34
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swb,karena berkat rahmat dan hidayah-NYA lah makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan penulis ,dan tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing karena berkat bimbingannya ,kami dapat mengerti dan memahami materi yang telah diberikan dan dapat menyelesaikan makalah ini. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan MAKALAH ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

manajemen kontroling

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: manajemen kontroling

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swb,karena berkat rahmat dan

hidayah-NYA lah makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang

diharapkan penulis ,dan tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada

pembimbing karena berkat bimbingannya ,kami dapat mengerti dan memahami

materi yang telah diberikan dan dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses

pembelajaran, penulisan MAKALAH ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Penulis juga berharap agar isi makalah ini dapat di manfaatkan oleh

masyarakat luas khususnya mahasiswa fkm unhas yang berkecimpung di

dalamnya ,mudah –mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk masa depan

selanjutnya.

Makassar ,September 2012

Penulis ,

Page 2: manajemen kontroling

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................3B. Rumusan Masalah.....................................................................................3C. Tujuan Penulisan.......................................................................................4D. Manfaat Penulisan.....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengawasan.............................................................................5B. Tipe Pengawasan.......................................................................................7C. Tahap Pelaksanaan Pengawasan............................................................... 9D. Manfaat Pengawasan...............................................................................12E. Pengawasan dalam Organisasi Kemahasiswaan......................................13F. Objek Pengawasan...................................................................................13G. Prinsip Pengawasan..................................................................................14H. Pengawasan Efektif..................................................................................15I. Alat Bantu Pengawasan Manajerial..........................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................20B. Saran.........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22

2

Page 3: manajemen kontroling

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai pemimpin selain harus memiliki karakter kepemimpinan, juga

harus menguasai fungsi-fungsi manajerial. Fungsi manajerial inilah yang akan

membantu pemimpin untuk menjalankan organisasi dalam pencapaian tujuan

organisasi. Perlu diingat bahwa jika seorang pemimpin tidak memiliki

kemampuan manajerial, maka ia hanya akan mampu merumuskan dan

menentukan visi/misi organisasi kedepan, namun tidak mampu untuk

menjalankan seluruh aktivitas organisasi menuju pencapaian visi/misi

organisasi tersebut. Untuk itu sebagai pemimpin mengenal fungsi-fungsi

manajerial adalah sangat penting, karena manajemen merupakan seni dalam

pengelolahan organisasi guna pencapaian tujuan organisasi

Manajemen adalah suatu proses pengaturan atau ketatalaksanaan untuk

mencapai suatu tujuan dengan melibatkan orang lain. Manajemen adalah ilmu

dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber – sumber lainya secara efektif

dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak fungsi manajemen

yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada kesempatan kali ini kami akan

membahas tentang fungsi manajeman POACE yang dikhususkan pada

controlling atau pengawasan dan dihubungkan dengan pengaplikasiannya pada

organisasi kemahasiswaan.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahannya

adalah :

3

Page 4: manajemen kontroling

1. Apakah yang dimaksud dengan fungsi manajemen controling ?

2. Apa saja tipe fungsi manajemen controling ?

3. Bagaimana tahap pelaksanaan fungsi manajemen controling ?

4. Apakah manfaat dari pelakasanaan fungsi manajemen controling ?

5. Apakah contoh dari fungsi manajemen controling pada organisasi

kemahasiswaan ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian fungsi manajemen controling.

2. Mengetahui tipe fungsi manajemen controling.

3. Mengetahui tahap pelaksanaan fungsi manajemen controling.

4. Mengetahui manfaat dari pelakasanaan fungsi manajemen controling.

5. Mengetahui contoh dari fungsi manajemen controling pada organisasi

kemahasiswaan.

D. Manfaat Penulisan

1. Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan

tentang fungsi manajemen controling.

2. Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pemenuhan tugas makalah

kelompok mata kuliah Organisasi Manajemen Kesehatan.

BAB II

4

Page 5: manajemen kontroling

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengawasan

Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh

manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan

yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja

sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan

yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan

dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.

George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai

mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi

prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif

sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan

suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang

manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.

Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses

melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang

dilakukan sesuai dengan perencanaannya. Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17)

menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai,

mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif

bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.

5

Page 6: manajemen kontroling

Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak

hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan

mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya

sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.

Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada

pokoknya pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang

membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan

dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan

organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang

dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu usaha

sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan

perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan

kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan

dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan

koreksi yang diperlukan.

B. Tipe Pengawasan

6

Page 7: manajemen kontroling

Donnelly, et al. (dalam Zuhad, 1996:302) mengelompokkan

pengawasan menjadi 3 Tipe pengawasan yaitu :

1. Pengawasan Pendahuluan (Preliminary Control)

Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan. Pengawasan

Pendahuluan menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yang

diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi.

Pengawasan Pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna

memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan

hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan.

Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi

pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada

organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-

syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang

bersangkutan.

Dengan ini, manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan,

prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan pada hilangnya

perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di masa

depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan-

¬kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan

masa mendatang. Pengawasan pendahuluan meliputi; Pengawasan

pendahuluan sumber daya manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-

7

Page 8: manajemen kontroling

bahan, Pengawasan pendahuluan modal dan Pengawasan pendahuluan

sumber-sumber daya financial.

2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)

Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan.

Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-

sasaran telah dicapai. Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-

tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan

mereka. Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer

sewaktu mereka berupaya untuk:

a. Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan

metode¬-metode serta prosedur-prsedur yang tepat.

b. Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan

sebagaimana mestinya.

3. Pengawasan Feed Back (Feed Back Control)

Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang

telah dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi

atau tidak sesuai dengan standar. Pengawasan yang dipusatkan pada

kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah

proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Sifat kas dari

metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa

8

Page 9: manajemen kontroling

dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk

mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.

Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak

dilakukan oleh dunia bisnis yaitu:

a. Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)

b. Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)

c. Pengawasan Kualitas (Quality Control)

d. Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)

C. Tahap Pelaksanaan Pengawasan

1. Tahap Penetapan Standar. Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan

target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam

pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :

a. standar phisik

b. standar moneter

c. standar waktu

2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan. Digunakan sebagai

dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.

3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan. Beberapa proses yang berulang-

ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode,

pengujian, dan sampel.

4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa

Penyimpangan. Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya

9

Page 10: manajemen kontroling

penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga

digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.

5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi. Bila diketahui dalam

pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam

pelaksanaan.

Menurut Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses

pengawasan yaitu:

1. Menetapkan Standar. Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk

merancang pengawasan, maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah

pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan

yang dimaksud disini adalah menentukan standar.

2. Mengukur Kinerja. Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur

atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah

ditentukan.

3. Memperbaiki Penyimpangan. Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak

ada tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi.

Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116) proses

pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu:

1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.

2. Mengukur pelaksanaan

3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan

jika ada.

10

Page 11: manajemen kontroling

4. Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.

Terry (dalam Winardi, 1986:397) bahwa pengawasan terdiri daripada

suatu proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah yang bersifat

universal yakni:

1. Mengukur hasil pekerjaan

2. Membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan

perbedaan (apabila ada perbedaan)

3. Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan

perbaikan.

Maman Ukas (2004:338) menyebutkan tiga unsur pokok atau tahapan-

tahapan yang selalu terdapat dalam proses pengawasan, yaitu:

1. Ukuran-ukuran yang menyajikan bentuk-bentuk yang diminta. Standar

ukuran ini bisa nyata, mungkin juga tidak nyata, umum ataupun khusus,

tetapi selama seorang masih menganggap bahwa hasilnya adalah seperti

yang diharapkan.

2. Perbandingan antara hasil yang nyata dengan ukuran tadi. Evaluasi ini

harus dilaporkan kepada khalayak ramai yang dapat berbuat sesuatu akan

hal ini.

3. Kegiatan mengadakan koreksi. Pengukuran-pengukuran laporan dalam

suatu pengawasan tidak akan berarti tanpa adanya koreksi, jikalau dalam

hal ini diketahui bahwa aktivitas umum tidak mengarah ke hasil-hasil yang

diinginkan.

11

Page 12: manajemen kontroling

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan

dilakukan berdasarkan beberapa tahapan yang harus dilakukan.

1. Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan). Sehingga dalam

melakukan pengawasan manajer mempunyai standard yang jelas.

Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Mengukur kinerja pegawai,

sejauh mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat

atau ditetapkan perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya

secara optimal.

2. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa

penyimpangan-penyimpangan

3. Pengambilan tindakan koreksi. Melakukan perbaikan jika ditemukan

penyimpangan¬-penyimpangan yang terjadi.

D. Manfaat Pengawasan

Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan

memperoleh manfaat berupa:

1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah

sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah

digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal akan

meningkatkan efisiensi kegiatan program.

2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam

melaksanakan tugas-tugasnya.

3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi

kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.

12

Page 13: manajemen kontroling

4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan

5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan

atau diberikan pelatihan lanjutan.

E. Pengawasan dalam Organisasi Kemahasiswaan

Organisasi kemahasiswaan adalah badan normatif tingkat fakultas

sebagai wadah yang mendukung kegiatan mahasiswa dalam hal kesejahteraan,

minat/bakat dan pembinaan penalaran. Anggotanya merupakan wakil wakil

yang dipilih secara langsung oleh para mahasiswa dari calon yang didukung

oleh sekurang kurangnya 10 orang mahasiswa dan disetujui oleh Dekan.

Syarat-syarat untuk menjadi anggotanya adalah mempunyai integritas,

kepribadian dan berbudi pekerti luhur serta mempunyai prestasi belajar yang

tinggi selama mengikuti jenjang pendidikan sebelumnya.

Meskipun merupakan jenis organisasi Non Profit Oriented

Organization (organisasi sosial), organisasi ini juga memiliki struktur

organisasi dan menjalankan fungsi manajemen didalamnya. Contoh konkrit

bukti fungsi manajemen pada organisasi kemahaiswaan adalah pengawasan

yang dilakukan oleh seorang presiden badan eksekutif mahasiswa terhadap

tugas dan wewenang masing-masing divisinya seperti departemen

kemahasiswaan, departemen kajian strategis, departemen humas dan jaringan,

departemen pelatihan dan pengkaderan dan departemen penelitian

pengembangan dan pengabdian masyarakat dengan menjalankan tahap-tahap

pengawasan.

F. Objek Pengawasan

13

Page 14: manajemen kontroling

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis

obyek yang perlu dijadikan sasaran pengawasan.

1. Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa.

Pengawasan ini bersifat fisik.

2. Keuangan

3. Pelaksanaan program dilapangan

4. Obyek yang bersifat strategis

5. Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.

G. Prinsip Pengawasan

Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar

pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau

hasil yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu

diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu:

1. Adanya Rencana

2. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.

Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi

tentang perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja

bersama. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan

adalah penting untuk mendapat perhatian.

14

Page 15: manajemen kontroling

Pengawasan dan pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen

bila diikerjakan dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap

orang atau kelompok konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka

panjang. Hal  ini membantu menyakinkan bahwa tujuan dan hasil tetap

konsisten satu sama lain dengan dalam organisasi. Controlling berperan juga

dalam menjaga pemenuhan (kompliansi) aturan dan kebijakan yang esensial.

Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan pembangunan

tujuan penampilan kerja. Tujuan penampilan didefinisikan dan standar-standar

untuk mengukurnya disusun. Ada 2 tipe standar:

1. Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil tampilan dalam istilah

kuantitas, kualitas, biaya atau waktu.

2. Standar in-put (masukan):  mengukur usaha-usaha kerja yang masuk ke

dalam tugas penampilan.

H. Pengawasan Efektif

Pengendalian terbaik dalam organiasasi adalah berorientasi pada

strategi dan hasil, dapat dipahami, mendorong pengendalian diri (self-control),

berorientasi secara waktu dan eksepsi, bersifat positif, setara dan objektif,

fleksibel.

Tipe-tipe pengendalian (awal) preliminary, kadang-kadang disebut

kendali feedforward, hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai.

15

Page 16: manajemen kontroling

Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dan sumber-

sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.

Tipe-tipe pengendalian (saat ini) concurrent berfokus pada apa yang

sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali

ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin

sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.

Tipe-tipe pengendalian (akhir) post-action; kadang-kadang disebut

kendali feedback , kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan

dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan

aktivitas.

Manajer memiliki 2 pilihan luas dengan memperhatikan pengendalian.

Mereka dapat mengandalkan orang-orang untuk melatih pengendalian diri

(internal) atas tingkah lakunya sendiri. Alternatif lain, manajer dapat

mengambil tindakan langsung (external) untuk mengendalikan tingkah laku

orang lain.

Pengendalian internal memberikan individu yang termotivasi untuk

melatih pengendalian diri dalam memenuhi harapan pekerjaan. Potensi untuk

pengendalian diri dikembangkan ketika orang yang mampu memiliki tujuan

tampilan yang jelas dan dukungan sumber-sumber yang tepat.

Pengendalian eksternal terjadi melalui supervisi personal dan

penggunaan sistem administrasi formal antara lain sistem penilaian

16

Page 17: manajemen kontroling

penampilan, sistem kompensasi dan keuntungan, sistem disiplin kepegawaian,

dan management-by-objectives (manajemen berdasar tujuan).

Kompensasi dan keuntungan dari sistem pengawasan dan

pengendalian yang baik adalah:

1. Akan menarik orang berbakat dan mempertahankannya di dalam

organisasi.

2. Memotivasi orang untuk menggunakan usaha maksimum dalam

pekerjaannya.

3. Menyadarkan nilai dari kontribusi penampilannya.

I. Alat Bantu Pengawasan Manajerial

Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan

adalah :

1. Manajemen Pengecualian (Management by Exception) adalah teknik

pengawasan yang memungkinkan hanya penyimpangan kecil antara yang

direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan perhatian dari

wirausahawan. Manajemen penegecualian didasarkan pada prinsip

pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal pada literatur

manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani

semua persoalan rutin organisasional, sementara wirausahawan menangani

persoalan organisasional non rutin atau diluar kebiasaan.

17

Page 18: manajemen kontroling

2. Management Information System (MIS) yaitu suatu metoda informal

pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan

dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan

keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan

dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif. MIS

dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :

a. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.

b. Tahap desain konseptual.T

c. ahap desain terperinci.

d. Tahap implementasi akhir.

Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :

a. Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan

b. Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system

c. Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi

d. Adanya pengujian pendahuluan

e. Penyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan

pemakai system

Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :

a. Pengawasan terhadap kegiatan yang benar

b. Tepat waktu dalam pemakainya

c. Menekan biaya secara efektif

18

Page 19: manajemen kontroling

d. System yang digunakan harus tepat dan akurat

e. Dapat diterima oleh yang bersangkutan

3. Analisa Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan

membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses

menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial dari organisasi

dengan menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial

yang muncul pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.

4. Penganggaran. Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang

menguraikan bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan

dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran

juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang

telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam

kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana keuangan,

anggaran juga merupakan alat pengawasan. Anggaran adalah bagian

fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan

anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem

sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi

kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata

dan pelaksanaan yang direncanakan.

19

Page 20: manajemen kontroling

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan

standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan

perencanaan,merancang system informasi umpan

balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah

ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-

penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.

2. Tipe pengawasan terbagi atas tiga yaitu pengawasan pendahuluan

(Preliminary Control), pengawasan pada saat kerja berlangsung

(cocurrent control) dan pengawasan feed back (feed back control).

3. Tahap pelaksanaan pengawasan yaitu penetapan standar, penentuan

pengukuran pelaksanaan kegiatan, pengukuran pelaksanaan kegiatan,

tahap pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa serta

penyimpangan tahap pengambilan tindakan koreksi.

4. Pengawasan memiliki lima manfaat terhadap organisasi.

5. Contoh pengawasan dalam organisasi kemahasiswaan adalah

pengawasan yang dilakukan oleh seorang presiden badan eksekutif

mahasiswa terhadap tugas dan wewenang masing-masing divisinya

20

Page 21: manajemen kontroling

B. Saran

Diharapkan dalam pengawasan dilakukan dengan seefektif dan

seefesien mungkin agar semua kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan

baik.

21

Page 22: manajemen kontroling

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Fungsi Dasar Mnajemen. http://zee-lintang.blogspot.com/2011/05/tugas-dasar-manajemen-fungsi-pengawasan.html. Diakses pada tanggal 25 September 2012.

Novia. 2010. Pengawasan dalam Organisasi. http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/. Diakses pada tanggal 25 Septembet 2012.

Oktaviani, Felisia. 2012. Jenis-jenis Organisassi. http://felisiaoktaviani.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-organisasi.html. Diaksese pada tanggal 25 September 2012.

Sihombing, Ferdinan. 2009. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian dalam Manajemen Kesehatan. http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2009/12/30/fungsi-pengawasan-dan-pengendalian-dalam-manajemen-kesehatan/. Diakses pada tanggal 25 September 2012.

Wahyu. 2010. Pengawasan. http://wahyu410.wordpress.com/2010/11/13/pengawasan/. Diakses pada tanggal 25 Sep 2012.

22