82
Makalah Wawancara Diajukan untuk memenuhi tugas tutorial Social, Economic and Health Care System KELOMPOK 11 Dessy Angghita (SA10017) Sahad M.S (SA10045) Samuel Kristian (SA10046) Tiyan Hidayat Putra (SA10049) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

makalah wawancara kel.11

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah wawancara kel.11

Makalah Wawancara

Diajukan untuk memenuhi tugas tutorial Social, Economic and Health Care

System

KELOMPOK 11

Dessy Angghita (SA10017)

Sahad M.S (SA10045)

Samuel Kristian (SA10046)

Tiyan Hidayat Putra (SA10049)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2011

Page 2: makalah wawancara kel.11

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana berkat Rahmat dan

Hidayah-Nya Makalah wawancara ntuk mendapatkan informasi mengenai

AsKesKin dan Desa Siaga dapat di selesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa terselesaikannya tugas ini, tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak A. Ngadiran S.Kep.Ners.M.Kep. selaku Koordinator dan dosen

Social Political Economic and Health Care System yang selalu

memberikan arahan dan bimbingan selama perkuliahan berlangsung.

2. Semua anggota kelompok 11 yang telah bekerjasama dalam mengerjakan

tugas makalah Social Political Economic and Health Care System.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua amal baik semua yang telah

membantu dalam proses penyusunan makalah ini, amin.

Dan kami menyadari akan berkembangnya ilmu pengetahuan yang tak pernah

berhenti, oleh karena itu kami menerima semua saran dan kritik guna untuk

memperbaiki di masa mendatang.

Bandung, 6 Mei 2011

Penyusun

i

Page 3: makalah wawancara kel.11

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

1.2.1 Tujuan Umum....................................................................................2

1.2.2 Tujuan Khusus...................................................................................2

1.3 Metode Penulisan......................................................................................2

1.3.1 Wawancara.........................................................................................3

1.3.2 Studi Kepustakaan..............................................................................3

1.4 Sistematika Penulisan................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................5

2.1 PT Askes (Persero)....................................................................................5

2.1.1 Sejarah Singkat PT ASKES (Persero)...............................................5

2.1.2 Pengertian ASKES.............................................................................7

2.2 AsKesKin atau JamKesMas....................................................................11

2.3 Desa Siaga...............................................................................................13

BAB III WAWANCARA DAN SIMPULAN WAWANCARA...........................19

3.1 Wawancara dengan PT Askes (Persero).................................................19

3.1.1 Berikut wawancara dengan salah satu staf pegawai PT Askes

(Persero).........................................................................................................20

3.1.2 Simpulan..........................................................................................40

3.2 Wawancara dengan Ketua RT 15 Desa Sayati........................................42

3.2.1 Berikut wawancara dengan ketua RT 15 Desa Sayati.....................42

ii

Page 4: makalah wawancara kel.11

3.2.2 Simpulan..........................................................................................45

BAB IV PENUTUP...............................................................................................47

4.1 Simpulan..................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

iii

Page 5: makalah wawancara kel.11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran serta masyarakat adalah syarat mutlak bagi keberhasilan ,kelangsungan dan

kemandirian pembangunan , termasuk pembangunan di bidang kesehatan. Peran

serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan diwujudkan antara lain dengan

menjalankancara “hidup sehat” penyelenggara berbagai upaya/pelayanan

kesehatan dan dalam membiayai pemeliharaan kesehatan. Peran serta masyarakat

(termasuk swasta) dalam pembiayaan pemeliharaan kesehatan terlaksana antara

lain dengan bentuk (1) Pengeluaran biaya langsung untuk kesehatan ,(2) Dana

sehat yakni pengumpulan dana masyarakat untuk kesehatan berlandaskan

semangat gotong royong berazaskan usaha bersama dan kekeluargaan yang telah

dikenal sejak tahun 1970-an di banyak desa,(3) Asuransi sosial di bidang

kesehatan antara lain program PT.Askes dan program JPK Jamsostek serta PT.

Jasa Raharja yang pendanaannya berasal dari iuran wajib para peserta berdasarkan

Undang-undang, dan (4)berbagai bentuk pembiayan ksehatan pra -upaya swasta,

yang sedang berkembang di Indonesia.

Sistem pembiayaan kesehatan untuk pelayanan kesehatan memiliki dampak

terhadap seberapa adilkah beban pembayaran didistribusikan diantara masyarakat.

Dapatkah kaum kaya dan mereka yang sehat mensubsidi mereka yang miskin dan

sakit?. Dalam rangka menjamin keadilan dan perlindungan terhadap resiko

finansial harus terdapat sistem pembayaran praupaya (Prepayment) yang cukup

kuat. Si miskin harus disubsidi melalui subsidi silang dari kelompok resiko rendah

kepada kelompok resiko tinggi, fragmentasi pengelolaan dana harus di hindari dan

harus terdapat sistem alokasi atau pembayaran yang strategis. Asuransi kesehatan

sosial adalah suatu sistem manajemen resiko sosial seperti risiko kehilangan

pendapatan atau biaya kebutuhan medis karena sakit yang risiko tersebut

dipadukan (pooled) atau dipindahkan dari individu ke kelompok dengan

kepesertaannya yang bersifat wajib.

1

Page 6: makalah wawancara kel.11

Peran masyarakat yang cukup besar dalam pembiayaan kesehatan ini masih perlu

di dorong agar dikelola dengan lebih efektif dan efisien, karena ¾ nya masih

berupa pengeluaran biaya langsung yang tidak terencana dan masih merupakan

beban perorangan yang belum diringankan dengan usaha bersama dan

kekeluargaan.

Pemberdayaan masyarakat dalam berbagai bentuk telah menjadi paradigma baru

dalam pembangunan masyarakat. Tentu saja pemberdayaan ini secara langsung

melibatkan partisipasi masyarakat. Program dan konsep-konsep digulirkan oleh

pemerintah, terutama pemerintah pusat untuk mengajak segenap masyarakat

membangun wilayahnya masing-masing. Di bidang kesehatan, salah satu

bentuknya yaitu dengan desa siaga.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Memacu para mahasiswa berpikir secara kritis. Serta untuk menambah

pengetahuan dan wawasan para mahasiswa.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setiap mahasiswa mampu memahami materi tentang Asuransi, AsKesKin, Desa

Siaga dan materi mengenai nilai-nilai sosial serta struktur sosial yang berada di

masyarakat.

1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini adalah deskriftif dalam bentuk studi kasus, teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah:

2

Page 7: makalah wawancara kel.11

1.3.1 Wawancara

Yaitu mengumpulkan data melalui tanya jawab langsung dengan pengurus daerah

dan dengan staf pegawai PT Askes (Persero) untuk mendapatkan data mengenai

desa siaga dan AsKesKin.

1.3.2 Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang dilakukan melalui studi literature yang diperoleh melalui

referensi-referensi.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

1.2.2 Tujuan Khusus

1.3 Metode Penulisan

1.3.1 Wawancara

1.3.2 Studi Kepustakaan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 PT Askes (Persero)

2.1.1 Sejarah Singkat PT ASKES (Persero)

2.1.2 Pengertian ASKES

2.2 AsKesKin atau JamKesMas

3

Page 8: makalah wawancara kel.11

2.3 Desa Siaga

BAB III WAWANCARA DAN SIMPULAN WAWANCARA

3.1 Wawancara dengan PT Askes (Persero)

3.1.1 Berikut wawancara dengan salah satu staf pegawai PT Askes (Persero).

3.1.2 Simpulan

3.2 Wawancara dengan Ketua RT 15 Desa Sayati

3.2.1 Berikut wawancara dengan ketua RT 15 Desa Sayati

3.2.2 Simpulan

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan

4

Page 9: makalah wawancara kel.11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 PT Askes (Persero)

2.1.1 Sejarah Singkat PT ASKES (Persero)

Status : Perusahaan Persero

Bisnis / Industri : Jasa Asuransi

PT Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan

khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan

kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI,

Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya.

Sejarah singkat penyelenggaraan program Asuransi Kesehatan sebagai berikut :

1968

Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur

pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan

ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230

Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus di lingkungan

Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan

Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr.

G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai embrio Asuransi Kesehatan Nasional.

1984

Untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta

dan agar dapat dikelola secara profesional, Pemerintah menerbitkan Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai

Negeri Sipil, Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota

keluarganya. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan

penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti.

5

Page 10: makalah wawancara kel.11

1991

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, kepesertaan program

jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti ditambah

dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya.

Disamping itu, perusahaan diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke

badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta sukarela.

1992

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perum diubah

menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan pertimbangan fleksibilitas

pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat dinegosiasi untuk

kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen lebih mandiri.

2005

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1241/Menkes/XI/2004 PT

Askes (Persero) ditunjuk sebagai penyelenggara Program Jaminan Kesehatan

Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM). PT Askes (Persero) mendapat penugasan

untuk mengelola kepesertaan serta pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

2008

Pemerintah mengubah nama Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat

Miskin (PJKMM) menjadi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

PT Askes (Persero) berdasarkan Surat Menteri Kesehatan RI Nomor

112/Menkes/II/2008 mendapat penugasan untuk melaksanakan Manajemen

Kepesertaan Program Jamkesmas yang meliputi tatalaksana kepesertaan,

tatalakasana pelayanan dan tatalaksana organisasi dan manajemen.

Sebagai tindak lanjut atas diberlakukannya Undang-undang Nomor 40/2004

tentang SJSN PT Askes (Persero) pada 6 Oktober 2008 PT Askes (Persero)

mendirikan anak perusahan yang akan mengelola Kepesertaan Askes Komersial.

Berdasarkan Akta Notaris Nomor 2 Tahun 2008 berdiri anak perusahaan PT

6

Page 11: makalah wawancara kel.11

Askes (Persero) dengan nama PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia yang dikenal

juga dengan sebutan PT AJII

2009

Pada tanggal 20 Maret 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan

Nomor Kep-38/KM.10/2009 PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia selaku anak

perusahaan dari PT Askes (Persero) telah memperoleh ijin operasionalnya.

Dengan dikeluarkannya ijin operasional ini maka PT Asuransi Jiwa Inhealth

Indonesia dapat mulai menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi masyarakat.

2.1.2 Pengertian ASKES

Asuransi kesehatan merupakan cara mengatasi risiko dan ketidakpastian peristiwa

sakit serta implikasi biaya-biaya yang diakibatkannya. Asuransi kesehatan

mengubah peristiwa tak pasti dan sulit diramalkan menjadi peristiwa yang pasti

dan terencana. Dasar hukum ASKES Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1991

Asuransi membantu mengurangi risiko perorangan ke risiko sekelompok orang

dengan cara perangkuman risiko (risk poling). Untuk mengubah peristiwa yang

tidak dapat diprediksi, anggota membayar sejumlah uang yang relative kecil

namun teratur (disebut premi) kepada lembaga asuransi. Program asuransi

kesehatan social bagi pegawai negeri sipil (PNS) merupakan usaha penugasan

pemerintah kepada PT. Askes (Persero) dan dalam usaha perasuransiaan dikenal

sebagai Government Captive Health Insurance, bukan merupakan bentuk

monopoli. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan, PT. Askes juga akan

menaikkan kelas perawatan bagi peserta untuk PNS.

Peserta Askes untuk PNS adalah :

1. PNS golongan I, II, III, Penerima pensiunan, Veteran dan Perintis

Kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan pemeliharaan

kesehatan (PP No. 69 tahun 1991).

2. Dokter pegawai tidak tetap (Kepres No. 37 thn 91).

7

Page 12: makalah wawancara kel.11

3. Bidan Pegawai tidak tetap (Kepres No. 23 thn 94)

PNS Golongan I, II, III akan mendapat perawatan di kelas II, sedangkan

Golongan IV di kelas I di rumah sakit.

Adapun anggota keluarga dari peserta askes sendiri adalah :

1. Isteri atau suami dari peserta askes dan anak yang sah atau anak angkat

dari peserta sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Anak yang sah atau anak angkat dari peserta yang mendapat tunjangan

keluarga sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku dengan ketentuan belum mencapai usia 21 tahun, belum menikah,

belum berpenghasilan dan masih tanggungan peserta atau sampai usia 25

tahun yang masih mengikuti pendidikan formal.

Hak peserta Askes dan anggota keluarga :

1. Memperoleh kartu askes.

2. Memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas yang ditunjuk sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

3. Memperoleh penjelasan / informasi tentang hak dan kewajiban serta tata

cara pelayanan kesehatan.

4. Menyampaikan keluhan baik secara lisan / (telepon/dating langsung) atau

tertulis/surat, kantor PT. Askes.

Kewajiban peserta askes :

1. Membayar premi.

2. Memberikan data identitas diri untuk penerbitan kartu askes.

8

Page 13: makalah wawancara kel.11

3. Berperan aktif mengetahui dan menaati semua ketentuan dan prosedur

pelayanan kesehatan yang berlaku.

4. Menjaga kartu askes agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatakan oleh yang

tidak berhak.

Persyaratan

Persyaratan untuk memperoleh kartu Askes bagi pegawai negeri sipil dan

Isteri/Suami/Anak adalah mengisi Daftar Isian Peserta (tersedia di PT. Askes

Cabang Kabupaten Sleman) yang ditandatangani Kepala Instansi dan dibubuhi

stempel dengan melampirkan:

a. fotokopi sah surat keputusan pangkat terakhir atau surat keputusan pensiun;

b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);

c. fotokopi daftar gaji;

d. fotokopi sah surat/akte nikah;

e. fotokopi sah akte kelahiran anak/keterangan lahir;

f. pasfoto 2 (dua) lembar ukuran 2 x 3 cm, kecuali bagi anak usia balita;

g. fotokopi sah kartu mahasiswa/surat keterangan sekolah (bagi anak yang berusia

lebih 21 tahun dan dibawah 25 tahun).

Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan meliputi:

1) Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)

(a) dilakukan di poliklinik spesialis rumah sakit;

(b) menunjukkan kartu Askes serta menyerahkan surat rujukan dari

puskesmas/dokter keluarga;

(c) ruang lingkup pelayanan:

(1) konsultasi medis, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter

spesialis dan atau dokter sub spesialis;

(2) pemeriksaan penunjang diagnostik sederhana sampai yang

khusus;

(3) tindakan medis poliklinik dan rehabilitasi medis;

(4) pemberian resep obat;

9

Page 14: makalah wawancara kel.11

(5) pemberian surat rujukan.

2) pelayanan gawat darurat (emergency), dilakukan di unit gawat darurat rumah

sakit

(a) menunjukkan kartu Askes dan tidak perlu surat rujukan dari

puskesmas/dokter keluarga;

(b) bila dilakukan di rumah sakit yang tidak bekerja sama dengan PT

Askes, peserta membayar terlebih dahulu kemudian mengajukan

penggantian biaya ke PT Askes, dengan besaran penggantian yang

ditetapkan oleh PT Askes.

a. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)

1) dilakukan di Rumah Sakit;

2) menunjukkan kartu Askes dan menyerahkan surat rujukan dari

RITP atau surat perintah rawat inap dari poliklinik spesialis/sub

spesialis ataupun dari Unit Gawat Darurat rumah sakit.

3) ruang lingkup pelayanan:

(a) perawatan dan akomodasi di ruang perawatan;

(b) pemeriksaan, pengobatan dan perawatan oleh dokter spesialis

atau dokter sub spesialis;

(c) pemeriksaan penunjang diagnostik sederhana sampai yang

khusus;

(d) tindakan medis operatif dan tindakan medis non operatif;

(e) perawatan intensif (ICU/ICCU);

(f) pelayanan rehabilitasi medis;

(g) pemberian obat-obatan.

Hak perawatan peserta (beserta anggota keluarganya) yakni :

(a) di Rumah Sakit Pemerintah/TNI/POLRI :

(1) pegawai negeri sipil golongan I dan II, berhak dirawat di ruang

kelas III

(2) pegawai negeri sipil golongan III berhak dirawat di ruang kelas

II;

10

Page 15: makalah wawancara kel.11

(3) pegawai negeri sipil golongan IV berhak dirawat di ruang kelas

I;

(4) pensiunan pegawai negeri sipil di ruang kelas sesuai dengan

golongan/kepangkatan pegawai terakhir pada saat pensiun.

(b) di Rumah Sakit Swasta yang bekerjasama dengan PT. Askes, sesuai

dengan yang

tercantum didalam perjanjian kerjasama dengan Rumah Sakit tersebut.

(1) dalam waktu 3 X 24 jam hari kerja, mengurus surat jaminan

perawatan di loket PT. Askes di Rumah Sakit;

(2) bila dirawat di kelas perawatan yang lebih tinggi dari haknya,

selisih biaya pelayanan yang timbul menjadi beban peserta;

(3) bila memerlukan perawatan diluar wilayah propinsi, diperlukan

surat rujukan dari rumah sakit yang merawat dan dilegalisasi

oleh PT. Askes serta dilengkapi surat pengantar dari Kantor

PT. Askes setempat.

(c). Persalinan

1) sesuai dengan prosedur pelayanan rawat inap;

2) dilakukan di Puskesmas dengan tempat tidur, rumah sakit,

rumah bersalin, Bidan;

3) ruang lingkup pelayanan:

(a) pertolongan persalinan normal maupun dengan penyulit;

(b) perawatan dan akomodasi di ruang perawatan;

(c) pemeriksaan penunjang diagnostik;

(d) pelayanan darah, obat dan lain-lain.

4) bila dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak

bekerjasama dengan PT. ASKES

11

Page 16: makalah wawancara kel.11

2.2 AsKesKin atau JamKesMas

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992

tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak

memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab

mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu. Derajat kesehatan masyarakat miskin

berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu

(AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000

kelahiran hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur

Harapan Hidup 70,5 Tahun (BPS 2007). Derajat kesehatan masyarakat miskin

yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan

kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang

mahal. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005

telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui

pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui

penugasan kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes

/SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes (Persero) dalam pengelolaan program

pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini dalam

perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui perubahan-perubahan

sampai dengan penyelenggaraan program tahun 2008.. Perubahan mekanisme

yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator

melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari

Kas Negara, penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS,

penempatan pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit, pembentukan Tim

Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota

serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan. Untuk

12

Page 17: makalah wawancara kel.11

menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin

yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti

nama menjadi JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT yang selanjutnya

disebut JAMKESMAS dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran.

Tujuan Penyelenggaraan JAMKESMAS

Tujuan Umum :

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat

miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

secara efektif dan efisien.

Tujuan Khusus:

a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat

pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit

b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

Sasaran

Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia

sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan

kesehatan lainnya.

2.3 Desa Siaga

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah

kesehatan secara mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat.

Desa Siaga dapat dikatakan merekonstruksi atau membangun kembali berbagai

upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM). Pengembangan Desa

Siaga juga merupakan revitalisasi Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa

(PKMD) sebagai pendekatan edukatif yang perlu dihidupkan kembali,

dipertahankan, dan ditingkatkan.

13

Page 18: makalah wawancara kel.11

Desa Siaga juga dapat merupakan pengembangan dari konsep Siap-Antar-Jaga,

sehingga diharapkan pada gilirannya akan menjadi Desa Siaga dan selanjutnya

Desa Sehat yang dilengkapi komponen-komponen yaitu dikembangkannya

pelayanan kesehatan dasar dan UKBM, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

di kalangan masyarakat, diciptakannya kesiapsiagaan masyarakat dalam

menghadapi kegawatdaruratan dan bencana, serta sistem pembiayaan kesehatan

yang berbasis masyarakat.

Kerangka pikir pertama adalah bahwa Desa Siaga akan dapat terwujud apabila

manajemen dalam pelaksanaan pengembangannya diselenggarakan secara

paripurna oleh berbagai pihak (unit-unit kesehatan dan pemangku kepentingan

lain yang terkait).

Sebagaimana diketahui, secara elementer komponen dari manajemen adalah 3 P,

yaitu P1 - Perencanaan (terdiri atas Persiapan, Pembentukan Tim, Penyusunan

Pedoman, Penerbitan Peraturan Perundang-undangan, Penganggaran. dan Iain-

Iain). P2 - Penggerakan Pelaksanaan (terdiri atas Pemilihan Desa, Pengadaan

SDM, Pengadaan Sarana, Pelaksanaan Kegiatan). dan P3 - Pemantauan,

Pengawasan dan Penilaian. Kesemuanya itu harus tertampung sebagai tugas/peran

dari jajaran kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya yang terkait (sesuai

dengan kewenangan menurut Otonomi Daerah). Dengan demikian, maka

pelaksanaan konsep dan kebijakan Desa Siaga akan berjalan dengan sukses.

Kerangka pikir kedua merupakan lanjutan dari kerangka pikir pertama. yaitu

bagaimana cara membagi tugas/peran di antara jajaran kesehatan dan pemangku

kepentingan lain yang terkait.

Kerangka pikir ini berawal dari pertanyaan: Apa yang semestinya ada dan terjadi

di desa? Bila hal ini sudah dapat dirumuskan, maka yang perlu diuraikan dulu

tugas/perannya adalah mereka yang ada di garis depan, yaitu Puskesmas, Rumah

Sakit, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

14

Page 19: makalah wawancara kel.11

Jika garda depan ini sudah dapat diuraikan tugas/perannya, kemudian diuraikan

tugas/peran Dinas Kesehatan Propinsi Departemen Kesehatan (Pusat), dan

Pemangku Kepentingan Lain.

1. Tujuan Desa Siaga

Pengembangan Desa Siaga bertujuan

a. Tujuan Umum

Terwujudnya masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap

terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.

b. Tujuan Khusus

(1) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa

tentang pentingnya kesehatan.

(2) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa

terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan

kesehatan seperti bencana, wabah, kegawatdaruratan, dan

sebagainya.

(3) Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan

perilaku hidup bersih dan sehat.

(4) Meningkatnya kemandirian masyarakat desa dalam pembiayaan

kesehatan.

(5) Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk

menolong diri sendiri di bidang kesehatan.

(6) Meningkatnya dukungan dan peran aktif para pemangku

kepentingan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa.

2. Sasaran Pengembangan Desa Siaga

Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa

Siaga dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu

(1) Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu

melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap

permasalahan kesehatan di wilayah desanya.

15

Page 20: makalah wawancara kel.11

(2) Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku

individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif

bagi perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk

tokoh agama; tokoh perempuan dan pemuda; kader desa; serta petugas

kesehatan.

(3) Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan,

peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dan Iain-Iain,

seperti Kepala Desa, Camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur,

dan pemangku kepentingan lainnya.

3. Kriteria Desa Siaga

Sesuai dengan pengertian Desa Siaga, maka Kriteria dari Desa Siaga

adalah :

a. Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang tidak memiliki

akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan Pos Kesehatan Desa).

b. Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat

setempat (Posyandu, Pos/Warung Obat Desa. dan Iain-Iain).

c. Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit dan faktor-faktor

risiko yang berbasis masyarakat.

d. Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan

dan bencana berbasis masyarakat.

e. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.

f. Memiliki lingkungan yang sehat.

g. Masyarakatnya sadar gizi serta berperilaku hidup bersih dan sehat.

Adapun penjelasan singkat untuk masing-masing kriteria tersebut

di atas adalah sebagai berikut :

a. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

Poskesdes adalah sarana kesehatan yang dibentuk di desa yang tidak

memiliki akses terhadap Puskesmas/Pustu dalam rangka

menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat desa.

16

Page 21: makalah wawancara kel.11

Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif

yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan, perawat, tenaga gizi

dan sanitarian) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.

Sasarannya adalah Ibu, bayi, anak balita, wanita usia subur, usila, dan

masyarakat lainnya.

b. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

UKBM merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk

atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan

bersama masyarakat, dengan bimbingan petugas Puskesmas. lintas

sektor dan lembaga terkait lainnya. UKBM dapat berupa antara lain :

1) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat guna

memberikan kemudahan kepada masyarakat, utamanya dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk menunjang

percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB).

2) Posyandu Usila

Posyandu Usila merupakan wahana pelayanan bagi kaum usia

lanjut (usila), yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usila.

Titik berat pelayanannya pada upaya promotif dan preventif, tanpa

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

3) Pondok Bersalin Desa (Polindes)

Polindes adalah salah satu UKBM yang dibentuk dalam upaya

mendekatkan dan memudahkan masyarakat untuk memperoleh

pelayanan profesional Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta

Keluarga Berencana (KB), yang dikelola oleh Bidan Di Desa

(BDD) dan pamong desa.

17

Page 22: makalah wawancara kel.11

4) Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)

POD atau WOD adalah wahana edukasi dalam rangka alih

pengetahuan dan keterampilan tentang obat dan pengobatan

sederhana dari petugas kepada kader dan dari kader kepada

masyarakat, guna memberikan kemudahan dalam memperoleh

obat yang bermutu dan terjangkau.

Sasarannya adalah: kelompok masyarakat yang masih rendah

keterjangkauannya dalam hal obat dan pengobatan.

5) Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan

kesehatan pekerja. diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang

memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dalam meningkatkan

produktivitas kerja.

6) Saka Bhakti Husada (SBH)

SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dan

keterampilan di bidang kesehatan bagi generasi muda, khususnya

anggota Gerakan Pramuka, untuk mernbaktikan dirinya kepada

masyarakat di lingkungan sekitar.

7) Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

Poskestren merupakan wahana dalam mendekatkan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat pondok pesantren dengan prinsip

dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren, yang

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa

mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif.

18

Page 23: makalah wawancara kel.11

BAB III

WAWANCARA DAN SIMPULAN WAWANCARA

3.1 Wawancara dengan PT Askes (Persero)

Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus

menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika

mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis

perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat inap (in-

patient treatment) dan rawat jalan (out-patient treatment).

Asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial dengan

menyalurkan risiko kehilangan dari seseorang atau badan ke lainnya

Badan yang menyalurkan risiko disebut “tertanggung”, dan badan yang menerima

resiko disebut “penanggung”. Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan:

ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang

dilindungi.

Biaya yang dibayar oleh “tetanggung” kepada “penanggung” untuk risiko yang

ditanggung disebut “premi”. Ini biasanya ditentukan oleh “penanggung” untuk

dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.

Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian

adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk

memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ketiga

yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang

tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal

atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan

PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau juga dikenal dengan nama PT. Askes

Indonesia (Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara yang

ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan

pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan

19

Page 24: makalah wawancara kel.11

TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan

Usaha lainnya.

3.1.1 Berikut wawancara dengan salah satu staf pegawai PT Askes

(Persero).

1. Apa yang dimaksud dengan peserta dan anggota keluarga menurut

PT.Askes sebagai penerima Askes?

Peserta adalah:

- Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan calon PNS (tidak termasuk

PNS/CPNS di lingkungan Dephan/TNI/POLRI), pejabat

Negara, Penerima Pensiun (Pensiun PNS, pension PNS

dlingkungan Dephan/TNI/POLRI, pensiunan TNI/POLRI,

pensiunan Pejabat Negara), Veteran dan perintis

Kemerdekaan beserta anggota keluarga yang ditanggung.

- Pegawai Tidak Tetap (Dokter/ Dokter Gigi/ Bidan) tidak

beserta anggota keluarga.

- Pegawai dan penerima Pensiun PT. Kereta Api (Persero)

beserta anggota keluarganya.

Anggota Keluarga adalah:

- Isteri/suami yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan

isteri/suami (Daftar isteri/suami yang sah yang tercantum

dalam daftar gaji/ slip gaji, dan termasuk dalam daftar

penerima pension/ carik Dapem)

- Anak (anak kandung/ anak tiri/ anak angkat) yang sah dari

peserta yang mendapat tunjangan anak, yang tercantum

dalam daftar agji/slip gaji, termasuk dalam daftar penerima

pension/ carik Dapem, belum berumur 21 tahun atau telah

berumur 21 tahun sampai 25 tahun bagi anak yang masih

melanjutkan pendidikan formal, dan tidak atau belum

pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri serta

masih menjadi tanggungan peserta.

20

Page 25: makalah wawancara kel.11

- Jumlah anak yang ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai

dengan urutan tanggal lahir, termasuk didalamnya anak

angkat maksimal satu orang.

2. Apa saja hak peserta Askes?

Memperoleh kartu peserta.

Memperoleh penjelasan/informasi tentang hak, kewajiban serta tata

cara pelayanan kesehatan.

Mendapatkan pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan yang

bekerjasama dengan PT Askes (Persero), sesuai dengan hak dan

ketentuan yang berlaku.

Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan

atau tertulis ke kantor PT Askes (Persero).

3. Apa saja kewajiban peserta Askes?

Mengurus kartu peserta dan melaporkan data peserta.

Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan

oleh orang yan tidak berhak.

Melaporkan dan mengembalikan kartu peserta yang meninggal

dunia ke Kantor PT Askes (Persero).

Mengetahui dan mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan

kesehatan.

Membayar iuran sesuai ketentuan pemerintah yang berlaku.

4. Apa sebenarnya kartu peserta askes itu?

Sebagai identitas peserta

Sebagai prasayarat untuk memperoleh pelayanan kesehatan

difasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan PT Askes (Persero).

Setiap peserta memiliki 1 (satu) kartu peserta dengan nomor yang

unik dan tetap.

Berlaku secara nasional.

Kartu peserta berlaku selama peserta masih mempunyai hak.

5. Bagaimana cara memperoleh kartu Askes?

21

Page 26: makalah wawancara kel.11

Kartu peserta dapat diperoleh di Kantor Cabang PT Askes (Persero),

kantor PT Askes (Persero) Kbupaten/kota, Mobile Customer Service

dengan mingisi daftar isian registrasi peserta dan menunjukkan

persyaratan:

Asli/ fotocopy surat keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil/

Pensiunan/ Petikan Gelar Kehormatan Veteran/ Perintis

Kemrdekaan/ Pegawai Tidak Tetap.

Fotocopy Daftar Gaji terakhir yang dilegalisir bagi PNS dan Surat

Tanda Bukti Penerima Pensiun (STBPP) bagi penerima pension.

Fotocopy surat nikah, akte kelahiran anak/ keterangan Lahir, surat

keputusan pengadilan negeri untuk anak angkat.

Surat keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi (bagia anak berusia

lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun)

Asli/fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Suratt pernyataan/ keterangan melaksanakan tugas perorangan

(SPMT) bagi pegawai tidak tetap (PTT)

Melampirkan pasfoto terbaru masing-masing 1 (satu) lembar

ukuran 3x4 cm, kecuali bagi anak usia balita.

6. Apabila kartu peserta Askes hilang/rusak, bagaimana cara memperoleh

penggantian kartu tersebut?

Cara Penggantian Kartu Akses hilang.

- Menyerahkan surat pernyataan hilang dari yang

bersangkutan bermaterai cukup.

- Menunjukkan KTP dan asli/fotocopy Surat Keputusan

sebagai Pegawai Negeri Sipil/Pensiunan/Petikan Gelar

Kehormatan Veteran/Perintis Kemerdekaan/Pegawai Tidak

Tetap.

Cara penggantian Kartu Akses Rusak.

- Menyerahkan kartu peserta Akses yang rusak.

- Menunjukkan KTP dan asli/fotocopy Surat Keputusan

sebagai Pegawai Negeri Sipil/Pensiunan/Petikan Gelar

22

Page 27: makalah wawancara kel.11

Kehormatan Veteran/Perintis Kemerdekaan/Pegawai Tidak

Tetap.

7. Bagaimana cara merubah data peserta Askes apabila peserta tersebut

pindah daerah?

Perubahan data peserta dapat dilakukan dengan menghubungi Kantor

Cabang PT Askes (Persero)/Kantor PT Askes (Persero) Kabupaten/Kota,

mobile customer service dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Pindah Puskesmas/Dokter keluarga:

Mengisi daftar isian perubahan data peserta.

Menunjukkan kartu peserta yang asli.

b. Pindah Domisili/Tempat kerja.

Fotocopy KTP (pindah dolmisili).

Fotocopy SK penempatan (pindah tempat kerja).

c. Perubahan golongan kepangkatan atau perubahan status dari

pegawai aktif menjadi penerima pension. Mengisi daftar isisan

perubahan data peserta (ditandatangani oleh atasan langsung

apabila masih aktif), dengan menunjukkan persyaratan :

Perubahan golongan kepangkatan:

- Fotocopy surat keputusan perubahan golongan

kepangkatan.

- Fotocopy daftar gaji.

Perubahan status dari pegawai aktif menjadi penerima pension.

- Fotocopy surat keputusan pension.

d. Perubahan Susunan Keluarga

Mengisi Data Induk Daftar isian pesertadengan menunjukkan

persyaratan.

Kelahiran anak:

- Fotocopy akte kelahiran anak/surat keterangan kelahiran.

- Melampirkan fotocopy daftar gaji yang dilegalisir.

Pernikahan

- Fotocopy surat nikah.

23

Page 28: makalah wawancara kel.11

- Melampirkan 1 (satu)blembar pasfoto terbaru ukuran 3x4

cm bagi suami/isteri.

- Melampirkan fotocopy daftar gaji yang dilegalisir.

Pergantian anak

- Jumalah anak yang dijamin PT Askes (Persero) 2 (dua)

orang, sesuai dengan urutan tanggal lahir, yang mendapat

tunjangan anak.

Apabila terdapat pengurangan jumlah anak karena sudah

dewasa/menikah/telah mempunyai penghasilan sendiri/meninggal dunia,

dapat digantikan anak yang lain sesuai urutan kelahiran dengan

persyaratan :

a. Fotocopy akte kelahiran anak/surat keterangan kelahiran anak yang

menggantikan.

b. Kartu akses anak yang akan digantikan.

c. Melampirkan 1 (satu) lembar pasfoto terbaru ukuran 3x4 cm bagi

anak yang menggantikan.

d. Melampirkan fotocopy daftra gaji yang dilegalisir.

8. Fasilitas apa saja yang bekerjasama dengan PT Askes?

Jaringan pelayanan kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

bekerjasama dengan PT Askes (Persero) yang terdiri dari:

a. Pemberi pelayanan kesehatan dasar, yaitu:

Puskesmas.

Dokter keluarga/Dokter gigi keluarga.

Poliklinik milik institusi.

Klinik 24 jam.

b. Pemberi pelayanan kesehatan lanjutan, yaitu:

Rumah sakit umum pemerintah.

RS Khusus Pemerintah (Jantunng, Paru, ORthopedi, Jiwa,

Kusta, Mata, Infeksi, Kanker dll).

Ruamh sakit TNI/Polri.

24

Page 29: makalah wawancara kel.11

Rumah sakit swasta.

Unit pelayanan transfusi darah (UPTD)/PMI.

Apotek/instalasi Farmasi RS.

Optikal.

Balai Pengobatan Khusus (Paru, Mata, Indera dll).

Laboratorium Kesehatan.

Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang bekerja sama

dengan PT Askes (Persero)

9. Pelayanan kesehatan apa saja yang dijamin oleh askes?

a. Pelayanan Kesehatan dasar:

Konsultasi, penyuluhan, pemeriksaan medis dan pengobatan.

Pemeriksaan dan pengobatan gigi.

Tindakan medis kecil/sederhana.

Pemeriksaan penunjang diagnosnik sederhana.

Pengobatan efek samping kontrasepsi.

Pemberian obat pelayanan dasar dan bahan kesehatan habis

pakai.

Pemeriksaan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua

hidup.

Pelayanan imunisasi dasar.

Pelayanan rawat inap di puskesmas. Perawatan/Puskesmas

dengan tempat tidur.

b. Pelayanan kesehatan Lanjutan:

Rawat jalan

- Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter

spesialis.

- Pemeriksaan penunjang diagnosnik: Laboratorium,

Rontgen/Radiodiagnostik, elektromedik, dan pemeriksaan

alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT Askes

(Persero).

- Tindakan medis poliklinik dan rehabilitasi medis.

25

Page 30: makalah wawancara kel.11

- Pelayanan obat seuai Daftar dan Plafon Harga Obat

(DPHO) dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh PT Askes

(Persero).

Rawat Inap

- Rawat inap diruang perawatan sesuai hak peserta.

- Pemeriksaan, pengobatan oleh dokter spesialis.

- Pemeriksaan penunjang diagnostic: Laboratorium,

Rontgen/Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan

alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT Askes

(Persero).

- Tindakan medis operatif.

- Perawatan intensif (ICU,ICCU,HCU,NICU,PICU).

- Pelayanan kesehatan rehabilitasi medis.

- Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat

(DPHO) dan ketentuan lain yang ditapkan oleh PT Askes

(Pesero).

c. Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan dan persalinan

sampai anak kedua hidup.

d. Pelayanan transfusi darah dan cuci darah.

e. Cangkok (Transpalasi) organ.

f. Pelayanan canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero).

g. Alat kesehatan diberikan untuk peserta dengan ketentuan sebagai

berikut:

Kacamata (1 kali/2 tahun)

Gigi tiruan (1 kali/2 tahun)

Alat bantu dengar (1 kali/ 2 tahun)

Kaki/ tangan tiruan.

Implant (alat kesehatan yang ditanam dalam tubuh), antara

lain:

- IOL (Lensa ditanam dalam mata)

- Pen dan screw (alat penyambung tulang).

26

Page 31: makalah wawancara kel.11

- Mesh (alat yang dipasang setelah operasi hernia)

10. Bagaimana tata cara pelayanan askes?

i. Pealayanan kesehatan dasar:

a.Peserta berobat di Puskesmas/Dokter keluarga tempat

peserta terdaftar menunjukkan Kartu Peserta.

b. Pelayanan rawat inap dapat dilakukan di Puskesmas

Perawatan/Puskesmas dengan tempat tidur berdasarkan

indikasi medis.

ii. Pelayanan kesehatan lanjutan

A. Rumah sakit

Peserta dating ke Askes Center di Rumah Sakit

dengan menunjukkan kartu peserta dan

menyerahkan surat rujukan/surat control yang

berlaku.

Peserta menerima Surat Jaminan Pelayanan (SJIP)

untuk mendapatkan pelayanan lanjutan.

B. Rumah sakit khusus

Peserta dating ke Askes Center di Rumah Sakit

dengan menunjukkan Kartu Peserta dan

menyerahkan surat rujukan dari Rumah sakit.

Peserta menerima Surat Jaminan Pelayanan (SJP)

untuk mendapatkan pelayanan lanjutan.

C. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency):

Dalam keadaan Gawat Darurat tidak diperlukan

surat rujukan, peserta dapat langsung ke Unit Gawat

Darurat Rumah Sakit dengan menunjukkan kartu

peserta.

Apabila peserta mendapatkan pelayanan Gawat

Darurat di Rumah Sakit yang tidak bekerjasama

dengan PT Askes (Persero), maka peserta

membayar terlebih dahulu biaya pelayanan dan

27

Page 32: makalah wawancara kel.11

kemudian dapat diajukan ke PT Askes (Persero)

dengan nilai ganti sesuia ketentuan PT Askes

(Persero).

iii. Rawat Inap

a. Peserta mengurus Surat Jaminan Pelayanan Rawat Inap di

Askes Center, dengan menunjukkan surat perintah rawat

dalam waktu paling lambat 3x24 jam (hari kerja).

b. Hak kelas rawat inap sesuai dengan golongan kepangkatan

yaitu:

PNS/Pensiunan Sipil Golongan I dan II diruang inap

kelas II.

PNS/Pensiunan Sipil Golongan III dan IV diruang

inap kelas I.

Pensiunan TNI:

- Prajurit dua sampai dengan Pembantu

Letnan Satu diruang rawat inap kelas II.

- Letnan Dua sampai denngan Jenderal, di

ruang rawat inap kelas I.

Pensiunan POLRI:

- Barada samapai dengan Ajudan Inspektur

Polisi Satu diruang rawat inap kelas II

- Inspektur Polisi Dua sampai dengan Jenderal

Polisi, di ruang rawat inap kelas I.

Pejabat Negara, Penerima Pensiun Pejabat Negara,

Perintis Kemerdekaan dan Veteran diruang rawat

inap kelas I.

Dokter PTT di ruang rawat inap kelas I.

Bidan PTT di ruang rawat inap kelas II.

c. Bila atas permintaan sendiri dirawat dikelas perawatan

yang lebih tinggi dari haknya, maka selisih biaya menjadi

tanggungan peserta.

28

Page 33: makalah wawancara kel.11

d. Bila peserta dirujuk keluar wilayah propinsi, diperlukan

surat rujukan dari Rumah sakit yang merawat dan

dilengkapi surat pengantar dari PT Askes (Persero).

iv. Persalinan

a. Pemeriksaan kehamilan dan persalinan yang ditanggung

oleh PT Askes (Persero) adalah sampai anak kedua hidup.

b. Pelayanan persalinan dapat dilakukan di Pemberi Pelayanan

Kesehatan Dasar atau Pemberi Pelayanan Kesehatan

Lanjutan.

c. Tata cara pelayanan persalinan sama dengan tata cara

pelayanan rawat inap, yang dilakukan di Puskesmas dengan

tempat tidur atau rumah sakit.

d. Apabila persalinan dilakukan di pemberi pelayanan

kesehtan yang tidak bekerjasama dengan PT Askes

(Persero), maka biaya persalinan dapat diajukan ke PT

Askes (Persero) sebagai kalim perorangan.

e. Pada kasus persalinan kembar, maka perawatan anak ketiga

dan seterusnya tidak dijamin.

v. Pelayanan Transfusi Darah

a. Pelayanan transfuse darah diberikan berdasarkan surat

permintaan darah dari dokter yang merawat dan dilampiri

SJP dan dilegalisir di Askes Center.

b. Surat tersebut diserahkan ke Unit Pelayanan Transfusi

Darah (UPTD)/Palang Merah Indonesia dengan

menunjukkan kartu peserta untuk mendapatkan

Labu/Kantong Darah untuk diserahkan ke dokter yang

merawat/ petugas Rumah Sakit.

vi. Pelayanan Obat

a. Obat pelayanan kesehatan dasar dapat diperoleh langsung

di puskesmas, sedangkan untuk pelayanan di dokter

29

Page 34: makalah wawancara kel.11

keluarga obat dapat diperoleh di dokter keluarga atau

apotek yang bekerjasama.

b. Obat pelayanan kesehatan lanjutan dapat diperoleh di

instasi farmasi rumah sakit atau apotek yang bekerjasama

dengan melampirkan:

Kartu peserta.

Resep obat yang telah dilegalisir di Askes Center.

Surat Jaminan Pelayanan (SJP) lembar ke-3.

c. Obat khusus dapat diperoleh di instalasi farmasi rumah

sakit atau apotek yang bekerjasama dengan melampirkan:

Resep obat yang telah dilegalisir di Askes Center.

Protocol terapi atau surat keterangan medis dari

dokter yang merawat dan diketahui oleh pimpinan

rumah sakit.

Surat Jaminan Pelayanan (SJP) lembar ke-3.

vii. Alat Kesehatan

a. Kacamata, IOL, Pen dan Screw, Implan Lain dan mesh:

Diberikan kepada peserta dan anggota

keluarganya.

Resep/surat permintaan alat kesehtan diberikan

oleh dokter spesialis di rumah sakit dan dilegalisir

oleh PT Askes (Persero)

Kacamata

- Diberikan maksimal 1 kali dalam 2 tahun

dengan ukuran lensa;

Lensa spheris minimal o,5 D

Lensa cylindris minimal 0,25 D

- Penggantian biaya diajukan sebgai klaim

kolektif oleh optic atau klaim perorangan.

OL, Pen dan Screw, implant lain dan mesh:

30

Page 35: makalah wawancara kel.11

- Penggantian biaya diajukan sebagai klaim

perorangan.

b. Gigi tiruan, Kaki/Tangan tiruan dan alat bantu dengar:

Diberikan kepada peserta dan anggota

keluarganya.

Resep/surat keterangan permintaan alat kesehatan

diberikan oleh dokter spesialis di rumah sakit dan

dilegalisir oleh PT Askes (Persero)

Gigin tiruan, Kaki/Tangan Tiruan, diberikan

maksimal 1 kali dalam 2 tahun.

Alat bantu dengar, diberikan maksimal 1 kali

dalam 5 bulan.

Penggantian biaya diajukan sebagai klaim

perorangan.

c. Jenis alat kesehatan yang menjadi hak peserta dapat

berubah sewaktu-waktu, sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

viii. Pelayanan cuci darah, Cangkok (Transpalantasi) Organ dan

Operasi Jantung.

a. Diberikan kepada peserta dan anggota keluarganya.

b. Dilakukan dirumah sakit yang bekerjasama dengan PT

Askes (Persero), berdasarkan surat permintaan dokter

spesialis:

Cuci darah oleh dokter subspesialis ginjal dan

hipertensi (nefrologi).

Cangkok organ oleh dokter subspesialis terkait.

Operasi jantung oleh dokter bedah jantung.

c. Menunjukkan kartu peserta dan menyerahkan surat

rujukan.

d. Mengurus surat jaminan pelayanan khusus di Askes

Center.

31

Page 36: makalah wawancara kel.11

ix. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

a. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan permintaan dari

dokter spesialis.

b. Surat permintaan ini dikonsulkan kepada dokter yang

ditunjuk sebagai konsultan untuk mendapatkan

rekomendasi pelaksanaan.

c. Menunjukkankartu peserta dan menyerahkan surat

rujukan.

d. Mengurus surat jaminan pelayanan khusus di Askes

Center.

x. Extrcorporal Shock Wave Lithotripsi (ESWL)

a. Pemeriksaan dilakkan berdasarkan permintaan dari dokter

ahli bedah urologi.

b. Menunjukkan kartu peserta dan menyerahkan surat

rujukan.

c. Mengurus surat jaminan pelayanan khusus di Akses

Center.

11. Bagaimana syarat-syarat pengajuan klaim perorangan ke PT Askes?

Syarat-syarat pengajuan klain perorangan:

Mengisi Formulir Pengajuan Klain (FPK) dengan melampirkan:

a. Klaim khusus (hanya untuk kasus emergency):

Membuat surat permohonan yang memuat kronologis

penyakit.

Kwitansi asli (bermaterai) dengan perincian biaya

pemeriksaan, penunjang diagnostic, tindakan dan obat.

Fotocopy kartu peserta

Surat keterangan emergency.

Bukti pelayanan.

b. Klaim persalinan:

Kwitansi asli (bermaterai) dengan perincian biaya dan

obat

32

Page 37: makalah wawancara kel.11

Fotocopy kartu peserta.

Fotocopy surat keterangan lahir/akte lahir.

c. Klaim alat kesehatan:

1. Alat bantu dengar:

Fotocopy kartu peserta.

Kwitansi asli bermaterai secukupnya.

Resep asli atau surat keterangan

memerlukan alat bantu dengar dari dokter

ahli THT PPK Askes.

Surat Jaminan Pelayanan (SJP).

2. Gigi tiruan:

Fotocopy kartu peserta.

Kwitansi asli bermaterai secukupnya.

Surat keterangan memerlukan gigi tiruan

dari dokter gigi.

3. Kaki Tangan Tiruan:

Fotocopy kartu peserta.

Kwitansi asli bermaterai secukupnya.

Surat keterangan memerlukan kaki tangan

tiruan dari dokter spesialis orthopedic atau

bukti pemasangan.

4. IOL, Implant dan Mesh:

Fotocopy Kartu Peserta.

Kwitansi asli bermaterai secukupnya.

Surat keterangn memerlukan implant dari

dokter spesialis di RS PPK Askes atau bukti

pemasangan.

Surat Jaminan Pelayanan (SJP) dan bukti

operasi.

12. Bagaimana iur biaya askes?

33

Page 38: makalah wawancara kel.11

Iur biaya adalah pembebanan sebagian biaya pelayanan kesehatan kepada

peserta, yang dibayarkan kepada fasilitas kesehtan yang bekerjasama

dengan PT Askes (Persero).

Besar iur biaya ditetapkan bersama antara PT Askes (Persero) dengan

fasilitas kesehatan yang bekerjasama.

Informasi mengenai besaran iur biaya yang dibayar oleh peserta askes

daoat diperoleh di Askes Center Rumah Sakit.

13. Pelayanan apa saja yang tidak ditanggung oleh PT Askes?

a. Pelayanan kesehtan yang tidak mengikuti tata cara pelayanan yang

ditetapkan PT Askes (Persero)/ Pelayanan kesehatan tanpa indikasi

medis.

b. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas yang bukan

merupakan jaringan pelayanan kesehatan PT Askes (Persero), kecuali

dalam keadaan gawat darurat (emergency) dan kasus persalinan.

c. Pelayanan kesehatan yang dilakuakn di luar negeri.

d. Bedah plastic kosmetik, termasuk obat-obatan.

e. Semua jenis pelayanan imunisasi diluar “imunisasi dasar” bagi bayi

dan balita (DPT, Polio, BCG, Campak) dan bagi ibu hamil (TT) yang

dilakukan di puskesmas.

f. Seluruh rangkaian pemeriksaan dalam usaha ingin mempunyai anak,

termasuk alat dan obat-obatnya.

g. Sirkumsisi tanpa indikasi medis.

h. Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan, tindakan persalinan,

masa nifas pada anak ketiga dan seterusnya.

i. Usaha meratakan gigi (orthodontie), membersihkan karang gigi

(scalling gigi) dan pelayanan gigi untuk kosmetik.

j. Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat, alcohol dan

atau zat adiktif lainnya.

k. Gangguan kesehtan/penyakit akibat usaha bunuh diri atau dengan

sengaja menyakiti diri sendiri.

l. Kursi roda, tongkat penyangga, korset, dan elastic bandage.

34

Page 39: makalah wawancara kel.11

m. Kosmetik, toiletries, makanan bayi, obat gosok, vitamin, susu.

n. Lain-lain:

Biaya perjalanan/transportasi

Biaya sewa ambulans

Biaya pengurusan jenazah

Biaya fotocopy

Biaya telekomunikasi

Biaya kartu berobat

Biaya administrasi.

14. Mengapa harus ada sistem rujukan dalam pelayanan Askes?

PT Askes (Persero) menyelenggarakan asuransi kesehtan dengan prinsip

managed care ynag mengintegrasikan antara pelayanan kesehtan yang

bermutu dengan pembiayaan rasional.

Salah satu upaya PT Askes (Persero) untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan adalah dengan menerapkan Sistem Rujukan dimana

peran dokter keluarga atau puskesmas jadi lebih optimal. Peran tersebut

meliputi:

Promotif (Edukasi)

Preventif (Pencegahan)

Kuratif (Pengobatan)

Rehabilitative (Pemulihan)

15. Bagaimana pemberian rujukan pelayanan Askes?

Rujukan diberikan oleh dokter keluarga atau puskesmas atas kasus

penyakit/ tindakan/ pelayanan yang tidak bisa dilakukannya kepada

fasilitas kesehtan yang spesialistik ataun rumah sakit.

Selanjutnya untuk kasus penyakit kronis, pasien dirujuk kembali kepada

Doktr Keluarga atau Puskesmas yang merujuk sebagai Rujuk Balik untuk

mendapatkan pelayanan lebih lanjut.

16. Apa manfaat sistem rujukan pelayanan Askes?

Psien dapat dilayani lebih efektif sesuia kebutuhan medis di

masing-masing tingkat pelayanan.

35

Page 40: makalah wawancara kel.11

Dokter keluarga/puskesmas membantu mengarahkan pasien untuk

mendapatkan pelayanan di tingkat spesialis yang sesuai dengan

kebutuhan medis.

Dokter keluarga/puskesmas membantu menyediakan dokumen dan

riwayat penyakit pasien sebelum mendapatkan pelayanan tingkat

lanjutan sehingga pemeriksaan lebih spesifik.

Menghindari pelayanan kesehatan, kunjungan ke Dokter Spesialis/

Rumah Sakit yang tidak diperlukan oleh pasien.

17. Upaya apa saya yang sudah dilakukan PT Askes untuk meningkatkan

status kesehatan peserta?

Pada dasarnya PT Askes (Persero) selalu berupaya untuk meninngkatkan

kualitas pelayanan bagi pesertanya. Berdasarkan prinsip managed care

yang diterapkan, PT Askes (Persero) terus meningkatkan program kerja

Promotif dan Preventif, diantaranya senam sehat yang diikuti dengan

pemeriksaan dokter, medical check-up, pemeriksaan papsmear, dan

vaksinasi hepatitis B. Melalui program promotif (upaya mempromosikan

kesehatan) dan preventif (Upaya mencegah penyakit), PT Askes (Persero)

berupaya untuk mengkoordinir dan memfasilitasi masyarakat dalam

memelihara kesehatan.

18. Mengapa yang pendapatkan pelayanan Askes hanya peserta dan ke-3

Anggota keluarganya?

Karena peraturan hal tersebut telah ditetapkan oleh peraturan yang berasal

dari dinas kesehatan.

19. Mengapa terkadang ketika kita akan mengambil resep menggunakan

askes, obat yang diresepkan tidak tersedia?

Hal ini disebabkan karena persediaan obat memang tidak ada, selain itu

terkadang beberapa dokter meresepkan obat yang tidak ditanggung oleh

PT Askes sehingga pengguna Askes harus mencari/membeli obat tersebut

ditempat lain.

20. Apasaja prosedur untuk memperoleh JamKesMas?

36

Page 41: makalah wawancara kel.11

Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta JamKesmas

adalah:

1.    Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke

Puskesmas dan jaringannya.

2.    Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan

kartu yang keabsahan kepesertaannya merujuk kepada daftar masyarakat

miskin yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat. Penggunaan SKTM

hanya berlaku untuk setiap kali pelayanan kecuali pada kondisi pelayanan

lanjutan terkait dengan penyakitnya.

3.    Apabila peserta JAMKESMAS memerlukan pelayanan kesehatan

rujukan, maka  yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan

rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta yang ditunjukkan sejak awal

sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergency

4.    Pelayanan rujukan sebagaimana butir ke-3 (tiga) diatas meliputi :

a. Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit, BKMM/

BBKPM  /BKPM/BP4/BKIM.

b. Pelayanan Rawat Inap kelas III di Rumah Sakit

c. Pelayanan obat-obatan

d. Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostic

5.    Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di BKMM/BBKPM/BKPM/

BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau

SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan

Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta

diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah

lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat Keabsahan Peserta

(SKP), dan peserta selanjutnya memperoleh pelayanan kesehatan

37

Page 42: makalah wawancara kel.11

6.    Untuk memperoleh pelayanan rawat inap di BKMM/BBKPM/BKPM/

BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau

SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan

Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta

diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah

lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan SKP dan peserta

selanjutnya memperoleh pelayanan rawat inap.

7.    Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat

darurat di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta

harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari

Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit

(PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh

petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes

(Persero) mengeluarkan surat keabsahan peserta. Bagi pasien yang tidak

dirawat prosesnya sama dengan proses rawat jalan, sebaliknya bagi yang

dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan proses rawat inap sebagaimana

item 5 dan 6 diatas.

8.    Bila peserta tidak dapat menunjukkan kartu peserta atau SKTM sejak

awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, maka yang bersangkutan di

beri waktu maksimal 2 x 24 jam hari kerja untuk menunjukkan kartu tersebut.

Pada kondisi tertentu dimana yang bersangkutan belum mampu menunjukkan

identitas sebagaimana dimaksud diatas maka Direktur RS dapat menetapkan

status miskin atau tidak miskin yang bersangkutan. Yang dimaksud pada

kondisi tertentu pada butir 8 diatas meliputi anak terlantar, gelandangan,

pengemis, karena domisili yang tidak memungkinkan segera mendapatkan

SKTM. Pelayanan atas anak terlantar, gelandangan, pengemis dibiayai dalam

program ini.

38

Page 43: makalah wawancara kel.11

21. Bagi masyarakat yang kehilangan kartu Jamkesmas bagaimana cara

pengurusannya?

Masyarakat yang kartu Jamkesmasnya hilang, rusak maupun terjadi

kesalahan penulisan baik  nama, umur maupun alamat dapat mengurus

kembali surat JamKesMasnya ke Askes dengan membawa:

1. Foto coppy Kartu KK sebanyak 2 lembar.

2. Foto coppy KTP bagi yang telah berumur 17 th atau sudah

menikah sebanyak 2 lembar.

3. Khusus yang kartu Jamkesmasnya hilang membawa surat

kehilangan dari kepolisian (Polsek/Polres) dengan difoto coppy

sebanyak 2 lembar.

4. Khusus yang kartu Jamkesmasnya rusak atau ada kesalahan

penulisan membawa kartu yang rusak atau ada kesalahan tersebut.

22. Apakah tugas PT Askes (Persero) dalam tata laksana Kepersertaan

JamKesMas?

Tugas PT Askes (Persero) dalam Tata Laksana Kepesertaan

• Membuat database kepesertaan sesuai SK Bupati/Walikota

• Mendistribusikan database kepesertaan kepada PPK dan Dinkes

• Melakukan pencetakan blanko kartu, entry, penerbitan dan distribusi

kartu peserta

• Melakukan advokasi kepada Bupati/Walikota untuk penetapan sasaran

• Analisis kepesertaan

• Melakukan Pre Verifikasi kepesertaan

• Melakukan telaah utilisasi kepesertaan (berdasarkan laporan)

• Melakukan penanganan keluhan kepesertaan

• Melakukan pengolahan dan analisa data kepesertaan

• Melakukan pelaporan meliputi: kepesertaan dan pemanfaatan pelayanan

39

Page 44: makalah wawancara kel.11

3.1.2 Simpulan

Orang yang menerima pelayanan dari PT. Askes adalah Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dan calon PNS (tidak termasuk PNS/CPNS di lingkungan

Dephan/TNI/POLRI), pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiun PNS, pension

PNS dlingkungan Dephan/TNI/POLRI, pensiunan TNI/POLRI, pensiunan Pejabat

Negara), Veteran dan perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarga yang

ditanggung, Pegawai Tidak Tetap (Dokter/ Dokter Gigi/ Bidan) tidak beserta

anggota keluarga, Pegawai dan penerima Pensiun PT. Kereta Api (Persero)

beserta anggota keluarganya.

Penerima akan mendapatkan beberapa pelayanan dari PT Askes, diantaranya

Pelayanan Kesehatan dasar, Pelayanan kesehatan Lanjutan, Pemeriksaan

kehamilan, gangguan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua hidup,

Pelayanan transfusi darah dan cuci darah, Cangkok (Transpalasi) organ.

Setiap penerima pelayanan dari PT. Askes memiliki beberapa hak dan kewajiban,

yaitu:

Hak

Memperoleh kartu peserta.

Memperoleh penjelasan/informasi tentang hak, kewajiban serta tata

cara pelayanan kesehatan.

Mendapatkan pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan yang

bekerjasama dengan PT Askes (Persero), sesuai dengan hak dan

ketentuan yang berlaku.

Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan

atau tertulis ke kantor PT Askes (Persero).

Kewajiban

Mengurus kartu peserta dan melaporkan data peserta.

Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan

oleh orang yan tidak berhak.

40

Page 45: makalah wawancara kel.11

Melaporkan dan mengembalikan kartu peserta yang meninggal

dunia ke Kantor PT Askes (Persero).

Mengetahui dan mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan

kesehatan.

Membayar iuran sesuai ketentuan pemerintah yang berlaku.

PT Askes memiliki peran penting dalam pelayanan terhadap orang-orang yang

kurang mampu. Salah satunya PT Askes menjadi kunci dalam pelaksanaan

pengadaan JamKesMas. Adapun prosedur yang dapat dilakukan untuk

mendapatkan pelayanan JamKesMas, yaitu:

Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke

Puskesmas dan jaringannya.

Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan

kartu yang keabsahan kepesertaannya.

Apabila peserta JAMKESMAS memerlukan pelayanan kesehatan rujukan,

maka  yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan

disertai surat rujukan dan kartu peserta yang ditunjukkan sejak awal

sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergency

Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan atau rawat inap di

BKMM/BBKPM/BKPM/ BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus

menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas

di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS).

41

Page 46: makalah wawancara kel.11

3.2 Wawancara dengan Ketua RT 15 Desa Sayati

3.2.1 Berikut wawancara dengan ketua RT 15 Desa Sayati

1. Apa yang dimaksud dengan desa siaga?

Desa siaga adalah sebuah wilayah yang membawahi Rukun Warga (RW)

dan Rukun Tetangga (RT) dimana desa siaga ini selalu siap membina

seluruh warganya mengenai pentingnya hidup sehat (Kesehatan).

2. Apakah diwilayah ini sudah termasuk desa siaga?

Sudah termasuk.

3. Bagaimana pemberdayaan di wilayah ini supaya terwujudnya desa siaga?

Membina kader-kader PKK yang berada di desa, ditingkat RW dan RT

mengenai kesehatan dan hidup sehat.

4. Dari mana biaya yang dikeluarkan untuk desa siaga?

Sebagian subsidi dari kas desa, dan swadaya masyarakat.

5. Ada berapa fasilitas pelayanan kesehatan dasar (posyandu) di wilayah ini?

Secara global jumlah posyandu ada 17 posyandu.

6. Adakah tenaga kesehatan yang bekerja disekitar wilayah ini?

Ada.

7. Apakah masyarakat sudah peduli dengan kesehatan?

Sebagian besar Ya, dan sisanya masih dalam pembinaan.

8. Upaya apa saja yang telah dilakukan agar terwujudnya desa siaga?

Pendirian posyandu, pembinaan kepada kader-kader PKK dan pembinaan

langsung kepada masyarakat.

42

Page 47: makalah wawancara kel.11

9. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap upaya tersebut?

Positif.

10. Apa saja syarat penerima askeskin?

Yang paling mendasar adalah untuk keluarga yang tidak mampu.

11. Bagaimana pendataan yang dilakukan untuk menentukan penerima

askeskin?

Mendata ke tiap-tiap RT mana yang layak mendapat askeskin dan itu perlu

dibantuk oleh setiap ketua RT.

12. Berapa banyak diwilayah ini yang menerima askeskin?

720 KK.

13. Sejauh mana wewenang rt/rw dalam pelaksanaan askeskin?

Menentukan dan mengajukan warganya yang dinilai tidak mampu untuk

mendapatkan askeskin.

14. Bagaimana tatacara pembuatan kartu askeskin?

Surat pengantar RT, RW, membawa kartu keluarga dan KTP di

tandatangani pengurus posyandu, dibawa ke kantor desa untuk di

tandatangani kepala desa dan langsung ke kantor kecamatan untuk

mendapatkan kartu askeskin.

15. Kriteria miskin yang bagaimana yang dinyatakan berhak mendapatkan

askeskin?

Secara fisik tidak mampu membiayai hidup/keperluan sehari-hari untuk

keluarganya.

16. Berapa jumlah yang ditanggung dalam pelayanan kesehatan bagi

pengguna askeskin? Apakah semuanya benar-benar gratis?

43

Page 48: makalah wawancara kel.11

Semua keluarga yang terdaftar tidak semuanya gratis. Ada hal/selisih yang

harus ditanggung oleh pemegang askeskin.

17. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai askeskin? Negative atau

positif?

Positif tapi kadang banyak kendala dalam pelaksanaannya.

18. Bagaimana alur menggunakan askeskin untuk berobat?

Pemegang askeskin harus mendapat rujukan dari puskesmas setempat.

19. Apakah penerima askeskin diwilayah ini sudah benar-benar tepat pada

sasaran?

Sebagian besar Ya.

20. Adakah kendala yang dialami oleh pengurus atau warga dalam pengurusan

dan penggunaan askeskin ini?

Kadang kurang diperhatikan oleh pihak-pihak tertentu, seperti dokter,

rumah sakit, rumah bersalin, dll.

21. Bagaimana nilai-nilai sosial atau kebiasaan masyarakat wilayah ini

mengenai kesehatan?

Sebagian besar sudah berjalan, bergotong royong membenahi wilayahnya,

menata rumah masing-masing dan selalu pergi ke posyandu.

22. Sejauh mana kepedulian masyarakat mengenai kesehatan?

Semuanya peduli kepada kesehatan walaupun caranya berbeda-beda.

23. Apakah program desa siaga berpengaruh terhadap pelayanan askeskin?

Sangat berpengaruh.

24. Bagaimana struktur sosial masyarakat di wilayah ini?

44

Page 49: makalah wawancara kel.11

Struktur sosial masyarakat di wilayah kami beraneka ragam karena

terdapat bermacam-macam suku.

25. Keuntungan mendapatkan askeskin bagi masyarakat?

Bisa meringankan beban financial untuk yang mendapatkan kartu askeskin

tersebut.

26. Keuntungan menjadi desa siaga?

Keuntungannya, bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh

warganya.

27. Bagaimana struktur Organisasi dari Desa sayati ini? Ada berapa jumlah

RT dan RW di desa ini?

Jawaban terlampir.

3.2.2 Simpulan

Setelah dilakukannya wawancara kepada Ketua RT 15 dapat disimpulkan bahwa

Desa Sayati sudah termasuk kriteria Desa Siaga. Hal ini dibuktikan dengan

sebagian besar masyarakatnya sudah peduli dengan kesehatan meskipun beberapa

diantaranya masih dalam tahap pembinaan. Pemberdayaan desa siaga ini

dilakukan dengan cara membina kader-kader PKK yang berada di desa, ditingkat

RT, RW mengenai kesehatan dan hidup sehat. Pendanaan desa siaga Sayati

berasal dari Subsidi kas desa dan swadaya masyarakat. Upaya yang telah

dilakukan agar terwujudnya desa siaga sayati yaitu pendirian posyandu,

pembinaan kader-kader PKK dan pembinaan langsung ke masyarakat.

Keuntungan yang dirasakan desa sayati menjadi desa siaga yaitu dapat

memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh warganya.

Selain desa siaga, Desa Sayati juga mendapatkan bantuan AsKesKin/JamKesMas

seperti desa-desa lainnya. Menurut pengurus desa setempat pembagian AsKesKin

ini sebagian besar sudah tepat pada sasaran, dimana jumlah pemenima AsKesKin

ini ada 720 Kepala Keluarga. Pendataan ini dilakukan dengan cara mendata ke

tiap-tiap RT mana saja warganya yang benar-benar membutuhkan bantuan

45

Page 50: makalah wawancara kel.11

tersebut. Sejauh ini tanggapan masyarakat Desa Sayati mengenai AsKesKin masih

positif namun dalam pelaksanaannya masih banyak kendala seperti kurang

diperhatikannya pemegang kartu AsKeskin oleh pihak-pihak tertentu seperti

dokter, rumah sakit, rumah bersalin dll. Keuntungan mendapatkan kartu

AsKesKin ini yaitu dapat meringankan beban finansial bagi yang

mendapatkannya.

46

Page 51: makalah wawancara kel.11

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan

karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi

dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk menjamin akses penduduk

miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-

Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi

hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh

Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes (Persero)

berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes

(Persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat

miskin.

Desa Siaga merupakan pengembangan dari konsep Siap-Antar-Jaga, sehingga

diharapkan pada gilirannya akan menjadi Desa Siaga dan selanjutnya Desa Sehat

yang dilengkapi komponen-komponen yaitu dikembangkannya pelayanan

kesehatan dasar dan UKBM, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

kalangan masyarakat, diciptakannya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi

kegawatdaruratan dan bencana, serta sistem pembiayaan kesehatan yang berbasis

masyarakat.

47

Page 52: makalah wawancara kel.11

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2006(a). Bahan Acuan Desa Siap Antar Jaga (Siaga).

Dirjen.Binkesmas. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Depkes. 2006(b). Pedoman Pengembangan Desa Siaga. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Depkes. 2006(b). Pedoman Pengembangan Desa Siaga. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

___________.2004. UU No.40 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

_________. 2011. 10 Program Unggulan Askes. Majalah Info Askes

http://perpustakaan.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 22 Maret 2010

iii

Page 53: makalah wawancara kel.11

DAFTAR NOMINATIF KETUA RW-RT

DESA SAYATI KECAMATAN MARGAHAYU

TAHUN 2011

NomorNama

RW RT1 SOEKAMTO  1 Didin Sumarsa  2 Subhan  3 Bahrum  4 Nurodin  5 Adang Kartaman  6 H. Luharto2 MOCH. DANI, SH  1 Ujang Mulyana  2 Kiking Iskandar  3 Teddy Susantika  4 Hadi Wardiman

  5Drs. Dhani Syarif Hidayat

  6 H. Harry Purnama  7 H. Suryadi  8 Iman Somantri  9 Darwizar Darwis, B.Sc  10 Tatang Supardi  11 Suparman3 H. IMAN SUTISNA  1 Aep Saepudin  2 Ajid Solehudin  3 Ajat Sudrajat  4 Tatang Kosasih  5 Odih Yadi  6 Rukmana4 SUYOTO  1 H. Tatang Hartono  2 Masykur Arsawijaya  3 Supandi

  4 Sadar  5 Ary Setyarini  6 Mas Herman Riyadi5 EE DAMIRI  1 Asep S. Mulyadi  2 Aming Bahara  3 Dede Suhendra  4 Harry Nugraha, S.Pd  5 Yusup T  6 Dede Idham Malik  7 Dodo Suryadi 6 UDIN, A.Ma.Pd  1 Neng Cucu  2 Ajang Daryaman  3 Soleh Ibrahim  4 Ade Muhdi  5 Asep Sar'an7 H. MULYANA WIWIH  1 Diding Sajidin  2 Ayi Deni Jumaliah  3 Aten Rohman  4 Suganda H.S  5 Rusmandani8 Drs. BUDIYANTO  1 Yayan Suryana  2 Wawan Karnawan  3 Achmad Tajudin  4 Adang Sulaeman  5 Jafar Sidik  6 Asep S.9 ADE SUKARYA  1 H. Ade Kamsidi  2 Yaya Riyanto

Page 54: makalah wawancara kel.11

  3 Agus  4 Drs. H. Djaja Rachmat  5 Imam Abroni

10 TATANG KUSMIADI  1 Kateni  2 M. Dedin W.  3 Aseng Dendi P.  4 E. Suherman  5 Wawan S.  6 Rudi Surahman

11 MUMUH MUHTAR  1 H. Odang   2 Ageung Kustriandi  3 Jajang Adin  4 Dedi Rosyadi  5 Undang  6 Drs. Gumilar, M.Si  7 Encep Kurniawan

12 GUGUM M. GUMILAR  1 Afifudin Abdul B.  2 Aang  3 Bangbang  4 Risman Nuryadin

13 SOFIAH  1 Wawan Gunawan  2 M. Hidayat  3 Asep Saepudin B  4 Iwan Kustiawan

  5 Supardi  6 D. Solihin

14 HERRY SETIAWAN  1 Zul Azhar  2 Drs. Elmizar Datuk  3 Agus Suherman  4 Karman Tata Sasmita  5 Yulius

15 JAJAT SUDRAJAT  1 Cepi Suryana  2 Suhim  3 Dede Ma'mun  4 Gangan Muharam  5 Musani  6 Pepen Sopiyan

16 ADE SULAEMAN  1 Andi Kurnia  2 Jajang Muharam  3 Tatang  4 Wawan  5 Husen

17 DEDI SUPRIADI  1 Aji Maulana  2 Endad S  3 H. Hari Adim  4 Suhud Darmawan  5 Andi