32
Manfaat dan resiko lingkungan dalam pembangunan

Manfaat Dan Resiko Lingkungan Dalam Pembangunan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

acsscs

Citation preview

Manfaat dan resiko lingkungan dalam pembangunan

Manfaat dan resiko lingkungan dalam pembangunanAnalisis resiko lingkungan

Untuk dapat mengelola risiko lingkungan diperlukan Analisis Resiko Lingkungan (ARL). ARL ini dapat digunakan sebagai bagian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau terlepas darinya.

Arti risiko lingkungan dalam analisis dampak lingkungan

Resiko (manfaat) lingkungan adalah suatu faktor atau proses dalam lingkungan yang mempunyai kementakan tertentu untuk menyebabkan konsekuensi yang merugikan (menguntungkan) kepada manusia atau lingkungannya (Soemarwoto, 2005).Berdasarkan batasan di atas, baik risiko maupun manfaat mengandung unsur tidak pasti.

lanjutanKementakan terjadinya dapat tinggi atau rendah, tetapi tidak dapat dikatakan pasti akan terjadi atau pasti tidak akan terjadi. Karena itu menurut batasan tersebut, risiko tidaklah sama dengan biaya yang bersifat pasti.Demikian pula manfaat tidaklah sama dengan keuntungan atau istilah manfaat dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat pasti. Di dalam Analisis Dampak Lingkungan banyak prakiraan mengandung ketidakpastian. Karena itulah ada kementakan besar atau kecil, prakiraan yang disebut ANDAL di kemudian hari ternyata tidak benar. Karena itu akronim ANDAL memberikan kesan salah pada masyarakat, seolah-olah proyek yang telah disertai ANDAL sudahlah beres dan aman, yaitu sudah bisa diandalkan.

lanjutanSumber ketidakpastian dalam prakiraan kita bermacam-macam, yakni:

Kesalahan metodologi, contoh pemilihan metode prakiraan, pengambilan contoh, dan pengukuran data.Pengetahuan kita yang terbatas tentang sifat dan kelakuan sistem yang kita perkirakan, misal fluktuasi alamiah, dan tanggapan suatu sistem dalam perubahan. Contoh: prakiraan berbagai dampak pembangunan.Kementakan kejadian yang rendah (low probability event). Contoh : bocornya zat radioaktif dari PLTN di Three Mile Island.Kejadian yang tidak dapat diperkirakan. Kesalahan manusia waktu pengoprasian suatu instrumen atau penilaian (jugment), tidak dapat diprakirakan. Contoh pecahnya perang Arab-Israel dalam tahun 1973 yang diikuti oleh penggunaan minyak sebagai senjata diplomatik oleh OPEC yang menimbulkan krisis energi dan melonjaknya harga minyak, ini merupakan contoh kelakuan manusia yang tidak dapat diprakirakan sebelumnya . ( Soemarwoto,2005:218)

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian1. Memperbaiki metodologi ANDAL. Contoh meminta bantuan seorang atau beberapa pakar yang berpengalaman, menggunakan peralatan yang lebih baik dan melakukan kalibrasi serta standarisasi antar-lembaga.2. Menambah pengetahuan kita tentang sistem tersebut, baik dari literatur dan penelitian baru maupun data statistik jangka panjang.Misalnya fluktuasi alamiah dapat dibatasi, jika tersedia data statistik yang cukup banyak yang meliputi jangka panjang waktu panjang, cara ini dilakukan untuk digunkaan memprediksi prakiraan banjir 50-an atau 100-an.3. Prakiraan dalam ANDAL haruslah disertai dengan keterangan tentang ketidakpastian prakiraan tersebut. Keterangan itu dapat dalam bentuk angka standart deviasi, angka kementakan, atau keterangan verba.

Dasar analisis resiko lingkungan

Analisis Risiko Lingkungan (ARL) terdiri beberapa langkah-langkah yang tertera pada Gambar 1. Analisis risiko Lingkungan (ARL)terdiri beberapa langkah. Model umum Analisis Resiko Lingkungan yang dikutip dari kuliah Dr. J.E Dooley di Lembaga Ekologi, UNPAD. ARL dimulai dari analisis aktivitas , baik aktivitas oleh manusia maupun alam yang menjadi sumber terjadinya ancaman bahaya potensial. Analisis ini disusul oleh analisis proses, analisis pendedahan, analisis konsekuensi dan analisis manfaat/risiko. Di bawah masing-masing kotak analisis dicantumkan ketidakpastian utama. Nampaknya masing-masing langkah mengandung ketidakpastian.

lanjutanLangkah-langkah dalam ARL serupa dengan langkah-langkah pada Analisis Dampak Lingkungan, karena itu dalam hal ARL merupakan bagian dari ANDAL. Langkah itu dapat dan seyogyanya diintergarsikan dalam ANDAL. Perbedaan utama terletak dalam prakiraan: pada ANDAL umumnya prakiraan bersifat Deterministik dan ARL bersifat Probabilistik. Misalnya pada ANDAL prakiraan sering berbentuk: jumlah jenis akan turun dari y menjadi xDalam ANDAL yang lebih canggih dinyatakan ketidakpastian dalam bentuk: Jumlah jenis akan turun dari y menjadi bDalam ARL akan terjadi penurunan jumlah jenis pun tidaklah dianggap pasti, sehingga kita nyatakan: terdapat kemetakan p akan terjadi penurunan jumlah jenis dari y a menjadi x b.Dengan demikian ARL tidak menggantikan ANDAL melainkan menyempurnakan ANDAL. ANDAL tersebut menjadi lebih canggih.

Metode prakiraan risikoSoemarwoto (2005:223) membedakan metode prakiraan risiko dalam prakiraan langsung dan prakiraan tidak langsung.

a. Prakiraan langsungResiko dapat dinyatakan dengan rumus:

R= f(p.K)

Keterangan:R : risikop : kemetakanK:Konsekuensi

Rumus ini menunjukan besarnya risiko merupakan fungsi besarnya kemetakan dengan konsekuensi tertentu. Umumnya, makin serius konsekuensi yang dihadapi, makin kecil kementakan yang terjadi.

lanjutanContoh: berdasarkan data curah hujan dan debit sungai jangka panjang serta karakteristik DAS, besar banjir menurut frekuensi berulang diperkirakan, yaitu banjir 10 tahunan, banjir 25 tahunan, dan seterusnya. Kemudian dengan menggunakan data peta topografi, dan peta tata guna lahan sepanjang sungai, pola permukiman, besarnya penduduk bisa diprakirakan risiko terjadinya kerusakan dan jatuhnya korban pada masing-masing jenis banjir.Disamping data statistik besarnya risiko harus didasarkan juga pada asumsi tertentu. Berdasarkan asumsi itu disusunlah suatu skenario. Biasanya untuk suatu masalah disusun beberapa skenario, yaitu berturut-turut terburuk, sedang dan ringan. Masing-masing mempunyai nilai risiko tertentu.Pada penggunaan ARL sebagai bagian ANDAL harus pula dilakukan pelingkupan, yaitu identifikasi risiko yang penting. Perhitungan berbagai jenis risiko yang penting itu merupakan profil resiko daerah tempat proyek yang sedang direncanakan. Profil resiko tersebut menjadi landasan untuk penyusunan garis dasar risiko ANDAL.

lanjutanb. Prakiraan tidak langsung

Letusan dan kebocoran zat beracun Bhopal dan PLTN di Chenobyl adalah kejadian langka. Karena itu tidak cukup tersedia data statistik untuk melakukan perhitungan langsung. Risiko dihitung secara tidak langsung berdasarkan terjadinya kecelakaan dengan tingkat konsekuensi tertentu pada industri dan instansi lain. Kecelakaan dapat disebabkan oleh pecahnya pipa, macetnya pompa, bocornya kran, dan kegagalan bekerja komponen lainnya serta kesalahan manusia. data statistik dari masing-masing kegagalan itu dapat dikumpulkan dari industri dan instansi lain itu, sehingga kementakan kegagalan bekerjanya masing-masing dihitung. Umumnya masing-masing kegagalan tidaklah menyebabkan kecelakaan yang besar. Kecelakaan besar terjadi, apabila terjadi koinsidensi, yaitu terjadinya bersama-sama secara simultan atau berurutan, dan beberapa kegagalan.

lanjutanCara analisis prakiraan tidak langsung ini dikenal dengan nama Probabilistik Risk Assessment (PRA). Hasil PRA ialah suatu distribusi kementakan konsekuensi K yaitu kementakan p per tahun-industri atau tahun reaktor (reactor-year) dengan konsekuensi pada tingkat K (Weinberg, 1986). Teknik yang umum digunakan adalah disebut analisis pohon kegagalan (fault tree analysis), (Herney &Kumamoto, 1981).

Analisis pohon kegagalan ada dua cara: Pertama, dimulai dari suatu kejadian. Misalnya kebakaran, ledakan dan bekerja mundur sampai ke penyebabnya. Analisis ini digunakan jika terjadinya telah diidentifikasi atau telah terjadi.

lanjutanKedua, dimulai dari penyebab dan bekerja maju sampai kejadian yang mungkin terjadi. Yang akhir ini digunakan pada perencanaan proyek, jadi bagian dari AMDAL, atau untuk mengevaluasi risiko sebuah pabrik atau instalansi lain yang sedang operasional, yaitu bagian dari audit lingkungan.

Contoh perhitungan :Sebuah pabrik pengemasan udang akan dibangun dan terdapat risiko kebocoran gas amonia: kebocoran gas amonia yang besar dapat meluas ke ke luar pabrik. Di dekat pabrik terdapat sebuah desa dengan penduduk 500 orang. Penelitian menghasilkan data sebagai berikut:

Kemetakan kebocoran besar: P1 = 2 x 10-4/tahun (data statistik)Kementakan seorang pekerja ada di tempat kebocoran: P2 = 0,8 (analisis proses dan analisis pendedahan);

lanjutanKementakan kematian: P3 = 0,06 (analisis konsekuensi);Besarnya jumlah penduduk di tempat kebocoran = 500 orangKementakan terjadinya kematian 5 orang : P4 = 0,01 (analisis konsekuensi);Kementakan terjadinya cidera pada 100 orang: P5 = 0,15;Risiko individual kematian seorang pekerja ialah :2 x 10-4x 0,8x 0,06 = 1 x 10-5tahunRisiko masyarakat untuk mengalami kematian 5 orang ialah :2 x 10-4 x 0,01=2 x 10-6/tahunRisiko masyarakat untuk mengalami cidera 100 orang ialah :2 x 10-4 x 0,15 = 3 x 10-5/tahun Catatan: angka-angka di atas bersifat hipotesis, sekedar sebagai contoh perhitungan.

Evaluasi dampak

Dampak dapat dievaluasi secara informal dan formal.

a. Metode informalMetode informal yang sederhana ialah dengan memberi verbal, misalnya kecil, sedang dan besar. Cara lain dengan memberi skor, misalnya dari 1 sampai 5 tanpa patokan yang jelas.

b. Metode formalMetode formal dapat dibedakan menjadi 2 yaitu ;Metode pembobotanMetode ekonomi

lanjutanMetode pembobotan

Metode ini ditentukan secara eksplisit dengan contoh sebuah sistem pembobotan menurut Bettelle untuk pengembangan sumberdaya air (Dee et al, 1973). Dalam sistem Bettelle ini lingkungan dibagi dalam 4 katagori utama, yaitu ekologi, fisik, estetik dan kepentingan sosial/manusia. Komponen dibagi dalam indikator dampak. Masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai pentingnya relatif terhadap yang lainnya dengan menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.

Prosedur pemberian bobot ialah:Langkah 1. Pilih sekelompok orang dan terangkan kepada mereka secara terinci konsep pembobotan dan penggunaannya.Langkah 2. Buat daftar kategori dampak. Mintalah kepada masing-masing orang untuk sendiri-sendiri membuat daftar urutan katagori dari yang terpenting sampai paling rendah tingkat pentingnya.

lanjutanLangkah 3. Masing-masing orang memberi nilai 1 pada kategori pertama dalam daftarnya. Kemudian ia diminta untuk membuat perkiraan nilai kategori kedua dibandingkan dengan yang pertama. Perkiraan ini dinyatakan sebagai desimal 0 dan 1.Langkah 4. Setiap orang membuat perkiraan yang serupa untuk berturut-turut kategori ketiga, keempat, dst.Langkah 5. Rata-rata nilai semua individu dihitung.Langkah 6. Hasil kelompok ditunjukan kepada semua orang.Langkah 7. Eksperimen diulang dengan kelompok orang yang sama.Langkah 8. Eksperimen diulang dengan kelompok orang lain untuk menguji apakah hasilnya dapat di reproduksi.

lanjutanMongkol (1982) membuat modifikasi sistem evaluasi lingkungan Battelle. Pertama, fungsi nilai tidaklah dibuat dari grafik mutu lingkungan terhadap indikator dampak, melainkan grafik mutu lingkungan terhadapM/S. M ialah indikator dampak dan S ialah batas maksimum batau minimum indikator dampak yang tidak boleh dilampui. Modifikasi kedua adalah mongol tidak menggunakan biaya lingkungan netto atau manfaat lingkungan netto. Melainkan nisbah manfaat/biaya lingkungan sebgai berikut: Pos. ENisbah manfaat/biaya lingkungan = Neg. E

Keterangan ;Pos. E = jumlah total dampak positif Neg. E = jumlah total dampak negatif.

lanjutanMetode ekonomiMetode ini diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang. Contoh dampak penurunan produksi padi. Untuk dampak yang tidak mempunyai nilai uang penerapan metode ini masih mengalami banyak kesulitan. Cara umum yang dipakai adalah untuk memberikan bayangan itu didasarkan pada kesediaan orang atau pemerintah untuk membayar atau untuk menerima ganti rugi untuk lingkungan yang terkena dampak tersebut. Misalnya pemerintah mengalokasikan anggaran belanja tertentu untuk penjagaan dan pemeliharaan cagar alam dan taman nasional. Menurut Hueting ( 1980), harga bayangan fungsi lingkungan adalah biaya marginal pembersihan pada restorasi optimum fungsi tersebut (Soemarwoto, 2005:236).lanjutanBerdasarkan konsep tersebut pada dasarnya semua fungsi atau indikator lingkungan yang dapat diberi baku mutu dapat diberi harga bayangan, yaitu uang yang diperlukan untuk mengembalikan kualitas dan ketersediaan indikator lingkungan dan sumber daya yang mengalami kerusakan karena kegiatan produksi atau konsumsi pada baku mutu yang ditentukan (hueting, 1987). Hueting memberikan contoh: pemerintah menentukan baku mutu laju erosi tanah sebesar a mm/tahun. Suatu daerah terkena dampak kegiatan tertentu dan terjadi laju erosi sebesar b mm/tahun dan b> a.Tindakan diperlukan untuk menurunkan laju erosi hingga tidak melampaui a mm/tahun dan menjaga kondisi tersebut, yaitu:Membuat saluran irigasi pada garis kontur yang tinggi agar para petani membuat sawah di bawah garis kontur tersebut sehingga menghindari terjadinya erosi.Reboisasi di atas saluran tersebut.Membuat sengkedan di bawah saluran.

lanjutanMembuat drainase jalan dan apabila perlu mengubah konstruksi jalan agar sedapat-dapatnya mengikuti kontur.Menetapkan hak milik atau dan hak guna lahan sebagai insentif kepada petani untuk pemeliharaan saluran, sengkedan, dan hutan.Menanam modal untuk industri lokal untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga tekanan penduduk dapat dikurangi dan para petani tidak membuka lahan baru yang marjinal.Merehabilitasi lahan kritis untuk mengurangi tekanan penduduk.Memberi penyuluhan tentang tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi resiko erosi.Mengangkat pegawai dari penduduk lokal untuk pengawasan.

Biaya untuk tindakan tersebut di atas merupakan biaya bayangan sosial fungsi lingkungan atau sumberdaya tersebut.

Evaluasi resiko

Evaluasi resiko bersifat subyektif, evaluasi ini sangat dipengaruhi oleh pesepsi orang terhadap resiko. Menurut Whyte & Burton (1982) untuk pakar yang menganalisis resiko, resiko dinyatakan sebagai berikut:

R = Kementakan x Konsekuensi

Akan tetapi bagi masyarakat umum persepsi risiko adalah

R = Kementakan x (Konsekuensi)p

Besarnya eksponen p dipengaruhi oleh banyak faktor. Daftar 1 menyajikan faktor yang mempengaruhi kesediaan mayarakat untuk menerima risiko.

lanjutanRumitnya evaluasi risiko yakni, mempunyai dua faktor utama yang selalu diingat, pertama adanya ketidakpastian ilmiah dan kedua, persepsi masyarakat terhadap risiko hanyalah sebagian saja didasarkan pada bukti ilmiah. Mengingat rumitnya evaluasi risiko pada pakar menyarankan, agar evaluasi risiko dijalankan melalui proses negosiasi dan mediasi dengan masyarakat (Bidwell et al. Klapp, 1987). Penelitian Bidwell et al ( 1987) menunjukkan beberapa prinsip umum, yaitu:Dapat diterimanya suatu keputusan dengan mudah dapat dipengaruhi oleh kelompok-kelompok berkepentingan (interest group), yaitu kelompok yang terkena risiko dan kelompok yang berminat.Politik dapat dengan mudah membuat suatu masalah spesifik menjadi masalah yang jauh lebih luas.

lanjutanJika kelompok yang menentang diajak ikut serta dalam proses pengambilan keputusan, walaupun pada tahap yang telah lambat, kementakannya lebih kecil mereka akan menghambat pelaksanaan keputusan yang diambil.Konsensi sederhana, misalnya kompensasi, dapat memainkan peranan yang penting dalam proses.Evaluasi teknis formal, jika dilakukan oleh instansi peerintah sendiri saja atau oleh salah satu kelompok berkempetingan sendiri saja, akan menjauhkan kelompok berkepentingan yang lain dan tidak dapat menarik dukungan mereka.Evaluasi teknis formal, dapat merupakan sarana yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bersama.Ketidakpastian ilmiah karena data yang tidak cukup atau temuan yang saling berlawanan, dapat menimbulkan kontriversi, akan tetapi jarang merupakan hambatan kritis untuk mencapai keputusan yang dapat diterima bersama.

AmalgamasiTujuan amalgamasi adalah untuk mempermudah pemilihan alternatif oleh pengambil keputusan.Pengertian amalgamasi adalah merangkum semua nilai yang didapat menjadi satu atau sejumlah kecil indeks dampak komposit. Amalgamasi disebut juga agregat.Sistem evaluasi lingkungan Batelle juga menghasilkan indeks dampak komposit dengan satuan dampak lingkungan.

lanjutanKeterangan ;Dk = Indeks dampak komposit, SDLdpi= Satuan Dampak Lingkungan dengan proyeksi, SDLtp= Satuan Dampak Lingkungan tanpa proyek.

Metode amalgamasi lain yang terkenal ialah metode tumpang tindih, McHarg(1969). Teknik ini pertama kali digunakan oleh McHarg (1969), antara lain, untuk menentukan rute jalan raya. McHarg mengidentifikasi faktor-faktor yang penting dalam konstruksi jalan raya, baik faktor fisik secara tradisional diperhitungkan oleh insinyur jalan raya, maupun faktor biologi dan sosial ekonomi, misalnya: kemiringan lereng, drainase permukaan, drainase tanah, kepekaan terhadap erosi, nilai tanah, nilai sejarah, nilai rekreasi dan nilai permukiman.lanjutanMcHarg menyatakan faktor yang kurang sesuai untuk kostruksi jalan akan menaikkan biaya konstruksi jalan dan biaya sosial, mengingat masyarakat menampung biaya konstruksi jalan itu, seperti melalui pajak yang dibayarnya. Demikian pula kerusakan faktor biologis dan faktor sosial ekonomi oleh konstruksi jalan raya merupakan biaya sosial. Konstruksi jalan raya itu haruslah mempunyai biaya sosial serendah-rendahnya. Untuk mengidentifikasi rute jalan raya mempunyai biaya terendah, dibuatlah oleh McHarg pada bahan transparan peta bertema (tematik) masing-masing faktor yang dianggap penting untuk daerah yang direncanakan akan dilalui jalan raya, masing-masing peta menunjukkan tiga zona, yaitu zona 1 dengan nilai sosial tertinggi digambar dengan warna kelabu tua, zona 2 dengan nilai sosial sedang digambar dengan warna kelabu muda dan zona 3 dengan nilai sosial rendah digambar dengan warna putih.Metode McHarga bukanlah metode untuk mengidentifikasi dampak melainkan metode untuk memilih alternatif dengan nilai dampak negatif terendah.

Untung rugi amalgamasi

Dengan amalgamasi pengambil keputusan hanya mempertimbangkan satu angka, sedangkan tanpa indeks komposit pengambil keputusan harus menghadapi banyak data yang sebagian bersifat verbal. Dalam metode Leopold dan Battelle, tinggal memilih indeks terkecil, dalam metode Mongkol indeks terbesar dan dalam metode Mcharg warna termuda atau putih. Banyak perdebatan mengenai setuju atau tidaknya dengan indeks komposit.

Keberatan berlandaskan atas dua alasan utama, yakni;Pertama, indeks komposit pada hakekatnya adalah nilai rata-rata dampak. Karena itu indeks komposit tersebut dapat menutupi dampak yang tingkat besarnya atau tingkat pentingnya tinggi pada sistem Batelle keduanya ini bahkan telah disatukan menjadi satu angka, yaitu Satuan Dampak Lingkungan. Karena itu indeks komposit dapat menyesatkan pengambil keputusan.

lanjutanKeberatan kedua terhadap amalgamasi ialah pada waktu orang melakukan amalgamasi, orang kurang atau tidak memperhatikan kaidah matematik. Pada data nominal dan ordinal semua operasi aljabar, seperti mengurangi, menambah, mengalikan, dan membagi tidak boleh dilakukan. Data nominal ialah pemberian angka pada suatu hal tertentu. Misalnya angka 8 untuk lukisan yang indah. Data ordinal ialah data yang diatur menurut peringkat tertentu, contoh pemberian angka dari 1 sampai 10 tanpa adanya skala yang jelas dan konsisten.Pada data skala interval hanya boleh dilakukan operasi matematik yang tidak mengubah perbedaan relatif antara unit-unit, misalnya menambah, mengurangi, membagi, dan mengalikan dengan konstanta, serta operasi integral dan diferensial.

Ketidakpastian dalam pemilihan alternatif

Dalam AMDAL yang canggih unsur ketidakpastian dimasukkan juga dalam pemilihan alternatif. Pemilihan alternatif terbaik haruslah berdasarkan pada kriteria tertentu. Tidak ada alternatif terbaik ataupun alternatif terburuk. Terbaik atau terburuk tergantung pada kriteria yang dipakai. Kriteria yang dipakai sangat tergantung pada situasi perencanaan dan sifat pengambil keputusanApabila terdapat desakan yang kuat untuk melaksanakan suatu proyek, misalkan karena kondisi ekonomi yang buruk, serta pengambil keputusan adalah seorang optimis dan pemberani, kriteria yang dipakai ialah optimis dengan lebih menekankan pada manfaat dan memperkecil arti resiko. Sebaliknya pengambil keputusan yang hati-hati dan bersifat pesimis, apabila jika keadaan tidak mendesak untuk melaksanakan proyek dengan segera, akan cenderung menggunakan kriteria yang tidak mengandung risiko tinggi yaitu memilih strategi yang aman.. lanjutanKriteria pengambilan keputusan dinyatakan secara eksplisit dengan memperhatikan kementakan keberhasilan dan kegagalan serta konsekuensi keberhasilan dan kegagalan tersebut. Pelaksanaan AMDAL wajib mendorong pengambilan keputusan.