85
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Ditinjau dari segi usianya, Ilmu Sosial Budaya sekarang ini memiliki sedikit perubahan dibandingkan yang terdahulu. Dengan adanya perkembangan modern, mata kuliah ini semakin diperlukan khususnya sebagai calon SKM. Ilmu sosial budaya mengajarkan tentang kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Tentunya mengkaji hal ini lebih mendalam akan memberikan dampak positif agar dapat menempatkan diri sebagai individu dan makhluk sosial yang bermasyarakat. Dengan demikian dalam materi kuliah ini dapat kita ketahui, diantaranya manusia sebagai makhluk budaya, manusia sebagai makhluk yang kompleks, mengetahui dan mengenal manusia, serta berkomunikasi dengan manusia lain. Sebab 1

manusia sebagai makhluk sosial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manusia sebagai makhluk sosial

Citation preview

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Ditinjau dari segi usianya, Ilmu Sosial Budaya sekarang ini

memiliki sedikit perubahan dibandingkan yang terdahulu. Dengan adanya

perkembangan modern, mata kuliah ini semakin diperlukan khususnya

sebagai calon SKM. Ilmu sosial budaya mengajarkan tentang kehidupan

manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Tentunya mengkaji hal ini

lebih mendalam akan memberikan dampak positif agar dapat

menempatkan diri sebagai individu dan makhluk sosial yang

bermasyarakat.

Dengan demikian dalam materi kuliah ini dapat kita ketahui,

diantaranya manusia sebagai makhluk budaya, manusia sebagai makhluk

yang kompleks, mengetahui dan mengenal manusia, serta berkomunikasi

dengan manusia lain. Sebab berkembangnya Ilmu Sosial Budaya itu

terletak pada tujuan apa yang dapat di pelajari ke masa depannya.

Manusia sebagai makhluk individu merupakan perpaduan antara

faktor fenotip dan genotip yang mempunyai ciri khas dan dapat kita sebut

dengan kepribadian. Manusia sebagai makhluk sosial hidup bersama demi

memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah.

Mempelajari makalah ini merupakan salah satu sarana dalam tata

kehidupan untuk menghadapi perbedaan yang timbul antara manusia

sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Serta dapat mengetahui

1

pengembangan yang terjadi di dalam kehidupan makhluk individu dan

makhluk sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan

masyarakat ?

2. Apakah pengertian masyarakat dan sebutkan cirri-cirinya ?

3. Jelaskan perbedaan masyarakat desa dan kota ?

4. Jelaskan Interaksi social dan pelapisan social ?

5. Jelaskan stratifikasi Sosial dalam kehidupan masyarakat ?

C. Tujuan

1. Memahami pengertian manusia sebagai makhluk individu dan

masyarakat ?

2. Memahami pengertian masyarakat dan sebutkan cirri-cirinya ?

3. Memahami perbedaan masyarakat desa dan kota ?

4. Memahami Interaksi social dan pelapisan social ?

5. Memahami stratifikasi Sosial dalam kehidupan masyarakat

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Individu dan Masyarakat

1. Manusia sebagai Makhluk Individu

Individu, berasal dari kata in (tidak) dan divided (terbagi) –

(b.inggris), dan individum- tak terbagi (b.latin).

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan

rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan

sebagai manusia individu, manakala unsur- unsur tersebut menyatu dalam

dirinya.

Dalam kamus B.Indonesia – W.J.S Poerwadarmita “Manusia

adalah makhluk yang berakal budi (sebagai lawan binatang)”

Arti akal budi adalah daya pikir (untuk menmgerti dan sebagainya) dan

daya ikhtiar (untuk melakukan sesuatu sebagai alat batin untuk

menimbang baik-buruk, benar salah).

Menurut Aristoteles, di alam ini ada 3 jenis makhluk yang berjiwa,

yang tarafnya bertingkat- tingkat.

1. Anima Vegetativa: yakni roh tumbuh- tumbuhan yang fungsinya hanya

terbatas pada makan dan berkembang biak.

2. Anima Sensitiva: yaitu roh hewan yang berfungsi mengindera,

menggunakan nafsu/ perasaannya untuk bergerak dan bertindak.

3

3. Anima Intelektiva. yaitu: roh manusia yang diantara fungsinya yang

penting adalah berpikir, dan berkehendak.

Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada yang

persis sama, walaupun kembar.

Ciri seorang individu, dikenali lewat ciri fisik, sifat/karakter

Fisik: gemuk, kurus, lansing, atau kulitnya coklat, hitam, putih

Sifat: periang, sabar, cerewet

Berdasarkan fungsi psikis, CARL GUSTAF YUNG seorang ahli jiwa,

membedakan manusia menjadi dua holongan menurut arah perhatiannya:

1. Tipe ekstrovesi: Jika perhatiannya ditujukan keluar, dan orangnya

disebut ekstrovet: orang ini lebih mementingkan lingkungannya /

mengutamakan kepentingan umum dibandingkan didri sendiri.

2. Tipe introversi, perhatiannya diarahkan ke dalam dirinya sendiri dan

orangnya dianamakan intovert. Orang yang bertipe seperti ini lebih

mementingkan dirinya sendiri.

Dalam bahasa Latin individu berasal dari kata individuum, artinya yang

tak terbagi. Dalam bahasa Inggris individu berasal dari kata in dan divided. Kata

in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi.

Jadi, individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan.

4

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,

unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seorang dikatakan sebagai manusia

individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.

Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada

manusia yang persis sama. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor

genotipe dan fenotipe. Faktor genotipe adalah faktor yang dibawa individu sejak

lahir, ia merupakan faktor keturunan dibawa individu sejak lahir. Faktor fenotipe

merupakan faktor lingkungan.

Karakteristik yang khas dari seseorang disebut dengan kepribadian.

Menurut Nursyid Sumaatmadja kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu

yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan

psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang

terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika

mendapat rangsangan dari lingkungan.

2. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Sosial berkenan dengan masyarakat ,socius: teman, sosiologis: logos: ilmu.

Secara harfiah sosisologi berarti ilmu pengetahuan tentang pertemanan. Atau

secara lebih luas, ilmu pengetahuan yang mempelajari interakaksi antar manusia

di dalam masayarakat

Selama manusia hidup ia tidak akan pernah lepas dari pengaruh masyarakat.

Di rumah, di sekolah, di lingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari

5

pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,

yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh

manusia lain.

Manusia dikatakan makhluk sosial juga dikarenakan pada diri manusia ada

dorongan untuk bersosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang

lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan

untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan cirri atau

kepentingannya masing-masing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman lagi

dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai artis, cenderung untuk

berteman dengan sesame artis lagi. Dengan demikian, akan terbentuk kelompok-

kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari olehnkesamaan cirri atau

kepentingan.

Manusia dikatakan juga sebagai makhluk sosial, karena manusia tidak akan

bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Cooley

member nama looking-glass self untuk melihat bahwa seseorang dipengaruhi oleh

orang lain. Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbentuk melalui tiga

tahap. Pada tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan

orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi

mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga

seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian

orang lain terhadapnya itu.

6

Salah satu teori perana dikaitkan dengan sosialisasi oleh teori George Herbert

Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972),

Mead menguraikan tahap-tahap perkembangan secara bertahap melalui interaksi

dengan anggota masyarakat lain. Menurutnya pengembangan diri manusia ini

berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu play stage, game stage, dan

generalized other.

Prasangka (prejudice) merupakan suatu istilah yang mempunyai makna.

Namun dalam kaitannya dengan hubungan antarkelompok istilah ini mengacu

pada sikap permusuhan yang ditujukan kepada suatu kelompok tetentu atas dasar

dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai cirri-ciri yang tidak menyenangkan.

Sikap ini dinamakan prasangka, sebab dugaan yang dianut orang yang

berprasangka tidak didasarkan atas pengetahuan, pengalaman, maupun bukti-bukti

yang cukup memadai. Dapat disimpulkan bahwa mausia dikatakan sebagai

makhluk sosial karena beberapa alasan, yaitu:

1.      Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

2.      Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

3.      Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

4.      Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. 

7

3. Manusia sebagai Makhluk yang Berhubungan dengan Lingkungan Hidup

Lingkungan, yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,

yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya, bagaimanapun juga akan tercemar, dengan masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam

lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau

oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu

yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi

sesuai dengan peruntukannya.

Oleh karena itu fakta yang menunjukkan bahwa tingkat kerusakan

lingkungan sudah sangat tinggi dan cenderung makin meninggi, relatif mudah

untuk ditemukan. Berita tentang terjadinya pencemaran lingkungan, baik

pencemaran udara, air maupun tanah dengan segala aspek yang terdapat

didalamnya sering kita temukan baik di dalam media massa cetak maupun media

elektronik. Fenomena mengindikasikan bahwa kerusakan lingkunagn sudah

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat

bahwa pembangunan merupakan aktifitas utama dari setiap Negara dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan warganya, dapat dikatakan bahwa kerusakan

lingkungan sudah merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan dari kegiatan

pembangunan.

8

Lingkungan yang tercemar akibat kegiatan manusia maupun proses alam

akan berdampak negative pada kesehatan, kenikmatan hidup, kemudahan,

efisiensi, keindahan, serta keseimbangan ekosistem dan sumber daya alam. Oleh

karena itu perlindungan lingkungan merupakan suatu keharusan apabila

meninginkan lingkungan yang lestari sehingga kegiatan ekonomi dan kegiatan

lain dapat berkesinambungan. Apabila demikian halnya maka pengelolaan

lingkungan hidup merupakan suatu keharusan. Pengelolaan lingkungan hidup

adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan,

pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.

Pengelolaanlingkunganhidupbertujuan :

1. Memperoleh keselamatan hubungan antara manusia dan lingkungan.

2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.

3. Mewujudkan manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup.

4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup untuk

generasi sekarang maupun yang akan datang.

5. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang

menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengelolaan lingkungan hidup

merupakan penaggulangan dampak negatif kegiatan manusia yang bertujuan

untuk meningkatkan mutu lingkungan. Dengan telah ditentukannya tujuan

pengelolaan lingkungan hidup maka tugas selanjutnya ialah menetukan strategi,

kebijaksanaan dan langkah/ taktik pengelolaan lingkungan hidup.

9

Strategi dalam hal ini adalah haluan dalam garis besar sedang

kebijaksanaan adalah upaya atau tindakan umum untuk mencapai tujuan, langkah

atau taktik adalah upaya terinci untuk mencapai tujuan yang disesuaikan dengan

situasi dan kondisi setempat.

Perlindungan lingkungan yang bertujuan memperoleh kualitas lingkungan

yang baik, baik sekarang maupun yang akan datang, memerlukan usaha yang

sungguh-sungguh terutama dalam hal :

1. Inventarisasi situasi lingkungan sekarang

2. Lembaga serta organisasi yang khusus menangani masalah lingkungan

baik di pusat maupun di daerah terutama menentukan penyimpangan,

denda, kepada siapa denda harus dibayar, serta yang membuat laporan

tahunan situasi kualitas lingkungan pertahun.

3. Cara penyelesaian soal secara ilmiah, terencana dan politis

4. Evaluasi terus-menerus terhadap program-program lingkungan serta

persyaratan-persyaratan pembangunan proyek-proyek yang harus

memenuhi atau mengajukan laporan, selain dampak sosial ekonomis

proyek, juga dampak proyek pada lingkungan hidup.

Berbagai kebijaksanaan yang baik untuk mengelola lingkungan hidup

dapat ditempuh dan ditujukan pada keadaan udara, air, tanah serta segala racun di

dalam lingkungan.

10

Kebijaksanaan Lingkungan Sementara ini telah diundangkan Undang-

undang RI No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk

menggantikan Undang-undang No. 4 tahun 1982. Undang-undang inilah yang

akan menjadi pokok dasar tolak undang-undang lain, peraturan pelaksanannya

serta kebijaksanaan pemerintah. Untuk dapat menilai apakah kebijaksanaan itu

cukup baik atau tidak tergantung pada apakah kebijaksanaan tersebut memenuhi

kriteria tertentu.

Teknik Penilaian Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan

Ada empat segi pendekatan / teknik penilaian dampak pembangunan terhadap

lingkungan yaitu :

Segi Manfaat

Dari segi manfaat ada empat pendekatan :

1. Teknik Nilai Pasar / Produktivitas

Teknik ini biasanya dipakai untuk meneliti pengaruh pembangunan

sistem alami seperti pada perikanan, kehutanan, pertanian; pengaruh

pada sistem yang dibangun manusia yaitu gedung, jembatan, bahan;

juga pengaruh pada produk di sektor produsen dan rumah tangga.

Kualitas lingkungan disini adalah faktor produksi. Perubahan dalam

kualitas lingkungan menjurus pada perubahan dalam produktivitas dan

biaya produksi, sehingga harga-harga serta tingkat hasil juga berubah

dan ini dapat diukur.

11

2. Pendekatan Pasar Pengganti (Surrogate Market)

Pendekatan ini dibagi dalam :

a. Barang-barang dan jasa-jasa lingkungan yang dapat dipasarkan.

Jasa lingkungan merupakan subtitut barang privat yang dapat

dipasarkan. Misalnya kolam renang swasta merupakan subtitut

danau atau sungai, sehingga manfaat tambahan penawaran jasa

lingkungan mengakibatkan berkurangnya pembelian barang privat.

3. Pendekatan Nilai Tanah

a. Pendekatan Nilai Milik

Nilai tanah atau milik dipakai untuk menentukan kesediaan

orang untuk membayar barang lingkungan, yaitu pemanfaatan nilai

pasar untuk mengestimasi secara tidak langsung suatu kurva

permintaan barang lingkungan sehingga dapat dihitung manfaat

atau kerugian dari perubahan dalam kualitas atau suplai di

lingkungan tertentu.

Pendekatan Nilai Tanah Lainnya Misalnya diadakan

pemeliharaan barang-barang lingkungan untuk maksud sejarah,

pendidikan, kebudayaan, ilmiah dan lain-lain; terutama untuk

generasi mendatang.

b. Pendekatan Selisih Upah

Seperti diketahui upah tergantung pada permintaan dan

penawaran terhadap tenaga kerja. Secara teoritis permintaan

terhadap tenaga kerja tergantung pada produk fisik marjinal

12

(marginal physical product) tenaga kerja, sedang penawaran tenaga

kerja tergantung pada kondisi kerja dan kondisi hidup. Oleh karena

itu pengendalian polusi udara, perbaikan keindahan atau amenities

kota dan pengurangan resiko kesehatan akan mempertinggi tingkat

upah di kota-kota. Dengan demikian jelas perbaikan lingkungan

akan berpengaruh besar pada tingginya upah.

c. Pendekatan Berdasarkan Biaya Perjalanan / Bepergian

Pendekatan ini dipakai untuk menilai barang-barang yang

“underpriced” atau dinilai terlalu rendah, misalnya untuk mencari

nilai kurva permintaan “barang-barang” rekreasi. Biasanya makin

tinggi penghasilan seseorang makin besar permintaan terhadap

barang rekreasi.

d. Pendekatan Pemanfaatan Data Litigasi (Acara, Proses) atau

Kompensasi

Dengan acara pengendalian atau proses perhitungan ganti

rugi atau kompensasi/pampasan dibayarkanlah kepada mereka

yang menderita rugi atau kerusakan, sejumlah uang agar mereka

menyerahkan hak terhadap barang lingkungan. Misalnya saja untuk

penangkapan ikan di Cilacap diberikan ganti rugi sebesar rata-rata

keuntungan tahunan mereka dibagi dengan tingkat bunga yang

berlaku agar mereka menyerahkan hak menangkap ikan mereka di

daerah yang tercemar oleh pabrik-pabrik di industrial estate

Cilacap.

13

e. Pendekatan dengan Menggunakan Teknik Survey

Teknik ini ada 2 macam yang semuanya berdasarkan

wawancara di lapangan. Wawancara kemauan membayar atau

menerima kompensasi atau pampasan yang terdiri atas :

1) Pendekatan Tawar Menawar

Asumsi pada pendekatan tawar-menawar ini ialah bahwa

harga barang-barang atau jasa berbeda tergantung pada

perubahan dalam jumlah kualitas yang disuplai.

Orang ditanya untuk menilai kelompok-kelompok yang

terdiri dari berbagai barang dan jasa. Pernilaian didasarkan

pada kesediaan orang untuk membayar sekelompok barang

yang lebih baik atau kesediaan menerima pembayaran bila

diperoleh barang dan jasa yang lebih inferior.

2) Konsep Alokasi Anggaran

Konsep alokasi anggaran pada hakikatnya merupakan

kelanjutan dari konsep tawar-menawar. Hanya saja disini

digunakan gambar- gambar menarik dan responden diminta

untuk memilih tempat-tempat mana yang ia lebih senangi dari

tempat-tempat lain dan seberapa besar anggaran yang ia

bersedia untuk menyediakan demi kepergian ke tempat yang ia

senangi itu.

14

Segi Biaya

Dari segi biaya teknik / penilaian dibagi ke dalam :

1. Teknik Analisis Biaya, terdiri dari :

a. Teknik Pengeluaran Preventif

Teknik Pengeluaran Preventif mengestimasi nilai minimum

kualitas lingkungan berdasarkan kesediaan orang mengeluarkan

biaya untuk menghilangkan atau paling tidak mengurangi akibat

buruk lingkungan

b. Pendekatan Biaya Ganti

Pendekatan Biaya Ganti misalnya diterapkan pada kasus

konservasi tanah pegunungan. Nilai barang lingkungan yang

dikonversi adalah sebesar usaha melindungi tanah tersebut dari

erosi dengan cara menutup tanah dengan alat pelindung tertentu.

Nilai tanah kemudian terdiri dari nilai atau harga pelindung dan

kebaikan atau manfaat yang diperoleh dari ditiadakannya banjir di

bagian-bagian bawah.

c. Pendekatan Proyek Bayangan

Pendekatan dengan berdasarkan pada Proyek Bayangan

dilaksanakan dengan mengemukakan secara hipotesis suatu proyek

yang dapat ditanggulangi persoalannya dengan berbagai alternative

bayangan.

15

1) Teknik Analisis Keefektifan Biaya

Analisis keaktifan biaya juga hamper sama. Misalnya

mengurangi SO dapat dengan berbagai cara, yaitu dengan

meninggikan cerobong asap, menggunakan batubarayang baik,

beralih memanfaatkan BBM dengan sulfur rendah, dan lain-

lain. Berapa masing-masing biayanya. Mana yang paling dapat

dipertanggungjawabkan dalam rangka mengurangi SO sampai

mendekati angka nol lb/kwh dengan biaya yang dapat

ditenggang.

Teknik Input-Output

Teknik Input-Output yang dikembangkan oleh Wassily Leontief itu

dapat diterapkan pada masalah yang berhubungan dengan kualitas

lingkungan. Data yang perlu ada misalnya berhubungan dengan variabel

kualitas lingkungan seperti tata guna tanah, emisi SOx dan emisi debu

pada misalnya sector-sektor pertanian, usaha pengolahan dan jasa.

Jadi dengan teknik input-output dapat dicari dampak pembangunan

terhadap lingkungan. Tetapi penggunaan teknik ini mengandung berbagai

batasan.

1. Teknik Programasi Linier

Teknik Programasi Linier juga dapat dimanfaatkan untuk

pengelolaan kualitas lingkungan. Misalkan saja, di suatu daerah

dihasilkan tenaga listrik sebesar 2.000 MW dan terdapat wisatawan

sebanyak 1.500 orang dari suatu keadaan dimana diperlukan dana

16

investasi sebesar Rp 900 juta dan tenaga kerja sebanyak 500 orang

untuk suatu proyek; serta diketahui bahwa setiap MW tenaga listrik

(x1) memerlukan Rp 300.000,00 investasi dan tenaga kerja sebanyak

1 orang dan lagi setiap wisatawan (x2) memerlukan investasi sebesar

Rp 200.000,00 dan pelayanan sebanyak 2 orang.

Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan.

Sejak awal, manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

perjalanan hidupnya guna mendapatkan kesejahteraan. Manusia

membuat, menciptakan, mengerjakan, dan memperbaiki berbagai hal

yang di tunjuk untuk kepentingan hidupnya. Di Negara penduduk

merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal

dasar atau asset pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai sasaran

pembangunan, tetapi juga merupakan pelaku pembangunan.

Hal yang berkaitan dengan penduduk Negara meliputi:

a. Aspek kualitas penduduk, mencangkup tingkat

pendidikan,keterampilan, etos kerja, dan kepribadian.

b. Aspek kuantitas penduduk yang mencangkup jumlah

penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan, dan

perimbangan penduduk di tiap wilayah Negara ( Winarno,

2007).Lingkungan alam seperti tanah, dirombak untuk

menampung berbagai fasilitas kebutuhan manusia. Misalnya,

perumahan dan fasilitas lain seperti pelayanan kesehatan,

pendidikan, hiburan, pasar, jalan, saluran, dan lain-lain. Air

17

tidak hanya di manfaatkan untuk kebutuhan makan dan

minum, tetapi juga sebagai sarana rekreasi seperti taman,

kolam, dan air mancur air jaga untuk pembangkit listrik.

Tidak jarang, perombakan lingkungan berakibatkan pada

kerusakan lingkungan itu sendiri. Lingkungan telah

kehilangan daya dukung lingkungan sebagai akibat tindakan

manusia yang berlebihan. Contohnya, pembangunan

perumahan dan vila-vila di lereng pegunungan telah

mengakibatkan banjir besar pada daerah di bawahnya. Jadi,

jumlah penduduk semakin besar menyebabkan pemukiman

yang terus berkembang dan akhirnya berpengaru besar pula

terhadap lingkungan Perubahan lingkungan sebagai akibat

tindakan manusia tidak jarang memberikan dampak negative,

yaitu kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan

hidup merupakan problema besar yang di alami umat

manusia sekarang ini. Bahkan, isu tentang HAM, demokrasi,

dan lingkungan.

Berkenaan dengan hubungan antara manusia dengan alam

paling tidak ada tiga paham, yaitu paham determinisme,

paham posibilisme, dan paham optimisme teknologi.

Determinisme alam menempatkan manusia sebagai makhluk

yang tunduk pada alam, alam sebagai faktor yang

menentukan. Orang-orang yang dapat dipandang sebagai

18

tokoh paham determinisme antara lain Charles Darwin,

Friederich Ratzel, dan Elsworth Huntingtong.

Menurut Charles Darwin (1809-1882), dalam teori

evolusinya, bahwa makhluk hidup secara berkesinambungan

dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Pada

perkembangan tersebut terjadi perjuangan hidup (struggle for

life, struggle for existence), seleksi alam (nature selection),

dan yang kuat akan bertahan hidup (survival of the fittest).

Dalam proses perkembangan kehidupan tadi, faktor alam

sangan menentukan. Ratzel melihat bahwa populasi manusia

dengan perkembangan kebudayaannya ditentukan oleh

kondisi alam. Huntington berpandangan bahwa iklim sangat

menentukan perkembangan kebudayaan manusia.

Alam lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap

kehidupan manusia, tidak lagi dipandang sebagai faktor yang

menentukan. Manusia dengan kemampuan budayanya dapat

memilih kegiatan yang cocok sesuai denga kemungkinan dan

peluang yang diberikan oleh alam lingkungannya.

Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah

menjadi dasar pesatnya kemajuan teknologi. Kemajuan dan

penerapan teknologi telah membawa kemajuan pemanfaatan

sumber daya alam bagi kepentinga pembangunan yang

menjadi penopang kesejahteraan umat manusia. Atas dasar

19

hal tersebut muncul motto “ teknologi merupakan tulang

punggung pembangunan”.

B. PENGERTIAN MASYARAKAT DAN CIRI-CIRINYA

1. Pengertian masyarakat menurut para ahli, yaitu :

a. Krech Crutchfield and Ballachey

“A society is that it is an organized collectivity of interacting people

whose activities become centered around a set of common goals, and who

tend to share common believe, attitudes, and of action.”

“Masyarakat adalah sekumpulan yanng terorganisir dari orang-orang yang

berinteraksi yang mana kegiatannya berpusat pada tujuan bersama, dan

yang manacenderung untuk berbagi mengenai percaya, sikap, dan tindakan.”

Pada konsep ini, masyarakat lebih dicirikan oleh interaksi, kegiatan,

tujuan, keyakinan, dan tindakan sejumlah manusia yang sedikit banyak

berkecenderungan sama.

Mereka percaya bahwa televisi bertanggung jawab dalam membentuk,

atau mendoktrin konsepsi pemirsanya mengenai raelitas sosial yang ada

disekelilingnya.

b. Fairchilde

“Society is a group human beings cooperating in the pursuit of several of

their major interest, invariably including self maintenance and self-

perpetuation, the concept of society includes continuity, complex

20

associational relationships, and a composition including representatives of

fundamental human types, specifically men, women, and children.”

“Masyarakat adalah sekelompok manusia yang bekerja sama dalam

mengejar beberapa kepentingan utama mereka, termasuk memelihara diri dan

kelangsungan hidup, konsep masyarakat termasuk kesinambungan, hubungan

asosiasional yang kompleks, dan komposisi termasuk perwakilan dari jenis

manusia yang mendasar, khususnya laki-laki, wanita, dan anak-anak.”

Menurut konsep ini, karakteristik dari masyarakat itu sendiri adalah

adanya sekelompok manusia yang menunjukkan perhatianya bersama secara

mendasar, pemeliharaan kekelan bersama perwakilan manusia menurut

sejenisnya yang berhubungan satu sama lain secara berkesinambungan jadi

relasi manusia sebagai suatu bentuk masyarakat tidak terjadi dalam waktu

yang singkat.

c. Paul B. Horton & C. Hunt

“A society is a relatively independent, self-perpetuating human group who

occupy territory, share a culture, and have most their association within this

group.”

“Masyarakat adalah relatif independen,  sekelompok manusia

mengabadikan diri menempati wilayah, berbagi budaya, dan memiliki

sebagian besar hubungan mereka dalam kelompok ini.”

Dengan demikian, karakteristik dari masyarakat itu terutama terletak pada

kelompok manusia yang bebas dan bersifat kekal, menempati kawasan

21

tertentu, memiliki kebudayaan serta terjalin dalam suatu hubungan di antara

anggota-anggotanya.

Di antara istilah (konsep) masyarakat yang telah dikemukakan di atas,

tidak ada perbedaan ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu

mengenai persamaannya. Yang utama, masyarakat itu merupakan kelompok

atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak

bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah

melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.

d. Koentjaraningrat

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh

suatu rasa identitas bersama.

e. Selo Soemardjan

Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan

kebudayaan.

f. Paul B. Horton & C. Hunt

Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup

bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,

mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di

dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

22

g. J.L Gillin dan J.P Gillin

Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai

kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

h. Ralph Linton

Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja

sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri sendiri dan

menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang

dirumuskan dengan jelas.

i. Anne Ahira

Masyarakat merupakan sekelompok orang yang membentuk suatu sistem

yang semi tertutup ataupun semi terbuka, yang mana interaksi sebagian besar

adalah antara perorangan yang berada di dalam kelompok masyarakat tersebut.

j. Emile Durkheim

Masyarakat adalah suatu sisitem yang dibentuk dari hubungan antar

anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-

cirinya sendiri.

k. Karl Marx

Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan

organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-

kelompok yang terbagi secara ekonomi.

23

l. M.J Herskovits

Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasi dan mengikuti

satu cara hidup tertentu.

m. Mac Iver dan Page

Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari

wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari

pengawasan tingkah laku serta kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu

berubah disebut masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial

dan masyarakat selalu berubah.

2. Ciri-ciri masyarakat yaitu :

Ciri-ciri masyarakat menurut Krech Crutchfield and Ballachey yaitu:

a. Kumpulan orang yang terorganisasi 

b. Sudah terbentuk lama

c. Sudah memiliki system social atau struktur social tersendiri

d. Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama

Ciri-ciri atau unsur masyarakat menurut Fairchilde yaitu:

a. Kelompok manusia

b. Adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan utama

c. Adanya pertahanan dan kekekalan diri

24

d. Adanya kesinambungan

e. Adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya

Ciri-ciri masyarakat menurut Paul B. Horton & C. Hunt yaitu:

a. Kelompok manusia

b. Sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal

c. Menempati suatu kawasan

d. Memiliki kebudayaan

e. Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan

Ciri-ciri masyarakat menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat yaitu:

a. Berangotakan minimal dua orang.

b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia

baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan

antar anggota masyarakat.

d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta

keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

Ciri-ciri masyarakat menurut Marion Levy yaitu:

a. Ada sistem tindakan utama.

b. Saling setia pada sistem tindakan utama.

c. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.

25

d. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi

manusia.

C. MASYARAKAT KOTA DAN MASYARAKAT DESA

1. Pengertian masyarakat kota

Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian

masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri

kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

a. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :

Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan

keagamaan di desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya setempat di tempat-

tempat peribadatan, seperti : di masjid, gereja. Sedangkan di luar itu,

kehidupan masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan. cara

kehidupan demikian mempunyai kecenderungan ke arah keduniawian, bila

dibandingkan dengan kehidupan warga masyarakat desa yang cenderung ke

arah keagamaan.

b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus

bergantung pada orang-orang lain. Yang terpenting di sini adalah manusia

perorangan atau individu. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk

disatukan, sebab perbedaan kepentingan, paham politik, perbedaan agama,

dan sebagainya.

2. Pengertian Desa

26

Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma

mengemukakan sebagai berikut. Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana

bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut  Bintarto desa

merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan

kultural yang  terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan

pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.

Sedangkan menurut Paul H. Landis : Desa adalah penduduknya kurang

dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-cirinya masyarakat pedesaan sebagai berikut:

Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan

jiwa.

Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasa.

Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat

dipengaruhi alam seperti, iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan

pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

3. Perbedaan Desa dan Kota yaitu:

Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk

membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan-perbedaan yang

ada mudah-mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam  menentukan apakah

suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakat 

perkotaan.

Ciri-ciri tersebut antara lain :

a. Jumlah dan kepadatan penduduk

27

b. Lingkungan hidup

c. Mata pencaharian;

c. Corak kehidupan sosial

d. Stratifikasi sosial

e. Mobilitas .sosial

f. Pola interaksi sosial

g. Solidaritas sosial; dan

h. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional

D. INTERAKSI SOSIAL DAN PELAPISAN SOSIAL

28

Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk

menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok social. Pergaulan hidup

semacam ini baru akan terjadi apabila manusia dalam hal ini orang perorangan

atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan sebagainya

untuk mencapai tujuan bersama mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain-lain.

Maka dapat dikatakan bahwa interaksi social adalah proses-proses social, yang

menunjuk pada hubungan-hubungan social dinamis. Apabila dua orang bertemu

interaksi social dimulai, pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan,

atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan

bentuk interaksi social.

1. Interaksi sosial

Ada beberapa pengertian interaksi social yang ada dilingkungan masyarakat,

di antaranya :

a. Menurut H. Booner dalam bukunya, social psychology, memberikan

rumusan interaksi social, bahwa “interaksi social adalah hubungan antara

dua individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu

memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain

atau sebaliknya.”

b. Menurut Gillin and Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi social

adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar

kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.

29

c. Interaksi social merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan

individu, antara kelompok dengan kelompok, antara individu dengan

kelompok.

1) Interaksi Social sebagai Factor Utama dalam Kehidupan

Bentuk umum proses-proses social adalah interaksi social, oleh karena

itu interaksi social merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-

aktifitas social. Adapun factor-faktor yang mendasari berlangsungnya

interaksi social, yaitu :

a) Factor imitasi

Factor imitasi mempunyai peranan sangat penting dalam proses

interaksi social. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi

dapat membawa seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah yang

berlaku.

b) Factor sugesti

Dalam psikologi sugesti dibagi dua :

(1) Autosugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri yang datang

dari dirinya sendiri.

(2) Heterosugesti, yaitu sugesti yang dating dari orang lain.

Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi social

adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa dalam imitasi orang

yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti

seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu

diterima oleh orang lain diluarnya.

30

Dalam ilmu jiwa social sugesti dapat dirumuskan sebagai satu

proses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan

atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa dikritik

terlebih dahulu.

c) Factor identifikasi

Indentifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi

identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun

bathiniah.

d) Factor simpati

Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap

orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional,

melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses

identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik pada

orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara tingkah

laku menarik baginya.

Hal-hal tersebut diatas merupakan factor-faktor minimal yang menjadi

dasar bagi berlangsungnya proses interaksi social, walaupun didalam

kenyataannya proses tadi memang masih kompleks, sehingga kadang-

kadang sulit untuk mengadakan perbedaan yang tegas antar factor-

faktor tersebut.

2) Syarat-syarat terjadinya interaksi social

31

Untuk terjadinya suatu interaksi social diperlukan adanya syarat-syarat

yang harus ada, yaitu :

a) Adanya kontak social (social contact)

Secara harfiah kontak berarti “bersama-sama menyentuh”. Sebagai

gejala social kontak tidak perlu terjadi dengan saling menyentuh

saja, oleh karena itu orang dapat mengadankan hubungan dengan

orang lain tanpa harus terjadi kontak secara fisik.

Kontak social ada yang bersifat negative dan positif. Yang bersifat

positif yaitu yang dapat mengarahkan pada suatu kerja sama,

sedangkan yang bersifat negative yaitu yang dapat mengarahkan

seseorang pada suatu pertentangan bahkan dapat menyebabkan

tidak terjadinya interaksi social.

Kontak social dapat terjadi dan berlangsung dalam tiga bentuk,

yaitu :

(1) Antara orang perorangan

(2) Antara orang perorangan dengan suatu kelompok atau

sebaliknya.

(3) Antara kelompok manusi dengan kelompok manusia lainnya.

Suatu kontak terjadi tidaklah semata-mata tergantung dari

tindakan, akan tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut.

Kontak social dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer

terjadi apabila yang mengadakan kontak berhubungan langsung

32

dengan bertemu dan bertatap muka. Sebaliknya kontak sekunder

memerlukan perantara.

b) Adanya komunikasi

Seseorang memberikan tafsiran pada tingkah laku atau perasaan-

perasaan orang lain dalam bentuk pembicaraan, gerak-gerik badan,

atau sikap-sikap tertentu. Apabila antara penyampai pesan dengan

penerima pesan memiliki pengertian yang sama terhadap pesan

tersebut, maka inilah yang dikatakan dengan terjadinya

komunikasi.

3) Bentuk-bentuk interaksi social

Bentuk interakis social dapat beruapa kerja sama (cooperation),

persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Menurut Gillin

and Gillin , ada dua macam bentuk interaksi social :

a) Bentuk interaksi asosiatif

(1) Kerja sama (cooperation)

Kerja sama merupakan bentuk interaksi social yang

pokok. Karena kerja sama dapat menggambarkan sebagian

besar bentuk interaksi social, atas dasar bahwa segala

macam bentuk interaksi tersebut dapat dijumpai pada

semua kelompok manusia. Ada tiga bentuk kerja sama :

a. Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai

pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau

lebih.

33

b. Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam

kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu

organisasi.

c. Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang

mempunyai tujuan yang sama.

(2) Akomodasi (accommodation)

Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu untuk

menunjuk pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan adanya

suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan

dan kelompok manusia, sehubungan dengan norma-norma

social dan nilai social yang berlaku di masyarakat. Bentuk-

bentuk dari akomodasi antara lain :

a. Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya

dilaksanakan karena ada paksaan.

b. Compromise, suatu bentuk akomodasi, dimana pihak

yangterlibat masing-masing mengurangi tuntutannya, agar

tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

c. Arbitration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila

pihak yang berhadapan, tidak sanggup untuk mencapai

sendiri.

d. Mediation, hampir menyerupai arbitration diundang pihak

ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.

34

e. Conciliation, suatu usaha untuk memepertemukan

keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu

persetujuan bersama.

f. Tolerantion, bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang

formal bentuknya.

g. Stelemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak

yang berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti

pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.

h. Adjudication, yaitu perselisihan perkara atau sengketa di

pengadilan.

b) Bentuk interaksi disosiatif

(1) Persaingan (competition)

Bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok

yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi

dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam

prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekerasan.

(2) Kontravensi (contravention)

Kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri

seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan

kebecian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala

tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.

(3) Pertentangan (conflict)

35

Suatu bentuk interaksi individu atau kelompok social yang

berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menetang

pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Bentuk-bentuknya

antara lain :

a. Pertentangan pribadi, pertentangan antar individu

b. Pertentangan rasional, pertentangan yang timbuk karena

perbedaan ras

c. Pertentangan kelas social, pertentangan yang disebabkan

oleh perbedaan kepentingan antara kelas social.

d. Pertentangan politik, biasanya terjadi di antara partai-partai

politik untuk memperoleh kekuasaan Negara.

2. Pelapisan sosial

Pelapisan sosial merupakan gejala alami yang dapat kita jumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Keberadaannya merupakan konsikuensi logis dari beberapa

faktor yang selalu ada dalam kehidupan manusia, yaitu berkaitan dengan

keturunan, pendidikan, pekerjaan, kekayaan, dan sebagainya. Dari faktor

keturunan kita mengetahui adanya golongan yang berpendidikan rendah,

menengah, dan tinggi. Dari faktor pekerjaan kita mengetahui adanya kelompok

petani, pedagang, pemusik, pengamen, pemulung, dan sebagainya. Dari faktor

kekayaan kita mengetahui adanya golongan miskin, menengah, dan kaya.

Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin

bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke

dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya

36

lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-

lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman

menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu

golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan

beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.

a. Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial

Proses terbentuknya pelapisan sosial dapat terjadi melalui dua cara, yakni

secara alamiah dan secara disengaja atau direncanakan oleh manusia.

Pelapisan sosial yang terjadi secara alamiah tidak dapat dilepaskan oleh

kecendrungan bakat, minat, dan dukungan lingkungan. Misalnya dilingkungan

pantai berkembang masyarakat nelayan, di sekitar lahan yang subur

berkembang masyarakat petani, dan banyak lagi contoh-contoh lain yang

berhubungan dengan proses pelapisan sosial secara alamiah. Adapun

pelapisan sosial yang sengaja direncanakan oleh manusia dapat diperhatikan

pada organisasi politik seperti pembagian kekuasaan, pembentukan organisasi

politik, dan lain sebagainya.

1) Pelapisan Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Di pandang dari sudut ekonomi terdapat tiga lapisan masyarakat :

a) Masyarakat kelas atas (upper class) merupakan kelompok orang kaya

yang diliputi dengan kemewahan.

b) Masyarakat kelas menengah (middle class) merupakan kelompok

orang yang berkecukupan, yakni mereka yang berkecukupan dalam hal

kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

37

c) masyarakat kelas bawah (lower class) merupakan sekelompok orang

miskin yang sering mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan

sandang, pangan dan papan.

2) Pelapisan Sosial Bersdasarkan Kriteria Sosial

Sehubungan dengan status sosial, Robert M.Z. Lawang mengemukakan

dua pengertian, yakni ditinjau dari sudut obyektif dan subyektif. Secara

obyektif, status sosial merupakan suatu tatanan hak dan kewajiban yang

secara hierarkis terdapat dalam suatu struktur formal sebuah organisasi.

Secara subyektif, status sosial merupakan hasil penilaian orang lain

terhadap diri seseorang yang terkait dengan siapa seseorang tersebut

berhubungan. Dalam kaitan ini, secara subyektif seorang bisa saja

memberikan penilaian terhadap orang lain, apakah lebih tinggi atau lebih

rendah statusnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk memberikan penilaian, apakah seseorang memiliki status sosial

lebih tinggi atau lebih rendah dalam kehidupan sosial. Talcot Parsons

mengemukakan lima kriteria sebagai berikut:

a) Kelahiran, yakni status yang diperoleh berdasarkan kelahiran, seperti

jenis kelamin, kebangsawwanan, ras, dan lain-lain.

b) Kepemilikan, yakni status yang dipeeroleh berdasarkan harta yang

diperoleh berdasarkan harta yang dimiliki oleh seseorang, seperti

miskin, sedang, dan kaya.

38

c) Kualitas pribadi, yakni status yang diperoleh berdasarkan kualitas-

kualitas kepribadian yang tidak dimiliki oleh orang lain, seperti

kecerdasan, kelembutan, kebijaksanaan, dan lain-lain.

d) Otoritas, yakni status yang diperoleh berdasarkan kemampuan untuk

memengaruhi orang lain sehingga bersedia mengikuti segala sesuatu

yang diinginkan.

e) Prestasi, yakni status yang diperoleh berdasarkan prestasi yang dicapai,

baik dalam hal berusaha, pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya.

3) Pelapisan Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

Status sosial  yang berdasarkan kriteria politik merupakan penggolongan

anggota masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki.

Semakin besar kekuasaan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula

statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Mac Iver

mengemukakan tiga pola umum dalam sistem pelapisan kekuasaan, yaitu

tipe kasta, tipe oligarkhis, dan tipe demokratis.

Pola pelapisan sosial tipe kasta memiliki garis pemisah yang sangat tegas

dan sulit ditembus. Pola pelapisan kekuasaan tipe kasta ini dapat

diperhatikan pada sistem kekuasaan yang terdapat pada kerajaan-kerajaan.

Pola pelapisan kekuasaan tipe oligharkis juga menggambarkan adanya

garis pemisah yang tegas antara tiap-tiap lapisan, akan tetapi perbedaan

antara tiap-tiap pelapisan tersebut tidak terlalu kaku.

Adapun dalam referensi lain dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial adalah

sebagai berikut:

39

1) Ukuran Kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan

anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa

memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas

dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa

tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang

rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat

tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya,

maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

2) Ukuran Kekuasaan dan Wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan

menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat

yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran

kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat

menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan

dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

3) Ukuran Kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukran kekayaan atau

kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati

lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran

kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka

sangat menghoramti orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat,

para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

40

4) Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat

yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai

ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan

sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini

biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi

yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur,

doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun

sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang

disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya,

sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar

untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi,

menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

b. Pengaruh Pelapisan Sosial

Adanya pelapisan sosial dapat mengakibatkan atau memengaruhi tindakan-

tindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan individi-

individu masyarakat sebagai kensekuensi dari adanya perbedaan status dan

peran sosial akan muncul dengan sendirinya. Pelapisan masyarakat

memengaruhi munculnya Life Chesser dan life stile tertentu dalam

masyarakat, yaitu kemundahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya,

orang kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam

hidupnya, jika dibandingkan orang miskin (lapisan bawah), dan orang kaya

akan punya gaya hidup tertentu yang berbeda dengan orang miskin.

41

E. STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat berdasarkan

status (Susanto, 1993). Definisi yang lebih spesifik mengenai stratifikasi sosial

antara lain dikemukakan oleh Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) bahwa

pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam

kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas

tinggi dan kelas rendah. Sedangkan dasar dan inti lapisan masyarakat itu adalah

tidak adanya keseimbangan atau ketidaksamaan dalam pembagian hak, kewajiban,

tanggung jawab, nilai-nilai sosial, dan pengaruhnya di antara anggota-anggota

masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat, stratifikasi social sangatlah berpengaruh.

Sebelum membahas lebih lanjut berikut adalah macam-macam definisi stratifikasi

social :

Pitirim A. Sorokin, stratifikasi social adalah perbedaan penduduk atau

masyarakat ke dalam lapisan kelas-kelas secara bertingkat.

Drs. Robert M.Z, lawang stratifikasi social adalah penggolongan orang-

orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu kedalam lapisan-lapisan

hierarkis menurut dimensi kekuasaan, previlese, prestise.

Stratifikasi social dapat terjadi dengan sengaja maupun tidak disengaja

(terjadi dengan sendirinya). Sebagai contoh dalam kehidupan masyarakat bali

yang masih menganut system kasta dalam kehidupannya, mereka membagi

golongan masyarakat dengan tingkatan-tingkatan tertentu mulai dari pemuka

42

agama, bangsawan/pegawai pemerintah dan masyarakat biasa. Dalam

penggolongan terdapat beberapa tingkatan :

a. Upper class

b. Middle class

c. Lower class

Dalam masyarakat bali pada zaman sekarang system kasta yang di anut

ialah system kasta terbuka, jadi setiap masyarakat dapat berpindah kedudukan

mulai dari lower class sampai upper class. Sebagai contoh, seorang anak petani

yang yang awalnya dari lower class kemudian bersekolah hingga ke peguruan

tinggi kedokteran lalu lulus dengan nilai sempurna dan ia pun sukses dalam

bidangnya dan berubah tingkat menjadi upper class. Dalam stratifikasi social

terdapat perpindahan / mobilitas. Dan mobilitas terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Mobilitas vertikal

2. Mobilitas horizontal

Dapat dilihat dari criteria yang dipakai dalam melihat klasifikasi social

dalam kehidupan masyarakat, diantaranya :

a. Segi kekayaan dapat dilihat dari pola hidup,harta yang mereka miliki

serta menempati posisi paling atas dalam kehidupan masyarakat.

Misalnya, fasilitas pribadi yang dimilikinya.

b. Segi pendidikan, dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang telah

ditempuh oleh sesorang, karena semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin tinggi pula kedudukan pada masyarakat.

43

c. Segi kekuasaan, dapat dilihat betapa berpengaruh seseorang yang

mempunyai kekuasaan dalam masyarakat, karena dia dapat memiliki

wewenag dalam kehidupan masyarakat. Misalnya seorang presiden

yang meniliki wewenang atas Negara dan rakyatnya.

Teori Pembentukan Pelapisan Sosial

Diferensiasi dan ketidaksamaan sosial mempunyai potensi untuk

menimbulkan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Diferensiasi sosial merupakan

pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan pada ciri-ciri tertentu.

Berbeda dengan ketidaksamaan sosial yang lebih menekankan pada

kemampuan untuk mengakses sumberdaya, diferensiasi lebih menekankan pada

kedudukan dan peranan.

Stratifikasi sosial dapat terjadi sejalan dengan proses pertumbuhan atau

dibentuk secara sengaja dibuat untuk mencapai tujuan bersama. Seperti apa yang

dikemukakan Karl Marx yaitu karena adanya pembagian kerja dalam masyarakat,

konflik sosial, dan hak kepemilikan.

Pembagian Kerja

Jika dalam sebuah masyarakat terdapat pembagian kerja, maka akan

terjadi ketergantungan antar individu yang satu dengan yang lain. Seorang yang

sukses dalam mengumpulkan semua sumber daya yang ada dan berhasil dalam

kedudukannya dalam sebuah masyarakat akan semakin banyak yang akan

diraihnya. Sedangkan yang bernasib buruk berada di posisi yang amat tidak

44

menguntungkan. Semua itu adalah penyebab terjadinya stratifikasi sosial yang

berawal dari ketidaksamaan dalam kekuasaan dalam mengakses sumber daya.

Hak Kepemilikan

Hak kepemilikan adalah lanjutan dari konflik sosial yang terjadi karena

kelangkaan pada sumber daya. Maka yang memenangkan konflik sosial akan

mendapat akses dan kontrol lebih lebih dan terjadi kelangkaan pada hak

kepemilikan terhadap sumber daya tersebut. Setelah semua akses yang ada

mereka dapatkan, maka mereka akan mendapatkan kesempatan hidup (life

change) dari yang lain. Lalu, mereka akan memiliki gaya hidup (life style) yang

berbeda dari yang lain serta menunjukannya dalam simbol-simbol sosial tertentu.

Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan

anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan. (Calhoun dalam Soekanto,

1990) adalah sebagai berikut :

1. Ukuran kekayaan, barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak,

termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya : rumah,

kerbau, sawah, dan tanah.

2. Ukuran kekuasaan, barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang

mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atas. Contoh: Pak

Kades, Pak Carik, Tokoh masyarakat (Tomas).

3. Ukuran kehormatan, orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat

tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada

45

maysarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka

yang pernah berjasa.

4. Ukuran pengetahuan, pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh

masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Barang siapa yang

berilmu maka dianggap sebagai orang pintar.

Sifat Sistem Pelapisan Masyarakat

Sifat sistem pelapisan di dalam suatu masyarakat menurut Soekanto

(1990) dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open

social stratification). Sistem tertutup membatasi kemungkinan pindahnya

seseorang dalam suatu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak

ke atas maupun ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan

untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran

(mobilitas yang demikian sangat terbatas atau bahkan mungkin tidak ada). Contoh

masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup adalah masyarakat berkasta,

sebagian masyarakat feodal atau masyarakat yang dasar stratifikasinya tergantung

pada perbedaan rasial.

Sistem terbuka, masyarakat memiliki kesempatan untuk berusaha dengan

kecakapan sendiri untuk naik lapisan, Contohnya adalah dalam masyarakat

demokratis.

46

Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat

Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan

masyarakat menurut Soekanto (1990) adalah kedudukan (status) dan peranan

(role).

Kedudukan (status) diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam

suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang secara umum

dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan

pergaulannya, prestise-nya, dan hak-hak serta kewajibannya.

Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu:

1) Ascribed-status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa

memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Pada

umumnya ascribed status dijumpai pada masyarakat dengan sistem lapisan

yang tertutup, misalnya masyarakat feodal (bangsawan, kasta)

2) Achieved-status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan

usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa

saja, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta

mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim

asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Kadang-kadang dibedakan lagi

satu macam kedudukan, yaitu Assigned status yang merupakan kedudukan

yang diberikan. Assigned status sering memiliki hubungan erat dengan

achieved stastus.

47

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan. Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia

menjalankan suatu peranan. Peranan melekat pada diri seseorang harus dibedakan

dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam

masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada

organisasi masyarakat.

Mobilitas Sosial

Soekanto (1990) mendefinisikan gerak sosial sebagai suatu gerak dalam

struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok

sosial. Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) menyebutkan ada dua gerak sosial

yang mendasar yaitu; pertama, gerak sosial horisontal yaitu peralihan status

individu atau kelompok dari suatu kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Misalnya seorang petani kecil beralih menjadi pedagang kecil. Status sosial tetap

sama dan relatif bersifat stabil. Kedua, gerak sosial vertikal yaitu peralihan

individu atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang

tidak sederajat.

Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) menyebutkan bahwa sesuai dengan

arahnya gerak sosial vertikal secara khusus dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

48

1. Gerak sosial vertikal naik (sosial climbing), berupa: masuknya individu-

individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang

lebih tinggi yang telah ada sebelumnya atau pembentukan suatu kelompok

baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari

kedudukan individu-individu pembentuk kelompok itu.

2. Gerak sosial vertikal turun (sosial sinking), berupa: turunnya kedudukan

individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya atau turunnya derajat

sekelompok individu yang dapat berupa suatu disintegrasi dalam

kelompok sebagai kesatuan.

Menurut Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) mobilitas sosial vertikal

mempunyai saluran-salurannya dalam masyarakat. Proses mobilitas sosial vertikal

yang melalui saluran tertentu dinamakan sirkulasi sosial. Saluran yang terpenting

di antaranya adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan (menaikkan

kedudukan oarang-orang dari lapisan rendah), sekolah (menjadi saluran gerak

sosial vertikal bagi orang-orang dari lapisan rendah yang berhasil masuk dari

sekolah untuk orang-orang lapisan atas), organisasi politik, ekonomi, keahlian,

dan perkawinan.

Dampak Stratifikasi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan

yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang

yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah

49

seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt

atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin. Perbedaan itu

tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga

terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku,

agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan,

cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan

yang lain. Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan

stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).

Statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai

penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke

dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan

prestise, dan Stratifikasi sosial ini memiliki dampak positif maupun Negatif yaitu :

a) Dampak Positif :

Orang - orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha maju karena

adanya kesempatan untuk pindah strata contoh : seorang anak miskin berusaha

berlajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan.

b) Dampak Negatif :

Dampak Negatif ada 3 aspek yaitu :

1) Konflik antar Kelas

Dalam Masyarakat, terdapat lapisan - lapisan sosial karena ukuran

- Ukuran seperti kekayaan, kekuasaan dan pendidikan. Kelompok dalam

50

lapisan - lapisan tadi disebut kelas - kelas sosial, apabila terjadi perbedaan

kepentingan maka akan muncul konflik antar kelas

Contoh : Demontrasi buruh yang menuntut kenaikan upah,

menggambarkan adanya konflik antar kelas antara buruh dengan

pengusaha.

2) Konflik Antar Kelompok Sosial

Di dalam masyarakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka

ragam diantaranya, kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama,

suku dan ras. Bila, salah satu kelompok berusaha untuk menguasai

kelompok lain makan akan terjadi pemaksaan 

Contoh : Tawuran antar pelajar.

3) Konflik Antar Generasi

Konflik antar generasi terjadi antar generasi tua yang

mempertahankan nilai - nilai lama dan generasi muda yang ingin

mengadakan perubahan

Contoh : Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan oleh generasi

muda tetapi bertentangan dengan generasi tua.

51

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa manusia

sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik

dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia

individu, manakala unsur- unsur tersebut menyatu dalam dirinya.

Dalam kamus B.Indonesia – W.J.S Poerwadarmita “Manusia

adalah makhluk yang berakal budi (sebagai lawan binatang)”

Arti akal budi adalah daya pikir (untuk menmgerti dan sebagainya)

dan daya ikhtiar (untuk melakukan sesuatu sebagai alat batin untuk

52

menimbang baik-buruk, benar salah). Setiap manusia memiliki keunikan

atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama.

Pengertian manusia menurut Krech Crutchfield and Ballachey

masyarakat adalah sekumpulan yang terorganisir dari orang-orang yang

berinteraksi yang mana kegiatannya berpusat pada tujuan bersama, dan

yang manacenderung untuk berbagi mengenai percaya, sikap, dan

tindakan.

Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil

ataubesar yang terikat oleh satuan, adat ritus atau hukum khas dalam hidup

bersama. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community.

Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta

cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Adapun ciri-ciri atau unsur masyarakat menurut Fairchilde yaitu:

a. Kelompok manusia

b. Adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan

utama

c. Adanya pertahanan dan kekekalan diri

d. Adanya kesinambungan

e. Adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya

Antara sesama manusia atau makhluk hidup saling berinteraksi

sosial satu dengan yang lainnya. Adapun interaksi sosial adalah proses-

proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan social dinamis.

Apabila dua orang bertemu interaksi social dimulai, pada saat itu mereka

53

saling menegur, berjabat tangan, atau bahkan mungkin berkelahi.

Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk interaksi social.

Dalam suatau kelompok masayarakat memiliki perbedaan anggota

msayarakat berdasarkan status, seperti kekayaan ataupun jabatan antara

satu dengan yang lainnya yang disebut dengan stratifikasi sosial.

stratifikasi ini juga sangat berpengaruh dalam kehidupan bemasyarakat.

B. Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca adalah sebagai berikut :

Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang manusia sebagai

makhluk individu yang memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan

psikis, unsur raga dan jiwa.

Bila seseorang hanya tinggal raga, fisik, atau jasmaninya saja, maka dia

tidak dikatakan sebagai individu, jadi individu mengandung arti bahwa

unsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan

yang tidak terpisahkan

54

55