13
MAKALAH UJIAN KASUS FORENSIK KLINIK  Disusun Oleh: Samuel willyarto 11-2011-234 Penguji: dr.Tjetjep Dwidja Siswaja, SpF  DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL CIPTO MANGUNKUSUMO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA 2013

Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 1/13

MAKALAH UJIAN KASUS

FORENSIK KLINIK  

Disusun Oleh:

Samuel willyarto

11-2011-234

Penguji:

dr.Tjetjep Dwidja Siswaja, SpF 

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL CIPTO MANGUNKUSUMO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

2013

Page 2: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 2/13

BAB I

ILUSTRASI KASUS

 No. Registrasi RSCM :

Waktu pemeriksaan : Senin, 2 Juli 2013, pukul 16:00 WIB 

IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny.S

Usia : 40 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Kawin

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl.Bendungan Hilir no. 9 RT 05/03 Kel. Bendungan Hilir Kec. Tanah

Abang, Jakarta Pusat

RIWAYAT MEDISAnamnesis

Pasien datang dengan Surat Permintaan Visum (SPV) untuk meminta pemeriksaan dan

 pembuatan Visum et Repertum (VeR). Menurut keterangan dari pasien bahwa pasien telah

dicekik, ditonjok dan didorong oleh suaminya ± 4 jam sebelum pemeriksaan, yaitu pukul

12.00 WIB. Setelah kejadian pasien mengeluh wajah dan tangannya sakit serta sakit kepala.

Tidak terdapat riwayat pusing, pingsan, mual atau muntah, perdarahan dari telinga, hidung

ataupun tenggorok. Kejadian tersebut sudah sering dialami oleh pasien.

A.  Pemeriksaan Fisik Umum

  Kesadaran : compos mentis 

  Keadaan umum : tampak sakit ringan

  Tekanan darah : 100/80 mmHg

   Nadi : 88 x/menit

  Pernapasan : 20 x/menit

Page 3: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 3/13

B.  Status Lokalis Luka atau Cedera

1.  Pada dahi tepat garis pertengahan depan tiga sentimeter di atas alis ditemukan memar

 berwarna biru keunguan disertai pembengkakan berukuran tiga sentimeter kali dua

sentimeter. 

2.  Mulai dari pangkal batang hidung sampai ke pipi kiri pada garis pertengahan depan

tiga sentimeter dibawah sudut luar mata ditemukan memar berwarna merah keunguan

 berukuran enam sentimeter kali tiga sentimeter.

3.  Pada leher depan sisi kiri empat sentimeter dari garis pertengahan depan tujuh

sentimeter diatas tulang selangka ditemukan dua memar masing-masing berukuran

satu sentimeter kali nol koma lima sentimeter dan satu sentimeter kali nol koma lima

sentimeter.

4.  Pada punggung tangan kanan tiga sentimeter dibawah pergelangan tangan ditemukan

memar berwarna ungu kehijauan berukuran satu koma lima sentimeter kali satu

sentimeter.

5.  Pada lengan atas kiri sisi luar sebelas sentimeter diatas siku ditemukan memar

 berwarna biru keunguan, terbesar enam sentimeter kali tiga sentimeter dan terkecil

dua milimeter kali dua milimeter.

C. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

D. Tindakan 

  Mengambil foto-foto luka

  Membuat Visum et Repertum

Page 4: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 4/13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prosedur Medikolegal

Ilmu kedokteran forensik ( Legal Medicine) adalah salah satu cabang spesialistik dari

ilmu kedokteran yang mempelajari pemafaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan

 penegakkan hukum serta keadilan pada kasus-kasus yang berhubungan dengan kesehatan

dan jiwa manusia, serta kecelakaan lalu lintas, pembunuhan, perkosaan, penganiyaan

maupun korban meninggal yang pada pemeriksaan pertama polisi dicurigai suatu tindak

 pidana.

Seorang dokter dituntut untuk dapat memanfaatkan ilmu kedokteran yang dimilikinya

secara optimal untuk dapat memberi bantuan yang maksimal bagi berbagai keperluan

diatas. Dalam menjalankan fungsinya sebagai dokter yang diminta untuk membantu dalam

 pemeriksaan kedokteran forensik oleh penyidik, dokter tersebut dituntut oleh undang-

undang untuk melakukannya dengan sejujur-jujurnya serta menggunakan pengetahuan

yang sebaik-baiknya. Bantuan yang wajib diberikan oleh dokter apabila diminta oleh

 penyidik antara lain adalah melakukan pemeriksaan kedokteran forensik terhadap

seseorang, baik terhadap bagian tubuh atau benda yang diduga berasal dari tubuh manusia.

Penyidik berwenang untuk meminta keterangan ahli berupa Visum et Repertum

melalui surat permintaan visum (SPV) dalam proses penegakan hukum pada suatu kasus

yang diduga merupakan suatu tindak pidana. Hal tersebut tercantum pada pasal 133 ayat

(1) KUHAP yang berbunyi “ Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani

 seorang korban baik luka, keracunan, ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang

merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada

ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.”. Visum et Repertum (VeR)

merupakan keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berwenang

mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian

yang diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah,

untuk kepentingan peradilan.

Yang termasuk dalam kategori penyidik menurut KUHAP pasal 6 ayat 1 PP no.27

tahun 1983 pasal 2 dan 3 ayat 1 yaitu Polisi Negara RI yang diberi wewenang khusus oleh

undang-undang dengan pangkat serendah-rendahnya Sersan Dua.

Apabila disuatu kepolisian sektor tidak terdapat penjabat penyidik seperti diatas, maka

Kepala Kepolisian Sektor yang berpangkat bintara di bawah Pembantu Letnan dua

Page 5: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 5/13

dikategorikan pula sebagai penyidik karena jabatannya (PP no.27 tahun 1983 pasal 2

ayat 2).

Sebagai pihak yang diminta bantuannya oleh pihak berwenang, dokter wajib

membantu untuk memberikan keterangan berupa VeR sesuai pasal 179 KUHAP, “Setiap

orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli

lainnya wajib memberik an keterangan ahli demi keadilan”. Jika dokter menolak untuk

melakukan keterangan ahli dapat dikenakan sanksi sesuai pasal 216 ayat (1) KUHP, “  ”.

Keterangan ahli dalam surat pada pasal 184 KUHAP ayat (1) tersebut sepadan dengan

yang dimaksud dengan Visum et Repertum dalam Statsbald 350 tahun 1937.

B. Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) 

Menurut pasal 1 UU nomor 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam Rumah

Tangga (UU PKDRT), Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah setiap perbuatan

terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau

 penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan atau penelantaraan rumah tangga

termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan

kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Pelaku atau korban

KDRT adalah suami, istri, anak, (yang memiliki hubungan darah, perkawinan, pensusuan,

 perwalian yang menetap dalam rumah tangga) dan orang-orang yang bekerja membantu

rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka

 berat. Kekerasan seksual adalah perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual,

 pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan atau tidak disukai, pemaksaan

hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersial dan atau tujuan tertentu.

Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya

diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan atau penderitaan psikis

 berat pada seseorang. Penelantaran rumah tangga berupa tidak memberikan kehidupan,

 perawatan atau pemeliharaan, mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara

membatasi dan atau melarang untuk bekerja dengan layak di dalam atau di luar rumah.

Pada pemeriksaan korban kekerasan fisik, perlu memperhatikan klasifikasi luka sesuai

dengan UU RI 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

 pasal 44, yaitu mengenai ketentuan pidana:

1.  Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga

 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dipidana dengan pidana penjara

Page 6: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 6/13

 paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas

 juta rupiah).

2.   Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakitbatkan korban

mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama

10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp.30.000.000,00 (tiga puluh juta

rupiah).

3.   Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan matinya

korban, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau

denda paling banyak Rp. 45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah).

4.   Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami

terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan

untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-

hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling

banyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

C. Derajat Luka

Pada pembuatan VeR kasus perlukaan, perlu diperhatikan penggolongan derajat luka.

Tujuan pemeriksaan kedokteran forensik ini jelas untuk rumusan delik dalam KUHP dan

 bukan untuk pengobatan. Hal ini diperlukan karena derajat luka menentukan hukuman

yang akan diterima oleh pelaku dalam persidangan. Derajat luka ringan tertuang dalam

 bentuk penganiayaan ringan seperti dalam pasal 352 KUHP yang berbunyi:

1.  Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak

menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau

 pencaharian, diancam, sebagai penganiyaan ringan, dengan pidana penjara

 paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus

rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan

itu terhadap orang yang bekerja padanya atau menjadi bawahannya.

2.   Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Penganiayaan ini diatur dalam KUHP pasal 351, yaitu sebagai berikut:

1.  Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan

bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah

2.  Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan

 pidana penjara paling lama lima tahun

Page 7: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 7/13

3.  Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun

4.  Dengan penganiyaan disamakan sengaja merusak kesehatan

5.  Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana

Batasan-batasan mengenai definisi luka berat telah dipaparkan dengan jelas dalam

KUHP pasal 90, yaitu:

   jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh

 sama sekali, atau yang emnimbulkan bahaya maut

  tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan

 pencaharian

  kehilangan salah satu panca indera

  mendapat cacat berat

  menderita sakit lumpuh

  terganggunya daya pikir selama 4 minggu lebih

   gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

D. Luka akibat Kekerasan Benda Tumpul

Luka Memar

Memar adalah suatu perdarahan pada jaringan bawah kulit akibat pecahnya kapiler

dan atau vena yang disebabkan oleh kekerasan tumpul. Letak, bentuk, dan besarnya

memar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yaitu besarnya kekerasan, jenis benda

 penyebab, kondisi dan jenis jaringan yang dilakukan kekerasan, usia, jenis kelamin, corak

serta warna kulit, kekuatan pembuluh darah dan penyakit seperti hipertensi. Usia memar

dapat ditentukan berdasarkan warna memar. Pada saat muncul, memar berwarna merah,

kemudian berubah menjadi ungu atau kehitaman, setelah 4-5 hari, memar berubah warna

menjadi hijau yang dalam usia 7-10 hari akan berubah menjadi kuning, dan menghilang

setelah 14-15 hari. Interpretasi luka memar menjadi penting apabila terdapat luka lecet di

sekitarnya.

Luka Lecet

Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang

memiliki permukaan kasar atau runcing, contohnya pada kejadian kecelakaan lalu-lintas,

tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan bersentuhan

Page 8: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 8/13

dengan kulit. Luka lecet dapat diklasifikasi sebagai luka lecet gores ( scratch), luka lecet

serut ( graze), luka lecet tekan (impression, impact abrasion), dan luka lecet geser ( friction

abrasion) berdasarkan mekanisme terjadinya luka.

 Luka lecet gores

Luka lecet gores disebabkan benda runcing yang menggores epidermis di

depannya sehingga lapisan kulit ini terangkat. Luka lecet ini biasanya berbentuk garis

sehingga pada deskripsi luka hanya disebutkan ukuran panjang luka. Terkadang arah

 pergerakan luka dapat ditentukan, yaitu dari ujung luka yang tidak terangkat ke ujung

luka yang terangkat.

 Luka lecet serut

Luka ini serupa dengan luka lecet gores, tetapi penampangnya lebih luas,

sehingga deskripsi luka meliputi ukuran panjang dan lebar luka. Arah luka ditentukan

dengan melihat letak tumpukan kulit ari.

 Luka lecet tekan

Luka lecet tekan terbentuk karena penekanan benda tumpul pada kulit dengan

gambaran kulit yang kaku, keras dan warnanya lebih gelap dari sekitarnya karena

 jaringan yang tertekan menjadi lebih padat dan mengering. Benda penyebab luka

kemungkinan dapat diketahui berdasarkan pola yang terdapat pada kulit.

 Luka lecet geser

Luka lecet geser timbul karena adanya gerakan bergeser disertai dengan

tekanan linear pada kulit.

Page 9: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 9/13

 

BAB III

PEMBAHASAN

A. Prosedur Medikolegal

Pada kasus ini, Surat Permintaan Visum (SPV) sudah sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (2), yaitu secara tertulis dengan komponen-

komponen sebagai berikut:

1.  Institusi pengirim : Polri Resor Metropolitan Jakarta Pusat Sektor Metro Tanah

Abang

2.  Nomor surat : 132/VER/VII/2013/SEKTOR TNB

3.  Tujuan surat : Kepala Bagian Forensik RSCM

4.  Identitas : Nama, umur, jenis kelamin, kebangsaan, pekerjaan, agama,

alamat

5.  Dugaan luka : Mengalami penganiayaan

6.  Permintaan penyidik : Pemeriksaan dan pembuatan Visum et Repertum

7.  Jabatan pengirim : IPDA Ka.SPK POLRES Jakarta Pusat

B. Pemeriksaan Korban

Pada pemeriksaan ditemukan beberapa memar pada dahi, pangkal batang hidung

sampai ke pipi kiri, leher,punggung tangan kanan dan pada lengan atas yang diakibatkan

kekerasan tumpul. Temuan tersebut sesuai dengan keterangan yang didapatkan dari

korban. Klarifikasi penganiayaan pada kasus ini tergolong penganiayaan/luka derajat

satu. Pada pemeriksaan tanda vital Tekanan darah: 100/80 mmHg, frekuensi nadi: 88

x/menit, frekuensi napas : 20 x/menit.

Tindakan yang dilakukan pada korban ini adalah pembuatan visum et repertum

sesuai dengan kewajiban dokter untuk kepentingan peradilan sesuai permintaan penyidik

dalam surat permintaan penyidik dalam surat permintaan visum.

C. Hukuman bagi Pelaku

Sesuai dengan UU RI no.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga pasal 44:

1.  Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah

tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dipidana dengan

Page 10: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 10/13

 pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp.

15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).

2.   Dalam hal perbuatan sebagaimaa dimaksud pada ayat (1) mengakitbatkan

korban mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana dengan pidana penjara

 paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp.30.000.000,00

(tiga puluh juta rupiah).

3.   Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan

matinya korban, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)

tahun atau denda paling banyak Rp. 45.000.000,00 (empat puluh lima juta

rupiah).

4.   Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

 suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau

halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau

kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)

bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Karena berdasarkan hasil pemeriksaan, luka-luka dapat digolongkan sebagai luka

derajat ringan, maka pelaku dapat dituntut dengan UU nomor 23 tahun 2004 pasal 44 ayat

(1). Suami korban selaku terdakwa dalam kasus ini dapat dikenakan hukuman pidana

 penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima

 belas juta rupiah).

D. Kesimpulan

Pada pemeriksaan korban wanita berusia 40 tahun ini ditemukan beberapa memar

akibat kekerasan tumpul. Luka-luka tersebut tidak menimbulkan penyakit atau halangan

dalam menjalankan pekerjaan, jabatan dan pencaharian.

Tindakan yang dilakukan pada korban pada kasus ini adalah pembuatan visum et

repertum sesuai dengan kewajiban dokter untuk kepentingan peradilan sesuai permintaan

yang diminta dalam surat permintaan visum.

Page 11: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 11/13

RUMAH SAKIT DR CIPTO MANGUNKUSUMO

Jalan Diponegoro no.71, Jakarta Pusat 10430, Kotak Pos1086

Telp. 3918301, 31930808 (Hunting), Fax 3148991

 Nomor : 132/TU FK/VER/VII/2013 Jakarta, 2 Juli 2013

Perihal : Hasil pemeriksaan terhadap Ny.S

Lampiran: -

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM

Yang bertanda tangan dibawah ini, Samuel willyarto, dokter pada Departemen Ilmu

Kedokteran Forensik & Medikolegal Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta, atas

 permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Sektor Tanah Abang tertanggal 02 Juli 2013, No.

Pol : 132/VER/VII/2013/Sektor Tanah Abang, dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal

dua Juli dua ribu tiga belas pukul enam belas Waktu Indonesia Barat, bertempat di Rumah

Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, telah melakukan pemeriksaan korban, yang menurut surat

tersebut adalah:

 Nama : Ny.S-----------------------------------------------------------------------------Jenis kelamin : Perempuan----------------------------------------------------------------------

Umur : 40 tahun-------------------------------------------------------------------------

Warga negara : Indonesia------------------------------------------------------------------------

Agama : Islam-----------------------------------------------------------------------------

Pekerjaan : Swasta---------------------------------------------------------------------------

Alamat : Jl. Bendungan Hilir no. 9 RT 05/03 Kel. Bendungan Hilir Kec. Tanah

Abang, Jakarta Pusat-------------------------------------------------------------

Hasil pemeriksaan----------------------------------------------------------------------------------------

1.  Korban datang dalam keadaan sadar penuh dengan keadaan umum baik, tampak sedih

secara emosional, tekanan darah seratus per delapan puluh milimeter air raksa,

frekuensi nadi delapan puluh delapan kali per menit, frekuensi napas dua puluh kali

 per menit.-------------------------------------------------------------------------------------------

2.  Korban mengaku empat jam sebelum pemeriksaan, korban dicekik, ditonjok dan

didorong oleh suaminya. Setelah kejadian pasien mengeluh wajah dan tangannya

sakit serta sakit kepala----------------------------------------------------------------------------

Tidak terdapat riwayat pusing, pingsan, mual atau muntah, perdarahan dari telinga,

hidung ataupun tenggorok.-----------------------------------------------------------------------

3.  Sebelumnya korban juga sering mendapatkan perlakuan kekerasan fisik dari

suaminya.-------------------------------------------------------------------------------------------

4.  Pada koran didapatkan:---------------------------------------------------------------------------

a. Pada dahi tepat garis pertengahan depan tiga sentimeter di atas alis ditemukanmemar berwarna biru keunguan disertai pembengkakan berukuran tiga sentimeter

kali dua sentimeter.---------------------------------------------------------------------------

 b.  Mulai dari pangkal batang hidung sampai ke pipi kiri pada garis pertengahan

depan tiga sentimeter dibawah sudut luar mata ditemukan memar berwarna merah

keunguan berukuran enam sentimeter kali tiga sentimeter.-----------------------------

c.  Pada leher depan sisi kiri empat sentimeter dari garis pertengahan depan tujuh

sentimeter diatas tulang selangka ditemukan dua memar masing-masing

 berukuran satu sentimeter kali nol koma lima sentimeter dan satu sentimeter kali

nol koma lima sentimeter.-------------------------------------------------------------------

d.   pada punggung tangan..............

Page 12: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 12/13

Lanjutan visum et repertum Nomor: 132/TUFK/VER/RSCM/2013

Halaman ke 2 dari 2 halaman

e.  Pada punggung tangan kanan tiga sentimeter di bawah pergelangan tangan

ditemukan memar berwarna ungu kehijauan berukuran satu koma lima sentimeter

kali satu sentimeter.--------------------------------------------------------------------------f.  Pada lengan atas kiri sisi luar sebelas sentimeter diatas siku ditemukan memar

 berwarna biru keunguan, terbesar enam sentimeter kali tiga sentimeter dan

terkecil dua milimeter kali dua milimeter.------------------------------------------------

5.  Korban dipulangkan karena menolak perawatan lebih lanjut.-------------------------------

Kesimpulan-----------------------------------------------------------------------------------------------

Pada pemeriksaan korban wanita berusia empat puluh tahun ini ditemukan beberapa memar

akibat kekerasan tumpul. Luka-luka tersebut tidak menimbulkan penyakit atau halangan

dalam menjalankan pekerjaan, jabatan, atau pencaharian.------------------------------------------

Demikian telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan pengetahuan saya

yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah jabatan, sesuai dengan Kitab Undang-undangHukum Acara Pidana (KUHAP).-----------------------------------------------------------------------

Dokter tersebut di atas,

Samuel willyarto

 NIM 11-2011-234

Page 13: Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

8/12/2019 Makalah Ujian Kasus Forklin Andy

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ujian-kasus-forklin-andy 13/13

DAFTAR PUSTAKA

1.  Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun'im TWA, Sidhi, Hertian S, et.al. Ilmu

kedokteran forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.

2.  Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. Edisi ke-2. Jakarta: Bagian

Kedokteran Forensk FKUI; 1994; hal 11-6, 37-9.

3.  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Diunduh dari  focalpointgender.kejaksaan.go.id . 25

Oktober 2013.