84
Matematik a II Sudaryatno Sudirham 1

Matematika II

  • Upload
    kinsey

  • View
    146

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sudaryatno Sudirham. Matematika II. ISI Turunan Fungsi-Fungsi : Fungsi Polinom Perkalian Fungsi , Pangkat dari Fungsi , Fungsi Rasional , Fungsi Implisit Fungsi Trigonometri , Trigonometri Inversi , Logaritmik , Eksponensial Integral: Integral Tak-Tentu Integral Tentu - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Matematika  II

Matematika II

Sudaryatno Sudirham

1

Page 2: Matematika  II

2

ISITurunan Fungsi-Fungsi:• Fungsi Polinom• Perkalian Fungsi, Pangkat dari Fungsi, Fungsi

Rasional, Fungsi Implisit• Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi,

Logaritmik, EksponensialIntegral:• Integral Tak-Tentu • Integral TentuPersamaan Diferensial• Persamaan Diferensial Orde-1• Persamaan Diferensial Orde-2

Page 3: Matematika  II

Turunan Fungsi-Fungsi

3

Page 4: Matematika  II

Kita telah melihat bahwa kemiringan garis lurus adalah

)(

)(

12

12

xx

yy

x

ym

Bagaimanakah dengan garis lengkung?

ΔxΔy

0

1

2

-1

0 1 2 3 4 x

y

4

Pengertian-Pengertian

Page 5: Matematika  II

P1

Δy

Δx

x

yP2

y = f(x)

Jarak kedua titik potong semakin kecil jika Δx di perkecil menjadi x*

Pada kondisi Δx mendekati nol, kita peroleh

)()()(

limlim00

xfx

xfxxf

x

y

xx

Ini merupakan fungsi turunan dari

)(xf di titik P

Ekivalen dengan kemiringan garis singgung di titik P

P1Δy*

Δx*

x

y y = f(x)

2P

Garis Lengkung

Garis lurus dengan kemiringan y/x memotong garis lengkung di dua titik

5

Page 6: Matematika  II

(x1,y1)

(x2,y2)

x

y

f ′(x) di titik (x1,y1) adalah turunan y di titik (x1,y1),

f ′(x) di titik (x2,y2) adalah turunan y di titik (x2,y2)

),(xfy Pada suatu garis lengkung kita dapat memperoleh turunannya di berbagai titik pada garis lengkung tersebut

6

Page 7: Matematika  II

maka dikatakan bahwa fungsi f(x) “dapat didiferensiasi di titik tersebut”

x

y

x

0limJika pada suatu titik x1 di mana benar ada

Penurunan ini dapat dilakukan jika y memang merupakan fungsi x. Jika tidak, tentulah penurunan itu tidak dapat dilakukan.

x

yy

dx

d

dx

dy

x

0

lim)(

Jika dalam suatu domain suatu fungsi f(x) dapat di-diferensiasi di semua x dalam dalam domain tersebut

kita katakan bahwa fungsi f(x) dapat di-diferensiasi dalam domain.

kita baca “turunan fungsi y terhadap x”

7

Page 8: Matematika  II

kxfy )(0

00)()(

lim0

0

xx

xfxxfy

x

Contoh:

xxfy 2)(11

222)(2

lim)(0

1

x

x

x

xxxxf

x

Contoh:

0

2

4

6

8

10

0 1 2 3 4 5x

yxy 21

2)(1 xf

Fungsi ramp

Fungsi tetapan

8

Mononom

Page 9: Matematika  II

222 2)( xxfy

xxxx

xxxxx

x

xxxxf

x

xx

4)222(lim

2)2(2lim

2)(2lim)(

0

222

0

22

02

Turunan fungsi mononom pangkat 2 berbentuk mononom pangkat 1 (kurva garis lurus)

Contoh:

333 2)( xxfy

2222

0

33323

0

33

03

623232lim

2)33(2lim

2)(2lim)(

xxxxx

x

xxxxxxx

x

xxxxf

x

x

x

Turunan fungsi mononom pangkat 3 berbentuk mononom pangkat 2 (kurva parabola)

Contoh:

9

Page 10: Matematika  II

nmxxfy )(

)1()( nxnmy

Secara umum, turunan fungsi mononom

adalah

kxfy )(

Jika n = 1 maka kurva fungsi berbentuk garis lurus

dan turunannya berupa nilai konstan,

nmxy

)(xfy Jika n > 1, maka turunan fungsi akan merupakan fungsi x,

nmxy

Fungsi turunan ini dapat diturunkan lagi dan kita mendapatkan fungsi turunan berikutnya, yang mungkin masih dapat diturunkan lagi

)(xfy turunan dari )(xfy

)(xfy turunan dari )(xfy *) Untuk n berupa

bilangan tak bulat akan dibahas kemudian

*)

10

Page 11: Matematika  II

dx

dyxfy )( disebut turunan pertama,

2

2)(

dx

ydxfy turunan kedua,

3

3)(

dx

ydxfy turunan ke-tiga, dst.

344 2)( xxfy

12

;12)2(6

;6)3(2

4

)12(4

2)13(4

y

xxy

xxy

Contoh:

11

Page 12: Matematika  II

nmxxfy )(Kurva fungsi mononom yang memiliki beberapa turunan

akan berpotongan dengan kurva fungsi-fungsi turunannya.

-100

0

100

200

-3 -2 -1 0 1 2 3 4

4xy

34xy

212xy xy 24

24y

212xy 34xy

Contoh:34xy 212xy xy 24 24y

4xy dan turunan-turunannya Fungsi

12

Page 13: Matematika  II

Contoh: 24)(11 xxfy

4

242)(4lim)(1

x

xxxxf

xx

f1(x) = 4x + 2

-4

-2

0

2

4

6

8

10

-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2x

y

4)('1 xf Turunan fungsi ini sama dengan

turunan f(x)=4x karena turunan dari tetapan 2 adalah 0.

Secara Umum: Jika F(x) = f(x) + K maka Fʹ(x) = f (x)

13

Polinom

Page 14: Matematika  II

)2(4)(22 xxfy 84)(2 xxf

4)(2 xf

)2(4)(2 xxf

4)(2 xf

-15

-10

-5

0

5

10

-1 0 1 2 3 4x

y

Contoh:

14

Page 15: Matematika  II

Contoh: 524)( 233 xxxfy

28224

5245)(2)(4lim

22

03

xxx

xxxxxxy

x

5245)( 2344 xxxxfy

281522435

5245 5)(2)(4)(5lim

22

2323

04

xxxx

x

xxxxxxxxxy

x

Contoh:

Secara Umum:

Turunan fungsi polinom, yang merupakan jumlah beberapa mononom, adalah jumlah turunan masing-masing mononom dengan syarat setiap mononom yang membentuk polinom itu

memang memiliki turunan.

15

Page 16: Matematika  II

dx

dvw

dx

dwv

dx

vwd

dx

dy

)(

)(

))(()(

vwvwwvvw

wwvvyy

x

wv

x

vw

x

wv

x

vwvwvwwvwv

x

yyy

x

y

)()(

vwy Jika

maka

16

Fungsi Yang Merupakan Perkalian Dua Fungsi

Page 17: Matematika  II

Contoh:

44422323

3018126362)32(

xxxxxxxdx

xxdy

56xy 430xy Turunan adalah

Jika dipandang sebagai perkalian dua fungsi

dx

duvw

dx

dvuw

dx

dwuv

dx

duv

dx

dvuw

dx

dwuv

dx

uvdw

dx

dwuv

dx

wuvd

dx

uvwd

)()()(

)( )(

)())(()(

Jika uvwy

56xy

44442

222

3012126)4)((3x

)6)(2()1)(32()(

xxxxxx

xxxxxdx

uvwd

dx

dy

Contoh:Jika dipandang sebagai perkalian tiga fungsi

17

Page 18: Matematika  II

vvvvy 2361Contoh:

dx

dvv

dx

dvv

dx

dvvv

dx

dvv

dx

dvv

dx

dvv

dx

dvv

dx

dvvv

dx

dvv

dx

dvvv

dx

dvv

dx

dvvv

dx

dvvv

dx

dvvv

dx

dy

5

4555

22345

32

23231

6

2

)()()(

dx

dvv

dx

dv

dv

dv

dx

dv 566

6

dx

dvnv

dx

dv nn

1

Contoh ini menunjukkan bahwa

Secara Umum:

18

Fungsi Yang Merupakan Pangkat dari suatu Fungsi

Page 19: Matematika  II

Contoh:2332 )1()1( xxy

)12()1)(1(6

)1()1(6)1()1(6

2)1(3)1()3)(1(2)1(

)1()1(

)1()1(

3223

22233322

22232332

3223

2332

xxxxx

xxxxxx

xxxxxx

dx

xdx

dx

xdx

dx

dy

Kita gabungkan relasi turunan untuk perkalian dua fungsi dan pangkat suatu fungsi

19

Page 20: Matematika  II

Fungsi rasional merupakan rasio dari dua fungsi

w

vy 1vwy

dx

dwv

dx

dvw

w

dx

dv

wdx

dv

w

v

dx

dvw

dx

dvvw

dx

dvw

dx

dwv

dx

vwd

w

v

dx

d

dx

dy

2

212

111

1

1

)(

2w

dx

dwv

dx

dvw

w

v

dx

d

atau

Jadi:

20

Fungsi Rasional

Page 21: Matematika  II

3

2 3

x

xy

4

2

6

244

6

223

9)93(2

)3)(3()2(

x

x

x

xxx

x

xxxx

dx

dy

Contoh:

22 1

xxy

3

2 22

4

2102

xx

xxx

dx

dy

Contoh:

1dengan ;1

1 22

2

x

x

xy

2222

33

22

22

)1(

4

)1(

2222

)1(

2)1(2)1(

x

x

x

xxxx

x

xxxx

dx

dy

(agar penyebut tidak nol)Contoh:

21

Page 22: Matematika  II

(v adalah fungsi yang bisa diturunkan)

q

pn dengan p dan q adalah bilangan bulat dan

q ≠ 0Bilangan tidak bulat

dx

dvpv

dx

dyqy pq 11

Jika y ≠ 0, kita dapatkandx

dv

qy

pv

dx

vd

dx

dyq

pqp

1

1/ )(

)/(1/1 qppqqpq vvy

dx

dvv

q

p

dx

dvv

q

p

dx

dv

qv

pv

dx

vd

dx

dy

qp

qpppqpp

pqp

1)/(

)/()1()/(

1/

)(

sehingga

qpn vvy / pq vy

Formulasi ini mirip dengan keadaan jika n bulat, hanya perlu persyaratan bahwa v ≠ 0

untuk p/q < 1.22

Fungsi Berpangkat Tidak Bulat

Page 23: Matematika  II

Kaidah rantai

)(tfx dapat diturunkan terhadap t,

)(xFy dapat diturunkan terhadap x dan Jika

)()( tgtfFy dapat diturunkan terhadap t menjadi maka

dt

dx

dx

dy

dt

dy

Apabila kita mempunyai persamaan

maka relasi antara x dan y dapat dinyatakan dalam t. Persamaan demikian disebut persamaan parametrik, dan t disebut parameter. Jika kita eliminasi t dari kedua persamaan di atas, kita dapatkan persamaan yang berbentuk

)(dan )( tfytfx

)(xFy

23

Fungsi Parametrik danKaidah Rantai

Page 24: Matematika  II

Sebagian fungsi implisit dapat diubah ke dalam bentuk explisit namun sebagian yang lain tidak.

Untuk fungsi yang dapat diubah dalam bentuk eksplisit, turunan fungsi dapat dicari dengan cara seperti yang

sudah kita pelajari di atas.

Untuk mencari turunan fungsi yang tak dapat diubah ke dalam bentuk eksplisit perlu cara khusus, yang disebut diferensiasi implisit. Dalam cara ini kita menganggap

bahwa fungsi y dapat didiferensiasi terhadap x.

24

Fungsi Implisit

Page 25: Matematika  II

Fungsi implisit ini merupakan sebuah persamaan. Jika kita melakukan operasi matematis di ruas kiri, maka operasi yang sama harus dilakukan pula di ruas kanan agar kesamaan tetap terjaga. Kita lakukan diferensiasi (cari turunan) di kedua ruas, dan kita akan peroleh

822 yxyxContoh:

yxdx

dyyx

dx

dyy

dx

dxy

dx

dyxx

2)2(

022

yx

yx

dx

dy

2

2

0)2( yx kita peroleh turunan Jika

25

Page 26: Matematika  II

434 434 yxyx

0124)3(44

0)3()4(

44

3323

43

33

dx

dyyy

dx

dyyxx

dx

yd

dx

xdy

dx

dyxx

Fungsi implisit ini juga merupakan sebuah persamaan. Kita lakukan diferensiasi pada kedua ruas, dan kita akan memperoleh

Contoh:

)(3

)(32

33

yxy

yx

dx

dy

0)( 32 yxy kita dapat memperoleh turunanUntuk

26

Page 27: Matematika  II

x

xxxxxx

xxx

dx

xd

dx

dy

sinsincoscossin

sin)sin(sin

xy sin maka Jika

Untuk nilai yang kecil, Δx menuju nol, cosx = 1 dan sinx = x. Oleh karena itu

xdx

xdcos

sin

27

Turunan Fungsi Trigonometri

Page 28: Matematika  II

x

xxxxxx

xxx

dx

xd

dx

dy

cossinsincoscos

cos)cos(cos

xy cos maka Jika

Untuk nilai yang kecil, Δx menuju nol, cosx = 1 dan sinx = x. Oleh karena itu

xdx

xdsin

cos

28

Page 29: Matematika  II

Turunan fungsi trigonometri yang lain tidak terlalu sulit untuk dicari.

xxx

xxx

x

x

dx

d

dx

xd 222

2sec

cos

1

cos

)sin(sincos

cos

sintan

xxx

xxx

x

x

dx

d

dx

xd 222

2csc

sin

1

sin

)(coscossin

sin

coscot

xxx

x

x

x

xdx

d

dx

xdtansec

cos

sin

cos

)sin(0

cos

1sec22

xxx

x

x

x

xdx

d

dx

xdcotcsc

sin

cos

sin

)(cos0

sin

1csc22

29

Page 30: Matematika  II

Contoh:

Tegangan pada suatu kapasitor dengan kapasitansi C = 210-6 farad merupakan fungsi sinus vC = 200sin400t volt. Arus yang mengalir pada kapasitor ini adalah

Hubungan antara tegangan kapasitor vC dan arus kapasitor iC adalah

dt

dvCi C

C

ampere 400cos160,0400sin200102 6 ttdt

d

dt

dvCi C

C

-200

-100

0

100

200

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05

vC iC

vC

iC

t [detik]

30

Page 31: Matematika  II

Contoh:

Arus pada suatu inductor L = 2,5 henry merupakan fungsi sinus iL = 0,2cos400t ampere.

Hubungan antara tegangan induktor vL dan arus induktor iL adalah

dt

diLv L

L

tttdt

d

dt

diLv L

L 400sin200 400400sin2,05,2400cos2,05,2

vL

iL

vL iL

-200

-100

0

100

200

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 t[detik]

31

Page 32: Matematika  II

xy 1sin yx sin ydydx cos

ydx

dy

cos

1

21

1

xdx

dy

x

1

21 x

y

ydx

dy

sin

1 21

1

xdx

dy

x

1 21 xy

xy 1cos yx cos ydydx sin

32

Turunan Fungsi Trigonometri Inversi

Page 33: Matematika  II

xy 1tan yx tan dyy

dx2cos

1

ydx

dy 2cos21

1

xdx

dy

x

1

21 xy

xy 1cot yx cot dyy

dx2sin

1

ydx

dy 2sin 21

1

xdx

dy

x

121 x

y

33

Page 34: Matematika  II

xy 1secy

yxcos

1sec dy

y

xdx

2cos

)sin(0

1

1

1

1

sin

cos

2

22

2

xx

x

x

xy

y

dx

dy

1

x12 xy

xy 1cscy

yxsin

1csc dy

y

xdx

2sin

)(cos0

1

1

1

1

cos

sin

2

22

2

xx

x

x

xy

y

dx

dy 1

x

12 x

y

34

Page 35: Matematika  II

dx

dvv

dx

dv

dv

vd

dx

vdcos

)(sin)(sin

dx

dvv

dx

dv

dv

vd

dx

vdsin

)(cos)(cos

Jika v = f(x), maka

dx

dvv

dx

dv

x

xx

v

v

dx

d

dx

vd 22

22sec

cos

sincos

cos

sin)(tan

dx

dvv

v

v

dx

d

dx

vd 2cscsin

cos)(cot

dx

dvvv

dx

dv

v

v

vdx

d

dx

vdtansec

cos

sin0

cos

1)(sec2

dx

dvvv

vdx

d

dx

vdcotcsc

sin

1)(csc

35

Fungsi Trigonometri dari Suatu Fungsi

Page 36: Matematika  II

dx

dw

wdx

wd

2

1

1

1)(sin

dx

dw

wdx

wd

2

1

1

1)(cos

dx

dw

wdx

wd2

1

1

1)(tan

dx

dw

wdx

wd2

1

1

1)(cot

dx

dw

wwdx

wd

1

1)(sec

2

1

dx

dw

wwdx

wd

1

1)(csc

2

1

Jika w = f(x), maka

36

Page 37: Matematika  II

Turunan Fungsi Logaritmik

)0( 1

ln)(1

xdtt

xxfx

xxf ln)( didefinisikan melalui suatu integral

Fungsi logaritmik

luas bidang yang dibatasi oleh kurva (1/t) dan sumbu-t,

dalam selang antara t = 1 dan t = x

x t

1/x

1/t

x +Δx 1/(x+Δx)

0

1

2

3

4

5

6

0 1 2 3 4

y

x

dtt

x1

1

ln

xx

xdt

txx

xxx

dx

xd 11)ln()ln(ln

Luas bidang ini lebih kecil dari luas persegi panjang (Δx 1/x). Namun

jika Δx makin kecil, luas bidang tersebut akan makin mendekati (Δx 1/x); dan jika Δx mendekati nol luas tersebut sama dengan (Δx

1/x).

xdx

xd 1ln

ln(x+x)lnx

Tentang integral akan dipelajari lebih

lanjut

37

Page 38: Matematika  II

Turunan Fungsi Eksponensial xey xexy lnln

penurunan secara implisit di kedua sisi

11ln

dx

dy

ydx

yd

xeydx

dy atau

Jadi turunan dari ex adalah ex itu sendiri

xey xey xey

dst.

.

dx

dve

dx

dv

dv

de

dx

de vvv

)(xvv Jika

xey1tan

2

tan1tan

1

tan1

1

x

e

dx

xde

dx

dy xx

38

Page 39: Matematika  II

dx dan dy didefinisikan sebagai berikut:

Turunan fungsi y(x) terhadap x dinyatakan dengan formulasi

)(lim0

xfx

y

dx

dy

x

Sekarang kita akan melihat dx dan dy yang didefinisikan sedemikian rupa sehingga rasio dy/dx , jika dx 0, sama dengan turunan fungsi y terhadap x. Hal ini mudah dilakukan jika x adalah peubah bebas dan y merupakan fungsi dari x:

)(xFy

dxxFdy )('2). dy, yang disebut sebagai diferensial y, adalah fungsi dari x dan dx yang dinyatakan dengan

1). dx, yang disebut sebagai diferensial x, adalah bilangan nyata dan merupakan peubah bebas lain selain x;

39

Diferensial dx dan dy

Page 40: Matematika  II

Penjelasan secara grafis

Pdx

dy

y

xIni adalah

peubah bebas

Ini adalah fungsi (peubah tak

bebas)dxxFdy )(' Pdx

dy

y

x

Jika dx berubah, maka dy berubah sedemikian rupa sehingga dy/dx sama dengan kemiringan garis singgung pada kurva

tandx

dy dxdy )(tan adalah besar perubahan nilai y sepanjang garis

singgung di titik P pada kurva, jika nilai x berubah

sebesar dx

adalah laju perubahan y

terhadap perubahan x.

40

Pdx

dy

x

yP

dx

dy

x

y

Pdx

dy

x

y

Diferensial dx dianggap bernilai positif jika ia “mengarah ke kanan” dan negatif jika “mengarah ke kiri”.

Diferensial dy dianggap bernilai positif jika ia “mengarah ke atas” dan negatif jika “mengarah ke bawah”.

Page 41: Matematika  II

Dengan pengertian diferensial seperti di atas, kita kumpulkan formula turunan fungsi dan formula diferensial fungsi dalam tabel

berikut. Dalam tabel ini v adalah fungsi x.

konstan ;0 cdx

dc

dx

dvc

dx

dcv

dx

dw

dx

dv

dx

wvd

)(

cdvdcv

konstan ;0 cdc

dwdvwvd )(

dx

dvw

dx

dwv

dx

dvw wdvvdwvwd )(

2w

dx

dwv

dx

dvw

dx

w

vd

2w

vdwwdv

w

vd

dx

dvnv

dx

dv nn

1 dvnvdv nn 1

1 nn

cnxdx

dcx dxcnxcxd nn 1)(

Diferensial Turunan Fungsi

41

Page 42: Matematika  II

Ada dua cara untuk mencari diferensial suatu fungsi.

1).Mencari turunannya lebih dulu (kolom kiri tabel), kemudian dikalikan dengan dx.

2). Menggunakan langsung formula diferensial (kolom kanan tabel)

Contoh: 653 23 xxxy

563 2 xxy

dxxxdy )563( 2 sehingga

Kita dapat pula mencari langsung dengan menggunakan formula dalam tabel di atas

dxxx

dxxdxdxxdxdxdxddy

)563(

563 )6()5()3()(2

223

42

Page 43: Matematika  II

Integral

43

Page 44: Matematika  II

Misalkan dari suatu fungsi f(x) yang diketahui, kita diminta untuk mencari suatu fungsi y sedemikian rupa sehingga

dalam rentang nilai x tertentu, misalnya a< x < b, dipenuhi persamaan

)(xfdx

dy

Persamaan yang menyatakan turunan fungsi sebagai fungsi x seperti ini disebut persamaan diferensial.

036

652

222

2

2

yxdx

dyxy

dx

yd

xxdx

dy

Contoh persamaan diferensial

Pengertian-Pengertian

44

1. Integral Tak Tentu

Page 45: Matematika  II

)(xFy Suatu fungsi dikatakan merupakan solusi dari persamaan diferensial jika dalam rentang tertentu ia dapat

diturunkan dan dapat memenuhi

)()(

xfdx

xdF

)(xfdx

dyTinjau persamaan diferensial

0

)()()(

dx

xdF

dx

dK

dx

xdF

dx

KxFdKarena maka

KxFy )(fungsi juga merupakan solusi

45

Page 46: Matematika  II

Integrasi ruas kiri dan ruas kanan memberikan secara umum

KxFdxxf )()(

dxxfxdF )()(

Jadi integral dari diferensial suatu fungsi adalah fungsi itu sendiri ditambah suatu nilai tetapan. Integral semacam ini

disebut integral tak tentu di mana masih ada nilai tetapan K yang harus dicari

)()(

xfdx

xdF

46

dapat dituliskan

Page 47: Matematika  II

45xdx

dy

dxxdy 45

dxxxd 45 5)(

Kxxddxxy 554 )(5

Cari solusi persamaan diferensial

ubah ke dalam bentuk diferensial

Kita tahu bahwa

Contoh:

oleh karena itu

47

Page 48: Matematika  II

Carilah solusi persamaan

yxdx

dy 2

Contoh:

dxyxdy 2 kelompokkan peubah sehingga ruas kiri dan kanan

mengandung peubah berbeda dxxdyy 22/1

dyyyd 2/12/12 dxxxd 23

3

1

32/1

3

12 xdyd

Jika kedua ruas diintegrasi

23

12/1

3

12 KxKy

KxKKxy 312

32/1

3

1

3

12

48

Page 49: Matematika  II

Dalam proses integrasi seperti di atas terasa adanya keharusan untuk memiliki kemampuan menduga jawaban. Beberapa hal tersebut di bawah ini dapat memperingan upaya pendugaan

tersebut.

Kydy

1. Integral dari suatu diferensial dy adalah y ditambah konstanta K.

dyaady

2. Suatu konstanta yang berada di dalam tanda integral dapat dikeluarkan

1 jika ,1

1

nKn

ydyy

nn

3. Jika bilangan n 1, maka integral dari yndy diperoleh dengan menambah pangkat n dengan 1 menjadi (n + 1) dan membaginya dengan (n + 1).

49

Page 50: Matematika  II

Penggunaan Integral Tak Tentu

Dalam integral tak tentu, terdapat suatu nilai K yang merupakan bilangan nyata sembarang.

Ini berarti bahwa integral tak tentu memberikan hasil yang tidak tunggal melainkan banyak hasil yang tergantung dari

berapa nilai yang dimiliki oleh K.

kurva 210xy adalah kurva bernilai tunggal

50

100

-5 -3 -1 1 3

5x

y = 10x2

y

50

100

-5 -3 -1 1 3

5

K1

K2

K3

yi = 10x2 +Ki

y

x

Kxdxx

23

103

10kurva

adalah kurva bernilai banyak

50

Page 51: Matematika  II

Dalam pemanfaatan integral tak tentu, nilai K diperoleh dengan menerapkan apa yang disebut sebagai syarat awal atau kondisi

awal. Kecepatan sebuah benda bergerak dinyatakan sebagai

30 sPosisi benda pada waktu t = 0 adalah ; tentukanlah posisi benda pada t = 4.

Contoh:

tatv 3

kecepatan percepatan waktu

dt

dsvKecepatan adalah laju perubahan jarak,

dt

dva Percepatan adalah laju perubahan kecepatan,

.

vdtds

KtKt

atdts 22

5,12

3

274 ssehingga pada t = 4 posisi benda adalah

K03 3KKondisi awal: pada t = 0, s0 = 3

35,1 2 ts

51

Page 52: Matematika  II

Luas Sebagai Suatu Integral )(xfy Kita akan mencari luas bidang yang dibatasi oleh suatu

kurva sumbu-x, garis vertikal x = p, dan x = q.

Contoh:y = f(x) =2

y

x0

2

p x x+x q

Apx Apx

)(2 xfx

Apx

atau

2)(lim0

xf

dx

dA

x

A pxpx

xKxdxdAA pxpx 22

Kondisi awal (kondisi batas) adalah Apx = 0 untuk x = p

Kp 20 pK 2 atau

xApx 2

pxApx 22 )(222 pqpqApq

52

Page 53: Matematika  II

Kasus fungsi sembarang dengan syarat kontinyu dalam rentang qxp

p x x+x q

y

x

y = f(x)

0

f(x)f(x+x )

Apx Apx

Apx bisa memiliki dua nilai tergantung dari pilihan

Apx = f(x)x atau Apx = f(x+x)x

xxxfxxfxxfApx )()()( 0x0 adalah suatu nilai x

yang terletak antara x dan x+x

Jika x 0: )(lim0

xfdx

dA

x

A pxpx

x

KxFdxxfdAA pxpx )()(

qppq xFpFqFA )()()(

53

Page 54: Matematika  II

Integral tentu merupakan integral yang batas-batas integrasinya jelas. Konsep dasar integral tentu adalah luas bidang yang dipandang sebagai suatu limit.

p x2 xk xk+1 xn q

y

x

y = f(x)

0

Bidang dibagi dalam segmen-segmen

Luas bidang dihitung sebagai jumlah luas segmen

p x2 xk xk+1 xn q

y

x

y = f(x)

0 p x2 xk xk+1 xn q

y

x

y = f(x)

0

Luas tiap segmen dihitung sebagai f(xk)xk

Luas tiap segmen dihitung sebagai f(xk+x)xk

Ada dua pendekatan dalam menghitung luas segmen

54

2. Integral Tentu

Page 55: Matematika  II

kkkkkk xxxfxxfxxf )()()( 0

k

n

kk

n

kkk

n

kkk xxxfxxfxxf

110

1

)()()(

Jika xk 0 ketiga jumlah ini mendekati suatu nilai limit yang

sama

p x2 xk xk+1 xn q

y

x

y = f(x)

0 p x2 xk xk+1 xn q

y

x

y = f(x)

0

Luas tiap segmen dihitung sebagai f(xk)xk

Luas tiap segmen dihitung sebagai

f(xk+x)xk

Jika x0k adalah nilai x di antara xk dan xk+1 maka

Nilai limit itu merupakan integral tentu

55

Page 56: Matematika  II

q

ppq dxxfA )(

)()()()( pFqFxFdxxfA qp

q

ppq

p x2 xk xk+1 xn q

y

x

y = f(x)

0

Luas bidang menjadi

56

Page 57: Matematika  II

Apx adalah luas bidang yang dibatasi oleh y=f(x) dan sumbu-x dari p sampai x, yang merupakan jumlah luas bagian yang berada di

atas sumbu-x dikurangi dengan luas bagian yang di bawah sumbu-x.

Definisi

xxy 123 Luas antara dan sumbu-x dari x = 3 sampai x = +3.

Contoh:

xxy 123

-20

-10

0

10

20

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

x 75,33)5425,20(0

64

)12(

0

3

240

3

3

x

xdxxxAa

75,33)0(5425,20

64

)12(

3

0

243

0

3

x

xdxxxAb

5,67)755,33(75,33 bapq AAA

57

Luas Bidang

Page 58: Matematika  II

Contoh di atas menunjukkan bahwa dengan definisi mengenai Apx, formulasi

))()( pFqFdxxfAq

p

tetap berlaku untuk kurva yang memiliki bagian baik di atas maupun di bawah sumbu-

x

pq

y

xA4

A1

A2

A3

y = f(x)

))()( pFqFdxxfAq

ppq

4321 AAAAApq

58

Page 59: Matematika  II

Luas Bidang Di Antara Dua Kurva

)(11 xfy )(22 xfy berada di atas

p q

y

x 0

y1

y2

x x+x

Apx

xxfxfAA pxsegmen )()( 21

Rentang qxp dibagi dalam n segmen

xqx

px

n

segmen xxfxfA )()( 211

jumlah semua segmen:

q

p

n

segmenpq dxxfxfAA )()(lim 211

Dengan membuat n menuju tak hingga sehingga x menuju nol kita sampai pada suatu limit

59

Page 60: Matematika  II

30)12(186)2(4( 32

3

2

xdxApq

41 y 22 yJika dan berapakah luas bidang antara y1 dan y2 dari x1 = p = 2 sampai x2 = q =

+3.

Contoh:

21 xy 42 yJika dan

berapakah luas bidang yang dibatasi oleh y1 dan y2.

Contoh:

Terlebih dulu kita cari batas-batas integrasi yaitu nilai x pada perpotongan antara y1 dan y2.

2 ,24 212

21 qxpxxyy

3

32

3

16

3

16

3

88

3

88

34)4(

2

2-

32

2

2

xxdxxApq

0

2

4

-2 -1 0 1 2

y2

y1y2

di atas y1

y

x

60

Page 61: Matematika  II

221 xy xy 2Jika dan

berpakah luas bidang yang dibatasi oleh y1 dan y2.

Contoh:

Batas integrasi adalah nilai x pada perpotongan kedua kurva

22

811 ;1

2

811

02atau 2

2

2

2

1

2221

qxpx

xxxxyy

5,4 22

1

3

142

3

8

223

)2(

2

1

232

1

2

x

xxdxxxApq

-4

-2

0

2

4

-2 -1 0 1 2

y1 di atas y2

y1

y2

y

x

61

Page 62: Matematika  II

Sebuah piranti menyerap daya 100 W pada tegangan konstan 200V. Berapakah energi yang diserap oleh piranti ini selama 8 jam ?

Daya adalah laju perubahan energi. Jika daya diberi simbol p dan energi diberi simbol w, maka

yang memberikan dt

dwp pdtw

[kWh]hour Watt kilo 8,0

[Wh]r Watt.hou800100 10080

8

0

8

0

tdtpdtw

Penerapan Integral

Contoh:

Perhatikan bahwa peubah bebas di sini adalah waktu, t. Kalau batas bawah dari waktu kita buat 0, maka batas atasnya adalah 8, dengan satuan jam. Dengan demikian maka energi yang diserap selama 8 jam adalah

62

Page 63: Matematika  II

dt

dqi idtq

coulomb 625,02

25,1

2

05,005,0

5

0

5

0

25

0 ttdtidtq

Arus yang melalui suatu piranti berubah terhadap waktu sebagai i(t) = 0,05 t ampere. Berapakah jumlah muatan yang dipindahkan melalui piranti ini antara t = 0 sampai t = 5 detik ?

sehingga

Jumlah muatan yang dipindahkan dalam 5 detik adalah

Contoh:

Arus i adalah laju perubahan transfer muatan, q.

63

Page 64: Matematika  II

Berikut ini kita akan melihat penggunaan integral untuk menghitung volume.

Balok

x

Jika A(x) adalah luas irisan di sebelah kiri dan A(x+x) adalah luas irisan di sebelah

kanan maka volume irisan V adalah

xxxAVxxA )()(

Volume balok V adalah q

p

xxAV )(

luas rata-rata irisan antara A(x) dan A(x+x).

Apabila x cukup tipis dan kita mengambil A(x) sebagai pengganti maka kita memperoleh pendekatan dari nilai V, yaitu:

q

p

xxAV )(

Jika x menuju nol dan A(x) kontinyu antara p dan q maka :

q

p

q

pox

dxxAxxAV )()(lim

64

Volume Sebagai Suatu Integral

Page 65: Matematika  II

Rotasi Bidang Segitiga Pada Sumbu-x

y

x

x

O Q

P

A(x) adalah luas lingkaran dengan jari-jari r(x); sedangkan r(x) memiliki persamaan garis OP.

hhh

dxxmdxxrdxxAV0

22

0

2

0)()(

m : kemiringan garis OP h : jarak O-Q.

3

3

PQ/OQ)(

32

3232

kerucuth

rhhm

V

Jika garis OP memotong sumbu-y maka diperoleh kerucut terpotong

65

Page 66: Matematika  II

Rotasi Bidang Sembarang

y

x

x

0 a b

f(x) 22 )()()( xfxrxA

b

adxxfV 2)(

Rotasi Gabungan Fungsi Linier

Fungsi f(x) kontinyu bagian demi bagian. Pada gambar di samping ini terdapat tiga rentang x dimana fungsi linier kontinyu. Kita dapat menghitung volume total sebagai jumlah volume dari tiga bagian.

y

x

x

0 a b

f2(x)f1(x)

f3(x)

66

Page 67: Matematika  II

Persamaan Diferensial

67

Page 68: Matematika  II

Pengertian

Persamaan diferensial diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Menurut jenis atau tipe: ada persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Jenis yang kedua tidak termasuk pembahasan di sini, karena kita hanya meninjau fungsi dengan satu peubah bebas.

2. Menurut orde: orde persamaan diferensial adalah orde tertinggi turunan fungsi yang ada dalam persamaan.

3. Menurut derajat: derajat suatu persamaan diferensial adalah pangkat tertinggi dari turunan fungsi orde tertinggi.

xex

y

dx

yd

dx

yd

12

5

2

22

3

3

Contoh:

adalah persamaan diferensial biasa, orde tiga, derajat dua.

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan di mana terdapat satu atau lebih turunan fungsi.

68

1. Persamaan Diferensial Orde-1

Page 69: Matematika  II

Solusi

Suatu fungsi y = f(x) dikatakan merupakan solusi dari suatu persamaan diferensial jika persamaan tersebut tetap terpenuhi dengan digantikannya y dan turunannya dalam

persamaan tersebut oleh f(x) dan turunannya.

0 xx keke

xkey 0 ydt

dy adalah solusi dari persamaan

xkey xke

dt

dy karena turunan adalah

dan jika ini kita masukkan dalam persamaan akan kita peroleh

Contoh:

Persamaan terpenuhi.

Pada umumnya suatu persamaan orde n akan memiliki solusi yang mengandung n tetapan sembarang.

69

Page 70: Matematika  II

Pemisahan Peubah

Jika pemisahan peubah ini bisa dilakukan maka persamaan diferensial dapat kita tuliskan dalam bentuk

0)()( dxxgdyyf

Apabila kita lakukan integrasi, kita akan mendapatkan solusi umum dengan satu tetapan sembarang K, yaitu

Kdxxgdyyf ))()(

Suku-suku terbentuk dari peubah yang berbeda

70

Persamaan Diferensial Orde-1 Dengan Peubah Yang Dapat Dipisahkan

Page 71: Matematika  II

yxedx

dy

0 dxedye xy

y

x

e

e

dx

dyPersamaan ini dapat kita tuliskan

yang kemudian dapat kita tuliskan sebagai persamaan dengan peubah terpisah

Kee xy Kee xy sehingga atau

Contoh:

Kdxedye xy Integrasi kedua ruas memberikan:

71

Contoh:xydx

dy 1

0x

dxydy

Kx

dxydy

Pemisahan peubah akan memberikan bentuk

Kxy

ln2

2

Kxy 2ln atau

x

dxydy atau

Integrasi kedua ruas:

Page 72: Matematika  II

Persamaan Diferensial Homogen Orde Satu

Suatu persamaan disebut homogen jika ia dapat dituliskan dalam bentuk

x

yF

dx

dy

Ini dapat dijadikan sebagai peubah bebas baru

x

yv

vxy

dx

dvxv

dx

dy)(vF

dx

dvxv

0)(

vFv

dv

x

dx

Pemisahan peubah:

yang akan memberikan

dan

vvFdx

dvx )(

x

dx

vvF

dv

)(

atau:

72

Page 73: Matematika  II

Contoh: 02)( 22 xydydxyx

02)1(2

22 xydydx

x

yxUsahakan menjadi homogen

dyx

ydx

x

y2)1(

2

2

)/()/(2

)/(1 2xyF

xy

xy

dx

dy

Peubah baru v = y/x

vxy

dx

dvxv

dx

dy v

v

dx

dvxv

2

1 2

v

v

v

vv

dx

dvx

2

31

2

1 22

x

dx

v

vdv

231

2 031

22

v

vdv

x

dx Peubah terpisah atau

)(2

1 2vF

v

v

dx

dy

73

Page 74: Matematika  II

Kita harus mencari solusi persamaan ini untuk mendapatkanv sebagai fungsi x.

031

22

v

vdv

x

dx

dx

xd

x

)(ln1

)6(31

1

)31(

)31(

)31ln()31ln(2

2

2

22v

vdv

vd

vd

vd

dv

vd

Kita coba hitung

KKvx ln3

1)31ln(

3

1ln 2

0)31ln(

3

1 2

dv

dv

vd

x

dx

KKvx ln)31ln(ln3 2

Kvx )31( 23

Kxyx 23 )/(31 Kyxx 22 3

Suku ke-dua ini berbentuk 1/x dan kita tahu bahwa

Hasil hitungan ini dapat digunakan untuk mengubah bentuk persamaan menjadi

Integrasi ke-dua ruas:

74

Page 75: Matematika  II

Dalam persamaan diferensial linier, semua suku berderajat satu atau nol

P dan Q merupakan fungsi x atau tetapan

Pembahasan akan dibatasi pada situasi dimana P adalah suatu tetapan. Hal ini kita lakukan karena pembahasan akan langsung dikaitkan dengan pemanfaatan praktis dalam analisis rangkaian

listrik. Persamaan diferensial yang akan ditinjau dituliskan secara umum sebagai

)(tfbydt

dya

Dalam aplikasi pada analisis rangkaian listrik, f(t) tidak terlalu bervariasi. Mungkin ia bernilai 0, atau mempunyai bentuk sinyal utama yang hanya ada tiga, yaitu anak tangga, eksponensial, dan

sinus. Kemungkinan lain adalah bahwa ia merupakan bentuk komposit yang merupakan gabungan dari bentuk utama.

QPydx

dyOleh karena itu persamaan diferensial orde satu

yang juga linier dapat kita tuliskan dalam bentuk:

75

Persamaan Diferensial Linier Orde Satu

Page 76: Matematika  II

Persamaan diferensial linier orde satu seperti ini biasa kita temui pada peristiwa transien (atau peristiwa peralihan)

dalam rangkaian listrik. Cara yang akan kita gunakan untuk mencari solusi adalah cara pendugaan

Persamaan diferensial linier mempunyai solusi total yang merupakan jumlah dari solusi khusus dan solusi homogen.

Solusi khusus adalah fungsi yang dapat memenuhi persamaan yang diberikan, sedangkan solusi homogen

adalah fungsi yang dapat memenuhi persamaan homogen

0 bydt

dya

Peubah y adalah keluaran rangkaian (atau biasa disebut tanggapan rangkaian) yang dapat berupa tegangan ataupun

arus sedangkan nilai a dan b ditentukan oleh nilai-nilai elemen yang membentuk rangkaian.

Fungsi f(t) adalah masukan pada rangkaian yang dapat berupa tegangan ataupun arus dan disebut fungsi pemaksa

atau fungsi penggerak.

76

Page 77: Matematika  II

Hal ini dapat difahami karena jika f1(t) memenuhi persamaan yang diberikan dan fungsi f2(t) memenuhi

persamaan homogen, maka y = (f1+f2) akan juga memenuhi persamaan yang diberikan, sebab

0

)(

11

22

11

2121

bfdt

dfabf

dt

dfabf

dt

dfa

ffbdt

ffdaby

dt

dya

Jadi y = (f1+f2) adalah solusi dari persamaan yang diberikan, dan kita sebut solusi total. Dengan kata lain solusi total adalah jumlah dari solusi khusus dan solusi

homogen.

77

Page 78: Matematika  II

Solusi Homogen

Persamaan homogen

0 bydt

dya

Jika ya adalah solusinya maka

0 dta

b

y

dy

a

a

Integrasi kedua ruas memberikan

Kta

bya ln

sehingga

Kta

bya ln

taba

Kta

b

a eKey )/(

Inilah solusi homogen

78

Page 79: Matematika  II

)(tfbydt

dya p

p

Bentuk f(t) ini menentukan bagaimana bentuk yp.

tKtKytAtftAtf

KeyAetf

KyAtf

ytf

scp

tp

t

p

p

sincos cos)(atau , sin)( Jika

aleksponensi al,eksponensi)( Jika

konstan konstan,)( Jika

00)( Jika

Jika solusi khusus adalah yp , maka

Dugaan bentuk-bentuk solusi yp yang tergantung dari f(t) ini dapat diperoleh karena hanya dengan bentuk-bentuk seperti itulah persamaan diferensial dapat dipenuhi

Jika dugaan solusi total adalahtab

aptotal eKyy )/(

Masih harus ditentukan melalui kondisi awal.

79

Page 80: Matematika  II

Dari suatu analisis rangkaian diperoleh persamaan

01000 vdt

dv

Carilah solusi total jika kondisi awal adalah v = 12 V.

Contoh:

Persamaan ini merupakan persamaan homogen, f(t) = 0. Solusi khusus bernilai nol.

01000 dtv

dv

Ktv 1000ln

ta

Kt eKev 10001000

Penerapan kondisi awal: aK12

Solusi total: V 12 1000tev

80

Page 81: Matematika  II

Contoh: Suatu analisis rangkaian memberikan persamaan

1210 3 vdt

dv

Dengan kondisi awal v(0+) = 0 V , carilah tanggapan lengkap.

Solusi homogen: 010 3 a

a vdt

dv0103 dt

v

dv

a

a

taa eKv 1000

Solusi khusus: 12pv karena f(t) = 12

Solusi total (dugaan):t

atotal eKv 100012

Penerapan kondisi awal: aK120 12aK

Solusi total: V 1212 1000ttotal ev

81

Page 82: Matematika  II

Contoh:

tvdt

dv10cos1005

Pada kondisi awal v = 0 V, suatu analisis transien

menghasilkan persamaan Carilah solusi total.

Solusi homogen: 05 aa v

dt

dv05 dt

v

dv

a

a

Ktva 5ln taa eKv 5

Solusi khusus: tAtAv scp 10sin10cos

ttAtAtAtA scsc 10cos10010sin510cos510cos1010sin10

ttAtA cs 10cos10010cos510cos10 100510 cs AA

010sin510sin10 tAtA sc 0510 sc AA

8sA 4cA

Solusi total (dugaan): taeKttv 510sin810cos4

Penerapan kondisi awal: aK40 4aK

Solusi total : tettv 5410sin810cos4 82

Page 83: Matematika  II

Untuk sementara ini mengenai persamaan diferensial orde-2 silahkan dilihat Buku

Analisis Rangkaian Listrik Jilid-2

83

Persamaan Diferensial Orde-2

Page 84: Matematika  II

Matematika II

Sudaryatno Sudirham

84