30
1 MAKALAH FISIOLOGI HEWAN “SISTEM SYARAF” Disusun oleh: KELOMPOK 3 1. ABRARI NUR AAN ILMI (K4308013) 2. ALANINDRA SAPUTRA (K4308015) 3. ISNAINI MARATUS SOLIHAH (K4308043) 4. RIYAN MELANI (K4308052) 5. RISKY ELYANA A (K4308051) 6. SITI FATIMAH (K4308055) 7. RESTY HERMINTA (K4308111) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

1

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

“SISTEM SYARAF”

Disusun oleh:

KELOMPOK 3

1. ABRARI NUR AAN ILMI (K4308013)

2. ALANINDRA SAPUTRA (K4308015)

3. ISNAINI MARATUS SOLIHAH (K4308043)

4. RIYAN MELANI (K4308052)

5. RISKY ELYANA A (K4308051)

6. SITI FATIMAH (K4308055)

7. RESTY HERMINTA (K4308111)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Page 2: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

2

SURAKARTA

2011

Page 3: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

3

SISTEM SARAF

Salah satu sifat makhluk hidup adalah irritabilitas, yaitu kemampuannya untuk

merespon stimuli (yang biasanya merupakan suatu perubahan lingkungan). Pada hewan,

respon terhadap stimuli melibatkan tiga proses:

1. Menerima stimulus

2. Menghantarkan impuls

3. Respon oleh efektor

Semua kelompok hewan yang derajatnya di atas bunga karang (sponges) memiliki

bentuk sistem syaraf, meskipun pada beberapa kelompok hewan sistem syarafnya sangat

primitif. Pada tentakel beberapa coelenterata, ditemukan suatu tipe jalur syaraf yang mungkin

paling sederhana, yang terdiri dari satu susunan dua sel khusus, yaitu satu sel reseptor

konduktor dan satu sel efektor. Jalur yang demikian memungkinkan gerakan yang kurang

fleksibel, sebab tidak ada jalur alternatif impuls untuk menyebar, dan ketiadaan interkoneksi

antara jalur ini dengan bagian sistem saraf lain. Kebanyakan jalur saraf (dan bahkan pada

Coelenterata) paling tidak terdiri atas tiga sel berbeda : sel reseptor yang khusus menerima

stimulus, sel konduktor yang khusus mengkonduksikan impuls jarak jauh, dan sel efektor

(sering merupakan sel otot) yang khusus memberika reseptor. Jalur yang lebih kompleks

mungkin melibatkan sejumlah sel konduktor tambahan yang terletak antara reseptor dan

efektor. Bila suatu jalur memiliki beberapa konduktor, maka respon dapat lebih fleksibel,

sebab lebih dari satu jalur dapat dilalui impuls yang datang melalui reseptor, sehingga satu

atau lebih efektor dapat diaktifkan. Secara umum semakin banyak sel-sel konduktor pada

suatu jalur, maka respon dapat lebih fleksibel.

Struktur dan Macam Sel Saraf (Neuron)

Suatu sel saraf (neuron), terdiri atas :

1) Badan sel, yaitu bagian sel saraf yang membesar dan mengandung inti

2) Satu atau lebih tonjolan (cabang) yang keluar dari badan sel yang dibedakan menjadi

dendrit(tonjolan yang membawa impuls ke badan sel) dan akson (tonjolan yang

membawa impuls dari badan sel)

Page 4: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

4

Berdasarkan fungsinya sel saraf yang membawa impuls dari reseptor disebut sel saraf

sensori; yang membawa impuls ke efektor disebut sel saraf motor, dan sel saraf yang

menghubungkan sel saraf sensori dan sel saraf motor disebut sel saraf interneuron(sel saraf

penghubung)

Suatu persambungan antara dua neuron disebut sinaps. Kedua ujung neuron itu

biasanya tidak melekat langsung satu dengan yang lain tetapi masih dipisahkan oleh suatu

celah sempit, yang disebut sebagai celah sinaps. Neuron yang terletak sebelum sinaps disebut

neuron prasinaps, dan neuron setelah sinaps disebut neuron pasca sinaps.

Sistem Saraf Pada Invertebrata

A. Sistem saraf pada hewan simetri radial

Organisasi sistem saraf paling sederhana dijumpai pada Hydra (suatu Coelenterata),

yang terdiri atas sel-sel reseptor-konduktor, dan sel-sel efektor. Sel-sel konduktor tidak

membentuk jalur tunggal, tetapi saling terjalin membentuk suatu jala saraf yang menyebar ke

seluruh tubuh. Organisasi sistem saraf demikian disebut sistem saraf jala atau sistem saraf

difus. Pada sistem saraf jala demikian , belum ada pusat pengontrol. Impuls menyebar ke

seluruh arah melalui sebagian besar serabut (beberapa serabut hanya satu arah). Impuls

menyebar secara lambat dari daerah yang mendapat rangsang ke daerah yang berdekatan.

Makin kuat stimulus, penyebaran impuls makin jauh. Reaksi sangat terbatas pada kontraksi

Page 5: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

5

lokal. Suatu sistem seperti ini, yang tidak ada koordinasi terhadap reaksi kompleks, hanya

menghasilkan suatu gerakan yang terbatas.

B. Sistem saraf pada hewan simetri bilateral

Kecenderungan utama pada evolusi system saraf pada hewan simetri bilateral dapat

dilihat pada cacing pipih:

1. System saraf menjadi lebih tersentralisasi oleh terbentuknya korda saraf longitudinal

utama. Korda sebagai system saraf pusat dilalui oleh sebagian besar jalur antara

reseptor dan efektor, dan sebagian besar badan sel saraf berada dalam korda atau

berdekatan dengan korda.

2. Konduksi impuls saraf menjadi terbatas pada satu arah saja; serabut saraf sensoris

hanya mengkondusikan impuls menuju ke system saraf pusat (serabut aferen), dari

serabut motor mengkondusikan impuls meninggalkan system saraf pusat (serabut

eferen).

3. Lintasan saraf di dalam system saraf pusat menjadi sangat kompleks dengan adanya

saraf penghubung (interneuron) yang sangat banyak; suatu perkembangan yang

meningkatkan fleksibilitas respon)

4. Peningkatan perkembangan ujung depan dari korda longitudinal mengarah pada

terbentuknya otak yang menjadi makin dominan

5. Jumlah dan kekompleksan organ-organ sensori menjadi meningkat.

Page 6: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

6

Kecenderungan ini belum nampak jelas pada kebanyakan cacing pipih primitive,

cacing pipih semacam ini hanya memiliki saraf jala yang sangat mirip pada Hydra. Pada

cacing yang agak maju, sudah nampak adanya permulaan kondensasi dari korda longitudinal

utama dalam jala sarafnya, namun jumlahnya masih banyak, umumnya sekitar 8 korda

longitudinal yang tersebar didaerah ventral, dorsal, dan lateral tubuhnya. Pada cacing yang

sudah agak maju lagi, telah menunjukkan adanya reduksi jumlah korda longitudinal, dan

yang sangat maju tinggal memiliki dua saja, yang keduanya terletak didaerah ventral

tubuhnya. Pada cacing pipih dengan perkembangan korda longitudinal yang sangat primitive,

belum menunjukkan adanya struktur yang disebut otak.

Pada Annelida dan Arthropoda sudah terlihat adanya perkembangan system saraf

pusat yang lebih maju, yang berupa sepasang korda longitudinal pada daerah ventral

tubuhnya. Dalam korda longitudinal hewan ini, badan-badan sel saraf membentuk massa

yang disebut gangn-badan sel saraf membentuk massa yang disebut ganglion, sepasang setiap

segmen, yang dihubungkan oleh berkas serabut yang berjalan longitudinal dan horizontal,

sehingga memberikan gambaran seperti tangga tali. Ganglia yang terletak dalam kepala

disebut sebagai “otak”. Otak ini kecil, namun bila dibandingkan dengan ganglia segmen,

nampak lebih besar dan lebih dominan, tetapi terbatas bila dibandingkan dengan otak

vertebrata. System saraf pusat (korda spinalis dan otak) pada Vertebrata berbeda dalam

berbagai hal dari yang terdapat pada Annelida dan Arthropoda:

1. Kordada spinalis pada Vertebrata adalah tunggal, terletak dorsalis, dan terbentuk pada

embrio sebagai pembuluh dengan lubang sentral kanal, yang terus ada sampai dewasa.

2. Korda spinalis Vertebrata tidak begitu jelas terorganisasi menjadi suatu rangkaian

berbagai ganglia dan traktus penghubung

3. Meskipun banyak fungsi koordinasi pada vertebrata masih tetap dipegang oleh korda

spinalis, namun pada vertebrata telah berkembang baik suatu otak yang jauh lebih

dominan daripada “otak” Annelida dan Arthopoda.

Sistem Saraf Pada Vertebrata

Sistem saraf melakukan kontrol terhadap otot, kelenjar, dan organ-organ yang

mengontrol seluruh aktivitas fisiologis manusia. Dalam kapasitasnya mengontrol fungsi

tubuh, sistem saraf akan menerima masukan dari lingkungan eksternal dan lingkungan

internal mengenai keadan tubuh kita, sisten saraf akan menentukan tindakan yang tepat untuk

Page 7: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

7

menjaga fungsi tubuh yang normal. Selain sisten saraf, tubuh kita memiliki kontrol lainnya

yaitu sistem hormon (sistem endokrin). Sistem saraf melakukan kontrol melalui transmisi

impuls, sedangkan sistem endokrin mensekresikan hormon untuk mengontrol aktifitas

metabolisme dan aktifitas tubuh lainnya. Kontrol tubuh dengan saraf mengontrol kerja tubuh

dengan cepat misalnya alat gerak, sedangkan sistem endokrin mengontrol kerja tubuh yang

lambat misalnya mengontrol kadar gula dalam darah.

Sistem syaraf dan sistem endokrin akan membebaskan chemical messenger untuk

berinteraksi dengan sel target. Bedanya adalah jarak yang ditempuh chemical messenger pada

syaraf pendek pada celah sinaps, sedangkan pada endokrin chemical messenger lebih panjang

melalui peredaran darah. Yang kedua adalah sinyal yang membebaskan chemical messenger

pada syaraf adalah potensial aksi, sedangkan pada endokrin adalah berbagai sinyal khusus

yang mungkin juga adalah potensial aksi. Sistem saraf dan system endokrin secara rumit

berhubungan dalam aktifitas control.sistem saraf juga melakukan fungsi control yang penting

terhadap sekresi banyak hormom. Hormon juga banyak yang bekerja sebagai neuro

modulator untuk merubah keefektifan sinaps.

A. ORGANISASI SISTEM SARAF

1. Berdasarkan perbedaan struktur, tempat dan fungsinya sistem saraf diorganisasi

menjadi Sistem saraf pusat (Central Nervous System = CNS) yang terdiri atas otak

dan sumsum tulang belakang.

2. Sistem saraf tepi (Pheriperal Nervous System = PNS) yang terdiri atas serabut-serabut

saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan bagian tepi tubuh (reseptor dan

efektor). Sistem saraf tepi dibagi menjadi :,

a. Kelompok saraf aferen (membawa ke) membawa informasi ke sistem saraf

pusat.

b. Kelompok saraf eferen (membawa dari) membawa perintah dari sistem saraf

pusat ke organ efektor yaitu sel-sel otot atau kelenjar-kelenjar.

Sistem saraf eferen dibagi menjadi:

1) Sistem saraf somatik yang terdiri dari saraf motorik yang menginervasi

otot-otot rangka.

2) Sistem saraf otonom yang menginervasi otot polos, otot jantung, dan

kelenjar-kelenjar. Sistem saraf otonom dibagi lagi menjadi:

a) Sistem saraf simpatetik

Page 8: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

8

b) Sistem saraf parasimpatetik.

B. KLASIFIKASI SEL SARAF (NEURON)

1. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi:

a. Sel saraf aferen (sel saraf sensorik) termasuk sel saraf unipolar yang berfungsi untuk

membangkitkan potensial aksi dalam merespon stimulus tertentu. Badan selnya

terletak didalam medula spinalis dan sel saraf utamanya terletak didalam sistem sarap

tepi.

b. Sel saraf eferen (sel saraf motorik) terletak terutama dalam sistem saraf tepi. Badan

sel saraf eferen berada didalam sistem saraf pusat, dimana terdapat banyak input

prasinaptik mengumpul pada badan sel ini untuk mempengaruhi output ke organ

efektor.

c. Sel saraf antarneuron terletak didalam sistem saraf pusat yang memiliki dua fungsi

utama yaitu sebagai pengintegrasi respon perifer ke informasi perifer dan bertanggung

jawab meneruskan informasi ke otak.

2. Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibagi menjadi:

a. Sel Saraf Unipolar sel saraf yang memiliki satu penonjolan yang keluar dari badan sel

(biasanya dianggap sebagai akson)

b. Sel Saraf Bipolar sel saraf yang memiliki dua penonjolan yang keluar dari badan sel

(satu dendrit dan satu akson)

c. Sel Saraf Multipolar sel saraf yang memiliki banyak penonjolan yang keluar dari

badan sel (beberapa disebut dendrit dan satu akson) (Tenzer, 1993: 27-28).

Page 9: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

9

Gb. Neuron menurut strukturnya

Setiap sel saraf terdiri atas 2 bagian utama, yaitu perikarion (badan sel) dan prosesus

(dendrit dan akson) :

a) Badan sel berfungsi untuk menerima impuls stimulus, menterjemahkan dan

meneruskan stimulus, memproses dan menyampaikan respon terhadap stimulus, dan

sebagai pusat trofik bagi neuron. Badan sel terletak di subtansia kelabu sistem saraf

pusat atau dalam ganglion sistem saraf tepi.

b) Dendrit berfungsi menerima impuls dari lingkungan, epitel sensoris, atau neuron lain

dan meneruskannya. Dendrit berada disubstansia putih sistem saraf pusat.

c) Akson berfungsi untuk menghantarkan imuls ke neuron yang lain, atau

menyampaikan respon ke organ efektor. Akson berada disubstansia putih sistem saraf

pusat (Tenzer, 1993: 26-27).

Sel-sel Glial dan Pelindung Sistem Saraf Pusat

A. SEL-SEL GLIAL

Page 10: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

10

Sekitar 90% sel didalam sistem saraf pusat adalah bukan merupakan neuron , tetapi sel-

sel glial atau neuroglia. Meskipun jumlahnya besar , namun neuroglia menempati hanya

separoh dari volume otak , sebab neuroglia tidak bercabang-cabang seperti pada neuron.

Neuroglia tidak menghantarkan implus seperti neuron. Fungsi neuroglia adalah:

1. Menjaga kelangsungan hidup sistem saraf pusat

2. Berperan penting sebagai jaringan penunjang sistem saraf pusat

3. Membantu menunjang neuron secara fisik dan metabolic

Ada 4 jenis utama sel glial :

1. Astrosit : Mempunyai beberapa fungsi utama :

a. Sebagai perekat utama dari sistem saraf pusat, yaitu merekatkan neuron-

neuron dalam hubungan spasial yang tepat.

b. Paenting dalam perbaikan kerusakan otak dan neuron.

c. Menunjang neuron secara metabolik.

d. Menghilangkan pengaruh K+ dari cairan ekstraseluler otak bila potensial aksi

tinggi.

2. Oligodendrosit, membentuk insulasi sarung mielin akson dalam sistem saraf pusat.

uatu oligodendrosit memiliki beberapa proyeksi yang memanjang, masing-masing

seperti gulungan jeli menyelubungi suatu bagian dari suatu akson saraf penghubung

untuk membentuk segmen-segmen mielin.

3. Sel ependimal, melapisi ruang-ruang dalam sistem saraf pusat (ventrikel dan sentral

kanal). Sel ventrikel mampu memproduksi cairan serebrospinal.

4. Mikroglia, berfungsi sebagai pembersih sistem saraf pusat, sebab mikroglia ini

merupakan sel-sel fagositik yang dilepas oleh jaringan saraf pusat. Sel-sel mikroglia

dalam keadaan normal bersifat pasif, dan akan menjadi katif bila terjadai infeksi atau

luka pada sistem saraf pusat.

Sel-sel glial masih memiliki kemampuan membelah diri, oleh karena itu kebanyakan

tumor otak berasal dari sel-sel glial (Gliomas)edangka sel-sel saraf telah kehilangan

kemampuanya untuk membelah diri.

Page 11: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

11

Gb. 4 jenis utama sel glial

B. PELINDUNG SISTEM SARAF

Sistem saraf pusat sangat gampang rusak, sehingga diperlukan perlindungan dari

gangguan luar. Ada empat lapis pelindung system saraf pusat, yaitu:

1. Tulang kepala, merupakan lapisan pelindung paling luar yang berfungsi untuk

melindungi otak, dan tulang belakang yang melindungi medulla spinalis (sumsum

tulang belakang) dari gangguan mekanis (benturan, tekanan, dsb).

2. Meninges, yang berfungsi untuk memberi makanan pada sistem saraf pusat, dan

terletak di antara tulang dan jaringan saraf.

Meninges terdiri dari 3 lapis membran, yaitu dura mater, arahnoid mater, dan

piamater :

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

a. Duramater; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai

endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang

kepala. Diantara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.

b. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-

labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam

Page 12: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

12

cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput

arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan

mekanik.

c. Piamater. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-

lipatan permukaan otak (Anonim, 2009).

Gambar : Meninges of the central nervous system: dura mater, arachnoid, and pia

mater.

3. Cairan serebrospinal, yang berfungi sebagai bantalan cair untuk melindungi otak

dan sumsum tulang belakang. Fungsi utamanya menyerap guncangan, sehingga

melindungi system saraf pusat dari benturan dengan tulang yang melindunginya.

Fungsi yang lain adalah memegang peranan dalam pertukaran zat antara cairan

tubuh dengan otak. Cairan serebrospiral dibentuk sebagai hasil dari mekanisme

transport selektif melalui membran pleksus khoroid. Komposisi cairan serebrospinal

berbeda dengan plasma darah, misalnya cairan serebrospinal mengandung K+

rendah dan Na+ lebih tinggi yang membuat suatu lingkungan yang ideal untuk

difusi ion kearah konsentrasi rendah.

4. Penghalang darah otak, yang berfungsi untuk membatasi masuknya zat-zat

berbahaya ke dalam jaringan otak yang mudah rusak. Penghalang darah otak

merupakan system kapiler darah di dalam otak, melindungi otak melalui mekanisme

pertukaran zat antara darah dan cairan interstisial otak secara selektif. Penghalang

darah otak terdiri atas faktor anatomi non fisiologis. Dinding kapiler di seluruh

tubuh dibentuk dari satu lapis sel dan terdapat lubang atau pori-pori di antara sel-sel

penyusun dinding kapiler yang memungkinkan terjadinya pertukaran zat secara

bebas antara plasma dengan cairan intertesial.

Page 13: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

13

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf adalah satu dari dua system control utama tubuh selain system endokrin. System

sraf di bentuk oleh jaringan interaktif kompleks dari tiga jenis dasar sel saraf – neuron aferen,

neuron aferen, dan antar neuron. Susunan system saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan

korda spinalis, yang menerima masukan mengenai lingkungan internal dan ekstenal, dari

neuron aferen. SSP mengolah msukan ini, kemudian memulai pengarahan yang sesuai

neuron-neuron eferen, yang membawa instruksi ke kelenjar atau otot untuk melaksanakan

respon yang diinginkan beberapa jenis gerakan. Banyak aktifitas yang dikontrol oleh system

saraf diarahkan untuk mempertahankan homeostasis. Secara umum, systemsaraf bekerja

melalui sinyal listrik untuk mengontrol repon tubuh yang cepat.

SUSUNAN SARAF PUSAT :

1. Encephalon (otak)

Otak besar (cerebrum)

Otak tengah (mechencepalon)

Otak depan (dienchepalon)

Otak belakang : pons varoli, medulla oblongata, dan cerebelum

2. Medulla spinalis

ENCEPHALONE (OTAK)

Otak terletak didalam rongga kranium tengkorak. Otak berkembang dari sebuah

tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran, otak awal yang disebut otak

depan (dienchepalon), otak tengah (mechencepalon) dan otak belakang (pons Varoli, medulla

oblongata dan cerebellum).

-CEREBRUM

Cerebrum, yang benar-benar merupakan bagian terbesar dari otak manusia, dibagi

menjadi dua belahan yaitu hemisfer cerebrum kiri dan kanan. Keduanya dihubungkan satu

sama lain oleh korpus kaalosum, suatu pita tebal yang mengandung sekitar tiga ratus juga

akson saraf melintang diantara kedua saraf.

Otak besar, memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan mengandung ratusan juta neuron.

Korteks ( bagian luar ) serebrum berwarna abu-abu, disebut subtansi grissea dan medulla

(bagian Dalam) berwarna putih, disebut subtansi alba.

Page 14: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

14

Serebrum terdiri atas lobus-lobus, yaitu:

a. Lobus Frontalis berperan dalam pengendalian gerak otot motorik dan bagian yang

berperan dalam pengendalian saraf sensorik

b. Lobus Temporalis berperan dalam system pendengaran

c. Lobus Oksipitalis berperan dalam system penglihatan

d. Lobus Parietalis terbentuk karena adanya suatu lekukan, peka terhadap perubahan

yang berhubungan dengan panas, dingin, tekanan, dan sentuhan pada alat indra dikulit

- MECHENCEPALON

Otak tengah berperan dalam refleks mata membuat pergerakan mata, mengangkat

kelopak mata, memutar mata, pusat pergerakan mata serta kontraksi otot terus menerus.

- DIENCHEPALON

Otak depan terdiri dari dua lobus :

a. Talamus, berfungsi menerima rangsangan yang berasal dari reseptor (kecuali

bau) ke area sensori cerebrum, serta melakukan persepsi rasa sakit dan

menyenangkan

b. Hipotalamus, merupakan pusat koordinasi system saraf otonom.hipotalamus

berfungsi mengatur suhu tubuh pada organisme homoitermal.hipotalamus

berfungsi mengatur rasa ngantuk, mengatur emosi, kadar air dalam tubuh,

kegiatan reproduksi, tekanan darah, dan kadar gula dalam darah.

- OTAK BELAKANG

a. Pons varoli, merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri

dan kanan, serta menghubungkan otak besar dengan sum-sum tulang belakang.

b. Terletak dibagian belakang dibawah otak besar. Otak kecil berfungsi

mengkordinasikan kerja otot, tonus otot, keseimbangan dan posisi tubuh. Otak

kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan diotak kecil,

maka semua gerakan otot dapat dikoordinasikan.

c. Medulla Oblongata menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang.

Medulla oblongata berperan dalam mengatur denyut jantung, penyempitan

pembuluh darah, gerakan menelan, batuk, bersin, bersendawa, dan muntah-

muntah. Bagian medulla oblongata yang menghubungkan sumsum tulang

belakang dan otak disebut Pons yang berperan dalam pengatur pernafasan

Page 15: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

15

- MEDULLA SPINALIS

Medulla spinalis terletak memanjang dalam rongga tulang belakang hingga diantara

ruas tulang belakang (Vertebra Lumbalis ) kedua. Dibagian tengah berkas saraf ini

terdapat saluran berisi cairan serebrospinal. Medulla Spinalis berperan dalam terjadinya

refleks.

NERVUS CRANIAL

Semua nervus cranial mempunyai hubungan dengan braim sterm kecuali N-I (nervus

cranial), N-II (Nervus optikus) yang merupakan bagian dari otak :

1. N. Olfaktorius(N.I) adalah saraf sensoris sebagai persepsi penciuman (penghirup)

saraf ini berasal dari epithelium olpaktori mukosa nasal mengarah ke bulbus

olpaktorius sampai ke lobus temporalis

2. N. optikus (N.II) adalah saraf sensori untuk persepsi penglihatan

3. N. Occulamotoris (N.III). saraf motorik untuk bola mata dan saraf sensorik otot bola

mata

4. N. Trochlearis (N.IV). saraf motorik m. oblikus superior bola mata dan saraf sensorik

spindle otot informasi indra m.Oblikus superior

5. N. Irigeminus. (N.V) saraf sensorik pada wajah, cavum nasi dan cavum oris.

6. N. Abduchens. (N.VI). saraf motorik m. Rektus lateralis bola mata dan sensori

proprioseptif M. Rektus Lateralis menuju ke pons.

7. N. Pachialis (N.VII). saraf motoris otot-otot ekspresi wajah dan saraf sensori reseptor

pengecapan 2/3 bagian anterior lidah.

8. N. Vestibulocoglearis. (N.VIII). saraf sensori untuk indra pendengaran dan

keseimbangan

9. N. Glosoparingeus. (N.IX). saraf motoris untuk otot bicara dan menelan, saraf sensori

untuk bagian posterior lidah, paring dan laring.

10. N. Pagus. (N.X). saraf motorik untuk hamper semua organ toraks dan abdomen saraf

sensoris untuk parings, larings, trachea, oesepagus, cord an visera abdominalis.

11. N. Aksesorius. (N.XI). saraf motoris untuk otot volunteer, parings dan larings. M.

Trafesius dan M. Sternocleidomastodeus, saraf sensoris sama dengan inervasi saraf

motorik

12. N. Hipoglosus. (N.XII). saraf motorik otot lidah dan saraf sensorik untuk spindle otot

lidah.

Page 16: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

16

Sistem Saraf Tepi

Merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan sistem saraf

pusat. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sistem saraf sadar) dan sistem saraf

otonom (sistem saraf tidak sadar).

1. Sistem saraf sadar/somatik

Merupakan system saraf yang kerjanya berlangsung secara sadar/diperintah oleh otak.

Bedakan menjadi dua yaitu :

a. Saraf-saraf kepala (Cranial nerves)

Terdiri dari 12 pasang saraf cranial.

b. Sistem saraf sumsum spinalis

Merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinali (sumsum tulang

belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula spinalis.

31 pasang saraf medula spinalis yaitu :

Page 17: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

17

Sistem saraf somatik terdiri dari serabut-serabut saraf motorik yang menginervasi otot

rangka. Badan sel neuron motorik terletak didalam tanduk ventral korda spinalis, aksonnya

langsung menuju ke otot rangka. Neuron motor hanya dapat mengaktifkan otot rangka, tidak

dapat menghambat seperti system saraf otonom. Penghambatan hanya dapat dilakukan

melalui aktifasi input sinaptik inhibitori ke badan-badan sel dan dendrite dari neuron motor

yang menginervasi otot rangka. Sistem Saraf Somatik bertanggung jawab terhadap kendali

dari sistem saraf motorik dan sistem saraf sensorik.

Sistem saraf somatik dipandang sebagai control sadar, tetapi banyak aktifitas otot

rangka, misalnya yang mengatur postur tubuh dan keseimbangan dikontrol oleh bawah sadar.

Misalnya kita dapat menentukan ingin mulai berjalan, tetapi kita tidak sadar pengaruh

berbagai kontraksi dan relaksasi otot yang terlibat, sebab gerakan ini dikoordinasi secara

tidak sadar oleh pusat bawah sadar.

Jalur saraf untuk gerak sadar terdiri atas rangkaian sebagai berikut:

1. Reseptor

2. Saraf sensoris

3. Traktus naik (suatu saraf penghubung dalam korda spinalis yang menuju otak)

4. Otak

5. Traktus turun

6. Saraf motor

7. efektor

Fungsi reseptor adalah sebagai pengubah bentuk energy (transducer), yaitu dari

energy stimulus menjadi energy bioelektrik.

Prosesnya adalah sebagai berikut: stimulus akan menyebabkan depolarisasi pada

membrane sel reseptor, dan apabila depolarisasi ini mencapai potensial ambang, maka pada

saraf sensoris akan terjadi impuls untuk dirambatkan.

Page 18: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

18

Reseptor sifatnya spesifik, artinya hanya akan merespon stimulus yang cocok saja.

Apabila stimulus yang mengenai reseptor tersebut tidak cocok, maka reseptor tidak akan

mengubahnya menjadi energy elektrokimia impuls saraf.

2. Sistem saraf otonom

Berbeda dari sistem saraf somatik yang hanya terdiri atas satu saraf motor, system

saraf otonom terdiri atas dua rantai neuron, yaitu neuron praganglionik dan pascaganglionik.

Badan sel dari neuron praganglionik terletak dalam system saraf pusat (otak atau korda

spinalis). Aksonnya, sebagai serabut proganglionik bersinapsis dengan badan sel neuron

kedua yang terletak dalam ganglion di luar system saraf pusat. Akson saraf kedua yang

disebut serabut pascaganglionik menginervasi efektor.

Sistem saraf otonom terdiri atas dua macam, yaitu system saraf simpatetik dan system

saraf parasimpatetik. Badan-badan sel serabut saraf simpatetik berada dalam korda spinalis

daerah toraks dan daerah lumbar, oleh karena itu serabut saraf simpatetik disebut juga serabut

saraf thorakolumbar. Pada umumnya serabut saraf praganglionik simpatetik sangat pendek,

bersinapsis dengan badan sel saraf pascaganglionik dalam ganglia (rantai ganglion

simpatetik) yang terletak di samping kanan dan kiri korda spinalis. Beberapa serabut

praganglionik simpatetik melewati rantai ganglion simpatetik tanpa bersinapsis dengannya,

namun bersinapsis dengan ganglia kolateral simpatetik yang terletak kir-kira di tengah-tengah

antara system saraf pusat dengan efektor, yang kemudian disambung oleh serabut

pascaganglionik simpatetik.

Page 19: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

19

Badan sel neuron praganglionik parasimpatetik berada dalam otak dan korda spinalis

bagian sacral, oleh karena itu serabut saraf parasimpatetik disebut juga sebagai serabut saraf

kraniosakral. Serabut saraf praganglionik parasimpatetik lebih panjang daripada serabut saraf

praganglionik simpatetik. Ganglionnya disebut terminal ganglion yang terletak dekat atau

pada organ efektor, sehingga serabut pascaganglioniknya sangat pendek. Serabut

praganglionik simpatetik maupun parasimpatetik membebaskan neurotransmiter yang sama,

yaitu asetilkolin (ACh), serabut demikian disebut serabut Kollnergik, sedangkan serabut

pascaganglioniknya membebaskan neurotransmitter yang berbeda. Serabut pasca ganglionik

simpatetik membebaskan noradrenalin atau norepineprin (serabut demikian disebut serabut

adrenergik), sedangkan serabut pascaganglionik parasimpatetik membebaskan asetilkolin.

Sistem saraf otonom mengatur aktivitas organ viseral secara tidak sadar, seperti

sirkulasi pencernaan, pernafasan, ekskresi, dsb. Oleh karena itu system saraf otonom

ditetapkan sebagai system saraf tidak sadar.

Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik bersama-sama menginervasi terutama

organ viseral. Umumnya sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik memberikan pengaruh

yang berlawanan pada suatu organ . misalnya stimulasi simpatetik meningkatkan kecepatan

denyut jantng, sebaliknya stimulasi parasimpatetik menurunkannya. Stimulasi simpatetik

memperlambat gerak saluran pencernaan makanan, sebaliknya stimulasi parasimpatetik

Page 20: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

20

meningkatkannya. Jadi nampak bahwa satu sistem tidak selalu berfungsi meningkatkan dan

yang lain menghambat, tetapi yang jelas keduanya bekerja berlawanan pada suatu organ.

Keuntungan kontrol yang berlawanan tersebut adalah memungkinkan mengontrol

aktivitas suatu organ secara tepat. Ibarat mengontrol kecepatan mobil yang sedang berjalan,

maka kedua sistem saraf otonom berfungsi sebagai gas dan rem. Kalau kecepatan mobil

turun, maka gas ditingkatkan, sebaliknya kalau kecepatan mobil melebihi kecepatan yang

dikehendaki, maka gas dikurangi dan rem diinjak.

3. Gerak Refleks

Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa disadari.

Terdapat dua macam refleksi :

1. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu tanpa dipelajari, misalnya refleks

menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata.

2. Refleks yang dipelajari, atau refleks yang dikondisikan (conditioned reflex), yang

dihasilkan dari belajar.

Rangkaian jalur saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks disebut lengkung refleks,

yang terdiri atas 5 komponen dasar:

1. Reseptor

2. Saraf aferen

3. Pusat pengintegrasi

4. Saraf eferen

5. Efektor

Reseptor merespon stimulus yang merupakan perubahan fisik atau kimia di

lingkungan sekitar. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan potensial aksi yang

akan diteruskan oleh saraf aferen ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak yang

lebih tinggi memproses refleks yang dipelajari. Pusat pengintegrasi memproses semua

informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor (otot atau kelenjar) yang

melaksanakan respon yang diinginkan.

Suatu refleks spinal dasar adalah salah satu refleks yang diintegrasikan oleh sumsum

tulang belakang, sebab semua komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke

respon eferen berada dalam sumsum tulang belakang. Refleks menarik tangan yang tersentuh

benda panas merupakan contoh refleks spinal dasar. Energi panas yang diterima reseptor

panas pada jari diubah menjadi potensial aksi yang merambat melalui system saraf ke

sumsum tulang belakang. Dalam sumsum tulang belakang, saraf aferen ini bersinapsis

dengan beberapa saraf penghubung, ada saraf penghubung yang menuju otak dan ada saraf

Page 21: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

21

yang bersinapsis dengan saraf eferen ke efektor. Potensial aksi yang melalui jalur eferen ke

efektor akan menghasilkan gerak menarik jari tangan, sedangkan yang menuju ke otak

menghasilkan kesadaran apa yang terjadi dan rasa panas.

Refleks menarik tangan yang kena benda panas (withdrawal reflex)termasuk refleks

polisinaptik, sebab refleks jenis ini melibatkan banyak sinaps. Hanya ada satu refleks yang

lebih sederhana daripada withdrawal reflex, yaitu refleks regangan (stretch reflex) yang

merupakan refleks monosinaptik, karena dalam lengkung refleksnya hanya ada satu sinaps

yaitu antara saraf aferen langsung dengan saraf eferen. Contoh refleks monosinaptik adalah

refleks patela.

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: MAKALAH SISTEM SARAF EDIT.doc

22

Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah

Menengah

Pearche, Evelyn. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel kes Sistem. Edisi 2. Jakarta :

EGC