MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    1/27

    PAPER SEMINAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

    MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA

    BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

    PEMBANGUNAN

    ROHMAD ADI SIAMAN

    IXD/22

    SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

    2010

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    2/27

    1

    Abstraksi

    BPKP merupakan aparat pengawas internal pemerintah. Mengingat fungsi dan perannya yang

    sangat penting ini, maka tidak salah jika manajemen karir menjadi salah satu isu yang harus

    diperhatikan. Dengan manajemen karir yang baik, maka dapat mendukung terciptanya

    pegawai dalam bidang pengawasan (auditor) yang berkualitas. Keberadaan jabatan fungsional

    auditor yang berkualitas ini tentunya akan berpengaruh langsung terhadap hasil pengawasan

    yang dilakukan oleh BPKP.

    Pelaksanaan manajemen karir di BPKP secara terintegrasi dalam suatu proses yang

    berkesinambungan mulai dilakukan pada kegiatan penataan pegawai pada tahun 2005.

    Meskipun pada tahun sebelumnya manajemen karir telah dilaksanakan, namun masih dalam

    suatu proses yang terpisah-pisah. Akibat paling signifikan dari tidak dilaksanakannya

    manajemen karir secara baik adalah komposisi auditor yang tidak ideal.

    Diharapkan dengan pelaksanaan manajemen karir yang baik, BPKP bisa memberikan peran

    yang lebih baik dan andil yang lebih besar dalam rangka pengawasan keuangan pemerintah,

    baik pusat maupun daerah, menuju Indonesia yang bersih dan bebas dari KKN.

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    3/27

    2

    Daftar Isi

    halaman

    Abstraksi 1

    Daftar Isi 2

    Bab I Pendahuluan 3

    A Latar Belakang 3

    B Perumusan Masalah 3

    C Tujuan Penulisan 4

    D Metode Penulisan 4

    E Sistematika Penulisan 4

    Bab II Landasan Teori 5

    A Manajemen Karir 5

    B Jabatan Fungsional Auditor 10

    Bab III Pembahasan 12A Jabatan Fungsional Auditor di BPKP 12

    B Manajemen karir Auditor di BPKP 13

    Bab IV Simpulan 25

    Daftar Pustaka 26

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    4/27

    3

    Bab I

    Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan salah satu aparat

    pengawasan internal yang dimiliki pemerintah selain Insptektorat Jenderal di tiap

    departemen, dan Inspektorat Daerah/ Badan Pengawasan Daerah di tiap propinsi dan

    kabupaten/kota. Sesuai dengan Pasal 52, 53 dan 54 Keputusan Presiden Republik

    Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,

    Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, BPKP

    mempunyai tugas melaksanakan tugas Pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan

    pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Kemudian dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

    Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dinyatakan bahwa BPKP adalah aparat

    pembinaan penyelenggaraan SPIP. Dari dua dasar hukum di atas, secara sederhana dapat

    dikatakan bahwa BPKP adalah auditor internal pemerintah. Mengingat peran dan

    tanggung jawab yang sangat penting dalam mewujudkan akuntabilitas keuangan negara

    yang berkualitas inilah diperlukan sumber daya manusia yang terampil dan handal dalam

    bidang keuangan negara. Dalam hal ini adanya jabatan fungsional auditor di BPKP perlu

    mendapat perhatian yang lebih.

    Sumber daya manusia yang mumpuni ini dapat diperoleh apabila terdapat suatu

    manajemen karir yang baik. Salah satu indikatornya adalah adanya alur perkembangan

    karir yang jelas sejak pengangkatan pertama menjadi PNS, pengangkatan jabatan

    fungsional auditor hingga pensiun.

    B.

    Perumusan Masalah

    Seperti telah disebutkan di atas, BPKP adalah institusi pengawas internal pemerintah,

    Untuk itu keberadaan auditor di BPKP sebagai pelaksana setiap tugas pengawasan yang

    diberikan oleh Presiden menjadi sangatlah penting. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa

    keberadaan auditor yang berkualitas akan berpengaruh terhadap hasil dari pengawasan

    yang dilakukan.

    Berdasar uraian di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah

    manajemen karir auditor di BPKP telah berjalan dengan baik dan optimal?

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    5/27

    4

    C. Tujuan Penulisan

    Paper ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan gambaran bagaimana manajemen karir

    yang baik dan optimal di BPKP sebagai aparat pengawasan internal pemerintah.

    D. Metode Penulisan

    Dalam penyusunan paper ini digunakan metode penelaahan terhadap data-data sekunder

    yang diperoleh dari hasil karya tulis baik artikel, jurnal ataupun hasil tulis lainnya.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan paper ini adalah sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan

    Bab ini akan berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

    penulisan, metode penulisan dan sistimatika penulisan

    Bab II Landasan Teori

    Bab kedua akan mengulas mengenai manajemen karir dan pendalaman pada

    jabatan fungsional auditor

    Bab III Pembahasan

    Bab inti ini akan berisi mengenai jabatan fungsional auditor di BPKP serta

    bagaimana manajemen karir auditor di BPKP

    Bab IV Simpulan

    Bab terakhir ini akan berisi simpulan atas pembahasan yang telah dilakukan

    pada bab-bab sebelumnya

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    6/27

    5

    Bab II

    Landasan Teori

    A. Manajemen Karir

    1.Karir

    Karir dapat didefinisikan sebagai perjalanan pekerjaan seorang pegawai di dalam

    organisasi. Perjalanan ini dimulai sejak ia diterima sebagai pegawai baru, dan berakhir

    pada saat ia tidak bekerja lagi dalam organisasi tersebut.

    Karir amatlah penting bagi pegawai maupun bagi organisasi. Bagi pegawai, karir

    bahkan dianggap lebih penting dari pada pekerjaan itu sendiri. Seorang pegawai bisa

    meninggalkan pekerjaannya jika merasa prospek kerirnya buruk. Sebaliknya, pegawai

    mungkin akan tetap rela bekerja di pekerjaan yang tidak disukainya asal ia tahu ia

    mempunyai prospek cerah dalam karirnya.

    Sedangkan bagi organisasi, kejelasan perencanaan dan pengembangan karir pegawai

    akan membawa manfaat langsung terhadap efisiensi manajemen. Terbukti bahwa turn

    over pegawai cenderung lebih kecil di perusahaan-perusahaan yang sangat

    memperhatikan pengembangan karir pegawainya. Di samping itu, penanganan karir

    yang baik oleh organisasi akan mengurangi tingkah frustasi yang dialami oleh pegawai

    serta meningkatkan motivasi kerja mereka. Oleh karena itu, manajemen karir bukan

    hanya menjadi kewajiban bagi organisasi, tetapi juga merupakan kebutuhan yang

    sama pentingnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

    Berbicara lebih lanjut mengenai karir tidak akan terlepas dari jalur karir dan tujuan

    karir. Jalur karir adalah pola urutan pekerjaan (Pattern of Work Sequence) yang harus

    dilalui pegawai untuk mencapai suatu tujuan karir. Jalur karir selalu bersifat ideal dan

    normatif. Artinya dengan asumsi setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama

    dengan pegawai lain, maka setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama untuk

    mencapai tujuan karir tertentu. Meskipun demikian, kenyataan sehari-hari tidak selalu

    ideal seperti ini. Ada pegawai yang bagus karirnya, ada pula pegawai yang mempunyai

    karir buruk meskipun prestasi kerja yang ditunjukkannya bagus. Dalam organisasi

    yang baik dan mapan, jalur karir pegawai selalu jelas dan eksplisit, baik titik-titik karir

    yang dilalui maupun persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan karir

    tertentu.

    Sementara itu tujuan karir adalah posisi atau jabatan tertentu yang dapat dicapai oleh

    seorang pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua syarat dan kualifikasi yang

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    7/27

    6

    dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan tersebut. Namun itu tidak secara langsung

    berarti bahwa tujuan karir dapat tercapai bila seorang pegawai memenuhi semua syarat

    yang harus dipenuhi. Masih ada faktor lain yang harus diperhatikan seperti, ada

    tidaknya lowongan jabatan, keputusan dan preferensi pimpinan, adanya kandidat lain

    yang sama kualitasnya, dan sebagainya.

    2.Manajemen Karir

    Setelah kita ketahui bahwa karir merupakan kebutuhan yang sangat penting, tidak

    hanya bagi pegawai tapi juga perusahaan, maka diperlukan suatu rangkaian proses

    yang sistematis untuk menangani isu ini. Untuk itulah diperlukan suatu manajemen

    karir. Secara lebih jelas, manajemen karir didefinisikan sebagai suatu proses

    pengelolaan karir pegawai yang meliputi tahapan kegiatan perencanaan karir,

    pengembangan karir dan konseling karir.

    Manajemen karir melibatkan semua pihak termasuk pegawai yang bersangkutan

    dengan unit tempat si pegawai bekerja, dan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena

    itu manajemen karir mencakup area kegiatan yang sangat luas. Diagram di bawah ini

    akan menggambarkan pernyataan di atas :

    Kebutuhan Organisasi

    (Manajemen)

    Aktivitas Manajemen

    Karir

    Kebutuhan Individual

    Pegawai

    Rencana dan Tujuan

    Organisasi

    Rencana dan Tujuan

    Pengembangan Pegawai

    Peramalan

    Rekrutmen

    Seleksi

    Penempatan

    Kompensasi

    Diklat

    Pensiun

    dsb

    Rencana dan tujuan karir

    pegawai

    Pengembangan karir

    pegawai

    a.Perencanaan Karir

    Perencanaan karir adalah perencanaan yang dilakukan baik oleh individu pegawai

    maupun oleh organisasi berkenaan dengan karir pegawai, terutama mengenai persiapan

    yang harus dipenuhi seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir tertentu.

    Jadi, perencanaan karir pegawai harus dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pegawai

    yang bersangkutan dan organisasi. Jika tidak, maka perencanaan karir pegawai tidak

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    8/27

    7

    akan menghasilkan rencana yang baik dan realistis. Namun pembahasan ini akan

    dibatasi pada perencanaan karir oleh organisasi.

    Perencanaan karir di tingkat organisasi dilakukan dengan tujuan untuk

    mengidentifikasi hal-hal berikut :

    Profil kebutuhan pegawai

    Sebuah organisasi yang berskal besar tentu perlu mengetahui berapa kebutuhan

    pegawai yang diperlukan. Terlebih lagi dengan rumitnya dinamika dalam hal

    mobilitas pegawai-pegawai. Pegawai baru datang, pegawai lama pergi,

    dipromosikan, direlokasikan, dipensiunkan, pindah, dan seterusnya. Jelas,

    dinamika ini harus dicatat dan dipetakan agar mudah diketahui.

    Pemetaan pegawai ada dua macam, yaitu pemetaan deskripsi (catatan kuantitas

    pegawai) dan pemetaan normatif (kualitatif). Setelah pemetaan dilakukan, maka

    profil kebutuhan pegawai dapat diketahui. Profil kebutuhan pegawai ini akan

    memuat informasi atau gambaran (kuantitatif dan kualitatif) pegawai yang

    diperlukan oleh organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

    Dengan adanya pemetaan profil pegawai, maka proses perencanaan karir pegawai

    diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan lancar. Paling tidak, kita mengetahui

    dengan cepat berapa orang pegawai yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan, dalam

    periode tertentu. Ini akan dijadikan dasar untuk memprediksi jumlah pegawai yang

    harus dipersiapkan untuk menduduki posisi jabatan tertentu.

    Dalam perusahaan yang memiliki Turn Over (perpindahan pegawai) cukup tinggi,

    pemetaan profil pegawai sangat berguna untuk melacak perpindahan tersebut.

    Namun perlu diingat, bahwa pemetaan kebutuhan pegawai adalah satu hal,

    sedangkan cara-cara memenuhi kebutuhan tersebut adalah hal lain lagi. Dalam hal

    ini kebutuhan pegawai; antara lain adalah melalui penarikan (rekrutmen) pegawai

    baru, relokasi pegawai dari unit satu keunit lain, menyesuaikan beban kerja dengan

    pegawai yang ada, memsubkontrakkan pekerjaan ke lembaga lain, menambah

    beban kerja sampai ambang batas tertentu, dan sebagainya.

    Deskripsi jabatan/pekerjaan

    Selain membuat profil kebutuhan pegawai, organisasi juga harus membuat

    deskripsi jabatan/pekerjaan. Pembuatan deskripsi jabatan ini cukup rumit, namun

    pada prinsipnya, sebuah organisasi seharusnya mempunyai daftar untuk semua

    jenis pekerjaan/jabatan tersebut, lengkap dengan persyaratan untuk

    mengerjakannya (job requirement).

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    9/27

    8

    Peta jalur karir

    Peta jalur karir adalah gambaran yang berisi berbagai nama jabatan (Job title)

    beserta alur- alur yang menghubungkan satu jabatan dengan jabatan yang lain.

    Alur-alur ini berarti kemungkinan beralihnya pegawai dari satu jabatan ke jabatan

    lainnya. Dengan melihat peta-peta ini, pegawai akan segera tahu dan mengerti

    masa depan karirnya sendiri.

    Mekanisme penilaian kinerja pegawai

    Karir pegawai berkaitan erat dengan kinerja pegawai. Karena itu, kinerja pegawai

    harus dinilai secara akurat. Untuk itu diperlukan suatu mekanisme penilaian yang

    jelas.

    b.Pengembangan Karir

    Pengembangan karir adalah proses mengidentifikasi potensi karir pegawai, dan

    menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Secara

    umum, proses pengembangan karir dimulai dengan mengevaluasi kinerja pegawai

    (performance appraisal). Dari hasil penelitian kinerja ini kita mendapatkan masukan

    yang menggambarkan profil kemampuan pegawai baik potensinya maupun kinerja

    aktualnya. Dari masukan inilah kita mengidentifikasi metode untuk mengembangkan

    potensi yang bersangkutan. Pengembangan karir pegawai dapat dilakukan melalui dua

    cara yaitu diklat dan nondiklat.

    Strategi pengembangan karyawan meliputi proses dan langkah- langkah yang cukup

    kompleks, meliputi langkah - langkah :

    Analisis Kinerja

    Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Analisis Kinerja, digambarkan

    dalam diagram berikut ini :

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    10/27

    9

    Analisis Kebutuhan

    Suatu manjemen karir yang baik harus juga didasarkan pada hasil analisis

    kebutuhan pengembangan pegawai yang baik dan tuntas. Analisis kebutuhan

    pengembangan pegawai ini didasarkan pada hasil Analisis Kinerja (langkah I di

    atas). Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu:

    1.Mengidentifikasi standar kinerja karyawan.

    2.Mengidentifikasi kinerja karyawan.

    3.

    Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan karyawan

    Analisis Sumber Daya

    Setelah mengetahui analisis kinerja dan analisis kebutuhan akan pengembangan,

    maka analisis terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah analisis sumber daya

    yang dapat kita manfaatkan untuk mengakomodasi pelaksanaan pengembangan

    karir.

    Yang termasuk dalam ruang lingkup sumber daya yang diperlukan dalam

    pengembangan karir yaitu :1.Sumber Daya Manusia

    2.Biaya

    3.

    Fasilitas

    c. Konseling Karir

    Konseling karir adalah proses mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan

    dengan karir seorang pegawai serta mencari alternatif jalan keluar dari berbagai

    masalah tersebut.

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    11/27

    10

    Dalam organisasi yang besar, terdapat berbagai masalah yang berhubungan dengan

    karir pegawai. Ada yang tidak terlampau serius namun ada pula yang sangat serius

    sehingga mengganggu kinerja pegawai sendiri bahkan pekerjaan rekan sekerja lainnya.

    Dalam keadaan seperti ini, konseling karir sangat diperlukan, baik oleh pegawai

    maupun oleh organisasi. Bila perlu, organisasi dapat mempekerjakan seorang pakar

    (konselor) yang khusus menangani masalah-masalah karir ini.

    B. Jabatan Fungsional Auditor

    Menurut PP Nomor 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil,

    yang dimaksud dengan jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

    tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan

    organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau

    ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.

    Jabatan fungsional ini kemudian dikelompokkan berdasarkan perpaduan pendekatan

    antara jabatan dan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai dasar untuk

    melaksanakan tugas dan fungsi jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas umum

    pemerintahan ke dalam jenis rumpun jabatan fungsional. Menurut Lampiran Keppres

    Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, jabatan

    fungsional di bedakan menjadi 25 jenis rumpun jabatan fungsional.

    Jabatan fungsional auditor termasuk dalam rumpun akuntan dan anggaran, yaitu rumpun

    jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan

    penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metode operasional serta

    penerapan ilmu pengetahuan di bidang pemberian saran, penyeliaan atau melaksanakan

    kegiatan teknis yang berhubungan dengan akuntansi anggaran dan manajemen keuangan.

    Lebih lanjut mengenai jabatan fungsional auditor, maka dalam Lampiran Keputusan

    Kepala Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Nomor ; Kep-06.04.00-

    373/K/1997, Tanggal 6 Juni 1997 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Serta

    Pendidikan Dan Pelatihan Fungsional Auditor Bagi Aparat Pengawasan Fungsional

    Pemerintah, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan auditor adalah Pegawai negeri

    Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat

    yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah.

    Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

    Per/220/M.Pan/7/2008 Tentang Jabatan Fungsional Auditor Dan Angka Kreditnya,

    dinyatakan bahwa instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor adalah Badan

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    12/27

    11

    Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, yang dalam hal ini dikuasakan kepada Pusat

    Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (Pusbin JFA) BPKP.

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    13/27

    12

    Bab III

    Pembahasan

    A. Jabatan Fungsional Auditor di BPKP

    BPKP sebagai instansi pengawas internal pemerintah, dalam menjalankan fungsinya tentu

    sangat membutuhkan keberadaan jabatan fungsional auditor. Maka tidak heran jika

    sebagaian besar pegawai di BPKP adalah pejabat fungsional auditor. Untuk lebih

    memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut statistik SDM di BPKP dalam triwulan

    pertama tahun 2010 :

    Dari komposisi jabatan di atas, dapat dirinci kembali ke dalam jenis jabatan, sebagai

    berikut :

    Struktural;

    417; 7%

    Jabatan

    Fungsional

    Tertentu; 3626;61%

    Jabatan

    Fungsion

    al

    Umum;

    1288;

    22%

    Non Struktural

    (Administrasi);

    586; 10%

    Komposisi Jabatan

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    14/27

    13

    Lebih mendalam lagi mengenai jabatan fungsional auditor di BPKP, berikut rincian

    jabatan auditor :

    Dari tiga diagram di atas dapat diketahui bahwa 57% (3363 orang) pegawai di BPKP

    adalah auditor. Dari jumlah tersebut mayoritas adalah auditor muda sebanyak 39% (1215

    orang), disusul auditor madya sebanyak 21% (676 orang).

    B. Manajemen karir Auditor di BPKP

    Manajemen karir secara umum di BPKP telah melalui babak baru sejak dilakukannya

    kegiatan penataan pegawai yang mulai dilakukan pada tahun 2005. Kegiatan ini, secara

    Pejabat

    Eselon; 417;

    7%

    Widyaiswara;

    21; 0%

    Auditor; 3363;

    57%

    Jabatan

    Fungsional

    Lain; 242;

    4%

    Jabatan

    Fungsional

    Umum; 1288;22%

    Non Struktural

    (Administrasi);

    586; 10%

    Komposisi Jenis Jabatan

    Auditor

    Pelaksana;

    166; 5%

    Auditor

    Pelaksana

    Lanjutan; 258;

    8%

    Auditor

    Penyelia; 456;

    15%

    Auditor

    Pertama; 372;

    12%

    Auditor Muda;

    1215; 39%

    Auditor

    Madya; 676;

    21%

    Rincian Jabatan Auditor

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    15/27

    14

    komprehensif berusaha menata kembali manajemen karir sesuai ketentuan perundangan

    yang berlaku, dimulai dari perencanaan hingga ke konseling karir.

    Sesuai dengan teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada subbab ini

    akan berisi pembahasan mengenai manajemen karir Auditor di BPKP :

    1.Perencanaan Karir

    a.Profil kebutuhan pegawai

    BPKP dengan dasar hukum yaitu Keputusan Men.PAN

    Nomor:KEP/23.2/M.PAN/2004 tanggal 16 Pebruari 2004 Tentang Pedoman Penataan

    Pegawai, telah melakukan penataan pegawai pada tahun anggaran 2005 dengan pilot

    project Biro Kepegawaian dan Organisasi BPKP dan pada tahun anggaran 2006 telah

    dilaksanakan di semua unit kerja di BPKP. Penataan pegawai ini, mempunyai sasaran

    untuk mencapai terjadinya kesesuaian antara jumlah dan komposisi pegawai dengan

    kebutuhan masing-masing unit kerja yang telah ditata berdasarkan visi, misi sehingga

    pegawai mempunyai kejelasan tugas dan tanggung jawab.

    Output yang diperoleh dari kegiatan penataan pegawai ini adalah profil jabatan bagi

    setiap jabatan baik jabatan struktural, jabatan fungsional baik jabatan fungsional yang

    berangka kredit maupun yang tidak berangka kredit. Dari hasil penataan pegawai ini

    juga secara kuantitatif diperoleh hasil bahwa BPKP memerlukan tambahan auditor

    terampil untuk berperan menjadi anggota tim.

    Setelah sekitar 4 tahun setelah kegiatan penataan pegawai dilakukan, dihasilkan hasil

    kuantitatif jabatan auditor di BPKP sebagai berikut :

    166

    258

    456

    372

    1215

    676

    Auditor Pelaksana

    Auditor Pelaksana Lanjutan

    Auditor Penyelia

    Auditor Pertama

    Auditor Muda

    Auditor Madya

    Rincian Jabatan Auditor

    Triwulan I 2010

    Rincian Jabatan Auditor

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    16/27

    15

    Dari diagram di atas bila dikonversi menjadi diagram rincian peran auditor dalam

    suatu tim audit menjadi sebagai berikut :

    Dari dua diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah 4 tahun berjalan,

    ternyata kegiatan penataan pegawai belum bisa dikatakan berhasil. Diagram yang ideal

    untuk profil jumlah auditor seharusnya berbentuk piramida. Karena susunan tim dalam

    sebuah tim audit idealnya adalah satu pengendali mutu membawahi maksimal empat

    pengendali teknis, satu pengendali teknis membawahi maksimal empat ketua tim, dan

    satu ketua tim maksimal membawahi empat anggota tim. Secara matematis,

    perbandingan yang ideal untuk pengendali mutu : pengendali teknis : ketua tim :

    anggota tim adalah 1:4:16:64. Yang berarti bahwa apabila jumlah auditor adalah 3363

    orang, maka :

    Peran dalam

    Tim

    Perbandingan

    IdealJumlah Ideal Jumlah Aktual Selisih

    Pengendali

    Mutu

    1 40 676 636

    Pengendali

    Teknis

    4 158 1215 1057

    Ketua Tim 16 633 828 195

    Anggota Tim 64 2532 424 (2108)Total 3363 3363 0

    424

    828

    1215

    676

    Anggota Tim

    Ketua Tim

    Pengendali Teknis

    Pengendali Mutu

    Rincian Peran AuditorPada Triwulan I 2010

    Rincian Peran Auditor

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    17/27

    16

    Dari perbandingan jumlah aktual dan jumlah ideal dapat diketahui bahwa perbedaan

    paling mencolok adalah bahwa jumlah pengendali teknis terlalu banyak dibanding

    kebutuhan. Sedangkan jumlah anggota tim adalah terlalu sedikit debanding dengan

    kebutuhan. Mengatasi hal itu, BPKP melakukan usaha penyeimbangan dengan

    mempekerjakan pegawai dengan level pengendali teknis di Departemen/ Lembaga/

    Pemerintah Daerah, dan melakukan rekruitmen auditor pelaksana sebagai anggota tim

    semenjak tahun 2005. Hal ini ditunjukkan melalui diagram di bawah ini :

    Diagram di atas menunjukkan bahwa semenjak kegiatan penataan pegawai dilakukan,

    jumlah rekruitmen terutama auditor terus bertambah.

    b.Deskripsi jabatan/pekerjaan

    Seiring dengan kegiatan penataan pegawai yang mulai dilakukan pada tahun 2005,

    selain untuk mengetahui profil kebutuhan pegawai juga diisi dengan kegiatan analisisjabatan dan analisis beban kerja. Dengan mengacu pada Keputusan Men.PAN

    Nomor:KEP/ 75/M.PAN/7/2004 Tanggal 23 Juli 2004 Tentang Pedoman Perhitungan

    Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi

    Pegawai Negeri Sipil, kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengusung

    sasaran yaitu terciptanya kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki pegawai dengan

    syarat jabatan, dan terdistribusikannya pegawai secara proporsional di masing-masing

    unit kerja sesuai dengan beban kerja masing-masing.

    Sementara itu output yang diharapkan adalah :

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    18/27

    17

    Perkiraan beban kerja untuk individu, jabatan dan unit kerja,

    Beban kerja dan profil jabatan bersama-sama digunakan untuk menyusun jumlah

    kebutuhan pegawai per jabatan dan unit kerja.

    Perkiraan beban kerja untuk individu, jabatan dan unit kerja

    Beban kerja dan profil jabatan bersama-sama digunakan untuk menyusun jumlah

    kebutuhan pegawai per jabatan dan unit kerja

    Beban kerja untuk masing-masing personil dalam tim, sebagai hasil dari kegiatan

    analisis jabatan dan beban kerja adalah sebagai berikut :

    Anggota Tim

    Adalah Auditor yang bertanggung jawab melaksanakan sebagian dari pelaksanaan

    kegiatan pengawasan dalam suatu tim yang ditugaskan kepadanya.

    Tugas Anggota Tim adalah :

    1.Mempelajari program pengawasan

    2.

    Membicarakan dan menerima penugasan harian dari Ketua Tim

    3.Melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai dengan program pengawasan

    4.Membuat kesimpulan hasil pengawasan

    5.

    Membantu Ketua Tim (KT) menyusun konsep LHP

    Ketua Tim

    Adalah Auditor yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan

    pengawasan dalam suatu tim yang ditugaskan kepadanya

    Tugas Ketua Tim adalah :

    1.Membantu Pengendali Teknis (PT) membuat Rencana Kegiatan Pengawasan

    2.Membantu Pengendali Teknis menyiapkan bahan untuk penyusunan program

    pengawasan

    3.Membantu Pengendali Teknis mengkomunikasikan program pengawasan

    kepada Anggota Tim

    4.Memberikan penugasan harian kepada Anggota Tim(AT)

    5.Melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan Anggota Tim

    6.Membantu Pengendali Mutu (PM)/PT menyelenggarakan konsultasi/diskusi

    dengan pemberi tugas dan intern Tim

    7.

    Melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai program pengawasan

    8.Melakukan reviu atas realisasi dengan program yang dilakukan AT

    9.

    Melakukan reviu atas Kertas Kerja

    10.

    Menyusun daftar analisis tugas-tugas minggunan

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    19/27

    18

    11. Menyusun kesimpulan hasil pengawasan

    12. Menyusun konsep LHP

    13. Melakukan evaluasi atas kinerja AT

    Pengendali Teknis

    Adalah Auditor yang bertanggung jawab terhadap teknis pelaksanaan kegiatan

    pengawasan

    Tugas Pengendali teknis adalah :

    1.Membantu PM mempelajari & membicarakan penugasan pengawasan

    2.Membantu PM membuat anggaran waktu pengawasan

    3.Membantu PM membuat rencana pengawasan

    4.

    Membantu PM menyusun program pengawasan

    5.Membantu PM mengkomunikasikan program pengawasan pada KT dan AT

    6.Membantu PM menyelenggarakan konsultasi / diskusi dengan pemberi tugas,

    KT dan AT, serta pihak lain yg berkepentingan

    7.Mengajukan usul revisi program pengawasan karena kendala di lapangan &

    melakukan koreksi atas pelaksanaannya

    8.

    Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan

    9.Melakukan reviu atas realisasi pelaksanaan penugasan dg program pengawasan

    yang dilakukan KT & AT

    10.

    Melakukan reviu kertas kerja

    11. Melakukan reviu atas konsep LHP

    12. Melakukan evaluasi kinerja KT & AT

    Pengendali Mutu

    Adalah Auditor yang bertanggung jawab atas mutu hasil kegiatan pengawasan

    Tugas Pengendali Mutu adalah :

    1.

    Menerima rencana kegiatan pengawasan, baik rencana audit maupun rencana

    pengawasan lainnya dari pejabat struktural

    2.Menerima penugasan pengawasan dari struktural dalam bentuk Surat Tugas

    3.Membicarakan penugasan pengawasan dengan Tim baik mengenai kegiatan

    audit maupun kegiatan pengawasan (non-audit)

    4.

    Membuat perencanaan kegiatan pengawasan baik rencana kegiatan audit

    maupun kegiatan pengawasan lainnya

    5.

    Atas dasar kegiatan no. 4 dibuat program pengawasan baik program audit

    maupun program pengawasan lainnya

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    20/27

    19

    6.Mengkomunikasikan program pengawasan dengan Pengendali Teknis (PT) dan

    Ketua Tim (KT)

    7.Menyelenggarakan konsultasi/diskusi dengan Pemberi Tugas, PT, KT, dan

    Anggota Tim (AT). Konsultasi/diskusi dilaksanakan apabila ada permasalahan

    yang dijumpai di lapangan yang tidak dapat diselesaikan oleh Tim. Penyelesaian

    permasalahan mengacu pada ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan yang

    berlaku. Konsultasi/diskusi yang dilaksanakan dibuat dokumentasinya dan

    diarsipkan dalam Kertas Kerja

    8.Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan

    9.Wajib menghadiri pertemuan monitoring pelaksanaan penugasan secara periodik

    yang diselenggarakan oleh Pemberi Tugas

    10. Menetapkan revisi program pengawasan dan koreksi pelaksanaan, apabila

    keadaan di lapangan tidak memungkinkan pelaksanaan program pengawasan

    yang ada

    11. Melakukan reviu atas konsep laporan hasil pengawasan

    12. Melakukan evaluasi atas realisasi pelaksanaan dengan program

    pengawasannya

    13. Menandatangani Laporan Hasil Pengawasan

    14.

    Melakukan evaluasi kinerja PT dan KT, antara lain mencakup ketepatan waktu

    penyelesaian penugasan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh

    Tim.

    c. Peta jalur karir

    Peta jalur karir di BPKP untuk jabatan fungsional auditor secara umum adalah sebagai

    berikut :

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    21/27

    20

    Untuk bisa menjadi pejabat fungsional auditor, adalah dengan pengangkatan menjadi

    auditor, yaitu melalui tiga macam cara :

    Pengangkatan Penyesuaian (Inpassing), yaitu pengangkatan ke dalam JFA melalui

    penyesuaian bagi para PNS yang telah dan masih bertugas di bidang pengawasan

    berdasarkan keputusan / persetujuan Pejabat yang Berwenang

    Pengangkatan Pertama, yaitu pengangkatan ke dalam JFA bagi PNS yang akan

    melaksanakan tugas pengawasan

    Pengangkatan Perpindahan, yaitu pengangkatan ke dalam JFA dengan

    memindahkan PNS dari jabatan struktural atau jabatan fungsional lain

    Syarat pengangkatan JFA meliputi :

    Latar Belakang Pendidikan

    Pangkat/ Golongan

    Nilai DP 3

    Sertifikasi Jabatan

    Angka Kredit

    Pengalaman Pengawasan

    Batas Usia Pengangkatan

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    22/27

    21

    d.Mekanisme penilaian kinerja pegawai

    Bagi PNS, kinerja pegawai diukur dalam bentuk DP3. Sementara bagi pejabat

    fungsional, termasuk auditor penilaian kinerja ditambah dengan penilaian angka kredit.

    Angka kredit adalah Satuan nilai dari tiap butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh

    PFA yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan

    pangkat dalam jabatan Auditor.

    Angka Kredit bagi Auditor diperoleh apabila yang bersangkutan telah selesai

    melaksanakan tugas-tugas pengawasan. Angka Kredit dihitung dengan cara

    mengalikan anggaran waktu sesuai rencana penugasan dengan tarif angka kredit sesuai

    dengan Lampiran SK MENPAN No. 19/1996. Angka kredit memiliki dua kategori

    unsur, yaitu :

    Unsur utama

    1.Pendidikan

    Angka kredit pendidikan diperoleh apabila pengikuti pendidikan sekolah dan

    memperoleh gelar/ijazah ataupun mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan

    di bidang pengawasan serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan

    Pelatihan (STTPL) atau sertifikat

    2.Pengawasan

    Angka kredit pengawasan diperoleh apabila auditor melakukan pembinaan dan

    penggerakkan pengawasan atau melakukan pelaksanaan pengawasan.

    3.Pengembangan profesi pengawasan

    Angka kredit pengembangan profesi pegawasan diperoleh apabila membuat/

    menejrjemahkan karya tulis, melakukan pelatihan kantor sendiri dan lain-lain.

    Unsur penunjang

    Sementara unsur penunjang dalam angka kredit diperoleh apabila auditor

    melakukan kegiatan seperti mengajar, menjadi panitia suatu acara pengawasan dan

    lain-lain.

    2.Pengembangan Karir

    a.Analisis Kinerja

    Untuk bisa melakukan analisis kinerja maka diperlukan suatu standar kinerja. Standar

    kinerja yang berlaku khusus bagi auditor atau dikenal sebagai standar kompetensi

    auditor ini disahkan melalui Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-211/K/JF/2010.

    Standar Kompetensi Auditor adalah ukuran kemampuan minimal yang harus dimiliki

    auditor yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan /keahlian

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    23/27

    22

    (skill), dan sikap perilaku (attitude) untuk dapat melakukan tugas-tugas dalam Jabatan

    Fungsional Auditor dengan hasil baik.

    Tujuan Standar Kompetensi Auditor adalah untuk memastikan auditor

    memperoleh dan mempertahankan kemampuan tertentu yang dibutuhkan untuk

    dapat melaksanakan tugas sebagai auditor yang kompeten, profesional, efektif, dan

    efisien. Kedudukan Standar Kompetensi Auditor dihubungkan dengan manajemen

    karir adalah sebagai berikut :

    Standar Kompetensi Auditor ini baru disahkan pada tanggal 14 April 2010, jadi

    pelaksanaannya pun masih belum terlihat.

    b.

    Analisis Kebutuhan

    Analisis kebutuhan diawali dengan mengidentifikasi standar kinerja pegawai dan

    kemudian dibandingkan dengan identifikasi kinerja pegawai, setelah itu baru bisa

    diidentifikasi kebutuhan pengembangan pegawai. Namun seperti telah disampaikan

    pada poin sebelumnya bahwa standar kompetensi auditor baru saja disahkan pada

    bulan april 2010.

    Sehingga analisis kebutuhan yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan

    pengembangan pegawai sebelum disahkannya standar kompetensi auditor masih lebih

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    24/27

    23

    berfokus pada personil auditor mana yang memenuhi syarat untuk mengikuti program

    pengembangan pegawai dari sisi kepangkatan maupun administratif lainnya.

    c. Analisis Sumber Daya

    Mengingat betapa pentingnya manajemen sumber daya yang terbatas agar mampu

    menciptakan pengembangan pegawai yang efektif, efisien dan ekonomis, maka ssejak

    berdirinya BPKP menganggap suatu hal yang penting untuk mendirikan suatu eselon II

    yang khusus berfungsi untuk itu, yaitu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan.

    Sumber daya manusia

    Yang dimaksud dengan SDM disini adalah jumlah personel/ widyaiswara yang

    dapat memfasilitasi pengembangan pegawai khususnya yang bersifat diklat.

    Jumlah widyaiswara yang tercatat sampai dengan Triwulan I 2010 berjumlah 21

    orang. Jumlah ini tentu saja masih kurang memadai mengingat banyaknya diklat

    yang diadakan oleh Pusdiklatwas BPKP dalam satu tahun. Untuk tahun 2010 ini

    saja, terdapat 55 diklat khusus internal BPKP, yang terbagi menjadi Diklat

    Sertifikasi JFA, Diklat Teknis Substansi Bagi Pegawai Lainnya, Diklat

    Kepemimpinan, Pra Jabatan, UD Dan UPI, serta Diklat Teknis Substansi.

    Padahal selain menyelenggarakan diklat intern, BPKP juga bekerjasama dengan

    pihak lain yang membutuhkan fasilitas maupun SDM widyaiswara dari BPKP.

    Pihak yang pernah bekerjasama dengan BPKP dalam menyelenggarakan diklat

    diantaranya adalah KPK, MK, MA, POLRI, TNI-AD, TNI-AL, Itjen Departemen

    maupun Itjen Propinsi dan Kabupaten/ Kota.

    Biaya

    Dalam menyelenggarakan diklat intern BPKP, Pusdiklatwas memberlakukan dua

    jenis biaya, yaitu biaya Pusdiklatwas sendiri ataupun biaya unit kerja yang

    mengirimkan.

    Fasilitas

    Pusdiklatwas, dengan penghargaan ISO 9001 yang telah diraih sejak tahun 2008

    mempunyai fasilitas yang cukup memadai selain fasilitas standar (seperti tempat

    belajar, penginapan, fitness center, perpustakaan dan lain-lain) seperti free internet

    access, dan Outbond Management Training.

    3.Konseling Karir

    Untuk lebih menjamin terlaksananya pembinaan JFA secara efisien, efektif dan

    berkesinambungan termasuk dalam hal konseling karir JFA, maka diperlukan suatu

    instansi pembina JFA. Sehubungan dengan hal tersebut dalam Keputusan Menteri

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    25/27

    24

    Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19/1996, Badan Pengawasan Keuangan dan

    Pembangunan (BPKP) ditetapkan sebagai Instansi Pembina JFA di lingkungan Aparat

    Pengawasan Intern Pemerintah.

    Dalam rangka melaksanakan amanah tersebut BPKP secara bertahap meningkatkan

    kapasitas organisasinya, antara lain dengan membentuk unit kerja setingkat eselon II

    yaitu Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor melalui Surat Keputusan Kepala

    BPKP No. KEP-06.00.00-080/K/2001 tanggal 20 Pebruari 2001 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja BPKP.

    Berdasarkan keputusan tersebut Pusbin JFA mempunyai tugas pokok melaksanakan

    penelaahan dan penyusunan peraturan, standar, pedoman, program pembinaan, dan

    pelaksanaan sertifikasi serta evaluasi pelaksanaan sertifikasi, angka kredit, dan

    efektivitas tim penilai jabatan fungsional auditor di lingkungan BPKP dan APIP

    lainnya.

    Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Pusbin JFA menyelenggarakan fungsi:

    1.Penyusunan rencana dan program pembinaan JFA;

    2.Penelaahan dan penyusunan peraturan, standar dan pedoman JFA;

    3.

    Penyusunan materi ujian Jabatan Fungsional Auditor;

    4.Pengelolaan data Pejabat Fungsional Auditor;

    5.

    Pelaksanaan seleksi dan penentuan kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan

    Jabatan Fungsional Auditor;

    6.Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan sertifikasi, penilaian angka kredit, dan

    efektivitas tim penilai.

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    26/27

    25

    Bab IV

    Simpulan

    Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Manajemen Karir di BPKP yang dilaksanakan secara terarah dan teratur dalam suatu

    proses yang terintegrasi baru dimulai pada saat kegiatan penataan pegawai yang

    dilakukan pada tahun 2005.

    2. Perencanaan Karir di BPKP secara jangka panjang belum berjalan dengan baik, terbukti

    dengan adanya komposisi auditor yang tidak seimbang, dimana keberadaan auditor yang

    berperan sebagai pengendali teknis terlalu banyak dari pada kebutuhan yang ada,

    sementara auditor yang berperan sebagai anggota tim terlalu sedikit. Mengatasi hal ini

    sejak tahun 2005 BPKP kembali melakukan rekruitmen pegawai baru yang diharapkan

    dapata berperan sebagai anggota tim. Dan bagi pengendali teknis dilakukan kebijakan

    untuk mempekerjakana ke Departemen atau Lembaga Pemerintah yang lain.

    3. Deskripsi jabatan dan pekerjaan telah dideskripsikan secara jelas untuk masing-masing

    peran dalam auditor, mulai dari anggota tim sampai dengan pengendali mutu.

    4.

    Peta jalur karier di BPKP telah berjalan secara baik dan jelas. Setiap auditor memiliki

    kesempatan yang sama untuk memperoleh promosi dan kenaikan jabatan.

    5.

    Mekanisme penilaian kinerja auditor di BPKP dilakukan dengan sistem angka kredit. Hal

    ini sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara.

    6. Secara umum analisis kinerja dan analisis kebutuhan belum berjalan dalam proses yang

    terintegrasi dengan bagian kepegawaian yang lain sebelum diterbitkannya Standar

    Kompetensi Auditor yang baru disahkan pada bulan April 2010.

    7. Analisis Sumber daya telah dilakukan secara profesional oleh Pusdiklatwas yang

    bertanggungjawab dalam urusan pengembangan pegawai baik diklat maupun nondiklat.

    8. Konseling karir telah berjalan dengan baik di bawah pembinaan dari Pusbin JFA.

    Demikian paper ini dibuat, semoga dapat berguna bagi pihak-pihak terkait.

  • 7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    27/27

    Daftar Pustaka

    Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun

    Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan

    Fungsional Pegawai Negeri Sipil.

    Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Nomor : Per-

    211/K/Jf/2010 Tentang Standar Kompetensi Auditor

    Drs. Ali Mashar MM, Seminar MSDM : Modul 10 Manajemen Karir, Pusat

    Pengembangan Bahan Ajar : Universitas Mercu Buana

    http://www.bpkp.go.id/?idunit=1&idpage=1663#, BPKP : Tentang Kami, diakses

    pada 16 Mei 2010 pukul 18:33

    http://www.bpkp.go.id/?idunit=20,Profil Biro Kepegawaian dan Organisasi BPKP,

    diakses pada 16 Mei 2010 pukul 18:33

    http://www.bpkp.go.id/index.php?idpage=645&idunit=8,Penataan Pegawai Negeri Sipil

    Pada Instansi BPKP, diakses pada tanggal 17 Mei 2010 pada pukul 15:00

    http://pusbinjfa.bpkp.go.id/halaman/1-TENTANG-PUSBIN-JFA, Tentang Pusbin

    JFA, diakses pada tanggal 17 Mei 2010 pukul 20:23

    Pusat Pembinaan JFA, Organisasi dan Mutasi JFA, Pusbin JFA BPKP, Jakarta : 2006

    Pusat Pembinaan JFA,Pengangkatan JFA, Pusbin JFA BPKP, Jakarta : 2006

    Pusat Pembinaan JFA,Angka Kredit, Pusbin JFA BPKP, Jakarta : 2006

    Tim Dosen Manajemen Sumber Daya Manusia Jurusan Administrasi Bisnis UPN

    Yogyakarta, Pelatihan dan Pengembangan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN

    Yogyakarta

    http://www.bpkp.go.id/?idunit=1&idpage=1663http://www.bpkp.go.id/?idunit=1&idpage=1663http://www.bpkp.go.id/?idunit=20http://www.bpkp.go.id/?idunit=20http://www.bpkp.go.id/index.php?idpage=645&idunit=8http://www.bpkp.go.id/index.php?idpage=645&idunit=8http://pusbinjfa.bpkp.go.id/halaman/1-TENTANG-PUSBIN-JFAhttp://pusbinjfa.bpkp.go.id/halaman/1-TENTANG-PUSBIN-JFAhttp://www.bpkp.go.id/index.php?idpage=645&idunit=8http://www.bpkp.go.id/?idunit=20http://www.bpkp.go.id/?idunit=1&idpage=1663