Makalah Sosiologi

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN Manusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya. Bahka n, secara ekterm manusia akan mempunyai arti jika ada manusia yang lain tempat ia b erinteraksi. Interaksi sosial bisa didefinisikan sebagai hubungan dan pengaruh timbal balik a ntara individu dengan individu, individu dengan kelompok individu yang lainnya. Interaksi sosia l merupakan bentuk dari dinamika sosial budaya yang ada didalam masyarakat. Dengan demikian, dengan interaksi sosial akan memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan didalam masyar akat yang akan membentuk hal-hal yang baru yang membuat dinamika masyarakat menjadi hidup. Perubahan-perubahan ini akan terjadi sambung-menyambung dari generasi yang satu ke generasi berikutnya sepanjang zaman. Interaksi sosial itu sifatnya dinamis. Dalam kenyataan sehari-hari terdapat tiga macam cakupan interaksi dalam definisi interaksi sosial yaitu interaksi antara individ u dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, Interaksi sosial adalah kontak ata u hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelo mpok atau antar individu dan kelompok (p. 22). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilka n suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial (p. 50). Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercay ai, menghargai, dan saling mendukung. 1

BAB II ISI 1.Pengertian Interaksi Sosial Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok (p. 22). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial (p. 50). Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar

kelompok atau antar individu dan kelompok (p. 22). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial (p. 50). Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung (Siagian, 2004, p. 216). Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi 2

satu sama lain 1). Interaksi antara individu dengan individu Adalah individu yang satu memberikan pengaruh,rangsangan/stimulus kepada individu lainnya dan sebaliknya,individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi,tanggapan atau respon. 2). Interaksi antara individu dengan kelompok Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswasiswi nya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak.Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok. 3). Interaksi antar kelompok dengan kelompok Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain. 2.Ciri-ciri Interaksi Sosial Sistem sosial dalam masyarakat akan membentuk suatu pola hubungan sosial yang relatif baku/tetap,apabila interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dal am kurun waktu relatif lama dan diantara para pelaku yang relatif sama.Pola seperti ini dapat dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasi interaksi sosial adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat, adanya kesesuaian dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yang berlaku dan dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik sebagai berikut : 1). Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang. 2). Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver). 3

3). Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan penerima. 4). Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut . Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima. 3.Syarat -Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu (p. 26) : . Kontak Sosial. Menurut soekanto (2000) kontak sosial secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik kontak sosial baru terjadi apabila adanya hubungan fisikal, sebagai gejala sosial hal itu bukan semata-mata hubungan badaniah, karena hubungan sosial terjadi tidak saja secara menyentuh seseorang, namun orang dapat berhubungan dengan orang lain tanpa harus menyentuhnya. Misalnya kontak sosial sudah terjadi ketika sesorang berbicara dengan orang lain, bahkan kontak sosial juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi, seperti melalui telepon, radio, surat, televisi, internet dan sebagainya. Kontak sosial dapat berlangsung dalam lima bentuk, yaitu : . Dalam bentuk proses sosialisasi yang berlangsung antara pribadi orangperorang. Proses sosialisasi ini memungkinkan seseorang mempelajari norma-norma yang terjadi di masyarakatnya. Berger dan Lukman (Bungin; 2001) proses ini terjadi melalui proses objektivasi, yaitu 4

interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi. . Antara orang per orang dengan suatu kelompok masyarakat atau sebaliknya. . Antara kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya dalam suatu komunitas. . Antara orang perorang dengan komunitas masyarakat global di dunia internasional. . Antara orang perorang, kelompok, masyarakat dan dunia global, di mana kontak sosial terjadi secara simultan di antara mereka. Kehidupan seseorang saat ini telah masuk pada dunia yang serba pillihan. Seseorang dapat memilih sesorang hidup dalam kelompok atau hidup dalam masyarakat, bahkan ia boleh hidup dalam dunia yang serba global. Artinya seseorang dapat memilih apakah dalam masyarakat lokal atau global atau memilih keduanya, yaitu glokal (global-lokal), maka kontak-kontak sosial menjadi sangat majemuk dan rumit. Kerumitan itu juga dipacu oleh makin berkembangnya teknologi informasi, sehingga di mana pun kita berada, ia dapat melakukan kontak sosial di mana saja yang dia inginkan. Kontak sosial bukan saja menjadi kebutuhan namun juga pilihan dengan siapa ia melakukannya. Secara konseptual kontak sosial dapat dibedakan antara kontak sosial primer dan kontak sosial sekunder. 5

. Kontak sosial primer yaitu kontak sosial yang terjadi secara langsung antara seseorang dengan orang atau kelompok masyarakat lainnya secara tatap muka. . Kontak sosial sekunder terjadi melalui perantara yang sifatnya manusiawi maupun teknologi. Ketika masyarakat saat ini telah berkembang dengan tingkat kemajuan teknologi informasi semacam ini, maka kontak-kontak sosial primer dan sekunder semakin sulit dibedakan satu dengan lainnya. Seperti kontak telepon yang menggunakan teknologi teleconference dimana kontak terjadi antara orang perorang (orang dengan kelompok, dsb), secara tatap muka dan orang saling menyapa dari tempat yang berjauhan dan sangat jauh. Juga umpamanya kontak-kontak pribadi yang terjadi melalui internet dapat juga saling menyapa dan bertetap muka walaupun tempat mereka sangat berjauhan. Semua ini menjadi fenomena yang mengacaukan konsepkonsep lama tentang kontak sosial tersebut. . Komunikasi Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhdap informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami. Fenomena komunikasi dipengaruhi oleh media yang digunakan, sehingga media kadangkala juga ikut mempengaruhi isi informasi 6

dan penafsiran, bahkan menurut Marshal McLuhan (1999) bahwa medium is the messages (media adalah pesan itu sendiri). Contoh, seorang pria memberikan bunga kepada seorang gadis. Pemberian bunga tersebut bisa ditafsirkan sebagai cinta, persahabatan, perdamaian, simpati dan sebagainya. Dengan demikian hal penting dalam komunikasi yaitu bagaimana seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain, seperti umpamanya; pembicaraan, gerakan, sikap dan simbol-simbol yang digunakan. Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu menyertai dalam setiap situasi komunikasi, yaitu sumber informasi, media, dan penerima informasi. Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Media adalah saluran yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang digunakan untuk khalayak umum. Sedangkan penerima informasi adalah orang atau kelompok dari masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi. Selain tiga unsur ini yang terpenting dalam komunikasi adalah aktivitas memaknai informasi yang disampaikan oleh sumber informasi dan pemaknaan yang dibuat oleh khalayak terhadap informasi yang diterimanya. Pemaknaan terhadap informasi bersifat subjektif dan kontekstual. Subjektif artinya masing-masing pihak memiliki kapasitas untuk memaknai informasi yang disebarkan atau yang diterimanya berdasarkan pada apa yang dirasakan, diyakini, dan dimengerti berdasarkan pada pengetahuan kedua pihak. Sedangkan kontekstual adalah bahwa pemaknaan itu berkaitan erat dengan kondisi waktu dan tempat di mana informasi itu ada dan di mana kedua pihak itu berada. Dengan demikian konteks sosial budaya ikut mewarnai kedua pihak dalam memaknai informasi yang disebarkan dan yang diterimanya. Oleh karena itu maka sebuah proses 7

komunikasi memiliki dimensi yang sangat luas dalam pemaknaannya, karena dilakukan oleh subjek-objek yang beragam dan konteks sosial yang majemuk pula 4.Faktor-Faktor yang Mendorong Interaksi Sosial a.) Faktor Internal a. Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan. b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup. c. Dorongan untuk mempertahankan hidup Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas. d. Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya. b.)Faktor Eksternal 8

a. Imitasi ; imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. . Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Contoh dari imitasi adalah bahasa; anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain. b. Sugesti ; adalah pengaruh psikis yang diterima tanpa adanya kritik. . Sugesti dibedakan dalam dua jenis yaitu : auto sugesti yang datang dari diri sendiri dan hetero sugesti yaitu yang datang dari orang lain. Dalam lapangan sosial hetero sugesti lebih menonjol dibanding auto sugesti, sebagai contoh manusia menerima pandangan, norma, pedoman dan sebagainya dari orang lain tanpa adanya kritik dan perlawanan (contoh dalam perdangan melalui iklan) . Imitasi dan sugesti peranannya interaksi hampir sama besarnya, namun berbeda. Dalam imitasi orang yang mengimitasi keadaannya aktif sebaliknya dengan yang diimitasi dalam keadaan pasif. Sedangkan dalam sugesti orang dengan sengaja dan aktif memberikan pandangan, norma dan sebagainya agar orang lain menerima. . Terjadinya proses sugesti mengikuti dalil sebagai berikut : I. Sugesti akan mudah diterima orang lain, bila daya kritisnya dihambat. Orang yang kemampuan berpikirnya kurang atau kurang kritis akan mudah dipengaruhi. Daya kritis tersebut akan terhambat bila orang terkena stimulus yang bersifat emosional. Atau dalam keadaan fisik dan jiwa yang lelah. II. Sugesti akan mudah diterima orang lain, bila kemampuan berpikirnya terpecah belah (dissosiasi). Orang mengalami dissosiasi bila orang itu dalam keadaan kebingungan sehingga mudah menerima pengaruh orang lain. Secara psikologis orang yang dalam keadaan bingung berusaha mencari penyelesaian karena jiwanya tidak tenteram sehingga mudah dipengaruhi oleh pihak lain. III. Sugesti akan mudah diterima orang lain, bila materinya mendapat dukungan orang banyak (sugesti mayoritas). Dalam dalil ini orang akan mudah menrima pandangan, nporma, pendapat dan sebagainya bila hal tersebut telah mendapatkan dukungan mayoritas. IV. \Sugesti akan mudah diterima orang lain, bila yang memberikan materi adalah orang yang memiliki otoritas. Walau materi yang diberikan sama tetapi kalau yang memberikan berbeda maka akan terdapat pula 9

perbedaan dalam penerimaan. Orang yang memiliki otoritas akan cenderung mudah diterima karena tingkat kepercayaan yang tinggi. V. Sugesti akan mudah diterima orang lain, bila pada orang yang bersangkutan telah ada pendapat yang mendahului yang searah. Bila dalam diri orang ada pendapat yang telah mendahului dan searah dengan yang disugestikan maka umumnya orang akan mudah menerima pendapat tersebut. . c. Identifikasii, adalah dorongan untuk menjadi identik (sama ) dengan orang lain. Contoh anak-anak belajar norma-norma sosial dari hasil identifikasinya terhadap orang tua mereka. d. Simpati, merupakan perasaan tertarik kepada orang lain. Oleh karena merupakan perasaan maka timbulnya atas dasar emosi. Lawan dari simpati adalah antipati yaitu merupakan penolakan atau bersifat negatif. Sedangkan empati adalah kecenderungan untuk ikut merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang lain (feeling with another person).. e. Empati, Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati. f. Motivasi, Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya. 5.Bentuk dan Sifat Interaksi Sosial Dalam proses interaksi sosial menghasilkan 2 bentuk yaitu proses sosial asosiatif dan disosiatif. a. Proses/interaksi Sosial Asosiatif Adalah proses sosial yang membawa ke arah persatuan dan kerja sama. Proses 10

ini disebut juga sebagai proses yang positif. Beberapa proses sosial yang bersif at asosiatif adalah : 1.)Kerja Sama (Cooperation) Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya. Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley :kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna. Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan : (1)Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta (2)Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa 11

(3)Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu (4)Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial. Ada 5 bentuk kerjasama : (1) Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong. (2) Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih (3) Kooptasi (cooptation),yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan (4) Koalisi (coalition),yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif. (5) Joint venture,yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst. 2.)Akomodasi (Accomodation) Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan. 12

Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubunganhubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi keteganganketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu : (1)Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham (2)Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer (3)Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta. 1. mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah. Bentuk-bentuk Akomodasi: 1. Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan 2. Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. 3. Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri 4. Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama. 5. Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. 6. Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. 13

7. Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan 3.)Asimilasi (Assimilation) Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orangperorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Proses Asimilasi timbul bila ada : Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini: Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan. Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer. Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, sert a ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapantangg apan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan. Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah : Toleransi kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan perkawinan campuran (amaigamation) adanya musuh bersama dari luar 14

Faktor umum penghalangan terjadinya asimilasi: Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi In-GroupFeeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi. Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir bi asa dinamakan akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol. b. Proses/interaksi sosial disosiatif Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu : 1.)Persaingan (Competition) 15

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum : Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry. Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu. Bentuk-bentuk persaingan : (1) Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen (2) Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst. (3) Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang. (4) Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya. (5) Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi : -Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing. -Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya. 2.) Kontraversi (Contravetion) 16

Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5 : yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalanghalangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana, yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memakimaki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain, yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat. yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi, dst. Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi : (1.) Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat (2.) Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga. (3.) Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst. Tipe Kontravensi : Kontravensi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk : (1.) Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle) (2.) Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle) (3.)Pertentangan (Pertikaian atau conflict) 17

Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, da n seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Sebab musabab pertentangan adalah : 1. Perbedaan antara individu. 2. Perbedaan kebudayaan. 3. Perbedaan kepentingan. 4.perubahan sosial. Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai. Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus: 1. Pertentangan pribadi 2. Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan 3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan 4. Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat 5. Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara Akibat-akibat bentuk pertentangan: 1. Tambahnya solidaritas in-group. 18

Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut. 2. Perubahan kepribadian para individu. 3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. 4. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak 6.PROSES PEMBENTUKAN LEMBAGA, KELOMPOK, DAN ORGANISASI SOSIAL Bersamaan dengan proses berkembangnya suatu masyarakat, maka munculah dorongan dari warga masyarakat untuk mengatur dan mengembangkan kehidupannya agar terjadi pola hubungan yang lebih harmonis. Dorongandorongan ini mengakibatkan terbentuknya lembaga sosial untuk mewujudkan keteraturan sosialdalam masyarakat 1.Proses Pembentukan Lembaga Sosial Dalam Perkembangan Keteraturan Sosial Norma dalam masyarakat dibuat untuk menciptakan keteraturan. Mulamulanorma terbentuk secara tidak sengaja, kemudian lama-lama dibuat secara sadar.Norma-norma yang ada setelah mengalami suatu proses akan menjadi bagian tertentudari lembaga sosial. Proses inilah yang dinamakan proses pelembagaan(institutionalization) di mana ketika norma sudah dikenal, diakui, dihargai, dan ditaatidalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa norma sudah melembaga.Untuk menciptakan suatu tertib sosial dalam masyarakat, memang diperlukanproses yang relatif panjang sehingga akhirnya terbentuk lembaga-lembaga sosialyang mengurus masing-masing kebutuhan pokok warga masyarakat yang bentuknyaberbeda-beda sesuai bidangnya. Adapun proses terbentuknya suatu keteraturan sosialadalah sebagai berikut. 1.)Adanya tertib sosial, yaitu tahapan keteraturan yang mulai ada akibat adanya norma/peraturan yang baru. 19

2.)Adanya order yaitu tahapan yang masyarakatnya mulai memandang perlu/ meminta akan adanya tertib sosial itu sendiri. 3.)Adanya keajegan, yaitu suatu tahapan di mana interaksi sosial, norma, dannilainya mulai ada kesesuaian dalam masyarakat. 4.)Adanya pola, yaitu suatu tahapan yang keajegannya terus berulang sehinggamembentuk suatu pola perilaku masyarakat. Pada tahap ini, perilaku sosial,norma, dan nilai benar-benar telah menjadi satu perwujudan dalam segalaaktivitas manusia. 2.Proses Terbentuknya Kelompok Kelompok pada awalnya terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang yang berekrumunan. Kerumunan itu pun berkembang menjadi kelompok-kelompokkan didalamnya telah tumbuh ikatan persamaan kepentingan, persamaan senasib, persepsiatau tujuan. Dalam kelompok tersebut, akan terjadi hubungan timbal balik antarasetiap anggotanya dan akan ada norma-norma yang mereka buat dan mereka taatibersama.Kumpulan orang atau kerumunan dapat berubah menjadi kelompok apabila adainteraksi di antara orang-orang yang ada di dalam kerumunan tersebut dan adaikatan emosional sebagai pernyataan bersama. Selain itu, di dalam kerumunan tersebut telah berkembang tujuan atau kepentingan bersama, kepemimpinan yang dipatuhi, dan ada norma yang diakui dan diikuti oleh mereka yang terlibat didalamnya. 3.Proses Terbentuknya Organisasi Sosial Untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhannya, manusia harus bekerjasama dengan orang lain. Kerja sama dalam suatu kesatuan sistem yang teratur akanterwujud setelah diorganisasi atau dibentuk organisasi. Pembentukan organisasi diawalioleh persekutuan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan bekerja samadan didasarkan atas persamaan profesi, kepentingan, visi, dan misi. Organisasi ininantinya berfungsi sebagai tempat untuk menampung aspirasi dari para anggota dansebagai alat untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, setiap organisasimempunyai orang-orang yang memenuhi syarat untuk menduduki struktur organisasitersebut. Selain itu, disusunlah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dariorganisasi tersebut, di mana di dalamnya 20

dinyatakan secara jelas tujuan, asas, visi,misi, fungsi, kedudukan, serta hak da n kewajiban masing-masing anggota. 7.Dinamika Sosial Dinamika sosial berarti bahwa manusia dan masyarakat selalu berkembang serta mengalami perubahan yan menyangkut banyak segi dan berlangsung secara lambat maupun cepat. Perkembangan serta perubahan masyarakat didorong oleh hasrat dan kebutuhan yang harus dipenuhi guna melangsungkan kehidupannya. Demi terpenuhinya kebutuhan hidupnya manusia melakukan berbagai upaya mulai dari aksi,reaksi, interaksi, interelasi, interdependensi, yang menyebabkan hubungan antarmanusia semakin luas, menyatu, atau hidup berkelompok, dengan manusia lainnya. Aksi dan interaksi manusiadalam kelompoknya menghasilkan kaidah kaidah yang disepakati bersama guna kepentingan bersama. Faktor Yang Mendorong Dinamika Sosial 1.) Faktor yang berasal dari dalam kelompok Keadaan yang tidak stabil dalam kelompok sosial sebagai akibattidak adanya keseimbangannya antara kekuatankekuat an di dalamkelompok itu sendiri antara lain : a.Adanya bagian atau segolongan dalam suatukelompok yang ingin merebut kekuasaan denganmengorbankan golongan lainnya. b.Adanya kepentingan yang tidak seimbang,sehingga timbul ketidakadilan. c.Adanya perbedaan paham tentang cara-caramemenuhi tujuan kelompok. d.Pergantian anggota kelompok. e.Perubahan-perubahan yang terjadi dalamsituasi sosial dan ekonomi. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan perpecahan di dalamkelompok hingga timbul perubahan struktur. Timbulnya struktur baru pada akhirnya bertujuan untuk mencapai keadaan yang stabil dikemudian hari. 2.) Faktor yang berasal dari luar kelompok. Perubahan struktur kelompok sosial yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar pada umumnya berhubungan dengan 21

perubahansituasi dan keadaan kelompok yang dapat mengubah struktur kelompok tersebut. Situasi membahayakan yang berasal dari luar dapat memperkuat rasa persatuan dan mengurangi keinginan-keinginan untuk mementingkan diri sendiri para anggota kelompok.Di dalam dinamika kelompok mungkin terjadi antagonisme antarkelompok. Proses berlangsungnya antara lain seperti berikut : a.Apabila dua kelompok bersaing maka akan timbul stereotip. b.Kontak akan dua kelompok yang bermusuhan, tidak akan mengurangi sikap permusuhan tersebut. c. Tujuan yang harus dicapai dengan kerjasama akan dapatmenetralisasi sikap bermusuhan. d. Di dalam kerja sama mencapai tujuan stereotip yang semulanegatif menjadi positif.Masalah dinamika kelompok juga menyangkut gerak dan perilaku kolektif, gejala tersebut merupakan suatu cara berfikir,merasa, dan beraksi suatu kolektif (kelompok orang yang tidak teratur atau tidak terorganisasi) yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. Sebab-sebab suatu kolektif menjadi agresif antara lain: (1). Frustasi selama jangka waktu tertentu (2). Merasa tersinggung (3). Merasa dirugikan (4). Menghadapi ancaman dari luar (5). Diperlakukan tidak adi (6). Menyangkut bidang-bidangkehidupan yang sensitive. Proses Dinamika Sosial 22

Berlangsungnya proses interaksi didahului oleh suatu proses pemikiran atau ide yang mendapatkan respon, kemudian menyebabkanterjadinya interaksi sosial. Hubungan sosial yang berintikan kontak sosial dan interaksi sosial membentuk proses sosial asosiatif dan disosiatif seperti : a.Kreteria suatu kelompok sosial ditunjukkan dengan adanyainteraksi sosial yang dilandasi dengan tujuan bersama atau tujuanyang sama. b.Di dalam kelompok sosial, antaranggotanya salingmempengaruhi atau terdapat pengaruh timbale balik antar pribadi yang diwujudkan dalam bentuk kesatuankesatu an yang dinamis dan berubah. c.Adanya peranan di antara anggota kelompok yangtercermin dalam perasaan bersatu (sence of belonging) dan perasaankebersamaan (wefeeling ). d.Struktur sosial adalah skema penempatan nilai-nilai sosial budaya dan organorgan masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai. Struktur sosial diklasifikasikan menjadi beberapa golongan yaitu : (1). Struktur kaku dan struktur luwes (2). Struktur formal dan informal (3). Struktur homogen dan struktur heterogen (4). Striktur mekanis dan struktur thalistik 5). Struktur atas dan struktur bawa hf e.Nilai-nilai sosial budaya yang terdiri dari ajaran agama,ideology, dan kaidahk aidah moral serta peraturan sopan santun yang dimiliki suatu masyarakat, semuanya mendapatkan tempat tersendiri di dalam masyarakat. f.Organ-organ masyarakat adalah seluruh komponen yang mewujudkan masyarakat. Komponen-komponen tersebut berupa kelompok-kelompok sosial, lembaga-lembaga atau institusi-institusi sosial. 8. Hubungan Interaksi Sosial Dengan Keteraturan Sosial Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang salingmempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, atau 23

sebaliknya, dan antara kelompok dengan kelompok. Proses sosial yang timbul akibat interaksi sosial ada dua macam yaitu asosiatif dan disosiatif.Proses sosi al asosiatif adalah proses yang mengarah kepada terbentuknya persatuan dan meningkatnya solidaritas kelompok. Seperti dijelaskan di atas bahwa ada 4 macam proses asosiatif yaitu kerjasama,akomodasi, asimilasi dan akulturasi. Proses disosiatif adalah proses yang mengarah pada perpecahan dan merenggangkan solidaritas kelompok.Proses disosiatif meliputi persaingan, konflik dan kontrovensi.Keteraturan sosial adalah gambaran tentang keadaan masyarakat yang tertib sebagai hasil hubungan yang serasi antara tindakan, norma dan nilaisosial dalam berinteraksi sosial. Sehubungan dengan konsep ini berarti proses sosial yang asosiatif sebagai hasil hubungan sosial yang serasi d an selaras antara norma-norma dan nilai-nilai dalam berinteraksi sosial sehingga menghasilkan keteraturan sosial atau ketertiban hidup bermasyarakat. Dengan kata lain, keteraturan sosial terwujud dari interaksi yang senantiasa menjunjung tinggi serta menerapkan nilai sosial dan norma sosial secara serasi dan selaras. Dalam perkembangannya, keteraturan sosial itu akan menghasilkan tertib sosial, order, keajegan dan pola kehidupan yang teratur di masyarakat. 1.)Tertib Sosial (social order) Yaitu kondisi kehidupan suatu masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur di mana setiap individu bertindak sesuai hak dan kewajibannya.Misalnya, kehidupan suatu masyarakat desa bisa tenang, aman dan tenteram karena semua warganya bertindak sesuai dengan status dan peranannya. Kehidupan masyarakat yang tertib umumnya ditandai oleh hal-hal sebagai berikut : a.Adanya kerja sama yang berlangsung dalam suasana yang menyenangkan b.Individu atau kelompok bertindak sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. c.Adanya pranata-pranata sosial yang satu dengan lainnya saling mendukung dan menunjang. d.Adanya suatu rencana pembangunan masyarakat yangsistematis, jelas arah dan tujuannya. Misalnya, adanya AD, ART, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. 24

e.Adanya sistem norma dan nilai sosial yang diakui dan dijunjungtinggi oleh anggota masyarakat pendukungnya. 2.Order Yaitu sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui,dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat. Contohnya, adat istiadat yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan warganya, peraturan-peraturan yang menjadi pedoman tertib sekolah, dan peraturan yang adadi lingkungan RT atau RW. Order dapat dicapai apabila ada tertib sosial di mana setiap individu melaksanakan hak dan kewajibannya. 3.Keajegan Yaitu suatu kondisi keteraturan yang tetap dan tidak berubah sebagai hasil dari hubungan antara tindakan, nilai, norma sosial yang berlangsung secara terus menerus. Keajegan dapat terwujud jika setiapindividu telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai sistem normadan nilai sosial yang berkembang. 4.Pola Yaitu corak hubungan yang tetap atau ajeg dalam interaksi sosial yang dijadikan model bagi semua anggota masyarakat atau kelompok.Pola dapat dicapai ketika keajegan terpelihara atau teruji di berbagai situasi. Sebagai contoh, dalam menyelesaikan beberapa persoalan,masyarakat sebuah desa menggunakan cara bermusyawarah. 9.Faktor-Faktor PenyebabTerjadinya Perubahan Sosial 1.) Faktor Intern Ada beberapa faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan. a. Perubahan Penduduk 25

Perubahan penduduk berarti bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu masyarakat. Hal itu bisa disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian, namun juga bisa karena adanya perpindahan penduduk, baik transmigrasi maupun urbanisasi. Transmigrasi dan urbanisasi dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk daerah yang dituju, serta berkurangnya jumlah penduduk daerah yang ditinggalkan. Akibatnya terjadi perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya berbagai profesi dan kelas sosial. b. Penemuan-Penemuan Baru Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks. Oleh karena itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery, invention, dan inovasi. (1) Discovery , yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ideide baru. (2) Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat. (3) Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat. Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imaterial) maupun jasmaniah (material) mempunyai pengaruh bermacam-macam. Biasanya pengaruh itu mempunyai pola sebagai berikut. (1) Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu, namun akibatnya memancar ke bidang lainnya. Contohnya penemuan handphone yang menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial, dan lain-lain. 26

(2) Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga yang lain. Contohnya penemuan internet yang membawa akibat pada perubahan terhadap pengetahuan, pola pikir, dan tindakan masyarakat. (3) Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Contohnya penemuan internet, e-mail, televisi, dan radio menyebabkan perubahan pada bidang informasi dan komunikasi. (4) Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan sebagainya) berpengaruh terhadap lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola perilaku sosial. Contohnya pemahaman dan kesadaran akan nasionalisme oleh orangorang Indonesia yang belajar di luar negeri pada awal abad ke-20, mendorong lahirnya gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik dan lembagalembaga sosial baru yang bersifat nasional. c. Konflik dalam Masyarakat Suatu konflik yang kemudian disadari dapat memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, maka biasanya terbentuk keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik. Contohnya konflik antarteman di sekolah. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya jadi murung, pendiam, tidak mau bergaul, dan lain-lain. Namun apabila orang-orang yang terlibat konflik sadar akan hal itu, maka mereka akan berusaha untuk memperbaiki keadaan itu agar lebih baik dari sebelumnya. d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat Revolusi di Indonesia pada 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional. Hal itu diikuti dengan berbagai perubahan mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya. 2. Faktor Ekstern 27

Dengan melakukan interaksi sosial, banyak pengaruhpengaruh dari luar masyarakat kita yang mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor ekstern yang menyebabkan perubahan sosial adalah sebagai berikut. a. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah Bagi manusia, alam mempunyai makna yang sangat penting bagi kehidupannya. Misalnya alam mempunyai nilai estetika yang mendorong manusia untuk cinta pada alam, alam sebagai sumber penyediaan bahan-bahan makanan dan pakaian, serta alam menjadi sumber kesehatan, keindahan, dan hiburan atau rekreasi. Mengingat pentingnya alam bagi kehidupan manusia, maka sudah seharusnyalah kita menjalin keserasian hubungan dengan alam yang ada di sekitar kita agar tetap terjaga kelestariannya. Namun apa yang terjadi? Tidak jarang tindakan manusia justru mengakibatkan munculnya kerusakan alam. Misalnya tindakan manusia menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor pada musim penghujan karena terjadinya pengikisan tanah oleh air hujan (erosi). Akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan sarana umum lainnya. b. Peperangan Peperangan yang terjadi antara negara yang satu dengan negara yang lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat mendasar, baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Perubahan-perubahan itu umumnya terjadi pada negara yang kalah perang karena biasanya negara yang menang cenderung untuk memaksakan nilai-nilai, budaya, cara-cara, dan lembaga kemasyarakatannya kepada negara tersebut. c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Terjadinya pengaruh kebudayaan masyarakat lain adalah sebagai berikut. (1) Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik. Di samping dipengaruhi, suatu masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain. 28

(2) Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa seperti radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini pengaruh kebudayaan hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut. (3) Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup berdampingan itu saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik. (4) Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah. 29

DAFTAR ISI BAB I .......................................................................... ............................................................................ 1 PENDAHULUAN .................................................................... .............................................................. 1 BAB II ......................................................................... ............................................................................ 2 ISI............................................................................. .......................................................................... 2 1.Pengertian Interaksi Sosial .................................................. .......................................................... 2 2.Ciri-ciri Interaksi Sosial ................................................... ............................................................... 3 3.Syarat -Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ................................... .................................................. 4 4.Faktor-Faktor yang Mendorong Interaksi Sosial................................. ............................................ 8 5.Bentuk dan Sifat Interaksi Sosial............................................. ..................................................... 10 6.PROSES PEMBENTUKANLEMBAGA,KELOMPOK, DAN ORGANISASI SOSIAL..................... ............19 7.Dinamika Sosial............................................................... ........................................................... 21 30