Author
nita-surandari
View
43
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
maloklusi dan malabsorbsi
O K L U S I
Hubungan mekanis yg ideal antara gigi arkus maksila dengan gigi arkus mandibulaKRITERIA OKLUSI NORMAL:Seluruh gigi pada arkus maksila berada dalam kontak maksimal dengan seluruh gigi pada arkus mandibula dalam pola yang jelas.Gigi maksila sedikit menutupi gigi maksila pada permukaan fasial.Hubungan molarHubungan kaninusProfil wajah mesognatia
Shally.Sidhartha.Siti Nurani.Stella.Sri Santi
Pembimbing : drg. Linda Verniati, Sp.Ort
Jenis-Jenis oklusiOklusi ideal adalahkonsep teoritis, sukar atau bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia.Oklusi normal adalah hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan dan condylus berada dalam fossa glenoidea.
Oklusi statis adalah kontak permukaan oklusal gigi-gigi rahang bawah terhadap antagonisnya. Oklusi dinamis adalah pergerakan RB menutup dari posisi istirahat sampai permukaan oklusal gigi-gigi RB berkontak dengan RA dan kondilus berada pada posisi paling posterior (tanpa paksaan) dalam TMJ.
Tahap oklusi1. Perkembangan gigi geligi susuSeluruh gigi geligi susu akan lengkap erupsi (2,5 tahun). Adanya lengkung gigi oval dengan gigitan dalam (Deep bite) pada overbite dan overjet.Terdapat generalized interdental spacing karena adanya pertumbuhan transversal tulang rahang untuk mempersiapkan tempat gigi permanen
2. Perkembangan gigi geligi permanenTahap 1 erupsi molar 1 dan incisivus permanen, yaitu:Biasanya pada umur 68 tahun Terjadi enggantian incisivus dan penambahan molar 1 permanen. Umur 6,5 tahun gigi 1/2 Rahang Atas erupsi space pada garis median prosesus alveolaris kesalahan diagnosis (frenulum abnormal)
Tahap 2 erupsi Caninus, Pre Molar dan Molar 2, yaitu:Biasanya umur 1013 tahun Molar susu bawah sudah diganti premolar permanen Molar susu atas belum Terdapat penambahan besar overbite
Tahap 3 erupsi Molar 3, yaitu :Penyesuaian oklusi (occusal adjustment)Salzmann(1966) 3 mekanisme penyesuaian oklusi normal gigi susu ke periode gigi bercampur sampai tercapai stabilisasi pada periode gigi permanen
M A L O K L U S ICrowded teeth; Misaligned teeth; Crossbite; Overbite; Underbite; Open bite
ketidaksejajaran gigi dan atau hubungan yang salah antar gigi pada lengkung gigi
ETIOLOGIFaktor predisposisi (predisposing cause)Faktor penentu (determining causes)
INDEKS MALOKLUSI
Handicapping Labiolingual Deviation (HLD) IndexEastman Esthetic Index (EEI) metode pemeriksaan estetik Handicapping Malocclusion Assessment Record (HMAR) Index + SOAR prioritas tata laksana terkait tingkat keparahan maloklusiDraker (1960)Howit, Stricker, dan Henderson (1967) Salzman (1967) 9 observasiSkor numerik untuk setiap observasi 11 penilaian objektifMenggunakan cetakan plaster atau intraoralValiditas cukup tinggi Penilaian objektif dan kuantitaifMelalui pemeriksaan mulut ataupun cetakan gigiINTERPRETASISkor > 13 akurat u/ perawatan ortodentikUNIQUE!!Evaluasi individual subjek gigi & mulut dibuat o/ tiap pasien++ hasil penilaian dapat diulang secara konsistensangat berguna u/ menegakkan prioritas tata laksana
KLASIFIKASI ANGLEDentalDysplasia Skeleton Dental DysplasiaSkeletalDysplasia
MALOKLUSI MENYEBABKANCacat wajah tergantung pada : Struktur yang bersangkutanKeras tidaknyaLamanya maloklusi telah berlangsungKelainan fungsi berbicara & pendengaran Nyeri temporomandibular
MALOKLUSI MENYEBABKAN4. Abnormalitas fungsi otot mastikasi5. Penurunan nilai estetika wajah PeDeKeluhan : posisi gigi, jarak gigi, deformitas mulut dan gigi6. Gangguan psikososial : senyum, kontak emosi dan sosial7. Gangguan dalam mastikasi sehingga makanan tidak menjadi bolus yang baik gangguan sistem pencernaan terutama maldigesti dan dispepsia
ETIOLOGIDisproporsi ukuran rahang dan gigi atau antara rahang atas dan bawahKehilangan gigimisalignment of a jaw fractureMengisap jempol di bawah usia 4 tahunTumor mulut atau rahangimproper fitting of crowns, fillings, retainers, or braces
Herediter Kebiasaan buruk (mengisap jempol, menjulurkan lidah, menggigit bibir, dll) tekanan abnormal pada gigi dan struktur di sekitarnya maloklusi
EFEK MALOKLUSIInfeksi rekurenPeningkatan karies, penyakit periodontal, dan masalah TMJ
KLASIFIKASIMaloklusi kelas 1: maloklusi tersering. Pola gigitan normal, tetapi gigi atas sedikit overlap dengan gigi bawah.Maloklusi kelas 2: retrognatism atau overbite, terjadi ketika rahang atas dan gigi atas sangat overlap dengan rahang bawah dan gigi bawah.Maloklusi kelas 3: prognatism atau underbite, terjadi ketika rahang bawah turun atau maju ke depan, menyebabkan rahang bawah dan gigi bawah meng-overlap rahang atas dan gigi atas
TANDA DAN GEJALAGigi tidak tersusun secara teraturBentuk wajah yang abnormalKesulitan atau ketidaknyamanan saat menggigit atau mengunyahKesulitan berbicara (jarang) Bernapas melalui mulut
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan rutinPemeriksaan Rontgen gigi, kepala atau tengkorak Plaster atau cetakan plastik
TATA LAKSANATujuan: memperbaiki posisi gigiPita logam, ikatan logam, keramik ataupun plastik, kawat, perSatu atau beberapa gigi dapat dihilangkan jika jumlah gigi terlalu banyak Pembedahan (orthognathic surgery) Gosok gigi + dental floss setiap hari Memeriksa secara teratur ke dokter gigi
PROGNOSISPenatalaksanaannya paling sukses: masa kanak-kanak + remaja tulang msih lembut dan gigi dapat dipindahkan secara lebih mudahPenatalaksanaan pada orang dewasa: sering berhasil, membutuhkan waktu penggunaan kawat gigi yang lebih lama ataupun ada penambahan alat lain
KOMPLIKASIKerusakan gigiKetidaknyamanan selama penatalaksanaanIritasi mulut dan gusi (gingivitis) akibat penggunaan alatKesulitan menelan atau berbicara selama penatalaksanaan.
PENCEGAHANBanyak jenis maloklusi yang tidak dapat dicegah Kebiasaan yang dihindari (spt mengisap jempol) beberapa kasus tertentuDeteksi dini + penatalaksanaan segera mengoptimalkan waktu dan metode penatalaksanaan yang diperlukan
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan maldigesti (ketidakmampuan enzim untuk menghidrolisis zat makanan kompleks ke polimer sederhana) dan malabsorbsi (ketidak mampuan usus untuk menyerap zat makanan). Secara klinis, malabsorbsi merupakan istilah yang umum untuk menerangkan kedua istilah diatas.
Ada 3 patofisiologi dari malabsorbsi :gangguan hidrolisis luminalgangguan pada mukosa usus (hidrolisis, uptake, dan packaging)gangguan pemindahan nutrisi dari mukosa ke tubuh
Dalam hal ini, maloklusi dapat menyebabkan sidrom maldigesti karena makanan yang tidak terkunyah dengan baik tidak dapat dicerna oleh enzim yang dihasilkan gaster dan pancreas. Sehingga pada kasus ini dapat terjadi defisiensi enzim pencernaan relative. Kemudian zat-zat yang tidak tercerna tersebut tidak akan dapat di serap oleh usus. Sehingga akibat dari hal ini cukup luas diantaranya dyspepsia, meteorismus, malnutrisi, diare, stetore, dan masih banyak lagi.
Diagnosis dari malabsorbsi adalah :stetoreflatus yang meningkatpenurunan berat badan yang dapat disertai gejala defisiensi vitamin dan mineral
Secara klinis, kebanyakan pasien malabsorbsi mengalami :
Perubahan feses (stetore). Distensi abdomen akibat gas diakibatkan fermentasi karbohidrat yang tak tercerna oleh bakteri kolon. Penurunan berat badan pada panmalabsorbsi yang berat. Defisiensi vitamin dan mineral Gejala konstitusi seperti kelelahan kronik dan kelemahan biasanya juga muncul. Sakit perut yang sangat bukan merupakan gejala dari malabsorbsi.Gejala dan tanda lainnya di tubuh dapat menjadi petunjuk spesifik. Seperti ulkus aphtae di mulut dikaitkan dengan celiac disease, Behcet syndrome, atau Chrons disease.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
DPLtest absorbsi zat makanan (dari feses)test absobsi vitamin B 12 (Schilling test)evaluasi malabsorbsi asam empedu (dari feses)test bakteri tumbuh lampau (breath test)test ekskresi kelenjar pancreas (dari level enzim kemotripsin di feses)Imagingbiopsy PA
TerapiKonsul ke bagian Gimul untuk tatalaksana maloklusiPemberian suplemen enzim seperti enzyplex
Dalam konsensus Roma II tahun 2000 , disepakati bahwa definisi dispepsia refers to pain or discomfort centered in the upper abdomen. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan / gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak / sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada ( heartburn ) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :-Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya-Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispepsia nonulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.
PATOFISIOLOGI
Proses patofisiologi yang paling banyak dibicarakan dan potensial berhubungan dengan dispepsia fungsional adalah hipersekresi asam lambung , infeksi Helicobacter pylori , dismotilitas gastrointestinal dan hipersensitivitas viseral.
Sekresi asam lambung Kasus dengan dispepsia fungsional , umumnya mempunyai tingkat sekresi asam lambung , baik sekresi basal dengan stimulasi pentagastrin , yang rata-rata normal.Diduga adanya peninglatan sensitivitas mukosa lambung terhadap asam yang menimbulkan rasa tidak enak diperut.Helicobacter Pylori(Hp) Peran infeksi Helicobacter pylori pada dispepsia fungsional belum sepenuhnya dimengerti dan diterima.Dari berbagai laporan , kekerapan Hp pada dispepsia fungsional sekitar 50% dan tidak berbeda bermakna dengan angka kekerapan Hp pada kelompok orang sehat .Mulai ada kecenderungan untuk melakukan eradikasi Hp pada dispepsia fungsional dengan Hp positif yang gagal dengan pengobatan konservatif baku.
Dismotilitas Gastrointestinal Berbagai stydi melaporkan bahwa dispepsia fungsionak terjadi perlambatan pengosongan lambung dan adanya hipomotilitas antrum (sampai 50% ) , tapi harus dimengerti bahwa proses motilitas gastrointestinal merupakan proses yang sangat kompleks , sehingga gangguan pengosongan lambung tidak dapat mutlak mewakili hal tersebut.Ambang Rangsang Persepsi Dinding usus mempunyai berbagai reseptor , termasuk reseptor kimiawi , reseptor mekanik , dan nociceptor .Berdasarkan studi , tampaknya kasus dispepsia ini mempunyai hipersensitivitas viseral terhadap distensi balon di gaster atau duodenum.Bagaimana mekanismenya , masih belum dipahami .Penelitian dengan menggunakan balon intragrastik mendapatkan hasil pada 50% populasi dengan dispepsia fungsional sudah timbul rasa nyeri atau tidak nyaman diperut pada inflasi balon dengan volume yang lebih rendah dibandingkan volume yang menimbulkan rasa nyeri pada populasi controlDisfumgsi autonom Disfungsi persarafan vagal diduga berperan dalam hipersensitivitas gastrointestinal pada kasus dispepsia fungsional.Adanya neuropati vagal juga diduga berperan dalam kegagalan relaksasi bagian proksimal lambung waktu menerima makanan, sehingga menimbulkan gangguan akomodasi lambung dan ras cepat kenyang .Aktivitas Mioelektrik Lambung Adanya disritmia mioelektrik lambung pada pemeriksaan elektrogastrografi dilaporkan terjadi pada beberapa percobaan progesteron , estradiol . dan prolaktin mempengaruhi kontraktilitas otot polos dan memperlambat waktu transit gastrointestinal.Diet dan faktor lingkungan Adanya intoleransi makanan dilaporkan lebih sering terjadi pada kasus dispepsia fungsional dibandingkan kasus kontrol.
Psikologis Adanya stres akut dapat mempengaruhi fungsi gastrointestinal dan mencetuskan keluhan pada orang sehat.Dilaporkan adanya penurunan kontraktilitas lambung yang mendahului keluhan mual setelah stimulus stres sentral .Korelasi antar faktor psikologis stres kehidupan , fungsi autonom dan motilitas tetap masih kontroversial .Tidak didapatkan kepribadian yang karakteristikuntuk kelompok kontrol , walaupun dilaporkan dalam studi terbatas adanya kecenderungan masa kecil yang tidak bahagia , adanya sexual abuse , atau adanya gangguan psikiatrik pada kasus dispepsia fungsional.
Dispepsia organik
Ulkus peptik kronik ( ulkus ventrikuli, ulkus duodeni)Gastro-esophageal reflux disease dengan atau tanpa esofagitisObat : OAINS, aspirin, digitalis, antibioticKolelitiasis simtomatikPankreatitis kronikGangguan metabolik ( uremia, hiperkalsemia, gastroparesis DM)Keganasan ( gaster, pankreas, kolon)Insufisiensi vaskula mesenterikusNyeri dinding perutMaloklusi Penyakit sistemik lain : DM, penyakit tiroid, gagal ginjal, kehamilan, penyakit jantung koroner/ iskemik
Dispepsia fungsionalDisfungsi sensorik-motorik gastroduodenumGastroparesis idiopatik/hipomotilitas antrumDisritmia gasterHipersensitivitas gaster/duodenumFaktor psikososialGastritis H.pyloriIdiopatik
Hubungan dengan maloklusiDalam hal ini mal oklusi dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi disepsia organik Akibat bolus tidak terhancurkan dengan baik oleh gigi kerja lambung lebih keras + peningkatan sekresi asam dan enzim pepsin + pengosongan lambung lebih lama sindrom dispepsia
Manifestasi Klinis
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, dengan gejala :Nyeri epigastrium terlokalisasiNyeri hilang setelah makan atau pemberian antasidNyeri saat laparNyeri episodik2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejalaPerut cepat terasa penuh saat makanMudah kenyangMuallMuntahRasa tak nyaman bertambah saat makanKhas untuk maloklusi3.Dispepsia nonspesifik ( tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas)
Pemeriksaan Penunjang
Pada dasarnya langkah pemeriksaan penunjang diagnostik adalah untuk mengekslusi gangguan organik atau biokimiawi. Pemeriksaan laboratorium ( gula darah, funsi tiroid, fungsi pankreas, dsb).
Pemeriksaan radiologi, yaitu OMD dengan kontras ganda, serologi Helicobacter pylori, dan urea breath test. Endoskopi merupakan pemeriksaan baku emasKonsul ke bagian gimul apabila dicurigai sindrom dispepsi diakibatkan improper chewing karena maloklusi
TatalaksanaAntasid 20-150ml/hariAntikolinergikAntagonis reseptor H2Penghambatan pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)SitoprotektifGolongan prokinetikApabila diakibatkan maloklusi harus ditatalaksana dengan baik
TERIMA KASIH
*******