Upload
berlindalinda
View
276
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
islam
Citation preview
MAKALAH
Monoteisme, Politeisme dan Ateisme
Mata kuliah : Studi Islam
Dosen : Drs. Abdul Wadud
Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Aga Widiansyah (1113093000008)2. Atthiya Prima Sari (1113093000019)
3. Ramadana Arbi (1113093000036)4. Sari Damarwulan M.A. (1113093000003)
Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan 154122013
1
11
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kemudahan bagi kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini untuk untuk melengkapi SKS dari mata kuliah Studi Islam I dari jurusan Sistem Informasi pada semester I.
Penulisan karya tulis ini tidak luput dari dukungan kedua orangtua kami yang telah memberikan fasilitas-fasilitas yang kami butuhkan dalam menyelesaikan Makalah ini. Tak lupa pula kami haturkan salawat berangkaikan salam kepada Nabi Besar junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Serta para anggota kelompok yang telah bekerja keras dalam proses pengerjaa nya. Tanpa adanya dukungan dari pihak-pihak tersebut, Makalah ini tidak akan terselesaikan sesuai dengan apa yang kami harapkan.
Dalam Makalah ini, memuat penjelasan tentang pengertian Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme, serta klasifikasi dan ciri khas dari masing-masing pokok pembahasan yang akan kami uraikan.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika ada kesalahan dari apa yang kami utarakan di dalam Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca. Dan dapat menambah pengetahuan tentang Monoteisme, Politeisme dan Ateisme. Aamiin.
Jakarta, 25 September 2013
Tim Penyusun
11
Daftar Isi
1. Kata Pengantar ............................................................................................................... 2
2. Daftar Isi ........................................................................................................................ 3
3. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4
C. Tujuan ...................................................................................................................... 4
4. BAB II PEMBAHASAN
A. Monoteisme................................................................................................................ 5
B. Politeisme ................................................................................................................ 6
C. Ateisme .................................................................................................................... 7
5. BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................................ 10
6. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang pengetahuan perihal bermacam Kepercayaan di dunia ini sangatlah banyak. Kita mengenal istilah Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme, yang sering kali menimbulkan banyak kontroversi di kalangan masyarakat, apalagi di mata para cendikiawan yang sering kali mengkaji hal tersebut.
Yang kita ketahui bahwa Monoteisme memiliki arti yaitu kepercayaan bahwa Tuhan adalah satu/tunggal dan berkuasa penuh atas segala sesuatu. Yang dalam arti lain bahwa jikalau ada seseorang yang menganut paham Monoteisme ini adalah orang yang hanya memeluk satu Kepercayaan sebagai Pedoman dalam kehidupannya di dunia. Lalu kita pun mengenal istilah paham Politeisme, yaitu bentuk kepercayaan yang mengakui adanya lebih dari satu Tuhan. Dalam arti lain, seseorang yang menganut paham ini, ia mempercayai bahwa Tuhan itu ada banyak. Dan terakhir kita mengenal istilah paham Ateisme, yaitu sebuah pandangan filosofi yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan dan Dewa-dewa ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan Dewa dan Tuhan. Maka orang yang menganut paham ini, ia tidak mempercayai adanya Tuhan dan Dewa, serta tidak memeluk satupun Kepercayaan yang ada.
Keberadaan paham tersebut sebenarnya telah lahir sejak sebelum Masehi, namun perkembangannya yang meluas lah yang menimbulkan banyak kontroversi dari berbagai pihak cendikiawan di dunia. Para ahli filsafat pun banyak yang mengkaji perihal paham-paham tersebut.
Dalam Makalah ini akan dijabarkan perihal pengertian, klasifikasi dan ciri khas dari paham Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme. Yang sumbernya kami dapatkan dari media elektronik, semacam website-website.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme?2. Apa saja klasifikasi dari Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme?3. Apa ciri khas dari Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme?
C. Tujuan1. Memenuhi Tugas Studi Islam pada Semester I2. Memperluas wawasan tentang Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme3. Mengetahui pengertian Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme4. Mengetahui tentang Klasifikasi Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme5. Mengetahui ciri khas dari Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme
11
BAB II
ISI
1. Monoteisme
Monoteisme adalah suatu kepercayaan yang menganggap Tuhan itu hanya satu,
dialah yang mencipta, memelihara, dan kemudian menghancurkan alam semesta ini. Dia
adalah penguasa Tunggal yang berbeda dan berasal dari luar alam semesta ini.
Dalam masyarakat yang sudah maju, kepercayaan yang dianut bukan lagi dinamisme,
animisme, politeisme, atau henoteisme, tetapi kepercayaan monoteisme, baik monoteisme
praktis, monoteisme spekulatif, monoteisme teoritis, maupun monoteisme murni.
Monoteisme praktis adalah kepercayaan yang tidak mengingkari dewa-dewa lain, tetapi
hanya satu Tuhan saja yang diarah dan dipuja. Monoteisme spekulatif adalah kepercayaan
yang terbentuk karena bermacam gambaran dewa-dewa lebur menjadi satu gambaran yang
akhirnya dianggap sebagai satu-satunya dewa. Monoteisme teoritis ialah paham yang
mempercayai bahwa Tuhan itu Esa dalam teori, tetapi dalam praktek dipercayai lebih dari
satu Tuhan. Terakhir monoteisme murni adalah paham yang menyatakan bahwa Tuhan itu
Esa dalam jumlahnya dan sifat, dalam teori dan praktek, dan dalam pemikiran dan
penghayatan.
Tujuan hidup dalam agama monoteisme bukan lagi mencari keselamatan hidup
material saja, tetapi juga keselamatan hidup kedua atau hidup spirituil. Dalam istilah
agama disebut keselamatan dunia dan keselamatan akhirat.
Tuhan dalam monoteisme tidak dapat dibujuk-bujuk dengan saji-sajian. Kepada
Tuhan sebagai pencipta yg mutlak otang tak bisa kecuali menyerahkan diri,
menyerahkan diri kepada kehendak-Nya.
Dan sebenarnya inilah arti kata Islam yg menjadi nama agama yg diturunkan kepada Nabi
Muhammad. Islam ialah menyerahkan diri sebulat-bulatnya kepada kehendak Tuhan. Dengan
menyerahkan diri ini, yaitu dengan patuh kepada perintah dan larang-larangan Tuhanlah,
orang dalam monoteisme mencoba mencari keselamatan.
11
2. Politeisme
Politeisme adalah bentuk kepercayaan yang mengakui adanya lebih dari satu Tuhan
seperti dewa-dewi. Secara harfiah berasal dari bahasa Yunani poly + theoi, yang berarti
banyak tuhan. Lawan dari paham ini adalah monoteisme, atau kepercayaan yang hanya
mengakui satu Tuhan. poli teisme merupakan agama atau keyakinan masa lampau sebelum
6SM.
Politeisme mengandung kepercayaan pada dewa-dewa. Dalam agama ini hal-hal yang
menimbulkan perasaan takjub dan dahsyat bukan lagi dikuasai oleh roh-roh tapi dewa-dewa.
Kalau roh-roh dalam animisme tidak diketahui tugas-tugasnya yg sebenar-benarnya, dewa-
dewa dalam politeisme telah mempunyai tugas-tugas tertentu. Demikianlah, ada dewa yg
bertugas menyinarkan cahaya dan panas ke permukaan bumi. Dewa ini dalam agama Mesir
kuno disebut Ra, dalam agama India kuno Surya, dan dalam agam Persia Kuno Mithra.
Banyak agama, baik yang lama atau baru, memiliki kepercayaan politeisme seperti
agama ,Buddha, Shinto,YunaniKuno,agama tradisi orang Tiongho.
Tuhan, dalam paham politeisme dapat bertambah dan berkurang seorang politeisme ketika
melihat sesuatu yang aneh ia akan berkata,” Oh Tuhan baru sudah muncul !” . Dalam
masyarakat politeisme segala sesuatu yang misterius segera didewakan. Penganut politeisme
yang bekerja dipabrik bisa saja menyembah mesin-mesin atau alat-alat yang dipakai di
laboratorium dan ketika kejadian itu tidak aneh lagi dan tidak berpengaruh lagi pada
kehidupan maka tuhan sudah pergi dan digantikan dengan yang lain, pelangi, dalam
masyarakat yunani kuno dianggap sebagai bidadari (dewi yang sedang mandi). Kemudian
tidak dianggap lagi bidadari, tetapi hanya dianggap sebagai gejala alam biasa. Hal-hal serupa
ini menakjubkan sekaligus merepotkan bagi orang-orang yang tidak biasa hidup dalam
suasana politeisme.
11
3. Ateisme
Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan
dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ia
adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan dari alasan saintifik,
filosofis, maupun alasan humanisme.
Istilah ateisme berasal dari Bahasa Yunani ἄθεος (átheos), yang secara peyoratif
digunakan untuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan
agama/kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya. Dengan menyebarnya pemikiran
bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk
merujuk kepada mereka yang tidak percaya kepada tuhan. Orang yang pertama kali mengaku
sebagai "ateis" muncul pada abad ke-18. Pada zaman sekarang, sekitar 2,3% populasi dunia
mengaku sebagai ateis, manakala 11,9% mengaku sebagai nonteis. Sekitar 65% orang Jepang
mengaku sebagai ateis, agnostik, ataupun orang yang tak beragama; dan sekitar 48%-nya di
Rusia.Persentase komunitas tersebut di Uni Eropa berkisar antara 6% (Italia) sampai dengan
85% (Swedia).
Ateisme bukan satu agama tetapi merupakan satu bentuk kepercayaan yang
menafikan kewujudan Tuhan. Walaupun penafian tuhan sudah wujud pada zaman-zaman
kuno, contohnya pada zaman jahiliah, tetapi hanya pada abad ke-19, ateisme membentuk
menjadi satu fahaman dan aliran pemikiran, dengan adanya ahli fikir yang berterus-terang
menafi kewujudan tuhan dengan dalil-dalilnya yang tersendiri. Tokoh-tokoh ateisme yang
terkenal ialah Friedrich Nietzsche (1844–1900), dan juga Karl Marx (1818–1883)
Para penulis berbeda-beda dalam mendefinisikan dan mengklasifikasi ateisme,yakni apakah
ateisme merupakan suatu kepercayaan tersendiri ataukah hanyalah ketiadaan pada
kepercayaan, dan apakah ateisme memerlukan penolakan yang secara sadar dan eksplisit
dilakukan. Berbagai kategori telah diajukan untuk mencoba membedakan jenis-jenis bentuk
ateisme:
Ruang lingkup
Beberapa ambiguitas dan kontroversi yang terlibat dalam pendefinisian ateisme terletak pada
sulitnya mencapai konsensus dalam mendefinisikan kata-kata seperti dewa dan tuhan.
Pluralitas dalam konsep ketuhanan dan dewa menyebabkan perbedaan pemikiran akan
penerapan kata ateisme. Dalam konteks teisme didefinisikan sebagai kepercayaan pada
11
Tuhan monoteis, orang-orang yang percaya pada dewa-dewi lainnya akan diklasifikasikan
sebagai ateis. Sebaliknya pula, orang-orang Romawi kuno juga menuduh umat Kristen
sebagai ateis karena tidak menyembah dewa-dewi paganisme. Pada abad ke-20, pandangan
ini mulai ditinggalkan seiring dengan dianggapnya teisme meliputi keseluruhan kepercayaan
pada dewa/tuhan.
Bergantung pada apa yang para ateis tolak, penolakan ateisme dapat berkisar dari penolakan
akan keberadaan tuhan/dewa sampai dengan keberadaan konsep-konsep spiritual dan
paranormal seperti yang ada pada agama Hindu dan Buddha.
Implisit dan eksplisit
Definisi ateisme juga bervariasi dalam halnya sejauh mana seseorang harus mengambil posisi
mengenai gagasan keberadaan tuhan untuk dianggap sebagai ateis. Ateisme kadang-kadang
didefinisikan secara luas untuk meliputi ketiadaan kepercayaan akan keberadaan tuhan/dewa.
Definisi yang luas ini akan memasukkan orang-orang yang tidak memiliki konsep teisme
sebagai ateis. Pada tahun 1772, Baron d’Holbach mengatakan bahwa “Semua anak-anak
dilahirkan sebagai ateis, karena mereka tidak tahu akan Tuhan.” George H. Smith (1979) juga
menyugestikan bahwa: “Orang yang tidak kenal dengan ateisme adalah ateis karena ia tidak
percaya pada tuhan. Kategori ini juga akan memasukkan anak dengan kapasitas konseptual
untuk mengerti isu-isu yang terlibat, tapi masih tidak sadar akan isu-isu tersebut (sebagai
ateis). Fakta bahwa anak ini tidak percaya pada tuhan membuatnya pantas disebut ateis.”
Smith menciptakan istilah ateisme implisit untuk merujuk pada “ketiadaan kepercayaan
teistik tanpa penolakan yang secara sadar dilakukan” dan ateisme eksplisit untuk merujuk
pada definisi ketidakpercayaan yang dilakukan secara sadar.
Dalam kebudayaan Barat, pandangan bahwa anak-anak dilahirkan sebagai ateis merupakan
pemikiran yang baru. Sebelum abad ke-18, keberadaan Tuhan diterima secara sangat luas
sedemikiannya keberadaan ateisme yang benar-benar tidak percaya akan Tuhan itu
dipertanyakan keberadaannya. Hal ini disebut theistic innatism (pembawaan lahir teistik),
yakni suatu nosi bahwa semua orang percaya pada Tuhan dari lahir. Pandangan ini memiliki
konotasi bahwa para ateis hanyalah menyangkal diri sendiri. Terdapat pula sebuah posisi
yang mengklaim bahwa ateis akan dengan cepat percaya pada Tuhan pada saat krisis, bahwa
ateis percaya pada tuhan pada saat meninggal dunia, ataupun bahwa “tidak ada ateis dalam
lubang perlindungan perang (no atheists in foxholes).” Beberapa pendukung pandangan ini
mengklaim bahwa keuntungan antropologis agama membuat manusia dapat mengatasi
keadaan susah lebih baik. Beberapa ateis menitikberatkan fakta bahwa terdapat banyak
11
contoh yang membuktikan sebaliknya, di antaranya contoh-contoh “ateis yang benar-benar
berada di lubang perlindungan perang.
Kuat dan lemah
Para filsuf seperti Antony Flew, Michael Martin, dan William L. Rowe membedakan antara
ateisme kuat (positif) dengan ateisme lemah (negatif). Ateisme kuat adalah penegasan bahwa
tuhan tidak ada, sedangkan ateisme lemah meliputi seluruh bentuk ajaran nonteisme lainnya.
Menurut kategorisasi ini, siapapun yang bukan teis dapatlah ateis yang lemah ataupun kuat.
Istilah lemah dan kuat ini merupakan istilah baru; namun istilah yang setara seperti ateisme
negatif dan positif telah digunakan dalam berbagai literatur-literatur filosofi dan apologetika
Katolik (dalam artian yang sedikit berbeda). Menggunakan batasan ateisme ini, kebanyakan
agnostik adalah ateis lemah.
Walaupun orang yang mengaku sebagai ateis biasanya diasumsikan tak beragama,
beberapa sekte agama tertentu pula ada yang menolak keberadaan dewa pencipta yang
personal. Pada akhir-akhir ini, aliran-aliran keagamaan tertentu juga telah menarik banyak
penganut yang secara terbuka ateis, seperti misalnya Yahudi ateis atau Yahudi humanis dan
Kristen ateis.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Monoteisme adalah suatu
kepercayaan yang menganggap Tuhan itu hanya satu, dialah yang mencipta,
memelihara, dan kemudian menghancurkan alam semesta ini. Dia adalah penguasa
Tunggal yang berbeda dan berasal dari luar alam semesta ini. Lalu, Politeisme adalah
bentuk kepercayaan yang mengakui adanya lebih dari satu Tuhan seperti dewa-dewi.
Kemudia yang terakhir ada Ateisme, yaitu sebuah pandangan filosofi yang tidak
memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam
pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau
Tuhan dari alasan saintifik, filosofis, maupun alasan humanisme.
B. Saran
Setelah mendapatkan sedikit pengetahuan tentang Monoteisme, Politeisme,
dan Ateisme ini, diharapkan kita sebagai umat Muslim dapat dengan cermat dalam hal
mengkaji pemahaman tentang paham-paham tersebut yang seringkali menimbulkan
kontroversi di kalangan masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Politeisme
http://wahyuadilaksana.blogspot.com/2009/04/agama-dan-pengertian-agama-dalam.html
http://sallykuweir.blogspot.com/2010/04/perkembangan-sejarah-kepercayaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Monoteisme
http://ms.wikipedia.org/wiki/Ateisme
http://thedarkancokullujaba.blogspot.com/2012/09/konsep-ketuhanan.html
http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2298133-pengertian-politeisme/