Makalah Tentang Aliran-Aliran Pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan.

Citation preview

  • ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

    Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan

    Dosen Pengampu : Kiswan, S. Ag., M. Pd.

    Disusun oleh

    Stevania Primadanny Sibuea

    FAKULTAS TARBIYAH

    PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

    INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

    CIAMIS-JAWA BARAT

    2012/2013

  • KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang selalu menganugrahkan nikmat-Nya kepada

    kita semua. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang

    membawa rahmat bagi seluruh alam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita

    sebagai umatnya, amin.

    Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber, syukur alhamdulillah saya dapat

    menyelesaikan pembuatan makalah tentang ALIRAN ALIRAN PENDIDIKAN Ucapan terimakasih kepada semua

    pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, semoga menjadi suatu ibadah dan semoga Alloh SWT

    membalasnya dengan sesuatu yang lebih baik, amin. Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena

    itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, semoga makalah ini

    bermanfaat bagi kita.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Ciamis, 8 Desember 2013

    Penyusun

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar ................................................................................................................... i

    Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

    C. Tujuan ................................................................................................ 1

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Pengertian Teori Atau Aliran Pendidikan .......................................... 2

    B. Macam-macam Teori Atau Aliran Pendidikan ................................. 3

    1. Aliran Empirisme ........................................................................... 3

    2. Aliran Nativisme ............................................................................ 4

    3. Aliran Naturalisme ......................................................................... 5

    4. Aliran Konvergensi ........................................................................ 6

    5. Aliran Progresivisme ..................................................................... 7

    6. Aliran Konstruktivisme .................................................................. 8

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................ 10

    B. Saran .................................................................................................. 12

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda

    antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran-pemikiran yang

    dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya,

    banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran

    pendidikan.

    Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekali

    tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara

    pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini, serta perkiraan atau

    antisipasi masa datang.

    Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok

    manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan

    yang lebih baik dari orang tuanya.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa pengertian teori atau aliran pendidikan ?

    2. Apa saja macam-macam teori atau aliran pendidikan ?

    C. Tujuan

    Dalam pembahasan kali ini pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran pendidikan

    2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian teori atau aliran pendidikan

    Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan.

    Pertama, teori dipergunakan oleh para pendidik untuk menunjukkan hipotesis-hipotesis

    tertentu dalam rangka membuktikan kebenaran-kebenaran melalui eksperimentasi dan observasi

    serta berfungsi menjelaskan pokok bahasannya. OConnor mendefinisikan istilah teori ini

    katanya :

    Kata teori sebagaimana yang dipergunakan dalam konteks pendidikan secara umum

    adalah sebuah tema yang apik. Teori yang dimaksudkan hanya dianggap absah manakala

    kita tetapkan hasil-hasil eksperimental yang dibangun dengan baik dalam bidang psikologi

    atau sosiologi hingga sampai kepada praktek kependidikan.

    Muhammad Nujayhi, seorang ahli pendidikan Mesir Kontemporer merefleksikan

    pandangan senada dengan OConnor ketika mengatakan , bahwa perkembangan-perkembangan

    di bidang psikologi eksperimental membawa kesan-kesan ke dalam dunia pendidikan dan

    memberi sumbangan bagi teori-teori pendidikan, sebagaimana yang terdapat pada bidang ilmu

    pengetahuan khusus. Dengan demikian, teori dalam arti pertama terbatas pada penjelasan

    mengenai persoalan-persoalan yang berkaitan dengan batas-batas ilmiah.

    Kedua, teori menunjuk kepada bentuk asas-asas yang saling berhubungan yang

    mengacu kepada petunjuk praktis. Dalam pengertian ini, bukan hanya mencangkup pemindahan-

    pemindahan eksplanasi fenomena yang ada, namun termasuk di dalamnya mengontrol atau

    membangun pengalaman.

  • B. Macam-macam teori atau aliran pendidikan

    1. Aliran Empirisme

    Aliran Empirisme merupakan aliran yang mementingkan stimulasi eksternal dalam

    perkembangan manusia. Aliran ini menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada

    lingkungan, sedangkan pembawaan yang dibawanya dari semenjak lahir tidak dipentingkan.

    Pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya.

    Pengalaman-pengalaman itu berupa stimulan-stimulan dari alam bebas maupun diciptakan oleh

    orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.

    Tokoh utama aliran ini adalah filsuf Inggris bernama John Lock yang mengembangkan

    paham Rasionalisme pada abad ke 18. Teori ini mengatakan bahwa anak yang lahir ke dunia

    dapat diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang belum ditulisi atau dikenal dengan

    istilah tabularasa (a blank sheet of paper). Teori ini mengatakan bahwa manusia yang lahir

    adalah anak yang suci seperti meja lilin. Dengan demikian, menurut aliran ini anak-anak yang

    lahir ke dunia tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih yang polos.

    Oleh karena itu, anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa yang

    memberikan warna pendidikannya.

    Menurut pandangan Empirisme (atau dikenal juga sebagai environmentalisme),

    pendidikan memegang peranan yang sangat penting sebab pendidikan menyediakan lingkungan

    yang sangat ideal kepada anak-anak. Lingkungan itu akan diterima oleh anak sebagai sejumlah

    pengalaman yang kesemua pengalaman itu telah disesuaikan dengan tujuan pendidikan.

    Di sini jelas bahwa segala kecakapan dan pengetahuan anak-anak muncul dan

    teroptimalkan dibentuk karena pengalaman yang diserap oleh indra mereka melalui pendidikan.

    Anak ingin dijadikan apa pun tergantung siapa guru yang mengelolanya. Oleh karena itu,

    perkembangan anak 100% dipengaruhi atau ditentukan oleh lingkungannya.

    Aliran Empirisme dipandang sebagai aliran yang sangat optimis terhadap pendidikan,

    sebab aliran ini hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.

    Adapun kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan

  • keberhasilan seseorang. Aliran ini masih menganggap manusia sebagai makhluk yang pasif,

    mudah dibentuk atau direkayasa, sehingga lingkungan pendidikan dapat menentukan segalanya.

    Pandangan sebagaimana di atas tentu saja patut dipertanyakan. Dalam kenyataan

    kehidupan sehari-hari, akan ditemukan anak yang berhasil karena memang dirinya berbakat,

    meskipun pada awal lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan anak tersebut

    disebabkan oleh kemauan yang luar biasa, sehingga menyebabkan dirinya sadar akan

    kemampuannya. Kesadaran akan kemampuannya mendorong dirinya lebih berusaha dan

    terekspresikan dalam bentuk kerja keras mencari dan menemukan lingkungan yang kondusif

    bagi perkembangan kemampuannya. Upaya itu menyebabkan dirinya mendapatkan lingkungan

    yang sesuai, yakni lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang ada

    dalam dirinya, sehingga anak tersebut berhasil.

    2. Nativisme

    Paham ini menentang paham Empirisme yang dikemukakan John Lock. Nativs (dari

    bahasa latin) memiliki arti terlahir. Menurut paham ini, dengan tokohnya seorang filsuf Jerman

    Schopenhauer (1788-1860), dikatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki

    pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing. Pembawaan

    tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Oleh karena itu, menurut paham ini

    perkembangan anak tergantung dari pembawaannya sejak lahir. Berdasarkan aliran ini,

    keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri.

    Aliran ini pun berkeyakinan bahwa manusia yang jahat akan menjadi jahat dan

    sebaliknya, yang baik akan menjadi baik. Pendidikan yang tidak sesuai bakat dan pembawaan

    anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak itu sendiri.

    Singkatnya, aliran Nativisme menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor

    lingkungan, termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak.

    Yang paling berpengaruh menurut aliran ini adalah pembawaan. Pendidikan tidak akan

    berdaya mempengaruhi perkembangan anak karena setiap anak telah memiliki pembawaannya

    sejak dilahirkan.

  • Jadi jelas di sini, bahwa menurut teori ini anak tumbuh dan berkembangnya tidak

    dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan baik lingkungan sekitar yang ada sehari-hari maupun

    lingkungan yang direkayasa oleh orang dewasa yang disebut pendidikan. Dengan kata lain,

    pendidikan, lingkungan masyarakat, dan orang tua tidak berpengaruh terhadap perkembangan

    anak karena setiap anak akan berkembang sesuai pembawaannya, bukan oleh kekuatan-kekuatan

    dari luar.

    3. Naturalisme

    Paham Naturalisme dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseaue yang muncul

    pada abad ke-18. Nature dalam bahasa latin memiliki makna Alam.

    Berbeda dengan Schopenhaeuer, Rousseaue berpendapat setiap anak yang baru dilahirkan

    pada hakikatnya memiliki pembawaan baik. Namun pembawaan baik yang terdapat pada setiap

    anak itu akan berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan tersebut

    dapat berupa, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat di sekitar di

    mana anak tumbuh dan berkembang. Berdasarkan pendapatnya tersebut, aliran ini dikenal juga

    dengan sebutan Negativisme.

    Selanjutnya Rousseaue mengatakan, anak yang telahir dalam keadaan baik tersebut

    biarkan berkembang secara alami. Ini artinya bahwa perkembangan anak yang dipengaruhi oleh

    pendidikan apakah pendidikan di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat sebagai urun rembuk

    orang-orang dewasa malah akan merusak pembawaan anak yang baik.

    Hal ini seperti dikemukakan oleh J.J. Rousseaue, yaitu : segala sesuatu adalah baik ketika ia

    baru keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di tangan

    manusia.

    Dengan demikian, menurut Rousseaue agar seorang anak dapat tumbuh dan berkembang

    menjadi anak yang baik, anak tersebut harus diserahkan kepada alam. Kekuatan alam yang akan

    mengajarkan kebaikan-kebaikan yang terlahir secara alamiah sejak kelahiran anak tersebut.

    Beragam kebaikan itu akan terus diserapnya oleh setiap anak yang terlahir, secara spontan dan

    bebas dari rekayasa orang dewasa.

  • Oleh karena itu, di sini jelas bahwa Rosseaue tidak berharap pada pendidikan. Dengan

    kata lain sekolah tidak perlu ada. Ia menginginkan perkembangan anak dikembalikan ke alam

    yang mengembangkan anak secara wajar karena hanya alamlah yang paling tepat menjadi guru.

    4. Konvergensi

    Konvergensi artinya titik pertemuan. Pelopor aliran Konvergensi adalah William Stern

    (1871-1939), seorang ahli ilmu jiwa berkebangsaan Jerman. Ia mengatakan bahwa seseorang

    terlahir dengan pembawaan baik dan juga dengan pembawaan buruk. Ia pun mengakui bahwa

    proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama

    mempunyai peranan yang sangat penting. Aliran ini menyampaikan bahwa bakat yang dibawa

    pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang sesuai

    dengan perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik pun sulit mengembangkan

    potensi anak secara optimal apabila tidak terdapat bakat yang diperlukan bagi perkembangan

    yang diharapkan anak tersebut. Dengan demikian, paham ini menggabungkan antara pembawaan

    sejak lahir dan lingkungan yang menyebabkan anak mendapatkan pengalaman.

    William Stern menjelaskan pemahamannya tentang pentingnya pembawaan dan

    lingkungan itu dengan perumpamaan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan.

    Oleh karena itu, teorinya dikenal dengan sebutan Konvergensi (Konvergen berarti memusat ke

    satu titik). Menurut teori konvergensi ada tiga prinsip : (1) pendidikan mungkin untuk

    dilaksanakan, (2) pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada

    anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi

    yang kurang baik, dan (3) yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.

    Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat

    dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian terdapat variasi pendapat

    tentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu.

    Variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan tentang strategi yang

    tepat untuk memahami perilaku manusia. Seperti strategi disposisional/konstitusional, strategi

    phenomenologis/humanistik, strategi behavioral, strategi psikodinamik/psiko-analitik, dan

  • sebagainya. Demikian pula halnya dalam belajar mengajar, variasi pendapat itu telah

    menyebabkan munculnya berbagai teori belajar dan atau teori/model mengajar.

    Jadi tegasnya proses pendidikan adalah hasil kerjasama dari faktor-faktor yang dibawa

    ketika lahir dengan lingkungan.

    5. Aliran Progresivisme

    Tokoh aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia

    mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah

    yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.

    Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu

    ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain.

    Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh kecerdasannya sebagai bekal

    menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik,

    yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya.

    Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun juga

    termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam pengalamannya.

    Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu dioptimalkan. Artinya, peserta didik diberi

    kesempatan untuk bebas dari sebanyak mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadian

    yang berlangsung disekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar

    sekolah.

    6. Aliran Konstruktivisme

    Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang epistemiolog Italia. Ia

    dipandang sebagai cikal bakal lahirnya konstruktivisme. Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah

    pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan. Mengerti berarti mengetahui

    sesuatu jika ia mengetahui. Hanya Tuhan yang dapat mengetahui segala sesuatu karena Dia

    Pencipta segala sesuatu itu. Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan

  • Tuhan. Bagi Vico, pengetahuan dapat menunjuk pada struktur konsep yang dibentuk.

    Pengetahuan tidak bisa lepas dari subjek yang mengetahui.

    Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui teori perkembangan kognitif, Piaget

    mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan

    lingkungannya. Pengetahuan merupakan suatu proses, bukan suatu barang. Menurut Piaget,

    mengerti adalah proses adaptasi intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan

    yang telah dimilikinya, sehingga dapat terbentuk pengertian baru.

    Piaget juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga proses

    dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Asimilasi adalah perpaduan data baru dengan

    struktur kognitif yang telah dimiliki. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap

    situasi baru, dan ekuilibrasi adalah penyesuaian kembali yang secara terus menerus dilakukan

    antara asimilasi dan akomodasi.

    Aliran Konstruktivisme ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil

    konstruksi kognitif dalam diri seseorang, melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra,

    yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini

    menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain, dengan

    alasan pengetahuan bukan barang yang bisa dipindahkan, sehingga jika pembelajaran ditujukan

    untuk mentransfer ilmu, perbuatan itu akan sia-sia saja. Sebaliknya, kondisi ini akan berbeda jika

    pembelajaran ini ditujukan untuk menggali pengalaman.

  • BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Teori atau aliran pendidikan dalam arti pertama terbatas pada penjelasan

    mengenai persoalan-persoalan yang berkaitan dengan batas-batasan ilmiah.

    Sedangkan yang kedua, menunjuk kepada asas-asas yang saling berhubungan

    yang mengacu kepada petunjuk praktis.

    Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan

    pendidikan.

    Macam-macam teori atau aliran pendidikan yaitu :

    a. Aliran Empirisme

    Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan

    stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa

    perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan

    tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-

    hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi

    ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam

    bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.

    b. Aliran Nativisme

    Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan

    kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor

    pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil

    perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh

    sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak.

    Tokoh perintisnya adalah Schopenhauer.

    c. Aliran Naturalisme

    Aliran ini dipelopori oleh J. J. Rousseau. Rousseau berpendapat bahwa semua

    anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik.

  • Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan.

    Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan

    baik anak itu.

    d. Aliran Konvergensi

    Aliran Konvergensi dipelopori oleh William Stern, ia berpendapat bahwa

    seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun

    pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan

    maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting.

    Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik

    tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.

    e. Aliran Progresivisme

    Aliran Progresivisme dipelopori oleh John Dewey. Aliran ini memandang

    bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan

    dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk

    lain. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori

    mengerti karakter peserta didiknya. Peserta didik diberi kesempatan untuk

    bebas dan sebanyak mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadian

    yang berlangsung disekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam

    maupun di luar sekolah.

    f. Aliran Konstruktivisme

    Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico yang kemudian di

    kembangkan oleh Jean Piaget. Aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan

    mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang, melalui

    pengalaman yang diterima lewat pancaindra, yaitu penglihatan, pendengaran,

    peraba, penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini menolak adanya

    transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain karena

    perbuatan itu akan sia-sia saja.

  • B. Saran

    Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak

    kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca

    sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna

    untuk kita semua. Amin.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah, Abdurrahman Saleh. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran. Jakarta :

    PT Rineka Cipta. 2007.

    Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung : PT Remaja

    Rosdakarya. 2003.

    Suwarno, Wiji. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. 2009.

    Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

    2005.

    http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/20/bab-vi-aliran-aliran-pendidikan/

    http://liliyana23.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-ko-

    ar_15.html?m=1