Upload
mad-mad
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 Makalah Studi Kasus Hipertensi
1/7
TUGAS FARMASI KLINIK
KASUS HIPERTENSI PADA Tn. A
OLEH :
REZKI YUSUF 10.008.AF
NENSY MARPA 10.007.AF
ADITYA PRATAMA 11.001.AF
DEWI YUL 11.006.AF
AKADEMI FARMASI YAMASI
MAKASSAR
2013
8/10/2019 Makalah Studi Kasus Hipertensi
2/7
A. Etiologi Hipertensi
a. Hipertensi primer
Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial (hipertensi
primer). Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial merupakan 95% dari
seluruh kasus hipertensi. Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untukterjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas
menyatakan patogenesis hipertensi primer tersebut. Hipertensi sering turun
temurun dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor
genetik memegang peranan penting pada patogenesis hipertensi primer. Menurut
data, bila ditemukan gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik
dan poligenik mempunyai kecenderungan timbulnya hipertensi essensial. Banyak
karakteristik genetik dari gen-gen ini yang mempengaruhi keseimbangan natrium,
tetapi juga di dokumentasikan adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi
kallikrein urine, pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, danangiotensinogen.
b. Hipertensi sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid
atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan
kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular
adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara
langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat
hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Apabila penyebab sekunder dapat
diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat yang bersangkutan atau
mengobati/mengoreksi kondisi komorbid yang menyertainya sudah merupakan
tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder.
B. Patofisiologi Hipertensi
Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam
terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah :
a. Meningkatnya aktivitas sistem saraf simpatik, mungkin berhubungan dengan
meningkatnya respon terhadap stres psikososial
b. Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstroktor
c.
Asupan natrium (garam) berlebihan
d. Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
e. Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi
angiotensin II dan aldosteron
f. Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin dan peptide nartiuretik
g. Perubahan dalaam ekspresi sistemkallekrin-kinin yang mempengaruhi tonus
vaskular dan penanganan garam oleh ginjal
h. Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah
kecil di ginjal
i. Diabetes melitus
8/10/2019 Makalah Studi Kasus Hipertensi
3/7
j. Resistensi urine
k. Obesitas
l. Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik
inotropik dari jantung, dan tonus vaskular
m.
Berubahnya transpor ion dalam selC. Asessment
1. Data Pasien
Nama : Tuan A
Umur : 56 tahun
Berat Badan : 90kg
Tinggi badan : 160 cm
Pekerjaan : Bartender di sebuah klub malam
2. Rician Pasien
-
Keluhan utama :Satu minggu terakhir ini ia mengalami sakit yang hebat di pinggang sebelah
kirinya
- Hasil pemeriksaan laboratorium
a. Tekanan darah pasien : 180/130 mmHg
b. Kreatinin serum : 2,8 mg/dl
c. Kolesterol : 230 mg/dl
d. K serum : 4,5 mEq/L(3,5 -5,2)
- Riwayat pasien
a.
Riwayat penyakit sekarang : -
b. Diagnosis : -
c. Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tuanya meninggal pada umur 65 tahun karena serangan jantung
d. Riwayat kebiasaan
Tuan Aadalah seorang perokok berat (25 batang perhari). Karena ia
bekerja di klub malam sebagai bartender dan juga minum alkohol dalam
jumlah yang tidak sedikit
e. Obat yang pernah dikonsumsi
Mengkonsumsi suplemen yang mengandung kalium atas saran dokter
Tuan A belum pernah menggunakan terapi hipertensi
3. Terapi yang di terima
Captopril 12,5 mg 2 X 1
Bisoprolol fumarat 5 mg 1 X 1
Simvastatin 10 mg 1 X 1
Aspirin 81 mg 1 X 1
8/10/2019 Makalah Studi Kasus Hipertensi
4/7
D. Rencana Pelayanan Kefarmasian
1. Kondisi medis
a. Tekanan darah pasien 180/130 mmHg, dikategorikan sebagai hipertensi urgensi
atau hipertensi emergensi (tekanan darah normal yakni
8/10/2019 Makalah Studi Kasus Hipertensi
5/7
tekanan darah masih belum terkontrol sebaiknya ditambahkan obat
diuretik golongan tiazida misal hidroklorotiazida 25 mg setiap hari.
Dosis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu sampai
dua minggu. Maksimum dosis kaptopril untuk hipertensi sehari tidak
boleh lebih dari 450 mg.Gagal jantung 12,5- 25 mg tiga kali sehari; diberikan bersama diuretik
dan digitalis, dari awal terapi harus dilakukan pengawasan medik secara
ketat. Untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal dsiis perlu
dikurangi disesuaikan dengan klirens kreatinin penderita.
2) Bisoprolol fumarat
- Mekanisme kerja
Penyekat menurunkan tekanan darah terutama mengurangi isi
sekuncup jantung . Obat ini juga menurunkan aliran simpatik dari SSP
dan menghambat pelepasan renin dari ginjal, karena itu mengurangipembentukan angiotensi II dan sekresi renin.
- Indikasi
Bisoprolol diindikasikan untuk hipertensi, bisa digunakan sebagai
monoterapi atau dikombinasikan dengan antihipertensi lain.
- Dosis
Dosis awal 5 mg sekali sehari atau dosis dapat ditingkatkan menjadi 10-
20 mq sekali sehari pada penderita bronkospastik, gangguan hati
(hepatitis atau sirosis) dan gangguan ginjal (bersihan kreatinin kurang
dari 40 ml/menit), dengan dosis awal 2,5 mg sekali sehari.
3) Simvastatin
- Mekanisme kerja
Simvastatin adalah senyawa antilipermic derivat asam mevinat yang
mempunyai mekanisme kerja menghambat 3-hidroksi-3-metil-glutaril-
koenzim A (HMG-CoA) reduktase yang mempunyai fungsi sebagai
katalis dalam pembentukan kolesterol. HMG-CoA reduktase
bertanggung jawab terhadap perubahan HMG-CoA menjadi asam
mevalonat.
Penghambatan terhadap HMG-CoA reduktase menyebabkan
penurunan sintesa kolesterol dan meningkatkan jumlah reseptor Low
Density Lipoprotein (LDL) yang terdapat dalam membran sel hati dan
jaringan ekstrahepatik, sehingga menyebabkan banyak LDL yang hilang
dalam plasma.
Simvastatin cenderung mengurangi jumlah trigliserida dan
meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL) kolesterol
- Indikasi
Penurunan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita
hiperkolesterolemia primer, bila respon terhadap diet dan
8/10/2019 Makalah Studi Kasus Hipertensi
6/7
penatalaksanaan non farmakologik saja tidak memadai. Simvastatin
meningkatkan kadar kolesterol HDL dan karenanya menurunkan rasio
LDL/HDL serta rasio kolesterol total/LDL.
- Dosis
Penderita harus melakukan diet pengurangan kolesterol baku sebelum
dan selama memulai pengobatan dengan simvastatin dan harus
melanjutkan diet selama pengobatan dengan simvastatin.
Dosis awal 10 mg/hari sebagai dosis tunggal malam hari. Dosis awal
untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5
mg/hari.
Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu
sampai maksimal 40 mg/hari (diberikan malam hari). Lakukanpengukuran kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu dan
dosis disesuaikan dengan respon penderita. Pada pasien yang diobati
dengan obat-obat imunosupresan bersama HMG-CoA reduktase
inhibitor, dosis simvastatin yang dianjurkan adalah terendah.
Bila kadar kolesterol LDL < 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total
kolesterol plasma < 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu
dipertimbangkan pengurangan dosis simvastatin.
Penderita gangguan fungsi ginjal:
Pemberian simvastatin tidak perlu penyesuaian dosis, karena
simvastatin tidak diekskresi ginjal secara bermakna. Simvastatin
efektif diberikan dalam bentuk tunggal, atau bersamaan dengan
Bile Acid Sesquestranakan lebih efektif.
4) Aspirin
- Mekanisme kerja
Mekanisme kerja aspirin dalam antiinflamasi adalah sebagai
penghambat non selektif COX-1 dan COX-2. Aspirin menghambat COX
secara irreversibel, menstabilkan lisosom dan menghambat kemotaksis
leukosit PMN dan makrofag. Efek analgesiknya dicapai dengan
menghambat rangsang nyeri pada tingkat subkorteks. Efek analgesiknya
dapat dicapai pada dosis yang lebih rendah daripada dosis
antiinflamasinya. Efek antipiretik dari aspirin adalah dengan
menghambat IL-1 yang dilepas makrofag selama inflamasi. Selain efek
analgesik, antipiretik dan antiinflamasi. Aspirin juga memiliki efek
antitrombotik pada dosis 80 mg/hari. Pada dosis tepat, obat ini akan
menurukan pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2
dengan cara menghambat sintesa tromboksan A-2 (TXA-2) di dalam
trombosit, sehingga akhirnya menghambat agregasi trombosit.
8/10/2019 Makalah Studi Kasus Hipertensi
7/7
- Indikasi
Meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi, demam, nyeri karena
haid, migren, sakit kepala dan sakit gigi tingkat ringan hingga agak
berat.
-
DosisDosis lazim penggunaan 325-650mg tiap 5-4 jam
b. Analisis Penggunaan obat
Penangan hipertensi dalam kasus ini digunakan kombinasi 2 antihipertensi,
yaitu captopril (ACE inhibitor) dan Bisoprolol fumarat (Penyekat ). Menurut
European Societyof Hypertension 2003, kombinasi ini kurang efektif. Dosis Captopril
merupakan dosis terendah yaitu 12,5 mg, dengan waktu pemberian yang tepat
yakni 2 kali sehari, karena ada indikasi gangguan ginjal maka pemilihan
antihipertensi ACE Inhibitor ini tepat karena ACE Inhibitor memiliki efek melindungi
ginjal sedangkan dosis bisoprolol 5 mg satu kali sehari juga merupakan dosis aman.Namun pasien harus diingatkan untuk tidak menghentikan obat ini secara
mendadak karena dapat menyebabkan hipertensi kambuhan.
Obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor dengan golongan penyekat
kurang efektif namun karena pasien mengalami gangguan ginjal maka perlu
dilakukan kombinasi obat antihipertensi kelas yang ketiga.
Simvastatin 10 mg/hari dalam dosis tunggal pada malam hari ditujukan sebagai
antihiperlipidemia karena kadar kolesterol pasien terbilang mengkhawatirkan.
Aspirin merupakan AINS yang memiliki efek lain sebagai antiplatelet yang
dapat mengencerkan dan memperlancar peredaran darah.
c. Saran
Dari uraian di atas dapat disarankan :
a) Karena pasien juga mengalami gangguan ginjal maka sebaiknya antihipertensinya
dikombinasi dengan obat antihipertensi golongan diuretik dan kelas obat
antihipertensi kelas ketiga (penyekat beta atau antagonis kalsium). Kombinasi
Captopril dengan penyekat beta kurang efektif maka sebaiknya digantikan dengan
obat antihipertensi golongan antagonis kalsium.
b) Konsumsi captopril 1 jam sebelum makan untuk menghindari interaksinya dengan
makanan
c) Pasien juga harus diingatkan untuk melakukan terapi non farmakologis yakni
mengurangi berat badan, diet kaya dengan buah dan sayur, diet rendah sodium,
melakukan lebih banyak aktifitas fisik, mengurangi merokok dan meminum alkohol.
d) Captopril berinteraksi dengan Aspilet, interaksi ini memungkinkan terjadinya
penurunan efek antihipertensi. Namun dalam kasus ini kemungkinan tersebut telah
dapat diatasi, karena penggunaan captopril pada pagi dan malam hari sebelum
tidur, sedangkan aspilet bisa digunakan pada siang harinya.