13
MAKALAH SOSIOLOGI KELOMPOK 3 PERILAKU KOLEKTIF DAN GERAKAN SOSIAL ( FLASH MOB SEBAGAI PERILAKU KOLEKTIF ) DISUSUN OLEH: 1. APRIANA 1516041021 2. SHINTA ARISTA LAMSI 1516041023 3. GALUH TRI WAHYUNING TYAS 1516041025 4. IRENA RELANI 1516041027 5. BIMA BAGUS TRIADI 1516041029 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2015/2016

Makalah Sosiologi Kelompok 3 (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas kuliah Administrasi Negara

Citation preview

Page 1: Makalah Sosiologi Kelompok 3 (1)

MAKALAH SOSIOLOGI KELOMPOK 3

PERILAKU KOLEKTIF DAN GERAKAN SOSIAL

( FLASH MOB SEBAGAI PERILAKU KOLEKTIF )

DISUSUN OLEH:

1. APRIANA 1516041021

2. SHINTA ARISTA LAMSI 1516041023

3. GALUH TRI WAHYUNING TYAS 1516041025

4. IRENA RELANI 1516041027

5. BIMA BAGUS TRIADI 1516041029

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2015/2016

Page 2: Makalah Sosiologi Kelompok 3 (1)

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap praktik sosial yang nampak dalam kacamata relitas, sekilas tampak dari

sebuah kesadaran yang terstruktur rapi, namun dibalik praktik-praktik itu ada hal yang

memaksa individu secara tidak sadar untuk bertindak maupun berperilaku. Kondisi ini

secara tidak sadar mempengaruhi individu dalam setiap perbuatannya. adanya

internalisasi nilai-nilai inilah yang membuat masyarakat secara kolektif mampu saling

menjaga kebudayaan yang merupakan gagasan kolektif. Sehingga jika muncul sebuah

praktik dimana kondisi kebudayaan tidak menerimanya maka akan hadir sebuah

sanksi secara sosial dimana dia berada.

Deviant adalah sebuah istilah yang menunjuk kepada individu atau sebagian

orang yang melakukan sebuah praktik sosial yang tidak bisa diterima oleh nilai-nilai

sebuah kebudayaan dimana dia berada. Senantiasa ada hal yang menjaga kebudayaan

ini agar selalu berada dalam kondisi nilai yang telah ada sejak dulu.

Keadaan yang seperti ini coba dijelaskan oleh Emile Durkheim sebagai fakta

sosial yang merupakan aliran sosiologi positif dengan pengkajian berasal dari atribut

eksternalitas, mencakup struktur sosial, norma kebudayaan, dan nilai sosial, fakta

sosial bila menurut konteks konsepsi Emile Durkheim didalamnya dapat meliputi

kesadaran kolektif dan representasi kolektif berkaitan dengan cara bertindak yang

berasal dari elaborasi kolektif yang dijabarkan karena adanya aturan hukum yang

bersifat otoritatif termasuk didalamnya praktik keagamaan ataupun yang sekuler yang

tertuang dalam norma-norma dan institusi adalah contoh dari fakta-fakta sosial yang

Page 3: Makalah Sosiologi Kelompok 3 (1)

berbentuk baku yang berasal dari kelompok praktik diambil secara kolektif dan

dengan demikian terdapat adanya pemaksaan diri dan internalisasi yang dilakukan

oleh para individu oleh karena secara kolektif telah diuraikan sehingga dapat

membatasi moral dan perilaku dari tiap-tiap individu.

Sehingga kecenderunganorang-orang adalah berperilaku dengan berpedoman

pada institusi yang berlaku. Perilaku orang-orang dipasar akan berpedoman pada

institusi ekonomi, demikian juga perilaku orang ketika di kampus akan memedomani

ketentuan-ketentuan yang ada di dalam institusi pendidikan. ketika seseorang masuk

ke dalam sebuah masjid, maka perilaku orang itu pun akan menyesuaikan diri dengan

ketentuan-ketentuan baku cara berperilaku dimasjid.

Sehingga semua perilaku individu akan tunduk, taat, dan patuh terhadap

pedoman-pedoman yang menjadi aturan dasar fakta sosial. Hal ini disebabkan karena

fakta sosial berlaku secara universal, kemanapun wajah menghadap maka disitulah

wajah-wajah fakta sosial yang senantiasa mengikat individu dan berperilaku sesuai

dengan konteks.

Jika ada individu yang melanggar norma secara sosial ( fakta sosial ) maka dia

dianggap sebagai perilaku menyimpang dan tentu saja akan ditindaki sesuai dengan

mekanisme hukum yang berlaku dalam kebudayaan tertentu.

Namun, terkadang kita melihat sejumlah anggota masyarakat secara

berkelompok atau berkerumun menampilkan perilaku yang tidak berpedoman pada

institusi yang ada, misalnya sekelompok massa yang melakukan aksi pemogokan

kerja, supporter sepak bola merusak stadium dan fasilitas umum serta kendaraan yang

diparkir disekitarnya, sekelompok orang menyerang desa yang diidentifikasi

merupakan tempat praktik ajaran yang mereka anggap sesat, dan sebagainya.

Page 4: Makalah Sosiologi Kelompok 3 (1)

Tindakan ini karena dilakukan secara kolektif maka tidak dikategorikan sebagai

tindakan menyimpang, akan tetapi disebut sebagain perilaku kolektif.

Perilaku kolektif sebagaimana dapat kita lihat dari namanya, merupakan

tindakan bersama oleh sejumlah besar orang; bukan tindakan individu semata-mata.

perilaku kolektif dipicu oleh suatu rangsangan yang sama, yang menurut Light Keller

dan Calhoun, dapat terdiri atas suatu peristiwa, benda atau ide [ Kamanto Sunarto,

dalam “Pengantar Sosiologi” edisi Revisi, 2004].

Contoh konkret dari perilaku kolektif yang diberikan oleh Kamanto Sunarto

adalah tawuran pelajar; perusakan kantor tabloid MONITOR di Jakarta oleh sejumlah

demonstran pada tahun 1990; perampokan besar-besaran di kota New York pada tahun

1997 yang dipicu oleh peristiwa padamnya listrik di seluruh kota secara mendadak

[Horton dan Hunt, 1984:483]; perusakan masjid di Babri di Ayodha, India tahun 1992

[TIME, 12 November 1990 dan 21 Desember 1992].

Flashmobs adalah sekelompok besar orang (dalam jumlah yang sangat banyak)

yang berkumpul di suatu tempat umum secara tiba-tiba, melakukan suatu tindakan

(aksi) yang tidak biasa (tidak biasa terjadi di tempat umum tersebut), untuk waktu

yang singkat, kemudian bubar (setelah tindakan selesai dilaksanakan).

Page 5: Makalah Sosiologi Kelompok 3 (1)

B. STUDI KASUS

SEBANYAK 6.866 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

memulai masa Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) dengan upacara pembukaan

yang berlangsung Selasa (8/9) di helipad UMM. Rangkaian Pesmaba akan berlangsung

hingga penutupan pada Sabtu (12/9).

      Di antara ribuan mahasiswa baru tersebut, terdapat 86 mahasiswa asing yang berasal dari

24 negara, yaitu Afganistan, Aljazair, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Bulgaria, India,

Irak, Jepang, Jerman, Kamboja, Malaysia, Maroko, Palestina, Polandia, Republik Ceko,

Rumania, Singapura, Spanyol, Sudan, Thailand, Ukraina, Uzbekistan, dan Vietnam.

      Rektor UMM Prof Dr Muhadjir Effendy MAP saat menyampaikan amanat sebagai

inspektur upacara mengatakan, kebanggaan menjadi bagian dari UMM harus ditanamkan

karena berhasil bersaing dengan lebih dari 22.000 pendaftar. “Rasa bangga itu harus

diwujudkan dengan belajar yang sungguh-sungguh hingga akhirnya menjadi alumni UMM

yang sukses,” tambahnya.

      Sebelum mengakhiri amanatnya, Muhadjir menyanyikan lagu ‘Sempurna’ yang

dipopulerkan Andra and The Backbone, dengan tambahan lirik UMM di dalamnya. “Di dalam

Page 6: Makalah Sosiologi Kelompok 3 (1)

darah saudara, ada darah UMM. Di dalam detak jantung saudara, ada detak jantung UMM.

UMM adalah pilihan yang sempurna untuk saudara,” ucap Rektor yang langsung dilanjutkan

bernyanyi bersama oleh mahasiswa.

      Usai amanat, para maba melakukan barisan flashmob berbentuk ‘LOVE UMM’ dengan

latar belakang merah putih. Pembantu Rektor (PR) III Dr Diah Karmiyati Psi mengatakan,

formasi ini mencirikan UMM sebagai kampus kebangsaan sekaligus menciptakan kebanggaan

bagi mahasiswa baru sebagai bagian dari generasi baru Jas Merah Kampus Putih. UMM telah

memelopori flashmob dengan barisan merah putih sejak 2009, sejak 2011 untuk pertama

kalinya flashmob Pesmaba UMM difoto dari udara dengan aerial photo.

      Di sela-sela membentuk barisan flashmob, melalui akun twitter resmi UMM

@UMMcampus, panitia juga menggerakkan para maba untuk beramai-ramai menuliskan

tweet dan mempublikasikan kegiatan pembukaan dengan tanda pagar (tagar)

#PesmabaUMM2015 di instagram dan twitter. Tagar tersebut sukses menjadi trending topic

Indonesia (TTI) selama lebih dari satu jam, tepatnya pada pukul 08.50 hingga10.10 dan 10.48

hingga11.01.

      Sementara itu, Ketua Badan Pembina UMM Prof Dr HA Malik Fadjar MSc dalam

sambutan stadium generale di UMM Dome usai upacara mengingatkan bahwa mahasiswa

merupakan salah satu kekuatan terpenting bagi perjalanan bangsa ke depan. “Karena itu, di

UMM ada pernyataan, Student Today, Leader Tomorrow. Mahasiswa hari ini adalah

pemimpin masa depan,” kata Malik yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden

(Wantimpres) RI ini.

      Senada dengan Malik Fadjar, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

(MPR-RI) Dr (HC) Zulkifli Hasan SE MM dalam stadium generale bertema ‘Memperkokoh

Page 7: Makalah Sosiologi Kelompok 3 (1)

Wawasan Kebangsaan dalam Menghadapi Tantangan Global’ mengatakan, sudah waktunya

nilai-nilai kebangsaan dalam Pancasila diaktualisasikan. “Saatnya kita bertanya, apakah nilai-

nilai Pancasila ini masih relevan di era globalisasi saat ini, ataukah nilai-nilai tersebut sudah

usang?” katanya pada peserta Pesmaba.

      Dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila, Zulkifli mencontohkan Muktamar

Muhammadiyah ke-47 yang berlangsung bulan lalu. “Muhammadiyah mencontohkan

implementasi nilai-nilai sila keempat. Mereka memilih perwakilan untuk mengikuti

Muktamar, kemudian seluruh perwakilan ini bermusyawarah untuk mencapai mufakat,

memilih pemimpin secara damai, tanpa ada konflik sedikitpun. Inilah contoh pengalaman

Pancasila yang terlihat dalam diri Muhammadiyah,” kata Zulkifli.

      Sebelum Zulkifli Hasan menyampaikan materi stadium generale, oleh rektor terlebih

dahulu dilakukan penyematan jas kehormatan pada Ketua MPR-RI ini sebagai warga

kehormatan UMM. Sebelumnya, di UMM yang pernah menerima penghargaan sebagai warga

kehormatan antara lain Panglima TNI Moeldoko, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri

Pertahanan di SBY, Purnomo Yusgiantoro.

      Tema kebangsaan memang sangat kental dengan Pesmaba UMM. Hal tersebut relevan

dengan tagline UMM ‘Dari Muhammadiyah untuk Bangsa’ serta simbol ‘Jas Merah Kampus

Putih’ yang menandai UMM sebagai kampus kebangsaan. (zul/fid/han)

C. RUMUSAN MASALAH

1. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN FLASH MOB?

D. TUJUAN

1. INGIN MENGETAHUI MAKSUD DARI FLASMOB

Page 8: Makalah Sosiologi Kelompok 3 (1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. MACAM-MACAM BENTUK PERILAKU KOLEKTIF

1. CROWD (KERUMUNAN)

Secara deskriptif Milgram (1997) melihat kerumunan (crowd) sebagai:

a. Sekelompok orang yang membentuk agregasi (kumpulan)

b. Jumlahnya semakin lama semakin meningkat

c. Orang-orang ini mulai membuat suatu bentuk baru (seperti lingkaran)

d. Memiliki distribusi diri yang bergabung pada suatu saat dan tempat tertentu

dengan lingkaran (boundary) yang semakin jelas

e. Titik pusatnya permeable dan saling mendekat

Ada beberapa bentuk kermunan (croud) yang ada dalam masyarakat:

1. Temporary Crowd

Merupakan orang yang berada pada situasi saling berdekatan di suatu

tempat dan pada situasi sesaat

2. Casual Crowd

Merupakan sekelompok orang yang berada di ujung jalan dan tidak

memiliki maksud apa-apa

3. Conventional Crowd

Merupakan audience yang sedang mendengarkan ceramah

4. Expressive Crowd

Merupakan sekumpulan orang yang sedang nonton konser musik yang

menari sambil sesekali ikut melantunkan lagu

Page 9: Makalah Sosiologi Kelompok 3 (1)

5. Acting Crowd atau Rioting Crowd

Merupakan sekelompok massa yang muncul karena didasari oleh kesamaan

ideologi.

B. MOB

Adalah kerumunan (Crowds) yang emosional yang cenderung melakukan

kekerasan/penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Umumnya mereka

melakukan tindakan melawan tatanan sosial yang ada secara langsung. hal ini muncul

karena adanya rasa ketidakpuasan, ketidakadilan, frustasi, adanya perasaan dicederai

oleh institusi yang telah mapan atau lebih tinggi. Bila MOB ini dalam skala besar,

maka bentuknya menadi kerusuhan massa. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas

umum dan apapun yang dipandang menjadi sasaran kemarahannya.