39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen berasal dari kata “manage” yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen adalah usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan- tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). A. Tujuan manajemen adalah sebagai berikut: a. Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. b. Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output. B. Fungsi Manajemen adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan (planning) Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu: a. Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi penyelesaian masalah b. Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan 1

MANAJEMEN KASUS KONJUNGTIVITIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangManajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen adalah usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). A. Tujuan manajemen adalah sebagai berikut: a. Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. b. Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output.

B. Fungsi Manajemen adalah sebagai berikut:1) Perencanaan (planning) Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu: a. Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi penyelesaian masalahb. Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan

2) Pengorganisasian (organizing) Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi.

3) Pelaksanaan atau penerapan (actuating) Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.

4) Pengawasan (controlling) Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna.

Di dalam pelaksanaannya, Puskesmas perlu memiliki manajemen yang baik. Adapun fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta menduku ng pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009).Penyakit gastritis merupakan penyakit yang banyak terjadi di dunia. Di Indonesia dari 135.749 kunjungan ke departemen mata, total kasus gastritis dan gangguan lain pada konjungtiva sebanyak 99.195 kasus dengan jumlah 46.380 kasus pada laki-laki dan 52.815 kasus pada perempuan. Gastritis termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada tahun 2009, tetapi belum ada data statistik mengenai jenis gastritis yang paling banyak yang akurat (Ditjen Yanmed, Kemkes RI, 2010). Dari data ini dapat diketahui bahwa kasus gastritis masih menjadi masalah besar untuk kesehatan mata bagimasyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat kasus gastritis dalam tulisan manajemen kasus.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umumMeningkatkan manajemen kasus gastritis di Puskesmas.

1.2.2 Tujuan khusus1. Diketahuinya perencanaan manajemen kasus gastritis di Puskesmas.2. Diketahuinya pelaksanaan manajemen kasus gastritis di Puskesmas.3. Diketahuinya monitoring dan evaluasi manajemen kasus gastritis di Puskesmas.

1.3 Manfaat

1. Bagi PenulisDengan tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang manajemen kasus gastritis.

2. Bagi Instansi Kesehatana. Sebagai referensi untuk meningkatkan upaya kesehatan baik dari segi promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif.b. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui manajemen kasus yang terintegrasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

1. DefinisiPuskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2. Tujuan PuskesmasTujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

3. Fungsi PuskesmasMenurut Trihono (2005), ada 3 fungsi puskesmas yaitu: pusatpenggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selaluberupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintassektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehinggaberwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Disamping itu puskesmasaktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

4. Program Puskesmas Kia Kb Usaha Kesehatan Gizi Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Dan Pencegahan Penyakit Menular Pengobatan Termasuk Penaganan Darurat Karena Kecelakaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Sekolah Kesehatan Olah Raga Perawatan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Kerja Kesehatan Gigi Dan Mulut Kesehatan Jiwa Kesehatan Mata Laboratorium Sederhana Pencatatan Dan Pelaporan Pembinaan Pemgobatan Tradisional Kesehatan Remaja Dana Sehat

a. Program Pokok PuskesmasProgram pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (individu, kelompok maupun masyarakat).3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.b. Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut adalah:1. Usaha Kesehatan Sekolah, adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMP) diwilayah kerja Puskesmas.2. Kesehatan Olahraga adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, baik atlet maupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung.3. Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan penanganan kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ketempat tinggalnya untuk dilakukan asuhan keperawatan induvidu dan asuhan keperawatan keluarganya. Misalnya kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia.4. Kesehatan Kerjaadalah program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujukan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas.5. Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gizi dan mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit ronggo mulut dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di Puskesmas.6. Kesehatan Jiwa adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas.7. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat, misalnya upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.8. Kesehatan Usia Lanjut adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut, misalnya pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut.9. Pembinaan Pengobatan Tradisional adalah program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).10. Kesehatan haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan jemaah haji yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan kebugaran dan pemantauan kesehatan jemaah yang kembali (pulang) dari menaikan ibadah haji.11. Dan beberapa upaya kesehatan pengembangan lainnya yang spesifik lokal yang dikembangkan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.2.2 Upaya KesehatanDalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu :1. PromotifPromosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion. Penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark Usaha pencegahan (usaha preventif).2. PreventifUpaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumahb. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumahc. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusuid. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil3. KuratifUpaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita TBb. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakitc. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifasd. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.4. RehabilitatifMerupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama. Usaha yang dilakukan, yaitu:a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaanb. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi.2.3 GastritisGastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Smaltzer dan Bare, 2002). Sedangkan menurut Hirlan tahun 2005, gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Suyono, 2001). Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan local. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (Price & Wilson, 2005). Menurut Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Gastritis Akut Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial. 2. Gastritis KronikGastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik itu sendiri diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu:a. Gastritis superficial, yang merupakan manifestasi kemerahan, edema, serta perdarahan dan erosi mukosa. b. Gastritis atrofik adalah peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa. Pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dal sel chief.c. Gastritis hipertrofik adalah suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Menurut Maulidiyah dan Unun (2006), Angka kejadian infeksi Gastritis pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi. diantaranya Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian gastritis cukup tinggi sebesar 91,6%. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2009, Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. Gastritis menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak di Sumatera Barat tahun 2009 yaitu sebesar 202.577 kasus (11,18%).Budiana (2008), mengatakan bahwa Gastritis merupakan penyakit terbesar di seluruh dunia dan bahkan diperkirakan diderita lebih dari 1,7 miliyar orang. Pada negara yang sedang berkembang infeksi diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua. Faktor etiologi Gastritis lainnya adalah asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%).Gastritis banyak dijumpai dan menyerang 80 90% laki-laki sedangkan perempuan 6 - 20%. Pasien dan keluarga dengan penyakit gastritis membutuhkan pengawasan makanan setelah pulang dari rumah sakit dan sangat mudah terkena gastritis bila tidak mematuhi penatalaksanaan diet dirumah, makan makanan yang teratur dan menghindari makan yang dapat mengiritasi lambung.

Konsep Segitiga Epidemiologi

AgentHostEnvironment

Konsep segitiga epidemiologi digunakan untuk menganalisis terjadinya suatu penyakit. Dalam konsep ini faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit diklasifikasikan sebagai berikut:1. Agen penyakit (faktor etiologi):a. Agen biologis b. Agen kimiawic. Agen fisikd. Agen nutrisie. Agen mekanik

2. Faktor pejamu (mempengaruhi pajanan, kerentanan, respons terhadap agen):a. Genetikb. Usiac. Jenis kelamind. Rase. Status imunulogisf. Perilaku manusiag. Penyakit lain yang sudah pernah ada

3. Faktor lingkungan (mempengaruhi keberadaan agen, pajanan atau kerentanan terhadap agen):a. Lingkungan fisik (iklim)b. Lingkungan biologis (populasi manusia, flora, fauna)c. Lingkungan sosial ekonomi (pekerjaan, bencana alam)

Analisa penyakit gastritis menggunakan segitiga epidemiologi, sebagai berikut: 1. Agen penyakit pada kasus gastritis yaitu agen infeksius berupa bakteri dan agen kimiawi berupa asam.1. Faktor pejamu pada kasus gastritis ini adalah perilaku personal yang sering menunda waktu makan dan kurang memperhatikan jenis makanan yang dimakan.1. Faktor lingkungan pada kasus gastritis tidak didapatkan.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN MASYARAKAT MENURUT HENDRIK L BLUM

Menurut Hendrick L Blum, terjadinya gastritis dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu:

Faktor Genetika :Herediter

Faktor lingkungan :Fisik Biologis Sosio kulturalFaktor pelayanan kesehatan :PreventifPromotifKuratifRehabilitatif

SEHAT (FISIK,MENTAL, SOSIAL)

Faktor perilaku :SikapGaya hidup

PENERAPAN TEORI HENDRIK L BLUM PADA PENYAKIT GASTRITIS Menurut Hendrik L Blum, terjadinya Gatritis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

Faktor Genetik:Tidak Berpengaruh

Pelayanan kesehatan :Preventif: peninjauan lapanganPromotif: penyuluhan tentang gastritisKuratif: pengobatan pada penderita gastritisRehabilitatif: kepatuhan mengikuti anjuran dokter dengan istirahat di rumah dan megatur pola makan

Lingkungan :Fisik: makanan pedas dan asamBakteri H.piloryKesibukan

GASTRITIS

Perilaku PHBSStressKebiasaan makan tidak teratur

1. Lingkungana. FisikPasien dengan gastritis, makanan pedas dan asam yang dapat menambah iritasi pada lambung yang sudah mengeluarkan asam lambung berlebih.

b. BiologisFaktor lingkungan yang mempengaruhi kasus gastritis adalah berkembangnya agen biologis berupa bakteri Helicobacter pilory, yang berkembang biak di dalam lambung.b. Sosial dan EkonomiPenyakit gastritis tidak mengenal faktor ekonomi. Masyarakat dengan ekonomi rendah maupun tinggi sekalipun jika tidak mengatur pola makannya dnegan baik. Kesibukan masyarakat akibat jadwal pekerjaan itulah yang membuat pola makan sesoeorang menjadi berubah bahkan mengabaikan konsumsi makanan sehingga seringkali gastritis timbul pada masyarakat tersebut. 2. PerilakuPerilaku hidup bersih dan sehat hendaknya menjadi budaya yang harus diterapkan pada setiap manusia, tidak terkecuali pada orang yang mempunyai riwayat gastritis. Pada kasus gastritis, orang tersebut juga harus mempunyai pola makan yang teratur. Gastritis bukan penyakit menular, tetapi penyakit yang dapat terjadi terus menurus bila terdapat rangsangan terhadap lambung. Kebiasaan orang mengkonsumsi makan makanan asam dan pedas dapat memicu kambuhnya penyakit ini. Salah satu cara yang paling efektif untuk meringankan penyakit ini adalah dengan menerapkan pola makan teratur dan mengurangi beban pikiran, karena stress berlebih ini juga dapat berakibat meningkatnya asam lambung. Pengobatan yang tidak tuntas pada serangan gastritis sebelumnya dapat mengakibatkan terjadinya ulkus pada lambung.

0. Pelayanan kesehatanTujuan utama dari pelayanan kesehatan adalah:a. PromotifKurangnya pengetahuan masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, pola makan teratur, dan mengatur pola pikir yang jernih dapat ditanggulangi oleh pelayanan kesehatan dengan mengadakan penyuluhan pada masyarakat serta menuntut peran aktif dari penderita gastritis tersebut untuk mengubah pola hidupnya.b. PreventifPeninjauan lapangan oleh para kader.c. KuratifPengobatan pada pasien dengan gastritis.d. RehabilitatifKepatuhan mengikuti anjuran dokter dengan istirahat di rumah dan megatur pola makan sedemikian rupa sehingga gastritis tidak timbul kembali.

0. Herediter Faktor keturunan atau genetik ini tidak berpengaruh pada penyakit gastritis.

2.4 Definisi Operasional

1PuskesmasUnit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

2PromotifSuatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.

3PreventifSuatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.

4KuratifKegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

5RehabilitatifMerupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.

BAB IIIPENATALAKSANAAN KASUS

3.1 Program

e. Promosi kesehatan: Penyuluhan (Komunikasi, Informasi, Edukasi)f. Preventif:Kesehatan Lingkungan (peninjauan lapangan) dan meningkatkan partisipasi masyarakatg. Kuratif:Deteksi dini (penemuan kasus) dan penatalaksanaan di puskesmash. Rehabilitatif: Program rehabilitasi gastritis (Sosialisasi dan edukasi)

3.2 Sasaran

1. Masyarakat umum (keluarga dan kelompok yang berpengaruh dan berperan di masyarakat dan kader).2. Masyarakat khusus (kelompok masyarakat yang berisiko gastritis)

3.3 SDM1. Petugas puskesmas (dokter, perawat, bidan, kesmas )2. kader kesehatan

3.4 Kegiatan

A. Promotif

1.Penyuluhan (KIE)

1. Menyusun materi penyuluhan dan mengadakan pelatihan KIE tentang gastritis secara menyeluruh antara lain tentang pengertian, perjalanan penyakit, penyebab, gejala dan tanda, faktor resiko serta pencegahan dan penanggulangan gastritis bagi petugas kesehatan (medis dan para medis), kader kesehatan maupun tokoh masyarakat.1. Meningkatkan keterampilan penggunaan obat pada petugas kesehatan (medis dan para medis), pasien gastritis dan keluarganya.1. Melaksanakan penyuluhan atau KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) tentang gastritis dan faktor risikonya melalui berbagai media penyuluhan, seperti:1. Penyuluhan tatap muka.1. Poster, leaflet, pamflet, surat kabar dan media cetak lain yang dianggap efektif untuk mencapai kelompok sasaran.1. Penyuluhan perorangan atau penyuluhan kelompok yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas, kader kesehatan dan lain-lain seperti klinik konseling.1. Penyuluhan bagi pasien dan keluarga tentang pencegahan dan penanggulangan gastritis.

Adapun jenis kegiatan penyuluhan gastritis bagi pasien dan keluarga pasien antara lain:0. Pengertian gastritis.0. Penyebab gastritis.0. Gejala gastritis.0. Klasifikasi gastritis.0. Cara penularan gastritis.0. Kelompok rentan gastritis.0. Perilaku penyebab gastritis.0. Cara pengobatan gastritis.

1. Preventif1.Kesehatan Lingkungan1. Kegiatan1. Peninjauan langsung ke pemukiman dan perumahan warga untuk melihat kondisi apakah lingkungannya bersih atau tidak.1. Sosialisasi mengenai kebersihan personal (budaya mencuci tangan setelah melakukan kegiatan) dan lingkungan (membersihkan rumah dan pekarangan agar terhindar dari debu)

1. Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan GastritisUpaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian gastritis dimulai dengan Kajian Aspek Sosial Budaya dan Perilaku Masyarakat yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam pengembangan program peningkatan partisipasi masayarakat dalam pencegahan gastritis.Kegiatan1. Melaksanakan survei/kajian aspek sosial budaya dan perilaku masyarakat di salah satu RT/RW di Kecamatan Kramat jati Kecamatan Pasar Rebo.1. Pengembangan model pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan gastritis yang sesuai dengan kondisi setempat di masing-masing daerah sesuai kajian.1. Membuat daerah percontohan di masing-masing daerah RT/RW yang dilakukan survei/kajian dengan kegiatan KIE, pemeriksaan fisik dan faktor risiko, serta pemerisaan penunjang.1. Kajian ini dapat dilakukan bersamaan dengan penyakit menular lainnya dan pelaksanaannya oleh kabupaten bersama-sama dengan perguruan tinggi, serta lintas program dan lintas sektor.

1. Kuratif

1. Poli Umum

Poli Umum sebagai program layanan kesehatan utama bersifat kuratif di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati wajib memberikan layanan optimal mengenai kasus gastritis termasuk di dalamnya : Deteksi dini gejala dan tanda dari pasien yang memiliki indikasi gastritis Pemeriksaan baik anamnesis maupun fisik diagnostik yang memadai Pemeriksaan penunjang termasuk laboratorium dan sistem rujukan Edukasi mengenai pencegahan dan pengobatan gastritis pada pasien gastritis

a Deteksi diniSeseorang yang menderita gastriris mengeluhkan merasa nyeri dan sakit, bersendawa, perut kembung, mual dan muntah, serta perasaan terbakar di bagian atas abdomen (biasanya di ulu hati). Rasa sakit muncul biasanya berada di bagian kiri atas abdomen hingga menjalar ke bagian punggung, seperti datang dan pergi dari perut ke punggung.Umumnya rasa nyeri yang dialami digambarkan seperti ditusuk-tusuk atau digores benda tajam. Terdapat darah yang turut keluar saat muntah atau buang air besar menjadi tanda terdapat pendarahan pada lambung dan memerlukan tindakan medis sesegera mungkin.

b. Penemuan dan tatalaksana kasus1) Penemuan kasus gastritis di unit pelayanan kesehatan.2) Penemuan langsung dengan pemantauan ke perumahan dan pemukiman warga untuk meninjau dan melihat kondisi lingkungan guna mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap bersih.3) Tatalaksana pasien gastritis sesuai standar:a) Puskesmas (pelayanan kesehatan primer).1). Penemuan dan tatalaksana pasien gastritis dipelayanan kesehatan primer di bagian poli mata2). Edukasi pasien dan keluarga.b) Rumah sakit Tindak lanjut penanganangastritis (terutama komplikasi gastritis).c.Pemeriksaan1. AnamnesisAda beberapa hal penting yang harus ditanyakan untuk mendiagnosa gastritis, antara lain:1. Sejak kapan mengalami perig di ulu hati?2. Gejala lain apa saja? Keluar cairan darah saat buang air besar?3. Nyerinya menjalar atau tidak?4. Mengapa bisa terjadi nyeri ulu hati seperti ini?5. Apakah sampai tidak dapat melakukan kegiatan apapun?6. Apakah membaik setelah makan?

2. Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan keadaan umum, wajah tampak gelisah karena menahan sakit pada perut. Pada tanda-tanda vital tidak ditemukan kelainan dan pada pemeriksaan fisik didapatkan dari palpasi nyeri tekan abdomen di bagian ulu hati.

3. Pemeriksaan penunjangTes diagnostika. Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.b. pemeriksaan hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis.c. pemeriksaan radiologid. pemeriksaan laboratorium analisis gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCl menurun pada klien gastritis kronik. Kadar serum vitamin B12 = nilai normalnya 200-1000 dg/ml kadar vit B12 yang randah merupakan anemia megalostatik. Kadar hemoglobin, hematokrit, trombosis, leukosit dan albumin. Gastrocopy : untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsy.

d. PenatalaksanaanOver the counter antacid dalam bentuk cair atau tablet adalah penobatan umum untuk gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat mengurangi rasa sakit dengan cepat. Ketika antasida tidak cukup memberikan bantuan obat-obatan seperti cimetidine, ranitidin,nizatidin atau femotidine yang mengurangi jumlah assam lambung yang lebih efektif untuk membatasi produksi asam lambung adalah asam penutuppompa asam dalam lambung mensekresi sel. Inhibitor pompa proton mengurangi asam dengan menghalangi aksi pompa kecil ini. Antibiotik membantu dalam menghancurkan bakteri dan asam bioker / menghambat pompa proton mengurangiu rasa sakit dan mual, menyembuhkan peradangan dan dapat meningkatkan efektifitas antibiotik. TerapiPada umumnya gastritis kronik memerlukan pengobatan yamg harus diperhatikan ialah penyakit-penyakit lain yang keluhannya dapat dihubumgkan dengan gastritis kronik. Kemungkinan itu seharusnya dicari terlebih dahulu. Anemia yang disebabkan oleh gastritis kronik biasanya bereaksi baik terhadap pemberian vitamin B12 atau preparat besi, tergantung dari defesiansinya, kalau penyebabnya dapat ditemukan misalnya refluk usus lambung sebaiknya dikoreksi.

1. RehabilitatifSosialisasi kepada penderita untuk istirahat dirumah dan edukasi untuk mengurangi beban pikiran serta menerapkan pola makan yang teraturSosialisasi ini dilakukan sebagai bentuk upaya mempercepat pemulihan penderita karena penyakit gastritis akan semakin parah jika terus terpapar dengan agent penyebabnya seperti bakteri, makan makanan asam dan pedas, dan stress pikiran yang semuanya akan menyebabkan peningkatan asam lambung. 3.6 Diklat1. PromotifDiklat yang perlu diberikan adalah pendidikan dan pelatihan mengenai ilmu komunikasi dan presentasi di masyarakat, serta pengayaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gastritis contohnya pengayaan mengenai cara membersihkan lingkungan. Sasaran dari program diklat ini adalah tenaga kesehatan dan kader yang akan melakukan penyuluhan dan pemantauan langsung di masyarakat.4. PreventifKeterampilan yang perlu diberikan dalam diklat kepada tenaga tenaga puskesmas adalah keterampilan public speaking, penguasaan materi mengenai hal hal yang berkaitan dengan gastritis dan kemampuan memotivasi masyarakat untuk melaksanakan program-program puskesmas.5. KuratifDiklat yang perlu diberikan adalah mengenai tatalaksana pengobatan dan pencegahan gastritis, termasuk didalamnya cara penggunaan obat, pengambilan specimen/sekret untuk pemeriksaan lab, pengenalan tanda dan gejala, pengenalan faktor resiko, penggunaan alat-alat dalam pengambilan sekret dan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik juga penunjang pada pasien-pasien gastritis.6. Rehabilitatif

BAB IVMONITORING DAN EVALUASI

4.1 MonitoringPemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan perbaikan segera agar dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk itu, pemantauan diarahkan guna mengidentifikasi kualitas kegiatan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya. Pemantauan keberhasilan setiap kegiatan program manajemen kasus gastritis di puskesmas dilakukan dengan teknik monitoring bulanan. Monitoring bulanan ini dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan pada bulan tertentu di puskesmas telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Bila hasilnya belum sesuai dengan harapan, maka akan dicari penyebabnya untuk kemudian dilakukan intervensi. Beberapa contoh program monitoring sebagai berikut:1. Program monitoring promotif dan preventif: Adanya perwakilan dari puskesmas (supervisi) yang memantau kegiatan penyuluhan dilapangan Dibentuknya suatu kelompok kerja yang fokus kepada program promotif, yang bekerja melihat kebutuhan pengetahuan yang harus ditingkatkan ditiap wilayah, menyusun jadwal penyuluhan rutin dan yang memfokuskan pada media promosi kesehatan dengan media cetak.

2. Program monitoring kuratif: Pembentukan tim supervisi yang memantau program kuratif yaitu dalam hal peralatan yang digunakan untuk penatalaksanaan kasus konjungivitis, evaluasi SDM dan memberikan diklat sebagai penyegaran pengetahuan dan ketrampilan, melakukan pencatatan laporan untuk melihat jumlah pasien gastritis apakah mengalami peningkatan atau penurunan sebagai indikator keberhasilan program.

3. Program monitoring rehabilitatif: Monitoring apakah petugas kesehatan memberi edukasi setelah pengobatan dan kunjungan ke rumah pasien untuk memantau apakah pasien mengikuti anjuran dokter.

4.2 EvaluasiPenilaian ini bertujuan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan program kegiatan manajemen kasus gastritis di puskesmas. Penilaian dimaksudkan untuk. memberikan bobot atau nilai terhadap hasil yang dicapai dalam seluruh tahap kegiatan, untuk proses pengambilan keputusan apakah suatu program atau kegiatan diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau diperkuat. Untuk itu penilaian diarahkan guna mengkaji efektifiktas dan efisensi pengelolaan program. Penilaian kinerja program manajemen kasus gastritis dilaksanakan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam pencapaian sasaran.Indikator yang di nilai adalah sebagai berikut:1. Tingkat pengetahuan , perilaku dan sikap masyarakat terhadap penyakit gastritis2. Faktor penyebab gastritis di lingkungan sekitar puskesmas 3. Jumlah SDM petugas kesehatan (dokter,bidan,perawat, kesmas) dan kader kesehatan yang terampil dalam hal promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang kesehatan khususnya penyakit gastritis4. Kualitas hidup penderita gastritis

Beberapa contoh program monitoring sebagai berikut:1. Promotif dan preventif: Dengan melakukan pre test dan post test saat penyuluhan untuk menilai apakah terjadi peningkatan pengetahuan pada masyarakat. Indikator keberhasilan program adalah didapatkan peningkatan pengetahuan > 50 %. Dengan melakukan peninjauan langsung ke rumah warga untuk menilai keadaan lingkungan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menilai apakah masyarakat melakukan anjuran-anjuran yang diberikan pada saat penyuluhan. Indikatornya adalah kondisi lingkungan yang semakin bersih dan hiegine perorangan yang semakin lebih baik.

2. Kuratif dan rehabilitatifIndikator yang digunakan adalah data kasus penyakit gastritis apakah mengalami peningkatan atau penurunan dilihat dari angka kesakitan, kasus baru dan kasus lama (apakah pasien yang sebelumnya datang ke puskesmas dengan gastritis, datang lagi atau tidak denganpenyakit yang sama). Hal ini sebagai indikator keberhasilan program.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanKasus gastritis sering terjadi dikalangan masyarakat. Penatalaksanaan kasus gastritis tidaklah sulit namun perlu manajemen yang baik untuk mengatasinya, jika tidak angka kesakitan gastritis akan tetap tinggi karena cara penularan gastritis sangat cepat. Program kegiatan manajemen kasus gastritis berupa promosi kesehatan dengan penyuluhan, preventif dengan kesehatan lingkungan, kuratif dengan penemuan kasus dan penatalaksanaan, rehabilitatif dengan sosialisasi dan edukasi. Diharapkan melalui program-program ini dan dengan manajemen kasus yang baikdapat menurunkan angka kesakitan karena gastritis.

5.2 Saran1. Untuk Penulis SelanjutnyaUntuk penulis selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan kegiatan program manajemen kasus gastritis dengan lebih baik lagi dan juga diharapkan membuat lebih banyak lagi program kegiatan yang inovatif guna perbaikan status kesehatan masyarakat dan supaya dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pembangunan kesehatan khususnya untuk menurunkan angka kesakitan karena gastritis.

2. Kepada Petugas Kesehatan :a. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat yang pengetahuannya masih kurang tentang gastritis.b. Meninjau secara langsung keadaan masyarakat sekitar tentang berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat terhindar dari penyakit gastritis.c. Menguasai materi tentang gastritis agar bisa membagikan pengetahuan itu kepada masyarakat luasDAFTAR PUSTAKA

1. Elearning.gunadarma.ac.id2. Profil laporan tahunan puskesmas kecamatan Pasar Rebo tahun 20133. Alloyna, D., 2011. Prevalensi Gastritis di RSUD H. Adam Malik Medan Tahun 2009 dan2010.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf. Akses20 Juni 2014.4. FKUI, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Edisi ketiga , Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001.5. Departemen Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia 2002. Jakarta: Depkes RI 20086. Baughman, Diane C. (2000).Keperawatan Medikal-Bedah ; Buku Saku untuk Brunner dan Suddarth, EGC, Jakarta.7. Crowin, Elizabeth J.2002.Patofisiologi. Jakarta: EGC.8. Doenges, Marilyn E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.9. Mansjoer, Arief. (1999).Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapius; Jakarta10. Smeltzer, Suzanne C. 2002.Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1. Jakarta: EGC.11. ________. 2002.Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC.12. Yunisyah, P.H,2011. Karakteristik Penderita Gastritis Rawat Jalan Di RSUD. DR. Pirngadi Medan Tahun 2011. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf. Akses20 Juni 2014.13. Kemenkes RI., 2010. 10 Besar Penyakit Rawat Jalan Tahun 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Available from: http://www.Depkes.go.id. Akses20 Juni 2013.14. http://arali2008.wordpress.com/2011/12/16/program-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas/15. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31773/4/Chapter%20II.pdf16. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf

LAMPIRAN DAFTAR PERALATAN

1. Flipchart2. Laptop3. Leaflet4. Pamflet5. Poster6. Proyektor + screen7. Snellen chart8. Pen light9. Buku ishihara10. Pin hole11. Oftalmoskop16