113
MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT PERKAWINAN SUKU SUNDA DI KELURAHAN DATARAN KEMPAS KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Oleh : Aie Sumiati NIM AS 160934 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT

PERKAWINAN SUKU SUNDA DI KELURAHAN DATARAN

KEMPAS KECAMATAN TEBING TINGGI

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora

Oleh :

Aie Sumiati

NIM AS 160934

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2021

Page 2: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …
Page 3: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …
Page 4: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …
Page 5: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

iv

MOTTO

با ولا ا حللا طي ض رأ ا الأ ا ف م لوا م ا كل ا الناسل يا أيه

و ا أا عدل هلا لكل نيأطانا ا واتا الش طل وا خل عل ب تت

بينا. مل

Artinya:

Wahai manusia, makanlah dari (makanan) yang halal

dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu

mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu

musuh yang nyata bagimu. (Q.S Al-Baqarah: 168).1

1 Al-Qur’an dan Tafsir Perkata (Departemen Agama Republik Indonesia), hlm. 26

Page 6: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

v

PERSEMBAHAN

بسم الله الر حمن الر حيم

Sembah sujud serta syukur kepada allah SWT Taburan cinta

dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan,

membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan

cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan

akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam selalu terlimpahkaan kehadiran

Rasullah MuhammadSAW.

Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orang

tua tercinta( Ayahanda Sargus dan Ibunda Komala Sari )

yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan,

memberikan support untuk selalu bersemangat dan menjadi

obat dikala kejenuhan datang agar dapat terus melangkah

hingga akhir terselesaikan nya tugas akhir ini. Semoga Allah

SWT selalu meridhoi setiap langkah yang beliau kerjakan

dan pengorbanan beliau akan dibalas berlipat ganda oleh

Allah SWT.

Untuk keluarga besarku yang tercinta, terkhusus untuk

adikku tersayang (Alm. Indra Saputra). Terimakasih atas

doa dan support nya selama ini, semoga kita semua menjadi

keluarga yang rukun dan tetap utuh dan semoga

perjuangan, pengorbanan untuk ku dibalas oleh Allah SWT.

Terkhusus untuk Almamater dan kampus biru tercinta.

Tak lupa untuk sahabat dan teman-teman seperjuangan SPI

16. Terimaksih untuk do’a, nasehat, kerja sama dan ide.

Semoga kita semua sukses Aamiin.

Page 7: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

vi

KATA PENGANTAR

بسم الله الر حمن الر حيم

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :

“Makna Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada Adat Perkawinan Suku

Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten

Tanjung Jabung Barat”. Selanjutnya sholawat dan salam senantiasa tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umat

pengikutnya sampai hari kiamat.

Setelah melewati proses yang begitu panjang dan akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi

untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora Strata Satu pada Program Studi

Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.

Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada

semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan kontribusi demi

kesempurnaan penulisan skripsi ini, terima kasih saya ucapkan kepada :

1. Kedua orang tua saya yaitu (Ayahanda Sargus dan Ibunda Komala Sari),

kedua orang tua angkat saya yaitu (Ayahanda Nasir dan Ibunda Noneng

Rohayati), adikku tersayang (Alm. Indra Saputra) selalu mendo’akan dan

memberikan semangat kepada saya sehingga syukur Alhamdulillah karya

kecil ini dapat terselesaikan.

2. Yth Bapak Prof.Dr.H.Su’aidi,MA.,Ph.D. Selaku Rektor UIN Negeri

Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.

3. Yth. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M.El, Yth. Bapak Dr, As’ad Isma,

M.Pd, Yth. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag, MA, selaku Wakil Rektor I, II

dan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Yth Ibu Prof Dr. Halimah Dja’far,S,Ag.,M.Fil.I selaku Dekan Fakultas

Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin

Jambi.

5. Yth. Bapak Dr. Ali Muzakir, M.Ag,Yth. Bapak Dr. Alfian, S.Pd, M.Ed,

Yth. Ibu Dr. Raudhoh, S.Ag, SS selaku wakil Dekan I, II dan III Fakultas

Adab dan Humaniora UIN sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Yth Bapak Agus Fiadi,M.Si selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban

Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.

Page 8: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …
Page 9: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

viii

ABSTRAK

Sumiati, Aie.2021. Makna Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada Adat

Perkawinan Suku Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing

Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jurusan Sejarah Peradaban Islam

Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Syaifuddin Jambi. Pembimbing I : Mailinar,S.Sos.,M.Ud dan Pembimbing II :

Hendra Gunawan,S.Hum.,M.Hum.

Penelitian ini membahas tentang Makna Simbolik Ayam Bakakak yang erat

kaitannya dengan tradisi suatu masyarakat setempat terutama dalam hal aktifitas

sosial yaitu salah satunya tentang Makna Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada

Adat Perkawina Suku Sunda, oleh karena itu makanan tradisional memiliki

fonemena lokal. Makanan tradisional masuk kedalam kelompok folklor bukan

lisan yaitu folklor yang berupa benda dan ada bentuknya.

Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan tentang Makna Simbolik Tradisi

Ayam Bakakak Pada Adat Perkawinan Suku Sunda Di Kelurahan Dataran

Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Khususnya

bagaimana prosesi tradisi ayam bakakak, makna simbolik yang terkandung pada

Ayam Bakakak dan untuk mengetahui mengapa masyarakat sunda masih

mempertahankan Ayam Bakakak dalam proses upacara adat perkawinan suku

Sunda di Kelurahan Dataran Kempas. Penelitian ini adalah merupakan penelitian

deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara,

dokumentasi dan informan ditentukan menggunakan purposive sampling. Hasil

penelitian yang diperoleh berupa pengamatan tak berperan serta (observation non

partisipan), artinya peneliti hanya melakukan satu fungsi saja yaitu hanya

mengelola dan tidak ikut aktif, di dalam kegiatan ini hanya mengamati dari jauh

menggunakan wawancara tak terstuktur agar peneliti dan informan dapat

menggunakan pendapatnya yang lebih bebas, serta menggunakan dokumentasi

agar data lebih akurat dalam peneletian.

Hasil temuan dan pembahasannya adalah Prosesi tradisi sebelum perkawinan

neundeun omong (menyimpan ucapan) dan narosan (lamaran). Prosesi tradisi

pelaksanaan upacara perkawinan seserahan (prosesi serah terima), ngeuyeuk

seureuh, akad nikah. Prosesi tradisi pelaksanaan setelah akad nikah sembah

sungkem, sawer pengantin, nincag endog dan mencuci kaki suami, meuleum

harupat (membakar harupat), huap lingkung dan huap deudeuh dan pabetot

bakakak hayam (menarik ayam bakakak). Selain itu Ayam Bakakak mempunyai

makna dan simbolik yang berpengaruh untuk pasangan pengantin: Ayam, Telur,

Air dan Kendi, Pelita, Beras, Kunyit, Uang Logam atau Uang kertas, Cabe Merah,

Bambu, Wadah atau Nampan. Adapun alasan masyarakat masih

mempertahankannya yaitu sebagai tanda penghormatan dari keluarga perumpuan,

sebagai identitas budaya lokal dan penghormatan kepada Leluhur/Nenek moyang.

Kata kunci: Tradisi Ayam Bakakak, Makna dan Simbol.

Page 10: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN NOTA DINAS ..................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................... iii

HALAMAN MOTTO .............................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan masalah............................................................................ 6

C. Tujuan penelitian ............................................................................. 7

D. Manfaat penelitian ........................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8

BAB II KERANGKA TEORI .................................................................. 11

A. Adat Perkawinan Suku Sunda ......................................................... 11

B. Makanan Tradisonal Dalam Adat Perkawinan Suku Sunda ........... 11

C. Makna Simbolik Makanan Tradisonal Dalam Adat Perkawinan

Suku Sunda...................................................................................... 13

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 15

A. Pendekatan dan jenis penelitian ...................................................... 15

B. Ruang lingkup ................................................................................. 15

C. Penentuan Informan ........................................................................ 15

D. Jenis data dan sumber data .............................................................. 16

a. Data primer................................................................................ 16

b. Data sekunder ............................................................................ 16

c. Sumber data ............................................................................... 17

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 18

a. Observasi ................................................................................... 18

b. Wawancara ................................................................................ 19

Page 11: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

x

c. Dokumentasi ............................................................................. 20

d. Penentuan Sampel dan Informan .............................................. 20

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 21

a. Analisis Domain ........................................................................ 21

b. Analisis Taksonomi ................................................................... 21

c. Analisis Kompensial ................................................................. 22

d. Analisis Tema Budaya .............................................................. 23

G. Triangulasi Data .............................................................................. 23

H. Tahap-Tahap Penelitian .................................................................. 24

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ......................... 26

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 26

1. Sejarah Kelurahan DataranKempas .......................................... 26

2. Letak Geografis Dataran Kempas ............................................. 28

3. Kondisi Sosial Budaya Suku Bangsa ........................................ 29

a. Demografis .......................................................................... 29

b. Agama ................................................................................. 32

a. Sistem Budaya ..................................................................... 35

1. Sistem Perkawinan ........................................................ 35

2. Sistem Kekerabatan ....................................................... 37

B. Hasil Pembahasan ......................................................................... 38

1. Prosesi Tradisi Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) Pada Adat

Perkawinan Suku Sunda ............................................................ 38

a. Prosesi Tradisi Jauh Hari Sebelum Perkawinan.................. 38

1. Neundeun Omong (Menyimpan Ucapan) ..................... 38

2. Narosan (Lamaran) ...................................................... 39

b. Prosesi Tradisi Pelaksanaan Upacara Perkawinan .............. 42

1. Seserahan (Propesi Serah Terima) ............................... 42

2. Ngeuyeuk Seureuh ........................................................ 43

3. Akad Nikah ................................................................... 45

c. Prosesi Tradisi Pelaksanaan Setelah Akad Nikah ............... 46

1. Sembah Sungkem .......................................................... 46

2. Sawer Pengantin........................................................... 48

3. Nincag Endog (Mengiinjak Telur) ............................... 49

4. Meuleum Harupat (Membakar Harupat) ...................... 51

5. Huap Lingkung dan Huap Deudeuh ............................ 52

6. Pabetot Bakakak Hayam (Menarik ayam Bakakak) .... 53

2. Makna Simbolik Yang Terkandung Pada Ayam Bakakak ....... 58

1. Ayam ............................................................................ 59

2. Telur (Endog) ............................................................... 62

Page 12: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

xi

3. Air dan Kendi ............................................................... 64

4. Pelita (lilin) dan Membakar Harupat ............................ 66

5. Beras (beas) .................................................................. 68

6. Kunyit (koneng/kuning) ............................................... 70

7. Uang Logam atau Uang Kertas .................................... 71

8. Cabe Merah .................................................................. 72

9. Bambu .......................................................................... 73

10. Wadah atau Nampan .................................................... 75

3. Faktor-faktor Masyarakat Masih Mempertahankan Ayam Bakakak

(Bakakak Hayam) Pada Adat Perkawinan Suku SundaUpaca .. 76

a. Tanda Penghormatan Dari Keluarga Perumpuan ................ 77

b. Identitas Budaya Lokal ........................................................ 78

c. Penghormatan Kepada Leluhur/Nenek Moyang ................. 80

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 83

A. Kesimpulan ..................................................................................... 83

B. Rekomdasi ....................................................................................... 84

C. Kata Penutup ................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN I

Page 13: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari bermacam-macam suku

bangsa dan budaya yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.2 Suku

bangsa di Indonesia mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda

salah satu perbedaan itu bisa dilihat dari aspek makanan tradisonal yang mana

makanan tradiosnal merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tersebar di

berbagai daerah di Indonesia. Hal ini mengingat masing-masing wilayah

memiliki ragam makanan disertai variasi, fungsi, dan cara penyajiannya.

Makanan tradisional ini unsur dari kebudayaan yang tidak bisa lepas dari suku

bangsa.3

Kebudayaan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah hasil kegiatan

dan penciptaan batin atau akal budi manusia seperti pola perilaku,

kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.4 Hal ini karena nilai budaya

merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada di dalam fikiran

sebagian besar dari masyarakat yang mereka anggap berharga, bernilai,

penting dalam kehidupan sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman

yang memberi arah dan orientasi kehidupan masyarakat. Pengertian lain yang

berkaitan dengan kebudayaan yaitu dalam konteks produk, jadi kebudayaan

ini mempunyai produk salah satunya yaitu wujud material dalam bentuk

makanan tradisional.5

Pada hakekatnya, makanan tradisonal merupakan bagian kebudayaan

namun dibalik bagian tersebut tersirat keyakinan, pengetahuan, nilai dan

norma yang disebut sistem budaya (Culture System). Adapun untuk

2 Koentjraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), hlm.

263. 3 Aina Mulyana, Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia. Jurnal Muqoddimah,

No. (9) Tahun 2013, (Jakarta: Koperts,2013), hlm. 43. 4 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga,

(Jakarta:Balai Pustaka, 2011), hlm.1087. 5 James Danandjaja, Folklor Indonesia: Ilmu Gossip, Dongeng, Dan Lain-Lain (Jakarta:

Pustaka Utama Graffiti, 1997), hlm. 181.

Page 14: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

2

mengetahui dan memahami makanan tradisonal dari sistem kolompok

masyarakat disuatu daerah, bahwasanya perlu pula untuk mengetahui dan

memahami sistem budaya masyarakat yang bersangkutan.6

Makanan tradisonal dan upacara adat perkawinan sama-sama merupakan

salah satu keharusan yang bersifat penting di masyarakat. Di kalangan

masyarakat umumnya tidak cukup hanya melakukan perkawinan menurut

agama saja, melainkan dengan melaksanakan upacara adat atau tradisi baik

dalam bentuk sederhana ataupun dalam bentuk besar-besaran guna

menghormati peninggalan warisan nenek moyang. Hal tersebut menunjukkan

bahwa upacara adat perkawinan dan tradisi makanan tradisional adalah hal

yang sangat penting bagi kalangan masyarakat tertentu bahkan menjadi suatu

keharusan untuk melaksanakannya.7

Makanan tradisional mempunyai fungsi majemuk dalam masyarakat setiap

suku bangsa. Fungsi tersebut bukan hanya sebagai fungsi biologis, tetapi juga

fungsi sosial, budaya dan agama. Makanan tradisional erat kaitannya dengan

tradisi suatu masyarakat setempat, karena itu makanan tradisional memiliki

fenomena lokal, seluruh aspek makanan tradisional tersebut merupakan

bagian-bagian dari warisan tradisi suatu golongan masyarakat, makanan

tradisional dapat digunakan sebagai aset atau modal bagi suatu bangsa untuk

mempertahankan nilai kebiasaan atau tradisi dari suatu masyarakat yang

dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri.8

Makanan tradisional dapat disebut memiliki posisi wujud atau simbol dari

kebudayaan manusia, karena dalam proses pengolahan bahan-bahan mentah

sehingga menjadi sebuah makanan. Begitu pula dalam perwujudannya, cara

penyajiannya dengan mengkomsumsinya, sampai menjadi tradisi. Semua hal

itu hanya terjadi karena adanya dukungan dan adanya hubungan yang saling

6 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi 1, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hlm. 165.

7 Venita Nurdiana. Skripsi: Pengantan tandhu Tradisi Pernikahan Masyarakat Desa

Legung Kabupaten Sumenep. (Universitas Negri Malang: Jalan Semarang 5 Malang), hlm. 05 8 Winda Sofiani Pasaribu. Skripsi: Fungsi Dan Makna Makanan Tradisional Pada

Perayaan Budaya Masyarakat Tionghoa, (Universitas Sumatera Utara, 2011), hlm. 13.

Page 15: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

3

terkait dengan berbagai aspek yang ada dalam kehidupan sosial dan dengan

berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat tertentu.9

Makanan tradisonal juga diatur oleh adat istiadat atau tradisi yang ada di

dalamnya ini terdapat ciri dan sifat yang khas dimana wujudnya menunjukkan

kapan makanan itu harus disajikan. Ada makanan tradisonal yang diadakan

karena berhubungan dengan kematian contohnya mitos kue apem dalam

tradisi selametan kematian (tahlilan) di desa Kedung Baruk Rungkut

Surabaya, bahwasanya masyarakat percaya pada kue apem terdapat mitos

sebagai kue pengampun atas dosa-dosa orang yang telah meninggal agar

dosanya diampuni oleh Allah SWT, di sisi lain kue apem ini merupakan kue

tradisonal yang ada sejak zaman dulu bahkan di masanya kue ini menjadi kue

yang digemari.10

Di samping itu ada pula makanan tradisonal merupakan makanan yang

wajib pada sistem perkawinan di luar hidangan pokok tamu, yang menurut

pandangan pelakunya sedapat mungkin harus diadakan. Demikian pula halnya

dengan penyajian makanan tradisonal berupa kue-kue senantiasa memberikan

makna perlambang yang berkenaan dengan nilai dan maksud yang terkandung

di dalamnya11

Kebudayaan yang menghasilkan produk makanan tersebut tidak

bisa dilepaskan dari sitem budaya, makanan juga mempunyai fungsi. Sebagai

representasi kolektivitas suku bangsa, dalam konteks makanan tradisional

merupakan salah satu item atau merupakan sebagian dari kajian folklor.

Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan

diwariskan turun-temurun, diantara kolektif apa saja secara tradisional dalam

versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai

dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device).12

9 Winda Sofiani Pasaribu, Fungsi Dan Makna Makanan Tradisional Pada Perayaan

Budaya Masyarakat Tionghoa, hlm. 21. 10

Dinnar Ayu Nur Sulaichah. Skripsi: Mitos Kue Apem Dalam Tradisi Selamatan

Kematian (Tahlilan) Perspektif Teori Semiologi Roland Barthes Di Desa Kedung Baruk Rungkut

Surabaya, (Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya, 2019), hlm. 8-9. 11

Syarifuddin, Makanan: Wujud, Variasi Dan Fungsinya Serta Cara Penyajiannya,

(Jakarta:Dapartemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Agustus 1993), hlm. 44. 12

James Danandjaja, Folklor Indonesia: Ilmu Gossip, Dongeng, Dan Lain-Lain (Jakarta:

Pustaka Utama Graffiti, 1997), hlm. 2.

Page 16: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

4

Makanan tradisional masuk kedalam kelompok folklor bukan lisan yaitu

folklor yang berupa benda dan ada bentuknya. Salah satu contohnya adalah

Makanan.13

Makanan tradisonal sebagai identitas kolektif dari suatu suku bangsa yang

melekat pada setiap suku bangsa, ada beberapa jenis makanan tradisonal yang

berkaitan dengan alat atau tradisi tertentu. Contohnya: pertama, Makanan

tradisonal Beppa Pute milik suku Bugis. Beppa Pute adalah salah satu

makanan yang terbuat dari pulut (beras). Beppa Pute adalah makanan

tradisonal yang selalu ada pada proses perkawinan suku Bugis Wajo,

menurutnya Beppa Pute ini tidak boleh dilupakan ketika akan melakukan

acara perkawinan karena akibatnya sangat fatal bagi kedua mempelai dan

besar kemungkinan acara pernikahan yang diselenggarakan bisa dibatalkan

atau ditunda.14

Kedua, makanan tradisonal tradisi hantaran roti buaya merupakan

identitas kolektif masyarakat Betawi, hal ini diyakini sebagai simbol kesetiaan

dan simbol kemapanan ekonomi. Dengan maksud, selain bisa saling setia,

pasangan yang menikah juga memiliki masa depan yang lebih baik dan hidup

mapan. Karenanya tidak heran jika setiap kali prosesi perkawinan, mempelai

laki-laki selalu membawa sepasang roti buaya berukuran besar dan satu roti

buaya berukuran kecil yang diletakkan di atas roti buaya yang disimbolkan

sebagai buaya perumpuan. Ini mencerminkan kesetiaan laki-laki kepada

mempelai perumpuan sampai beranak cucu. Tradisi ini masih berlangsung

sampai sekarang oleh orang Betawi yang masih menghargai adat istiadat

nenek moyang mereka.15

Ketiga, makanan tradisonal Jenang merupakan identitas kolektif dari

masyarakat Jawa, makanan ini ada pada acara perkawinan suku Jawa, Jenang

ini dikatakan dengan sebutan dodol. Mengenai filosofi Jenang, karena dodol

13

Suwardi Endraswara, Metode Penelitian Folklor: Konsep, Teori, Dan Aplikasi,

(Yogyakarta: Media Pressindo, 2009), hlm. 29-30. 14

Wiwik Ariska, Skripsi Makna Simbolis “Beppa Pute” Dalam Proses Pernikahan Suku

Bugis Wajo, (Universitas Islam Negri Jambi, 2015), hlm. 8-9. 15

Pdf, Tradisi Roti Buaya Betawi, http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/jbptunikompp-

gdlranirosmad-30027-11-unikom_r-3.

Page 17: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

5

merupakan makanan yang lengket, berarti saling merapatkan antara mempelai

pria dan wanita, begitu juga terhadap keluarga besar kedua belah pihak bisa

saling menyatu.16

Selain itu di Provinsi Jambi tepatnya di Kelurahan Dataran Kempas

Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, juga dapat

dilihat pada sistem upacara adat perkawinan suku Sunda yang mana makanan

tradisonal tersebut diadakan karena mempunyai kaitan terhadap tata

kehidupan masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadatnya dan

masih banyak sekali macamnya salah satunya yaitu Ayam Bakakak.

Istilah Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) adalah Ayam yang dimasak atau

dipanggang secara utuh tanpa dipotong-potong. Ayam Bakakak adalah salah

satu makanan tradisional yang khas dalam tradisi upacara adat perkawinan

suku Sunda yang mana Ayam Bakakak menggunakan Ayam Jantan Kampung

karena masyarakat suku Sunda percaya bahwasannya Ayam Jantan salah satu

binatang penolak bala agar para arwah leluhur tidak mengganggu tetapi justru

diharapkan dapat membantu kelancaran berbagai kegiatan pada kehidupan

masyarakat suku Sunda yang diolah dengan cara dibakar, dipanggang, atau

biasa disebut Ayam Bakakak (Bakakak Hayam), tepatnya itu sudah ada sejak

tahun 1985. Makanan tradisional Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) ini

merupakan tradisi yang dilakukan oleh keluarga pihak pengantin perempuan

yang disiapkan satu hari sebelum menjelang perkawinan, karena Ayam

Bakakak (Bakakak Hayam) sebagai syarat yang penting, terutama dalam

upacara adat perkawinan.17

Masyarakat suku Sunda masih mencoba mempertahankan identitas

kolektif mereka, salah satunya dalam hal prosesi perkawinan di mana mereka

masih menjadikan Ayam Bakakak sebagai identitas kolektif. Ayam bakakak

dipercayai oleh masyarakat sekitar bahwa makanan tersebut memiliki makna

dan simbol tertentu. Makanan tradisional tersebut diadakan karena mempunyai

16

Koran Jambi Ekpress. Melihat Tradisi Jenang Warga Jawa Di Tanjab Timur, Selalu

Dilakukan Sebelum Resepsi Pernikahan, (Jambi: Sabtu, 20 Agustus 2017). 17

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 18: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

6

kaitan terhadap tata cara kehidupan masyarakat yang masih memegang teguh

adat isitiadatnya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Ayam Bakakak ini

adalah Ayam yang diolah dengan cara dibakar atau dipanggang dengan

menggunakan bahan makanan lainnya tetapi Ayam Bakakak ini adalah tradisi

yang sangat unik dari segi bentuk dan hiasanya yang mempunyai makna dan

simbol yang tersirat di dalamnya serta mempunyai citra rasa tersendiri

tentunya berbeda dengan makanan lainnya.18

Menariknya Ayam Bakakak untuk diteliti adalah bahwasanya suku Sunda

yang ada di Kelurahan Dataran Kempas tersebut bukan sebagai mayoritas

melainkan dia sebagai minoritas, tapi kebudayaan itu hidup di tengah-tengah

masyarakat yang di dalamnya bukan cuman suku Sunda tetapi sudah campur

ada suku Jawa, Bugis, Batak, Banjar, Madura, Rejang dan Ogan (sumsel). Ada

apa dengan makanan tradisonal Ayam Bakakak tersebut dan kenapa bisa

hidup di tengah-tengah masyarakat. Di sini sangat menarik untuk dikaji dan

problemnya yaitu suku Sunda bukan mayoritas tetapi kebudayaannya masih

eksis di tengah-tengah masyarakat tersebut. kenapa bisa eksis, saya mencari

bisanya itu di teliti dengan menggunakan metode penelitian folklor.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti dan

mendeskripsikan lebih dalam mengenai ayam bakakak melalui penelitian yang

berjudul: Makna Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada Adat Perkawinan

Suku Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan pokok-

pokok permasalahan yaitu:

1. Bagaimana prosesi tradisi Ayam Bakakak pada adat perkawinan suku

Sunda di Kelurahan Dataran Kempas kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

18

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 19: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

7

2. Apa makna simbolik yang terkandung pada Ayam Bakakak pada proses

adat perkawinan suku Sunda di Kelurahan dataran Kempas kecamatan

Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

3. Mengapa masyarakat Sunda masih mempertahankan Ayam Bakakak

pada proses adat perkawinan suku Sunda di Kelurahan Dartaran

Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Setelah menegetahui pokok-pokok permasalahan dari penelitian ini, maka

tujuan yang ingin penulis capai dari kajian ini adalah:

1. Untuk mengatahui bagaimana prosesi tradisi Ayam Bakakak pada adat

perkawinan suku Sunda di Kelurahan Dataran Kempas kecamatan

Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

2. Untuk mengetahui makna simbolik yang terkandung pada Ayam

Bakakak pada proses adat perkawinan suku Sunda Kelurahan Dataran

Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

3. Untuk mengetahui masyarakat suku Sunda masih mempertahankan

Ayam Bakakak pada proses adat perkawinan suku Sunda Kelurahan

Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.

D. Manfaat Penelitian

Sebagaimana tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka manfaat

yang penulis harapkan adalah :

1. Secara teoritis untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang

Sejarah dan Peradaban Islam khususnya tentang makna simbolik tradisi

Ayam Bakakak pada adat perkawinan suku Sunda Di Kelurahan

Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.

2. Secara praktis:

a. Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi

penulis khususnya serta bagi pembaca.

Page 20: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

8

b. Untuk menambah wawasan referensi pustaka dan dapat

digunakan dalam penelitian dalam skala yang luas.

c. Sebagai salah satu syarat untuk tugas akhir skripsi sarjana strata

S1 pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan

Humaniora Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

d. Dengan penelitian ini diharapkan agar mendapat perhatian dari

pemerintah dan masyarakat untuk ikut andil dalam melestarikan

dan menjaga tradisi yang telah ada.

e. Sebagai pendokumentasian kebudayaan Ayam Bakakak agar

tradisi ini tidak punah.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan merupakan salah satu usaha untuk memperoleh data yang sudah

ada, karena data merupakan salah satu hal yang terpenting dalam ilmu

pengetahuan, yaitu untuk menyimpulkan fakta-fakta, meramalkan gejala-

gejala baru mengisi yang sudah ada atau sudah terjadi.19

Untuk mengetahui

apakah yang saya teliti dalam karya ini sudah ada yang melakukan penelitian

sebelumnya atau belum ada yang melakukan penelitian, maka diperlukan

suatu kajian penelitian terdahulu. Dari hasil tinjauan pada hasil penelitian

sebelumnya, maka penulis telah menemukan beberapa kajian budaya yaitu

sala satunya karya tulis ilmiah (skripsi) yaitu:

Pertama, penelitian yang ditulis oleh Quin D. Tulalessy Unipa Manokwari

Tahun 2016, yang berjudul Sagu Sebagai Makanan Dan Sumber Informan

Budaya Masyarakat Inanwatan: Kajian Folklor Non Lisan Salah Satu Distrik

Di Kabupaten Pemekaran Sorong Selatan .20

Di mana di dalamnya membahas

sagu sebagai sumber makanan tradisi yang merupakan bagian dari folklor

yang mempunyai spesifikasi terkait dengan bagaimana cara pemerolehan

19

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Yogyakarta: Gramedia,

1998), hlm. 10. 20

Quin D. Talalessy, Sagu Sebagai Makanan Rakyat Dan Sumber Informasi Budaya

Masyarakat Inanwatan: Kajian Folklor Non Lisan, Jurnal, (Unipa Manokwari, Volume 1. No 01,

Agustus 2016), hlm. 3-6. Jam 21.32

Page 21: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

9

sampai dengan pengolahan makanan tersebut. keberadaan masyarakat

Inanwatan pada masa lalu adalah masyarakat yang sudah hidup dan

berkembang dengan budaya yang sangat tinggi, termasuk di dalamnya adalah

kretifitas dan kecerdasan kuliner mereka dalam mengelola sagu, sebab bagi

mereka sagu adalah mama yang memberikan kehidupan dan penghidupan.

Kedua, penelitian Wiwik Ariska Institut Agama Islam Negri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2015, yang berjudul Makna Simbolis “Beppa

Pute” dalam Proses Pernikahan Suku Bugis Wajo Di Dusun Jaya Abadi

Mendahara Tengah Tanjab Barat Tahun 2015. Di mana di dalamnya

membahas “Beppa Pute” atau yang diartikan sebagai kue putih ini adalah

salah satu makanan tradisional yang khas dalam tradisi pernikahan suku Bugis

Wajo, yang nama Beppa Pute ini adalah kue yang dipandang berbeda dari

khas makanan yang lainnya dalam kalangan Suku Bugis. Beppa Pute ini

memiliki bentuk dan makna tertentu dalam tradisi pernikahan suku Bugis

Wajo.21

Ketiga, penelitian Diah Nur Hadiati Universitas Airlangga Surabaya

Tahun 2016, yang berjudul Bentuk, Makna, dan Fungsi Upacara Daur Hidup

Manusia Pada Masyarakat Sunda. Di mana di dalamnya membahas setiap

manusia mengalami hal atau proses yang disebut daur hidup, yaitu proses di

mana seseorang diawali dengan kelahirannya, kemudian tumbuh menjadi

dewasa, menikah, memiliki anak, menua bersama pasangan dan akhirnya

meninggal. Di dalam penelitian ini ada upacara huap lingkung yang mana di

dalamnyan ada menyinggung sedikit tentang Ayam Bakakak tetapi tidak

terfokus pada prosesi dan makna makanan tradisonal Ayam Bakakak

tersebut.22

Yang membedakan dari penelitian sebelumnya dan penelitian saya jelas

berbeda, di dalam penelitian ini yaitu salah satu upacara daur hidup pada

masyarakat Sunda artinya tulisan di atas membahas secara umum, sedangkan

21

Wiwik Ariska, Makna Simbolis “Beppa Pute” Dalam Proses Pernikahan Suku Bugis

Wajo: Skripsi, (Institut Agama Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi: 2015), hlm. 9-10. 22

Diah Nur Hadiati, Bentuk, Makna, Dan Fungsi Upacara Ritual Daur Hidup Manusia

Pada Masyarakat Sunda: Skripsi, (Universitas Airlangga Surabaya: 2016), hlm. 28-98.

Page 22: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

10

penelitian saya terfokus pada Makna simbolik Tradisi Melihat Ayam Bakakak

Pada Adat Perkawinan Suku Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan

Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Page 23: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

11

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Adat Perkawinan Suku Sunda

Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan,

norma, kebiasaan dan hokum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Adat

menu rut kamus Antropologi berarti adat adalah kebiasaan yang bersifat

religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi antara lain,

mengenai nilai budaya, norma-norma hukum dan aturan-aturan yang saling

berkaitan dan kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan tradisional.23

Sedangkan adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun temurun

dari generasi ke generasi lain sebagai warisan serta menyangkut pola

interaksinya dengan pola perilaku masyarakat. Setiap daerah tentu memiliki

berbagai macam adat istiadat, salah satunya adalah adat perkawinan suku

Sunda.

Masyarakat Sunda memiliki budaya tradisional yang beragam. Walaupun

keberadaannya tidak sama, apabila kita lihat nilai filosofinya, semua memiliki

nilai filosofi yang cukup tingggi. Salah satunya ialah upacara adat perkawinan.

Setiap acara dalam adat perkawinan tersebut memiliki simbol dan makna

sebagai lambang kehidupan kebudayaan masyarakat pemiliknya.24

Dapat disimpulkan bahwa paparan di atas tentang adat perkawinan, maka

posisi adat perkawinan disini sangat penting, karena tradisi ayam bakakak

merupakan adat perkawinan masyarakat suku Sunda yang sudah menjadi

identitas sebagai warisan turun temurun.

B. Makanan Tradisional Dalam Adat Perkawinan Suku Sunda

Menurut Koentjaraningrat menjelaskan bahwa kebudayaan mempunyai 3

wujud kebudayaan yaitu: Pertama, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks

dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan. Kedua, wujud

kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia

23

Koentjaratningrat, Kamus Istilah Antropologi, (Jakarta: Progres, 2003), hlm. 2. 24

Pdf, Makna Dan Simbol Dalam Upacara Adat Perkawinan Sunda Di Kabupaten

Bandung, http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/277.

Page 24: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

12

dalam masyarakat. Ketiga, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya

manusia.25

Bahkan kebudayaan merupakan identitas sosial yang mempunyai

nilai terhadap pola-pola tindakan manusia.26

Makanan tradisonal merupakan kolektivitas suku bangsa, yang mana

merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Artinya dalam beraktivitas

manusia sudah diatur oleh pola-pola tertentu, pola-pola yang diwariskan dari

keturunan sebelum mereka. Karena aktivitas ini dilakukan secara turun-

temurun. Aktivitas tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat ini

memiliki norma dan nilai sosial, sistem sosial tersebut juga dikenal dengan adat

istiadat atau tradisi yang merupakan wujud kebudayaan kedua.

Makanan tradisional masuk kedalam kelompok folklor bukan lisan yaitu

folklor yang berupa benda dan ada bentuknya. Salah satu contohnya adalah

Makanan. Makanan tradisonal adalah makanan dan minuman yang biasa

dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan cita rasa khas yang diterima oleh

masyarakat, termasuk makanan jajanan serta bahan campuran yang digunakan

secara tradisonal dan telah lama berkembang secara spesifik didaerah atau

masyarakat Indonesia sebagai wujud tradisi di dalamnya. Makanan tradisonal

merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Jenis makanan

juga mempunyai arti simbolik, dalam arti mempunyai arti sosial, agama dan

lain-lain.27

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa posisi kebudayaan yang

penulis teliti adalah sebagai warisan tradisi nenek moyang, yang mana apabila

tradisi ini dihilanghkan maka hilang pula wujud kebudayaan yang ada di

Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung

Jabung Barat.

25

Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalis Dan Pembangunan, (Jakarta: Pt. Gramedia,

1974), hlm. 5-6. 26

Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalis Dan Pembangunan, hlm. 5. 27

http: //repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29034/5/Chapter%201.pdf. Fungsi

dan Makanan Tradisional pada Perayaan Upacara Budaya Masyrakat Tionghoa.

Page 25: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

13

C. Makna Simbolik Makanan Tradisonal Dalam Adat Perkawinan Suku

Sunda

Menurut Little John mengatakan makna yang dimiliki bersama masyarakat

merupakan suatu representasi dari sebuah objek, kejadian-kejadian atau kondisi

dari sebuah tanda. Di mana tanda digunakan untuk mendudukkan atau

menjelaskan sesuatu yang ada dalam fikiran manusia atau masyarakat. Secara

umum menurut Little John ada tiga jenis yang mengkaji teori masalah makna

yaitu teori makna yang bersifat mewakili (teori representation), teori makna

filsafat bahasa tingkat sederhana, teori makna dari pengalaman hidup.

Teori makna yang representation/ mewakili melihat bahwa makna sebagai

perwakilan dari sebuah objek. Peristiwa atau kondisi melalui sebuah tanda.

Aspek yang terpenting disini adalah referensial (referential aspect) yaitu acuan

yang memiliki arti terhadap sesuatu yang diwakilinya. Kata-kata dan simbol

lainnya dipakai untuk mewakili objek, situasi, kondisi dan keadaan.28

Pengetahuan kebudayaan lebih dari satu kumpulan simbol, baik istilah-

istilah rakyat maupun simbol-simbol lain. Semua simbol, baik kata-kata yang

terucap, suatu simbol, suatu gerak tubuh, semuanya merupakan bagian-bagian

suatu simbol.29

Dalam kamus umum bahasa Indonesia menyebutkan bahwa

simbol berasal dari kata yunani Simbolon yang berarti tanda atau ciri yang

memberitahu sesuatu hal kepada seseorang.30

Makna simbol apapun merupakan simbol itu dengan simbol lainnya. Kita

tidak mempertanyakan “Ayam Bakakak itu apa?” tetapi kita harus

mempelajari bagaimana simbol ini berhubungan dengan simbol-simbol

lainnya. Setelah kita menghubungkan satu simbol dengan simbol lainnya maka

kita akan mendapatkan makna dari simbol tersebut.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui yang menjadi simbol dalam

penelitian ini adalah Ayam Bakakak yang mana Ayam Bakakak mengandung

kepercayaan yang lahir dan berkembang dalam masyarakat. Kemudian

28

Stephen W. Little John, Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories Of Human

Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hlm. 153-154. 29

James P. Spradley, Metode Etnografi,(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hlm. 135. 30

WJS Poerwadarwinta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: 1976), hlm. 556.

Page 26: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

14

kepercayaan Ayam Bakakak tersebut melahirkan makna-makna tertentu dan

menimbulkan perlakuan khusus dari masyarakat seperti halnya melakukan

proses prosesi untuk menghargai kepercayaan tradisi tersebut. Terutama yang

terdapat di dalam tradisi perkawinan suku Sunda tepatnya di Kelurahan

Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Page 27: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif,31

dalam penulisan ini

peneliti menggunakan model emik.32

Penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah.33

Metode alamiah yang dimaksud adalah metode-metode yang

dimanfaatkan oleh penelitian kualitatif seperti observasi, wawancara dan

pemanfaatan dokumen.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini tentang Makna Tradisi Ayam Bakakak Pada Adat

Perkawinan Suku Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing

Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dalam penelitian ini berbentuk

deskriptif kualitatif. Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

C. Penentuan Informan

Informan adalah sekelompok orang yang memiliki informasi pokok pada

budaya tertentu.34

Dalam penelitian ini, informan ditentukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel

yang ditetapkan secara sengaja oleh peneliti, penyampelan disesuaikan dengan

gagasan, asumsi, sasaran, tujuan, dan manfaat yang hendak dicapai oleh

31

Deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Lihat di Sanafiah

Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 20. 32

Emik adalah pengkategorian fenomena budaya menurut warga setempat (pemilik

budaya). Baca Suwardi Endraswara, Metode,Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,

Epistimologi, dan Aplikasi, (Yogyakarta:Pustaka Widyatama,2006), hlm. 55. 33

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,

2004), hlm. 6. 34

Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,

Epistimologi dan Aplikasi, hlm. 121.

Page 28: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

16

peneliti.35

Dalam hubungan ini, lazimnya didasarkan atas kriteria atau

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang atau informan

tersebut dianggap paling tahu apa yang akan kita harapkan atau mungkin dia

sebagai obyek atau situasi sosial yang akan diteliti.36

Informan dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui informasi

yang diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian, orang yang akan

diwawancarai adalah: Masyarakat Sunda, Juru Masak, Tokoh masyarakat,

Kepala Desa/Kelurahan, serta masyarakat yang mengetahui permasalahan yang

akan diteliti ini

D. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh

peneliti dari sumber pertama/utama. Sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-katadan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain.37

Kata- kata dan tindakan yang dimaksud

adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai yang dicatat melalui catatan tertulis atau perekaman

video/audio tapes pengamatan foto atau film.38

Data utama atau data

primer yang penulis dapatkan ialah dari hasil observasi, hasil wawancara

yang berhubungan dengan Makna Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada

Adat Perkawinan Suku Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan

Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan

oleh pihak lain yang biasanya dalam bentuk publikasi atau jurnal, data

yang dikumpulkan ini sebaiknya disebutkan secara rinci baik jenis,

35

Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,

Epistimologi dan Aplikasi, hlm. 115. 36

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2007), hlm. 67. 37

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Proposal & Skripsi

Fakultas Adab & Humaniora, (Jambi:UIN STS Jambi, 2018), hlm. 45. 38

Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.157.

Page 29: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

17

sumber, jangka waktunya jika memungkinkan.39

Sumber sekunder

merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur, tesis, skripsi,

jurnal ilmiah, hasil penelitian lapangan dan lain sebagainya yang bisa

diperoleh dari perpustakaan UIN STS Jambi, data komunitas, data

kelurahan, buku, artikel, jurnal, maupun dokumentasi yang berhubungan

dengan masalah dengan catatan-catatan data dokumen yang berkaitan

dengan penelitian maupun instansi yang terkait lainnya.

Kemudian, data sekunder lainnya seperti foto, juga digunakan untuk

keperluan penelitian ini. Ada dua kategori yang dimanfaatkan dalam

penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang

dihasilkan oleh peneliti sendiri.40

Kedua kategori foto tersebut juga akan

dijadikan sebagai data tambahan.

c. Sumber Data

Sumber data adalah sumber di mana data dapat diperoleh,

sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dimana data

yang bersangkutan dengan penelitan itu didapatkan. Diantaranya;41

1) Buku-buku yang bersangkutan dengan penelitian ini. Seperti

jurnal, skripsi-skripsi, dan sumber-sumber yang berkaitan

dengan skripsi ini.

2) Informan, seperti: Masyarakat Sunda, Juru Masak, Tokoh

masyarakat, Kepala Desa/Kelurahan dan masyarakat yang

bersangkutan atau yang memahami tentang Ayam Bakakak

tersebut.

3) Dokumentasi, diambil dari dokumentasi yang terdapat di lokasi

penelitian.

Dalam konteks ini sumber data menjadi sumber pendukung penulis dalam

mencari data dalam penelitian yang berhubungan dengan Makna Simbolik Tradisi

39

Tim Peny usun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Proposal & Skripsi

Fakultas Adab & Humaniora, hlm. 45. 40

Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.160. 41

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Proposal & Skripsi

Fakultas Adab & Humaniora, hlm. 47.

Page 30: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

18

Ayam Bakakak Pada Adat Perkawinan Suku Sunda Di Kelurahan Dataran

Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik partisipant observation

dan indepth interview, bahwa peneliti harus menyimpan pembicaraan

informan, membuat penjelasan berulang, menegaskan pembicaraan informan,

dan tidak menanyakan makna tetapi pengguna nya42

. Yang digunakan peneliti

dalam penelitian ini yaitu penelitian yang menggunakan teknik observasi atau

pengamatan, wawancara, dokumentasi dan penentuan sampel dan informan,

sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah suatu penyelidikan secara sistematis menggunakan

kemampuan indera manusia, pengamatan dilakukan pada saat terjadi

aktivitas budaya dan wawancara secara mendalam (indepth interview),

observasi juga dibantu dengan foto dan tape recorder.43

Observasi

dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti

terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat diperoleh gambaran

yang lebih jelas tentang kehidupan sosial yang sulit diperoleh dengan

metode lain.

Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang

terjadi pada keadaan yang sebenarnya.44

Pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti ialah pengamatan tidak berperan serta, karena peneliti

berada diluar aktivitas budaya.45

Teknik observasi atau pengamatan yang digunakan oleh penulis

untuk mendapatkan data objektif tentang segala hal yang berhubungan

dengan Makna Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada Adat Perkawinan

42

Suwardi Endraswara. Metode,Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,

Epistimologi, dan Aplikasi. Hlm. 203. 43

Suwardi Edraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, hlm. 208. 44

Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 174. 45

Suwardi Edraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, hlm. 209.

Page 31: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

19

Suku Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

b. Wawancara

Wawancara adalah a conversation with purpose, wawancara sebagai

wahana strategis pengambilan data, dalam pengambilan data memerlukan

kejelian dan teknik-teknik tertentu.46

Cara yang digunakan adalah

mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan kepada responden.

Wawancara juga digunakan dengan maksud tertentu, wawancara itu

dilakukan oleh 2 pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (Interviewe) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.47

Dalam proses wawancara, pewawancara dapat memberikan

kenyamanan dan ketenangan agar proses wawancara dapat berjalan

lancar dan mendapatkan hasil yang factual dan akurat. Wawancara

mendalam biasanya dinamakan wawancara baku etnografi atau

wawancara kualitatif. Wawancara dilakukan dengan santai, wawancara

dilakukan di rumah terwawancara dan dilakukan secara informal dan

masing-masing pihak seakan-akan tidak ada beban psikologis,

wawancara mendalam akan memperoleh data secara mendalam.48

Bentuk

wawancara ini secara teknis dapat berbentuk dialog terbuka dan fokus.

Bentuk wawancara ini bertujuan untuk menggali data yang berkaitan

dengan penelitian demi menemukan data yang akurat mengenai Makna

Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada adat Perkawinan Suku Sunda Di

Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten

Tanjung Jabung Barat.

46

Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,

Epistimologi dan Aplikasi, hlm. 151. 47

Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , hlm. 186. 48

Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,

Epistimologi dan Aplikasi, hlm. 168.

Page 32: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

20

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik akhir yang digunakan untuk

pengumpulan data dalam penelitian ini. Didalam pendokumentasian

sering dikenal dengan istilah dokumen, record,49

foto dan video/film.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang

yang menjadi bukti bahwa hasil penelitian dari observasi/pengamatan

dan wawancara mengandung nilai yang kredibel, yaitu mengumpulkan

literatur-literatur dan data-data yang berhubungan dengan masalah

dengan melihat dokumen-dokumen yang ada pada suatu lembaga.

Dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang

berhubungan dengan Makna Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada Adat

Perkawinan Suku Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan

Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

d. Penentuan Sampel dan Informan

Sampel adalah sumber informasi data itu sendiri, sampel dapat

berupa peristiwa, manusia, situasi, dan sebagainya. Penentuan sampel

dilakukan dengan cara purposive sampling, artinya sampel yang

bertujuan. Jumlah sampel tidak ada batas minimal atau maksimal yang

penting telah memadai dan mencapai data jenuh sehingga tidak

ditemukan informasi baru lagi dari subjek penelitian.50 Sedangkan

penentuan Informan dilakukan dengan menggunakan jaringan, yakni

berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kepala Desa, Ketua RT,

Tokoh Masyarakat dan masyarakat Sunda yang ada di Kelurahan Dataran

Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

49

Menurut Guba dan Lincoln record adalah setiap pertanyaan tertulis yang disusun oleh

seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting,

sedangkan dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak

dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Lihat di Lexy J. Moleong, Metodologi

Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 216. 50

Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Tanggerang: Pustaka

Widyatama, 2006), hlm. 206.

Page 33: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

21

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menggambarkan data yang

diperoleh secara kualitatif untuk memberikan makna pada data dan

menjelaskan pola atau kategori yang dibuat berdasarkan temuan lapangan,

yang selanjutnya dicari hubungan antar kata kunci atas temuan lapangan untuks

kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori yang relevan dalam penelitian ini.

Analisis dalam penelitian budaya berupa proses pengkajian hasil

wawancara, pengamatan dan dokumen yang telah terkumpul. Data tersebut

begitu banyak jumlahnya, sehingga yang kurang relevan patut direduksi.

Reduksi data dilakukan dengan membuat kelompok-kelompok dan abstraksi.

Model analisis dapat menggunakan model interaktif yaitu tiga proses; reduksi

data (data reduction), pemaparan data (data display), simpulan melalui

pelukisan dan verifikasi. Proses analisis dilakukan seperti model penelitian

Ethnografy Spradley sebagai berikut.51

a. Analisis Domain (Kategorisasi)

Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran

atau pengertian yang bersifat umum dan relative menyeluruh tentang apa

yang tercakup disuatu focus atau pokok permasalahan yang akan diteliti,

biasanya dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan

deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan.52

Analisis domain ini

digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari tempat penelitian

secara garis besarnya yaitu mengenai Makna Simbolik Tradisi Ayam

Bakakak Pada Adat Perkawinan Suku Sunda Di Kelurahan Dataran

Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Sehingga penulis dapat mengetahui data-data yang didapat tersebut

masuk ke ranah mana saja untuk menjawab dari fokus penelitian penulis.

b. Analisis Taksonomi (Menjabarkan Kategori)

Analisis taksonomi baru dilakukan setelah analisis domain, dengan

menggunakan pertanyaan struktural dapat membuktikan domain-domain

51

Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta:Gadjah Mada

University, 2006), hlm. 215. 52

Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 305.

Page 34: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

22

dan memperoleh data yang akan diteliti yang termasuk kedalam domain-

domain itu. Dengan analisis taksonomi akan mengarahkan perhatian pada

struktur internal dari domain-domain tersebut.53

Hasil terpilih untuk

memperdalam data yang telah ditemukan melalui sejumlah pertanyaan

kontras.54

Yang bersumber langsung dari tempat penelitian secara garis

besar yaitu dari tempat penelitian mengenai Makna Simbolik Tradisi

Ayam Bakakak Pada Adat Perkawinan Suku Sunda Di Kelurahan

Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.

c. Analisis Komponensial (Mencari Perbedaan Spesifik)

Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematis sebagai

komponen makna yang berhubungan dengan simbol-simbol budaya.55

Hal ini bertujuan untuk mencari perbedaan dan pertentangan di antara

simbol dalam taksonomis, serta mencari makna yang berbeda

didalamnya. Dalam analisis taksonomi yang diuraikan adalah domain

yang telah ditetapkan menjadi fokus. Melalui analisis taksonomi, setiap

domain dicari elemen yang serupa dan serumpun, hal itu diperoleh

melalui data observasi, wawancara, dan dokumentasi yang terfokus.

Dalam analisis kompensional yang dicari untuk diorganisasikan dalam

domain bukanlah keserupaan dalam domain tetapi justru yang memiliki

perbedaan atau kontras, jelas dan penelitian ini yang dicari adalah

pertentangan dan perbedaan.

Pada tahap ini penulis tidak lagi mencari persamaan dari data-data

yang diperoleh seperti dalam tahap analisis taksonomi tetapi dalam tahap

ini penulis mencari perbedaan dan pertentangan yang terjadi pada analisis

taksonomi sehigga pada akhirnya dapat menemukan pengertian-

pengertian yang menyeluruh.

53

Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 305. 54

James P.Spradley, Metode Etnografi, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1997), hlm.

185. 55

James P. Spradley, Metode Etnografi, hlm. 330.

Page 35: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

23

d. Analisis Tema Budaya (Mencari Hubungan atau Benang Merah)

Pada tahap ini aktivitasnya adalah mencari benang merah diantara

domain, dan bagaimana hubungannya dengan keseluruhan. Analisis ini

sesungguhnya merupakan upaya untuk mencari benang merah yang

mengintegrasikan lintas domain yang ada.

Jadi, penelitian kualitatif analisisnya bergerak dari analisis domain

hingga ke analisis tema budaya. Pada analisis domain ruang lingkupnya

melebar sebab peneliti berkepentingan untuk mengenali segenap domain

(kategori-kategori simbolis) yang menjadi cakupan dari fokus yang

diteliti, guna memperoleh gambaran umum dan menyeluruh. Setelah itu

dengan analisis taksonomi dan komponensial peneliti memfokuskan

penelitiannya pada beberapa domain saja guna melacaknya secara lebih

rinci dan mendalam dari analisis sebelumnya yang bersifat melebar. Pada

akhirnya atau puncaknya dengan analisis tema. Prosesnya melebar lagi

guna menemukan tema-tema yang keberadaannya termanifestasi atau

menjelma secara luas dalam kawasan keseluruhan atau sejumlah domain.

Analisis tema budaya sesunguhnya merupakan upaya untuk

mencari benang merah yang mengintegrasikan lintas domain yang ada.

Dengan ditemukannya benang merah dari hasil analisis domain,

taksonomi, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu konstruksi

bangunan situasi sosial atau objek penelitian yang sebelumnya masih

gelap atau remang-remang dan setelah dilakukan penelitian, maka

menjadi lebih terang dan jelas.56

G. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan suatu

yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai data

perbandingan terhadap data itu.57

Triangulasi data bertujuan untuk memeriksa

kembali kebenaran dan keabsahan data yang diperoleh di lapangan tentang

Makna Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada Adat Perkawinan Suku Sunda Di

56

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 158. 57

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Hlm. 330.

Page 36: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

24

Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung

Jabung Barat.

F. Jadwal Penelitian atau Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 7 bulan mulai dari pembuatan proposal

skripsi, pengajuan proposal skripsi dan penunjukan Dosen pembimbing.

Setelah itu, konsultasi Dosen pembimbing dan Seminar. Kemudian,

dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar, pengesahan judul dan

permohonan izin riset. Setelah itu, baru pengumpulan data, penyusun data,

analisis data, penulisan draf skripsi, penyusunan dan penggandaan, terakhir

ujian skripsi.

Page 37: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

25

NO

TAHAP PENELITIAN

BULAN DAN TAHUN

Nov

2019

Des

2019

Jan

2019

April

2019

July

2020

August

2020

Feb

2021

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan Proposal Skripsi x X x x x x

2 Pengajuan Proposal Skripsi X X

3 Penunjukan Dosen

Pembimbing

X X

4 Konsultasi Dosen

Pembimbing

X X X x

5 Seminar Proposal X

X

6 Perbaikan Hasil Seminar X X

7 Pengesahan Judul

X

X

8 Permohonan Izin Riset x

9 Pengumpulan Data x x X x

10 Penyusunan Data X x X x

11 Analisis Data X x X x

12 Penulisan Draf Skripsi X

13 Penyusunan dan

Penggandaan

x x

14 Ujian Skripsi (munaqasah) x X x

Page 38: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

26

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Sejarah Kelurahan Dataran Kempas

Jambi salah satu wilayah yang sangat heterogen dari suku bangsa

hampir di setiap kabupaten masyarakatnya hidup tidak dengan satu suku

bangsa (homogen), tetapi didominasi oleh beberapa suku bangsa yang lain,

salah satunya suku Sunda tepatnya di daerah Tanjung Jabung Barat di

Kelurahan Dataran Kempas. Sebelum berdirinya Desa Dataran kempas pada

Tahun 2012 ada Desa Purwodadi yang merupakan bagian dari Desa Dataran

kempas yaitu Pada Tahun 1985. Di Desa Purwodadi ada Dusun Mekar

arum. Dusun Mekar Arum melakukan musyawarah bersama untuk

pemekaran desa yang mana telah disepakati bersama bahwa pemukiman

Dusun Mekar Arum, Dusun Mekar Sari dan TSM Bloc C akan digabung

menjadi satu wilayah Desa. Desa induknya bernama Desa Purwodadi yang

diambil dari nama salah satu kawasan di Jawa tengah, kemudian

dimekarkan menjadi tiga Desa yang salah satunya adalah Desa Dataran

kempas.

Pada Tahun 2012 berdasarkan keputusan Bupati Tanjung Jabung barat

Dusun Mekar Arum berdiri sendiri menjadi Desa yang telah diberi nama

“Desa Dataran empas”. Desa dataran kempas adalah Desa yang terletak di

Kecamatan Tebing Tinggi kabupaten Tajung Jabung barat yang mana Desa

Dataran kempas ini lokasinya di tengah-tegah perkebunan kelapa sawit yang

berdekatan dengan hutan PT Wirakarya Sakti.58

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh salah seorang tokoh

sunda di Kelurahan Dataran Kempas, beliau menyatakan bahwa:

“Asal-usul desa nu aya di Kelurahan Dataran Kempas awalna iye

encan ngagaduhan name. satuluyna kampung na disebat desa

purwodadi. Ngaran purwodadi dicandeak ti daerah asalna, nyaeta ti

58

Hasil wawancara dengan Bapak Asbar Nofendra (Kepala Desa) dan diberi alamat link:

wab.datarankempas.com, Kamis, 13 Desember 2018 pukul 15.30 WIB s/d 16.30.

Page 39: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

27

Jawa Tengah. Transmigrasi parantos aya ti saprak 1985, dimana

transmigrasi ieu ngalangkungan saluran pamerentah. Teras sakitar

dua atanapi tilu taun aya rapat gabungan antara penduduk melayu

sareung transmigrasi. Tungtungna, sora-sora ngahijikeun sareung

urang malayu ngagaduhan kahoyong kampung ieu bakal

direngsekeun. Saatos direngsekeun aya dukuh. Teras desa Putwodadi

didamel janten dua desa Purwodadi kalayan Mekar Arum. Sabab

pangeusi sp dua kalobaan Sundan jadi kampung ieu disebut Makar

Arum. Name mekar Arum bawaan ti daerah asalna, nyaeta ti Jawa

kulon.59

Transliterasi:

Asal- usul desa yang ada di Kelurahan Dataran kempas awalnya itu

belum ada namanya. Kemudian desa tersebut dinamakan desa

Purwodadi. Nama ”Purwodadi” itu dibawa dari daerah asal yaitu dari

Jawa Tengah. Transmigrasi itu ada sejak tahun 1985 yang mana

transmigrasi ini melalui jalur pemerintahan. Kemudian kira-kira dua

atau tiga tahunan ada pertemuan bersama antara warga melayu dengan

warga transmigrasi. Akhirnya, suara tersebut disatukan dan warga

melayu ada keinginan bahwasannya desa ini mau dipecahkan. Setelah

dipecahkan ada dusun. Kemudian desa purwodadi itu dijadikan dua

desa Purwodadi dengan Mekar Arum. Karena penduduk di sp dua ini

kebanyakan orang Sunda jadi desa ini dinamakan Mekar Arum. Nama

“Mekar Arum” bawaan dari daerah asal yaitu dari Jawa Barat.

Selain itu terdapat juga informan yang lain seperti yang disampaikan

oleh Bapak Teme bahwa:

“Zaman transmigrasi tahun 1985, transmigrasi ieu ngalangkungan

saluran pamerintahan dan aya oge mamitina sateuacan disebat

59

Hasil wawancara dengan Bapak Suerandi Iskandar, Sabtu, 05 September 2020 pukul

09.00 WIB s/d 10.15 di Rumah Kediaman nya.

Page 40: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

28

kampung Dataran Kempas, eta disebat kampung Purwodadi anu

dicandak tina nami salah sahiji daerah di Jawa Tengah. Kampung

Purwodadi ngagaduhan tilu dusun, nyaeta dusun Mekar Arum, dusun

Mekar Jaya sareung dusun Mekar Sari.” 60

Transliterasi:

Zaman transmigrasi itu pada tahun 1985 yang mana transmigrasi ini

melalui jalur pemerintahan, adapun awalnya sebelum dinamakan desa

Dataran kempas yaitu dinamakan desa Purwodadi yang diambil dari

nama salah satu kawasan di Jawa Tengah. Desa purwodadi memiliki

tiga dusun yaitu dusun Mekar Arum, dusun Mekar Jaya dan dusun

Mekar Sari.

Dari informasi di atas penulis menjelaskan bahwa asal-usul Suku

Sunda di Kelurahan Dataran Kempas berasal dari Jawa yang ikut

transmigrasi melalui jalur pemerinatahan dan menunjukkan bahwa suku

Sunda yang berada di Kelurahan Dataran Kempas sudah ada sejak tahun

1985.

2. Letak Geografis Kelurahan Dataran Kempas

Kelurahan Desa Dataran Kempas merupakan salah satu kelurahan

yang ada di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Keadaan umum wilayah Desa Dataran Kempas yaitu secara geografis

Desa Dataran Kempas memiliki luas wilayah kurang lebih 498,5 Ha.

Dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Timur berbatasan dengan Desa Sungai keruh

b. Barat berbatasan dengan Desa Purwodadi

c. Selatan berbatasan dengan kuala Dasal

d. Utara berbatasan dengan Desa Tri Mitra Lestari.61

60

Hasil wawancara dengan Bapak Teme, Jum’at, 04 September 2020 pukul 09.45 WIB

s/d 10.45 di Rumah Kediaman nya. 61

Profil Kelurahan Dataran Kempas Kec. Tebing Tinggi Kab. Tanjung Jabung barat,

tahun 2017.

Page 41: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

29

Lokasi yang digunakan sebagai penelitian adalah Kelurahan Desa

Dataran Kempas, dalam satu kelurahan memiliki beberapa Rukun

Tetangga (RT) dan jarak antara RT satu dengan yang lainnya berdekatan,

sedangkan jarak desa ke kota jaraknya cukup jauh sehingga pemukiman

masyarakat suku Sunda di Kelurahan Dataran Kempas termasuk daerah

pedesaan. Jarak desa ke kota dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel. I

Jarak dari Desa/Kelurahan ke Kota

NO Keterangan Jarak Waktu tempuh

1. Dari Desa ke Kecamatan 19 KM ½ Jam

2. Dari Desa ke Kabupaten 69 KM 1 Jam 42 Menit

3. Dari Desa ke Provinsi 113 KM 2½ Jam

Sumber: Profil Kelurahan Dataran Kempas Kec. Tebing Tinggi Kab.

Tanjung Jabung barat, tahun 2017

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa jarak pemukiman masyarakat

suku Sunda menuju Kecamatan menempuh waktu cukup dekat dan tidak

memakan waktu yang cukup lama, hanya saja jika akan menuju ke Provinsi

lumayan jauh ditambah lagi dengan kondisi jalan yang tidak

memungkinkan.

3. Kondisi Sosial Budaya Suku Bangsa

a. Demografis

Kelurahan Dataran Kempas merupakan kawasan yang banyak dihuni

oleh petani dan pedagang. Catatan yang diperoleh dari monografi desa

menjelaskan bahwa jumlah penduduk di Kelurah Dataran Kempas ini

berjumlah 481 kk 1.652 jiwa dengan rincian jenis kelamin laki-laki (840)

jiwa dan jenis kelamin perempuan (812) jiwa. Dengan jumlah suku

bangsa yang tersebar di Kecamatan Tebing Tinggi berdasarkan tabel

dibawah ini:

Page 42: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

30

Tabel. 2

Jumlah Penduduk di Kelurahan Dataran Kempas

Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku Bangsa Jumlah

1 Suku Jawa 899

2 Suku Sunda 527

3 Suku Batak 195

4 Suku Bugis 11

5 Suku Banjar 10

6 Suku Madura 4

7 Suku Rejang 7

8 Suku Ogan (sumsel) 12

Sumber: Profil Kelurahan Dataran Kempas Kec. Tebing Tinggi Kab.

Tanjung Jabung barat, tahun 2017

Berdasarkan data suku bangsa dalam tabel tersebut, jumlah

masyarakat suku Sunda dan Jawa yang berdomisili di Kelurahan Dataran

Kempas sedangkan suku lain yaitu suku Batak, Bugis, Banjar, Madura,

Rejang dan Ogan hanya suku pendatang. Berdasarkan keterangan yang

disampaikan oleh tokoh masyarakat suku Sunda di Kelurahan Dataran

Kempas sebagai berikut:

“Upami didieu mayoritasna urang Jawa sareung sunda, aya oge

suku Batak, Bugis, Banjar, Madura, Rejang sareung Ogan eta mah

ugur pendatang atanapi tiasa disebatkeun ayenamah ti pecahan kk

(kartu kelawarga).”62

62

Hasil wawancara dengan Bapak Abdi Damiran, Jum’at, 31 Juli 2020 pukul 08.00 WIB

s/d 09.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 43: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

31

Transliterasi:

Kalau di sini itu mayoritasnya suku Jawa dan Sunda, ada juga suku

Batak, Bugis, Banjar, Madura, Rejang dan Ogan itu cuman

pendatang atau bisa disebutkan kalau sekarang dari pecahan kk

(kartu keluarga).

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh salah seorang

tokoh sunda di Kelurahan Dataran Kempas, beliau menyatakan bahwa:

”Mayoritas di desa Dataran Kempas nyaeta Jawa sareung Sunda,

beda sareung kampung Purwodadi Sp hiji eta mayoritasna urang

Jawa sareung anu sanesna ti suku anu sanesna ngan ukur

pendatang, sapartos suku Batak, Bugis, Bajar, Madura, Rejang

sareung ogan.”63

Transliterasi:

Mayoritas di desa Dataran Kempas yaitu Jawa dan Sunda, berbeda

dengan desa Purwodadi sp satu itu mayoritasnya suku Jawa dan

selain itu suku-suku lainnya hanya pendatang, seperti suku Batak,

Bugis, Banjar, Madura, Rejang dan Ogan.

Berdasarkan data di atas, bahwa suku-suku yang ada di Kelurahan

Dataran Kempas jumlahnya bervariasi dan berdomisili di beberapa tempat.

Penduduk Kelurahan Dataran Kempas jika dibandingkan dengan

Kelurahan lainnya tingkat keberagamaannya paling tinggi. Ada sekitar 8

suku bangsa yang berdomisili di tempat ini diantaranya adalah Sunda,

Jawa, Batak, Bugis, Banjar, Madura, Rejang dan Ogan. Namun secara

kuantitas beberapa etnis Sunda, Jawa, Batak jumlah nya lebih besar.

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin sebagaimana dijelaskan

dalam tabel dibawah ini :

63

Hasil wawancara dengan Bapak Suerandi Iskandar, Sabtu, 05 September 2020 pukul

09.00 WIB s/d 10.15 di Rumah Kediaman nya.

Page 44: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

32

Tabel .3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelam in Jumlah

1 Laki-laki 840

2 Perempuan 812

Jumlah 1.652

Sumber: Profil Kelurahan Dataran Kempas Kec. Tebing Tinggi Kab.

Tanjung Jabung Barat, tahun 2017

Data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jumlah

suku bangsa di Kelurahan Dataran Kempas terdapat suku Sunda, Jawa,

Batak, Bugis, Banjar, Madura, Rejang dan Ogan.

b. Agama

Masyarakat suku Sunda adalah masarakat yang pada umumnya

beragama Islam. Dalam sejarah masyarakat suku Sunda di Kelurahan

Dataran Kempas sebelum masuk Islam masih menganut kepercayaan.

Kepercayaan masyarakat suku Sunda ialah mempercayai adanya dewa,

setan dan jin berada. Kepercayaan tentang suatu kekuatan di luar

mereka atau yang disebut dengan animisme64

dan dinamisme65

, Bagi

mereka pohon atau bukit tempat dewa-dewa sangat mempengaruhi

kehidupan mereka karena memiliki kepercayaan terhadap makhluk dan

kekuataan supernatural yang menaruh perhatian pada kehidupan

manusia sebagai tempat mereka memohon.66

Sunda wiwitan adalah sebuah aliran kepercayaan orang-orang

sunda terdahulu. Mereka meyakini kepercayaan tersebut sebagai

kepercayaan Sunda asli atau kepercayaan masyarakat asli Sunda.67

64

Animisme, kepercayaan kepada roh yang mendiami semua benda (pohon,batu, sungai,

gunung dan sebagainya), Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, hlm. 3. 65

Dinamisme, kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga yang dapat

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, hlm. 8. 66

Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama,

(Jakarta: Rajawali Persada, 2007), hlm.153. 67

Roger L. Dixson, Sejarah Suku Sunda dan Jurnal Veritas: jurnal teologi dan pelayanan,

Oktober, 2000, hlm. 203.

Page 45: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

33

Menurut informasi yang disampaikan oleh salah satu tokoh

masyarakat suku Sunda di Kelurahan Dataran Kempas, berikut ini:

”zaman nenek moyang masyarakat suku sunda menganut paham

kepercayaan sareung memuja kahadap kakuatan alam jeung arwah

leluhur (animisme jeung dinamisme) nu dikenal sareung Agama

atau aliran sunda wiwitan. Akan tetapi aya sementara pihak nu

berpendapat bahwa agama sunda wiwitan oge memiliki unsur

Monoteisme purba, yaitu di luhur para dewata jeung hyang jeuro

pantheonnya terdapat manehna tunggal pang luhurna maha kuasa

nu heunte berwujud nu disebut Hyang Karsa nu disamakeun

sareung Tuhan Yang Maha Esa.”68

Transliterasi:

Zaman nenek moyang masyarakat suku sunda menganut paham

kepercayaan dengan memuja terhadap kekuatan alam dan arwah

leluhur (animisme dan dinamisme) yang dikenal dengan Agama

atau aliran sunda wiwitan. Akan tetapi ada sementara pihak yang

berpendapat bahwa Agama sunda wiwitan juga memiliki unsur

Monoteisme purba, yaitu di atas para dewata dengan hyang dalam

pantheonnya terdapat dia tunggal tertinggi maha kuasa yang tidak

berwujud yang disebut Hyang Karsa yang disamakan dengan

Tuhan Yang Maha Esa.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa seiring dengan

perkembangan zaman dan semakin banyaknya keyakinan yang

bermunculan sehingga dapat mengalami perubahan dari segi

kepercayaan atau Agama, sehingga masyarakat Keluarahan Dataran

Kempas secara mayoritas sudah memeluk agama islam. Dan mereka

sudah taat menjalankan ibadah, ketaatan masyarakat didukung dengan

68

Hasil wawancara dengan Bapak Teme, Jum’at, 04 September 2020 pukul 09.45 WIB

s/d 10.45 di Rumah Kediaman nya.

Page 46: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

34

adanya sarana ibadah disertai dengan kegiatan-kegiatan keberagamaan

lainnya.

Aspek keberagamaan merupakan salah satu faktor penting dalam

kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, pemerintah harus dapat

menjamin kehidupan beragama setiap individu di dalam masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki komitmen yang

kuat dalam memajukan kehidupan beragama. Hal ini tercantum dari

kehidupan yang agamis diperlihatkan dengan aktifitas peribadatan,

tumbuhnya kelompok-kelompok atau majelis pengajian kemudian

semaraknya peringatan hari-hari besar keagaman, serta semangat

masyarakat dalam pembangunan rumah-rumah ibadah. Berikut jumlah

rumah ibadah di Kelurahan Dataran Kempas seperti tabel berikut:

Tabel. 4

Sarana Peribadahan Masyarakat Kelurahan Dataran Kempas

NO Sarana Jumlah

1 Masjid 1

2 Langgar atau Surau 4

3 Gereja 1

Total 6

Sumber: Profil Kelurahan Dataran Kempas Kec. Tebing Tinggi Kab.

Tanjung Jabung Barat, tahun 2017

Dari data berdasarkan tabel di atas menunjukkan tingkat

keberagamaan di Kelurahan Dataran Kempas sangat tinggi. Hal itu karena

mayoritas masyarakat di Kelurahan Dataran Kempas adalah beragama

Islam.

Page 47: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

35

c. Sistem Budaya

Masyarakat suku sunda di Kelurahan Dataran Kempas menjalankan

aktivitas kehidupan mereka dengan berpedoman dengan adat istiadat

mereka. Adat istiadat merupakan pedoman bagi masyarakat suku sunda

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari maupun kehidupan sosial-

budaya lainnya. Karena adat istiadat merupakan warisan dari nenek

moyang masyarakat suku melayu itu sendiri, seperti: sistem

perkawinan.

1. Sistem Perkawinan

Sistem perkawinan bagi masyarakat suku sunda di Kelurahan

Dataran Kempas, di mana untuk memutuskan pasangan hidup dari

dua calon mempelai harus besepakat dan berunding terlebih dahulu,

seperti apakah lamaran diterima atau tidak diterima, dan menentukan

tanggal pernikahan dan seperti apa pernikahan tersebut, di mana

posisi menetap setelah menikah dan masalah-masalah lainnya, itulah

adat istiadat masyarakat suku sunda sebelum melakukan pernikahan

tersebut, maka harus dilakukan proses berunding dengan kedua

mempelai.

Biasanya Setelah berunding antara kedua pihak, bahwa

mempelai lelaki menyerahkan bahan seserahan sebelum hari

pernikahan diserahkan kepada pihak mempelai wanita. Seserahan

berupa uang, perlengkapan kamar (kasur, lemari pakaian dan lemari

meja rias), bahan pokok makanan lainnya.

Menurut informasi Bapak Abdi Damiran selaku masyarakat

suku sunda di Kelurahan Dataran Kempas berikut ini:

”Suku sunda di Kelurahan Dataran Kempas Saeuncan nikah

urang ayakeun rundingan heula lah antara kadua belah pihak,

ditarima eta urusan tukang lah. Nu jelasna sesuai sareung adat

urang lah. Lamun suku sunda di Kelurahan Dataran Kempas

lamun kawinan heunte diwajibkeun harus kawin sareung jeulma

Page 48: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

36

sunda, karna aya oge jeulma sunda nu kawin jeung jawa,

melayu atau banjar, tapi lamun sunda kawin sareung bugis eta

jarang urang temukeun. Lamun seserahan nu dibawa eta sami

wae lah. Kos mawa duit, perlengkapan kamar (kasur, lamari

pakean jeung lamari meja rias) jeung bahan pokok laina”69

Transliterasi:

Suku sunda di Kelurahan Dataran Kempas sebelum akan

menikah kita mengadakan rundingan terlebih dahulu antara

kedua belah pihak diterima tidaknya itu urusan terakhir. Lebih

jelasnya sesuai dengan adat kami. Kalau suku Sunda di

Kelurahan Dataran Kempas kalau menikah tidak diwajibkan

harus dengan sesama, karena ada juga orang sunda yang

menikah dengan Jawa, Melayu atau Banjar, tetapi kalau sunda

menikah dengan Bugis itu jarang kita jumpai. Kalau seserahan

yang dibawa itu sama sajalah. Seperti membawa uang,

perlengkapan kamar (kasur, lemari pakaian dan lemari meja

rias) dan bahan pokok lainnya.

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh salah seorang

tokoh sunda di Kelurahan Dataran Kempas, beliau menyatakan

bahwa:

”Sebenarna lamun ditanya tentang adat perkawinan urang sami

wae sareung jeulma – jeulma nu lain, yaitu harus rundingan

jeung kaseupakatan narima jeung hantaran. Lamun engges

ditarima urang oge ngadakeun pesta”.70

69

Hasil wawancara dengan Bapak Abdi Damiran, Jum’at, 31 Juli 2020 pukul 08.00 WIB

s/d 09.30 di Rumah Kediaman nya. 70

Hasil wawancara dengan Bapak Katono, Senin, 07 September 2020 pukul 04.45 WIB

s/d 05.45 di Rumah Kediaman nya.

Page 49: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

37

Transliterasi:

Sebenarnya kalau ditanya tentang adat pernikahan kita sama saja

dengan orang-orang yang lain, yaitu harus berunding dan

bersepakat menerima dan menghantar. Kalau sudah diterima

kami juga mengadakan pesta.

Dari pernyataan di atas penulis melihat bahwa masyarakat suku

sunda di Kelurahan Dataran Kempas dalam sistem perkawinan

masih sesuai dengan adat mereka, bahwa masyarakat suku Sunda

sebelum melakukan perkawinan mereka harus berunding antara

kedua belah pihak mempelai, setelah lamaran diterima mereka

melakukan pernikahan dan mengadakan pesta.

2. Sistem Kekerabatan

Masyarakat suku Sunda menganut sistem kekerabatan

berdasarkan prinsip Bilateral.71

Yaitu sistem kekerabatan yang

ditarik dari garis keturunan ayah dan ibu secara bersama-sama.

Kemudian pada saat menikah orang Sunda tidak ada keharusan

menikah dengan keturunan tertentu asal tidak melanggar dari

ketentuan Agama. Demikian pula pada saat setalah menikah,

pengantin baru biasa tinggal di tempat kediaman istri atau suami,

tetapi pada umumnya mereka lebih memilih untuk tinggal di tempat

yang baru. Suku Sunda mengenal tujuh generasi keatas (Kolot,

Embah, Buyut, Bao, Janggawareng, Udeg-udeg, Gantung Siwur) dan

kebawah (Anak, Incu, Buyut, Bao, Janggawareng, Udeg-udeg,

Gantung Siwur).

71

Parsudi Suparlan, Orang Sakai di Riau, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996), hlm.

93.

Page 50: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

38

B. HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

1. Prosesi Tradisi Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) Pada Adat

Perkawinan Suku Sunda

Dalam pelaksanaan perkawinan adat suku Sunda terdapat beberapa

rangkaian yang harus dilakukan oleh calon pengantin. Rangkaian-rangkaian

tersebut merupakan prosesi ritual yang amat sakral yang memberikan makna

tersendiri, di mana ritual-ritual yang ada di dalamnya dapat diartikan

sebagai penyembahan kepada Tuhan sang pencipta serta penghormatan

kepada orang tua dan kedua mempelai. Sebelum terlaksananya praktik

pabetot bakakak hayam (menarik ayam bakakak), ada beberapa tahapan

yang harus dilalui dalam proses upacara adat perkawinan suku Sunda.

Seperti keterangan yang disampaikan seorang tokoh masyarakat di

Kelurahan Dataran Kempas, sebagai berikut:

a. Prosesi Tradisi Sebelum Perkawinan

1. Neundeun Omong (Menyimpan Ucapan)

“Neundeun omong mangrupikeun di mana proses awal

sateuacan perkawinan tradisonal Sunda anu kedah dilakukeun,

dina proses ieu kolot calon panganten lalaki calon panganten

pameget diwajibkeun sumping pikeun pendak sareung

kulawarga calon panganten awewe sareung disambut ku

panangan terbuka”.72

Transliterasi:

Menyimpan ucapan adalah di mana proses awal sebelum

perkawinan adat Sunda yang harus dilakukan, dalam proses ini

orang tua wali dari calon mempelai pria diharuskan datang

untuk menemui keluarga dari calon mempelai wanita dan

disambut dengan tangan terbuka.

72

Hasil wawancara dengan Bapak Katono, Senin, 07 September 2020 pukul 16.45 WIB

s/d 17.45 di Rumah Kediaman nya.

Page 51: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

39

Selain itu terdapat juga informan yang lain seperti yang

disampaikan oleh Ibu Ikah bahwa:

“ Neundeun omong mangrupikeun kunjungan kolot lalaki ka

kolot awewe pikeun nyebut eusina hatena pikeun netepkeun janji

atanapi cariosan. Biasana jalma saha anu ngintunna

ngagaduhan kekecapan dina nyaraoskeun pikeun proses

ngajaga janji atanapi kecap”.73

Transliterasi:

Menyimpan ucapan adalah kunjungan orang tua laki-laki atau

anaknya kepada orang tua permupuan untuk mengatakan isi

hatinya untuk menyimpan janji atau ucapan (neundeun omong).

Biasanya orang yang mengutus itu memiliki kecakapan dalam

berbicara untuk proses menyimpan janji atau ucapan (neundeun

omong) ini.

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa Neundeun

omong (menyimpan ucapan) adalah proses yang harus dilakukan

sebelum melaksanakan perkawinan adat Sunda. Menyimpan ucapan

ini bukan hanya untuk bersilaturahmi, tetapi pihak pria harus

memberitahu kepada pihak keluarga mempelai wanita apa maksud dan

tujuan kedatangan mereka yaitu untuk mempersunting sang putrinya.

2. Narosan (lamaran)

“Narosan mangrupikeun prosesi menindaklanjuti pikeun

ngiring ngambah janji atanapi neundeun omong, anu

didatangan ku sepuh lalaki pikeun ngalamar budak awewena.

Nalika didatangan oge ngabahas rencana waktos pikeun

kawinan. Salaku upacara panutup dina ngalamar ieu anu

73

Hasil wawancara dengan Ibu Ikah, Senin, 07 September 2020 pukul 10.45 WIB s/d

11.45 di Rumah Kediaman nya.

Page 52: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

40

ngalamr masihan artos saderhana, perhiasan sapartos cincin,

kalung atanapi pigeulang salaku penyangcang, sakapeung

dilengkepan ku alat make up sareung parawatan kulit,

perlengkapan baju, kueh sareung buah. Mimitian dina waktos

eta mojang kabeungkeut sareung nyauran jalma anu

tunangan”.74

Transliterasi:

Lamaran adalah prosesi lamaran untuk menindaklanjuti dari

Neundeun omong, yang mana kunjungan orang tua laki-laki atau

anaknya kepada orang tua perumpuan untuk meminang atau

melamar gadisnya. Dalam kunjungan tersebut dibahas pula

mengenai rencana waktu perkawinannya. Sebagai acara penutup

dalam proses lamaran ini yaitu memberikan uang sekedarnya,

perhiasan seperti cincin, kalung atau gelang tangan sebagai

penyangcang atau pengikat, kadang-kadang dilengkapi dengan

perlengkapan make up dan skincare, perlengkapan pakaian, kue-

kue dan buah-buahan. Mulai saat itu si gadis telah terikat dan

disebut orang bertunangan.

Selain itu terdapat juga informan yang lain seperti yang

disampaikan oleh Bapak Teme bahwa:

“Narosan ieu mangrupikeun perjanjian pikeun ngawangun

hubungan langkung jauh. Tanggal dua kaluwarga nambahan

anu bakal mesen silih. Sedengkeun pikeun hal-hal anu kedah

disipakeun dina calon panganten lalaki sapartos: saperangkat

narosan dina bentuk sirih, areka sareung apuk sirih, artos,

papakean awewe, make up sareung perhiasan. Teras anu kedah

disiapkeun ti kaluwarga calon panganten awewe nyaeta: terang

74

Hasil wawancara dengan Bapak Suerandi Iskandar, Sabtu, 05 September 2020 pukul

09.00 WIB s/d 10.15 di Rumah Kediaman nya.

Page 53: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

41

jumlah kolompok calon lalaki sabab salaku pangunjung bakal

nampi tamu khusus sareung nyiapkeun piring anu pas pikeun

calon panganten pameget, boh ti calon pameget atanapi calon

awewe nyiapkeun kokolot anu bakal mingpin kolompok oge

ngusulkeun atanapi nampi lamaran”.75

Transliterasi:

Lamaran ini adalah awal kesepakatan untuk menjalin hubungan

lebih jauh lagi. Saat inilah kedua keluarga besar yang akan

saling berbesanan. Adapun hal-hal yang perlu disiapkan dari

pihak calon pengantin pria seperti: seperangkat lamaran yang

berupa sirih, pinang dan kapur sirih, uang, perlengkapan pakaian

wanita, make up dan perhiasan. Kemudian yang perlu

dipersiapkan dari keluarga calon pengantin wanita yaitu:

mengetahui jumlah rombongan calon pria karena sebagai tuan

rumah akan menerima tamu istimewa dan mempersiapkan

hidangan yang pantas untuk calon besan, baik dari calon

pengantin pria atau calon pengantin wanita memeprsiapkan

sesepuh yang akan memimpin rombongan sekaligus

mengajukan atau menerima lamaran tersebut.

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa Narosan

(lamaran) itu salah satu prosesi untuk menindaklanjuti dari Neundeun

omong. Lamaran tersebut dilaksanakan oleh orang tua calon pengantin

beserta keluarga dekat, yang merupakan awal kesepakatan untuk

menjalin hubungan lebih jauh. Dalam kunjungan tersebut dibahas pula

mengenai rencana waktu perkawinannya. Kemudian ketika

pelaksanaanya orang tua anak laki-laki biasanya sambil membawa

barang-barang seperti berikut: seperangkat lamaran yang berupa sirih,

75

Hasil wawancara dengan Bapak Teme, Jum’at, 04 September 2020 pukul 09.45 WIB

s/d 10.45 di Rumah Kediaman nya.

Page 54: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

42

pinang dan kapur sirih, uang, perlengkapan pakaian wanita, make up

dan perhiasan sebagai penyangcang atau pengikat.

b. Prosesi Tradisi Pelaksanaan Upacara Perkawinan

Menjelang hari perkawinan dilaksanakan, tibalah hari yang

ditunggu-tunggu. Kini kedua calon pengantin akan melangsungkan acara

puncak yang paling sakral, yaitu akad nikah. Dalam pelaksanaan upacara

perkawinan terdapat beberapa prosesi yang harus dilakukan, diantaranya:

1. Seserahan (Prosesi Serah Terima)

“Seserahan manngrupikeun nyerahkeun calon panganten lalaki

ku kaluwarga ka calon panganten pameget pikeun nikah.

Upacara seserahan mangrupikeun seri prosesi perkawinan anu

jauh ti dinten narosan dilumangsungkeun. Kadua kulawarga

sapuk yen dinten anu ditunjuk bakal janten dinten kawinan

barudakna”.76

Transliterasi:

Seserahan adalah penyerahan calon pengantin pria oleh

keluarganya kepada calon pengantin wanita untuk dinikahkan.

Upacara seserahan merupakan rangkaian prosesi perkawinan,

dimana jauh-jauh hari pada saat lamaran berlangsung. Kedua

keluarga menyepakati bahwa hari yang telah ditentukan tersebut

adalah hari perkawinan anak-anak mereka.

Selain itu terdapat juga informan yang lain seperti yang

disampaikan oleh Nenek Ahmi bahwa:

“Seserahan dilaksanakeun hiji atanapi tilu dinten sateuacan

kawinan, nyaeta calon panganten lalaki nyandak Al- Qur’an

sareung saperangkat alat sholat, artos, alat kamar (kasur

sareung dipan, almari baju sareung meja rias), set baju biasana

76

Hasil wawancara dengan Ibu Wacih, Jum’at, 04 September 2020 pukul 08.30 WIB s/d

09.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 55: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

43

dina bentuk kebaya sareung lawon jarik bermotif batik, makeup

sareung perawatan kulit, sapatu sareung kantong, daharan

tradisonal, daun sirih sareung bubuahan”.77

Transliterasi:

Seserahan dilakukan satu atau tiga hari sebelum perkawinan,

yaitu calon pengantin pria membawa Al- Qur’an dan

seperangkat alat sholat, uang, perlengkapan kamar (kasur dan

dipan, lemari pakaian, dan lemari meja rias), set pakaian

biasanya yang berupa bahan kebaya dan kain jarik bermotif

batik, make up dan skincare, high heels dan tas, makanan

tradisonal, daun sirih dan buah-buahan.

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa seserahan

ini biasanya dilaksanakan sehari atau tiga hari sebelum akad nikah

dilaksanakan. Seserahan dibawa oleh pihak mempelai pria dan

diberikan kepada pihak mempelai wanita. Dalam seserahan ini ada

proses serah terima yakni dari pihak mempelai pria mmeberikan

sambutan sebagai penyerahan barang seserahan dan dari pihak wanita

juga ada sambutan sebagai penerima barang seserahan yang diberikan.

2. Ngeuyeuk Seureuh

Ngeuyeuk seureuh merupakan salah satu rangkaian upacara

perkawinan, dimana kedua calon pengantin meminta do’a restu

kepada orang tua masing-masing dan disaksikan oleh para

keluarga.78

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh salah seorang

tokoh sunda di Kelurahan Dataran Kempas, beliau menyatakan

bahwa:

77

Hasil wawancara dengan Nenek Ahmi, Sabtu, 05 September 2020 pukul 10.30 WIB s/d

11.15 di Rumah Kediaman nya. 78

Aep S. Hamidin, Buku Pintar Adat Perkawinan Nusantara, (Jogjakarta: Diva Press,

2012), hlm. 81.

Page 56: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

44

“Ceuk ngeuyeuk seureuh sorangan asalna tina ngaheuyeuk anu

hartosna ngolah. Acara ieu biasana diiluan ku panganten

pameget sareung kaluwargaa anu dilaksankeun dina wengi

sateuacan akad nikah. Ngalangkungan eta dua calon panganten

nyungkeun berkah ka kolotna. Pandanga hirup urang Sunda

sok didasarkeun kana tilu ciri utami nyaeta silih asih, silih asuh

sareung silih asah. Katiluna ciri ieu sok ditingali dina rupi-rupi

upacara adat atanapi ritual utamina acara ngeuyeuk

seureuh”.79

Transliterasi:

Kata ngeuyeuk seureuh sendiri berasal dari ngaheuyeuk yang

artinya mengolah. Acara ini biasanya dihadiri oleh kedua calon

pengantin beserta keluarganya yang dilaksanakan pada malam

hari sebelum akad nikah. Lewat prosesi ngeuyeuk seureh

tersebut kedua calon pengantin meminta do’a restu pada orang

tua masing-masing. Pandangan hidup orang Sunda senantiasa

dilandasi oleh tiga sifat utama yaitu silih asih, silih asuh dan

silih asah atau secara literal diartikan sebagai saling

menyayangi, saling menjaga dan saling mengajari. Ketiga sifat

itu selalu tampak dalam berbagai upacara adat atau ritual

terutama acara ngeuyeuk seureuh.

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa ngeuyeuk

seureuh merupakan sebuah ritual perkawinan adat suku Sunda. Ritual

tersebut biasa dilakukan satu hari sebelum akad nikah berlangsung

dan diadakan di rumah orang tua calon pengantin wanita. Pada ritual

ngeuyeuk seureuh calon mempelai akan meminta restu kepada orang

tua mereka.

79

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 57: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

45

3. Akad Nikah

“Akad nikah mangrupikeun perjanjian anu lumangsung antara

dua pihak dina bentuk ijab sareung qobul. Akad nikah oge

mangrupikeun upacara anu paling suci sareung diantosan pisan

pikeun panganten pameget sareung sepuh panganten pameget.

Ieu kusabab ku akad nikah pasangan anu nikah sacara resmi

janten salaki sareung pamajikan ti ayeuna teras bakal hirup

babarengan”.80

Transliterasi:

Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua belah

pihak yang melangsungkan perkawinan dalam bentuk ijab dan

qobul. Akad nikah juga merupakan upacara yang paling sakral

dan ditunggu-tunggu oleh kedua calon pengantin dan orang tua

mempelai. Hal ini dikarenakan dengan akad nikah tersebut

pasangan pengantin resmi menjadi suami istri mulai saat itu dan

seterusnya akan hidup bersama.

Selain itu terdapat juga informan yang lain seperti yang

disampaikan oleh Bapak Abdi Damiran bahwa:

“Akad nikah mangrupikeun pernyataan perjanjian ti calon

salaki sareung ti calon pamajikan pikeun ngabeungkeut dirina

dina beungkeut perkawinan. Kalayanan pernyataan ieu

hartosna kadua pihak daek sareung satuju ngalangsungkeun

perkawinan sareung daek nuturkeun bekel agama anu aya

patalina sareung aturan di rumah tangga. Dina agama Islam

pikeun prosesi perkawinan anu sah aya rukun sareung syarat

nikah anu kedah dicumponan nyaeta: ayana calon pangantn

lalaki, calon panganten awewe, wali panganten awewe, saksi

80

Hasil wawancara dengan Bapak Tarsono, Jum’at, 04 September 2020 pukul 16.00 WIB

s/d 17.00 di Rumah Kediaman nya.

Page 58: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

46

sareung anu terakhir nyaeta ijab qobul. Salain ti eta aya syarat

sah nikah nyaeta: Islam, lain mahram, wali akad nikah, henteu

ngalakukeun ihram atanapi haji sareung henteu paksaan”.81

Transliterasi:

Akad nikah adalah suatu pernyataan sepakat dari pihak calon

suami dan pihak calon istri untuk mengikatkan diri mereka

dalam ikatan perkawinan. Dengan pernyatan ini berarti kedua

belah pihak telah rela dan sepakat melangsungkan perkawinan

serta bersedia mengikuti ketentuan-ketentuan agama yang

berhubungan dengan aturan-aturan dalam berumah tangga.

Dalam agama Islam untuk prosesi perkawinan yang sah ada

rukun dan syarat nikah yang harus dipenuhi yaitu: adanya calon

mempelai laki-laki, calon mempelai perumpuan, wali dari

mempelai perumpuan, dua orang saksi dan yang terakhir adalah

ijab qobul. Selain itu ada syarat sah menikah yaitu: Islam, bukan

mahram, wali akad nikah, sedang tidak ihram atau berhaji dan

bukanlah paksaan.

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa akad

nikah adalah sebagai acara inti dari seluruh rangkaian proses

perkawinan. Akad nikah juga dimaknai sebagai perjanjian dan akad

nikah bisa dikatakan sah apabila sudah memenuhi rukun dan syarat

sah menikah dalam Islam.

c. Prosesi Tradisi Setelah Akad Nikah

1. Sembah Sungkem

“Prosesi sembah sungkem dilaksanakeun pas upacara akad

nikah rengse. Sembah sungkem saleresna sami sareung prosesi

ngaras. Bedana antara ngaras dilakukeun ku panganten ka

kolotna di bumi masing-masingsadinten sateuacan upacara

81

Hasil wawancara dengan Bapak Abdi Damiran, Jum’at, 31 Juli 2020 pukul 08.00 WIB

s/d 09.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 59: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

47

kawinan dilaksanakeun ku ngumbah suku kolot sareung

nyungkeun hapunten. Nalika dina acara sembah sungkem

kusabab dua panganten parantos resmi janten salaki sareung

pamajikan, maka sungkeman dilakukeun sasareungan di

payuneun kadua sepuhna”.82

Transliterasi:

Prosesi sembah sungkem dilakukan tepat setelah upacara akad

nikah selesai dilaksanakan. Sembah sungkem sebenernya mirip

dengan prosesi ngaras. Perbedaanya ngaras dilakukan oleh

kedua pengantin kepada kedua orang tuanya di rumah masing-

masing sehari sebelum acara perkawinan dilaksanakan dengan

cara mencuci kaki orang tuanya dan meminta maaf. Sedangkan

pada acara sembah sungkem dikarenakan kedua pengantin sudah

resmi menjadi suami istri, maka sungkeman dilakukan bersama-

sama dihadapan kedua orang tua.

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh salah seorang

tokoh sunda di Kelurahan Dataran Kempas, beliau menyatakan

bahwa:

”Sembah sungkem dihartikeun sujud minangka tanda bakti

sareung hormat ka sesepuh. Prosesi sembah sungkem

dilaksankeun ku panganten pameget di payuneun kadua

sepuh”.83

Transliterasi:

Sembah sungkem diartikan sebagai sujud tanda bakti dan

hormat kepada orang tua. Prosesi sembah sungkem dilakukan

oleh kedua mempelai dihadapan kedua orang tua.

82

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB s/d

10.30 di Rumah Kediaman nya. 83

Hasil wawancara dengan Nenek Ahmi, Sabtu, 05 September 2020 pukul 10.30 WIB s/d

11.15 di Rumah Kediaman nya.

Page 60: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

48

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa sembah

sungkem suatu tradisi di mana kedua mempelai pengantin meminta

do’a restu kepada orang tua untuk membangun rumah tangga dan

dilakukan sebagai permohonan maaf kepada orang tua,

2. Sawer Pengantin

“Setelah upacara akad nikah sareung sembah sungkem

dilaksanakeun ku anggota kulawarga anu karaos di padang

rumput hejo nampi panganten pameget janten sawer sareung

dilakukeun ku pangrajin sawer naburkeun sasaosan sangu

koneng dicampur artos, kembang melati, koneng sareung sirih

sahingga janten perjoangan sareung tamu undangan anu

ngiringan upacara sawer”.84

Transliterasi:

Setelah upacara akad nikah dan sembah sungkem dilaksanakan,

para anggota keluarga yang berada dihalaman melakukan

penyambutan terhadap kedua mempelai untuk di sawer dan

dilakukan oleh tukang sawer. Ditengah-tengah keramaian itu,

tukang sawer menaburkan beras kuning sesajian yang

bercampur dengan uang logam, bunga melati, kunyit dan sirih

sehingga menjadi rebutan para anggota keluarga dan para tamu

undangan yang ikut serta dalam upacara sawer tersebut.

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh salah seorang

tokoh sunda di Kelurahan Dataran Kempas, beliau menyatakan

bahwa:

”Sawer panganten mangrupikeun bagian tina urutan adat

kawinan Sunda. Sawer atanapi nyawer asalna tina kecap awer

84

Hasil wawancara dengan Ibu Wacih, Jum’at, 04 September 2020 pukul 08.30 WIB s/d

09.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 61: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

49

anu hartosna cai anu murag cipruk. Hartosna ragrag cai saluyu

sareung palaku sawer nyebarkeun atanapi nyiramkeun

parlengkapan ka panganten anu aya handapeun payung tina

payung ageung. Barang-barnag anu dianggo pikeun sawer

nyaeta: sangu, sirih, kembang melati, koneng, koin sareung

artos kertas”.85

Transliterasi:

Sawer pengantin itu merupakan bagian dari urutan adat istiadat

perkawinan suku sunda. Sawer atau nyawer berasal dari kata

awer yang artinya air yang jatuh menjiprat. Pengertian sebagai

air yang jatuh menjiprat itu sesuai dengan pelaku juru sawer

menjiprat-jipratkan atau menabur-naburkan perlengkapan

benda-benda sawer ke arah pengantin yang dipayungi dengan

payung besar. Benda-benda atau perlengkapan yang digunakan

utuk sawer yaitu: beras, sirih, bunga melati, kunyit, uang logam

dan uang kertas.

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa sawer

pengantin adalah satu satu upacara adat perkawina suku Sunda.

Upacara adat perkawinan suku sunda itu merupakan bagian dari

kebudayaan. Jadi kebudayaan itu adalah hasil atau wujud dari tekad

ucapan dan prilaku manusia. Demikian pula sawer yang merupakan

hasil atau wujud dari tekad yang mana ucapan dan prilaku manusia

itu dituaungkan ke dalam bentuk upacara sawer.

3. Nincag Endog (Menginjak Telur) dan Mencuci Kaki Suami

“Dina proses ieu, panganten lalaki nincag endog anu tempatna

di tukangeun atanapi elekan (iteuk awi ngora). Teras penganten

85

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 62: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

50

awewe ngumbah suku panganten lalaki ku cai dina kendi, teras

ngusap garing ku kaen”.86

Transliterasi:

Pada prosesi ini, pengantin pria menginjak telur yang terletak

dibalik elekan (batang bambu muda). Kemudian pengantin

wanita mencuci ke kaki pengantin pria dengan air kendi, lalu

mengusapnya dengan kain hingga kering.

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh salah seorang

tokoh sunda di Kelurahan Dataran Kempas, beliau menyatakan

bahwa:

”Nincag endog dilakukeun saatos upacara nyawer parantos

rengse, ku panganten lalaki nincag endog ku suku katuhuna.

Teras penganten awewe ngumbah suku panganten lalaki ku cai

dina kendi sareung ngusap eta ku kaen. Saatos et adua

pasangan ngarusak kendi sakaligus”.87

Transliterasi:

Nincag endog dilakukan setelah upacara nyawer selesai

dilaksanakan, dengan cara pengantin pria menginjak telur

dengan menggunakan kaki kanannya. Kemudian pengantin

wanita membasuh kaki pria dengan air yang ada di dalam kendi

dan mengelapnya menggunakan kain. Setelah prosesi tersebut

kedua mempelai memecahkan kendi secara bersamaan.

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa nincag

endog merupakan adat Sunda yang sudah ada sejak dulu dan sudah

dipraktikan oleh nenek moyang mereka. Adapun bahan-bahan yang

86

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB s/d

10.30 di Rumah Kediaman nya. 87

Hasil wawancara dengan Nenek Entar, Jum’at, 04 September 2020 pukul 02.00 WIB s/d

03.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 63: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

51

dugunakan untuk prosesi nincag endog yaitu: telur, bambu dan kendi

yang berisi air.

4. Meuleum Harupat (Mambakar Harupat)

“Meuleum harupat dilakukaeun saatos prosesi nincag endog

rengse. Ngagaduhan hartos salaku nasehat pikeun panganten

pameget supados sasarengan babarengan dina mereskeun

masalah rumah tangga”.88

Transliterasi:

Meuleum Harupat dilakukan setelah prosesi nincag endog

selesai dilaksanakan. Meuleum harupat memiliki makna sebagai

nasihat kepada kedua pengantin untuk senantiasa bersama-sama

dalam memecahkan persoalan rumah tangga.

Selain itu terdapat juga informan yang lain seperti yang

disampaikan oleh Bapak Teme bahwa:

“Sedangkeun pikeun carana meuleum harupat nyaeta

panganten ngaduruk batang harupat anu dicekel ku panganten

lalaki ku lilin dugi ka hurung. Teras lebetkeun batang harupat

kana kendi anu ay acai anu saatos batang harupat diangkat

deui sareung rusak teras dialungkeun”.89

Transliterasi:

Adapun cara meuleum harupat yaitu mempelai wanita

membakar batang harupat yang dipegang oleh mempelai pria

dengan lilin sampai menyala. Kemudian batang harupat

88

Hasil wawancara dengan Ibu Ikah, Senin, 07 September 2020 pukul10.45 WIB s/d 11.45

di Rumah Kediaman nya. 89

Hasil wawancara dengan Nenek Ahmi, Sabtu, 05 September 2020 pukul 10.30 WIB s/d

11.15 di Rumah Kediaman nya.

Page 64: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

52

dimasukan ke dalam kendi yang berisikan air setelah itu batang

harupat diangkat kembali dan dipatakan lalu dibuang.

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa meuleum

harupat adalah salah satu prosesi yang memiliki makna nasehat untuk

kedua mempelai pengantin bahwasanya meuleum harupat dijadikan

lambang bahwasanya sifat yang mudah patah seperti harupat harus

ditumpas demi ketentraman rumah tangga yang damai karena sifat itu

pada manusia adalah sifat pemarah.

5. Huap Lingkung dan Huap Deudeuh

“Huap Lingkung dan Huap Deudeuh nyaeta prosesi di mana

panganten pameget di tuang ku sepuhna masing-masing,

dituturkeun ku masing-masing panganten silih tuang”.90

Transliterasi:

Huap Lingkung dan Huap Deudeuh adalah prosesi di mana

kedua pengantin disuapi oleh kedua orang tua masing-masing,

dilanjutkan dengan masing-masing pengantin saling menyuapi

sebagai tanda kasih sayang.

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh salah seorang

tokoh sunda di Kelurahan Dataran Kempas, beliau menyatakan

bahwa:

” Prosesi ieu dilaksanakeun ku nyoco pasangan ku kadua

sepuh. Ieu ngalambangkeun yen henteu aya bedana antara

sayang ka anak sareung minantu”.91

90

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB s/d

10.30 di Rumah Kediaman nya. 91

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 65: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

53

Transliterasi

Prosesi Huap Lingkung Dan Huap Deudeuh ini dilakukan

dengan menyuapi pasangan pengantin oleh kedua pasang orang

tua. Ini melambangkan tidak ada perbedaan antara kasih sayang

terhadap anak dan menantu.

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa Huap

Lingkung Dan Huap Deudeuh Upacara ini dimaksudkan agar kedua

mempelai harus saling memberi tanpa batas, dengan tulus dan ikhlas

sepenuh hati.

6. Pabetot Bakakak Hayam (Menarik Ayam Bakakak)

Pada proses ini, kedua pengantin duduk berhadapan dan tangan

kanan mereka memegang kedua paha Ayam Bakakak (Bakakak

Hayam) yang terletak diatas meja. Kemudian, pemandu acara akan

memberikan aba-aba untuk saling menarik paha ayam tersebut.92

Sebagian besar masyarakat suku sunda menggolongkan Ayam

Bakakak (Bakakak Hayam) sebagai makanan untuk kegiatan upacara

perkawinan dan upacara-upacara lainnya. Untuk upacara perkawinan

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) dijadikan sebagai sesaji utama.

Seperti keterangan yang disampaikan salah seorang juru masak

“Nenek Jemih” di Kelurahan Dataran Kempas, sebagai berikut:

“Profesi narik bakakak hayam ngagaduhan hartos filosofis anu

hartosna yen pasangan anu nikah kedah tiasa silih rojong

sareung silih rojong usaha pikeun milarian rezeki dina tahap

kahirupan nikah sareung taun-taun salajeungna. Jumlah

potongan anu bakal dicandak dina kahirupan nikah. Minangka

bagian tina salam perkawinan tradisional, bakakak hayam

ngagaduhan ajen budaya anu luhur kusabab pikeun urang

92

Hasil wawancara dengan Ibu Wacih, Jum’at, 04 September 2020 pukul 08.30 WIB s/d

09.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 66: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

54

Sunda kadaharan ieu mangrupikeun produk tradisional anu

kedah dijaga tetep”.93

Transliterasi:

Profesi menarik Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) memiliki

makna filosofis yang mengartikan pasangan suami istri harus

dapat saling menunjang dan mendukung usaha menjemput

rezeki pada tahap kehidupan berumah tangga dan masa-masa

selanjutnya. Besarnya potongan yang akan didapatkan

melambangkan besarnya rezeki yang nantinya akan diperoleh

dalam kehidupan rumah tangganya. Sebagai bagian dari upacara

adat perkawinan tersebut, Ayam Bakakak (Bakakak Hayam)

mempunyai nilai budaya yang tinggi karena bagi masyarakat

suku Sunda makanan tersebut merupakan hasil tradisi yang

harus selalu dijaga keberadaanya.

Selain itu terdapat juga informan yang lain seperti yang

disampaikan oleh Bapak Teme bahwa:

“Bakakak hayam penting pisan sahingga upami upacara

tradisional henteu ditepikeun tuangeun dianggap henteu afdol.

Bakakak hayam ngagaduhan fungsi sosial, nyaeta salaku

kadaharan anu ngagambarkeun kabersamaan kusabab bentukna

ageing sareung tiasa didahar dina hiji waktos”.94

Transliterasi:

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) keberadaanya sangat penting

sehingga jika upacara adat tersebut tidak menghadirkan

makanan tersebut dianggap tidak afdol. Ayam Bakakak

93

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB s/d

10.30 di Rumah Kediaman nya. 94

Hasil wawancara dengan Bapak Teme, Jum’at, 04 September 2020 pukul 09.45 WIB s/d

10.45 di Rumah Kediaman nya.

Page 67: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

55

(Bakakak Hayam) memiliki fungsi sosial, yaitu sebagai

makanan yang mencerminkan kebersamaan karena bentuknya

yang besar dan dapat dimakan ramai-ramai.

Berdasarkan data di atas, penulis berkesimpulan bahwa Profesi

menarik Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) memiliki makna filosofis

tersendiri, adapun besar potongan yang akan didapatkan

melambangkan besarnya rezeki yang nantinya akan diperoleh dalam

kehidupan rumah tangganya. Apabila dalam upacara adat tersebut

tidak menghidangkan makanan tradisonal ayam bakakak maka

dianggap tidak afdol.

Adapun alat dan bahan serta pembuatan Ayam Bakakak

(Bakakak Hayam) yang diadakan masyarakat di Kelurahan Dataran

Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat

ialah sebagai berikut:

a. Alat yang digunakan dalam proses pembuatan makanan tradisonal

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam)

1. Pisau berfungsi untuk memotong bahan-bahan yang akan dimasak

2. Blender berfungsi untuk menghaluskan semua bahan-bahan masakan

3. Kompor gas atau Hawu berfungsi untuk memasak atau memanggang

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam)

Page 68: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

56

b. Bahan-bahan Ayam Bakakak (Bakakak Hayam)

No Bahan-bahan Ayam Bakakak (Bakakak Hayam)

1

2

3

4

5

6

7

2

Bawang putih 5 butir

Bawang merah 5 butir

Kunyit 4 butir

Jahe 2 butir

Kemiri 10 butir

Garam secukupnya

Mecin 1/2 sdm95

c. Proses pembuatan Ayam Bakakak (Bakakak Hayam)

95

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB s/d

10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 69: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

57

Berdasarkan bahan dan proses pembuatan Ayam Bakakak

(Bakakak Hayam) di atas itulah tradisi masyarakat suku Sunda yang

sampai saat ini dipertahankan dan wajib dilakukan dalam kalangan

masyarakat yang ada di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing

Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Page 70: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

58

2. Makna Simbolik Yang Terkandung Pada Ayam Bakakak (Bakakak

Hayam)

Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya

telah membuka baru bagi masyarakat untuk memperoleh informasi secara

mudah. Sekat-sekat informasi dengan sendirinya menghilang oleh inisiatif

kuat individu yang ingin mengetahui lebih jauh apa yang terjadi di

sekitarnya. Setiap orang memiliki akses terhadap sumber informasi

dimanapun di dunia ini. Konsekuensinya, masyarakat menjadi kritis dan

tanggap terhadap hal yang berkembang.96

Di era globalisasi dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi

berkembang dengan pesat tanpa mengindahkan lagi batas-batas Negara dan

Bangsa. Kemajuan tersebut membawa pengaruh semakin mudah terjadinya

hubungan antar sesama manusia, antara suku Bangsa dan antara Negara

dalam berbagai bidang akan melahirkan suatu pola pikir baru yang

dipengaruhi oleh budaya luar. Kemajuan di segala bidang teknologi ini telah

sampai hingga ke plosok, desa, termasuklah di Kelurahan Dataran Kempas

yang merupakan wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung

Jabung Barat. Namun, kemajuan teknologi tersebut tidak mengubah pola

pikir masyarakt dalam memaknai budaya lokal.97

Makanan Tradisional Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) merupakan

salah satu hasil budaya peninggalan nenek moyang masyarakat Kelurahan

Dataran Kempas. Dapat dilihat dari zaman yang sudah mulai berkembang

sampai saat ini masih menggunakan tradisi Sunda orang dahulu. Selain itu,

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) mempunyai makna dan simbolik yang

berpengaruh untuk pasangan pengantin.98

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) merupakan Makanan tradisional

yang khas dalam upacara adat perkawinan suku Sunda maka dari itu Ayam

96

Hasil wawancara dengan Bapak Abdi Damiran, Jum’at, 31 Juli 2020 pukul 08.00 WIB

s/d 09.30 di Rumah Kediaman nya. 97

Hasil wawancara dengan Bapak Suerandi Iskandar, Sabtu, 05 September 2020 pukul

09.00 WIB s/d 10.15 di Rumah Kediaman nya. 98

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB s/d

10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 71: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

59

Bakakak sangat disakralkan. Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) ini adalah

Ayam yang dimasak dengan menggunakan bahan-bahan pokok yang sudah

ditentukan oleh juru masak. Sesudah dimasak Ayam Bakakak ini di hias

dengan bahan makanan lainnya, serta dibuat sesuai ketentuan tersebut

sehingga Ayam Bakakak ini menjadi menarik dan memiliki bau yang enak

dan wangi sehingga membuat orang penasaran akan rasanya.

Gambar Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) yang mempunyai makna

dan simbolik.

Berikut makna dan simbolik Tradisi Ayam Bakakak (Bakakak

Hayam) pada adat perkawinan suku Sunda di Kelurahan Dataran Kempas

Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat diantaranya

adalah:

1. Ayam

Objek dari Makanan Tradisonal Ayam Bakakak (Bakakak Hayam),

dipakai untuk bahan utama yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan

Dataran Kempas. Ayam tersebut bermakna sebuah mencakup keluarga

yang dibumbuhi dengan ajaran-ajaran dan amanah yang positif. Ayam

yang digunakan adalah Ayam Jantan Kampung. Seperti keterangan yang

disampaikan salah seorang juru masak “Nenek Jemih” di Kelurahan

Dataran Kempas, sebagai berikut:

“Hartos lambang simbol Bakakak Hayam supaya ka hareup rumah

tangga kedah teras-terasan nurut atanapi ngalaksanakeun ajaran

Page 72: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

60

anu sae anu parantos ditangtoskeun dina ajaran Islam sareung

amanat dina ngalakukeun padamelan sareung salaku pamikiran

positif dina ngabina rumah tangga, hayam anu dianggo

mangrupikeun hayam jago asli kusabab kolot baheula sareung

sababaraha urang Sunda yakin yen hayam jago asli mangrupikeun

sato penolak bala supados roh karuhun henteu ngaganggu tapi

dipiharep tiasa ngabantosan kalancaran dina unggal rupa

kagiatan, salah sahijina nyaeta upacara kawinan.”99

Transliterasi:

Maksud makna simbol Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) tersebut

agar dalam rumah tangga kelak haruslah selalu mematuhi atau

menjalankan ajaran-ajaran baik yang sudah ditentukan dalam

ajaran Islam dan amanah dalam melakukan suatu pekerjaan dan

selalu berfikiran positif dalam membina rumah tangga, ayam yang

digunakan adalah ayam jantan kampung karena orang tua zaman

dulu dan sebagian masyarakat Sunda percaya bahwa ayam jantan

kampung merupakan salah satu binatang penolak bala agar leluhur

tidak mengganggu tetapi diharpakan dapat membantu kelancaran

berbagai kegiatan salah satunya upacara perkawinan.

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh Nenek Ijah,

beliau menyatakan bahwa:

”Kolot zaman baheula yakin yen hayam jago asli mangrupikeun sato

anu ngusir balak, sabab hayam jago mangrupikeun menu penting

dina unggal upacara adat, salah sahijina nyaeta dina upacara

kawinan suku Sunda.”100

99

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB s/d

10.30 di Rumah Kediaman nya. 100

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 73: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

61

Transliterasi:

Orang tua zaman dahulu percaya bahwasanya ayam jantan kampung

merupakan binatang ponalak balak, oleh karnanya ayam jantan

tersebut dijadikan sebagai menu penting pada saat upacara adat,

salah satunya dalam upacara adat perkawinan suku Sunda.

Selain itu terdapat juga informan yang lain, seperti yang

disampaikan oleh Ibu Wacih bahwa:

“Hayam mangrupikeun bentuk do’a anu sae pikeun manusa pikeun

niru kalakuan ayam. Hayam mangrupikeun simbol rasa syukur

sareung kasenangan anu dipendakan di dunya kusabab kakuatan

Gusti Allah. Ngan ukur hayam anu sae sareung enak anu

ditawarkeun, eta sababna bakakak hayam disajikeun sapinuhna

sareung endah diatur.”101

Transliterasi:

Ayam adalah bentuk do’a baik bagi manusia agar bisa meniru

prilaku ayam. Ayam adalah lambang dari rasa syukur dan

kenikmatan yang didapat di dunia karena kuasa Allah. Hanya ayam

yang baik dan lezat saja yang menjadi persembahan, itulah mengapa

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) disajikan dalam bentuk yang

indah.

Berdasarkan informasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa Ayam

Bakakak (Bakakak Hayam) merupakan salah satu makanan tradisional

yang harus ada pada saat upacara perkawinan suku Sunda dan ayam yang

digunakan adalah ayam jantan kampung, bahwasannya masyarakat

percaya ayam jantan kampung salah satu binatang penolak bala agar

101

Hasil wawancara dengan Ibu Wacih, Jum’at, 04 September 2020 pukul 08.30 WIB s/d

09.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 74: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

62

leluhur tidak mengganggu dan diharapkan dapat membantu kelancaran

berbagai kegiatan acara tersebut salah satunya upacara perkawinan.

2. Telur (Endog)

Telur (Endog) yang terdiri dari satu butir telur kampung yang

diinjak oleh kaki kanan mempelai pria hingga pecah. Seperti keterangan

yang disampaikan salah seorang juru masak “Nenek Jemih” di

Kelurahan Dataran Kempas, sebagai berikut:

“Hartos lambang endog ngagaduhan hartos tina kahayong awewe

anu dicandak ku jangkungna ngalayanan salakina ku cara anus ah

sareung sah atanapi parantos janten salaki pamajikan kalayanan

tujuan pikeun nyayogikeun kapuasan sareung karep pekeun janten

kaluwarga sakinah, mawaddah sareung warohmah, di sagigireun

eta oge masihan sinyal yen buah tina hubungan dua salaki sareung

pamajikan bakal ngahasilkeun turunan dina bentuk lendir anu

nyarupakeun eusi endog hayam. Manusa dilahikeun tina materi

anu sami, janten lares-lares henteu aya alesan pikeun batur

ngarasa sombong sareung ngaraos langkung seueur tibatan

batur.”102

Transliterasi:

Maksud makna simbol Telur (Endog) memiliki makna sebagai

kerelaan seorang wanita yang diambil keperawanannya untuk

melayani suaminya dengan jalan yang halal dan sah atau telah

menjadi suami istri dengan tujuan memberikan kepuasan batin dan

kasih sayang hingga menjadi keluarga “sakinah, mawaddah dan

warohmah. Disamping itu, memberikan isyarat pula bahwa buah

pergaulan kedua suami istri akan menghasilkan bibit keturunan

berupa lendir yang menyerupai isi telur ayam itu. Manusia lahir

dari bahan yang sama-sama oleh karenannya tidak ada alasan sama

102 Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 75: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

63

sekali untuk seseorang merasa angkuh, sombong, dan merasa lebih

dari yang lain.

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh Nenek Ijah,

beliau menyatakan bahwa:

”Hartos lambang endog ngagambarkeun katurunan, simbol

kulawarga anu kedah dijaga sareung katutup pageuh, oge kasucian

awewe.”103

Transliterasi:

Makna simbol Telur (Endog) melambangkan keturunan, simbol

keluarga yang harus dijaga, ditutup rapat dan juga kesucian seorang

wanita.

Selain itu terdapat juga informan yang lain, seperti yang

disampaikan oleh Ibu Wacih bahwa:

“Tapak panganten lalaki dina endog oge dilakukeun dina tatapan,

hartosna yen salaki bakal nayyogikeun kalawargana sacara

tanggung jawab tanpa nyungkeun bantosan ti anu sanes. Teras

ditutup ku awewe ngabersihkeun sesa endog anu parantos ditincak

ku salaki, hartosna awewe kedah tulus ngalayanan salakina

sareung miara turunanana.”104

Transliterasi:

Menginjak Telur (Endog) pun dilakukan tanpa alas kaki oleh

mempelai pria hingga pecah, yang bermakna sang suami yang akan

memberi nafkah bagi keluarganya dengan penuh tanggung jawab

tanpa meminta bantuan orang lain. Kemudian ditutup dengan

103

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya. 104

Hasil wawancara dengan Ibu Wacih, Jum’at, 04 September 2020 pukul 08.30 WIB s/d

09.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 76: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

64

perumpuan membersihkan sisa pecahan telur yang sudah dinjak

sang suami, memiliki maksud seorang perumpuan harus mengabdi

dengan tulus ikhlas kepada suaminya dan merawat keturunannya.

Berdasarkan informasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa

ngijak telur melambangkan manusia itu lahir dari bahan yang sama-sama,

jadi tidak ada alasan manusia mempunyai sifat kesombongan dan angkuh

bahkan merasa lebih dari yang lain.

3. Air dan Kendi

Pada proses ini, pengantin pria mengijnjek telur yang terletak di

balik papan dan elekan (batang bambu muda). Kemudian pengantin

wanita mencuci kaki pengantin pria dengan air kendi, lalu mengusapnya

dengan kain kering. Seperti keterangan yang disampaikan salah seorang

juru masak “Nenek Jemih” di Kelurahan Dataran Kempas, sebagai

berikut:

“Hartosna makna simbol cai sareung kendi, nyaeta ngumbah suku

ku cai tina jero kendi mangrupikeun tanda yen pamajikan bakal

nurut ka salaki ti saprak eta sreung pangenten lalaki moal

nganyeyeri salaki ku fikiran-fikiran negative.”.105

Transliterasi:

Makna mencuci kaki dengan air dari dalam kendi adalah suatu

isyarat bahwa istri akan menaati sang suami mulai dari detik itu

dan mempelai perumpuan tidak akan melukai sang suami dengan

fikiran-fikiran yang negative.

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh Nenek Ijah,

beliau menyatakan bahwa:

105

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 77: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

65

”Salami proses ngumbah sareung meresihan suku salaki ku

pamajikan nganggo cai tina kendi, teras suku salaki dikumbah,

lalaunan, lembut, dugi ka beresih. Ieu ngakibatkeun yen pamajikan

bakal tetep jaga sagala rupa anu dipimilik ku salaki, sareung moal

najiskeunana ku hal-hal anu henteu pantes, sanaos pikiran negatif.

Ieu oge mangrupikeun bentuk kataatan pamajikan ka salkaina.

Saatos eta, duaan ngincer kendi, salaku tanda yen panganten

pameget teras-terasan ngancurkeun sadaya karikil sareung

panghalang pikeun laju biduk rumah tangga mahligai

sasareungan.”106

Transliterasi:

Pada saat prosesi membasuh dan membersihkan jemari kaki sang

suami oleh istri dengan menggunakan air dari dalam kendi, maka

dibasuhlah kaki sang suami, perlahan, penuh kelembutan hingga

bersih. Ini mengandung arti bahwa sang istri akan senantiasa

menjaga seluruh apa yang dimiliki suami, dan tidak akan

mengotorinya dengan hal-hal yang tidak patut, bahkan termasuk

pikiran-pikiran negative sekalipun. Ini juga bentuk ketaatan istri

kepada sang suami. Setelah itu, keduanya mecahkan atau

menghancurkan kendi tersebut, sebagai pertanda bahwa kedua

mempelai akan senantiasa menghancurkan segala kerikil dan

penghalang laju biduk mahligai rumah tangga bersama-sama.

Selain itu terdapat juga informan yang lain, seperti yang

disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat suku Sunda di Kelurahan

Dataran Kempas, berikut ini:

”Kendi rusak nalika dianggo pekeun ngungkabkeun kasugemaan

kadua panganten awewe sareung kabagjaan aranjeunna dina hirup

babarengan. Maka teu aya jalan kaluarna dina ngajalenkeun

106

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 78: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

66

rumah tangga, hiji prinsip sareung hiji tujuanb pikeun

kabahagiaan kulawarga.”107

Transliterasi:

Kendi dipecahkan sehabis dipakai menyatakan kepuasaan hati

antara kedua mempelai dan saling bahagia dalam menjalankan

hidup bersama. Kemudian tidak ada perpecahan dalam

menjalankan rumah tangga, satu prinsip dan satu tujuan demi

kebahagiaan keluarga.

Berdasarkans informasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa

mencuci kaki dengan air dari dalam kendi adalah sang istri akan

senantiasa menjaga seluruh apa yang dimiliki suami dan tidak akan

mengotorinya dengan hal-hal yang tidak patut, bahkan termasuk

pikiran-pikiran negative. Demikian pula makna mecahkan atau

menghancurkan kendi yaitu sebagai pertanda bahwa kedua mempelai

akan senantiasa menghancurkan segala halang rintang hidup bersama

dan siapapun juga pasti akan merasakan bahwa perjalanan hidup

berumah tangga tidak akan selalu sepi dari cobaan dan ujian.

4. Pelita (lilin) dan membakar harupat

Pelita (lilin) dan membakar harupat, Seperti keterangan yang

disampaikan salah seorang juru masak “Nenek Jemih” di Kelurahan

Dataran Kempas, sebagai berikut:

“hartosna pelita (lilin) sareung pembakaran harupat ngagaduhan

hartos ngagantung salaku simbol ku panganten pameget yen sifat

“rapuh harupat” (rapuh sapertos harupat) kedah ditumpes demi

perdamaian rumah tangga anu damai kusabab lada manusa

ambek”.108

107

Hasil wawancara dengan Ibu Ikah, Senin, 07 September 2020 pukul10.45 WIB s/d

11.45 di Rumah Kediaman nya. 108

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 79: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

67

Transliterasi:

Makna pelita (lilin) dan membakar harupat mempunyai makna

yang dijadikan lambang oleh kedua mempelai wanita dan pria

bahwa sifat-sifat yang “getas harupateun” (mudah patah seperti

harupat) harus ditumpas demi ketentraman rumah tangga yang

damai karena sifat itu pada manusia adalah sifat pemarah .

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh Nenek Ijah,

beliau menyatakan bahwa:

”Harti meuleum harupat henteu sanes nyaeta lamun salah sahiji

pihak boh panganten lalaki boh panganten awewe dipicu ku emosi

salami nikah hayu kadua pihak sok gancang mupus ambek atanapi

emosina eta entong ngantepkeun emosi anjeun panjang teuing."109

Transliterasi:

Arti dari membakar harupat tidak lain adalah apabila ada salah

satu pihak baik pengantin pria maupun wanita yang tersulut

emosinya selama berumah tangga hendaklah kedua pihak juga

senantiasa cepat untuk memadamkan amarah atau emosi tersebut

dan jangan dibiarkan terlalu lama membara emosinya.

Selain itu terdapat juga informan yang lain, seperti yang

disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat suku Sunda di Kelurahan

Dataran Kempas, berikut ini:

”Harupat anu henteu kabeuleum teras dipegatkeun

ngalambangkeun yen panganten pameget kedah salawasna

ngaheukeun musyawarah pikeun milarian jalan kaluar sadaya

109

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 80: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

68

masalah rumah tangga, ngarecah unggal halangan babareungan

sareung ngaleungitkeun masalah babareungan oge.”110

Transliterasi:

Lidi yang sudah tidak membara lagi kemudian secara bersamaan

dipatahkan menyimbolkan bahwa kedua mempelai harus senantiasa

mengutamakan jalan musyawarah demi mencari solusi atas segala

persoalan rumah tangga, mematahkan setiap kendala secara

bersama, dan membuang problema bersama-sama juga.

Berdasarkan informasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa

pelita (lilin) dan membakar harupat adalah nasihat kepada pengantin

pria dan wanita untuk senantiasa bersama-sama dalam memecahkan

persoalan dalam rumah tangga dengan kepala dingin supaya dalam

rumah tangga selalu damai dan tentram.

5. Beras (beas)

Beras melambangkan masalah pangan, Seperti keterangan yang

disampaikan salah seorang juru masak “Nenek Jemih” di Kelurahan

Dataran Kempas, sebagai berikut:

“hartosna sangu melambangkan kabagjaan masalah tuangeun,

nyaeta panganten pameget anu bade balayar lautan lega,

ngawangun rumah tangga enggal anu kaleungitan tanggel waler

kolotna kedah hirup dina karaharjaan sapertos anu diarepkeun,

dibarengan ku paribasa urang Sunda “bro di panto bru di juru

ngalayah ditengah imah” anu hartosna “lubak-libuk” (seueur ku

harta) anu diberkahan ku hiji-hijina Gusti.111

110

Hasil wawancara dengan Nenek Ahmi, Sabtu, 05 September 2020 pukul 10.30 WIB s/d

11.15 di Rumah Kediaman nya. 111

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 81: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

69

Transliterasi:

Makna beras melambangkan kebahagiaan masalah pangan yaitu

bahwasannya pengantin yang akan mengarungi samudra luas,

membentuk rumah tangga baru yang yang sudah lepas tanggung

jawab orang tua harus hidup sejahtera sebagaimana kita harapkan

bersama dengan istilah pepatah-petitih orang Sunda harus bro di

panto bru di juru ngalayah ditengah imah. Yang artinya lubak-

libuk (banyak dengan kekayaan) yang diridoi oleh Tuhan Yang

Maha Esa.

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh Nenek Ijah,

beliau menyatakan bahwa:

”Sangu ngalambangkeun kabagjaan dina urusan tuangeun

sareung kabagjaan pikeun duanana mitra, sabab sangu

mangrupikeun bahan pokok pangan kanggo urang Sunda, kalayan

diarep-arep duanana tetep hirup sae.”112

Transliterasi:

Beras melambangkan kebahagiaan masalah pangan dan

kebahagiaan kepada kedua pasangan, karena beras merupakan

makanan pokok masyarakat Sunda, dengan harapan keduanya

selalu hidup berkecukupan.

Berdasarkan informasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa

beras (beas) adalah merupakan kebutuhan pokok bagi sebuah keluarga

yang harus terpenuhi, dengan begitu suatu keluarga akan menjadi

keluarga yang makmur dan selalu tercukupi pangannya.

112

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 82: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

70

6. Kunyit (koneng/kuning)

Kunyit (koneng/kuning) melambangkan emas yaitu perlambang

kemuliaan, Seperti keterangan yang disampaikan salah seorang juru

masak “Nenek Jemih” di Kelurahan Dataran Kempas, sebagai berikut:

“Hartosna koneng mangrupikeun lambang kamulyaan dina hartos

jalma anu nganggo perhiasan emas mangrupikeun tanda yen jalma

eta parantos beunghar alias mulya. Pakean, tuangeun, papan

parantos diwadahan janten kabutuhan sadidinten, aya kaleuwihan

artos anu dipeser pekeun perhiasan emas, eta anu diarepkeun ku

kolotna anu dilambangkan dina bentuk koneng.113

Transliterasi:

Makna kunyit (koneng/kuning) adalah perlambang kemuliaan

dalam artian orang-orang yang memakai emas perhiasan pertanda

orang tersebut sudah kaya raya alias mulia. Sandang, pangan,

papan, sudah tertutupi sebagai kebutuhan sehari-hari, ada uang

berlebih dibelikan kepada emas perhiasaan tersebut itulah yang

diharapakan oleh orang tuanya yang disimbolkan didalam bentuk

kunyit.

Senada dengan informasi yang disampaikan oleh Nenek Ijah,

beliau menyatakan bahwa:

”Warna koneng kunyit diibaratkeun emas sareung mangrupikeun

simbol harepan yen panganten pameget tiasa hirup kalayan seueur

rezeki.”114

113

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya. 114

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 83: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

71

Transliterasi:

Warna kuning dari kunyit diibaratkan emas dan merupakan simbol

harapan agar kedua mempelai dapat hidup dengan kelimpahan

rezeki.

Berdasarkan informasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa

kunyit (koneng/kuning) adalah merupakan lambang kemulyaan dan

kemakmuran yang dapat meningkatkan kewibawaannya pada dirinya.

7. Uang Logam atau Uang Kertas (artos)

Uang logam atau uang kertas (artos) melambangkan rizki atau

harta, Seperti keterangan yang disampaikan salah seorang juru masak

“Nenek Jemih” di Kelurahan Dataran Kempas, sebagai berikut:

“Hartosna artos melambangkan rizki atanapi kebeungharan yen

kaharep panganten pameget upami aranjeunna parantos gaduh

kabeungharan sanes ngan ukur nyear nanaon, tapi masihan

parentah ka panganten pameget supados engke nalika aranjeunna

beunghar aranjeunna kedah mulya sareung bahagiua, heunte

pernah janten manusa sarakah tapi kedah silih bantosan sareung

masihan zakat ka anu meryogikeunana.”115

Transliterasi:

Makna uang melambangkan rizki atau harta bahwa kelak pengantin

kalau sudah memiliki harta kekayaan bukan hanya sekedar

menabur-naburkan secara percuma, tetapi memberi petunjuk

kepada mempelai agar nantinya kalau mereka sudah kaya harus

mulia dan bahagia, jangan sekali-kali menjadi manusia yang tamak

tetapi harus saling tolong menolong dan memberikan sedekah

kepada orang yang membutuhkannnya.

115

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 84: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

72

Berdasarkan informasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa uang

(artos) adalah suatu rizki yang mana apabila kita kelak sudah memiliki

harta yang berlebih bahkan bisa dikatan menjadi orang yang kaya raya

jangan sekali-kali kita merasa sombong dan angkuh akan hartanya,

yang harus ditanamkan adalah mempuyai sifat kedermawanan, rajin

bersedah dan dari separo harta yang kita miliki adalah sebagian milik

orang fakir miskin.

8. Cabe Merah

Cabe Merah melambangkan keberanian dalam menghadapi

masalah rumah tangga kelak, Seperti keterangan yang disampaikan

salah seorang juru masak “Nenek Jemih” di Kelurahan Dataran

Kempas, sebagai berikut:

“Hartosna simbol cabe bereum diharepkeun yen dina rumah

tangga kadua panganten awewe janten kulawarga anu sabar

sareung teras-terasan milarian hirup anu halal numutkeun ajaran

islam sahingga kulawarga bakal tetep hirup sauyunan sareung

kabagjaan.”116

Transliterasi:

Makna simbol cabe merah tersebut diharapkan dalam rumah tangga

kedua mempelai kelak menjadi keluarga yang sabar dan selalu

mencari nafkah yang halal menurut ajaran islam agar keluarga

tersebut selalu hidup rukun dan bahagia.

Selain itu terdapat juga informan yang lain, seperti yang

disampaikan oleh Nenek Entar, berikut ini:

116

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya..

Page 85: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

73

”Cabe bereum mangrupikeun simbol kawani, oge nalika anjeun

nikah, sadaya masalah anu sumping kedah disangkulanana

babarengan.”117

Transliterasi:

Cabe merah simbol dari keberanian, begitu juga ketika sudah

berumah tangga semua masalah yang datang harus dihadapi dan

bisa mengatasinya secara bersama-sama.

Berdasarkan informasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa cabe

merah mempunyai arti keberanian dalam menghadapi masalah rumah

tangga kelak yang mana keberanian tersebut dalam hal mengatasi

masalah yang datang dan berani dalam urusan mencari nafkah yang

halal.

9. Bambu

Bambu melambangkan kokoh dan dapat tumbuh besar, Seperti

keterangan yang disampaikan salah seorang juru masak “Nenek Jemih”

di Kelurahan Dataran Kempas, sebagai berikut:

“Awi parantos janten bagian alami kahirupan masarakat ti saprak

lahir dugi ka maot. Sacara tradisional, awi umumna dipake pikeun

sababaraha kaperluan sapertos pakakas rumah tangga, karajinan

tangan sareung bahan pikeun ngatur kadaharan. Sabab batangna

kuat sareung kokoh sareung tiasa tuumbuh ageng. Kitu oge

dirumah tangga dina raraga tumuh kalayan silih ngarti silih

sareung janten kulawarga anu tumuh pageuh kalayan tulus nalika

nyanghareupan masalah anu bakal datang.”118

117

Hasil wawancara dengan Nenek Entar, Jum’at, 04 September 2020 pukul 14.00 WIB

s/d 15.30 di Rumah Kediaman nya. 118

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 86: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

74

Transliterasi:

Bambu telah menjadi bagian alami dari kehidupan masyarakat

mulai lahir hingga mati, secara tradisional pada umumnya bambu

dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti alat-alat rumah

tangga, kerajinan tangan, dan bahan untuk mengelola makanan.

Karena batangnya yang kokoh dan dapat rumbuh besar. Begitupula

dalam rumah tangga agar tumbuh besar dengan penuh pemahaman

satu sama lain dan menjadi keluarga yang tumbuh kuat dengan

penuh ke ikhlasan ketika mengahdapi masalah yang berdatangan.

Selain itu terdapat juga informan yang lain, seperti yang

disampaikan oleh Nenek Entar, berikut ini:

”Sanaos awi kalebet kana kulawarga jukut, eta tiasa nagtung-

nangtung, sanaos rezeki kaseret tong disusul. Awi oge ngagaduhan

peran anu penting pikeun masarakat Sunda, kusabab eta seueur

manpaatna, salah sahijina nyaeta awi anu dijantenkeun alat

masak.”119

Transliterasi:

Walaupun bambu termasuk dalam keluarga rumput namun dapat

berdiri tegak, walaupun rezeki sedang seret hendaklah jangan

terlalu suntuk. Bambu juga memiliki sifat tidak mudah patah

karena lentur. Demikian pula bambu memiliki peranan penting bagi

masyarakat Sunda, karena memiliki banyak manfaat salah satunya

bambu digunakan sebagai alat masak.

Berdasarkan informasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa

bambu memegang peranan sangat penting yang mana bambu dikenal

memiliki banyak manfaat karena batangnya yang kuat, keras, mudah

dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut.

119

Hasil wawancara dengan Nenek Entar, Jum’at, 04 September 2020 pukul 14.00 WIB

s/d 15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 87: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

75

Begitupun dalam rumah tangga segala sesuatu masalah yang

berdatangan harus dihadapi dengan ikhlas dan kuat agar bisa

terselesaikan dengan mudah.

10. Wadah atau Nampan

Wadah atau Nampan melambangkan keseluruhan sebagai tempat

berteduh, beristirahat dan sebagai tempat cerita keluarga, Seperti

keterangan yang disampaikan salah seorang juru masak “Nenek Jemih”

di Kelurahan Dataran Kempas, sebagai berikut:

“Hartos simbol baki salaku tempat panyumputan nalika hujan

atanapi panas, nyaeta istirahat sareung kulawarga anjeun anu

dipikacinta sareung ngabagi carita anu bahagia sareung carita

sedih sahingga kajujuran sareung kabuki dina kaluwarga tiasa

didamel tanpa rahasia”.120

Transliterasi:

Maksud makna simbol wadah atau nampan tersebut sebagai tempat

berteduh ketika hujan atau panas, yaitu beristirahat bersama

keluarga tercinta dan berbagi cerita bahagia maupun cerita sedih

agar terciptanya kejujuran dan keterbukaan dalam keluarga tanpa

ada rahasia.

Selain itu terdapat juga informan yang lain, seperti yang

disampaikan oleh Ibu Wacih bahwa:

“Hartos simbol baki nyaeta tempat anu dianggo pikeun

nempatkeun tuangeun sareung inuman. Contohna sapertos tempat

kadaharan bakakak hayam tradisional. Baki ngagaduhan hartos

nyalira, nyaeta nampa atanapi resi, saolah-olah panganten

120

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 88: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

76

pameget silih tampi dina nyebrang parahu rumah tanggana. Susah,

sedih sareung bahagia aranjeunna ngaliwat babareungan.121

Transliterasi:

Maksud makna simbol wadah atau nampan adalah tempat yang

digunakan untuk menaruh makanan dan minuman. Contohnya

seperti tempat makanan tradisonal Ayam Bakakak. Wadah atau

nampan memiliki arti tersendiri yaitu nampa atau menerima,

ibaratnya pengantin tersebut saling menerima antara satu sama lain

dalam mengarungi bahtera rumah tangga mereka. Susah, sedih

maupun bahagia mereka lewati sama-sama.

Dari pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa sikap

terbuka, kejujuran dan menerima antara satu sama lain adalah langkah

awal untuk membangun bahtera rumah tangga. Tanpa keterbukaan dan

kejujuran sikap rasanya sulit untuk bisa memahami apalagi percaya

antara satu sama lain.

Berdasarkan makna dan simbol Makanan Tradisonal Ayam

Bakakak (Bakakak Hayam) pada sistem upacara adat perkawinan suku

Sunda di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Tanjung Jabung Barat bahwa makna yang diuraikan di atas

mencerminkan kehidupan keluarga yang bisa jadi panutan bagi

kehidupan masyarakat yang lainnya.

3. Faktor-faktor Masyarakat Masih Mempertahankan Tradisi Ayam

Bakakak (Bakakak Hayam) Pada Adat Perkawinan Suku Sunda

Makanan tradisional Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) ini merupakan

tradisi yang dilakukan oleh keluarga pihak pengantin perempuan yang

disiapkan satu hari sebelum menjelang perkawinan, karena Ayam Bakakak

(Bakakak Hayam) sebagai syarat yang penting, terutama dalam upacara adat

perkawinan. Adapun alasan masyarakat Kelurahan Dataran Kempas masih

121

Hasil wawancara dengan Ibu Wacih, Jum’at, 04 September 2020 pukul 08.30 WIB s/d

09.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 89: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

77

mepertahankan traidisi Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) ini yaitu sebagai

tanda penghormatan dari keluarga perempuan, identitas budaya lokal serta

sebagai tanda penghormatan terhadap leluhur atau sebagai penghormatan

kepada nenek moyang karena sudah menjadi tradisi yang turun temurun dan

masih dijaga sampai saat ini.

a. Tanda Penghormatan dari Keluarga Perumpuan

Seperti keterangan yang disampaikan salah seorang tokoh

masyarakat di Kelurahan Dataran Kempas, sebagai berikut:

“Bakakak Hayam mangrupikeun tradisi anu dilakukeun ku

masyarakat Dataran Kempas disiapkeun ku kaluwarga panganten

awewe sateuacan manten, sabab bakakak hayam mangrupikeun

kaayaan anu penting, utamina dina acara kawinan tradisional.

bakakak hayam mangrupikeun kapercayaan anu dipercaya ku

masarakat Kelurahan Dataran Kempas sahingga pangantin

pameget janten kulawarga anu bahagia oge henteu hilap emut

sareung hormat ka sepuhna. Ieu kahoyong bapak sareung indung

supados murangkalihna janten kaluwarga anu bahagia sareung

silih hargaan, anu mangrupikeun bentuk rasa hormat atanapi

sukur daek nikah ka putrina.”122

Transliterasi:

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) merupakan sebuah tradisi yang

dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Dataran Kempas yang

disiapakan oleh keluarga pengantin perumpuan satu hari sebelum

menjelang perkawinan, karena Ayam Bakakak sebagai syarat yang

penting, terutama dalam upacara adat perkawinan. Ayam Bakakak

(Bakakak Hayam) menjadi kepercayaan yang dipercaya oleh

masyarakat Kelurahan Dataran Kempas agar mempelai kelak

menjadi keluarga yang bahagia dan juga tidak lupa mengingat serta

122

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 90: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

78

menghormati kedua orang tuanya. Hal ini sebagai keinginan Ayah

dan Ibu agar kelak anaknya menjadi keluarga yang bahagia serta

saling menghormati kedua keluarga tersebut, yang mana

merupakan salah satu bentuk rasa penghormatan atau rasa

terimakasih karena sudah bersedia menikahi anak perumpuannya.

Selain itu terdapat juga informan yang lain, seperti yang

disampaikan oleh Nenek Entar, berikut ini:

”Bakakak Hayam henteu tiasa dikaluarkeun di luar imah

sateuacan prosesi-prosesi kawinan suku Sunda, henteu

disebarkeun ka tatangga atanapi didahar ku saha wae, sabab

Bakakak Hayam parantos janten perantara do’a-do’a kaamanan

sareung berkah pikeun calon panganten pameget.”123

Transliterasi:

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) tidak boleh dikeluarkan di luar

rumah sebelum dimulai prosesi-prosesi adat perkawinan suku

Sunda, tidak boleh dibagi-bagikan ke tetangga atau tidak boleh

dimakan oleh sembarang orang, karena Ayam Bakakak (Bakakak

Hayam) telah menjadi perantara dari do’a-do’a keselamatan dan

keberkahan untuk pasangan pengantin.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis berkesimpulan bahwa inilah

yang menjadi alasan masyarakat suku Sunda mengapa masih

mempertahankan tradisi Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) hingga

sampai saat ini. Karena tradisi ini memiliki peranan begitu penting baik

untuk kedua mempelai pengantin atau keluarga.

b. Identitas Budaya Lokal

Keberadaan makanan tradisional Ayam Bakakak (Bakakak Hayam)

sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Kelurahan Dataran Kempas.

123

Hasil wawancara dengan Nenek Entar, Jum’at, 04 September 2020 pukul 14.00 WIB

s/d 15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 91: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

79

Melalui tradisi ini bertujuan untuk mendapatkan ridho dari Allah,

sehingga masyarakat ini tetap selalu melaksanakan tradisi Ayam

Bakakak (Bakakak Hayam) sebagi doa-doa keselamatan dan keberkahan

untuk pasangan pengantin agar nantinya kehidupan berumah tangga

mempelai dijauhkan dari segala mara bahaya dan balak.

Seperti keterangan yang disampaikan salah seorang tokoh

masyarakat di Kelurahan Dataran Kempas, sebagai berikut:

“Kadaharan hayam bakakak tradisional ieu parantos janten tradisi

atanapi kabiasaan masarakat kampung Dataran Kempas, tradisi

ieu dilakukeun supados kulawarga panganten pameget tiasa hirup

sauyunan sareung dijauhkeun tina sagala jenis bahaya.”124

Transliterasi:

Makanan Tradisional Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) ini sudah

menjadi tradisi atau kebiasaan masyarakat Kelurahan Dataran

Kempas, tradisi ini dilakukan supaya keluarga mempelai penganten

bisa hidup rukun dan dijauhkan dari segala macam mara bahaya.

Selain itu terdapat juga informan yang lain, seperti yang

disampaikan oleh Nenek Jemih, berikut ini:

”Bakakak Hayam ieu mangrupikeun tuangeun tradisional anu khas

dina upacara kawinan suku Sunda, ku alatan eta Bakakak Hayam

ieu suci pisan upami Bakakak hayam henteu aya atanapi dina

hartos henteu didamel dina upacara akad nikah acarana siga

kirang syarat atanapi kecap sanesna hanteu afdol.”125

Transliterasi:

Ayam Bakakak ini merupakan Makanan tradisonal yang khas di

dalam upacara adat perkawinan suku Sunda, maka dari itu Ayam

124

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya. 125

Hasil wawancara dengan Nenek Jemih, Senin, 07 September 2020 pukul 09.00 WIB

s/d 10.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 92: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

80

Bakakak (Bakakak hayam) ini sangat disakralkan apabila Ayam

Bakakak tidak ada atau dalam arti tidak dibuat dalam acara

perkawinan maka acara tersebut seperti ada yang kurang syaratnya

atau lain kata tidak afdol.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis berkesimpulan bahwa,

Makanan tradisional ini kian berlanjut dan masih dibudidayakan oleh

masyarakat Kelurahan Dataran Kempas hingga saat ini. Salah satu foktor

yang menyebabkan identitas yang dimiliki oleh warga Sunda dengan

dijadikan sebagai identitas tersebut masyarakat Kelurahan Dataran

Kempas lebih tergolong dalam melakukan kegiatan untuk tetap dilakukan

dengan harapan agar kedua mempelai pengantin menjadi sepasang suami

istri yang berguna bagi keluarga dan juga masyarakat sekitar.

Kepercayaan masyarakat setempat terhadap nilai-nilai budaya yang

menyatakan bahwa dalam tradisi Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) dapat

memberikan keselamatan, keberkahan bagi keluarga yang memiliki hajat

baik itu kedua mempelai maupun untuk kedua orang tua dari bencana dan

bala’. Sebagaiman yang diketahui bahwa dalam makanan tradisional

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) juga memiliki nilai tersendiri.

Adapaun nilai yang terkandung dalam makanan tradisional Ayam

Bakakak (Bakakak Hayam) ialah nilai pendidikan dalam hubungan

dengan Tuhan, nilai pendidikan sosial serta kemasyarakatan dan nilai

budaya. Oleh karena itu, masyarakat Kelurahan Dataran Kempas tetap

melaksanakannya.

c. Penghormatan Kepada Leluhur/Nenek Moyang

Masyarakat begitu antusias dengan menjaga tradisi ini agar tetap

dilastarikan hingga kegenerasi selanjutnya. Oleh kearena itu, mereka

tetap mempertahankannya. Mereka mempercayai makanan tradisional

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) adalah warisan nenek moyang yang

Page 93: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

81

selalu membawa keselamatan, keberkahan dan kebaikan untuk kedua

mempelai pengantin dan kedua keluarga tersebut.

Seperti keterangan yang disampaikan salah seorang tokoh

masyarakat di Kelurahan Dataran Kempas, sebagai berikut:

“Masarakat yakin yen daharan tradisional Bakakak Hayam

mangrupikeun do’a-do’a pikeun kaamanan anu aman sareung

berkah sabab kolot ngaharepkeun kebagjaan murangkalihna cicing

di rumah tangga, di sagigireun eta oge mangrupikeun hormat

sareung hormat pikeun dua kulawarga janten rukun sapertos anu

aya dina simbol sareung tuang-tuang hartosna aya dina katuangan

Bakakak hayam tradisional.”126

Transilerasi:

Masyarakat meyakini bahwa makanan tradisional Ayam Bakakak

(Bakakak Hayam) merupakan do’a-do’a keselamatan dan

keberkahan yang baik karena orang tua mengharapkan kebahagiaan

hidup anak-anaknya dalam mengarungi kehidupan rumah tangga,

selain itu juga sebagai penghormatan dan saling menghargai kedua

keluarga agar harmonis seperti yang terdapat pada simbol dan

makna-makna yang terkandung didalam makanan tradisional Ayam

Bakakak (Bakakak Hayam) tersebut.

Selain itu terdapat juga informan yang lain, seperti yang

disampaikan oleh Ibu Wacih, berikut ini:

”Masarakat Sunda yakin yen kadaharan bakakak hayam

mangrupikeun warisan ti karuhunna anu kedah dilestarikan

kumargi masarakat Sunda yakin yen kadahan bakakka hayam

126

Hasil wawancara dengan Nenek Ijah, Sabtu, 05 September 2020 pukul 14.00 WIB s/d

15.30 di Rumah Kediaman nya.

Page 94: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

82

mangrupikeun berkah sareung do’a aman pikeun panganten

pameget sareung dua kaluwarga”.127

Transilerasi:

Berdasarkan penjelasan di atas penulis berkesimpulan bahwa,

makanan tradisional Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) memang harus

dilaksanakan karena didalamnya terdapat makna dan simbol-simbol yang

memberikan do’a-do’a keselamatan dan keberkahan untuk pasangan

pengantin tersebut.

Pada zaman perkembangan seperti sekarang ini, masyarakat

mengharapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam makanan tradisional

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) tetap terjaga dan dilestarikan sampai

saat ini dan seterusnya. Makanan tradisional Ayam Bakakak (Bakakak

Hayam) ini dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Dataran Kempas

karena masyarakat suku Sunda masih sangat menghormati warisan dari

para leluhur atau warisan dari nenek moyang yang dianggap sebagai

penurus cikal bakal anak cucu mereka kelak dan makanan tradisional

Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) ini selalu dilakukan karena sudah

menjadi tradisi adat suku Sunda khususnya di Kelurahan Dataran

Kempas Kecmatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

127

Hasil wawancara dengan ibu Wacih, Jum’at, 04 September 2020 pukul 08.30 WIB s/d

09.30 di Rumah Kediamannya.

Page 95: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas dan menguraikan permasalahan mengenai

“Makna Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada Adat Perkawinan Suku

Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Tanjung Jabung Barat”. Maka penulis mencoba menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebelum terlaksananya praktik pabetot bakakak hayam (menarik

ayam bakakak), ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam tradisi

Ayam Bakakak pada adat perkawinan suku Sunda, diantaranya:

Pertama Prosesi tradisi sebelum perkawinan “Neundeun Omong,

Narosan”. Kedua Prosesi tradisi pelaksanaan upacara perkawinan

“Seserahan, ngeuyeuk seureuh, akad nikah”. Ketiga Prosesi tradisi

pelaksana setelah akad nikah “sembah sungkem, sawer pengantin,

nincag endog, meuleum harupat, huap lingkung dan huap deudeuh,

pabetot bakakak hayam”.

2. Makanan Tradisional Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) di Kelurahan

Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung

Jabung Barat merupakan keragaman budaya yang perlu dipelihara dan

dipertahankan keberadaanya. Makanan Tradisional Ayam Bakakak

(Bakakak Hayam) sudah ada sejak tahun 1985, yang berasal dari

penduduk asli suku Sunda di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan

Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Selain itu Ayam

Bakakak (Bakakak Hayam) mempunyai makna dan simbolik yang

berpengaruh untuk pasangan pengantin yaitu: Pertama Ayam, Ayam

tersebut bermakna sebuah mencakup keluarga yang dibumbuhi

dengan ajaran-ajaran dan amanah yang positif. Kedua Telur (Endog),

Telur (Endog) memiliki makna sebagai kerelaan seorang wanita yang

diambil keperawanannya untuk melayani suaminya dengan jalan yang

Page 96: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

84

halal dan sah atau telah menjadi suami istri dengan tujuan

memberikan kepuasan batin dan kasih sayang hingga menjadi

keluarga “sakinah, mawaddah dan warohmah. Ketiga Air dan Kendi,

mencuci air dari dalam kendi adalah istri akan senang sekali dalam

melayani suaminya, asalkan suami ketika akan masuk kedalam rumah

membawa hati yang bersih, jernih, bening dan segar. Keempat Pelita

(lilin) dan membakar harupat yang dijadikan lambang oleh kedua

mempelai wanita dan pria bahwa sifat-sifat yang “getas harupateun”

karena sifat itu pada manusia adalah sifat pemarah. Kelima Beras

(beas), beras melambangkan masalah pangan. Keenam Kunyit

(koneng/kuning) melambangkan emas yaitu perlambang kemuliaan

dan kemakmuran. Ketujuh Uang logam atau uang kertas (artos)

melambangkan rizki atau harta. Kedelapan Cabe Merah

melambangkan keberanian dalam menghadapi masalah rumah tangga

kelak. Kesembilan Bambu melambangkan kokoh dan dapat tumbuh

besar. Kesepuluh Wadah atau Nampan melambangkan keseluruhan

sebagai tempat berteduh, beristirahat dan sebagai tempat cerita

keluarga.

3. Faktor-faktor Masyarakat Masih Mempertahankan Makanan

Tradisional Ayam Bakakak (Bakakak Hayam) Dalam Proses Upacara

Adat Perkawinan Suku Sunda, dinataranya: Pertama Tanda

Penghormatan dari keluarga perumpuan. Kedua Identitas budaya

lokal. Ketiga Penghormatan kepada Leluhur/ Nenek Moyang.

B. Rekomendasi

Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, maka ada beberapa

rekomendasi yang disarankan antara lain:

1. Kepada pemerintah Kelurahan Dataran Kempas untuk turut serta

melestarikan keragaman budaya yang ada indonesia salah satunya

makanan tradisional suku Sunda. Karena dalam tradisi Ayam

Bakakak (Bakakak Hayam) terdapat nilai-nilai pendidikan dan

nilai-nilai kebudayaan.

Page 97: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

85

2. Bagi dinas kebudayaan diharapkan peran sertanya dalam membina

dan menjaga serta melestarikan budaya Sunda. Karena hal ini dapat

dijadikan ciri khas budaya tersebut.

3. Bagi generasi muda termasuk saya peneliti agar mempelajari cara

memasaknya atau mempromosikannya untuk bisa diperkenalkan

dalam jasa.

C. Kata Penutup

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Yang telah

memberikan limpahan rahmat dan karunia Nya serta hidayah Nya berupa

kesehatan, kekuatan dan kenikmatan kepada penulis akhirnya karya tulis

ini dapat terselesaikan. Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak

sekali terdapat kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan adanya

kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan skripsi.

Akhirnya, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan

petunjuk dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal’alamin.

Page 98: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

86

DAFTAR PUSTAKA

Bustanuddin Agus. 2007. Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi

Agama, Jakarta: Rajawali Persada

Budiman Kris. 2000. Kosa Semiotika Jakarta: Lkuis.

Danandjaja James. 1997. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, Dan Lain-

Lain.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitiaan Kebudayaan. Yogyakarta:

Gadja Mada University.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, teknik penelitian kebudayaan:

Ideology, Epistemologi, dan Aplikasi, Jakarta: Pustaka Widyatama.

Endraswara, Suwardi. 2009. Metode Penelitian Folklor: Konsep, Teori, Dan

Aplikasi, Yogyakarta: Media Pressind.

Faisal, Sanapiah. 2007. Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Hamidin Aep S. 2012. Buku Pintar Adat Perkawinan Nusantara, Jogjakarta: Diva

Press.

Koentjaraningrat. 1998. Metode-Metode Penelitian Masyarakat Yogyakarta:

Gramedia.

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Mentalis Dan Pembangunan, Jakarta: PT

Gramedia.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi 1, Jakarta: Pt Rineka Cipta.

Koran Jambi Ekpress. 2017. Melihat Tradisi Jenang Warga Jawa Di Tanjab

Timur, Selalu Dilakukan Sebelum Resepsi Pernikahan, Jambi: Sabtu,

20 Agustus.

Little John, Stephen W. 2009. Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories Of

Human Communication, Jakarta: Salemba Humanika.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Saebani Beni Ahmad. 2012. Pengantar Antropologi, Bandung: Pustaka Setia.

Spradley, James P. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta

Page 99: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

87

Suparlan, Parsudi. 1996. Orang Sakai di Riau, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Syarifuddin. 1993. Makanan: Wujud, Variasi Dan Fungsinya Serta Cara

Penyajiannya, Jakarta: Dapartemen Pendidikan Dan Kebudayaan,

Agustus.

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi. 2018. Pedoman Penulisan Proposal &

Skripsi Fakultas Adab & Humaniora, Jambi:UIN STS Jambi.

Poerwadarminta, W.J.S. 2011. Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia, Edisi

Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.

Referensi Jurnal

Ariska Wiwik. 2015. Makna Simbolis “Beppa Pute” Dalam Proses Pernikahan

Suku Bugis Wajo: Skripsi. Institut Agama Islam Negri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

Hadiati Nur Diah. 2016. Bentuk, Makna dan Fungsi Upacara Ritual Daur Hidup

Manusia Pada M asyarakat Sunda: Skripsi. Universitas Airlangga

Surabaya.

Mulyana Aina. Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia. Jurnal

Muqoddimah.

Nurdiana Venita. Pengantan tandhu Tradisi Pernikahan Masyarakat Desa

Legung Kabupaten Sumenep: Skripsi. Universitas Negri Malang.

Pasaribu Winda Sofiani. 2011. Fungsi Dan Makna Makanan Tradisional Pada

Perayaan Budaya Masyarakat Tionghoa: Skripsi. Universitas

Sumatera Utara.

Pratiwi Nova. Anak Hilang Pada Acara Pernikahan di Desa Lubuk Merangin

Kecamatan Pemenang Barat Kabupaten Merangin.

Sulaichah Dinnar Ayu Nur. 2019. Mitos Kue Apem Dalam Tradisi Selamatan

Kematian (Tahlilan) Perspektif Teori Semiologi Roland Barthes Di

Desa Kedung Baruk Rungkut Surabaya: Sripsi. Universitas Islam

Negri Sunan Ampel Surabaya.

Page 100: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

88

Talalessy Quin D. 2016. Sagu Sebagai Makanan Rakyat Dan Sumber Informasi

Budaya Masyarakat Inanwatan: Kajian Folklor Non Lisan Jurnal,

Unipa Manokwari, Volume 1. No 01, Agustus.

Page 101: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …
Page 102: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …
Page 103: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

89

CURRICULUM VITAE

Nama : Aie Sumiati.

Tempat/Tanggal Lahir : Purwodadi, 23 November 1997.

NIM : AS. 160934.

Fakultas : Adab dan Humaniora.

Jurusan : Sejarah Peradaban Islam.

Jenis Kelamin : Perempuan.

Status : Belum Menikah.

Nama Ayah : Sargus.

Nama Ibu : Komala Sari.

Anak Ke : 1

Alamat Asal : Kelurahan dataran Kempas, RT 01/RW 18

Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung

Jabung Barat Provinsi Jambi.

Alamat Sekarang : Perumahan Villa Karya Mandiri Desa Mendalo

Darat Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi.

JENJANG PENDIDIKAN

Tahun 2004 – 2009 : SDN 154/V Purwodadi.

Tahun 2009 – 2012 : MTS Mamba’ul Ulum Kota Jambi.

Tahun 2012 – 2015 : MAS Mambau’ul Ulum Kota Jambi.

Tahun 2016 – 2021 : Perguruan Tinggi UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

Page 104: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

90

LAMPIRAN I

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Makna Simbolik Tradisi “Ayam Bakakak” Pada Adat Perkwaninan Suku

Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten

Tanjung Jabung Barat.

A. Observasi

Mengenai letak geografis lokasi penelitian makna simbolik

Tradisi “ayam bakakak” pada adat perkwaninan suku Sunda di Kelurahan

Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.

B. Wawancara

1. Bagaimana prosesi tradisi Ayam Bakakak dalam proses upacara adat

perkawinan suku Sunda ?

2. Tahapan-tahapan apa saja yang harus dilalui dalam prosesi tradisi

Ayam Bakakak?

3. Apa tujuan masyarakat melakukan tradisi Ayam Bakakak?

4. Apa makna simbolik yang terkandung pada Ayam Bakakak dalam

proses upacara adat perkawinan suku Sunda?

5. Apakah ada simbol-simbol tertentu yang terkandung pada Ayam

Bakakak?

6. Jika ada, apa saja simbol-simbol yang digunakan dalam tradisi Ayam

Bakakak?

7. Mengapa masyarakat Sunda masih mempertahankan Ayam Bakakak

dalam proses upacara adat perkawinan suku Sunda?

8. Menganut sistem kepercayaan apa saja dan memiliki berapa suku

bangsa?

Page 105: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

91

C. Dokumentasi

1. Data tentang gambaran umum di Kelurahan Dataran Kempas.

2. Data tentang penduduk di Kelurahan Dataran Kempas.

3. Data tentang Makanan Tradisional ”Ayam Bakakak” di Kelurahan

Dataran Kempas.

4. Data tentang kondisi budaya di Kelurahan Dataran Kempas.

Page 106: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

92

TABEL ANALISIS MAKNA SIMBOLIK

No

Makna

Simbolik Ayam

Bakakak

Teori Litle John

Teori Makna Yang

Bersifat Mewakili

Teori Makna Filsafat

Bahasa Tingkat

Sederhana

Teori Makna Dari

Pengalaman Hidup.

1.

Ayam Ayam Ayam tersebut bermakna

mencakup sebuah keluarga

yang dibumbuhi dengan

ajaran-ajaran dan amanah

yang positif.

Ayam yang digunakan

adalah Ayam Jantan

Kampung.

Bahwasanya ketika

sudah berumah tangga

haruslah selalu

mematuhi atau

menjalankan ajaran-

ajaran baik yang sudah

ditentukan dalam ajaran

Islam.

Orang tua zaman dahulu

percaya bahwasanya

ayam jantan kampung

merupakan binatang

penolak balak agar

leluhur tidak

mengganggu dan

diharapkan dapat

membantu kelancaran

berbagai kegiatan acara,

salah satunya dalam

acara adat perkawinan

suku Sunda.

2 Telur (Endog) Telur (Endog) Makna dari telur (endog)

tersebut melambangkan

keturunan, simbol keluarga

yang harus dijaga, ditutup

rapat dan juga kesucian

seorang wanita.

Bahwasanya makna dari

simbol telur (endog)

adalah sebagai kerelaan

seorang wanita yang

diambil keperawanannya

untuk melayani

suaminya dengan jalan

yang halal dan sah.

Dengan tujuan

memberikan kepuasan

batin dan kasih sayang

hingga menjadi keluarga

yang sakinah, mawaddah

dan warohmah.

Disamping itu,

memberikan isyarat pula

bahwa buah pergaulan

Page 107: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

93

kedua suami istri akan

menghasilkan bibit

keturunan berupa lendir

yang menyerupai isi telur

ayam tersebut.

3 Air dan Kendi Air dan Kendi Makna mencuci kaki

dengan air dari dalam kendi

adalah suatu isyarat bentuk

ketaatan istri kepada sang

suami. Memecahkan atau

menghancurkan kendi

setelah dipakai itu

menyatakan kepuasan hati

antara kedua mempelai dan

saling bahagia dalam

menjalankan rumah tangga,

satu prinsip dan satu tujuan.

Bahwasanya membasuh

dan membersihkan

jemari kaki sang suami

dengan menggunakan air

dari dalam kendi yaitu

sang istri akan senantiasa

menjaga seluruh apa

yang dimiliki suami,

tidak akan mengotorinya

dengan hal-hal yang

tidak patut termasuk

dengan fikiran-fikiran

negative.

Menghancurkan kendi

tersebut bahwa kedua

mempelain akan

senantiasa

menghancurkan segala

krikil dan penghalang

laju biduk mahligai

rumah tangga karena

siapapun juga pasti akan

merasakan bahwa

perjalan hidup berumah

tangga tidak akan selalu

sepi dari cobaan dan

ujian.

4 Pelita (Lilin) Pelita (Lilin) Makna pelita (lilin) dan

membakar harupat

dijadikan lambang oleh

kedua mempelai wanita dan

pria bahwa sifat-sifat yang

“getas harupateun” (mudah

patah seperti harupat).

Karena sifat itu pada

manusia adalah sifat

pemarah.

Bahwasanya pelita (lilin)

dan membakar harupat

adalah nasihat kepada

pengantin pria dan

wanita harus senantiasa

mengutamakan jalan

musyawarah,

mematahkan setiap

kendala secara bersama

demi mencari solusi atas

segala persoalan rumah

tangga.

5 Beras (Beas) Beras (Beas) Makna beras (beas) Bahwasanya beras (beas)

Page 108: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

94

melambangkan masalah

pangan.

adalah merupakan

kebutuhan pokok bagi

sebuah keluarga yang

harus dipenuhi, dengan

begitu suatu keluarga

akan menjadi keluarga

yang makmur dan selalu

tercukupi pangannya.

6 Kunyit

(Koneng/kuning)

Kunyit (Koneng/kuning) Makna dari kunyit

(koneng/kuning)

melambangkan emas yaitu

“kemuliaan”.

Bahwasanya orang-orang

yang memakai emas

pertanda orang tersebut

sudah kaya raya alias

mulia, makmur dan

meningkatkan

kewibawaanya. Selain

itu, Sandang, pangan,

papan sudah tertutupi

sebagai kebutuhan

sehari-hari.

7 Uang Logam

atau Uang Kertas

(Artos)

Uang Logam atau Uang

Kertas (Artos)

Makna dari Uang Logam

atau Uang Kertas (Artos)

melambangkan rizki atau

harta.

Bahwasanya apabila

suatu saat kita memiliki

harta yang berlebih

bahkan kita bisa

dikatakan orang yang

kaya raya jangan sekali-

kali merasa sombong dan

angkuh akan hartanya,

yang harus ditanamkan

adalah mempunyai sifat

kedermawanan, rajin

bersedekah. Karena

sebagian dari harta yang

kita miliki adalah milik

orang fakir miskin.

8 Cabe Merah Cabe Merah Makna dari cabe merah

melambangkan keberanian.

Bahwasanya keberanian

tersebut dalam hal

mengatasi masalah yang

datang dan berani dalam

urusan mencari nafkah

yang halal.

9 Bambu Bambu Makna dari bambu

melambangkan kokoh dan

dapat tumbuh besar.

Bahwasanya bambu

memiliki peranan

penting bagi masyarakat

Sunda, karena memiliki

banyak manfaat salah

satunya bambu

Page 109: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

95

digunakan sebagai alat-

alat rumah tangga,

kerajinan tangan dan

bahan untuk mengelola

makanan.

10 Wadah atau

Nampan

Wadah atau Nampan Makna dari wadah atau

nampan melambangkan

keseluruhan sebagai tempat

berteduh, beristirahat dan

sebagai tempat cerita

keluarga.

Bahwasanya wadah atau

nampan tersebut sebagai

tempat berteduh ketika

hujan/panas,

beristirahat bersama

keluarga tercinta dan

berbagi cerita bahagia

maupun cerita

sedih agar terciptanya

kejujuran dan

keterbukaan dalam

keluarga tanpa ada

rahasia .

Page 110: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

96

DAFTAR-DAFTAR NAMA INFORMAN

NO NAMA JABATAN

1 Asbar Nofendra Kepala Desa Dataran Kempas

2 Abdi Damiran Kadus II Dataran Kempas

3 Suerandi Iskandar Tokoh Masyarakat

4 Teme Tokoh Masyarakat

5 Jemih Juru Masak

6 Ijah Juru Masak

7 Wacih Juru Masak

8 Entar Juru Masak

9 Tarsono Masyarakat

10 Katono Masyarakat

11 Ikah Masyarakat

12 Ahmi Masyarakat

Page 111: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

97

Gambar 1. Hasil wawancara bersama Gambar 2. Hasil Wawancara bersama

Ibu Wacih. Nenek Entar.

Gambar 3. Hasil wawancara bersama Gambar 4. Hasil Wawancara bersama

Bapak Teme. Bapak Tarsono.

Page 112: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

98

Gambar 5. Hasil wawancara bersama Gambar 6. Hasil wawancara barsama

Bapak Suerandi Iskandar. Nenek Ijah.

Gambar 7. Hasil wawancara bersama Gambar 8. Hasil wawancara bersama

Nenek Ahmi. Nenek Jemih.

Page 113: MAKNA SIMBOLIK TRADISI AYAM BAKAKAK PADA ADAT …

99

Gambar 9. Hasil wawancara bersama

Bapak Katono dan Ibu Ikah.

Gambar 10. Makanan Tradisional “ Ayam Bakakak” Pada Adat Perkawinan Suku

Sunda Di Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten

Tanjung Jabung Barat.