dalam zona pelusida/oosit, maka perlu pergerakan/ dorongan spermatozoa untuk masuk ke oosit. Saat terjadi reaksi akrosom dibarengi dengan gerakan hiperaktifasi.
37LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
38LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
39LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
40LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
41LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
42LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
43LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
44LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
45LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
46LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
47LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Syngami
• Setelah bagian akrosom lisis, maka nukleus spermatozoa masuk ke itoplasma, kemudian bertemu dengan sel oosit , pada saat tersebut terjadi syngami yaitu fusi antara pronukleus jantan dan betina
48LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
49LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
50LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Ovulasidan
Fertilisasi
51LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
52LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
53LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
54LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
55LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
Implantation
56LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
BUKU YANG PERLU DIPELAJARI
• Hafez, ESE, 2008. Farm Animal Reproduction
• Donald Mc, 2008. Endocrinology
• Susilawati,T, 2011. Spermatologi, UB Press
57LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
58LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK
FAPET UB
