40
21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang wajar terjadi pada seorang perempuan. Kedua hal tersebut berperan penting dalam proses reproduksi guna mempertahankan kelestarian spesies manusia. Meskipun merupakan suatu hal yang fisiologis, kehamilan dan persalinan memiliki banyak resiko yang dapat membahayakan nyawa ibu dan janinnya. Seorang ibu ketika akan mendekati waktu kelahiran bayi perlu untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin. Persiapan yang perlu dilakukan adalah memilih tempat bersalin yang memadai dan nyaman, dan memilih tenaga kesehatan yang akan menolong proses bersalin. Tenaga kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam menolong persalinan misalnya dukun beranak terlatih, bidan dan dokter. Permasalahan ketersediaan tenaga kesehatan tersebut tidak menjadi masalah pada daerah kota atau desa yang mudah terjangkau tetapi menjadi masalah bagi desa-desa yang terpencil atau terisolir dimana tenaga penolong persalinan tidak memiliki pengetahuan persalinan yang cukup baik dalam hal teknik persalinan maupun kebersihan proses persalinan. Pada masa sekarang pemerintah mengusahakan seiring dengan semakin banyaknya lulusan tenaga terlatih menyebarkan secara merata ke daerah-daerah terpencil para tenaga penolong persalinan tersebut.

MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang wajar terjadi pada seorang perempuan.

Kedua hal tersebut berperan penting dalam proses reproduksi guna mempertahankan

kelestarian spesies manusia. Meskipun merupakan suatu hal yang fisiologis, kehamilan

dan persalinan memiliki banyak resiko yang dapat membahayakan nyawa ibu dan

janinnya.

Seorang ibu ketika akan mendekati waktu kelahiran bayi perlu untuk mempersiapkan

segala sesuatunya sebaik mungkin. Persiapan yang perlu dilakukan adalah memilih

tempat bersalin yang memadai dan nyaman, dan memilih tenaga kesehatan yang akan

menolong proses bersalin. Tenaga kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam

menolong persalinan misalnya dukun beranak terlatih, bidan dan dokter. Permasalahan

ketersediaan tenaga kesehatan tersebut tidak menjadi masalah pada daerah kota atau desa

yang mudah terjangkau tetapi menjadi masalah bagi desa-desa yang terpencil atau

terisolir dimana tenaga penolong persalinan tidak memiliki pengetahuan persalinan yang

cukup baik dalam hal teknik persalinan maupun kebersihan proses persalinan. Pada masa

sekarang pemerintah mengusahakan seiring dengan semakin banyaknya lulusan tenaga

terlatih menyebarkan secara merata ke daerah-daerah terpencil para tenaga penolong

persalinan tersebut.

Angka kematian ibu di Indonesia pada saat persalinan tergolong tinggi diantara

negara berkembang.Hal ini sangat mengkhawatirkan karena angka kematian ibu adalah

satu parameter yang menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan suatu negara.Hal ini

mengakibatkan pentingnya bagi seorang tenaga kesehatan khususnya dokter dalam

memandu suatu pimpinan persalinan.Seorang dokter dituntut memiliki kompetensi untuk

mendiagnosis dan melakukan tindakan penanganan suatu persalinan normal.

Dengan semakin berkembangnya ilmu kedokteran khususnya ilmu mengenai obstetri

dan ginekologi maka semakin berkembang pula teknik-teknik dalam persalinan untuk

mencegah kematian dan komplikasi akibat persalinan.

Page 2: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari persalinan ?

2. Apa penyebab-penyebab dari persalinan ?

3. bagaimana tanda-tanda dari persalinan ?

4. Bagaimana mekanisme dari persalinan / kala dalam persalinan ?

5. faktor apa saja yang mempengaruhi persalinan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari persalinan

2. Mengetahui penyebab-penyebab dari persalinan

3. Mengetahui tanda-tanda dari persalinan

4. Mengetahui mekanisme dari persalinan

5. Mengetahui faktor-faktor dari persalinan

Page 3: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PERSALINAN

2.1.1 PENGERTIAN PERSALINAN DAN PERSALINAN NORMAL

Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir

(Saefuddin, AB.2002, Buku Acuan Pelayanan Maternal dan Neonatal,2002, hal:100).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam

jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang tejadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan pesentasi belakang kepala,

tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. Beberapa pengertian lain dari persalinan spontan

dengan tenaga ibu, persalinan buatan dengan bantuan, persalinan anjuran bila persalinan

terjadi tidak dengan sendirinya tetapi melalui pacuan.persalinan di katakan normal bila tidak

ada penyulit.

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin , plasenta dan membran dari

dalam rahim melalui jalan lahir.

2.1.2 JENIS-JENIS PERSALINAN

1. Persalianan spontan

Ialah persalian yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.

2. Persalinan buatan

Ialah persalinan yang dibantu tenaga dari luar seperti : forsep , secsio caesaria, cavum

ekstarksi.

3. Persalianan anjuran

Ialah persalianan yang berlangsung setelah dilakukan suatu tindakan misalnya

pemecahan ketuban pemberian oxytocin.

Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup di luar,

tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan.

Kadang-kadang persalinan tidak mulaidengan sendirinya tetapi baru berlangsung

setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.

Page 4: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

2.1.3 ETIOLOGI PERSALINAN

Sebab-sebab terjadinya Persalinan :

Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas, yang ada hanyalah

merupakan teori-teori yang kompleks, perlu di ketahui bahwa ada dua hormon yang

dominan saat hamil.

1. Esterogen

a. Meningkatkan sensitivitas otot rahim

b. Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,

rangsangan prostaglandin, serta rangsangan mekanis.

2. Progesteron

a. Menurunkan sensitivitas otot rahim

b. Menyulitkan penerimaan dari luar seperti rangsangan oksitosin , rangsangan

prostaglandin, serta rangsangan mekanis.

c. Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi

Teori penyebab persalinan :

1. Penurunan kadar Estrogen dan Progesteron

Hormon progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya hormon

estrogen meninggikan kerentanan otot-otot rahim.

Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di

dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul

his.

2. Teori Oksitosin

Hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi otot-otot rahim. Pada akhir kehamilan,

kadar oksitosin bertambah, sehingga uterus menjadi lebih sering berkontraksi.

3. Teori Distansia Rahim

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh

karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.

Demikian dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot

dan otot-otot rahim makin rentan.

4. Pengaruh Janin

Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh karena pada

anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.

Page 5: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

5. Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, menjadi salah satu penyebab permulaan

persalinan.

6. Teori Plasenta menjadi tua

Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen

dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan

menimbulkan kontraksi rahim.

7. Teori Iritasi Mekanik

Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus Frankenhauser). Bila

ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, maka akan timbul

kontraksi.

8. Induksi Partus (Induction of Labour)

Partus juga dapat ditimbulkan dengan :

a. Gagang Laminaria : Beberapa laminaria diamsukkan ke dalam kanalis

servikalis dengan tujuan merangsang Fleksus Frankenhauser.

b. Amniotomi : Pemecahan ketuban

c. Oksitosin Drips : Pemberian Oksitosin melalui tetesan infus per menit

Dalam hal mengadakan induksi persalinan perlu diperhatikan bahwa serviks

sudah matang (serviks sudah pendek dan lembek) dan kanalis servikalis

terbuka utuk 1 jari.

2.1.4 TANDA-TANDA PERSALINAN

a. Tanda-tanda persalinan sudah dekat

Sebelum terjadi persalinan , bebrapa minggu sebelumnya wanita memasuki kala

pendahuluan, denga tanda-tanda sebagai berikut :

1. Terjadi lightening

Menjelang minggu ke 36 pada primigravida , terjadi penurunan fundus uteri

karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multigravida , tanda ini tidak begitu

kelihatan.

Mulai menurunya bagian terbawah bayi ke pelvis terjadi sekitar 2 minggu

sebelum persalinan . bila bagian terbawah bayi telah turun, maka ibu akan merasa

tidak nyaman, selain nafas pendek pasa trimester ke 3, ketidak nyamanan di

sebabkan karena adanya tekanan bagian terbawah pada struktur daerah terbawah

pelvis. Secara spesifik akan mengalami hal berikut :

Page 6: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

a) Kandung kemih tertekan sedikit , menyebabkan peluang untuk melakukan

ekspansi berkurang , sehingga frekuensi berkemih meningkat.

b) Meningkatnya tekanan oleh sebagian sebagian janin pada saraf yang melewati

foramen obturator yang menuju kaki yang menyebabkan sering terjadinya

kram kaki.

c) Meningkatnya tekanan pada pembuluh darah vena menyebabkan terjadinya

udemakarena bagian terbesar dari janin menghambat darah yang kembali dari

bagian bawah tubuh.

2. Terjadinya HIS permulaan

Sifat HIS permulaan adalah sebagai berikut :

a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah

b) Datang tidak teratur

c) Tidak ada perubahan pada serviks

d) Durasi pendek

e) Tidak bertambah bila beraktifitas

3. Perut kelihatan lebih melebar, fundud uteri turun

4. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh

bagian terbawah janin.

5. Serviks menjadi lembek, mula mendatar dan sekresinya bertambah, kadang

bercampur darah. Dengan mendekatnya persalinan maka srviks menjadi matang

dan lembut, serta terjadi obliterasi serviks dan kemungkina sedikit dilatasi.

b. Tanda dan gejala inpartu :

1. Timbulnay rasa sakit oleh adanya HIS yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

2. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada

serviks sumbtan mukus yang berasal dari sekresi sevikal dari poliferase kelenjar

mukosa servikal pada awal kehamilan. Berperan sebagai brier protektif dan

menutup servikal selama kehamilan.bloody show adalah pengeluaran dari mukus.

3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya . pemecahan membran yang

normal terjadi pada kala 1persalinan. Hal ini terjadi pada 12%wanita, dan lebih

dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam 24 jam.

4. Pada pemeriksaan dalam , serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Berikut ini

adlah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara dan multipara.

a) Nulipara

Page 7: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

Biasanya sebelum persalinan , serviks menipis sekitar 50-60% dan penbukaan

sampai 1 cm dan dengan di mulainya persalian biasanya ibu nulipara

mengalami penipisan serviks 50-100%, kemudian mulai terjadi pembukaan.

b) Multipara

Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal persalina , tetapi

hanya membuka 1-2 cm, biasanya pada multipara serviks akan membuka

kemudian diteruskan dengan penipisan.

5. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali

dalam 10 menit)

2.1.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

1. Power : His dan tenaga mengedan

a. HIS

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari

kehamilan sebelum persalinan, sudah ada kontraksi rahim yang disebut his

pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan

daripada kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini tidak teratur,

menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan paha, tidak menyebabkan nyeri

yang memencar dari pinggang ke perut seperti di persalinan, lama kontraksi

pendek, tidak bertambah kuat bila dibawa berjalan malahan sering berkurang,

tidak mempunyai pengaruh pada serviks. Sifat dari his persalinan berkebalikan

dari his pendahuluan. Kontraksi rahim bersifat berkala dan yang harus

diperhatikan adalah :

Frekuensi his /Lamanya kontraksi : kontraksi berlangsung 45-75 detik

Kekuatan/ amplitudo his : menimbulkan naiknya tekanan intra utrerin sampai

35 mmHg

Aktivitas his

Lamanya kontraksi / durasi his : kontraksi berlangsung 45-75 detik

Datangnya his terjadi sering , teratur atau tidak.

Interval antara dua kontraksi : pada permulaan persalinan his timbul sekali

dalam 10 menit, dalam kala pengeluaran sekali dalam 2 menit

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam :

His pendahuluan : his tidak kuat dan tidak teratur, menyebabkan bloody show

Page 8: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

His pembukaan : his yang menimbulkan pembukaan dari serviks

His pengeluaran : his yang mendorong anak keluar, biasanya disertai kekuatan

mengejan.

His pelepasan plasenta : his yang melepaskan plasenta

His pengiring : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri , menyebabkan engecilan

rahim dalam beberapa jam atau hari.

b. Tenaga mengejan

Setelah pembukanan lengkap dan setelah ketuban pecah, tenaga yang

mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot

dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga

ini serupa dengan tenaga mengejan sewaktu kita BAB tetapi jauh lebih kuat lagi,

Rupanya sewaktu kepala sampai di dasar panggul, timbul suatu refleks yang

menyebabkan pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya

dan menekan diafragmanya ke bawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil

kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.

Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir. Tenaga mengejan ini juga

melahirkan plasenta  setelah plasenta lepas dari dinding rahim.

2. Passage ( jalan lahir )

Jalan lahir di bagi atas :

1) Bagian keras : tulang tulang panggul

Tulang panggul tersusun atas empat tulang, dua tulang koksa sakrum dan

koksigis, dan introitus. Yang dihubungkan oleh tiga sendi . os oksa di bagi

menjadi os ilium os iskium, dan os pubis.

Tulang panggul di pisahkan pintu atas panggul menjadi dua bagian, yaitu panggul

palsu dan panggul sejati.

Pintu bawah panggul adalah batas bawah panggul sejati di liaht dari bawah

bentuknya lonjong , di bagian anterior di di batasi lengkung pubis, di bagian

lateral oleh tuberosits iskium dan di bagian posterior oleh ujung koksigis.

Bidang-bidang panggul :

Bidang hodge adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menetukan kemajuan

persalinan, yaitu seberapa jauh penuruna kepala melalui pemeriksaan dalam /

vaginal toucher .

Bidang hodge terbagi empat antara lain sebagai berikut :

Page 9: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

1. Bidang hodge 1 : bidang setinggi pintu atas panggul yang di bentuk oleh

promomtorium , artikulaiso sakro iliaka sayap sakrum linea iniminata, ramus

superior os pubis tepi atas simfisis pubis.

2. Bidang hodge II : bidang setinggi pinggir bawah simfisis pubis, berimpit

dengan PAP.

3. Bidang hodge III : bidang setinggi spina ischiadica berhimpit dengan PAP

4. Bidng hodge IV : bidang setinggi ujung koksigis berhimpit dengan PAP.

Jenis panggul :

1. Ginekoid merupakan bentuk paling ideal berbentuk bulaat terdapat pada

sekitar45% wanita

2. Android : jenis panggul pria , berbentuk segitiga terdapat pada sekitar 12%

wanita.

3. Antropoid : berbentuk agak lonjong seperti telur, terdapat pada sekitar 35%

wanita.

4. Platipeloid : menyempit pada arah muka belakang (panggul pipih

2) Bagian lunak : uterus, otot dasar panggul dan perineum

1. Uterus

Saat kehamilan ,uterus dapat di bagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

1. Segmen atas uterus dan segmen bawah uterus

Sejak kehamilan yang lanjut,uterus dengan jelas terdiri dari dua bagian

ialah segmen atas rahim yang dibentuk oleh korpus dan segmen bawah

rahim yang terjadi dari isthmus uteri. Segmen atas memegang peranan

yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan

majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan

pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang.

2. Serviks uteri

Pada saat persalina karena adanya kontraksi uterus , maka serviks

mengalami penipisan dan pembukaan.

Pada primigravidab Pemukaan di dahuluai oleh pendaratan serviks,

sedangkan pada pada multigravida pembukaan serviks dapat terjadi

bersamaan dengan pendaratan.

2. otot dasar panggul

Page 10: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

otot dasar panggul terdiri atas otot oto dan ligamen yaitu dinding panggul

sebelah dalam dan menutupi panggul bawah, yang menutupi panggul bawah

membentuk dasar panggul yang di sebut pelvis.

3. Perineum

Perineum adalah jaringan yang terletak di sebelah distal difragma pelvis .

perineum mengandung sejumlah otot suoerfisial, sangat vaskuler dan berisi

jaringa lemak . saat persalian oto otot ini sering mengalami kerusakan ketika

janin di lahirkan.

3. Passenger : janin dan plasenta

1. Janin

Postur janin dalam rahim :

a. Habitus

Sikap. Yang dimaksud adalah letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain

Sikap anak yang fisiologis ialah :

o      Badan anak dalam kyphose

o      Kepala menekur, dagu dekat pada dada

o      Lengan bersilang didepan dada

o      Tungkai terlipat pada lipatan paha, dan lekuk lutut rapat pada badan.

b. Situs

Letak. Yang dimaksud adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang

Ibu. Letak memanjang ada 2 macam presentasi, ialah kalau kepala bayi menjadi

bagian terbawah disebut presentasi kepala, sedangkan kalau bokong disebut

presentasi bokong. Jika ukuran panjang anak melintang terhadap sunbu panjang

Ibu maka anak dikatakan dalam letak lintang. Jika sumbu panjang anak serong

terhadap sumbu panjang ibu maka anak dalam letak serong

c. Presentasi

Presentasi di gunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bawah.

d. Posisi

Posisi. yang dimaksud adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap

dinding perut atau jalan lahir

2. Plasenta

Page 11: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

Oleh karena plasenta juga harus melalui jalan lahir , ia juga di anggap sebagai

penumpang yang menyertai janin . namun plasenta jarang menghambat proses

persalinan pada persalinan normal.

4. Psikologis

Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar

terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau

memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan

yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi

hal yang nyata.

Personality meliputi :

Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

Pengalaman bayi sebelumnya

Kebiasaan adat

Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:

Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan

Persalinan sebagai ancaman pada self-image

Medikasi persalinan

Nyeri persalinan dan kelahiran

5. Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari

kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

2.1.6 POSISI MENERAN/ POSISI PERSALINAN

Page 12: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

1. Posisi terlentang (supine):

dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena

cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan suplai

darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi

mengalami fetal distress ataupun anoksia janin. Posisi ini juga menyebabkan waktu

persalinan menjadi lebih lama, besar  kemungkinan terjadinya laserasi perineum dan

dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.

2. Posisi miring

Posisi ini mengahruskan ibu miring ke kiri atau ke kanan. Salah satu kaki di angkat,

sedangkan kaki laonnya lurus. Posisi ini akrab di sebut dengan posisi lateral ,

umumnya di lakukan bila posisi bayi belum tepat.

Keuntungan :

Peredaran darah balik ibu menjadi lancar

Kontraksi uterus akan lebih lancar

Memudahkan bidan dalam menolong persalinan

Persalinan berlangsung lebih nyaman.

Kerugian :

Memerlukan bantuan untuk memegangi paha kanan atau kiri ibu.

3. Posisi jongkok

Posisi ini sudah di kenal sebagai posisi bersalin yang alami.

Keuntungan :

Memperluas rongga panggul

Proses persalinan lebih mudah

Page 13: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

Menggunkan gaya gravitasi

Mengurangi trauma pada perineum

Kerugian :

Berpeluang kepala bayi cidera

4. Posisi merangkak

Pada posisi ini ibu merebahkan badan dengan merangkak, kedua tangan menyanggah

tubuh, kedua kaki ditekuk dan di buka.

Keuntungan :

Posisi yang paling baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung

Dapat mengurangi rasa sakit

Mengurangi keluhan haemoroid

5. Posisi semi duduk

Posisi ini merupakan posisi yang paling umum di terapkan.

Keuntungan :

Memudahkan melahirkan kepala bayi

Membuat ibu nyaman

Jika merasa lelah, ibu bisa istirahat dengan mudah.

Page 14: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

Kerugianya :

Rongga panggul menjadi sempit

6. Posisi duduk

Pada posisi ini ibu duduk di atas bantal atau bersandar pada tubuh suami.

Keuntungannya :

Memanfaatkan gaya gravitasi

Memberi kesempatan untuk istirahat

Memudahkan melahirkan kepala

7. Posisi berdiri

Pada posisi ini ibu di sanggah oleh suami di belakangnya.

Keuntungannya :

Memenfaatkan gaya gravitasi

Memudahkan melahirkan kepala

Page 15: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

Memperbesar dorongan untuk meneran

Faktor yang harus di perhatikan dalam memilih posisi ini adalah keamanan,

kenyamanan dan bantuan medis.

2.1.7 KALA DALAM PERSALINAN

1. Kala I (Pembukaan)

Di mulai dari timbulnya his dan wanita mengeluarkan lendir yang bercampur darah

(blood show) sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam 2

fase yaitu :

Fase Laten

Berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm.Dimulai sejak awal

kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara

bertahap.Pembukaan serviks kurang dari 4 cm. Biasanya berlangsung di

bawah hingga 8 jam.

Fase Aktif.

Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase, yaitu :

o Fase akselerasi   : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 – 4 cm.

o Fase dilatasi maksimal: selama waktu 2 jam pembukaan berlangsung

sangat cepat, dari 4-9 cm

o Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat lagi, dalam waktu 2 jam

pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Page 16: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

Lamanya kala 1 untuk primigravida 12 jam, sedangkan untuk multigravida

lamanya 8 jam. Pada kala I his belum begitu kuat, yaitu 10 – 15 menit. Lambat laun

his bertambah kuat, intervalnya menjadi pendek, kontraksi menjadi lebih kuat dan

lebih lama.lendir bertambah banyak bercampur darah.

Dalam beberapa buku, proses membukanya serviks disebut dengan berbagai

istilah : melembek (softening), menipis (thinned out), oblitrasi (oblitrated), mendatar

dan tertarik ke atas (effaced and taken up) dan membuka (dilatation).

Perbedaan fase yang dilalui antara primigravida dan multigravida adalah

Primigravida Multigravida

Serviks mendatar (effacement) dulu

baru dilatasi

Berlangsung 13-14 jam

Serviks mendatar dan membuka bisa

bersamaan

Berlangsung 6-7 jam

2. Kala II (dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir)

Kala II persalinan adalah masa pembukaan lengkap sampai dengan lahirnya

bayi.disebut juga kala pengeluaran atau keluarnya bayi dari uterus melalui vagina.

Perubahan yang terjadi pada kala II :

Kontraksi uterus

Lebih kuat, amplitudo 40 – 60 mmhg.

Lebih lama, 50-60 detik untuk satu his.

Lebih sering, lebih dari 3 kali dalam 10 menit.

Fetus.

Penyaluran O2  pada plasenta akan berkurang, dapat menyebabkan :

Hipoksia

DJJ tidak teratur

Kepala masuk rongga panggul, dasar panggul tertekan, sehingga

timbul refleks mengedan.

Otot penyokong kala II

Page 17: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

Karena ibu mengedan, maka otot-otot pada dinding perut akan berkontraksi.

Mengedan optimal dilakukan dengan cara :

Paha ditarik dekat lutut

Badan fleksi

Dagu menyentuh dada

Gigi bertemu gigi

Tidak mengeluarkan suara

Dasar panggul / organ panggul :

Vagina menjadi lebih luas

Otot-otot dasar panggul meregang

Kandung kemih terdorong ke arah pubis

Uretra teregang

Rectum tertekan

Setiap his datang, maka akan timbul rasa ingin BAB, reflek mengedan, dan

kesakitan pada ibu. Pada kala II tanda-tanda vital perlu diperhatikan dan DJJ harus

selalu di observasi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada

multivara rata-rata berlangsung selama 0,5 jam.

3. Kala III ( mulai dari bayi lahir sampai plasenta lahir).

Kala III berlangsung dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta secara

lengkap dari dinding uterus. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah

kelahiran bayi dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran

plasenta di sertai dengan pengeluaran darah.

Tanda-tanda pelepasan plasenta:

Uterus menjadi bundar

Semburan darah mendadak

Tali pusat bertambah panjang

Tingkat kelahiran plasenta :

Melepasnya plasenta dari tempat implantasi di dinding uterus.

Pengeluaaran plasenta dari cavum uteri.

Pelepasan dapat di mulai dari tengah (sentral, menurut Schultz).

Page 18: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

Dari pinggir plasenta ( Marginal,menurut Duncan).

Serentak dari tengah atau dari pinggir plasenta.

Umumnya pendarahan tidak melebihi 400 ml.

Untuk mengetahui pelepasan plasenta, dipakai beberapa prasat yaitu :

Prasat Kustner.

Tangan kanan meregang atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri menekan

simfisis, bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina berarti plasenta

telah lepas dari dinding uterus.

Perasat Strassman.

Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri

mengetuk-ngetuk fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat, berarti tali

pusat belum lepas dari tempat implantasi. Bila tidak terasa getaran, berarti tali

pusat telah lepas dari tempat implantasi.

Prasat Klein.

Ibu disuruh meneran, bila tali pusat tampak turun ke bawah saat meneran

dihentikan maka plasenta telah lepas dari tempat implantasi.

Prasat Grede.

Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar plasenta lepas dari

dinding uterus. Prasat ini hanya di gunakan dalam keadaan terpaksa.

4. Kala IV ( sampai dengan 2 jam setelah plasenta lahir)

Pemantauan terhadap tanda-tanda vital dan jumlah pendarahan harus di

lakukan pada 1-2 jam setelah plasenta lahir lengkap. Hal ini dimaksudkan agar

keadaan ibu post partum dapat terpantau dan bahaya akibat pendarahan dapat

dihindari.

Sebelum meninggalkan wanita postpartum, harus di perhatikan 7 pokok antara

lain :

1.      Kontraksi uterus harus baik.

2.     Tidak ada pendarahan dari vagina atau pendarahan-pendarahan dalam alat

genitalia lainnya.

3.      Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.

4.      Kandung kemih harus kosong.

5.      Luka pada perineum telah terawat baik dan tidak ada hematoma.

Page 19: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

6.      Bayi dalam keadaan baik.

7.      Ibu dalam keadan baik, nadi, dan TD normal dan tidak ada keluhan sakit kepala.

2.1.8 MEKANISME PERSALINAN

1. Turunnya Kepala

Turunnya kapala dapat dibagi dalam :

Masuknya kepala dalam pintu atas panggul

Masuknya kepala pada pintu atas pangul pada primigravida terjadi pada bulan

terakhir kehamilan, tetapi pada multigravida baru terjadi pada permulaan

persalinan. Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan

sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.Kalau sutura sagitalis

terdapat di tengah – tengah jalan lahir, ialah tepat di antara symphysis dan

promontorium, maka dikatakan kepala dalam “ synclitismus “.Jika sutura

sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati

promontorium, maka “ asynclitismus “.Jika sutura sagitalis mendekati

symphysis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan “

asynclitismus anterior “ dan Jika sutura sagitalis mendekati promontorium dan

os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang “ asynclitismus

posterior “

Majunya Kepala

Pada primigravida majunya kepala terjadi pada kala II, sedangkan pada

multigravida majunya kepala dan masuknya kepala terjadi bersamaan.Yang

menyebabkan majunya kepala ialah :

a.       Tekanan cairan intrauterin

b.      Tekanan langsung oleh fundus pada bokong

c.       Kekuatan mengejan

d.      Melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

2. Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga UUK lebih rendah dari

UUB. Keuntungan dari bertambahnya fleksi adalah bahwa ukuran kepala yang lebih

Page 20: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

kecil melewati jalan lahir : diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm) menggantikan

suboccipito frontalis (11 cm).Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan

sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, cerviks, dinding

panggul atau dasar panggul

3. Putaran Paksi Dalam

Pemutaran dari bagian depan sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar

ke depan ke bawah symphysis. Putaran paksi adalah suatu usaha untuk

menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang

tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan

majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III, terkadang

sampai kepala didasar panggul.

4. Ekstensi

Kepala harus melakukan ekstensi karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah

panggul mengarah ke depan dan atas untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua

kekuatan, yang satu mendesak kebawah dan yang lainnya disebabkan tahanan dasar

panggul yang menolaknya ke atas, maka lahirlah berturut – turut pada pinggir  atas

perineum  UUB, dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.

Subocciput yang menjadi pusat pemutaran disebut “ hypomochlion “.

5. Putaran Paksi Luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak

untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.

Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber

ischiadicum sepihak.

6. Expulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi

hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan

selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

Page 21: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

2.1.9 58 LANGKAH APN (ASUHAN PERSALINAN NORMAL)

Tujuan Asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan

memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,melalui upaya yang

terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip

keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).

Dengan pendekatan seperti ini, berarti bahwa: Setiap intervensi yang di aplikasikan

dalam Asuhan Persalinan Normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat

tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan.

58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) :

1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul

dan memasukkan alat suntik sekali pakai 2 ½ ml ke dalam wadah partus set

3. Memakai celemek plastik

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun danair

mengalir

5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk

pemeriksaan dalam

6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin

dan letakkan kembali kedalam wadah partus set

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan dari vulva

ke perineum

8. Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput

ketuban sudah pecah

9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%

dan membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam

larutan klorin 0,5% .

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai, pastikan DJJ

dalam batas normal (120-160 x/menit)

Page 22: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu

untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat

ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, jongkok dan mengambil posisi nyaman, jika ibu

merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

15. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi

telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

17. Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk

bersih untuk mengeringkan bayi pada perut ibu

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putar paksi luar secara spontan

22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan

kepada ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan kepala ke arah

bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian

gerakan ke arah atas dan distal untuk melakukan bahu belakang

23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah

kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan

memegang tangan dan siku sebelah atas

24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong

dandan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk

tangan kiri diantara lutut janin)

25. Melakukan penilaian selintas :

Page 23: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

Apakah bayi menangis kuat

Apakah bayi bernafas tanpa kesulitan?

Apakah bayi bergerak aktif?

26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali

bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan

handuk/kain yang kering dan membiarkan bayi di atas perut ibu

27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan t idak ada lagi bayi dalam uterus

28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM

(intramuscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum

menyuntikkan oksitosin)

30. Setelah 2 menit pascapersalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari

pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat

pada 2 cm distal dari klem pertama

31. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan

lakukan pengguntingan tali pusat di antara dua klem tersebut

32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada

sisi lainnya

33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

35. Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi simfisis, untuk

mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat

36. Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara

tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial. Jika plasenta t

idak lahir setelah 30-40 detik, hentikan peregangan tali pusat dan menunggu hingga

timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur

Page 24: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

37. Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta

ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan

kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan

dorsokranial)

38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati.

Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan

putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya

selaput ketuban

39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan

menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan

kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk

memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan

masukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia

41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan

bila laserasi menyebabkan perdarahan

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam

43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1

jam

44. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik

profilaksis dan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral

45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di

paha kanan anterolateral

46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam

47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

Page 25: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam

pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pascapersalinan

50. Memeriksa kembali untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik

51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai

53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan

ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering

54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu

ingin minum

55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%

56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung

tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

58. Melengkapi partograf

Page 26: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran

bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta

dan selaput janin dari tubuh ibu.

Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2006).

3.2 SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah ini. Kami menyadari tentunya masih banyak kekurangan dan

kelemahannya , karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi

yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Kami banyak berharap agar para pembaca yang budiman bisa memberikan

kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan

penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini

berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya

dan kedepannya lebih baik lagi.

Page 27: MAKALAH TUGAS MATERNITAS TENTANG.doc

21

DAFTAR PUSTAKA

Saefuddin, AB.2002, Buku Acuan Pelayanan Maternal dan Neonatal,2002, hal 100

Rohani ,reni ,marisah, Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan , 2011, salemba medika ,

jakarta

Asri dwi, clervo cristine , Asuhan Persalinan Normal ,2010, Nuha medika , yogjakarta.

Cunningham, gant, Leveno, glistrep, hauth, wenstrom, Obstetri Williams edisi 10, penerbit

buku kedokteran EGC, jakarta.

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002