Upload
farida-lukmi
View
49
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas kuliah Administrasi Negara
Citation preview
MAKALAH SOSIOLOGI KELOMPOK 3
PERILAKU KOLEKTIF DAN GERAKAN SOSIAL
( FLASH MOB SEBAGAI PERILAKU KOLEKTIF )
DISUSUN OLEH:
1. APRIANA 1516041021
2. SHINTA ARISTA LAMSI 1516041023
3. GALUH TRI WAHYUNING TYAS 1516041025
4. IRENA RELANI 1516041027
5. BIMA BAGUS TRIADI 1516041029
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015/2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap praktik sosial yang nampak dalam kacamata relitas, sekilas tampak dari
sebuah kesadaran yang terstruktur rapi, namun dibalik praktik-praktik itu ada hal yang
memaksa individu secara tidak sadar untuk bertindak maupun berperilaku. Kondisi ini
secara tidak sadar mempengaruhi individu dalam setiap perbuatannya. adanya
internalisasi nilai-nilai inilah yang membuat masyarakat secara kolektif mampu saling
menjaga kebudayaan yang merupakan gagasan kolektif. Sehingga jika muncul sebuah
praktik dimana kondisi kebudayaan tidak menerimanya maka akan hadir sebuah
sanksi secara sosial dimana dia berada.
Deviant adalah sebuah istilah yang menunjuk kepada individu atau sebagian
orang yang melakukan sebuah praktik sosial yang tidak bisa diterima oleh nilai-nilai
sebuah kebudayaan dimana dia berada. Senantiasa ada hal yang menjaga kebudayaan
ini agar selalu berada dalam kondisi nilai yang telah ada sejak dulu.
Keadaan yang seperti ini coba dijelaskan oleh Emile Durkheim sebagai fakta
sosial yang merupakan aliran sosiologi positif dengan pengkajian berasal dari atribut
eksternalitas, mencakup struktur sosial, norma kebudayaan, dan nilai sosial, fakta
sosial bila menurut konteks konsepsi Emile Durkheim didalamnya dapat meliputi
kesadaran kolektif dan representasi kolektif berkaitan dengan cara bertindak yang
berasal dari elaborasi kolektif yang dijabarkan karena adanya aturan hukum yang
bersifat otoritatif termasuk didalamnya praktik keagamaan ataupun yang sekuler yang
tertuang dalam norma-norma dan institusi adalah contoh dari fakta-fakta sosial yang
berbentuk baku yang berasal dari kelompok praktik diambil secara kolektif dan
dengan demikian terdapat adanya pemaksaan diri dan internalisasi yang dilakukan
oleh para individu oleh karena secara kolektif telah diuraikan sehingga dapat
membatasi moral dan perilaku dari tiap-tiap individu.
Sehingga kecenderunganorang-orang adalah berperilaku dengan berpedoman
pada institusi yang berlaku. Perilaku orang-orang dipasar akan berpedoman pada
institusi ekonomi, demikian juga perilaku orang ketika di kampus akan memedomani
ketentuan-ketentuan yang ada di dalam institusi pendidikan. ketika seseorang masuk
ke dalam sebuah masjid, maka perilaku orang itu pun akan menyesuaikan diri dengan
ketentuan-ketentuan baku cara berperilaku dimasjid.
Sehingga semua perilaku individu akan tunduk, taat, dan patuh terhadap
pedoman-pedoman yang menjadi aturan dasar fakta sosial. Hal ini disebabkan karena
fakta sosial berlaku secara universal, kemanapun wajah menghadap maka disitulah
wajah-wajah fakta sosial yang senantiasa mengikat individu dan berperilaku sesuai
dengan konteks.
Jika ada individu yang melanggar norma secara sosial ( fakta sosial ) maka dia
dianggap sebagai perilaku menyimpang dan tentu saja akan ditindaki sesuai dengan
mekanisme hukum yang berlaku dalam kebudayaan tertentu.
Namun, terkadang kita melihat sejumlah anggota masyarakat secara
berkelompok atau berkerumun menampilkan perilaku yang tidak berpedoman pada
institusi yang ada, misalnya sekelompok massa yang melakukan aksi pemogokan
kerja, supporter sepak bola merusak stadium dan fasilitas umum serta kendaraan yang
diparkir disekitarnya, sekelompok orang menyerang desa yang diidentifikasi
merupakan tempat praktik ajaran yang mereka anggap sesat, dan sebagainya.
Tindakan ini karena dilakukan secara kolektif maka tidak dikategorikan sebagai
tindakan menyimpang, akan tetapi disebut sebagain perilaku kolektif.
Perilaku kolektif sebagaimana dapat kita lihat dari namanya, merupakan
tindakan bersama oleh sejumlah besar orang; bukan tindakan individu semata-mata.
perilaku kolektif dipicu oleh suatu rangsangan yang sama, yang menurut Light Keller
dan Calhoun, dapat terdiri atas suatu peristiwa, benda atau ide [ Kamanto Sunarto,
dalam “Pengantar Sosiologi” edisi Revisi, 2004].
Contoh konkret dari perilaku kolektif yang diberikan oleh Kamanto Sunarto
adalah tawuran pelajar; perusakan kantor tabloid MONITOR di Jakarta oleh sejumlah
demonstran pada tahun 1990; perampokan besar-besaran di kota New York pada tahun
1997 yang dipicu oleh peristiwa padamnya listrik di seluruh kota secara mendadak
[Horton dan Hunt, 1984:483]; perusakan masjid di Babri di Ayodha, India tahun 1992
[TIME, 12 November 1990 dan 21 Desember 1992].
Flashmobs adalah sekelompok besar orang (dalam jumlah yang sangat banyak)
yang berkumpul di suatu tempat umum secara tiba-tiba, melakukan suatu tindakan
(aksi) yang tidak biasa (tidak biasa terjadi di tempat umum tersebut), untuk waktu
yang singkat, kemudian bubar (setelah tindakan selesai dilaksanakan).
B. STUDI KASUS
SEBANYAK 6.866 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
memulai masa Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) dengan upacara pembukaan
yang berlangsung Selasa (8/9) di helipad UMM. Rangkaian Pesmaba akan berlangsung
hingga penutupan pada Sabtu (12/9).
Di antara ribuan mahasiswa baru tersebut, terdapat 86 mahasiswa asing yang berasal dari
24 negara, yaitu Afganistan, Aljazair, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Bulgaria, India,
Irak, Jepang, Jerman, Kamboja, Malaysia, Maroko, Palestina, Polandia, Republik Ceko,
Rumania, Singapura, Spanyol, Sudan, Thailand, Ukraina, Uzbekistan, dan Vietnam.
Rektor UMM Prof Dr Muhadjir Effendy MAP saat menyampaikan amanat sebagai
inspektur upacara mengatakan, kebanggaan menjadi bagian dari UMM harus ditanamkan
karena berhasil bersaing dengan lebih dari 22.000 pendaftar. “Rasa bangga itu harus
diwujudkan dengan belajar yang sungguh-sungguh hingga akhirnya menjadi alumni UMM
yang sukses,” tambahnya.
Sebelum mengakhiri amanatnya, Muhadjir menyanyikan lagu ‘Sempurna’ yang
dipopulerkan Andra and The Backbone, dengan tambahan lirik UMM di dalamnya. “Di dalam
darah saudara, ada darah UMM. Di dalam detak jantung saudara, ada detak jantung UMM.
UMM adalah pilihan yang sempurna untuk saudara,” ucap Rektor yang langsung dilanjutkan
bernyanyi bersama oleh mahasiswa.
Usai amanat, para maba melakukan barisan flashmob berbentuk ‘LOVE UMM’ dengan
latar belakang merah putih. Pembantu Rektor (PR) III Dr Diah Karmiyati Psi mengatakan,
formasi ini mencirikan UMM sebagai kampus kebangsaan sekaligus menciptakan kebanggaan
bagi mahasiswa baru sebagai bagian dari generasi baru Jas Merah Kampus Putih. UMM telah
memelopori flashmob dengan barisan merah putih sejak 2009, sejak 2011 untuk pertama
kalinya flashmob Pesmaba UMM difoto dari udara dengan aerial photo.
Di sela-sela membentuk barisan flashmob, melalui akun twitter resmi UMM
@UMMcampus, panitia juga menggerakkan para maba untuk beramai-ramai menuliskan
tweet dan mempublikasikan kegiatan pembukaan dengan tanda pagar (tagar)
#PesmabaUMM2015 di instagram dan twitter. Tagar tersebut sukses menjadi trending topic
Indonesia (TTI) selama lebih dari satu jam, tepatnya pada pukul 08.50 hingga10.10 dan 10.48
hingga11.01.
Sementara itu, Ketua Badan Pembina UMM Prof Dr HA Malik Fadjar MSc dalam
sambutan stadium generale di UMM Dome usai upacara mengingatkan bahwa mahasiswa
merupakan salah satu kekuatan terpenting bagi perjalanan bangsa ke depan. “Karena itu, di
UMM ada pernyataan, Student Today, Leader Tomorrow. Mahasiswa hari ini adalah
pemimpin masa depan,” kata Malik yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden
(Wantimpres) RI ini.
Senada dengan Malik Fadjar, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
(MPR-RI) Dr (HC) Zulkifli Hasan SE MM dalam stadium generale bertema ‘Memperkokoh
Wawasan Kebangsaan dalam Menghadapi Tantangan Global’ mengatakan, sudah waktunya
nilai-nilai kebangsaan dalam Pancasila diaktualisasikan. “Saatnya kita bertanya, apakah nilai-
nilai Pancasila ini masih relevan di era globalisasi saat ini, ataukah nilai-nilai tersebut sudah
usang?” katanya pada peserta Pesmaba.
Dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila, Zulkifli mencontohkan Muktamar
Muhammadiyah ke-47 yang berlangsung bulan lalu. “Muhammadiyah mencontohkan
implementasi nilai-nilai sila keempat. Mereka memilih perwakilan untuk mengikuti
Muktamar, kemudian seluruh perwakilan ini bermusyawarah untuk mencapai mufakat,
memilih pemimpin secara damai, tanpa ada konflik sedikitpun. Inilah contoh pengalaman
Pancasila yang terlihat dalam diri Muhammadiyah,” kata Zulkifli.
Sebelum Zulkifli Hasan menyampaikan materi stadium generale, oleh rektor terlebih
dahulu dilakukan penyematan jas kehormatan pada Ketua MPR-RI ini sebagai warga
kehormatan UMM. Sebelumnya, di UMM yang pernah menerima penghargaan sebagai warga
kehormatan antara lain Panglima TNI Moeldoko, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri
Pertahanan di SBY, Purnomo Yusgiantoro.
Tema kebangsaan memang sangat kental dengan Pesmaba UMM. Hal tersebut relevan
dengan tagline UMM ‘Dari Muhammadiyah untuk Bangsa’ serta simbol ‘Jas Merah Kampus
Putih’ yang menandai UMM sebagai kampus kebangsaan. (zul/fid/han)
C. RUMUSAN MASALAH
1. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN FLASH MOB?
D. TUJUAN
1. INGIN MENGETAHUI MAKSUD DARI FLASMOB
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MACAM-MACAM BENTUK PERILAKU KOLEKTIF
1. CROWD (KERUMUNAN)
Secara deskriptif Milgram (1997) melihat kerumunan (crowd) sebagai:
a. Sekelompok orang yang membentuk agregasi (kumpulan)
b. Jumlahnya semakin lama semakin meningkat
c. Orang-orang ini mulai membuat suatu bentuk baru (seperti lingkaran)
d. Memiliki distribusi diri yang bergabung pada suatu saat dan tempat tertentu
dengan lingkaran (boundary) yang semakin jelas
e. Titik pusatnya permeable dan saling mendekat
Ada beberapa bentuk kermunan (croud) yang ada dalam masyarakat:
1. Temporary Crowd
Merupakan orang yang berada pada situasi saling berdekatan di suatu
tempat dan pada situasi sesaat
2. Casual Crowd
Merupakan sekelompok orang yang berada di ujung jalan dan tidak
memiliki maksud apa-apa
3. Conventional Crowd
Merupakan audience yang sedang mendengarkan ceramah
4. Expressive Crowd
Merupakan sekumpulan orang yang sedang nonton konser musik yang
menari sambil sesekali ikut melantunkan lagu
5. Acting Crowd atau Rioting Crowd
Merupakan sekelompok massa yang muncul karena didasari oleh kesamaan
ideologi.
B. MOB
Adalah kerumunan (Crowds) yang emosional yang cenderung melakukan
kekerasan/penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Umumnya mereka
melakukan tindakan melawan tatanan sosial yang ada secara langsung. hal ini muncul
karena adanya rasa ketidakpuasan, ketidakadilan, frustasi, adanya perasaan dicederai
oleh institusi yang telah mapan atau lebih tinggi. Bila MOB ini dalam skala besar,
maka bentuknya menadi kerusuhan massa. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas
umum dan apapun yang dipandang menjadi sasaran kemarahannya.