25
MAKALAH MANAJEMEN RITEL DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 Hasril 201241038 Imanuel 201241039 Juari 201241020 Kasmawati 201241017 Jamal 201341040 Aslina 201341016 UNIVERSITAS KALTARA TANJUNG SELOR FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN 2015

manajemen ritel

  • Upload
    hasril

  • View
    83

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen ritel

Citation preview

Page 1: manajemen ritel

MAKALAH

MANAJEMEN RITEL

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

Hasril 201241038

Imanuel 201241039

Juari 201241020

Kasmawati 201241017

Jamal 201341040

Aslina 201341016

UNIVERSITAS KALTARA TANJUNG SELOR

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

2015

Page 2: manajemen ritel

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Dengan rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen

Ritel”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Manajemen Ritel

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami

mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan

selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Tanjung selor, 8 Oktober 2015

Penulis

Page 3: manajemen ritel

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................... .................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bisnis Ritel .........................................................................3

2.2 Struktur Dasar Bisnis Ritel ...................................................................4

2.3 Konsep Pemasaran Ritel .....................................................................5

2.4 Karakteristik Bisnis ritel .....................................................................6

2.5 Jenis-jenis Bisnis Ritel .........................................................................7

2.6 Fungsi, Kelebihan, dan Kekurangan Bisnis Ritel................................13

2.7 Faktor sukses menjalankan Bisnis ritel................................................15

2.8 Kesalahan-kesalahan dalam bisnis.......................................................16

2.9 Penyebab pelanggan meninggalkan bisnis ritel...................................20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......... ................................................................................21

3.2 Saran ....... ............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: manajemen ritel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis ritel merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek cukup

baik. Terutama jika mengamati jumlah populasi penduduk Indonesia pada

tahun 2015 yang diperkirakan mencapai kurang lebih 252.370.792 jiwa.

Alhasil, rasio keberadaan ritel khusunya ritel modern apabila dibandingkan

dengan total penduduk Indonesia masih menunjukkan kesenjangan yang

cukup besar

Jika pada awalnya banyak bisnis ritel yang cukup dikelola secara

tradisional, tanpa dukungan teknologi yang memadai, tanpa pendekatan

manajemen modern dan tanpa berfokus pada kenyamanan dan keinginan

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pergeseran pola perilaku belanja pelangan yang terdeteksi dari sejumlah

studi yang dilakukan menunjukkan bahwa aktivitas belanja pelanggan tidak

hany dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan akan barang-barang keperluan

hidup, namun lebih mengarah pada terpenuhinya kebutuhan untuk berekreasi

dan berelasi. Kondisi inilah yang mendorong bisnis ritel tardisional mulai

harus peka menaggapi kebutuhan pelanggan yang belum terpemuhi (un met

need) jika mereka ingin tetap bertahan hidup dalam lingkungan persaingan

bisnis ritel yang semakin tajam.

Page 5: manajemen ritel

Bekal pemahaman terhadap konsep-konsep pengelolaan ritel modern

sangat penting untuk dipahami, mengingat kegagalan dalam pengelolaan akan

menumbulkan resiko kerugian yang cukup besar.

Pengelolaan Bisnis ritel skala besar dan kecil membutuhkan kesiapan

pengelola dalam arti Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki

pengetahuan, ketrampilan (baik soft maupun hard skill) dalam hal manajerial

ritel dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat memiliki

kompetensi untuk bertahan dalam bisnis ritel (continous competitive

advantage).

Untuk itu, dipandang penting untuk mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan di bidang manajemen ritel yang akan menambah kesiapan

pengelola ritel tradisional maupun ritel modern.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen bisnis ritel?

2. Apa kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam bisnis ritel sehingga

menyebabkan pelanggan meninggalkan bisnis ritel?

1.3 Tujuan penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dibuat tujuan penulisan iaitu:

1. Diharapkan makalah ini dapat menjelaskan apa itu manajemen bisnis

ritel.

2. Memberikan gambaran tentang kesalahan-kesalahan dan penyebab

pelanggan meninggalkan bisnis ritel.

Page 6: manajemen ritel

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bisnis Ritel

Dalam kamus Bahasa Inggris – Indonesia, Retail bisa juga diartikan

sebagai “Eceran”. Pengertian retailing adalah semua aktivitas yang mengikut

sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan.

Pengertin retailer adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebih dari

setengah hasil penjualannya dari retailing. Jadi retail adalah semua usaha

bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk

memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan

jasa sebagai inti dari distribusi. Sedangkan manajemen ritel adalah

pengaturan keseluruhan faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses

perdagangan ritel, yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada

konsumen.

Pada saat ini bisnis ritel telah mengalami perubahan, yaitu terjadi

peralihan dari konsep toko – toko lokal yang independen atau toko – toko di

jalan utama menjadi situasi toko berskala nasional dan internasional dalam

bentuk pusat – pusat perbelanjaan yang modern, supermarket, pasar

swalayan, toko serba ada dan sebagainya. Dalam pengelolaan bisnis ritel

tidak sekedar hanya membuka toko dan mempersiaplan barang – barang yang

lengkap, namun lebih dari itu. Pengelolaan bisnis ritel harus melihat dan

Page 7: manajemen ritel

mengikuti perkembangan teknologi pemasaran agar dapat berhasil dan

mempunyai keunggulan bersaing (Usaman Thoyib, 1998).

2.2 Struktur Dasar Bisnis Ritel

Saat ini telah terjadi perubahan yang sangat signifikan baik pola pikir,

selera maupun pola berbelanja masyarakat luas, khususnya konsumen, dari

pola yang berkecenderung tradisional ke pola berkecenderungan modern. Hal

ini dapat terlihat jelas, salah satu indikatornya banyak berdiri bisnis – bisnis

ritel yang lokasinya sangat berdekatan dengan masyarakat, dan bukan lagi di

jalan raya atau jalan utama.

Adapun struktur dasar bisnis ritel secara sederhana yang merupakan jalur

distribusi barang dagangan dapat digambarkan sebagai berikut:

Produsen menjual produknya kepada pelaku ritel atau pedagang besar

(peritel besar), disebut juga grosir. Selanjutnya pedagang besar membeli,

menyimpan persediaan, mempromosikan, memajang, menjual, mengirimkan,

dan membayar kepada produsen. Mereka biasanya tidak menjual langsung ke

konsumen. Sedangkan pelaku ritel menjalankan fungsi pembelian,

Struktur Dasar Bisnis Ritel Jalur Distribusi Barang Dagangan

Page 8: manajemen ritel

menyimpan persediaan, mempromosikan, menjual, mengirimkan, dan

membayar kepada agen atau distributor. Ritel tidak membuat barang dan

tidak menjual kepada pelaku ritel lainnya (C.W. Utami, 2006).

2.3 Konsep Pemasaran Ritel

Menurut Wal Mart dikutip Usman Thoyip (1998) telah memanfaatkan

suatu pendekatan yang terkoordinasi dan merata di seluruh perusahaan

terhadap perkembangan dan implementasi strategi dan memiliki suatu

orientasi tujuan yang jelas. Berikut ini gambar konsep pemasaran ritel:

Keterangan:

o Berorientasi konsumen, seorng peritel harus menetukan atribut-atribut dan

kebutuhan-kebutuhan para konsemennya, serta harus menyediakan diri

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara maksimal.

o Usaha yang terkoordinir, di mana seorang peritel harus mengintegrasikan

semua rencana dan kegiatan untuk melakukan efisiensi.

Konsep Pemasaran Ritel

Page 9: manajemen ritel

o Berorientasi tujuan, di mana seorang peritel harus menetapkan tujuan dan

selanjutnya mengunakan strateginya untuk mencapai tujuan-tujuan

tersebut.

2.4 Karakteristik Bisnis Ritel

Menurut Berman dan Evans 9dikutip Asep S.Sujana, 2005) ada beberapa

karakteristik bisnis ritel sebagai berikut:

o Small Enough Quqntity

Penjualan barang atau jasa pada karakteristik ini dalam partai kecil yaitu

jumlah secukupnya untuk dikonsumsi sendiri dalam waktu tertentu

o Impulse buying

Dalam karakteristik ini, kondisi yang tercapai dari ketersediaan barang

dalam jumlah dan jenis yang sangat variatif sehingga menimbulkan

banyaknya pilihan dalam proses belanja konsemen. Sering kali konsumen

dalam proses pembeliannya, keputusan yang diambil untuk menbeli suatu

barang adalah yang sebelumnya tidak tercantum dalam pembelian barang.

Keputusan ini timbul begitu saja terstimulasi oleh variasi bauran produk

dan tingkat harga barang yang ditawarkan.

o Store condition

Pada karakteristik ini, dipengaruhi oleh lokasi toko, efektivitas penanganan

barang, jam buka toko, dan tingkat harga yang bersaing. Menurut Asep

S.Sujana (2005) aspek-aspek internal bisnis ritel terdiri atas asset, human,

finande, dan merchandise.

Page 10: manajemen ritel

2.5 Jenis-jenis Bisnis Ritel

Sektor ritel adalah salah satu segmen dengan tingkat pertumbuhan paling

cepat di banyak negara termasuk inonesia. Sebagaian besar peritel meliputi

penjualan barang atau jasa dari pihak pembuat, penjualan grosir/partai besar,

agen, importir, atau peritel lainnya dan penjualannya kepada konsumen untuk

penggunaan pribadi. Berikut ini bisnis ritel:

1. Ritel toko

Situasi ritel masa kini terdiri dari berbagai macam toko independen, pusat

perbelanjaan, perusahaan diskon, toko pengecer yang menawarkan

kenyamanan berbelanja, jaringan peritel nasional maupun internasional,

supermarket konvensional dan perusahaan-perusahaan lain dengan skala

yang lebih besar. Semua ini tampak mendominasi sektor ritel. Peritel toko

beroperasi di lokasi-lokasi penjualan yang didesain untuk menarik

konsumen dalam jumlah yang cukup besar agar mau berkunjung ke toko

mereka. Pada umumnya toko-toko memamerkan barang jualan secara

maksimal dan menggunakan iklan dibanyak media massa untuk menarik

sebanyak mungkin konsumen. Mereka ini biasanya menjual barang

dagangan kepada masyarakat umum atau konsumen rumah tangga tetap

sebagian juga melayani klien institusi dan bisnis. Ini meliputi bangunan-

bangunan seperti toko-toko alat tulis kantor, toko komputer dan softwere,

dealer bahan bangunan, seperti usaha ledeng dan toko-toko alat tulis.

Page 11: manajemen ritel

2. Ritel khusus

Sementara peritel raksasa seperti Wal-Mart atau Carrefour cenderung

untuk menjual barang-barang kebutuhan pokok, para peritel ini cenderung

menjual barang-barang sekunder atau tersier. Mereka berfokus pada

peningkatan kenyamanan lingkungan rumah tangga, kekayaan pengalaman

dalam berbelanja, dan inventaris yang memenuhi kebutuhan pelanggan

yang menjadi target dengan frekuensi yang bisa disesuaikan.

Banyak toko bisa dimiliki dan dijalankan oleh satu orang dengan bantuan

yang seadanya. Dibandingkan dengan pengoperasian manufaktur, bisnis

ritel khusus relatif lebih mudah dibangun pada awalnya baik secara

keuangan dan pengelolaan. Namun usaha yang buruk dan analisis pasar

yang tidak memadai.

3. Peritel non-toko

Bisnis-bisnis ini sebagian besar berkaitan dengan penjualan ritel produk

melalui TV, belanja elektronik, kertas dan katalog elektronik,

pengundangan dari pintu ke pintu, demonstrasi dalam rumah, kios

portabel, mesin pengecer, dan pemesanan via pos. Dengan penjualan

eceran di tepi jalan sebagai pengecualian, bisnis-bisnis ini tidak biasanya

mempertahankan saham untuk dijual dengan premis. Ada begitu banyak

manfaat yang bisa dituai dari ritel ini.

4. Pemesanan via pos

Dari buku hingga brosur dasar, katalog sudah banyak dikenal bagi mereka

yang tinggal jauh dari keramaian pusat perbelanjaan. Katalog juga akrab

Page 12: manajemen ritel

bagi para manula. Mereka yang suka barang/jasa yang tidak dijual bebas

atau memiliki spesifikasi yang kurang lazim, dan bagi orang-orang yang

kurang suka berbelanja berdesakan. Dengan pemesanan via pos, katalog

berisi barang yang dijual bisa dikirimkan ke ribuan pembeli potensial pada

satu waktu untuk menaikkan angka penjualan atau penghasilan konsumen

yang rill. Perusahaan pemesanan via pos termasuk bisnis barang jualan,

perusahaan yang menjual barang-barang khusus dengan banyak variasi,

perusaahaan yang menjual benda-benda baru, berbagai jenis klub (CD,

DVD, buku) dan sebagainya.

5. Internet

Internet sudah mengubah kondisi industri ritel masa kini, menghubungkan

perusahaan dengan perusahaan lain dan pasar lain serta pelanggan

individu. Peritel yang tidak memahami dampak internet pada tokonya dan

saluran katalognya berpeluang untuk meremehkan investasi di internet.

6. Mesin Pengecer otomatis

Mesin pengecer otomatis telah menjadi konsep bisnis yang terbukti ampuh

selama lebih dari satu abad. Di negara-negara maju seperti Amerika

Serikat, kudapan dan soda meraup angka penjualan lebih dari 20 miliar

dollar di tahun 1999.

Jika dirinci, ada empat jenis bisnis rite, yaitu: 1) berdasarkan kepemilikan

bisnis, 2) berdasarkan kategori barang dagangan, 3) berdasarkan luas area

penjualan, dan 4) berdasarkan peritel tanpa toko.

Page 13: manajemen ritel

1. Jenis bisnis ritel berdasarkan kepemilikan bisnis

a. Toko waralaba

Toko waralaba atau franchise store adalah toko ritel yang dibangun

berdasarkan kontrak kerja bagi hasil (waralaba) antara pengusaha

investor perseorangan dengan pewaralaba yang merupakan pemegang

lisensi/nama toko, sponsor, dan pengelola usaha, seperti fast food

restaurant, bengkel, toko optikal atau supermarket (McDonald’s,

indamart, Alfamart).

b. Rantai toko ritel

Jenis ini merupakan toko ritel dengan banyak cabang dan pada

umumnya dimiliki oleh suatu instansi bisnis bukan perorangan, namun

dalam bentuk perseroan. Bentuknya seperti rantai toko minimarket atau

mega hJenis ini merupakan toko ritel dengan banyak cabang dan pada

umumnya dimiliki oleh suatu instansi bisnis bukan perorangan, namun

dalam bentuk perseroan. Bentuknya seperti rantai toko minimarket atau

mega hyperstore, misalnya Hero supermarket, Sogo Departement Store

& Supermarket, Matahari Mall, Ramayana Mall, dan sebagainya.

c. Peritel toko tunggal

Peritel toko tunggal (single store retailer) merupakan jenis bisnis ritel

yang paling banyak jumlahnya dengan ukuran toko umumnya di bawah

100 m², mulai dari kios atau toko di pasar tradisional sampai

minimarket modern dan kepemilikan secara individual.

Page 14: manajemen ritel

2. Jenis bisnis ritel berdasarkan kategori barang dagangan

Jenis bisnis ini meliputi toko khusus, toko serba ada, departement store,

dan hyperstore.

a. Toko khusus

Toko khusus (speciality store) merupakan toko ritel yang menjual satu

jenis barang atau suatu rentang kategori barang yang relatif sedikit,

misalnya apotik, art shop, toko perhiasan dan toko buku.

b. Toko serba ada

Grocery store toko ritel yang menjual sebagian besar kategori

barangnya yaitu barang kebutuhan sehari-hari, frest food, dan cosmetic.

c. Departement store

Pada jenis ini sebagian besar assortments yang dijual merupakan non

basic items atau bukan kebutuhan pokok, fashionables, dan branded

items atau bermerek, dengan lebih dari 80% pola konsinyasi, item-item

grocery jika dijual hanya sebagai pelengkap, misalnya di Ramayana

Mall, Borobudur, Pasaraya, dan sebagainya.

d. Hyperstore

Jenis bisnis ritel ini menjual barang-barang dalam rentang kategori

barang yang sangat luas yaitu menjual sebagian besar barang kebutuhan

setiap lapisan konsumen, sehingga sedikitnya membutuhkan luas toko

dan area sebesar 10.000 m² dan di Indonesia belum ada seluas ini.

Page 15: manajemen ritel

3. Jenis bisnis ritel berdasarkan luas area penjualan

a. Small store adalah toko kecil, seperti kios, yang pada umumnya

merupakan toko ritel tradisional, dioperasikan sebagai usaha kecil

dengan sales area kurang 100 m².

b. Minimarket, dioperasikan dengan luas area antara 100 s/d 1.000 m².

c. Supermarket, dioperasikan dengan luas sales antara 1.000 s/d 5.000 m².

d. Hypermarket, dioperasikan dengan luas sales area lebih dari 5.000 m².

4. Jenis bisnis ritel berdasarkan peritel tanpa toko

Jenis bisnis ritel ini meliputi multi level marketing (MLM), mail & phone

order ritel, dan internet/online store/e-commerce.

a. MLM, merupakan suatu model penjualan barang secara langsung

dengan sistem komisi penjualan berperingkat berdasarkan status

keanggotaan dalam peringkat distribusi.

b. Mail & phone order ritel, merupakan perusahaan yang melakukan

penjualan berdasarkan pesanan melalui surat dan atau telepon. Prinsip

dari perusahaan ini mengkompensasikan overhead cost pengoperasian

sebuah toko (secara fisik) dengan pengoperasian delivery services.

c. Internet/online store/e-commerce, merupakan suatu model penjualan

barang yang melakukan penjualan berdasarkan pesanan melalui

internet.

Page 16: manajemen ritel

2.6 Fungsi, Kelebihan, dan Kekurangan Bisnis Ritel

Bisnis ritel ini merupankan kegiatan yang terkait dengan penjualan atau

pelanggan barang, jasa ataupun keduanya. Penjualan atau pelanggan ini

dilakukan secara sedikit-sedikit atau satu-satu langsung kepada konsumen

akhir untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga ataupun rumah tangga.

Bahkan peritel ini juga bisa digunakan untuk keperluan bisnis atau untuk

dijual kembali. Bisnis ritel tidak hanya berfokus pada penjualan barang

seperti sabun, minuman, deterjen, dan lain-lain. Penjualan ritel juga dapat

mencakup layanan jasa seperti potong rambut, cuci pakaian, penyewaan

mobil dan sepeda motor, penyewaan perawatan musik dan panggung

pertunjukan, dan lain-lain. Bisnis ritel pun tidak harus selalu dilakukan di

sebuah toko namun dapat juga dilakukan melalui telepon dan internet yang

dapat disebut non-ritel. Berikut ini fungsi, kelebihan, dan kelemahan bisnis

ritel:

1. Fungsi Bisnis Ritel

o Melakukan kegiatan bisnis di lokasi yang nyaman dan mudah untuk

diakses oleh pelanggan, seperti daerah rumah-rumah penduduk,

lingkungan sekolah dan sebagainya.

o Memberikan beragam produk, sehingga pelanggan dapat memilih

produk yang diinginkan.

o Membagi produk yang besar sehingga dapat menjual produk tersebut

dalam kemasan kecil.

o Mengubah produk menjadi bentuk yang menarik.

Page 17: manajemen ritel

o Menyimpan produk agar dapat menyediakan produk untuk pelanggan

dengan harga yang relatif tetap.

o Membantu produsen untuk memindahkan kepemilikan dari produsen

kepada konsumen yang dalam hal ini melalui proses jual beli.

o Mengakibatkan perpindahan barang melalui sistem distribusi.

o Memberikan informasi baik itu kepada pelanggan maupun ke pemasok

barang.

o Memberikan jaminan produk yang dijual, layanan purna jual, dan ikut

serta dalam penanganan keluhan dari pelanggan.

o Memberukan fasilitas kredit atau sewa, contohnya jasa penyewaan

mobil yang menyediakan fasilitas perkreditan laptop kepada

pelanggannya dan masih banyak lagi.

Fungsi bisnis ritel ini tidak hanya bermanfaat bagi para produsennya

melainkan juga para pelanggan yang bisa membeli produk dalam usaha

skal yang lebih kecil.

2. Kelebihan Bisnis Ritel

Kelebihan bisnis ritel antara lain:

o Modal yang diperlukan cukup kecil namun keuntungan yang didapat

bisa cukup besar, bahkan keuntungan yang didapat bisnis ritel ini

hampir melebihi modal yang dikeluarkan para pengecer.

o Pada umumnya lokasi bisnis ritel ini sangat strategis sehingga

memudahkan pelanggan untuk mendapatkan kebutuhan barangnya.

Page 18: manajemen ritel

o Hubungan antara peritel dan pelanggan sangat dekat, hal ini

dikarenakan terjadinya komunikasi dua arah antara peritel dan

pelanggan.

Kelebihan-kelebihan ini sering menjadi peritel cepat berkembang pesat

dalam pengembangan tokonya.

3. Kekurangan Bisnis Ritel

o Pengelolaan toko ritel dengan skala kecil sering mendapat kurang

perhatian dari peritel itu sendiri.

o Administrasi atau pembukuan dalam bisnis ritel ini kurang atau bahkan

tidak diperhatikn.

o Promosi bisnis ritel sering dilakukan secara tidak optimal.

2.7 Faktor sukses menjalankan Bisnis ritel

Sebagai pemilik bisnis ritel, keberhasilan tergantung pada bagaimana

menjalankan bisnis sesuai dengan aturan dan memperhatikan perubahan-

perubahan yang terjadi. Bisnis ritel tidak akan sukses kecuali memenuhi

berbagai perubahan yang terjadi dalam menjalankan bisnis. Tentunya

diperlukan kemampuan-kemampuan manajemen yang baik dalam mengelola

sebuah bisnis. Selain itu, harus mempunyai beberapa faktor di bawah ini:

1. Kegigihan, sebagai pemilik bisnis ritel, harus ulet, bertahan dalam

menghadapi rintangan serta mempunyai kemampuan berfikir yang luas.

2. Kreativitas, harus kreatif dalam mengembangkan dan memasarkan produk

serta mencari cara untuk menjalankan perusahaan dengan baik dengan

menggunakan sumber daya yang diinginkan.

Page 19: manajemen ritel

3. Praktis dan realistis, sebagai seorang pengusaha, harus memiliki

pemahaman yang realistis dari aspek keuangan dalam menjalankan

perusahaan, seorang pengusaha juga harus mampu mengevaluasi data

keuangan perusahaan dengan praktis dan objektif.

4. Pendanaan, dalam rangka menunjang keberhasilan sebagai pemilik bisnis

kecil, harus memiliki akses modal yang cukup untuk mempertahankan

bisnis. Karena perusahaan begitu sedikit mencetak laba pada awalnya,

kemungkinan akan harus mencari uang dari beberapa sumber lain selama

face awal operasi bisnis anda. Beberapa pemilik usaha kecil menggunakan

dana pribadi, mengandalkan pinjaman bank, dan sumber lainnya. Untuk

sumber dana pinjaman, pastikan bunganya tidak terlalu besar sehingga

mampu mengelolanya.

2.8 Kesalahan-kesalahan dalam bisnis

Dunia intrepreneurship penuh dengan salah langkah, kecelakaan dan

kesalahan. Tidak peduli seberapa besar pengalaman anda dalam berbisnis,

anda seakan-akan terikat untuk mengalami masalah di beberapa titik. “kunci

keberhasilan anda adalah untuk dengan cepat mengidentifikasi kesalahan-

kesalahan anda, belajar dari kesalahan tersebut, dan mencegah kesalahan

yang sama terjadi lagi” kata Mike Michalowicz, pakar small business seperti

dikutip laman Inilah.com dari CNBC. Jadi, apa kesalahan terbesar yang

dibuat pemilik ketika memulai dan mengelola bisnis ritel (bisnis kecil)

mereka?

Page 20: manajemen ritel

1. Mencoba untuk mendapatkan kekayaan dengan cepat

Kesuksesan biasanya membutuhkan waktu 15 sampai 20 tahun untuk

mencapainya. Jika mengharapkan untuk menjadi kaya dalam semalam,

anda mungkin menjadi berkecil hati dari awal dan menyerah untuk impian

anda sebelum waktunya.

2. Mengasumsikan tidak memiliki pesaing

Bahkan jika anda memiliki yang terbaru, terbesar, yang tidak pernah

dilakukan sebelum pendekatan untuk sesuatu, tidak berasumsi bahwa anda

tidak memiliki persaingan. Kompetisi adalah lebih dari sekadar langsung,

pesaing jelas. Persaingan juga semua alternatif yang tersedia. Apa lagi

yang bisa konsumen lakukan daripada menggunakan produk atau jasa

anda? Dapatkah mereka melakukan sesuatu? Pelanggan hampir selalu

memiliki pilihan untuk berjalan kaki. Itu daja merupakan ancaman

kompetitif yang serius.

3. Menjadi pemimpin yang lemah

Kesuksesan perusahaan anda tergantung pada anda untuk menjadi

pemimpin, seorang efektif yang kuat. Ini tidak berarti anda tidak harus

menjadikan semua teman. Seorang pemimpin besar menetapkan kursus

untuk perusahaan, berkomunikasi terus-menerus, dan menginspirasi tim

untuk mendapatkan ke tingkat berikutnya.

4. Menjadikan semua bisnis setiap saat

Banyak pengusaha menetapkan kehidupan pribadi meraka ditahan untuk

fokus secara eksklusif pada bisnis mereka. Pada akhirnya, keduanya

Page 21: manajemen ritel

menderita. Tidak ada pertanyaan tentang bisnis anda yang membutuhkan

perhatian penuh dan usaha. Tetapi hanya dalam ledakan singkat.

5. Menetapkan tujuan keuangan dengan tidak realisis

Jika semua rencana bisnis menjadi kenyataan, menjadi miliarder akan

tidak sesuatu yang luar biasa. Banyak pengusaha memasuki kembali

astronomi perencanaan baru. Tapi kebanyakan bahkan tidak hanya

menyakiti kredibilitas anda, tetapi juga dapat menguras emosi. Terapkan

tujuan spesifikasi, terukur, akuntabel spesifikasi, realistis, dan waktu (atau

SMART) untuk memastikan kemajuan yang berkelanjutan.

6. Tidak memiliki ‘titik penggalangan’

Ada alasan mengapa karyawan meninggalkan pekerjaan berbagi tinggi

unutk memulai lagi dan itu bukan untuk uang. Masyarakat dianjurkan

untuk melayani tujuan penting, di samping gaji. Banyak perusahaan tidak

pernah menetapkan tujuan untuk keberadaan mereka yang sesungguhnya,

dan terus–menerus menarik karyawan yang mencari sukses dengan cara

yang berbeda. Memperjelas tujuan perusahaan anda, lebih dari sekedar

menghasilkan uang, dan anda mengatur panggung untuk menarik

karyawan yang berfikir sama.

7. Memotong harga

Sering kali, hal pertama yang pengusaha resor ketika bisnis yang sulit

adalah mencoba untuk membedakan harga. Harga yang lebih murah berarti

lebih banyak pelanggan, kan? Salah! Kebanyakan pelanggan bersedia

untuk membeli barang-barang lebih mahal kerena kualitas yang lebih besar

Page 22: manajemen ritel

atau menambah kenyamanan. Pemotongan harga adalah permainan

berbahaya, yang dapat menyebabkan karyawan atau pemotongan gaji

untuk menjaga harga turun.

8. Tidak memiliki strategi pemasaran yang jelas

Perusahaan anda harus menyajikan pesan, konsisten yang jelas di semua

lini. Anda tidak akan pernah mendapatkan kesempatan kedua untuk

membuat kesan pertama. Pastikan setiap prospek baru melihat bisnis anda

untuk pertama kali menerima pesan, yang konsisten sama.

9. Tidak jujur

Jika bisnis anda sedang mencoba untuk menutup kesalahan, itu hanya soal

waktu sebelum bocor dan anda diberi label pembohong. Itu tidak baik bagi

bisnis.

10. Mencoba untuk melakukan semua

Kesalahan terbesar yang dibuat pengusaha adalah percaya bahwa mereka

dapat melakukan semuanya sendiri. Sementara pengusaha dapat

melakukan hampir segalanya, yang mereka lakukan hampir semua buruk.

Sama seperti orang lain, majikan memiliki satu atau dua bakat alami.

Sebagai seorang pengusaha, itu adalah tugas anda untuk mengidentifikasi

bakat dan fokus pada mereka untuk anda sepenuhnya. Kililingi diri anda

dengan orang-orang yang kuat dimana anda berada bakat terlemah.

Perusaan besar dibangun atas dasar memanfaatkan kekuatan ganda,

daripada mencoba untuk menjadi tuan atas segalanya.

Page 23: manajemen ritel

2.9 Penyebab pelanggan meninggalkan bisnis ritel

Dalam bisnis ritel, Customer service menjadi satu poin penting yang harus

diperhatikan, agar pelanggan bisa kembali datang ke toko kita. Seperti

melatih SDM agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Belajar memahami kemauan pelanggan, menciptakan loyalty program,

sampai bagaimana menghadapi pelanggan yang tidak puas. Setidaknya ada

lima yang bisa menyebabkan pelanggan kabur antara lain:

1. Salah menentukan harga

2. Buruknya pelayanan

3. Suasana toko yang kurang mendukung

4. Tidak mengetahui persaingan

5. Kurang memahami produk yang dijual.

Page 24: manajemen ritel

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap orang

mempunyai kesempatan untuk membuat bisnis ritel menggunakan

kemampuan, pengalaman yang mereka miliki dan berdasarkan pada

manjemen bisnis ritel. Selain dari itu, dengan melihat peluang yang ada dan

menggunakannya dengan sebaik mungkin dan disertai dengan usaha yang

maksimal. Maka akan mendapatkan hasil yang baik. Selain dari itu kunci

keberhasilan anda adalah untuk dengan cepat mengidentifikasi kesalahan-

kesalahan anda, belajar dari kesalahan tersebut, dan mencegah kesalahan

yang sama terjadi lagi.

3.2 Saran

Sebaiknya dirikanlah Usaha sesuai dengan kemampuan yang anda miliki,

dan jangan takut untuk memulai suatu usaha. Selalu perhatikan peluang yang

ada.

Setelah pemaparan makalah ini terdapat saran dan masukan. Dalam hal

persiapan modal usaha ritel. Untuk memperoleh keuntungan yang besar

diperlukan modal yang besar pula. Dengan adanya modal yang besar, pemilik

usaha ritel dapat dengan mudah mengendalikan keuangan dan untuk

mempertahankan bisnis.

Page 25: manajemen ritel

DAFTAR PUSTAKA

Sunyoto Danang; manajemen Bisnis Ritel; Yogyakarta, CAPS (Center for

Academic Publishing Service; 2015

http://id.wikipedia.org/strategi pemasaran; 14:30, 12/10/2015