Upload
rohmad-adi-siaman
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
1/27
PAPER SEMINAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN
PEMBANGUNAN
ROHMAD ADI SIAMAN
IXD/22
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
2010
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
2/27
1
Abstraksi
BPKP merupakan aparat pengawas internal pemerintah. Mengingat fungsi dan perannya yang
sangat penting ini, maka tidak salah jika manajemen karir menjadi salah satu isu yang harus
diperhatikan. Dengan manajemen karir yang baik, maka dapat mendukung terciptanya
pegawai dalam bidang pengawasan (auditor) yang berkualitas. Keberadaan jabatan fungsional
auditor yang berkualitas ini tentunya akan berpengaruh langsung terhadap hasil pengawasan
yang dilakukan oleh BPKP.
Pelaksanaan manajemen karir di BPKP secara terintegrasi dalam suatu proses yang
berkesinambungan mulai dilakukan pada kegiatan penataan pegawai pada tahun 2005.
Meskipun pada tahun sebelumnya manajemen karir telah dilaksanakan, namun masih dalam
suatu proses yang terpisah-pisah. Akibat paling signifikan dari tidak dilaksanakannya
manajemen karir secara baik adalah komposisi auditor yang tidak ideal.
Diharapkan dengan pelaksanaan manajemen karir yang baik, BPKP bisa memberikan peran
yang lebih baik dan andil yang lebih besar dalam rangka pengawasan keuangan pemerintah,
baik pusat maupun daerah, menuju Indonesia yang bersih dan bebas dari KKN.
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
3/27
2
Daftar Isi
halaman
Abstraksi 1
Daftar Isi 2
Bab I Pendahuluan 3
A Latar Belakang 3
B Perumusan Masalah 3
C Tujuan Penulisan 4
D Metode Penulisan 4
E Sistematika Penulisan 4
Bab II Landasan Teori 5
A Manajemen Karir 5
B Jabatan Fungsional Auditor 10
Bab III Pembahasan 12A Jabatan Fungsional Auditor di BPKP 12
B Manajemen karir Auditor di BPKP 13
Bab IV Simpulan 25
Daftar Pustaka 26
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
4/27
3
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan salah satu aparat
pengawasan internal yang dimiliki pemerintah selain Insptektorat Jenderal di tiap
departemen, dan Inspektorat Daerah/ Badan Pengawasan Daerah di tiap propinsi dan
kabupaten/kota. Sesuai dengan Pasal 52, 53 dan 54 Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, BPKP
mempunyai tugas melaksanakan tugas Pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kemudian dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dinyatakan bahwa BPKP adalah aparat
pembinaan penyelenggaraan SPIP. Dari dua dasar hukum di atas, secara sederhana dapat
dikatakan bahwa BPKP adalah auditor internal pemerintah. Mengingat peran dan
tanggung jawab yang sangat penting dalam mewujudkan akuntabilitas keuangan negara
yang berkualitas inilah diperlukan sumber daya manusia yang terampil dan handal dalam
bidang keuangan negara. Dalam hal ini adanya jabatan fungsional auditor di BPKP perlu
mendapat perhatian yang lebih.
Sumber daya manusia yang mumpuni ini dapat diperoleh apabila terdapat suatu
manajemen karir yang baik. Salah satu indikatornya adalah adanya alur perkembangan
karir yang jelas sejak pengangkatan pertama menjadi PNS, pengangkatan jabatan
fungsional auditor hingga pensiun.
B.
Perumusan Masalah
Seperti telah disebutkan di atas, BPKP adalah institusi pengawas internal pemerintah,
Untuk itu keberadaan auditor di BPKP sebagai pelaksana setiap tugas pengawasan yang
diberikan oleh Presiden menjadi sangatlah penting. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa
keberadaan auditor yang berkualitas akan berpengaruh terhadap hasil dari pengawasan
yang dilakukan.
Berdasar uraian di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah
manajemen karir auditor di BPKP telah berjalan dengan baik dan optimal?
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
5/27
4
C. Tujuan Penulisan
Paper ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan gambaran bagaimana manajemen karir
yang baik dan optimal di BPKP sebagai aparat pengawasan internal pemerintah.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan paper ini digunakan metode penelaahan terhadap data-data sekunder
yang diperoleh dari hasil karya tulis baik artikel, jurnal ataupun hasil tulis lainnya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan paper ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini akan berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan dan sistimatika penulisan
Bab II Landasan Teori
Bab kedua akan mengulas mengenai manajemen karir dan pendalaman pada
jabatan fungsional auditor
Bab III Pembahasan
Bab inti ini akan berisi mengenai jabatan fungsional auditor di BPKP serta
bagaimana manajemen karir auditor di BPKP
Bab IV Simpulan
Bab terakhir ini akan berisi simpulan atas pembahasan yang telah dilakukan
pada bab-bab sebelumnya
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
6/27
5
Bab II
Landasan Teori
A. Manajemen Karir
1.Karir
Karir dapat didefinisikan sebagai perjalanan pekerjaan seorang pegawai di dalam
organisasi. Perjalanan ini dimulai sejak ia diterima sebagai pegawai baru, dan berakhir
pada saat ia tidak bekerja lagi dalam organisasi tersebut.
Karir amatlah penting bagi pegawai maupun bagi organisasi. Bagi pegawai, karir
bahkan dianggap lebih penting dari pada pekerjaan itu sendiri. Seorang pegawai bisa
meninggalkan pekerjaannya jika merasa prospek kerirnya buruk. Sebaliknya, pegawai
mungkin akan tetap rela bekerja di pekerjaan yang tidak disukainya asal ia tahu ia
mempunyai prospek cerah dalam karirnya.
Sedangkan bagi organisasi, kejelasan perencanaan dan pengembangan karir pegawai
akan membawa manfaat langsung terhadap efisiensi manajemen. Terbukti bahwa turn
over pegawai cenderung lebih kecil di perusahaan-perusahaan yang sangat
memperhatikan pengembangan karir pegawainya. Di samping itu, penanganan karir
yang baik oleh organisasi akan mengurangi tingkah frustasi yang dialami oleh pegawai
serta meningkatkan motivasi kerja mereka. Oleh karena itu, manajemen karir bukan
hanya menjadi kewajiban bagi organisasi, tetapi juga merupakan kebutuhan yang
sama pentingnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Berbicara lebih lanjut mengenai karir tidak akan terlepas dari jalur karir dan tujuan
karir. Jalur karir adalah pola urutan pekerjaan (Pattern of Work Sequence) yang harus
dilalui pegawai untuk mencapai suatu tujuan karir. Jalur karir selalu bersifat ideal dan
normatif. Artinya dengan asumsi setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama
dengan pegawai lain, maka setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama untuk
mencapai tujuan karir tertentu. Meskipun demikian, kenyataan sehari-hari tidak selalu
ideal seperti ini. Ada pegawai yang bagus karirnya, ada pula pegawai yang mempunyai
karir buruk meskipun prestasi kerja yang ditunjukkannya bagus. Dalam organisasi
yang baik dan mapan, jalur karir pegawai selalu jelas dan eksplisit, baik titik-titik karir
yang dilalui maupun persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan karir
tertentu.
Sementara itu tujuan karir adalah posisi atau jabatan tertentu yang dapat dicapai oleh
seorang pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua syarat dan kualifikasi yang
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
7/27
6
dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan tersebut. Namun itu tidak secara langsung
berarti bahwa tujuan karir dapat tercapai bila seorang pegawai memenuhi semua syarat
yang harus dipenuhi. Masih ada faktor lain yang harus diperhatikan seperti, ada
tidaknya lowongan jabatan, keputusan dan preferensi pimpinan, adanya kandidat lain
yang sama kualitasnya, dan sebagainya.
2.Manajemen Karir
Setelah kita ketahui bahwa karir merupakan kebutuhan yang sangat penting, tidak
hanya bagi pegawai tapi juga perusahaan, maka diperlukan suatu rangkaian proses
yang sistematis untuk menangani isu ini. Untuk itulah diperlukan suatu manajemen
karir. Secara lebih jelas, manajemen karir didefinisikan sebagai suatu proses
pengelolaan karir pegawai yang meliputi tahapan kegiatan perencanaan karir,
pengembangan karir dan konseling karir.
Manajemen karir melibatkan semua pihak termasuk pegawai yang bersangkutan
dengan unit tempat si pegawai bekerja, dan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena
itu manajemen karir mencakup area kegiatan yang sangat luas. Diagram di bawah ini
akan menggambarkan pernyataan di atas :
Kebutuhan Organisasi
(Manajemen)
Aktivitas Manajemen
Karir
Kebutuhan Individual
Pegawai
Rencana dan Tujuan
Organisasi
Rencana dan Tujuan
Pengembangan Pegawai
Peramalan
Rekrutmen
Seleksi
Penempatan
Kompensasi
Diklat
Pensiun
dsb
Rencana dan tujuan karir
pegawai
Pengembangan karir
pegawai
a.Perencanaan Karir
Perencanaan karir adalah perencanaan yang dilakukan baik oleh individu pegawai
maupun oleh organisasi berkenaan dengan karir pegawai, terutama mengenai persiapan
yang harus dipenuhi seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir tertentu.
Jadi, perencanaan karir pegawai harus dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pegawai
yang bersangkutan dan organisasi. Jika tidak, maka perencanaan karir pegawai tidak
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
8/27
7
akan menghasilkan rencana yang baik dan realistis. Namun pembahasan ini akan
dibatasi pada perencanaan karir oleh organisasi.
Perencanaan karir di tingkat organisasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi hal-hal berikut :
Profil kebutuhan pegawai
Sebuah organisasi yang berskal besar tentu perlu mengetahui berapa kebutuhan
pegawai yang diperlukan. Terlebih lagi dengan rumitnya dinamika dalam hal
mobilitas pegawai-pegawai. Pegawai baru datang, pegawai lama pergi,
dipromosikan, direlokasikan, dipensiunkan, pindah, dan seterusnya. Jelas,
dinamika ini harus dicatat dan dipetakan agar mudah diketahui.
Pemetaan pegawai ada dua macam, yaitu pemetaan deskripsi (catatan kuantitas
pegawai) dan pemetaan normatif (kualitatif). Setelah pemetaan dilakukan, maka
profil kebutuhan pegawai dapat diketahui. Profil kebutuhan pegawai ini akan
memuat informasi atau gambaran (kuantitatif dan kualitatif) pegawai yang
diperlukan oleh organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Dengan adanya pemetaan profil pegawai, maka proses perencanaan karir pegawai
diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan lancar. Paling tidak, kita mengetahui
dengan cepat berapa orang pegawai yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan, dalam
periode tertentu. Ini akan dijadikan dasar untuk memprediksi jumlah pegawai yang
harus dipersiapkan untuk menduduki posisi jabatan tertentu.
Dalam perusahaan yang memiliki Turn Over (perpindahan pegawai) cukup tinggi,
pemetaan profil pegawai sangat berguna untuk melacak perpindahan tersebut.
Namun perlu diingat, bahwa pemetaan kebutuhan pegawai adalah satu hal,
sedangkan cara-cara memenuhi kebutuhan tersebut adalah hal lain lagi. Dalam hal
ini kebutuhan pegawai; antara lain adalah melalui penarikan (rekrutmen) pegawai
baru, relokasi pegawai dari unit satu keunit lain, menyesuaikan beban kerja dengan
pegawai yang ada, memsubkontrakkan pekerjaan ke lembaga lain, menambah
beban kerja sampai ambang batas tertentu, dan sebagainya.
Deskripsi jabatan/pekerjaan
Selain membuat profil kebutuhan pegawai, organisasi juga harus membuat
deskripsi jabatan/pekerjaan. Pembuatan deskripsi jabatan ini cukup rumit, namun
pada prinsipnya, sebuah organisasi seharusnya mempunyai daftar untuk semua
jenis pekerjaan/jabatan tersebut, lengkap dengan persyaratan untuk
mengerjakannya (job requirement).
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
9/27
8
Peta jalur karir
Peta jalur karir adalah gambaran yang berisi berbagai nama jabatan (Job title)
beserta alur- alur yang menghubungkan satu jabatan dengan jabatan yang lain.
Alur-alur ini berarti kemungkinan beralihnya pegawai dari satu jabatan ke jabatan
lainnya. Dengan melihat peta-peta ini, pegawai akan segera tahu dan mengerti
masa depan karirnya sendiri.
Mekanisme penilaian kinerja pegawai
Karir pegawai berkaitan erat dengan kinerja pegawai. Karena itu, kinerja pegawai
harus dinilai secara akurat. Untuk itu diperlukan suatu mekanisme penilaian yang
jelas.
b.Pengembangan Karir
Pengembangan karir adalah proses mengidentifikasi potensi karir pegawai, dan
menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Secara
umum, proses pengembangan karir dimulai dengan mengevaluasi kinerja pegawai
(performance appraisal). Dari hasil penelitian kinerja ini kita mendapatkan masukan
yang menggambarkan profil kemampuan pegawai baik potensinya maupun kinerja
aktualnya. Dari masukan inilah kita mengidentifikasi metode untuk mengembangkan
potensi yang bersangkutan. Pengembangan karir pegawai dapat dilakukan melalui dua
cara yaitu diklat dan nondiklat.
Strategi pengembangan karyawan meliputi proses dan langkah- langkah yang cukup
kompleks, meliputi langkah - langkah :
Analisis Kinerja
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Analisis Kinerja, digambarkan
dalam diagram berikut ini :
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
10/27
9
Analisis Kebutuhan
Suatu manjemen karir yang baik harus juga didasarkan pada hasil analisis
kebutuhan pengembangan pegawai yang baik dan tuntas. Analisis kebutuhan
pengembangan pegawai ini didasarkan pada hasil Analisis Kinerja (langkah I di
atas). Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu:
1.Mengidentifikasi standar kinerja karyawan.
2.Mengidentifikasi kinerja karyawan.
3.
Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan karyawan
Analisis Sumber Daya
Setelah mengetahui analisis kinerja dan analisis kebutuhan akan pengembangan,
maka analisis terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah analisis sumber daya
yang dapat kita manfaatkan untuk mengakomodasi pelaksanaan pengembangan
karir.
Yang termasuk dalam ruang lingkup sumber daya yang diperlukan dalam
pengembangan karir yaitu :1.Sumber Daya Manusia
2.Biaya
3.
Fasilitas
c. Konseling Karir
Konseling karir adalah proses mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan karir seorang pegawai serta mencari alternatif jalan keluar dari berbagai
masalah tersebut.
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
11/27
10
Dalam organisasi yang besar, terdapat berbagai masalah yang berhubungan dengan
karir pegawai. Ada yang tidak terlampau serius namun ada pula yang sangat serius
sehingga mengganggu kinerja pegawai sendiri bahkan pekerjaan rekan sekerja lainnya.
Dalam keadaan seperti ini, konseling karir sangat diperlukan, baik oleh pegawai
maupun oleh organisasi. Bila perlu, organisasi dapat mempekerjakan seorang pakar
(konselor) yang khusus menangani masalah-masalah karir ini.
B. Jabatan Fungsional Auditor
Menurut PP Nomor 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil,
yang dimaksud dengan jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau
ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Jabatan fungsional ini kemudian dikelompokkan berdasarkan perpaduan pendekatan
antara jabatan dan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan tugas dan fungsi jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas umum
pemerintahan ke dalam jenis rumpun jabatan fungsional. Menurut Lampiran Keppres
Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, jabatan
fungsional di bedakan menjadi 25 jenis rumpun jabatan fungsional.
Jabatan fungsional auditor termasuk dalam rumpun akuntan dan anggaran, yaitu rumpun
jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan
penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metode operasional serta
penerapan ilmu pengetahuan di bidang pemberian saran, penyeliaan atau melaksanakan
kegiatan teknis yang berhubungan dengan akuntansi anggaran dan manajemen keuangan.
Lebih lanjut mengenai jabatan fungsional auditor, maka dalam Lampiran Keputusan
Kepala Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Nomor ; Kep-06.04.00-
373/K/1997, Tanggal 6 Juni 1997 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Serta
Pendidikan Dan Pelatihan Fungsional Auditor Bagi Aparat Pengawasan Fungsional
Pemerintah, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan auditor adalah Pegawai negeri
Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah.
Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
Per/220/M.Pan/7/2008 Tentang Jabatan Fungsional Auditor Dan Angka Kreditnya,
dinyatakan bahwa instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor adalah Badan
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
12/27
11
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, yang dalam hal ini dikuasakan kepada Pusat
Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (Pusbin JFA) BPKP.
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
13/27
12
Bab III
Pembahasan
A. Jabatan Fungsional Auditor di BPKP
BPKP sebagai instansi pengawas internal pemerintah, dalam menjalankan fungsinya tentu
sangat membutuhkan keberadaan jabatan fungsional auditor. Maka tidak heran jika
sebagaian besar pegawai di BPKP adalah pejabat fungsional auditor. Untuk lebih
memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut statistik SDM di BPKP dalam triwulan
pertama tahun 2010 :
Dari komposisi jabatan di atas, dapat dirinci kembali ke dalam jenis jabatan, sebagai
berikut :
Struktural;
417; 7%
Jabatan
Fungsional
Tertentu; 3626;61%
Jabatan
Fungsion
al
Umum;
1288;
22%
Non Struktural
(Administrasi);
586; 10%
Komposisi Jabatan
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
14/27
13
Lebih mendalam lagi mengenai jabatan fungsional auditor di BPKP, berikut rincian
jabatan auditor :
Dari tiga diagram di atas dapat diketahui bahwa 57% (3363 orang) pegawai di BPKP
adalah auditor. Dari jumlah tersebut mayoritas adalah auditor muda sebanyak 39% (1215
orang), disusul auditor madya sebanyak 21% (676 orang).
B. Manajemen karir Auditor di BPKP
Manajemen karir secara umum di BPKP telah melalui babak baru sejak dilakukannya
kegiatan penataan pegawai yang mulai dilakukan pada tahun 2005. Kegiatan ini, secara
Pejabat
Eselon; 417;
7%
Widyaiswara;
21; 0%
Auditor; 3363;
57%
Jabatan
Fungsional
Lain; 242;
4%
Jabatan
Fungsional
Umum; 1288;22%
Non Struktural
(Administrasi);
586; 10%
Komposisi Jenis Jabatan
Auditor
Pelaksana;
166; 5%
Auditor
Pelaksana
Lanjutan; 258;
8%
Auditor
Penyelia; 456;
15%
Auditor
Pertama; 372;
12%
Auditor Muda;
1215; 39%
Auditor
Madya; 676;
21%
Rincian Jabatan Auditor
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
15/27
14
komprehensif berusaha menata kembali manajemen karir sesuai ketentuan perundangan
yang berlaku, dimulai dari perencanaan hingga ke konseling karir.
Sesuai dengan teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada subbab ini
akan berisi pembahasan mengenai manajemen karir Auditor di BPKP :
1.Perencanaan Karir
a.Profil kebutuhan pegawai
BPKP dengan dasar hukum yaitu Keputusan Men.PAN
Nomor:KEP/23.2/M.PAN/2004 tanggal 16 Pebruari 2004 Tentang Pedoman Penataan
Pegawai, telah melakukan penataan pegawai pada tahun anggaran 2005 dengan pilot
project Biro Kepegawaian dan Organisasi BPKP dan pada tahun anggaran 2006 telah
dilaksanakan di semua unit kerja di BPKP. Penataan pegawai ini, mempunyai sasaran
untuk mencapai terjadinya kesesuaian antara jumlah dan komposisi pegawai dengan
kebutuhan masing-masing unit kerja yang telah ditata berdasarkan visi, misi sehingga
pegawai mempunyai kejelasan tugas dan tanggung jawab.
Output yang diperoleh dari kegiatan penataan pegawai ini adalah profil jabatan bagi
setiap jabatan baik jabatan struktural, jabatan fungsional baik jabatan fungsional yang
berangka kredit maupun yang tidak berangka kredit. Dari hasil penataan pegawai ini
juga secara kuantitatif diperoleh hasil bahwa BPKP memerlukan tambahan auditor
terampil untuk berperan menjadi anggota tim.
Setelah sekitar 4 tahun setelah kegiatan penataan pegawai dilakukan, dihasilkan hasil
kuantitatif jabatan auditor di BPKP sebagai berikut :
166
258
456
372
1215
676
Auditor Pelaksana
Auditor Pelaksana Lanjutan
Auditor Penyelia
Auditor Pertama
Auditor Muda
Auditor Madya
Rincian Jabatan Auditor
Triwulan I 2010
Rincian Jabatan Auditor
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
16/27
15
Dari diagram di atas bila dikonversi menjadi diagram rincian peran auditor dalam
suatu tim audit menjadi sebagai berikut :
Dari dua diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah 4 tahun berjalan,
ternyata kegiatan penataan pegawai belum bisa dikatakan berhasil. Diagram yang ideal
untuk profil jumlah auditor seharusnya berbentuk piramida. Karena susunan tim dalam
sebuah tim audit idealnya adalah satu pengendali mutu membawahi maksimal empat
pengendali teknis, satu pengendali teknis membawahi maksimal empat ketua tim, dan
satu ketua tim maksimal membawahi empat anggota tim. Secara matematis,
perbandingan yang ideal untuk pengendali mutu : pengendali teknis : ketua tim :
anggota tim adalah 1:4:16:64. Yang berarti bahwa apabila jumlah auditor adalah 3363
orang, maka :
Peran dalam
Tim
Perbandingan
IdealJumlah Ideal Jumlah Aktual Selisih
Pengendali
Mutu
1 40 676 636
Pengendali
Teknis
4 158 1215 1057
Ketua Tim 16 633 828 195
Anggota Tim 64 2532 424 (2108)Total 3363 3363 0
424
828
1215
676
Anggota Tim
Ketua Tim
Pengendali Teknis
Pengendali Mutu
Rincian Peran AuditorPada Triwulan I 2010
Rincian Peran Auditor
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
17/27
16
Dari perbandingan jumlah aktual dan jumlah ideal dapat diketahui bahwa perbedaan
paling mencolok adalah bahwa jumlah pengendali teknis terlalu banyak dibanding
kebutuhan. Sedangkan jumlah anggota tim adalah terlalu sedikit debanding dengan
kebutuhan. Mengatasi hal itu, BPKP melakukan usaha penyeimbangan dengan
mempekerjakan pegawai dengan level pengendali teknis di Departemen/ Lembaga/
Pemerintah Daerah, dan melakukan rekruitmen auditor pelaksana sebagai anggota tim
semenjak tahun 2005. Hal ini ditunjukkan melalui diagram di bawah ini :
Diagram di atas menunjukkan bahwa semenjak kegiatan penataan pegawai dilakukan,
jumlah rekruitmen terutama auditor terus bertambah.
b.Deskripsi jabatan/pekerjaan
Seiring dengan kegiatan penataan pegawai yang mulai dilakukan pada tahun 2005,
selain untuk mengetahui profil kebutuhan pegawai juga diisi dengan kegiatan analisisjabatan dan analisis beban kerja. Dengan mengacu pada Keputusan Men.PAN
Nomor:KEP/ 75/M.PAN/7/2004 Tanggal 23 Juli 2004 Tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi
Pegawai Negeri Sipil, kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengusung
sasaran yaitu terciptanya kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki pegawai dengan
syarat jabatan, dan terdistribusikannya pegawai secara proporsional di masing-masing
unit kerja sesuai dengan beban kerja masing-masing.
Sementara itu output yang diharapkan adalah :
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
18/27
17
Perkiraan beban kerja untuk individu, jabatan dan unit kerja,
Beban kerja dan profil jabatan bersama-sama digunakan untuk menyusun jumlah
kebutuhan pegawai per jabatan dan unit kerja.
Perkiraan beban kerja untuk individu, jabatan dan unit kerja
Beban kerja dan profil jabatan bersama-sama digunakan untuk menyusun jumlah
kebutuhan pegawai per jabatan dan unit kerja
Beban kerja untuk masing-masing personil dalam tim, sebagai hasil dari kegiatan
analisis jabatan dan beban kerja adalah sebagai berikut :
Anggota Tim
Adalah Auditor yang bertanggung jawab melaksanakan sebagian dari pelaksanaan
kegiatan pengawasan dalam suatu tim yang ditugaskan kepadanya.
Tugas Anggota Tim adalah :
1.Mempelajari program pengawasan
2.
Membicarakan dan menerima penugasan harian dari Ketua Tim
3.Melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai dengan program pengawasan
4.Membuat kesimpulan hasil pengawasan
5.
Membantu Ketua Tim (KT) menyusun konsep LHP
Ketua Tim
Adalah Auditor yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan
pengawasan dalam suatu tim yang ditugaskan kepadanya
Tugas Ketua Tim adalah :
1.Membantu Pengendali Teknis (PT) membuat Rencana Kegiatan Pengawasan
2.Membantu Pengendali Teknis menyiapkan bahan untuk penyusunan program
pengawasan
3.Membantu Pengendali Teknis mengkomunikasikan program pengawasan
kepada Anggota Tim
4.Memberikan penugasan harian kepada Anggota Tim(AT)
5.Melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan Anggota Tim
6.Membantu Pengendali Mutu (PM)/PT menyelenggarakan konsultasi/diskusi
dengan pemberi tugas dan intern Tim
7.
Melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai program pengawasan
8.Melakukan reviu atas realisasi dengan program yang dilakukan AT
9.
Melakukan reviu atas Kertas Kerja
10.
Menyusun daftar analisis tugas-tugas minggunan
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
19/27
18
11. Menyusun kesimpulan hasil pengawasan
12. Menyusun konsep LHP
13. Melakukan evaluasi atas kinerja AT
Pengendali Teknis
Adalah Auditor yang bertanggung jawab terhadap teknis pelaksanaan kegiatan
pengawasan
Tugas Pengendali teknis adalah :
1.Membantu PM mempelajari & membicarakan penugasan pengawasan
2.Membantu PM membuat anggaran waktu pengawasan
3.Membantu PM membuat rencana pengawasan
4.
Membantu PM menyusun program pengawasan
5.Membantu PM mengkomunikasikan program pengawasan pada KT dan AT
6.Membantu PM menyelenggarakan konsultasi / diskusi dengan pemberi tugas,
KT dan AT, serta pihak lain yg berkepentingan
7.Mengajukan usul revisi program pengawasan karena kendala di lapangan &
melakukan koreksi atas pelaksanaannya
8.
Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan
9.Melakukan reviu atas realisasi pelaksanaan penugasan dg program pengawasan
yang dilakukan KT & AT
10.
Melakukan reviu kertas kerja
11. Melakukan reviu atas konsep LHP
12. Melakukan evaluasi kinerja KT & AT
Pengendali Mutu
Adalah Auditor yang bertanggung jawab atas mutu hasil kegiatan pengawasan
Tugas Pengendali Mutu adalah :
1.
Menerima rencana kegiatan pengawasan, baik rencana audit maupun rencana
pengawasan lainnya dari pejabat struktural
2.Menerima penugasan pengawasan dari struktural dalam bentuk Surat Tugas
3.Membicarakan penugasan pengawasan dengan Tim baik mengenai kegiatan
audit maupun kegiatan pengawasan (non-audit)
4.
Membuat perencanaan kegiatan pengawasan baik rencana kegiatan audit
maupun kegiatan pengawasan lainnya
5.
Atas dasar kegiatan no. 4 dibuat program pengawasan baik program audit
maupun program pengawasan lainnya
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
20/27
19
6.Mengkomunikasikan program pengawasan dengan Pengendali Teknis (PT) dan
Ketua Tim (KT)
7.Menyelenggarakan konsultasi/diskusi dengan Pemberi Tugas, PT, KT, dan
Anggota Tim (AT). Konsultasi/diskusi dilaksanakan apabila ada permasalahan
yang dijumpai di lapangan yang tidak dapat diselesaikan oleh Tim. Penyelesaian
permasalahan mengacu pada ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan yang
berlaku. Konsultasi/diskusi yang dilaksanakan dibuat dokumentasinya dan
diarsipkan dalam Kertas Kerja
8.Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan
9.Wajib menghadiri pertemuan monitoring pelaksanaan penugasan secara periodik
yang diselenggarakan oleh Pemberi Tugas
10. Menetapkan revisi program pengawasan dan koreksi pelaksanaan, apabila
keadaan di lapangan tidak memungkinkan pelaksanaan program pengawasan
yang ada
11. Melakukan reviu atas konsep laporan hasil pengawasan
12. Melakukan evaluasi atas realisasi pelaksanaan dengan program
pengawasannya
13. Menandatangani Laporan Hasil Pengawasan
14.
Melakukan evaluasi kinerja PT dan KT, antara lain mencakup ketepatan waktu
penyelesaian penugasan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh
Tim.
c. Peta jalur karir
Peta jalur karir di BPKP untuk jabatan fungsional auditor secara umum adalah sebagai
berikut :
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
21/27
20
Untuk bisa menjadi pejabat fungsional auditor, adalah dengan pengangkatan menjadi
auditor, yaitu melalui tiga macam cara :
Pengangkatan Penyesuaian (Inpassing), yaitu pengangkatan ke dalam JFA melalui
penyesuaian bagi para PNS yang telah dan masih bertugas di bidang pengawasan
berdasarkan keputusan / persetujuan Pejabat yang Berwenang
Pengangkatan Pertama, yaitu pengangkatan ke dalam JFA bagi PNS yang akan
melaksanakan tugas pengawasan
Pengangkatan Perpindahan, yaitu pengangkatan ke dalam JFA dengan
memindahkan PNS dari jabatan struktural atau jabatan fungsional lain
Syarat pengangkatan JFA meliputi :
Latar Belakang Pendidikan
Pangkat/ Golongan
Nilai DP 3
Sertifikasi Jabatan
Angka Kredit
Pengalaman Pengawasan
Batas Usia Pengangkatan
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
22/27
21
d.Mekanisme penilaian kinerja pegawai
Bagi PNS, kinerja pegawai diukur dalam bentuk DP3. Sementara bagi pejabat
fungsional, termasuk auditor penilaian kinerja ditambah dengan penilaian angka kredit.
Angka kredit adalah Satuan nilai dari tiap butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh
PFA yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan
pangkat dalam jabatan Auditor.
Angka Kredit bagi Auditor diperoleh apabila yang bersangkutan telah selesai
melaksanakan tugas-tugas pengawasan. Angka Kredit dihitung dengan cara
mengalikan anggaran waktu sesuai rencana penugasan dengan tarif angka kredit sesuai
dengan Lampiran SK MENPAN No. 19/1996. Angka kredit memiliki dua kategori
unsur, yaitu :
Unsur utama
1.Pendidikan
Angka kredit pendidikan diperoleh apabila pengikuti pendidikan sekolah dan
memperoleh gelar/ijazah ataupun mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan
di bidang pengawasan serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan (STTPL) atau sertifikat
2.Pengawasan
Angka kredit pengawasan diperoleh apabila auditor melakukan pembinaan dan
penggerakkan pengawasan atau melakukan pelaksanaan pengawasan.
3.Pengembangan profesi pengawasan
Angka kredit pengembangan profesi pegawasan diperoleh apabila membuat/
menejrjemahkan karya tulis, melakukan pelatihan kantor sendiri dan lain-lain.
Unsur penunjang
Sementara unsur penunjang dalam angka kredit diperoleh apabila auditor
melakukan kegiatan seperti mengajar, menjadi panitia suatu acara pengawasan dan
lain-lain.
2.Pengembangan Karir
a.Analisis Kinerja
Untuk bisa melakukan analisis kinerja maka diperlukan suatu standar kinerja. Standar
kinerja yang berlaku khusus bagi auditor atau dikenal sebagai standar kompetensi
auditor ini disahkan melalui Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-211/K/JF/2010.
Standar Kompetensi Auditor adalah ukuran kemampuan minimal yang harus dimiliki
auditor yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan /keahlian
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
23/27
22
(skill), dan sikap perilaku (attitude) untuk dapat melakukan tugas-tugas dalam Jabatan
Fungsional Auditor dengan hasil baik.
Tujuan Standar Kompetensi Auditor adalah untuk memastikan auditor
memperoleh dan mempertahankan kemampuan tertentu yang dibutuhkan untuk
dapat melaksanakan tugas sebagai auditor yang kompeten, profesional, efektif, dan
efisien. Kedudukan Standar Kompetensi Auditor dihubungkan dengan manajemen
karir adalah sebagai berikut :
Standar Kompetensi Auditor ini baru disahkan pada tanggal 14 April 2010, jadi
pelaksanaannya pun masih belum terlihat.
b.
Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan diawali dengan mengidentifikasi standar kinerja pegawai dan
kemudian dibandingkan dengan identifikasi kinerja pegawai, setelah itu baru bisa
diidentifikasi kebutuhan pengembangan pegawai. Namun seperti telah disampaikan
pada poin sebelumnya bahwa standar kompetensi auditor baru saja disahkan pada
bulan april 2010.
Sehingga analisis kebutuhan yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan
pengembangan pegawai sebelum disahkannya standar kompetensi auditor masih lebih
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
24/27
23
berfokus pada personil auditor mana yang memenuhi syarat untuk mengikuti program
pengembangan pegawai dari sisi kepangkatan maupun administratif lainnya.
c. Analisis Sumber Daya
Mengingat betapa pentingnya manajemen sumber daya yang terbatas agar mampu
menciptakan pengembangan pegawai yang efektif, efisien dan ekonomis, maka ssejak
berdirinya BPKP menganggap suatu hal yang penting untuk mendirikan suatu eselon II
yang khusus berfungsi untuk itu, yaitu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan.
Sumber daya manusia
Yang dimaksud dengan SDM disini adalah jumlah personel/ widyaiswara yang
dapat memfasilitasi pengembangan pegawai khususnya yang bersifat diklat.
Jumlah widyaiswara yang tercatat sampai dengan Triwulan I 2010 berjumlah 21
orang. Jumlah ini tentu saja masih kurang memadai mengingat banyaknya diklat
yang diadakan oleh Pusdiklatwas BPKP dalam satu tahun. Untuk tahun 2010 ini
saja, terdapat 55 diklat khusus internal BPKP, yang terbagi menjadi Diklat
Sertifikasi JFA, Diklat Teknis Substansi Bagi Pegawai Lainnya, Diklat
Kepemimpinan, Pra Jabatan, UD Dan UPI, serta Diklat Teknis Substansi.
Padahal selain menyelenggarakan diklat intern, BPKP juga bekerjasama dengan
pihak lain yang membutuhkan fasilitas maupun SDM widyaiswara dari BPKP.
Pihak yang pernah bekerjasama dengan BPKP dalam menyelenggarakan diklat
diantaranya adalah KPK, MK, MA, POLRI, TNI-AD, TNI-AL, Itjen Departemen
maupun Itjen Propinsi dan Kabupaten/ Kota.
Biaya
Dalam menyelenggarakan diklat intern BPKP, Pusdiklatwas memberlakukan dua
jenis biaya, yaitu biaya Pusdiklatwas sendiri ataupun biaya unit kerja yang
mengirimkan.
Fasilitas
Pusdiklatwas, dengan penghargaan ISO 9001 yang telah diraih sejak tahun 2008
mempunyai fasilitas yang cukup memadai selain fasilitas standar (seperti tempat
belajar, penginapan, fitness center, perpustakaan dan lain-lain) seperti free internet
access, dan Outbond Management Training.
3.Konseling Karir
Untuk lebih menjamin terlaksananya pembinaan JFA secara efisien, efektif dan
berkesinambungan termasuk dalam hal konseling karir JFA, maka diperlukan suatu
instansi pembina JFA. Sehubungan dengan hal tersebut dalam Keputusan Menteri
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
25/27
24
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19/1996, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) ditetapkan sebagai Instansi Pembina JFA di lingkungan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah.
Dalam rangka melaksanakan amanah tersebut BPKP secara bertahap meningkatkan
kapasitas organisasinya, antara lain dengan membentuk unit kerja setingkat eselon II
yaitu Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor melalui Surat Keputusan Kepala
BPKP No. KEP-06.00.00-080/K/2001 tanggal 20 Pebruari 2001 tentang Organisasi
dan Tata Kerja BPKP.
Berdasarkan keputusan tersebut Pusbin JFA mempunyai tugas pokok melaksanakan
penelaahan dan penyusunan peraturan, standar, pedoman, program pembinaan, dan
pelaksanaan sertifikasi serta evaluasi pelaksanaan sertifikasi, angka kredit, dan
efektivitas tim penilai jabatan fungsional auditor di lingkungan BPKP dan APIP
lainnya.
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Pusbin JFA menyelenggarakan fungsi:
1.Penyusunan rencana dan program pembinaan JFA;
2.Penelaahan dan penyusunan peraturan, standar dan pedoman JFA;
3.
Penyusunan materi ujian Jabatan Fungsional Auditor;
4.Pengelolaan data Pejabat Fungsional Auditor;
5.
Pelaksanaan seleksi dan penentuan kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan
Jabatan Fungsional Auditor;
6.Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan sertifikasi, penilaian angka kredit, dan
efektivitas tim penilai.
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
26/27
25
Bab IV
Simpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Manajemen Karir di BPKP yang dilaksanakan secara terarah dan teratur dalam suatu
proses yang terintegrasi baru dimulai pada saat kegiatan penataan pegawai yang
dilakukan pada tahun 2005.
2. Perencanaan Karir di BPKP secara jangka panjang belum berjalan dengan baik, terbukti
dengan adanya komposisi auditor yang tidak seimbang, dimana keberadaan auditor yang
berperan sebagai pengendali teknis terlalu banyak dari pada kebutuhan yang ada,
sementara auditor yang berperan sebagai anggota tim terlalu sedikit. Mengatasi hal ini
sejak tahun 2005 BPKP kembali melakukan rekruitmen pegawai baru yang diharapkan
dapata berperan sebagai anggota tim. Dan bagi pengendali teknis dilakukan kebijakan
untuk mempekerjakana ke Departemen atau Lembaga Pemerintah yang lain.
3. Deskripsi jabatan dan pekerjaan telah dideskripsikan secara jelas untuk masing-masing
peran dalam auditor, mulai dari anggota tim sampai dengan pengendali mutu.
4.
Peta jalur karier di BPKP telah berjalan secara baik dan jelas. Setiap auditor memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh promosi dan kenaikan jabatan.
5.
Mekanisme penilaian kinerja auditor di BPKP dilakukan dengan sistem angka kredit. Hal
ini sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara.
6. Secara umum analisis kinerja dan analisis kebutuhan belum berjalan dalam proses yang
terintegrasi dengan bagian kepegawaian yang lain sebelum diterbitkannya Standar
Kompetensi Auditor yang baru disahkan pada bulan April 2010.
7. Analisis Sumber daya telah dilakukan secara profesional oleh Pusdiklatwas yang
bertanggungjawab dalam urusan pengembangan pegawai baik diklat maupun nondiklat.
8. Konseling karir telah berjalan dengan baik di bawah pembinaan dari Pusbin JFA.
Demikian paper ini dibuat, semoga dapat berguna bagi pihak-pihak terkait.
7/23/2019 MANAJEMEN KARIR AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
27/27
Daftar Pustaka
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Nomor : Per-
211/K/Jf/2010 Tentang Standar Kompetensi Auditor
Drs. Ali Mashar MM, Seminar MSDM : Modul 10 Manajemen Karir, Pusat
Pengembangan Bahan Ajar : Universitas Mercu Buana
http://www.bpkp.go.id/?idunit=1&idpage=1663#, BPKP : Tentang Kami, diakses
pada 16 Mei 2010 pukul 18:33
http://www.bpkp.go.id/?idunit=20,Profil Biro Kepegawaian dan Organisasi BPKP,
diakses pada 16 Mei 2010 pukul 18:33
http://www.bpkp.go.id/index.php?idpage=645&idunit=8,Penataan Pegawai Negeri Sipil
Pada Instansi BPKP, diakses pada tanggal 17 Mei 2010 pada pukul 15:00
http://pusbinjfa.bpkp.go.id/halaman/1-TENTANG-PUSBIN-JFA, Tentang Pusbin
JFA, diakses pada tanggal 17 Mei 2010 pukul 20:23
Pusat Pembinaan JFA, Organisasi dan Mutasi JFA, Pusbin JFA BPKP, Jakarta : 2006
Pusat Pembinaan JFA,Pengangkatan JFA, Pusbin JFA BPKP, Jakarta : 2006
Pusat Pembinaan JFA,Angka Kredit, Pusbin JFA BPKP, Jakarta : 2006
Tim Dosen Manajemen Sumber Daya Manusia Jurusan Administrasi Bisnis UPN
Yogyakarta, Pelatihan dan Pengembangan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN
Yogyakarta
http://www.bpkp.go.id/?idunit=1&idpage=1663http://www.bpkp.go.id/?idunit=1&idpage=1663http://www.bpkp.go.id/?idunit=20http://www.bpkp.go.id/?idunit=20http://www.bpkp.go.id/index.php?idpage=645&idunit=8http://www.bpkp.go.id/index.php?idpage=645&idunit=8http://pusbinjfa.bpkp.go.id/halaman/1-TENTANG-PUSBIN-JFAhttp://pusbinjfa.bpkp.go.id/halaman/1-TENTANG-PUSBIN-JFAhttp://www.bpkp.go.id/index.php?idpage=645&idunit=8http://www.bpkp.go.id/?idunit=20http://www.bpkp.go.id/?idunit=1&idpage=1663