12
MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN Ike Yuniarti [email protected] Dosen Pembimbing: Dr. Anik Juwariyah, M. Si Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya dan Abstrak Langen Tayub merupakan kesenian tradisional kerakyatan yang hidup secara turun temurun. Langen Tayub juga merupakan tari pergaulan yang disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Langen Tayub di Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan disuguhkan untuk hiburan masyarakat pada acara bersih desa dan acara-acara pernikahan. Masyarakat Desa Primpen selalu menyuguhkan Langen Tayub dalam upacara bersih desa. Apabila tidak mengadakan Langen Tayub, akan mendatangkan musibah yang menimpa Desa Primpen. Langen Tayub sebagai seni pertunjukan yang hadir di dalam rangkaian acara bersih desa memiliki makna yang terus dipertahankan oleh masyarakat Desa Primpen sampai saat ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana makna pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa di Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan ? Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan lokasi penelitian di Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan khususnya di lokasi pertunjukan Langen Tayub dan tempat pelaksanaan acara bersih desa. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh berdasar tempat, orang dan tulisan yang berhubungan dengan pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa di Desa Primpen dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa mengandung makna spiritual dan makna sosial. Makna spiritual terlihat dari kepercayaan masyarakat terhadap TuhanYang Maha Esa dan roh nenek moyang Desa Primpen. Makna sosial terlihat secara simbolik dari pertunjukan Langen Tayub tentang hubungan masyarakat baik dalam berkeluarga maupun di dalam kehidupan bermasyarakat. Serta mengandung makna semangat masyarakat Desa Primpen sebagai petani. Pertunjukan langen tayub dalam acara bersih desa harus tetap dilaksanakan. Makna yang terkandung di dalamnya menjadi warisan dari nenek moyang yang memberikan kesejahteraan dan hasil bumi yang melimpah. Kata kunci : Langen Tayub, bersih desa, makna Abstract Langen Tayub is a populist traditional art which is alive from generation to generation. Langen Tayub is also a friendship dance which is performanced for 1

MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : IKE YUNIARTI

Citation preview

Page 1: MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA

PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA

PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

Ike Yuniarti

[email protected]

Dosen Pembimbing: Dr. Anik Juwariyah, M. Si

Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya dan

Abstrak

Langen Tayub merupakan kesenian tradisional kerakyatan yang hidup secara turun temurun. Langen Tayub juga merupakan tari pergaulan yang disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Langen Tayub di Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan disuguhkan untuk hiburan masyarakat pada acara bersih desa dan acara-acara pernikahan. Masyarakat Desa Primpen selalu menyuguhkan Langen Tayub dalam upacara bersih desa. Apabila tidak mengadakan Langen Tayub, akan mendatangkan musibah yang menimpa Desa Primpen. Langen Tayub sebagai seni pertunjukan yang hadir di dalam rangkaian acara bersih desa memiliki makna yang terus dipertahankan oleh masyarakat Desa Primpen sampai saat ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana makna pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa di Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan ?

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan lokasi penelitian di Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan khususnya di lokasi pertunjukan Langen Tayub dan tempat pelaksanaan acara bersih desa. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh berdasar tempat, orang dan tulisan yang berhubungan dengan pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa di Desa Primpen dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa mengandung makna spiritual dan makna sosial. Makna spiritual terlihat dari kepercayaan masyarakat terhadap TuhanYang Maha Esa dan roh nenek moyang Desa Primpen. Makna sosial terlihat secara simbolik dari pertunjukan Langen Tayub tentang hubungan masyarakat baik dalam berkeluarga maupun di dalam kehidupan bermasyarakat. Serta mengandung makna semangat masyarakat Desa Primpen sebagai petani.

Pertunjukan langen tayub dalam acara bersih desa harus tetap dilaksanakan. Makna yang terkandung di dalamnya menjadi warisan dari nenek moyang yang memberikan kesejahteraan dan hasil bumi yang melimpah.Kata kunci : Langen Tayub, bersih desa, makna

Abstract

Langen Tayub is a populist traditional art which is alive from generation to generation. Langen Tayub is also a friendship dance which is performanced for bind a relationship in society. Langen Tayub in Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten lamongan is shown for local citizen’s entertainment when Bersih Desa ceremonial and wedding party are held. Primpen’s local citizen is always showing Langen Tayub in Bersih Desa ceremonial. When they are not show this Langen Tayub performance, the disaster will come to their village. Statement of the problem in this analysis are How the meaning of Langen Tayub performance of Bersih Desa ceremonial in Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan can be described by analysing every steps of Bersih Desa ceremonial and the elements of Langen tayub performance in Bersih Desa ceremonial.

This is a qualitative analysis which use Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan as an analysis location, particularly in the area of Langen Tayub performance and

1

Page 2: MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216

the area of Bersih Desa ceremonial. The data source of the analysis is got based on location, people, and a description related to Langen Tayub performance of Bersih Desa ceremonial in Desa Primpen using technique observation, interview, and documentation. Langen Tayub performance of Bersih Desa ceremonial has spiritual and social meaning. Spiritual meaning is demonstrated from the faith of local citizen to the god and Primpen ancestors. Social meaning is shown simbolically from the Langen Tayub performance about local citizen relationship, family and neighborhood. Also has a spirit meaning Primpen’s local citizen as farmers. Langen Tayub performance of Bersih Desa cerermonial must be held. The meaning of it becomes a heritage from ancestors who give a prosperity and natural resources in a great number to Primpen’s local citizen.

Key words : Langen Tayub, Bersih Desa, The Meaning

PENDAHULUAN

Langen Tayub merupakan kesenian tradisional kerakyatan yang hidup secara turun temurun. Langen Tayub juga merupakan tari pergaulan yang disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Langen Tayub merupakan bagian dari seni tari. Langen Tayub berasal dari kata “ta” (ditata) dan “yub” (ben guyub) yang artinya diatur agar tetap rukun bersahabat dengan rasa persaudaraan.

Langen Tayub di Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan disuguhkan untuk hiburan masyarakat pada acara bersih desa dan acara-acara pernikahan. Langen Tayub yang disajikan pada acara bersih desa, dilakukan di sebuah tempat yang oleh masyarakat sekitar disebut dengan panggang. Panggang merupakan sebuah tempat yang dianggap oleh masyarakat Desa Primpen sebagai tempat yang dahulunya digunakan tempat berteduh danyang desa atau babat desa karena di panggang terdapat wet gede agrom1. Apabila dalam acara bersih desa tidak mengadakan Langen Tayub, pasti akan mendatangkan musibah, di antaranya yaitu penduduk desa kampiran ( kesurupan ), hasil panen tidak sukses, dan padi tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal tersebut menjadi bukti bahwa kepercayaan masyarakat Desa Primpen masih sangat kental dengan adat tradisi dan kepercayaan terhadap leluhur. Keyakinan masyarakat akan tradisi warisan leluhur dan latar belakang masyarakat Desa Primpen sebagai masyarakat agraris, menjadikan masyarakat sampai saat ini masih melaksanakan upacara bersih desa dengan menyajikan Langen Tayub.

Upacara Bersih Desa dan Langen Tayub memiliki makna yang sangat dipercayai dan dipegang teguh oleh masyarakat Desa Primpen. Oleh karena itu setiap bagian dari pelaksanaan pertunjukan Langen Tayub dalam upacara Bersih Desa di Desa Primpen dilaksanakan sesuai dengan tradisi warisan leluhur agar tidak mengubah makna yang terkandung dalam

1 ? Batang atau pepohonan yang besar dan berdaun rimbun sehingga bisa digunakan untuk berteduh dari terik matahari.

acara Bersih Desa. Misalnya sebelum acara pokok bersih desa dimulai, seluruh anggota masyarakat yang terlibat harus melakukan upacara ritual di panggang dengan maksud dan tujuan untuk menghormati arwah leluhur Desa Primpen. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Tamari bahwa “Upacara bersih desa pertamakali harus dilaksanakan di panggang sebagai penghormatan terhadap arwah leluhur. Setelah itu diikuti oleh acara – acara selanjutnya”.

Karakteristik dan keunikan Langen Tayub di Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan sangat menarik untuk diteliti terutama pada aspek Makna Pertunjukan. Selain sampai saat ini Langen Tayub di Desa Primpen tersebut belum pernah diteliti dan ditulis ke dalam tulisan ilmiah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Keberadaan Langen Tayub dalam Acara Bersih Desa di Desa Primpen

Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Primpen sebagai petani. Petani tradisional termasuk dalam kebudayaan agraris, maka masyarakat Desa Primpen memiliki acara selametan yang dipersembahkan kepada Tuhan dan roh-roh leluhur untuk mensyukuri hasil bumi. Bagi masyarakat budaya agraris, kesuburan merupakan satu-satunya harapan yang selalu didambakan oleh para petani. Dalam benak petani tradisi, kesuburan tanah tidak hanya dicapai lewat peningkatan sistem pertanian baru, tetapi juga perlu diupayakan lewat kekuatan-kekuatan yang tak kasat mata ( tampak )2. Budaya agraris juga mempengaruhi jenis kesenian yang digemari masyarakat Desa Primpen. Oleh karena itu

2 ? Soetarno, dkk. 2000. Greget. Surakarta: Jurusan Tari Sekolah Tinggi Seni Indonesia. hal: 33

Page 3: MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA

PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

kesenian yang berkembang di Desa Primpen merupakan jenis kesenian yang sesuai dengan latar belakang masyarakat sebagai petani yang menjunjung kebersamaan dan tali persaudaraan antar anggota masyarakat. Langen Tayub merupakan satu – satunya kesenian yang digemari dan secara rutin diselenggarakan oleh masyarakat Desa Primpen. Hal ini dikarenakan Langen Tayub mudah diterima oleh masyarakat dan merupakan jenis kesenian yang wajib ditampilkan ketika masyarakat menyelenggarakan upacara bersih desa setiap tahun3.

2.3 Makna Pertunjukan Langen Tayub dalam Acara Bersih Desa di Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan

Makna dalam penelitian tentang seni pertunjukan dapat dianalisis secara simbolik dengan perspektif hermenuetik. Analisis secara simbolik dengan perspektif hermenuetik ini seyogyanya sebelum menafsirkan atau menginterpretasikan suatu fenomena atau pertunjukan seni, lebih dulu memperhatikan pandangan – pandangan si seniman atau masyarakat pemilik aktif ( active bearer ) dari seni itu4. Seorang peneliti kualitatif boleh saja melakukan penafsiran dengan melakukan analisa terhadap sebuah simbol untuk menemukan makna. Akan tetapi suatu analisis atau tafsir terhadap simbol-simbol seni tidak akan lengkap dan tajam tanpa memperhatikan pandangan atau pendapat yang diberikan oleh seniman sebagai pencipta simbol, yang terkandung di dalam elemen – elemen pendukung dari sebuah seni pertunjukan. Analisis makna mengenai pertunjukan Langen Tayub dalam Acara Bersih Desa di Desa Perimpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan digolongkan dalam tiga bentuk analisis makna yaitu Exegetical Meaning, Operational Meaning dan Positional Meaning.

2.3.1 Exegetical Meaning

3 ? Ibid,.4 ? Sumandiyo Hadi, Y. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. hal: 90

2.3.1.1 Tata Cara Penyelenggaraan Acara Bersih Desa

Acara Bersih Desa di Desa Primpen dilaksanakan sekali dalam setahun. Pelaksanaan Bersih Desa harus pada hari Rabu Pon. Hal ini karena Rabu Pon merupakan hari dimana nenek moyang Desa Primpen yang bernama Mbah Rojo dan Mbah Pen pertama kali menetap di sebuah wilayah yang saat ini dikenal dengan nama Desa Primpen. Oleh karena itu acara Bersih Desa wajib dilaksanakan pada hari Rabu Pon sebagai wujud penghormatan terhadap roh nenek moyang sekaligus memperingati hari lahir Desa Primpen.

Pertunjukan Langen Tayub pada acara bersih desa di Desa Primpen dilakukan dua kali, yaitu siang sekitar pukul 12.00 dan sore hingga malam. Ketika siang hari, pertunjukan Langen Tayub dilakukan di panggang yang diawali dengan selametan atau syukuran. Tidak bisa dipungkiri bahwa konsep keselamatan dengan wujud mengadakan selametan bagi masyarakat pedesaan, sampai sekarang tetap dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur mereka atas segala anugerah, kesehatan, ketentraman, dan hasil bumi yang melimpah. Kepercayaan terhadap adanya roh-roh halus di sekitar, masih mewarnai pola tingkah laku masyarakat pedesaan, termasuk dalam kegiatan bersih desa yang diwujudkan dalam bentuk selametan bersama di punden5.

2.3.1.2 DoaKegiatan berdoa diawali dengan

membakar kemenyan yang dilakukan sesepuh desa sebagai bentuk penghormatan kepada roh leluhur Desa Primpen sebagai makhluk halus yang menghuni panggang. Makhluk - makhluk halus yang tinggal dekat tempat tinggal manusia itu bertubuh halus sehingga tidak dapat tertangkap oleh pancaindera manusia, mampu berbuat hal – hal yang tak dapat diperbuat manusia, mendapat tempat yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga menjadi obyek penghormatan dan penyembahan yang

5 ? Juwariyah, Anik. 2014. Dialektika Konstruksi Langen Tayub Nganjuk dalam Perubahan Sosial dan Budaya Masyarakat . Surabaya: Jaudar Press. hal: 67

3

Page 4: MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216

disertai berbagai upacara berupa doa, sajian atau korban6.

Doa yang dibacakan dalam acara Bersih Desa di Desa Primpen mempunyai makna bahwa masyarakat Desa Primpen selalu berdoa kepada Tuhan dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan, seperti menyelenggarakan acara Bersih Desa. Masyarakat Desa Primpen berdoa kepada Tuhan dan roh nenek moyang yang menghuni tempat pelaksanaan Bersih Desa ( panggang ) agar diberi restu serta keselamatan dalam menyelenggarakan acara Bersih Desa.

2.3.1.3 Membawakan gending Eling – elingGending Eling – eling merupakan

gending wajib yang harus dibawakan dalam pertunjukan Langen Tayub ketika pelaksanaan acara Bersih Desa. Gending Eling – eling dibawakan agar warga Desa Primpen tetap mengingat danyang ( nenek moyang ) sebagai sesepuh yang pertama kali menemukan desa ( babat desa ) Primpen.

Secara keseluruhan, gending Eling-eling memiliki makna bahwa masyarakat Desa Primpen harus selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang pencipta alam semesta. Sebagai manusia, masyarakat Desa Primpen sadar bahwa setiap manusia akan kembali kepada sang pencipta. Oleh karena itu, dengan mengingat Tuhan masyarakat Desa Primpen sadar bahwa setiap perilaku yang dilakukan akan akan dipertanggung jawabkan di akhirat.

2.3.1.5 KlenenganKlenengan yang umumnya diadakan

oleh para niyaga sekitar 2 jam sebelum pertunjukan dimulai atau talu. Klenengan disini selalu diisi dengan gending Eling-eling. Gending ini selalu ada pada awal sebelum Langen Tayub dimulai. Hal ini memiliki makna dan tujuan agar masyarakat senantiasa mengingat danyang atau nenek moyang Desa Primpen. Meskipun akan melaksanakan pertunjukan Langen Tayub dengan suka cita, masyarakat Desa Primpen tidak boleh

6 ? Koentjaraningrat. 1993. Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. hal: 13-14

takabur atau lupa akan leluhur sehingga terhindar dari pertengkaran karena dengan mengingat leluhur maka akan timbul rasa persaudaraan dan kekeluargaan. 2.3.1.6 Gedhog

Gedhog merupakan babak dalam Langen Tayub ketika pramugari menari dan mengumumkan tata tertib acara Langen Tayub. Tahapan gedhog dilakukan sebagai wujud kepatuhan masyarakat Desa Primpen terhadap ajaran agama Islam yang dituangkan ketika melaksanakan pertunjukan Langen Tayub. Setiap peraturan dibuat dengan tujuan tertentu. Oleh karena itu tata tertib yang dibuat sejak dahulu oleh leluhur dalam pertunjukan Langen Tayub dipercayai dan dipatuhi masyarakat demi terciptanya suasana yang aman dan tenteram.

2.3.2 Operational Meaning

2.3.2.1Persiapan Acara Bersih Desa

Semua persiapan acara bersih desa dilaksanakan secara gotong royong oleh sebagian besar masyarakat Desa Primpen. Sudah menjadi tradisi turun temurun bahwa setiap acara yang diadakan oleh Desa diikuti oleh semua anggota masyarakat mulai dari persiapan sampai selesainya acara. Gotong royong dalam persiapan acara bersih desa memiliki makna untuk mempersatukan masyarakat melalui acara bersih desa. Tindakan-tindakan ketika gotong royong mencerminkan kegembiraan bisa berkumpul bersama meskipun sambil melakukan aktivitas mempersiapkan pelaksanaan acara bersih desa.

2.3.2.2 Pelakasanaan Acara Bersih Desa2.3.2.2.1 Syukuran Menikmati Ambeng

Ambeng merupakan makan yang dibawa oleh warga secara sukarela dan ikhlas sebagai wujud rasa syukur atas hasil bumi yang diperoleh. Ambeng berisi makanan berupa hasil bumi seperti nasi tumpeng, buah, sayur dan jajanan pasar yang sengaja dibuat warga untuk acara bersih desa. Ambeng yang dibawa masyarakat dikumpulkan di panggang dengan diletakkan di atas meja tradisional yang terbuat dari

Page 5: MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA

PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

bambu. Setelah semua ambeng didoakan, masyarakat beramai-ramai menikmati ambeng – ambeng tersebut. Warga bersama – sama menikmati ambeng tersebut memiliki tujuan agar tali persaudaraan terjalin semakin erat dengan makan bersama – sama di satu tempat yang teduh dan dianggap keramat oleh masyarakat setempat.

Kebersamaan warga menunjukkan rasa kekeluargaan antar anggota masyarakat dan antusiasme masyarakat terhadap tradisi menjadikan acara bersih desa di Desa Primpen rutin dilakukan setiap tahun. Dengan acara ini pula rasa kekeluargaan dengan bersama – sama menikmati ambeng di tempat yang dianggap keramat oleh leluhur desa terus diwariskan pada generasi – generasi selanjutnya.

2.3.3 Positional Meaning

4.4.3.1 Urutan PenyajianMasyarakat Desa Primpen sangat

menghormati kepala desa dan perangkat desa sehingga sampur penghormatan diberikan sebagai lambang masyarakat taat kepada tradisi dan rasa hormat kepada pemimpin desa yang di yakini sebagai sesepuh desa. Meskipun orang yang menjabat sebagai kepala desa berusia relatif muda, namun kepala desa tetap dianggap sesepuh desa karena merupakan orang yang memimpin desa dan mengayomi masyarakat Desa Primpen.

Dilanjutkan giliran mengibing untuk masyarakat Desa Primpen yang datangnya lebih awal dan para tamu kehormatan. Pramugari atau palandhang sampur menyerahkan kepada masyakarat dan para tamu kehormatan untuk menentukan sendiri urutan yang akan tampil sesuai meja, yang bertujuan untuk mengenalkan atau mengakrabkan masyarakat Desa Primpen kepada para tamu yang datang dalam pertunjukan Langen Tayub.

Para pemuda Desa Primpen lebih mendahulukan orang yang lebih tua untuk mengibing meskipun datangnya lebih awal karena mereka sangat menghormati orang yang lebih tua dari mereka, para pemuda Desa Primpen juga ikut membantu untuk menyuguhkan makanan untuk para

pengibing dan tamu yang datang. Jam 11 keatas para pemuda baru mendapatkan giliran untuk mengibing dan mendapatkan sampur.

4.4.3.2Gerak Tandhak

Tari yang dilakukan oleh tandhak atau waranggana merupakan tari dengan gerak bebas, hanya saja dasar gerak dari tari gambyong yang bertujuan untuk mengungkapkan suatu ekspesi semangat para tandhak untuk menari bersama para pengibing. Gerakannya cenderung bergaya Jawa Tengah / Surakarta. Karena sebenarnya dasar bentuk gerak tarian tandhak Langen Tayub adalah tari gambyong. Gerak yang diambil hanya gerak sekaran ( pola gerak tari ) yang sederhana.

Tabel 4.5 Gerak TandhakNo

Gambar Nama Ragam

Makna

1 Tumpang tali

Gerakan tersebut memiliki makna ketika seorang perempuanyang selalu menjadi pengiring bagi seorang laki- laki

5

Page 6: MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216

2 Singet

Gerakan tersebut memiliki makna bahwa seorang perempuan yang menjadi penyemangat

3 Cekle’an

Gerakan tersebut memiliki makna untuk menjaln kebersamaan dengan seorang pasangan

4 Ngundang

Gerakan tersebut memiliki makna sebagai seorang perempuan yang selalu menerima pasangan dalam hal apapun

4.4.3.3 Pola LantaiPola lantai sebagai sebuah konstruksi

wujud tari yang lebih memperhatikan tata letak penari secara analisis dapat dipahami sebagai, alat mengakomodir tampilan tari bentuk sebagai sebuah tontonan akan lebih variatif, energik dan menghapus kejenuhan penonton.

Gambar 4.15 Pola Lantai waranggana dan pengibing

( Dokumentasi Naila Shoting )

Bentuk posisi penari pada gambar di atas sebagai penghormatan untuk kepala Desa dan perangkat desa, huruf U sebagai symbol kerukunan serta kekompakan dalam meningkatkan kesejahteraan Desa Primpen, posisi penari dengan huruf U terjadi pada awal atau pembukaan pertunjukan Langen Tayub.

Setelah Tandhak dan perangkat desa membentuk seperti huruf U, maka dimulai kegiatan mengibing dengan bergerak maju berlawanan antar perangkat desa sampai saling melewati bersisipan. Gerakan ini terjadi berulang – ulang dengan diikuti oleh gerakan tandhak dengan posisi berjejer.

Bentuk berhadapan sebagai simbol kerukunan serta mempererat hubungan perempuan dan laki – laki dalam kesejahteraan rumah tangga. Setelah posisi berhadapan pengibing dan penayub membentuk posisi berbalik arah antara laki – laki dan perempuan sebagai simbol bahwa perempuan di Desa Primpen selalu menjadi semangat pemberi motivasi untuk suaminya dalam mencari nafkah sebagai seorang kepala rumah tangga dan untuk kesejahteraan keluarganya.

4.4.3.4Doa

Masyarakat Desa Primpen membacakan doa yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembacaan doa dilengkapi dengan sajian atau sesajen berupa kemenyan sebagai perantara agar doa yang dibacakan sampai kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemenyan merupakan simbol dalam pembacaan doa yang memiliki tujuan agar doa yang dibacakan bisa sampai melalui asap yang terbang dari hasil membakar kemenyan. Asap yang terbang ke langit dipercaya masyarakat Desa Primpen akan membawa doa yang mereka bacakan dan

Page 7: MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA

PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

sampai pada Tuhan agar segera dikabulkan atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah gondone cek ngeleng beluk’e gawe nyuwun doane wong Primpen .

Gambar 4.16 Kemenyan yang dibakar ketika memanjatkan doa

( Dokumentasi pribadi: Ike, 2015 )

KESIMPULANPertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa masih terus dilaksanakan sampai saat ini oleh masyarakat Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan. Kepercayaan masyarakat Desa Primpen yang kuat terhadap tradisi warisan dan untuk menghormati roh nenek moyang, menjadikan pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa wajib diselenggarakan pada hari Rabu Pon. Hal ini karena Rabu Pon merupakan hari dimana nenek moyang DesaPrimpen yang bernama Mbah Rojo dan Mbah Pen pertama kali menetap di sebuah wilayah yang saat ini dikenal dengan nama Desa Primpen. Selain itu masyarakat Desa Primpen percaya bahwa sampai saat ini roh nenek moyang menghuni sebuah tempat di Desa Primpen yang disebut Panggang. Oleh karena itu acara bersih desa wajib dilaksanakan pada hari Rabu

Pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa di Desa Primpen tetap dipertahankan karena mengandung makna-makna di setiap tahapan acara bersih desa dan elemen-elemen pendukung pertunjukan Langen Tayub. Makna yang terkandung dalam Pertunjukan Langen Tayub dalam Acara Bersih Desa di Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan sebagai berikut :

5.1.1 Pelaksanaan Acara Bersih Desa

Setiap tahapan dalam acara bersih desa memiliki makna tentang hubungan antar sesama masyarakat Desa Primpen serta hubungan masyarakat Desa Primpen dengan Tuhan dan roh nenek moyang. Tahapan acara doa dan ketika membawakan gending Eling-eling memiliki makna bahwa masyarakat Desa Primpen percaya bahwa setiap aktivitas yang dilakukan harus diawali dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan harus selalu ingat kepada roh nenek moyang sebagai wujud penghormatan terhadap jasa nenek moyang. Selain itu masyarakat Desa Primpen juga harus selalu ingat kepada jasa-jasa orang tua dan pemimpin, serta kebudayaan yang sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Primpen. Tahapan Acara ketika menikmati Ambeng memiliki makna bahwa masyarakat DesaPrimpen harus senantiasa menjaga hubungan dengan sesama anggota masyarakat masyarakat agar tercipta suasana gotong royong dan rasa kekeluargaan.5.1.2 Elemen-elemen Pertunjukan Langen Tayub5.1.2.1 Gerak Tandhak

Gerakan Thandak memiliki makna yang dipercayai oleh masyarakat Desa Primpen. Gerak sederhana yang dilakukan tandhak dengan penayub memiliki makna seorang istri yang selalu setia memberikan semangat terhadap suami dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala rumah tangga yang berprofesi sebagai petani. Selain itu terdapat gerakan Thandak yang dimaknai sebagai simbol ketika petani menanam dan memanen padi.5.1.2.2 Gending

Terdapat beberapa judul gending yang dibawakan pada pertunjukan Langen Tayub di Desa Primpen. Setiap gending memiliki makna yang terkandung dalam syair gending. Misalnya gending Eling-eling yang memiliki makna bahwa manusia harus selalu ingat kepada Tuhan, nenek moyang, orang tua dan kebudayaan. Selain itu juga terdapat gending yang memiliki makna bahwa kita sebagai umat Islam jangan sampai meninggalkan perintah agama. Tidak semua gending memiliki makna religius atau sosial. Ada beberapa gending yang bersifat hiburan

7

Page 8: MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216

seperti “Slendang Sutera Kuning” dan “Nyidam Sari”.5.1.2.3 Pola Lantai

Pola lantai pada pertunjukan Langen Tayub dalam acara Bersih Desa di Desa Primpen memiliki dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu bentuk huruf ”U”dan bentuk sejajar dengan saling berhadapan antara thandak dan pengibing. Pola lantai dengan bentuk huruf “U” sebagai penghormatan kepada Kepala Desa dan sebagai simbol kerukunan serta kekompakan dala meningkatkan kesejahteraan Desa Primpen. Pola lantai bentuk sejajar dengan saling berhadapan antara thandak dan pengibing sebagai simbol kerukunan serta mempererat hubungan perempuan dan laki-laki dalam kesejahteraan rumah tangga.

Makna yang terkandung dalam setiap tahapan acara bersih desa dan elemen-elemen pendukung pertunjukan Langen Tayub tetap dipertahankan karena masyarakat percaya bahwa makna yang terkandung menjadikan masyarakat Desa Primpen senantiasa bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan mampu menciptakan kehidupan yang tenteram dengan saling menghormati satu sama lain. Oleh karena itu pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa tetap dilaksanakan oleh masyarakat Desa Primpen sampai sekarang.

5.2 Saran Untuk memahami dan mengetahui lebih

banyak pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa di Desa Primpen, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam dengan mengkaji aspek-aspek lain yang belum terungkap dalam penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak hal-hal yang belum terungkap dalam peneltian ini, oleh karena itu masih diperlukan penelitian yang lebih mendalam dalam mengungkap permasalahan lain yang belum sempat ditemukan dalam penelitian ini.

Pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa harus tetap dilaksanakan tertuma pada wilayah dengan penduduk berprofesi petani. Karena selain dapat mempersatukan seluruh anggota masyarakat dalam ikatan persaudaraan, dengan makna yang

terkandung dalam pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa maka masyarakat akan selalu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan menghormati roh nenek moyang mereka.

Para generasi muda hendaknya ikut melestarikan tradisi pertunjukan Langen Tayub dalam acara bersih desa ini dengan berpartisipasi pada setiap pelaksanaan acara bersih desa. Dan diharapkan para senimann Langen Tayub senantiasa memunculkan inovasi-inovasi agar pertunjukan Langen Tayub tidak kalah bersaing dengan produk-produk kesenian yang modern saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal Kabupaten Lamongan Tahun 2012

Devitasari, Dian. 2014. Makna Simbolis Kesenian Pojian di Desa Prajekan Kidul Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FBS UNESA

Dwidjowonoto, Wahjudhi dan Joko Winarko. 2012. Laporan Penelitian Dasar: Keberadaan Kesenian Tayub Di Kabupaten Lamongan. Surabaya: LPPM Unesa

Hastanto, Sri. 2009. Konsep Pathet Dalam Karawitan Jawa. Surakarta: ISI Press

Herama Jayanti, Yeni. 2005. Peran Tayub Sebagai Sarana Ruwat Desa di Desa Lebak Jabung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FBS UNESA

Herdanto, Sri. 2011. Organologi dan Akustika I & II. Bandung: CV. Lubuk Agung

Jaeni. 2012. Komunikasi Estetik: Menggagas Kajian Seni dan Peristiwa Komunikasi Pertunjukan. Bogor: IPB Press

Juwariyah, Anik. 2014. Dialektika Konstruksi Langen Tayub Nganjuk Dalam Perubahan Sosial dan Budaya Masyarakat. Surabaya: Jaudar Press

Page 9: MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

MAKNA PERTUNJUKAN LANGEN TAYUB DALAM ACARA BERSIH DESA DI DESA

PRIMPEN KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

Koentjaraningrat. 1993. Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Kusnawati, Muntik. 2004. Fungsi dan Makna Tari Jathilan Baku di Paguyuban Seni Reog Pujonggo Anom Ponorogo. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FBS UNESA

Murgiyanto, Sal. 2001. Kritik Tari: Bekal dan kemampuan Dasar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

. 1983. Koreografi: Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Puspito, Peni. 2012. Pengantar Pengetahuan Tari. ( Online )

Ratnawati, Wulan. 2008. Tayub Dalam Upacara Adat Larung Sembonyo di Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FBS UNESA

Riannisa, Wijati. 2012. Makna Simbolis Seni Pertunjukan Pandan Sari Dalam Konteks Ritual Sedekah Bumi di Desa Sepat Lidah Kulon. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FBS UNESA

Soetarno, dkk. 2000. Greget. Surakarta: Jurusan Tari Sekolah Tinggi Seni Indonesia.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta

Sumandiyo Hadi, Y. 2003. Aspek – aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Elkaphi

. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher

Sumber data liputan Pembangunan Desa Primpen Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan

Supriyono. 2012. Pengetahuan Komposisi Tari. Malang: Banyumedia Publishing

Waridi dan Bambang Murtiyoso (Ed.). 2005. Seni Pertunjukan Indonesia: Menimbang Pendekatan Emik Nusantara. Surakarta: The Ford Foundation & Program Pendidikan Pascasarjana Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta.

Yasyin, Suichan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah Surabaya

9