17
  Masyarakat Majemuk, Masyarakat Multiultural, dan Minoritas: Memperjuangakan Hak-hak Minoritas[1]  Masyarakat Majemuk  Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di negara Afrika Selatan sebelum direformasi atau pada jaman penjaajhan Belanda dan penjaajhan Jepang di Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya dalam bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi di Indonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan bahwa  perjuangan hak-hak minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat majemuk Indonesia kita perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat multikultural. Karena dalam masyarakat multikultural itulah, hak-hak untuk  berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan penjelasan mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat multikultural. Uraian berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan mengenai apa itu golongan minoritas dalam kaitan atau pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusul dengan penjelasan mengenai multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.  Masyarakat Majemuk Indonesia Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat- masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah negara.

Masyarakat Majemuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 1/17

 

 

Masyarakat Majemuk, 

Masyarakat Multiultural, dan Minoritas: 

Memperjuangakan Hak-hak Minoritas[1] 

  Masyarakat Majemuk  

Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai

minoritas selalu didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan

formal, seperti yang terjadi di negara Afrika Selatan sebelum direformasi

atau pada jaman penjaajhan Belanda dan penjaajhan Jepang di Indonesia.

Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya dalam bentuk 

kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi

di Indonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan bahwa

  perjuangan hak-hak minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat

majemuk Indonesia kita perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat

multikultural. Karena dalam masyarakat multikultural itulah, hak-hak untuk 

  berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan penjelasan

mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah

diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat

multikultural. Uraian berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan

mengenai apa itu golongan minoritas dalam kaitan atau pertentangannya

dengan golongan dominan, dan disusul dengan penjelasan mengenai

multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana

memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.

  Masyarakat Majemuk Indonesia 

Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-

masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan

secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah negara.

Page 2: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 2/17

 

 

Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahan adalah

contoh dari masyarakat majemuk. Sedangkan setelah Perang Dunia kedua

contoh-contoh dari masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia,

Afrika Selatan, dan Suriname. Ciri-ciri yang menyolok dan kritikal dari

masyarakat majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau

 pemerintah nasional dengan masyrakat suku bangsa, dan hubungan di antara

masyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional. Dalam

  perspektif hubngan kekuatan, sistem nasional atau pemerintahan nasional

adalah yang dominan dan masyarakat-masyarakat suku bangsa adalah

minoritas. Hubungan antara pemerintah nasional dengan masyarakat suku  bangsa dalam masyarakat jajahan selalu diperantarai oleh golongan

 perantara, yang posisi ini di hindia Belanda dipegang oleh golongan Cina,

Arab, dan Timur Asing lainnya untuk kepentingan pasar. Sedangkan para

sultan dan raja atau para bangsawan yang disukung oleh para birokrat

(priyayi) digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan penguasaan. Atau

dipercayakan kepada para bangsawan dan priyayi untuk kelompok-

kelompok suku bangsa yang digolongkan sebagai terbelakang atau primitif.

Dalam masyarakat majemuk dengan demikian ada perbedaan-

  perbedaan sosial, budaya, dan politik yang dikukuhkan sebagai hukum

ataupun sebagai konvensi sosial yang membedakan mereka yang tergolong

sebagai dominan yang menjadi lawan dari yang minoritas. Dalam

masyarakat Hindia Belanda, pemerintah nasional atau penjajah mempunyai

kekutan iliter dan polisi yang dibarengi dengan kekuatan hukum untuk 

memaksakan kepentingan-kepentingannya, yaitu mengeksploitasi sumber 

daya alam dan manusia. Dalam struktur hubungan kekuatan yang berlaku

secara nasional, dalalm penjajahan hindia Belanda terdapat golongan yang

 paling dominan yang berada pada lapisan teratas, yaitu orang Belanda dan

Page 3: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 3/17

 

 

orang kulit putih, disusul oleh orang Cina, Arab, dan Timur asing lainnya,

dan kemuian yang terbawah adalah mereka yang tergolong pribumi. Mereka

yang tergolong pribumi digolongkan lagi menjadi yang tergolong telah

menganl peradaban dan meraka yang belum mengenal peradaban atau yang

masih primitif. Dalam struktur yang berlaku nasional ini terdapat struktur-

struktur hubungan kekuatan dominan-minoritas yang bervariasi sesuai

konteks-konteks hubungan dan kepentingan yang berlaku.

Dalam masa pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintah

  penajajahan Jepang yang merupakan pemerintahan militer telah

memposisikan diri sebagai kekuatan memaksa yang maha besar dalamsegala bidang kehidupan masyarakat suku bangsa yang dijajahnya. Dengan

kerakusannya yang luar biasa, seluruh wilayah jajahan Jepang di Indonesia

dieksploitasi secara habis habisan baik yang berupa sumber daya alam fisik 

maupun sumber daya manusianya (ingat Romusha), yang merupakan

kelompok minoritas dalam perspektif penjajahan Jepang. Warga masyarakat

Hindia Belanda yang kemudian menjadi warga penjajahan Jepang

menyadari pentingnya memerdekakan diri dari penjajahan Jepang yang amat

menyengsarakan mereka, emmerdekakan diri pada tanggal 17 agustus tahun

1945, dipimpin oleh Soekarno-Hatta.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yang disemangati oleh

Sumpah Pemuda tahun 1928, sebetulnya merupakan terbentuknya sebuah

 bangsa dalam sebuah negara yaitu Indonesia tanpa ada unsur paksaan. Pada

tahun-tahun penguasaan dan pemantapan kekuasaan pemerintah nasional

  barulah muncul sejumlah pemberontakan kesukubangsaan-keyakinan

keagamaan terhadap pemerintah nasional atau pemerintah pusat, seperti

yang dilakukakn oleh DI/TII di jawa Barat, DI/TII di Sulawesi Selatan,

RMS, PRRI di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Permesta di Sulawesi

Page 4: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 4/17

 

 

Utara, dan berbagai pemberontakan dan upaya memisahkan diri dari

Republik Indonesia akhir-akhir ini sebagaimana yang terjadi di Aceh, di

Riau, dan di Papua, yang harus diredam secara militer. Begitu juga dengan

kerusuhan berdarah antar suku bangsa yang terjadi di kabupaten Sambas,

Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Maluku yang harus diredam

secara paksa. Kesemuanya ini menunjukkan adanya pemantapan

  pemersatuan negara Indonesia secara paksa, yang disebabkan oleh adanya

  pertentangan antara sistem nasional dengan masyarakat suku bangsa dan

konflik di antara masyarakat-masyarakat suku bangsa dan keyakinan

keagamaan yang berbeda di Indonesia.Dalam era diberlakukannya otonomi daerah, siapa yang sepenuhnya

 berhak atas sumber daya alam, fisik, dan sosial budaya, juga diberlakukan

oleh pemerintahan lokal, yang dikuasai dan didominasi administrasi dan

  politiknya oleh putra daerah atau mereka yang secara suku bangsa adalah

suku bangsa yang asli setempat. Ini berlaku pada tingkat provinsi maupun

  pada tingkat kabupaten dan wilayah administrasinya. Ketentuan otonomi

daerah ini menghasilkan golongan dominan dan golongan minoritas yang

  bertingkat-tingkat sesuai dengan kesukubangsaan yang bersangkutan. Lalu

apakah itu dinamakan minoritas dan dominan?

Page 5: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 5/17

 

 

  Hubungan Dominan-Minoritas 

Kelompok minoritas adalah orang-orang yang karena ciri-ciri fisik 

tubuh atau asal-usul keturunannya atau kebudayaannya dipisahkan dari

orang-orang lainnya dan diperlakukan secara tidak sederajad atau tidak adil

dalam masyarakat dimana mereka itu hidup. Karena itu mereka merasakan

adanya tindakan diskriminasi secara kolektif. Mereka diperlakukan sebagai

orang luar dari masyarakat dimana mereka hidup. Mereka juga menduduki

  posisi yang tidak menguntungkan dalam kehidupan sosial masyarakatnya,

karena mereka dibatasi dalam sejumlah kesempatan-kesempatan sosial,

ekonomi, dan politik. Mereka yang tergolong minoritas mempunyai gengsiyang rendah dan seringkali menjadi sasaran olok-olok, kebencian,

kemarahan, dan kekerasan. Posisi mereka yang rendah termanifestasi dalam

  bentuk akses yang terbatas terhadap kesempatan-kesempatan pendidikan,

dan keterbatasan dalam kemajuan pekerjaan dan profesi.

Keberadaan kelompok minoritas selalu dalam kaitan dan

 pertentangannya dengan kelompok dominan, yaitu mereka yang menikmati

status sosial tinggi dan sejumlah keistimewaan yang banyak. Mereka ini

mengembangkan seperangkat prasangka terhadap golongan minoritas yang

ada dalam masyarakatnya. Prasangka ini berkembang berdasarkan pada

adanya (1) perasaan superioritas pada mereka yang tergolong dominan; (2)

sebuah perasaan yang secara intrinsik ada dalam keyakinan mereka bahwa

golongan minoritas yang rendah derajadnya itu adalah berbeda dari mereka

dantergolong sebagai orang asing; (3) adanya klaim pada golongan dominan

 bahwa sebagai akses sumber daya yang ada adalah merupakan hak mereka,

dan disertai adanya ketakutan bahwa mereka yang tergolong minoritas dan

rendah derajadnya itu akan mengambil sumberdaya-sumberdaya tersebut.

Page 6: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 6/17

 

 

Dalam pembahasan tersebut di atas, keberadaan dan kehidupan

minoritas yang dilihat dalam pertentangannya dengan dominan, adalah

sebuah pendekatan untuk melihat minoritas dengan segala keterbatasannya

dan dengan diskriminasi dan perlakukan yang tidak adil dari mereka yang

tergolong dominan. Dalam perspektif ini, dominan-minoritas dilihat sebagai

hubungan kekuatan. Kekuatan yang terwujud dalam struktur-struktur 

hubungan kekuatan, baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat-tingkat

lokal. Bila kita melihat minoritas dalam kaitan atau pertentangannya dengan

mayoritas maka yang akan dihasilkan adalah hubungan mereka yang

  populasinya besar (mayoritas) dan yang populasinya kecil (minoritas).Perspektif ini tidak akan dapat memahami mengapa golongan minoritas

didiskriminasi. Karena besar populasinya belum tentu besar kekuatannya.

Konsep diskriminasi sebenarnya hanya digunakan untuk mengacu

  pada tindakan-tindakan perlakuakn yang berbeda dan merugikan terhadap

mereka yang berbeda secara askriptif oleh golongan yang dominan. Yang

termasuk golongan sosial askriptif adalah suku bangsa (termasuk golongan

ras, kebudayaan sukubangsa, dan keyakinan beragama), gender atau

golongan jenis kelamin, dan umur. Berbagai tindakan diskriminasi terhadap

mereka yang tergolong minoritas, atau pemaksaan untuk merubah cara hidup

dan kebudayaan mereka yang tergolong minoritas (atau asimilasi) adalah

  pola-pola kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat majemuk.

Berbagai kritik atau penentangan terhadap dua pola yang umum dilakukan

oleh golongan dominan terhadap minoritas biasanya tidak mempan, karena

golongan dominan mempunyai kekuatan berlebih dan dapat memaksakan

kehendak mereka baik secara kasar dengan kekuatan militer dan atau polisi

atau dengan menggunakan ketentuan hukum dan berbagai cara lalin yang

secara sosial dan budaya masuk akal bagi kepentingan mereka yang

Page 7: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 7/17

 

 

dominan. Menurut pendapat saya, cara yang terbaik adalah dengan merubah

masyarakat majemuk (plural society) menjadi masyarakat multikultural

(multicultural society), dengan cara mengadopsi ideologi multikulturalisme

sebagai pedoman hidup dan sebagai keyakinan bangsa Indonesia untuk 

diaplikasikan dalam kehidupan bangsa Indonesia.

  Multikulturalisme dan Kesederajatan 

Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang menekankan

  pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan kebudayaan.

Tercakup dalam pengertian kebudayaan adalah para pendukung kebudayaan,

  baik secara individual maupun secara kelompok, dan terutma ditujukanterhadap golongan sosial askriptif yaitu sukubangsa (dan ras), gender, dan

umur. Ideologi multikulturalisme ini secara bergandengan tangan saling

mendukung dengan proses-proses demokratisasi, yang pada dasarnya adalah

kesederajatan pelaku secara individual (HAM) dalam berhadapan dengan

kekuasaan dan komuniti atau masyarakat setempat.

Sehingga upaya penyebarluasan dan pemantapan serta penerapan

ideologi multikulturalisme dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, mau

tidak mau harus bergandengan tangan dengan upaya penyebaran dan

  pemantapan ideologi demokrasi dan kebangsaan atau kewarganegaraan

dalam porsi yang seimbang. Sehingga setiap orang Indoensia nantinya, akan

mempunyai kesadaran tanggung jawab sebagai orang warga negara

Indonesia, sebagai warga sukubangsa dankebudayaannya, tergolong sebagai

gender tertentu, dan tergolong sebagai umur tertentu yang tidak akan berlaku

sewenang-wenang terhadap orang atau kelompok yang tergolong lain dari

dirinya sendiri dan akan mampu untuk secara logika menolak diskriminasi

dan perlakuakn sewenang-wenang oleh kelompok atau masyarakat yang

dominan. Program penyebarluasan dan pemantapan ideologi

Page 8: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 8/17

 

 

multikulturalisme ini pernah saya usulkan untuk dilakukan melalui

 pendidikakn dari SD s.d. Sekolah Menengah Atas, dan juga S1 Universitas.

Melalui kesempatan ini saya juga ingin mengusulkan bahwa ideologi

multikulturalisme seharusnya juga disebarluaskan dan dimantapkan melalui

 program-program yang diselenggarakan oleh LSM yang yang sejenis.

Mengapa perjuangan anti-diskriminasi terhadap kelompok-kelompok 

minoritas dilakukan melalui perjuangan menuju masyarakat multikultural?

Karena perjuangan anti-diskriminasi dan perjuangan hak-hak hidup dalam

kesederajatan dari minoritas adalah perjuangan politik, dan perjuangan

  politik adalah perjuangan kekuatan. Perjuangan kekuatan yang akanmemberikan kekuatan kepada kelompok-kelompok minoritas sehingga hak-

hak hidup untuk berbeda dapat dipertahankan dan tidak tidak didiskriminasi

karena digolongkan sebagai sederajad dari mereka yang semula menganggap

mereka sebagai dominan. Perjuangan politik seperti ini menuntut adanya

landasan logika yang masuk akal di samping kekuatan nyata yang harus

digunakan dalam penerapannya. Logika yang masuk akal tersebut ada dalam

multikulturalisme dan dalam demokrasi.

Upaya yang telah dan sedang dilakukan terhadap lima kelompok 

minoritas di Indonesia oleh LSM, untuk meningkatkan derajad mereka,

mungkin dapat dilakukan melalui program-program pendidikan yang

mencakup ideologi multikulturalisme dan demokrasi serta kebangsaan, dan

 berbagai upaya untuk menstimuli peningkatan kerja produktif dan profesi.

Sehingga mereka itu tidak lagi berada dalam keterbelakangan dan

ketergantungan pada kelompok-kelompok dominan dalam masyarakat

setempat dimana kelompok minoritas itu hidup.

Page 9: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 9/17

 

 

ILMU PENGETEHUAN SOSIAL

Masyarakat Majemuk, 

Masyarakat Multiultural, dan Minoritas:

MEMPERJUANGKAN HAK-HAK MINORITAS

NAMA : KUNTO NUGROHO.

KELAS : XI MO 1.

SEKOLAH : SMK BOEDOET CILACAP.

Page 10: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 10/17

 

 

1. Keragaman suku bangsa di Provinsi DKI Jakarta

Pada awalnya, Jakarta dihuni oleh orang-orang Sunda, Jawa, Bali, Melayu, Maluku, dan

 beberapa suku lain. Selain itu, ada juga orang-orang Cina, Portugis, Belanda, Arab, dan India.Suku yang dianggap sebagai penduduk asli Jakarta adalah suku Betawi. Suku Betawi merupakan

hasil perpaduan antaretnis dan bangsa di masa lalu. Saat ini, suku bangsa yang ada lebih banyak lagi. Jakarta menjadi miniatur Indonesia. Hampir semua suku bangsa yang ada di Indonesia kita jumpai di Jakarta. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2000, suku Jawa merupakan suku terbesar 

disusul suku Betawi, dan suku Sunda. Selain itu masih ada orang Aceh, Batak, Minang (Padang),Madura, Bali, Makasar, Flores, Ambon, dan lain-lain.

2. Keragaman bahasa di Provinsi DKI Jakarta

Bahasa resmi yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia. Bahasa percakapan sehari-hari

adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi. Bahasa daerah juga digunakan oleh kelompok penduduk yang berasal dari daerah lain. Misalnya saja bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Minang, bahasa

Batak, bahasa Madura, bahasa Bugis, dan bahasa Tionghoa.

3. Keragaman agama dan kepercayaan di Provinsi DKI Jakarta

Agama yang dipeluk penduduk Jakarta cukup beragam. Berikut ini jumlah penganut agama berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000.

a. Penganut agama Islam (85,75 persen) b. Kristen Protestan (6 persen),

c. Katolik (4,03 persen),d. Budha (3,75 persen),

e. Hindu (0,13 persen).

Berbagai tempat peribadatan dijumpai di Jakarta. Antara lain masjid, gereja, pura, vihara, dankelenteng. Di Jakarta juga ada satu sinagoga. Sinagoga adalah tempat ibadah penganut agama

Page 11: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 11/17

 

 Yahudi. Sinagoga itu digunakan oleh pekerja-pekerja asing yang menganut agama Yahudi.

a. Tari Topeng, Ondel-Ondel, Sambrah, Cokek, Doger dan Ogel, Sembah Nyai, Sirih Kuning dan

sebagainya. b. Musik tanjidor, kroncong, gambus, rebana, dan gambang kromong.

c. Pertunjukan lenong, wayang sumedar, wayang senggol, da wayang dermuluk.d. Lagu daerah Kicir-Kicir, Jali-Jali, Lenggang Kangkung, Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih

Kuning, dan Cik Minah.

2. Keragaman budaya

Kita sudah mempelajari keragaman suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa memiliki adatistiadat dan budaya sendiri. Budaya dan adat istiadat daerah dapat kita jumpai dalam hidup

sehari-hari. Maka terbentuklah bermacam-macam adat istiadat dan budaya sendiri. Mari kita

Page 12: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 12/17

 

  bahas bentuk-bentuk keragaman budaya bangsa Indonesia dalam aspek-aspek berikut.

a. Bahasa daerah

Setiap suku bangsa mempunyai bahasa daerah yang khas. Ada bahasa Jawa, bahasaMinangkabau, bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Madura, dan sebagainya.

b. Adat istiadatnya

Ada bermacam-macam adat istiadat. Contohnya upacara adat yang dipakai waktu orang

menikah, waktu orang melahirkan, waktu orang meninggal, dan masih banyak lagi yang lainnya.Kadang-kadang, upacara-upacara ini dipadukan dalam agama yang dianut masyarakat. Meskipun

 berbeda- beda, adat istiadat ini menunjukkan kekayaan budaya yang sangat indah yang dimiliki bangsa Indonesia. Bagaimana dengan adat istiadat di daerahmu? Coba ceritakan

Page 13: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 13/17

 

 

 bagaimana upacara perkawinan atau kematian di daerahmu. Bagaimana masyarakat di daerahmumenyambut kelahiran bayi, menyelenggarakan

upacara pemotongan rambut bayi, sunatan, dan sebagainya? Coba ceritakan semuanya ini kepadateman-temanmu.

c  . Bentuk rumah adat 

Bentuk rumah suku-suku bangsa yang ada di Indonesia juga bermacam-macam. Misalnya: Rumah adat Sumatera Barat disebut rumah gadang.

Rumah adat Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut rumah joglo. Rumah adat Sulawesi Utara disebut rumah pewaris.

Rumah adat suku Toraja disebut rumah tongkanan. Rumah betang di Kalimantan Tengah.

Rumah lobo di Sulawesi Tengah.

Page 14: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 14/17

 

 d. Kesenian daerah

Ada bermacam-macam kesenian daerah, misalnya alat musik, tarian, lagu, dan seni pertunjukan.

Berikut ini beberapa contoh alat musik daerah. Alat musik gamelan (Jawa).

Alat musik kolintang (Minahasa). Alat musik calung dan angklung (Jawa Barat).

Alat musik sasando (Kupang). Alat musik gambang kromong (Betawi).

Page 15: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 15/17

 

 e. Pakaian adat 

Selain fungsi utamanya sebagai penutup tubuh, pakaian juga menunjukkan budaya suatu daerah.

Berbagai suku bangsa memiliki pakaian tradisionalnya sendiri.

 f  . Senjata tradisional 

Setiap daerah mempunyai senjata tradisionalnya sendiri-sendiri. Misalnya: Badik, golok, trisula, keris, dan tombak sering dipakai orang Betawi

Rencong adalah senjata tradisional dari Aceh

Page 16: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 16/17

 

 

Kujang adalah senjata tradisional dari Jawa Barat Keris adalah senjata tradisional dari Jawa

 g . Makanan khas daerah

Makanan khas orang Betawi antara lain gado-gado, ketoprak, nasi uduk, dan kerak telor.

Masyarakat Maluku memiliki makanan khas yang disebut dabudabu sesi.

Masyarakat Yogyakarta memiliki makanan khas yang disebut gudeg. Masyarakat Palembang memiliki makanan khas yang disebut pempek. Masyarakat Sumatera Barat memiliki makanan khas yang disebut rendang.

h. La gu-la gu daerah

Setiap daerah di nusantara ini memiliki berbagai lagu tradisional. Misalnya:

Gambang Suling dan Ilir-ilir dari Jawa Tengah. Bubuy Bulan adalah lagu tradisional dari Jawa Barat.

Injit-injit Semut adalah lagu tradisional dari Jambi. Sapu Tangan Bapuncu adalah lagu tradisional dari Kalimantan Selatan.

Soleram adalah lagu tradisional dari Riau. Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan Selatan.

Kalayar dan Tumpi Wayu dari Kalimantan Tengah. Angin Mamiri dari Sulawesi Selatan.

Apuse dan Yamko Rambe Yamko dari Papua Bungeng Jeumpa dari Nangroe Aceh Darussalam.

Burung Tentiana dan O Ulate dari Maluku.

Page 17: Masyarakat Majemuk

5/8/2018 Masyarakat Majemuk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-majemuk-559abfb387bde 17/17

 

  Sinanggar Tulo dari Sumatera Utara. Kicir-kicir dan Keroncong Kemayoran dari Jakarta.

E. Menghargai Keragaman Suku Bangsa dan Budaya dalam Hidup

Bermasyarakat 

Seperti yang sudah kamu pelajari, masyarakat Indonesia sangat beragam. Ada banyak suku,

 bangsa, bahasa, adat-istiadat, dan kesenian di Indonesia. Apakah karena perbedaan-perbedaan itu

kita harus saling bermusuhan? Bagaimana seharusnya kita menyikapi semua bentuk keanekaragaman ini? Masih ingat lomba panjat pinang di depan. Apa yang terjadi jika kelompok 

yang ikut lomba tidak bersatu? Pasti mereka gagal mencapai tujuan, yakni kemenangan. Hadiah pasti tidak mereka terima. Sebagai bangsa yang beragam, kita juga harus bersatu. Dengan bersatu

kita bisa mencapai tujuan. Tujuan yang ingin kita capai adalah masyarakat adil dan makmur.Kita ingin mencapai kesejahteraan hidup secara bersama. Bagaimana kita bisa bersatu sementara

kita berbeda-beda? Kita bisa bersatu kalau kita saling menghargai. Kita juga harus berani

menerima perbedaan. Bagaimana cara menghargai keragaman suku bangsa dan budaya? Caranyaantara lain sebagai berikut.

1. Menerima dan menghargai suku, agama, budaya, dan adat istiadat orang lain.

2. Ikut memelihara, melestarikan, dan mengembangkan tradisi dan budaya yang ada dalammasyarakat.

3. Melakukan dialog antarsuku, agama, dan golongan. Dialog ini dapat mengurangi rasa salingcuriga dan permusuhan.

4. Tidak menganggap suku sendiri yang paling baik dan suku yang lain jelek.5. Tidak meremehkan dan menghina adat istiadat, kebiasaan, dan hasil kesenian suku bangsa

lain.

6. Menghormati suku, agama, budaya, dan adat istiadat orang lain.7. Kalau menjadi pemimpin masyarakat, kita harus melindungi semua golongan yang ada dalammasyarakat.