16
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya: Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal. Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu: Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang- lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi. Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar). Struktur batuan adalah gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan, termasuk di dalamnya bentuk atau kedudukannya. Berdasarkan keterjadiannya, Struktur batuan dapat dikelompokkan menjadi:

makalah struktur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bacalah dengan saksama

Citation preview

Page 1: makalah struktur

Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:

Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.

Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:

Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.

Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.

Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.

Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

Struktur batuan adalah gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan, termasuk di dalamnya bentuk atau kedudukannya. Berdasarkan keterjadiannya, Struktur batuan dapat dikelompokkan menjadi:

Struktur primer, yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukan batuan. Misalnya : bidang perlapisan silang (cross bedding) pada batuan sedimen atau kekar akibat pendinginan (cooling joint) pada batuan beku.

Struktur skunder, yaitu struktur yang terjadi kemudian setelah batuan terbentuk akibat adanya proses deformasi atau tektonik. Misalnya : lipatan (fold), patahan (fault) dan kekar (joint). Bidang diskontinu dapat ditemukan pada struktur primer maupun struktur sekunder.

Struktur pada batuan beku

Page 2: makalah struktur

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku

1. Struktur batuan beku ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.

b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan

c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.

d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit

g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran

2. Struktur Batuan Beku Intrusif

Page 3: makalah struktur

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

Konkordan

Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :

a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.

b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.

c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.

Diskordan

Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:

a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.

b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.

c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

Struktur sedimen merupakan pengertian yang sangat luas, meliputi penampakan dari

perlapisan normal termasuk kenampakan kofigurasi perlapisan dan/atau juga modifikasi dari

perlapisan yang disebabkan proses baik selama pengendapan berlangsung maupun setelah

pengendapan berhenti. Oleh sebab itu perlu kiranya dijelaskan dulu apakah sebenarnya yang

dimaksud dengan perlapisan (bedding) itu, sehingga selanjutnya akan memperjelas batasan

Page 4: makalah struktur

struktur sedimen.

Sebenarnya belum ada difinisi perlapisan yang memuaskan semua fihak, walaupun

sebenarnya istilah perlapisan sudah luas sekali digunakan dalam pemerian runtunan sedimen.

Difinisi yang paling luas digunakan adalah yang diusulkan Otto (1938), suatu perlapisan

tunggal adalah satuan sedimentasi yang diendapkan pada kondisi fisik yang tetap konstan.

Sejalan dengan itu mengartikan perlapisan sendiri sebagai bidang-bidang permukaan

pengendapan yang disebabkan oleh suatu perubahan rezim sedimentasi dari waktu ke waktu.

Perubahan ini meliputi:

A. Perubahan Fisik

1. perubahan butir, termasuk bentuk, ukuran, orientasi, kemasan dan komposisinya.

2. perubahan ragam batuan, misalnya dari batugamping kemudian napal.

Page 5: makalah struktur

3. Perubahan warna walaupun masih mempunyai komposisi yang sama.

B. Perubahan kimia. Pada cairan yang membawa larutan sedimen perubahan temperatur,

tekanan, dan konsentrasi ion akan menyebabkan perlapisan juga.

C. Proses biologi. Perbedaan populasi organisme dari waktu ke waktu akan menyebabkan

perlapisan. Walaupun organisme yang mati tidak tersisa sebagai fosil

(cacing misalnya) tetapi jejaknya kemungkinan akan ditemukan.

Perlapisan yang tebalnya >1 cm disebut lapisan (layer, bed atau strata), sedangkan yang <1

disebut laminasi (lamination)

Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat

dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :

1. Struktur Sedimen Primer

Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses sedimentasi dapat

merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan, gelembur

gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-

lain. (Suhartono, 1996 : 47)

Struktur Primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika

batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primer

ini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu

batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan sedimen.

Struktur yang terbentuk sewaktu proses pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan

mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro (micro-

crosslamination), yaitu adanya kesan riak. (Mohamed, 2007).

A. Cross Bedding ( Perlapisan Silang )

Cross bedding merupakan struktur primer yang membentuk srutur penyilangan suatu

lapisan batuan terhadap lapisan batuan yang lainya, atau lapisan batuan yang lebih muda

memotong lapisan batuan yang lebih tua. Cross bedding didefinisikan oleh Pettijohn (1972)

sebagao struktur yang membatasi suatu unit sedimentasi dari jenis yang lain dan dicirikan

Page 6: makalah struktur

dengan perlapisan dalam atau laminasi disebut juga dengan foreset bedding miring ke

permukaan bidang akumulasi (deposisi).

B. Graded Bedding ( Perlapisan Bersusun )

Graded bedding merupakan struktur perlapisan sedimen yang menunjukan perbedaan

fragmen atau ukuran butir sedimen yang membentuk suatu lapisan batuan. Perbedaan ini

terbentuk karena adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi saat terjadinya pengendapan

pada sedimen tersebut. sedimen yang memiliki ukuran butir lebih besar akan lebih dahulu

mengendap dibandingkan dengan sedimen yang memiliki ukuran lebih kecil sehingga

struktur graded bending akan selalu menunjukan sturktur perlapisan yang semakin keatas

lapisan tersebut ukuran butir yang dijumpai akan semakin keci.

C. Parallel Laminasi ( Perlapisan Sejajar )            Struktur primer lapisan sedimen yang sejajar. Seperti gambar di bawah ini.

 

Page 7: makalah struktur

D. Riple Mark ( Gelembur Gelombang )

      Ripple mark merupakan struktur primer perlapisan sedimen yang menunjukan adanya

permukaan seperti ombak atau begelombang yang disebabkan adanya pengikiran oleh kerja

air, dan angin. Pada awalnya lapisan batuan sedimen tersebut datar dan horizontal karena

adanya pengaruh kerja air dan angin menyebabkan bagian-bagian lemah terbawa air atau

angin sehingg menyisahkan cekungan-cekungan yang membentuk seperti gelombang.

2. Struktur Sedimen Sekunder

Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa.

Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan

lingkungan organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak binatang.

3. Struktur Sedimen Organik

Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau binatang

lainnya. Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.

Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :

1. Struktur Sedimen PrimerStruktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses sedimentasi dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47)

Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan sedimen.

2. Struktur Sedimen SekunderStruktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak binatang.

3. Struktur Sedimen OrganikStruktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau binatang lainnya. Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.

Struktur batuan sedimen yang penting antara lain struktur perlapisan dimana struktur ini merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik yang menghasilkan bidang-bidang sejajar

Page 8: makalah struktur

sebagai hasil proses pengendapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya struktur perlapisan adalah:a.       Adanya perbedaan warnab.      Adanya perbedaaan ukuran butirc.       Adanya perubahan struktur sedimend.      Adanya perbedaan komposisi minerale.       Adanya perubahan macam batuan f.     Adanya perubahan kekompakan

Struktur batuan sedimen:            Perlapisan: - Lapisan: tebal > 1 cm

                          - Laminasi: tebal < 1 cm

     Jenis perlapisan: Paralel lamination, Cross lamination / cross beds, Convolute lamination,

Gradded bedding, Injection structures (sandstones dykes).

            Struktur di bidang perlapisan:

Di bagian bawah : load cast, flute cast

Di bagian atas   : ripple marks, mud cracks, organic marks (tracks & trails, burrow)

STRUKTUR BATUAN METAMORF

Secara umum pada batuan metamorf dikenal mempunyai 3 macam struktur, yaitu :

Gneis, yang terdiri dari gabungan mineral-mineral pipih (mika) dengan mineral bulat (Kuarsa, Garnet, Silimanit, dll). 

Sekis, yang terdiri dari susunan mineral-mineral pipih (terutama Mika).  Filit, yang terdiri dari mineral-mineral sangat halus (batu sabak).

Struktur Batuan Metamorf

Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997).  Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997).

1. Struktur Foliasi

Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran

Page 9: makalah struktur

(schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970).

Struktur foliasi yang ditemukan adalah :

1a. Slaty Cleavage

Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak).

Gambar Struktur Slaty Cleavage dan Sketsa Pembentukan Struktur

1b. Phylitic

Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)

Gambar Struktur Phylitic

1c. Schistosic

Page 10: makalah struktur

Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic atau lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya disebut schist (sekis).

Gambar Struktur Schistosic dan Sketsa Pembentukan Struktur

1d. Gneissic/Gnissose

Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.

Gambar Struktur Gneissic dan Sketsa Pembentukan Struktur

2. Struktur Non Foliasi

Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain:

Page 11: makalah struktur

2.a  Hornfelsic/granulose

Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan equigranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk)

Gambar Sruktur Granulose

2b. Kataklastik

Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).

2c.    Milonitic

Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya disebut mylonite (milonit).

Struktur Milonitic

2d. Phylonitic

Page 12: makalah struktur

Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).

DAFTAR PUSTAKA

Read more at http://geologiterapan.blogspot.com/p/geologi.html#DWLUS1fsuKeAM69O.99